-->

DAMPAK DAN UPAYA MEREDAM STRES PANAS PADA AYAM

Mekanisme unggas melepaskan panas. (Foto: Istimewa)

Unggas termasuk ayam petelur, pedaging, dan pejantan merupakan hewan berdarah panas (homoiterm). Pada saat dewasa unggas akan mampu mempertahankan suhu tubuhnya terhadap lingkungan. Saat suhu lingkungan tinggi, unggas akan berusaha menurunkan suhu tubuhnya, pun demikian sebaliknya saat suhu lingkungan rendah (dingin) tubuh unggas akan berusaha menaikkan suhu tubuhnya. Suhu tubuh unggas yang ideal berkisar 40,6-41,7° C.

Suhu Lingkungan Semakin Panas
Tahun 2024 secara resmi tercatat sebagai tahun terpanas dalam sejarah. Ini juga menjadi tahun pertama dalam sejarah dimana suhu rata-rata bumi melampaui 1,5° C di atas tingkat praindustri (Kompas.com).

Selama tahun kemarin berbagai rekor global lainnya juga terpecahkan. Peneliti mencatat peningkatan signifikan pada kadar gas rumah kaca di atmosfer, suhu udara, serta suhu permukaan laut. Suhu rata-rata global di 2024 mencapai 15,10° C, yakni 1,6° C lebih tinggi dibandingkan rata-rata pada periode referensi praindustri (1850-1900). Angka ini juga 0,72° C lebih tinggi dibandingkan suhu rata-rata bumi dari 1991-2020. Sejak 1967, suhu rata-rata global terus meningkat, memuncak pada rekor panas di 2024.

Bagaimana suhu di Indonesia? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat hasil pengamatan periode 22-29 September 2023, suhu maksimum harian di beberapa wilayah Indonesia mencapai 35-38° C pada siang hari.

Dampak Peningkatan Suhu terhadap Unggas
Unggas (ayam) adalah hewan berdarah panas yang tidak memiliki kelenjar keringat. Pada saat suhu lingkungan meningkat maka ayam akan berusaha beradaptasi dan menjaga suhu tubuhnya tetap ideal. Tentu ini membutuhkan effort besar, yang sedikit banyak berpengaruh terhadap produktivitas maupun performa ayam.

Dampak paling fatal adalah kematian (sudden death). Hal ini terjadi pada saat ayam sudah tidak bisa mempertahankan suhu tubuhnya. Saat suhu lingkungan tinggi, kelembapan tinggi, dan tidak ada pergerakan angin (kecepatan angin) maka ayam akan mengalami stres panas (heat stress). 

Upaya Unggas Mempertahankan Suhu Tubuh Ideal
Suhu yang dirasakan tubuh ayam (suhu efektif) sangat dipengaruhi suhu lingkungan, kelembapan udara, dan kecepatan angin. Ketiga faktor ini... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Januari 2025.

Ditulis oleh:
Hindro Setyawan SPt 
Technical Support-Research and Development PT Mensana

STRATEGI LAMPUNG DALAM MENGENDALIKAN PMK: SINERGI PEMERINTAH, SWASTA, DAN MASYARAKAT

Vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Provinsi Lampung dilakukan secara masif, kerjasama pemerintah dan Gapuspindo.
Vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Provinsi Lampung dilakukan secara masif, kerjasama pemerintah dan Gapuspindo. (Foto: Istimewa)

Kesiapsiagaan tim Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung dalam mencegah merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) patut diacungi jempol. Tercatat per tanggal 18 Januari 2025 sudah tidak terlaporkan dan terkonfirmasi positif ternak yang bergejala klinis (nol kasus).

Faktor utama di balik keberhasilan pengendalian PMK ini adalah percepatan vaksinasi dan pengobatan yang dilakukan sejak awal tahun. “Situasi ini tercapai berkat kerja keras bersama antara banyak pihak baik itu pemerintah, swasta maupun masyarakat serta stakeholder terkait dalam upaya pengendalian PMK di Lampung,” tutur Ir Lili Mawarti MSi selaku Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung.

Vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak di Provinsi Lampung dilakukan secara masif. Kegiatan serentak dilaksanakan pada Kamis, 16 Januari 2025 di Desa Kesumadadi, Kecamatan Bekri.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Pj Gubernur Lampung, Samsudin didampingi Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI (Dr Drh Agung Suganda MSi), Sekretaris Daerah Kabupaten Lampung Tengah (Kusuma Riyadi), Pj Pegendalian PMK Lampung (Tri Melasari SPt MSi), Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung (Ir Lili Mawarti MSi), Kepala Dinas Perkebunan Peternakan dan Perikanan Kabupaten Lampung Tengah (Surahman SP MM), Kepala Balai Veteriner Lampung (Drh Suryantana MSi), serta Pelaksana Teknis Kesehatan Hewan Provinsi serta Kabupaten Lampung Tengah.

“Pelaksanaan program vaksinasi ini merupakan tindak lanjut dari hasil rapat koordinasi pada 9 Januari 2025 yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI,” ungkap Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung, Drh Anwar Bahri.

Momen bersama setelah Rapat Koordinasi PMK dengan tim Kabupaten/Kota Lampung.
Momen bersama setelah Rapat Koordinasi PMK dengan tim Kabupaten/Kota Lampung. (Foto: Istimewa)

Dalam kesempatan yang sama, Ir Didik Purwanto selaku Ketua Dewan Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo) mengemukakan terdapat 11 perusahaan penggemukan di provinsi Lampung yang melakukan kegiatan vaksinasi antara lain PT Karunia Agro Sentosa Abadi, PT Pramana Austasindo Mahardika, PT Great Giant Livestock Company, PT Indo Prima Beef, PT Guna Bakti Usaha di Kabupaten Lampung Tengah; PT Juang Jaya Abadi Alam, PT Ranso Walferindo di Kabupaten Lampung Selatan dan PT Mitra Bumi Agung di Kabupaten Lampung Timur.

“Perusahaan penggemukan di Provinsi Lampung siap melaksanakan kegiatan tersebut sebagai bentuk komitmen dan kepedulian kami untuk menjaga ternak, khususnya di sekitar perusahaan terhindar dari PMK dan Provinsi Lampung pada umumnya,” terang Didik. 

Sebelumnya di tanggal 27 Desember 2024, dilaporkan adanya kasus PMK di Kabupaten Lampung Tengah dan kabupaten Lampung Timur dan telah terkonfirmasi positif PMK oleh Balai Veteriner Lampung pada 31 Desember 2024. 

Jumlah kasus PMK terlaporkan di Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (iSIKHNAS) adalah 213 ekor (Kabupaten Lampung Tengah 200 ekor; Kabupaten Lampung Timur 13 ekor) dan telah dilakukan potong paksa sejumlah 20 ekor di Kabupaten Lampung tengah. Pihak Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung melakukan penanganan dengan respon cepat berupa pengobatan, vaksinasi, disinfeksi, KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) dan pengetatan lalu lintas ternak.

Narasumber

Koordinasi Lintas Sektoral, Kunci Pengendalian PMK

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung berperan serta dalam upaya pencegahan PMK dengan melaksanakan program-program sebagai berikut : 1) Vaksinasi pada ternak yang sehat; 2) Pengobatan ternak yang sakit; 3) Melaksanakan biosekuriti di pasar hewan, kendaraan pengangkut hewan, lingkungan kandang ternak dan pekerja di lingkungan peternakan; 4) Kontrol lalu lintas ternak, terutama daerah yang tertular PMK; 5) KIE PMK kepada peternak dan pelaku usaha untuk melakukan upaya pencegahan dan pengendalian secara mandiri.

Lili Mawarti menambahkan koordinasi lintas sektoral merupakan kunci penting dalam pengendalian PMK di Provinsi Lampung. “Pemerintah Provinsi Lampung sejak dini melakukan investigasi penyakit PMK, surveillance dan pengujian laboratorium untuk peneguhan diagnosa kasus di lapangan terutama dengan Balai Veteriner Lampung,” jelas Lili. Didukung Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota se-Provinsi Lampung serta Balai Karantina Ikan Hewan dan Tumbuhan Lampung untuk kontrol lalu lintas ternak, baik yang masuk maupun keluar Lampung. 

Lesson learned dari kasus PMK di Indonesia saat ini adalah bagaimana kita berkolaborasi dan saling men-support dalam pengendaliannya,” imbuh Anwar Bahri. Kasus PMK tidak menjadi tanggung jawab pemerintah semata namun dibutuhkan saling keterbukaan dan kepercayaan untuk mengendalikan PMK, karena risiko dari PMK terhadap ekonomi dan perdagangan antar negara berdampak besar. Mari saling membuka diri untuk bekerjasama dalam pengendalian PMK di Indonesia. # Ternak Sehat, Vaksinasi # Ternak Sakit, Obati # PMK, Kita Atasi # Peternakan Hebat - Lampung Kuat # (ADV)

PENGIRIMAN PRODUK PAKAN PERTAMA MELALUI KORIDOR TRANSPORTASI UTARA-SELATAN TELAH TEREALISASI

Via Wikipedia

1.500 ton pertama bungkil bunga matahari telah dikirim melalui koridor transportasi internasional Utara-Selatan, ungkap monopoli kereta api Rusia RZD.

Sejumlah uji coba bungkil bunga matahari dari salah satu perusahaan pertanian terkemuka Rusia telah dikirim ke Azerbaijan, kata RZD.

“RZD terus berupaya memodernisasi solusi transportasi menggunakan koridor Utara-Selatan di tengah meningkatnya minat dari para pengirim barang,” kata Vera Vtorigina, direktur cabang RZD.

Koridor Utara-Selatan merupakan rute sepanjang 7.200 km untuk mengangkut barang antara India, Iran, Azerbaijan, Rusia, Asia Tengah, dan Eropa, yang membentang dari St Petersburg hingga Mumbai.

Dalam beberapa tahun mendatang, monopoli kereta api Rusia menargetkan perluasan penggunaan koridor Utara-Selatan untuk meningkatkan ekspor produk pakan ke Iran, Turki, dan Pakistan.

“Koridor transportasi internasional menyediakan koneksi yang efektif antara negara-negara di kawasan Eurasia, yang berkontribusi pada pengembangan hubungan perdagangan dan ekonomi,” kata Vtorigina.

Dimulai pada tahun 2000, koridor Utara-Selatan dirancang untuk menjadi rute transportasi utama yang membentang dari Eropa hingga India. Waktu pengiriman diperkirakan berkisar antara 15 hingga 24 hari, dibandingkan dengan 30 hingga 45 hari melalui Terusan Suez.

Pada tahun 2021, otoritas Rusia memproyeksikan bahwa perputaran kargo pada rute tersebut diperkirakan akan melonjak hingga 30 juta ton per tahun pada tahun 2025, yang sebagian besar terdiri dari produk pertanian.

Namun, koridor tersebut kekurangan volume kargo, ungkap Alexander Sharov, direktur Rusiranexpo, sebuah perusahaan logistik, saat berbicara dalam sebuah konferensi industri pada akhir tahun 2024.

“Hanya ada sedikit kargo. Jika kita tidak mengambil angka abstrak dari konferensi dan forum tetapi volume kargo riil yang dikirim, jumlahnya sedikit. Seberapa sedikit? Tidak diketahui. Statistik ditutup karena sanksi, baik dari Rusia maupun Iran,” kata Sharov.

RZD menekankan bahwa pihaknya berencana untuk menggunakan koridor transportasi tersebut untuk meningkatkan pengiriman ke negara-negara sahabat. Rusia dapat memanfaatkan rute baru tersebut untuk mengalihkan beberapa produk pakan yang sebelumnya diekspor ke Eropa ke pasar baru.

Sejak 1 Juli 2025, Uni Eropa memberlakukan bea masuk perlindungan pada berbagai komoditas pertanian asal Rusia dan Belarusia. Secara khusus, bea masuk untuk gandum lunak ditetapkan sebesar €95 per ton, gandum durum — €148, bea masuk untuk gandum hitam dan jelai sebesar €93, dan biji minyak, minyak, dan pulp — 50% dari nilai bea cukai.

Langkah ini membuat pasar Rusia dipenuhi dengan sejumlah besar produk seperti rapeseed, tepung bunga matahari, dan pulp bit gula, yang sebelumnya sebagian besar diekspor ke Eropa.

SUKARLI SPT MSI KELOLA STRES DENGAN DUHA DAN TAHAJUD

Sukarli bersama istri, dua putra dan dua putrinya
Sukarli bersama istri, dua putra dan dua putrinya.

“Salat duha dan tahajud adalah obat stres paling ampuh,” ungkap Sukarli SPt MSi saat dihubungi Infovet di tengah kesibukannya sebagai Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumatra Barat (Disnakkeswan Sumbar).

Profesi seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan salah satu bentuk pengabdian yang memerlukan ketulusan. Selain itu pentingnya memberikan teladan yang baik dalam setiap pekerjaan yang dilakukan, terutama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Besarnya tekanan pekerjaan dalam rutinitas sehari-hari, dinilai banyak berpengaruh terhadap kesehatan seseorang. Tak hanya kesehatan jasmani atau fisik, kesehatan mental disebut banyak dikeluhkan oleh masyarakat dewasa ini.

Menurut Sukarli, membaca beberapa jurnal penelitian bahwa ibadah sunah salat duha merupakan terapi spiritual yang efektif meningkatkan ketenangan sekaligus menangkal stres.

Pria kelahiran 24 Oktober 1972 ini juga menekankan pentingnya memanfaatkan waktu dengan baik. “Waktu terus berjalan dan tidak akan pernah kembali. Oleh karena itu jangan sia-siakan dan jangan menunda pekerjaan. Artinya jika kita ingin menikmati hasil pekerjaan, maka berdamailah dengan waktu,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa apapun jabatan dan tugas yang sedang diemban, berusahalah untuk menikmati dan upayakan tidak menjadikannya beban.

“Jangan mengerjakan pekerjaan sendiri, tapi setiap pekerjaan bagi habis dengan tim. Tugas kita adalah memastikan tim bekerja sesuai dengan bidang tugas dan tanggung jawabnya,” ucap dia.

Sebagai kepala dinas, Sukarli juga memegang teguh integritas dan berkeyakinan pentingnya menjadi role model.

“Seorang pemimpin tidak sekadar memberi perintah, akan tetapi harus mampu mendengar masukan dan kritik. Kemudian lakukan cek dan ricek setiap informasi,” imbuh alumni S1 Prodi Produksi Ternak IPB tahun 1995 ini.

Ketika staf mengalami kesulitan, pemimpin juga mesti berani mengambil tanggung jawab dan setiap tugas staf harus dapat dipertanggungjawabkan. “Jadilah pemimpin bukan pimpinan, karena berbeda,” tambahnya.

Pengalaman Kerja

Sukarli telah memiliki banyak pengalaman bekerja sebagai konsultan, salah satunya di UPT Transmigrasi Bertak Serdang SP 1 Sumatra Selatan untuk pengembangan ayam buras.

Alumni S2 Perencanaan Pembangunan Universitas Andalas (Unand) ini juga pernah menjadi Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum di SMA Pandu di Cibungbulang Kabupaten Bogor dan dosen Statistik dan Matematika Ekonomi di Fakultas Ekonomi Unand.

Sebelum memperoleh amanah sebagai Kepala Disnakkeswan Sumbar, Sukarli berkarir dalam fungsional ASN pada tahun 2000 di Pemda Kabupaten Pesisir Selatan.

Ayah empat orang anak ini kemudian dilantik sebagai Kepala Dinas Pangan di Kabupaten Pasaman Barat pada 2017. Jenjang selanjutnya bertanggung jawab menjadi Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan Kabupaten Pasaman Barat di 2018.

Pada 2022 sampai dengan 2023, ia dipercaya sebagai Sekretaris Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumbar. Pada Maret 2023 hingga sekarang, Sukarli menjabat sebagai Kepala Disnakkeswan Sumbar.

Lingkungan Kerja yang Ramah

Dalam mengelola manajemen serta upaya menciptakan lingkungan kerja yang ramah, dari pengalamannya Sukarli sedari awal mempelajari Tupoksi. Selanjutnya melakukan pemetaan organisasi yang meliputi aspek pengembangan SDM, target kinerja, dan rencana kerja.

Ditambah dengan membangun tim efektif yang disesuaikan dengan tupoksi masing-masing. “Saya juga terbiasa mengajak diskusi dan melaksanakan capacity building dengan melaksanakan sistem peningkatan diri melalui self assessment,” ujar Sukarli.

Sistem self assessment merupakan proses mengevaluasi diri sendiri secara jujur dan objektif, baik dalam konteks personal maupun profesional. “Pemberian reward dan punishment kepada setiap staf sesuai hasil kinerja tentunya diterapkan, dengan berbagai pertimbangan yang objektif,” tegas pria yang memiliki hobi membaca buku ini.

Diskusi dengan Peternak

Setiap melakukan perjalanan dinas ke daerah, kegiatan pertama yang dilakukan Sukarli adalah melihat langsung aktivitas petani dan peternak. Ia juga mengadakan diskusi (in-depth interview) terkait kegiatan petani dan peternak di lapangan.

Disnakkeswan Sumbar juga rutin melakukan diskusi dan kolaborasi dengan pihak swasta atau pelaku usaha peternakan skala menengah maupun besar, terkait dengan kontribusi terhadap perekonomian Sumbar.

Bisnis peternakan di tahun mendatang, Sukarli memandang memiliki potensi yang sangat besar sebagai salah satu komoditas sumber protein.

“Tugas kita memastikan ketersediaan bahan pangan asal hewan, sekaligus mendukung program minum susu dan makan siang bergizi gratis,” lanjut Sukarli.

Program tersebut menjadi salah satu peluang sekaligus tantangan bagi dunia peternakan. Menghadirkan produk peternakan yang halal juga menjadi salah satu potensi bisnis yang menjanjikan.

“Kita juga harus terus mempersiapkan SDM, memproduksi secara efisien, dan menjual produk sesuai dengan kebutuhan pasar,” pungkasnya. (NDV)

MEREDAKAN STRES PADA UNGGAS

Tubuh unggas yang lebih besar memengaruhi jumlah panas tubuh yang dihasilkan. (Foto: Istimewa)

Unggas sering mengalami stres akibat meningkatnya suhu ruangan kandang yang dapat menjadi masalah terutama pada pemeliharaan unggas di daerah tropis. Stres panas ini akibat unggas mengalami kesulitan dalam membuang panas tubuhnya ke lingkungan, karena unggas tergolong hewan homeotermik (berdarah panas) dengan ciri spesifik tidak memiliki kelenjar keringat dan hampir semua bagian tubuhnya tertutup bulu (Budianto et al., 2017).

Pada unggas yang berusia tua, heat stress menimbulkan efek yang lebih besar ketimbang unggas yang masih muda, hal ini terjadi karena unggas tua telah memiliki bulu yang sempurna sehingga mempersulit laju pembuangan panas tubuhnya. Selain itu, tubuh yang lebih besar memengaruhi jumlah panas tubuh yang dihasilkan. Kondisi stres karena temperatur dingin maupun panas akan mengakibatkan peningkatan proses metabolik tubuh sehingga akan memengaruhi aktivitas hormonalnya, khususnya pada kondisi yang sangat ekstrem (Hayashi et al., 1992).

Cara pemberian pakan baik secara forced-fed maupun adlibitum-fed, akan memberikan pengaruh potensial adanya stres pada unggas. Unggas yang stres akan memproduksi hormon kortikosteron. Hormon yang berasal dari kelenjar adrenal tersebut merupakan obat alami bagi ayam untuk mengurangi rasa stres.

Tetapi ada efek samping yang bisa mengancam kesehatan unggas itu sendiri. Dimana unggas akan melepaskan glukosa ke dalam sistem peredaran darah saat merasa stres yang akan menurunkan cadangan gula di dalam otot dan hati ayam, sehingga terjadi perubahan sistem hormon. Perubahan hormon juga mampu meningkatkan produksi zat radikal bebas di dalam tubuh, sehingga pasokan oksigen ke dalam tubuh ayam ikut terganggu.

Pada kondisi stres, usus juga bisa mengalami perubahan tingkat pH dan memicu ketidakseimbangan mikroorganisme sehingga unggas mudah terserang berbagai penyakit pencernaan.

Stres akan memicu perubahan perilaku, produktivitas menurun, serta imunitas melemah dan akibatnya unggas rentan terserang berbagai macam penyakit. Mengenali gejala stres pada ayam dari perilaku yang tak biasa, seperti ayam mondar-mandir tanpa arah, gelisah, tidak nyaman, hingga peningkatan agresi. Ayam yang stres dapat memicu kanibalisme dan melukai ayam lainnya.

Ada beberapa gejala klinis pada unggas yang sedang stres, antara lain feses berair dan lembek, sesak napas, ayam sering menyendiri, produksi telur menurun signifikan, bentuk telur tidak normal, bulu mudah rontok, dan nafsu makan menurun.

Adapun dampak yang ditimbulkan dari stres pada unggas antara lain:... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Januari 2025.

Ditulis oleh:
Drh Damar
Technical Departemen Manganer
PT Romindo Primavetcom
0812-8644-9471

EDUKASI BUDI DAYA DOMBA MAHASISWA KKN-T IPB UNIVERSITY

Foto bersama dalam sosialisasi SANAK CITAN yang dilaksanakan di Aula Desa Cibitung Wetan, Kabupaten Bogor. (Foto: Istimewa)

Budi daya domba merupakan komoditas utama para peternak di Desa Cibitung Wetan, minimnya literasi peternak menjadi salah satu kendala dalam pengelolaan ternak.  Mahasiswa KKN-Tematik IPB University yang berasal dari Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) dan Fakultas Peternakan (Fapet) menggelar sosialisasi “SANAK CITAN: Sapa Peternak Cibitung Wetan” di Aula Desa Cibitung Wetan, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (14/1/2025).

Sosialisasi menghadirkan dosen Fapet IPB University, Dr Iyep Komala SPt MSi. Kegiatan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak Desa Cibitung Wetan dalam mengelola usaha budi daya domba secara efektif dan berkelanjutan.

Mahasiswa KKN-Tematik IPB University terdiri dari Dimas Fikri Kamandanu, Andanya Chaerunisa Sarasono, Dania Putri Primar Tri Shakila, Nadine Debora Gultom, Anissa Nabila Tsani, Destian Yogi Kustanto, Mutiara Abdiyah, dan Napitupulu Yosefino Rivaldo.

“Dengan program ini para peternak desa mendapatkan ilmu manajemen ternak yang sesuai dan dapat menerapkan ilmu yang didapatkan. Semoga ke depannya melalui kolaborasi dan kerja sama, kita dapat menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan di sektor peternakan ini,” ucap Dimas Fikri Kamandanu.

Manajemen budi daya domba, penggemukan domba, dan kesehatan domba menjadi pembahasan utama. Dr Iyep Komala menyampaikan pentingnya mencatat dan memberikan kode induk kepada ternak dan mengingatkan para peternak untuk mengenali ciri-ciri serta sifat yang dimiliki ternak indukan.

“Merawat domba bukan sekadar bisnis, tetapi seni memahami alam dan menciptakan keseimbangan antara manusia dan hewan. Dari bulu hingga daging, setiap domba adalah berkah yang harus kita jaga dengan bijak,” kata Iyep. 

Lebih lanjut dijelaskan budi daya domba tidak hanya berfokus pada pemilihan pakan, tetapi juga pada pemilihan domba yang tepat, pengaturan kandang, pemberian pakan yang seimbang, dan pengendalian kesehatan yang optimal. Menurutnya pemilihan pakan ternak penting untuk mencegah terjadinya cacingan.

“Rumput hijau segar yang masih basah sebaiknya didiamkan terlebih dahulu sebelum diberikan kepada ternak,” jelasnya.

Ia juga menerangkan perihal jenis penyakit yang kerap diderita domba, yaitu penyakit reproduksi (majir dan tetanus), pernapasan (batuk, pilek, dan pneumonia), metabolisme (keracunan), kembung (bloat), cacingan, kulit (scabies, caplak, dan orf), mata (pink eye), hingga penyakit mulut dan kuku. Penanganan setiap jenis penyakit juga dijelaskan sampai standar pengobatan dan kegunaan jenis obat yang digunakan.

Kegiatan sosialisasi ini juga didukung oleh ILDEX Indonesia, salah satu pameran peternakan internasional lebih dari 40 mancanegara. ILDEX sendiri akan dilaksanakan di International Convention Exhibition (ICE) BSD mulai 17-19 September 2025. Pada sosialisasi ini diadakan doorprize undangan resmi untuk hadir pada ILDEX Indonesia 2025 kepada peserta yang berhasil menjawab pertanyaan dari narasumber.

Para peternak antusias mengikuti sosialisasi dan berharap kegiatan ini dapat dilakukan secara rutin dengan para ahli dan peternak di Desa Cibitung Wetan. “Sangat senang ada kegiatan yang menyentuh para peternak dan memberi edukasi terkait budi daya domba,” ujar Ketua Transfarmers peternak lokal di Desa Cibitung Wetan, Teddy. (INF)

AYAM LUMPUH, PENYEBAB DAN CARA MENGOBATINYA

ayam lupuh

Ayam lumpuh merupakan salah satu masalah yang bisa menimpa peternak. Ayam menjadi sulit berdiri dan berjalan, hanya duduk dan berbaring, tidak bisa menjangkau pakan dan minum. Akibatnya tentu produksi turun.

Penyebab Ayam Lumpuh Karena Faktor Genetik

Jika disebabkan faktor genetik maka sulit dicegah dan ditangani. Solusinya pilih DOC yang berkualitas.

Penyebab Ayam Lumpuh Karena Faktor Infeksius (Penyakit)

Ayam bisa mengalami kelumpuhan ketika terinfeksi virus atau bakteri. Tergantung pada penyakitnya namun gejalanya bisa bertahap sebelum mengalami kelumpuhan, juga bisa ada perubahan anatomi tubuh lainnya.

Gejala yang menyertai kelumpuhan bisa saja lesu, diare, nafsu makan menurun, dan lainnya. Jika lumpuh karena penyakit cirinya biasanya yang terkena lebih dari satu ekor ayam bahkan bisa banyak.

Cara mengobati ayam lumpuh karena penyakit adalah dengan mengobati penyakitnya. Jika penyakitnya disembuhkan maka kelumpuhannya juga diharapkan akan sembuh. Jangan lupa terapkan biosekuriti dengan baik.

Untuk mendapatkan penanganan obat ayam lumpuh yang tepat konsultasikan dengan dokter hewan. Usahakan dokter hewan langganan yang familiar dengan sejarah penyakit di farm.

Penyebab Ayam Lumpuh Karena Faktor Non Infeksius

Faktor non infeksius yang pertama adalah cedera. Terjadinya mendadak dan tidak bergejala. Sebabnya bisa karena terbentur, terinjak, terjepit alas kandang, dan lainnya. Kelumpuhan hanya menimpa ayam yang cedera karena tidak menular.

Ayam juga bisa cedera karena diperlakukan kasar misalnya saat penimbangan, panen, dan vaksinasi. Ayam bisa terluka, bahkan bisa patah tulang.

Cara mengobati ayam lumpuh dengan cepat untuk kasus cedera adalah dengan mengobati cederanya. Ada peternak yang menggunakan minyak urut dan semacamnya. Untuk detailnya bisa menghubungi rekan peternak yang berpengalaman atau lebih baik lagi dokter hewan.

Perbaiki bagian-bagian kandang yang bisa menyebabkan ayam cedera. Misalnya alas kandang yang celah-celahnya terlalu lebar sehingga ayam mudah terperosok dan terjepit bisa diperbaiki. Hilangkan juga bagian dinding dan lantai yang tajam.

Perlakukan ayam dengan baik saat vaksinasi, menimbang, dan sebagainya hingga panen.

Faktor non infeksius kedua adalah defisiensi atau kekurangan nutrisi seperti kalsium, vitamin D3, vitamin B, mangan, dan fosfor. Jadi penting untuk memperhatikan kecukupan nutrisi ayam sejak awal hingga panen.

Penyebab Ayam Lumpuh Karena Lelah Kandang

Lelah kandang atau cage layer fatigue biasa terjadi pada ayam layer. Penyebabnya adalah populasi ayam di dalam kandang terlalu padat melebihi kapasitas.

Sehingga struktur tulangnya rusak dan kaki ayam menjadi lemah untuk digunakan berdiri dan berjalan. Tentu ayam tidak bisa menjangkau pakan dan minum yang menyebabkan kualitas dan produksi telur menurun.

Solusinya kurangi kepadatan ayam hingga mencapai kepadatan ideal. Karantina ayam yang lumpuh di kandang terbuka agar mereka bebas melatih kakinya.

KOMITE PMK IDHSI 2025 DIBENTUK

Sehubungan dengan adanya peningkatan kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di akhir tahun 2024, berdasarkan surat Edaran Menteri Pertanian nomor B03/PK.320/M/01/2025, pengurus Ikatan Dokter Hewan Sapi Indonesia (IDHSI) memutuskan untuk membentuk dan mengaktifkan kembali KOMITE PMK 2025 dengan surat keputusan Ketua IDHSI, Drh Asep Rahmat Khaerudin MPt. Ketua IDHSI menunjuk Drh Deddy Fachruddin Kurniawan, MVet untuk menjadi Ketua dan Drh M Taufiq Fadhullah sebagai sekretaris Komite PMK IDHSI untuk periode tahun 2025.

Tugas dan fungsi KOMITE PMK IDHSI adalah untuk membuat kajian dan memberikan rekomendasi teknis terkait perkembangan PMK. Pada periode sebelumnya (tahun 2022), komite PMK IDHSI berhasil memproduksi berbagai Standard Operational Procedure (SOP) yang menjadi standar nasional dan dapat digunakan oleh khalayak (stakeholders) lingkup peternakan ruminansia.

Anggota Komite PMK IDHSI adalah para ahli dan praktisi yang selama ini terbukti berkompeten dalam menangani PMK di bidang masing-masing. Anggota Komite PMK IDHSI tahun 2025 ini adalah:

  • Prof Dr Drh Suwarno MSi (Ahli Virologi dan Imunologi, FKH UNAIR).
  • Prof Drh Bambang Purwantara MSc PhD (Ahli Reproduksi Hewan, IPB University).
  • Prof Dr drh Mochamad Lazuardi MSi (Ahli Farmakologi Veteriner, FKH UNAIR).
  • Dr Drh Denny Widaya Lukman MSi (Ahli Kesmavet, IPB University).
  • Godfrey Nsereko DVM (Praktisi, KSU Tandangsari).
  • Drh Ajat Sudrajat (Pelaku Bisnis Peternakan Kambing dan Domba, HPDKI).

Tahun 2025 ini, Komite PMK IDHSI mentargetkan untuk merumuskan “naskah akademik” sebagai policy brief bagi pemerintah tentang kejadian PMK di Indonesia. (Rilis/INF)

B-ACT, TARGETED PROTECTION

Bacillus licheniformis DSMZ 28710:

• a unique probiotic strain
• directly targets Clostridiaceae
• stable during palleting and digestion




MENGATASI HEAT STRESS PADA UNGGAS DENGAN ASAM AMINO

Heat stress adalah kondisi dimana terjadi masalah pada termoregulasi dikala unggas menerima atau memproduksi panas yang lebih tinggi dibandingkan yang bisa dikeluarkan. Ini berarti terjadi keseimbangan negatif (negative balance) antara jumlah energi yang mengalir dari tubuh hewan ke lingkungan (Lara and Rostagno, 2013).








YEASENSE: YEAST GLYCOPROTEIN UNTUK MENINGKATKAN PERFORMA PRODUKSI

Yeast glycoprotein untuk meningkatkan performa produksi.
• Reduce the use of AGPs
• Improve intestinal health
• Increase feed intake
• Promote growth




PHIBRO AVIAX 5%

The newest ionophore against Eimeria maxima. An excellent option for anticoccidial rotation programs.





SILOSOLVE FC: INOKULAN BAKTERI TINGKATKAN KUALITAS FERMENTASI & KESTABILAN KONDISI AEROBIK SILASE

SiloSolve® FC adalah inokulan bakteri berbasis sains dan terbukti melalui riset yang diformulasikan bagi semua jenis tanaman untuk silase:

• Membentuk lingkungan aerobik secara cepat dan mencegah terjadinya pembusukan

• Memperbaiki stabilitas kondisi aerobik dan mengurangi penurunan kandungan bahan kering

• Mencapai fermentasi yang sangat baik dan keadaan aerobik yang stabil – bahkan pada umur silase 7 hari





POLRES PELABUHAN MAKASSAR DORONG MASYARAKAT UNTUK MANFAATKAN LAHAN SEMPIT UNTUK BETERNAK AYAM

Beternak di Lahan Sempit Dalam Rangka Meningkatkan Ketahanan Pangan
(Foto : Istimewa)


Polres Pelabuhan Makassar bersama masyarakat sekitar terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung program pemerintah terkait ketahanan pangan. Di tengah keterbatasan lahan perkotaan, mereka berinovasi dengan membangun peternakan ayam petelur. Program ini bertujuan untuk menyediakan sumber pangan bergizi seperti telur segar yang dapat dipanen setiap hari.

Kombinasi semangat gotong royong dan pemanfaatan lahan kecil membuahkan hasil yang besar. Selain menyediakan kebutuhan harian masyarakat, program ini sejalan dengan upaya pemerintah memberikan makanan bergizi kepada anak-anak, baik di rumah maupun di sekolah.

Menurut Kasubsipenmas Polres Pelabuhan Makassar Aipda Adil, peternakan ini juga menjadi inspirasi bagi masyarakat di desa yang memiliki lahan lebih luas untuk ikut berkontribusi dalam mewujudkan swasembada pangan nasional. Dengan memanfaatkan lahan yang ada dan meningkatkan pengetahuan di bidang pertanian serta peternakan, masyarakat diharapkan mampu mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangannya sendiri.

“Inisiatif ini bukan hanya tentang ketahanan pangan lokal, tetapi juga membangun semangat dan kesadaran bahwa kita semua bisa berkontribusi untuk ketahanan pangan nasional. Melalui urban farming seperti ini, kita menunjukkan bahwa lahan kecil pun bisa memberikan manfaat besar,” ujar Adil.

Melalui kolaborasi ini, Polres Pelabuhan Makassar ingin mendorong kesadaran masyarakat untuk lebih aktif dalam memanfaatkan sumber daya yang ada demi masa depan pangan yang lebih baik. Peternakan ayam petelur di kota ini menjadi langkah kecil yang memberikan dampak besar bagi ketahanan pangan masyarakat dan generasi penerus bangsa. (INF)

RATUSAN RIBU BEBEK DI AS AKAN DIMUSNAHKAN AKIBAT FLU BURUNG

Ratusan Ribu Bebek di AS Aakan Dimusnahkan Akibat AI

                                                                                                                                  (Foto : Istimewa)


Lebih dari 100.000 bebek di sebuah peternakan di Negara Bagian New York, Amerika Serikat akan dimusnahkan setelah adanya temuan flu burung, lapor lembaga penyiar ABC News. 

Menurut laporan tersebut, Kamis (23/1), Komisaris Kesehatan Wilayah Suffolk, Gregson Pigott mengatakan telah dilakukan penyelidikan terkait temuan tersebut. Menurutnya, risiko terhadap kesehatan masyarakat masih rendah, karena virus tersebut pada saat ini tidak dapat menular ke sesama manusia.

"Sayangnya, ketika Anda berada di situasi seperti ini, di mana Anda memiliki kawanan yang terinfeksi, obatnya adalah dengan menyuntik mati seluruh kawanan," kata Pigott seperti dikutip laporan tersebut.

Menurut laporan, hingga 17 Januari tidak ada kasus infeksi pada manusia yang tercatat di peternakan tersebut, namun sejumlah pekerja telah diberikan pengobatan untuk mencegah penularan.

Menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) AS, sebanyak 67 kasus flu burung terkonfirmasi tercatat di 10 negara bagian AS sejak April 2024.

Sejauh ini, hanya satu kematian yang dilaporkan pada pasien berusia di atas 65 tahun yang menderita penyakit kronis di Negara Bagian Louisiana. (INF)

PETERNAKAN DI AUSTRALIA BERKOMITMEN LATIH DAN PEKERJAKAN DISABILITAS

Suasana di peternakan ayam "Rise and Shine Pastured Eggs" di Finniss, Australia Selatan

                                                                                                                      (Foto : Istimewa)

Sebuah peternakan di Kota Finniss, Australia Selatan, memiliki misi untuk memberikan lapangan pekerjaan tetap kepada orang-orang dengan disabilitas. Pegawai Rise and Shine Eggs, Jinda Holland, mengidap Sindrom Waardenburg dan tuli pada telinga kirinya. Awal-awal bekerja di peternakan itu, ia sebenarnya tidak suka berada di sekitar ayam. 

“Seiring waktu, giliran kerja saya semakin banyak di peternakan ini. Saya pun mulai menyukai ayam-ayam ini,” kata Holland.

Ia sebelumnya bekerja di industri pariwisata dan di sebuah pabrik, tapi tidak bertahan lama. 

“Mereka tidak memahami disabilitas saya, pendengaran saya, penglihatan saya, dan itu menjadi sebuah tantangan,” kata Holland tentang pekerjaannya dulu.

Gabi Kinsley juga pegawai Rise and Shine Eggs yang memiliki disabilitas. Cukup lama ia memilih untuk tidak memberi tahu atasannya mengenai disabilitas yang ia miliki. Alasannya, agar tidak diperlakukan secara berbeda. “Yang jelas mereka tidak bilang ‘kami tidak ingin [mempekerjakan]mu karena kamu punya disabilitas’, tapi saya merasa seperti itu,” ungkapnya.

Keraguan Kinsley untuk mengakui disabilitasnya secara terbuka tidak mengherankan bagi Tracey Davis, seorang staf pembantu. 

“Sungguh membuat frustrasi bahwa kita memperlakukan orang-orang dengan disabilitas dengan sangat tidak hormat,” ungkap Davis.

Perlakuan buruk dan sedikitnya kesempatan bagi kelompok disabilitas mendorong pemilik Rise and Shine Eggs untuk membuat perubahan. Mereka mempekerjakan beberapa pegawai dengan disabilitas untuk mengerjakan berbagai tugas, dari membuat pagar, merapikan taman, hingga mengumpulkan, membersihkan, menyeleksi dan mengantarkan telur ke kota-kota sekitar.

Kakak-beradik Heather dan Alistair Pearce adalah pemilik peternakan tersebut. Heather adalah seorang terapis okupasi, sementara Alistair memiliki pengalaman di industri pertanian selama puluhan tahun.

“Saya rasa yang menjadi faktor penting adalah bahwa mereka adalah orang-orang yang tidak banyak dipekerjakan, orang-orang yang tidak punya pekerjaan padahal bisa bekerja dan dipekerjakan, tapi tidak pernah benar-benar diberi kesempatan sebelumnya,” imbuh Heather.

Bisnis peternakan mereka sangat sukses, bahkan berencana membuka yang kedua. “Nanti kami ingin mereka bisa melatih orang lain yang ingin bergabung dalam program ini dan menjalankannya melalui semacam program selama 12 minggu, jadi saya rasa ke sanalah tujuan kami,” kata Pearce.

Bagi orang dengan disabilitas seperti Holland, bekerja di peternakan telah mengubah hidupnya. “Pekerjaan ini memberi saya harapan, memberi saya pekerjaan, memberi saya sesuatu untuk dinantikan setiap harinya ketika pergi bekerja,” pungkasnya. (INF)


MEWASPADAI MODUS JAHAT PENJUALAN “DAGING SAPI” (PALSU)

Modus jahat oknum pengoplos daging sapi dengan daging babi untuk mencari keuntungan dengan cara menipu konsumennya. (Foto: RRI)

Modus kejahatan penjualan daging babi hutan yang “disulap” menjadi rupa daging sapi, hampir setiap waktu terjadi. Para pelaku memanfaatkan momen perayaan hari besar keagamaan untuk menjalankan aksinya. Apa saja modusnya?

Bulan suci Ramadan 1446 Hijriah sebentar lagi tiba. Momen yang paling dinanti umat Islam seluruh dunia. Menu olahan daging biasanya menjadi menu favorit pada momen tersebut. Jelang bulan yang suci ini, terkadang ada saja orang yang secara sengaja mencari keuntungan dengan cara yang jahat. Dan, pola ini seolah terus terjadi setiap tahun.

Simak saja kejadian yang belum lama terjadi di salah satu kota di Sumatra. Sebuah rumah yang berlokasi di tak jauh dari Pos Ronda, di wilayah Way Kanan, Provinsi Lampung, tiba-tiba didatangi sejumlah personel kepolisian bersenjata. Waktu masih menunjukkan pukul 10 malam lebih beberapa menit. Sekitar lima polisi berpakaian preman langsung merangsek ke sebuah rumah yang sudah diintai sebelumnya.

Tak ada perlawanan dari penghuni rumah, saat para polisi memasuki rumah tersebut. Mereka tak menyangka rumahnya didatangi polisi secara tiba-tiba. Setelah menginterogasi penghuni rumah, polisi kemudian menggeledah seisi rumah dan pekarangan belakang rumah tersebut.

Hasilnya, sejumlah drum plastik berukuran besar dan ember plastik bekas cat tembok segera diamankan. Drum dan ember tersebut berisi daging segar yang tampaknya siap dijual esok hari. Usai menyita sejumlah barang bukti, dua orang penghuni rumah tersebut juga digiring ke mobil polisi. Kedua pelaku masing-masing yakni BJ (55) dan AA (21) yang merupakan bapak dan anak, warga Way Kanan.

“Kedua tersangka terindikasi jaringan penjual daging babi hutan alias celeng di Lampung Timur dengan cara mengakui sebagai daging sapi dan dijual di bawah harga pasar,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Lampung Timur Ajun Komisaris Polisi (AKP) Faria Arista kepada wartawan, saat itu.

Penangkapan dua orang ini terjadi beberapa bulan lalu, namun masih ada kekhawatiran masyarakat bahwa kasus seperti itu akan terulang. Mungkin karena kasusnya berkaitan dengan daging yang sering dikonsumsi, maka rasa was-was pun selalu membayangi.

Lelaku jahat para pedagang nakal masih saja membayangi konsumen daging sapi di pasaran. Hingga sekarang masih saja ada orang yang mengelabuhi pembeli dengan cara yang merugikan. Mereka bukan hanya melakukan pengoplosan daging sapi dengan daging babi hutan, tetapi juga mengubah daging babi agar tampak seperti daging sapi.

Modus Para Pelaku
Dari kasus ini, kepolisian mengungkap sejumlah modus para pedagang daging babi hutan itu untuk menarik minat dan menipu konsumennya. Kepada polisi, pelaku menyebutkan sejumlah modus jahat yang dilakukan. Ini menjadi alarm bagi masyarakat, khususnya umat Islam.

Dosen Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM), Ir Edi Suryanto,  menyebut peristiwa pencampuran daging sapi dengan daging babi hutan yang berulang-ulang merupakan tindakan kriminal.

“Harus ada tindakan pencegahan sesuai dengan UU PK No. 8 tahun 1999, UU Pangan No. 18 tahun 2012,  dan UURI No. 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (UU JPH),” ujarnya kepada Infovet.

UU JPH menyatakan bahwa untuk menjamin setiap pemeluk agama untuk beribadah dan menjalankan ajaran agamanya, negara berkewajiban memberikan pelindungan dan jaminan tentang kehalalan produk yang dikonsumsi dan digunakan masyarakat.

Ada sejumlah modus yang dilakukan oleh para pelaku untuk mengoplos daging sapi dan daging babi hutan. Modus pertama, mengoplos daging sapi dengan daging celeng ke dalam satu kotak, lalu dimasukan ke dalam tempat pendingin. Untuk mengelabuhi petugas, bagian luar dari kotak penyimpanan itu diberi label daging impor.

Modus kedua, menyamarkan daging babi hutan sebagai daging sapi dengan cara menyiram daging celeng dengan darah sapi. Dengan begitu, sekilas daging celeng itu menjadi mirip daging sapi. Warnanya lebih kemerahan.

Modus ketiga, pelaku menawarkan daging dengan harga jauh di bawah harga pasaran. Jika harga daging sapi di pasar sekitar Rp 120.000/kg, maka para pelaku menjual dagangan mereka di bawah Rp 100.000/kg.

Para pelaku tak hanya menjual langsung di pasar atau pinggir jalan. Namun mereka menawarkannya melalui media sosial. Pelaku akan mengirimkan video palsu kepada calon konsumen. Konsumen ditunjukkan video pemotongan sapi agar lebih meyakinkan. Video itu di-download dari sumber lain lalu dikirimkan ke calon konsumen.

Para konsumen terkadang mudah terkecoh mengingat saat jelang bulan Puasa dan Lebaran, menyiapkan hidangan daging menjadi momen yang istimewa. Dengan tawaran harga di bawah harga pasaran, orang mudah tergiur.

Gunakan Boraks
Ada juga modus lain yang dilakukan oleh para pelaku kejahatan penjualan daging ini. Masih segar dalam ingatan publik kejadian dua tahun lalu di Bandung. Aparat kepolisian Polresta Bandung berhasil mengungkap dan mengamankan empat pelaku pengedar daging babi yang diolah menyerupai daging sapi di wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Dalam melakukan aksinya para pelaku menggunakan boraks agar daging babi hutan menyerupai daging sapi. Diolah kemudian menyerupai daging sapi dan dijual seharga daging sapi. Pada saat dijual di pasar, para pelaku menyebut daging itu sebagai daging sapi. Ternyata dengan menggunakan boraks, warna daging babi yang asalnya pucat menjadi lebih merah menyerupai daging sapi.

Para pelaku dijerat dengan Pasal 91 A jo Pasal 58 Ayat 6 UU No. 41/2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, serta Pasal 62 Ayat 1 jo Pasal 8 Ayat 1 UU No. 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Dalam pasal tersebut secara tegas disebutkan, pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan/atau jasa yang tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan tidak memasang label atau membuat penjelasan barang yang memuat nama barang, ukuran, berat/isi bersih atau netto, komposisi, aturan pakai, tanggal pembuatan, akibat sampingan, nama dan alamat pelaku usaha, serta keterangan lain untuk penggunaan yang menurut ketentuan harus dipasang/dibuat.

Pedagang Harus Jujur
Dari banyaknya penangkapan oleh aparat kepolisian dalam kasus ini, muncul pertanyaan dari publik, apakah tidak boleh menjual daging babi?

Menurut Edi Suryanto, penjualan daging babi tentu saja boleh. Tetapi pedagang harus jujur. Merujuk aturan dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) produk makanan boleh diberikan izin edar jika memberikan label gambar babi.

Hal itu diatur Pasal 6 Ayat 2 yang berbunyi, dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bahwa produk makanan dan minuman yang bersumber, mengandung, atau berasal dari babi, dapat diberikan izin edar dengan ketentuan harus memenuhi persyaratan tentang keamanan, mutu, dan gizi pangan.

Berdasarkan Pasal 8 Ayat (2) Peraturan Pemerintah No. 28/2004 tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan, khususnya penanganan daging babi tertulis bahwa pangan mengandung babi dipajang pada tempat khusus, terpisah dari pangan lain yang tidak mengandung babi.

Pada tempat pemajangan sebaiknya ada tulisan dan peringatan “PANGAN MENGANDUNG BABI” dengan gambar babi dalam kotak dengan garis tepi berwarna merah di atas dasar putih sehingga mudah dibaca dan terlihat jelas.

Persyaratan label makanan juga harus mencantumkan logo dan tulisan “MENGANDUNG BABI” dalam kotak dengan garis tepi berwarna merah di atas dasar putih pada label kemasan (untuk produk terkemas) dan showcase.

Yang jelas, sebagai konsumen juga harus jeli dan cerdas. Jangan gampang tergiur dengan tawaran harga daging murah. Dari hasil obrolan Infovet dengan pedagang daging di Pasar Parung, Bogor, untuk membedakan daging babi dan daging sapi, tidak terlalu sulit. Daging sapi memiliki serat lebih kasar dibanding daging babi. Ciri lainnya, bagian bawah daging babi terdapat semacam kulit berwarna putih dan berminyak. Sementara daging sapi tidak berlemak seperti daging babi.

Peran dari aparat kepolisian juga dibutuhkan. Untuk menghindari ini biasanya aparat Kepolisian akan mengimbau masyarakat sebaiknya membeli daging sapi pada pedagang yang biasa berjualan daging sehari-hari. Hindari membeli daging pada pedagang daging dadakan yang berjualan di pinggir jalan.

Edi Suryanto juga mengingatkan kepada masyarakat mengingat bulan Ramadan sudah dekat, harus lebih hati-hati dan jeli dalam berbelanja daging. “Jangan mudah tergiur dengan penawaran harga murah oleh pedagang. Kalau ada pedagang yang menawarkan dengan harga murah atau di bawah harga rata-rata pasaran, pembeli harus curiga. Kalau memungkinkan pastikan apakah itu benar-benar daging sapi atau bukan,” pungkasnya. ***


Ditulis oleh:
Abdul Kholis
Koresponden Infovet Daerah Depok,
Konsultan media dan penulis buku,
Writing Coach Griya Menulis (Bimbingan Menulis Buku & Jurnalistik),
Juara I Lomba Jurnalistik Tingkat Nasional (Unsoed, 2021) & Juara I Kompetisi Menulis
Artikel Tingkat Nasional dalam rangka HATN, 2022

KEMENTAN & PORDASI JALIN KERJA SAMA

Usai penandatanganan MoU antara Kementan dan PORDASI. (Foto: Istimewa)

Kementerian Pertanian (Kementan) dan Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk meningkatkan kualitas komoditas kuda nasional sekaligus mendukung prestasi olahraga berkuda di Indonesia.

Ketua Umum Pordasi, Aryo P. S. Djojohadikusumo, menyatakan kerja sama ini berfokus pada pengembangan budi daya kuda, sistem registrasi kuda nasional, serta pembentukan zona bebas penyakit kuda (equine diseases free zone/EDFZ).

“Sistem registrasi dan paspor kuda diharapkan dapat meningkatkan nilai dan daya saing ternak kuda sekaligus mempermudah pengelolaan secara profesional,” ungkap Aryo dalam penandatanganan MoU antara Kementan dan Pordasi di Kantor Pusat Kementan, Jakarta, Rabu (22/1/2025).

EDFZ, yang direncanakan di wilayah Jabodetabek dan Bali, bertujuan memenuhi standar kesehatan internasional, memfasilitasi perdagangan kuda antarnegara, serta mendukung turnamen berkuda internasional.

Selain itu, pengembangan bibit kuda unggul juga menjadi prioritas. Bersama perguruan tinggi seperti IPB, Kementan dan Pordasi akan mempercepat pengadaan bibit unggul dari negara-negara terbaik untuk disilangkan dengan bibit lokal menggunakan teknologi sekuens DNA.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan komitmennya dalam mendukung kolaborasi ini. “Kami akan membentuk tim khusus untuk mempercepat pengadaan bibit, pengembangan registrasi, dan persiapan EDFZ. Indonesia harus memiliki kuda-kuda terbaik dunia,” ujar Mentan Amran.

Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan Indonesia dapat mengembangkan potensi besar komoditas kuda sekaligus membuka peluang baru bagi para peternak dan atlet berkuda di Tanah Air. (INF)

DITLANTAS POLDA BABEL KEMBANGKAN PETERNAKAN AYAM PETELUR

Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Kepulauan Bangka Belitung (Babel) mengembangkan peternakan ayam petelur yang berada di kawasan Polda Bangka Belitung.
(Foto : RRI)

Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Kepulauan Bangka Belitung (Babel) sukses mengembangkan peternakan ayam petelur yang berada di kawasan Polda Bangka Belitung. Hal ini dilakukan dalam rangka mendukung program Asta Cita Presiden terkait ketahanan pangan nasional.

"Alhamdulillah, hari ini kita panen telur ayam hasil dari peternakan yang kita buat disini dalam rangka mendukung program ketahanan pangan nasional," kata Dir Lantas Polda Bangka Belitung Kombes Pol Hendra Gunawan, Rabu (22/1/2025).

Hendra menyebutkan, peternakan ayam yang dibuat oleh pihaknya ini berukuran 4 meter x 6 meter dengan memelihara ayam sebanyak 106 ekor ayam petelur. Rata-rata hasil dari peternakan itu, lanjut Hendra menghasilkan sebanyak 90 sampai 100 butir telur perharinya.

"Seperti hari ini, setelah kita kumpul-kumpul ada sekitar 480 butir telur ayam. Itu sudah 5 hari berarti rata-rata perhari ada 100 butir telur yang dihasilkan,"ucapnya.

Telur ayam hasil peternakan ayam ini nantinya akan dibagikan ke masyarakat. Sehingga, kata Hendra, peternakan ayam yang dibuat ini bermanfaat serta memberikan contoh ke masyarakat untuk memanfaatkan lahan dengan kegiatan produktif seperti ini.

"Ini setiap 5 hari sekali kami bagikan ke masyarakat. Untuk panen telur kali ini kami salurkan ke Pondok Pesantren Alamatudunia Beruas sebanyak 480 telur. Kedepan kita juga akan salurkan ke pondok-pondok pesantren dan yayasan yatim piatu dan yang membutuhkan," ujarnya.

Sementara, Amri warga Pangkalpinang mengapresiasi kepolisan yang saat ini selain tugas utamanya juga membantu masyarakat lewat program yang ada.

"Polisi saat ini selain mereka ada tugas pkok mereka juga punya program seperti ini, kita bangga lah ya," ujar Amri. (INF)

ANNUAL MEETING PT GALLUS: OPTIMALISASI SUMBER DAYA DAN SUKSES DI ERA DIGITAL

Foto bersama Annual Meeting PT Gallus Indonesia Utama. (Foto-foto: Infovet/Ridwan)

Bertempat di Gedung Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI), Selasa (21/1), Annual Meeting PT Gallus Indonesia Utama diselenggarakan dengan mengambil tema “Optimalisasi Sumber Daya Menuju Sukses di Era Digital”.

Direktur Utama PT Gallus, Ir Bambang Suharno, mengawali acara dengan membahas situasi bisnis di 2024, dimana kondisi ekonomi peternakan yang belum membaik dan cenderung stagnan menjadi tantangan bagi perusahaan dalam menapaki bisnis.

“Namun alhamdulillah kita masih bisa mendapat beberapa partner baru dan mencapai hasil yang baik. Kita bersyukur dan berterima kasih kepada rekan-rekan yang sudah berusaha dengan maksimal, semoga ke depannya bisa menjadi lebih baik dan lebih sukses di era digital ini, kita persiapkan diri,” ujar Bambang.

Oleh karena itu, beberapa strategi pun dipersiapkan untuk menghadapi 2025 yang juga memiliki beragam tantangan dan peluang, di antaranya optimalisasi sumber daya/asset digital, pengembangan sumber daya berbasis digital, hingga mengoptimlisasi integrasi pemasaran dan multi layanan.

Suasana Annual Meeting PT Gallus Indonesia Utama.

Pada kesempatan yang sama, Komisaris PT Gallus, Gani Hariyanto, turut menekankan perusahaan untuk bisa mempertahankan dan meningkatkan apa yang telah diraih. “Kita harus pertahankan kunci keberhasilan kita di tahun kemarin untuk keberhasilan di tahun depan,” katanya.

Lebih lanjut disampaikan, tema yang diangkat tahun ini juga menurutnya sangat relevan dengan kondisi saat ini. “Apa yang kita punya harus kita optimalisasi dan berfokus pada era digital, kita harus masuk ke sana sehingga kita bisa memiliki lebih banyak ide dan inovasi,” ungkapnya.

Pengarahan dari Komisaris PT Gallus, Gani Hariyanto.

Ia pun mengimbau untuk bisa menetapkan sasaran yang tepat melalui usaha, inovasi, dan sinergi dalam menghadapi situasi apapun. “Dengan beragam situasi dan kondisi tantangan di 2025, diharapkan Gallus akan tetap melaju. Kita tinggalkan era kerugian dan melanjutkan dengan era yang selalu meningkat. Kita optimalkan sumber daya yang kita miliki, kita sesuaikan untuk menuju sukses di era digital ini,” harapnya.

Sementara Ketua Umum ASOHI, Drh Irawati Fari, yang turut hadir juga memberikan pandangan yang sama. “Ke depan memang banyak tantangan, kita harus berusaha melawatinya dengan penuh strategi dan taktik untuk menghadapinya. Lakukan inovasi dan efisiensi dengan output yang tetap efektif melalui ide, kerja keras, serta kreativitas dalam memanfaatkan digitalisasi,” tukasnya.

Katua Umum ASOHI, Irawati Fari, saat memberi arahannya.

Annual Meeting yang dimulai sejak pagi hari turut menampilkan pemaparan ASSA oleh Manajer Unit Penerbitan, Ir Darmanung Siswantoro, yang menyampaikan kinerja per unit usaha di antaranya Infovet, GitaPustaka, Gita EO, Gita Consultant, Info Akuakultur, dan Cat&Dog. Kemudian dilanjutkan dengan paparan dari Manajer Divisi EO, Consultant, dan Cat&Dog, Maryam Safitri. Acara juga dilengkapi dengan training karyawan yang disampaikan oleh Bambang Suharno, serta Direktur HRD dan Keuangan PT Gallus Drh Rakhmat Nuriyanto. (RBS)

CEGAH PMK, SANTORI VAKSINASI 2 RIBU TERNAK SAPI DAN KAMBING DI LAMPUNG

Santori dan dinas setempat menggelar vaksinasi PMK di Lampung Tengah (Foto: Istimewa)

PT Santosa Agrindo (Santori), anak usaha PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (Japfa), bekerjasama dengan pemerintah setempat menggelar program vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) untuk ternak masyarakat di Kecamatan Anak Tuha, Kabupaten Lampung Tengah. Sekitar 2.000 ekor ternak masyarakat akan mendapat vaksin PMK yang diproduksi dan disediakan oleh PT Vaksindo Satwa Nusantara (Vaksindo), anak usaha Japfa yang bergerak di bidang penyediaan peralatan kesehatan dan obat-obatan hewan.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (KPTPH) Kabupaten Lampung Timur, Tri Wibowo menyampaikan, "Program vaksinasi massal yang diinisiasi oleh Santori ini merupakan langkah positif dalam upaya pencegahan PMK yang dapat berdampak besar bagi stabilitas ekonomi peternak di Kabupaten Lampung Tengah. Kami berharap kerjasama ini dapat terus berlanjut dan menjadi model bagi inisiatif serupa di wilayah lain."

Pelaksanaan vaksinasi di lapangan  (Foto: Istimewa)

Program vaksinasi ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam mendukung kesejahteraan hewan, khususnya dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit PMK, guna meningkatkan ketahanan pangan di wilayah Lampung. Tercatat, sebanyak 1.243 ekor ternak sapi dan 689 ekor ternak kambing milik masyarakat di 10 Dusun di Kecamatan Anak Tuha, Lampung Tengah menjadi sasaran program vaksinasi ini, bekerja sama dengan Dinas Perkebunan, Peternakan & Perikanan Tingkat II Kabupaten Lampung Tengah dan Dinas Peternakan & Kesehatan Hewan Tingkat I Provinsi Lampung.

Presiden Direktur PT Santori, Dayan AP Adiningrat mengungkapkan perlunya langkah cepat dalam pencegahan penyebaran wabah PMK. "Kembali merebaknya PMK di beberapa kota di Indonesia menunjukan cepatnya penyebaran virus di hewan ternak. Hal ini merupakan salah satu langkah penting dalam mencegah penyebaran virus PMK di wilayah sekitar, serta bagian dari prosedur biosecurity yang kami lakukan untuk menjaga area penyangga peternakan PT Santosa Agrindo," ujar Dayan.

Program ini tidak hanya bertujuan untuk menjaga kesehatan ternak, tetapi juga untuk meningkatkan produktivitas sektor peternakan dan kesejahteraan masyarakat peternak. Perlindungan terhadap hewan ternak dari penyakit menular dapat menstabilisasi hasil produksi peternakan, yang diharapkan dapat menciptakan stabilitas ekonomi bagi peternak lokal, yang berkontribusi pada peningkatan ketahanan pangan di daerah. Selain pencegahan PMK, Santori telah melaksanakan upaya cepat tanggap penanganan penyebaran virus Lumpy Skin Disease (LSD) pada 2023 lalu dengan melakukan vaksinasi massal pada hewan ternak masyarakat sekitar wilayah operasional.

“Sebagai perusahaan yang berkomitmen pada keberlanjutan dan kesejahteraan hewan, Santori senantiasa berupaya mendukung sektor peternakan melalui berbagai inisiatif, salah satunya dengan mengadakan program vaksinasi ini. Kami percaya bahwa kesehatan ternak adalah kunci utama untuk meningkatkan kesejahteraan peternak dan keberlanjutan industri peternakan di Indonesia,” tutup Dayan. (Rilis/INF)

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer