-->

Featured Posts

PERJANJIAN DAGANG UNI EROPA-INGGRIS: APA ARTINYA BAGI PRODUK PERTANIAN

Ekspor bersama produk pertanian antara Uni Eropa (UE) dan Inggris (Inggris) harus terjadi lagi tanpa sertifikasi, kontrol perbatasan, atau birokrasi lainnya. Hal ini disepakati pada pertemuan puncak Inggris-UE.

Inggris akan 'secara dinamis' mengikuti peraturan UE untuk produk yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Inggris juga akan berkontribusi secara finansial terhadap kegiatan Eropa terkait standar pangan.

Hal ini disepakati selama pertemuan puncak pertama antara Uni Eropa dan Inggris sejak Brexit pada tahun 2020, di mana para pemimpin Eropa bertemu di London pada 19 Mei. Kedua belah pihak akan bekerja sama untuk mencapai 'perjanjian sanitasi dan fitosanitasi tanpa batas'. Sebagai imbalannya, London harus mengizinkan nelayan Eropa untuk memiliki akses ke perairan Inggris setidaknya hingga tahun 2037. UE bersikeras agar Perdana Menteri Keir Starmer membuat komitmen pada poin ini sebelum perdagangan pertanian dapat diatur.

Perjanjian tersebut harus menyangkut 'aturan tentang kesehatan, persyaratan fitosanitari, keamanan pangan, dan perlindungan konsumen umum untuk produksi, distribusi, dan konsumsi produk pertanian dan pangan'. Lebih jauh, ketentuan untuk hewan hidup dan pestisida juga akan diselaraskan. "Perjanjian tersebut harus memastikan bahwa aturan yang sama selalu berlaku di UE dan Inggris," kata Starmer, seraya menambahkan bahwa timnya bekerja secepat mungkin untuk menerapkan perjanjian tersebut.

Sejak Brexit, aturan untuk 'negara ketiga' berlaku untuk ekspor pertanian dan pangan ke pasar Inggris dan sebaliknya, termasuk sertifikasi, inspeksi, dan kontrol perbatasan. Hal ini mengakibatkan biaya yang lebih tinggi dan merupakan beban administratif yang lebih besar. Pemeriksaan fisik berarti bahwa truk dengan produk segar ke pelanggan Inggris sering kali harus menunggu lama, yang menyebabkan pembusukan.

CINA MEMBUKA PASAR UNTUK DDG BRASIL

Belum lama, Cina meresmikan pembukaan pasarnya untuk DDG (biji-bijian penyulingan kering) Brasil, di antara produk-produk lainnya, selama kunjungan resmi Presiden Luiz Inácio Lula da Silva. Pembukaan pasar yang diantisipasi telah diharapkan selama berbulan-bulan dan memberikan dorongan baru bagi industri produk sampingan jagung yang sedang berkembang pesat, yang juga mencakup etanol jagung.

Carlos Fávaro, Menteri Pertanian dan Peternakan, mewakili Brasil. Di pihak Cina, Sun Meijun, Menteri Administrasi Umum Bea Cukai Tiongkok (GACC), menandatangani perjanjian tersebut.

Brasil memproduksi sekitar 4 juta ton dan mengekspor sekitar 800.000 ton DDG pada tahun 2024. Sektor ini berharap bahwa DDG Brasil akan segera berkembang di pasar global yang mengimpor sekitar 10 juta ton bahan protein per tahun untuk nutrisi hewan.

BRASIL MEMPROYEKSIKAN KENAIKAN 3% DALAM PRODUKSI PAKAN TERNAK PADA TAHUN 2025

Serikat Nasional Industri Pakan Ternak (Sindirações) memproyeksikan kenaikan 3% dalam produksi pakan, konsentrat, dan suplemen di Brasil, dengan total 94 juta ton pada tahun 2025.

Perkiraan tersebut mencakup 90 juta ton pakan dan konsentrat, ditambah hampir 4 juta ton suplemen, untuk pakan unggas, babi, akuakultur, kuda, dan hewan peliharaan.

Peningkatan biaya input dan tanda-tanda pembalikan siklus ternak pada tahun 2024 berkontribusi pada pemulihan signifikan di berbagai segmen sektor tersebut. Pada tahun 2024, segmen tersebut memproduksi 91,1 juta ton dan menghasilkan sekitar €25,25 miliar, hanya dengan mempertimbangkan biaya biji-bijian dan bahan kimia tambahan. Menurut Ariovaldo Zani, CEO Sindirações, ekspektasi pertumbuhan sangat terkait dengan kinerja rantai produksi protein hewani, meskipun berbagai faktor dapat memengaruhi skenario ini.

Industri pakan ternak Brasil mungkin mengonsumsi sekitar 60 juta ton jagung (termasuk DDG) dan 20 juta ton bungkil kedelai pada tahun 2025. Secara keseluruhan, input ini mencakup lebih dari 70% biaya pakan ternak, terutama untuk unggas dan babi.

Zani memperingatkan bahwa permintaan dari sektor lain, seperti biofuel dan pasar eksternal, akan terus meningkat, sehingga meningkatkan persaingan untuk sereal dan minyak sayur di tahun-tahun mendatang. Menurutnya, kembalinya Donald Trump ke kursi kepresidenan Amerika Serikat telah menimbulkan ketidakstabilan geopolitik, dengan tarif dan tindakan yang lebih tinggi yang secara langsung memengaruhi ketersediaan dan harga komoditas pertanian dan energi, seperti biji-bijian, etanol jagung, dan biodiesel kedelai.

MENJAGA KESEIMBANGAN SALURAN CERNA

Berbagai faktor terkait pakan dan agen penyakit dapat berdampak negatif pada keseimbangan mikroflora usus serta memengaruhi kesehatan dan produksi unggas. (Foto: Cobb)

Saluran pencernaan ayam memiliki saluran permukaan yang paling terbuka dan terus-menerus terpapar berbagai macam zat yang berpotensi membahayakan kesehatan saluran cerna. Saluran pencernaan bertindak sebagai penghalang selektif antara jaringan unggas dan lingkungan luminalnya. Penghalang ini terdiri dari komponen fisik, kimia, imunologi, dan mikrobiologi.

Berbagai faktor yang terkait dengan pakan dan agen penyakit menular dapat berdampak negatif pada keseimbangan mikroflora usus serta memengaruhi status kesehatan dan produksi unggas. Adanya aturan yang melarang penggunaan antibiotic growth promotor (AGP) kemungkinan akan mengubah profil mikroba lingkungan saluran pencernaan pada unggas komersial.

Mikroflora di dalam saluran pencernaan merupakan campuran bakteri, jamur, dan protozoa, namun bakteri merupakan mikroorganisme yang dominan (Gabriel et al., 2006). Mikroflora saluran cerna secara umum dapat dibagi menjadi kelompok yang berpotensi patogen atau non-patogen (menguntungkan). Beberapa organisme non-patogen mempunyai efek menguntungkan seperti produksi vitamin, stimulasi sistem kekebalan tubuh melalui mekanisme non-patogenik, dan penghambatan pertumbuhan kelompok mikroba berbahaya (Jeurissen et al., 2002).

Sementara itu, mikroba yang patogen membuat kerugian antara lain terlibat persaingan dengan mikroba non-patogen untuk mendapatkan nutrisi, stimulasi pergantian sel epitel secara cepat, sekresi senyawa beracun, dan induksi respons inflamasi yang berlangsung di saluran pencernaan karena spesies bakteri yang berbeda mempunyai preferensi substrat dan kebutuhan pertumbuhan yang berbeda. Komposisi kimia dari pencernaan sebagian besar menentukan komposisi komunitas mikroba dalam saluran pencernaan (Apajalahti et al., 2004).

Bahan baku pakan ayam yang mengandung berbagai jenis bahan baku seperti jagung, sorgum, barley, oat, atau rye mempunyai berbagai dampak terhadap perkembangan bakteri. Bahan baku berbahan dasar jagung dan sorgum meningkatkan jumlah Enterococcus, sedangkan pakan berbahan dasar barley meningkatkan jumlah Lactobacillus, kemudian untuk pakan berbahan dasar oat meningkatkan pertumbuhan Escherichia dan Lactococcus, serta bahan pakan berbahan dasar gandum meningkatkan jumlah Streptococcus pada ayam. (Apajalahti, 2004).

Seperti disebutkan di atas bahwa profil mikroba usus dapat dipengaruhi bentuk pakan dan perubahan komposisi bahan baku yang dapat mengubah komunitas mikroba. Komposisi bahan baku dan mikroflora serta interaksinya dapat memengaruhi perkembangan usus, permukaan mukosa, dan jumlah lendir usus.

Bahan pakan yang dimakan ayam dapat mengandung unsur hara, non-unsur hara, serta organisme bermanfaat dan berpotensi membahayakan. Saluran pencernaan harus secara selektif membiarkan nutrisi melewati dinding usus ke dalam tubuh sekaligus mencegah komponen makanan yang merusak melewati penghalang usus (Korver, 2006).

Meskipun terdapat berbagai macam senyawa antinutrisi yang terdapat dalam berbagai bahan pakan termasuk sereal, kelompok utamanya adalah polisakarida non-pati (NSP). Semua sereal yang digunakan dalam pakan unggas mengandung berbagai tingkat NSP seperti β-glucan dan arabinoxylans (Iji, 1999). Sifat umum dari berbagai NSP adalah tidak bisa tercerna enzim endogen dan kecenderungannya untuk menciptakan lingkungan kental di dalam lumen usus, yang mengakibatkan ekskresi kotoran yang lengket (Choct dan Annison, 1992a,b).

Viskositas usus yang tinggi terbukti menyebabkan… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Mei 2025.

Ditulis oleh:
Drh Damar
Technical Departement Manager
PT Romindo Primavetcom

UE MENGUSULKAN TARIF BALASAN – GANDUM DAN KEDELAI AS ADA DALAM DAFTAR

Komisi Eropa telah menerbitkan daftar produk AS yang mungkin dikenakan tarif balasan jika negosiasi dengan Amerika Serikat tentang pencabutan tarif gagal. Daftar tersebut terdiri dari 218 halaman produk AS senilai €95 miliar.

Daftar tersebut terutama mencakup produk pertanian dan industri, termasuk gandum dan produk terkait kedelai, daging dan sayuran, wiski, suku cadang sepeda motor dan pesawat terbang. Komisi juga bertujuan untuk membatasi ekspor UE atas besi tua dan produk kimia, yang secara keseluruhan bernilai €4,4 miliar.

Tidak ada produk farmasi atau produk yang sulit diimpor dari tempat lain dalam daftar tersebut, kata sumber komite. Para pemangku kepentingan, termasuk produsen, dapat mengajukan keberatan terhadap daftar tersebut hingga 10 Juni. "Kami tidak ingin merugikan diri sendiri," kata sumber tersebut.

Daftar baru tersebut berbeda dari yang diterbitkan oleh Komisi bulan lalu sebagai tindakan balasan. Uni Eropa memutuskan untuk menghentikan sementara tindakan balasan ini selama 90 hari, setelah Presiden AS Donald Trump melakukan hal yang sama untuk tarif impor keseluruhan sebesar 20%.

Penghentian sementara berlangsung hingga 14 Juli. Uni Eropa menggunakan waktu ini untuk bernegosiasi dengan AS, dengan tujuan untuk menghapus semua tarif bersama. Komisi Eropa belum membagikan rincian tentang bagaimana negosiasi tersebut berlangsung. Namun, Komisi Eropa mengakui bahwa beberapa tarif mungkin tetap berlaku, itulah sebabnya daftar tarif balasan ini telah disiapkan.

Tarif impor umum AS sebesar 10% masih berlaku, bersama dengan tarif 25% untuk baja, aluminium, dan mobil. Bea masuk tambahan AS ini memengaruhi ekspor Uni Eropa senilai €370 miliar. Daftar baru ini dimaksudkan sebagai tanggapan terhadap tarif umum dan otomotif tersebut.

Uni Eropa ingin terus bernegosiasi dengan AS untuk mencabut tarif perdagangan, kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. “Kami yakin bahwa ada kesepakatan bagus yang dapat diperoleh untuk kepentingan konsumen dan bisnis di kedua sisi Atlantik.”

INDUSTRI UNGGAS IRAN BERSIAP MENGHADAPI GELOMBANG KEBANGKRUTAN

Kerugian finansial yang terus meningkat bagi peternak unggas di Iran dapat memicu gelombang kebangkrutan dalam industri tersebut dan menyebabkan kekurangan daging ayam yang parah dalam beberapa bulan mendatang, demikian peringatan ketua Serikat Peternak Unggas Khuzestan, Mohammad Hossein Zamani Rad.

Dalam sebuah wawancara dengan IRNA, sebuah media berita lokal, Rad mengungkapkan bahwa kesehatan finansial industri unggas Iran telah memburuk secara drastis, "Kerugian yang dialami oleh peternak unggas telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir, dan banyak peternak unggas menghadapi risiko kebangkrutan dan penutupan usaha mereka."

Ia memperkirakan bahwa tahun lalu, peternak unggas Iran mengalami kerugian gabungan hingga IRR 250 triliun (US$5,9 miliar). Pengendalian harga yang diberlakukan oleh pemerintah telah menekan sumber daya finansial sebagian besar produsen unggas.

"Sebagian besar likuiditas di segmen produksi daging ayam pedaging telah hilang, karena para peternak terpaksa menjual ayam dengan harga di bawah biaya produksi," kata Rad, seraya menambahkan bahwa, tanpa sumber daya, industri tersebut akan berjuang untuk bertahan lebih lama.

Kementerian Pertanian Jihad telah menetapkan harga eceran daging ayam pedaging sebesar 76.670 toman Iran (US$1,8) per kg. Menurut Rad, angka ini terlalu rendah, terutama mengingat biaya produksi di industri unggas melonjak hampir 50% selama beberapa bulan terakhir.

Biaya produksi meningkat terutama karena depresiasi mata uang Iran. Sejak awal tahun, Iran terus kehilangan nilai terhadap mata uang keras karena meningkatnya kesulitan ekonomi dan ketegangan geopolitik. Karena peternak unggas Iran sangat bergantung pada kedelai dan jagung impor, fluktuasi mata uang menghantam industri dengan keras.

“Peternak unggas adalah satu-satunya yang merugi dalam situasi ini,” kata Rad, menekankan bahwa pemerintah hanya mengendalikan harga eceran ayam pedaging, yang memungkinkan kedelai dan jagung diperdagangkan dengan ketentuan pasar normal.

Dalam upaya untuk menghindari kerugian yang lebih besar, banyak peternak akan menghindari mengisi tempat penetasan mereka dalam beberapa bulan ke depan, proyeksi Rad. Akibatnya, pasar mungkin menghadapi ancaman kekurangan pasokan yang parah, Rad memperingatkan.

Selain itu, pemadaman listrik yang terus-menerus juga memberi tekanan pada para petani. “Hampir setiap peternakan unggas di Iran sekarang dilengkapi dengan mesin diesel. Jika tiba-tiba rusak, seluruh produksi bisa hilang,” imbuh Rad.

RUSIA MENYALIP AS SEBAGAI EKSPORTIR DAGING KALKUN TERATAS KE CINA

Ekspor daging kalkun Rusia sedang meningkat, didorong oleh melonjaknya penjualan ke Cina yang terbukti sangat kompetitif.

Ekspor kalkun Rusia, yang diperkirakan mencapai 27.000 ton pada tahun 2024, diproyeksikan mencapai 35.000 ton pada tahun 2025 dan 60.000 ton pada tahun 2030, Anatoly Velmatov, direktur eksekutif Asosiasi Produsen Kalkun Nasional, mengungkapkan selama konferensi industri di Moskow.

Sekitar 60% kalkun Rusia diekspor ke Cina, di mana perusahaan-perusahaan Rusia berhasil menguasai pangsa pasar pemasok terkemuka lainnya. "Faktanya," kata Anatoly, "kami telah menyingkirkan pemasok besar dari pasar ini: AS dan Amerika Selatan."

Ekspor diharapkan tetap menjadi kekuatan utama yang mendorong pertumbuhan industri kalkun Rusia. Pada tahun 2024, peternak Rusia memproduksi 438.000 ton kalkun, yang naik 3,8% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2025, produksi diperkirakan akan meningkat lebih lanjut sebesar 6% menjadi 465.000 ton, Anatoly memproyeksikan.

Tujuan utamanya adalah untuk mendorong pangsa ekspor menjadi 10% dari produksi daging kalkun, Velmatov mengungkapkan.

LONJAKAN PRODUKSI UNGGAS MENDORONG PERMINTAAN JAGUNG DI PAKISTAN

Lonjakan produksi unggas mendorong permintaan jagung Pakistan ke rekor tertinggi, memangkas ekspor, dan mengubah pasar biji-bijian negara tersebut.

Pada kuartal pertama tahun 2025, ekspor jagung Pakistan mengalami penurunan drastis sebesar 87% karena berbagai kendala administratif dan melonjaknya permintaan dari produsen pakan dalam negeri. Pakistan hanya mengekspor 53.000 ton jagung dalam 3 bulan pertama tahun ini, menghentikan pengiriman ke lebih dari selusin negara, termasuk Cina, Vietnam, Arab Saudi, dan Rumania.

Pada tahun 2024, Pakistan mengekspor 419.000 ton jagung, yang naik 185% dibandingkan tahun sebelumnya, sebagian besar berkat lonjakan ekspor ke Vietnam.

Tren kenaikan telah berbalik tahun ini, dengan beberapa faktor yang berkontribusi. Selain itu, ekspor mungkin menurun di bawah tekanan permintaan yang meningkat dari industri pakan dalam negeri.

IKUTI WEBINAR MEMBEDAH KINERJA PERUSAHAAN PUBLIK PETERNAKAN 2024 & PREDIKSI 2025

SEGERA HADIR WEBINAR NASIONAL 2025 "Membedah Kinerja Perusahaan Publik Peternakan 2024 & Prediksi 2025"

📅 Rabu, 4 Juni 2025

🕙 Pukul 10.00 – 11.30 WIB

📍 Via ZOOM

🎙 Narasumber: Bapak Victor Stefano (Analis Emiten Agribisnis, Research Analyst BRI Danareksa Sekuritas)

🎤 Moderator: Bapak Ir Bambang Suharno (Pimpinan Majalah Infovet, Agribiznetwork.com & GITA Consultant)

💰 Biaya Pendaftaran: Rp 300.000/orang (Umum), Rp 200.000 (Dosen/Mahasiswa)

Transfer ke:

🏦 Bank Mandiri 1260002074119

🏦 BCA 7330301681

a/n PT Gallus Indonesia Utama

📩 Kirim bukti transfer ke:

📧 gallus.marketingeo@gmail.com

📱 WA: 08777 829 6375 (Mariyam)


PUBLIC EXPOSE TAHUN BUKU 2024 PT MALINDO FEEDMILL TBK

Pada Kamis, 22 Mei 2025, PT Malindo Feedmill Tbk mengadakan public expose tahun buku 2024.

Malindo adalah suatu perusahaan terbatas yang didirikan dengan nama PT Gymtech Feedmill Indonesia pada tahun 1997. Bergerak dalam bidang produksi dan penjualan pakan ternak, pembibitan dan distribusi anak ayam usia sehari ras pedaging, pembibitan dan penjualan anak ayam usia sehari ras parent stock serta peternakan ayam ras pedaging.

Malindo telah memulai bisnis downstream-nya yaitu Pengolahan Makanan di tahun 2013. Bisnis baru yang merupakan sinergi dari bisnis yang telah ada akan membuat Malindo menjadi Perusahaan Terintegrasi.

Pada 2021 Malindo kembali menambah bisnis baru yaitu bisnis restoran cepat saji dengan nama Sunny’Chick, dilanjutkan dengan rumah potong hewan unggas pada tahun 2022. Beberapa tahun terakhir Malindo juga melakukan ekspor ke berbagai negara seperti Jepang, Singapura dan Oman.

Kinerja Keuangan di Tahun 2024 dan Kuartal I 2025

Berikut adalah kinerja keuangan Malindo di tahun 2024 dibandingkan dengan tahun 2023. Berdasarkan Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Rintis, Jumadi, Rianto dan Rekan:

Jumlah penjualan bersih pada tahun 2024 adalah sebesar Rp 12,5 triliun, meningkat 3,7% atau Rp 444,8 miliar dibandingkan tahun 2023 sebesar Rp12,1 triliun. Peningkatan ini terutama didorong oleh peningkatan penjualan ayam pedaging sebesar 13,4% atau Rp 271,5 miliar, peningkatan penjualan anak ayam/itik usia sehari sebesar 21,9% atau Rp 365,5 miliar, penjualan makanan olahan sebesar 10,7% atau Rp 12,5 miliar, dan peningkatan penjualan lain-lain sebesar 28,9% atau Rp 114,9 miliar.

Perolehan laba kotor tahun 2024 meningkat dari 63,9% menjadi Rp1,6 triliun dari Rp 947,9 miliar di tahun sebelumnya. Laba tahun berjalan tahun 2024 sebesar Rp 488,0 miliar, meningkat 672,5% dibanding tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 63,1 miliar ditahun 2023.

Jumlah aset pada tahun 2024 adalah sebesar Rp 5,4 triliun, yaitu turun 2,5% atau turun Rp 137,2 miliar dibandingkan tahun 2023 sebesar Rp 5,5 triliun. Hal ini terutama disebabkan oleh adanya penurunan aset tidak lancar sebesar 6,1% atau Rp 164,0 miliar.

Jumlah liabilitas pada tahun 2024 adalah sebesar Rp 2,2 triliun, yaitu lebih rendah 28,6% atau Rp 862,1 miliar dibandingkan tahun 2023 sebesar Rp 3,0 triliun. Hal ini terutama oleh adanya penurunan pada liabilitas jangka pendek sebesar 27,6% atau Rp 657,9 miliar dan penurunan liabilitas jangka panjang sebesar 32,0% atau Rp 204,2 miliar.

Penjualan bersih Malindo sebesar Rp 3,171 triliun pada kuartal I 2025 turun sebesar Rp 76,3 miliar atau menurun sebesar 2,3%. Penjualan pakan ternak turun sebesar 9,9% atau sebesar Rp 207,7 miliar, peningkatan penjualan anak ayam/ itik usia sehari sebesar 2,9% atau sebesar Rp 13,6 miliar dari Rp 464,2 miliar menjadi Rp 477,8 miliar di periode Maret 2025. Penjualan ayam pedaging naik sebesar Rp 96,5 miliar atau naik sebesar 17,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, penjualan makanan olahan naik 8,3% atau naik sebesar Rp 2,6 miliar, penjualan lain-lain naik 18,6% atau sebesar Rp 12,9 miliar. Secara keseluruhan, penjualan produk mengalami penurunan 2,3%.

Laba kotor pada kuartal I 2025 turun sebesar Rp 50,9 miliar atau turun 35,5% dari Rp 385,6 miliar menjadi Rp 328,0 miliar di Maret 2025

Penurunan laba kotor di atas ikut mendorong penurunan laba bersih dari Rp 87,6 miliar di kuartal I 2025 menjadi turun sebesar Rp 62,9 miliar di akhir Maret 2024 atau turun sebesar Rp 24,8 miliar atau turun 28,3%. Faktor utama penurunan ini adalah harga harga DOC dan broiler yang tidak stabil.

Kendala-kendala yang Dihadapi dan Upaya untuk Mengatasinya

Kendala-kendala yang dihadapi oleh Malindo dalam menjalankan operasinya:

  • Krisis ekonomi global yang mengakibatkan daya beli masyarakat menurun.
  • Stabilitas harga jual DOC dan ayam broiler sepanjang tahun.
  • Ketersediaan dan kestabilan harga bahan baku pakan.

Kebijakan strategis yang dilakukan oleh untuk mengatasi kendala-kendala tersebut:

  • Meningkatkan efisiensi produksi dan melakukan penghematan di setiap lini produksi dan operasional.
  • Melakukan manajemen pembelian bahan baku dan penyesuaian harga jual yang tepat.
  • Mendukung program pemerintah untuk menyeimbangkan antara permintaan dan penawaran khususnya di industri peternakan.
  • Meningkatkan penjualan ekspor.
(INF)

ADHPI GELAR PELATIHAN FARMAKOLOGI & PERESEPAN POPULATIF

Para Peserta Pelatihan Berfoto Bersama Direktur Kesehatan Hewan
(Foto : CR)


Salah satu Organisasi Non Teritorial PDHI yakni Asosiasi Dokter Hewan Perunggasan Indonesia (ADHPI) menggelar kegiatan pelatihan mengenai farmakologi dan peresepan populatif. Kegitatan tersebut berlangsung di Pranaya Boutique Hotel, BSD City Rabu - Kamis 21-22 Mei 2025. 

Ketua Umum ADHPI Drh Dalmi Triyono dalam sambutannya mengatakan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah agar dokter hewan di bidang perunggasan dapat lebih mahir dalam menghitung dosis obat dan menulis resep obat hewan secara populatif. 

"Kami diunggas agak berbeda, pasiennya ribuan ekor, bahkan puluhan ribu. Oleh karena itu pemberian obat dan peresepannya pun punya teknik sendiri. Oleh karenanya kita adakan pelatihan ini, antusiasmenya cukup baik dan bahkan bukan cuma dokter hewan, apoteker pun ada yang mengikuti kegiatan ini," tuturnya. 

Dalmi juga berharap dengan adanya pelatihan ini dokter hewan di sektor perunggasan semakin mampu meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya. Ia juga mengatakan bahwa serangkaian kegiatan pelatihan lainnya sudah disiapkan oleh ADHPI dalam menunjang continuing education bagi para anggotanya. 

Senada dengan Dalmi, Ketua Umum PB PDBI Drh Muhammad Munawaroh juga mengatakan betapa esensialnya kegiatan tersebut. Menurutnya selaku dokter hewan dengan pasien paling banyak, dokter hewan di perunggasan wajib memiliki tanggung jawab profesional dalam kemampuan menulis resep dan memahami aspek farmakologi dalam skala populatif. 

 "Kami akan terus mendukung kegiatan - kegiatan ONT kami, apalagi menurut saya kegiatan ini sangat esensial bagi para anggota. Semoga kegiatan ini tidak hanya diadakan sekali tetapi juga ada tahap selanjutnya," kata Munawaroh. 

Pihak pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan pun angkat topi dengan diadakannya kegiatan ini. Hal tersebut terlontar dari mulut Drh Nur Sapta Hidayat selaku Direktur Pakan, Ditjen PKH. 

Pria yang akrab disapa Sapto tersebut mengatakan bahwa perunggasan merupakan sektor yang paling dominan dalam peternakan, sehingga dibutuhkan perhatian khusus dari sektor hulu maupun hilir. 

Terkait peresepan populatif, Sapto mengatakan bahwa pakan terapi dan peresepan populatuf memilki kaitan yang erat. Oleh karenanya menurut dia diperlukan kecakapan khusus bagi seorang dokter hewan dalam menulis resep populatif agar pengobatan menjadi efektif. 

"Saya senang dapat berada di sini, memastikan bahwa kegiatan berjalan dengan baik, semoga kegiatan ini dapat menjadi jalan dalam mencapai efektifitas dari sebuah pakan terapi," kata dia. 

Pendapat serupa juga dilontarkan oleh Direktur Kesehatan Hewan Ditjen PKH, Drh Imron Suandy. Dirinya sangat mengapresiasi ADHPI dalam kegiatan pelatihan peresepan populatif tersebut. 

Menurutnya, peresepan populatif yang tepat guna selain berdampak baik bagi kesehatan hewan juga akan memberi dampak positif pada kesehatan manusia, dan lingkungan. Hal ini tentu erat kaitannya dengan isu Anti Microbial Resisstance (AMR). 

"Ini tentunya adalah bagian dari Good Veterinary Practices dan bisa juga kami sebut Anti MIcrobial Stewardship. Makanya kami harap semua dokter hewan di perunggasan memiliki keahlian di bidang ini. Pemerintah sangat terbantu dalam hal pengawasan penggunaan anti mikroba," kata Imron. 

Dalam kegiatan pelatihan yang diadakan selama dua hari tersebut, para peserta kembali di refresh ingatannya mengenai aspek farmakologi, baik farmako dinamik maupun kinetik. Selain aspek teknis, tak lupa panitia juga menyisipkan materi mengenai aspek legislasi mengenai penggunaan sediaan obat hewan, cara pemberian, serta berbagai ketentuan hukum yang berlaku. (CR) 


BUKU AVIAGEN BROILER NUTRITION SUPPLEMENT TERBARU (2025)

Aviagen mengeluarkan buku Ross Broiler Nutrition Supplement terbaru di tahun 2025 ini. Buku tersebut menyediakan kerangka kerja dan informasi latar belakang Spesifikasi Nutrisi Ayam Pedaging Ross® bagi para nutrisionis gizi yang terlibat dalam pengambilan keputusan untuk spesifikasi dan formulasi pakan.

Dimana tujuan para nutrisionis adalah untuk menyediakan berbagai pakan seimbang yang memenuhi kebutuhan nutrisi ayam pedaging di semua tahap perkembangan dan produksinya, dan yang mengoptimalkan efisiensi dan keuntungan serta mendukung kesejahteraan dan keberlanjutan ayam.

Bukunya bisa diunduh di link berikut.

BUKU AVIAGEN BROILER HANDBOOK TERBARU (2025)

Buku Ross Broiler Management Handbook 2025 dari Aviagen sudah tersedia. Tujuan dari handbook tersebut adalah untuk membantu pelanggan Aviagen® mengoptimalkan kinerja ternak ayam pedaging mereka.

Tidak dimaksudkan untuk memberikan informasi definitif tentang setiap aspek manajemen ayam pedaging, tetapi untuk menarik perhatian pada isu-isu penting, yang jika diabaikan atau tidak ditangani dengan baik, dapat berdampak negatif pada kinerja ayam.

Teknik manajemen yang terkandung dalam handbook memiliki tujuan untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan ayam yang baik, dan memperoleh kinerja ayam yang optimal baik saat hidup maupun melalui pemrosesan.

Bukunya bisa diunduh di link ini.

BRASIL MENGONFIRMASI KASUS PERTAMA FLU BURUNG DI PETERNAKAN UNGGAS KOMERSIAL

Brasil telah mengonfirmasi, untuk pertama kalinya, keberadaan flu burung yang sangat patogen (HPAI) di fasilitas produksi unggas komersial. Setelah berita wabah tersebut tersebar, Cina mengumumkan penghentian ekspor unggas dari wilayah yang terdampak di Brasil selama 60 hari.

Wabah flu burung tersebut teridentifikasi di sebuah peternakan unggas yang berlokasi di Montenegro di Wilayah Metropolitan Porto Alegre, Rio Grande do Sul, sebagaimana diumumkan oleh Kementerian Pertanian dan Peternakan (Mapa).

Konfirmasi penyakit tersebut dalam sistem unggas komersial menandai tahap baru dalam pemantauan kesehatan hewan di negara tersebut, yang sebelumnya hanya mencatat kasus terisolasi pada unggas liar atau unggas pekarangan. Sejak tahun 2006, flu burung yang sangat patogen telah beredar di negara-negara di Asia, Afrika, dan Eropa, tetapi Brasil telah mempertahankan statusnya sebagai negara bebas penyakit tersebut di peternakan komersial.

Sebagai tanggapan, Mapa telah mengumumkan keadaan darurat kesehatan hewan selama 60 hari. Tindakan tersebut menetapkan zona kontrol dalam radius 10 km di sekitar properti yang terkena dampak dan mengesahkan tindakan penanggulangan segera. Yang berarti karantina properti, pembatasan pergerakan unggas dan produk unggas, inspeksi intensif, dan pemusnahan hewan untuk tujuan sanitasi.

Tindakan tersebut, memungkinkan area darurat diperluas tergantung pada kemajuan investigasi epidemiologi yang dilakukan oleh Sekretariat Pertahanan Pertanian.

LEP EXPO 2025 RESMI DIGELAR

Pembukaan LEP Expo 2025. (Foto: Dok. Infovet)

Gelaran Livestock Export Program (LEP) Expo ke-5 kembali digelar pada 14-15 Mei 2025 di The Springs Club Summarecon Serpong, Kabupaten Tangerang. Acara serupa terakhir kali dihelat pada 9-10 Juni 2022 lalu.

LEP merupakan program yang didanai bersama oleh Meat and Livestock Australia (MLA) dan LiveCorp. LEP telah memberikan layanan kepada industri peternakan sapi Australia dan Indonesia sejak 2009. Terutama yang bergerak dalam praktik kesejahteraan hewan, peningkatan produktivitas, dan efisiensi rantai pasokan. 

Dalam pidato pembukanya di LEP EXPO 2025, Group Manager Productivity and Animal Wellbeing Meat and Livestock Australia (MLA), David Beatty, berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung berlangsungnya acara tersebut.

David juga mengatakan bahwa acara ini digelar untuk membantu industri peternakan sapi di Indonesia dapat lebih meningkatkan kualitas produk dan layanan yang tersedia. Selain itu, LEP EXPO juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan kesejahteraan hewan dan efisiensi rantai pasokan dalam sistem produksi.

Event ini merupakan sebuah perayaan dari kolaborasi antara Indonesia dengan Australia. Walau kadang industri ini menghadapi tantangan seperti penyakit dan gejolak market, kerja sama antar negara tetap kuat,” ujar David.

Ia melanjutkan bahwa sangat penting bagi industri untuk dapat meningkatkan kualitas di berbagai sektor, seperti sertifikasi halal, perbaikan infrastruktur, dan manajemen rantai pasok yang stabil. “Semoga LEP 2025 juga dapat menghadirkan peluang fantastis bagi peternakan untuk menjaga pasar agar lebih baik dan berkelanjutan,” ucapnya.

Pada kesempatan yang sama, Minister Consellor Agriculture Australian Embassy For Indonesia yang diwakili oleh Andrew O' Sullivan mengatakan dalam pidatonya bahwa Indonesia adalah mitra penting bagi mereka.

“Kami telah berkomitmen mendukung program presiden Prabowo Subianto, salah satunya melalui funding berupa kursus singkat. Nantinya masyarakat Indonesia akan diajarkan tentang pengelolaan padang rumput, susu, dan pakan untuk memaksimalkan produktivitas sapi perah. Kami juga bekerja sama dalam penanggulangan wabah penyakit sapi yang menimpa Indonesia beberapa tahun belakangan,” tutur Andrew.

Sementara itu, Direktur Hilirisasi Hasil Peternakan, Makmun, yang juga hadir mewakili Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, turut menyampaikan kegembiraan atas terselengaranya LEP Expo 2025. Menurutnya, acara ini dapat menjadi bagian dari pilihan informasi yang lebih baik untuk meningkatkan produksi ternak dan efisiensi rantai pasok sebagai komitmen untuk mengembangkan studi komprehensif tentang peluang investasi ternak di Indonesia.

“Indonesia dan Australia telah lama bermitra dan saling mendukung di sektor peternakan. Oleh karena itu, hal baik ini harus tetap dilanjutkan dan dijaga. Forum ini penting sebagai wadah komunikasi dan hubungan antara pelaku peternakan di Indonesia serta memberikan informasi tentang produk dan layanan peternakan dalam upaya membangun industri peternakan Indonesia yang lebih baik,” tukasnya. (CR)

INDO LIVESTOCK SIAP HADIRKAN INOVASI PETERNAKAN DI SURABAYA

Technical meeting Indo Livestock 2025 Expo & Forum. (Foto: Istimewa)

Indo Livestock 2025 Expo & Forum yang merupakan pameran internasional terkemuka di industri peternakan, pengolahan hasil ternak, dan kesehatan hewan ternak ke-18, akan kembali digelar pada 2-4 Juli 2025 di Grand City Convex (GCC), Surabaya.

Sebagai pionir dalam pameran internasional di industri peternakan, pengolahan hasil ternak, dan kesehatan hewan ternak, Indo Livestock telah menunjukkan konsistensi dan keunggulannya sejak pertama kali diselenggarakan pada 2002.

Mendekati pelaksanaan pameran, PT Napindo Media Ashatama (Napindo) selaku penyelenggara menggelar Technical Meeting Indo Livestock, Indo Feed, Indo Dairy, Indo Agrotech, Indo Vet, dan Indo Fisheries 2025 Expo & Forum pada Kamis (15/5/2025) di Jakarta.

Assistant Project Director Napindo, Lisa Rusli, dalam sambutannya menyampaikan apresiasinya kepada seluruh peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut. “Kami mengucapkan terima kasih atas antusiasme dan kehadiran seluruh peserta pameran yang telah datang menghadiri Technical Meeting Indo Livestock pada siang hari ini,” ujarnya.

Lisa sekaligus memaparkan secara rinci aspek teknis pameran, serta menegaskan komitmen Napindo untuk memberikan pelayanan terbaik guna mendukung kesuksesan pameran Indo Livestock 2025 Expo & Forum.

Acara ini juga turut dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis, Karsan SSos MM dan perwakilan dari Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian. Pameran juga didukung oleh Kementerian dan Asosiasi, di antaranya Kementerian Perindustrian, Kementerian Pariwisata, AINI, ASMD, ASOHI, ARPI, FMPI, FP2TPKI, GAPENSISKA, GKSI, GOPAN, GPMT, HNSI, ISPIKANI, MAI, MAKINDO, MIPI-WPSA Indonesia, SCI, Minapoli, dan ASPERAPI.

Lebih dari 300 peserta dari 30 negara akan berpartisipasi selama tiga hari. Begitu pula 15.000 pengunjung yang diharapkan dapat meramaikan pameran dan forum internasional kali ini yang telah dipercaya sebagai platform unggulan untuk menjalin kerja sama dan memperkenalkan inovasi di industri peternakan, pakan ternak, pengolahan susu, pertanian, kesehatan hewan, alat-alat kedokteran hewan, perikanan, dan akuakultur.

Dengan mengikuti pameran ini, pengunjung juga akan mendapatkan informasi dari pakar industri mengenai isu-isu terkini dalam pengembangan bisnis. Tidak hanya itu, selama tiga hari pameran, Indo Livestock 2054 Expo & Forum menghadirkan Forkompedia yang terdiri dari empat sektor seperti Dairypedia (dairy), Fisheriespedia (perikanan), Livestockpedia (peternakan), dan Vetpedia (kesehatan hewan), serta program menarik lainnya seperti Sosialisasi SDTI 2025 berupa bazaar UMKM, talkshow, dan kegiatan anak dalam rangkaian SDTI Fun. (INF)

JELANG IDULADHA, KEMENTAN AMANKAN KESEHATAN HEWAN

Kebutuhan hewan kurban yang meningkat signifikan turut memicu tingginya mobilisasi ternak antar wilayah. (Foto: Istimewa)

Menyambut Hari Raya Iduladha 1446 H/2025 M, Kementerian Pertanian (Kementan) memperketat pengawasan kesehatan hewan kurban guna mencegah penyebaran penyakit hewan menular strategis (PHMS) dan zoonosis. Upaya ini dilakukan melalui koordinasi intensif dengan dinas peternakan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Agung Suganda, menekankan pentingnya pengawasan lalu lintas ternak dan mitigasi risiko di seluruh rantai distribusi hewan kurban. Pengawasan tersebut mencakup peternakan, pasar hewan, tempat penjualan, rumah potong hewan (RPH), hingga lokasi pemotongan non-RPH.

“Kebutuhan hewan kurban yang meningkat signifikan turut memicu tingginya mobilisasi ternak antar wilayah. Jika tidak diantisipasi serius, hal ini dapat membuka celah masuknya penyakit seperti PMK, LSD, hingga antraks,” ujar Agung dalam keterangan resminya, Rabu (7/5/2025).

Salah satu langkah konkret yang diwajibkan adalah vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan kurban di sekitar titik penjualan dalam radius minimal tiga kilometer. Vaksinasi ini harus dilakukan paling lambat enam bulan sebelum penyembelihan.

Kementan juga mengimbau masyarakat untuk segera melapor kepada petugas kesehatan hewan jika menemukan gejala sakit pada hewan kurban. Pemerintah daerah diminta aktif melaporkan hasil pemeriksaan hewan, baik sebelum (antemortem) maupun sesudah pemotongan (postmortem) melalui aplikasi iSIKHNAS. Selain itu, sistem pelaporan darurat juga wajib diaktifkan, didukung dengan penguatan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kepada publik.

“Dengan sinergi semua pihak, kita berharap Iduladha tahun ini bukan hanya khidmat secara spiritual, tetapi juga aman dari sisi kesehatan,” ucapnya.

Pada kesempatan terpisah, Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner, Nuryani Zainuddin, menyoroti pentingnya pelaksanaan pemotongan hewan kurban yang higienis dan memperhatikan kesejahteraan hewan. “Setiap tahapan pemotongan mulai dari pemeriksaan sebelum hingga sesudah penyembelihan harus dilakukan dengan baik dan benar,” jelas Nuryani.

Ia juga mengimbau agar masyarakat memilih hewan kurban yang sehat, cukup umur, dan bebas gejala penyakit. Menurutnya, pelaksanaan kurban yang baik bukan hanya terkait dengan syariat agama, tetapi juga melindungi kesehatan masyarakat.

“Penanganan daging dan jeroan yang tidak higienis bisa menjadi jalur masuk penyakit zoonosis ke manusia. Di sinilah peran edukasi dan kesadaran kolektif sangat penting,” imbuhnya.

Kementan turut mengingatkan bahwa hewan kurban yang tidak terjual tidak boleh dikembalikan ke daerah asal. Hewan tersebut harus dipelihara, dipotong di RPH setempat, atau dijual di wilayah sekitar untuk mencegah penyebaran penyakit lintas wilayah.

Tahun ini, kebutuhan hewan kurban sapi dan kambing/domba diperkirakan mencapai 2.074.269 ekor, naik 1,98% dibandingkan tahun lalu. Sementara itu, ketersediaan nasional mencapai 3.217.397 ekor, sehingga terdapat surplus sekitar 1,14 juta ekor. Kementan memastikan kecukupan hewan kurban secara nasional dan telah menyiapkan mekanisme distribusi dari daerah surplus ke daerah yang kekurangan. (INF)

IKUTI SEMINAR & WORKSHOP EVIDENCE-BASED APPROACHES AND TREATMENT UPDATE FOR SKIN DISORDERS

PT Tiga Inovasi Medika anak perusahaan Fenanza yang bergerak di bidang alat medis hewan kesayangan akan mengadakan acara Seminar & Workshop International.

Seminar: Evidence-Based Approaches and Treatment Update for Skin Disorders

  • Hari/Tanggal: 19 Mei 2025
  • Jam: 09.00 - 12.00
  • Lokasi : IPB Convention Center

Workshop: Hands-On Diagnosis and Treatment with Cryotherapy and Stem-Cell in Veterinary Practice

  • Hari/Tanggal: 20 Mei 2025
  • Jam: 09.00 - 12.00
  • Lokasi: Rumah Sakit Hewan Pendidikan IPB

Pembicara dan pemateri: Dr Ha-Jung Kim.

  • Associate Professor, Department of Internal Medicine, College of Veterinary Medicine, Chonnam National University, South Korea.
  • Professor of Small Animal Teaching Hospital, Chonnam National University, South Korea.
  • Clinical Attendance of Department of Dermatology, Small Animal Hospital, University of Florida, USA.

Fasilitas:

  • Seminar/workshop kit
  • Snack dan makan siang
  • Materi presentasi
  • Sertifikat
  • SKPB point

Terbatas hanya untuk 40 peserta, segera daftar ke 0811 1013 0676 (drh Aulia Rahman)

ASOHI SUKSES GELAR WORKSHOP CPOHB, PERKUAT STANDAR INDUSTRI OBAT HEWAN NASIONAL

Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) telah menyelenggarakan Workshop Pelatihan Cara Pembuatan Obat Hewan yang Baik (CPOHB) versi terkini pada 29-30 Mei 2025 di Harris Hotel & Convention Festival Citylink, Bandung. Acara yang dihadiri 90 peserta dari berbagai produsen obat hewan, praktisi, dan instansi pemerintah ini berhasil menciptakan ruang diskusi produktif tentang peningkatan standar industri.

Drh Sugiyono, MVet bertindak sebagai moderator utama yang dengan cakap memandu seluruh rangkaian acara selama dua hari. Dalam sambutan pembukaan, Drh Fendy Fadillah Akbar, MSc selaku Ketua Panitia menekankan pentingnya adaptasi terhadap perkembangan regulasi, sementara Drh Nurvidia Machdum sebagai perwakilan ASOHI menyoroti komitmen asosiasi dalam peningkatan kompetensi anggota. Hadirnya Ibu Linda Al-Amin, ST, MT dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jawa Barat semakin memperkuat komitmen kolaborasi antara regulator dan pelaku industri.

Hari pertama workshop diisi dengan materi komprehensif dari tiga narasumber kompeten. Drh Liys Desmayanti, MSi dari Kementerian Pertanian memaparkan pedoman CPOHB terkini secara detail, dilanjutkan dengan pembahasan sistem audit internal oleh Dr Drh Andriyanto, MSi yang memberikan insight berharga.

"Diskusi menjadi sangat hidup dan tepat sasaran," ujar salah satu peserta. Sesi semakin aplikatif ketika Apt Bambang Irawan, MSi berbagi pengalaman implementasi CPOHB dari perspektif produsen, memicu diskusi intens tentang tantangan di lapangan.

Pada hari kedua, fokus workshop beralih ke aspek krusial Quality Assurance dan Quality Control (QA/QC) dengan pembahasan mendalam oleh Apt Muhammad Zahid, SSi, MSc. Materi ini menyentuh titik-titik kritis dalam proses produksi yang sering menjadi kendala di lapangan, dengan penekanan pada integrasi sistem QA/QC yang robust dengan prinsip-prinsip CPOHB. Peserta sangat antusias menyimak pemaparan yang disertai contoh kasus nyata dari industri.

Keberhasilan workshop ini tidak hanya terlihat dari antusiasme peserta, tetapi juga dari outcome konkret berupa peningkatan pemahaman tentang standar produksi terkini. ASOHI berkomitmen untuk terus menjadi garda depan dalam pengembangan industri obat hewan nasional melalui berbagai program peningkatan kapasitas. (Rilis)

PERGESERAN PASAR SUSU GLOBAL: TIONGKOK MENCARI OPSI LAIN

Saat ini Tiongkok beralih ke Australia, Selandia Baru, dan Malaysia untuk mendapatkan lebih banyak produk susu.

Awal bulan ini, surat kabar Chronicle mencatat potensi ekspor yang besar dari pasar Tiongkok untuk produk susu Australia, menjelaskan bahwa semakin banyak krim, keju, yogurt, dan susu negara itu yang masuk ke troli belanja Tiongkok, yang menciptakan peluang signifikan bagi produsen susu Australia.

Tiongkok tidak hanya mencari lebih banyak opsi untuk mengimpor produk susu karena sengketa perdagangan dengan Kanada dan AS. Situasi ini diperburuk oleh masalah produksi, dengan Rabobank baru-baru ini merilis laporan yang menunjukkan bahwa pasokan susu Tiongkok akan turun lebih jauh tahun ini.

Meskipun telah meningkat di tahun-tahun sebelumnya, produksi susu Tiongkok turun pada tahun 2024, setelah beberapa tahun berturut-turut mengalami ekspansi yang signifikan, menurut Michael Harvey, salah satu penulis laporan dan analis susu senior RaboResearch. Ia memperkirakan bahwa impor susu Tiongkok kemungkinan akan membaik pada tahun 2025 dibandingkan dengan tahun 2024.

WABAH PMK DI PETERNAKAN SAPI PERAH SLOVAKIA DENGAN 3.000 SAPI

Sekali lagi, sebuah peternakan sapi perah besar di Slovakia dilanda wabah Penyakit Kuku dan Mulut (PMK). Wabah ini menyerang sebuah peternakan di Plavecký Stvrtok, Slovakia, dekat perbatasan dengan Austria. Peternakan tersebut milik perusahaan investasi terdaftar FirstFarms dari Denmark, yang aktif di 4 negara Eropa dengan peternakan sapi perah, babi, dan lahan pertanian.

Menurut FirstFarms, lokasi yang sekarang terinfeksi tersebut dihuni oleh sekitar 3.000 sapi perah dan sekitar 600 anak sapi dan 150 sapi muda. Ini adalah wabah PMK ke-5 di Slovakia dalam waktu yang singkat. Selain itu, 2 peternakan sapi perah di Hungaria juga telah terdampak oleh PMK. Infeksi pertama klaster tersebut ditemukan pada 7 Maret. Wabah baru ini menunjukkan bahwa penyebarannya masih berlangsung.

Sejauh ini, hanya sapi perah dan sapi lainnya yang terkena PMK. Sumber infeksi baru tersebut terletak jauh dari lokasi yang terinfeksi sebelumnya, yang berada dalam radius 10 kilometer satu sama lain, kecuali satu. Menurut media Slovakia, virus tersebut mungkin telah ditularkan oleh seseorang dari lokasi PMK Hungaria ke lokasi Slovakia. Infeksi baru tersebut menimbulkan kekhawatiran di Austria dan Republik Ceko, karena virus tersebut semakin dekat. Selain itu, media Slovakia berbagi kekhawatiran bahwa virus tersebut juga dapat muncul pada babi, karena FirstFarms juga memiliki peternakan babi di Slovakia.

LARANGAN INGGRIS TERHADAP SAPI DAN SUSU AUSTRIA

Dalam beberapa waktu terakhir, Inggris telah melarang impor sapi hidup, daging segar, dan produk susu dari Austria karena wabah PMK di seberang perbatasan Austria. Mereka yang bepergian dari Austria tidak diperbolehkan membawa daging, produk daging, produk susu, atau produk makanan ke Inggris. Larangan serupa juga berlaku untuk Hungaria dan Slovakia.

Dr Christine Middlemiss, kepala dokter hewan Inggris, dikutip mengatakan, "Kami telah melihat sejumlah kasus Penyakit Kuku dan Mulut yang mengkhawatirkan di benua ini, dan kami perlu tetap waspada terhadap risiko serangan penyakit – sebagai pemerintah, di perbatasan, dan di pertanian kami."

Menteri Pertanian Inggris Daniel Zeichner menambahkan, “Konfirmasi penyakit PMK di negara Eropa ketiga merupakan masalah serius, pemerintah akan mengambil tindakan apa pun yang diperlukan untuk mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut.”

AUSTRIA MENUTUP PERBATASAN UNTUK BABI DAN SAPI

Austria telah menutup 24 penyeberangan perbatasan kecil dengan Hungaria dan Slovakia dalam upaya menghentikan penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) ke negara tersebut. Austria terakhir kali terkena PMK pada tahun 1981.

Penutupan perbatasan Austria pada tanggal 5 April diumumkan setelah munculnya penyakit tersebut pada sapi dalam beberapa minggu terakhir (Maret) di Hungaria dan Slovakia, kedua negara tersebut telah bebas dari PMK selama 50 tahun.

Pemerintah Slovakia telah mengumumkan "situasi darurat" setelah 6 wabah terjadi di negara tersebut dalam beberapa minggu terakhir, yang terakhir pada tanggal 4 April. Hungaria sejauh ini melaporkan 4 wabah, di timur laut negara tersebut. Di kedua negara tersebut, jumlah korban melebihi 3.000 sapi.

Polisi Austria dengan tekun melakukan tindakan pencegahan di pos pemeriksaan perbatasan yang lebih besar, memastikan pemeriksaan dan inspeksi yang ketat untuk menghentikan masuknya penyakit tersebut. Pemeriksaan juga dilakukan di penyeberangan perbatasan yang tetap dibuka. Mobil dan pejalan kaki menyeberangi karpet epidemi, yang juga dikenal sebagai keset disinfektan, untuk mencegah penyebaran virus. Inspeksi meliputi pemeriksaan kendaraan untuk produk daging yang dilarang dibawa ke Austria.

EXHIBITION LAUNCHING NLP EXPO DAN INDOGRITECH

Berpose bersama dalam kegiatan exhibition launching NLP Expo dan Indogritech. (Foto: Dok. Infovet)

Berlokasi di The Westin Jakarta, Kamis (8/5/2025), Debindo Global Expo resmi melaksanakan exhibition launching untuk penyelenggaraan pameran pertanian dan peternakan, Nusantara Livestock & Poultry Expo (NLP) dan Indogritech (Indonesia Agriculture Technology Expo) yang akan digelar pada 6-9 November 2025, di ICE BSD City.

Direktur Debindo, Rafidi Iqra Muhamad, mengatakan bahwa pameran ini akan menjadi tonggak penting dalam memajukan inovasi dan teknologi di sektor agribisnis dan peternakan di Indonesia.

“Dengan mengangkat tema Shaping a Resiliant Food Estate for Indonesia, pameran ini dirancang sebagai sebuah platform unggulan untuk memamerkan solusi terkini, memperkuat kolaborasi, dan mendorong percepatan transformasi menuju pertanian dan peternakan yang cerdas, efisien, dan berkelanjutan,” ujarnya.

Lebih lanjut disampaikan, dengan dukungan stakeholder pertanian dan peternakan, Indogritech dan NLP Expo hadir untuk ikut mendorong akselerasi program prioritas pemerintah dalam mewujudkan swasembada berkelanjutan, karena pertanian dan peternakan menjadi komoditas utama penghasil sumber daya pangan.

Event ini juga sekaligus menjawab tantangan global di sektor pertanian dan peternakan seperti perubahan iklim, ketahanan pangan, dan kebutuhan akan produktivitas yang akan terus meningkat dari waktu ke waktu. Melalui pameran ini kami akan mempertemukan para inovator, pelaku industri, akademisi, serta pemerintah untuk bersama-sama menciptakan sektor agribisnis dan peternakan yang tangguh serta berdaya saing pada skala internasional,” ungkapnya.

Pada kesempatan tersebut, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, yang hadir mewakili Menteri Pertanian, turut mengapresiasi penyelenggaraan pameran tersebut. Pihaknya berharap kegiatan nantinya bisa menjadi ajang promosi dan edukasi.

“Juga menjadi momentum penting yang mempertemukan seluruh pemangku kepentingan dari sektor pertanian dan sub sektor peternakan dari hulu hingga hilir dalam membangun kolaborasi menuju pertanian modern,” kata Agung.

Sebab, sub peternakan memiliki peran strategis dalam penyediaan protein hewani, penciptaan lapangan kerja, serta penggerak ekonomi rakyat di perdesaan, namun banyaknya tantangan seperti perubahan iklim, penyakit hewan menular, hingga fluktuasi pasar, menuntut dilakukannya inovasi dan transformasi.

“Semoga pameran ini bisa menjadi wadah yang produktif bagi pertukaran pengetahuan, inovasi, teknologi, dan penguatan jaringan bisnis untuk sektor pertanian dan sub sektor peternakan. Kegiatan ini juga mendukung pemerintah dalam mempromosikan potensi produk peternakan dalam membangun bisnis dan kesuksesan yang lebih besar,” ucapnya.

Hal senada juga disampaikan Ketua Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT), Desianto Budi Utomo, yang menyambut baik NLP Expo dan Indogritech untuk menjadi panggung kolaborasi dalam bertukar wawasan hingga membangun relasi baru. “Kami bangga menjadi bagian dari pameran ini, semoga menjadi ajang penting untuk promosi dan membangun industri yang berdaya saing,” tukasnya.

Launching juga turut dihadiri para perwakilan dari perusahaan, instansi pemerintah, asosiasi, maupun akademisi, di antaranya Bapanas, FMPI, GOPAN, Pinsar Indonesia, GPPU, Gapensiska, Alsintani, perwakilan IPB University, dan lain sebagainya.

Mengambil tempat di Hall 10 ICE BSD City, 6-9 November 2025, NLP Expo dan Indogritech akan menghadirkan lebih dari 100 perusahaan nasional dan multinasional, serta diperkirakan akan ada lebih dari 30.000 pengunjung. (RBS) 

USSEC GELAR WORKSHOP NUTRISI DAN PAKAN TERNAK BERSAMA FAPET UNSRAT

Foto bersama workshop nutrisi dan formulasi pakan di Fapet Unsrat. (Foto-foto: Dok. Panitia)

U.S. Soybean Export Council (USSEC) bersama Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi (Fapet Unsrat), serta bekerja sama dengan GITA EO dan Majalah Infovet, menyelenggarakan workshop Fundamentals of Animal Nutrition & Feed Formulation”, pada 5-6 Mei 2025.

Workshop yang dilaksanakan di Fapet Unsrat diikuti sebanyak 60 mahasiswa, juga diikuti dosen Fapet Unsrat, dan beberapa tamu undangan ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman mahasiswa mengenai nutrisi hewan dan teknik formulasi pakan berbasis ilmu pengetahuan dan praktik industri terkini.

Florencia N. Sompie (kiri) dan Ibnu Edy Wiyono (kanan) saat memberikan sambutannya.

Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Peternakan Unsrat, Dr Ir Florencia N. Sompie MP IPU, mengatakan bahwa kesgiatan ini penting dalam rangka meningkatkan kemampuan dan pengetahuan terkait nutrisi dan pakan ternak.

“Dengan adanya workshop ini kami berharap dapat meningkatkan kemampuan dan pengetahuan mahasiswa di bidang nutrisi dan pakan ternak. Kuota yang terbatas menjadi kesempatan eksklusif bagi peserta terpilih untuk benar-benar menyerap ilmu yang diberikan,” tutur Florencia.

Hal senada juga disampaikan oleh Country Director USSEC Indonesia, Ibnu Edy Wiyono SE MSE, bahwa kegiatan ini memiliki nilai lebih karena mempertemukan dunia akademik dan industri.

“Yang membedakan acara ini adalah kehadiran para akademisi dan pengusaha. Kami berharap mahasiswa dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk memperluas wawasan dan membangun koneksi dengan dunia kerja,” ujar Ibnu.

Alfred Kompudu (kiri) dan Budi Tangendjaja (kanan) saat memaparkan materi workshop.

Diharapkan kolaborasi antara universitas dan industri ini dapat terus berlanjut demi pengembangan pendidikan peternakan yang aplikatif dan relevan dengan kebutuhan lapangan.

Selama dua hari, workshop hari pertama menghadirkan pembicara di antaranya Alfred Kompudu (USSEC) membawakan materi “Modern Poultry Production”, Prof Budi Tangendjaja (USSEC) “Nutrient Requirement Modern Poultry dan AMR and Feed Additives”, Achmad Ragil (Charoen Pokphand Indonesia/CPI) “Raw Material Quality Control”.

Suasana Q&A yang berjalan interaktif.

Sementara pada hari kedua menampilkan pembicara Khuzaemah Thamrin (CPI) “Good Manufacturing Practice in Feed Production”, Budi Tangendjaja “The Principles of Feed Formulation”, Achmad Ragil “Poultry Ration Evaluation and Performance Analysis”, dan Ibnu Edy Wiyono “Sustainability in Livestock & Animal Feed Industry”. (INF)

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer