-->

Featured Posts

LEBIH DARI 1.500 SAPI PERAH IMPOR DATANG LAGI

Sapi perah bunting kembali didatangkan untuk perkuat populasi dan mendukung produktivitas peternak lokal. (Foto: Istimewa)

Dalam dua hari, lebih dari 1.500 ekor sapi perah bunting kembali didatangkan dari Australia ke Indonesia untuk memperkuat populasi sapi perah dan mendukung produktivitas peternak lokal.

Sebanyak 1.088 ekor sapi perah tiba di Pelabuhan Tanjung Tembaga, Probolinggo, Sabtu (28/6/2025). Pemasukan ini difasilitasi PT Santosa Agrindo Lestari (Santori), anak perusahaan JAPFA, bekerja sama dengan PT Greenfields Dairy Indonesia, PT Karya Suci Pratama, PT Irfai Berkah Sejahtera, PT Arla Food, serta Koperasi Suka Makmur.

Sehari sebelumnya, 485 ekor sapi perah juga telah masuk ke Indonesia melalui Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi, oleh PT Kironggo Joyo. Total, dalam waktu dua hari, jumlah sapi perah impor yang masuk mencapai 1.573 ekor.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Kementerian Pertanian (Kementan), Agung Suganda, mengatakan bahwa langkah ini selaras dengan program pemerintah dalam mempercepat peningkatan populasi dan produksi susu nasional, khususnya melalui Program Percepatan Produksi Susu dan Daging Nasional (P2SDN).

“Pemerintah menargetkan peningkatan populasi sapi perah sebanyak satu juta ekor hingga 2029. Ini adalah bagian penting dari strategi mencapai ketahanan pangan dan mendukung program Makan Bergizi Gratis,” ujar Agung dalam keterangan resminya, Sabtu (28/6/2025).

Saat ini, produksi susu segar dalam negeri baru mampu memenuhi sekitar 21% dari kebutuhan nasional yang mencapai 4,6 juta ton/tahun. Kehadiran sapi impor ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas peternak lokal dan mendorong kemandirian produksi susu di dalam negeri.

Adapun jenis sapi yang diimpor merupakan persilangan antara Holstein dan Jersey yang memiliki keunggulan genetik berupa produktivitas susu tinggi, masa laktasi panjang, interval kelahiran yang singkat, serta lebih adaptif terhadap iklim tropis Indonesia. Selain itu, ukuran tubuh yang lebih kecil dinilai sesuai untuk dikelola oleh peternak skala kecil dan menengah.

Direktur Kesehatan Hewan, Kementan, Imron Suandy, menegaskan bahwa seluruh sapi impor telah melalui protokol kesehatan hewan sejak sebelum pengiriman hingga tiba di Indonesia. Pemerintah memastikan hewan yang masuk dalam kondisi sehat, bebas penyakit hewan menular strategis, dan telah disertai dokumen lengkap sesuai standar internasional.

“Bersama dengan Badan Karantina Hewan, tindakan karantina dan pemeriksaan kesehatan hewan kami lakukan secara menyeluruh. Ini bagian dari komitmen menjaga kesehatan hewan sekaligus menjamin keamanan pangan asal hewan,” kata Imron.

Ia menambahkan, pengawasan juga dilakukan selama proses distribusi sapi ke para perusahaan joint shipment dan peternak mitra Greenfields di Jawa Timur.

CEO Greenfields, Akhil Chandra, menjelaskan bahwa sapi-sapi tersebut akan didistribusikan kepada 120 peternak mitra yang tersebar di Kabupaten Malang, Blitar, Pasuruan, dan Kota Batu, Jawa Timur.

“Kami juga akan menyerap seluruh hasil susu dari peternak mitra dan memberikan dukungan teknis berkelanjutan agar para peternak dapat meningkatkan produktivitas secara optimal,” katanya. (INF)

MENGATASI ANCAMAN KOKSIDIOSIS DENGAN MONIMAX

Koksidiosis merupakan salah satu penyakit pada unggas yang masih kerap terjadi di lapangan. Selain aplikasi biosekuriti yang menyeluruh, pemilihan anti-koksidia yang tepat juga patut diperhitungkan agar dapat mengendalikannya.




MONIMAX (MONENSIN + NICARBAZINE)

Monimax (Monensin + Nicarbazine)
Reveal your hidden potential



DUKUNG INDONESIA BEBAS PMK 2035, BARANTIN KAMPANYEKAN RING VAKSINASI

Badan Karantina Indonesia (Barantin) bersama Ikatan Dokter Hewan Karantina Indonesia (IDHKI), Kementerian Pertanian, Gabungan Pelaku Usaha Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo) dan dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi Lampung, Sumatra Utara, Banten, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, dan Jawa Barat menyelenggarakan kegiatan Kampanye Ring Vaksinasi PMK bertemakan “Lakukan Vaksinasi Sebelum Melalulintaskan Hewan” selama tiga hari, 20-22 Mei 2025.  

Mengapa kegiatan ini mengambil lokasi pencanangan di Kabupaten Lampung Tengah karena Lampung merupakan salah satu lumbung ternak sapi, kerbau, kambing nasional dan sebagian besar akan dilalulintaskan ke Pulau Jawa. Hal ini merupakan dukungan Barantin untuk mewujudkan Indonesia kembali bebas PMK pada tahun 2035. Saya apresiasi kepada seluruh pemangku kepentingan yang telah bersinergi melakukan aksi ini. Melalui ring vaksinasi ini untuk menjamin kesehatan hewan ternak sebelum dilalulintaskan ke daerah lain,” kata Kepala Barantin Sahat M. Panggabean dalam sambutan pembukaan secara daring.

“Kegiatan ini salah satu upaya kolaboratif dalam rangka mencegah penyebaran dan pengendalian penyakit strategis, PMK, di Indonesia. Pemerintah menargetkan program vaksinasi tahun 2025 untuk zona kuning sebanyak 6,7 juta dosis, zona merah sebanyak 13 juta dosis, dan zona hijau sebanyak 0 dosis. Hari ini, Barantin mendukung dan berkontribusi secara nyata dengan menargetkan 3.000 dosis vaksin PMK,” imbuh Kepala Barantin, dalam keterangan resminya. 

"Kepada pelaku usaha peternakan, saya ingatkan agar hanya melalulintaskan hewan yang sehat dan telah divaksin, serta tidak melalulintaskan hewan bergejala sakit. Kita tidak boleh main-main dengan risiko, karena satu kelengahan bisa berdampak besar bagi seluruh ekosistem peternakan kita,” tutur Gubernur Lampung yang diwakili oleh Asisten Daerah III Bidang Administrasi Umum, Sulpakar

Deputi Bidang Karantina Hewan Sriyanto di lokasi pencanangan menjelaskan tujuan dari kegiatan ini salah satunya yakni meningkatkan kesadaran peternak akan pentingnya vaksinasi, meningkatkan peran serta pemangku kepentingan, melindungi/memberi kekebalan ternak sapi dari infeksi PMK, dan menurunkan angka kejadian PMK di daerah target. (INF) 

KOLABORASI DALAM MEMBERIKAN SOLUSI MEMAKSIMALKAN KINERJA SALURAN PENCERNAAN

Kesehatan saluran pencernaan merupakan hal yang penting untuk hewan ternak. Dibutuhkan upaya maksimal dalam menjaga kesehatan saluran pencernaan agar performa ternak tetap prima.



SELEN-OYE: SELENIUM ORGANIK MEMILIKI BANYAK MANFAAT

Fungsi utama yakni sebagai antioksidan serta meningkatkan daya tahan tubuh dan fertilitas.



IKUTI SEMINAR PRECISION POULTRY NUTRITION: OPTIMIZING AMINO ACID PROFILES FOR ENHANCED EFFICIENCY

Majalah Infovet bekerja sama dengan Cheil Jedang Indonesia mengundang Anda untuk hadir dalam:

🎓 CJ Indonesia Seminar 2025
🧬 Precision Poultry Nutrition: Optimizing Amino Acid Profiles for Enhanced Efficiency


Selasa, 15 Juli 2025

🕘 Pukul 09.00 – 13.00 WIB
📍 Hotel Mulia Senayan, Jakarta
💸 GRATIS! (Tempat terbatas)


👩‍🔬 Pembicara Ahli Internasional & Nasional:

1. Ruben Kriseldi, PhD (Aviagen)
"Optimizing Amino Acid Profiles to Enhance Growth Performance and Efficiency in Poultry Production"

2. Dr. Jae Cheol Kim (CJ BIO – Global Head of Technical)
"Precision Nitrogen Nutrition for efficient poultry production"

3. Dr. Roxanne Barrion (ATSC Poultry Manager | CJ BIO)
"Functional Benefits from Amino Acids to Boost Poultry Production Efficiency"

4. Henri E. Prasetyo, DVM., MVSc (DMC Nutritionist)
"Commercial Application of Low CP Diet in Poultry: Importance of Amino Acid Nutrition"

🎤 Dipandu oleh Moderator: Tim CJ Bio

👨‍⚕👩‍🔬 Seminar ini ditujukan bagi Nutritionist, Formulator, RnD, maupun bagian yg berhubungan dengan nutrisi unggas.

Klik link berikut: https://bit.ly/2025_seminar

Bagi peserta yg memenuhi kuota akan diinformasikan secara pribadi. Jangan lewatkan kesempatan berharga ini untuk memperluas wawasan dan jejaring profesional Anda!

PENGGUNAAN ANTIBIOTIK TAK SEMBARANGAN, DAGING AYAM AMAN DIMAKAN

Produk pangan asal hewan yang beredar di masyarakat telah melalui sistem pengawasan yang ketat dan aman untuk dikonsumsi. (Foto: Istimewa)

Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan bahwa ayam dan produk pangan asal hewan lainnya yang beredar di masyarakat telah melalui sistem pengawasan yang ketat dan aman untuk dikonsumsi. Pernyataan ini disampaikan untuk merespons beredarnya informasi menyesatkan mengenai penggunaan antibiotik berbahaya dalam pakan ayam beberapa waktu lalu.

Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner, Kementan, Nuryani Zainuddin, menegaskan bahwa penggunaan antibiotik sebagai pemacu pertumbuhan (antibiotic growth promoter/AGP) telah dilarang di Indonesia sejak 2018, melalui Permentan No. 14/2017.

“Pemberian antibiotik dalam pakan hanya boleh dilakukan untuk tujuan pengobatan, bukan sebagai pemacu pertumbuhan. Itu pun harus melalui resep dokter hewan dan diawasi secara ketat oleh pengawas obat hewan,” jelas Nuryani dalam keterangan resminya, Jumat (20/6/2025).

Menurutnya, pakan yang mengandung antibiotik dalam konteks pengobatan biasa disebut pakan terapi, yang penggunaannya dibatasi dan diatur secara rinci. Mulai dari jenis zat aktif, dosis, hingga masa henti (withdrawal period) untuk memastikan tidak ada residu pada produk hewan yang dikonsumsi masyarakat.

Lebih lanjut dijelaskan, ketentuan penggunaan obat dan pakan ternak telah diatur dalam UU No. 18/2009 jo. UU No. 41/2014, serta PP No. 95/2012. “Aturan ini menjadi fondasi kita dalam menjamin keamanan pangan dan mencegah resistansi antimikroba,” jelasnya.

Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner, Kementerian Pertanian, Nuryani Zainuddin. (Foto: Istimewa)

Untuk memperkuat pengawasan, Kementan bersama otoritas veteriner rutin melakukan Program Monitoring Surveilans Residu dan Cemaran Mikroba (PMSRCM), dengan cara mengambil sampel dari rumah pemotongan hewan, unit usaha pangan, hingga tempat penjualan. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi secara dini adanya residu antibiotik atau cemaran lainnya dalam produk hewan.

Nuryani juga mengimbau masyarakat untuk memilih produk hewan dari unit usaha yang telah memiliki Nomor Kontrol Veteriner (NKV). NKV sendiri merupakan sertifikat resmi dari otoritas veteriner yang menandakan bahwa unit usaha tersebut telah memenuhi standar higiene dan sanitasi, termasuk penggunaan pakan dan obat hewan yang sesuai.

“Produk dari unit bersertifikat NKV menjamin bahwa hewan yang digunakan sehat dan dipelihara secara baik. Ini adalah indikator penting dalam sistem jaminan keamanan pangan,” tegasnya.

Dalam proses penerbitan NKV, petugas memeriksa aspek kesejahteraan hewan, penggunaan pakan dan obat, serta pelarangan AGP. Semua ini dilakukan untuk memastikan bahwa produk hewan yang masuk ke pasar berasal dari rantai produksi yang aman, bertanggung jawab, dan transparan.

Ia berharap masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh informasi yang menyesatkan. “Kami pastikan bahwa produk ayam yang legal beredar di pasaran adalah aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH). Konsumsi produk asal hewan tetap aman selama masyarakat memilih dengan cermat dan bijak,” tukasnya.

Sebelumnya beredar rekaman talkshow di Radio Elshinta Bandung pada Minggu (15/6/2025), dengan narasi “Makan ayam bisa kena tumor. Stop makan ayam goreng. Inilah bahaya sering konsumsi ayam goreng,” dengan narasumber Dosen Peneliti Teknologi Pakan Universitas Pasundan, Rini Triani Ssi Phd. Dalam rekaman video tersebut dijelaskan bahaya mengonsumsi ayam broiler, karena kata Rini Triani di dalam pakannya mengandung growth promoter/pemacu pertumbuhan yang membuat pertumbuhan ayam menjadi lebih cepat.

Rekaman yang menyebut bahaya makan ayam. Videonya kini telah dihapus. (Foto: Istimewa)

“Banyak yang mengira itu hormon yang ditaro di ayam, kebanyakan enggak karena hormon harganya mahal, yang akhirnya yang ditaro itu antibiotik di pakannya. Dimakan sama ayam, seumur hidupnya dia makan itu, dan itu antibiotik ada di dagingnya, kalau kita makan masuk juga antibiotiknya,” ucapnya dalam video tersebut.

Lebih lanjut disampaikan, katanya banyak yang tidak menyadari karena dampak buruk dari antibiotik akan membuat mikroba baik dalam usus manusia yang mengonsumsi daging ayam akan ikut mati.

“Iya karena antibiotik yang ada di dalam daging ayam. Makannya prevalensi orang yang kena tumor sekarang makin banyak. Maka itu saya ingin share ini, karena saya juga penderita, jadi saya tidak menyadari bahwa saya makan itu selama ini, sering makan ayam goreng,” ucapnya.

Hal itu langsung mendapat respons dari berbagai kalangan di industri perunggasan, banyak yang menilai informasi tersebut keliru dan menyesatkan. Berdasarkan pantauan Infovet, konten tersebut kini telah dihapus, namun rekaman video sudah beredar di berbagai grup terkait dan peternak unggas.

Hal itu juga mendapat perhatian dari Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) Daerah Jawa Barat (Jabar). Dalam pembicaraan dengan Infovet, pihak ASOHI Daerah Jabar berencana akan melakukan pertemuan dengan pakar dalam video tersebut untuk meluruskan dan memberikan informasi yang lebih lengkap tentang penggunaan antibiotik di peternakan. (INF)

KEMERIAHAN LEP EXPO 2025

Gelaran Livestock Export Program (LEP) Expo ke-5 kembali hadir pada 14-15 Mei 2025 di The Springs Club Summarecon Serpong, Kabupaten Tangerang. Acara serupa terakhir kali dihelat pada 9-10 Juni 2022 lalu. LEP merupakan program yang didanai bersama oleh Meat and Livestock Australia (MLA) dan LiveCorp. LEP telah memberikan layanan kepada industri peternakan sapi Australia dan Indonesia sejak 2009. Terutama yang bergerak dalam praktik kesejahteraan hewan, peningkatan produktivitas, dan efisiensi rantai pasokan.




BRASIL MENYATAKAN DIRI BEBAS DARI FLU BURUNG

Brasil secara resmi bebas dari flu burung yang sangat patogen (HPAI) di peternakan unggas komersial, setelah menyelesaikan masa karantina sanitasi selama 28 hari. Sejak pengumuman tersebut, negara tersebut telah mencatat 33 hari tanpa wabah baru di tempat-tempat usaha profesional.

Pada hari Rabu tanggal 18 Juni, Kementerian Pertanian dan Peternakan (Mapa) secara resmi memberitahukan Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WOAH) tentang berakhirnya masa karantina sanitasi – langkah terakhir yang diwajibkan berdasarkan protokol internasional untuk menghilangkan fokus penyakit.

Periode karantina dimulai pada tanggal 22 Mei, segera setelah sanitasi peternakan di Montenegro, Rio Grande do Sul. Kota tersebut mengalami wabah pada tanggal 16 Mei, yang merupakan kasus pertama – dan satu-satunya – HPAI di unit unggas komersial di Brasil yang dikonfirmasi.

Dengan selesainya semua tindakan sanitasi yang diperlukan dan tidak terdeteksinya wabah lebih lanjut, Brasil dapat menegaskan kembali statusnya sebagai negara bebas dari HPAI – kondisi penting untuk membuka negosiasi dengan pasar internasional yang telah memberlakukan pembatasan sementara.

“Kita tidak merayakan krisis, tetapi kita harus mengakui kekuatan sistem sanitasi kita, yang merespons dengan transparansi dan efisiensi total. Kita berhasil mengendalikan wabah, mengikuti semua protokol internasional, dan sekarang, bergerak maju secara bertanggung jawab menuju pemulihan perdagangan internasional,” kata menteri pertanian Carlos Fávaro.

Proses notifikasi ke WOAH dilakukan oleh Sekretariat Pertahanan Pertanian di Mapa, berdasarkan kriteria teknis yang ketat dan transparansi penuh. Seluruh proses – mulai dari deteksi wabah, melalui penghentian sanitasi, hingga deklarasi diri negara sebagai negara bebas penyakit – telah didokumentasikan secara resmi.

Pada saat yang sama, pemerintah Brasil telah memulai komunikasi langsung dengan negara-negara yang telah membatasi sementara impor produk unggas Brasil, dengan tujuan untuk mempercepat pembukaan kembali pasar-pasar ini.

“Kami telah mencapai akhir dari kebuntuan sanitasi dengan deklarasi mandiri formal bahwa Brasil bebas dari flu burung di peternakan unggas komersial. Ini memperkuat kredibilitas sistem sanitasi kami dan merupakan langkah tegas menuju normalisasi ekspor,” tegas Carlos Goulart, Sekretaris Pertahanan Pertanian di Mapa.

Asosiasi Protein Hewani Brasil (ABPA) menyambut baik deklarasi mandiri formal yang disampaikan oleh Mapa kepada WOAH. Menurut presiden ABPA, Ricardo Santin, ini merupakan langkah penting menuju percepatan negosiasi untuk memulihkan ekspor unggas Brasil ke berbagai pasar yang saat ini mempertahankan pembatasan atau penangguhan.

Menurutnya, sektor ini yakin bahwa ekspor akan segera kembali normal dan bahwa peran Brasil dalam mendukung ketahanan pangan global akan semakin diperkuat.

EKSPOR DAGING BABI KE CINA: AS MAJU, KANADA MENEMUI JALAN BUNTU

Cina merupakan pasar besar bagi daging babi AS dan Kanada, tetapi hubungan dagang bilateral antara kedua negara ini akhir-akhir ini tidak berjalan mulus.

Namun, pada 17 Juni, pemerintah Cina memperbarui pendaftaran ekspor dari 23 pabrik daging babi AS. Hal itu terjadi setelah hampir dua pertiga pendaftaran untuk semua pabrik daging AS telah berakhir berdasarkan perjanjian perdagangan dari 5 tahun lalu yang dikenal sebagai "Fase 1 2020".

Ada laporan yang belum dikonfirmasi bahwa pendaftaran baru ini akan tetap berlaku hingga 2030. Hal ini juga terjadi setelah Cina mengenakan tarif balasan sebesar 10% untuk daging babi (dan juga daging sapi dan susu) dan membatalkan pesanan daging babi AS dalam jumlah besar sebagai tanggapan atas tarif AS atas impor Cina.

Sementara itu, meskipun perdagangan keseluruhan antara Kanada dan Cina berjalan dengan baik, hal itu tidak terjadi pada daging babi. Pada bulan Maret, Cina menerapkan tarif 25% pada daging babi dan produk pertanian Kanada lainnya sebagai balasan atas tarif 100% yang dikenakan Kanada pada impor kendaraan listrik Cina tahun lalu. Hal itu telah memangkas impor daging babi Kanada oleh Cina secara signifikan.

Pada akhir Mei, Dewan Daging Kanada meminta pemerintah federal yang baru untuk memulihkan "akses penuh ke Cina" untuk daging sapi dan daging babi. Organisasi tersebut menambahkan, “Kami juga menyerukan penyelesaian masalah dengan AS dan UE dengan cepat, dan perluasan akses ke Asia Tenggara dan Amerika Latin.”

Sektor daging sapi dan babi Kanada juga meluncurkan kantor advokasi daging Kanada di Beijing untuk mengamankan akses ke pasar Cina.

ASF JERMAN: BABI HUTAN YANG TERINFEKSI MENINGKAT MENJADI 5 DI NEGARA BAGIAN NRW

Jumlah kasus virus Demam Babi Afrika (ASF) pada babi hutan di negara bagian Rhine Westphalia Utara (NRW) yang padat penduduk di Jerman telah meningkat menjadi 5 – naik dari 1.

Empat bangkai tambahan ditemukan dekat dengan bangkai babi hutan pertama yang dipastikan terinfeksi akhir pekan ini. Bangkai babi hutan dewasa muda itu ditemukan di hutan dekat Kirchhundem, distrik Olpe, sebagai bagian dari program pemantauan babi hutan.

Empat bangkai lainnya ditemukan di sekitar lokasi pada hari Minggu, 15 Juni. Pengujian dan konfirmasi oleh laboratorium rujukan Jerman, Friedrich-Loeffler-Institut (FLI) kini telah mengonfirmasi bahwa keempat hewan itu juga mati karena virus ASF.

ASF JERMAN: KASUS PERTAMA TERDETEKSI DI NEGARA BAGIAN RHINE WESTPHALIA UTARA

Kasus pertama Demam Babi Afrika (ASF) pada babi hutan telah dilaporkan dari negara bagian Rhine Westphalia Utara di Jerman bagian tengah. Kemungkinan lebih banyak infeksi muncul karena 4 bangkai babi hutan lain yang diduga masih diteliti.

Hal ini tidak hanya berarti babak baru dalam perang melawan ASF yang sedang berlangsung, tetapi juga membawa virus lebih dekat ke daerah yang banyak babinya seperti Belgia dan Belanda.

Pemerintah melaporkan bahwa virus tersebut muncul dari babi hutan yang mati di distrik Olpe, dekat kota Kirchhundem pada hari Jumat, 13 Juni. Jika diukur dengan garis lurus, ini sekitar 160 km dari perbatasan dengan negara tetangga Belanda.

Seorang pemburu menemukan bangkai hewan tersebut di hutan. Friedrich-Loeffler-Institut (FLI), laboratorium rujukan negara tersebut, kemudian mengonfirmasi penemuan tersebut satu hari kemudian.

APAKAH PASAR TELUR RUSIA SEDANG MENGHADAPI KRISIS BARU?

Hampir 2 tahun setelah pasar telur Rusia menghadapi kekurangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, para peternak kini bergulat dengan kelebihan pasokan. Jika situasi ini tidak segera diatasi, hal itu dapat menyebabkan gelombang tantangan baru.

Pada akhir Mei, harga grosir rata-rata selusin telur turun menjadi Rub 30 (US$0,38), termasuk biaya logistik, yang berada pada ambang batas terendah biaya produksi yang berkisar antara Rub 30 dan 40 ($0,38 hingga $0,41). Akibatnya, para peternak Rusia memusnahkan ayam-ayam mereka dalam skala besar, mengurangi jumlah ternak mereka hingga 25-30%.

“Kami menghadapi kelebihan pasokan, benar-benar tidak ada tempat untuk menjual telur,” kata Galina Bobyleva, direktur umum Persatuan Peternak Unggas Rusia, seraya menambahkan bahwa sebagai tanggapan terhadap krisis telur tahun 2023, para peternak memperluas operasi, menambahkan 700 juta telur per tahun ke pasokan yang ada. Sekarang, jumlah tersebut tidak lagi dibutuhkan.

Para peternak yang bermasalah percaya bahwa regulator negara harus turun tangan ke pasar untuk mengembalikannya ke keseimbangan.

“Pasar telur ayam di Rusia membutuhkan tindakan yang mendesak dan tegas untuk stabilisasi,” kata Vladimir Petrovich Belkov, wakil direktur Peternakan Unggas Tchaikovskaya.

Selain tindakan dukungan negara, Belkov menyarankan bahwa pemerintah harus memberlakukan kontrol ketat terhadap harga dan bahkan mungkin mempertimbangkan untuk memperkenalkan kembali unsur-unsur ekonomi perencanaan komando gaya Soviet.

“Kita perlu bergerak menuju ekonomi terencana, untuk mengetahui berapa banyak yang dibutuhkan untuk konsumsi, berapa banyak untuk industri produksi, membangun ekspor produk olahan, dan menutup sebagian perbatasan untuk impor produk,” Belkov menambahkan.

Peternak unggas Rusia menyalahkan pengecer terbesar, yang menggunakan posisi pasar dominan mereka untuk memaksa produsen telur menjual telur di bawah biaya produksi. Sekitar 60% telur dalam jumlah besar dijual di Rusia secara langsung melalui prosedur penawaran kompetitif, situasi yang membuat bisnis kurang dapat diprediksi dan menimbulkan kerugian bagi peternak.

Cukup banyak peternak yang meminta pemerintah untuk membatasi impor telur. Selama puncak krisis telur, pemerintah Rusia mengizinkan impor dari Turki, Iran, Azerbaijan, dan Belarus. Impor terus berlanjut, meskipun situasi pasar telah berubah drastis.

SEKTOR UNGGAS AFRIKA SELATAN BERSIAP UNTUK VAKSINASI FLU BURUNG MASSAL

Departemen Pertanian di Afrika Selatan telah mengumumkan vaksinasi massal pertama di negara itu untuk mencegah burung lokal tertular flu burung.

Afrika Selatan telah menghadapi wabah flu burung yang sangat patogenik, yang terburuk terjadi pada tahun 2023 ketika sekitar 9,5 juta unggas dimusnahkan untuk menahan wabah tersebut. Ini termasuk ayam pedaging dan ayam petelur dan mewakili sekitar 20-30% dari total stok ayam di negara itu.

Meskipun negara itu telah pulih, ada kekhawatiran yang berkelanjutan tentang risiko wabah baru, dan peringatan juga telah datang dari National Society for the Prevention of Cruelty to Animals, yang telah menyerukan intervensi pemerintah yang mendesak untuk mencegah wabah lain.

Menteri pertanian Afrika Selatan John Steenhuisen mengatakan Afrika Selatan saat ini tidak menghadapi wabah flu burung, tetapi ada peningkatan kasus flu burung di seluruh dunia. Berbicara tentang kampanye vaksinasi, ia berkata, “Apa yang kami coba lakukan adalah mencegah kehancuran yang dapat terjadi jika terjadi wabah. Kami telah membuat keputusan bekerja sama dengan asosiasi unggas di Afrika Selatan untuk memulai proses ini.”

Ia menambahkan, “Tim vaksinasi kami, yang terdiri dari dokter hewan spesialis unggas dari Universitas Pretoria, bersama dengan Dewan Riset Pertanian, telah menerima daftar peternakan yang akan divaksinasi dari industri unggas dan memprioritaskan area berisiko tinggi dan kawanan komersial untuk menahan virus dan mencegah pemusnahan lebih lanjut. Kami telah mengamankan pasokan vaksin, memastikan kapasitas rantai dingin, dan membangun mekanisme keterlacakan dan pelaporan sebagai bagian dari strategi kesiapan yang lebih luas.”

PETERNAK UNGGAS POLANDIA KHAWATIRKAN KESEPAKATAN MERCOSUR

Para peternak unggas Polandia khawatir bahwa penandatanganan kesepakatan Mercosur, perjanjian perdagangan antara Uni Eropa dan negara-negara Mercosur, akan memberikan pukulan berat lagi bagi industri yang sudah bermasalah.

Kesepakatan tersebut diharapkan akan meningkatkan persaingan dari produsen unggas Amerika Selatan, yang berpotensi menyebabkan penurunan lebih lanjut dalam pangsa pasar bagi para peternak Polandia.

Sebagai eksportir terkemuka di pasar Eropa, Polandia akan paling menderita. Polandia teguh pada keyakinannya bahwa untuk mendapatkan akses ke pasar unggas Eropa, importir harus mematuhi standar tinggi yang sama seperti petani Eropa.

WABAH BARU NEWCASTLE DISEASE MENIMBULKAN MALAPETAKA PADA INDUSTRI UNGGAS POLANDIA

Produksi unggas di Polandia, yang baru saja mulai pulih dari wabah flu burung yang dahsyat awal tahun ini, telah dilanda serangkaian wabah Newcastle Disease, dengan situasi veteriner yang memburuk dengan cepat.

Dua wabah baru Newcastle Disease, yang tercatat pada akhir Mei, akan merugikan peternak hampir 1,5 juta ekor, menurut perkiraan layanan veteriner Polandia. Secara khusus, 1,35 juta ayam dimusnahkan setelah penyakit tersebut tercatat di sebuah peternakan industri di provinsi Mazovia, yang secara resmi diakui sebagai wabah terbesar tahun ini.

Sejak awal tahun, 30 wabah Newcastle Disease telah tercatat di Polandia, dengan jumlah total kerugian mencapai 3,5 juta ekor unggas.

Peternak dan pengolah unggas melaporkan kerugian besar. Misalnya, Wipasz, produsen unggas terkemuka, mengalami gangguan rantai pasokan setelah wabah pertama ditemukan di provinsi Podlaskie, tempat sebagian kapasitas perusahaan berada. Wabah tersebut menyebabkan penghentian produksi dan juga masalah di sisi konsumen.

WAMENTAN SUDARYONO: RI SIAP PANGKAS KETERGANTUNGAN IMPOR DAGING, INVESTASI SAPI BETINA JADI KUNCI

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono mengungkapkan bahwa pemerintah terus mendorong investasi untuk meningkatkan populasi sapi hidup di Indonesia sebagai upaya memenuhi kebutuhan daging dan susu dalam negeri. 

Wamentan Sudaryono atau yang akrab disapa Mas Dar menyampaikan, peluang investasi tersebut dapat dilakukan bagi pelaku usaha dari dalam ataupun luar negeri. 

“Bukan negara yang mengeluarkan anggaran untuk impor sapi hidup. Kita membuka kesempatan karena ada kebutuhan besar di daging dan susu, maka kita membuka kesempatan bagi banyak investor untuk berinvestasi,” kata Wamentan Sudaryono usai pertemuan bersama Wakil Menteri Pertanian, Perikanan, Ketahanan Pangan Belanda di Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta Selatan pada Selasa (17/6/2025).

Wamentan Sudaryono menjelaskan bahwa investor mendatangkan sapi hidup, khususnya sapi indukan, yang nantinya diberdayakan dan dikelola bersama peternak. Pada tahun 2025, pemerintah menargetkan sebanyak 100.000 hingga 150.000 ekor sapi indukan dan hingga kini baru terealisasi sebesar 20.000 ekor.

“Banyak investor yang berkomitmen untuk investasi mendatangkan sapi betina hidup ke Indonesia. Karena kita punya stok sperma dari inseminasi buatan, tapi sapi betina tidak cukup sehingga pemerintah membuka peluang bagi perusahaan dalam negeri ataupun luar negeri,” jelasnya.

Ia menegaskan, terkait regulasi kuota impor sapi hidup yang dilakukan pemerintah untuk menjamin ketersediaan pasokan daging hingga susu. Menurutnya, dengan tidak diberlakukannya kuota impor sapi hidup tersebut, justru memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada berbagai pelaku usaha.

“Yang dimaksudkan kuota dihapus tuh jangan sampai yang dapat dia lagi, dia lagi, gitu. Kita tidak mau. Ini kan namanya demokrasi berkeadilan. Jadi siapapun boleh dalam kerangka volume yang disepakati di neraca komoditas,” tegasnya.

Wamentan Sudaryono juga menjelaskan bahwa kuota impor yang tidak dibatasi tidak akan merugikan peternak dalam negeri karena diatur dalam neraca komoditas. “Itu semuanya dibikin namanya neraca komoditas. Jadi, diputuskan kita punya kebutuhan daging setahun berapa, maka kita kalau produksi dalam negerinya berapa, kan harus ada peternak lokal yang harus kita lindungi,” ungkapnya.

Ia juga menegaskan bahwa arah kebijakan pemerintah adalah menuju swasembada pangan, termasuk susu dan daging. Upaya mendatangkan sapi hidup merupakan bagian dari usaha meningkatkan jumlah sapi nasional yang ke depannya diharapkan dapat tercukupi sehingga dapat mengurangi kebutuhan impor di masa yang akan datang.

”Sama seperti di susu dan daging, mungkin sekarang kita akan impor, tapi kan komitmen pemerintah itu kita ingin kurangi impor. Nah caranya bagaimana, you boleh impor, tapi you mesti datangkan sapi hidup ke Indonesia, sehingga nilai jumlah yang di impor itu dari tahun ke tahun itu akan semakin kecil,” terangnya.

Sebelumnya, dalam pertemuan bersama Wakil Menteri Pertanian, Perikanan, Ketahanan Pangan Belanda, Guido Landheer, bersama delegasi bisnis dari perusahaan Belanda, kedua negara sepakat untuk kerja sama dalam teknologi perbenihan, petanian berkelanjutan, dan pengairan. Wamentan Sudaryono juga mendorong perusahaan Belanda untuk terus berinvetasi dalam pengembangan industri sapi di Indonesia.

Selain menyediakan daging dan susu, kerja sama investasi dan kemitraan peternakan juga membuka peluang kerja sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi, sehingga pemerataan dan kualitas hidup masyarakat dapat meningkat. Langkah strategis ini juga sejalan dengan visi pemerintah untuk mewujudkan kedaulatan pangan yang mampu memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, menjaga stabilitas pasokan, dan menjaga stabilitas harga di tengah tantangan pangan global. (Rilis)

PENELITIAN IRLANDIA: ADITIF PAKAN MENGURANGI EMISI METANA DARI TERNAK HINGGA 28%

Aditif pakan anti-metana dapat mengurangi emisi metana dari ternak yang dipelihara di dalam ruangan hingga 10-28%, menurut penelitian yang didanai oleh Departemen Pertanian di Irlandia.

Eksperimen yang dilakukan pada aditif pakan berbasis kalsium peroksida yang dikenal sebagai RumenGlas telah menunjukkan potensi pengurangan metana di lingkungan dalam ruangan, tergantung pada jenis hewan, pola makan, dan tingkat penambahan aditif.

Selain itu, satu studi yang dilakukan bersama dengan Global Research Alliance menunjukkan potensi manfaat kinerja hewan (tingkat pertumbuhan dan efisiensi konversi pakan 12% lebih tinggi pada sapi potong yang sedang tumbuh) serta pengurangan metana (-10%) untuk pertama kalinya di lingkungan Irlandia. Temuan ini akan diuji dalam studi lebih lanjut.

Hasilnya telah dipresentasikan selama konferensi ‘Pertanian dan Perubahan Iklim: Sains Menjadi Aksi’ di Dublin Castle. Proyek ‘ROADMAP’, yang didanai oleh Departemen Pertanian, telah mengembangkan salah satu basis data terbesar di dunia untuk produksi metana pada hewan. Hal ini telah menunjukkan bahwa ada potensi untuk memilih dan membiakkan hewan yang dapat menghasilkan 10-20% lebih sedikit metana.

Breeding sapi rendah metana juga dilakukan. Hal ini memungkinkan petani Irlandia untuk memilih sapi jantan dengan emisi metana yang lebih rendah tanpa berdampak pada sifat-sifat yang diinginkan lainnya seperti kinerja hewan.

RUSIA MEMPERTIMBANGKAN NERINGANKAN LARANGAN KEDELAI GMO UNTUK EKSPOR PAKAN

Pemerintah Rusia sedang mempertimbangkan untuk mengizinkan impor sebagian kedelai hasil rekayasa genetika (GM) untuk produksi pakan yang ditujukan untuk ekspor.

Berdasarkan doktrin keamanan pangan Rusia yang diadopsi pada tahun 2020, Rusia melarang impor tanaman pangan GM untuk produksi, pembibitan, dan perdagangannya.

Namun, impor produk GMO diizinkan untuk beberapa varietas kedelai yang disetujui oleh pengawas veteriner Rusia Rosselhoznadzor berdasarkan keringanan khusus pemerintah yang diperpanjang setiap tahun.

Menurut Dmitry Rylko, Direktur Jenderal Institut Studi Pasar Pertanian Rusia, antara tahun 2020 dan 2024, Rusia mengimpor, rata-rata, antara 400.000 dan 500.000 ton kedelai GMO per tahun, terutama untuk digunakan dalam produksi pakan. Namun, karena keringanan impor GMO tidak diperpanjang oleh pemerintah Rusia pada akhir tahun 2024, impor dihentikan sejak awal tahun 2025.

Fokus pada Ekspor Pakan

Peraturan baru diusulkan bertujuan untuk melunakkan larangan tersebut tanpa membahayakan ketahanan pangan dalam negeri.

Kementerian Pertanian Rusia, yang mengusulkan peraturan baru tersebut, menyarankan agar tanaman GM yang diimpor tidak dikenakan pendaftaran negara wajib dan pembatasan pemerintah jika tanaman tersebut direncanakan untuk digunakan dalam produksi pakan dengan tujuan ekspor.

Menurut Kementerian, inisiatif tersebut akan membantu meningkatkan rasio utilisasi kapasitas industri pengolahan kedelai Rusia dan mendongkrak nilai ekspor pertanian Rusia.

Kurangnya peluang untuk mengimpor kedelai GM berdampak negatif pada utilisasi kapasitas pengolah Rusia, Kementerian mengakui dalam catatan penjelasan rancangan peraturan tersebut.

Kementerian juga menekankan bahwa inisiatif tersebut terutama menyangkut 2 pabrik pengolahan kedelai di wilayah Kaliningrad yang dioperasikan oleh Sodruzhestvo Group, sebuah perusahaan pertanian terkemuka.

“Rusia masih memiliki kapasitas pemrosesan kedelai yang bergantung pada bahan baku impor,” catat Kementerian tersebut. “Total kapasitas pabrik pemrosesan kedelai yang beroperasi di wilayah Kaliningrad melebihi 2 juta ton kedelai per tahun. Kedelai yang ditanam di wilayah Kaliningrad hanya dapat memuat kapasitas ini sebesar 5%.”

Rusia Mengincar Perluasan Ekspor Pakan Ternak

Inisiatif tersebut sejalan dengan upaya Rusia untuk memperluas ekspor produk pertanian, tambah Kementerian tersebut.

Berdasarkan rencana pemerintah Rusia, ekspor pertanian diproyeksikan melonjak hingga 50% dibandingkan dengan tahun 2024 menjadi $55,2 miliar pada tahun 2030.

Namun, ini adalah pertama kalinya pemerintah Rusia secara terbuka menyatakan niatnya untuk mengembangkan ekspor pakan ternak. Menurut Agroexport, badan pemerintah yang memfasilitasi ekspor, otoritas berharap untuk terutama meningkatkan ekspor biji-bijian, minyak, daging, dan produk susu dalam beberapa tahun mendatang.

HIPRA POULTRY IMMUNOLOGY CLASS: BERSAMA MEMUTUS RANTAI KOKSIDIOSIS

Koksidiosis merupakan penyakit yang masih menjadi momok di sektor budi daya unggas komersil maupun breeding. Koksidiosis ditakuti karena dampak yang sangat merugikan dan relatif sulit dicegah.




PENYESUAIAN NUTRISI DAN ASAM AMINO DI MUSIM KEMARAU

Menurut BMKG, Indonesia akan memasuki musim kemarau antara Mei hingga Juni 2025, dan puncak kemarau diprediksi akan terjadi pada Agustus 2025. Namun pada periode tersebut juga diprediksi terjadi hujan dengan sifat normal hingga di atas normal.







FANCOM ONE SISTEM KONTROL KANDANG, LEBIH CANGGIH DAN DATANYA TRANSPARAN

Semakin banyak peternak unggas dan babi di Indonesia yang menerapkan otomatisasi di manajemen kandang mereka. Tidak hanya karena hemat waktu dan hemat tenaga kerja. Namun teknologi otomatisasi juga memberikan akurasi, presisi, serta profit yang lebih baik. Sistem kontrol berbasis komputer adalah pusat dari segala otomatisasi tersebut.

Pentingnya Kualitas Sistem Kontrol

Ternak adalah aset terpenting para peternak. Untuk perawatan harian ternak di kandang, peralatan yang digunakan harus betul-betul handal. Terutama untuk sistem kontrol, kualitasnya harus diperhatikan secara serius. Apakah mampu menahan udara agresif di dalam kandang? Seberapa baik respons kontrol terhadap situasi ekstrem seperti perubahan suhu yang tiba-tiba, angin kencang, atau perbedaan ekstrem antara suhu siang dan malam?

Bentuk ideal otomatisasi peternakan adalah yang sesuai dengan situasi spesifik peternak dan mengotomatiskan secara tepat proses yang ingin diotomatisasi. Perlu dibuat rencana yang baik untuk kandang termasuk dimensi dan tingkat hunian hewan, dan hitung kapasitas yang diperlukan untuk ventilasi, pemanasan, pendinginan, dan pemberian pakan. Pastikan semua instalasi dapat dikontrol dengan baik. Persiapan ini akan memungkinkan peternak untuk membuat keputusan yang tepat tentang solusi otomatisasi terbaik untuk peternakannya.

Fancom One, Smart Farm Ecosystem

Sistem yang dapat dengan mudah memenuhi semua kebutuhan kandang adalah Fancom One, smart control system baru dari Fancom yang menaikkan manajemen peternakan ke level berikutnya. Sistem canggih ini bukan sekadar solusi tradisional, namun adalah smart farm ecosystem yang lengkap.

Smart farm ecosystem adalah sistem modern berteknologi tinggi yang membantu peternak merawat ternaknya dengan lebih mudah dan efisien. Sistem ini menggunakan teknologi terkini untuk secara otomatis menciptakan kondisi terbaik bagi ternak. Merupakan sistem cerdas dan terpadu yang memanfaatkan teknologi terkini untuk mengoptimalkan kondisi hewan ternak secara otomatis.

Sistem ini mencakup berbagai aspek seperti pengendalian iklim, distribusi pakan dan air, otomatisasi pakan dan penimbangan, pencahayaan, dan pemantauan kesehatan hewan. Semuanya terhubung melalui sensor dan unit kontrol cerdas, yang memungkinkan semua aspek bekerja sama secara tepat, saling menyempurnakan, dan membentuk satu kesatuan yang kohesif.

Fancom One mengelola dan mengendalikan semua proses di dalam kandang dari satu lokasi terpusat. Inti dari sistem ini adalah komputer pusat yang kuat yang mengelola semua peralatan penting dengan presisi. Sistem ini menawarkan semua pengaturan yang diperlukan untuk mengendalikan proses secara otomatis di seluruh siklus produksi, dari hari pertama hewan datang hingga hari mereka meninggalkan peternakan.

Berdasarkan data kurva pertumbuhan yang tercatat, parameter kontrol secara otomatis tumbuh bersama ternak dan beradaptasi dengan kondisi yang berubah. Alarm akan dibuat untuk segera memperingatkan peternak jika ada situasi yang tidak normal, sehingga peternak selalu dapat mengendalikan proses produksi di kandang.

Fitur Canggih yang Memberikan Manfaat Besar

Fancom One dikembangkan oleh Fancom BV, perusahaan produsen peratalan peternakan dan pertanian canggih yang berbasis di Belanda. Untuk mengembangkan Fancom One, Fancom BV menggabungkan keahlian teknis dengan pengetahuan mendalam tentang proses peternakan. Kedua elemen ini terintegrasi dengan sempurna di Fancom One, yang menjadikan sistem ini unik dan mengarah pada kontrol proses yang presisi.

Berikut adalah fitur-fitur yang dimiliki sistem kontrol kandang Fancom One:

Kontrol proses yang presisi. Algoritma kontrol iklim dan sistem pemberian pakan otomatis canggih. Sepenuhnya siap untuk inovasi terkini, seperti sensor pintar, IoT (Internet of Things), dan AI (kecerdasan buatan), yang memungkinkan peternakan dikelola dengan lebih efisien dan ramah terhadap hewan.

Personalisasi user interface. Pengguna dapat dengan mudah membuat dasbor pribadi dan memutuskan informasi apa yang ingin mereka lihat di dasbor tersebut, yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik mereka. Widget menampilkan data penting secara sekilas, seperti kondisi iklim, asupan pakan, atau kesehatan hewan. Hal ini memungkinkan pengguna untuk bereaksi lebih cepat saat dibutuhkan, menghemat waktu, dan mengurangi risiko kesalahan.

Kontrol akses berbasis peran. Fitur ini memungkinkan untuk secara tepat menentukan siapa yang memiliki akses ke bagian mana, sehingga pengelolaan peternakan menjadi lebih efisien dan aman. Data sensitif tetap terlindungi karena hanya karyawan yang membutuhkan informasi ini untuk pekerjaan mereka yang diberi akses. Hasilnya, setiap anggota tim mengetahui dengan pasti apa yang diharapkan dari mereka, dan setiap masalah dapat dideteksi dan diselesaikan dengan lebih cepat. Hal ini karena setiap modifikasi dapat dilacak langsung ke pengguna yang bertanggung jawab.

Pengaturan modular. Peternak dapat dengan mudah menyesuaikan sistem kontrol dengan kebutuhan spesifik masing-masing. Karena setiap peternakan bersifat unik, modul terpisah untuk pengaturan iklim, otomatisasi pakan, dan penimbangan hewan memungkinkan peternak memilih fungsi yang relevan bagi mereka, tanpa tambahan yang tidak perlu. Seiring pertumbuhan peternakan atau perkembangan teknologi, modul baru dapat dengan mudah ditambahkan tanpa harus mengganti seluruh sistem. Hal ini membuat investasi ini tahan lama.

Alarm cerdas. Pemberitahuan yang tepat waktu dan dapat diandalkan tentang kerusakan di kandang sangatlah penting. Tidak peduli seberapa lengkap peralatan kandang, situasi yang tidak terduga selalu dapat menyebabkan kerusakan. Selama tindakan dapat diambil tepat waktu, hal ini tidak akan menjadi masalah. Namun tanpa alarm, kesalahan yang tampaknya kecil dapat menyebabkan kerusakan besar. Fancom One memastikan bahwa alarm selalu sampai ke orang yang tepat. Selain itu, sistem ini menyediakan perekaman data alarm yang komprehensif, sehingga dapat dianalisa di kemudian hari.

Terhubung di mana saja dan kapan saja. Di Fancom One, semua komponen terhubung satu sama lain dan ke internet. Hasilnya, data peternakan dapat diakses kapan saja, di mana saja, bahkan melalui smartphone, dan dapat dengan mudah dibagikan ke pihak lain yang berkepentingan. Dengan menganalisis data dari komputer kandang dan mengidentifikasi tren, peternak dapat mengoptimalkan penggunaan pakan, air, energi, dan sumber daya lainnya. Hal ini menghasilkan peternakan yang lebih efisien dan membantu mengurangi jejak ekologis.

Manajemen Data

Proses otomatis di peternakan akan menjadi sumber informasi yang berharga tentang lingkungan hewan, asupan pakan dan air, serta perilaku mereka. Fancom One menyajikan data ini secara benar-benar transparan dalam bentuk grafik dan tabel yang jelas. Peternak dapat membandingkan kandang yang satu dengan yang lainnya dan adanya penyimpangan akan segera terlihat, sehingga peternak dapat mengambil tindakan tepat waktu.

Peternak akan mengetahui gambaran situasi di peternakannya. Juga memahami mengapa performa sebuah kandang lebih baik dari yang lainnya.

Data dari Fancom One juga bisa dengan mudah dibagikan secara real time pada pihak lain. Misalnya pada investor, konsultan atau partner bisnis. Sehingga satu sama lain bisa berdiskusi berdasarkan fakta, angka dan perilaku hewan. Hal ini dapat membuat peternak untuk bisa lebih fokus meningkatkan kinerja peternakannya. Sehingga menghasilkan ROI yang baik, kesejahteraan hewan yang optimal dan keberlanjutan peternakan.

Fancom One sekarang sudah bisa didapatkan di Indonesia. Silakan hubungi Fancom BV di fancom@fancom.com untuk berdiskusi dan mengetahui lebih lanjut apa dan bagaimana Fancom One. (ADV)


TIPS VENTILASI HEMAT ENERGI UNTUK KANDANG UNGGAS DAN BABI

Tampak luar sistem ventilasi Fancom yang terpasang di kandang.

Ventilasi sangat penting untuk menjaga kesegaran udara di kandang dan untuk kesejahteraan hewan. Namun sistem ventilasi juga menghabiskan sekitar 75% energi yang digunakan di peternakan unggas modern dan peternakan babi. Hal itu bisa menjadi pengeluaran yang besar pada biaya operasional.

Sebenarnya biaya energi sistem ventilasi bisa dipangkas hingga 80% tanpa mengorbankan kualitas udara. Beberapa tips dari Fancom berikut ini bisa dicoba untuk menurunkan biaya energi sekaligus menjaga lingkungan kandang tetap sehat.

Pemeriksaan Peralatan Secara Rutin

Perawatan rutin akan membantu memangkas biaya dengan cara menjaga sistem ventilasi kandang tetap efisien.

Periksa sensor suhu: Sensor mengontrol ventilasi berdasarkan suhu kandang. Jika tidak akurat, sensor dimungkinkan untuk melakukan ventilasi berlebihan sehingga membuang-buang energi. Bandingkan pembacaan sensor dengan termometer standar untuk memastikan keakuratan.

Jaga kebersihan kipas dan inlet: Jika lama tidak dibersihkan kipas dan inlet akan dilekati debu dan sarang laba-laba yang akan menghambat aliran udara. Sehingga membuat kipas bekerja lebih keras dan menggunakan listrik hingga 50% lebih banyak. Bersihkan kipas dan inlet udara setelah setiap siklus produksi untuk menjaga efisiensi.

Gunakan airflow cone: Penggunaan airflow cone pada masuk dan keluarnya udara akan mengurangi turbulensi, menurunkan hambatan kipas dan mengurangi penggunaan energi. Pasang entry cone pada kipas cerobong asap dan pastikan kipas yang dipasang di dinding memiliki cone bawaan. Contoh kipas yang ideal adalah model I-Fan 145 dari Fancom yang memiliki outflow cone untuk efisiensi yang lebih baik.

Pilih Kipas yang Hemat Energi

Kipas modern dirancang untuk menggerakkan udara secara efektif dengan menggunakan lebih sedikit energi. Ukuran utama efisiensi adalah daya kipas spesifik (W/(1000 m³/jam)), yang menunjukkan seberapa banyak daya yang dibutuhkan kipas untuk menggerakkan 1000 m³ udara. Saat memilih kipas untuk kandang, periksa nilai ini untuk menemukan pilihan kipas yang paling hemat energi.

Pilih kipas EC dengan teknologi komutasi elektronik (electronically commutated) yang menggunakan motor yang menyesuaikan kecepatan secara otomatis, sehingga bisa mengurangi penggunaan energi dan meningkatkan keandalan. Kipas jenis ini juga tidak bising dan lebih tahan lama.

Contoh kipas EC yang bagus adalah Fancom I-Fan Xtra. Kipas dengan peringkat IE4 dan IP66 ini dilengkapi dengan perlindungan motor internal dan perlindungan kelebihan beban tambahan, menghilangkan kebutuhan akan kabel berpelindung, dan dapat memangkas penggunaan energi hingga 80% dibandingkan dengan kipas tradisional. Bahkan terhadap sistem yang dikontrol frekuensi modern, kipas ini menghemat sekitar 20% lebih banyak energi.

Contoh lain adalah kipas I-Fan 145 One, ukurannya terbesar diantara kipass seri I-Fan Fancom. Keunggulannya antara lain sangat awet dengan kinerja yang sangat tinggi, yaitu maksimum 65.600 m3/jam (38.500 cfm) dan konsumsi energi minimum (pengukuran bersertifikat lab Bess no. 24517 dan 24518).

Maksimalkan Efisiensi Ventilasi

Setelah memilih kipas yang hemat energi, langkah selanjutnya adalah menggunakannya seefisien mungkin untuk memaksimalkan penghematan.

Jalankan kipas dengan kecepatan rendah: Kipas yang beroperasi pada RPM 100% menggunakan energi empat kali lebih banyak daripada kipas dengan RPM 50%. Dibanding menjalankan satu kipas dengan kecepatan penuh, menggunakan beberapa kipas dengan kecepatan rendah dapat memangkas konsumsi energi hingga 70% dengan tetap mempertahankan aliran udara yang sama.

Tabel perhitungan berikut ini menunjukkan perbedaan konsumsi energi, dengan asumsi kapasitasnya adalah 20.000 m3/jam.

Output

Jumlah Kipas

Konsumsi Energi

20.000 m3

1 x I-Fan 80 kecepatan 100%

0,75 kWh

20.000 m3

2 x I-Fan 80 kecepatan 50%

0,30 kWh

20.000 m3

4 x I-Fan 80 kecepatan 33%

0,22 kWh

Penghematannya bisa hampir 70%. Syaratnya adalah kipas tetap sangat stabil pada kapasitas rendah. Kipas seri I dari Fancom dapat dengan mudah dikontrol pada kapasitas rendah, hingga 20-30%, tergantung pada tekanan balik.

Gunakan kontrol smart fan: Fitur combi-table Fancom, yang disertakan dalam semua climate controller, mampu memilih kombinasi kipas yang tersedia yang paling efisien. Hal ini mencegah pengoperasian kecepatan penuh yang tidak perlu, tidak seperti kipas on/off tradisional yang selalu bekerja pada kecepatan 100%.

Dengan teknologi I-Fan dan sistem smart control, biaya energi dapat dikurangi secara signifikan, mencapai penghematan hingga 80%, sambil tetap menjaga kualitas udara yang optimal di dalam kandang.

Berikan Ventilasi yang Tepat

Salah satu kesalahan umum dalam pengaturan suhu adalah ventilasi yang berlebihan, yang membuang-buang energi dan menghilangkan panas secara tidak perlu. Di sisi lain, ventilasi yang terlalu sedikit menciptakan lingkungan yang tidak sehat. Bahkan ventilasi tambahan sebesar 10% dapat meningkatkan biaya energi hingga 5%. Kuncinya adalah kontrol yang tepat untuk menyediakan jumlah udara segar yang tepat.

Aliran udara diukur menggunakan airflow transmitter. Berupa rotating transmitter yang ditempatkan di chimney. Saat udara mengalir melalui chimney, transmitter mulai berputar. RPM airflow transmitter menunjukkan seberapa banyak udara yang mengalir melalui chimney. Sistem climate control Fancom menggunakan pengukuran aliran udara ini untuk mengontrol tingkat ventilasi secara tepat.

Katup kontrol terletak di antara airflow transmitter dan kipas untuk mengatur ukuran bukaan untuk ventilasi udara. Hal ini memungkinkan untuk mengontrol aliran udara ke tingkat yang tepat. Proses tersebut sepenuhnya terjadi secara otomatis. Hanya perlu mengatur jumlah ventilasi yang diinginkan dan komputer akan mengontrol posisi katup yang optimal. Metode pengukuran dan kontrol ini memastikan kontrol ventilasi yang paling akurat untuk kandang ternak. Fluktuasi tingkat ventilasi, yang disebabkan oleh pengaruh angin misalnya, dihilangkan.

Dengan pengukuran dan kontrol aliran udara otomatis, sistem Fancom mengoptimalkan ventilasi, menjaga kondisi yang sempurna untuk kesehatan hewan sekaligus mengurangi pemborosan energi. (ADV)

DUAL POWER PROBIOTIK NEW GENERATION UNTUK MENINGKATKAN KECERNAAN NUTRISI DAN EFISIENSI PAKAN

Kesehatan usus dan daya cerna nutrisi yang baik berkontribusi besar dan berpotensi tinggi dalam meningkatkan pertumbuhan, pertambahan berat badan dan efisiensi pakan, serta meningkatkan konsistensi feses yang pada akhirnya memperbaiki kondisi kualitas litter. Hal ini berefek pada kesehatan kaki yang akan mendukung performa produksi. Konsistensi feses yang kering dapat mengurangi tingkat amonia di kandang dan juga memengaruhi kebersihan serta kualitas kerabang telur.



ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer