Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

Featured Posts

PRODUKSI DAN PERFORMA LEBIH EFISIEN BERSAMA NOVUS

Anne Fe Rose 
(Foto : CR)


ILDEX 2023 menjadi ajang bagi para exhibitor dalam memberikan edukasi kepada stakeholder maupun khalayak lainnya. Salah satu yang ikut andil dalam kegiatan tersebut yakni PT Novus International. Melalui Seminarnya pada gelaran ILDEX 2023 yang dihelat di ICE BSD, rabu (20/9) lalu, Novus mengajak para stakeholder agar dapat lebih efisien dalam produksi dan performa.Pembicara dalam seminar tersebut yakni Anna Fe Rose Gullen Perrino selaku Novus Poulty Solution Manager. 

Dalam presentasinya ia menyebutkan bahwa saat ini dunia peternakan juga menghadapi masalah berupa disrupsi yang menyebabkan harga dari bahan baku pakan terus naik yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti iklim, wabah Covid-19, dan geopolitik dunia (konflik Rusia - Ukraina).

Oleh karenanya menurut Anne produsen pakan dituntut untuk lebih efisien dalam meracik ransum tanpa mengurangi nilai gizi yang terkandung dalam pakan sehingga ternak tetap dapat menunjukkan performa dan produktivitas yang baik.

"Kami Novus berusaha memberi solusi dari dampak kenaikan harga beberapa bahan baku pakan yang tak dapat dihindari tersebut. Berbagai macam portofolio produk kami dapat digunakan dalam menunjang kualitas pakan dengan lebih efisien, namun begitu efisiensi dalam pakan tidak serta merta mempengaruhi performa ternak di lapangan," tutur dia.

Ia juga menjabarkan program solusi dari Novus yang telah terbukti ampuh dalam mengefisinekan produksi tanpa mengurangi performa misalnya Scale up program. Melalui program ini Novus mengkalim dapat meningkatkan kualitas karkas dan produksi daging secara kontinu. 

Ada juga save more program yang dapat memberikan solusi dalam memaksimalkan utilisasi protein dan asam amino pada ransum sehingga penggunaan bahan baku pakan sumber protein menjadi lebih efisien.

"Melalui berbagai program yang kita tawarkan, seyogianya dapat menjadi solusi bagi para stakholder dalam menghadapi era disrupsi seperti sekarang ini, oleh karenanya jangan ragu untuk menjadikan kami sebagai partner," tutup Anne. (CR)

TIPS MENGENDALIKAN IB QX DI LAPANGAN ALA VAKSINDO

Teguh Prajitno Memaparkan Materi 
(Foto : CR)

Penyakit Infectious Bronchitis bisa dibilang masih menjadi momok bagi sektor perunggasan di Indonesia. Penyakit yang  disebabkan oleh avian coronavirus tersebut memiliki tropisme yang luas, tidak hanya menyerang saluran pernafasan IB juga dapat menyerang saluran urogenital. Dampaknya selain menyebabkan kematian, peternak juga dirugikan karena kualitas telur memburuk dan menurunnya fertilitas ayam. Hal tersebut disampaikan oleh Dr Teguh Prajitno President Director SBU ANIMAL Health And Livestock Equipment PT Japfa Comfeed dalam sebuah seminar pada event ILDEX 2023 di ICE BSD, (20/9/2023). 

Terlebih lagi lanjut Teguh virus IB memiliki serotipe yang cukup banyak, diantaranya yakni Massachusetts klasik dan sejumlah varian seperti 793B, QX, D274 dan Arkansas. Selain itu, virus IB cenderung lebih mudah bermutasi yang membuatnya sulit untuk dikendalikan.

"Karena mudahnya mereka bermutasi menyebabkan komponen penyusun virus jadi berubah - ubah. Selain itu dalam pengendaliannya banyak produk vaksin dari IB tidak sepenuhnya efektif mengatasi infeksi IB. Kekebalan silang pun kadang tidak begitu efektif sehingga dokter hewan di farm harus banyak memutar otak untuk menghadapinya," tutur Teguh.

Sebenarnya menurut Teguh, untuk mengendalikan dan membunuh virus di lingkungan sangat mudah. Virus IB mudah hancur oleh panas dan desinfektan biasa. Pada ayam muda, penambahan suhu brooder sangat membantu dan mengoptimalkan kondisi lingkungan. Namun begitu, ketika infeksi terjadi pada ayam, untuk melakukan eradikasi sangatlah sulit, oleh karena sebisa mungkin virus ini harus benar - benar dicegah agar tidak menginfeksi ayam.

Teguh menegaskan bahwa cara pencegahan terbaik dari peternak yang bisa dilakukan adalah menerapkan biosekuriti yang ketat dan kontinu dalam manajemen beternak. Selain biosekuriti yang baik, upaya vaksinasi harus dilakukan agar dapat betul - betul memastikan bahwa ayam berada dalam kondisi sehat. 

"Kami menyarankan agar peternak senantiasa memilih vaksin terbaik untuk mencegah IB, apalagi varian QX yang paling banyak tersebar di nusantara. Saat ini kami sudah mengembangkan produk vaksin yang dapat memberikan perlindungan menyeluruh pada semua varian IB, aman bagi ayam, juga lingkungan," tutup Teguh. (CR)


ILDEX INDONESIA YANG KEENAM RESMI TERSELENGGARA

Pembukaan The 6th ILDEX Indonesia 2023. (Foto-foto: Dok. Infovet)

International Livestock, Dairy, Meat Processing, and Aquaculture Exposition (ILDEX) Indonesia 2023, resmi terselenggara untuk yang keenam kalinya, pada 20-22 September 2023, di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tanggerang.

Pameran peternakan berskala internasional ini diinisiasi oleh Federasi Masyarakat Perunggasan Indonesia (FMPI), bekerja sama dengan VNU Asia Pacific, dan didukung oleh Kementerian Pertanian, bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta asosiasi bidang peternakan dan kesehatan hewan.

Direktur Marketing PT Permata Kreasi Media, Ir Ruri Sarasono, mengatakan dalam opening ceremony bahwa tahun ini ILDEX Indonesia mencatatkan sebanyak 203 peserta pameran dari 25 negara.

"ILDEX diharapkan dapat menjadi ajang promosi dan bertemunya para pelaku industri peternakan. Ini juga menjadi ajang bertukar informasi, teknologi, perdagangan, dan berdampak positif terhadap industri perunggasan di Indonesia yang secara langsung berpengaruh pada konsumsi produk unggas," ujar Ruri.

Ia juga menambahkan, "Nantinya pameran ini bisa dirasakan oleh industri dan UMKM di indonesia, sehingga ILDEX dapat berkontribusi dalam peningkatan bisnis peternakan Indonesia yang berdaya saing."

Sementara Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nasrullah, yang hadir mewakili Wakil Menteri Pertanian, menyambut baik atas terselenggaranya ILDEX keenam ini.

"Kami dari pemerintah sangat mengapresiasi ILDEX ini. Apalagi saat ini banyak tantangan di industri peternakan terkait perubahan iklim dan krisis pangan, semoga melalui ILDEX bisa ikut menjawab tantangan tersebut," kata Nasrullah.

Dirjen PKH, Nasrullah, saat kunjungan booth di ILDEX Indonesia 2023.

The 6th ILDEX Indonesia 2023 ditargetkan akan dihadiri kurang lebih 10.000 pengunjung dengan beragam kegiatan, seperti seminar teknis dengan 46 pembahasan yang akan diisi oleh 84 pembicara internasional/nasional.

Selain itu, ILDEX juga berkolaborasi dengan Aquatica Asia sebagai pameran yang mengangkat sektor perikanan, sehingga memberi peluang bisnis untuk meningkatkan perekonomian industri perikanan.

Hal itupun mendapat sorotan dari Dirjen Perikanan dan Budi Daya KKP, TB. Haeru Rahayu, yang turut hadir memberikan sambutannya.

"Kami datang dengan bangga di sini agar industri perikanan juga berkembang sama seperti peternakan. Kami sangat apresiasi, semoga industri peternakan semakin berkembang seiring majunya komoditas perikanan," ucap Haeru.

Selama tiga hari, pemeran akan menampilkan berbagai sektor bisnis, di antaranya farm production yang menampilkan teknologi canggih di bidang peternakan dan pertanian berkelanjutan. Hal itu seperti disampaikan Managing Director VNU Exhibitions Asia Pacific, Igor Palka.

Kemudian juga dari feed ingredient & additives yang akan menyajikan inovasi dalam nutrisi hewan; consultancy dan association yang menawarkan panduan dari berbagai ahli; kesehatan hewan yang fokus pada kesehatan dan pencegahan penyakit; feed-tech & crop-tech menampilkan teknologi inovatif di bidang peternakan dan pertanian; serta meat processing mengenai perkembangan teknologi terbaru untuk meningkatkan nilai tambah produk olahan daging; adapun breeding & hatching menampilkan inovasi di bidang genetik; egg processing & handling menyajikan teknologi efisien dalam sektor petelur; waste management mengenai penanggulangan limbah agrikultur; serta dairy farm yang berbagi wawasan tentang praktik modern dan inovasi dalam industri susu. (RBS)

IKUTI SEMINAR INFOVET-ILDEX "STRATEGI PENGENDALIAN PENYAKIT UNGGAS DENGAN POLA HOLISTIK


Dalam rangka meramaikan gelaran Ildex yang berlangsung 20 – 22 September 2023 di ICE BSD Tangerang, Majalah Infovet menyelenggarakan Seminar "Strategi Pengendalian Penyakit Unggas Terbaik dengan Pola Holistik" pada:

  • Hari/Tanggal : Jum'at, 22 September 2023
  • Waktu : 09.30 - 10.50 WIB
  • Tempat         : Conference Hall 3, ICE BSD Tangerang
  • Narasumber : Drh. Baskoro Tri Caroko (National Poultry Consultant)
  • Biaya Peserta : GRATIS, ruang terbatas 
Deskripsi seminar : Konsep POLA HOLISTIK penting diketahui bagi para praktisi, akademisi, peneliti, pemegang regulasi, otoritas veteriner, peternak mandiri, TS pakan,TS Obat, kepala produksi, supervisor, tim produksi, kepala kandang, operator dan perlu dipelajari oleh mahasiswa Kedokteran, Kedokteran Hewan, Biologi, Farmasi, dan Agrobisnis, juga prodi lainnya, sebagai strategi manajemen pola baru dalam pengendalian penyakit mengatasi emerging disease dan re emerging disease di peternakan unggas komersial. Tujuannya menghasilkan produk telur dan daging unggas yang Aman, Sehat, Utuh, Dan Halal dan bebas dari residu antibiotik untuk kesejahteraan masyarakat, membangun generasi sehat, cerdas dan berkualitas, menuju kedaulatan pangan Indonesia dalam konstelasi One Health.

Penjelasan YouTube klik di sini 

Untuk visitor pameran Ildex bisa melakukan pendaftaran dengan klik : https://bit.ly/PreRegist-ILDEX2023 

Pendaftaran Seminar Infovet klik : https://bit.ly/SEMINARINFOVET_ILDEX


PENYAKIT MENGANCAM TANPA KENAL JAM DAN MUSIM

Risiko masalah kualitas air pada musim pancaroba harus diwaspadai. (Foto: Dok. Infovet)

Dalam setiap musim, baik kemarau dan penghujan tentunya ancaman yang berbeda akan dihadapi peternak. Baik dari segi penyakit dan lingkungan, ancaman dan hambatan tersebut memerlukan strategi yang juga berbeda.

Ayam Gampang Geuring karena Cuaca Kering
Di musim kemarau biasanya pada peternakan broiler akan ditemukan kejadian hampir semua ayam yang dipelihara (terutama di kandang terbuka) mengalami panting kemudian mati secara tiba-tiba, terutama pada ayam berukuran besar. Biasanya kejadian tersebut merupakan indikasi ayam mengalami heat stress.

Kematian akibat heat stress cenderung menimpa ayam dewasa karena secara alami tubuh ayam akan menghasilkan panas (hasil metabolisme), ditambah suhu lingkungan yang semakin panas terutama disaat kemarau, sehingga panas dari dalam tubuh tidak bisa distabilkan. Dan dampak akhirnya dari kejadian tersebut ialah kematian.

Ironisnya, kejadian heat stress  tidak hanya terjadi pada ayam broiler, namun juga layer. Yang menjadi pertanyaan selanjutnya ialah seiring adanya perubahan iklim akibat pemanasan global, apakah memang kasus heat stress semata-mata hanya disebabkan oleh faktor suhu dan kelembapan di lingkungan?

Technical Education and Consultation PT Medion, Drh Christina Lilis, menjelaskan bahwa heat stress sudah menjadi problematika utama di dunia perunggasan. Stres akan muncul ketika ayam tidak bisa membuang panas dari dalam tubuhnya akibat tingginya cekaman suhu.

“Ayam komersial modern yang selama ini kita pelihara termasuk hewan homeotermal, yaitu mampu mengatur suhu tubuhnya sendiri karena memiliki sistem termoregulator. Ayam modern juga lebih sensitif terhadap perubahan suhu, oleh karenanya butuh trik khusus dalam manajemen pemeliharaan,” tutur Christina.

Ia melanjutkan, banyak faktor lain yang memengaruhi kondisi suhu panas di kandang yang membuat ayam stres karena panas, misalnya… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi September 2023. (CR)

KONTES KETANGKASAN DOMBA GARUT SEMARAKKAN SILATNAS PETERNAK DOMBA KAMBING KE-9

 

Ketua Umum DPP HPDKI berfoto bersama para pemenang Kontes Ketangkasan Domba Garut 2023 (Foto: InspiratvID)

Silaturahmi Nasional Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia (Silatnas HPDKI) ke-9 di di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten  Bandung Jawa Barat pada hari Sabtu dan Minggu, 16-17 September 2023 sukses digelar. Silatnas HPDKI ini juga disiarkan secara live melalui channel YouTube InspiratvID.  

Penyelenggaraan Silatnas HPDKI tahun ini dimeriahkan dengan berbagai kegiatan seperti tahun-tahun sebelumnya, diantaranya Kontes Ketangkasan Domba Garut Piala Presiden 2023 serta Workshop Sharing Experience "How to Be a Stud Breeder".

Ketua Umum DPP HPDKI, Ir Yudi Guntara Noor SPt IPU dalam sambutannya mengemukakan kegiatan silatnas ini memiliki tujuan untuk menjalin tali silaturahmi dan mempertahankan seni tradisi Jawa Barat.

Selain itu juga memotivasi para peternak domba dan kambing seluruh indonesia, agar semakin maju dan dikenal luas oleh masyakarat.

“Sungguh kita sangat bersyukur, dapat berkumpul kembali dengan teman-teman peternak yang sebelumnya terbatasi dengan berbagai musibah akibat pandemi COVID-19,” ungkapnya.


Ir Yudi Guntara Noor, Ketua Umum DPP HPDKI


Pada kesempatan yang sama Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Bandung Ir H Tisna Umaran MP mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi kegiatan Silatnas HPDKI ke-9.

Kegiatan dillanjutkan dengan agenda Ketua DPP HPDKI beserta rombongan melihat stan-stan yang disediakan mulai dari para UMKM Susu, produsen obat bagi kambing, dan masih banyak lainnya. 

Kementan Apresiasi Program Strategis HPDKI

Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) memberikan apresiasi kepada HPDKI yang berupaya mengakselerasikan peran strategis pengembangan peternakan domba dan kambing di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dr Ir Nasrullah MSc yang turut menghadiri Silatnas HPDKI.

Nasrullah mengatakan, HPDKI sebagai salah satu asosiasi saat ini telah berhasil meningkatkan peran strategis pengembangan peternakan domba dan kambing dengan model closed loop sistem terintegrasi mulai dari pembibitan, pembiakan, dan penggemukan secara berkelanjutan.

“Saya mengapresiasi program-program strategis HPDKI yang selaras dengan kebijakan pemerintah dalam rangka mendorong pembangunan di subsektor peternakan dan kesehatan hewan,” tutur Nasrullah.

Perkembangan lima tahun terakhir industri peternakan domba dan kambing mengalami tren positif dengan terbukanya peluang pasar, baik domestik maupun ekspor.

Pertumbuhan dan pembukaan pasar di sektor hilir berdampak pada peningkatan nilai jual sekaligus daya tawar peternak.

Menurut Nasrullah, kambing dan domba sebagai ternak unggulan Indonesia karena berkontribusi penting dalam pemenuhan protein hewani masyarakat, terutama untuk kebutuhan keagamaan seperti Kurban dan Aqiqah dan kepentingan acara adat lainnya. (NDV)

 

CJ GROUP MELALUI SUJA KEMBALI EKSPOR TELUR TETAS KE MYANMAR

Dirjen PKH Bersama Jajaran PT SUJA Meresmikan Ekspor Telur Tetas
(Foto : CR)


Salah satu pemain besar dan integrator dalam industri perunggasan Indonesia, PT Super Unggas Jaya (SUJA) kembali melakukan ekspor telur tetas (Hatching Eggs) ke Myanmar. Kegiatan pelepasan ekspor tersebut berlangsung di unit Hatchery PT Super Unggas Jaya yang berletak di Cijeruk, Bogor, Jawa Barat pada hari Minggu (17/9) yang lalu. Dalam kegiatan ekspor yang ke-3 kali ini, SUJA mengekspor 58.000 butir telur tetas Parent Stock Male dan Female line yang berpotensi menghasilkan 18.000 ekor DOC Parent stock.

Sebagai pengingat CJ Group sebelumnya telah melakukan ekspor HE ke Myanmar pertama kali pada tahun 2020, dilanjutkan dengan ekspor yang ke-2 pada tahun 2021. Kini yang ke-3 pada 2023, tentunya ini menjadi ajang pembuktian bahwa produk yang dihasilkan di Indonesia telah diterima oleh negara lain dan mampu bersaing secara global.  

Direktur PT Super Unggas Jaya Hang Jun Kyu mengatakan bahwa kegiatan ekspor ini sangatlah penting bagi perusahaan yang ia pimpin karena menjadi salah satu tolak ukur dan tonggak keberhasilan atas kemajuan dari perusahaannya. 

“Dengan momen ini kami berharap supaya perusahaan kami dapat terus berkembang. Selain itu juga kami akan terus menjajaki potensi ekspor negara - negara lain seperti ekspor karkas ke Timor Leste, Singapura hingga potensi ekspor ke Korea Selatan,” jelas dia.

Lebih lanjut, dirinya ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak pemerintah yang selalu mendukung perusahaan untuk berkembang hingga pada akhirnya kegiatan ekspor dapat terlaksana dengan lancar.

“Kami sangat berterimakasih kepada pihak pemerintah yang sudah terlibat khususnya Ditjen PKH Kementan, kedepannya, kami mohon untuk dukungan dari Kementan agar potensi ekspor produk kami dapat terus berkembang sekaligus menambah jangkauan usaha peternakan kami,” tutur dia.

Dalam kesempatan yang sama Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Nasrullah mengapresiasi apa yang telah sepenuhnya dilakukan oleh SUJA. Dirinya juga kembali mengingatkan , sesuai arahan Presiden RI dan Menteri Pertanian bahwa investasi dan ekspor dalam kondisi saat ini adalah sesuatu yang harus dilakukan.

“Dalam kurun tiga - empat tahun terakhir tren ekspor unggas, produk pertanian dan sub sektor peternakan dengan berbagai produknya, seperti ayam hidup, karkas, telur tetas sangat positif. Surplus,” ungkapnya. Selain itu, kualitas produk kita memiliki value untuk bertarung dengan produk luar negeri. Negara seperti Jepang dan Singapura yang ketat menerapkan kualitas saja, sudah bisa tembus,” paparnya.

Nasrullah juga mengatakan dengan banyaknya ekspor produk pertanian dan peternakan khususnya unggas ke luar negeri, secara tidak langsung Indonesia berkontribusi dalam memberi makan warga dunia.

Ia juga mendoakan kepada CJ Group untuk terus melaju agar tidak hanya dapat mengekspor telur tetas saja, tetapi juga produk perunggasan lainnya. 

"Kami sudah berusaha membuka peluang bagi pemain lokal untuk go internasional. Saat ini yang terdekat yang sedang kami jajaki yakni Uni Emirat Arab. Mudah - mudahan nanti SUJA dapat berkontribusi juga agar produknya dapat merangsek kesana dan lagi - lagi mengharumkan nama bangsa Indonesia," tutup Nasrullah. (CR)


MUSIM PANCAROBA DAN KEWASPADAAN PENYAKIT

Lingkungan tidak terlepas dari pengaruh musim pancaroba menjadi salah satu faktor yang masih membayangi kesehatan unggas di Indonesia. (Foto: Dok. Sanbio)

Indonesia dikenal memiliki dua musim sepanjang tahunnya, yaitu musim hujan dan kemarau. Di tengah kedua musim itu terdapat masa peralihan yang sering disebut sebagai musim pancaroba. Musim pancaroba merupakan hal yang perlu mendapat perhatian khusus dari peternak ayam Indonesia. Pasalnya, pada masa ini perubahan kondisi lingkungan bisa terasa ekstrem bagi hewan ternak. Mulai dari panas yang kering di pagi dan siang hari, tiba-tiba diikuti hujan deras dari sore hingga malam hari atau sebaliknya.

Perubahan cuaca yang cepat tersebut dapat menyebabkan ayam stres. Terlebih lagi faktor eksternal yang berpengaruh pada kesehatan ayam seperti kekeringan kotoran, kelembapan pakan, sirkulasi udara, serta berbagai hal lain tidak bisa terlepas dari kondisi lingkungan di masa pancaroba dan akan makin berkontribusi membuat kondisi ayam semakin tidak nyaman.

Seperti dipahami bersama bahwa kondisi ayam yang stres akan berperan dalam menurunkan kesehatan tubuh dan menjadi pintu masuk bagi berbagai penyakit yang merugikan.

Penyakit-penyakit merugikan yang disebabkan oleh virus dan bakteri dapat menyelinap dan menjadi tantangan pada saat musim pancaroba. Hal ini dikarenakan saat faktor lingkungan kurang mendukung dan kondisi tubuh menurun, sistem kekebalan tubuh tidak dapat bekerja secara optimal.

Beberapa penyakit yang sering menyerang pada musim pancaroba menurut pemantauan tim lapang PT Sanbio Laboratories bisa dilihat pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1. Berbagai Penyakit Merugikan yang Sering Muncul di Musim Pancaroba

Penyakit

Tingkat Mortalitas

Tingkat Penurunan Produksi Telur

Avian influenza

≤100%

≤100%

Infectious bronchitis

≤75% (young chicken)

20-50%

Infectious bursal disease

2-31,8%

5-50%

Infectious laryngotracheitis

5-70%

1-20%

Newcastle disease

0-100%

Tergantung pada umur dan adanya infeksi sekunder

Chronic respiratory disease

5-40%

Tergantung pada umur dan adanya infeksi sekunder

Aspergillosis

5-20%

Tergantung pada umur dan keparahan penyakit

Coryza

0-5%

10-40%


Tabel di atas menunjukkan berbagai penyakit dan efek kerugian yang dapat dihasilkan. Melihat hal tersebut tentunya peternak tak bisa hanya diam saja mengantisipasi efek musim pancaroba. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai langkah preventif dengan mengingat pengaruh utama yang dihasilkan oleh masa perubahan musim tersebut:... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi September 2023.

UPAYA MEWUJUDKAN EKOSISTEM SMART FARMING PERUNGGASAN INDONESIA

Ekosistem smart farming perunggasan dapat diwujudkan apabila peternak bersatu dalam suatu sistem dan wadah khusus. (Foto: Istimewa)

Dengan kemajuan teknologi digital saat ini, untuk dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas budi daya unggas, maka pengembangan ekosistem smart farming perunggasan menjadi solusi jitu bagi para peternak ayam.

Ekosistem smart farming perunggasan dapat diwujudkan apabila peternak bersatu dalam suatu sistem dan wadah khusus, misalnya koperasi atau wadah lain, sehingga berbagai langkah para peternak bisa secara efisien diupayakan bersama, misal dalam hal teknis budi daya, pemberian pakan, penanganan penyakit, pemanenan, dan sebagainya.

Daya tawar peternak bisa lebih baik dalam hal bekerja sama dengan pihak lain. Apalagi dengan dukungan penerapan teknologi digital yang saat ini sudah banyak tersedia. Peternak yang bersatu dalam ekosistem khusus tersebut dapat memanfaatkan teknologi digital sehingga bisa lebih membantu dalam upaya meningkatkan efisiensi budi daya ayamnya.

Teknologi digital yang bisa diterapkan dalam eksistem smart farming perunggasan tersebut antara lain teknologi pintar dalam pengendalian iklim dan otomatisasi di perunggasan, hingga penerapan big data dan kecerdasan buatan, serta analisis data cerdas untuk memastikan kondisi lingkungan yang optimal bagi ternak.

Dengan adanya berbagai teknologi pintar tersebut, para peternak dapat mengawasi dan mengendalikan suhu, kelembapan, ventilasi, dan kualitas udara di kandang secara real time, meningkatkan kesejahteraan hewan, mengurangi risiko penyakit, dan meningkatkan produktivitas peternakan secara signifikan, serta membantu peternak meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kesejahteraannya.

Dengan bergabungnya peternak dalam sebuah ekosistem smart farming perunggasan, beserta penerapan teknologi digital terkini, maka bisnis perunggasan yang kekuatan bisnisnya bertumpu pada para peternak yang telah bergabung dalam ekosistem tersebut akan makin berkembang bisnisnya, meningkat daya saingnya karena dapat tercapai efisiensi usaha, dan produktivitasnya lebih meningkat.

Berkaitan dengan hal itu, akan digelar Indonesia Livestock Club (ILC) mengusung tema “Mewujudkan Ekosistem Smart Farming Perunggasan Indonesia” pada 21 September 2023 di Ruang Garuda, ICE BSD, Tangerang, Banten. Acara yang berlangsung di sela-sela penyelenggaraan pameran ILDEX Indonesia merupakan kolaborasi antara Indonesia Livestock Alliance (ILA), Badan Pengembangan Peternakan Indonesia (BPPI), BroilerX, Badan Kejuruan Teknik Peternakan Persatuan Insinyur Indonesia (BKT PII), serta Asosiasi Ahli Nutrisi dan Pakan Indonesia (AINI).

ILC akan menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya masing-masing, di antaranya Prof Dr Ir Ali Agus DAA DEA IPU ASEAN Eng (Ketua BKT PII dan Guru Besar Fapet UGM), Prof Dr Ir Osfar Sjofjan MSc IPU ASEAN Eng (Ketua Umum AINI dan Guru Besar Fapet UB), Ir Heru Mulyanto (President Commisioner of BroilerX & Ketua GPPU Jatim 2004-2012), serta Prastyo Ruandhito (CEO & Co-Founder BroilerX). (INF)

BEGINI PERPRES BARU TENTANG BADAN KARANTINA INDONESIA



Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) telah melantik Sahat Manaor Panggabean sebagai Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin), Rabu (13/09/2023), di Istana Negara, Jakarta. Barantin sendiri adalah sebuah lembaga pemerintah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia (Perpres) Nomor 45 Tahun 2023.

Disebutkan dalam Perpres yang dapat diakses di laman JDIH Sekretariat Kabinet ini, Badan Karantina Indonesia adalah lembaga pemerintah yang menyelenggarakan tugas pemerintahan di bidang karantina hewan, ikan, dan tumbuhan. Pembentukan badan ini merupakan amanat dari Pasal 336 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 29 Tahun 2023 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan.

Dalam menjalankan tugas pemerintahan di bidang karantina, Barantin menyelenggarakan fungsi enam fungsi. Fungsi tersebut, antara lain, perumusan dan penetapan serta pelaksanaan kebijakan teknis di bidang karantina.

Adapun susunan organisasi Barantin terdiri atas Kepala Barantin, Sekretaris Utama Barantin, Deputi Bidang Karantina Hewan, Deputi Bidang Karantina Ikan, dan Deputi Bidang Karantina Tumbuhan.

“Kepala menyampaikan laporan kepada Presiden mengenai hasil pelaksanaan tugas pemerintahan di bidang karantina secara berkala atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan,” bunyi ketentuan Pasal 36.

Berdasarkan ketentuan Perpres, dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Badan Karantina Indonesia mengoordinasikan instansi pemerintah lainnya dan pemerintah daerah yang terkait dengan penyelenggaraan karantina.

Pada saat Perpres ini mulai berlaku, pelaksanaan tugas dan fungsi perkarantinaan pertanian dan pengawasan keamanan hayati yang dilaksanakan oleh Badan Karantina Pertanian (Barantan), Kementerian Pertanian (Kementan); perkarantinaan ikan dan keamanan hayati ikan yang dilaksanakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP); serta pengawasan dan/atau pengendalian terhadap produk rekayasa genetik, sumber daya genetik, agensia hayati, jenis asing invasif, tumbuhan dan satwa liar, serta tumbuhan dan satwa langka di tempat pemasukan dan tempat pengeluaran yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Dirjen KSDEA), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) berdasarkan kerja sama dengan Barantan diintegrasikan dengan tugas dan fungsi Badan Karantina Indonesia.

“Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, ketentuan yang mengatur mengenai Badan Karantina Pertanian sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 117 Tahun 2022 tentang Kementerian Pertanian dicabut dan dinyatakan tidak berlaku,” bunyi ketentuan penutup Perpres 45/2023 yang mulai berlaku sejak diundangkan pada 20 Juli 2023. (INF)


KABARANTIN DILANTIK OLEH PRESIDEN

Sahat Manaor Panggabean Dilantik sebagai Kepala Barantin, Rabu (13/09/2023) siang, di Istana Negara, Jakarta. (Foto: Humas Setkab/Agung)

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melantik Sahat Manaor Panggabean sebagai Kepala Badan Karantina Indonesia (Kabarantin). Prosesi pelantikan digelar di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/09/2023) siang.

Pelantikan tersebut didasarkan pada Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 117/TPA Tahun 2023 tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Utama di lingkungan Badan Karantina Indonesia yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 4 September 2023.

Sebelumnya, Sahat merupakan Staf Ahli Bidang Manajemen Konektivitas, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.

Sebagai informasi, Barantin adalah lembaga pemerintah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 45 Tahun 2023. Lembaga ini menyelenggarakan tugas pemerintahan di bidang karantina hewan, ikan, dan tumbuhan.

Turut hadir dalam pelantikan ini, antara lain, Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Dudung Abdurachman, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Muhammad Ali, dan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Fadjar Prasetyo. (INF)

LIMBAH UNGGAS UNTUK MENGHASILKAN ENERGI BERSIH

Teknologi energi terbarukan dan pengelolaan limbah pertanian yang terintegrasi akan diselidiki sebagai bagian dari proyek baru senilai £212.000 yang mendukung dekarbonisasi peternakan.

Pendanaan untuk mengeksplorasi pembangkitan energi dari kotoran unggas, kotoran babi, dan kotoran serangga telah diperoleh oleh BACB Renewables dalam kemitraan dengan University of Leeds. Studi ini akan menganalisis peluang pengurangan dan penyimpanan energi serta mengidentifikasi limbah yang paling layak untuk produksi biogas.

Bagian pertama dari studi ini akan mencakup penetapan dasar kebutuhan energi sebelum mempertimbangkan peluang pengurangan, pembangkitan, dan penyimpanan energi. Secara paralel, sampel limbah yang berbeda akan dianalisis untuk mengidentifikasi bahan baku limbah yang paling layak menggunakan bioreaktor serangga yang baru dipasang yang disediakan oleh perusahaan teknologi serangga Entocycle.

Uji coba ini akan dilakukan di National Pig Centre, yang terbesar di Inggris, dan juga akan melihat bagaimana sistem SMART sirkular dapat digunakan untuk mendiversifikasi aliran pendapatan dan melindungi saluran air setempat. Tingginya kadar fosfat dan nitrat yang ditemukan dalam kotoran hewan akhirnya mencemari sungai.

Para peneliti berharap dapat mengurangi efek ini, karena ketika serangga dipelihara di atas kotoran, mereka menghilangkan beberapa nutrisi beracun. Sebaliknya, limbah serangga dapat berguna sebagai pupuk bagi pertanian lainnya karena mengandung mineral penting.

Studi ini adalah salah satu dari 50 proyek yang mendapatkan pendanaan dari Defra dan UK Research and Innovation. (Via Poultryworld)

GEJOLAK PASAR TELUR UKRAINA

Pasar telur Ukraina menghadapi gejolak yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tahun 2023. Pada bulan Mei, harga eceran rata-rata melampaui tingkat yang sama tahun sebelumnya sebesar 125%. Meskipun ada penurunan harga dalam beberapa bulan terakhir, situasi masih tegang.

Sampai batas tertentu, gejolak pasar disebabkan oleh perkelahian yang sedang berlangsung di wilayah Donetsk, di mana 7 dari 8 peternakan menghentikan operasinya. Di satu peternakan, 1 juta ayam mati karena penembakan.

Pada tahun-tahun sebelumnya, wilayah Donetsk merupakan salah satu pemasok utama telur ke pasar Ukraina, sehingga kerugian ini sangat berdampak pada dinamika harga. (Via Poultryworld)

PEMBANGUNAN PETERNAKAN TELUR INDUSTRI BARU DIMULAI DI UKRAINA

Krupetsk Agricultural Corporation, produsen unggas yang berbasis di Rivno, telah memulai pembangunan peternakan telur yang dirancang untuk 400.000 ayam petelur di Ukraina bagian barat. Ini adalah proyek pembangunan peternakan unggas industri pertama sejak dimulainya permusuhan di Ukraina pada Februari 2022.

Peternakan tersebut akan dibangun di lokasi perusahaan peternakan yang ditinggalkan di desa Sitnoe di wilayah Rivno. Konstruksinya dimulai pada Maret 2023 dan dijadwalkan selesai pada November 2023. Produksi telur rencananya akan disertifikasi sesuai standar Eropa untuk membuka jalan ekspor ke Uni Eropa. Perusahaan mengatakan telah memasang kandang unggas yang disetujui oleh regulator Eropa.

Krupetsk Agricultural Corporation saat ini menjalankan 2 peternakan ayam pedaging, sebuah peternakan telur dan pabrik pakan di wilayah Rivno. Perusahaan juga menanam jagung, gandum, barley, bunga matahari, dan gula bit di lahan pertanian seluas 7 ha di Ukraina bagian barat. Pada tahun-tahun sebelumnya, perusahaan mengekspor sebagian produknya terutama ke Timur Tengah dan Afrika.

Peternakan unggas ini akan menciptakan 20 lapangan pekerjaan bergaji tinggi dan diperkirakan akan membayar pajak sebesar UAH 3 juta (US$81.300) per tahun. (Via Poultryworld)

PROBIOTIK TERENKAPSULASI UNTUK BAHAN TAMBAHAN PAKAN AYAM PETELUR

Penggunaan probiotik menjadikan usaha peternakan ayam menjadi lebih ramah lingkungan dengan berkurangnya polusi bau dan lalat di kandang. (Foto: Istimewa)

Probiotik dapat menjadi salah satu pakan tambahan pengganti AGP yang berfungsi untuk mengatur keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan ayam petelur, meningkatkan efisiensi pakan, produksi telur, dan menurunkan kadar kolesterol telur serta kolesterol serum.

Pelarangan penggunaan antibiotic growth promotor (AGP) oleh pemerintah yang berlaku sejak Januari 2018 lalu, berdasar peraturan Kementerian Pertanian (Permentan) No. 14/2017 tentang pelarangan penggunaan AGP sebagai aditif dalam pakan, memberi dampak nyata dalam praktik budi daya unggas, antara lain produktivitas yang berisiko menurun, biaya pengobatan dapat meningkat, peternak harus dibimbing untuk menggunakan antibiotik dengan benar, dan ongkos produksi menjadi meningkat.

Hal itu disebabkan AGP sesungguhnya memiliki peran vital dalam sistem budi daya ayam ras. Cara kerja AGP yang vital tersebut mampu menekan infeksi tingkat sedang, mengurangi produksi racun, mengurangi penggunaan nutrisi oleh bakteri, meningkatkan sintesis vitamin, menipiskan dinding usus sehingga penyerapan zat nutrisi menjadi lebih baik, mengurangi produksi amonia, serta mampu mengurangi stres kekebalan pada ayam.

Beberapa alternatif pengganti AGP yang saat ini bisa diaplikasikan yakni probiotik, asam organik, fitogenik, dan enzim. Alternatif pengganti AGP itu prinsip kerjanya menyerupai AGP yakni untuk membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan ayam, terutama dari ancaman tiga mikroorganisme utama yang berbahaya, yakni eimeria (koksidia) penyebab koksidiosis, Clostridium yang menyebabkan nekrotik enteritis, dan Escherichia coli penyebab kolibasilosis.

Salah satu alternatif AGP yang menonjol adalah probiotik, yang merupakan mikroorganisme hidup yang berpengaruh positif bagi ternak inangnya, sehingga dapat memperbaiki mutu pakan dan mendukung keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan. Probiotik tersebut bisa berupa mikroorganisme hidup sejenis, beberapa jenis, atau bahkan kombinasi dari mikroba bakteri, kapang atau khamir.

Aplikasi di Peternakan Ayam Petelur
Di industri ayam petelur, probiotik dapat... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi September 2023.

Ditulis oleh:
Andang S. Indartono,
Pengurus Asosiasi Ahli Nutrisi dan Pakan Indonesia (AINI) 
IG: @and4ng
email: andang@ainionline.org

MUNCUL HOAX AYAM DISUNTIK HORMON, INI YANG DILAKUKAN PEMERINTAH DAN MASYARAKAT

Belum lama ini beredar sebuah unggahan video di platform YouTube atas nama @dhanybias_6513 dengan judul ‘Sayap dan Leher Ayam Jangan Dimakan Berlebihan – Dokter Cahyono’ yang mengeklaim bahwa terdapat larangan mengonsumsi sayap dan leher ayam pedaging (broiler). Unggahan tersebut turut mengeklaim bahwa pemeliharaan ayam broiler menggunakan suntik hormon, terutama di bagian sayap dan leher ayam, sehingga dapat menimbulkan kanker apabila dikonsumsi secara berlebihan.

Merespon hal tersebut  kanal You Tube Majalah Infovet langsung membuat konten dengan judul "Benarkah Ayam Broiler Disuntik Hormon? Ini Jawabannya" dengan narasi yang disusun dan dibacakan oleh drh Baskoro, seorang konsultan perunggasan nasional. Pada kanal You Tube ini Baskoro secara tegas mengkritik dokter Cahyono yang tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang ayam.

"Biaya perawatan ayam sangat dibatasi. biaya OVK (Obat, Vaksin, Kemikalia) pada broiler maksimal rp. 1000 per ekor, dan tidak masuk akal jika menggunakan hormon karena sangat tidak ekonomis," tegas Baskono. (klik https://youtu.be/hJobuqJ7PcU atau klik kanal Youtube Infovet di atas). Konten ini telah ditonton oleh ribuan orang dalam seminggu tayang, yang menunjukkan masyarakat cukup antusias meenonton dan menyebarkan informasi untuk menangkal isu negatif tersebut.

Pemerintah juga bergerak cepat. Melalui Surat Direktur Kesmavet Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, yang ditujukan kepada Direktur Pengendalian Aplikasi Informatika serta Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Rabu (6/6) ditegaskan bahwa klaim pada video yang beredar tersebut adalah hoaks. Dalam surat tersebut Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner (Dirkesmavet), Syamsul Maarif menyampaikan bahwa broiler di peternakan pada umumnya dipelihara dengan menerapkan praktik budidaya yang baik sesuai dengan pedoman pemerintah. Pemerintah telah mengatur penerapan sistem jaminan keamanan pangan terhadap unit usaha produksi pangan asal hewan (termasuk daging ayam), dari sejak ternak dibudidayakan sampai dengan siap dikonsumsi masyarakat (from farm to table).

Kemudian UU No. 18 Tahun 2009 juncto UU no 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, secara tegas melarang penggunaan hormon bagi ternak. Dirinya menambahkan bahwa broiler yang ada sekarang merupakan ayam yang secara genetik diseleksi untuk dapat tumbuh cepat dengan pemeliharaan yang spesifik, terukur, dan disiplin, termasuk pemberian pakan dan kesehatan yang diatur ketat dalam sistem pemeliharaannya. Sehingga tidak ada penggunaan hormon pertumbuhan pada broiler.

“Pemerintah pusat dan daerah telah mengatur dan juga mengawasi tata cara budidaya yang baik dalam sistem budidaya ternak potong termasuk broiler. Selain itu, Kementan melalui Ditjen PKH secara rutin melakukan pemeriksaan dan pengujian daging ayam, dan tidak ditemukan adanya residu hormon pada daging ayam,” tegas Syamsul dalam surat pengaduan resmi secara tertulis.

Melihat hal tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika juga telah menegaskan bahwa unggahan video YouTube atas nama @dhanybias_6513 dengan judul ‘Sayap dan Leher Ayam Jangan Dimakan Berlebihan – Dokter Cahyono’ merupakan sebuah hoaks. Hal ini seperti unggahan dalam laman resmi Kominfo (klik https://www.kominfo.go.id/content/detail/51418/hoaks-sayap-dan-leher-ayam-broiler-jangan-dimakan-berlebihan/0/laporan_isu_hoaks)  yang berjudul “[HOAKS] Sayap dan Leher Ayam Broiler Jangan Dimakan Berlebihan”.

HATN  Lakukan Sosialisasi Ke Masyarakat dan Para Dokter

Sementara itu menanggapi isu hormon yang sudah berulangkali terjadi, Panitia Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN) juga akan melakukan sejumlah acara untuk melakukan sosialisasi dan edukasi tentang gizi ayam dan telur. Pengurus Pinsar Indonesia Hidayaturrahman dan Panitia Khusus HATN Blitar-Jatim  Suyanto mengatakan, acara puncak HATN akan dilakukan di Blitar Hari Minggu tanggal 15 Oktober 2023 dengan mengundang masyarakat umum , peternak unggas serta stakeholder perunggasan dari seluruh Indonesia. Untuk menyongsong acara puncak telah dilakukan sejumlah kegiatan antara lain Talkshow di Radio dan kanal You Tube Radio Persada Blitar (6 September), seminar peternak unggas (7 September), lomba video kreatif ayam dan telur oleh mahasiswa FKH Unair (selama bulan September) , seminar edukasi gizi untuk ibu-ibu PKK, seminar sosialisasi peternakan unggas untuk para dokter (bulan Oktober) dan sebagainya.

"Diharapkan dengan seminar megundang para dokter, mereka bisa lebih memahami proses budidaya ayam dan tidak lagi percaya terhadap hoax ayam disuntik hormon. Karena kalau dokter  memberikan informasi yang keliru tentang ayam kepada masyarakat, ini akan sangat merugikan para peternak dan usaha perunggasan umumnya" tegas Hidayat.***



MULIH KANDANG 2023 FAPET UNSOED DIHADIRI RIBUAN ALUMNI

Mulih Kandang 2023 yang merupakan acara reuni akbar alumni Fapet Unsoed. (Foto: Istimewa)

Mulih Kandang 2023 yang merupakan acara reuni akbar alumni Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman (Fapet Unsoed) berjalan lancar dengan dihadiri ribuan alumninya dari seluruh Indonesia. 

Acara reuni yang diselenggarakan di Graha Widyatama Prof Rubijanto Misman Unsoed Purwokerto, Sabtu (9/9/2023), menjadi daya tarik bagi para alumni karena menjadi wadah untuk bertemu dan menyapa kembali para teman serta dosen sewaktu kuliah.

Ketua Umum Keluarga Alumni Fakultas Peternakan Unsoed (Kafapet Unsoed), Bambang Rijanto Japutra, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa Mulih Kandang 2023 terbilang sangat meriah karena dihadiri sekitar 1.000-an alumni mulai dari angkatan 1970-an sampai angkatan 2019.

“Saya sangat bangga dan mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada para alumni senior maupun junior yang hadir pada Mulih Kandang 2023. Menurut informasi yang saya terima, alumni Fapet Unsoed merupakan yang paling kompak dan solid di kealumnian Unsoed ini,” kata pria yang akrab disapa BRJ ini dalam siaran resminya.

Ia menambahkan, kegiatan Mulih Kandang 2023 dengan tema “Guyub Rukun Seduluran Selawase” memiliki tujuan mempertemukan kembali lintas angkatan dan strata dalam nuansa yang penuh keakraban dan kegembiraan.

“Harapannya dengan terlaksananya kegiatan ini akan semakin mempererat tali silaturahmi, memperluas jejaring terbentuknya Kafapet Unsoed di berbagai wilayah, serta menjadi media komunikasi antara alumni dan kampus,” harapnya.

Pada kesempatan yang sama, Rektor Unsoed, Prof Akhmad Sodiq, mengatakan bahwa Mulih Kandang 2023 menjadi acara luar biasa yang dihadiri para alumninya. Sebab jika dihitung (1970-an sampai 2019) ada rentangan 48 tahun, sementara untuk Fakultas Peternakan Unsoed sendiri tahun ini berusia 57 tahun.

“Saat saya kuliah dulu, Unsoed masih sepi sekali, tapi sekarang jauh lebih ramai dengan total mahasiswa mencapai 26 ribuan yang menempati 85 program studi. Mudah-mudahan Unsoed bisa terus berkontribusi menciptakan sumber daya unggul,” ujar Prof Akhmad Sodiq yang juga alumni Fapet Unsoed angkatan 1987.

Ia melanjutkan, saat berbicara tentang alumni saat ini ada paradigma baru berkat adanya program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Menurutnya, jika dahulu alumni biasanya hanya diundang untuk mengisi kuliah umum, atau pada saat perbaikan kurikulum, dan acara reuni, namun kini hubungan alumni dengan universitas jauh lebih luas lagi.

“Kalau sekarang mereka (alumni) bisa dihadirkan sebagai dosen praktisi, selain itu juga mahasiswa bisa belajar ke tempat alumni untuk magang, belajar, dan sebagainya. Saya berharap alumni dan Unsoed bisa terus saling bersinergi,” tukasnya. (INF)

KEMBANGKAN TERNAK SAPI TERINTEGRASI, PEMERINTAH GANDENG SWASTA DAN PERGURUAN TINGGI

Kementan menggandeng kerja sama dengan PT Berdikari dan PT Bosowa Corporindo, serta Universitas Hasanuddin. (Foto: Istimewa)

“Melalui MoU ini diharapkan ada sinergi dari semua pihak untuk menyiapkan program-program pengembangan peternakan sapi terintegrasi dapat direalisasikan dengan lebih baik.”

Hal itu disampaikan Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL), saat menyaksikan penandatanganan kerja sama antara Kementerian Pertanian (Kementan), swasta (PT Berdikari dan PT Bosowa Corporindo), dan perguruan tinggi (Universitas Hasanuddin), dalam mengembangkan peternakan sapi terintegrasi di Provinsi Sulawesi Selatan.

Penandatanganan MoU di Universitas Hasanuddin, Makasar, Sabtu (9/9/2023), dilakukan oleh Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan Nasrullah, bersama Direktur Utama PT Berdikari Muhammad Syarkawi Rauf, dan Rektor Universitas Hasanuddin Jamaluddin Jompa, serta Direktur PT Bosowa Corporindo Suardi Madama.

Lebih lanjut SYL menambahkan, penguatan komitmen dengan PT Berdikari dan Universitas Hasanuddin sangat penting dalam menjawab permasalahan kebutuhan daging sapi dalam negeri. Adapun ruang lingkup dalam kerja sama meliputi produksi pakan dan teaching farm, program Corporate Social Responbility (CSR), dan pengembangan peternakan terintegrasi.

Sementara, Direktur Utama PT Berdikari, Muhammad Syarkawi Rauf, mengungkapkan bahwa pihaknya sebagai perusahaan milik negara tentu akan mengoptimalkan penyediaan komoditas yang menjadi sumber protein hewani melalui pengembangan peternakan sapi terintegrasi. Berdikari juga bersinergi melaksanakan aktivitas penggemukan sapi bakalan di Kabupaten Sidrap.

“Kami akan fokus dan memaksimalkan kesepakatan ini dan berkomitmen mengembangkan lini bisnis peternakan sapi,” kata Syarkawi.

Rektor Universitas Hasanuddin, Jamaluddin Jompa, turut menambahkan, pihak kampus menyambut baik kerja sama ini, dengan Tri Dharma perguruan tinggi, pihaknya dapat memberikan sumbangsih pada pengembangan peternakan sapi terintegrasi dalam mendorong keberhasilan pembangunan pertanian nasional.

Sedangkan menurut Dirjen PKH, Nasrullah, pengembangan peternakan sapi terintegrasi bisa menjadi langkah strategis meningkatkan produksi dalam negeri, terutama dengan adanya sinergi dan kolaborasi antar semua pihak dari hulu sampai hilir. Ia menyebut, untuk mencapai itu perlu dukungan seluruh pemangku kepentingan, termasuk akademisi, sektor, dan masyarakat.

“Kami optimis dengan hasil kesepakatan kerja sama ini akan dapat tercapai peningkatan populasi dan produksi, serta peningkatan nilai tambah dan daya saing produk peternakan, khususnya sapi,” tandasnya. (INF)

BEGINI PREDIKSI PENYAKIT UNGGAS 2023 MENURUT CEVA

Live Streaming Ceva Animal Health Indonesia


Dinamika penyakit unggas di Indonesia sangat menarik untuk dicermati. Pola penyakit yang berulang, membuat berbagai pihak tertarik untuk memprediksinya. Namun begitu, tidak bisa sembarangan dalam memprediksi dinamika penyakit unggas, perlu digunakan pendekatan tertentu dan pengumpulan data yang apik agar dapat memprediksinya. 

Salah satu perusahaan kesehatan hewan yang rutin memprediksi penyakit unggas yakni PT Ceva Animal Health Indonesia. Mereka mencoba memprediksi penyakit unggas pada 2023 yang dipublikasikan melalui bincang - bincang live streaming via instagram @cevaindonesia pada Kamis (7/9).

Acara tersebut dipandu oleh Adhysta Prahaswari selaku Marketing Eksekutif PT Ceva Animal Health Indonesia. Bertindak selaku narasumber yakni Drh Fauzi Iskandar, Veterinary Service Manager PT Ceva Animal Health Indonesia. 

Dalam bincang - bincang selama 60 menit tersebut Fauzi menjabarkan mengenai prediksi penyakit unggas yang sedang trend di tahun 2023. Bukan tanpa dasar, Ceva memprediksi berdasarkan data yang timnya kumpulkan di lapangan dengan menggunakan pendekatan epidemiologi veteriner.

"Kami berkiblat pada Ceva Global, dimana disitu ada program yang namanya GPS (Global Protections Services). Bentuk dari program tersebut yakni awareness, monitoring, dan troubleshooting. Hal ini kami lakukan sebagai bentuk servis kami kepada para customer Ceva dan sudah kami lakukan sejak 2018," tutur Fauzi.

Dirinya melanjutkan bahwa berdasarkan data yang dikumpulkan dan teruji di laboratorium baik secara patologi anatomis dan serologis setidaknya ada 5 penyakit unggas yang mendominasi di Indonesia setidaknya sejak Januari - Agustus 2023. Kelima penyakit tersebut yakni Infectious Bronchitis, Newcastle Disease (ND), Low Pathogenic AI (LPAI/H9), Infectious Bursal Disease (Gumboro), dan High Pathogenic AI (HPAI/H5). 

Berbagai faktor dapat melatarbelakangi mengapa kasus penyakit tersebut masih sering terjadi di lapangan, diantaranya kesalahan manajemen pemeliharaan, kondisi iklim panas dan elnino yang meyebabkan heat stress yang kemudian berujung imunosupresif, hingga kurang efektifnya program vaksinasi di lapangan. 

Oleh karena itu peternak, praktisi kesehatan hewan, dan semua stakeholder disarankan agar lebih meningkatkan aplikasi biosekuriti, memperbaiki manajemen pemeliharaan, serta menjalankan program vaksinasi dengan produk vaksin berkualitas (CR).

ARTIKEL TERPOPULER

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer