Pada Kamis, 22 Mei 2025, PT Malindo Feedmill Tbk mengadakan public expose tahun buku 2024.
Malindo adalah suatu perusahaan terbatas yang didirikan dengan nama PT Gymtech Feedmill Indonesia pada tahun 1997. Bergerak dalam bidang produksi dan penjualan pakan ternak, pembibitan dan distribusi anak ayam usia sehari ras pedaging, pembibitan dan penjualan anak ayam usia sehari ras parent stock serta peternakan ayam ras pedaging.
Malindo telah memulai bisnis downstream-nya yaitu Pengolahan Makanan di tahun 2013. Bisnis baru yang merupakan sinergi dari bisnis yang telah ada akan membuat Malindo menjadi Perusahaan Terintegrasi.
Pada 2021 Malindo kembali menambah bisnis baru yaitu bisnis restoran cepat saji dengan nama Sunny’Chick, dilanjutkan dengan rumah potong hewan unggas pada tahun 2022. Beberapa tahun terakhir Malindo juga melakukan ekspor ke berbagai negara seperti Jepang, Singapura dan Oman.
Kinerja Keuangan di Tahun 2024 dan Kuartal I 2025
Berikut adalah kinerja keuangan Malindo di tahun 2024 dibandingkan dengan tahun 2023. Berdasarkan Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Rintis, Jumadi, Rianto dan Rekan:
Jumlah penjualan bersih pada tahun 2024 adalah sebesar Rp 12,5 triliun, meningkat 3,7% atau Rp 444,8 miliar dibandingkan tahun 2023 sebesar Rp12,1 triliun. Peningkatan ini terutama didorong oleh peningkatan penjualan ayam pedaging sebesar 13,4% atau Rp 271,5 miliar, peningkatan penjualan anak ayam/itik usia sehari sebesar 21,9% atau Rp 365,5 miliar, penjualan makanan olahan sebesar 10,7% atau Rp 12,5 miliar, dan peningkatan penjualan lain-lain sebesar 28,9% atau Rp 114,9 miliar.
Perolehan laba kotor tahun 2024 meningkat dari 63,9% menjadi Rp1,6 triliun dari Rp 947,9 miliar di tahun sebelumnya. Laba tahun berjalan tahun 2024 sebesar Rp 488,0 miliar, meningkat 672,5% dibanding tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 63,1 miliar ditahun 2023.
Jumlah aset pada tahun 2024 adalah sebesar Rp 5,4 triliun, yaitu turun 2,5% atau turun Rp 137,2 miliar dibandingkan tahun 2023 sebesar Rp 5,5 triliun. Hal ini terutama disebabkan oleh adanya penurunan aset tidak lancar sebesar 6,1% atau Rp 164,0 miliar.
Jumlah liabilitas pada tahun 2024 adalah sebesar Rp 2,2 triliun, yaitu lebih rendah 28,6% atau Rp 862,1 miliar dibandingkan tahun 2023 sebesar Rp 3,0 triliun. Hal ini terutama oleh adanya penurunan pada liabilitas jangka pendek sebesar 27,6% atau Rp 657,9 miliar dan penurunan liabilitas jangka panjang sebesar 32,0% atau Rp 204,2 miliar.

Penjualan bersih Malindo sebesar Rp 3,171 triliun pada kuartal I 2025 turun sebesar Rp 76,3 miliar atau menurun sebesar 2,3%. Penjualan pakan ternak turun sebesar 9,9% atau sebesar Rp 207,7 miliar, peningkatan penjualan anak ayam/ itik usia sehari sebesar 2,9% atau sebesar Rp 13,6 miliar dari Rp 464,2 miliar menjadi Rp 477,8 miliar di periode Maret 2025. Penjualan ayam pedaging naik sebesar Rp 96,5 miliar atau naik sebesar 17,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, penjualan makanan olahan naik 8,3% atau naik sebesar Rp 2,6 miliar, penjualan lain-lain naik 18,6% atau sebesar Rp 12,9 miliar. Secara keseluruhan, penjualan produk mengalami penurunan 2,3%.
Laba kotor pada kuartal I 2025 turun sebesar Rp 50,9 miliar atau turun 35,5% dari Rp 385,6 miliar menjadi Rp 328,0 miliar di Maret 2025
Penurunan laba kotor di atas ikut mendorong penurunan laba bersih dari Rp 87,6 miliar di kuartal I 2025 menjadi turun sebesar Rp 62,9 miliar di akhir Maret 2024 atau turun sebesar Rp 24,8 miliar atau turun 28,3%. Faktor utama penurunan ini adalah harga harga DOC dan broiler yang tidak stabil.
Kendala-kendala yang Dihadapi dan Upaya untuk Mengatasinya
Kendala-kendala yang dihadapi oleh Malindo dalam menjalankan operasinya:
- Krisis ekonomi global yang mengakibatkan daya beli masyarakat menurun.
- Stabilitas harga jual DOC dan ayam broiler sepanjang tahun.
- Ketersediaan dan kestabilan harga bahan baku pakan.
Kebijakan strategis yang dilakukan oleh untuk mengatasi kendala-kendala tersebut:
- Meningkatkan efisiensi produksi dan melakukan penghematan di setiap lini produksi dan operasional.
- Melakukan manajemen pembelian bahan baku dan penyesuaian harga jual yang tepat.
- Mendukung program pemerintah untuk menyeimbangkan antara permintaan dan penawaran khususnya di industri peternakan.
- Meningkatkan penjualan ekspor.
(INF)