-->

PAMERAN INDO LIVESTOCK 2024 RESMI DISELENGGARAKAN HARI INI

Pembukaan pameran Indo Livestock 2024, di JCC Senayan Jakarta. (Foto-foto: Dok. Infovet)

PT Napindo Media Ashatama (Napindo) dengan bangga kembali menyelenggarakan pameran dan forum internasional yakni Indo Livestock berbarengan dengan Indo Feed, Indo Fisheries, Indo Dairy, Indo Agrotech, dan Indo Vet, pada 17-19 Juli 2024 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta.

Kolaborasi enam pagelaran tahun ini mencapai 12 paviliun negara, di antaranya Indonesia, Belanda, China, Eropa, India, Italia, Korea Selatan, Malaysia, Singapura, Spanyol, Taiwan, dan Vietnam.

"Kami berharap kolaborasi enam pameran ini bisa memberikan banyak manfaat dan memberikan banyak kesempatan untuk bertemu dengan mitra-mitra bisnis yang potensial," ujar Managing Director PT Napindo, Arya Seta Wiriadipoera, dalam pembukaan Indo Livestock, Rabu (17/7/2024).

Pada kesempatan tersebut, ia juga turut memberikan apresiasi kepada seluruh stakeholder dan pemerintah yang turut serta mendukung terselenggaranya pameran kali ini.

"Penghargaan tertinggi kami sampaikan kepada kementerian dan seluruh pihak yang turut mendukung penyelenggaraan pameran tahun ini. Diharapkan pameran ini menjadi sarana yang tepat untuk memajukan sektor pertanian, peternakan, dan akuakultur melalui sinergi yang tercipta demi meningkatkan perekonomian dan ketahanan pangan di Indonesia," ucapnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Deputi II Bidang Pangan, Agribisnis, dan Koordinasi Kemenko Bidang Perekonomian, Dida Gardera.

"Sinergi seluruh pihak ini menjadi momentum yang sangat baik, dimana pameran ini menggabungkan semuanya. Ini tentu harapannya menjadi titik temu berbagai pihak untuk sharing experience yang bisa kita maksimalkan di sini," kata Dida.

Sementara itu, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nasrullah, yang hadir mewakili Menteri Pertanian, sekaligus membuka acara secara resmi mengungkapkan, momentum pameran ini bisa dijadikan sarana untuk berbagi informasi kepada seluruh pihak jika ingin mengembangkan produk-produk yang diperlukan.

"Saya berharap para investor dan para pelaku usaha mari sama-sama kita wujudkan ketahanan pangan kita. Kami sangat apresiasi kepada Napindo dan seluruh pihak yang benar-benar bergandengan tangan untuk menjawab tantangan tersebut," tukasnya.

Dirjen PKH, Nasrullah, saat mengunjungi booth-booth yang tampil di pameran Indo Livestock.

Selama tiga hari ke depan, sekitar 18.000 pengunjung ditargetkan hadir pada pameran tahun ini. Adapun ratusan peserta pameran dari puluhan negara akan menunjukkan inovasi dan solusinya di bidang peternakan, pakan ternak, pengolahan susu, pertanian, kesehatan hewan, serta alat-alat peternakan, kedokteran hewan, perikanan, dan akuakultur.

Khusus untuk Paviliun Indonesia, tuan rumah menghadirkan enam paviliun, yaitu Paviliun Dairy oleh Kementerian Pertanian, Paviliun Indonesian Seafood oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, Paviliun Closed Loop oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dan Paviliun Kementerian Perindustrian, Paviliun Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, serta Paviliun PDHI (Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia).

Selain pameran, pengunjung juga dapat menikmati berbagai program unggulan lainnya, seperti seminar dan technical product presentation dari para peserta pameran, juga sosialisasi SDTI (Susu, Daging, Telur, dan Ikan) melalu berbagai program seperti Bazaar UMKM, Gelar Buah Nusantara 2024, demo cooking, talkshow, dan kegiatan anak dalam rangkaian SDTI Fun sebagai gerakan sosialisasi konsumsi protein hewani. (RBS)

KOLABORASI ENAM PAMERAN PETERNAKAN DAN FORUM INTERNASIONAL 2024

 

Konferensi pers sambut gelaran Indo Livestock 2024 (Foto: Istimewa)

Pameran bergengsi skala internasional Indo Livestock kembali digelar pada 17-19 Juli 2024 doi Jakarta Convention Center (JCC). Pada konferensi pers hari ini, Senin (15/7), PT Napindo Media Ashatama (Napindo) selaku penyelenggara mengumumkan enam kolaborasi penyelenggaraan pameran dan forum internasional selain Indo Livestock yakni Indo Feed ke-17, Indo Fisheries ke-14, Indo Dairy ke-15, Indo Agrotech ke-3, dan Indo Vet ke-4.

Lisa Rusli selaku Assistant Project Director PT Napindo Media Ashatama mengungkapkan kolaborasi enam pameran ini merupakan wujud dukungan akan terciptanya sebuah ketahanan pangan nasional sebagai stabilitas nasional.

“Pagelaran ini bertujuan untuk membantu meningkatkan produktivitas industri lokal agar mampu bersaing memenuhi kebutuhan dalam dan luar negeri. Dengan pengalaman Napindo yang mencapai 2 dekade, pagelaran tahunan ini terbukti selalu mendapat apresiasi dan antusiasme positif baik dari pemerintah, pengusaha, maupun masyarakat,” jelas Lisa.

Kolaborasi enam pagelaran ini telah melebihi target awal paviliun negara. Dari yang semula ditargetkan hanya 10 paviliun negara, kini telah mencapai 12 paviliun negara, termasuk Indonesia, Belanda, China, Eropa, India, Italia, Korea Selatan, Malaysia, Singapore, Spanyol, Taiwan, dan Vietnam.

Acara yang menargetkan sebanyak 600 peserta pameran dari 50 negara, menunjukkan kepercayaan luar biasa dari industri maupun komunitas dalam dan luar negeri terhadap inovasi dan solusi industri industri peternakan, pakan ternak, pengolahan susu, pertanian, kesehatan hewan, alat-alat kedokteran hewan, perikanan dan akuakultur.

Sementara itu, Tri Melasari Direktur PPHNAK Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan), mengungkapkan kegiatan ini menjadi kesempatan yang bagi pertumbuhan industri pertanian berkelanjutan dan menjadi wadah yang tepat bagi para pemangku kepentingan untuk saling bertukar informasi dan teknologi terkini dalam industri.

Selain menampilkan ragam produk peternakan dan kesehatan hewan berstandar internasional, Kementan menyiapkan ruang bagi para pelaku industri untuk berkonsultasi baik dari sisi produksi hewan, kesehatan, keamanan pangan, konsultasi ekspor, investasi perizinan usaha, dan juga pembiayaan kemitraan. “Kehadiran kami untuk memotivasi perusahaan dalam negeri lainnya untuk melakukan ekspor,” tutur Tri.

Khusus untuk Paviliun Indonesia, tuan rumah kali ini akan menghadirkan 6 paviliun yaitu Paviliun Dairy oleh Kementerian Pertanian, Paviliun Indonesian Seafood oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, Paviliun Closed Loop oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dan Paviliun Kementerian Perindustrian, Paviliun Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, dan Paviliun PDHI (Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia). Acara ini menargetkan dihadiri oleh 18.000 pengunjung selama rentang waktu 3 hari penyelenggaraan.

Selain pameran internasional, selama tiga hari pengunjung dapat menikmati berbagai program unggulan lainnya. Antara lain seminar dan technical product presentation.

Ajang tersebut menghadirkan The 2nd Sustainably Integrated Animal, Fishery, and Agribusiness Industry Forum dengan tema "Seminar Revolusi Pangan: Membangun Sistem Integrasi Horizontal Industri Pangan Bangsa" dan Seminar Nasional dengan tema "Strategi dan Kesiapan Dalam Mendukung Program Gerakan Minum Susu dan Makan Bergizi". Tidak hanya pameran dan seminar, Napindo bekerjasama dengan Yayasan Pengembangan Peternakan Indonesia (YAPPI) serta didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia menyelenggarakan Indo Livestock Research and Innovation Award 2024 dengan nama penghargaan Widhi Catha Satwa Nugraha. (INF)

 

KONFERENSI USSEC: MEMAJUKAN NUTRISI TERNAK YANG BERKELANJUTAN DAN MENGUNTUNGKAN DI ASIA TENGGARA

 


DISNAKKESWAN SUMBAR SELENGGARAKAN SOSIALISASI SERTIFIKASI PUPUK ORGANIK ENTREPRENEUR MILENIAL

 

Antusiasme peserta kegiatan Sosialisasi Sertifikasi Pupuk Organik.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Sukarli SPt MSi, membuka kegiatan Sosialisasi Sertifikasi Pupuk Organik Entrepreneur Milenal yang diselenggarakan secara daring, Kamis (4/7).  

“Melalui sosialisasi ini, kami perlu sampaikan setiap peredaran produk hasil pertanian diwajibkan memiliki sertifikasi untuk memastikan mutu produk yang dihasilkan,” kata Sukarli.

Pupuk organik, salah satu bahan bakunya adalah dari limbah peternakan yang kemudian dimanfaatkan menjadi pupuk kompos.

“Setiap bahan baku yang dihasilkan oleh limbah peternakan jika diolah dengan SOP, maka dapat dimanfaatkan menjadi pupuk kompos. Apakah pupuk kompos itu kemudian bisa otomatis menjadi pupuk organik, maka peran sertifikasi ini yang kami sosialisasikan,” imbuh Sukarli.

Sesi berikutnya adalah pemaparan Lembaga Sertifikasi Organik (LSO) Sumbar yang hari ini hadir sebagai pembicara yaitu Pastaliza STP MSi. Dipandu moderator Nirmala SPt MSi, Kepala Bidang Bina Usaha Disnakkeswan Sumbar sekaligus Ketua Panitia kegiatan ini.  

Pupuk organik sering disebut pupuk kompos adalah bahan yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, hijauan tanaman, kotoran hewan (padat dan cair) yang telah mengalami proses dekomposisi, serta digunakan untuk memasok hara tanaman dan memperbaiki ingkungan tumbuh tanaman.

“LSO dalam hal ini sebagai lembaga yang bertanggung jawab melakukan sertifikasi maupun verifikasi bahwa produk yang dijual atau dilabel sebagai ‘organik’ telah diproduksi, diolah, disiapkan, ditangani dan diimpor sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI)," jelas Pastaliza.

Lebih lanjut dijelaskan mengenai peraturan dan standar yang digunakan dalam kegiatan sertifikasi pupuk organik diantaranya SNI 6729:2016 tentang Sistem Pertanian Organik; Permentan 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian Organik; Permentan No 1 Tahun 2019 tentang Pendaftaran Pupuk Organik, Pupuk Hayati Pembenah Tanah; Kepmentan 261 Tahun 2019 tentang Persyaratan Teknis Minimal Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah; Kepmentan 262 Tahun 2019 tentang Lembaga Uji Mutu dan Uji Efektifitas Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah.

Pastaliza menerangkan persyaratan sertifikasi pupuk organik antara lain SOP harus mengacu ke SNI 6729:2016 dan Permentan 64 tahun 2013 kemudian tidak boleh menggunakan bahan kimia sama sekali. “Jika akan menggunakan dekomposer pabrikan, harus sudah disertifikasi organik,” tandasnya.

Menyoroti kondisi tanah yang semakin padat dan keras sekaligus ketersediaan pupuk kimia yang langka karena harganya mahal, solusi untuk menghindari ketergantungan pemakaian pupuk kimia pada budidaya tanaman adalah dengan penggunaan pupuk organik. (NDV)

 

 

 

 

FORUM KOMUNIKASI PELAYANAN PUBLIK BBPMSOH DUKUNG PRODUK OBAT HEWAN BERKUALITAS

 

Partisipasi aktif pelaku usaha dalam forum daring BBPMSOH
..

Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan (BBPMSOH) menyelenggarakan Forum Komunikasi Pelayanan Publik, Jumat (28/6) secara daring. Sekitar 90 partisipan bergabung yang sebagian besar adalah para pelaku usaha obat hewan, anggota Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI).

Selain perusahaan obat hewan, juga diikuti oleh dinas peternakan dan pertanian terkait sekaligus akademisi.  

Drh Hasan Abdullah Sanyata selaku Kelapa BBPMSOH saat membuka acara mengemukakan beberapa poin penting. “BBPMSOH mempunyai tugas pokok melaksanakan pengujian mutu, sertifikasi, pengkajian dan pemantauan obat hewan. Mendukung program Kementerian Pertanian dalam hal ini kami turut menyampaikan pemerintah menggelar karpet merah, jadi monggo bagi bapak ibu sekalian untuk konsisten dalam menghadirkan produk obat hewan berkualitas hingga menambah nilai ekspor,” jelasnya.

Hasan menambahkan, dimulai dari sekarang kita harus bersiap terkait mendukung program presiden RI terpilih Prabowo yaitu makan siang dan susu gratis.

“Skema program makan siang gratis ini erat kaitannya dengan target percepatan penurunan stunting di mana akan membutuhkan sayur-mayur yang banyak, daging serta susu. Permintaan akan produk asal hewan diperkirakan meningkat hingga prediksi tumbuhnya peternakan di negeri kita,” urai Hasan.

Imbuhnya, dengan pertumbuhan kegiatan budidaya ternak, tentu membutuhkan produk-produk obat hewan yang berkualitas dan aman.

Agenda acara berikutnya yakni pemaparan Kepala Bagian Umum, Drh Cynthia Devy Irawati MM yang menginformasikan bahwa pada Juli – Oktober 2024 nantinya akan diadakan kegiatan Survei Penilaian Integritas oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Kegiatan tersebut bertujuan mencapai sertifikasi SNI ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP).

“Pimpinan dan seluruh pegawai BBPMSOH berkomitmen secara konsisten untuk mewujudkan penerapan SNI tentang Sistem Manajemen Anti Penyuapan dalam rangka mendukung upaya penecegahan praktik suap dalam bentuk apapun, dengan menerapkan tata nilai akhlak amanah dalam menjalankan tugaas dan fungsi,” terang Cynthia.

Dalam public hearing hari ini juga dijelaskan diantaranya Standar Pelayanan Publik Bimbingan Teknis Pengujian Obat Hewan, Standar Pelayanan Publik Layanan Informasi dan Dokumentasi, kemudian Sosialisasi Layanan Produk Perolehan Hasil Pertanian BBPMSOH serta Sosialisasi Monev Pelayanan Publik BBPMSOH. (NDV)

 

 

 

PENGEMBANGAN TERNAK PERAH UNTUK PENUHI KEBUTUHAN SUSU

Webinar Risnov Ternak #4. (Foto: Dok. Infovet)

“Konsumsi Susu Meningkat, Pengembangan Ternak Perah Terhambat?”, menjadi tema yang diangkat dalam webinar Risnov Ternak #4, Kamis (27/6/2024), yang merupakan kerja sama antara Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dengan Majalah Infovet.

“Tema yang diangkat sangat pas sekali dengan fakta di lapangan, dimana tantangan penyakit PMK membuat produksi dan populasi sapi perah menurun, namun permintaan susu kini meningkat sekitar 5 persen pertahun,” ujar Ketua Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI), Dedi Setiadi, yang menjadi pembicara.

Dari data yang ia paparkan, produksi susu pada 2022 (sebelum PMK) mencapai 1.780.000 kg/hari, perlahan menurun menjadi 1.391.000 kg/hari pada 2023, dan 1.219.652 kg/hari pada 2024, berkurang hingga 171.000 kg/hari.

Hal yang sama juga terjadi pada populasi sapi perah, dimana pada 2022 (sebelum PMK) jumlah populasi sebanyak 239.196 ekor, menjadi 226.829 ekor pada 2023, dan turun kembali menjadi 204.741 ekor di 2024, berkurang sebanyak 22.088 ekor.

Selain itu lanjut Dedi, adapun persoalan hijauan pakan ternak (HPT), hingga ketersediaan bibit unggul yang juga masih menjadi tantangan. Dijelaskan dedi dari segi pakan, terjadi kekurangan lahan penanaman HPT, ketersediaan bahan baku yang terbatas, harga bahan baku fluktuatif, sampai persaingan dengan sektor ternak lain.

“Oleh karena itu diperlukan regulasi tentang penggunan lahan Perhutani dan Perkebunan untuk penanaman HPT. Ini sudah sering saya sampaikan. Selain itu, diperlukan bibit rumput unggul dan pengelolaan HPT oleh BUMN bisa menjadi solusi,” paparnya.

Sementara dari segi bibit, terbatasnya ketersediaan bibit sapi perah berkualitas dan masalah pemotongan sapi produktif masih kerap terjadi. “Perbanyak balai pembibitan milik pemerintah dan ketersediaan semen beku bibit unggul. Atau bisa melalui kebijakan impor bibit sapi untuk penambahan populasi sapi perah berkualitas, juga penyelenggaraan kontes ternak agar semakin menggairahkan peternak dalam menghasilkan bibit sapi berkualitas,” ungkap Dedi.

Sebab menurutnya, peluang bisnis peternakan sapi perah masih cukup tinggi. Apalagi kini masyarakat mulai meningkatkan kesadaran minum susu hingga rencana program minum susu gratis dari presiden terpilih.

“Sekitar 16 juta liter susu diperlukan untuk program susu gratis, ini membutuhkan effort yang tinggi dari seluruh stakeholder. Diharapkan ini menjadi perkembangan industri sapi perah yang lebih baik,” tukasnya.

Agar kebutuhan susu secara nasional terpenuhi, BRIN juga menyoroti budi daya pengembangan kambing perah yang dinilai potensial dan lebih murah. “Budi daya kambing perah sangat potensial, karena kemampuannya beradaptasi dengan pakan lokal yang sangat bervariasi,” kata Peneliti dari BRIN, Dwi Yuliastiani. 

Dijelaskan, budi daya kambing tidak hanya mengandalkan HPT, tetapi dengan pakan lokal hasil samping tanaman pangan, buah, umbi, hingga hasil samping perkebunan bisa digunakan. “Harus tetap diperhatikan pemberiannya, karena dengan manajemen pakan yang tepat maka akan didapat produksi dan kualitas susu yang baik,” sebutnya. (RBS)

LAWAN STUNTING, DISNAKKESWAN SUMBAR DAN JAPFA KOLABORASI PROGRAM CSR

Penyerahan simbolis bantuan telur untuk masyarakat Sumbar
Penyerahan simbolis bantuan telur untuk masyarakat Sumbar

Komitmen Pemerintah Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) tidak pernah kendur dalam mengupayakan percepatan penurunan stunting. Berkolaborasi dengan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Provinsi Sumbar mendistribusikan bantuan 10.000 telur untuk masyarakat di Kabupaten Pasaman Barat, Kota Padang, Kota Solok, dan Kabupaten Agam.

Penyerahan bantuan secara simbolis dilakukan oleh perwakilan Japfa kepada Wakil Gubernur (Wagub) Sumbar Dr Ir Audy Joinaldy SPt MSc MM IPM ASEAN Eng, pada Selasa (14/5), kemudian akan disalurkan kepada masyarakat melalui Disnakkeswan Sumbar.

Kepala Disnakkeswan Sumbar, Sukarli SPt MSi, hadir mendampingi Wagub. Pada hari yang sama terdapat agenda pertemuan dengan perwakilan Japfa membahas dukungan Japfa dalam pengembangan UPT Unggas Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan.

“Tahapnya masih penjajakan terkait program kerja sama dinas dengan Japfa dalam program unggulan pengembangan unggas di Sumbar,” ungkap Sukarli di ruang rapat kantor Wagub.

Kepala Bidang Bina Usaha dan Kelembagaan, Nirmala SPt MSi, yang turut hadir mengemukakan program CSR Japfa dalam penanganan stunting akan dilakukan secara berkala. Selain itu, Disnakkeswan Sumbar memprioritaskan ketersediaan pangan dan produk peternakan untuk warga yang terdampak musibah banjir lahar hujan serta longsor.

“Harapannya kontribusi yang kami berikan ini dapat membantu pemerintah untuk penanganan stunting demi menciptakan generasi yang unggul,” katanya.

Perwakilan Japfa lainnya datang dalam pertemuan antara lain Andriawan Yudihananto (Head of Unit Padang), Nanang Andono (Head of Sales), dan Moch. Rais Aziz (Head of Marketing & Sales North Sumatera Poultry Breeding).

Penyediaan Pengembangan Sarana Pertanian

Lebih lanjut Sukarli mengungkapkan, Disnakkeswan Sumbar juga merealisasikan Program Penyediaan Pengembangan Sarana Pertanian.

Program tersebut bertujuan untuk menambah produktivitas masyarakat, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menambah populasi ternak di Sumbar, terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan bahan pangan asal hewan, dan mewujudkan Sumbar Madani.

Salah satu perwujudan program ini dengan menyerahkan bantuan ayam KUB, pada Rabu (1/5). Penyerahan bantuan ayam KUB kepada kelompok tani di Kabupaten Pasaman Barat dilakukan langsung oleh Gubernur Sumbar, H. Mahyeldi Ansharullah SP, didampingi oleh Sukarli.

Secara keseluruhan program bantuan untuk kelompok tani ternak yang tersebar di 19 kabupaten/kota di Provinsi Sumbar antara lain bantuan ayam KUB 75.000 ekor (150 kelompok), itik 37.500 ekor (75 kelompok), puyuh 50.000 ekor (10 kelompok), kambing 600 ekor (20 kelompok), sapi 100 ekor (10 kelompok), mesin tetas kapasitas 500 butir (43 kelompok), dan mesin APPO (12 kelompok).

Sukarli menambahkan, selain bantuan yang disebutkan, peternak dalam budidaya dan pengolahan pupuk organik akan mendapatkan pendampingan, pembinaan, serta pengawasan.

“Terkait kemitraan dalam pengembangan unggas, kami bekerja sama dengan Japfa. Seperti sudah kita ketahui bersama, Japfa merupakan inti yang memiliki banyak mitra usaha dengan masyarakat di Sumbar dalam pengembangan unggas,” pungkasnya.

RATUSAN HEWAN KURBAN DI DEPOK DIAWASI JELANG IDUL ADHA


Petugas DKP3 Kota Depok melakukan pemeriksaan hewan kurban. (Foto: Diskominfo Depok)


Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Depok bersama mahasiswa Program Pendidikan Profesi Dokter Hewan (PPDH) Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) - Institut Pertanian Bogor (IPB) dan dokter hewan dari Kementerian Pertanian (Kementan) RI melakukan pengawasan hewan kurban. 

Sejak Jumat (07/06) lalu, pemeriksaan dilakukan di lapak, peternakan dan tempat penjualan hewan kurban. 

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) pada DKP3 Kota Depok, Dede Zuraida menjelaskan pengawasan yang dilakukan mencakup persyaratan hewan kurban seperti kepemilikan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dan pengawasan lalu lintas hewan kurban.

Selain itu, DKP3 Kota Depok juga memperkuat koordinasi dengan kelurahan dan kecamatan terkait rekomendasi dan persetujuan tempat berjualan, serta tempat pemotongan hewan kurban.

"Data 7 Juni 2024, terdapat 21 lapak dengan total hewan kurban sebanyak 1.501. Dengan rincian 659 sapi, 620 kambing dan 222 ekor domba," katanya, Rabu (12/06). 

Dikatakannya, dalam pemeriksaan tersebut ditemukan beberapa kelainan pada hewan kurban. Antara lain 5 ekor sapi belum cukup umur (BCU), 1 ekor sapi kurus, 1 ekor kambing cacat, 2 ekor kambing BCU, 2 ekor kambing penyakit mulut kuku (PMK), 2 ekor kambing sakit mata dan 1 ekor domba ORF atau dermatitis pustularis contagiosa. 

"Kami langsung ambil tindakan hewan-hewan yang sakit diminta untuk diisolasi dari hewan yang sehat," tambahnya  

"Sedangkan konsumen dihimbau untuk memilih hewan yang memenuhi syarat kesehatan dan syar'i," tutupnya. (Sumber: berita.depok.go.id)


INDO LIVESTOCK: PIONIR PAMERAN INTERNASIONAL INDUSTRI PETERNAKAN

 

Managing Director PT Napindo Media Ashatama memimpin kegiatan technical meeting Indo Livestock Expo & Forum 2024. (Foto: Istimewa)

Indo Livestock 2024 Expo & Forum, pameran internasional terkemuka di industri peternakan, pengolahan hasil ternak, dan kesehatan hewan ternak ke-17 akan kembali digelar pada 17-19 Juli 2024 di Jakarta Convention Center (JCC). Sebagai pionir dalam pameran internasional industri peternakan, pengolahan hasil ternak, dan kesehatan hewan ternak di Indonesia, Indo Livestock telah menunjukkan konsistensi dan keunggulannya sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2002.

“Kita bisa melihat antusiasme dari para stakeholders, peserta pameran yang hadir pada technical meeting hari ini. Apalagi tahun ini, Indo Fisheries sudah dituanrumahi oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. Saya harapkan pameran dan forum internasional ini bisa menjadi sebuah wadah yang sangat baik untuk terintegrasinya semua informasi di sektor terkait,” Arya Seta Wiriadipoera selaku Managing Director PT Napindo Media Ashatama (Napindo) saat membuka kegiatan technical meeting Indo Livestock, Indo Feed, Indo Dairy, Indo Agrotech, Indo Vet, dan Indo Fisheries 2024 Expo & Forum pada Senin, 10 Juni 2024 di JCC.

Penyelenggaraan Indo Livestock tahun ini, jumlah paviliun negara telah melebihi target yakni menjadi 12 paviliun negara yang telah mengkonfirmasi partisipasi mereka. Antara lain Indonesia, Belanda, China, Eropa, India, Italia, Korea Selatan, Malaysia, Taiwan, Spanyol, Vietnam, dan Singapura.

Lebih dari 600 peserta dari 50 negara akan berpartisipasi selama 3 hari. Begitu pula 18.000 pengunjung diharapkan dapat meramaikan pameran dan forum internasional yang telah dipercaya sebagai platform unggulan untuk menjalin kerjasama dan memperkenalkan inovasi di industri peternakan, pakan ternak, pengolahan susu, pertanian, kesehatan hewan, alat-alat kedokteran hewan, perikanan, dan akuakultur.

Arya menambahkan pameran internasional karya anak negeri ini memberikan peluang yang tak tertandingi bagi para peserta dan pengunjung untuk memperluas jaringan, menemukan peluang bisnis baru, serta memperoleh wawasan tentang tren dan teknologi terbaru di industri peternakan.

Pengunjung akan mendapatkan informasi dari pakar industri mengenai isu-isu terkini yang dapat mengembangkan bisnisnya. Tidak hanya itu, selama 3 hari pameran, Indo Livestock 2024 Expo & Forum menghadirkan “The 2nd Sustainably Integrated Animal, Fishery, and Agribusiness Industry Forum”, serta program menarik lainnya seperti Fishery Product Presentation dan Sosialisasi SDTI 2024 berupa Bazaar UMKM, talkshow dan kegiatan anak dalam rangkaian SDTI Fun. (Rilis/INF)

VAKSINDO VIETNAM RESMIKAN PABRIK PRODUKSI VAKSIN VETERINER TERMUTAKHIR

 

Seremoni peresmian pabrik Vaksindo Vietnam, 9 Juni 2024. (Foto: Istimewa)


Vaksindo Vietnam Company Limited (Vaksindo Vietnam), anak perusahaan Vaksindo Satwa Nusantara di Indonesia meresmikan pabrik vaksin hewan ternak termutakhir yang terletak di Taman Industri Yen My II, Distrik Yen My, Provinsi Hung Yen, Minggu (09/06). Sebagai pabrik vaksin veteriner terbesar di Vietnam, Vaksindo bertujuan memasok vaksin berkualitas tinggi secara domestik dan mengekspornya ke negara-negara lain di kawasan Asia dan sekitarnya.

Mr Phung Duc Tien, Wakil Menteri Pertanian dan Pembangunan Pedesaan, bersama Duta Besar Republik Indonesia untuk Vietnam Denny Abdi, dan Mr Nguyen Hung Nam, Wakil Gubernur Provinsi Hung Yen turut hadir dalam peresmian Vaksindo Vietnam Animal Health (VVAH) sekaligus mengunjungi fasilitas pabrik pembuatan vaksin bersama dengan pimpinan JAPFA Group, dan Vaksindo Indonesia.

Denny Abdi, Duta Besar Republik Indonesia untuk Vietnam menekankan bahwa Vietnam dan Indonesia adalah dua negara yang memainkan peran penting dalam keamanan pangan regional, karena populasi yang besar dan terus berkembang. Efektivitas langkah-langkah pencegahan penyakit untuk ternak di kedua negara akan memiliki dampak positif pada pasokan pangan di kawasan dan sekitarnya.

“Vaksindo adalah produsen vaksin veteriner terkemuka di Indonesia, dan vaksin yang diproduksi oleh Vaksindo didukung oleh penelitian inovatif dan secara ketat mematuhi standar internasional untuk kualitas dan keselamatan. Melalui pabrik ini, saya yakin bahwa penelitian antara Indonesia dan Vietnam di bidang kesehatan hewan dapat terus diperkuat, sehingga kita dapat menekan potensi wabah dan memprediksi epidemi di masa depan,” terang Denny dalam keterangan resminya.  

Lanjut Denny, kedua belah pihak dapat memperkuat kerja sama dalam keamanan pangan dan memberikan solusi untuk tantangan global. Saya yakin bahwa kerja sama yang kuat antara Indonesia dan Vietnam tidak hanya akan menguntungkan kedua negara, tetapi juga negara-negara ASEAN serta dunia.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Phung Duc Tien menyatakan saat ini, pabrik vaksin domestik yang memenuhi standar GMP hanya memenuhi sekitar 70% dari permintaan. "Peresmian pabrik vaksin Vaksindo Vietnam adalah peristiwa penting, dalam konteks meningkatnya permintaan akan vaksin. Dengan komitmen pada teknologi modern, produksi vaksin berbasis penelitian dan tekad untuk memenuhi standar internasional, kami mengharapkan Vaksindo Vietnam segera meluncurkan produk yang memenuhi permintaan domestik dan bergerak menuju ekspor, terutama dengan fokus pada penelitian untuk memproduksi vaksin yang saat ini harus diimpor oleh Vietnam.”

VVAH dibangun sejak April 2022, diatas lahan seluas lebih dari 20.000 meter persegi dan memiliki desain dua lantai dengan rencana perluasan di masa depan. VVAH telah diakui memiliki standar GMP-WHO, dan menerapkan teknologi terkini untuk memenuhi standar internasional.

Pabrik ini akan mengoperasikan lima lini produksi di area produksi seluas 9.000 meter persegi, dengan fokus pada vaksin berbasis Kultur Jaringan, vaksin berbasis Telur, dan vaksin Bakteri. Produk utamanya dirancang untuk memenuhi kebutuhan pencegahan penyakit untuk babi, sapi, dan unggas.

Teguh Prajitno, Head of SBU Animal Health and Live Equipment JAPFA mengatakan bahwa sejak 2010, Vaksindo telah menjadi mitra pemerintah Indonesia dan berpartisipasi dalam banyak kegiatan yang berkaitan dengan FAO dan OFFLU di Asia Tenggara. “Kami selalu bertekad untuk mengembangkan solusi tepat sasaran untuk menghadapi tantangan penyakit, dan mendorong ekspor vaksin dari pabrik kami di Indonesia yang mulai tahun ini, dapat diproduksi dari pabrik vaksin mutakhir Vaksindo di Vietnam.”

“Kami telah menempuh perjalanan panjang untuk mewujudkan impian Vaksindo membangun pabrik vaksin veteriner state-of-the-art di Vietnam. Fasilitas produksi vaksin mutakhir ini terutama bertujuan untuk memastikan keamanan penyakit bagi sistem peternakan ternak dan unggas di Vietnam, serta berkontribusi pada pengembangan berkelanjutan industri peternakan. Selain itu, Vaksindo Vietnam juga menjadi platform bagi kami untuk bergandengan tangan dengan negara-negara lain dalam mengendalikan epidemi dan meningkatkan kemandirian ASEAN,” ujar Teguh. (Rilis/INF)

MENTAN JAMIN KETERSEDIAAN HEWAN MENJELANG KURBAN AMAN

Sapi-sapi yang berada di PT Lembu Setia Abadi Jaya Farm Tangerang. (Foto: Istimewa)

Menjelang Hari Raya Kurban atau Idul Adha 1445 Hijriah, Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman, menjamin ketersediaan hewan kurban aman dan mencukupi.

Hal tersebut ia sampaikan usai meninjau lokasi kandang sapi hingga pabrik pakan mini milik penggemukan sapi PT Lembu Setia Abadi Jaya (LSAJ) Farm Tangerang, Kamis (6/6/2024).

“Persiapan kurban Insyaallah aman, cukup sampai kita Idul Adha nanti, saya sudah terima laporannya dan aman, jumlahnya sangat cukup,” kata Mentan Amran.

Berdasarkan data Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), secara nasional kebutuhan hewan kurban berada pada angka 1,97 juta ekor, dengan ketersediaannya yang mencapai 2,06 juta ekor, maka berpotensi surplus hingga 88 ribu ekor. Berdasarkan data tersebut, Mentan memastikan jumlah ketersediaan hewan kurban sapi, kerbau, kambing, maupun domba mencukupi kebutuhan.

Amran mengemukakan, saat ini pihaknya aktif memonitor ketersediaan hewan kurban di seluruh daerah. Tidak hanya sisi ketersediaan, namun juga fokus memastikan aspek kesehatannya.

Hal tersebut dikonfirmasi oleh Dirjen PKH, Nasrullah. Ia memastikan pihaknya telah melakukan berbagai langkah penting untuk kelancaran pelaksanaan kurban tahun ini.

“Kami memastikan sertifikat kesehatan ternak yang dilalulintaskan sudah lengkap, memeriksa ear tag untuk menjamin ternak telah teregister dan kami menerjunkan petugas kesehatan hewan di kabupaten/kota untuk melakukan pengecekan rutin di penampungan ternak,” katanya saat mendampingi Mentan Amran ke PT LSAJ Farm Tangerang. 

Sebagai informasi, PT LSAJ Farm Tangerang memiliki luas area 22,5 hektare, kandang sapi, pabrik pakan mini berkapasitas 40 ton/hari, dan rencana pabrik pupuk, RPH, pabrik bakso, sosis, nugget, meat shop, serta cold storage. Bangunan kandang sapi PT LSAJ memiliki kapasitas hingga 3.000 ekor dengan rencana perluasan hingga 10.000 ekor. (INF)

KERJA SAMA INDONESIA-URUGUAY TINGKATKAN KUALITAS DAGING DAN SUSU

MoU pembangunan pangan antara Indonesia dan Uruguay. (Foto: Istimewa)

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi, bersama Menteri Peternakan, Pertanian, dan Perikanan Republik Oriental Uruguay, Fernando Mattos, menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) pembangunan pangan di kedua negara, khususnya di bidang peternakan untuk mengembangkan produksi daging dan susu berkualitas.

“Kementan bergerak sesuai arahan presiden untuk meningkatkan kinerja sektor pangan, utamanya daging, produk hortikultura, dan tanaman pangan,” ucap Harvick melalui siaran resminya di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Selasa (4/6/2024).

Pada 2023, total nilai perdagangan komoditas pertanian antara Indonesia dan Uruguay hanya mencapai sekitar 8.87 juta USD. Oleh sebab itu, Wamentan menaruh harapan dalam kerja sama ini, baik untuk meningkatkan nilai perdagangan komoditas pertanian maupun bidang peternakan.

Saat ini Uruguay menduduki posisi ketujuh produsen daging utama di dunia dengan mengekspor 450 ribu ton daging sapi ke pasar internasional. Uruguay dikenal sebagai negara yang memiliki sistem pengelolaan ternak modern dan berkelanjutan, salah satunya dengan melarang penggunaan hormon sejak 1962 dan melarang antibiotik pada 2011.

“Bukan hanya terjadinya trading di antara kedua negara, kita sepakat untuk bertukar informasi bagaimana mengembangkan teknologi pertanian. Utamanya agar kedua belah negara bisa lebih berkembang lagi,” tambah Harvick.

Saat ini pihaknya tengah berupaya meningkatkan produksi komoditas nasional, khususnya di bidang peternakan untuk memenuhi stok kebutuhan daging sapi dan produk susu. Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman, pernah menyampaikan bahwa swasembada protein hewani harus terwujud demi Indonesia Emas 2045.

“Kita tidak hanya fokus pada swasembada daging, tapi juga swasembada protein hewani, termasuk ternak perah yang menghasilkan susu,” kata Mentan Amran.

Hal serupa disetujui oleh Menteri Pertanian Uruguay, Fernando Mattos. Ia melihat ada potensi besar untuk meningkatkan sektor perdagangan komoditas pertanian sekaligus memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Uruguay dalam upaya pembangunan swasembada pangan di masing-masing negara.

“Kita sangat senang atas penandatangan MoU ini. Kita telah menemukan beberapa topik penting untuk dapat mengembangkan industri daging ternak dan susu untuk mencapai target swasembada. Uruguay akan membantu Indonesia karena kita memiliki pengalaman yang panjang dalam industri peternakan,” kata Fernando Mattos. (INF)

PELATIHAN PJTOH ANGKATAN XXVI DIGELAR HYBRID DI SURABAYA

Pelatihan PJTOH angkatan XXVI hari pertama dan kedua yang berlangsung di Surabaya. (Foto-foto: Dok. Infovet)

Pelatihan Penanggung Jawab Teknis Obat Hewan (PPJTOH) kembali digelar Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) untuk angkatan XXVI, dilaksanakan pada 21-22 Mei 2024, di Surabaya secara hybrid diikuti sekitar 90-an peserta.

“Mengingat pentingnya tugas dan tanggung jawab PJTOH, maka ASOHI hampir setiap tahun mengadakan pelatihan ini. Sejak berlakunya pelarangan penggunaan AGP sejak 2018, kesadaran para dokter hewan dan apoteker terhadap pentingnya pelatihan ini semakin meningkat. Semoga dengan kesadaran ini implementasi peraturan bidang obat hewan semakin baik,” ujar Ketua ASOHI, Drh Irawati Fari.

Pada hari pertama pelatihan menampilkan pembicara Koordinator Substansi Pengawasan Obat Hewan, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Drh Ni Made Ria Isriyanthi yang membahas mengenai regulasi obat hewan, izin usaha, pedoman CPOHB, registrasi, penyediaan, peredaran, dan pengawasan obat hewan, serta tugas dan tanggung jawab PJTOH.

Dijelaskan oleh Ria, tugas dan tanggung jawab PJTOH yakni untuk menjaga mutu, khasiat, dan keamanan obat hewan wajib menempatkan dokter hewan dan/atau apoteker sebagai penanggung jawab teknis pada perusahaan obat hewan.

Di antaranya dengan memberikan informasi peraturan perundangan obat hewan kepada direktur perusahaan; memberikan saran dan pertimbangan teknis obat yang berhubungan dengan farmakodinamik, farmokinetik, farmakoterapi, toksikologi, serta imunologi; mempersiapkan kelengkapan dokumen izin usaha dan dokumen pendaftaran; menyetujui penyediaan dan peredaran obat hewan sesuai undang-undang atau menolak apabila tidak sesuai peraturan perundangan obat hewan.

“PJTOH harus menolak penyediaan dan peredaran obat hewan ilegal; bertanggung jawab memberikan pertimbangan teknis; laporan tertulis tentang penyediaan dan peredaran obat hewan kepada Ditjen PKH cq Ditkeswan sesuai ketentuan yang berlaku; serta evaluasi terhadap khasiat, keamanan, dan efek samping obat hewan yang telah dipasarkan di lapangan,” jelas Ria.

“Seorang PJTOH bertanggung jawab penuh terhadap semua kegiatan produksi, importir/eksportir, apabila ada obat hewan ilegal dan pemalsuan adalah tanggung jawab seorang PJTOH.”

Selain itu, pemaparan dilanjutkan dengan materi dari narasumber Prof Budi Tangendjaja yang mengupas soal feed additive dan feed supplement, kemudian oleh Badan Karantina mengenai kebijakan karantina hewan, dan oleh Drh Widiarto mengenai peran PPNS dalam penanganan obat hewan ilegal.

Peserta PJTOH yang ikut secara daring. 

Sementara pada hari kedua menampilkan Direktur Pakan Ternak, Drh Nur Saptahidhayat yang membahas mengenai isu resistansi antimikroba (AMR), keamanan pakan, pakan terapi (medicated feed), dan PJTOH pakan.

Dijelaskan bahwa pentingnya PJTOH pakan di antaranya mengendalikan obat dalam pakan, sebab pakan merupakan hal krusial dalam budi daya ternak. “Penggunaan antimikroba harus sesuai dosis, sesuai lama pemberian, mengendalikan penjualan pakan terapi, dan mencegah penggunaan antimikroba sebagai growth promoter,” ujarnya.

Lebih lanjut dijelaskan, PJTOH pakan juga ikut mengawasi penyimpangan penggunaan obat hewan, mengawasi distribusi pakan terapi di lapangan, serta menjaga pabrik sesuai standar cara pembuatan pakan yang baik (CPPB). Hal tersebut menurutnya agar penanggung jawab teknis di suatu perusahaan ikut menjamin pakan yang tersebar aman. Adapun pembahasan lain mengenai regulasi pakan terapi, nomor pendaftaran pakan (NPP).

Pembahasan kemudian dilanjutkan oleh Ketua Komisi Obat Hewan, Prof Widya Asmara, tentang obat hewan biologik, farmasetik, dan obat alami. Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Ketua Tim Kerja Pelayanan Pengujian Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan (BBPMSOH), M. Syaefurrosad, mengenai rantan dingin (cold chain), tata cara pengiriman obat hewan yang baik dan prosedur pengiriman sampel ke BBPMSOH.

Bahasan semakin lengkap dengan hadirnya narasumber dari tim CPOHB, Drh Ketut Karuni, yang membawakan materi CPOHB dan tata cara pembuangan limbah obat, dan Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI), Drh M. Munawaroh, mengenai tata cara pengurusan SIPT, kemudian Ketua Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), Noffendri Roestam, soal tata cara pengurusan SIPA, serta Ketua ASOHI, Drh Irawati Fari, tentang peran ASOHI dalam pembinaan anggota dan Sekretaris sekaligus anggota Dewan Kode Etik ASOHI, Peter Yan, soal kode etik AOSHI. (RBS)

PUBLIC EXPOSE TAHUN BUKU 2023 PT MALINDO FEEDMILL TBK

PT Malindo Feedmill Tbk yang bergerak dalam bidang produksi dan penjualan pakan ternak, pembibitan dan distribusi anak ayam usia sehari ras pedaging, pembibitan dan penjualan anak ayam usia sehari ras parent stock serta peternakan ayam ras pedaging, pengolahan makanan, RPU, dan juga memiliki restoran cepat saji Sunny Chick, pada 21 Mei 2024 mengadakan Public Expose Tahun Buku 2023 di Jakarta.

Penjualan bersih Malindo mengalami peningkatan 8,6% menjadi Rp 12,1 triliun dari Rp 11,1 triliun di tahun 2022. Kinerja penjualan pakan menjadi kontributor paling besar pada penjualan bersih yaitu sebesar 65,0%, disusul penjualan ayam pedaging sebesar 16,9%, anak ayam/itik usia sehari sebesar 13,8%, makanan olahan sebesar 1,0% dan lain-lain sebesar 3,3%.

Penjualan pakan mengalami peningkatan 9,5% menjadi sebesar Rp 7,8 triliun di tahun 2023 dari Rp 7,1 triliun di tahun 2022. Penjualan ayam pedaging mengalami peningkatan 17,4% menjadi sebesar Rp 2,0 triliun di tahun 2023 dari Rp 1,7 triliun di tahun 2022. Penjualan produk makanan olahan meningkat 0,4% menjadi sebesar Rp 116,1 miliar di tahun 2023 dari Rp 115,6 miliar ditahun 2022. Penjualan lain-lain meningkat 4,1% menjadi sebesar Rp 398 miliar di tahun 2023 dari Rp 382,3 miliar di tahun 2022. Sedangkan penjualan anak ayam/itik usia sehari turun 2,5% menjadi sebesar Rp 1,6 triliun di tahun 2022 dari Rp1,7 triliun di tahun 2022.

Perolehan laba kotor tahun 2023 lebih besar dibandingkan dengan tahun 2022 yaitu meningkat 36,6% menjadi Rp 947,8 miliar. Laba tahun berjalan tahun 2023 sebesar Rp 63,1 miliar, meningkat 140,9% dibanding tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 26,2 miliar di tahun 2022. Jumlah laba komprehensif pada tahun 2023 adalah sebesar Rp 65,1 miliar, meningkat 141,0 % dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp 27,0 miliar.

Jumlah aset pada tahun 2023 adalah sebesar Rp 5,5 triliun, yaitu lebih rendah 4,0% atau Rp 229,7 miliar dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp 5,7 triliun. Hal ini terutama dipengaruhi oleh penurunan aset lancar sebesar 4,4% atau Rp 130,9 miliar dan penurunan aset tidak lancar sebesar 3,5% atau Rp 98,8 miliar.

Jumlah liabilitas pada tahun 2023 adalah sebesar Rp 3 triliun, yaitu lebih rendah 9,9% atau Rp 331,2 miliar dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp 3,3 triliun. Hal ini terutama dipengaruhi oleh penurunan liabilitas jangka pendek sebesar 5,6% atau Rp 141,8 miliar dan penurunan liabilitas jangka panjang sebesar 22,9% atau Rp 189,4 miliar.

Penjualan bersih Malindo pada kuartal I 2024 meningkat sebesar Rp 568,1 miliar atau sebesar 21,2%. Penjualan pakan ternak naik sebesar 17,7% atau Rp 316,7 miliar, peningkatan penjualan anak ayam/itik usia sehari sebesar 46,5% atau sebesar Rp 147,3 miliar dari Rp 316,7 miliar menjadi Rp 464 miliar di periode Maret 2024. Penjualan ayam pedaging naik sebesar Rp 88,3 miliar atau 19,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, penjualan makanan olahan naik 8,8% atau sebesar Rp 2,6 miliar, penjualan lain-lain naik 13,8% atau sebesar Rp 12,9 miliar. Secara keseluruhan setiap penjualan produk mengalami peningkatan yang signifikan.

Laba kotor pada kuartal I 2024 naik sebesar Rp 323,1 miliar atau 517,4% dari Rp 62,4 miliar menjadi Rp 385,5 miliar. Peningkatan laba kotor ikut mendorong peningkatan laba (rugi) bersih dari negatif Rp 143,9 miliar di kuartal I 2023 menjadi positif sebesar Rp 143,5 miliar di akhir Maret 2024 atau naik sebesar Rp 287,4 miliar atau 199,8%. Faktor utama peningkatan ini adalah kenaikan harga DOC dan broiler, yang juga disertai dengan peningkatan volume penjualan.

Dalam menjalankan operasinya Malindo menghadapi kendala meliputi krisis ekonomi global yang mengakibatkan daya beli masyarakat menurun, stabilitas harga jual DOC dan ayam broiler sepanjang tahun, dan ketersediaan dan kestabilan harga bahan baku pakan.

Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut dilakukan kebijakan strategis sebagai berikut:

  • Menunda belanja modal.
  • Meningkatkan efisiensi produksi dan melakukan penghematan di setiap lini produksi dan operasional.
  • Melakukan manajemen pembelian bahan baku dan penyesuaian harga jual yang tepat.
  • Mendukung program pemerintah untuk menyeimbangkan antara permintaan dan penawaran khususnya di industri peternakan.
  • Meningkatkan penjualan ekspor.

WAJIB IKUT! PELATIHAN PPJTOH ANGKATAN XXVI

Permentan 15 tahun 2021 menyebutkan bahwa Perusahaan Obat Hewan WAJIB mempunyai PJTOH (Penanggung Jawab Teknis Obat Hewan) yang bersertifikat. Perusahaan obat hewan yang dimaksud meliputi produsen, importir, eksportir, distributor, feedmill yang menggunakan obat hewan, pengecer (petshop, poultry shop, apotek veteriner, toko/depo obat hewan). Untuk itu Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) bekerja sama dengan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan akan mengadakan Pelatihan Penanggung Jawab Teknis Obat Hewan (PPJTOH) Bersertifikat  Angkatan XXVI di Surabaya.

🗓️ Selasa-Rabu , 21 - 22 Mei 2024

🕣 07.30 – 17.00 WIB

🏢 Hybrid form Mercure Gran Mirama Surabaya Jawa Timur 

🆔 Pendaftaran klik https://bit.ly/daftarppjtohXXVI

Materi pelatihan

  1. Peraturan perundang-undangan, Pakan, Karantina, PPNS
  2. Bahasan teknis : Biologik, Farmasetik, Premix
  3. Pemahaman etika dan organisasi. 

Narasumber

  1. Direktur Kesehatan Hewan
  2. Direktur Pakan
  3. Direktur Tindakan Karantina Hewan
  4. Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan 
  5. Koordinator Substansi Pengawasan Obat Hewan
  6. Prof Budi Tangendjaja
  7. Prof Widya Asmara
  8. Ketua Umum ASOHI
  9. dll

Jika ada yang kurang jelas hubungi https://wa.me/6287778296375 (Mariyam, GITA EO)

PT CAHAYA SAKTI KIMIA GELAR SEMINAR EDUKASI MIKOTOKSIN

Yuana Saputra, Teritory Manager Olmix Indonesia memaparkan materi seminar (Foto: Istimewa)


Mini seminar mengangkat topik “How to Eliminate Mycotoxin Challenge in Various Raw Materials" yang diselenggarakan PT Cahaya Sakti Kimia dan PT Olmix Indonesia Nutrition (Olmix), Maret lalu berlangsung sukses. Kegiatan digelar selama dua hari pada 18 Maret 2024 di Kayu Arum Resort, Salatiga dan 19 Maret 2024 di Hotel POP, Solo.

Ronald Paulus selaku Direktur PT Cahaya Sakti Kimia saat dihubungi Infovet melalui WhatsApp mengatakan latar belakang diadakannya seminar tersebut sebagai pengingat bahwa kondisi bahan baku pakan ternak utama yaitu jagung masih rentan terhadap kontaminasi, mikotoksin baik field mycotoxin maupun storage mycotoxin.

“Kegiatan ini juga sebagai salah satu wujud peran serta kami dalam mendukung kesehatan hewan di Indonesia dengan memberikan edukasi dan informasi kepada peternak dan feedmiller. Khususnya tentang mikotoksin, global tren mikotoksin, mycotoxin management and strategy, metode sampling yang benar untuk mendukung analisa mikotoksin, efikasi beberapa bahan toxin binder, serta teknologi dari Olmix Perancis di dalam MTX+ untuk mengikat semua jenis mikotoksin,” terang Ronald.

Acara dibuka dengan opening speech dari Endri Yoga Laksana selaku Technical Manager Olmix dan Yuana Saputra selaku Teritory Manager Olmix Indonesia.

Paparan materi berjudul “How to Eliminate Mycotoxin Challenge in Various Raw MaterialProduct Specialist Olmix untuk Asia, Mike Lin. Disusul dengan presentasi produk MTX+ , Solusi dari Olmix oleh Endri Yoga Laksana dan Yuana Saputra.

Toxin binder wide spectrum dari Olmix yaitu MTX+ dengan nanoteknologi interspaced montmorillonite yang telah dipatenkan dengan kemampuan mengikat segala jenis mikotoksin. Selain itu terdapat kandungan Yeast Cell walls, Diatomaceous earth, dan ekstrak alga untuk memaksimalkan kinerja dari toxin binder ini. Produk ini telah melewati uji invitro dynamics trial dengan efikasi tinggi terhadap FUM dan DON.

Foto betsama customer yang hadir dalam seminar (Foto: Istimewa)

Usai sesi tanya jawab, tim Olmix dan Aziz selaku Sales PT Cahaya Sakti Kimia area Jawa Tengah menyampaikan promo program dilanjutkan dengan buka puasa bersama dan lucky draw. Seminar ini dihadiri customer yang diantaranya para peternak layer, babi, serta local feedmill. (NDV)

KEMENTAN MINTA BULOG FOKUS SERAP DUA KOMODITI STRATEGIS

Jagung sebagai komoditi strategis nasional. (Foto: Dok. Infovet)

Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman, meminta Bulog memperkuat penyerapan dan distribusi hasil panen raya petani. Bulog diharapkan mampu membeli hasil panen dengan harga yang menguntungkan petani. Saat ini pihaknya tengah fokus pada pemenuhan pangan dalam negeri untuk menekan kebijakan impor. Dua di antara komoditas yang ditargetkan adalah padi dan jagung sebagai komoditi strategis nasional.

“Jangan sampai kita terlalu bersemangat pada impor daging kerbau tapi serap gabah dan jagung hasil panen raya petani malah tidak berdaya,” kata Mentan.

Hal tersebut menanggapi keluhan Direktur Utama Bulog soal tidak mendapatkan izin impor daging kerbau 2024. Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner (Dirkesmavet), Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan, Syamsul Ma’arif, mengatakan sesuai hasil Rakortas yang dikoordinasikan oleh Menko bidang Perekonomian pada 28 Maret 2024, telah diputuskan bahwa izin impor hanya diberikan pada PT Berdikari dan PT PPI.

“Rakortas pertama pada 13 Desember 2023 memutuskan impor daging kerbau hanya menyebutkan pelaksanaan oleh BUMN. Kemudian Rakortas kedua pada 28 Maret 2024 memutuskan penugasan impor daging kerbau kepada PT Berdikari dan PT PPI. Jadi begitu keputusan pemerintah selaku regulator,” tegas Syamsul melalui keterangan resminya di Jakarta, Selasa (2/4/2024).

Syamsul juga mengatakan bahwa sebenarnya saat ini beban Bulog cukup berat. Untuk menyerap hasil panen jagung dan gabah petani saja tidak sanggup, sehingga sebaiknya tidak menambah beban perusahaan.

“Importasi jutaan ton beras saat ini sepertinya belum maksimal. Begitu pula serap jagung masih macet. Sebaiknya fokus bisnisnya membantu petani dalam negeri. Toh impor daging kerbau dilakukan juga oleh BUMN,” tukasnya. (INF)

PENTINGNYA BIOSECURITY, NUTRISI DAN SERTIFIKASI NKV PADA BUDIDAYA UNGGAS PETELUR DI PROVINSI SULAWESI UTARA

U.S. Soybean Export Council (USSEC) Indonesia, bersama Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Sulawesi Utara dan PINSAR Sulut mengadakan Workshop bagi peternak ayam petelur tentang Biosekuriti, Nutrisi dan Sertifikasi NKV. Kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu (20/3) yang lalu di Rumah Makan Tedu Matuari, Minahasa Utara.

Kegiatan tersebut bertujuan agar peternak dapat semakin memahami dan termotivasi untuk menerapkan biosecurity yang benar, pemilihan nutrisi pakan yang tepat serta dapat memiliki sertifikat NKV budidaya unggas petelur (NKV-BUP). Alfred Kompudu, Animal Protein Technical Consultant USSEC Indonesia memberikan gambaran melalui presentasinya akan pentingnya pemilihan nutrisi yang tepat bagi ayam petelur untuk performa dan produksi yang maksimal dengan menggunakan soybean meal US.

Selain nutrisi, Alfred yang lebih dari 10 tahun menangani biosecurity di peternakan unggas juga menerangkan masalah biosekuriti yang masih dianggap hanya sekedar melakukan "penyemprotan desinfektan" oleh peternak. Jika ditanya apakah sudah melakukan biosecurity di peternakannya, jawab peternak pasti sudah.

Hal penting dalam biosecurity adalah melakukan kontrol dan pengawasan terhadap faktor risiko pembawa agen (kuman) penyakit yaitu Orang, Benda dan Hewan, atau disingkat dengan istilah OBH. “Yang kita lakukan adalah bagaimana supaya kuman penyakit tidak masuk, tumbuh, berkembang, lalu menyebar ke dalam peternakan. Caranya dengan melakukan isolasi, kontrol lalu-lintas, serta pembersihan dan desinfeksi di peternakan yang cara yang benar dan tepat”, ujar Alfred.

Penerapan biosekuriti di peternakan dengan konsep Biosekuriti 3-Zona merupakan salah satu rekomendasi yang tepat untuk mengamankan peternakan khususnya di peternakan unggas. Peternak ayam petelur yang telah menerapkan biosekuriti 3-zona akan lebih mudah mendapatkan sertifikat NKV karena implementasi biosekuriti merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan sertifikat NKV. Peternak layer di Pulau Jawa, Lampung dan Sulawesi Selatan yang telah menerapkan Biosecurity 3-Zona, banyak yang berhasil mendapatkan sertifikat NKV dan USSEC mendukung program pemerintah tersebut dalam rangka pemenuhan produk asal hewan yang Aman Sehat Utuh dan Halal (ASUH). 

Pada kesempatan ini Drh. Hanna Tioho, Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Sulawesi Utara dalam presentasinya menjelaskan tahapan dan prosedur untuk mendapatkan sertifikasi NKV, sebagaimana yang syaratkan dalam Permentan No 11 Tahun 2020. Serifikasi NKV Budi Daya Petelur (BUP) berlaku selama 5 tahun dan setiap tahunnya diadakan surveillance untuk memastikan kondisi peternakan tetap sama dan konsisten dalam menjalankan prosedur biosecurity, hygiene dan sanitasi di peternakannya. “Dengan kegiatan ini semoga pelaku usaha semakin termotivasi untuk memiliki sertifkat NKV - BUP, dan pemerintah daerah siap membantu prosesnya" tutur dia.

Ketua PINSAR Sulawesi Utara, Ir. Jan Tambayong mengemukakan bahwa apa yang dihasilkan dari kegiatan implementasi Biosekuriti di daerah lain menjadi pemacu dan motivasi bagi peternak layer di propinsi Sulawesi Utara untuk bersama-sama melakukan hal yang positif. Harapan kami, peternak layer disini dapat mengajukan pengurusan sertifikasi NKV secara kolektif kepada pemerintah.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh Biro Perekonomian Pemerintah Propinsi Sulawesi Utara dan Satgas Pangan yang berdiskusi dengan peternak layer terkait Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan khususnya jagung dan berusaha mencarikan solusi akan inflasi harga telur di Sulawesi Utara akhir-akhir ini. (Rilis)

ANTRAKS DI DIY LANGSUNG DITANGANI CEPAT AGAR TAK MELUAS

Pemberian vaksinasi pada sapi untuk mencegah antraks. (Foto: Istimewa)

Mencuatnya kasus antraks yang menyerang ternak sapi dan kambing di Kabupaten Sleman dan Gunungkidul Provinsi D.I. Yogyakarta (DIY), ditangani secara cepat dengan mengintensifkan disinfeksi, vaksinasi, dan pengawasan lalu lintas ternak.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nasrullah, mengungkapkan bahwa kasus ini telah menjadi perhatian Menteri Pertanian untuk segera diambil langkah-langkah preventif agar tidak meluas.

“Inilah kepedulian pemerintah terhadap rakyat. Harapannya yaitu wilayah kasus bisa kita isolir. Pemerintah jangan sampai lengah terhadap vaksinasi antraks. Stok vaksin kita lebih dari cukup dan tidak impor. Kita produksi sendiri,” kata Nasrullah saat memberikan sambutan pada kegiatan vaksinasi untuk pencegahan antraks di Balai Desa Gayamharjo, Prambanan, Sleman, Selasa (19/3/2024).

Dalam keterangan resminya, Nasrullah menyoroti pentingnya pemahaman yang lebih baik dari peternak tentang bagaimana menjaga kesehatan ternak dan mencegah agar kasus antraks tidak terulang.

Ia mengimbau jika ternak sakit, segera laporkan kepada petugas, tidak boleh menyembelih di sembarang tempat tanpa izin, serta mengonsumsi  ternak yang sakit apalagi yang telah mati. Hal tersebut dapat membahayakan kesehatan diri sendiri maupun masyarakat.

“Sangat penting bagi peternak untuk memahami bahaya antraks dan langkah-langkah pencegahannya. Edukasi harus rutin diberikan kepada peternak dengan melibatkan tokoh-tokoh masyarakat,” ucapnya.

Ia juga menambahkan, perlu diperkuat check point lalu lintas ternak yang ada dan melakukan koordinasi lintas wilayah yang berbatasan. Aparat Kepolisian juga diharapkan menindak oknum yang menjual ternak sakit atau ternak mati yang diduga antraks.

Pada kesempatan yang sama, Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan upaya pendataan kelompok ternak di Kabupaten Sleman dan turut memantau perdagangan ternak secara ketat. Terutama wilayah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah, menjadi fokus utama dalam pemantauan.

“Kami telah melakukan upaya disinfeksi di lingkungan kandang ternak yang positif antraks dan Pemda Sleman terus berupaya memusnahkan daging ternak kena antraks yang telah ditaruh di kulkas-kulkas, kita ambil semua, ini bekerja sama juga dengan TNI dan Polri,” kata Kustini.

Ia juga membeberkan telah dilakukan pengobatan dan pemberian vitamin terhadap 143 ekor sapi dan 224 ekor kambing/domba. Vaksinasi juga terus dilakukan pada zona kuning yaitu di Dusun Nawung, Kalinongko, dan Kalinongko Lor. Semua dilakukan beserta jajaran Pemda Sleman agar penyebaran antraks berhenti.

Pada kesempatan yang sama Direktur Kesehatan Hewan, Nuryani Zainuddin, menjelaskan bahwa antraks yang terjadi di DIY merupakan kasus yang berulang dan ini disebabkan oleh beberapa hal salah satunya adalah ketidaktahuan masyarakat terkait bahaya antraks.

“Penyakit antraks sebenarnya adalah penyakit yang mudah ditangani kalau dilakukan vaksinasi secara rutin, yaitu setiap tahun. Selain dengan vaksinasi, pemerintah melalui Balai Besar Veteriner bisa melakukan flooring atau semenisasi untuk daerah yang terkena antraks,” tutur Nuryani.

Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi DIY, Hery Sulistio Hermawan, juga menekankan pentingnya koordinasi antar instansi dalam menangani kasus ini. Menurutnya, seluruh wilayah di DIY harus mengambil langkah tegas dan waspada.

“Berawal dari 2 Februari 2024 terjadi utamanya di Kalinongko Kidul, Gayamharjo, beruntun sampai 7 Maret 2024. Kemudian pada 23 Februari 2024 juga terjadi kasus di Serut. Artinya ada di dua lokasi penyakit antraks. Dua lokasi tersebut saling berdekatan di perbatasan dengan jarak 100-200 meter,” terangnya.

Ia sampaikan telah terjadi kematian dua ekor sapi dan 10 ekor kambing dan saat ini sudah 14 hari sudah tidak ditemukan kasus lagi. Artinya, kematian ternak yang terakhir terkonfirmasi pada 7 Maret 2024.

Update penanganan yaitu telah dilakukan disinfeksi, pengobatan antibiotik, dan vitamin sebanyak 750 ekor terdiri dari 238 sapi dan 519 kambing. Vaksinasi akan dilaksanakan 14 hari setelah ternak diobati. Untuk Klaten yang menjadi daerah terancam, juga telah vaksinasi 242 ekor yaitu terdiri dari 140 sapi, 55 kambing, dan 47 domba,” tukasnya.

Pada acara tersebut, Dirjen PKH Nasrullah juga menyerahkan bantuan Kementerian Pertanian berupa vaksin antraks (2.600 dosis), vitamin (1.500 botol), obat-obatan (600 botol), dan spuit (20.000 set) kepada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi DIY. (INF)

BRIN BERSAMA INFOVET GELAR WEBINAR RISNOV TERNAK #2

Webinar Risnov Ternak #2. (Foto-foto: Dok. Infovet)

“Peternak Ayam Petelur Mandiri: Harapan dan Tantangan” menjadi tema dalam webinar Risnov Ternak #2 yang diselenggarakan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Peternakan bersama Majalah Infovet, Kamis (21/3/2024).

Kegiatan tersebut bertujuan untuk berbagi informasi perkembangan riset dan inovasi bidang peternakan (risnov ternak), dengan menghadirkan narasumber di antaranya Hidayaturohman dari Jatinom Grup Blitar sekaligus Pengurus Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia. Kemudian Prof Dr Ir Arnold P. Sinurat MS (Pakar Nutrisi Unggas BRIN) dan Dr Ir Tike Sartika (Pemulia Ayam Lokal BRIN). Webinar dipandu oleh moderator Dr Hardi Julendra dari BRIN.

Para narasumber dan MC dari BRIN.

Webinar diikuti oleh 300 orang melalui zoom dan lebih dari 20 orang melalui kanal YouTube Majalah Infovet, terdiri dari kalangan peneliti, akademisi, industri pakan, obat hewan, peternak, pemerintah, serta stakeholder lainnya dari berbagai daerah di Indonesia. Acara diawali dengan sambutan kepala OR Pertanian dan Pangan BRIN, Dr Puji Lestari, dan Kepala Pusat Riset Peternakan BRIN, Dr Tri Puji Priyatno.

Kepala Pusat Riset Peternakan BRIN, Dr Tri Puji Priyatno.

Pada kesempatan tersebut, Hidayat yang membahas materi “Peternak Ayam Petelur Mandiri: Harapan dan Tantangan Menghadapi Gejolak Perunggasan” mengemukakan apa yang menjadi harapan peternak dalam menjalankan bisnisnya dan meningkatkan produktivitas ternak, salah satunya menyoal pakan seperti harga jagung dan bahan baku lainnya yang diharapkan bisa berimbang.

“Kalau jagung impor memang harganya murah, namun ongkos transportasinya cukup besar. Oleh karena itu, bahan pakan sumber energi lainnya seperti ketela, sorgum, dan sebagainya bisa dimanfaatkan,” katanya.

Pakan memang mempunyai kontribusi biaya tertinggi dalam usaha ayam petelur. Jumlah pakan/bahan pakan yang dibutuhkan terus meningkat menyebabkan harga pakan melambung. Oleh sebab itu, perlu dilakukan peningkatan efisiensi. Hal itu seperti dikatakan oleh Prof Arnold.

Adapun strategi nutrisi yang ditawarkan olehnya untuk meningkatkan efisiensi (ekonomis dan teknis) di antaranya dengan menggunakan bahan pakan yang tersedia dan lebih ekonomis dengan menerapkan prinsip-prinsip formulasi pakan yang benar, menerapkan teknologi seperti penggunaan imbuhan pakan yang dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan zat gizi dalam bahan pakan, dapat menggunakan bahan pakan berserat seperti BIS lebih banyak dalam pakan.

Webinar Risnov Ternak #2.

“Kemudian dengan menggunakan salah satu produk hasil teknologi dalam negeri yang sudah dihasilkan adalah enzim BS4,” jelasnya. Enzim pemecah serat tersebut dihasilkan dengan membiakkan Eupenicilium javanicum pada substrat bungkil kelapa. Di isolasi dari biji sawit, dimaksudkan untuk meningkatkan kecernaan gizi produk ikutan industri sawit (solid, BIS).

Selain pakan, dalam meningkatkan jumlah produktivitas telur secara nasional, potensi ternak ayam lokal juga bisa dimanfaatkan. Seperti disampaikan Tike Sartika, ayam lokal dapat dimanfaatkan sebagai penghasil telur yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Bisa di branding sebagai telur omega tinggi, warna kuning telurnya juga lebih oranye sehingga termasuk dalam kategori pasar niche market. (INF)

Rekaman webinar dapat dilihat di YouTube Majalah Infovet berikut ini.

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

ARTIKEL POPULER BULAN INI

ARTIKEL POPULER TAHUN INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer