-->

KEMENTAN & PORDASI JALIN KERJA SAMA

Usai penandatanganan MoU antara Kementan dan PORDASI. (Foto: Istimewa)

Kementerian Pertanian (Kementan) dan Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk meningkatkan kualitas komoditas kuda nasional sekaligus mendukung prestasi olahraga berkuda di Indonesia.

Ketua Umum Pordasi, Aryo P. S. Djojohadikusumo, menyatakan kerja sama ini berfokus pada pengembangan budi daya kuda, sistem registrasi kuda nasional, serta pembentukan zona bebas penyakit kuda (equine diseases free zone/EDFZ).

“Sistem registrasi dan paspor kuda diharapkan dapat meningkatkan nilai dan daya saing ternak kuda sekaligus mempermudah pengelolaan secara profesional,” ungkap Aryo dalam penandatanganan MoU antara Kementan dan Pordasi di Kantor Pusat Kementan, Jakarta, Rabu (22/1/2025).

EDFZ, yang direncanakan di wilayah Jabodetabek dan Bali, bertujuan memenuhi standar kesehatan internasional, memfasilitasi perdagangan kuda antarnegara, serta mendukung turnamen berkuda internasional.

Selain itu, pengembangan bibit kuda unggul juga menjadi prioritas. Bersama perguruan tinggi seperti IPB, Kementan dan Pordasi akan mempercepat pengadaan bibit unggul dari negara-negara terbaik untuk disilangkan dengan bibit lokal menggunakan teknologi sekuens DNA.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan komitmennya dalam mendukung kolaborasi ini. “Kami akan membentuk tim khusus untuk mempercepat pengadaan bibit, pengembangan registrasi, dan persiapan EDFZ. Indonesia harus memiliki kuda-kuda terbaik dunia,” ujar Mentan Amran.

Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan Indonesia dapat mengembangkan potensi besar komoditas kuda sekaligus membuka peluang baru bagi para peternak dan atlet berkuda di Tanah Air. (INF)

ANNUAL MEETING PT GALLUS: OPTIMALISASI SUMBER DAYA DAN SUKSES DI ERA DIGITAL

Foto bersama Annual Meeting PT Gallus Indonesia Utama. (Foto-foto: Infovet/Ridwan)

Bertempat di Gedung Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI), Selasa (21/1), Annual Meeting PT Gallus Indonesia Utama diselenggarakan dengan mengambil tema “Optimalisasi Sumber Daya Menuju Sukses di Era Digital”.

Direktur Utama PT Gallus, Ir Bambang Suharno, mengawali acara dengan membahas situasi bisnis di 2024, dimana kondisi ekonomi peternakan yang belum membaik dan cenderung stagnan menjadi tantangan bagi perusahaan dalam menapaki bisnis.

“Namun alhamdulillah kita masih bisa mendapat beberapa partner baru dan mencapai hasil yang baik. Kita bersyukur dan berterima kasih kepada rekan-rekan yang sudah berusaha dengan maksimal, semoga ke depannya bisa menjadi lebih baik dan lebih sukses di era digital ini, kita persiapkan diri,” ujar Bambang.

Oleh karena itu, beberapa strategi pun dipersiapkan untuk menghadapi 2025 yang juga memiliki beragam tantangan dan peluang, di antaranya optimalisasi sumber daya/asset digital, pengembangan sumber daya berbasis digital, hingga mengoptimlisasi integrasi pemasaran dan multi layanan.

Suasana Annual Meeting PT Gallus Indonesia Utama.

Pada kesempatan yang sama, Komisaris PT Gallus, Gani Hariyanto, turut menekankan perusahaan untuk bisa mempertahankan dan meningkatkan apa yang telah diraih. “Kita harus pertahankan kunci keberhasilan kita di tahun kemarin untuk keberhasilan di tahun depan,” katanya.

Lebih lanjut disampaikan, tema yang diangkat tahun ini juga menurutnya sangat relevan dengan kondisi saat ini. “Apa yang kita punya harus kita optimalisasi dan berfokus pada era digital, kita harus masuk ke sana sehingga kita bisa memiliki lebih banyak ide dan inovasi,” ungkapnya.

Pengarahan dari Komisaris PT Gallus, Gani Hariyanto.

Ia pun mengimbau untuk bisa menetapkan sasaran yang tepat melalui usaha, inovasi, dan sinergi dalam menghadapi situasi apapun. “Dengan beragam situasi dan kondisi tantangan di 2025, diharapkan Gallus akan tetap melaju. Kita tinggalkan era kerugian dan melanjutkan dengan era yang selalu meningkat. Kita optimalkan sumber daya yang kita miliki, kita sesuaikan untuk menuju sukses di era digital ini,” harapnya.

Sementara Ketua Umum ASOHI, Drh Irawati Fari, yang turut hadir juga memberikan pandangan yang sama. “Ke depan memang banyak tantangan, kita harus berusaha melawatinya dengan penuh strategi dan taktik untuk menghadapinya. Lakukan inovasi dan efisiensi dengan output yang tetap efektif melalui ide, kerja keras, serta kreativitas dalam memanfaatkan digitalisasi,” tukasnya.

Katua Umum ASOHI, Irawati Fari, saat memberi arahannya.

Annual Meeting yang dimulai sejak pagi hari turut menampilkan pemaparan ASSA oleh Manajer Unit Penerbitan, Ir Darmanung Siswantoro, yang menyampaikan kinerja per unit usaha di antaranya Infovet, GitaPustaka, Gita EO, Gita Consultant, Info Akuakultur, dan Cat&Dog. Kemudian dilanjutkan dengan paparan dari Manajer Divisi EO, Consultant, dan Cat&Dog, Maryam Safitri. Acara juga dilengkapi dengan training karyawan yang disampaikan oleh Bambang Suharno, serta Direktur HRD dan Keuangan PT Gallus Drh Rakhmat Nuriyanto. (RBS)

SEMINAR NASIONAL DAN RUA MIPI DIGELAR DI BOGOR

Seminar Nasional dan RUA MIPI yang digelar secara hybrid di Bogor. (Foto: Dok. Infovet)

Bertempat di IPB International Convention Center dan melalui daring, Perkumpulan Masyarakat Ilmu Perunggasan Indonesia (MIPI)/World Poultry Science Association (WPSA Indonesia), menggelar acara Seminar Nasional dan Rapat Umum Anggota (RUA), Kamis (16/1/2025).

“Kita ucap syukur khususnya hari ini kita bisa menyelenggarakan dua event sekaligus, yakni seminar nasional dan RUA yang merupakan amanat dalam AD/ART MIPI yang seharusnya kita lakukan paling tidak satu tahun sekali,” ujar Presiden MIPI-WPSA Indonesia, Prof Dr Ir Arnold P. Sinurat MS, dalam sambutannya.

Lebih lanjut disampaikan, sesuai visi-misi MIPI yakni bekerja untuk memberi makan dunia serta menjadi organisasi profesi yang berperan aktif di sektor perunggasan nasional, sangat relevan dengan kondisi saat ini. Dimana masih terdapat masalah stunting yang mendorong pemerintah membuat program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan semakin sadarnya masyarakat akan pentingnya asupan gizi terkait kesehatan mental dan fisik sangat berkorelasi dengan konsumsi protein hewani salah satunya daging dan telur.

“Produk unggas merupakan sumber protein berkualitas tinggi yang mudah didapat dan harganya terjangkau,” ucapnya.

“Oleh karena itu, seminar kali ini yang mengangkat tema Bersama MIPI Kita Tingkatkan Kualitas Masyarakat Indonesia dengan Mengonsumsi Protein Asal Unggas, sangat relevan untuk menjawab tantangan dan menjadi peluang perkembangan industri unggas yang lebih baik.”

Melalui kegiatan ini, Prof Arnold berharap MIPI berupaya meningkatkan kualitas SDM bidang perunggasan serta berbagi ilmu pengetahuan agar terjadi peningkatan produktivitas perunggasan yang efisien dan menghasilkan produk yang berkualitas.

Dalam sesi pertama seminar turut menghadirkan pembicara VP Feed Technology PT Charoen Pokphand Indonesia, Dr Nasril Surbakti PhD, yang membahas seputar perkembangan unggas melalui seleksi genetiknya dan pentingnya memperhatikan pemberian nutrisi pakan yang seimbang pada unggas.

“Sebab pakan merupakan cost yang paling besar dalam produksi, sekitar 65-75%, maka dari itu kita harus upayakan agar bagaimana pakan ini bisa kita buat seefisien mungkin,” ujarnya. Untuk menghasilkan produksi yang diharapkan, penting untuk memperhatikan penggunaan protein dalam pakan yang tepat dan sesuai kebutuhan ternak.

Sementara itu, Global Business Development Head Poulta Inc, Eng. Allah Nawaz, yang menyampaikan soal teknologi di bidang perunggasan, menyebut bahwa kunci dalam menghasilkan produk berkualitas tinggi adalah dengan mengoptimalkan pemberian nutrisi pakan yang tepat, menjaga lingkungan kandang terkendali, hingga menerapkan peringatan dini terhadap penyakit untuk meminimalisir kematian ternak.

Pada sesi berikutnya, narasumber lain yang juga dihadirkan di antaranya Dr Maria Ulfah Spt MSc Agr (Ketua MIPI Komda Jabar, DKI Jakarta, dan Banten) serta Ahmad Komara (Director Supply Chain QA & Regulatory Affair PT So Good Food-Japfa Groups). (RBS)

TAHAP AWAL, 124 RIBU DOSIS VAKSIN PMK DISALURKAN

Vaksin PMK yang akan disalurkan. (Foto: Istimewa)

Untuk menanggulangi kenaikan kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada Desember 2024, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) mengalokasikan pengadaan vaksin PMK buatan lokal yang diproduksi Balai Besar Veteriner Farma (Pusvetma).

“Sebanyak 124.225 dosis vaksin telah didistribusikan ke tujuh provinsi dan unit perbibitan, termasuk Jawa Barat (20.000 dosis), Sumatra Barat (20.000 dosis), Sumatra Selatan (10.000 dosis), Sulawesi Barat (10.000 dosis), Jawa Tengah (40.000 dosis), Bali (17.000 dosis), Bangka Belitung (4.000 dosis), dan unit perbibitan ternak (3.225 dosis),” ujar Dirjen PKH, Agung Suganda, usai mengikuti Rapat Koordinasi Bidang Pangan di Palembang, Senin (13/1/2024).

Ia menjelaskan bahwa Pusvetma sebagai laboratorium rujukan PMK nasional telah menjadi produsen utama vaksin milik pemerintah. Sebelumnya pada Desember 2024, vaksin hibah sebanyak 51.200 dosis telah disalurkan ke delapan provinsi, selain 65.000 dosis vaksinasi mandiri yang dilakukan di berbagai wilayah. Pada 2025, Kementan menyiapkan 4 juta dosis vaksin PMK yang akan didistribusikan secara bertahap ke 25 provinsi dengan kasus PMK. 

Distribusi vaksin dilakukan secara bertahap sesuai permintaan dinas provinsi. Kementan menargetkan 400.000 dosis didistribusikan pada Januari, kemudian 1,2 juta dosis pada Februari, dan 400.000 dosis lagi pada Maret. Sedangkan alokasi 2 juta dosis lagi direncanakan untuk vaksinasi periode kedua pada Juli-September 2025.

Kepala Pusvetma, Edy Budi Susila, menambahkan bahwa pendistribusian vaksin diharapkan dapat segera diaplikasikan untuk menekan angka PMK di Indonesia.

“Pusvetma siap memenuhi kebutuhan dalam negeri dan menjamin kualitas vaksin telah sesuai dengan standar nasional sehingga dijamin aman dan memiliki efikasi sebagaimana yang dipersyaratkan,” kata Edy. (INF)

MOU IPB UNIVERSITY DENGAN USDEC DAN NMDA: LANGKAH STRATEGIS TRANSFORMASI PETERNAKAN SAPI PERAH

Momen usai penandatanganan MoU antara IPB University, USDEC dan New Mexico Department Agricultural (Foto: NDV)

IPB University menggelar Kick Off Program US Indonesia Dairy Farmer Partnership (USIDP) pada Selasa, 7 Januari 2025 di IPB International Convention Center, Bogor. 

Rangkaian acara ditandai dengan seremoni penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara IPB University, US Dairy Export Council (USDEC) dan New Mexico Department of Agriculture (NMDA) tentang USIDP Education Program.

Rektor IPB University, Prof Dr Arif Satria SP MSi dalam sambutannya menuturkan program ini adalah langkah strategis untuk mendukung program Makanan Bergizi Gratis (MBG) pemerintah. 

“Program ini juga merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kapasitas peternak sapi perah nasional melalui pelatihan dan pendampingan intensif,” lanjut Arif.

Direktur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Drh Imron Suandy menegaskan kerjasama ini sejalan dengan target pemerintah untuk meningkatkan produksi susu nasional.

“Produksi susu domestik kita baru mampu memenuhi sekitar 20 persen kebutuhan nasional. Sisanya, kita masih bergantung pada impor. Program ini adalah terobosan penting untuk meningkatkan kapasitas peternak lokal dalam menghasilkan susu yang lebih berkualitas,” kata Imron.

“Kerja sama ini tidak hanya mendukung upaya kita dalam memenuhi kebutuhan susu nasional, tetapi juga membantu memberdayakan peternak rakyat yang selama ini menjadi tulang punggung sektor peternakan kita,” ujar Imron.

“Kami berharap program ini menjadi model kolaborasi yang dapat mempercepat transformasi sektor peternakan kita,” tambahnya.

Foto bersama jajaran tamu undangan Kick Off Program US Indonesia Dairy Farmers Partnership

Jonathan Gardner, Senior VP of Market Access & Regulatory Affairs USDEC mengungkapkan, program ini tidak hanya terbuka bagi peternak muda tapi juga pemilik peternakan sapi perah skala kecil dan menengah. Program ini memiliki kegiatan utama pelatihan berbasis digital bagi peternak sapi perah di Indonesia.

Setelah penandatanganan MoU, agenda acara berikutnya adalah Seminar Nasional bertajuk “Indonesian Dairy Farming Scale Up Strategy” yang menghadirkan para narasumber ahli antara lain Prof Dr Ir Epi Taufik SPt MVPH MSi IPM (Guru Besar Bidang Ilmu dan Teknologi Susu - IPB University), Dr Drh Langgeng Priyanto MSi (Praktisi Ahli Reproduksi Sapi) dan Dr Robert Hagevoort MS Ph D (Professor and Extension Dairy Specialist - New Mexico State University). Dimoderatori oleh CEO Dairy Pro Indonesia, Drh Deddy Fachruddin Kurniawan MVet. (NDV) 


40 TRAINER SIAP TINGKATKAN KOMPETENSI 100 PETERNAK SAPI PERAH INDONESIA

Epi Taufik, Deddy Fachruddin, Langgeng Priyanto

Sebanyak 40 orang dari Indonesia direkrut sebagai trainer dalam pelatihan yang akan diberikan kepada 100 peternak sapi perah seluruh Indonesia. 

Program pelatihan bernama U.S.Indonesia Dairy Farmer Partnership (USIDP) ini diinisiasi oleh US Dairy Export Council (USDEC), New Mexico Department of Agriculture (NMDA), New Mexico State University, serta mitra terkemuka dari Indonesia – Global Dairy Alami, Cimory, dan Ultrajaya. 

Prof Dr Ir Epi Taufik SPt MVPH MSi IPM (Guru Besar Bidang Ilmu dan Teknologi Susu - IPB University), Drh Deddy Fachruddin Kurniawan MVet (CEO Dairy Pro Indonesia) dan  Dr Drh Langgeng Priyanto MSi (Praktisi Ahli Reproduksi Sapi) dipercaya sebagai pemateri dalam kegiatan Training of Trainer (TOT) program tersebut.

Ditemui Redaksi Infovet usai Seminar Nasional “Indonesian Dairy Farming Scale Up Strategy” dan Kick Off Program US Indonesia Dairy Farmer Partnership (USIDP), Deddy menuturkan program ini bertujuan utama meningkatkan pengetahuan mengenai Dairy Farming Best Practices dan meningkatkan produksi susu peternak sapi perah Indonesia. 

“Program ini berbeda dengan pelatihan lainnya karena metodenya menarik ditekankan pada standarisasi materi dan berbasis digital,” ujar Deddy, Selasa (7/1/2025) di IPB International Convention Center, Bogor. 

Lebih lanjut dijelaskan Deddy, pelatihan ini gratis untuk peternak dan diarahkan untuk mendaftar ke situs https://usidp.id/ dengan menggunakan gadget. 

Para peternak yang telah mendaftar akan memiliki akun dan password kemudian diarahkan untuk pre-test. Selanjutnya dapat mengakses dan menyaksikan video-video tutorial berstandar dengan durasi 7-10 menit.

“Setelah pre-test, peternak juga melewati tahap post-test kemudian dievaluasi. Mereka dapat melihat nilai yang dicapai karena sistemnya seperti rapor di sekolah dan peternak yang mencapai high score akan mendapat penghargaan,” jelas Deddy.  

Program pelatihan ini menyediakan 60 topik yang kemudian diurai dalam 18 video materi tentang Manajemen Peternakan, Nutrisi Hewan Perah, Meningkatkan Kualitas dan Hasil Susu, serta Kesehatan Hewan. 

Para trainer disebutkan Deddy, diantaranya adalah mereka yang berprofesi sebagai dosen, praktisi/swasta dan juga tenaga ahli dari instansi/dinas peternakan. Pelatihan dilaksanakan di empat kota yaitu Bogor, Bandung, Yogyakarta, dan Malang menjadi awal dari program di tahun-tahun berikutnya. (NDV)

AUDIENSI PPLI DENGAN WKU KADIN BAHAS PERBAIKAN INFRASTRUKTUR RANTAI DINGIN

Kegiatan audiensi PPLI dengan WKU Bidang Peternakan Kadin di Ruang Sinar Mas, Menara Kadin, Jakarta. (Foto: INF)

Kepala Bidang Logistik Pendingin Perkumpulan Pelaku Logistik Indonesia (PPLI), Tejo Mulyono menuturkan jumlah kontainer pendingin di Indonesia tidak lebih dari 10 ribu. Perkiraan angka tersebut seiring dengan kebutuhan untuk mengamankan bahan baku pangan dalam program Makan Bergizi Gratis (MGB) yang telah berjalan. 

Dalam kegiatan audiensi dengan Wakil Ketua Umum (WKU) Bidang Peternakan, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia pada Kamis, 2 Januari 2025 di Menara Kadin Jakarta, Tejo menambahkan PPLI mempunyai Cold Chain atau truk pendingin berjalan yang merupakan transportasi pengiriman yang banyak dibutuhkan untuk komoditas pangan. 

Perusahaan logistik dan transportasi memainkan peran penting dalam program MBG. Peningkatan volume pengiriman makanan, menciptakan lonjakan permintaan bagi perusahaan logistik terutama yang memiliki spesialisasi cold chain logistics. Karena makanan bergizi seperti produk susu, daging segar, atau buah-buahan membutuhkan penanganan dan penyimpanan dalam suhu khusus.

Menurut Tejo, tantangan dari sisi pelaku usaha cold chain logistics dalam perannya untuk mensukseskan program MBG yakni ketika menjangkau wilayah-wilayah perairan di Indonesia. Hal ini perlu menjadi perhatian khusus ke depannya.

Drh Cecep Muhammad Wahyudin SH MH selaku WKU Kadin Bidang Peternakan mengemukakan bahwa selama ini terjadi 28% kerusakan bahan pangan yang diakibatkan karena belum maksimalnya penggunaan rantai dingin.

Food losses dalam produk pangan peternakan, perikanan dan hortikultura dapat diminimalisir apabila kita memperbaiki infrastruktur rantai dingin,” ungkap Cecep. 

Lanjut dia, saat ini kapasitas terpasang cold storage di RPA adalah 160.000 ton, sedangkan produksinya telah mencapai 300.000 ton/bulan. Produk yang tidak tertampung berakhir membanjiri pasar dan membuat harga menjadi turun sebab secara dasar hukum ekonomi, harga akan turun apabila barang banyak.

“Pangan sumber protein khususnya ayam terkesan oversupply, padahal apabila kita telisik lebih lanjut penyebabnya adalah kurang baiknya infrastruktur rantai dingin yang kita miliki. Untuk itu, Kadin mengundang para pengusaha logistik, khususnya rantai dingin untuk mencari solusi bersama,” jelasnya. 

Sebelum mencapai swasembada pangan harus ada peningkatkan ketahanan pangan dan kedaulatan pangan. Para pengusaha logistik berperan penting dalam pelaksanaannya. 

WKU Kadin Bidang Peternakan dibentuk khusus untuk menjadi garda terdepan untuk mensukseskan program pemerintahan. Sebagaimana diketahui bahwa 54,6% PDB Nasional berasal dari konsumsi rumah tangga dan 46,7% diantaranya adalah belanja rumah tangga untuk pangan, maka peluang sektor ini sangat menjanjikan. (NDV)

GERCEP TANGANI PMK, VAKSINASI MASSAL DIGELAR SERENTAK

Vaksinasi PMK pada ternak milik warga. (Foto Istimewa)

Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian (Kementan), berkolaborasi dengan dinas peternakan provinsi, serta dinas yang membidangi fungsi peternakan di kabupaten/kota, bersama Asosiasi Peternak dan Penggemuk Sapi Indonesia (APPSI), pada 28-29 Desember 2024, telah melakukan distribusi dan vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) ke berbagai wilayah di Indonesia.

Kepala Balai Besar Veteriner Farma (BBVF) Pusvetma Surabaya, Edy Budi Susila, yang langsung mengkoordinasikan kegiatan di lokasi peternakan sapi Kabupaten Situbondo, menjelaskan bahwa vaksin PMK yang didistribusikan adalah produksi BBVF Pusvetma Kementan dan telah teruji serta mendapat persetujuan penggunaan oleh Ditjen PKH dalam pengendalian PMK.

“Vaksin diterima oleh Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Situbondo didampingi pejabat otoritas veteriner (POV) kabupaten, petugas dinas provinsi, Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari, dan Ketua DPD APPSI Jatim untuk didistribusikan ke petugas kesehatan hewan dan langsung disuntikkan pada hewan sehat untuk menjaga dan membatasi penyebaran PMK,” ujar Edy sambil melakukan vaksinasi pada beberapa ternak.

Ia menambahkan, distribusi vaksin PMK mencapai 2.000 botol atau 50.000 dosis yang disebar ke berbagai wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, Bogor, Banten, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, dan Lampung. Untuk Jawa Timur, distribusi vaksin sejumlah 12.500 dosis diserahkan ke Dinas Kabupaten Kediri, Blitar, Tulungagung, Jombang, Situbondo, Bondowoso, Banyuwangi, dan Jember.

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan (PPHNAK) Makmun, yang didampingi Kepala BBIB Singosari Akbar, langsung mengawal distribusi vaksin di wilayah Kediri. Disampaikan bahwa bantuan vaksin ini merupakan komitmen nyata dari pemerintah untuk melakukan pengendalian PMK di lapangan. Selain vaksin, Kementan juga menyediakan bantuan berupa obat-obatan, antibiotik, dan disinfektan untuk membantu peternak mengatasi potensi penyakit lainnya.

Sebelumnya, Dirjen PKH, Agung Suganda, mengingatkan perlunya meningkatkan kesiapsiagaan terkait potensi meningkatnya penyakit hewan. Menurutnya, kesehatan ternak merupakan faktor penting dalam mendukung peningkatan produksi ternak nasional.

“Vaksinasi adalah langkah preventif yang sangat penting untuk menjaga kesehatan ternak dan mencegah penularan penyakit, termasuk PMK. Pengendalian penyakit hewan sangat diperlukan untuk mendukung ketahanan pangan hewani dan memperkuat subsektor peternakan di Indonesia,” katanya di Jakarta, Jumat (27/12/2024).

Sinergi antara pemerintah, produsen obat hewan, dan stakeholder terkait lainnya, lanjut Agung, menjadi kunci dalam mengatasi wabah PMK. Dengan kerja sama yang solid, diharapkan penyebaran PMK dapat dikendalikan, sehingga subsektor peternakan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional. (INF)

PMK KEMBALI MEWABAH, ASOHI GALANG BANTUAN OBAT HEWAN

Ilustrasi PMK. (Foto: ANTARA)

Sehubungan dengan adanya informasi meningkatnya kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) yang kembali mewabah awal Desember 2024, Kementerian Pertanian melakukan koordinasi dengan Asosasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) dalam rangka penyediaan obat hewan melalui skema Corporate Social Responsibility (CSR).

Dalam surat keterangan resminya, ASOHI menyampaikan permohonan bantuan obat-obatan terkait keperluan darurat untuk menunjang sarana dan prasarana biosekuriti yang ketat agar wabah PMK tidak menyebar luas di daerah yang terdampak, meliputi Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Sumatra Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo.

Untuk itu ASOHI mengajak kepada para anggotanya untuk berpartisipasi dalam penggalangan bantuan berupa disinfektan, vitamin injeksi, obat luka, antibiotika injeksi, analgesik, antipiretik, antiinflamasi, dan antihistamin, serta obat-obatan lainnya untuk hewan besar yang dapat digunakan untuk pencegahan maupun pengobatan PMK.

“Obat-obatan yang disumbangkan harus sudah memiliki nomor registrasi dari Kementerian Pertanian dengan spesifikasi obat hewan yang dibutuhkan,” sebut ASOHI dalam surat resminya.

Adapun spesifikasi obat hewan dalam rangka kedaruratan PMK, di antaranya:
1. Desinfektan Cair
• Komposisi minimal mengandung zat aktif glutaraldehyde/formaldehide/sodium hypocloride/didecyl dimethyl ammonium chloride/alkyl dimethyl benzil ammonium chloride/hypochloride acid/sodium hydroxide/sodium carbonate/sodium dicloroisocianurate/potasium peroksi monosulfate/pentopotassium bis (peroksomonosulfat) bis (sulfat)/sodium chloride/hypochlorous acid/HOCl/iodine;
• Memiliki nomor pendaftaran obat hewan yang masih berlaku; dan
• Terdapat leaflet tentang petunjuk penggunaan disinfektan.

2. Disinfektan padat
• Komposisi minimal mengandung zat aktif glutaraldehyde/formaldehide/sodium hypocloride/didecyl dimethyl ammonium chloride/ alkyl dimethyl benzil ammonium chloride/hypochloride acid/sodium hydroxide/sodium carbonate/sodium dicloroisocianurate/potasium peroksi monosulfate/pentopotassium bis (peroksomonosulfat) bis (sulfat)/sodium chloride/hypochlorous acid/HOCl/iodine;
• Memiliki nomor pendaftaran obat hewan yang masih berlaku; dan
• Terdapat leaflet tentang petunjuk penggunaan disinfektan.

3. Vitamin B komplek
• Bentuk sediaan cairan injeksi;
• Komposisi minimal paling kurang mengandung zat aktif vitamin B1, B2, B5, B12, nicotinamide, dan d-pathenol;
• Memiliki nomor Pendaftaran Obat Hewan yang masih berlaku; dan
• Terdapat leaflet tentang petunjuk penggunaan vitamin B komplek.

4. Multivitamin
• Bentuk sediaan cairan injeksi;
• Komposisi minimal paling kurang mengandung zat aktif vitamin A, D3, dan E;
• Memiliki nomor Pendaftaran Obat Hewan yang masih berlaku; dan
• Terdapat leaflet tentang petunjuk penggunaan multivitamin.

5. Antibiotic long acting broad spectrum
• Bentuk sediaan cairan injeksi;
• Komposisi obat mengandung antibiotik yang memiliki indikasi mengatasi infeksi sekunder yang ditimbulkan akibat PMK, seperti antibiotik golongan tetracyclin (antara lain oxytetracycline minimal 200 mg/mL dan lain-lain), golongan quinolon (antara lain enrofloxasin minimal 100mg/ml, dan lain-lain), golongan betalaktam (antara lain amoxicilin minimal 100mg/ml, cepalosporin minimal 100mg/ml dan lain- lain), dan lain-lain;
• Memiliki nomor Pendaftaran Obat Hewan yang masih berlaku; dan
• Terdapat leaflet tentang petunjuk penggunaan antibiotic long acting broad spectrum.

6. Analgesik, antipiretik, antiinflamasi, dan antihistamin
• Bentuk sediaan cairan injeksi;
• Obat hewan yang memiliki indikasi analgesik/antipiretik/antiinflamasi/antihistamin dan/atau lebih dari satu indikasi tersebut, seperti dipyron, diphenhydramine, meloxicam, flunixin, dan lain-lain;
• Memiliki nomor Pendaftaran Obat Hewan yang masih berlaku; dan
• Terdapat leaflet tentang petunjuk penggunaan analgesik, antipiretik, antiinflamasi, dan antihistamin.

7. Penguat otot (ATP)
• Bentuk sediaan cairan injeksi;
• Komposisi mempunyai indikasi penguat otot, seperti bio ATP (bio ATP dan kombinasinya), biophosphan, atau senyawa sejenis yang terdaftar di obat hewan;
• Memiliki nomor pendaftaran obat hewan yang masih berlaku; dan
• Terdapat leaflet tentang petunjuk penggunaan penguat otot (ATP).

Bantuan tersebut dikumpulkan mulai 27 Desember 2024 melalui ASOHI Daerah terkait dan untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi ASOHI Pusat: Koordinator ASOHI Pusat, Rezki Eko Nugroho (+62 812-9776-5559). (INF)

IMPOR DISETOP, ASOSIASI MINTA DAGING LOKAL DISERAP

Pertemuan antara pemerintah dengan importir dan asosiasi untuk menjaga keberlanjutan usaha peternakan domba dan kambing rakyat. (Foto: Istimewa)

Kementerian Pertanian (Kementan) menghentikan sementara impor karkas dan daging domba dewasa atau mutton guna melindungi peternak lokal dari persaingan harga yang tidak sehat. Kebijakan ini bertujuan menjaga keberlanjutan usaha peternakan rakyat sekaligus memperkuat daya saing subsektor peternakan nasional.

“Kami stop sementara pengeluaran rekomendasi impornya agar harga daging domba impor tidak menekan peternak. Ini upaya kami melindungi peternak agar usahanya terus berjalan,” ujar Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, Jumat (29/11/2024), di Jakarta.

Pihaknya telah mengambil serangkaian langkah untuk mendukung peternak. Pada 18 November 2024, audiensi digelar bersama Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) guna menyerap aspirasi peternak. Selanjutnya, Rembuk Nasional di Boyolali pada 21 November 2024, sebagai forum penyusunan solusi bersama.

Pada 24 November 2024, inspeksi mendadak dilakukan ke-13 gudang importir untuk memastikan kepatuhan terhadap aturan distribusi dan stok daging impor. Kemudian pada 26 November 2024, Kementan mewajibkan importir menandatangani surat pernyataan bermaterai yang berisi tiga poin penting, yaitu pelaporan stok secara berkala, larangan distribusi daging impor ke pelaku UMKM, dan komitmen menjaga pasar lokal.

Pada pertemuan dengan importir di Malang, Jawa Timur, 10 Desember 2024, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Agung Suganda, menegaskan pentingnya kolaborasi antara peternak dan importir. Ia meminta importir melaporkan stok secara transparan dan menyerap daging kambing serta domba lokal sesuai kebutuhan pasar.

Pertemuan lanjutan di Kantor Kementan pada 20 Desember 2024, HPDKI meminta proses penyesuaian harga dilakukan secara business-to-business (B2B) antara peternak dan importir. Asosiasi ini juga mendesak pemerintah tak memberikan izin impor baru untuk memastikan pasar lokal tetap terlindungi.

Ketua HPDKI, Yudi Guntara, mengusulkan agar importir menyerap 3.000 ekor kambing dan domba lokal dengan spesifikasi tertentu, yaitu karkas beku dari rumah pemotongan hewan (RPH) bersertifikasi Nomor Kontrol Veteriner (NKV) dan halal.

“Kami ingin memperkuat posisi peternak lokal dan mendorong pertumbuhan industri domba serta kambing nasional,” ujar Yudi.

Asosiasi importir (APPHI, APPDI, dan ADDI) mengharapkan Kementan mendorong kepada para importir agar mendukung penyerapan daging lokal mulai Januari 2025. Harga jual akan disesuaikan secara B2B antara peternak dan importir.

Kementan juga mempercepat harmonisasi regulasi mulai 7 Januari 2025, guna membuka kembali ekspor domba dan kambing ke Malaysia dan Brunei. Langkah ini diharapkan menyerap surplus produksi lokal sekaligus memperluas pasar internasional.

“Jika produk dalam negeri mencukupi, tidak ada alasan untuk mengimpor. Pemerintah mendukung penuh upaya meningkatkan serapan lokal dan mendorong ekspor untuk mewujudkan kemandirian pangan,” ujar Agung.

Sementara Inspektur IV Kementan, Pujo Harmadi, menyatakan bahwa semua kebijakan akan dievaluasi secara berkala. Dengan berbagai langkah tersebut, pemerintah optimistis memperkuat ketahanan pangan berbasis domba dan kambing lokal. Sinergi antara pemerintah, asosiasi, dan importir diyakini mampu mengurangi impor serta meningkatkan daya saing subsektor peternakan nasional. (INF)

SUMMIT PETERNAKAN 2025: LANGKAH KADIN UNTUK INTEGRASI DAN SINKRONISASI DATA PETERNAKAN

Wamentan Sudaryono berdiskusi dengan jajaran Kadin Bidang Peternakan di Gedung Kementan, Jakarta (Foto: Infovet)

Salah satu dari lima Komite Tetap Bidang Peternakan Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia adalah ruminansia perah yang diprioritaskan untuk turut mensukseskan kebutuhan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Hal ini dikemukakan Wakil Ketua Umum (WKU) Bidang Peternakan Kadin, Drh Cecep Muhammad Wahyudin SH MH saat kegiatan audiensi dengan Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, Kamis (19/12/2024) di Jakarta. 

Dalam kesempatan tersebut, Cecep mengungkapkan rancangan kegiatan Summit Peternakan yang rencananya digelar awal Januari 2025. 

“Kami Kadin Bidang Peternakan berkeinginan membuat outlook di dunia peternakan secara integrasi. Mengambil contoh dalam hal ini peternakan ayam, kami ketahui hanya diwakili oleh kelompok atau asosiasi-asosiasi baik itu breeding, pakan, broiler. Namun jarang sekali kelompok ini mensinkronisasi data, situasinya dari pihak satu memaparkan data over-supply dan yang lainnya mengatakan over-demand,” papar Cecep.

Ia menambahkan, peternakan diketahui menyumbang inflasi di ayam broiler dengan asumsi 3,5 miliar ekor DOC yang dihasilkan pada tahun 2024 secara ekuivalen dengan karkas rata-rata 1 kilogram menembus 3,5 juta ton. Harga Rp 30 ribu sudah mencapai 100 triliun.

“Integrator dari luar negeri/investor memang berdatangan, namun sisi negatifnya berdampak di peternakan lokal kurang berdaya atau kalah bersaing,” katanya.

Drh Dedy Fachruddin, Wakil Komite Tetap Budidaya dan Industri Peternakan Kadin yang turut hadir audiensi mengatakan dan menyoroti bahwa saat ini tidak banyak dokter hewan yang melihat dunia peternakan dalam kacamata manajemen makro.

Hal tersebut menurutnya menjadi masalah besar ketika peternakan sapi di Indonesia dibandingkan dengan peternakan sapi di negara lain. 

Dedi berharap pemerintah melalui Kementan mengeluarkan kebijakan standarisasi genetik sapi berbasis DNA, kebijakan standarisasi skala termasuk prosedurnya. “Kebijakan persusuan harus dihidupkan kembali yang dapat berfungsi sebagai protektor peternakan sapi kita,” tandasnya. 

Selain itu, Dedi juga berharap ketika peternakan rakyat diatur dengan kebijakan skala hingga standarisasi kekinian, di masa mendatang mampu membeli teknologi dan expertise bidang sapi. 

Menurut Dedi, kebijakan standarisasi genetik ini juga akan mengatur pengujian sapi-sapi yang didatangkan oleh investor luar ke Indonesia. (NDV)

MAKAN DAGING AYAM BISA PENGARUHI HORMON LAKI-LAKI? INI FAKTANYA

Ilustrasi daging ayam. (Foto: Istimewa)

Belakangan ini beredar video yang menyebutkan bahwa pemberian nutrisi seperti lisin dan metionin pada pakan ayam bisa meningkatkan hormon estrogen pada ayam dan memengaruhi hormon anak laki-laki yang mengonsumsi daging ayam. Namun, kabar tersebut tidaklah benar dan tidak didukung bukti ilmiah.

Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Kementerian Pertanian, Nuryani Zainuddin, dalam keterangan resminya menyatakan bahwa lisin dan metionin adalah zat penting yang diberikan pada ayam untuk membantu pertumbuhan dan produksi, seperti pembentukan otot dan kesehatan tubuh. Menurutnya, zat ini tidak ada hubungannya dengan peningkatan hormon estrogen pada ayam.

Ia menjelaskan, estrogen adalah hormon alami yang memang ada pada ayam betina, terutama untuk membantu proses bertelur. Namun, pada ayam pedaging (broiler) yang banyak dikonsumsi biasanya dipanen saat usianya masih muda, yaitu sekitar 4-6 minggu. Pada usia tersebut, kadar hormon estrogen di tubuh ayam masih sangat rendah.

“Daging ayam yang kita makan mengandung hormon estrogen yang sangat kecil, tidak cukup untuk memengaruhi kesehatan atau hormon manusia, termasuk anak laki-laki,” kata Nuryani di Kantor Kementerian Pertanian Jakarta, Rabu (18/12/2024).

Hal senada juga diungkapkan oleh pakar kesehatan masyarakat veteriner Denny Widaya Lukman, bersama ahli unggas Antimon Ilyas, dan pakar fisiologi biokimia Ronald Tarigan. Ketiganya menegaskan bahwa pemberian lisin dan metionin pada ayam tidak menyebabkan peningkatan kadar hormon estrogen.

Sementara itu menurut Guru Besar SKHB IPB University, Prof Wayan Teguh Wibawan, juga menanggapi demikian. "Itu ngarang dan tidak saintifik," sebutnya.

Oleh karena itu, pihak pemerintah mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya pada informasi yang belum terbukti.

“Semua proses produksi ayam termasuk pemberian pakan, diawasi dengan ketat untuk memastikan keamanan pangan. Jadi, daging ayam yang beredar di pasaran aman untuk dikonsumsi,” tambah Nuryani.

Sehingga bisa disimpulkan bahwa pemberian lisin dan metionin pada pakan ayam tidak meningkatkan hormon estrogen pada ayam. Kabar bahwa daging ayam memengaruhi hormon anak laki-laki hanyalah hoaks yang tidak didukung fakta ilmiah.

"Jadi masyarakat tidak perlu khawatir untuk mengonsumsi daging ayam sebagai sumber protein yang sehat," tukasnya. (INF)

WAMENTAN DAN WKU KADIN BERTEMU, BAHAS KETAHANAN DAN SWASEMBADA PANGAN

Wamentan Sudaryono bersama jajaran Kadin bidang peternakan berfoto bersama usai audiensi (Foto: Infovet)

Kamis (19/12/2024) Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono menyambut hangat kedatangan Wakil Ketua Umum (WKU) Bidang Peternakan Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia beserta jajaran Wakil Komite Tetap di Gedung A, Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta.  

Didampingi Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner, Dr Drh Nuryani Zainuddin MSi, Wamentan Sudaryono membuka kegiatan ini dengan mengulas sekilas pidato perdana Presiden Prabowo Subianto yang menekankan ketahanan dan swasembada pangan adalah prioritas utama pemerintah.

Sudaryono menuturkan bahwa Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan bertanggung-jawab pada aspek ketersediaan bahan pangan asal ternak.

Dalam kaitannya dengan  program Makan Bergizi Gratis (MBG), Sudaryono menekankan bahwa negara tidak melakukan impor sapi hidup. "Presiden Prabowo menghendaki dalam pemenuhan program MBG tidak diisi dengan produk impor. Saya berharap Kadin turut serta berperan di sini untuk memonitor," tandasnya.

Program MBG diharapkan berperan penting dalam memperkuat perekonomian lokal, serta meningkatkan produktivitas sumber daya lokal. 

Negara membuka peluang seluas-luasnya bagi privat sektor, baik dalam maupun luar negeri untuk berinvestasi mendatangkan sapi hidup ke Indonesia. "Jaminannya adalah daging dan susu akan dibeli untuk menjadi sumber bahan baku, sumber menu di program MBG," imbuh Sudaryono.

Kementan dalam proses mengusulkan 21 lokasi menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk mempermudah investasi sapi perah dan sapi potong. Berdasarkan informasi terkini dari Ditjen PKH, sekitar 211 investor atau industri berkomitmen berinvestasi sapi di Indonesia. "Ada 141 perusahaan untuk yang sapi perah dan 70 perusahaan sapi potong," tutur Sudaryono.

Selain itu, Kementan juga telah mengindentifikasi lahan untuk pemanfaatan dan pengembangan peternakan sekaligus untuk ditanami hijauan pakan. 

Program MBG merupakan new emerging market dengan indikasi permintaan yang tinggi. Hal ini sebagai satu kepastian pasar, guna mempercepat swasembada pangan dan jaminan penyerapan dalam berinvestasi.

Senada dengan Sudaryono, WKU Bidang Peternakan Kadin, Drh Cecep Muhammad Wahyudin SH MH menuturkan program MBG akan meningkatkan gairah peternak lokal. (NDV)

WEBINAR RISNOV TERNAK #7: KINERJA INDUSTRI PERUNGGASAN 2024 DAN STRATEGI INOVASI KE DEPAN

Webinar Risnov Ternak #7. (Foto: Dok. Infovet)

Kamis (19/12/2024), Webinar Risnov Ternak kembali diselenggarakan atas kerja sama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Infovet. Pada kesempatan ini, webinar mengupas bagaimana kinerja industri perunggasan 2024 dan strategi inovasinya ke depan.

“Tahun 2024 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi sektor peternakan, khususnya perunggasan. Situasi stagnasi ekonomi di sektor ini ditandai dengan produksi pakan dan pasar obat hewan yang relatif tidak mengalami peningkatan, serta kebijakan pengendalian produksi akibat oversupply masih berlangsung,” ujar Pemimpin Redaksi Majalah Infovet, Ir Bambang Suharno, dalam sambutannya.

Beragam tantangan seperti oversupply, supply-demand yang tidak seimbang, gejolak harga live bird, pakan, dan lain sebagainya masih mendera sub sektor perunggasan, padahal industri tersebut memberikan kontribusi cukup besar terhadap ketahanan pangan di Indonesia.

Pusat Riset Ekonomi Perilaku dan Sirkular BRIN, Prof Dr Nyak Ilham, mengemukakan akar masalah dari oversupply ini karena adanya over estimasi konsumsi yang membuat impor GPS berlebih sehingga menyebabkan banyaknya telur tetas yang diproduksi. Dari sisi pakan, penggunaan bahan pakan impor akibat tidak stabilnya ketersediaan jagung lokal serta belum maksimalnya pemanfaatan sumber bahan pakan alternatif menjadi suatu keniscayaan.

Oleh karena itu lanjut Nyak Ilham, diperlukan beberapa rekomendasi, di antaranya riset bahan pakan lokal dengan harga murah, perhitungan kebutuhan GPS secara transparan, perlunya kebijakan mendukung daya saing melibatkan peternak kemitraan, peralihan kandang dari sistem open ke closed house, hingga meningkatkan peran Wastukan dan Wasbinak.

Pada kesempatan yang sama, Research Analyst Danareksa Sekuritas, Pengamat Perusahaan Publik Peternakan, Victor Stefano, juga membeberkan kondisi di 2024 yang masih terjadi beberapa gejolak dari sisi harga dan kestabilan pakan.

Walau dilanda gejolak, kinerja emiten perunggasan seperti Charoen Pokphand, Japfa, dan Malindo selama sembilan bulan pertama masih berjalan baik karena pemangkasan mandiri yang dilakukan perusahaan untuk menjaga tingkat profit mereka.

“Untuk di 2025 kita prediksi ada cukup ruang, karena diperkirakan oversupply akan turun karena adanya penurunan kuota GPS sebesar 15%. Kemudian adanya program Makan Bergizi Gratis (MBG) juga diharapkan dapat mengambil kelebihan supply sehingga terjadi keseimbangan,” katanya.

Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan BRIN, Puji Lestari SP MSi PhD, yang mengharapkan di tahun depan industri perunggasan bisa meminimalisir risiko dari tantangan yang ada dengan lebih baik.

“Tahun depan kita bisa memaksimalkan mitigasi yang lebih baik dalam menghadapi tantangan, kita optimalkan lagi sekaligus memanfaatkan peluang yang ada, salah satunya dari adanya program MBG, dimana kita harus bekerja sama untuk mendukung keberlanjutan usaha dan meningkatkan perekonomian nasional,” katanya. (RBS)

PINSAR INDONESIA MENYELENGGARAKAN RAPAT KERJA NASIONAL

Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (PINSAR Indonesia) telah sukses menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada tanggal 17 Desember 2024 di Episode Hotel, Gading Serpong. Acara ini dihadiri oleh Anggota DPP Pinsar Indonesia dan beberapa perwakilan Pengurus Wilayah Pinsar Indonesia, dengan tujuan utama untuk merumuskan langkah strategis guna mencapai tujuan organisasi.

Rakernas ini diselenggarakan berdasarkan Ketetapan Musyawarah Nasional VI Pinsar Indonesia Nomor: 07/TAP/MUNAS VI/2024, yang menegaskan pentingnya langkah-langkah strategis untuk memperjuangkan kepentingan para anggota di bidang usaha. Program Kerja Nasional Pinsar Indonesia periode 2024-2029 yang dirumuskan dalam Rakernas ini akan menjadi acuan utama dalam penyusunan kebijakan dan program-program operasional organisasi.

Sebelum dimulainya Rakernas, kegiatan diawali dengan Diskusi Perunggasan yang menghadirkan Dr Drs Nyoto Suwignyo, MM – Deputi Promosi dan Kerjasama Badan Gizi Nasional sebagai pembicara utama, dengan Prof Dr Ir Muladno, MSA bertindak sebagai moderator. Diskusi ini menjadi ajang berbagi wawasan dan pandangan mengenai perkembangan industri perunggasan nasional.

Para peserta Rakernas berkontribusi aktif melalui ide, saran, dan diskusi konstruktif selama kegiatan berlangsung. Ketua Umum PINSAR Indonesia, Singgih Januratmoko, menyampaikan, “Kami yakin hasil dari Rakernas ini akan menjadi fondasi yang kokoh untuk memajukan Pinsar Indonesia ke arah yang lebih baik di masa mendatang.”

Hasil Rakernas ini mencakup beberapa rekomendasi strategis, seperti penguatan kelembagaan, pengembangan kapasitas anggota, serta inisiatif untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan di sektor perunggasan. Semua yang telah dirumuskan diharapkan dapat segera diimplementasikan dengan baik dan memberikan manfaat besar bagi seluruh anggota PINSAR Indonesia, serta turut berkontribusi dalam mendukung industri perunggasan nasional. (Rilis)

ASF MELANDA NABIRE, KEMENTAN KIRIM RIBUAN SERUM

Ilustrasi ternak babi. (Foto: bbc.com)

Wabah African Swine Fever (ASF) melanda peternakan babi di Kabupaten Nabire, Papua Tengah. Penyakit ini menimbulkan ancaman serius bagi peternak akibat tingkat penularannya yang tinggi dan dampak fatal pada ternak.

Kementerian Pertanian (Kementan) bertindak cepat merespons kejadian tersebut melalui Balai Besar Veteriner Farma (BBVF) Pusvetma di bawah Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, telah mendistribusikan serum konvalesen SCoVet ASF sebanyak 40.000 dosis secara bertahap melalui Dinas Peternakan Kabupaten Nabire.

Langkah tersebut diharapkan dapat menekan penyebaran virus dan menurunkan angka kematian ternak akibat ASF.

“Pengiriman serum ini merupakan upaya nyata pemerintah dalam membantu peternak menghadapi wabah ASF. Kami berharap SCoVet ASF dapat menjadi solusi yang efektif untuk menyelamatkan populasi babi di Nabire,” ujar Kepala BBVF Pusvetma, Edy Budi Susila, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (12/12/2024).

Selain distribusi serum, Kementan juga mengimbau peternak dan masyarakat untuk mematuhi protokol biosekuriti, melapor jika terdapat indikasi wabah, serta bekerja sama dengan otoritas setempat dalam pelaksanaan program penanggulangan ASF.

Pemerintah juga berkomitmen mendukung keberlanjutan sektor peternakan di Indonesia. Langkah ini tidak hanya menjaga kesehatan hewan, tetapi juga membantu meminimalkan dampak ekonomi akibat wabah. (INF)

BANGKITKAN PERSUSUAN NASIONAL, KEMENTAN PERKUAT KEMITRAAN INDUSTRI DAN PETERNAK

Industri persusuan nasional mendapat perhatian serius dari Kementerian Pertanian menyusul dampak Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada 2022. Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Agung Suganda, menyampaikan bahwa sektor ini harus segera bangkit untuk memenuhi kebutuhan susu nasional yang terus meningkat.

“Wabah PMK menurunkan populasi sapi perah lebih dari 10 persen dan menekan produktivitas hingga 30-40 persen. Dampaknya luar biasa bagi persusuan nasional,” ujar Agung saat meninjau fasilitas Milk Collection Center (MCC) yang merupakan hasil kemitraan PT Frisian Flag Indonesia (FFI) dengan Koperasi SAE Pujon, Selasa (10/12).

Saat ini, konsumsi susu Indonesia baru mencapai 16 liter per kapita per tahun, jauh di bawah Vietnam yang sudah mencapai 26 liter. “Kami ingin susu masuk dalam menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan oleh Presiden, agar masyarakat lebih teredukasi dan gizi anak-anak Indonesia terpenuhi,” tambahnya.

Untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor susu—yang saat ini mencapai 80 persen dari kebutuhan nasional—pemerintah menargetkan penambahan populasi sapi perah sebanyak satu juta ekor dalam lima tahun ke depan hingga 2029.

“Pada 2025, target kami adalah mendatangkan 200 ribu ekor sapi perah. Saat ini, sudah ada komitmen investor yang akan mendatangkan 185 ribu ekor sapi tahun 2025. Artinya, kita hanya butuh 15 ribu ekor lagi untuk mencapai target tahun depan,” jelas Agung.

Selain itu, Agung juga mendorong Industri Pengolahan Susu (IPS) untuk aktif bermitra dengan koperasi dan peternak lokal. “Kami meminta IPS ikut berperan dalam mendukung peningkatan populasi sapi perah nasional. Regulasi kita siapkan. Seluruh IPS kami minta komitmennya mendukung pemerintah meningkatkan populasi sapi perah. Pemerintah tidak memaksa, hanya kita meminta industri ikut memperhatikan nasib rakyat,” katanya.

Agung mengungkapkan bahwa pemerintah sedang menyusun Peraturan Presiden (Perpres) tentang Percepatan Produksi Susu Nasional. Regulasi ini akan menjadi pijakan untuk memastikan penyerapan susu segar dari peternak dan menekan impor bahan baku susu.

Langkah-langkah strategis juga dilakukan melalui pengusulan 30 lokasi menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN). “Dengan status PSN, biaya sewa lahan akan lebih murah, ditambah dengan dukungan infrastruktur dan logistik. Ini termasuk dalam RPJMN 2025-2029 yang akan memperkuat ekosistem persusuan kita,” paparnya.

Agung turut mengapresiasi langkah PT Frisian Flag Indonesia (FFI) bersama Koperasi SAE Pujon yang membangun fasilitas Milk Collection Center (MCC). “Fasilitas ini menjawab keraguan terkait kualitas susu dari peternak, sehingga semakin mudah diterima oleh industri,” kata Agung.

Kemitraan ini menjadi bukti nyata bagaimana koperasi dan perusahaan swasta dapat berkolaborasi untuk memperkuat sektor peternakan. “Ini contoh yang bisa diterapkan di daerah lain. Pemerintah tidak memaksa, tetapi kami meminta semua pihak di industri susu untuk memperhatikan nasib peternak,” tegasnya.

Dengan berbagai langkah strategis ini, Ditjen PKH optimis industri persusuan nasional dapat kembali bangkit dan berkembang. “Semoga ini menjadi penggerak dan pendorong bagi seluruh sektor untuk memperkuat persusuan Indonesia, sehingga lebih mandiri, berkualitas, dan memberikan kesejahteraan bagi peternak,” tutup Agung.

Dari upaya ini, harapan besar muncul untuk Indonesia yang lebih kuat dalam memenuhi kebutuhan susu nasional dan menekan ketergantungan impor. (Rilis)

MENTERI KOPERASI SAMBUT WKU PETERNAKAN KADIN, BAHAS KORPORATISASI KOPERASI PETERNAKAN

 

Pertemuan Menteri Koperasi dengan WKU Kadin Bidang Peternakan Kadin bersama jajarannya. (Foto: Istimewa)

Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi menyambut Wakil Ketua Umum (WKU) Bidang Peternakan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia beserta jajarannya, Rabu (11/12). 

Budi Arie menuturkan ke depannya bersama Kadin bersama-sama dalam memperluas jangkauan koperasi peternakan di Tanah Air.

“Cita-cita pak Prabowo dan Kementerian Koperasi ingin memperbesar jangkauan dari koperasi peternakan. Jadi tentunya dalam mempercepat program ini, kami akan melakukan berbagai upaya dan dukungan termasuk dari Kadin Bidang Peternakan,” kata Budi Arie di Kantor Kementerian Koperasi dan UMKM, Jakarta. 

WKU Bidang Peternakan Kadin Indonesia, Drh Cecep Muhammad Wahyudin SHMH menambahkan harapannya koperasi peternakan yang sudah eksis seperti Koperasi Peternak Sapi Perah (KPSP) maupun koperasi peternak ayam petelur dan broiler dan lainnya akan digabungkan atau sebagai korporatisasi koperasi.

“Pengelolaan koperasi seperti korporate mulai dari struktur organisasi dan kepengurusannya, diharapkan terwujudkonsep integrasi horizontal. Jadi setiap rantai bisnis peternakan dikelola sesuai keahlian,” urai Cecep. 

Hal ini, imbuh Cecep, diharapkan menjadi solusi sekaligus terobosan perkembangan di masa depan untuk mencapai target swasembada pangan khususnya di bidang peternakan. Di hadapan awak media, Budi Arie menyampaikan sektor peternakan menjadi prioritas dalam rangka mensukseskan program Makan Bergizi Gratis. (NDV) 


PROGRAM KERJA BIDANG PETERNAKAN KADIN FOKUS PERTUMBUHAN INDUSTRI OBAT HEWAN

Rapat Koordinasi dipimpin WKU Bidang Peternakan Kadin Indonesia, Cecep Muhammad Wahyudin (Foto: Humas Kadin)

Dalam Rapat Koordinasi Wakil Ketua Umum (WKU) Bidang Peternakan, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Periode 2024-2029 di Ruang Muchtar Riady, Menara Kadin Indonesia, Jakarta, Rabu (4/12) dipaparkan Program Kerja Bidang Peternakan.

Program Kerja Bidang Peternakan Kadin Indonesia, salah satunya fokus pada pertumbuhan industri obat hewan lokal yang meliputi premiks, vaksin, obat-obatan, disinfektan. Dalam upaya meningkatkan daya saing dan menekan biaya produksi.

Menambah komponen herbal didalam basis penguatan obat hewan juga menjadi bagian dalam program Komtap Non Ruminansia (Unggas), guna memaksimalkan penggunaan bahan baku obat hewan dalam negeri.

Pada kegiatan rapat koordinasi tersebut hadir WKU Bidang Peternakan, Drh Cecep Muhammad Wahyudin SH MH beserta para pengurus yang diantaranya para Ketua Komisi Tetap (Komtap) dan Wakil Ketua Komtap. 

Terdapat lima Komtap Peternakan di bawah kepemimpinan WKU. Diantaranya Komtap Bidang Peternakan Non Ruminansia (Unggas), Komtap Bidang Peternakan Ruminansia Pedaging/Potong (Sapi, Domba, Kambing), Komtap Bidang Peternakan Ruminansia Perah (Sapi, Domba, Kambing Susu), Komtap Bidang Investasi dan Pengembangan Kemitraan, Komtap Bidang Hubungan Kerjasama Antar Pelaku Usaha, Pemerintah, dan Media

Selain fokus pada obat hewan, Komtap Bidang Peternakan Non Ruminansia (Unggas) mempunyai beberapa program kerja jangka pendek lainnya yaitu mempersiapkan sarana, dan supply chain untuk sumber protein hewani asal unggas, seperti ayam dan telur. “Dengan memberikan sarana produksi peternakan (pakan, obat-obatan, vaksin) yang baik serta aman dikonsumsi oleh masyarakat,” tandas Cecep, dihubungi redaksi Infovet, Senin (9/12). 

Selanjutnya adalah mendorong produksi jagung lokal sebagai bahan baku pokok pakan unggas, sehingga dapat menurunkan biaya dari penyediaan sumber protein hewani yang berasal dari unggas.

Sementara itu, Komtap Bidang Peternakan Ruminansia Perah (Sapi, Domba dan Kambing Susu) juga ke depannya melaksanakan program minum susu segar untuk peningkatan gizi dan ekonomi masyarakat melalui budidaya sepasang kambing perah.

“Komtap Bidang Peternakan Ruminansia Pedaging dan Potong (Sapi, Domba, Kambing) melakukan advokasi hambatan perijinan perusaha guna percepatan investasi di sektor peternakan,” lanjut Cecep.

Pengendalian penyakit PMK dan LSD melalui penyediaan vaksin PMK dan LSD juga menjadi bagian dari program kerja lainnya. Penyediaan vaksin PMK untuk para peternak yang saat ini ketersediaan stok vaksin pemerintah sudah kadar luarsa dan habis. “Sampai saat ini belum ada alokasi vaksin untuk para peternak kembali dalam rangka pengendalian penyakit PMK dan LSD,” tutupnya. (NDV)

WKU BIDANG PETERNAKAN KADIN, BARGAINING POSITION PARTNER SETARA MENTERI

WKU dan Pengurus Bidang Peternakan Kadin Indonesia 2024-2029 (Foto: Humas Kadin)

Pengusaha dan owner D'Colonel Resto, Drh Cecep Muhammad Wahyudin SH MH dikukuhkan sebagai Wakil Ketua Umum (WKU) Bidang Peternakan, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Periode 2024-2029. Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Novyan Bakrie secara resmi telah mengukuhkan kepengurusan pada Rapimnas 2024, di Hotel Mulia Jakarta, Minggu (1/12).

Secara terpisah, dihubungi redaksi Infovet, Senin (9/12) Cecep mengatakan pada periode-periode kepengurusan Kadin sebelumnya, bidang peternakan  sebagai Komite Tetap (Komtap) dengan dibawah WKU Bidang Pertanian. 

"Pada kepengurusan 2024-2029, jabatan di bidang peternakan lebih naik kelas yakni WKU. Tentunya dengan ini, lebih mempunyai kekuatan dan bargaining position menjadi partner setara dengan menteri," jelas Cecep.

Lebih lanjut, alumni Fakultas Kedokteran Hewan IPB University ini menerangkan fungsi Kadin sejatinya menjadi rumah bersama bagi para pengusaha peternakan.

Ada lima Komisi Tetap (Komtap) Peternakan di bawah kepemimpinan WKU. Antara lain Komtap Bidang Peternakan Non Ruminansia (Unggas), Komtap Bdang Peternakan Ruminansia Pedaging/Potong (Sapi, Domba, Kambing), Komtap Bidang Peternakan Ruminansia Perah (Sapi, Domba, Kambing Susu), Komtap Bidang Investasi dan Pengembangan Kemitraan, Komtap Bidang Hubungan Kerjasama Antar Pelaku Usaha, Pemerintah, dan Media. 

“Komtap Bidang Investasi dan Pengembangan Kemitraan berfungsi memperkuat bagaimana proses perkembangan industri peternakan, serta mengakomodir para investor yang akan masuk ke Indonesia maupun yang ada di Indonesia,” ujar Cecep.

Cecep Muhammad Wahyudin
Cecep Muhammad Wahyudin (Foto: Humas Kadin)

Pengembangan dalam bidang peternakan Kadin Indonesia ini diharapkan dapat menjadi mediator antar industri peternakan hingga terwujudnya kemitraan yang adil.

Mengawali kepengurusannya, pada Rabu 4 Desember 2024, Cecep juga mengundang media peternakan khususnya untuk hadir dalam kegiatan Rapat Koordinasi di Menara Kadin Indonesia, Jakarta. (NDV)

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer