-->

PERJUANGKAN NASIB, PETERNAK RAKYAT MANDIRI BENTUK PERMINDO

Ternak broiler skala rakyat. (Foto: Dok. Infovet)

Upaya memperkuat posisi peternak rakyat mandiri di tengah derasnya laju industri perunggasan nasional semakin mendesak. Menyikapi kondisi tersebut, para perwakilan peternak rakyat mandiri dari berbagai daerah sepakat membentuk PERMINDO (Perhimpunan Peternak Rakyat Mandiri Indonesia) sebagai wadah kolektif untuk menyatukan suara, memperjuangkan kepentingan, serta mendorong kemandirian dan kesejahteraan peternak rakyat mandiri agar tetap mampu bertahan dan bertumbuh.

Sebagai langkah awal konsolidasi, musyawarah tersebut menetapkan struktur inti PERMINDO, di antaranya Drh Hartono (Ketua Dewan Pembina), Kusnan (Ketua Umum), Heri Irawan (Sekretaris Jenderal), dan Asep Saepudin (Bendahara Umum). Struktur organisasi secara lengkap akan dikembangkan dan disempurnakan dalam rapat-rapat lanjutan.

Salah seorang peternak rakyat mandiri asal Bogor, Istanto, menyampaikan bahwa harga ayam di tingkat peternak saat ini mulai menunjukkan kondisi yang lebih stabil. Ia mengapresiasi upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas tersebut. Namun demikian, ia menyoroti persoalan serius di sisi hulu, terutama terkait ketersediaan dan harga sarana produksi peternakan (sapronak).

Menurutnya, peternak rakyat mandiri saat ini masih menghadapi kesulitan dalam memperoleh sapronak, khususnya day old chick (DOC) dengan harga yang wajar. Bahkan, harga DOC dilaporkan melonjak hingga di atas Rp 7.000/ekor. Kondisi tersebut berdampak langsung pada peningkatan biaya operasional kandang dan menekan margin usaha peternak.

"Saya berharap dengan terbentuknya PERMINDO, peternak rakyat mandiri memiliki wadah untuk mendapatkan DOC, pakan, dan sapronak lainnya dengan harga yang lebih wajar. Dengan begitu, usaha peternak tidak hanya bisa bertahan, tetapi juga berkembang. Kami harap juga pemerintah terus memberikan perhatian kepada peternak rakyat mandiri yang menggantungkan hidupnya dari usaha budi daya broiler,” ujar Istanto saat ditemui di kandangnya di Desa Pasarean, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Kamis (18/12/2025).

Senada dengan itu, Sekretaris Jenderal PERMINDO, Heri Irawan, juga turut mengapresiasi langkah pemerintah dalam menjaga stabilitas harga ayam di tingkat peternak dalam tiga bulan terakhir. Meski begitu, ia tegaskan masih terdapat tantangan mendasar yang perlu segera dibenahi, khususnya terkait harga dan ketersediaan DOC.

Heri menilai, ketika harga livebird (LB) berada pada level yang baik dan stabil, peternak justru berpotensi tidak dapat menikmati kondisi tersebut akibat tingginya harga DOC.

Oleh karena itu, dibentuknya PERMINDO juga dilatarbelakangi oleh kuatnya aspirasi peternak mandiri di berbagai daerah yang membutuhkan wadah resmi untuk menyampaikan kepentingan dan memperjuangkan keberlangsungan usaha.

"Ke depan, persaingan di sektor perunggasan bukan lagi soal besar atau kecilnya pelaku, melainkan persaingan antar ekosistem. Kami berharap PERMINDO mampu mengakomodasi kepentingan peternak rakyat mandiri dan membangun kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan, sehingga tercipta ekosistem usaha perunggasan yang kuat dan berkelanjutan,” ujarnya dalam keterangan resminya, Jumat (19/12/2025).

Sebagai langkah penguatan fungsi ekonomi organisasi, PERMINDO juga merencanakan pembentukan Koperasi PERMINDO sebagai instrumen bisnis resmi sekaligus sumber pendapatan organisasi, yang akan menjalankan berbagai kegiatan ekonomi seperti pengadaan pakan secara kolektif, penyediaan DOC dan sapronak, penyerapan ayam panen anggota, program pembiayaan, serta pengembangan kemitraan strategis dengan berbagai pihak.

"Melalui skema tersebut PERMINDO berharap dapat memperkuat kemandirian peternak sekaligus meningkatkan posisi tawar mereka dalam struktur industri perunggasan," sebutnya.

Sementara itu, Ketua Umum PERMINDO, Kusnan, menegaskan bahwa organisasi ini hadir sebagai wadah perjuangan peternak rakyat mandiri yang selama ini menghadapi keterbatasan akses terhadap sapronak dengan harga yang wajar.

"PERMINDO berkomitmen memperjuangkan aspirasi peternak agar keberlangsungan usahanya tetap terjaga, karena banyak peternak menggantungkan penghidupan di sektor perunggasan," kata Kusnan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, pihaknya akan membuka ruang kolaborasi dengan seluruh pihak, baik pemerintah, perusahaan, maupun asosiasi yang telah lebih dulu eksis.

"Kami ingin memastikan peternak rakyat mandiri dapat tumbuh bersama, bukan tertinggal. Dengan sinergi dan kolaborasi yang sehat, kami berharap peternak tumbuh, integrasi tumbuh, dan pemerintah berperan sebagai penengah, sehingga iklim usaha perunggasan dapat memberikan manfaat yang adil bagi seluruh pelaku,” pungkasnya. (INF)

KONFERENSI KESEJAHTERAAN HEWAN INDONESIA INTERNASIONAL 2025 DIRESMIKAN GUBERNUR DKI JAKARTA

Pembukaan Konferensi Kesejahteraan Hewan Indonesia Internasional 2025. (Foto: Dok. Pemprov DKI Jakarta)

Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Dr Pramono Anung bersama Yayasan JAAN Domestic secara resmi membuka Konferensi Kesejahteraan Hewan Indonesia Internasional 2025 (Animal Welfare Indonesia-International Conference 2025) di Royal Kuningan Hotel, Jakarta, (5/12/2025).

Acara ini merupakan konferensi kesejahteraan hewan tahunan keempat, sekaligus yang pertama dan terbesar di Indonesia, yang mempertemukan para ahli, pembuat kebijakan, akademisi, dan aktivis dari berbagai negara untuk memperkuat komitmen terhadap kesejahteraan hewan di tingkat nasional dan regional.

Sebagai forum strategis, konferensi ini menjadi wadah bagi para pemangku kepentingan nasional dan internasional untuk berdiskusi, berbagi pengetahuan, serta membangun kolaborasi lintas sektor dalam mewujudkan kesejahteraan hewan yang berkelanjutan di Indonesia.

Dalam sambutannya, Pramono Anung menegaskan dukungan pemerintah daerah terhadap kebijakan yang berpihak pada kesejahteraan hewan, termasuk pengendalian populasi hewan liar secara manusiawi, sosialisasi Pergub No.36/2025 tentang Pelarangan Perdagangan Daging Anjing dan Kucing di Provinsi DKI Jakarta, serta peningkatan edukasi publik mengenai tanggung jawab pemeliharaan hewan.

“Kesejahteraan hewan adalah bagian penting dari pembangunan berkelanjutan. Jakarta berkomitmen menjadi kota yang ramah terhadap semua makhluk hidup,” ujar Gubernur DKI Jakarta.

Partisipasi Global dan Kolaborasi Akademik
Konferensi yang diselenggarakan bersama FOURPAWS International ini dihadiri oleh lebih dari 500 peserta dari berbagai negara, termasuk perwakilan Australia, Inggris, Amerika Serikat, Austria, Turki, Thailand, dan Korea Selatan. Hadir pula perwakilan Kementerian Pertanian, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kepolisian Republik Indonesia, serta sejumlah universitas dan lembaga penelitian.

Selama dua hari, peserta mengikuti sesi panel, lokakarya, dan pameran inovasi yang membahas isu-isu penting seperti kesejahteraan hewan domestik, perdagangan daging anjing dan kucing, perlindungan satwa liar, kesejahteraan hewan pekerja, dan praktik peternakan beretika.

Momentum penting lainnya adalah peluncuran Akademi Kesejahteraan Hewan Indonesia, yang didukung Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Hasanuddin, Universitas Nusa Cendana, IPB University, Universitas Gadjah Mada, Universitas Syiah Kuala, dan Universitas Padjadjaran. Akademi ini diharapkan menjadi pusat pendidikan dan riset kesejahteraan hewan nasional yang berstandar internasional.

Konferensi sebagai Tonggak Penting
Sebagai penyelenggara utama, JAAN Domestic Foundation menegaskan bahwa konferensi ini merupakan tonggak penting dalam perjalanan advokasi kesejahteraan hewan di Indonesia.

Chief Operating Officer JAAN Domestic, Drh Merry Ferdinandez M.Si, menyampaikan, “Empat tahun perjalanan konferensi ini menunjukkan bahwa perubahan nyata hanya bisa terjadi melalui kolaborasi lintas sektor. Kami melihat semakin kuatnya sinergi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat sipil dalam memperjuangkan kesejahteraan hewan di Indonesia.”

Sementara itu, Founder dan CEO JAAN Domestic, Karin Franken, ikut menambahkan bahwa konferensi ini bukan hanya tentang berbagi pengetahuan. “Tetapi tentang membangun masa depan, dimana setiap hewan dihargai dan dilindungi. Konferensi ini menjadi pusat dialog regional dan pionir dalam gerakan kesejahteraan hewan di Indonesia,” tambahnya.

Menuju Pionir Kesejahteraan Hewan
Konferensi Kesejahteraan Hewan Indonesia Internasional 2025 menandai langkah penting bagi Indonesia dalam memperkuat posisinya sebagai pionir kesejahteraan hewan di kawasan Asia. Dengan dukungan pemerintah, lembaga akademik, dan komunitas global, hasil konferensi diharapkan menjadi fondasi bagi kebijakan yang lebih manusiawi, ilmiah, dan berkelanjutan di masa depan.

Merry Ferdinandez menyampaikan apresiasi khusus kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penyelenggaraan konferensi ini. “Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada FOURPAWS International atas dukungan luar biasa dan peran pentingnya sebagai mitra utama serta co-organisator dalam konferensi ini. Kolaborasi ini menunjukkan komitmen bersama dalam memperjuangkan kesejahteraan hewan di tingkat Asia dan global,” katanya.

Ia juga menambahkan apresiasi kepada para mitra nasional yang turut memperkuat pelaksanaan kegiatan ini. “Terima kasih kepada Natha Satwa Nusantara, Kementerian Pertanian Republik Indonesia, dan Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia atas dukungan dan kerjasamanya. Sinergi antara pemerintah, organisasi profesi, dan lembaga masyarakat menjadi fondasi penting bagi kemajuan kesejahteraan hewan di Indonesia,” ucapnya.

Kemudian ditambahkan juga oleh Karin Franken, yang menutup dengan pesan penuh penghargaan. “Konferensi ini tidak akan terlaksana tanpa dukungan para mitra yang memiliki visi yang sama. Kami sangat menghargai dedikasi dan kerja sama semua pihak yang telah membantu mewujudkan forum ini menjadi ruang dialog dan kolaborasi nyata untuk masa depan kesejahteraan hewan yang lebih baik,” tukasnya. (INF)

JAWA TIMUR SABET GELAR LUMBUNG UNGGAS NASIONAL, TARGET SWASEMBADA PANGAN SEMAKIN DEKAT

Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Indyah Aryani. (Foto: Dok. Kominfo Jatim)

Provinsi Jawa Timur (Jatim) semakin memantapkan posisinya sebagai tulang punggung ketahanan pangan nasional, khususnya di sektor perunggasan. Hal ini terungkap dalam Seminar Outlook Bisnis Perunggasan Jawa Timur 2026 di Surabaya, Rabu (10/12/2025), yang menyoroti potensi besar dan langkah strategis pemerintah daerah untuk mendorong kemajuan industri.

Disampaikan oleh Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, DR Ir Indyah Aryani MM, Jawa Timur kini memegang gelar sebagai produsen utama telur ayam ras secara nasional, dengan kontribusi sebesar 32,83% dari total populasi nasional. Sementara itu, populasi ayam ras pedaging Jatim mencapai 18,34% dari populasi nasional, menempatkannya di posisi kedua.

Secara keseluruhan, industri peternakan di Jatim telah memberikan kontribusi signifikan, yakni sebesar 10,23% terhadap PDRB Sektor Pertanian. Data produksi perunggasan Jatim mencatatkan angka yang impresif, dengan telur ayam ras mencapai 1,32 juta ton dan daging ayam sebanyak 1,51 juta ton.

Fokus Kebijakan Pemerintah: Dari Hulu Hingga Hilir
Dalam upaya mencapai visi Indonesia Emas 2045, yang salah satu misinya adalah mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur fokus pada penguatan ekosistem perunggasan secara menyeluruh.

Indyah pun mengungkap arah kebijakan pengembangan mencakup tiga pilar utama, yakni hulu (input) untuk peningkatan produksi bibit dan pakan lokal serta pengendalian penyakit hewan menular seperti AI dan ND; kemudian on-farm (budi daya) peningkatan produktivitas peternakan dan penerapan standar praktik baik (biosekuriti dan good practice); hilir (pasca panen) pengembangan produk olahan, promosi ekspor ke pasar internasional, penataan tata niaga, dan penguatan kelembagaan peternak melalui koperasi.

Di sisi hilir, potensi produk perunggasan Jatim juga telah menembus pasar global, dengan ekspor produk peternakan ke berbagai negara seperti Timor Leste, Filipina, Malaysia, Singapura, dan Jepang.

Untuk mengkonsolidasikan langkah ini, tutur Indyah, pemerintah merancang rencana pengembangan peternakan ayam mendukung MBG (Membangun Bangsa Gemilang), dengan target ambisius untuk memproduksi telur sebesar 1,0 juta ton dan daging sebesar 1,5 juta ton. Program ini diperkirakan akan menyerap hingga 1.462.948 tenaga kerja.

Meski demikian, pemerintah mengakui adanya tantangan berupa fluktuasi harga (DOC dan pakan), daya saing peternak kecil, serta isu kesehatan hewan. Kebijakan yang terstruktur diharapkan mampu menciptakan stabilitas harga dan menjamin mutu produk demi menjaga keberlanjutan industry perunggasan Jawa Timur sebagai gerbang baru nusantara. (YR)

ASOHI JATIM GELAR OUTLOOK BISNIS PERUNGGASAN, BAHAS STRATEGI DAN PROYEKSI INDUSTRI PROTEIN HEWANI

Outlook Bisnis Perunggasan Jawa Timur 2026. (Foto: Istimewa)

Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) Jawa Timur (Jatim), bekerja sama dengan Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT), menyelenggarakan konferensi strategis bertajuk “Outlook Bisnis Perunggasan Jawa Timur 2026”.

Acara berlangsung di Hotel Mövenpick Surabaya, Rabu (10/12/2025), menghadirkan para pakar, akademisi, dan pemimpin asosiasi untuk membedah proyeksi ekonomi dan tantangan kesehatan di sektor unggas dan peternakan.

Acara yang dimulai pukul 08:00-17:00 WIB ini dibuka secara resmi dengan sambutan dari tokoh kunci, Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur DR Ir Indyah Aryani MM, serta Drh Suyud dan Drh Akhmad Harris Priyadi dari ASOHI.

Indyah yang juga merupakan salah satu pembicara utama memaparkan “Potensi Peternakan Jawa Timur & Kebijakan Pemda yang mendorong Kemajuan Perunggasan di Jawa Timur", memberikan panduan strategis mengenai dukungan pemerintah daerah.

Selain itu, aspek kesehatan juga menjadi fokus utama dengan kehadiran dua pakar terkemuka, yakni Ketua Umum ASOHI Akhmad Harris Priyadi yang menyajikan “Potret Bisnis Industri Obat Hewan 2025 & Outlook 2026”, serta Guru Besar FKH UGM Prof Dr Drh Michael Haryadi Wibowo MP membahas “Review Penyakit Unggas 2025 dan Prediksi Kasus Penyakit 2026”, yang dilanjutkan dengan sesi diskusi interaktif.

Konferensi berlanjut dengan presentasi dari para pimpinan asosiasi yang mengupas kinerja industri secara rinci, ada dari DR Drh Desianto Budi Utomo MPhil PhD (Ketua Umum GPMT), Ir Achmad Dawami (Ketua Umum GPPU), dan Hidayaturrahman SE (Ketua PINSAR Provinsi Jawa Timur).

Sesi penutup yang sangat dinantikan disampaikan oleh DR Werner R. Murhadi SE MM CSA CIB CRP, selaku Dosen Fakultas Ekonomi & Bisnis UBAYA. Ia memberikan pandangan menyeluruh mengenai “Outlook Ekonomi 2026 dan Analisa Bisnis Bahan Pangan Protein Hewani Jawa Timur”, memberikan kerangka ekonomi yang diperlukan bagi para pelaku usaha untuk menyusun strategi di tahun mendatang.

Acara yang dikoordinasikan oleh Recto Indah ini ditutup dengan sesi resume dan penutup, menegaskan komitmen para pelaku industri untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan potensi besar sektor perunggasan di Jawa Timur. (YR)

LOKAKARYA PROGRAM CABI DALAM MENCEGAH ASF

Foto bersama Lokakarya Diseminasi Nasional Hasil Program CABI di Gran Melia, Jakarta Selatan. (Foto: Infovet/Ridwan)

Lokakarya Diseminasi Nasional Hasil Program Community African Swine Fever Biosecurity Interventions (CABI) atau Program Biosekuriti Berbasis Komunitas untuk Pencegahan Demam Babi Afrika (ASF) dilaksanakan pada Rabu (17/12/2025), secara hybrid di Gran Melia, Jakarta Selatan.

Program tersebut merupakan inisiatif kolaboratif antara Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian, bersama FAO ECTAD Indonesia, pemerintah daerah, dengan dukungan Kementerian Pertanian, Pangan, dan Urusan Pedesaan Republik Korea.

"Saya apresiasi kepada seluruh perwakilan pemerintah termasuk para peternak babi atas komitmen yang diberikan sehingga CABI dapat terlaksana dengan baik. FAO sangat bangga menjadi bagian di dalamnya sehingga kita dapat membantu peternak menghadapi ASF melalui penerapan biosekuriti untuk melindungi mata pencaharian peternak, mencegah penyebaran ASF, serta memperkuat ketahanan pangan Indonesia," ujar Representatif FAO untuk Indonesia dan Timor Leste, Rajendra Aryal.

Lebih lanjut dijelaskan, CABI berfokus pada penguatan kapasitas peternak dalam menerapkan praktik biosekuriti yang praktis, terjangkau, dan berbasis komunitas untuk mencegah ASF serta penyakit hewan menular lainnya. Program tersebut telah terlaksana di tiga provinsi, yakni Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pada kesempatan yang sama, Dirjen PKH yang diwakili Direktur Kesehatan Hewan (Dirkeswan), Drh Hendra Wibawa, menyampaikan bahwa sejak ASF mewabah di Indonesia pada 2020, pemerintah terus mendorong semua pihak terutama dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan untuk melakukan pembinaan kepada peternak di wilayahnya dalam membantu mengendalikan maupun mewaspadai kemunculan ASF.

"Melalui program biosekuriti ini terus kita galakkan. Karena biosekuriti adalah sarat mutlak untuk bisa tercegah atau terhindar dari ASF," kata Hendra.

Ia menjelaskan, Kementan bersama FAO dan Pemerintah Korea telah melaksanakan program CABI sejak 2023, masing-masing di dua kabupaten di Kalimantan Barat dan Sulawesi Utara dengan total peternak hingga tahun ini mencapai 102 peternak.

"Dengan adanya program CABI ini, peternakan atau kandangnya mulai meningkat keamanannya, karena biosekuriti mampu mengontrol dan mengendalikan penyakit, bahkan menjadi tidak terserang ASF, hal ini dapat dilihat di Kalimantan Barat maupun Sulawesi Utara. Program ini juga kita lakukan di NTT di dua kabupaten dengan jumlah 59 peternak. Kita pilih NTT karena peternakan babi cukup potensial dalam menopang ketahanan pangan di sana," ungkapnya.

Ia juga menambahkan, "Tambahan program CABI di NTT bisa terus direplikasi ke depannya, ke provinsi dan kabupaten lain. Kita harapkan juga support pelaku usaha khususnya swasta untuk bisa mengeluarkan CSR-nya, bekerja sama sehingga program ini konsisten dan tetap dipertahankan untuk ditumbuhkembangkan ke daerah-daerah lainnya."

Program CABI yang telah diimplementasikan di Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, dan NTT menunjukkan dampak nyata bagi peternak. Dalam pemutaran video kesuksesan program CABI, baik peternak di Kalimantan Barat dan Sulawesi Utara menyebut bahwa mereka mendapatkan pelatihan bagaimana menerapkan biosekuriti yang baik, diberikan pemahaman mendalam mengenai virus, hingga mendapat fasilitas sesuai kebutuhan di masing-masing farm. Mereka menilai program tersebut sangat bermanfaat karena kandang ternak mereka menjadi bersih dan ternak babinya menjadi sehat sehingga dapat terhindar dari serangan ASF.

"Apa yang dilakukan pada CABI menjadi fondasi kita dalam mencegah penyakit agar tidak masuk ke sebuah negara maupun farm, sehingga apa yang kita memiliki dapat terkendali kesehatannya. Biosekuriti menjadi kunci pencegahan penyakit, salah satunya ASF, agar tidak muncul kembali, khususnya dari strain yang lainnya," pungkas Hendra. (RBS)

SEMINAR NASIONAL OUTLOOK BISNIS PETERNAKAN ASOHI 2026: SINERGI MEMBANGUN KETAHANAN DAN KEAMANAN PANGAN

Pemukulan gong oleh Dirkeswan Hendra Wibawa didampingi Ketua Umum ASOHI Akhmad Harris Priyadi membuka Seminar Nasional Outlook Bisnis Peternakan ASOHI 2026. (Foto: Rubella)

Selasa (16/12/2025), mengambil tempat di Menara 165 Jakarta dan melalui daring, Asosisai Obat Hewan Indonesia (ASOHI) kembali menghelat agenda tahunan Seminar Nasional Outlook Bisnis Peternakan 2026 "Sinergi Membangun Ketahanan & Keamanan Pangan Berbasis Peternakan yang Maju Berkelanjutan."

Meningkatnya kebutuhan pangan nasional dan tekanan global yang terus berubah, menjadi tantangan bagi bisnis peternakan Tanah Air. Seminar ini menjadi ruang strategis untuk membaca sinyal penting industri, mulai dari proyeksi pertumbuhan, risiko kesehatan ternak, hingga tantangan keamanan pangan yang semakin kompleks.

"Tahun depan masih banyak tantangan. Tentunya ASOHI sebagai pilar peternakan dan kesehatan hewan, kami mendukung usaha bersama untuk menciptakan industri peternakan dan kesehatan hewan yang kuat," ujar Ketua Umum ASOHI, Drh Akhmad Harris Priyadi, dalam sambutannya.

Berbagai tantangan mulai dari urusan produksi, perdagangan global, penyakit, isu antimicrobial resistance (AMR), hingga peluang dari program Makan Bergizi Gratis untuk keberlanjutan industri menyeruak dalam seminar ini.

"Salah satunya terkait isu AMR ini tahun depan harus terus kita lakukan edukasi kepada peternak (soal penggunaan yang sesuai aturan) untuk meminimalisir kejadian AMR," ucapnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, yang diwakili Direktur Kesehatan Hewan (Dirkeswan), Drh Hendra Wibawa MSi PhD, menyoroti jalannya program MBG sebagai peluang untuk meningkatkan industri yang berkelanjutan.

"Dengan adanya MBG yang bersumber dari protein nabati dan juga hewani, kita berusaha menjadikan peternakan dan kesehatan hewan maju berkelanjutan bagi masyarakat. Makna berkelanjutan ini sangat penting agar setiap program kita dimulai dan bisa berlanjut, serta manfaatnya bisa dirasakan masyarakat," kata Hendra.

Adapun beberapa upaya dilakukan khususnya dalam mendukung MBG melalui penjaminan kesehatan hewan di antaranya pencegahan, pengendalian, penanganan, hingga pemberantasan penyakit hewan, penguatan fungsi pelayanan kesehatan hewan, peningkatan penyediaan obat hewan dan alat kesehatan hewan yang berkualitas, serta monitoring status dan layanan kesehatan hewan. Hal ini untuk menciptakan tersedianya protein hewani yang aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH).

Selain itu, ia juga menyinggung soal industri obat hewan yang saat ini masih dihadapkan oleh berbagai masalah seperti pandemi penyakit yang bisa muncul kapan saja, atau penyakit yang muncul akibat pemakaian antibiotik yang tidak sesuai penggunaannya.

"Pengawasan obat hewan terkait penggunaan, peredaran obat hewan termasuk obat hewan ilegal harus kita perketat, tentunya dengan bantuan dari bapak dan ibu semua agar bermafaat bagi masyarakat," ucapnya.

Kendati demikian, jika melihat peluang industri obat hewan ke depan, Hendra optimis sebab ekspor obat hewan tiap tahun trennya mulai meningkat. Dari data yang ia paparkan, tahun ini data realisasi ekspor obat hewan hingga Maret 2025 mencapai nilai 374.989.279,7 USD, dimana angka tersebut lebih besar dibanding total ekspor obat hewan pada 2024.

"Outlook obat hewan ke depan cukup cerah, kita jadikan momentum ini untuk bergerak bersama-sama mewujudkan industri yang lebih kuat dan berpihak kepada rakyat. Semoga masukan dari seminar ini bisa kita jadikan modal utama dalam menghadapi tantangan ke depan," tukasnya.

Foto bersama. (Foto: Infovet/Ridwan)

Pada kesempatan tersebut, ASOHI juga mengundang narasumber dari bidang peternakan dan pangan yang turut memaparkan tantangan sekaligus peluang bisnis ke depan, di antaranya Ketua Umum GPPU Achmad Dawami, Ketua Umum GPMT Desianto Budi Utomo, Ketua Umum ASOHI Akhmad Harris Priyadi, Ketua PPSKI Nanang Purus Subendro, perwakilan Pinsar Indonesia Chandra P. Rakhman, Wakil Ketua Bidang Stadarisasi dan Mutu Keamanan Pangan APKEPI Asep Rusmana, serta pemaparan dari ekonom CELIOS Nailul Huda. Seminar pun berjalan dinamis dan menarik antusiasme para peserta dengan beberapa pertanyaan di sesi Q&A.

Dengan melibatkan pelaku usaha, asosiasi, regulator, akademisi, dan investor, seminar ini menjadi forum paling komprehensif untuk membaca peta bisnis peternakan Indonesia sebelum memasuki 2026. ASOHI menempatkan agenda ini bukan sekadar sebagai evaluasi tahunan, melainkan sebagai upaya menyusun arah bersama di tengah pertumbuhan, risiko, dan tuntutan keberlanjutan yang kian menguat. (RBS)

ISMAPETI PEDULI: SOLIDARITAS MAHASISWA PETERNAKAN UNTUK KEMANUSIAAN INDONESIA

Donasi yang diinisiasi PB ISMAPETI disalurkan ke warga terdampak bencana. (Foto: Istimewa)

Ikatan Senat Mahasiswa Peternakan Indonesia (ISMAPETI) melalui Pengurus Besar (PB) ISMAPETI menginisiasi gerakan kemanusiaan nasional sebagai respons atas bencana alam yang melanda sejumlah wilayah Indonesia. Aksi ini menjadi momentum konsolidasi kepedulian mahasiswa peternakan se-Indonesia untuk hadir dan bergerak bersama membantu masyarakat terdampak.

Gerakan kemanusiaan ini diawali dengan dibukanya Open Donasi Nasional yang ditujukan kepada seluruh BEM dan Himpunan Mahasiswa Peternakan di bawah naungan ISMAPETI. Melalui surat instruksi resmi, PB ISMAPETI mendorong para ketua BEM/Kahim untuk menjadi ujung tombak di kampus masing-masing, menggerakkan mahasiswa, dan merumuskan konsep aksi kemanusiaan sesuai kondisi daerah.

“Urusan kemanusiaan adalah tanggung jawab kita bersama. Kita harap surat instruksi ini menjadi pengingat bahwa solidaritas mahasiswa peternakan harus hidup kapan pun masyarakat membutuhkan,” demikian pesan yang disampaikan PB ISMAPETI dalam seruan aksi tersebut.

Hasil kerja kolektif ini membuahkan capaian besar. Total donasi yang terkumpul dari seluruh wilayah sebesar Rp 15.036.765. Donasi ini merupakan hasil gotong royong PB, pengurus wilayah, serta seluruh mahasiswa peternakan Indonesia.

Tak berhenti pada penggalangan, ISMAPETI juga turun langsung ke lapangan. Aksi kemanusiaan dilaksanakan secara serentak di delapan kota, yakni Medan, Lampung, Bogor, Magelang, Solo, Yogyakarta, Semarang, dan Malang.

Bantuan kemudian disalurkan kepada masyarakat yang terdampak bencana di lima wilayah, di antaranya Tanjung Pura-Langkat dan Pinangsori-Sibolga (Sumatra Utara), Aceh Tamiang (Provinsi Aceh), Solok (Sumatra Barat), dan Malang (Jawa Timur).

Kepala Bidang Sosial Masyarakat PB ISMAPETI, Feri Andrian, menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pihak yang telah terlibat. “Terima kasih kepada seluruh BEM, himpunan, mahasiswa peternakan, dan masyarakat umum yang telah berdonasi dan turun langsung di lapangan. Ini bukti bahwa solidaritas kita masih hidup dan kuat,” ujarnya dalam siaran resmi ISMAPETI yang diterima Infovet, Rabu (10/12/2025).

Hal senada juga disampaikan Ketua Umum PB ISMAPETI, M. Syarkhul Muin, bahwa kegiatan ini bukan sekadar aksi sesaat, melainkan komitmen jangka panjang organisasi terhadap nilai kemanusiaan.

“Kami harap aksi kemanusiaan ini dapat menjadi contoh bahwa mahasiswa peternakan tidak hanya berkarya dalam ruang akademik, tetapi juga hadir di tengah masyarakat. Semoga semangat ini terus berlanjut dan memperkuat kontribusi kita bagi Indonesia,” tegasnya.

Melalui aksi kemanusiaan yang terstruktur, kolaboratif, dan menyeluruh, ISMAPETI menunjukkan bahwa peran mahasiswa peternakan melampaui batas kampus, hadir untuk bangsa, bekerja untuk kemanusiaan, dan bergerak bersama demi pemulihan masyarakat Indonesia. (INF)

ADM ANIMAL NUTRITION INDONESIA RESMIKAN PENGIRIMAN PERDANA TXB 99 TOXIN BINDER KE THAILAND

Pengguntingan pita melepas keberangkatan ekspor ADM TXB 99 ke Thailand. (Foto-foto: Dok. ADM dan Infovet)

PT ADM Animal Nutrition Indonesia menembus pasar global dengan mengekspor ADM TXB 99, produk dengan kemampuan daya ikat terhadap mikotoksin mencapai 99% ke Thailand. Total sebanyak 100 ton produk toxin binder ini dikemas dalam dua container diberangkatkan dari ADM Animal Nutrition Indonesia, Pasuruan Plant, Selasa (25/11/2025).

Seremoni pelepasan ekspor perdana ini dihadiri perwakilan dari Badan Karantina Indonesia, Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan Jawa Timur, Kementerian Pertanian (Kementan), Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI), Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT), Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, serta para customer/relasi.

Wully Wahyuni

Country General Manager ADM Animal Nutrition Indonesia, Wully Wahyuni, menyampaikan, “Acara ini lebih dari sekadar seremonial, namun juga deklarasi bahwa Indonesia mampu bersaing di tingkat global. Tim ADM Animal Nutrition Indonesia berkomitmen untuk memperkuat kehadiran kami di kawasan Asia-Pasifik.”

Wully menambahkan bahwa ekspor perdana ini merupakan momentum besar, karena Thailand merupakan pasar yang sangat selektif dengan standar kualitas dan kepatuhan yang ketat. “Memasuki pasar ini menunjukkan kekuatan produk serta tim kami,” ujarnya.

Produk ADM TXB 99 sebelumnya telah melewati uji di Trilogy (laboratorium eksternal di US) untuk quality assessment serta safety and performance test, diproduksi di fasilitas ADM yang telah tersertifikasi CPOHB, FSSC 22000, dan FAMI-QS, serta telah terdaftar di Kementerian Pertanian.

Balai Karantina Indonesia menempelkan stiker quarantine checked di kontainer.

“Pada awal November, ADM mengirimkan 50 ton ke Thailand, disusul pesanan kedua sebanyak 50 ton, sehingga total mencapai 100 ton hanya dalam satu bulan. Kami juga telah menerima permintaan untuk mengekspor hingga 450 ton pada Maret 2026,” jelas Wully. Saat ini tim ADM juga tengah menjajaki peluang di berbagai pasar tambahan, termasuk India, Australia, dan Filipina.

Sriyanto

Deputi Bidang Karantina Hewan, Badan Karantina Indonesia, Drh Sriyanto MSi PhD, menyampaikan apresiasi atas tercapainya ekspor perdana produk ADM. “Ekspor ini membuktikan bahwa obat hewan khususnya premix mampu menembus pasar internasional. Karantina akan terus mendukung melalui akselerasi layanan sertifikasi, pengawasan, serta jaminan produk yang diekspor untuk memenuhi persyaratan negara tujuan,” ujar Sriyanto.

Arief Wicaksono

Sementara itu, Ketua Kelompok Kerja Pengawasan Obat Hewan, Kementan, Drh Arif Wicaksono MSi, mengatakan, “Dalam meningkatkan devisa ekspor, peran pemerintah banyak merubah regulasi-regulasi salah satunya adalah mempermudah proses registrasi obat hewan yang di dalamnya terdapat premix, khususnya untuk ekspor.”

Selain itu, Kementan melakukan pendampingan bagi para pelaku usaha obat hewan untuk mempromosikan produk unggulan yang dapat diusung di dalam pertemuan dengan para duta besar kenegaraan.

“Kami sebanyak mungkin mendorong produk lokal khususnya obat hewan untuk ekspor baik dengan mempercepat proses registrasi dan pemenuhan dokumen persyaratan. Dalam kegiatan perdagangan, setiap negara membutuhkan Surat Keterangan Asal (SKA) atau biasa disebut Certificate of Origin (COO) dari pemerintah setempat. Pasti kita buatkan sepanjang produk itu bisa dijual ke negara lain,” terang Arief.

Terkait regulasi teknis negara tujuan ekspor terutama keamanan dari kontaminasi, lanjut Arief, sifatnya living document atau berubah mengikuti perkembangan global. “Dalam hal ini Thailand mengadopsi dari Uni Eropa. Kita pun tentunya mempersiapkan diri juga membuat standar tinggi untuk kemudian mengharmonisasi persyaratan negara pengimpor,” imbuhnya.

Acara pelepasan ekspor perdana ADM ini dimeriahkan penampilan tarian Nusantara, marching band orchestra, serta kegiatan plant tour yang dipandu oleh Plant Manager ADM Animal Nutrition Indonesia-Pasuruan, Sidik Priyono.

Daya Ikat yang Unggul

Salah satu varian toxin binder ADM ini memiliki keunggulan di antaranya diproduksi dengan raw material yakni clay mineral dengan kualitas premium.

Yan Andria

“Kami menyeleksi ketat raw material dari beberapa sourcing, bahan dasar kami adalah bahan tambang clay mineral kemudian kami lakukan serangkaian tes dan dihasilkan bentonite dengan kemampuan mengikat toksin jauh lebih premium,” ungkap Technical Operation Manager-APAC, Yan Andria.

Yan menambahkan, berdasarkan hasil tes laboratorium rekanan ADM di US, daya ikat produk ADM TXB 99 terhadap mikotoksin mencapai hampir 100%.

Jika dibandingkan dengan produk sejenis, toxin binder ADM juga mempunyai keistimewaan adsorption dan desorption atau daya ikat dan daya lepas setelah mengikat atau binding efficiency merujuk pada angka 99%. (NDV)

KETUA ASOHI 2025-2029 HADIRI PELEPASAN EKSPOR PERDANA ADM

Ketua Umum ASOHI, Akhmad Harris Priyadi (berbaju biru) saat ditemui awak media. (Foto: Istimewa)

Ketua Umum Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) terpilih periode 2025-2029, Drh Akhmad Harris Priyadi menjadi salah satu tamu undangan acara pelepasan ekspor perdana PT ADM Animal Nutrition Indonesia di Pasuruan, Selasa (25/11/2025).

Ditemui awak media, Harris mengemukakan bahwa kiprah ekspor ADM sangat berarti bagi industri obat hewan. Dia memandang, produk toxin binder merupakan produk strategis yang mendukung sustainability dan strategi antimicrobial resistance (AMR) dengan cara mencegah kontaminasi mikotoksin pada pakan ternak, sehingga mengurangi kebutuhan antibiotik.

“Kita ketahui aflatoxin bisa melemahkan daya tubuh, sehingga pengobatan antiobiotik yang seharusnya selesai 3-5 hari bisa extend. Apabila bisa mikotoksin itu di-eliminer, pengobatan tidak disertai penyakit lainnya, merupakan dampak lanjutan adanya mikotoksin,” papar Harris.

Pencegahan dengan penggunaan toxin binder secara tidak langsung dapat mengoptimalkan proses pencernaan dan metabolisme nutrien tetap berlangsung optimal. Nutrien yang tercukupi dan metabolisme yang optimal akan meningkatkan produktivitas ternak.

“Penggunaan toxin binder dalam pakan berperan penting dalam pemeliharaan ternak, dampaknya sangat besar,” tandas Harris.

Berbicara tentang sustainability, sekarang ini industri peternakan tengah dihadapkan dengan situasi kelangkaan dan para pelaku usaha mengalami keterbatasan dalam memilih bahan baku pakan.

Menurut Harris, terdapat level bahan baku yang masih dapat digunakan atau tidak dibuang, apabila diproteksi dengan baik. Caranya dengan memberikan toxin binder berkualiatas yang bekerja secara baik serta dengan dosis tepat, sehingga bahan baku atau produk yang tadinya kurang layak bisa digunakan sesuai dengan risikonya.

“Karena saat ini kita banyak melakukan kompromi, setelah adanya terjadi kelangkaan bahan baku,” ujarnya.

Lebih lanjut, Harris mengatakan bahwa Thailand merupakan sebuah negara dengan mindset global dan sudah sejajar dengan negara Eropa di bidang peternakan.

“Pencapaian ADM dengan mengeskpor produknya ke Thailand ini sebuah breakthru dan kita semua harus support. Semoga menjadi pemantik bagi para anggota ASOHI khususnya untuk kemudian bisa sharing pengalaman sebagai eksportir,” pungkasnya. (NDV)

LANTIK PENGURUS NASIONAL, AHI KUKUHKAN VISI CIPTAKAN SAPI HOLSTEIN ADAPTIF UNTUK PETERNAK

Foto bersama dalam acara Pelantikan Pengurus Pleno Nasional AHI periode 2025-2029. (Foto: Istimewa)

Asosiasi Holstein Indonesia (AHI) resmi menyelenggarakan Pelantikan Pengurus Pleno Nasional AHI periode 2025-2029, di Kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jawa Barat, Bandung, Jumat (28/11/2025).

Dalam sambutannya, Ketua Umum AHI, Dr Ir Rochadi Tawaf MS, menegaskan bahwa momen ini merupakan amanat penting dari AD/ART AHI. Ia menekankan bahwa AHI adalah satu-satunya organisasi peternakan sapi yang bergerak spesifik di bidang perbibitan (breeders association) di Indonesia.

“Tuntutan yang diemban organisasi ini amatlah berat. Pasalnya, AHI tidak hanya menjadi tolok ukur (benchmark) perkembangan persusuan, namun juga merupakan kepanjangan tangan kegiatan perbibitan sapi yang selama ini dilakukan oleh pemerintah. Seperti halnya pembentukan bibit dasar dan bibit sebar di Unit Pelaksana Teknis (UPT) milik pemerintah,” ujarnya.

Harapan utama yang dibebankan kepada AHI adalah mengawal sapi-sapi unggul hasil seleksi, progeny, dan sertifikasi, sehingga memberikan dampak nyata terhadap peningkatan produksi dan produktivitas sapi perah secara nasional.

Cita-cita luhur AHI yang dirumuskan dalam kongres nasional adalah membentuk “Sapi Holstein Indonesia, yang adaptif dengan ekosistem dan budaya masyarakat, untuk kesejahteraan peternak.”

Dalam upaya mengaktualisasikan cita-cita tersebut, AHI telah memperkuat jejaring internasional. Langkah strategis ini dilakukan dengan kehadirannya pada World Dairy Expo di Medison Wisconsin bulan lalu, pertemuan dengan Asosiasi Holstein USA dan Asosiasi Animal Breeder USA untuk menjajaki kerja sama, serta menjalin kolaborasi riset pengembangan sapi Holstein di Indonesia dengan International Livestock Research Institute (ILRI) melalui proyek Asia-Africa Dairy Genetic Gain (AADGG Project).

Dukungan Pemerintah Daerah dan Fokus Kesejahteraan
Kepala DKPP Jawa Barat, menyatakan bahwa komitmen pemerintah mendukung penuh kegiatan AHI. Dalam kesempatan ini, disoroti tiga pilar penting yang harus menjadi fokus kerja sama sinergis antara pemerintah, perguruan tinggi, dan asosiasi, yaitu pengembangan pedet; memastikan ketersediaan pakan yang memadai, murah, dan berkualitas; serta optimalisasi pemanfaatan kotoran ternak (kohe) sebagai sumber pendapatan masyarakat peternak.

Pemerintah Jawa Barat berharap AHI dapat membantu meningkatkan produksi susu dan penyelesaian masalah limbah sapi perah yang mencemari sungai di Jawa Barat.

FGD Strategis: Sertifikasi dan Kemandirian Genetik
Rangkaian acara dilanjutkan dengan focus group discussion (FGD) yang membahas “Strategi Implementasi Sertifikasi Sapi Holstein Indonesia.” Topik ini dianggap sebagai langkah strategi awal bagi AHI untuk mengawal peningkatan produksi dan produktivitas sapi perah.

Sertifikasi ini menurut AHI dipandang esensial untuk membangun database nasional, meningkatkan mutu genetik melalui verifikasi kualitas (estimated breeding value/EBV), dan mempercepat proses terbentuknya bibit sapi Holstein Indonesia yang unggul.

Model pengembangan sapi perah (Delmansarah) di Jawa Barat, akan dijadikan objek kerja sama antar stakeholder peternakan sapi perah seperti koperasi (GKSI), perusahaan peternakan (mega/medium dairy farm), AHI (asosiasi breeders), dan perguruan tinggi (Unpad dan IPB) dalam membangun persusuan nasional.

AHI menyadari bahwa tercapainya target nasional ini memerlukan kepengurusan nasional yang tangguh, berkomitmen, dan berkemampuan tinggi untuk mengeliminasi kendala sektor persusuan saat ini.

“Pengukuhan pengurus ini diharapkan menjadi motivasi kuat bagi seluruh jajaran AHI untuk menjadikan asosiasi sebagai tolok ukur perkembangan persusuan nasional. AHI berkomitmen penuh untuk melaksanakan program kerjanya demi mendukung upaya pemerintah menciptakan iklim yang kondusif serta membangun persusuan nasional yang berkelanjutan,” tukas Rochadi. (INF)

JAPFA DISTRIBUSIKAN BANTUAN TELUR DAN SUSU UNTUK WARGA SUMBAR

Bantuan diserahkan oleh Andre selaku perwakilan dari Japfa dan diterima langsung oleh Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah (Foto: Istimewa)

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk mendistribusikan bantuan untuk masyarakat terdampak bencana hidrometeorologi di Sumatera Barat (Sumbar), Rabu (3/12/2025). Bantuan diserahkan oleh Andre selaku perwakilan dari Japfa dan diterima langsung oleh Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah, di Kompleks Kantor Gubernur Sumbar.

Bantuan tersebut terdiri dari 30 ribu butir telur, 50 dus susu, 100 karung beras kemasan 10 kilogram, serta 20 dus air mineral kemasan 330 ml.

Seluruh bantuan selanjutnya disalurkan ke Posko Bencana Alam Dinas Sosial Provinsi Sumatera Barat, untuk segera didistribusikan ke kabupaten/kota terdampak.

Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah menyampaikan apresiasi atas kepedulian PT Japfa Comfeed pada masa sulit bagi masyarakat Sumbar. Dia menegaskan, dukungan dari dunia usaha sangat membantu pemerintah dalam percepatan penanganan dampak bencana.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Provinsi Sumbar, Ir Sukarli SPt MSi IPU mengapresiasi kontribusi perusahaan yang bergerak di bidang produksi pangan tersebut.

Menurutnya, bantuan berupa telur sangat relevan untuk kebutuhan gizi masyarakat terdampak, terutama anak-anak dan lansia di lokasi pengungsian.

“Telur adalah sumber protein hewani yang mudah dibagikan dan cepat dimanfaatkan masyarakat. Kami menyampaikan apresiasi kepada Japfa yang selalu responsif ketika Sumbar menghadapi situasi darurat. Ini menunjukkan komitmen kuat perusahaan dalam mendukung ketahanan pangan daerah,” kata Sukarli.

Lanjut dia, koordinasi antara Disnakkeswan, Dinas Sosial dan berbagai pihak donatur akan terus diperkuat untuk memastikan bantuan tepat sasaran serta merata di wilayah yang mengalami kerusakan paling parah. 

Kepala Bidang Bina Usaha Disnakkeswan Sumbar, Ir Nirmala SPt MSi yang dihubungi redaksi Infovet menambahkan informasi diantaranya pada Jumat, 28 November lalu ribuan ekor bangkai ayam di peternakan kawasan Sunua, Padang Pariaman tengah dievakuasi.

Ditambahkannya, terdapat peternakan ayam kemitraan perusahaan juga turut terdampak banjir dan telah diupayakan untuk pengiriman sarana produksi peternakan (Sapronak), termasuk pakan. (INF)

GERAKAN SERENTAK PELAYANAN IB DI JAWA TIMUR

Foto bersama dalam kegiatan Gerakan Serentak Pelayanan IB di Jember, Jawa Timur. (Foto: Infovet/Heru)

Senin (24/11/2025), bertempat di City Forest Jember telah dilaksanakan kegiatan Gerakan Serentak Pelayanan Inseminasi Buatan (IB) 2025 bersama Gubernur Jawa Timur yang dihadiri sebanyak 850 orang dari seluruh kabupaten dan kota yang membidangi fungsi peternakan di Jawa Timur.

Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Dr Ir Indyah Aryani MM, mengungkapkan bahwa kegiatan ini dalam mendukung peningkatan populasi sapi di Jawa Timur. Kegiatan ini menampilkan pelayanan IB serentak diwakili 38 kabupaten/kota.

“Ini sebagai puncak kegiatan IB serentak di Provinsi Jawa Timur yang dicatatkan pada rekor MURI. Jawa Timur memiliki 1.417 petugas IB, 750 petugas pemeriksa kebuntingan, 95 dokter hewan, 1.500 paramedik veteriner, 94 pengawas bibit ternak, dan 58 pengawas mutu pakan, serta 95 pengawas obat hewan,” ujarnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur, Dr Khofifah Indar Parawansa, dalam pidatonya menyampaikan bahwa kegiatan ini juga untuk memberikan apresiasi, motivasi, dan semangat kepada stakeholder bidang peternakan dalam rangka meningkatkan populasi sapi pasca wabah PMK yang telah dilakukan IB selama 2024 telah menghasilkan kelahiran pedet sebanyak 1,1 juta ekor.

“Capaian tersebut menjadi yang tertinggi secara nasional dan menjadi pendorong peningkatan populasi dan produksi ternak selaras dengan hal tersebut. Di 2025 (Januari-November), Jawa Timur telah melaksanakan IB pada sapi sebanyak 1.019.397 ekor dan telah tercatat di MURI sebagai IB terbanyak dalam kurun waktu satu tahun,” ujarnya.

Kendatin demikian, ia juga terus mengimbau agar peternak tetap waspada terhadap PMK dengan melakukan vaksinasi, biosekuriti, kebersihan kendang, hingga lalu lintas ternak yang terpantau dan terkendali.

“Sebagai lumbungan pangan terutama potensi sektor pertanian, peternakan, perikanan darat dan perikanan laut, posisi Jawa Timur sangat strategis untuk mendukung produksi pangan dalam negeri,” ungkapnya.

Sektor peternakan sebagai sepertiga pangan sumber protein memiliki potensi yang luar biasa. Tahun 2024 Jawa timur berdasarkan data BPS memiliki capaian populasi ternak di antaranya sapi potong 3,11 juta ekor (26% terhadap populasi nasional 11,75 juta ekor), sapi perah 292,26 ribu ekor (60% terhadap populasi nasional 485,82 ribu ekor), kambing 5,03 juta ekor (32% terhadap populasi nasional 15,71 juta ekor), ayam ras pedaging 418,73 juta ekor (13% terhadap nasional sebanyak 3,15 miliar ekor), ayam ras petelur 131,85 juta ekor (32% terhadap nasional 414,76 juta ekor).

Kemudian dari sisi produksi daging sapi 121,387 ton (20% terhadap produksi nasional 597,754 ton), susu 746,712 ton (58% terhadap produksi nasional 808,352 ton), dan telur 2,02 juta ton (32% terhadap produksi nasional 6,34 juta ton).

Khofifah juga menegaskan akan terus berupaya meningkatkan populasi dan produktivitas sapi potong dan sapi perah melalui beberapa intervensi, antara lain penerapan teknologi IB dan transfer embrio untuk peningkatan kualitas genetik dan mengoptimalkan reproduksi ternak; pelaksanaan vaksinasi untuk pengendalian penyakit; serta peningkatan SDM melalui bimbingan teknis untuk menumbuhkan peternak milenial.

Selain itu, dalam kegiatan tersebut ia turut menyerahkan penghargaan kepada petugas IB, dokter hewan, dan kelompok berprestasi untuk dinas dengan kinerja optimalisasi reproduksi terbaik tahun 2025 diberikan kepada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Tulungagung. (HR)

BANJIR SUMATERA, PETERNAK AYAM MERUGI RATUSAN JUTA

Ribuan ekor ayam mati terendam banjir di Sunua, Padang Pariaman

Bencana banjir yang melanda Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) baru-baru ini tak hanya membuat lumpuh aktivitas warga dan dirasakan masyarakat, tapi juga membawa dampak yang memilukan bagi para peternak.  

Redaksi Infovet, Senin (1/12/2025) menerima pesan WhatsApp dari Sukarli, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumbar, dilaporkan perkembangan subsektor peternakan yang terdampak banjir, khususnya ayam broiler dan ayam petelur.

Diantaranya kandang closed house kapasitas 10.000 ekor di Gunung Nago Padang hanyut, kerugian capai ratusan juta. Peternakan ayam populasi 45.000 ekor di Lubuk Minturun, salah satu kelurahan di kecamatan Koto Tangah, Padang juga terdampak.

Begitu juga kondisi ayam dan kandang di Simpang Lintas Lubuk Alung Padang Pariaman dengan kapasitas 8.000 ekor terendam banjir. Peternakan ayam di Kecamatan Kayu Tanam, Palembayan, Sunua Padang Pariaman pun hanyut diterjang banjir. (NDV)


PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA SERAHKAN BANTUAN UNTUK SUMATERA BARAT


 Bantuan dari PT CPI berupa telur, mie dan air mineral. (Foto: Istimewa)

Bantuan kemanusiaan dari PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI) Tbk tiba di Posko Tanggap Bencana Sumatera Barat (Sumbar), Senin (1/12/2025) untuk diteruskan ke masyarakat terdampak bencana alam.

Proses penyerahan bantuan dilakukan oleh Syahruddin didampingi Usman selaku perwakilan dari CPI kepada Gubernur Sumbar, Mahyedi Ansharullah. CPI juga telah membagikan bantuan sembako kepada 44 KK terdampak di sekitar pabrik CPI, di Padang Pariaman. 

CPI juga menyalurkan bantuan kepada 11 ASN dan tenaga outsourcing DPKH Sumbar yang terdampak banjir. Bantuan berupa telur 16.500 butir, mie instan 168 dus, dan air mineral 86 dus. 

“Kami berharap bantuan ini dapat meringankan beban warga yang terdampak banjir dan mempercepat proses pemulihan,” kata Syahruddin.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumbar, Sukarli mengatakan bantuan ini selanjutnya akan disalurkan ke sejumlah titik yang membutuhkan pasokan logistik, terutama daerah yang mengalami kerusakan cukup parah. (NDV)


ASOHI PERIODE 2025-2029 RESMI DILANTIK, SIAP DUKUNG PENGAWASAN OBAT HEWAN YANG LEBIH BAIK

Foto bersama pengurus ASOHI periode 2025-2029, bersama jajaran pemerintah. (Foto-foto: Infovet/Ridwan)

Prosesi pelantikan pengurus ASOHI Pusat periode masa bakti 2025-2029, dilaksanakan pada senin (1/12/2025), di Hall D Gedung Kementerian Pertanian, Jakarta.

Acara diawali dengan prosesi serah terima kepengurusan Ketua Badan Pengawas (BPA) ASOHI periode 2025-2029 dari Gani Harijanto kepada Drh Gowinda Sibit, dilanjutkan dengan pelantikan pengurus ASOHI periode 2025-2029 sekaligus pembacaan Pakta Integritas yang dipimpin oleh Ketua Umum (Ketum) ASOHI 2025-2029, Drh Akhmad Harris Priyadi.

Pembacaan Pakta Integritas dipimpin oleh Ketum ASOHI.

Usai seremonial, Direktur Kesehatan Hewan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Drh Hendra Wibawa, mewakili Dirjen PKH, menyampaikan apresiasi atas terlaksananya pelantikan pengurusan ASOHI yang baru.

"Selamat atas pelantikannya, semoga menjadi organisasi yang lebih baik dan terus menjadi mitra pemerintah dalam mendukung program-program strategis," kata Hendra dalam sambutannya.

Lebih lanjut disampaikan, upaya kolaborasi dan kerja sama ini untuk menggalang visi dalam pembangunan peternakan dan kesehatan hewan menjadi lebih baik. "Karena bisnis obat hewan ini merupakan pilar utama dalam menjaga kesehatan ternak, sekaligus lingkungan dan masyarakat," ucapnya.

Foto bersama dalam acara pelantikan pengurus ASOHI periode 2025-2029. 

Ia juga berharap, ASOHI dapat memberikan kontribusi yang nyata dalam membantu membangun sektor obat hewan di Tanah Air.

"Kebijakan yang adil hadir melalui dialog, oleh karena itu ASOHI kita libatkan dalam berbagai kesempatan untuk ikut berkontribusi mendukung regulasi dalam meningkatkan industri obat hewan maupun menjawab isu-isu strategis salah satunya isu AMR yang saat ini menjadi perhatian global," harapnya.

Serah terima jabatan Ketua BPA yang baru.

Harapan senada juga disampaikan oleh Ketua BPA, Gowinda Sibit, yang menyampaikan bahwa kepengurusan ASOHI yang baru bisa mendukung industri obat hewan yang dinamis, sekaligus mendorong anggota untuk memenuhi ketentuan regulasi dari pemerintah terkait CPOHB, registrasi, distribusi, dan lain sebagainya, serta terus bersinergi bersama pemerintah.

"Ini demi keberlanjutan industri obat hewan yang lebih baik, semoga ketua ASOHI yang baru bisa mengemban tugas mulia ini dan mendapat ridho dalam memajukan industri obat hewan," katanya.

Seremonial penyerahan bendera kepada Ketum ASOHI baru.

Dukung Pengawasan Obat Hewan
Ketum ASOHI, Harris Priyadi, dalam paparannya menyatakan kesiapannya dalam mendukung peningkatan industri, salah satunya melalui pengawasan obat hewan di Indonesia. "Kalau dari peraturan yang ada kita ikut terlibat dalam pengawasan obat hewan di tiap perusahaan," ujarnya.

Selain itu, dari dalam organisasi pihaknya juga terus melakukan konsolidasi dan pembinaan terhadap anggotanya dalam hal pengawasan, di antaranya menyoal permasalahan produk-produk yang tidak/belum teregistrasi, terkait penyimpanan dan peredaran obat hewan yang tidak CDOHB, pemakaian produk obat hewan tidak sesuai label atau produk yang sudah dilarang, kemudian penggunaan obat hewan yang berisiko (resistansi dan residu obat), serta penyimpanan dan peredaran obat keras, maupun penggunaan obat manusia untuk hewan. (RBS)

Susunan Pengurus ASOHI Pusat Periode 2025-2029:
Ketua Umum: Drh Akhmad Harris Priyadi
Wakil Ketua Umum: Drh Almasdi Rahman
Sekretaris Jenderal: Rivo Ayudi Kurnia SPt
Bendahara Umum: Sigit Purwadi
Ketua Bidang Organisasi: Drh Almasdi Rahman
Ketua Bidang Antar Lembaga: Drh Sri Murwati
Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri: Drh Khalida Noor
Ketua Bidang Peredaran: Drh Andi Wijanarko

Susunan Badan Pengawas ASOHI Periode 2025-2029:
Ketua: Drh Gowinda Sibit
Sekretaris: Ir Bambang Suharno
Anggota:
Gani Harijanto
Drh Fadjar Sumping Tjaturrasa PhD
Drh Irawati Fari
Drh Rakhmat Nuriyanto MBA
Peter Yan

KEMENTAN DISTRIBUSIKAN BANTUAN OBAT HEWAN UNTUK PETERNAK TERDAMPAK BENCANA SUMBAR

Kepala Disnakkeswan Sumbar, Sukarli menerima bantuan obat hewan dari pemerintah pusat untuk peternak terdampak banjir dan galodo. (Foto: Istimewa)

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumatera Barat (Disnakkeswan Sumbar) menerima 5.631 paket obat-obatan dari Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) RI. Bantuan obat-obatan untuk ternak tahap pertama, yang diserahkan langsung oleh Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto pada Minggu, 30 November 2025. Wakil Gubernur Sumbar Vasko Ruseimy turut menyaksikan penyerahan tersebut.

Kepala Disnakkeswan Sumbar, Sukarli, mengatakan stok obat darurat sangat dibutuhkan karena banyak ternak warga mengalami luka, stres, hingga hilang akibat bencana. Sukarli menuturkan distribusi bantuan diprioritaskan ke daerah dengan dampak paling berat.

“Bencana tidak hanya menghancurkan rumah warga, tetapi juga menyerang sumber penghidupan mereka. Banyak ternak yang terluka, terinfeksi, atau terpapar lingkungan tidak higienis. Bantuan dari Ditjen PKH ini sangat membantu proses penyelamatan dan pemulihan ternak masyarakat,” ujar Sukarli dalam keterangan resminya.

Hingga Minggu (30/11/2025), tercatat 5.230 ekor ternak terdampak banjir bandang dan galodo di Sumatera Barat. 

Data tersebut mencakup ternak sapi, kerbau, kambing, domba, hingga unggas. Bantuan obat diberikan untuk menekan angka kematian, mencegah penyebaran penyakit, dan mempercepat pemulihan ternak.

Dia menyebut laporan kerugian masuk dari delapan kabupaten/kota meliputi 37 kecamatan dan 103 nagari/desa/kelurahan.

Sapi tercatat paling terdampak dengan 159 ekor mati, 10 sakit atau terluka, dan 17 terlantar akibat kandang terendam banjir. Pada unggas, terdapat 2.150 ekor mati dan 200 ekor hilang.

Ternak kerbau tercatat dua ekor mati dari 32 ekor terdampak. Sementara kambing dan domba mengalami 13 ekor mati dari total 187 ekor terdampak. Kondisi ini memengaruhi aktivitas puluhan peternak di berbagai wilayah.

Sukarli mengimbau peternak menjaga kebersihan kandang serta memastikan pakan dan air bersih tersedia. Bantuan 5.631 paket obat diharapkan dapat mempercepat pemulihan ternak yang terdampak dan membantu peternak kembali beraktivitas.

Bantuan obat-obatan untuk ternak diserahkan langsung oleh Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto.

Bantuan obat yang disalurkan mencakup antibiotik, analgesik, antihistamin, vitamin injeksi, disinfektan cair, spray luka, hingga obat cacing, dengan jumlah mencapai ribuan botol dan unit. Balai Veteriner Bukittinggi juga mengirim obat tambahan serta ribuan spuit dan jarum suntik untuk mempercepat penanganan di lapangan.

Tim dokter hewan Kementan bersama tim medis Disnakkeswan Sumbar kini bergerak ke sejumlah titik terdampak—Agam, Tanah Datar, dan Limapuluh Kota—untuk pemeriksaan kesehatan, penanganan luka, dan pendataan kebutuhan lanjutan.

Wakil Gubernur Vasko Ruseimy menyampaikan apresiasinya atas gerak cepat Kementan. Dia menilai bantuan tersebut penting untuk menjangkau peternak yang kehilangan sumber ekonomi akibat bencana.

Sementara itu, Titiek Soeharto menyinggung pentingnya memastikan pemulihan menyentuh semua aspek kehidupan warga, termasuk ternak yang menjadi penopang ekonomi keluarga.

“Pemulihan ini bukan hanya soal bangunan, tapi juga tentang mengembalikan kehidupan warga,” katanya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, menegaskan bahwa Kementan akan terus memperkuat dukungan untuk subsektor peternakan di wilayah terdampak.

“Fokus kami adalah memastikan ternak yang selamat tetap sehat dan dapat kembali produktif. Penanganan kesehatan hewan menjadi bagian penting dari pemulihan, karena ternak adalah sumber ekonomi keluarga. Kami akan menambah bantuan sesuai kebutuhan lapangan,” ujar Agung setelah mendampingi Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, melakukan konferensi pers di Jakarta (28/11/2025).

Kementan memastikan tambahan bantuan akan disalurkan setelah evaluasi kebutuhan medis ternak di lokasi-lokasi terdampak selesai dilakukan. (INF)

INOVASI DAN DIGITALISASI KUNCI DAYA SAING INDUSTRI PETERNAKAN

Peserta Seminar dalam PLI Forum 2025. (Foto: Infovet-DS)

Jakarta, 28 November 2025 – Seminar bertajuk “Inovasi dan Digitalisasi untuk Daya Saing Industri Peternakan Indonesia” yang digelar dalam rangkaian Poultry & Livestock Innovation (PLI) Forum 2025 di JIEXPO Kemayoran berhasil menghadirkan pembahasan menarik seputar arah dan strategi pengembangan sektor peternakan nasional.

Acara yang berlangsung dari pukul 08.30 hingga 11.30 WIB ini menghadirkan sejumlah narasumber ahli dari institusi dan organisasi terkemuka, yakni Dr. Dipl.-Ing. Mulyadi Sinung Harjono, M.T., dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dedi Setiadi dari Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI), serta Ir. H Sugeng Wahyudi, Sekretaris Jenderal Garda Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN).

Sesi tanya jawab menjadi momen paling menyita perhatian ketika drh Rakhmat Nuriyanto mengangkat pentingnya pengembangan obat herbal yang hingga kini masih minim di Indonesia. Ia menekankan perlunya peran BRIN dalam melakukan riset mendalam, pengembangan, serta menjalin kerja sama dengan industri terkait agar inovasi herbal bisa lebih berkembang. Menanggapi hal tersebut, Dr. Sinung menegaskan bahwa pengembangan obat herbal memang memerlukan waktu sekitar dua hingga tiga tahun. Meski industri kerap merasa prosesnya panjang, banyak hasil riset BRIN yang lain sudah sukses ditindaklanjuti menjadi produk yang siap masuk pasar.

Ir Bambang Suharno (di Podium) moderator dalam Seminar PLI Forum 2025. Dari ki-ka: Ir Sugeng Wahyudi, DR Sinung Harjono dan Dedi Setiadi (Foto: Infovet-DS)

Topik perubahan iklim dan mitigasi gas rumah kaca juga tak luput dari pembahasan. Dedi Setiadi memaparkan konsep “jual beli karbon” yang kini tengah diteliti sebagai solusi pemanfaatan limbah ternak. Ia menjelaskan setiap ekor sapi dapat menghasilkan 8–12 kg gas metana yang jika diolah menjadi energi bio gas, dapat menjadi sumber energi alternatif. “Rumah saya sudah sepenuhnya menggunakan bio gas yang berasal dari kotoran sapi,” ujar Dedi, memberi contoh nyata pemanfaatan limbah ternak untuk energi bersih.

Sebagai moderator, Ir. Bambang Suharno-Direktur Gallus sekaligus Pimpinan Redaksi Infovet—menekankan pentingnya kolaborasi antara lembaga riset seperti BRIN dan stakeholder industri. Ia mendorong adanya forum khusus untuk menindaklanjuti sinergi agar banyak inovasi dapat lebih cepat diaplikasikan dan berdampak pada perkembangan industri.

Sementara itu, Sugeng Wahyudi yang mewakili GOPAN, menggarisbawahi pesatnya perkembangan industri peternakan ayam broiler/pedaging selama 25 tahun terakhir. Menurutnya, kemajuan ini tidak lepas dari hasil riset, penerapan teknologi dan digitalisasi inovatif yang menyentuh seluruh mata rantai, dari hulu hingga hilir aspek produksi unggas khususnya ayam pedaging.

Seminar dalam PLI Forum 2025 yang mencerahkan ini menjadi salah satu wahana penting bagi sektor peternakan Indonesia yang akan terus dinantikan pelaku industri dalam menggali inovasi, memacu digitalisasi, serta memperkuat daya saing, khususnya dalam menghadapi tantangan pasar dan isu lingkungan global. Acara terselenggara atas kerjasama PT Songolas Event dan PT Gallus Indonesia Utama (GALLUS) dengan Majalah Infovet sebagai Official Media Partner sekaligus mitra penyelenggara dan event ini sepenuhnya dihelat gratis, memberi kesempatan luas bagi pelaku industri dan akademisi untuk terus ikut berkontribusi pada kemajuan peternakan nasional.*(DS)

ARTIKEL POPULER MINGGU INI


Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer