UNRAM GANDENG PELAKU USAHA PERTANIAN DAN PETERNAKAN
Suasana Workshop Yang Digelar Unram (Foto : Unram) |
Tim Peneliti The Center for Sustainable Farm Systems (CESFARMS) Universitas Mataram (Unram) menggelar workshop bersama para pelaku usaha bidang pertanian dan peternakan di Pulau Lombok. Kegiatan yang dilaksanakan di Mataram itu mengangkat tema Creating Resilient Communities in Indonesia Through Smallholder-Inclusive Tourism Markets.
Workshop ini merupakan kegiatan kedua pada 2024 setelah penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) pada 2023 lalu. Antara Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR) dengan Universitas Mataram (Unram), Universitas Udayana (Unud), Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam bidang pertanian.
Workshop dibuka Rektor Unram Prof Bambang Hari Kusumo PhD. didampingi Tim Peneliti Ag4 Tourism Prof Sri Widyastuti PhD, Prof Dr Sukartono, Prof Dahlanuddin PhD, I GL Parta Tanaya PhD. Juga peneliti dari BRIN Dr Tanda Sahat Panjaitan dan Dr Nurul Hilmiati.
Hadir Project Leader ACIAR Ag4T Jeremy Badgery-Parker dari University of Adelaide Australia. Serta 40 tamu undangan yang berasal dari para pelaku usaha tani seperti kangkung, nanas, peternak ayam dan pedagang ketiga komoditas ini.
Sinergi antara akademisi dan pelaku usaha tani serta ternak ini mampu menciptakan produk unggulan berbasis pertanian dan peternakan.
Tidak hanya meningkatkan pendapatan petani, tapi juga menarik minat wisatawan melalui agrowisata dan kuliner khas daerah.
”Melalui inovasi dan riset akademis, peningkatan kualitas, kuantitas dan keberlanjutan hasil pertanian oleh petani kita dapat menciptakan ekosistem yang saling menguntungkan,” ujar Prof Bambang.
Permasalahan dalam rantai pasok produk pertanian menuju sektor hotel, restoran, dan katering kini menjadi perhatian utama.
Mengingat pentingnya memastikan keberlanjutan pasokan bahan makanan berkualitas. Berbagai tantangan dalam peredaran rantai pasok mengancam efisiensi dan kestabilan pasokan. Serta berdampak pada kualitas dan harga produk yang sampai ke konsumen akhir.
Ketua Tim Ag4T Unram Prof Sri Widyastuti PhD menuturkan, kolaborasi ini adalah langkah penting menuju keberlanjutan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Penyerapan produk pertanian oleh horeca dapat ditingkatkan secara signifikan.
”Inisiatif ini tidak hanya memperkuat rantai pasokan pangan tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi lokal,” ucapnya.
Dr Tanda Sahat Panjaitan, peneliti dari BRIN mengatakan, permasalahan utama yang dihadapi pembudi daya dan peternak dalam memasok produk adalah ketidakstabilan kualitas.
Workshop itu hadir sebagai upaya sinergis yang praktis untuk menjawab tantangan dalam menjaga kualitas produk yang stabil.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan kolaborasi yang erat antara petani dan akademisi untuk menerapkan temuan Iptek dalam kampanye edukasi yang efektif.
Petani lokal yang sering kali menghadapi tantangan dalam menjangkau pasar yang lebih luas kini mendapatkan dukungan dalam bentuk pelatihan tentang teknik pertanian modern dan pengelolaan rantai pasok.
”Dengan mengadopsi teknik pertanian inovatif dan membangun kemitraan yang erat dengan hotel, restoran, dan katering, petani dapat memastikan pasokan bahan makanan yang berkualitas dan beragam,” pungkasnya. (INF)
KONSISTENSI PEMKAB PASURUAN MEMBANGUN SEKTOR PETERNAKAN DAERAH
Penyerahan Bantuan Secara Simbolis Oleh Pj Bupati Pasuruan (Foto : Istimewa) |
Banyak cara dilakukan Pemerintah Daerah dalam memajukan sektor peternakan. Diantaranya dengan intens menyelenggarakan kegiatan pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan keterampilan peternak dalam mengelola usahanya.
Sebagaimana yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Pasuruan melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan yang kerap kali memfasilitasi para peternak dengan memberikan sarana prasarana (sarpras), seperti yang dilakukan pada hari Selasa (10/12/2024).
Bertempat di Hotel Tanjung Plaza Prigen, Pj. Bupati Nurkholis menyerahkan beberapa peralatan yang dibutuhkan para peternak yang banyak tersebar di beberapa Kecamatan. Seperti sarpras pengolahan pakan silase sebanyak 10 paket. Rinciannya, 1 unit mesin chooper, 10 unit tong plastik, 1 terpal plastik, 10 unit cangkul, 10 unit sekrop dan 36 botol probiotik.
Selain itu juga diserahkan bantuan sarpras berupa peralatan pengolahan pakan konsentrat sebanyak 10 paket. Rinciannya, 1 unit mesin diskmill, 10 unit tong plastik, 10 unit cangkul, 10 unit sekrop, 1 unit timbangan digital, 1 unit mesin jahit karung, 1 uit terpal da 36 botol probiotik.
Lebih lanjut, Pj. Bupati Nurkholis menyerahkan bantuan sarpras pengolahan kompos sebanyak 10 paket. Rinciannya, 1 unit mesin pencacah kompos,10 unti tong, 10 unit cangkul, 30 unit sekrop, 1 unit gerobak dorong, 1 unit timbangan digital, 1 unit mesin jahit karung, 1 unit alat sablon, 1 unit sealer plastic,1 unit terpal dan 36 botol decomposer.
Bantuan diserahkan kepada 90 orang yang merupakan perwakilan dari Kelompok Ternak penerima Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH-CHT) 2024. Secara simbolis diterima oleh perwakilan Kelompok Ternak penerima Dana Alokasi Umum (DAU), Petugas Teknis Kecamatan, Petugas Inseminasi Buatan (IB) Swadaya dan staf Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan.
"Saya titip pesan kepada kelompok penerima bantuan bisa memanfaatkan sebaik-baiknya bantuan sarpras peternakan yang telah diberikan. Semoga bermanfaat untuk kemajuan bersama para anggota Kelompok Tani Ternak," pesannya didampingi oleh Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan, drh. Ainur Alfiyah.
Dalam kegiatan yang dihadiri oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Bakti Jati Permana, Camat dan Kepala Desa, Pj. Bupati Nurkholis berkesempatan berkeliling untuk memantau bantuan sarpras ang diterima Kelompok Peternak. Sekaligus memberikan semangat dan motivasinya kepada para peternak agar lebih produktif memajukan usaha agribisnisnya.
Diketahui, Kabupaten Pasuruan memiliki potensi peternakan yang besar. Diantaranya populasi Sapi Perah sebanyak 90.096 ekor, Sapi Potong 95.415 ekor, Domba 65.503 ekor, Kambing 82.946 ekor, Ayam Petelur 1.766.803 ekor dan Ayam Pedaging 1.772.803 ekor. Dengan potensi yang dimiliki, Kabupaten Pasuruan mendukung berkembangnya usaha peternakan. Diantaranya dilakukan dengan membuka peluang investasi perusahaan peternakan. Baik di sektor perunggasan, persusuan maupun pakan ternak. Diantaranya, PT. Japfa Comfeed Indonesia, PT. Charoen Phokpand, PT. Super Unggas Jaya, PT. Malindo dan PT Wonokoyo. Ada juga industri pengolahan susu seperti PT. Nestle, PT Indolakto, PT. Cimory dan lainnya.
Hal itu memberikan peluang dan tantangan tersendiri bagi peternakan rakyat agar mampu bersaing dalam usaha agribis peternakan menuju peternak maju dan mandiri. Oleh karenanya, Pemerintah Kabupaten Pasuruan memfasilitasi peningkatan kemampuan usaha agribisnis peternak rakyat melalui kegiatan pelatihan. Juga memberikan pelayanan melalui penyediaan sarpras peternakan untuk menunjang kelangsungan usaha peternakan rakyat. (INF)
KETUM PPSKI : PROGRAM MBG BISA SELAMATKAN SEKTOR PETERNAKAN
Salah Satu Kegiatan di Peternakan Sapi Perah (Foto : Istimewa) |
Ketua Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Nanang Subendro mengaku optimistis, terkait program makan bergizi gratis (MBG) pada masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Ia menyebut program itu dapat menjadi titik terang bagi industri peternakan dalam negeri. Pasalnya, menurut Nanang, saat ini minat masyarakat Indonesia untuk beternak mulai menurun.
“Saya berkeyakinan makan bergizi gratis akan menimbulkan multiplier effect yang sangat bagus sekali bagi para peternak maupun para pengusaha di pedesaan. Ada banyak usaha-usaha baru yang tumbuh, termasuk usaha para peternak dan petani yang akan menyediakan bahan,” ucapnya.
Nanang melanjutkan, bahwa saat ini profesi peternak kurang diminati oleh anak muda. Oleh karena itu, peluang yang ditimbulkan oleh program makan bergizi gratis diharapkan mampu menarik minat anak-anak muda untuk terjun ke dunia peternakan.
"Jika kita lihat programnya dari sudut pandang kesejahteraan peternak, ini akan membuat para calon peternak tertarik untuk menduduki usaha peternakan, sehingga tanpa didorong-dorong, mereka akan tertarik ke industri peternakan," ucap Nanang.
Ia melanjutkan, targetnya bukan hanya tentang siswa yang mendapatkan makan bergizi gratis, tetapi juga orang-orang di balik bahan baku makanannya, termasuk industri peternakan.
"Saya cukup sering diundang ke banyak perguruan tinggi yang ada fakultas peternakan maupun fakultas kedokteran hewan. Setiap saya memberikan pertanyaan, adakah di antara kalian yang nanti ketika lulus itu mau menjadi peternak sesuai dengan bidang studi mereka? Ternyata animo pada mahasiswa untuk menjadi peternak itu minim sekali," jelasnya.
Perlu diketahui, bahwa lebih dari 56% peternak yang saat ini masih menggeluti usahanya umurnya sudah di atas 50 tahun. "Jadi kita bisa bayangkan kalau yang 56% nanti sudah pensiun dari profesi sebagai peternak, siapa yang akan menggantikan?" lanjut Nanang.
Terakhir, Nanang mengatakan bahwa peluang ekonomi yang dihasilkan oleh industri peternakan Indonesia masih menjanjikan untuk masa depan.
"Situasi Indonesia saat ini masih defisit. Defisit dalam arti prospek bisnis untuk ditekuni masih sangat bagus karena suplai dari lokalnya masih sangat-sangat minim. Sementara sumber daya alam Indonesia benar-benar sangat cukup untuk menunggu kembangnya industri peternakan di Indonesia," pungkas Nanang dalam menanggapi program makan bergizi gratis. (CR)
DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KABUPATEN DEMAK LAKUKAN VAKSINASI PMK
Vaksinasi PMK Dilakukan Untuk Mencegah Wabah PMK di Kabupaten Demak (Foto : DPP Kabupaten Demak) |
Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak melalui petugas P2K BPP Karangawen menggelar kegiatan vaksinasi untuk mencegah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak sapi di Desa Kuripan, Kecamatan Karangawen.
Kegiatan ini melibatkan sejumlah tenaga medis, di antaranya Agus Arifin selaku petugas P2K, paramedik Puskeswan Dinpertan dan Pangan Kabupaten Demak, serta dokter hewan. Acara juga didampingi oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Desa.
Kepala Dinas Pertanian Agus Herawan menjelaskan bahwa Vaksinasi ini menyasar seluruh sapi yang ada di Desa Kuripan, dengan syarat sapi yang divaksin harus dalam kondisi sehat, tidak sakit atau sudah sembuh dari PMK.
Selain itu, sapi yang divaksin juga harus memiliki umur minimal 6 bulan, tidak dalam kondisi bunting, dan bukan sapi yang akan dipotong dalam waktu dekat.
“Pemberian vaksinasi PMK pada sapi bertujuan untuk meningkatkan kekebalan tubuh hewan ternak dan mengurangi risiko penyebaran penyakit yang dapat merugikan peternak. Vaksinasi ini diharapkan dapat memperkecil peluang sapi terinfeksi PMK, yang dapat berdampak pada penurunan produktivitas ternak serta kerugian ekonomi yang cukup besar bagi petani,” jelasnya.
Kegiatan ini sendiri mendapat sambutan positif dari para peternak setempat, yang menyadari pentingnya upaya pencegahan penyakit untuk menjaga kesehatan ternak dan keberlanjutan usaha peternakan mereka.
Dengan dilakukannya vaksinasi ini, diharapkan Desa Kuripan dapat bebas dari PMK, dan produksi ternak sapi di wilayah tersebut tetap aman dan produktif. (INF)
DORONG PEMBANGUNAN SEKTOR PETERNAKAN, PASAR HEWAN TERNAK BISA JADI ALTERNATIF WISATA
Pj Bupati Adriyanto bersama para pemenang kontes ternak yang sukses digelar di Pasar Hewan Desa Kedungbondo, Kecamatan Balen (Foto : Istimewa) |
Kontes dan Pameran Ternak Kabupaten Bojonegoro sukses digelar di Pasar Hewan di Desa Kedungbondo, Kecamatan Balen. Dalam kegiatan berlangsung dua hari mulai Selasa (19/11) hingga Rabu (20/11) itu, Penjabat (Pj) Bupati mendorong pembangunan peternakan di Bojonegoro. Termasuk peran dalam ketahanan pangan daerah.
Antok salah satu peserta Pameran Ternak mengatakan, pameran ternak ini sangat bermanfaat. Selain memacu semangat dalam mengembangkan peternakan. Juga bisa menjalin silaturahmi dengan para peternak lainnya. Saling berbagi ilmu.
‘’Semoga program ini ada tiap tahun. Supaya petani ternak semangat terus dan dapat menginspirasi para pemuda,’’ katanya.
Kontes dan Pameran Ternak 2024 bertujuan memberikan motivasi kepada para peternak dalam mengembangkan usaha peternakan. Selain itu, pemberian penghargaan kepada pahlawan pangan hewani. Sekaligus merangsang tumbuhnya hilirisasi pangan mandiri melalui olahan hasil peternakan. Juga, meningkatkan kesejahteraan peternak.
‘’Pameran ternak ini diikuti 28 kecamatan se-Bojonegoro. Menampilkan komoditas unggulan sesuai kriteria lomba,’’ ujar Sekretaris Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Bojonegoro Wiwik Sulistyo.
Pj Bupati Bojonegoro Adriyanto menyampaikan, banyak yang ingin berkunjung ke tempat peternakan. Diharapkan pasar ternak tidak hanya menjadi tempat jual beli hewan ternak.
Melainkan, sebagai tempat wisata dan belajar bagi para siswa atau tamu. Untuk itu, kebersihan pasar ternak perlu dijaga. Termasuk pengembangan UMKM bidang peternakan.
“Kita bisa menjadikan tempat dan kegiatan ini sebagai wisata. Saya yakin potensi pasarnya ada,” ujarnya.
Menurut Pak Adriyanto, ada makna penting dalam pameran ternak ini. Yakni, untuk mendukung program Presiden RI terkait ketahanan pangan. Bojonegoro sebagai daerah kaya dengan hewan ternak. Mengingat, populasi sapi di Bojonegoro cukup besar dan bisa dimanfaatkan sebagai ketahanan pangan daerah.
‘’Kegiatan ini sangat baik dan penting untuk penguatan ketahanan pangan. Kesempatan untuk terus mengembangkan dan mendorong pertumbuhan hewan ternak,’’ tuturnya.
Orang nomor satu di lingkup Pemkab Bojonegoro tersebut mengatakan, masih memiliki PR. Hewan ternak harus sehat dan memiliki standar tertentu, tidak hanya penggemukan. Selain itu, perlu produksi hewan ternak untuk menambah nilai.
Peternakan harus memberikan penghasilan yang baik untuk para petani ternak. Termasuk menjadikan ternak di Bojonegoro terdapat industri peternakan.
‘’Selamat kepada para pemenang. Semoga peternakan di Bojonegoro semakin meningkat perannya dalam membantu kesejahteraan peternak, masyarakat, dan menjadi pendobrak ekonomi di Bojonegoro,’’ pungkasnya. (INF)
PROGRAM MBG MENJADI SOROTAN DALAM SEMINAR ASOHI
Dengan meningkatkannya bisnis peternakan, lanjut Ira, tentu akan membawa dampak positif bagi bisnis obat hewan di Indonesia. Pasalnya, di tahun ini bisnis obat hewan mengalami kelesuan.
"Kalau industri peternakan membaik, tentu akan berdampak ke bisnis kita (obat hewan). Tahun ini bisnis cukup lesu, bisa bertahan saja sudah alhamdulilah. Semoga di 2025 ada titik cerah, diharapkan dengan program MBG bisnis peternakan semakin membaik yang tentunya akan berimbas kepada bisnis obat hewan," ucapnya.
Program MBG ditujukan untuk pelajar di sekolah-sekolah atau anak-anak dalam komunitas yang mungkin tidak memiliki akses yang memadai terhadap makanan bergizi. Dengan menyediakan makanan yang sehat dan bergizi secara gratis, program ini diharapkan dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan kelompok yang dilayani, serta membantu menciptakan kondisi yang lebih baik untuk pertumbuhan dan perkembangan anak bangsa
Dalam acara seminar tersebut, turut menghadirkan beragam pembicara andal di bidangnya, salah satunya pembicara tamu Dr Ir Tigor Pangaribuan MBA (Deputi Sistem dan Tata Kelola Badan Gizi Nasional/BGN) dan para pemimpin asosiasi peternakan, di antaranya Ir Achmad Dawami (Ketua GPPU), Drh Desianto Budi Utomo (Ketua GPMT), Hidayatur Rohman SE MM (perwakilan Pinsar Indonesia), Ir Nuryanto SPt MBA (perwakilan HPDKI), Drh Nanang P. Subendro (Ketua PPSKI), Dr Sauland Sinaga (Ketua AMI), dan Drh Irawati Fari (Ketua ASOHI) yang masing-masing memberikan gambaran bisnis peternakan tahun ini dan prediksinya di tahun depan, serta dampak bagi industri peternakan dari hadirnya program MBG.
“Diharapkan seminar ini menjadi referensi penting bagi kalangan pelaku usaha peternakan dalam menyusun rencana dan melakukan evaluasi bisnis. Selain itu, pemerintah juga bisa menerima berbagai masukan dari seminar ini sebagai salah satu referensi kebijakan di bidang peternakan,” kata Ketua Panitia, Rivo Ayudi Kurnia SPt. (RBS)
KABUPATEN BLITAR RAIH PENGHARGAAN LOMBA AGRIBISNIS PETERNAKAN
Kabupaten Blitar raih dua penghargaan ketahanan pangan di ajang lomba agribisnis peternakan Jatim 2024. (Foto : Istimewa) |
Kabupaten Blitar kembali menorehkan prestasi gemilang dengan memborong dua penghargaan di ajang Lomba Penilaian Manajemen Kelompok Agribisnis Peternakan Provinsi Jawa Timur 2024. Penghargaan ini menjadi motivasi tersendiri bagi Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Blitar untuk terus meningkatkan kualitas sektor peternakan di wilayahnya. Ini sejalan dengan program strategis nasional yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto dalam upaya swasembada pangan, khususnya di sektor peternakan.
Penghargaan yang diraih oleh Kabupaten Blitar ini tidak hanya menjadi simbol pencapaian, tetapi juga menjadi dorongan bagi pemerintah daerah untuk terus mendukung peningkatan usaha di bidang peternakan. Hal ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan, khususnya dalam penyediaan populasi sapi pedaging dan sapi perah yang menjadi fokus utama.
“Penghargaan ini menjadi pemicu bagi kami di Disnakkan Kabupaten Blitar untuk terus mendorong masyarakat, kelompok ternak, dan juga investor untuk meningkatkan usahanya di bidang peternakan. Dengan demikian, kita bisa mendukung target swasembada pangan sektor peternakan yang diharapkan oleh pemerintah pusat,” ujar Nuraini Nadzifah, S.Pt., M.Pt., Kabid Budidaya dan Pengembangan Peternakan Disnakkan Kabupaten Blitar, dalam keterangannya, Rabu (23/10/2024).
Ajang Prestisius Berbasis Agribisnis
Lomba yang diselenggarakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur ini bertujuan untuk memberikan apresiasi kepada kelompok ternak yang berhasil menerapkan sistem agribisnis peternakan secara efektif. Berdasarkan DPA SKPD Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, program ini juga bertujuan untuk membina dan memotivasi para peternak agar dapat meningkatkan prestasi mereka melalui pembinaan berkelanjutan.
Lomba ini melibatkan beberapa kategori, di antaranya penilaian terhadap kelompok ternak sapi perah dan kambing/domba. Proses penilaian dilakukan melalui dua tahap, yaitu penilaian profil kelompok tani ternak dan verifikasi lapang. Aspek yang dinilai meliputi manajemen hulu, proses budidaya, aspek hilir, kelembagaan, serta inovasi yang diterapkan oleh kelompok ternak.
Kabupaten Blitar Borong Dua Penghargaan
Dalam kompetisi tersebut, Kabupaten Blitar berhasil membawa pulang dua penghargaan penting. Kelompok ternak Genjong Sinergi dari Dusun Genjong, Desa Ngadirenggo, Kecamatan Wlingi, dinobatkan sebagai juara kedua untuk kategori sapi perah. Sementara itu, kelompok tani Mugi Mulyo dari Desa Ploso, Kecamatan Selopuro, meraih juara kedua di kategori kambing/domba.
Kemenangan ini tidak terlepas dari kerja keras dan inovasi yang dilakukan oleh kedua kelompok tersebut. Menurut Nuraini, kelompok ternak yang berhasil memenangkan lomba ini memiliki keunggulan yang khas, baik dari segi kelembagaan maupun inovasi dalam budidaya.
“Keunggulan utama dari kelompok ternak yang juara adalah manajemen kelembagaannya yang bagus, budidayanya yang baik, serta inovasi-inovasi yang mereka miliki. Mereka mampu melakukan hal-hal yang tidak dimiliki oleh kelompok ternak lain, dan ini yang membuat mereka unggul,” jelas Nuraini.
Mendorong Inovasi dan Peningkatan Usaha
Keberhasilan Kabupaten Blitar dalam meraih dua penghargaan ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi kelompok ternak lainnya untuk terus meningkatkan usaha mereka. Nuraini berharap agar kelompok ternak pemenang mampu mempertahankan posisinya dan terus berinovasi di masa mendatang. Inovasi-inovasi baru diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap pengembangan usaha peternakan di Kabupaten Blitar, sehingga dapat berkontribusi lebih besar terhadap ketahanan pangan nasional.
“Harapannya, mereka bisa terus mempertahankan kinerja dan inovasi mereka, bahkan mampu menciptakan inovasi baru yang lebih baik. Dengan begitu, usaha mereka bisa semakin berkembang dan memberikan keuntungan yang lebih besar,” tambah Nuraini.
Penghargaan yang diraih Kabupaten Blitar ini merupakan bukti nyata dari komitmen daerah dalam mendukung ketahanan pangan, khususnya di sektor peternakan. Diharapkan dengan pencapaian ini, Kabupaten Blitar dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya meningkatkan kualitas agribisnis peternakan dan mendorong swasembada pangan di tingkat nasional. (INF)
ASOHI SELENGGARAKAN SEMINAR AMR
"Hari ini kita dapat berkumpul mengikut seminar Rencana Kebijakan Pemerintah Terkait Penggunaan Antimikroba di Industri Peternakan. Kita lihat obat hewan terutama antimikroba cukup banyak digunakan di peternakan terkait hasil produksi ternak untuk konsumsi, dengan harapan pelaku obat hewan bisa menyediakan produk antimikroba yang aman digunakan dan mengikuti aturan yang berlaku sehingga saat produk peternakan dikonsumsi manusia itu aman," ujar Ketua Umum ASOHI, Drh Irawati Fari.
Penggunaan antimikroba yang berlebihan dan tanpa pengawasan dinilai telah memicu risiko munculnya AMR. Resistansi antimikroba pun sudah menjadi isu global dan dibicarakan di berbagai belahan dunia, karena dampak yang ditimbulkannya sangat besar.
"Banyak kasus yang terjadi, salah satunya ketika pasien sudah minum antibiotik berkali-kali lipat atau dengan mengonsumsi obat keras namun masih tidak sembuh, bahkan berakhir kematian," jelasnya.
Begitupun di industri peternakan, dahulu sebelum Indonesia menerapkan pelarangan penggunaan antibiotik sebagai growth promoter (AGP) masih bebas digunakan dan cenderung berlebihan dalam penggunaannya, bahkan tanpa resep. Hal tersebut menjadi perhatian pemerintah agar penggunaan antibiotik tidak lagi digunakan secara bebas di peternakan, namun harus dengan resep dokter hewan.
"Kalau dahulu antibiotik masih bebas digunakan sebagai AGP atau pemacu pertumbuhan. Namun dengan dijalankannya program pengendalian AMR ini pemerintah mulai mengkaji pelarangan penggunaan antibiotik sebagai AGP pada 2018, obat hewan yang berpotensi membahayakan kesehatan manusia dilarang digunakan di peternakan yang produknya dikonsumsi oleh manusia," ungkap Irawati.
Walau dalam pelaksanaanya belum berjalan dengan baik, ASOHI bersama para stakeholder dan asosiasi terkait pun menginisiasi pertemuan dengan pemerintah agar implementasi dari aturan AMR berjalan sesuai yang diharapkan. Hingga pada akhirnya terbit keputusan pemerintah tentang petunjuk penggunaan obat hewan dalam pakan dan peternakan melalui resep dokter hewan untuk kebutuhan terapi.
"Alhamdulillah sampai sekarang walau masih perlu perbaikan kita sudah berupaya menjalankan sesuai aturan yang berlaku. Semoga dari seminar ini kita dapat menambah wawasan untuk menghasilkan produk ternak yang aman dan sehat dikonsumsi manusia sehingga terhindar dari AMR," pungkasnya.
Pada kesempatan tersebut, turut menghadirkan pembicara di antaranya Guru Besar Mikrobiologi dan Bioteknologi Farmasi Fakultas Farmasi UI Prof Amarila Malik, Senior Director of Government Engagement Fleming Fund Country Grant to Indonesia Dr Emil Agustiono, dan Ketua Tim Kerja Pengawasan Peredaran Obat Hewan Kelompok Substansi Pengawasan Obat Hewan Ditkeswan Drh Mario Lintang Pratama mewakili Direktur Kesehatan Hewan.
Adanya pelarangan beberapa penggunaan antimikroba sudah melalui beberapa tinjauan. Dijelaskan Mario Lintang bahwa tinjauan dari WHO salah satunya untuk golongan flouroquinolon diimbau untuk tidak digunakan karena berpotensi meningkatkan AMR.
"Tinjauan dari WHO ada beberapa kriteria sampai akhirnya diputuskan imbauan untuk tidak menggunakan golongan flouroquinolon, sebenarnya sebagai bentuk peringatan. Mengikuti kesuksesan pelarangan colistin, pelarangan ini menjadi tinjauan yang sangat penting," katanya.
Kendati demikian, ada beberapa produk alternatif yang bisa digunakan. Seperti saat AGP dilarang, ada beberapa produk seperti accidifier, probiotik, dan lain sebagainya yang bisa digunakan.
WORKSHOP, SOSIALISASI, DAN PENDAMPINGAN SERTIFIKASI HALAL RPA OLEH DOSEN POLTEK NEGERI JEMBER
Foto Bersama Para Peserta (Sumber : Istimewa) |
Bagi umat muslim, makanan halal dan toyib menjadi aspek penting. Berkaitan dengan hal tersebut, Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama menetapkan kewajiban sertifikasi halal mulai 18 Oktober 2024. Hal tersebut sesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor 33 tahun 2024 tentang Jaminan Produk Halal.
Sertifikasi tersebut wajib bagi produk yang masuk, beredar, dan diperdagangkan di wilayah Indonesia. Kewajiban sertifikasi berlaku pada produk makanan dan minuman, bahan baku, bahan tambahan pangan dan bahan penolong untuk produk makanan dan minuman, serta produk hasil sembelihan dan jasa penyembelihan.
Terkait dengan hal tersebut, dosen Jurusan Peternakan Politeknik Negeri Jember mengadakan workshop sosialisasi dan pendampingan sertifikasi halal bagi RPA. Kegiatan ini merupakan pendanaan dari program INOVOKASI pendanaan tahun 2024 Program Penerapan Teknologi Tepat Guna.
Kegiatan yang digagas oleh tim yang diketuai oleh Dr. Rosa Tri Hertamawati yang beranggotakan Anang Febri Prasetyo, Shokhirul Imam, Agus Hadi Prayitno, Wahyu Suryaningsih, dan Reikha Rahmasari ini meliputi kegiatan workshop manajemen rumah potong ayam menghasilkan karkas Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH), Good Manufacturing Practices (GMP) dan Sanitation Standard Operating Procedure (SSOP) untuk prosesing karkas, serta penyembelihan Halal.
Ketua Program Dr. Rosa Tri Hertamawati dalam sambutannya menyampaikan kegiatan tersebut bertujuan untuk membantu para pelaku usaha dibidang kuliner untuk mendapatkan sertifikasi halal. “kegiatan ini merupakan kegiatan awal untuk menuju sertifikasi halal RPA. Hal ini dilakukan karena ada perintah untuk sertifikasi halal bagi produk-produk hewani, rumah makan yang menggunakan produk sembelihan juga akan mencari sertifikasi halal. Jika produk tidak tersertifikasi maka akan mendapat sanksi tertulis hingga penarikan produk dari peredaran," jelasnya.
Acara kemudian dilanjutkan dengan pemaparan dari Kepala Bagian QA-QC RPA Palosari Jombang Ainur Rochman yang menyampaikan tentang manajemen rumah potong ayam menghasilkan karkas Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH), Good Manufacturing Practices (GMP) dan Sanitation Standard Operating Procedure (SSOP) untuk prosesing karkas. Materi dimulai dengan memaparkan kondisi RPA Palosari saat pertama kali beliau bekerja.
“Manajemen RPA sangat buruk, pekerja tidak standar, seperti ada yang pakai kaos, ada yang pakai kemeja, tidak berpakaian, tidak menggunakan masker, dan hal lainnya”, katanya. Penjelasan dilanjutkan dengan bagaimana beliau berdiskusi dengan pemilik untuk melakukan perbaikan.
“Diperlukan komitmen dari semua pihak, manajemen yang baik: penerapan GMP dan SSOP, adanya Quality Assurance dan Quality Control pada semua aspek dari hulu hingga hilir, sampai pelayanan terhadap konsumenpun sangat diperhatikan untuk mengembangkan dan mempertahankan usaha RPA," pesan Aan.
Materi selanjutnya adalah penjelasan tentang pentingnya setifikasi Halal pada produk hewan, termasuk RPA. Materi mengenai halal disampaikan oleh Kasang Heru Cokro F dari Madani Halal Center. Kasang menyampaikan landasan kenapa perlunya sertifikasi halal, halal diihat dari zat, proses pengolahan dan proses perolehannya.
“Sertifikasi halal ada dua jenis, yaitu Reguler bagi usaha skala besar, menengah, kecil dan mikro yang menggunakan bahan-bahan sembelihan dan Self declare untuk usaha skala mikro dan kecil,” terang kasang.
Untuk mendapatkan sertifikat halal, Kasang berpesan agar pemilik usaha menerima masukan dan saran-saran dari pendamping. Syarat wajib yang harus dimiliki oleh RPA adalah memiliki Juru sembelih halal (Juleha), dokter hewan dan penyelia halal, melampirkan semua informasi mengenai bahan baku yang digunakan. Pengajuan sertifikasi halal dapat dilakukan melalui SiHalal.
Kegiatan workshop ini disambut baik oleh peserta workshop yang merupakan pemilik usaha dan pekerja dari Rumah Potong Ayam Semar Mesem dan Rumah Potong Unggas itik Nusa Jaya Abadi. Antusias dari peserta ditandai dengan munculnya beberapa pertanyaan terkait bagaimana tahap awal memperbaiki manajemen RPA dan memperoleh sertifikat halal.
Selanjutnya diakhir kegiatan, tim pengabdian menyerahkan sertifikat kepada narasumber dan foto bersama dengan semua peserta. Adanya kegiatan workshop ini diharapkan menjadi langkah awal bagi perolehan sertifikat halal bagi pemilik usaha RPA yang ada di Jember. (INF)
INFOVET TAMPIL DI ASEAN ROUNDTABLE DISCUSSION, VIETSTOCK 2024
Pemred Majalah Infovet, Bambang Suharno, saat menampilkan presentasinya dalam Roundtable Discussion. (Foto-foto: Dok. Infovet) |
Diskusi yang berlangsung 10 Oktober 2024, mempertemukan para ahli, pemimpin industri, dan perwakilan organisasi peternakan dari berbagai negara di ASEAN untuk bertukar wawasan mengenai perkembangan terkini di sektor peternakan. Dalam diskusi ini hadir perwakilan dari negara tuan rumah (Vietnam) serta negara anggota ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Myanmar, dan Kamboja.
Dalam diskusi ini, Bambang menampilkan presentasi mengenai “Indonesia Livestock Industry Review”, yang memberikan pandangan komprehensif tentang kondisi industri peternakan di Indonesia. Topik ini mencakup berbagai aspek, mulai dari tantangan hingga peluang yang dihadapi sektor peternakan nasional.
Bambang antara lain menyampaikan, konsumsi telur dan daging ayam masyarakat Indonesia yang masih rendah (sekitar 15 kg daging ayam dan 150 butir telur/kapita/tahun) tidak semata-mata disebabkan karena redahnya daya beli masyarakat.
“Faktanya konsumsi rokok masyarakat Indonesia 1.300 batang per kapita per tahun yang merupakan konsumsi tertinggi di ASEAN. Padahal harga sebatang rokok setara dengan sebutir telur. Ini artinya potensi bisnis perunggasan di Indonesia masih bisa berkembang, jika kampanye gizi ayam dan telur terus dilakukan oleh stakeholder peternakan,” ujar Bambang.
Keikutsertaan Infovet dalam forum ini merupakan bagian dari upaya memperkuat hubungan antar negara di ASEAN dan meningkatkan peran media dalam mendukung pengembangan industri peternakan. (INF)
BBPTU-HPT BATURRADEN RAIH PENGHARGAAN DARI KEMENTERIAN PANRB
Pada kesempatan tersebut, Menteri PANRB, Abdullah Azwar Anas, menyampaikan harapan bahwa Gebyar Pelayanan Prima dapat memperkuat sinergi antar instansi pemerintah dalam memberikan layanan publik yang lebih baik.
“Bagaimana kita ini mewujudkan reformasi birokrasi berdampak sehingga masyarakat benar-benar merasakan kehadiran pemerintah,” ujar Anas.
Kementerian PANRB memberikan sejumlah penghargaan dalam acara tersebut, yang meliputi 10 Penghargaan Pembinaan Pelayanan Publik Ramah Kelompok Rentan, kemudian sebanyak 21 Penghargaan Pemantauan dan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pelayanan Publik, serta 75 Penghargaan Pemantauan Keberlanjutan dan Replikasi Inovasi Pelayanan Publik.
Sementara itu, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Agung Suganda, saat dikonfirmasi terpisah menyampaikan apresiasinya terhadap pencapaian BBPTU-HPT Baturraden.
“Penghargaan ini menjadi bukti komitmen kami untuk meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat,” katanya.
Ia juga mengimbau untuk terus bekerja keras dan inovasi berkelanjutan dalam menghadapi tantangan di bidang peternakan.
Sebagai informasi, Indeks Pelayanan Publik (IPP) Nasional 2023 mencatat skor 3,78 dari skala 5, menempatkannya dalam kategori “baik.” Sementara itu, Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Nasional mencapai skor 3,53 dari skala 4. (INF)
PETERNAKAN DOMBA MODERN ALA PESANTREN INSAN KAMIL
Penandatanganan MoU perihal investasi antara Pesantren Insan Kamil dengan PT Digital Syariah Technology dan Sharia Digital Technologies FZ LLC-Dubai GreenX.
(Foto : Antara)
Pondok Pesantren Insan Kamil Trayang, Ngronggot, Kabupaten Nganjuk resmi meluncurkan Start Up Pengembangan Ekonomi Masyarakat Klaster Peternakan Domba modern yang diberi nama 'Dombastis' pada Ahad (22/09/2024) sore.
Pengasuh Pesantren Insan Kamil, Gus Kamal Musthofa menjelaskan program tersebut merupakan salah satu pengembangan ekonomi masyarakat bersama beberapa mitra di antaranya Bank Jatim, PT Digital Syariah Technology dan Jama'ah Ternak Lembaga Perkonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Nganjuk.
Tujuan utama dari di rintisnya Dombastis adalah pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat Kabupaten Nganjuk untuk peningkatan inklusi keuangan syariah, serta fasilitasi keuangan mikro dan usaha bagi masyarakat.
"Pesantren Insan Kamil berkomitmen untuk dapat membangun perekonomian umat yang tumbuh dan berkesinambungan bersama Bank Jatim serta mampu memberikan dampak ekonomi berkelanjutan bagi masyarakat sekitarnya,” ungkap alumnus Pascasarjana Universitas Pangeran Diponegoro Nganjuk.
Dijelaskan Gus Kamal, pihak pesantren memilih peternakan domba sebab mencontoh Nabi Muhammad SAW. Dombastis memadukan konsep perbaikan genetik, gembala moderen dan pemanfaatan limbah kandang untuk pertanian.
"Hingga kini total populasi domba di peternakan dombastis ialah 423 ekor," jelas Gus Kamal.
Dirinya menjelaskan terdapat dua model bisnis Dombatis. Pertama, Dombastis membangun kandang jamaah menitipkan domba dan bergiliran merawat. Setiap anggota menitipkan maksimal 20 ekor domba dan fase bisnisnya berupa produksi domba bunting dan anak domba, biayanya dari keuangan yayasan dan investor.
Kedua, kandang dibuat di tempat jama’ah atau mitra. Domba bunting dipasok dari Dombastis dan jamaah merawat serta membesarkan anak domba hingga umur 4 bulan kemudian anakan tersebut akan dibeli Dombastis.
"Indukannya impor dan ada sertifikatnya yaitu jenis Dorper Australia. Sementara betinanya Cross Texel," paparnya.
Gus Kamal melanjutkan, terdapat beberapa kriteria menjadi juragan domba mitra Dombastis yakni alumnus atau utusan pesantren, warga Nganjuk, serius ingin beternak domba, belum pernah kredit bank, punya lahan untuk kambing dan siap mengikuti bimtek selama 3 bulan.
“Apabila berminat silahkan menghubungi nomor 087787502950,” pungkasnya.
Di akhir sesi, Pondok Pesantren Insan Kamil menandatangani Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) perihal investasi dengan PT Digital Syariah Technology dan Sharia Digital Technologies FZ LLC-Dubai GreenX.
Penandatanganan MoU dilakukan oleh Pengasuh Pesantren Insan Kamil Gus Kamal Musthofa, Direktur PT Digital Syariah Technology Hambali dan CEO Sharia Digital Technologies Mr. Khalifa Al Jaziri AlShehhi.
Agenda ini dihadiri pula oleh Pj Gubernur Jawa Timur yang diwakili Kepala Dinas PMD Provinsi Jatim Budi Sarwoto, Pj Bupati Nganjuk yang diwakili Moh Yasin, Rais PCNU Nganjuk KH Ali Musthofa Said, Ketua PCNU Nganjuk KH Hasyim Afandi dan tamu undangan lainnya. (INF)
PERTEMUAN BILATERAL INDONESIA - BRASIL, INDONESIA DAPAT INVESTASI SENILAI 4,5 T
Amran Sulaiman Bersama Carlos Favaro
(Foto : Kementan)
Menteri Pertanian (Mentan) RI Andi Amran Sulaiman melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Pertanian Brasil, Carlos Favaro, di Chapada Dos Guimaraes, Brasil. Pada pertemuan tersebut, tim dari Kementerian Pertanian (Kementan) RI menginisiasi mutual of understanding (MoU) antara PT Asiabeef Biofarma Indonesia (Asiabeef) dengan Agropecuaria 31 (31 Group).
“Kehadiran investor asal Brasil ini dapat turut mendukung upaya kita untuk swasembada daging dan susu,” terang Mentan Amran dalam keterangan pers, Kamis (12/09/2024) malam waktu setempat.
Mentan Amran menyampaikan harapannya, bahwa Indonesia dapat memenuhi kebutuhan protein daging sapi dan susu dari dalam negeri, bukan melalui impor. Untuk dapat memenuhi harapan tersebut, Indonesia harus bisa mengembangkan peternakan secara masif.
“Semua investasi ini akan menciptakan lapangan kerja baru di berbagai bidang peternakan,” tambah Mentan Amran.
Pada pertemuan itu, Mentan Brasil Carlos Favaro menyebutkan pihaknya akan secepatnya datang ke Indonesia. Carlos berjanji membawa serta beberapa pengusaha besar di sektor peternakan. Dengan rencana datangnya para pengusaha tersebut ke Indonesia, diharapkan Indonesia – Brasil dapat membuat kesepakatan lanjutan tentang pembangunan sektor peternakan di Indonesia.
Pertemuan Bilateral Indonesia – Brasil ini dilakukan langsung setelah Mentan Amran menghadiri G20 Agriculture Ministerial Meeting (AMM). Pada G20 AMM yang juga diselenggarakan di lokasi yang sama, Mentan Amran menyampaikan pemerintah Indonesia berkomitmen untuk terus mentransformasi sistem pertanian dan pangan secara holistik. Komitmen tersebut berbuah hasil positif.
“Indonesia mencapai swasembada beras pada tahun 2017, 2019, 2020, dan 2021, serta menghasilkan surplus jagung, bawang merah, kelapa sawit, ayam, dan telur dalam beberapa tahun terakhir, memenuhi kebutuhan 281 juta rakyat Indonesia,” terang Mentan Amran.
Langkah strategis dalam Pembangunan sektor pertanian harus segera diambil karena dunia sedang menghadapi ekanan yang semakin besar dengan perkiraan populasi global yang mencapai 8,6 miliar pada tahun 2030.
“Kita harus meningkatkan produksi pangan sambil melestarikan sumber daya alam kita yang semakin menipis,” ujar Mentan Amran.
Menurutnya, Indonesia akan berstrategi dengan menekankan solusi fleksibel dan inovatif untuk meningkatkan ketahanan dan keberlanjutan, dengan memanfaatkan sumber daya alam dan manusia, serta teknologi modern.
Mentan Amran pun mengajak seluruh anggota G20 untuk memajukan sistem pertanian dan pangan yang tangguh dan berkelanjutan.
DISKANAK SUMEDANG SIAP KEMBANGKAN KAWASAN PETERNAKAN BARU DI DAERAHNYA
Domba, Salah Satu Ternak Yang Potensial di Kawasan Jawa Barat
(Sumber : Istimewa)
Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Kabupaten Sumedang akan membentuk kawasan peternakan ditiap wilayah atau Kecamatan. Kepala Diskanak Sumedang Tono Suhartono mengatakan pembentukan kawasan peternakan ini dilakukan guna meningkatkan populasi dan juga produksi ternak.
"Saat ini kami sedang merintis dan menginventarisir tiap wilayah cocoknya untuk pengembangan ternak apa," jelas Tono Senin, 16 September 2024.
WAMENTAN AJAK ASOSIASI PETERNAK DAN PETANI PRANCIS INVESTASI DI INDONESIA
Kunjungan resmi Wamentan ke Paris, salah satunya bertemu perwakilan dari asosiasi peternak dan petani Prancis. (Foto: Istimewa) |
“Kami melihat potensi besar dalam meningkatkan efisiensi produksi melalui adopsi teknologi maju dari Prancis. Ini juga akan meningkatkan kesejahteraan petani dan peternak di Indonesia,” ujar Sudaryono dalam keterangannya, Sabtu (7/9/2024).
Ia menambahkan, “Kementerian Pertanian Indonesia berinisiatif untuk membawa hewan ternak hidup ke negara kami di tahun mendatang dengan mengundang sektor swasta untuk berinvestasi di Indonesia.”
Menurutnya, asosiasi dan sektor swasta bidang pertanian dan peternakan di Prancis menjadi langkah konkret untuk memperkuat ekspor produk pertanian Indonesia sekaligus membuka peluang kerja sama lebih luas.
“Dalam rangka meningkatkan kompetensi dan daya saing petani dan peternak muda kami mendorong inisiatif pelatihan dan program magang di Prancis yang diharapkan dapat memberikan pengalaman berharga serta transfer pengetahuan untuk mengoptimalkan praktik pertanian dan peternakan berkelanjutan di Tanah Air,” tukasnya.
Asosiasi peternak dan petani Prancis menyambut baik inisiatif tersebut dan menyatakan kesiapannya untuk mendukung transfer teknologi, pelatihan sumber daya manusia, serta investasi bersama dalam sektor pertanian berkelanjutan.
Pertemuan ini diharapkan dapat menghasilkan perjanjian formal antara Indonesia dan Prancis dalam beberapa bulan mendatang, yang mencakup investasi baru dan program pelatihan bagi petani dan peternak di kedua negara. (INF)
LASATO FEST, UPAYA TINGKATKAN DAYA SAING SEKTOR PETERNAKAN LOKAL
Suasana Lasato Fest 2024
(Foto : Istimewa)
Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskannak) Kabupaten Garut, menggelar Lauk Sasatoan Festival (Lasato Fest) 2024 di SOR RAA Adiwijaya, Tarogong Kidul, Rabu (21/08/2024). Acara ini menampilkan berbagai kegiatan edukatif dan hiburan, mulai dari gerakan sosialisasi gizi hingga pameran produk lokal.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, Siti Rochani, menyatakan komitmennya untuk mendukung kegiatan Lasato Fest 2024 yang di masa mendatang, guna mewujudkan zero new stunting. Kolaborasi antara pemerintah dan seluruh stakeholder, tambah Siti, perlu terus ditingkatkan agar kegiatan seperti ini lebih meriah dan berdampak luas.
"Yang jelas nanti semua mulai dari aspek dari pemerintah, stakeholder segala macam harus berkolaborasi," ujar Siti, di Garut,Kamis (22/8/2024).
Sementara itu, Kepala Diskannak Garut, Beni Yoga Gunasantika, menuturkan bahwa Lasato Fest bertujuan mendorong para pelaku usaha atau UMKM yang bergerak di sektor perikanan dan peternakan sehingga dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing melalui pengolahan yang menarik dan beragam.
"Dari peningkatan nilai tambah dan ekonomi daya saing tadi, pengolahan tentu ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi Kabupaten Garut sehingga LPI (Laporan Perekonomian Indonesia) kita makin bagus ke depannya," ucapnya.
Lasato Fest 2024 berhasil menarik lebih dari 4.000 peserta, termasuk 3.000 siswa SD dan SMP serta 750 anggota Pramuka. Selain itu, Diskannak Garut juga menyediakan layanan kesehatan hewan, termasuk 100 vaksin rabies untuk hewan kesayangan yang dibawa oleh pengunjung.
Diskannak Garut juga menyediakan pelayanan pemeriksaan kesehatan hewan, dengan menyediakan 100 vaksin rabies, untuk hewan kesayangan yang dibawa dalam kegiatan hari ini.
"Puskeswan itu (melayani) hewan kesayangan, dua terkait dengan pengendalian rabies, tentu dengan penyakit-penyakit lain yang ada di peternakan baik itu pengendalian PMK, untuk lato-lato dan sebagainya," tandasnya. (INF)
ARTIKEL POPULER MINGGU INI
-
Cara Menghitung FCR Ayam Broiler FCR adalah singkatan dari feed convertion ratio, yaitu konversi pakan terhadap daging. FCR digunakan untuk ...
-
Sumber: Balitbangtan Kementan Ayam KUB adalah ayam kampung galur (strain) baru, merupakan singkatan dari Ayam Kampung Unggul Balitbangtan. A...
-
Salah satu ciri telur asin yang berkualitas adalah bagian kuning telurnya yang tampak masir. (Foto: Istimewa) Bukan hanya cara menyimpannya,...
-
Di dunia ini terdapat beberapa jenis ayam terbesar di dunia. Baik dari segi tinggi badannya, ukuran badannya, maupun berat badannya. Di anta...
-
Salah satu komponen penting beternak bebek petelur adalah memilih jenis bebek petelur yang tepat. Tingginya produktivitas bukan satu-satunya...
-
Prof Dr Ismoyowati SPt MP, dari Unsoed, membawakan materi Mekanisme Kemitraan dalam Budidaya Ayam Broiler, dalam webinar Charoen Pokphand In...
-
Dalam dunia peternakan bebek, proses penetasan telur menjadi salah satu kunci utama keberhasilan produksi Day Old Duck (DOD). Terdapat dua c...
-
Vaksinasi sangat penting dalam produksi produksi telur. Peternak layer harus memvaksinasi ayamnya terhadap penyakit untuk menghindari kemati...
-
Dari sekian banyak jenis ayam pedaging, berikut adalah 6 dari jenis-jenis ayam pedaging yang populer di Indonesia. Artinya cukup banyak dite...
-
Manajemen pemberian pakan ayam petelur sangat penting. Mengingat biaya operasional terbesar adalah pakan (70-80%). Jika manajemen pakan buru...