-->

HALALBIHALAL PB PDHI, SILATURAHMI SAMBIL BERKOLABORASI PERKUAT PETERNAKAN & KESEHATAN HEWAN

Foto bersama halalbihalal PB PDHI. (Foto-foto: Dok. Infovet)

Minggu (13/4/2025), bertempat di Arion Suites Hotel Kemang, Jakarta Selatan, Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI), menggelar halalbihalal sekaligus silaturahmi antar pengurus, pemerintah, swasta, organisasi, dan para akademisi yang terkait di industri peternakan dan kesehatan hewan.

"Hari ini menjadi hari yang paling bahagia karena kita bisa bersilaturahmi, saling memberikan maaf antar kita semuanya," ujar Ketua Umum PB PDHI, Drh M. Munawaroh.

Di tengah tingginya tantangan di bidang peternakan dan kesehatan hewan, ia mengajak pemangku kepentingan dan para stakeholder terkait untuk terus bergandengan tangan menciptakan peternakan yang aman dari ancaman penyakit guna mewujudkan ketahanan pangan asal produk peternakan.

"Permasalahan penyakit makin hari makin bertambah, kita masih terus berjuang bersama Kementerian Pertanian dalam mengendalikan penyakit mulut dan kuku (PMK), kemudian penyakit lumpy skin disease (LSD) juga belom selesai. Negara kita luas, ini menjadi potensi besar bagi peran dokter hewan kita," katanya.

Namun demikian, lanjut Munawaroh, terbatasnya tenaga dokter hewan yang menyebar di seluruh wilayah Tanah Air turut menjadi kendala dalam penanganan sektor kesehatan hewan.

"Jumlah dokter hewan masih terbatas, di PDHI hanya terdaftar 15 ribu orang, harus ditambah lagi dan diperkuat kualitasnya. Ke depan akan ada tambahan delapan program studi fakultas kedokteran hewan di beberapa universitas, semoga kualitas dokter hewan yang dihasilkan bisa lebih baik. Kita dorong, karena yang akan menangani kesehatan hewan di Indonesia itu dokter hewan," ucapnya.

"Selain itu, kita juga terus upayakan undang undang yang akan menjadikan payung hukum dalam penyelenggaraan dan pelayanan dokter hewan, kita terus lakukan audiensi bersama pemerintah dan DPR. PDHI terus berjuang, bahkan nanti melalui kepemimpinan baru semakin hari harus semakin maju. Kami ingin dokter hewan memiliki kompetensi yang terus meningkat, kita lakukan pembinaan supaya tidak tertinggal dengan negara negara lain."

Momen bersalam-salaman acara halalbihalal PB PDHI.

Hal senada juga diungkapkan oleh Direktur Kesehatan Hewan, Drh Imron Suandy, yang mewakili Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, bahwa momentum silaturahmi ini bisa menjadi ajang untuk memperkuat organisasi profesi dan pemerintah.

"Kami sangat apresiasi ke PDHI yang terus ikut berkontribusi dalam membangun sektor peternakan dan kesehatan hewan. Peran kolaboratif antara pemerintah, organisasi profesi, akademisi, dan masyarakat harus terus kita pertahankan. Kita memiliki budaya gotong royong atau guyub, itu terus kita perkuat untuk mengatasi dan mengendalikan penyakit hewan menular strategis," kata Imron.

Lebih lanjut disampaikan, pemerintah membuka diri dan menerima setiap masukkan untuk membantu menjaga keamanan ternak dan mewujudkan ketahanan pangan menuju Indonesia Emas 2045.

"Harapannya itu bisa terwujud, karena kita memiliki status kesehatan yang sama dengan negara negara lain. Oleh karena itu, seluruh sumber daya yang kita miliki kita upayakan untuk menggairahkan sektor peternakan dan kesehatan hewan supaya investasi di dalamnya makin berkembang," tukasnya.

Sementara itu, ditambahkan oleh Dewan Pembina PB PDHI, Prof Wiku, yang menyampaikan, "Intinya, panggung untuk dokter hewan sudah tersedia, kita harus akur dan bekerja sama dalam manangani dan mengendalikan kesehatan hewan agar ketahanan pangan dapat terwujud. Mari kita cegah tantangan penyakit bersama-sama, saya yakin PDHI mampu mengatasi dengan kompetensinya, makin kompak dan kolaboratif untuk meraih prestasi bersama." (RBS)

PETERNAKAN DI AUSTRALIA BERKOMITMEN LATIH DAN PEKERJAKAN DISABILITAS

Suasana di peternakan ayam "Rise and Shine Pastured Eggs" di Finniss, Australia Selatan

                                                                                                                      (Foto : Istimewa)

Sebuah peternakan di Kota Finniss, Australia Selatan, memiliki misi untuk memberikan lapangan pekerjaan tetap kepada orang-orang dengan disabilitas. Pegawai Rise and Shine Eggs, Jinda Holland, mengidap Sindrom Waardenburg dan tuli pada telinga kirinya. Awal-awal bekerja di peternakan itu, ia sebenarnya tidak suka berada di sekitar ayam. 

“Seiring waktu, giliran kerja saya semakin banyak di peternakan ini. Saya pun mulai menyukai ayam-ayam ini,” kata Holland.

Ia sebelumnya bekerja di industri pariwisata dan di sebuah pabrik, tapi tidak bertahan lama. 

“Mereka tidak memahami disabilitas saya, pendengaran saya, penglihatan saya, dan itu menjadi sebuah tantangan,” kata Holland tentang pekerjaannya dulu.

Gabi Kinsley juga pegawai Rise and Shine Eggs yang memiliki disabilitas. Cukup lama ia memilih untuk tidak memberi tahu atasannya mengenai disabilitas yang ia miliki. Alasannya, agar tidak diperlakukan secara berbeda. “Yang jelas mereka tidak bilang ‘kami tidak ingin [mempekerjakan]mu karena kamu punya disabilitas’, tapi saya merasa seperti itu,” ungkapnya.

Keraguan Kinsley untuk mengakui disabilitasnya secara terbuka tidak mengherankan bagi Tracey Davis, seorang staf pembantu. 

“Sungguh membuat frustrasi bahwa kita memperlakukan orang-orang dengan disabilitas dengan sangat tidak hormat,” ungkap Davis.

Perlakuan buruk dan sedikitnya kesempatan bagi kelompok disabilitas mendorong pemilik Rise and Shine Eggs untuk membuat perubahan. Mereka mempekerjakan beberapa pegawai dengan disabilitas untuk mengerjakan berbagai tugas, dari membuat pagar, merapikan taman, hingga mengumpulkan, membersihkan, menyeleksi dan mengantarkan telur ke kota-kota sekitar.

Kakak-beradik Heather dan Alistair Pearce adalah pemilik peternakan tersebut. Heather adalah seorang terapis okupasi, sementara Alistair memiliki pengalaman di industri pertanian selama puluhan tahun.

“Saya rasa yang menjadi faktor penting adalah bahwa mereka adalah orang-orang yang tidak banyak dipekerjakan, orang-orang yang tidak punya pekerjaan padahal bisa bekerja dan dipekerjakan, tapi tidak pernah benar-benar diberi kesempatan sebelumnya,” imbuh Heather.

Bisnis peternakan mereka sangat sukses, bahkan berencana membuka yang kedua. “Nanti kami ingin mereka bisa melatih orang lain yang ingin bergabung dalam program ini dan menjalankannya melalui semacam program selama 12 minggu, jadi saya rasa ke sanalah tujuan kami,” kata Pearce.

Bagi orang dengan disabilitas seperti Holland, bekerja di peternakan telah mengubah hidupnya. “Pekerjaan ini memberi saya harapan, memberi saya pekerjaan, memberi saya sesuatu untuk dinantikan setiap harinya ketika pergi bekerja,” pungkasnya. (INF)


ANNUAL MEETING PT GALLUS: OPTIMALISASI SUMBER DAYA DAN SUKSES DI ERA DIGITAL

Foto bersama Annual Meeting PT Gallus Indonesia Utama. (Foto-foto: Infovet/Ridwan)

Bertempat di Gedung Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI), Selasa (21/1), Annual Meeting PT Gallus Indonesia Utama diselenggarakan dengan mengambil tema “Optimalisasi Sumber Daya Menuju Sukses di Era Digital”.

Direktur Utama PT Gallus, Ir Bambang Suharno, mengawali acara dengan membahas situasi bisnis di 2024, dimana kondisi ekonomi peternakan yang belum membaik dan cenderung stagnan menjadi tantangan bagi perusahaan dalam menapaki bisnis.

“Namun alhamdulillah kita masih bisa mendapat beberapa partner baru dan mencapai hasil yang baik. Kita bersyukur dan berterima kasih kepada rekan-rekan yang sudah berusaha dengan maksimal, semoga ke depannya bisa menjadi lebih baik dan lebih sukses di era digital ini, kita persiapkan diri,” ujar Bambang.

Oleh karena itu, beberapa strategi pun dipersiapkan untuk menghadapi 2025 yang juga memiliki beragam tantangan dan peluang, di antaranya optimalisasi sumber daya/asset digital, pengembangan sumber daya berbasis digital, hingga mengoptimlisasi integrasi pemasaran dan multi layanan.

Suasana Annual Meeting PT Gallus Indonesia Utama.

Pada kesempatan yang sama, Komisaris PT Gallus, Gani Hariyanto, turut menekankan perusahaan untuk bisa mempertahankan dan meningkatkan apa yang telah diraih. “Kita harus pertahankan kunci keberhasilan kita di tahun kemarin untuk keberhasilan di tahun depan,” katanya.

Lebih lanjut disampaikan, tema yang diangkat tahun ini juga menurutnya sangat relevan dengan kondisi saat ini. “Apa yang kita punya harus kita optimalisasi dan berfokus pada era digital, kita harus masuk ke sana sehingga kita bisa memiliki lebih banyak ide dan inovasi,” ungkapnya.

Pengarahan dari Komisaris PT Gallus, Gani Hariyanto.

Ia pun mengimbau untuk bisa menetapkan sasaran yang tepat melalui usaha, inovasi, dan sinergi dalam menghadapi situasi apapun. “Dengan beragam situasi dan kondisi tantangan di 2025, diharapkan Gallus akan tetap melaju. Kita tinggalkan era kerugian dan melanjutkan dengan era yang selalu meningkat. Kita optimalkan sumber daya yang kita miliki, kita sesuaikan untuk menuju sukses di era digital ini,” harapnya.

Sementara Ketua Umum ASOHI, Drh Irawati Fari, yang turut hadir juga memberikan pandangan yang sama. “Ke depan memang banyak tantangan, kita harus berusaha melawatinya dengan penuh strategi dan taktik untuk menghadapinya. Lakukan inovasi dan efisiensi dengan output yang tetap efektif melalui ide, kerja keras, serta kreativitas dalam memanfaatkan digitalisasi,” tukasnya.

Katua Umum ASOHI, Irawati Fari, saat memberi arahannya.

Annual Meeting yang dimulai sejak pagi hari turut menampilkan pemaparan ASSA oleh Manajer Unit Penerbitan, Ir Darmanung Siswantoro, yang menyampaikan kinerja per unit usaha di antaranya Infovet, GitaPustaka, Gita EO, Gita Consultant, Info Akuakultur, dan Cat&Dog. Kemudian dilanjutkan dengan paparan dari Manajer Divisi EO, Consultant, dan Cat&Dog, Maryam Safitri. Acara juga dilengkapi dengan training karyawan yang disampaikan oleh Bambang Suharno, serta Direktur HRD dan Keuangan PT Gallus Drh Rakhmat Nuriyanto. (RBS)

MONIMAX (MONENSIN + NICARBAZINE)

Monimax (Monensin + Nicarbazine)
Reveal your hidden potential



UNRAM GANDENG PELAKU USAHA PERTANIAN DAN PETERNAKAN

Suasana Workshop Yang Digelar Unram
(Foto : Unram)


Tim Peneliti The Center for Sustainable Farm Systems (CESFARMS) Universitas Mataram (Unram) menggelar workshop bersama para pelaku usaha bidang pertanian dan peternakan di Pulau Lombok. Kegiatan yang dilaksanakan di Mataram itu mengangkat tema Creating Resilient Communities in Indonesia Through Smallholder-Inclusive Tourism Markets.

Workshop ini merupakan kegiatan kedua pada 2024 setelah penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) pada 2023 lalu. Antara Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR) dengan Universitas Mataram (Unram), Universitas Udayana (Unud), Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam bidang pertanian.

Workshop dibuka Rektor Unram Prof Bambang Hari Kusumo PhD. didampingi Tim Peneliti Ag4 Tourism Prof Sri Widyastuti PhD, Prof Dr Sukartono, Prof Dahlanuddin PhD, I GL Parta Tanaya PhD. Juga peneliti dari BRIN Dr Tanda Sahat Panjaitan dan Dr Nurul Hilmiati.

Hadir Project Leader ACIAR Ag4T Jeremy Badgery-Parker dari University of Adelaide Australia. Serta 40 tamu undangan yang berasal dari para pelaku usaha tani seperti kangkung, nanas, peternak ayam dan pedagang ketiga komoditas ini.

Sinergi antara akademisi dan pelaku usaha tani serta ternak ini mampu menciptakan produk unggulan berbasis pertanian dan peternakan.

Tidak hanya meningkatkan pendapatan petani, tapi juga menarik minat wisatawan melalui agrowisata dan kuliner khas daerah.

”Melalui inovasi dan riset akademis, peningkatan kualitas, kuantitas dan keberlanjutan hasil pertanian oleh petani kita dapat menciptakan ekosistem yang saling menguntungkan,” ujar Prof Bambang.

Permasalahan dalam rantai pasok produk pertanian menuju sektor hotel, restoran, dan katering kini menjadi perhatian utama.

Mengingat pentingnya memastikan keberlanjutan pasokan bahan makanan berkualitas. Berbagai tantangan dalam peredaran rantai pasok mengancam efisiensi dan kestabilan pasokan. Serta berdampak pada kualitas dan harga produk yang sampai ke konsumen akhir.

Ketua Tim Ag4T Unram Prof Sri Widyastuti PhD menuturkan, kolaborasi ini adalah langkah penting menuju keberlanjutan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Penyerapan produk pertanian oleh horeca dapat ditingkatkan secara signifikan.

”Inisiatif ini tidak hanya memperkuat rantai pasokan pangan tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi lokal,” ucapnya.

Dr Tanda Sahat Panjaitan, peneliti dari BRIN mengatakan, permasalahan utama yang dihadapi pembudi daya dan peternak dalam memasok produk adalah ketidakstabilan kualitas.

Workshop itu hadir sebagai upaya sinergis yang praktis untuk menjawab tantangan dalam menjaga kualitas produk yang stabil.

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan kolaborasi yang erat antara petani dan akademisi untuk menerapkan temuan Iptek dalam kampanye edukasi yang efektif.

Petani lokal yang sering kali menghadapi tantangan dalam menjangkau pasar yang lebih luas kini mendapatkan dukungan dalam bentuk pelatihan tentang teknik pertanian modern dan pengelolaan rantai pasok.

”Dengan mengadopsi teknik pertanian inovatif dan membangun kemitraan yang erat dengan hotel, restoran, dan katering, petani dapat memastikan pasokan bahan makanan yang berkualitas dan beragam,” pungkasnya. (INF)

KONSISTENSI PEMKAB PASURUAN MEMBANGUN SEKTOR PETERNAKAN DAERAH

Penyerahan Bantuan Secara Simbolis Oleh Pj Bupati Pasuruan
(Foto : Istimewa)


Banyak cara dilakukan Pemerintah Daerah dalam memajukan sektor peternakan. Diantaranya dengan intens menyelenggarakan kegiatan pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan keterampilan peternak dalam mengelola usahanya.

Sebagaimana yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Pasuruan melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan yang kerap kali memfasilitasi para peternak dengan memberikan sarana prasarana (sarpras), seperti yang dilakukan pada hari Selasa (10/12/2024).

Bertempat di Hotel Tanjung Plaza Prigen, Pj. Bupati Nurkholis menyerahkan beberapa peralatan yang dibutuhkan para peternak yang banyak tersebar di beberapa Kecamatan. Seperti sarpras pengolahan pakan silase sebanyak 10 paket. Rinciannya, 1 unit mesin chooper, 10 unit tong plastik, 1 terpal plastik, 10 unit cangkul, 10 unit sekrop dan  36 botol probiotik.

Selain itu juga diserahkan bantuan sarpras berupa peralatan pengolahan pakan konsentrat sebanyak 10 paket. Rinciannya,  1 unit mesin diskmill, 10 unit tong plastik, 10 unit cangkul, 10 unit sekrop, 1 unit timbangan digital, 1 unit mesin jahit karung, 1 uit terpal da 36 botol probiotik.

Lebih lanjut, Pj. Bupati Nurkholis menyerahkan bantuan sarpras pengolahan kompos sebanyak 10 paket. Rinciannya, 1 unit mesin pencacah kompos,10 unti tong, 10 unit cangkul, 30 unit sekrop, 1 unit gerobak dorong, 1 unit timbangan digital, 1 unit mesin jahit karung, 1 unit alat sablon, 1 unit sealer plastic,1 unit terpal dan 36 botol decomposer.

Bantuan diserahkan kepada 90 orang yang merupakan perwakilan dari Kelompok Ternak penerima Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH-CHT) 2024. Secara simbolis diterima oleh perwakilan Kelompok Ternak penerima Dana Alokasi Umum (DAU), Petugas Teknis Kecamatan, Petugas Inseminasi Buatan (IB) Swadaya dan staf Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan.

"Saya titip pesan kepada kelompok penerima bantuan bisa memanfaatkan sebaik-baiknya bantuan sarpras peternakan yang telah diberikan. Semoga bermanfaat untuk kemajuan bersama para anggota Kelompok Tani Ternak," pesannya didampingi oleh Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan, drh. Ainur Alfiyah.

Dalam kegiatan yang dihadiri oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Bakti Jati Permana, Camat dan Kepala Desa, Pj. Bupati Nurkholis berkesempatan berkeliling untuk memantau bantuan sarpras ang diterima Kelompok Peternak. Sekaligus memberikan semangat dan motivasinya kepada para peternak agar lebih produktif memajukan usaha agribisnisnya.   

Diketahui, Kabupaten Pasuruan memiliki potensi peternakan yang besar. Diantaranya populasi Sapi Perah sebanyak 90.096 ekor, Sapi Potong 95.415 ekor, Domba 65.503 ekor, Kambing 82.946 ekor, Ayam Petelur 1.766.803 ekor dan Ayam Pedaging 1.772.803 ekor. Dengan potensi yang dimiliki, Kabupaten Pasuruan mendukung berkembangnya usaha peternakan. Diantaranya dilakukan dengan membuka peluang investasi perusahaan peternakan. Baik di sektor perunggasan, persusuan maupun pakan ternak. Diantaranya, PT. Japfa Comfeed Indonesia, PT. Charoen Phokpand, PT. Super Unggas Jaya, PT. Malindo dan PT Wonokoyo. Ada juga industri pengolahan susu seperti PT. Nestle, PT Indolakto, PT. Cimory dan lainnya.

Hal itu memberikan peluang dan tantangan tersendiri bagi peternakan rakyat agar mampu bersaing dalam usaha agribis peternakan menuju peternak maju dan mandiri. Oleh karenanya, Pemerintah Kabupaten Pasuruan memfasilitasi peningkatan kemampuan usaha agribisnis peternak rakyat melalui kegiatan pelatihan. Juga memberikan pelayanan melalui penyediaan sarpras peternakan untuk menunjang kelangsungan usaha peternakan rakyat. (INF)

KETUM PPSKI : PROGRAM MBG BISA SELAMATKAN SEKTOR PETERNAKAN

Salah Satu Kegiatan di Peternakan Sapi Perah 
(Foto : Istimewa)



Ketua Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Nanang Subendro mengaku optimistis, terkait program makan bergizi gratis (MBG) pada masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Ia menyebut program itu dapat menjadi titik terang bagi industri peternakan dalam negeri. Pasalnya, menurut Nanang, saat ini minat masyarakat Indonesia untuk beternak mulai menurun.

“Saya berkeyakinan makan bergizi gratis akan menimbulkan multiplier effect yang sangat bagus sekali bagi para peternak maupun para pengusaha di pedesaan. Ada banyak usaha-usaha baru yang tumbuh, termasuk usaha para peternak dan petani yang akan menyediakan bahan,” ucapnya.

Nanang melanjutkan, bahwa saat ini profesi peternak kurang diminati oleh anak muda. Oleh karena itu, peluang yang ditimbulkan oleh program makan bergizi gratis diharapkan mampu menarik minat anak-anak muda untuk terjun ke dunia peternakan.

"Jika kita lihat programnya dari sudut pandang kesejahteraan peternak, ini akan membuat para calon peternak tertarik untuk menduduki usaha peternakan, sehingga tanpa didorong-dorong, mereka akan tertarik ke industri peternakan," ucap Nanang.

Ia melanjutkan, targetnya bukan hanya tentang siswa yang mendapatkan makan bergizi gratis, tetapi juga orang-orang di balik bahan baku makanannya, termasuk industri peternakan.

"Saya cukup sering diundang ke banyak perguruan tinggi yang ada fakultas peternakan maupun fakultas kedokteran hewan. Setiap saya memberikan pertanyaan, adakah di antara kalian yang nanti ketika lulus itu mau menjadi peternak sesuai dengan bidang studi mereka? Ternyata animo pada mahasiswa untuk menjadi peternak itu minim sekali," jelasnya.

Perlu diketahui, bahwa lebih dari 56% peternak yang saat ini masih menggeluti usahanya umurnya sudah di atas 50 tahun. "Jadi kita bisa bayangkan kalau yang 56% nanti sudah pensiun dari profesi sebagai peternak, siapa yang akan menggantikan?" lanjut Nanang.

Terakhir, Nanang mengatakan bahwa peluang ekonomi yang dihasilkan oleh industri peternakan Indonesia masih menjanjikan untuk masa depan.

"Situasi Indonesia saat ini masih defisit. Defisit dalam arti prospek bisnis untuk ditekuni masih sangat bagus karena suplai dari lokalnya masih sangat-sangat minim. Sementara sumber daya alam Indonesia benar-benar sangat cukup untuk menunggu kembangnya industri peternakan di Indonesia," pungkas Nanang dalam menanggapi program makan bergizi gratis. (CR)


DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KABUPATEN DEMAK LAKUKAN VAKSINASI PMK

Vaksinasi PMK Dilakukan Untuk Mencegah Wabah PMK di Kabupaten Demak
(Foto : DPP Kabupaten Demak)



Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak melalui petugas P2K BPP Karangawen menggelar kegiatan vaksinasi untuk mencegah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak sapi di Desa Kuripan, Kecamatan Karangawen.

Kegiatan ini melibatkan sejumlah tenaga medis, di antaranya Agus Arifin selaku petugas P2K, paramedik Puskeswan Dinpertan dan Pangan Kabupaten Demak, serta dokter hewan. Acara juga didampingi oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Desa. 

Kepala Dinas Pertanian Agus Herawan menjelaskan bahwa Vaksinasi ini menyasar seluruh sapi yang ada di Desa Kuripan, dengan syarat sapi yang divaksin harus dalam kondisi sehat, tidak sakit atau sudah sembuh dari PMK.

Selain itu, sapi yang divaksin juga harus memiliki umur minimal 6 bulan, tidak dalam kondisi bunting, dan bukan sapi yang akan dipotong dalam waktu dekat. 

“Pemberian vaksinasi PMK pada sapi bertujuan untuk meningkatkan kekebalan tubuh hewan ternak dan mengurangi risiko penyebaran penyakit yang dapat merugikan peternak. Vaksinasi ini diharapkan dapat memperkecil peluang sapi terinfeksi PMK, yang dapat berdampak pada penurunan produktivitas ternak serta kerugian ekonomi yang cukup besar bagi petani,” jelasnya. 

Kegiatan ini sendiri mendapat sambutan positif dari para peternak setempat, yang menyadari pentingnya upaya pencegahan penyakit untuk menjaga kesehatan ternak dan keberlanjutan usaha peternakan mereka.

Dengan dilakukannya vaksinasi ini, diharapkan Desa Kuripan dapat bebas dari PMK, dan produksi ternak sapi di wilayah tersebut tetap aman dan produktif. (INF)




DORONG PEMBANGUNAN SEKTOR PETERNAKAN, PASAR HEWAN TERNAK BISA JADI ALTERNATIF WISATA

Pj Bupati Adriyanto bersama para pemenang kontes ternak yang sukses digelar di Pasar Hewan Desa Kedungbondo, Kecamatan Balen 
(Foto : Istimewa)

Kontes dan Pameran Ternak Kabupaten Bojonegoro sukses digelar di Pasar Hewan di Desa Kedungbondo, Kecamatan Balen. Dalam kegiatan berlangsung dua hari  mulai Selasa (19/11) hingga Rabu (20/11) itu, Penjabat (Pj) Bupati mendorong pembangunan peternakan di Bojonegoro. Termasuk peran dalam ketahanan pangan daerah.

Antok salah satu peserta Pameran Ternak mengatakan, pameran ternak ini sangat bermanfaat. Selain memacu semangat dalam mengembangkan peternakan. Juga bisa menjalin silaturahmi dengan para peternak lainnya. Saling berbagi ilmu.

‘’Semoga program ini ada tiap tahun. Supaya petani ternak semangat terus dan dapat menginspirasi para pemuda,’’ katanya. 

Kontes dan Pameran Ternak 2024 bertujuan memberikan motivasi kepada para peternak dalam mengembangkan usaha peternakan. Selain itu, pemberian penghargaan kepada pahlawan pangan hewani. Sekaligus merangsang tumbuhnya hilirisasi pangan mandiri melalui olahan hasil peternakan. Juga, meningkatkan kesejahteraan peternak.

‘’Pameran ternak ini diikuti 28 kecamatan se-Bojonegoro. Menampilkan komoditas unggulan sesuai kriteria lomba,’’ ujar Sekretaris Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Bojonegoro Wiwik Sulistyo.

Pj Bupati Bojonegoro Adriyanto menyampaikan, banyak yang ingin berkunjung ke tempat peternakan. Diharapkan pasar ternak tidak hanya menjadi tempat jual beli hewan ternak.

Melainkan, sebagai tempat wisata dan belajar bagi para siswa atau tamu. Untuk itu, kebersihan pasar ternak perlu dijaga. Termasuk pengembangan UMKM bidang peternakan.

“Kita bisa menjadikan tempat dan kegiatan ini sebagai wisata. Saya yakin potensi pasarnya ada,” ujarnya.

Menurut Pak Adriyanto, ada makna penting dalam pameran ternak ini. Yakni, untuk mendukung program Presiden RI terkait ketahanan pangan. Bojonegoro sebagai daerah kaya dengan hewan ternak. Mengingat, populasi sapi di Bojonegoro cukup besar dan bisa dimanfaatkan sebagai ketahanan pangan daerah.

‘’Kegiatan ini sangat baik dan penting untuk penguatan ketahanan pangan. Kesempatan untuk terus mengembangkan dan mendorong pertumbuhan hewan ternak,’’ tuturnya.

Orang nomor satu di lingkup Pemkab Bojonegoro tersebut mengatakan, masih memiliki PR. Hewan ternak harus sehat dan memiliki standar tertentu, tidak hanya penggemukan. Selain itu, perlu produksi hewan ternak untuk menambah nilai.

Peternakan harus memberikan penghasilan yang baik untuk para petani ternak. Termasuk menjadikan ternak di Bojonegoro terdapat industri peternakan.

‘’Selamat kepada para pemenang. Semoga peternakan di Bojonegoro semakin meningkat perannya dalam membantu kesejahteraan peternak, masyarakat, dan menjadi pendobrak ekonomi di Bojonegoro,’’ pungkasnya. (INF)

PROGRAM MBG MENJADI SOROTAN DALAM SEMINAR ASOHI

Seminar Nasional Outlook Bisnis Peternakan yang diselenggarakan ASOHI. (Foto-foto: Dok. Infovet)

“Program MBG (Makan Bergizi Gratis): Angin Segar Bagi Industri Peternakan?” menjadi tema dalam Seminar Nasional Outlook Bisnis Peternakan yang diselenggarakan Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI), Rabu (20/11/2024), di Hotel Avenzel Cibubur.

"Dengan dana yang cukup besar dalam program MBG tersebut sekitar 71 triliun rupiah, tentu protein hewani yang dibutuhkan juga banyak. Saya rasa harapannya ini benar-benar menjadi angin segar bagi pelaku usaha, bukan hanya sekadar angin sepoi-sepoi saja terus lewat. Ini bisa meningkatkan bisnis peternakan kita," ujar Ketua Umum ASOHI, Drh Irawati Fari.

Dengan meningkatkannya bisnis peternakan, lanjut Ira, tentu akan membawa dampak positif bagi bisnis obat hewan di Indonesia. Pasalnya, di tahun ini bisnis obat hewan mengalami kelesuan.

"Kalau industri peternakan membaik, tentu akan berdampak ke bisnis kita (obat hewan). Tahun ini bisnis cukup lesu, bisa bertahan saja sudah alhamdulilah. Semoga di 2025 ada titik cerah, diharapkan dengan program MBG bisnis peternakan semakin membaik yang tentunya akan berimbas kepada bisnis obat hewan," ucapnya.

Program MBG merupakan sebuah inisiatif yang bertujuan untuk menyediakan makanan sehat dan bergizi kepada kelompok yang membutuhkan, dengan fokus pada anak-anak atau kelompok rentan lainnya. Dalam program ini, makanan yang disediakan mengikuti standar gizi yang ditetapkan, di antaranya kebutuhan protein, vitamin, mineral, dan energi yang mencukupi.

Program MBG ditujukan untuk pelajar di sekolah-sekolah atau anak-anak dalam komunitas yang mungkin tidak memiliki akses yang memadai terhadap makanan bergizi. Dengan menyediakan makanan yang sehat dan bergizi secara gratis, program ini diharapkan dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan kelompok yang dilayani, serta membantu menciptakan kondisi yang lebih baik untuk pertumbuhan dan perkembangan anak bangsa

Dalam acara seminar tersebut, turut menghadirkan beragam pembicara andal di bidangnya, salah satunya pembicara tamu Dr Ir Tigor Pangaribuan MBA (Deputi Sistem dan Tata Kelola Badan Gizi Nasional/BGN) dan para pemimpin asosiasi peternakan, di antaranya Ir Achmad Dawami (Ketua GPPU), Drh Desianto Budi Utomo (Ketua GPMT), Hidayatur Rohman SE MM (perwakilan Pinsar Indonesia), Ir Nuryanto SPt MBA (perwakilan HPDKI), Drh Nanang P. Subendro (Ketua PPSKI), Dr Sauland Sinaga (Ketua AMI), dan Drh Irawati Fari (Ketua ASOHI) yang masing-masing memberikan gambaran bisnis peternakan tahun ini dan prediksinya di tahun depan, serta dampak bagi industri peternakan dari hadirnya program MBG.

Para peserta seminar ASOHI.

Seminar juga dihadiri oleh para peternak/pengusaha peternakan, perusahaan pakan, pembibitan, obat hewan dan peralatan ternak, pelaku bisnis bahan baku pakan dan obat hewan, kalangan peneliti, akademisi peternakan dan kesehatan hewan, aparat pemerintah lingkup peternakan, pengurus asosiasi, konsultan, atase pertanian/perdagangan, hingga investor dan peminat bisnis peternakan.

“Diharapkan seminar ini menjadi referensi penting bagi kalangan pelaku usaha peternakan dalam menyusun rencana dan melakukan evaluasi bisnis. Selain itu, pemerintah juga bisa menerima berbagai masukan dari seminar ini sebagai salah satu referensi kebijakan di bidang peternakan,” kata Ketua Panitia, Rivo Ayudi Kurnia SPt. (RBS)

KABUPATEN BLITAR RAIH PENGHARGAAN LOMBA AGRIBISNIS PETERNAKAN

Kabupaten Blitar raih dua penghargaan ketahanan pangan di ajang lomba agribisnis peternakan Jatim 2024.
(Foto : Istimewa)

Kabupaten Blitar kembali menorehkan prestasi gemilang dengan memborong dua penghargaan di ajang Lomba Penilaian Manajemen Kelompok Agribisnis Peternakan Provinsi Jawa Timur 2024. Penghargaan ini menjadi motivasi tersendiri bagi Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Blitar untuk terus meningkatkan kualitas sektor peternakan di wilayahnya. Ini sejalan dengan program strategis nasional yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto dalam upaya swasembada pangan, khususnya di sektor peternakan.

Penghargaan yang diraih oleh Kabupaten Blitar ini tidak hanya menjadi simbol pencapaian, tetapi juga menjadi dorongan bagi pemerintah daerah untuk terus mendukung peningkatan usaha di bidang peternakan. Hal ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan, khususnya dalam penyediaan populasi sapi pedaging dan sapi perah yang menjadi fokus utama.

“Penghargaan ini menjadi pemicu bagi kami di Disnakkan Kabupaten Blitar untuk terus mendorong masyarakat, kelompok ternak, dan juga investor untuk meningkatkan usahanya di bidang peternakan. Dengan demikian, kita bisa mendukung target swasembada pangan sektor peternakan yang diharapkan oleh pemerintah pusat,” ujar Nuraini Nadzifah, S.Pt., M.Pt., Kabid Budidaya dan Pengembangan Peternakan Disnakkan Kabupaten Blitar, dalam keterangannya, Rabu (23/10/2024).

Ajang Prestisius Berbasis Agribisnis

Lomba yang diselenggarakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur ini bertujuan untuk memberikan apresiasi kepada kelompok ternak yang berhasil menerapkan sistem agribisnis peternakan secara efektif. Berdasarkan DPA SKPD Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, program ini juga bertujuan untuk membina dan memotivasi para peternak agar dapat meningkatkan prestasi mereka melalui pembinaan berkelanjutan.

Lomba ini melibatkan beberapa kategori, di antaranya penilaian terhadap kelompok ternak sapi perah dan kambing/domba. Proses penilaian dilakukan melalui dua tahap, yaitu penilaian profil kelompok tani ternak dan verifikasi lapang. Aspek yang dinilai meliputi manajemen hulu, proses budidaya, aspek hilir, kelembagaan, serta inovasi yang diterapkan oleh kelompok ternak.

Kabupaten Blitar Borong Dua Penghargaan

Dalam kompetisi tersebut, Kabupaten Blitar berhasil membawa pulang dua penghargaan penting. Kelompok ternak Genjong Sinergi dari Dusun Genjong, Desa Ngadirenggo, Kecamatan Wlingi, dinobatkan sebagai juara kedua untuk kategori sapi perah. Sementara itu, kelompok tani Mugi Mulyo dari Desa Ploso, Kecamatan Selopuro, meraih juara kedua di kategori kambing/domba.

Kemenangan ini tidak terlepas dari kerja keras dan inovasi yang dilakukan oleh kedua kelompok tersebut. Menurut Nuraini, kelompok ternak yang berhasil memenangkan lomba ini memiliki keunggulan yang khas, baik dari segi kelembagaan maupun inovasi dalam budidaya.

“Keunggulan utama dari kelompok ternak yang juara adalah manajemen kelembagaannya yang bagus, budidayanya yang baik, serta inovasi-inovasi yang mereka miliki. Mereka mampu melakukan hal-hal yang tidak dimiliki oleh kelompok ternak lain, dan ini yang membuat mereka unggul,” jelas Nuraini.

Mendorong Inovasi dan Peningkatan Usaha

Keberhasilan Kabupaten Blitar dalam meraih dua penghargaan ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi kelompok ternak lainnya untuk terus meningkatkan usaha mereka. Nuraini berharap agar kelompok ternak pemenang mampu mempertahankan posisinya dan terus berinovasi di masa mendatang. Inovasi-inovasi baru diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap pengembangan usaha peternakan di Kabupaten Blitar, sehingga dapat berkontribusi lebih besar terhadap ketahanan pangan nasional.

“Harapannya, mereka bisa terus mempertahankan kinerja dan inovasi mereka, bahkan mampu menciptakan inovasi baru yang lebih baik. Dengan begitu, usaha mereka bisa semakin berkembang dan memberikan keuntungan yang lebih besar,” tambah Nuraini.

Penghargaan yang diraih Kabupaten Blitar ini merupakan bukti nyata dari komitmen daerah dalam mendukung ketahanan pangan, khususnya di sektor peternakan. Diharapkan dengan pencapaian ini, Kabupaten Blitar dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya meningkatkan kualitas agribisnis peternakan dan mendorong swasembada pangan di tingkat nasional. (INF)

ASOHI SELENGGARAKAN SEMINAR AMR

Seminar AMR yang digelar ASOHI di Menara 165. (Foto: Dok. Infovet)

"Rencana Kebijakan Pemerintah Terkait Penggunaan Antimikroba di Industri Peternakan" menjadi tema dalam seminar antimicrobial resistance (AMR) yang diselenggarakan Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) di Menara 165, Jakarta, Selasa (22/10/2024).

"Hari ini kita dapat berkumpul mengikut seminar Rencana Kebijakan Pemerintah Terkait Penggunaan Antimikroba di Industri Peternakan. Kita lihat obat hewan terutama antimikroba cukup banyak digunakan di peternakan terkait hasil produksi ternak untuk konsumsi, dengan harapan pelaku obat hewan bisa menyediakan produk antimikroba yang aman digunakan dan mengikuti aturan yang berlaku sehingga saat produk peternakan dikonsumsi manusia itu aman," ujar Ketua Umum ASOHI, Drh Irawati Fari.

Penggunaan antimikroba yang berlebihan dan tanpa pengawasan dinilai telah memicu risiko munculnya AMR. Resistansi antimikroba pun sudah menjadi isu global dan dibicarakan di berbagai belahan dunia, karena dampak yang ditimbulkannya sangat besar.

"Banyak kasus yang terjadi, salah satunya ketika pasien sudah minum antibiotik berkali-kali lipat atau dengan mengonsumsi obat keras namun masih tidak sembuh, bahkan berakhir kematian," jelasnya.

Begitupun di industri peternakan, dahulu sebelum Indonesia menerapkan pelarangan penggunaan antibiotik sebagai growth promoter (AGP) masih bebas digunakan dan cenderung berlebihan dalam penggunaannya, bahkan tanpa resep. Hal tersebut menjadi perhatian pemerintah agar penggunaan antibiotik tidak lagi digunakan secara bebas di peternakan, namun harus dengan resep dokter hewan.

"Kalau dahulu antibiotik masih bebas digunakan sebagai AGP atau pemacu pertumbuhan. Namun dengan dijalankannya program pengendalian AMR ini pemerintah mulai mengkaji pelarangan penggunaan antibiotik sebagai AGP pada 2018, obat hewan yang berpotensi membahayakan kesehatan manusia dilarang digunakan di peternakan yang produknya dikonsumsi oleh manusia," ungkap Irawati.

Walau dalam pelaksanaanya belum berjalan dengan baik, ASOHI bersama para stakeholder dan asosiasi terkait pun menginisiasi pertemuan dengan pemerintah agar implementasi dari aturan AMR berjalan sesuai yang diharapkan. Hingga pada akhirnya terbit keputusan pemerintah tentang petunjuk penggunaan obat hewan dalam pakan dan peternakan melalui resep dokter hewan untuk kebutuhan terapi.

"Alhamdulillah sampai sekarang walau masih perlu perbaikan kita sudah berupaya menjalankan sesuai aturan yang berlaku. Semoga dari seminar ini kita dapat menambah wawasan untuk menghasilkan produk ternak yang aman dan sehat dikonsumsi manusia sehingga terhindar dari AMR," pungkasnya.

Pada kesempatan tersebut, turut menghadirkan pembicara di antaranya Guru Besar Mikrobiologi dan Bioteknologi Farmasi Fakultas Farmasi UI Prof Amarila Malik, Senior Director of Government Engagement Fleming Fund Country Grant to Indonesia Dr Emil Agustiono, dan Ketua Tim Kerja Pengawasan Peredaran Obat Hewan Kelompok Substansi Pengawasan Obat Hewan Ditkeswan Drh Mario Lintang Pratama mewakili Direktur Kesehatan Hewan.

Adanya pelarangan beberapa penggunaan antimikroba sudah melalui beberapa tinjauan. Dijelaskan Mario Lintang bahwa tinjauan dari WHO salah satunya untuk golongan flouroquinolon diimbau untuk tidak digunakan karena berpotensi meningkatkan AMR.

"Tinjauan dari WHO ada beberapa kriteria sampai akhirnya diputuskan imbauan untuk tidak menggunakan golongan flouroquinolon, sebenarnya  sebagai bentuk peringatan. Mengikuti kesuksesan pelarangan colistin, pelarangan ini menjadi tinjauan yang sangat penting," katanya.

Kendati demikian, ada beberapa produk alternatif yang bisa digunakan. Seperti saat AGP dilarang, ada beberapa produk seperti accidifier, probiotik, dan lain sebagainya yang bisa digunakan.

"Walau belum sama seperti saat AGP digunakan, penggunaan alternatif dan perbaikan dalam pemeliharaan salah satunya dengan biosekuriti mampu memberikan hasil yang baik," tukasnya. (RBS)

WORKSHOP, SOSIALISASI, DAN PENDAMPINGAN SERTIFIKASI HALAL RPA OLEH DOSEN POLTEK NEGERI JEMBER

Foto Bersama Para Peserta 
(Sumber : Istimewa)


Bagi umat muslim, makanan halal dan toyib menjadi aspek penting. Berkaitan dengan hal tersebut, Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama menetapkan kewajiban sertifikasi halal mulai 18 Oktober 2024. Hal tersebut sesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor 33 tahun 2024 tentang Jaminan Produk Halal.

Sertifikasi tersebut wajib bagi produk yang masuk, beredar, dan diperdagangkan di wilayah Indonesia. Kewajiban sertifikasi berlaku pada produk makanan dan minuman, bahan baku, bahan tambahan pangan dan bahan penolong untuk produk makanan dan minuman, serta produk hasil sembelihan dan jasa penyembelihan.

Terkait dengan hal tersebut, dosen Jurusan Peternakan Politeknik Negeri Jember mengadakan workshop sosialisasi dan pendampingan sertifikasi halal bagi RPA. Kegiatan ini merupakan pendanaan dari program INOVOKASI pendanaan tahun 2024 Program Penerapan Teknologi Tepat Guna.

Kegiatan yang digagas oleh tim yang diketuai oleh Dr. Rosa Tri Hertamawati yang beranggotakan Anang Febri Prasetyo, Shokhirul Imam, Agus Hadi Prayitno, Wahyu Suryaningsih, dan Reikha Rahmasari ini meliputi kegiatan workshop manajemen rumah potong ayam menghasilkan karkas Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH), Good Manufacturing Practices (GMP) dan Sanitation Standard Operating Procedure (SSOP) untuk prosesing karkas, serta penyembelihan Halal.

Ketua Program Dr. Rosa Tri Hertamawati dalam sambutannya menyampaikan kegiatan tersebut bertujuan untuk membantu para pelaku usaha dibidang kuliner untuk mendapatkan sertifikasi halal.  “kegiatan ini merupakan kegiatan awal untuk menuju sertifikasi halal RPA. Hal ini dilakukan karena ada perintah untuk sertifikasi halal bagi produk-produk hewani, rumah makan yang menggunakan produk sembelihan juga akan mencari sertifikasi halal. Jika produk tidak tersertifikasi maka akan mendapat sanksi tertulis hingga penarikan produk dari peredaran," jelasnya. 

Acara kemudian dilanjutkan dengan pemaparan dari Kepala Bagian QA-QC RPA Palosari Jombang Ainur Rochman yang menyampaikan tentang manajemen rumah potong ayam menghasilkan karkas Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH), Good Manufacturing Practices (GMP) dan Sanitation Standard Operating Procedure (SSOP) untuk prosesing karkas. Materi dimulai dengan memaparkan kondisi RPA Palosari saat pertama kali beliau bekerja.

“Manajemen RPA sangat buruk, pekerja tidak standar, seperti ada yang pakai kaos, ada yang pakai kemeja, tidak berpakaian, tidak menggunakan masker, dan hal lainnya”, katanya. Penjelasan dilanjutkan dengan bagaimana beliau berdiskusi dengan pemilik untuk melakukan perbaikan.

“Diperlukan komitmen dari semua pihak, manajemen yang baik: penerapan GMP dan SSOP, adanya Quality Assurance dan Quality Control pada semua aspek dari hulu hingga hilir, sampai pelayanan terhadap konsumenpun sangat diperhatikan untuk mengembangkan dan mempertahankan usaha RPA," pesan Aan.

Materi selanjutnya adalah penjelasan tentang pentingnya setifikasi Halal pada produk hewan, termasuk RPA. Materi mengenai halal disampaikan oleh Kasang Heru Cokro F dari Madani Halal Center. Kasang menyampaikan landasan kenapa perlunya sertifikasi halal, halal diihat dari zat, proses pengolahan dan proses perolehannya.

“Sertifikasi halal ada dua jenis, yaitu Reguler bagi usaha skala besar, menengah, kecil dan mikro yang menggunakan bahan-bahan sembelihan dan Self declare untuk usaha skala mikro dan kecil,” terang kasang.

Untuk mendapatkan sertifikat halal, Kasang berpesan agar pemilik usaha menerima masukan dan saran-saran dari pendamping. Syarat wajib yang harus dimiliki oleh RPA adalah memiliki Juru sembelih halal (Juleha), dokter hewan dan penyelia halal, melampirkan semua informasi mengenai bahan baku yang digunakan. Pengajuan sertifikasi halal dapat dilakukan melalui SiHalal. 

Kegiatan workshop ini disambut baik oleh peserta workshop yang merupakan pemilik usaha dan pekerja dari Rumah Potong Ayam Semar Mesem dan Rumah Potong Unggas itik Nusa Jaya Abadi. Antusias dari peserta ditandai dengan munculnya beberapa pertanyaan terkait bagaimana tahap awal memperbaiki manajemen RPA dan memperoleh sertifikat halal.

Selanjutnya diakhir kegiatan, tim pengabdian menyerahkan sertifikat kepada narasumber dan foto bersama dengan semua peserta. Adanya kegiatan workshop ini diharapkan menjadi langkah awal bagi perolehan sertifikat halal bagi pemilik usaha RPA yang ada di Jember. (INF)


INFOVET TAMPIL DI ASEAN ROUNDTABLE DISCUSSION, VIETSTOCK 2024

Pemred Majalah Infovet, Bambang Suharno, saat menampilkan presentasinya dalam Roundtable Discussion. (Foto-foto: Dok. Infovet)

Ho Chi Minh City, 9-11 Oktober 2024. Pemimpin Redaksi (Pemred) Majalah Infovet, Bambang Suharno, diundang secara khusus oleh Informa Markets, penyelenggara Vietstock Expo & Forum, untuk menghadiri pameran ternama tersebut yang berlangsung di Saigon Exhibition & Convention Center (SECC), Ho Chi Minh City. Acara ini digelar selama tiga hari, mulai 9-11 Oktober 2024, dan menjadi ajang penting bagi industri peternakan di kawasan ASEAN.

Sebagai aktivis dalam organisasi peternakan sekaligus Pemred Infovet, Bambang turut hadir dalam acara opening ceremony yang meriah, acara pemberian penghargaan Vietstock Award, serta memainkan peran aktif dalam Roundtable Discussion bertajuk “Sustainibility in ASEAN Livestock Industry.”

Diskusi yang berlangsung 10 Oktober 2024, mempertemukan para ahli, pemimpin industri, dan perwakilan organisasi peternakan dari berbagai negara di ASEAN untuk bertukar wawasan mengenai perkembangan terkini di sektor peternakan. Dalam diskusi ini hadir perwakilan dari negara tuan rumah (Vietnam) serta negara anggota ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Myanmar, dan Kamboja.

Dalam diskusi ini, Bambang menampilkan presentasi mengenai “Indonesia Livestock Industry Review”, yang memberikan pandangan komprehensif tentang kondisi industri peternakan di Indonesia. Topik ini mencakup berbagai aspek, mulai dari tantangan hingga peluang yang dihadapi sektor peternakan nasional.

Bambang antara lain menyampaikan, konsumsi telur dan daging ayam masyarakat Indonesia yang masih rendah (sekitar 15 kg daging ayam dan 150 butir telur/kapita/tahun) tidak semata-mata disebabkan karena redahnya daya beli masyarakat.

“Faktanya konsumsi rokok masyarakat Indonesia 1.300 batang per kapita per tahun yang merupakan konsumsi tertinggi di ASEAN. Padahal harga sebatang rokok setara dengan sebutir telur. Ini artinya potensi bisnis perunggasan di Indonesia masih bisa berkembang, jika kampanye gizi ayam dan telur terus dilakukan oleh stakeholder peternakan,” ujar Bambang.

Foto bersama usai diskusi.

Di bagian lain, Bambang menyampaikan program pemerintahan baru Indonesia berupa makan bergizi gratis untuk anak sekolah yang berpeluang meningkatkan bisnis perunggasan. Adapun program minum susu gratis, juga menjadi peluang baru berupa investasi peternakan sapi perah di Indonesia.

Keikutsertaan Infovet dalam forum ini merupakan bagian dari upaya memperkuat hubungan antar negara di ASEAN dan meningkatkan peran media dalam mendukung pengembangan industri peternakan. (INF)

BBPTU-HPT BATURRADEN RAIH PENGHARGAAN DARI KEMENTERIAN PANRB

Pemberian penghargaan dari Kementerian PANRB kepada BBPTU-HPT Baturraden. (Foto: Istimewa)

Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU-HPT) Baturraden, berhasil meraih penghargaan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB). BBPTU-HPT Baturraden masuk daftar 10 Terbaik Kategori Kementerian dengan predikat Pelayanan Prima.

Penghargaan diterima oleh Plt. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Ali Jamil, dalam acara Gebyar Pelayanan Prima di Jakarta (8/10/2024).

Kegiatan yang mengusung tema “Wujudkan Ekosistem Pelayanan Publik Transformatif, Inovatif, dan Inklusif” ini memberikan apresiasi terhadap peningkatan pelayanan publik, khususnya dalam mendukung keberhasilan Reformasi Birokrasi Berdampak. BBPTU-HPT Baturraden ditetapkan sebagai Lokus Pemantauan dan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pelayanan Publik (PEKPPP) oleh Kementerian PANRB, sebagai pengakuan atas inovasi dan upaya peningkatan mutu pelayanan kepada masyarakat.

Pada kesempatan tersebut, Menteri PANRB, Abdullah Azwar Anas, menyampaikan harapan bahwa Gebyar Pelayanan Prima dapat memperkuat sinergi antar instansi pemerintah dalam memberikan layanan publik yang lebih baik.

“Bagaimana kita ini mewujudkan reformasi birokrasi berdampak sehingga masyarakat benar-benar merasakan kehadiran pemerintah,” ujar Anas.

Kementerian PANRB memberikan sejumlah penghargaan dalam acara tersebut, yang meliputi 10 Penghargaan Pembinaan Pelayanan Publik Ramah Kelompok Rentan, kemudian sebanyak 21 Penghargaan Pemantauan dan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pelayanan Publik, serta 75 Penghargaan Pemantauan Keberlanjutan dan Replikasi Inovasi Pelayanan Publik.

Sementara itu, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Agung Suganda, saat dikonfirmasi terpisah menyampaikan apresiasinya terhadap pencapaian BBPTU-HPT Baturraden.

“Penghargaan ini menjadi bukti komitmen kami untuk meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat,” katanya.

Ia juga mengimbau untuk terus bekerja keras dan inovasi berkelanjutan dalam menghadapi tantangan di bidang peternakan.

“Kami berharap penghargaan ini akan menjadi motivasi bagi seluruh jajaran Ditjen PKH untuk terus melakukan perbaikan dalam pelayanan publik,” tegasnya.

Sebagai informasi, Indeks Pelayanan Publik (IPP) Nasional 2023 mencatat skor 3,78 dari skala 5, menempatkannya dalam kategori “baik.” Sementara itu, Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Nasional mencapai skor 3,53 dari skala 4. (INF)

PETERNAKAN DOMBA MODERN ALA PESANTREN INSAN KAMIL

Penandatanganan MoU perihal investasi antara Pesantren Insan Kamil dengan PT Digital Syariah Technology dan Sharia Digital Technologies FZ LLC-Dubai GreenX.
(Foto : Antara)


Pondok Pesantren Insan Kamil Trayang, Ngronggot, Kabupaten Nganjuk resmi meluncurkan Start Up Pengembangan Ekonomi Masyarakat Klaster Peternakan Domba modern yang diberi nama 'Dombastis' pada Ahad (22/09/2024) sore.

Pengasuh Pesantren Insan Kamil, Gus Kamal Musthofa menjelaskan program tersebut merupakan salah satu pengembangan ekonomi masyarakat bersama beberapa mitra di antaranya Bank Jatim, PT Digital Syariah Technology dan Jama'ah Ternak Lembaga Perkonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Nganjuk. 


Tujuan utama dari di rintisnya Dombastis adalah pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat Kabupaten Nganjuk untuk peningkatan inklusi keuangan syariah, serta fasilitasi keuangan mikro dan usaha bagi masyarakat.


"Pesantren Insan Kamil berkomitmen untuk dapat membangun perekonomian umat yang tumbuh dan berkesinambungan bersama Bank Jatim serta mampu memberikan dampak ekonomi berkelanjutan bagi masyarakat sekitarnya,” ungkap alumnus Pascasarjana Universitas Pangeran Diponegoro Nganjuk.


Dijelaskan Gus Kamal, pihak pesantren memilih peternakan domba sebab mencontoh Nabi Muhammad SAW. Dombastis memadukan konsep perbaikan genetik, gembala moderen dan pemanfaatan limbah kandang untuk pertanian.


"Hingga kini total populasi domba di peternakan dombastis ialah 423 ekor," jelas Gus Kamal.

 

Dirinya menjelaskan terdapat dua model bisnis Dombatis. Pertama, Dombastis membangun kandang jamaah menitipkan domba dan bergiliran merawat. Setiap anggota menitipkan maksimal 20 ekor domba dan fase bisnisnya berupa produksi domba bunting dan anak domba, biayanya dari keuangan yayasan dan investor.


Kedua, kandang dibuat di tempat jama’ah atau mitra. Domba bunting dipasok dari Dombastis dan jamaah merawat serta  membesarkan anak domba hingga umur 4 bulan kemudian anakan tersebut akan dibeli Dombastis.

 

"Indukannya impor dan ada sertifikatnya yaitu jenis Dorper Australia. Sementara betinanya Cross Texel," paparnya.


Gus Kamal melanjutkan, terdapat beberapa kriteria menjadi juragan domba mitra Dombastis yakni alumnus atau utusan pesantren, warga Nganjuk, serius ingin beternak domba, belum pernah kredit bank, punya lahan untuk kambing dan siap mengikuti bimtek selama 3 bulan.

 

“Apabila berminat silahkan menghubungi nomor 087787502950,” pungkasnya.

 

Di akhir sesi, Pondok Pesantren Insan Kamil menandatangani Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) perihal investasi dengan PT Digital Syariah Technology dan Sharia Digital Technologies FZ LLC-Dubai GreenX.

 

Penandatanganan MoU dilakukan oleh Pengasuh Pesantren Insan Kamil Gus Kamal Musthofa, Direktur PT Digital Syariah Technology Hambali dan CEO Sharia Digital Technologies Mr. Khalifa Al Jaziri AlShehhi.

 

Agenda ini dihadiri pula oleh Pj Gubernur Jawa Timur yang diwakili Kepala Dinas PMD Provinsi Jatim Budi Sarwoto, Pj Bupati Nganjuk yang diwakili Moh Yasin, Rais PCNU Nganjuk KH Ali Musthofa Said, Ketua PCNU Nganjuk KH Hasyim Afandi dan tamu undangan lainnya. (INF)


ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer