 |
Acara soft launching Web 3.0 beliayam.com dihadiri para mitra dan pelaku bisnis F&B. |
Industri perunggasan dihadapkan pada tantangan dalam hal teknologi, keberlanjutan serta pengetahuan berbasis data. Pada 2025, teknologi blockchain yang merupakan mekanisme basis data lanjutan untuk berbagi informasi secara transparan dalam jaringan bisnis juga santer terdengar.
Menjawab tantangan tersebut PT Beli Ayam Com melakukan soft launching Web 3.0 sebagai teknologi terbaru beliayam.com, Selasa (25/2/2025) di kawasan Cijantung, Jakarta Timur.
CEO PT Beli Ayam Com, Chandra Paku Rahman mengemukakan teknologi blockchain muncul sebagai alat penting untuk memastikan ketertelusuran penuh dalam rantai pasok pangan. Mengintegrasikan blockchain ke dalam sistem data, produsen dapat memastikan transparansi dari peternakan hingga diterima konsumen sekaligus menciptakan kepercayaan terhadap keamanan dan kualitas produk unggas.
Kehadiran web 3.0 menggabungkan semua elemen menjadi satu platform. Keunggulannya yaitu traceability record dimana customer dapat melihat siapa saja yang menyuplai DOC, menelusuri RPA, mengetahui jumlah peternak di dalamnya hingga informasi pakan yang dikonsumsi ayam.
“Seluruh proses dari kandang sampai ke tangan konsumen, bisa diketahui atau dilacak. Juga membantu peternak UMKM memiliki akses langsung menuju pelaku bisnis F&B,” imbuh Chandra.
Menurut Chandra, blockchain sebuah kunci transparansi khusus dalam perunggasan data peternak dapat diakses secara jernih dan tertata. “Traceability ini jadi gebrakan baru untuk pendataan. Selain itu, data yang sebenarnya tidak bisa diubah karena bukan di server kami akan tetapi terdesentralisasi,” terangnya.
Lebih lanjut dijelaskan Chandra, sistem yang tengah dikembangkan ini open source. Ia berharap dalam proses transaksi atau pembelian ayam dapat menjadi sebuah benchmark, karena mempunyai tracealibility yang diharapkan ke depannya membuka potensi market Indonesia lebih luas.
Saat ini terdapat 80 peternak UMKM yang tergabung di dalam ekosistem beliayam.com. Para petenak ini berkumpul dalam satu wadah koperasi.
Ke depan, beliayam.com memiliki program bekerjasama dengan asosiasi perunggasan dengan harapan sistem ini dimasifkan untuk memunculkan potensi-potensi lainnya.
“Kita akan menggunakan skema tokenisasi yang juga bagian dari perkembangan Web 3.0,” ungkap Chandra.
Peran Bisnis F&B Dalam Peningkatan Konsumsi Protein Hewani
Chandra sekilas menyinggung konsumsi daging ayam di Malaysia sebesar 50,2 kg/kapita/tahun, Singapura 38 kg/kapita/tahun, Myanmar dan Vietnam di atas 20 kg. Sementara di Indonesia hanya 12,7 kg/kapita/tahun.
Selain program Makan Bergizi Gratis di masa kepimpinan Presiden Prabowo, sebelumnya mantan Presiden RI Jokowi juga mengarahkan Gerakan Serentak Pencegahan Stunting.
“Hal ini tentunya merupakan peluang besar bagi pelaku bisnis F&B untuk mendorong peningkatan konsumsi daging ayam masih terbuka lebar,” tutur Chandra.
Ia menambahkan, para pelaku bisnis khususnya ayam pasti memerlukan sustainability atau berkelanjutan diikuti oleh situasi harga yang tidak naik turun dengan fluktuatif.
Menggandeng Bank Syariah Indonesia
Guna mendukung industri perunggasan yang terus berkembang, PT Beli Ayam Com menggandeng Bank Syariah Indonesia (BSI).
Eko Slamet Rahardjo selaku Digital and Retail Sales Officer BSI mengatakan salah satu bentuk kerjasama ini BSI menyediakan fasilitas akses financing bagi pelaku usaha F&B.
“Konsep perusahaan adalah membuat hilir jalan dulu, baru kemudian create sustain farming. Peternak di dalam sudah dapat order dari beliayam.com sudah pasti, supaya mereka merasakan keuntungan. Kami juga membuka akses pembiayaan konvensional dan crowdfunding di koperasi,” pungkas Chandra. (NDV)