-->

SEKTOR UNGGAS INDIA MENDESAK IMPOR PAKAN GM DI TENGAH BIAYA YANG MENINGKAT

Sektor unggas India berada di persimpangan jalan karena melonjaknya biaya pakan mengancam profitabilitas dan keberlanjutan. Dengan negosiasi perdagangan yang sedang berlangsung dengan AS, para pemimpin industri mendorong akses ke biji-bijian pakan yang dimodifikasi secara genetika (GM) untuk meringankan beban. Namun, proposal tersebut telah memicu perdebatan tajam tentang tarif, keamanan pangan, dan dampak jangka panjang pada pertanian dalam negeri.

Seiring India semakin dekat untuk menyelesaikan kesepakatan perdagangan dengan AS, perdebatan semakin intensif tentang tarif pada produk pertanian utama. Peternak unggas di India mendesak pihak berwenang untuk mempertimbangkan membuka pasar untuk impor AS atas produk yang dimodifikasi secara genetika (GM) dalam upaya untuk meningkatkan profitabilitas industri yang sedang terpuruk, Ricky Thaper, Sekretaris Bersama Federasi Unggas India, mengatakan kepada outlet berita lokal Asian Agribiz.

Biaya pakan yang melonjak tetap menjadi perhatian utama bagi para peternak unggas India. Pada tahun pemasaran 2025/2026, industri ini diproyeksikan akan mengalami penurunan profitabilitas rata-rata 50% karena kenaikan tajam harga jagung dan kedelai, kata Crisil Rating, sebuah lembaga konsultan lokal, dalam sebuah laporan berdasarkan survei terhadap 30 peternakan unggas pada Februari 2025.

India memiliki tarif impor yang tinggi untuk kedelai, yang menjadi penghalang ekspor AS. Tarif untuk kedelai AS berkisar antara 45-56,5%, termasuk pajak. Biaya tinggi ini membuat ekspor kedelai AS ke India menjadi tidak layak secara ekonomi.

Menurut Thaper, industri unggas India secara teratur menghadapi kekurangan biji-bijian pakan dan mengizinkan kedelai dan jagung GM masuk ke pasar dapat secara signifikan mengurangi beban produsen. Beberapa badan industri, termasuk Konfederasi Industri India (CII), juga telah menganjurkan agar impor kedelai dan jagung GM diizinkan, dengan alasan "kenaikan harga pakan yang belum pernah terjadi sebelumnya" yang mengancam profitabilitas sektor unggas.

Para analis memperingatkan bahwa beralih ke impor akan membahayakan ketahanan pangan India dan merusak kepercayaan publik, karena peraturan veteriner yang ada akan mempersulit penerapan kontrol ketat atas perputaran biji-bijian GM di pasar.

SEMINAR INFOVET: SOROTI PERKEMBANGAN OBAT HEWAN PASCA PANDEMI & SOFT LAUNCH IOHI 2025

Foto bersama usai seminar Infovet bertajuk “Perkembangan Obat Hewan Pasca Pandemi COVID-19”. (Foto-foto: Dok. Infovet)

Dalam rangka memeriahkan Indo Livestock 2025 Expo & Forum di Grand City Convex, Surabaya, Majalah Infovet menggelar seminar bertajuk “Perkembangan Obat Hewan Pasca Pandemi COVID-19”. Acara berlangsung pada Rabu (2/7/2025), pukul 15:00, di Ruang Teater 2, dan dihadiri oleh para pelaku usaha di bidang obat hewan, pakan, dan peternakan.

Seminar ini juga menjadi momentum soft launching buku Indeks Obat Hewan Indonesia (IOHI) edisi 2025, sebuah publikasi eksklusif yang mendata produk obat hewan terdaftar di Indonesia.

Hadir sebagai narasumber yakni Ketua Umum ASOHI periode 2010-2015, sekaligus Ketua Tim Penyusun IOHI, Drh M. Rakhmat Nuriyanto MM, didampingi oleh pemandu acara selaku Pemimpin Umum/Redaksi Majalah Infovet, Bambang Suharno.

Rakhmat Nuriyanto (kiri) dan Bambang Suharno 

Dalam pengantarnya, Bambang menjelaskan bahwa PT Gallus Indonesia Utama adalah penerbit Majalah Infovet, Info Akuakultur, dan Cat&Dog. Selain itu, Gallus juga memiliki beberapa unit usaha lainnya seperti GITAPustaka, GITA EO, GITA Consultant, dan GITA Studio. GITAPustaka telah menerbitkan berbagai buku, termasuk IOHI yang merupakan satu-satunya buku rujukan tentang obat hewan di Indonesia. Buku ini menyajikan data lengkap obat hewan impor maupun lokal yang telah memiliki nomor registrasi dari Kementerian Pertanian.

Bambang Suharno saat memandu acara seminar

Sementara itu, Rakhmat dalam paparannya mengungkapkan bahwa pasar obat hewan sempat mengalami penurunan selama pandemi, namun kini mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan. “Menariknya, data menunjukkan jumlah obat hewan yang didaftarkan terus meningkat. Ini menandakan persaingan antar perusahaan obat hewan semakin ketat,” ujarnya.

Rakhmat Nuriyanto ketika memaparkan presentasinya

Dalam kesempatan tersebut, juga diperkenalkan format terbaru IOHI yang hadir dalam dua versi, yaitu cetak dan online melalui situs indeksobathewanindonesia.com. Versi online memudahkan pengguna mencari data dengan cepat melalui kotak pencarian. Misalnya, cukup mengetik “vaksin unggas” dan berbagai merek vaksin unggas akan langsung ditampilkan.

GITAPustaka juga memberikan promo khusus selama pameran berlangsung, berupa bonus akses gratis IOHI online bagi pembeli IOHI cetak edisi 2025 hingga buku tersebut resmi terbit.

Seminar ini tidak hanya menjadi ajang berbagi informasi tentang dinamika industri obat hewan di era pasca pandemi, tetapi juga mempertegas peran Infovet sebagai sumber informasi utama bagi masyarakat peternakan dan kesehatan hewan. (BS)

LAUNCHING B-VET FOUNDATION SKHB IPB UNIVERSITY

B-Vet Foundation diluncurkan dalam rangkaian acara reuni akbar FKH IPB. 

Reuni akbar lima tahunan yang digagas oleh Ikatan Alumni FKH IPB (IKA FKH IPB), Vet Vaganza pada Sabtu 5 Juli 2025 menjadi momentum peluncuran B-Vet Foundation.

Drh Aris Ahmad Jaya, Ketua B-Vet Foundation menuturkan kehadiran yayasan Yayasan Kesejahteraan Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University ini sebagai perwujudan bantuan bagi adik-adik mahasiswa dari keluarga kurang mampu. 

Program dalam B-Vet Foundation akan memberikan dukungan finansial, pelatihan akademik, maupun pengembangan keterampilan untuk membantu mahasiswa meneruskan impiannya. 

Dalam kesempatan tersebut juga berlangsung seremoni penyerahan donasi dari PT Zoetis Animal Health Indonesia dan PT Rismawan Putra Bersinar.

Sesi fundraising semakin semarak saat tim panitia melakukan lelang kaos jersey bertanda tangan Irfan Hakim. Presenter ternama tersebut juga hadir turut memandu berlangsungnya kegiatan penggalangan dana untuk B-Vet Foundation. (NDV)

1.500 ALUMNI FKH IPB RAMAIKAN REUNI AKBAR VET VAGANZA 2025

Vet Vaganza 2025 menghadirkan momen kehangatan dan nostalgia. (Foto: NDV)

Sabtu (5/7/2025) pagi, lebih dari 1.500 alumni Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (FKH IPB) dari berbagai angkatan pendidikan memadati Gedung Graha Widya Wisuda (GWW) dalam rangkaian acara Vet Vaganza 2025. Reuni akbar lima tahunan yang digagas oleh Ikatan Alumni FKH IPB (IKA FKH IPB) ini menghadirkan momen penuh kehangatan dan nostalgia, temu kangen lintas angkatan, hingga penghargaan bagi para dosen yang telah berjasa. 

 Ketua IKA FKH IPB, Drh Gunadi Setiadarma dalam sambutannya mengemukakan momentum ini sebagai pemersatu seluruh alumni lintas angkatan. “Vet Vaganza adalah program penting yang sempat tertunda akibat pandemi COVID-19. Kini, beberapa tahun pascapandemi, saatnya kita bersatu dan berkolaborasi untuk mendorong peningkatan kualitas kampus, kapasitas alumni, profesionalisme dokter hewan, serta berkontribusi nyata bagi bangsa,” tandasnya.

Ketua Panitia Vet Vaganza 2025, Drh Rohi menyampaikan kegiatan ini merupakan reuni akbar bagi seluruh alumni FKH IPB dari angkatan 1 hingga angkatan 57 meliputi lulusan program Sarjana, Diploma, Pascasarjana, Program Profesi Dokter Hewan (PPDH), serta seluruh civitas akademika Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB). 

“Acara ini kami hadirkan sebagai wadah untuk membangun kembali kebersamaan di antara alumni dan almamater. Acara ini dikemas dengan format inklusif dan santai untuk dapat menciptakan suasana akrab dan penuh kehangatan agar para alumni dapat mengenang kembali suka duka perjuangan semasa kuliah di FKH IPB,” ujarnya. (NDV)

DIRJEN PKH AGUNG SUGANDA DAN IRFAN HAKIM TERIMA PENGHARGAAN DI VET VAGANZA 2025

Dirjen PKH mengajak seluruh alumni SKHB IPB memperkuat profesi kedokteran hewan. (Foto: NDV)

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementan RI, Dr Drh Agung Suganda MSi dan presenter Irfan Hakim menerima penghargaan kehormatan dari Ikatan Alumni FKH IPB (IKA FKH IPB). Momen penyerahan award berlangsung di Gedung Graha Widya Wisuda, IPB University, Sabtu (5/7/2025). 

Pemberian penghargaan tersebut merupakan salah satu rangkaian acara Vet Vaganza 2025, reuni akbar lima tahunan yang digagas oleh IKA FKH IPB.

“IKA FKH Award adalah penghargaan tertinggi yang diberikan para alumbi FKH IPB.  Tahun ini kami menetapkan dua kategori yakni untuk diberikan kepada dokter hewan dan non-dokter hewan,” ucap Drh Deddy Fachrudin Kurniawan, selaku Ketua Steering Committee sekaligus Sekretaris Jenderal IKA FKH IPB. 

Kategori dokter hewan yang paling inspiratif sepanjang 5 tahun terakhir diberikan untuk Dirjen PKH, Agung Suganda atas kontribusinya pada keprofesian, sosial dan kemasyarakatan. 

“Pencapaian ini tidak terlepas dari bimbingan bapak dan ibu dosen saya. Kami di pemerintahan dalam hal ini Ditjen PKH memiliki tantangan besar untuk mencapai swasembada pangan, sejalan dengan misi Asta Cita Presiden. Salah satu program utama adalah penyediaan protein hewani untuk mendukung program Makan Bergizi dan Minum Susu Gratis,” jelas Agung.

Agung mengajak seluruh alumni Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB (SKHB IPB) meningkatkan kolaborasi dan sinergi, khususnya untuk memperkuat profesi kedokteran hewan.

Presenter Irfan Hakim mengungkapan rasa harunya saat menerima penghargaan kehormatan dari IKA FKH IPB.
Sementara itu, Irfan Hakim yang juga dikenal sebagai pecinta hewan menerima penghargaan atas kontribusinya dalam meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya kesejahteraan hewan. Juga melalui berbagai program edukatif yang dia bawakan di televisi dan media sosial.

Irfan mengungkapkan rasa harunya menerima penghargaan dari civitas akademika yang sangat dia hormati.

“FKH IPB punya tempat khusus di hati saya. Terima kasih atas kehormatan ini, semoga semangat menjaga dan mencintai hewan makin meluas,” katanya.

“Irfan Hakim seorang public figure yang tidak hanya menghibur, namun juga konsisten mengangkat isu-isu seputar hewan dan dunia veteriner. Hal ini selaras dengan semangat kami di FKH IPB,” ujar Ketua IKA FKH IPB, Drh Gunadi Setiadarma. (NDV)


INDO LIVESTOCK 2025 RESMI DIBUKA, DORONG HILIRISASI DAN INOVASI PETERNAKAN DAERAH

Foto bersama dalam pembukaan Indo Livestock 2025. (Foto-foto: Dok. Henri/INF)

Surabaya (2/7/2025), pameran tahunan Indo Livestock 2025 Expo & Forum resmi dibuka di Grand City Convex Surabaya dengan semangat sinergi, hilirisasi, dan keberlanjutan di sektor peternakan dan perikanan. Pembukaan acara turut dihadiri berbagai perwakilan kementerian, asosiasi, dan pemerintah daerah.

PT Napindo Media Ashatama sebagai penyelenggara menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor serta edukasi gizi sejak dini melalui berbagai kegiatan interaktif. Gubernur Jawa Timur melalui Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Indyah Aryani, menyoroti tantangan bahan baku impor dan pentingnya adopsi smart farming untuk menjawab kebutuhan masa depan.

Asisten Deputi Peningkatan Daya Saing Produk Peternakan, Deputi Bidang Usaha Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Karsan MM, menegaskan dukungan penuh pemerintah terhadap ketahanan pangan nasional dengan penguatan infrastruktur logistik desa dan dorongan hilirisasi hasil peternakan. Dari sektor kelautan, KKP mencatat nilai ekspor perikanan Indonesia mencapai USD 5,9 juta, didorong oleh peningkatan produk siap saji yang kompetitif di pasar global.

Pada kesempatan tersebut, dilasanakan juga pemberian Indo Livestock Innovation Award 2025, yang diberikan kepada tiga daerah di antaranya Lamongan, Lampung Selatan, dan Bone, atas kontribusi nyata dalam inovasi peternakan dan kesehatan hewan. Penghargaan "Adipraja Satwa Sewaka Utama", "Adipraja Satwa Sewaka Madya", dan "Adipraja Satwa Sewaka Pratama" ini diharapkan menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk terus berinovasi.

Berpose bersama usai pemberian Indo Livestock Innovation Award 2025.

Direktur Hilirisasi Hasil Peternakan, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Makmun, menutup sambutan dengan menyampaikan bahwa nilai hilirisasi peternakan nasional kini mencapai Rp 2,2 triliun, termasuk unggas sebesar Rp 277 miliar, naik 145% dari tahun sebelumnya. Indonesia kini menempati peringkat keempat produsen unggas dunia.

Pembukaan ditandai dengan bunyi alarm simbolik, mengawali Indo Livestock 2025 Expo & Forum yang dilaksanakan selama tiga hari, 2-4 Juli 2025, sebagai momentum penting menuju transformasi peternakan Indonesia yang lebih modern, mandiri, dan berkelanjutan. (Henri E. Prasetyo/INF)

LEBIH DARI 1.500 SAPI PERAH IMPOR DATANG LAGI

Sapi perah bunting kembali didatangkan untuk perkuat populasi dan mendukung produktivitas peternak lokal. (Foto: Istimewa)

Dalam dua hari, lebih dari 1.500 ekor sapi perah bunting kembali didatangkan dari Australia ke Indonesia untuk memperkuat populasi sapi perah dan mendukung produktivitas peternak lokal.

Sebanyak 1.088 ekor sapi perah tiba di Pelabuhan Tanjung Tembaga, Probolinggo, Sabtu (28/6/2025). Pemasukan ini difasilitasi PT Santosa Agrindo Lestari (Santori), anak perusahaan JAPFA, bekerja sama dengan PT Greenfields Dairy Indonesia, PT Karya Suci Pratama, PT Irfai Berkah Sejahtera, PT Arla Food, serta Koperasi Suka Makmur.

Sehari sebelumnya, 485 ekor sapi perah juga telah masuk ke Indonesia melalui Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi, oleh PT Kironggo Joyo. Total, dalam waktu dua hari, jumlah sapi perah impor yang masuk mencapai 1.573 ekor.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Kementerian Pertanian (Kementan), Agung Suganda, mengatakan bahwa langkah ini selaras dengan program pemerintah dalam mempercepat peningkatan populasi dan produksi susu nasional, khususnya melalui Program Percepatan Produksi Susu dan Daging Nasional (P2SDN).

“Pemerintah menargetkan peningkatan populasi sapi perah sebanyak satu juta ekor hingga 2029. Ini adalah bagian penting dari strategi mencapai ketahanan pangan dan mendukung program Makan Bergizi Gratis,” ujar Agung dalam keterangan resminya, Sabtu (28/6/2025).

Saat ini, produksi susu segar dalam negeri baru mampu memenuhi sekitar 21% dari kebutuhan nasional yang mencapai 4,6 juta ton/tahun. Kehadiran sapi impor ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas peternak lokal dan mendorong kemandirian produksi susu di dalam negeri.

Adapun jenis sapi yang diimpor merupakan persilangan antara Holstein dan Jersey yang memiliki keunggulan genetik berupa produktivitas susu tinggi, masa laktasi panjang, interval kelahiran yang singkat, serta lebih adaptif terhadap iklim tropis Indonesia. Selain itu, ukuran tubuh yang lebih kecil dinilai sesuai untuk dikelola oleh peternak skala kecil dan menengah.

Direktur Kesehatan Hewan, Kementan, Imron Suandy, menegaskan bahwa seluruh sapi impor telah melalui protokol kesehatan hewan sejak sebelum pengiriman hingga tiba di Indonesia. Pemerintah memastikan hewan yang masuk dalam kondisi sehat, bebas penyakit hewan menular strategis, dan telah disertai dokumen lengkap sesuai standar internasional.

“Bersama dengan Badan Karantina Hewan, tindakan karantina dan pemeriksaan kesehatan hewan kami lakukan secara menyeluruh. Ini bagian dari komitmen menjaga kesehatan hewan sekaligus menjamin keamanan pangan asal hewan,” kata Imron.

Ia menambahkan, pengawasan juga dilakukan selama proses distribusi sapi ke para perusahaan joint shipment dan peternak mitra Greenfields di Jawa Timur.

CEO Greenfields, Akhil Chandra, menjelaskan bahwa sapi-sapi tersebut akan didistribusikan kepada 120 peternak mitra yang tersebar di Kabupaten Malang, Blitar, Pasuruan, dan Kota Batu, Jawa Timur.

“Kami juga akan menyerap seluruh hasil susu dari peternak mitra dan memberikan dukungan teknis berkelanjutan agar para peternak dapat meningkatkan produktivitas secara optimal,” katanya. (INF)

DUKUNG INDONESIA BEBAS PMK 2035, BARANTIN KAMPANYEKAN RING VAKSINASI

Badan Karantina Indonesia (Barantin) bersama Ikatan Dokter Hewan Karantina Indonesia (IDHKI), Kementerian Pertanian, Gabungan Pelaku Usaha Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo) dan dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi Lampung, Sumatra Utara, Banten, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, dan Jawa Barat menyelenggarakan kegiatan Kampanye Ring Vaksinasi PMK bertemakan “Lakukan Vaksinasi Sebelum Melalulintaskan Hewan” selama tiga hari, 20-22 Mei 2025.  

Mengapa kegiatan ini mengambil lokasi pencanangan di Kabupaten Lampung Tengah karena Lampung merupakan salah satu lumbung ternak sapi, kerbau, kambing nasional dan sebagian besar akan dilalulintaskan ke Pulau Jawa. Hal ini merupakan dukungan Barantin untuk mewujudkan Indonesia kembali bebas PMK pada tahun 2035. Saya apresiasi kepada seluruh pemangku kepentingan yang telah bersinergi melakukan aksi ini. Melalui ring vaksinasi ini untuk menjamin kesehatan hewan ternak sebelum dilalulintaskan ke daerah lain,” kata Kepala Barantin Sahat M. Panggabean dalam sambutan pembukaan secara daring.

“Kegiatan ini salah satu upaya kolaboratif dalam rangka mencegah penyebaran dan pengendalian penyakit strategis, PMK, di Indonesia. Pemerintah menargetkan program vaksinasi tahun 2025 untuk zona kuning sebanyak 6,7 juta dosis, zona merah sebanyak 13 juta dosis, dan zona hijau sebanyak 0 dosis. Hari ini, Barantin mendukung dan berkontribusi secara nyata dengan menargetkan 3.000 dosis vaksin PMK,” imbuh Kepala Barantin, dalam keterangan resminya. 

"Kepada pelaku usaha peternakan, saya ingatkan agar hanya melalulintaskan hewan yang sehat dan telah divaksin, serta tidak melalulintaskan hewan bergejala sakit. Kita tidak boleh main-main dengan risiko, karena satu kelengahan bisa berdampak besar bagi seluruh ekosistem peternakan kita,” tutur Gubernur Lampung yang diwakili oleh Asisten Daerah III Bidang Administrasi Umum, Sulpakar

Deputi Bidang Karantina Hewan Sriyanto di lokasi pencanangan menjelaskan tujuan dari kegiatan ini salah satunya yakni meningkatkan kesadaran peternak akan pentingnya vaksinasi, meningkatkan peran serta pemangku kepentingan, melindungi/memberi kekebalan ternak sapi dari infeksi PMK, dan menurunkan angka kejadian PMK di daerah target. (INF) 

PENGGUNAAN ANTIBIOTIK TAK SEMBARANGAN, DAGING AYAM AMAN DIMAKAN

Produk pangan asal hewan yang beredar di masyarakat telah melalui sistem pengawasan yang ketat dan aman untuk dikonsumsi. (Foto: Istimewa)

Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan bahwa ayam dan produk pangan asal hewan lainnya yang beredar di masyarakat telah melalui sistem pengawasan yang ketat dan aman untuk dikonsumsi. Pernyataan ini disampaikan untuk merespons beredarnya informasi menyesatkan mengenai penggunaan antibiotik berbahaya dalam pakan ayam beberapa waktu lalu.

Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner, Kementan, Nuryani Zainuddin, menegaskan bahwa penggunaan antibiotik sebagai pemacu pertumbuhan (antibiotic growth promoter/AGP) telah dilarang di Indonesia sejak 2018, melalui Permentan No. 14/2017.

“Pemberian antibiotik dalam pakan hanya boleh dilakukan untuk tujuan pengobatan, bukan sebagai pemacu pertumbuhan. Itu pun harus melalui resep dokter hewan dan diawasi secara ketat oleh pengawas obat hewan,” jelas Nuryani dalam keterangan resminya, Jumat (20/6/2025).

Menurutnya, pakan yang mengandung antibiotik dalam konteks pengobatan biasa disebut pakan terapi, yang penggunaannya dibatasi dan diatur secara rinci. Mulai dari jenis zat aktif, dosis, hingga masa henti (withdrawal period) untuk memastikan tidak ada residu pada produk hewan yang dikonsumsi masyarakat.

Lebih lanjut dijelaskan, ketentuan penggunaan obat dan pakan ternak telah diatur dalam UU No. 18/2009 jo. UU No. 41/2014, serta PP No. 95/2012. “Aturan ini menjadi fondasi kita dalam menjamin keamanan pangan dan mencegah resistansi antimikroba,” jelasnya.

Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner, Kementerian Pertanian, Nuryani Zainuddin. (Foto: Istimewa)

Untuk memperkuat pengawasan, Kementan bersama otoritas veteriner rutin melakukan Program Monitoring Surveilans Residu dan Cemaran Mikroba (PMSRCM), dengan cara mengambil sampel dari rumah pemotongan hewan, unit usaha pangan, hingga tempat penjualan. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi secara dini adanya residu antibiotik atau cemaran lainnya dalam produk hewan.

Nuryani juga mengimbau masyarakat untuk memilih produk hewan dari unit usaha yang telah memiliki Nomor Kontrol Veteriner (NKV). NKV sendiri merupakan sertifikat resmi dari otoritas veteriner yang menandakan bahwa unit usaha tersebut telah memenuhi standar higiene dan sanitasi, termasuk penggunaan pakan dan obat hewan yang sesuai.

“Produk dari unit bersertifikat NKV menjamin bahwa hewan yang digunakan sehat dan dipelihara secara baik. Ini adalah indikator penting dalam sistem jaminan keamanan pangan,” tegasnya.

Dalam proses penerbitan NKV, petugas memeriksa aspek kesejahteraan hewan, penggunaan pakan dan obat, serta pelarangan AGP. Semua ini dilakukan untuk memastikan bahwa produk hewan yang masuk ke pasar berasal dari rantai produksi yang aman, bertanggung jawab, dan transparan.

Ia berharap masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh informasi yang menyesatkan. “Kami pastikan bahwa produk ayam yang legal beredar di pasaran adalah aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH). Konsumsi produk asal hewan tetap aman selama masyarakat memilih dengan cermat dan bijak,” tukasnya.

Sebelumnya beredar rekaman talkshow di Radio Elshinta Bandung pada Minggu (15/6/2025), dengan narasi “Makan ayam bisa kena tumor. Stop makan ayam goreng. Inilah bahaya sering konsumsi ayam goreng,” dengan narasumber Dosen Peneliti Teknologi Pakan Universitas Pasundan, Rini Triani Ssi Phd. Dalam rekaman video tersebut dijelaskan bahaya mengonsumsi ayam broiler, karena kata Rini Triani di dalam pakannya mengandung growth promoter/pemacu pertumbuhan yang membuat pertumbuhan ayam menjadi lebih cepat.

Rekaman yang menyebut bahaya makan ayam. Videonya kini telah dihapus. (Foto: Istimewa)

“Banyak yang mengira itu hormon yang ditaro di ayam, kebanyakan enggak karena hormon harganya mahal, yang akhirnya yang ditaro itu antibiotik di pakannya. Dimakan sama ayam, seumur hidupnya dia makan itu, dan itu antibiotik ada di dagingnya, kalau kita makan masuk juga antibiotiknya,” ucapnya dalam video tersebut.

Lebih lanjut disampaikan, katanya banyak yang tidak menyadari karena dampak buruk dari antibiotik akan membuat mikroba baik dalam usus manusia yang mengonsumsi daging ayam akan ikut mati.

“Iya karena antibiotik yang ada di dalam daging ayam. Makannya prevalensi orang yang kena tumor sekarang makin banyak. Maka itu saya ingin share ini, karena saya juga penderita, jadi saya tidak menyadari bahwa saya makan itu selama ini, sering makan ayam goreng,” ucapnya.

Hal itu langsung mendapat respons dari berbagai kalangan di industri perunggasan, banyak yang menilai informasi tersebut keliru dan menyesatkan. Berdasarkan pantauan Infovet, konten tersebut kini telah dihapus, namun rekaman video sudah beredar di berbagai grup terkait dan peternak unggas.

Hal itu juga mendapat perhatian dari Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) Daerah Jawa Barat (Jabar). Dalam pembicaraan dengan Infovet, pihak ASOHI Daerah Jabar berencana akan melakukan pertemuan dengan pakar dalam video tersebut untuk meluruskan dan memberikan informasi yang lebih lengkap tentang penggunaan antibiotik di peternakan. (INF)

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer