-->

MENCEGAH KONDISI STRES TIDAK SEMAKIN FATAL

Closed house bisa jadi salah satu solusi mencegah heat stress. (Foto: Istimewa)

Ketika heat stress menyerang, berbagai solusi diupayakan agar ayam nyaman dan produksi tetap aman. Yang jadi pertanyaan, apakah budi daya dengan sistem open house masih relate?

Pada hakikatnya stres panas adalah efek gabungan dari suhu dan kelembapan relatif udara pada ayam yang dikenal sebagai suhu efektif. Meningkatkan kelembapan udara pada suhu berapapun akan meningkatkan ketidaknyamanan ayam dan stres panas.

Peternak harus hati-hati memantau suhu dan kelembapan di lokasi mereka. Umumnya, pada siang hari, suhu meningkat, dan kelembapan relatif menurun. Metode pendinginan terbaik selama periode kelembapan rendah adalah pendinginan evaporatif (fogger, mister-pembuat kabut atau cool pad).

Sedangkan pada malam hari ketika suhu turun dan kelembapan biasanya meningkat, kelembapan tambahan yang disediakan oleh pengabut dapat meningkatkan tekanan panas. Saat kelembapan tinggi, peningkatan pergerakan udara dengan menggunakan kipas saja akan mengurangi tekanan panas di kandang terbuka.

Pergerakan udara menghasilkan efek wind chill yaitu penurunan suhu udara yang dirasakan oleh tubuh akibat adanya aliran udara. Tabel indeks tekanan panas untuk ayam petelur komersial telah dikembangkan (lihat Gambar 1).

Gambar 1. Indeks heat stress ayam petelur diadaptasi dari indeks stres suhu dan kelembapan untuk ayam petelur. Xin, Hongwei dan Harmon, Jay D., “Livestock Industry Facilities and Environment: Heat Stress Indices for Livestock” (1998) Agriculture and Environment Extension Publications. Book 163, Iowa State University.

Mengetahui Aspek yang Wajib Dibenahi
Technical Education & Consultation Manager PT Medion, Drh Christina Lilis, menyatakan bahwa penyebab heat stress memang ada pengaruh dari... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Januari 2025.

Ditulis oleh
Drh Cholillurahman
Redaksi Majalah Infovet

HEAT STRESS SUKSES BIKIN PERFORMA PRODUKSI KIAN TAK BERES

Ilustrasi pericarditis pada jantung. (Sumber: Ginanjar, 2024)

Lingkungan menjadi salah satu tantangan dalam menjalankan budi daya unggas. Salah dalam menyikapi dan mengaplikasikan manajemen terkait musim, akibatnya fatal. Salah satu yang kerap terjadi adalah ayam yang mengalami stres karena cuaca panas atau heat stress.

Unggas termasuk ayam tergolong hewan homoiterm (berdarah panas) dengan ciri spesifik tidak memiliki kelenjar keringat serta hampir semua bagian tubuhnya tertutup bulu. Kondisi biologis seperti ini menyebabkan ternak unggas dalam kondisi panas mengalami kesulitan membuang panas tubuhnya ke lingkungan di siang hari.

Ternak unggas yang dipelihara di daerah tropis rentan terhadap bahaya stres panas. Apabila terjadi stres, maka zona homeostasis ini akan terganggu dan tubuh akan berusaha mengembalikan kekondisi sebelum terjadi stres.

Mekanisme penghilangan panas melalui radiasi, konveksi, dan konduksi merupakan hal yang ideal tiap hari dilakukan oleh ayam. Ayam juga memiliki zona termonetral, alias suhu dimana ayam akan merasa nyaman, yakni berkisar antara 18-25° C.

Dalam kisaran suhu ini, mekanisme penghilangan panas akan berjalan dengan baik dan cukup ideal untuk mempertahankan suhu tubuh normal ayam pada kisaran 41° C. Di atas zona termonetral, efisiensi mekanisme penghilangan panas yang ideal akan berkurang. Pada titik ini, penguapan air dari saluran pernapasan menjadi mekanisme kehilangan panas utama ayam.

Penguapan satu gram air menghilangkan 540 kalori panas tubuh. Pada suhu di atas zona termonetral, ayam harus mengeluarkan energi untuk mempertahankan suhu tubuh normal dan aktivitas metabolisme. Ini mengalihkan energi dari pertumbuhan dan produksi telur, yang mengakibatkan hilangnya performa (Hy-line, 2016).

Heat stress atau stres panas adalah masalah utama yang sering dihadapi dalam budi daya ayam, baik broiler (pedaging) maupun layer (penghasil telur). Kondisi ini terjadi ketika suhu lingkungan lebih tinggi dari kapasitas ayam untuk mendinginkan tubuhnya, yang dapat mengarah pada penurunan kesehatan dan produktivitas ayam.

Risiko Penurunan Performa
Sebagaimana disebutkan di atas, heat stress menyebabkan ayam menjadi turun performanya. Hal tersebut ditegaskan kembali oleh Tony Unandar selaku konsultan perunggasan dan Anggota Dewan Pakar ASOHI. Selain karena perubahan musim dan faktor lingkungan lainnya, Tony menggaris bawahi perihal kenaikan... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Januari 2025.

Ditulis oleh:
Drh Cholillurahman
Redaksi Majalah Infovet

DAMPAK DAN UPAYA MEREDAM STRES PANAS PADA AYAM

Mekanisme unggas melepaskan panas. (Foto: Istimewa)

Unggas termasuk ayam petelur, pedaging, dan pejantan merupakan hewan berdarah panas (homoiterm). Pada saat dewasa unggas akan mampu mempertahankan suhu tubuhnya terhadap lingkungan. Saat suhu lingkungan tinggi, unggas akan berusaha menurunkan suhu tubuhnya, pun demikian sebaliknya saat suhu lingkungan rendah (dingin) tubuh unggas akan berusaha menaikkan suhu tubuhnya. Suhu tubuh unggas yang ideal berkisar 40,6-41,7° C.

Suhu Lingkungan Semakin Panas
Tahun 2024 secara resmi tercatat sebagai tahun terpanas dalam sejarah. Ini juga menjadi tahun pertama dalam sejarah dimana suhu rata-rata bumi melampaui 1,5° C di atas tingkat praindustri (Kompas.com).

Selama tahun kemarin berbagai rekor global lainnya juga terpecahkan. Peneliti mencatat peningkatan signifikan pada kadar gas rumah kaca di atmosfer, suhu udara, serta suhu permukaan laut. Suhu rata-rata global di 2024 mencapai 15,10° C, yakni 1,6° C lebih tinggi dibandingkan rata-rata pada periode referensi praindustri (1850-1900). Angka ini juga 0,72° C lebih tinggi dibandingkan suhu rata-rata bumi dari 1991-2020. Sejak 1967, suhu rata-rata global terus meningkat, memuncak pada rekor panas di 2024.

Bagaimana suhu di Indonesia? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat hasil pengamatan periode 22-29 September 2023, suhu maksimum harian di beberapa wilayah Indonesia mencapai 35-38° C pada siang hari.

Dampak Peningkatan Suhu terhadap Unggas
Unggas (ayam) adalah hewan berdarah panas yang tidak memiliki kelenjar keringat. Pada saat suhu lingkungan meningkat maka ayam akan berusaha beradaptasi dan menjaga suhu tubuhnya tetap ideal. Tentu ini membutuhkan effort besar, yang sedikit banyak berpengaruh terhadap produktivitas maupun performa ayam.

Dampak paling fatal adalah kematian (sudden death). Hal ini terjadi pada saat ayam sudah tidak bisa mempertahankan suhu tubuhnya. Saat suhu lingkungan tinggi, kelembapan tinggi, dan tidak ada pergerakan angin (kecepatan angin) maka ayam akan mengalami stres panas (heat stress). 

Upaya Unggas Mempertahankan Suhu Tubuh Ideal
Suhu yang dirasakan tubuh ayam (suhu efektif) sangat dipengaruhi suhu lingkungan, kelembapan udara, dan kecepatan angin. Ketiga faktor ini... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Januari 2025.

Ditulis oleh:
Hindro Setyawan SPt 
Technical Support-Research and Development PT Mensana

MEREDAKAN STRES PADA UNGGAS

Tubuh unggas yang lebih besar memengaruhi jumlah panas tubuh yang dihasilkan. (Foto: Istimewa)

Unggas sering mengalami stres akibat meningkatnya suhu ruangan kandang yang dapat menjadi masalah terutama pada pemeliharaan unggas di daerah tropis. Stres panas ini akibat unggas mengalami kesulitan dalam membuang panas tubuhnya ke lingkungan, karena unggas tergolong hewan homeotermik (berdarah panas) dengan ciri spesifik tidak memiliki kelenjar keringat dan hampir semua bagian tubuhnya tertutup bulu (Budianto et al., 2017).

Pada unggas yang berusia tua, heat stress menimbulkan efek yang lebih besar ketimbang unggas yang masih muda, hal ini terjadi karena unggas tua telah memiliki bulu yang sempurna sehingga mempersulit laju pembuangan panas tubuhnya. Selain itu, tubuh yang lebih besar memengaruhi jumlah panas tubuh yang dihasilkan. Kondisi stres karena temperatur dingin maupun panas akan mengakibatkan peningkatan proses metabolik tubuh sehingga akan memengaruhi aktivitas hormonalnya, khususnya pada kondisi yang sangat ekstrem (Hayashi et al., 1992).

Cara pemberian pakan baik secara forced-fed maupun adlibitum-fed, akan memberikan pengaruh potensial adanya stres pada unggas. Unggas yang stres akan memproduksi hormon kortikosteron. Hormon yang berasal dari kelenjar adrenal tersebut merupakan obat alami bagi ayam untuk mengurangi rasa stres.

Tetapi ada efek samping yang bisa mengancam kesehatan unggas itu sendiri. Dimana unggas akan melepaskan glukosa ke dalam sistem peredaran darah saat merasa stres yang akan menurunkan cadangan gula di dalam otot dan hati ayam, sehingga terjadi perubahan sistem hormon. Perubahan hormon juga mampu meningkatkan produksi zat radikal bebas di dalam tubuh, sehingga pasokan oksigen ke dalam tubuh ayam ikut terganggu.

Pada kondisi stres, usus juga bisa mengalami perubahan tingkat pH dan memicu ketidakseimbangan mikroorganisme sehingga unggas mudah terserang berbagai penyakit pencernaan.

Stres akan memicu perubahan perilaku, produktivitas menurun, serta imunitas melemah dan akibatnya unggas rentan terserang berbagai macam penyakit. Mengenali gejala stres pada ayam dari perilaku yang tak biasa, seperti ayam mondar-mandir tanpa arah, gelisah, tidak nyaman, hingga peningkatan agresi. Ayam yang stres dapat memicu kanibalisme dan melukai ayam lainnya.

Ada beberapa gejala klinis pada unggas yang sedang stres, antara lain feses berair dan lembek, sesak napas, ayam sering menyendiri, produksi telur menurun signifikan, bentuk telur tidak normal, bulu mudah rontok, dan nafsu makan menurun.

Adapun dampak yang ditimbulkan dari stres pada unggas antara lain:... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Januari 2025.

Ditulis oleh:
Drh Damar
Technical Departemen Manganer
PT Romindo Primavetcom
0812-8644-9471

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer