![]() |
Sukarli bersama istri, dua putra dan dua putrinya. |
“Salat duha dan tahajud adalah obat stres paling ampuh,” ungkap Sukarli SPt MSi saat dihubungi Infovet di tengah kesibukannya sebagai Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumatra Barat (Disnakkeswan Sumbar).
Profesi seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan salah satu bentuk pengabdian yang memerlukan ketulusan. Selain itu pentingnya memberikan teladan yang baik dalam setiap pekerjaan yang dilakukan, terutama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Besarnya tekanan pekerjaan dalam rutinitas sehari-hari, dinilai banyak berpengaruh terhadap kesehatan seseorang. Tak hanya kesehatan jasmani atau fisik, kesehatan mental disebut banyak dikeluhkan oleh masyarakat dewasa ini.
Menurut Sukarli, membaca beberapa jurnal penelitian bahwa ibadah sunah salat duha merupakan terapi spiritual yang efektif meningkatkan ketenangan sekaligus menangkal stres.
Pria kelahiran 24 Oktober 1972 ini juga menekankan pentingnya memanfaatkan waktu dengan baik. “Waktu terus berjalan dan tidak akan pernah kembali. Oleh karena itu jangan sia-siakan dan jangan menunda pekerjaan. Artinya jika kita ingin menikmati hasil pekerjaan, maka berdamailah dengan waktu,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa apapun jabatan dan tugas yang sedang diemban, berusahalah untuk menikmati dan upayakan tidak menjadikannya beban.
“Jangan mengerjakan pekerjaan sendiri, tapi setiap pekerjaan bagi habis dengan tim. Tugas kita adalah memastikan tim bekerja sesuai dengan bidang tugas dan tanggung jawabnya,” ucap dia.
Sebagai kepala dinas, Sukarli juga memegang teguh integritas dan berkeyakinan pentingnya menjadi role model.
“Seorang pemimpin tidak sekadar memberi perintah, akan tetapi harus mampu mendengar masukan dan kritik. Kemudian lakukan cek dan ricek setiap informasi,” imbuh alumni S1 Prodi Produksi Ternak IPB tahun 1995 ini.
Ketika staf mengalami kesulitan, pemimpin juga mesti berani mengambil tanggung jawab dan setiap tugas staf harus dapat dipertanggungjawabkan. “Jadilah pemimpin bukan pimpinan, karena berbeda,” tambahnya.
Pengalaman Kerja
Sukarli telah memiliki banyak pengalaman bekerja sebagai konsultan, salah satunya di UPT Transmigrasi Bertak Serdang SP 1 Sumatra Selatan untuk pengembangan ayam buras.
Alumni S2 Perencanaan Pembangunan Universitas Andalas (Unand) ini juga pernah menjadi Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum di SMA Pandu di Cibungbulang Kabupaten Bogor dan dosen Statistik dan Matematika Ekonomi di Fakultas Ekonomi Unand.
Sebelum memperoleh amanah sebagai Kepala Disnakkeswan Sumbar, Sukarli berkarir dalam fungsional ASN pada tahun 2000 di Pemda Kabupaten Pesisir Selatan.
Ayah empat orang anak ini kemudian dilantik sebagai Kepala Dinas Pangan di Kabupaten Pasaman Barat pada 2017. Jenjang selanjutnya bertanggung jawab menjadi Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan Kabupaten Pasaman Barat di 2018.
Pada 2022 sampai dengan 2023, ia dipercaya sebagai Sekretaris Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumbar. Pada Maret 2023 hingga sekarang, Sukarli menjabat sebagai Kepala Disnakkeswan Sumbar.
Lingkungan Kerja yang Ramah
Dalam mengelola manajemen serta upaya menciptakan lingkungan kerja yang ramah, dari pengalamannya Sukarli sedari awal mempelajari Tupoksi. Selanjutnya melakukan pemetaan organisasi yang meliputi aspek pengembangan SDM, target kinerja, dan rencana kerja.
Ditambah dengan membangun tim efektif yang disesuaikan dengan tupoksi masing-masing. “Saya juga terbiasa mengajak diskusi dan melaksanakan capacity building dengan melaksanakan sistem peningkatan diri melalui self assessment,” ujar Sukarli.
Sistem self assessment merupakan proses mengevaluasi diri sendiri secara jujur dan objektif, baik dalam konteks personal maupun profesional. “Pemberian reward dan punishment kepada setiap staf sesuai hasil kinerja tentunya diterapkan, dengan berbagai pertimbangan yang objektif,” tegas pria yang memiliki hobi membaca buku ini.
Diskusi dengan Peternak
Setiap melakukan perjalanan dinas ke daerah, kegiatan pertama yang dilakukan Sukarli adalah melihat langsung aktivitas petani dan peternak. Ia juga mengadakan diskusi (in-depth interview) terkait kegiatan petani dan peternak di lapangan.
Disnakkeswan Sumbar juga rutin melakukan diskusi dan kolaborasi dengan pihak swasta atau pelaku usaha peternakan skala menengah maupun besar, terkait dengan kontribusi terhadap perekonomian Sumbar.
Bisnis peternakan di tahun mendatang, Sukarli memandang memiliki potensi yang sangat besar sebagai salah satu komoditas sumber protein.
“Tugas kita memastikan ketersediaan bahan pangan asal hewan, sekaligus mendukung program minum susu dan makan siang bergizi gratis,” lanjut Sukarli.
Program tersebut menjadi salah satu peluang sekaligus tantangan bagi dunia peternakan. Menghadirkan produk peternakan yang halal juga menjadi salah satu potensi bisnis yang menjanjikan.
“Kita juga harus terus mempersiapkan SDM, memproduksi secara efisien, dan menjual produk sesuai dengan kebutuhan pasar,” pungkasnya. (NDV)
0 Comments:
Posting Komentar