-->

SALMONELOSIS DAN BIJAK MENGGUNAKAN ANTIBIOTIKA

Infeksi salmonela pada unggas menyebabkan kerugian. (Foto: Istimewa)

Dalam budi daya peternakan unggas tidak terlepas dari kemungkinan terjadinya infeksi, baik itu viral, bakterial, maupun parasit. Salah satu infeksi pada unggas yang bisa muncul adalah salmonelosis.

Salmonelosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri, yang bisa terjadi pada ternak dan manusia. Ditandai dengan terjadinya peradangan pada usus dengan gejala berupa diare, kelemahan fisik, dan bisa mengakibatkan terjadinya kematian pada ternak ataupun manusia bila tidak segera dilakukan pengobatan yang tepat.

Salmonelosis bisa terjadi pada ternak ayam dan dikenal dengan nama populer berak kapur karena gejala klinisnya pada ayam yang terserang, tinjanya berwarna putih seperti kapur. Tinja umumnya lembek dan mengeras seperti kapur saat sudah mengering dan lengket pada lantai kandang.

Kemudian bulu ayam di bawah ekor di seputar kloaka sering ditemukan basah dan kotor berwarna putih akibat lengketnya tinja yang agak encer seperti pasta. Ayam yang sakit mudah teramati dari bawah ekornya yang kotor dan bulu di bawah ekornya kerap melengket. Tinja juga mudah teramati menempel pada pilar-pilar kandang ayam. Pilar kandang tampak menjadi tebal dan berwarna putih.

Agen Penyebab
Salmonelosis pada unggas disebabkan oleh bakteri Salmonella enteritica subs enterica serovar Typhimurium atau dikenal dengan nama Salmonella typhimurium. Bakteri ini juga banyak sekali serovarnya dan merupakan salah satu penyebab food borne disease, penyakit infeksius yang menular ke manusia dari makanan bersumber produk hewan. Tidak kurang dari 15% kasus salmonelosis pada manusia disebabkan oleh Salmonella typhimurium (Scallan E, 2011).

Kasus salmonelosis di Amerika Serikat pada manusia yang pernah tercatat dari 1 juta orang alami diare ada sebanyak 20.000 orang dan 400 orang meninggal setiap tahunnya akibat salmonelosis. Kerugian akibat salmonelosis mencapai angka USD 3,3-4,4 juta.

Permasalahan dalam global health untuk salmonelosis adalah kecenderungan timbulnya resistansi Salmonella spp. terhadap antibiotika pada hewan maupun manusia. Pemakaian antibiotika yang sembarangan mengakibatkan semakin banyak serovar baru ditemukan untuk Salmonella spp. Telah timbul resistansi yang menyebabkan semakin sulitnya pengobatan infeksi salmonelosis dan diperlukan upaya mencari antibiotika yang sesuai untuk pengobatan infeksi Salmonella spp pada manusia akibat salmonelosis.

Pullorum dan Epidemiologisnya
Berak kapur atau pullorum menyerang semua jenis unggas. Infeksi bisa terjadi pada saat ayam mulai... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Januari 2025.

Ditulis oleh:
Ratna Loventa Sulaxono
Medik Veteriner Ahli Pertama
Balai Veteriner Jayapura
&
Sulaxono Hadi
Medik Veteriner Ahli Madya
Purna Tugas di Kota Banjarbaru

MENCEGAH KONDISI STRES TIDAK SEMAKIN FATAL

Closed house bisa jadi salah satu solusi mencegah heat stress. (Foto: Istimewa)

Ketika heat stress menyerang, berbagai solusi diupayakan agar ayam nyaman dan produksi tetap aman. Yang jadi pertanyaan, apakah budi daya dengan sistem open house masih relate?

Pada hakikatnya stres panas adalah efek gabungan dari suhu dan kelembapan relatif udara pada ayam yang dikenal sebagai suhu efektif. Meningkatkan kelembapan udara pada suhu berapapun akan meningkatkan ketidaknyamanan ayam dan stres panas.

Peternak harus hati-hati memantau suhu dan kelembapan di lokasi mereka. Umumnya, pada siang hari, suhu meningkat, dan kelembapan relatif menurun. Metode pendinginan terbaik selama periode kelembapan rendah adalah pendinginan evaporatif (fogger, mister-pembuat kabut atau cool pad).

Sedangkan pada malam hari ketika suhu turun dan kelembapan biasanya meningkat, kelembapan tambahan yang disediakan oleh pengabut dapat meningkatkan tekanan panas. Saat kelembapan tinggi, peningkatan pergerakan udara dengan menggunakan kipas saja akan mengurangi tekanan panas di kandang terbuka.

Pergerakan udara menghasilkan efek wind chill yaitu penurunan suhu udara yang dirasakan oleh tubuh akibat adanya aliran udara. Tabel indeks tekanan panas untuk ayam petelur komersial telah dikembangkan (lihat Gambar 1).

Gambar 1. Indeks heat stress ayam petelur diadaptasi dari indeks stres suhu dan kelembapan untuk ayam petelur. Xin, Hongwei dan Harmon, Jay D., “Livestock Industry Facilities and Environment: Heat Stress Indices for Livestock” (1998) Agriculture and Environment Extension Publications. Book 163, Iowa State University.

Mengetahui Aspek yang Wajib Dibenahi
Technical Education & Consultation Manager PT Medion, Drh Christina Lilis, menyatakan bahwa penyebab heat stress memang ada pengaruh dari... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Januari 2025.

Ditulis oleh
Drh Cholillurahman
Redaksi Majalah Infovet

HEAT STRESS SUKSES BIKIN PERFORMA PRODUKSI KIAN TAK BERES

Ilustrasi pericarditis pada jantung. (Sumber: Ginanjar, 2024)

Lingkungan menjadi salah satu tantangan dalam menjalankan budi daya unggas. Salah dalam menyikapi dan mengaplikasikan manajemen terkait musim, akibatnya fatal. Salah satu yang kerap terjadi adalah ayam yang mengalami stres karena cuaca panas atau heat stress.

Unggas termasuk ayam tergolong hewan homoiterm (berdarah panas) dengan ciri spesifik tidak memiliki kelenjar keringat serta hampir semua bagian tubuhnya tertutup bulu. Kondisi biologis seperti ini menyebabkan ternak unggas dalam kondisi panas mengalami kesulitan membuang panas tubuhnya ke lingkungan di siang hari.

Ternak unggas yang dipelihara di daerah tropis rentan terhadap bahaya stres panas. Apabila terjadi stres, maka zona homeostasis ini akan terganggu dan tubuh akan berusaha mengembalikan kekondisi sebelum terjadi stres.

Mekanisme penghilangan panas melalui radiasi, konveksi, dan konduksi merupakan hal yang ideal tiap hari dilakukan oleh ayam. Ayam juga memiliki zona termonetral, alias suhu dimana ayam akan merasa nyaman, yakni berkisar antara 18-25° C.

Dalam kisaran suhu ini, mekanisme penghilangan panas akan berjalan dengan baik dan cukup ideal untuk mempertahankan suhu tubuh normal ayam pada kisaran 41° C. Di atas zona termonetral, efisiensi mekanisme penghilangan panas yang ideal akan berkurang. Pada titik ini, penguapan air dari saluran pernapasan menjadi mekanisme kehilangan panas utama ayam.

Penguapan satu gram air menghilangkan 540 kalori panas tubuh. Pada suhu di atas zona termonetral, ayam harus mengeluarkan energi untuk mempertahankan suhu tubuh normal dan aktivitas metabolisme. Ini mengalihkan energi dari pertumbuhan dan produksi telur, yang mengakibatkan hilangnya performa (Hy-line, 2016).

Heat stress atau stres panas adalah masalah utama yang sering dihadapi dalam budi daya ayam, baik broiler (pedaging) maupun layer (penghasil telur). Kondisi ini terjadi ketika suhu lingkungan lebih tinggi dari kapasitas ayam untuk mendinginkan tubuhnya, yang dapat mengarah pada penurunan kesehatan dan produktivitas ayam.

Risiko Penurunan Performa
Sebagaimana disebutkan di atas, heat stress menyebabkan ayam menjadi turun performanya. Hal tersebut ditegaskan kembali oleh Tony Unandar selaku konsultan perunggasan dan Anggota Dewan Pakar ASOHI. Selain karena perubahan musim dan faktor lingkungan lainnya, Tony menggaris bawahi perihal kenaikan... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Januari 2025.

Ditulis oleh:
Drh Cholillurahman
Redaksi Majalah Infovet

DAMPAK DAN UPAYA MEREDAM STRES PANAS PADA AYAM

Mekanisme unggas melepaskan panas. (Foto: Istimewa)

Unggas termasuk ayam petelur, pedaging, dan pejantan merupakan hewan berdarah panas (homoiterm). Pada saat dewasa unggas akan mampu mempertahankan suhu tubuhnya terhadap lingkungan. Saat suhu lingkungan tinggi, unggas akan berusaha menurunkan suhu tubuhnya, pun demikian sebaliknya saat suhu lingkungan rendah (dingin) tubuh unggas akan berusaha menaikkan suhu tubuhnya. Suhu tubuh unggas yang ideal berkisar 40,6-41,7° C.

Suhu Lingkungan Semakin Panas
Tahun 2024 secara resmi tercatat sebagai tahun terpanas dalam sejarah. Ini juga menjadi tahun pertama dalam sejarah dimana suhu rata-rata bumi melampaui 1,5° C di atas tingkat praindustri (Kompas.com).

Selama tahun kemarin berbagai rekor global lainnya juga terpecahkan. Peneliti mencatat peningkatan signifikan pada kadar gas rumah kaca di atmosfer, suhu udara, serta suhu permukaan laut. Suhu rata-rata global di 2024 mencapai 15,10° C, yakni 1,6° C lebih tinggi dibandingkan rata-rata pada periode referensi praindustri (1850-1900). Angka ini juga 0,72° C lebih tinggi dibandingkan suhu rata-rata bumi dari 1991-2020. Sejak 1967, suhu rata-rata global terus meningkat, memuncak pada rekor panas di 2024.

Bagaimana suhu di Indonesia? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat hasil pengamatan periode 22-29 September 2023, suhu maksimum harian di beberapa wilayah Indonesia mencapai 35-38° C pada siang hari.

Dampak Peningkatan Suhu terhadap Unggas
Unggas (ayam) adalah hewan berdarah panas yang tidak memiliki kelenjar keringat. Pada saat suhu lingkungan meningkat maka ayam akan berusaha beradaptasi dan menjaga suhu tubuhnya tetap ideal. Tentu ini membutuhkan effort besar, yang sedikit banyak berpengaruh terhadap produktivitas maupun performa ayam.

Dampak paling fatal adalah kematian (sudden death). Hal ini terjadi pada saat ayam sudah tidak bisa mempertahankan suhu tubuhnya. Saat suhu lingkungan tinggi, kelembapan tinggi, dan tidak ada pergerakan angin (kecepatan angin) maka ayam akan mengalami stres panas (heat stress). 

Upaya Unggas Mempertahankan Suhu Tubuh Ideal
Suhu yang dirasakan tubuh ayam (suhu efektif) sangat dipengaruhi suhu lingkungan, kelembapan udara, dan kecepatan angin. Ketiga faktor ini... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Januari 2025.

Ditulis oleh:
Hindro Setyawan SPt 
Technical Support-Research and Development PT Mensana

MEREDAKAN STRES PADA UNGGAS

Tubuh unggas yang lebih besar memengaruhi jumlah panas tubuh yang dihasilkan. (Foto: Istimewa)

Unggas sering mengalami stres akibat meningkatnya suhu ruangan kandang yang dapat menjadi masalah terutama pada pemeliharaan unggas di daerah tropis. Stres panas ini akibat unggas mengalami kesulitan dalam membuang panas tubuhnya ke lingkungan, karena unggas tergolong hewan homeotermik (berdarah panas) dengan ciri spesifik tidak memiliki kelenjar keringat dan hampir semua bagian tubuhnya tertutup bulu (Budianto et al., 2017).

Pada unggas yang berusia tua, heat stress menimbulkan efek yang lebih besar ketimbang unggas yang masih muda, hal ini terjadi karena unggas tua telah memiliki bulu yang sempurna sehingga mempersulit laju pembuangan panas tubuhnya. Selain itu, tubuh yang lebih besar memengaruhi jumlah panas tubuh yang dihasilkan. Kondisi stres karena temperatur dingin maupun panas akan mengakibatkan peningkatan proses metabolik tubuh sehingga akan memengaruhi aktivitas hormonalnya, khususnya pada kondisi yang sangat ekstrem (Hayashi et al., 1992).

Cara pemberian pakan baik secara forced-fed maupun adlibitum-fed, akan memberikan pengaruh potensial adanya stres pada unggas. Unggas yang stres akan memproduksi hormon kortikosteron. Hormon yang berasal dari kelenjar adrenal tersebut merupakan obat alami bagi ayam untuk mengurangi rasa stres.

Tetapi ada efek samping yang bisa mengancam kesehatan unggas itu sendiri. Dimana unggas akan melepaskan glukosa ke dalam sistem peredaran darah saat merasa stres yang akan menurunkan cadangan gula di dalam otot dan hati ayam, sehingga terjadi perubahan sistem hormon. Perubahan hormon juga mampu meningkatkan produksi zat radikal bebas di dalam tubuh, sehingga pasokan oksigen ke dalam tubuh ayam ikut terganggu.

Pada kondisi stres, usus juga bisa mengalami perubahan tingkat pH dan memicu ketidakseimbangan mikroorganisme sehingga unggas mudah terserang berbagai penyakit pencernaan.

Stres akan memicu perubahan perilaku, produktivitas menurun, serta imunitas melemah dan akibatnya unggas rentan terserang berbagai macam penyakit. Mengenali gejala stres pada ayam dari perilaku yang tak biasa, seperti ayam mondar-mandir tanpa arah, gelisah, tidak nyaman, hingga peningkatan agresi. Ayam yang stres dapat memicu kanibalisme dan melukai ayam lainnya.

Ada beberapa gejala klinis pada unggas yang sedang stres, antara lain feses berair dan lembek, sesak napas, ayam sering menyendiri, produksi telur menurun signifikan, bentuk telur tidak normal, bulu mudah rontok, dan nafsu makan menurun.

Adapun dampak yang ditimbulkan dari stres pada unggas antara lain:... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Januari 2025.

Ditulis oleh:
Drh Damar
Technical Departemen Manganer
PT Romindo Primavetcom
0812-8644-9471

MENGATASI HEAT STRESS PADA UNGGAS DENGAN ASAM AMINO

Heat stress adalah kondisi dimana terjadi masalah pada termoregulasi dikala unggas menerima atau memproduksi panas yang lebih tinggi dibandingkan yang bisa dikeluarkan. Ini berarti terjadi keseimbangan negatif (negative balance) antara jumlah energi yang mengalir dari tubuh hewan ke lingkungan (Lara and Rostagno, 2013).








PT SUPER UNGGAS JAYA SUKSES MELEBARKAN SAYAP KE TIMOR LESTE

Jumat (22/11), menjadi hari yang bersejarah bagi PT Super Unggas Jaya (Suja) karena mereka resmi melebarkan sayap pemasarannya ke negara tetangga yakni Timor Leste. Seremonial pelepasan ekspor berlangsung di rumah pemotongan ayam milik perusahaan yang berlokasi di Kecamatan Mandirancan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.






YEAVITA: PROBIOTIC OF SACCHAROMYCES CEREVISIAE

Probiotic of Saccharomyces cerevisiae to imporve the feed digestability and reduce watery stool occurrence.



MONIMAX (MONENSIN + NICARBAZINE)

Monimax (Monensin + Nicarbazine)
Reveal your hidden potential



POTRET DINAMIKA PENYAKIT UNGGAS 2024

Dinamika penyakit unggas di Indonesia sangat menarik untuk dicermati. (Foto: Andrew Skowron/Open Cages/thehumaneleague)

Seperti tahun-tahun sebelumnya, di 2024 industri perunggasan Indonesia menghadapi sejumlah tantangan terkait penyakit yang dapat mengancam aspek kesehatan hewan dan kesejahteraan peternak. Penyakit, merupakan salah satu makanan sehari-hari yang tentu dihadapi peternak. Pasalnya ketika penyakit menyerang, akan dibutuhkan cost tambahan dalam biaya produksi.

Baik penyakit yang sifatnya infeksius maupun non-infeksius semuanya bisa jadi biang keladi kerugian bagi peternak. Menarik untuk dicermati ragam penyakit yang menghampiri di tahun ini dan bagaimana prediksinya ke depan.

Penyakit yang Mendominasi
Dinamika penyakit unggas di Indonesia sangat menarik untuk dicermati. Pola penyakit yang berulang, membuat berbagai pihak tertarik untuk memprediksinya. Namun begitu, tidak bisa sembarangan dalam memprediksi dinamika penyakit unggas, perlu pendekatan tertentu dan pengumpulan data yang apik agar dapat memprediksinya.

Salah satu perusahaan kesehatan hewan yang rutin memprediksi penyakit unggas yakni PT Ceva Animal Health Indonesia. Melalui Global Protection Services (GPS), Ceva rutin melakukan monitoring dan surveilans untuk mengidentifikasi penyakit-penyakit yang paling mendominasi sektor perunggasan. Hal tersebut disampaikan oleh Veterinary Service Manager PT Ceva Animal Health Indonesia Drh Fauzi Iskandar.

“Kami berkiblat pada Ceva Global, dimana di situ ada program yang namanya GPS. Bentuk dari program tersebut yakni awareness, monitoring, dan troubleshooting. Hal ini kami lakukan sebagai bentuk servis kami kepada para customer dan sudah kami lakukan sejak 2018,” tutur Fauzi.

Lebih lanjut dijabarkan mengenai data penyakit unggas yang terjadi di 2024. Dimana Ceva rutin mengunggahnya di website mereka secara berkala setiap bulan sehingga dapat memudahkan peternak, praktisi dokter hewan, bahkan khalayak umum untuk mengaksesnya.
 
Di 2024 dicatat beberapa penyakit unggas yang menjadi ancaman utama bagi industri ini. Berdasarkan laporan dari Ceva, penyakit yang paling banyak dilaporkan meliputi CRD kompleks, CRD, infectious bronchitis (IB), newcastle disease (ND), heatstroke, coccidiosis, AI H9, coryza, gumboro, dan mycotoxicosis. Penyakit-penyakit ini mencakup sekitar 72% dari keseluruhan laporan penyakit unggas yang diterima Ceva sepanjang 2024. Untuk broiler, CRD kompleks, IB, dan coccidiosis mendominasi laporan, sementara pada layer penyakit seperti CRD, ND, dan coryza sering dilaporkan.

Ia melanjutkan, penyebaran penyakit unggas dapat dipengaruhi berbagai faktor. Infeksi saluran pernapasan yang disebabkan virus atau bakteri sering terjadi secara bersamaan, memicu komplikasi yang lebih parah. Di antaranya infeksi saluran pernapasan yang melibatkan beberapa virus dan bakteri dapat memperburuk kondisi ayam, sehingga penting bagi peternak melakukan vaksinasi lengkap guna menjaga integritas saluran pernapasan ayam.

Selain itu, manajemen yang kurang tepat seperti ketidakmampuan dalam mengantisipasi... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Desember 2024.

Ditulis oleh:
Drh Cholillurahman
Redaksi Majalah Infovet

MAKAN DAGING AYAM BISA PENGARUHI HORMON LAKI-LAKI? INI FAKTANYA

Ilustrasi daging ayam. (Foto: Istimewa)

Belakangan ini beredar video yang menyebutkan bahwa pemberian nutrisi seperti lisin dan metionin pada pakan ayam bisa meningkatkan hormon estrogen pada ayam dan memengaruhi hormon anak laki-laki yang mengonsumsi daging ayam. Namun, kabar tersebut tidaklah benar dan tidak didukung bukti ilmiah.

Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Kementerian Pertanian, Nuryani Zainuddin, dalam keterangan resminya menyatakan bahwa lisin dan metionin adalah zat penting yang diberikan pada ayam untuk membantu pertumbuhan dan produksi, seperti pembentukan otot dan kesehatan tubuh. Menurutnya, zat ini tidak ada hubungannya dengan peningkatan hormon estrogen pada ayam.

Ia menjelaskan, estrogen adalah hormon alami yang memang ada pada ayam betina, terutama untuk membantu proses bertelur. Namun, pada ayam pedaging (broiler) yang banyak dikonsumsi biasanya dipanen saat usianya masih muda, yaitu sekitar 4-6 minggu. Pada usia tersebut, kadar hormon estrogen di tubuh ayam masih sangat rendah.

“Daging ayam yang kita makan mengandung hormon estrogen yang sangat kecil, tidak cukup untuk memengaruhi kesehatan atau hormon manusia, termasuk anak laki-laki,” kata Nuryani di Kantor Kementerian Pertanian Jakarta, Rabu (18/12/2024).

Hal senada juga diungkapkan oleh pakar kesehatan masyarakat veteriner Denny Widaya Lukman, bersama ahli unggas Antimon Ilyas, dan pakar fisiologi biokimia Ronald Tarigan. Ketiganya menegaskan bahwa pemberian lisin dan metionin pada ayam tidak menyebabkan peningkatan kadar hormon estrogen.

Sementara itu menurut Guru Besar SKHB IPB University, Prof Wayan Teguh Wibawan, juga menanggapi demikian. "Itu ngarang dan tidak saintifik," sebutnya.

Oleh karena itu, pihak pemerintah mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya pada informasi yang belum terbukti.

“Semua proses produksi ayam termasuk pemberian pakan, diawasi dengan ketat untuk memastikan keamanan pangan. Jadi, daging ayam yang beredar di pasaran aman untuk dikonsumsi,” tambah Nuryani.

Sehingga bisa disimpulkan bahwa pemberian lisin dan metionin pada pakan ayam tidak meningkatkan hormon estrogen pada ayam. Kabar bahwa daging ayam memengaruhi hormon anak laki-laki hanyalah hoaks yang tidak didukung fakta ilmiah.

"Jadi masyarakat tidak perlu khawatir untuk mengonsumsi daging ayam sebagai sumber protein yang sehat," tukasnya. (INF)

EVALUASI DAN PREDIKSI PENYAKIT UNGGAS

Grafik 1. Evaluasi kejadian penyakit selama 2024 yang dirangkum dari laporan tim Romindo di seluruh Indonesia.

Tahun 2024 adalah tahun yang penuh warna dimana merupakan tahun politik, diawali dengan gegap-gempitanya Pilpres yang akhirnya melahirkan pemimpin baru di Indonesia. Kebijakan untuk menjadi negara yang berswasembada pangan dan makan siang gratis menjadi jargon utama dalam kampanye yang harus ditindaklanjuti setelah memenangkan gelaran Pilpres.

Pekerjaan Rumah besarnya adalah mampukah kebijakan tersebut terlaksana di tengah masih carut marutnya kebijakan harga live bird dan telur yang dirasakan para peternak yang telah menjadi pahlawan gizi?

Belum lagi tantangan lapangan berupa penyakit yang tiada henti mendera. Bobot badan yang menjadi target terasa sulit untuk dicapai karena challenge lapangan berupa penyakit dan iklim. Begitu juga tantangan pada produksi telur, yang apabila digambarkan naik turun seperti gelombang (lihat Grafik 1).

Di segmen broiler, pada April sampai November banyak dilaporkan kasus yang disebabkan oleh virus, antara lain avian metapneumovirus (AmPV), newcastle disease (ND), dan IBD. Sedangkan kasus bakterial yang marak terjadi adalah kolibasilosis, chronic respiratory disease (CRD), dan coryza.

Adanya fenomena El Nino juga meningkatkan kasus heat stress seperti yang dilaporkan oleh tim Romindo di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sehingga sedikit banyak menunjang peningkatan produk Selisseo 0,1% sebagai solusi heat stress dengan kandungan pure organic selenium 100% dan mampu disimpan di jaringan sebagai cadangan saat dibutuhkan untuk penguraian, penangkapan, dan eliminasi radikal bebas akibat produksi dari heat stress.

Kemudian kasus IBD yang masih banyak terjadi pada broiler perlu evaluasi mendalam sehingga tidak menimbulkan kerugian pada peternak yang sering di dera fluktuasi harga jual. Pemakaian vaksin IBD seawal mungkin yang dilakukan di hatchery mampu mengoptimalkan performa genetik yang terus berkembang dengan menggunakan vaksin BDA Blen. Serta untuk kasus ND menurut analisis penulis yang masih perlu dievaluasi adalah pemberian tambahan vaksinasi ND kill di hatchery dengan Gallimune ND.

Sedangkan pada segmen layer, kasus-kasus bakterial sepanjang 2024 yang dilaporkan antara lain CRD, CRD kompleks, kolibasilosis, fatty liver dan coryza. Menariknya di sini adalah kasus yang disebabkan Mycoplasma sinoviae (MS) yang merebak di lapangan dengan dicirikan adanya gambaran kualitas kerabang kurang baik seperti adanya... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Desember 2024.

Ditulis oleh:
Drh Damar
Technical Departemen Manganer
PT Romindo Primavetcom
0812-8644-9471

PERKEMBANGAN PENYAKIT VIRAL DI LINGKUNGAN KANDANG DAN CARA PENCEGAHANNYA

Ilustrasi ternak ayam broiler. (Foto: Konrad Lozinski/thehumaneleague)

Unggas seperti ayam menjaga suhu tubuhnya pada rentang normal dengan melakukan homeostatis secara terus-menerus sebagai makhluk homoioterm. Walaupun demikian, tubuh ayam memiliki kondisi yang unik dengan tidak memiliki kelenjar keringat serta tubuhnya dipenuhi bulu yang berakibat mereka tidak bisa melepaskan panas seperti makhluk lain yang memiliki kelenjar keringat.

Ayam melepaskan panas dengan cara radiasi (melebarkan sayap), konduksi (kontak langsung dengan benda padat lain bersuhu lebih rendah), koveksi (melalui udara atau air), dan evaporasi (panting).

Namun demikian pada kandang komersil yang suhunya sangat tergantung pada kondisi luar dan terbatasnya gerak akibat kepadatan kandang, pelepasan suhu ini menjadi tidak maksimal. Oleh karena itu, apabila kondisi cuaca cepat berubah (panas dan dingin terjadi ekstrem), terutama pada musim pancaroba seperti sekarang ini, maka ayam dapat lebih mudah stres.

Selain dari fisik ayam sendiri, kondisi pancaroba juga dapat memengaruhi hal-hal lain yang mendukung perkembangan agen penyakit seperti bakteri dan jamur akibat kelembapan yang tinggi. Suhu lingkungan yang ekstrem dari musim kemarau ke musim hujan berperan penting terhadap timbulnya penyakit, sehingga perlunya langka preventif untuk pencegahan penyakit pada ayam.

Hal-hal tersebut muncul dari tahun ke tahun dan menjadi poin penting untuk diperhatikan dalam membudidayakan ayam yang sehat dan bebas penyakit.

Kunci keberhasilan usaha peternakan tidak terlepas dari upaya kontrol penyakit. Kontrol penyakit ternak dilakukan untuk efisiensi biaya, baik untuk pengobatan maupun kerugian akibat penurunan produksi.

Manajemen perkandangan dan kontrol populasi, program vaksinasi, pemberian antibiotik dan vitamin, manajamen pemberian pakan dan pengelolaan gudang pakan, serta disinfeksi, merupakan langkah penting untuk diterapkan guna menurunkan angka kejadian penyakit.

Hal pertama yang harus dilakukan dalam penanganan kasus penyakit ayam adalah... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Desember 2024. 

USAHA YANG MEMBUAHKAN HASIL

Peternakan penghasil telur wajib memiliki sertifikat NKV, dimana di dalamnya terdapat bagian dari penerapan biosekuriti. (Sumber: veterinariadigital.com)

Ada peribahasa yang berbunyi "Apapun yang kamu perbuat maka ia akan kembali kepadamu." Dalam semua aspek tentu hal ini akan berlaku, termasuk biosekuriti. Banyak hal baik yang didapat dari aplikasi biosekuriti yang konsisten dan berkesinambungan.

Prinsip paling hakiki dari biosekuriti adalah mencegah penyakit agar tidak masuk dan keluar dari suatu peternakan, apapun caranya. Dalam aplikasinya terserah kepada masing-masing peternak. Namun karena alasan budget rata-rata peternak abai terhadap aspek biosekuriti.

Setidaknya minimal ada tujuh aspek yang harus dilakukan dalam menjaga biosekuriti di peternakan menurut Hadi (2010), yakni kontrol lalu lintas, vaksinasi, recording flock, menjaga kebersihan kandang, kontrol kualitas pakan, kontrol air, dan kontrol limbah peternakan.

Hewan Produktif, Manusia Sehat
Banyak peternak di Indonesia menanyakan efektivitas penerapan biosekuriti. Sebagai contoh, Infovet pernah melakukan kunjungan ke Lampung dimana FAO ECTAD Indonesia beserta stakeholder peternakan di Lampung sedang menyosialisasikan biosekuriti tiga zona pada peternak layer.

Kusno Waluyo, seorang peternak layer asal Desa Toto Projo, Kecamatan Way Bungur, Lampung Timur, bercerita mengenai keputusannya menerapkan konsep biosekuriti tiga zona. Peternak berusia 46 tahun ini memang sudah terkenal sebagai produsen telur herbal. Hal ini diakuinya karena ia sendiri memberikan ramuan herbal sebagai suplementasi pada pakan ayamnya. Hasilnya cukup memuaskan, namun Kusno masih kurang puas karena merasa masih bisa lebih efektif lagi.

“Akhirnya saya mengikuti program FAO yang ada di sini, saya coba ikuti saja. Ternyata benar, biaya yang dikeluarkan makin irit, hasilnya lebih jos,” tutur pemilik Sekuntum Farm tersebut.

Namun begitu, ia enggan bercerita mengenai modal yang dikeluarkan dalam pembangunan fasilitas biosekuriti miliknya. Tetapi dengan sejumlah uang yang digelontorkan, menurutnya hasil yang diperoleh benar-benar menguntungkan.

Kusno mengungkapkan, salah satu tolok ukur suksesnya penerapan biosekuriti di kandangnya adalah saat ayam di kandangnya menginjak usia sekitar 29 minggu, produksi telurnya stabil di angka 90% lebih. Selain itu dalam data juga disebutkan bahwa tingkat kematian ayam di peternakannya sangat rendah, hanya 1% dari 30.000 ekor populasi.

“Di farm sini per hari enggak melulu ada yang mati mas, enggak seperti sebelumnya,” ucap dia.

Faktanya, sebenarnya konsep biosekuriti tiga zona yang ramai digalakkan bersama FAO merupakan... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi November 2024.

Ditulis oleh:
Drh Cholillurahman
Redaksi Majalah Infovet

MEMAHAMI PERAN KRUSIAL BIOSEKURITI

Penerapan biosekuriti merupakan salah satu cara efektif meningkatkan performa ternak. (Foto: Istimewa)

Banyak peternak memandang bahwa biosekuriti adalah barang mahal. Padahal harga yang dibayar merupakan investasi jangka panjang dalam perbaikan manajemen peternakannya.

Biosekuriti Murah, Komitmennya Berubah Mahal
Baik peternak skala besar maupun skala kecil, seharusnya bisa menerapkan biosekuriti secara sederhana. Guru Besar SKHB IPB University, Prof I Wayan Teguh Wibawan, mengemukakan bahwa semakin sederhana suatu farm, konsep biosekuriti yang diterapkan bisa disederhanakan pula.

“Kita punya konsep biosekuriti tiga zona yang sudah lama dipopulerkan oleh FAO, konsep ini harusnya bisa diaplikasikan peternak, dan seharusnya mereka tahu kalau konsep ini bisa disesuaikan dengan budget, hitung-hitung investasi lah,” katanya.

Prof Wayan yang sudah berpengalaman sebagai konsultan perunggasan mengatakan bahwa konsep biosekuriti tiga zona merupakan salah satu cara efektif meningkatkan performa.

Sehingga menurutnya, yang mahal bukanlah biaya dari pengaplikasian biosekuritinya melainkan komitmen dari peternak untuk mau merubah cara beternak dan konsisten dalam menjalankan aplikasi biosekuriti di kandangnya.

“Asal konsep yang diberikan dijalankan, komitmen dari seluruh karyawan tentang kesehatan hewan kuat, bisa kok pasti. Sudah begitu, investasi yang dikeluarkan juga enggak mahal dan bisa berlangsung lama, ini juga akan menghemat budget dari sektor obat-obatan,” jelas dia.

Peternak Bisa Jadi Agen Perubahan
Nyatanya tidak semua peternak saklek dan betah dengan manajemen beternak yang “begitu-begitu saja”. Bambang Sutrisno contohnya, ia merupakan salah satu peternak layer binaan FAO di Desa Kopeng, Semarang, yang mengimplementasikan biosekuriti tiga zona.

“Saya dapat informasi dari peternak lain, dinas, sama FAO sendiri yang waktu itu sedang kampanye... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi November 2024.

Ditulis oleh:
Drh Cholillurahman
Redaksi Majalah Infovet

BIOSEKURITI, MUDAH DIUCAPKAN SULIT DITERAPKAN

Celup kaki, tindakan biosekuriti paling sederhana. (Sumber: feedsandpullets.co.uk)

Biosekuriti, suatu kata yang mudah diucapkan namun sulit untuk diterapkan. Pada kenyataannya, di Indonesia banyak peternak yang menyesuaikan praktik biosekuriti sesuai budget yang dimiliki alias seadanya.

Tentu hal tersebut bukan salah peternak, karena banyak juga permasalahan lain yang semakin memusingkan peternak, terutama peternak mandiri di era ini. Terlebih dengan disrupsi yang terjadi dan efek buruk menahun yang disebabkan fluktuasi harga sapronak, livebird, dan telur.

Namun begitu, yang perlu digarisbawahi adalah biosekuriti merupakan suatu hal yang wajib dikerjakan. Suka atau tidak, biosekuriti menjadi salah satu instrumen pendukung kesuksesan dalam usaha budi daya peternakan.

Menyamakan Persepsi
Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM, Prof Drh Michael Haryadi Wibowo, pernah berujar bahwa biosekuriti didefinisikan sebagai segala macam upaya untuk mencegah masuk dan keluarnya bibit penyakit ke dalam suatu area peternakan, agar ternak yang dipelihara di dalamnya bebas dari ancaman infeksi penyakit.

Biosekuriti juga berfungsi agar suatu penyakit tidak menulari peternakan lain dan lingkungan sekitar, juga tidak menularkan penyakit kepada manusia di dalamnya.

“Jadi apapun upaya pencegahan seperti misalnya vaksinasi ternak atau disinfeksi, melarang orang asing keluar masuk peternakan, semua itu masuk ke dalam definisi biosekuriti. Jadi memang wajib, sudah jadi makanan sehari-hari,” tutur Prof Michael.

Ia melanjutkan bahwasanya dalam benak peternak, biosekuriti itu membuat gerbang besar, semprotan otomatis, ruang mandi, fumigasi, dan sebagainya. Inilah yang menjadi salah kaprah di kalangan peternak sampai hari ini.

“Kalau bentuk dan upayanya itu baru yang disesuaikan dengan budget, misalnya mau pakai vaksin ND namun budget terbatas, kan varian produknya banyak, yang murah sampai mahal bisa kita pakai. Yang penting itu jangan sampai enggak divaksin. Disinfektan juga banyak, dari yang pabrikan sampai yang racikan, bisa dipakai buat kandang. Yang penting dilakukan, murah atau mahalnya tergantung peternak, tapi yang penting adalah aplikasinya,” tambahnya.

Jadi menurut Michael apapun yang peternak lakukan selama dasar ilmiahnya benar, sumber dan aplikasinya benar, maka upaya itu boleh dilakukan. Karena ia memahami bahwa tidak semua peternak mampu bermewah-mewahan dalam mengaplikasikan biosekuriti di peternakannya.

Butuh Komitmen dan Konsistensi
Dosen FKH UGM dan konsultan kesehatan unggas, Prof Charles Rangga Tabbu, mengatakan bahwa biasanya kendala dari penerapan biosekuriti di lapangan adalah... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi November 2024.

Ditulis oleh:
Drh Cholillurahman
Redaksi Majalah Infovet

BIOSEKURITI KETAT AYAMKU KUAT

Ilustrasi ayam broiler. (Foto: Istimewa)

Dalam sebuah diskusi yang memperbincangkan bagaimana upaya memperkecil terjadinya kasus penyakit dan mempertahankan titer antibodi yang terbentuk tetap tinggi, serta mengurangi kejadian superinfeksi dimana titer antibodi terlihat tinggi tetapi ayam tidak masalah.

Dalam diskusi tersebut, fokus diskusi selalu tertuju pada diagnosis penyakit, kerugian yang disebabkan oleh penyakit, jenis vaksin yang sesuai dan program vaksinasi yang ideal. Ternyata, topik diskusi mengenai biosekuriti merupakan topik yang kurang menarik untuk diperbincangkan. Umumnya peternak sudah merasa cukup bila telah melakukan vaksinasi dan/atau pemberian obat maupun vitamin.

Bila terjadi diskusi mengenai biosekuriti, sering kali dilontarkan pertanyaan, apa manfaatnya biosekuriti? Mengapa perlu dilakukan tindakan biosekuriti? Apa yang dimaksud dengan biosekuriti yang ketat? Bagaimana prosedur ideal biosekuriti?

Bila terjadi penyakit yang disebabkan oleh agen infeksius, idealnya pendekatan penanganan kasus dititikberatkan pada evaluasi biosekuriti. Perlu ditemukan apakah terdapat kekurangan pada tindakan biosekuriti yang telah dilakukan.

Pendekatan analisis biosekuriti misalnya dilakukan pada kasus penyakit gumboro. Pada ayam pedaging, gumboro biasanya menyerang pada titik kritis umur 2-3 minggu. Pada periode ini, titer antibodi asal induk umumnya sudah rendah, sehingga ayam menjadi rentan terhadap virus gumboro asal lapang. Peternak umumnya melakukan satu kali vaksinasi gumboro pada umur 14 hari. Hal ini menjadikan kekebalan yang digertak oleh vaksin dapat tercapai optimal mulai umur 28 dan puncaknya pada umur 35 hari. Oleh sebab itu, bila tindakan biosekuriti kurang optimal, virus gumboro asal lapang dapat menimbulkan penyakit sejak umur 2 minggu. Kasus penyakit akan muncul lebih awal pada anak ayam dengan titer antibodi asal induk yang rendah.

Pada peternakan ayam petelur dengan populasi yang padat, pelaksanaan biosekuriti sangat penting dilakukan. Contoh penyakit yang paling dihindari adalah Mareks. Meskipun anak ayam petelur telah diberikan vaksinasi mareks pada umur satu hari di tempat penetasan, masih diperlukan waktu sampai umur 3 minggu hingga kekebalan terhadap tantangan virus mareks menjadi optimal. Bila proses sanitasi dan disinfeksi kandang starter tidak optimal, infeksi virus mareks dapat terjadi seawal mungkin sebelum kekebalan asal vaksin muncul.

Perlunya biosekuriti yang ketat dikaitkan dengan karakteristik peternakan ayam komersial di Indonesia, yaitu belum adanya perwilayahan dalam budi daya peternakan untuk sektor 1, 2, dan 3. Hal ini dikuatkan dengan lokasi peternakan yang berdekatan dan cenderung berkelompok pada suatu wilayah tertentu. Umur ayam yang sangat bervariasi dalam suatu peternakan, kualitas tata laksana kandang yang kurang, distribusi sapronak dan pronak yang belum memadai, serta jumlah operator yang tinggi.

Mengingat hal tersebut di atas maka berbagai ancaman penyakit yang berasal dari virus, bakteri, parasit, maupun jamur harus... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi November 2024.

Ditulis oleh:
Drh Damar
Technical Departemen Manganer
PT Romindo Primavetcom
0812-8644-9471

CITAMINO SERIES UNTUK TERNAK UNGGAS: MINTREX BIS-CHELATED TRACE MINERALS INSIDE

Ternak merupakan hewan yang telah mengalami proses dosmestikasi secara berkala dalam jangka waktu yang panjang, melalui proses seleksi genetik sehingga memberikan perubahan yang semakin efektif dan ekonomis. Poin pokok yang dikerjakan peternak dalam pemeliharaan ternak mencakup manajemen pemeliharaan dan pakan untuk mengoptimalkan potensi genetik.




SERVANT LEADERSHIP SOLUSI PEMBERDAYAAN EKONOMI PERUNGGASAN

Pemberdayaan ekonomi sektor perunggasan adalah aransemen wajib bagi semua elemen orkestra. (Foto: Istimewa)

Di Indonesia pada 2019, kelompok usaha menengah berkontribusi 37% dari konsumsi nasional. Akibat pandemi COVID-19, pada 2023 menurun menjadi 21%, hingga tersisa 16%. Bangkrutnya kelompok usaha menengah menyebabkan tsunami PHK karyawan, akibatnya pengangguran bertambah, kemiskinan meningkat, daya beli turun, menimbulkan gejolak sosial, rawan pangan, dan gangguan keamanan.

Meningkatnya pengangguran dan kemiskinan menyebabkan menurunnya daya beli masyarakat terutama kalangan akar rumput sebagai konsumen terbesar, akibatnya demand telur dan ayam melemah signifikan.

Pandemi mengingatkan pada cerita pewayangan “Semar Mbangun Khayangan”. Diawali pertemuan Pandawa Lima bersaudara di istana negeri Amarta. Hadir Baladewa yang bermaksud minta pusaka Jamus Kalimasada sebagai tumbal mengatasi pandemi di negeri tetangga. Selanjutnya datang Gareng, Petruk, Bagong mewakili Semar dari desa di wilayah Amarta. Mereka melaporkan pandemi serupa dan memohon agar Pandawa bersaudara berkenan hadir ke desa beserta pusaka Jamus Kalimasada untuk kepentingan rakyatnya, dengan harapan pemulihan kondisi berjalan lancar, berhasil, dan sukses.

Akibat dua kepentingan serupa tersebut, timbul perdebatan seru antara Baladewa mewakili luar negeri dan Petruk mewakili Semar dari desa di negeri sendiri. Situasi memanas dan bertambah sengit, karena Baladewa sengaja mengeluarkan kata-kata kasar, menghina Semar sebagai gedibal pitulikur, miskin, bagaikan cebol meraih bintang, orang rendahan yang tak tahu diri, sehingga punokawan tersinggung. Demi menjaga harga diri sebagai lelaki dan nama baik Semar, mereka nekat melawan dan tak peduli meskipun Baladewa terkenal sakti mandraguna.

Singkat cerita, dengan kesaktian sebagai dewa ngejawantah Semar berhasil membekuk oknum kreator pandemi di desanya, mengungkap fakta dan membasmi sifat tamak, rakus, serakah, sumber angkara murka. Berkat dukungan Pandawa Lima dan tata kelola desa sesuai Jamus Kalimasada, Semar kembali membangun semangat agar giat berkarya, bekerja sama dan saling menjaga, sehingga tak ada lagi pengangguran, kemiskinan, kelaparan. Sandang, pangan, papan tercukupi, rakyat berpenghasilan dan berdaya beli, diperlakukan adil, hidup mulia, sejahtera, dan bahagia bagaikan di surga (khayangan).

Semar Mbangun Khayangan adalah cerita pewayangan yang heroik dan sarat makna. Dalam kehidupan nyata, sifat tamak, rakus, dan serakah terbukti selalu menimbulkan kekacauan, kerusakan, serta sangat merugikan manusia lainnya. Manusia terbaik itu bukan karena mereka lebih berkuasa, bergelimang harta, pandai tipu daya, ahli rekayasa, atau mahir berpura-pura. Manusia terbaik itu adalah mereka yang ikhlas menjalani takdir, pandai menjaga lisan, dan rendah hati, sehingga hidupnya selalu membawa manfaat bagi manusia lainnya.

Bagaimana dengan ilustrasi kondisi bisnis sektor perunggasan sampai triwulan terakhir di 2024? Sektor perunggasan ibarat orkestra kolosal, menggunakan berbagai jenis alat musik yang melibatkan banyak pemain profesional pada setiap jenis alat musik yang dimainkan. Setiap pemain andal dan kompeten memainkan alat musik masing-masing. Setiap pemain memiliki peran penting, terkait dan saling memengaruhi, mengisi dan menguatkan. Agar menghasilkan harmonisasi semua elemen harus berpadu dalam aransemen yang sama sehingga pertunjukan terasa indah, megah, dan menghibur.

Jika tidak pernah komunikasi, tidak ada komitmen lagu, tanpa aransemen, dan tidak pernah latihan bersama, bagaimana ketika dipentaskan? Apakah bisa membuat para pemirsa terhibur? Apa yang bisa diharapkan dari pentas orkestra yang tidak pernah dipersiapkan untuk menghibur para pemirsanya? Apa yang bakal terjadi ketika pentas dimulai? Diawali suara tak beraturan dan bunyi yang mengagetkan, selanjutnya panggung menjadi sumber kegaduhan, tidak enak dilihat, tidak nyaman didengar, tidak menghibur, mengecewakan para pemirsanya, dan pasti sangat merugikan produsernya.

Tetapi membuat grand design pemberdayaan ekonomi sektor perunggasan memang tidak gampang, lebih rumit dari ilustrasi di atas. Karena harus diawali revolusi mindset. Pemberdayaan ekonomi bukan untuk kepentingan pribadi, keluarga, atau kelompok sendiri. Bukan kampanye cari muka, pencitraan ekonomi, atau mencari dukungan suara. Pemberdayaan ekonomi pada sektor perunggasan sejatinya adalah aransemen untuk berbagi peran demi menjaga kestabilan (supply and demand), saling mengisi dan menguatkan, agar sektor perunggasan lebih harmonis, sustainable, dan berkesinambungan.

Pemberdayaan ekonomi sektor perunggasan adalah aransemen wajib bagi semua elemen orkestra. Dibutuhkan regulasi agar kolaborasi dan sinergitas yang dibangun menghasilkan harmonisasi indah dan membahagiakan. Semua eleman harus menyesuaikan, perlu instal dengan mindset baru, serta menghilangkan penghambatnya berupa sifat tamak, rakus, serakah yang hanya mementingkan diri sendiri, keluarga, atau kelompoknya. Diganti dengan kepemimpinan yang melayani, berani dan baik hati, peduli untuk membela kepentingan rakyat demi kemajuan sektor perunggasan, perbaikan visibilitas usaha, dan keamanan investasi bisnis di masa depan.

Diawali bersyukur atas karunia nikmat yang telah diterima sebagai bangsa berpenduduk 270 juta jiwa, tinggal di negara kepulauan, memiliki pemandangan indah, tanah subur, dan sumber daya melimpah. Semestinya Indonesia lebih percaya diri menentukan masa depan bangsa dan pemulihan ekonomi. Dengan persepsi sama dan komitmen untuk kemajuan bangsa, melalui pengembangan pariwisata, perbaikan tata kelola sektor pertanian, peternakan dan kelautan, serta perbaikan tata niaga hilirisasi secara holistik untuk kestabilan (supply and demand) demi terwujudnya kedaulatan pangan Indonesia.

Semoga pemimpin terpilih pada pemerintahan baru memiliki Servant Leadership, kepemimpinan yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan yang adil dan beradab untuk memberdayakan kaum lemah, memperhatikan mereka yang tertindas, terbelakang dan di bawah garis kemiskinan, serta mendorong kelompok usaha menengah dengan cara bijaksana, supaya terbuka peluang kerja bagi akar rumput. Tidak ada lagi pengangguran, kemiskinan atau kelaparan, dan atas berkah rahmat Allah SWT didorong keinginan luhur terwujud kesejahteraan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dengan kebijakan ekonomi yang berpihak pada kepentingan rakyat dan regulasi yang kondusif bagi pertumbuhan usaha menengah dan UMKM, efektif mendorong pertambahan jumlah perputaran uang pada kalangan akar rumput serta berpengaruh signifikan terhadap peningkatan daya beli masyarakat. Sehingga strategi peningkatan daya beli masyarakat melalui cara tersebut konstruktif membangun pilar ekonomi untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi biaya produksi, dan customer segmentation sebagai roadmap pemulihan kondisi ekonomi nasional untuk Indonesia maju dan terbebas dari krisis.

Pemberdayaan ekonomi komunitas akar rumput sejatinya adalah implementasi kepatuhan terhadap perintah untuk memberdayakan kaum lemah, yang terbelakang dan tertindas, sehingga kebaikan yang dilakukan menolong siapapun tanpa melihat latar belakang agama, suku, atau organisasi sebagaimana amanat QS Al Maun. Sehingga Allah SWT pasti menepati janji dan tidak akan menterlantarkan siapapun yang menebar kebaikan di muka bumi ini.

Tak ada gading yang tak retak dan seputih-putih bulu kelinci pasti ada hitamnya. Kita sebagai manusia tidak lepas dari salah, khilaf, dan dosa. Untuk itu mari segenap elemen orkestra bisnis perunggasan bersama melakukan mindset change dengan sifat kepemimpinan yang melayani, berani dan baik hati, membela kepentingan rakyat, sehingga tercipta ekosistem bisnis sektor perunggasan yang kondusif, marketable, sustainable, dan lebih profitable. Selamat menyongsong tahun baru 2025 dengan mindset baru, semoga lebih bersemangat dan sukses selalu. ***


Ditulis oleh:
Drh Baskoro Tri Caroko
Poultry Farm Consultant

PAKAN BERKUALITAS JADI IDAMAN

Inspeksi keamanan pakan, dengan menjaga keamanan pakan akan menentukan kualitasnya. (Foto: Istimewa)

Selain menjadi tanggung jawab produsen, keamanan dan kualitas pakan juga harus diupayakan oleh semua mata rantai yang terlibat, tentunya pakan berkualitas merupakan idaman bagi semua stakeholder.

Pengaruh Iklim Terhadap Kualitas Bahan Baku
Kualitas pakan juga bergantung pada lingkungan, hal ini karena lingkungan dapat memengaruhi kualitas dari suatu bahan baku pakan. Contoh keadaan iklim dan musim, dikala musim penghujan tiba, produsen biasanya ketar-ketir dengan kualitas beberapa bahan baku yang cenderung tercemar mikotoksin yang tinggi.

Hal tersebut pernah diungkap oleh Nutrition and Technical Support Section Head PT Charoen Pokphand Indonesia Lampung, Viko Azi Cahya. Ketika kelembapan cenderung tinggi dan terjadi penurunan suhu, hal tersebut akan memengaruhi kadar air suatu bahan pakan. Setiap bahan pakan memiliki standar mutu level kadar air, namun selama penyimpanan, level kadar air bahan pakan tidak selalu konstan.

Air di dalam bahan pakan dan udara saling membentuk keseimbangan, yang disebut juga dengan equilibrium moisture content (EMC). Oleh karena itu selama penyimpanan, agar kadar air selalu terjaga tidak mencapai level yang bisa membuat tumbuhnya mikroorganisme penyebab kerusakan, harus dijaga kelembapan udara di tempat penyimpanannya.

“Oleh karena itu dalam memilih bahan baku misalnya jagung, kita juga mempertimbangkan kadar air yang terkandung di dalamnya, ini akan memengaruhi kualitas dari bahan baku itu sendiri. Formulator dan nutrisionis harus pintar menyiasatinya,” kata Viko.

Memanfaatkan Data, Jaringan, & Teknologi
Sebelum memilih bahan baku pakan terutama bahan baku impor, produsen juga harus mengetahui hal teknis yang terjadi dan dapat memengaruhi kualitas bahan baku. Beberapa perusahaan supplier feed additive biasanya memberikan... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Oktober 2024.

Ditulis oleh:
Drh Cholillurahman
Redaksi Majalah Infovet

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer