-->

BEBEK HIBRIDA, PEDAGING YANG DINANTI PASAR

Peluang pasar usaha bebek hibrida masih terbuka. (Foto: jagadtani.com)

Asal ada niat, siap kerja keras, dan tak gengsi dengan bau kandang, ternak unggas ini bisa menjadi pilihan para peternak pemula. Pelaku usahanya masih sedikit dan peluang pasarnya terbuka.

Pernah mendengar sebutan bebek hibrida? Mungkin sering. Bebek hibrida merupakan salah satu dari banyak jenis bebek pedaging yang diternakkan di Indonesia. Dengan cita rasa daging gurih dan empuk, bebek jenis ini juga mulai bertelur lebih awal dibandingkan bebek jenis lain.

Sesuai namanya, bebek hibrida dihasilkan melalui perkawinan silang antara bebek Peking pejantan dan bebek petelur jenis Khaki Campbell betina. Berbeda dengan bebek peking yang cenderung berwarna putih rata, persilangan pertama ini dapat menghasilkan anakan dengan tiga jenis warna, yaitu putih, hitam, dan cokelat.

Dari hasil peranakan pertama ini, dilakukan seleksi lanjutan dengan mengambil anakan berwarna putih. Selanjutnya, anakan berwarna putih dikawinkan kembali dengan bebek peking, hingga selanjutnya menghasilkan anakan yang berwarna putih rata.

Sejumlah keunggulan itu tampaknya yang menjadi sumber inspirasi bagi orang ingin membuka usaha ternak bebek. Terlebih, pelaku usaha ternak bebek pedaging tak sebanyak usaha ternak bebek petelur. Artinya, potensi pasar masih terbuka.

Melihat adanya potensi yang menjanjikan membuat pria asal Tangerang Selatan, Syaugi tertarik untuk terjun menjadi peternak bebek pedaging. Prinsip Syaugi, selama kebutuhan makan dari setiap masyarakat masih ada, maka peluang bisnis di sektor pertanian dan peternakan sangat menjanjikan.

Apalagi disaat banyaknya pengangguran saat ini, beternak bebek pedaging bisa menjadi salah satu jawaban untuk tetap meraih keuntungan. “Modal awal saya dulu sekitar Rp 60 juta, alhamdulillah sekarang sudah balik modal,” tuturnya.

Cepat Dipanen
Peternak lain yang menekuni usaha ternak bebek hibrida adalah Maharli di Kediri, Jawa Timur. Usaha yang ditekuni peternak ini sudah berlangsung lebih dari lima tahun. Salah satu yang menginspirasi Maharli membuka usaha ternak bebek pedaging adalah karena peluang pasarnya besar.

Menurutnya, seiring waktu minat masyarakat atas bebek pedaging di pasaran terus meningkat. Saat ini produk olahan makanan dari bebek pedaging yang beragam juga mengalami peningkatan permintaan, seperti bebek panggang, bebek penyet, bebek goreng, dan olahan lainnya.

Selain dagingnya yang lebih empuk, berkat perpaduan dengan karakteristik bebek peking, bebek hibrida memiliki sejumlah keunggulan lain. Jika dibandingkan dengan bebek lokal, keunggulan bebek hibrida pedaging di antaranya memiliki masa panen lebih singkat dan pertumbuhan bobotnya cepat.

Baik Maharli maupun Syaugi, memilih jenis bebek hibrida sebagai ladang usahanya karena terbilang cukup cepat untuk dipanen. Maharli menuturkan, bebek jenis hibrida termasuk usaha yang cepat dalam mendapatkan keuntungan.

Mudah Perawatannya
Berbeda dengan Maharli yang tergolong peternak skala besar, Syaugi justru memilih skala sedang. Maklum, lokasi ternak milik Syaugi masih di dalam kota. Dengan ternak skala sedang, jumlah bebek tak lebih dari 5.000 ekor, bau yang ditimbulkan dari peternakan bebeknya tak terlalu mengganggu masyarakat sekitar. “Saya hanya fokus di pembesaran, hasilnya juga lumayan,” ujarnya.

Syaugi membeli bibit bebek hibrida dari produsen di Kediri. Setelah sampai di kandang peternakan maka dilanjutkan pemeliharaan untuk pembesaran. Ketika memasuki masa panen, peternak ini mendapatkan keuntungan yang lumayan, di mana saat ini harga bebek per kilogramnya masih stabil diharga Rp 25.000 di kadang. Ia tak perlu repot dalam hal pemasarannya, sebab banyak pengepul yang langsung datang ke kandang.

Syaugi dan Maharli sependapat, bahwa perawatan bebek hibrida terbilang mudah. Bebek hibrida memiliki ketahanan tubuh cukup kuat terhadap penyakit, sehingga jarang sekali ditemui bebek yang sakit ataupun harus bergantung pada jenis obat-obatan tertentu.

“Tapi kita juga harus tetap rutin menjaga kebersihan kandang dan ketersediaan pakan minumnya. Pakan bebek menjadi yang terpenting dalam tahap pembesaran ini, kurang pakan bisa rendah bobot ketika dipanen,” ujar Syaugi.

Sedangkan untuk mengurangi bau di kandang, ia menggunakan sekam dan secara rutin membalik tanah selama dua hari sekali. Sehingga menjaga kondisi tanah tetap kering dan membuat populasi bebek di kandang lebih nyaman.

Untuk penyemprotan disinfektan, dilakukan ketika DOD (bibit bebek) sebelum dimasukkan ke kandang. Lalu, dilanjutkan nanti ketika bebek sudah memasuki usia remaja ke dewasa selama dua minggu sekali.

Keunggulan Bebek Hibrida
Putra Perkasa Genetika, perusahaan yang berkiprah di industri peternakan dan pembibitan unggas sejak 1988, dalam situsnya menuliskan lima keunggulan daging bebek hibrida. Lima keunggulan ini menjadi salah satu parameter bahwa peluang pasar daging unggas yang satu ini memiliki prospek cerah.

Pertama, tekstur dagingnya lebih empuk. Berbeda dengan jenis bebek lainnya yang biasanya memiliki daging cenderung alot dan juga keras. Jika diperhatikan lebih jauh, tekstur daging hibrida memiliki kemiripan dengan ayam kampung. Banyak pedagang lebih memilih antara keduanya karena banyak disukai sebagian besar pembeli. Bahkan, peminat dari jenis ini telah tersebar mulai dari skala rumahan, warung pinggir jalan, hingga restoran mewah. Jadi, tidak heran jika permintaannya cenderung naik dari tahun ke tahun.

Kedua, rasanya lebih gurih. Daging bebek memiliki rasa lebih gurih dari daging ayam. Namun, beberapa orang justru tidak menyukai daging bebek karena beberapa alasan. Terlepas dari hal tersebut, secara umum daging bebek hibrida pedaging memiliki tekstur daging lebih gurih. Bahkan, cita rasanya memiliki kecocokan yang tinggi terhadap lidah masyarakat lokal.

Ketiga, rendah kolesterol. Hasil persilangan antara jenis peking dan lokal ini ternyata memiliki kandungan kolesterol rendah. Memang ada fakta, bahwa bebek memiliki kandungan kolesterol lebih tinggi dari ayam. Namun, berbeda dengan tipe hibrida yang kandungan kolesterolnya sangat rendah. Lemak dalam daging pun cenderung lebih rendah. Saat diolah, jenis bebek ini tidak ada gumpalan lemak yang terlihat.

Keempat, cocok untuk beragam olahan. Kebanyakan orang akan mengolahnya dengan cara digoreng dan bakar. Namun, banyak warung makan memberikan varian masakan berbeda. Hal tersebut karena tipe pedaging memiliki kemungkinan lebih banyak untuk dikreasikan. Beberapa warung makan menggunakannya sebagai bahan dasar rica-rica saus pedas. Ada juga yang menyediakan olahan dengan cara digoreng kemudian ditambahkan saus pedas manis.

Kelima, populer di kalangan peternak. Bebek hibrida pedaging saat ini populer di kalangan peternak. Permintaan pasarnya sangat tinggi dari waktu ke waktu. Melihat hal ini, tentu banyak peternak mulai tertarik untuk membudidayakannya. Pasarnya masih terbuka karena minimnya persaingan.

Dengan sejumlah keunggulan tersebut, maka bebek hibrida pedaging memiliki potensi yang menarik untuk menjadi ladang usaha bagi masyarakat. Jenis bebek ini juga bisa menjadi peluang bisnis, karena tingkat keuntungan yang cukup tinggi. Masa panennya bisa cukup 40 hari, asal pakan dan perwatannya bagus.

Dengan daya tahan yang lebih kuat dibandingkan ayam. Ternak bebek hibrida dinilai cocok dicoba bagi peternak pemula. ***

Ditulis oleh:
Abdul Kholis
Koresponden Infovet daerah Depok,
Konsultan media dan penulis buku,
Writing Coach Griya Menulis (Bimbingan Menulis Buku & Jurnalistik),
Juara I Lomba Jurnalistik Tingkat Nasional (Unsoed, 2021) & Juara I Kompetisi Menulis Artikel Tingkat Nasional dalam rangka HATN, 2022

CAPAI SWASEMBADA, KOMODITAS UNGGAS DIMINTA MENYASAR PASAR DUNIA

Komoditas unggas memberikan kontribusi 60% PDB peternakan. (Foto: Istimewa)

Jakarta, Senin (14/10/2024). Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan bahwa komoditas daging ayam ras dan telur ayam ras telah mencapai swasembada dan memiliki keunggulan daya saing tinggi. Keduanya merupakan komoditas barang kebutuhan pokok dan barang penting (bapokting) sebagai sumber pangan hewani strategis yang dibutuhkan masyarakat.

Komoditas unggas memberikan kontribusi 60% Produk Domestik Bruto (PDB) Peternakan, 10% tenaga kerja nasional, dan total nilai ekonomi mencapai lebih dari Rp 700 triliun.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menyebut pangan asal unggas Indonesia melimpah dan meneguhkan posisi Indonesia dapat berkontribusi besar terhadap pemenuhan pangan dunia. Pihaknya optimis dengan swasembada pangan asal unggas ini, Indonesia dapat ikut andil mengatasi krisis pangan dunia.

Sementara itu Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Agung Suganda, menjelaskan bahwa produk unggas Indonesia telah diakui dan diterima oleh beberapa negara. Berbagai hambatan teknis persyaratan ekspor termasuk regulatif yang sangat ketat telah diatasi dengan baik oleh pemerintah dan pelaku usaha.

Agung merinci bahwa PT Gizindo (CPI Group) telah melakukan ekspor telur konsumsi (table eggs) tujuan Singapura sepanjang Januari-September 2024 sebanyak 118 kali pengiriman dengan total jumlah 38,36 juta butir setara 2,37 ribu ton atau senilai 4,44 juta USD.

Selain telur ayam ras, dua perusahaan perunggasan besar yaitu PT Charoen Pokphand Indonesia dan PT Japfa Comfeed secara rutin setiap bulan melakukan ekspor DOC final stock (DOC FS) ayam ras petelur, karkas ayam beku, dan ayam hidup (live bird) tujuan Singapura. Dalam bulan ini menurut Agung, ekspor telur tetas (hatching egg) dari parent stock ayam ras pedaging sebanyak ratusan ribu butir tujuan Uni Emirat Arab (UEA) juga telah dilakukan kedua pelaku usaha perunggasan tersebut.

Agung juga menambahkan bahwa pihaknya telah menyusun peta jalan produksi telur guna mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) 2025-2029. Dengan produksi di 2025 sebesar 6,94 juta ton dan mencapai 7,81 juta ton pada 2029, surplus akan tetap terjaga sebesar 4-5% dan memastikan kebutuhan domestik dan program MBG terpenuhi.

Kementan berkomitmen meningkatkan kapasitas produksi unggas melalui inovasi teknologi dan peningkatan infrastruktur, meskipun ada tantangan global seperti perubahan iklim. “Surplus pada komoditas unggas menunjukkan bahwa kita berada di jalur yang tepat untuk mewujudkan kemandirian pangan dan berperan aktif di pasar regional dan global,” kata Agung.

Dewasa ini, kemajuan perunggasan demikian pesat seiring meningkatnya produktivitas daging ayam ras dan telur ayam ras. Produksi daging ayam ras selama kurun waktu 2020-2024 tumbuh rata-rata 4,51% tiap tahun. Sementara produksi telur ayam ras pada periode yang sama juga tumbuh 5,45% tiap tahun.

Pada tahun existing 2024, Kementan mencatat produksi daging ayam ras nasional mencapai 3,84 juta ton dengan kebutuhan 3,72 juta ton, maka terdapat surplus bulanan 116,19 ribu ton atau surplus kumulatif (ditambah carry over) sebanyak 239,09 ribu ton.

Sementara pada produksi telur ayam ras, diproyeksikan mencapai 6,34 juta ton dengan kebutuhan 6,24 juta ton dan neraca surplus mencapai 173,62 ribu ton. Data supply dan demand komoditas unggas tersebut menunjukkan penguatan kapasitas produksi nasional dan kerap diintepretasikan sebagai kelebihan stok yang harus dikelola dalam sistem buffer stock nasional.

Indonesia memiliki peran strategis dan telah berkontribusi terhadap penyediaan pangan dunia asal unggas. Meski pangsa pasar telur konsumsi Indonesia baru menembus Timur Leste dan Singapura, proporsi produksi telur ayam ras Indonesia menempati urutan keempat di dunia setelah India. (INF)

NARA (NORTH AMERICAN RENDERERS ASSOCIATION)


 

MEMILIH SUKSES: NABUNG CEMPE ATAU MEMULAI DARI 10 INDUKAN

Usaha peternakan kambing. (Foto: Istimewa)

Ladang usaha di bidang peternakan dari dulu hingga ke depan masih tetap menjanjikan keuntungan. Selama orang masih mau konsumsi daging dan telur, usaha peternakan akan tetap ada. Asal mau bekerja keras, ulet, dan pantang menyerah, usaha sektor ini bisa dijadikan ladang rezeki yang berlimpah.

Bagi yang masih takut membuka usaha ternak ayam petelur atau pedaging broiler, karena harga sering jatuh-bangun, maka usaha ternak kambing dan domba bisa jadi pilihan.

Untuk pemula, banyak peternak yang sudah berhasil menyarankan memulainya dari ternak penggemukan. Menjadi breeder atau penyedia bibit sebaiknya dilakukan pada tahap berikutnya, karena banyak seluk-beluk dan risiko yang menghadang.

Di media sosial saat ini muncul tren istilah “Nabung Cempe”, artinya menabung anak kambing. Di wilayah Banyuwangi, Jawa Timur, sudah banyak masyarakat yang menjalani nabung cempe. Dengan memelihara anak kambing umur sekitar lima bulan, lalu dijual kembali setelah ternak berumur satu tahun, hasilnya cukup besar. Dengan modal 10 ekor cempe harga Rp 500 ribu/ekor, dalam waktu tiga tahun bisa jadi jutawan. Bagaimana bisa?

“Hitungan sederhananya begini. Modal saya Rp 5 juta untuk 10 ekor cempe, cari harga cempe yang rata-rata Rp 500 ribu. Dibesarkan selama enam bulan, bisa dijual Rp 1 juta per ekor dan hasilnya Rp 10 juta. Uang ini saya belikan lagi 20 ekor cempe, setelah enam bulan bisa dijual semua Rp 20 juta. Begitu seterusnya, asal uangnya terus diputar dan jangan diambil dulu, insyaallah hasilnya besar,” ujar Mardani, warga Banyuwangi yang kini sudah membuktikan nabung cempe, kepada Infovet.

Sekilas terlihat sepele, namun hitungan nabung cempe ini sangat masuk akal. Tentu saja untuk bisa mencapai hasil ratusan juta, peternak harus memiliki lahan yang cukup untuk kebutuhan kandang dan ladang rumput. Akan lebih baik jika di sekitar lokasi kandang banyak tersedia rumput liar.

Menurut Mardani, di kotanya nabung cempe sudah mulai banyak dijalani. Butuh kesabaran, keuletan, dan kerja keras untuk bisa nabung cempe yang sukses. Kedisiplinan untuk tidak menggunakan uang hasil penjualan kambing juga harus ditanamkan, agar perputaran uang tidak terganggu.

“Makanya ini akan berhasil kalau dijadikan usaha sampingan dulu. Kita harus punya penghasilan utama, biar nabung cempenya berhasil. Hambatan yang paling berat biasanya peternak tidak bisa mengelola uang, karena ada kebutuhan uang lalu dipakai,” tambahnya.

Mulai dari 10 Ekor
Untuk menjadi peternak kambing yang berhasil, tidak harus dengan modal besar. Asal ada niat untuk sukses, memulia dari 10 ekor kambing pun bisa menjadi peternak besar. Dengan memulai dari jumlah sedikit, jika terjadi kegagalan tidak akan terasa berat menanggung kerugiannya.

Secara bertahap, sembari mempelajari seluk-beluk kesehatan dan teknik beternak yang baik, maka proses berkembangnya bisa menjanjikan. Seperti yang dilakoni oleh Sudarmaji, warga Kelurahan Jogotirto, Kecamatan Berbah, Sleman, Yogyakarta. Pria yang dikenal ulet dan pekerja keras ini tergolong sukses menjadi peternak kambing dan domba.

Ia memulai usaha ternaknya dari 10 ekor kambing pada 2017 silam. Kini jumlah kambing dan domba di el Farm miliknya sudah mencapai ratusan ekor. Jiwa kreatif pria yang akrab disapa Gojis ini terus mencuat, ketika peternakan miliknya sudah berkembang dan dikenal, ia menjadikan eL Farm bukan sekadar peternakan biasa, tapi juga sebagai wahana wisata edukasi.

Ada yang unik dari perjalanan usaha ternak yang ditekuni Gojis. Meski latar belakangnya ilmu teknik sipil, ia tertarik dengan dunia peternakan. Lingkungan sekitar kampungnya menginspirasi pria alumnus FNT Jurusaan Teknik Sipil UGM angkatan 1992 ini.

Ia baru memulai bisnisnya beternak kambing secara serius beberapa tahun lalu. Dengan perjuangannya yang gigih dan pantang menyerah, usahanya berbuah manis. “Intinya, beternak kambing itu harus ulet dan pantang menyerah, karena banyak seluk-beluk yang harus dipelajari,” ujarnya.

Prinsip Hidup Mandiri
Sebenarnya dunia Gojis tidak jauh dari dunia konstruksi. Sejak di bangku kuliah ia sangat menyukai ilmu yang dipelajarinya. Bahkan begitu diwisuda pada 1996, ia langsung merantau ke Jakarta dan diterima bekerja di Grup Ciputra.

Pada 2012, ia memutuskan balik ke kampung halaman, karena sejak awal merantau ia sudah merencanakan sebelum usia 40 tahun sudah harus balik dan hidup mandiri. Untuk menyambung hidupnya ia memulai usaha kontraktor kecil-kecilan, dengan modal tabungannya selama bekerja di Jakarta.

Beberapa tahun kemudian Gojis mulai terlibat dengan kelompok warga di desanya yang beternak kambing. Lama-lama ia sendiri ingin juga memelihara kambing secara serius, namun kendalanya saat itu ia belum punya kandang sendiri.

“Waktu itu saya juga berpikir mengenai kebutuhan pakan basah berupa rumput segar yang tidak gampang diperoleh di sini,” katanya.

Gojis kemudian sering main dan banyak belajar kepada para peternak kambing di seputaran Yogyakarta. Kesimpulannya, memelihara kambing itu tidak sulit. Ia juga jadi tahu ada solusi pakan kering untuk substitusi pakan basah yang susah diperoleh, yaitu kangkung kering bisa dibeli dari wilayah Jawa Timur dan kulit kacang ijo kering dari Grobogan.

Setelah ilmunya dirasa cukup, pada Oktober 2017 pembangunan tahap pertama kandang dimulai, di lahan 1.000 m2 milik kakak Gojis tepat di depan rumahnya yang disewanya.

“Kapasitas kandang sebenarnya cukup untuk 100 kambing, tapi karena modal terbatas saya isi 10 kambing dulu,” kenangnya.

Sejak awal Gojis memang ingin beternak kambing secara non-konvensional, sehingga kandangnya dibikin modern. Listriknya menggunakan tenaga surya. Instalasinya menggunakan 8 panel dan 6 accu, menghasilkan daya listrik 1.500 watt yang mampu mencukupi kebutuhan listrik sehari-sehari. Suatu terobosan yang sangat menghemat pengeluaran biaya operasional kandang.

Pelan-pelan Gojis mengembangkan usaha peternakannya yang diberi nama eL Farm. Dari hanya 10 kambing berkembang menjadi ratusan. Dengan kandang yang tak mampu lagi menampung jumlah kambing yang ada, perluasan kandang dilakukan secara vertikal atau dibuat bertingkat.

“Nah, karena tetap tidak mencukupi juga, saya menyewa tanah saudara seluas 400 meter persegi. Lokasinya tidak jauh dari tempat kandang pertama ke arah utara. Sekarang ada dua lokasi peternakan dengan kandang kapasitas 600 kambing dan berisi sekitar 400-an kambing dewasa dan anakan,” ungkapnya.

Dari 400-an kambing yang dimiliki Gojis tersebut terdiri dari bermacam jenis. Untuk jenis kambing ada Jawa Randu, PE (Peranakan Etawa), dan Sapera (persilangan antara kambing Saanen dan PE). Ada juga jenis domba Garut dan Merino.

Menurut Gojis, merawat kambing itu gampang termasuk merawat kesehatannya. Ia dan anak buahnya mampu menyuntik sendiri untuk mengobati cacing, anti-parasit, dan kadang-kadang antibiotik. Untuk faktor kendalanya nyaris tidak ada, kecuali untuk pengadaan anakan kambing yang sementara ini belum mencukupi dan harus mendatangkan dari daerah Jawa Barat.

Breeding & Milking 
Bisnis Gojis lewat eL Farm saat ini meliputi penggemukan kambing untuk diambil dagingnya. Pelanggannya yang rutin adalah rumah jagal dan warung-warung sate. Kalau yang sifatnya insidentil konsumen membeli kambingnya untuk akikah dan kurban.

Selain usaha penggemukan, peternak ini juga melakukan breeding dan milking. Untuk pembibitan ia menjual cempe atau anakan kambing, sedangkan untuk milking adalah menjual susu kambing yang sudah diperah. Ada juga produk sampingan yang sanggup mendulang pundi-pundi uang, yaitu menjual limbah kotoran kambing yang diolah jadi pupuk kandang.

Lelaki ini termsuk peternak cerdas, suka berpikir out of the box. Melihat kondisi kandangnya yang bagus dan bersih, serta lingkungannya dikelilingi pertanian yang subur, ia menemukan ide baru yang inovatif. Ia membuka wisata edukasi untuk anak-anak PAUD dan SD.

Anak-anak kecil tersebut diajari pengenalan pertanian dan peternakan, seperti bagaimana memberi makan ternak, memberi susu untuk bayi kambing, melihat pemerahan susu, serta pencukuran bulu domba dan lainnya. Ternyata banyak lembaga pendidikan yang tertarik untuk membawa anak didiknya ke peternakan eL Farm.

Peternak ini tampaknya memiliki hati mulia. Ia mengaku ilmu yang didapatnya saat awal memulai usahanya dulu prosesnya nyaris tanpa mengeluarkan biaya. Karena itu setelah suksespun ia juga murah hati untuk berbagi ilmu.

“Kalau ada yang ingin belajar beternak kambing dengan senang hati saya dan tim siap berbagi ilmu dan pengalaman,” pungkasnya.

Peternak ini berpesan, untuk siapapun yang ingin memulai usaha ternak, jangan takut untuk memulai dan jangan takut gagal. Kuncinya ada pada mau bekerja keras, tekun, dan pantang menyerah. ***


Ditulis oleh:
Abdul Kholis
Koresponden Infovet daerah Depok,
Konsultan media dan penulis buku,
Writing Coach Griya Menulis (Bimbingan Menulis Buku & Jurnalistik),
Juara I Lomba Jurnalistik Tingkat Nasional (Unsoed, 2021) & Juara I Kompetisi Menulis Artikel Tingkat Nasional dalam rangka HATN, 2022

RISIKO MASA KEEMASAN PADA USAHA PEMBESARAN AYAM

Saat ini marak usaha peternakan ayam buras skala rumahan. (Foto: Istimewa)

Meski memelihara ayam kampung dianggap mudah, namun beternak untuk pembesaran yang dimulai dari DOC tetap memiliki risiko. Salah memilih bibit dan manajemen pemeliharaan anak ayam bisa berakibat fatal. Bagaimana agar berhasil?

Supriyadi terkejut begitu melihat kondisi kandang anak ayam di samping rumahnya. Puluhan ekor DOC miliknya mati dalam semalam. Beberapa ekor ayam lainnya tampak lemas dan bergerombol di sudut-sudut kandang. Lampu-lampu pijar di enam skat kandang DOC yang semuanya dihuni 300 ekor anak ayam ternyata mati semua.

Sementara bagian dalam kandang terlihat basah akibat hujan semalam. Rupanya asbes atap bocor dan air hujan masuk ke dalam kandang. “Nyesek rasanya, saya kurang perhatikan kondisi atap kandangnya, ternyata bocor sampai air hujan masuk,” cerita Supriyadi kepada Infovet.

Ia memang bukan peternak yang berpengalaman. Karyawan perusahaan swasta di Bogor, Jawa Barat, ini baru memulai beternak ayam kampung. Sekitar 300 DOC yang ia beli dari seorang peternak di Bogor, niatnya untuk usaha sampingan. “Tapi apes, baru mulai hampir separuh ayam saya sudah mati dalam seminggu. Semalam puluhan ekor mati karena kehujanan,” ucap dia.

Meski mengalami kerugian, Supriyadi mengaku tidak kapok untuk terus menekuni usaha sampinganya itu. Ia mengaku masih kurang mempelajari teknik beternak pembesaran mulai dari DOC dan ternyata tidak mudah. Selama ini hanya bertanya-tanya sekilas ke peternak tempat ia membeli DOC dan menyimak tayangan dari YouTube.

Bisa jadi, Supriyadi bukan satu-satunya peternak pemula yang mengalami kegagalan dalam usaha pembesaran ayam kampung. Banyak kisah di luar sana yang mengalami hal serupa. Apalagi memelihara anak ayam umur sehari, bukan hal yang mudah bagi pemula.

Tulisan yang mengulas seputar masa brooding sudah cukup banyak ditampilkan di berbagai media. Brooding merupakan masa sejak menetas hingga anak ayam berumur tiga atau empat minggu. Ini adalah fase paling kritis bagi para peternak ayam. Di kalangan peternak, fase ini dianggap sebagai fase penuh risiko dan butuh kehati-hatian ekstra.

“Masa brooding biasa disebut masa keemasan. Dan ini menjadi titik awal seorang peternak pembesaran berhasil atau tidak. Kalau gagal di masa brooding, ditahap selanjutnya jadi berat,” ujar Krisna Verawati dari Hobiternak.com, penyedia beragam jenis DOC.

Hobiternak.com merupakan platform edukasi teknik beternak unggas, melalui informasi seputar usaha peterternakan. Di platform ini juga menawarkan beragam DOC, mulai dari DOC ayam petelur, ayam kampung unggulan, hingga merpati. Pelanggannya tak hanya di sekitar Pulau Jawa, tapi juga hingga luar Jawa.

Menurut Verawati, salah satu kunci pemeliharaan ayam pada masa brooding adalah soal pencahayaan di dalam kandang. Dalam satu kandang, idealnya untuk anak ayam yang baru menetas hingga berumur tiga minggu, dibutuhkan pencahayaan lampu 60 watt yang dibagi menjadi tiga titik, masing-masing 20 watt dalam satu boks berukuran sekitar 200 cm x 70 cm x 70 cm.

Pemanas cukup penting untuk kelangsungan anak ayam, karena dengan adanya pemanas buatan maka anak ayam akan merasa hangat dan nyaman. Ayam yang kurang pemanas akan mengakibatkan proses perkembangan saluran pencernaannya tidak bagus dan berakibat serapan pakan nantinya tidak sempurna dan ayam tumbuh kerdil.

Jika anak ayam merasa kedinginan maka bisa mengakibatkan kematian karena stamina anak ayam masih cukup rendah dibandingkan ayam yang sudah indukan.

Nyaman atau tidaknya anak ayam di dalam kandang bisa dilihat dari lampu yang ada. Saat malam hari jika anak ayam lebih banyak bergerombol di sekitar lampu, pertanda ayam merasa kedinginan.

“Nah, sebaliknya kalau anak ayam menjauhi lampu, itu pertanda anak ayam kepanasan. Makanya pemasangan titik lampu harus dibuat tepat, agar pesebaran anak ayam di kandang merata,” jelas Verawati.

Menurutnya, selain lampu, alas kandang untuk DOC juga harus diperhatikan. Bisa menggunakan kertas koran bekas atau menggunakan sekam, keduanya sama-sama dianjurkan. Sementara untuk menjaga kebersihan bisa dilakukan penggantian alas seminggu sekali.

Untuk menentukan waktu yang tepat dalam melakukan pelepasan brooding (lampu pemanas) tergantung dari suhu sekitar kandang dan kondisi ayam yang berada di dalam boks khusus.

Jadi yang utama bukan dari umur ayam, namun sejauh mana ayam bisa menyesuaikan diri dengan suhu sekitarnya. Pada ayam yang mempunyai kondisi sehat dan staminanya yang kuat maka brooder dapat dilepaskan pada umur 14-21 hari.

Sebelum melakukan pelepasan brooding, ayam dapat dilatih secara bertahap agar ayam dapat menyesuaikan diri dengan udara sekitar. Jika pelepasan dilakukan secara langsung, maka dikhawatirkan anakan ayam tidak bisa menyesuaikan diri dengan suhu sekitarnya. “Ini menjadi tantangan bagi para peternak pemula yang memulai usahanya dari DOC,” ujarnya.

Keunggulan Bibit
Setiap peternak pemula yang akan ternak ayam pembesaran sudah tentu dihadapkan pada risiko. Ayam sakit atau bahkan mati karena sebab tertentu bisa terjadi. Risiko macam ini lumrah saja, namun jika semangat untuk menjadi peternak yang sukses tetap ada, apapun risikonya akan tetap dihadapi.

Salah satu tips yang sering disampaikan para peternak berpengalaman kepada para peternak pemula adalah soal pemilihan bibit ayam. Jika ayam kampung menjadi pilihan usahanya, kini sudah cukup banyak varian bibit ayam dengan keunggulan masing-masing. Ada ayam Joper, ayam Ulu, dan ayam KUB, di kalangan peternak disebut jenis ayam unggulan.

Salah satu peternak di Blitar, Jawa Timur, Riko Saputro, menyebutkan kualitas DOC menentukan pertumbuhan secara keseluruhan. Jika DOC dan manajemen pemeliharaan awal bagus, maka hasil akhirnya akan bagus. Krusial pemeliharaan DOC hanya sampai 14 hari, pemeliharaan ayam itu meskipun ini klise tapi harus kerja dengan hati. Kalau peternak tidak senang di kandang, pasti susah untuk berhasil.

Yang harus dilakukan ketika pertama kali DOC datang ke kandang adalah memastikan semua sarana produksi mulai dari kandang, pakan, minum, pemanas dalam keadaan baik. Kenyamanan ayam di dalam kandang menjadi yang paling utama. Jika dalam dua atau tiga hari sejak masuk kandang, ayam sibuk makan dan minum berarti sudah aman.

Untuk bibit ayam kampung, ada sejumlah kelebihan dari ayam kampung jenis unggulan. Dari sisi pemeliharaan pada umur  60 hari ayam bisa dipanen, asalkan pemberian pakannya tepat. Masing-masing jenis ayam ini memiliki kelebihan dan kekurangan. “Namun dari pengalaman saya, dibanding dengan ayam broiler, pemeliharaan ayam hasil silangan ini relatif lebih mudah,” kata Riko kepada Infovet.

Salah satu kelebihannya dari sisi daging, ayam Ulu juga termasuk gurih saat dimasak, sehingga banyak disukai orang. Kelebihan ayam Ulu lainnya adalah dagingnya memiliki rasa seperti ayam kampung. Namun daging ayam Ulu lebih banyak dibandingkan ayam kampung biasa. Walaupun harganya lebih mahal, minat terhadap ayam jenis ini terus meningkat.

Ayam jenis ini dapat menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan daging ayam kampung. Tapi karena masih tergolong baru, jenis ayam ini mulai banyak diternakkan. Riko menyebut permintaan pasarnya cukup besar.

Menurut dia, maraknya usaha peternakan ayam kampung unggulan skala rumahan, berdampak positif pada penyediaan bibit (DOC). Selain ayam Joper dan ayam Ulu, membuka usaha ayam Arab saat ini mulai menjadi tren di kalangan peternak ayam skala kecil.

Tetapi rupanya masih belum banyak informasi yang tersedia mengenai budi daya ayam Arab. Karena itu, tak heran jika banyak pengusaha pemula merasa bingung akan seluk-beluk usaha perternakan ayam jenis ini. “Perusahaan kami merupakan salah satu tempat yang mampu membantu suplai DOC ayam Arab hingga kuantitas besar ke seluruh Indonesia,” ujarnya.

Pengusaha muda ini memastikan tak hanya membantu menyediakan suplai DOC, tetapi juga sanggup membantu untuk memberi penjelasan tentang perkiraan modal usaha, keuntungan, serta tips-tips dalam membudidayakan ayam Arab petelur hingga menghasilkan nilai jual yang bermanfaat. ***


Ditulis oleh:
Abdul Kholis
Koresponden Infovet daerah Depok,
Konsultan media dan penulis buku,
Writing Coach Griya Menulis (Bimbingan Menulis Buku & Jurnalistik),
Juara I Lomba Jurnalistik Tingkat Nasional (Unsoed, 2021) & Juara I Kompetisi Menulis Artikel Tingkat Nasional dalam rangka HATN, 2022

SLUDGE BIOGAS, NILAI TAMBAH USAHA PETERNAKAN AYAM

Jamur tiram putih merupakan salah satu jenis jamur kayu yang biasa dikonsumsi masyarakat Indonesia. (Foto: Istimewa)

Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis jamur kayu yang biasa dikonsumsi masyarakat Indonesia. Nutrisi utama yang terkandung di dalam jamur ini beragam, di antaranya karbohidrat (selulosa, hemiselulosa dan lignin), protein, lemak, mineral, dan vitamin.

Jamur tiram putih termasuk dalam komoditas pangan, dengan kandungan protein tinggi yang aman untuk dikonsumsi dan tidak beracun. Selain aman, jelasnya jamur tiram merupakan salah satu bahan makanan yang bernutrisi tinggi. Komposisi dan kandungan nutrisi lainnya antara lain bahan organik, lemak, dan serat kasar.

Di laman resmi Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Gadjah Mada (UGM), mengungkap hasil penelitian Suwito (2006), menyatakan bahwa manfaat yang dimiliki jamur tiram putih adalah sebagai antibakteri dan antitumor. Itu sebabnya jamur tiram putih banyak dimanfaatkan untuk pengobatan berbagai macam penyakit, mulai dari diabetes, lever, dan lainnya.

Proses tanam jamur tiram putih selama ini umumnya para petani hanya menggunakan media tanam berupa serbuk kayu dan serbuk kulit kelapa yang dicampur dengan pupuk. Ada juga petani jamur yang memanfaatkan pupuk kandang sebagai campuran.

Kotoran unggas, terutama ayam, kini bukan sekadar menjadi pupuk tambahan. Setelah melalui proses tertentu, limbah unggas bisa dimanfaatkan sebagai media tanam jamur tiram putih. Limbah unggas ini menjadi alternatif media tanam bagi jamur tiram. Hasilnya, jamur tiram putih tumbuh jauh lebih berkualitas dibanding menggunakan media tanam biasanya berupa serbuk kayu.

Pengolahan kotoran unggas sebagai media tanam ini sudah dilakukan melalui penelitian di Fakultas Peternakan UGM beberapa tahun lalu. Para peneliti kampus ini melakukan terobosan mengubah limbah unggas atau sludge biogas dari kotoran ayam menjadi media tanam bagi jamur tiram putih berkualitas.

Adalah Prof Dr Ambar Pertiwiningrum dari Departemen Teknologi Hasil Ternak Fapet UGM yang melakukan penelitian ini. “Kami sudah lama melakukan penelitian tentang pengolahan lain dari limbah untuk dapat menghasilkan nilai tambah bagi para petani, khusunya petani jamur,” ujarnya kepada Infovet.

Tinggi Protein
Jamur tiram putih menjadi pilihan dalam penelitian ini, mengingat tingkat konsumsi jamur di dalam negeri jumlahnya cukup besar. Hasil olahan jamur tiram putih tergolong jenis sayuran yang digemari masyarakat. Kini hasil olahannya juga makin bervariasi, bukan hanya dijadikan sayur untuk lauk, tetapi juga diolah menjadi olahan kering sebagai camilan.

Menurut Ambar, kandungan gizi jamur tiram putih cukup tinggi. Berdasarkan penelitian sebelumnya, protein pada jamur tiram setiap 100 gram kandungan sebesar 27% atau lebih tinggi dibanding protein pada kedelai tempe sebesar 18,3% setiap 100 gram. “Serat jamur sangat baik untuk pencernaan, kandungan seratnya mencapai 7,4-24,6% sehingga cocok untuk tubuh,” ungkapnya.

Maka itu, perlu memperoleh komposisi yang baik untuk dapat menggantikan bahan penyusun media jamur, yang selama ini digunakan para petani yakni bekatul. Menurut Ambar, limbah kandang ayam ini bisa dimanfaatkan sebagai bahan penyusun media jamur, pengganti dedak yang harganya cukup mahal dan berkompetisi untuk pakan ternak.

Temuan lain dari hasil penelitian yang dilakukan Ambar, kualitas media jamur tiram putih dengan penggunaan sludge biogas 100% bisa menjadikan hasil yang terbaik. Sebab meningkatkan kadar C-organik, kadar Nitrogen (N), kadar P (P2O5), dan kadar K (K2O). Artinya, limbah unggas kini tidak lagi menjadi sampah, tetapi justru dapat meningkatkan kesehatan dan perekonomian masyarakat.

Perlu Perlakuan Khusus 
Untuk memanfaatkan limbah ternak unggas menjadi media tanam jamur tiram putih, tidak serta merta digunakan layaknya para petani menggunakannya sebagai pupuk kandang selama ini. Ada perlakuan khusus atau proses yang dilalui agar menghasilkan media tanam dan hasil panen jamur yang bagus.

Peneliti senior ini menjelaskan, sludge ekskreta ayam yang keluar dari bak penampungan dikeringkan terlebih dahulu selama 2-3 hari hingga teksturnya menyerupai tanah dengan kadar air sekitar 10%.

Saat penelitian dilakukan, sludge ekskreta ayam yang telah kering diambil sekitar 4.000 g, kemudian dihaluskan dengan menggunakan mesin grinder. Sludge ekskreta ayam yang telah halus dibungkus dengan kertas koran lalu dioven dalam suhu 55° C selama 3-5 hari, kemudian dipindahkan ke tempat untuk selanjutnya disterilisasi pada suhu 121° C dengan tekanan 15 psi.

Selain membuat media jamur sebagai substitusi dedak oleh limbah biogas kotoran ayam, Ambar juga menggunakan limbah cangkang telur yang dapat digunakan sebagai pengganti kapur yang lebih ramah lingkungan.

Dalam penggunaannya pada media tanam, menurut Ambar, komposisi limbah unggas dapat dilakukan tanpa penambahan dedak maupun dilakukan dengan penambahan bahan lain. “Keduanya memang berperan sebagai sumber protein pada jamur tiram pada media tanam jamur,” jelasnya.

Ia menambahkan, selama ini sludge sebagai luaran dari hasil proses pembuatan biogas masih sangat minim pemanfaatannya. Bahkan hanya menjadi tumpukan limbah buangan biogas di dekat digester, tanpa makna dan bernilai.

“Umumnya sludge digunakan sebagai pupuk organik untuk tanaman di lahan pekarangan atau area pertanian skala kecil. Kini, dengan pemanfaatan sludge biogas sebagai bahan substitusi dedak pada media jamur tiram putih, dapat meningkatkan nilai guna dari sludge yang dihasilkan dan nilai tambah bagi pengembangan produk jamur tiram putih. Artinya, sludge biogas kini punya value added,” kata Ambar.

Indonesia memiliki potensi sludge biogas melimpah yang dapat diolah optimal dan lebih bermanfaat dalam meningkatkan kesehatan, perekonomian masyarakat, serta pelestarian lingkungan.

Peternakan merupakan salah satu subsektor pertanian yang sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, terutama kecukupan gizi protein hewani dan juga sumber pendapatan masyarakat pedesaan. Inilah terobosan mengubah limbah menjadi bermanfaat dan bernilai.

Murah Biaya Tanam
Penggunaan sludge biogas sebagai media tanam jamur tiram putih ini memiliki nilai ekonomi yang lebih menguntungkan, jika diterapkan oleh para petani jamur. Nilai ekonomi yang dapat dihitung jika hanya dengan memanfaatkan limbah unggas ini hanya mampu mensubstitusi peran dedak sebesar 15% pada setiap media.

Jika diasumsikan harga dedak Rp 8.000/kg, maka hanya dapat dimanfaatkan hanya dalam 6-7 media dan dalam satu kali produksi, biasanya para petani jamur akan memproduksi minimalnya 500 baglog (media tanam jamur).

Menurut Ambar, jika dihitung nilai ekonominya, total biaya yang dapat dihemat jika menggunakan limbah unggas untuk pengganti dedak, maka 500 baglog dapat menghemat biaya dedak sebesar Rp 600 ribuan. “Dengan catatan 1 kilogram dedak dapat digunakan pada 6 baglog dalam berat 1 kg pada masing-masing baglog,” ujarnya.

Sedikit membedah faedah limbah unggas. Selama ini, publik umumnya mengenal kotoran ayam merupakan bahan baku penting dalam pembuatan kompos jamur dan komposter karena merupakan sumber nitrogen terbesar. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kualitas tetap konsisten dan setinggi mungkin. Namun kualitas kotoran ayam tidak begitu penting bagi peternak, baginya hanya merupakan limbah.

Mayoritas komposter menggunakan kotoran ayam kering. Jenis yang paling cocok adalah pupuk kandang dari ayam pedaging. Ini mengandung persentase kotoran yang lebih tinggi dibandingkan dengan bahan lain seperti serbuk gergaji.

Kandungan kalsiumnya yang tinggi dalam kotoran ayam dapat meningkatkan kesehatan tanaman secara keseluruhan. Hal itu juga sangat dapat mengurangi pembusukan ujung bunga selama musim tanam. Selain itu, kotoran ayam juga dapat mengusir banyak binatang yang menganggu tanaman seperti tupai, tikus, dan lainnya.

Dengan sebegitu banyak kandungan di limbah unggas, yang menjadi salah satu penggugah Ambar melakukan penelitian untuk dijadikan media tanam jamur tiram putih. Hasil penelitian yang dilakukan oleh pakar Animal Products Technology UGM ini sudah beberapa tahun lalu dilakukan.

Sekarang, ilmu terapannya sudah dimanfaatkan oleh para petani jamur di beberapa wilayah Jawa Tengah. Meski untuk menerapkan hasil temuan ini lumayan rigit, namun untuk mencapai hasil yang maksimal dari budi daya jamur tiram putih para petani kini sudah banyak yang menikmati hasilnya. ***


Ditulis oleh:
Abdul Kholis
Koresponden Infovet daerah Depok,
Konsultan media dan penulis buku,
Writing Coach Griya Menulis (Bimbingan Menulis Buku & Jurnalistik),
Juara I Lomba Jurnalistik Tingkat Nasional (Unsoed, 2021) & Juara I Kompetisi Menulis Artikel Tingkat Nasional dalam rangka HATN, 2022

TELUR INFERTIL, BISA HEMAT BIAYA JADI TAMBAHAN PAKAN

Telur infertil ternyata bisa dimanfaatkan sebagai tambahan pakan. (Foto: Istimewa)

Banyak cara yang dilakukan peternak ayam, khususnya peternak skala kecil untuk menambahkan nutrisi pada pakan ayam peliharaanya. Ada yang menggunakan aneka rempah, dedaunan, dan lainnya sebagai pakan tambahan. Setiap peternak dipastikan akan berusaha agar pengeluaran biaya pakan lebih hemat.

Pola pemberian pakan tambahan dengan menggunakan bahan-bahan non-pabrikan, lazimnya dilakukan para peternak ayam buras, baik ayam kampung biasa, ayam KUB (Kampung Unggulan Balitnak), ayam Joper, dan varian lainnya. Sementara untuk peternak ayam ras broiler maupun ras petelur, umumnya mereka menggunakan pakan pabrikan.

Jika ada peternak ayam yang memberikan pakan tambahan berupa limbah tahu (ampas tahu), itu sudah banyak yang melakukan. Tapi bagaimana jika pakan tambahan yang diberikan berupa telur ayam yang dihasilkan dari kandang ayam yang sama? Amankah?

“Aman. Dari pengalaman saya selama ini tidak ada masalah. Saya sering memberikan pakan tambahan untuk ayam Joper dan KUB saya pakai telur-telur yang gagal menetas atau infertil,” tutur Zulkarnaen Nasution, peternak ayam kampung mandiri di Kota Asahan, Sumatra Utara, kepada Infovet.

Kendati demikian, dengan diberi pakan telur dari kandang yang sama, apakah tidak memunculkan sifat kanibal pada ayam? Karena ayam memakan bagian yang dikeluarkan dari dirinya sendiri. Menurut zulkarnaen hal itu tidak terjadi. “Saya sudah praktikkan bertahun-tahun dan aman-aman saja,” sebutnya.

Zulkarnaen adalah peternak ayam kampung jenis KUB dan Joper. Usaha peternakannya dimulai sejak empat tahun lalu. Masih tergolong baru, namun omzet dan keuntungan yang dinikmati tergolong besar. Masih sedikitnya peternak yang ada di daerahnya, menjadikan aparatur sipil negara (ASN) ini leluasa mengembangkan usahanya karena minim persaingan.

Usaha ternak yang dijalani Zulkarnaen tergolong mandiri. Ia tak hanya memiliki kandang pembesaran, tetapi juga usaha penetasan. Bahkan, belakangan ia merambah ke penjualan telur yang siap tetas (fertil). Pelanggannya tak hanya berasal dari Kota Asahan, tapi juga dari luar kota.

Di lahan pekarangan yang cukup luas di belakang rumahnya, Zulkarnaen memiliki lebih dari 10 kandang indukan. Satu kotak kandang berisi lima indukan betina dan satu pejantan. “Alhamdulillah, selain panen ayam kampung pedaging, bisa panen telur tetas juga,” ujarnya.

Dengan jumlah indukan 100 ekor, dalam sehari produksi telur fertil antara 50-60 butir. Sebagai peternak yang tak mau merugikan pelanggan atau mitranya, Zulkarnaen memberikan garansi 85% telur menetas. Artinya, jika telur yang diserahkan kepada mitra hanya menetas 75%, maka selisihnya yang 10% akan diganti.

“Jadi, misalnya orang beli 100 butir, maka yang digaransi adalah 85 butir benar-benar dibuahi oleh pejantan. Tentu saja dengan catatan mesin tetasnya bagus dan tidak bermasalah,” ucap dia.

Pakan Tambahan
Sebagian telur tetasnya di masukkan ke dalam mesin tetas dan sebagian lagi dikemas untuk dikirim para pemesannya. Untuk mengirim telur, Zulkarnan ekstra hati-hati dalam pengemasannya. Mengemas telur sangat berbeda dengan mengemas produk lain.

“Harus sangat hati-hati, karena telur mudah pecah. Makanya setiap 100 butir telur yang dikirim, saya kasih lebihan dua butir untuk jaga-jaga jika ada yang pecah selama pengiriman,” ungkapnya.

Sementara untuk yang akan ditetaskan, telur-telur yang sudah dibersihkan masuk ke dalam mesin tetas. Seperti biasa, di hari keempat Zulkarnaen melakukan pengecekan kualitas telur, memastikan semua telur tersebut layak tetas (fertil) atau tidak (infertil).

Dengan menggunakan lampu pijar, telur yang tampak kemerahan dan ada semacam serat berwarna merah (menyerupai bentuk akar tanaman) di dalam telur dimasukkan kembali ke dalam mesin tetas. Telur-telur tersebut dipastikan sebagai telur fertil atau telur yang dibuahi oleh sperma ayam pejantan. Telur ini dipastikan bisa ditetaskan dengan baik.

Sedangkan telur yang tampak terang dan tak terlihat ada serat warna merah, dikeluarkan dari mesin tetas. Beberapa telur yang infertil segera dipisahkan di keranjang. Telur infertil merupakan telur yang tidak dibuahi oleh sperma pejantan dan tidak dapat ditetaskan.

Telur-telur yang gagal tetas akan dipisahkan. Telur infertil yang sudah empat hari masuk ke mesin tetas, belum mengalami perubahan komposisi kuning dan putih telurnya. Artinya telur masih aman untuk dikonsumsi. Sebab itu, banyak para peternak yang tak membuang telur yang baru empat hari berada di dalam mesin tetas.

Zulkarnaen memanfaatkan telur infertil yang sudah empat hari di mesin tetas sebagai sumber protein ayam indukan pejantan. “Ini bisa jadi sumber protein yang bagus untuk ayam pejantan,” katanya.

Selain telur infertil yang masih bagus, Zulkarnaen juga mencampur dengan telur yang sudah bercampur bagian kuning dan putihnya. Cara ini tentu saja akan mengurangi biaya pakan untuk ayam-ayam di kandangnya.

“Saya kan peternak, kalau jumlah telurnya yang infertil terlalu banyak enggak mungkin dimakan semua. Makanya sebagian saya jadikan puding dan dikasih ke ayam pejantan. Ayamnya lebih sehat,” ungkapnya.

Peternak ini mengaku tak tahu persis berapa nilai penghematannya setelah memanfaatkan telur-telur infertil sebagai pakan tambahan indukan pejantan miliknya. Yang pasti, asupan nutrisi untuk pejantan indukan terpenuhi dan ayam-ayamnya tergolong sehat.

“Sampai saat ini saya tidak pernah hitung berapa persentase penghematannya. Yang penting begitu ada telur yang gagal tetas, saya olah jadi puding untuk pakan tambahan ayam indukan,” ujarnya.

Pahami Arti Infertil
Bagi para peternak pemula, sebutan telur fertil dan infertil masih terdengar asing. Pemahaman jenis telur fertil dan infertil ini penting dimiliki oleh para peternak, khususnya peternak pemula, agar terhindar kerugian yang terlalu besar.

Untuk para peternak pemula yang memilih membeli telur fertil, sebaiknya perlu memahami lebih dulu istilah telur fertil dan infertil. Kalau telur fertil mudah dipahami, yakni telur yang dibuahi oleh ayam pejantan dan kemungkinan besar bisa menetas.

Lalu, apa itu telur infertil? Bagi peternak pemula, bisa mengecek laman Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian. Di laman ini dijelaskan secara rinci tentang telur infertil. Secara definisi, telur infertil bisa dikatakan telur yang tidak mengalami pembuahan (fertilisasi) oleh sel sperma dari ayam jantan.

Infertilitas bisa juga disebut sebagai kemandulan, yaitu istilah dapat juga diartikan sebagai kegagalan, tidak berhasil, atau tidak dapat membentuk. Ada dua jenis telur infertil yang dibedakan berdasarkan asal sumber telurnya.

Jenis telur infertil yang pertama yaitu telur infertil bersumber dari ayam ras petelur atau layer komersial hasil budi daya atau telah lazim disebut telur konsumsi. Bukan telur hasil pembibitan, dalam pemeliharaannya tidak dicampur dengan pejantan. Telur ini merupakan telur infertil yang aman dan sehat untuk dikonsumsi, serta tidak dicirikan oleh warna cangkang tertentu. Warna cangkang atau kerabang telur dari semua strain ayam layer yang dibudidayakan di Indonesia umumnya cokelat. Warna kerabang sendiri dipengaruhi deposit pigmen induk selama proses pembentukan telur dan ditentukan oleh genetik ayam.

Sedangkan telur infertil jenis kedua yaitu telur infertil hasil dari breeding farm ayam ras. Telur infertil ini adalah telur tetas atau hatching egg (HE) yang tidak dibuahi oleh sel sperma dari ayam jantan. Pembuahan telur HE melalui inseminasi buatan (IB) atau pencampuran dengan pejantan dalam pemeliharaannya. Telur infertil ini merupakan ayam ras yang telah melewati masa inkubasi 18 hari (dalam mesin setter/inkubator).

Dengan menguasai informasi ilmiah ini, para peternak pemula bisa lebih cermat dan hemat dalam pemberian pakan kepada ternak ayamnya. Meski angka penghematannya tak terlalu besar, setidaknya tidak ada kata mubazir dengan memanfaatkan telur infertil untuk pakan tambahan ternak. ***

Ditulis oleh:
Abdul Kholis
Koresponden Infovet daerah Depok,
Konsultan media dan penulis buku,
Writing Coach Griya Menulis (Bimbingan Menulis Buku & Jurnalistik),
Juara I Lomba Jurnalistik Tingkat Nasional (Unsoed, 2021) & Juara I Kompetisi Menulis Artikel Tingkat Nasional dalam rangka HATN, 2022

KALENDER BISNIS PETERNAKAN 2024 TAMPILKAN DATA BISNIS DAN AGENDA INTERNASIONAL

Iakarta, MajalahInfovet.comMajalah Infovet kembali menerbitkan Kalender Bisnis Peternakan (KBP) yang beredar luas di kalangan dunia usaha dan pemerintahan bidang peternakan dan kesehatan hewan. Kalender meja ini terasa istimewa karena menampilkan data bisnis terbaru serta kalender kegiatan nasional dan internasional. Data bisnis yang ditampilkan antara lain data kinerja bisnis peternakan tahun ini (2023) dan prediksi bisnis peternakan tahun depan (2024). 

Adapun kalender kegiatan antara lain pameran internasional (Indolivestock Expo, International Production & Processing Expo/IPPE-Atlanta dan lain-lain), seminar internasional di berbagai negara, serta hari-hari besar peternakan, misalnya Hari Ayam dan telur , World Egg Day, Hari Susu Nusantara, Hari Rabies  serta hari penting lainnya, termasuk ulang tahun asosiasi peternakan. Tentu saja hari besar nasional juga ditampilkan sebagaimana kalender umum.

Beberapa pelaku bisnis dan pimpinan lembaga pemerintah merespon positif adanya kalender ini karena memudahkan mereka dalam mengagendakan kegiatan sesuai bidang kerjanya.

Penasaran? Silakan klik https://anyflip.com/vmkqs/gihb/ , usap ke kiri/kanan utk pindah halaman. Bisa juga klik di bawah ini:


 

SUKSES MEMBANGUN BISNIS TERNAK DENGAN MEDIA SOSIAL

Membuat konten peternakan bisa menjadi cara untuk menggaet pelanggan. (Foto: Istimewa)

Internet sudah terjangkau oleh semua lapisan masyarakat Indonesia. Bisa dikatakan hampir semua orang mempunyai handphone, sehingga setiap hari akses internet berada dalam genggaman. Salah satu yang paling banyak diakses masyarakat adalah media sosial.

Masyarakat adalah konsumen, salah satu yang mereka konsumsi adalah produk-produk peternakan. Dengan adanya media sosial maka perilaku konsumen pun mengalami perubahan, tak terkecuali konsumen produk peternakan, yang mau tak mau harus diadaptasi para pelaku usaha peternakan.

“Yang saya sampaikan sebenarnya lebih ke kaidah dasar yang saya pakai dalam membangun media sosial di Kandank Oewang,” kata Muhammad Tanfidzul Khoiri, pemilik peternakan domba dan kambing Kandank Oewang, saat menjadi pemateri webinar “Kiat Sukses Membangun Bisnis Ternak dengan Social Media” yang diselenggarakan MAFMastore, Pusat Pendidikan Pertanian.

Mengapa Social Media Marketing Penting
Diungkapkan Khoiri, salah satu guru digital marketingnya adalah Subiakto Priosoedarsono (Pak Bi), praktisi branding yang berpengalaman sukses menangani branding produk dari perusahaan-perusahaan ternama.

“Pesan beliau adalah zaman sekarang konsumen itu mengonsumsi konten terlebih dahulu sebelum mengonsumsi produk. Jadi orang lihat dulu review-nya, spek barangnya seperti apa, spek peternakannya seperti apa sebelum mereka memutuskan untuk membeli produk kita atau misalnya join dalam bisnis kita,” terang Khoiri.

“Konten dibuat untuk merekam jejak digital agar jika konsumen melakukan pencarian di internet atau mencari di media sosial, mereka bertemu dengan record dari brand kita.” Sedangkan yang membuat orang melakukan pembelian adalah value. Yaitu nilai atau keunggulan sebuah produk dibandingkan dengan produk lain.

Tidak Sekadar Posting
Bagaimana memanfaatkan media sosial sehingga view-nya bisa dikonversi menjadi profit? Membangun bisnis peternakan di media sosial tidak sekadar dengan rutin upload atau posting. Pertama-tama harus memahami dulu tiga kondisi calon pelanggan.

Cold market adalah calon pelanggan yang masih dingin, belum mengenal produk yang dipasarkan bisa menjadi solusi permasalahan mereka. Bahkan di antara mereka ada yang belum sadar bahwa mereka memiliki masalah. Karena itu perlu diedukasi melalui konten yang menunjukkan bahwa mereka mempunyai masalah dan produk yang dijual adalah solusi dari masalahnya.

Setelah calon customer mulai mengonsumsi konten yang dibuat artinya mereka berubah menjadi warm market. Cirinya adalah mereka sudah mulai tertarik dengan produknya, seperti menanyakan harga, follow akun media sosial, tanya tentang produknya, dan sebagainya. Sehingga nantinya siap untuk dilakukan proses selling atau closing.

Setelah calon customer membeli produknya berarti mereka sudah menjadi customer dan masuk ke fase hot market. Di fase ini customer lebih mudah untuk ditawari lagi agar melakukan repeat order.

Customer Behavior dan Customer Journey
Kebiasaan pelanggan dalam membeli produk harus dipahami. “Di Kandank Oewang rata-rata setelah mereka lihat konten akan tanya ke CS minimal tanya harga. Biasanya mereka melakukan video call kalau pembeliannya full online, untuk melihat penimbangan berat badan dan sebagainya baru mereka memutuskan membeli. Atau mereka kita undang untuk datang ke kandang dan mereka pilih secara langsung ternak yang mau dibeli,” kata Khoiri.

Setiap produk akan berbeda-beda kebiasaan customer-nya. Khoiri menambahkan, contoh sebelum customer bergabung ke program pelatihan beternak Kandank Oewang mereka rata-rata mengonsumi dahulu konten-konten edukasi peternakan yang dibagikan oleh Kandank Oewang.

Costumer journey juga perlu dipahami. Bagaimana alur perjalanan konsumen mulai dari edukasi sampai dengan mereka membeli juga layanan purna jualnya. Alur tersebut harus dibuat semudah dan senyaman mungkin untuk customer. Semua itu perlu diriset dan riset dilakukan berkala mengikuti perkembangan pasar yang dapat berubah dengan cepat.

Menyampaikan Value Produk
Value adalah nilai atau keunggulan produk dibanding dengan produk sejenis yang ada di pasaran. Value harus jelas dan value inilah yang harus disampaikan agar orang mengenal dan aware terhadap produk yang dijual.

Cara menyampaikan value kepada calon customer bisa menggunakan PESO model yaitu paid, earned, shared, dan owned.

Paid ini berbayar, Kandank Oewang juga melakukan iklan berbayar terutama melalui Google ads, Facebook ads, dan Instagram ads,” jelas Khoiri. “Juga pada platform yang lain, bisa juga menggunakan jasa influencer atau kolaborasi dengan kanal-kanal YouTube yang mempunyai follower atau subscriber besar.”

Earned adalah publikasi yang diperoleh dari pihak lain, misalnya diliput pihak lain dan ditampilkan di website atau media sosial pihak tersebut. Shared adalah publikasi yang diperoleh karena referral, misalnya konten viral karena banyak dibagikan oleh orang-orang. Owned adalah publikasi pada media yang dikelola sendiri, misalnya pada akun-akun media sosial milik sendiri.

Tes dan Evaluasi
Cara mendapatkan trafik yang bagus dan berkualitas dari media sosial adalah dengan melakukan tes dan evaluasi. Dari antara konten yang dibuat dievaluasi mana yang disukai oleh customer, mana yang viral, mana yang menghasilkan konversi penjualan. Lalu dijadikan patokan untuk membuat konten-konten berikutnya yang lebih baik.

Konten adalah kunci, makanan utama follower yang merupakan calon buyer adalah konten. Jika media sosial kita terus dipenuhi konten yang bagus dan relevan dengan follower maka akan berkembang menjadi besar.

Khoiri mencontohkan salah satu konten Kandank Oewang yang viral yaitu konten edukasi bagaimana beternak tanpa harus ngarit setiap hari. Konten tersebut disisipi iklan penjualan mesin, pakan silase, dan menghasilkan konversi penjualan yang bagus.

Dalam membuat konten bisa menggunakan berbagai tema atau sudut pandang seperti edukasi, humor, motivasi, promo/diskon, review, dan lainnya. Konten tema edukasi sendiri menjadi andalan Kandank Oewang. Misal bagaimana cara membuat pakan, cara merawat ternak yang bagus, cara mengobati ternak atau memberikan pertolongan pertama pada ternak. Konten-konten edukasi tersebut biasanya sangat disukai audiens Kandank Oewang.

“Konten yang terkait dengan fitur misalnya review domba Kandank Oewang, apa bedanya dengan domba dari peternakan lain? Misalnya kami pakai jenis Dombos, sudah dicukur, kegemukannya minimal level tiga, sudah dikawinkan dengan pejantan unggulan, sudah divaksin,” jelasnya.

Untuk meningkatkan konversi, setiap konten wajib memiliki call to action. Fungsinya untuk mengarahkan orang setelah melihat konten harus melakukan apa. Misalnya menghubungi nomor tertentu jika ingin membeli, ajakan untuk follow akun medsos, atau klik link website.

Call to action membuat peluang seseorang untuk membeli menjadi lebih tinggi. Sebaiknya dibuat sederhana sehingga tidak menyulitkan calon customer. Selain itu, Khoiri juga menyarankan reprofiling data customer.

“Kira-kira yang sering beli itu model-model orangnya seperti apa. Misalnya pensiunan yang butuh usaha, atau sudah beternak tapi butuh alat-alat dan sebagainya, itu kita data. Nanti kita tinggal mencari orang-orang dengan profil seperti ini berkumpulnya biasanya di mana dan di situlah kita akan berjualan,” tukasnya. (NDV)

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

ARTIKEL POPULER BULAN INI

ARTIKEL POPULER TAHUN INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer