|
Fenanza Perkasa Putra, punya solusi tingkatkan persistensi bertelur layer |
Peternak mana yang tidak mau jika ayam petelurnya nya memiliki performa yang baik dan konsisten?. Pastinya memiliki ayam petelur dengan performa yang konsisten menjadi dambaan semua peternak. Atas tujuan tersebut PT Fenanza Putra Perkasa mengadakan webinar bertajuk "Maintaining Persistency and Egg Shell Quality in Modern Laying Birds" pada hari Rabu (2/6) yang lalu.
Tidak tanggung - tanggung, konsultan perunggasan sekelas Tony Unandar didapuk menjadi pembicara dalam webinar tersebut. Seperti yang diduga, webinar tersebut ramai dibanjiri oleh para peserta yang mencapai kurang lebih 200 orang.
Memahami Genetik Layer Modern
Dalam paparannya Tony Unandar mengatakan bahwa ayam petelur modern sangat berbeda dengan ayam petelur jadul. Perbedaannya terutama pada masa pemeliharaan, kecepatan tumbuh, juga performa produksi. Secara rataan kata Tony, ayam petelur modern dapat bertelur hingga 500 butir dalam satu siklus pemeliharaan dalam waktu hingga 100 minggu. Sangat berbeda dengan ayam jadul yang hanya mampu menghasilkan setengahnya.
"Nah, karena genetik dari mereka sangat berbeda, perlakuan dan cara pemeliharaan yang harus diaplikasikan juga harus berbeda, jangan memelihara ayam modern dengan sistem jadul. Peternak kita kebanyakan masih belum terbuka mindset-nya," kata Tony.
Tony juga menyebutkan bahwa ada beberapa titik kritis pada masa pertumbuhan ayam petelur modern yang perlu diperhatikan. Misalnya dari DOC hingga pullet, ayam harus dipersiapkan dengan baik sehingga target bobot badannya pada saat memasuki masa laying tercapai dengan komposisi yang proporsional.
"Hingga usia 7 - 8 minggu itu perkembangan organ dalam, baru setelahnya (8-16) minggu perkembangan frame (tulang) dan otot ikut berkembang. Proporsi otot dan tulang serta perlemakan di tubuh ayam harus diperhatikan. Jadi bukan hanya bobotnya saja yang masuk, tapi perototan dan pertulangan harus memiliki proporsi yang baik, dengan konformitas yang baik, dan keseragamannya baik," tutur Tony.
Ia menyebutkan kebanyakan pada fase pullet peternak "malas" menyortir alias grading. Seperti yang tadi disebutkan, jika sudah terlihat masuk bobotnya maka ayam dianggap siap berproduksi, padahal dibutuhkan kondisi paling prima dan proporsional agar ayam dapat berproduksi secara baik dan konsisten di masa laying.
Selain itu Tony juga menyebutkan bahwa kebanyakan peternak kurang memperhatikan diet ayam pada masa pullet. Karena terlalu mengejar bobot badan, ayam diberikan pakan dengan energi yang terlampau tinggi, sehingga ayam terlihat gemuk dan bobotnya tercapai tetapi yang tumbuh bukanlah otot dan frame-nya tetapi justru gemuk karena lemak.
Menyadari Pentingnya Fungsi Hati
Hati merupakan organ yang perannya sangat penting dalam tubuh, termasuk ayam petelur. Tony Unandar menjabarkan lebih spesifik mengenai fungsi dan peran hati pada ayam petelur. Dimana hati sangat berperan dalam proses metabolisme dan detoksifikasi berbagai zat yang ada dalam tubuh ayam.
"Kalau saya melihat hati itu seperti organ yang dianaktirikan. Padahal hati ini ada hubungannya dengan produksi telur dan keberlangsungan fase bertelur pada laying period," tutur Tony.
Di dalam organ hati kata Tony, terjadi metabolisme lemak, protein, dan segala macam nutrisi lainnya. Nah, dalam hal ini nutrisi terutama glukosa akan dimetabolisme menjadi asam lipoprotein yang kemudian didistribusikan VLDL (Very Low Density Lipoprotein). Dimana VLDL digunakan sebagai sumber pemebntuk oosit (sel telur), yang jika jumlahnya berlebih akan ditimbun pada jaringan adiposa. Nah proses pembentukan VLDL di hati ini akan berjalan dengan smooth apabila fungsi organ hati berada dalam keadaan yang prima.
"Kebanyakan karena salah manajemen, di lapangan yang saya temukan adalah sindrom fatty liver, dengan bentukan hati yang pucat agak kekuningan. Jika ada temuan seperti ini, bisa dipastikan bahwa ayam tidak akan perform dengan baik, makanya ini jangan sampai terjadi," pungkas Tony.
Agar Hati Tetap Terjaga
Kita mungkin pernah mendengar potongan sajak ini "Hati itu kerajaan tubuh, kalau lalim anggota pun rubuh". Jika sajak tersebut dimaknai secara dentotatif, hal yang sama alias buruk juga akan terjadi. Oleh karenanya, mengigat pentingnya organ hati pada ayam petelur, patut kita beri perhatian lebih agar organ ini senantiasa dalam keadaan yang prima.
Alexander Peron Strategic Marketing & Technology Director Provimi memiliki salah satu solusi dalam menjaga organ hati agar tetap prima. Tim Provimi sadar betul bahwa problem yang tadi disebutkan oleh Tony tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia.
"Kami juga melihat ini juga menjadi masalah di seluruh dunia. Organ hati itu sangat penting dan harus dijaga agar fungsinya tetap prima, karena kaitannya dengan keberlangsungan laying period serta kualitas, dan kuantitas telur," tukas Alexander.
Solusi yang ditawarkan oleh Alexander yakni berupa produk dengan pemberian produk milik Provimi yang berisi asam - asam organik serta garamnya. Dengan menambahan produk tersebut, ayam jadi lebih prima, persistensi bertelurnya meningkat, dan kualitas dan kuantitas dari produksi telur yang dihasilkan juga baik.
"Kami sudah melakukan trial di berbagai negara, dan hasilnya memuaskan. Keuntungan jadi bertambah dan yang terpenting ternak dalam keadaan prima," tutup Alexander.