KEMERIAHAN LEP EXPO 2025
MEMPERINGATI HARI SUSU NUSANTARA, DPN SAMPAIKAN BEBERAPA USULAN
Pertama, usaha peternakan sapi perah rakyat masih ditopang oleh usaha peternakan yang tipologi usahanya sebagai sambilan. “Dalam arti, usahanya belum menjadi sebagai sumber pendapatan utama dari peternak,” sebutnya.
Kedua, usaha peternakan sapi perah rakyat sampai saat ini hanya mampu memenuhi kurang dari 20% dari kebutuhan susu nasional.
Ketiga, saat ini industri pengolahan susu dan juga usaha peternakan skala besar makin tumbuh dan berkembang sangat pesat. “Bahkan dapat dikatakan bahwa industri pengolahan susu mendominasi dan menguasai sektor persusuan nasional dan ketergantungan peternakan sapi perah rakyat pada industri pengolahan susu semakin besar,” imbuhnya.
Melihat kenyataan tersebut, pihaknya pun menyampaikan beberapa usulan kepada pemerintah, yakni meneguhkan komitmen untuk mengembangkan usaha peternakan sapi perah rakyat, sehingga dapat menjadi cabang utama dari para peternak dan menjadi basis kehidupan ekonomi mereka.
“Kemudian segera merealisasikan terbitnya Peraturan Presiden tentang persusuan nasional untuk menciptakan keseimbangan antara industri pengolahan susu dengan peternakan sapi perah rakyat yang berazaskan keadilan dan pemerataan kesempatan berusaha,” harapnya.
Adapun usulan lain yaitu meminta Presiden Prabowo Subianto segera merealisasikan janji politiknya untuk pembagian susu gratis bagi anak-anak sekolah yang nantinya dapat menjadi basis usaha peternakan sapi perah rakyat dan mengurangi ketergantungan pemasaran susu segar ke industri pengolahan susu. Program ini dapat menjadi pelengkap Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang saat ini sudah berjalan.
Serta segera merealisasikan rencana impor 1,5 juta sapi perah untuk penambahan populasi dan peningkatan skala pemilikan sapi perah oleh peternak rakyat yang saat ini hanya memiliki sapi rata rata 2-4 ekor. (INF)
JELANG LEBARAN, KEMENTAN PASTIKAN PENGENDALIAN PMK TETAP BERJALAN
“Begitu ada PMK, Rp 100 miliar langsung kami geser dan jutaan vaksin itu telah didistribusikan ke berbagai daerah di Indonesia. Alhamdulillah tren kasus PMK saat ini sudah melandai,” ungkap Mentan Amran, dalam keterangan persnya Rabu (26/3/2025).
Sementara itu, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan, Agung Suganda, menyatakan untuk memastikan pengendalian tetap optimal, timnya melakukan pemantauan harian rutin melalui portal Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional Terpadu (iSIKHNAS) untuk mengantisipasi lonjakan lalu lintas ternak di berbagai daerah menjelang Idul Fitri 1446 H.
Ia menambahkan, ternak yang baru tiba di lokasi tujuan biasanya mengalami penurunan daya tahan tubuh akibat kelelahan selama perjalanan. Kondisi ini membuat ternak rentan terserang penyakit, termasuk PMK.
“Ternak sakit yang tidak segera ditangani dapat menulari ternak lain dan merugikan peternak. Kami mengimbau peternak dan pelaku usaha untuk segera menghubungi petugas kesehatan hewan setempat jika menemukan ternak sakit, agar bisa segera ditangani,” kata Agung.
Untuk memastikan kasus PMK terus melandai, Kementan meningkatkan kapasitas epidemiologi petugas kesehatan hewan agar mampu melakukan deteksi dini, respons cepat, dan pengendalian PMK berbasis risiko. “Dengan sumber daya yang terbatas, strategi ini memungkinkan daerah untuk menerapkan kebijakan yang tepat guna mengantisipasi penyebaran PMK,” ucapnya.
Sebagai langkah pencegahan, Kementan telah melaksanakan Bulan Vaksinasi PMK pada Januari-Maret dan akan melanjutkan vaksinasi ulangan pada Juli-September. Hingga saat ini, capaian vaksinasi nasional yang bersumber dari APBN telah mencapai 1.078.189 dosis atau 68,10% dari distribusi 1.583.200 dosis. Sementara itu, vaksinasi yang bersumber dari APBD, hibah, CSR, feedlot, dan mandiri telah mencapai 607.462 dosis, sehingga total vaksinasi secara nasional mencapai 1.688.651 dosis.
“Angka ini masih terus bergerak karena petugas terus melakukan vaksinasi dan pelaporan melalui iSIKHNAS. Kami berharap bisa mencapai minimal 70%,” tambah Agung.
Direktur Kesehatan Hewan Kementan, Imron Suandy, menyatakan bahwa pihaknya telah mendistribusikan obat-obatan dan logistik pendukung ke berbagai daerah dalam mempercepat pengendalian PMK. Bantuan mencakup antibiotik, vitamin, analgesik, disinfektan, dan peralatan medis lainnya.
Berdasarkan evaluasi nasional per 24 Maret 2025, pelaksanaan vaksinasi PMK terus menunjukkan progres positif. Sebagian besar provinsi telah mencapai target vaksinasi di atas 60%, dengan beberapa daerah mencatatkan capaian di atas 80%.
“Kami pastikan ternak yang sakit tertangani dengan baik dan vaksinasi berjalan optimal guna mencegah penyebaran lebih luas,” ujar Imron.
Selain vaksinasi, pengendalian PMK juga dilakukan melalui pengawasan ketat lalu lintas hewan dan produk hewan, penerapan biosekuriti, penyediaan pakan berkualitas, serta pemeriksaan kesehatan hewan secara rutin. “Semua aspek harus diperhatikan secara berkelanjutan,” tegasnya.
Upaya strategis pemerintah dalam pengendalian PMK bertujuan untuk menjamin ketersediaan ternak yang aman dan sehat menjelang Idul Fitri 2025. Sistem pengawasan lalu lintas ternak yang ketat serta penggunaan aplikasi pemantauan yang diawasi Pejabat Otoritas Veteriner (POV) menjadi langkah utama mencegah penyebaran PMK antar wilayah.
“Kami mengharapkan dukungan dari semua pihak, termasuk peternak, pelaku usaha peternakan, dan masyarakat, agar upaya ini berhasil. Pastikan ternak sudah divaksin PMK dan memiliki sertifikat veteriner sebelum dilalulintaskan,” pungkasnya. (INF)
PERKUAT POPULASI, 1.250 SAPI PERAH KEMBALI DIDATANGKAN
![]() |
Kedatangan 1.250 ekor sapi perah dengan usia kebuntingan 3-5 bulan di Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi. (Foto: Istimewa) |
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian, Agung Suganda, menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan berbasis produk susu.
“Penambahan sapi perah ini adalah langkah konkret untuk meningkatkan produksi susu nasional dan mendukung program pangan bergizi bagi masyarakat. Dengan bertambahnya populasi sapi perah berkualitas, diharapkan dapat meningkatkan produksi susu segar dalam negeri dan mengurangi ketergantungan impor produk olahan susu,” ujar Agung dalam sambungan online secara langsung.
Kedatangan sapi ini juga sejalan dengan peta pengembangan sapi perah nasional yang melibatkan pemerintah dan sektor swasta. Dua perusahaan peternakan sapi perah swasta berkontribusi dalam importasi ini, yaitu PT Bumi Rojokoyo Banyuwangi yang mendatangkan 550 ekor sapi, sehingga total populasi sapi perah mereka mencapai 2.500 ekor, serta PT Bumi Ki Ronggo Joyo Bondowoso yang menambah 700 ekor sapi, menjadikan total populasi mereka mencapai 3.000 ekor.
Peningkatan populasi sapi perah ini diharapkan dapat memperkuat pasokan susu segar bagi industri pengolahan susu (IPS) serta mendukung keberlanjutan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Selain itu, kualitas susu yang dihasilkan juga diharapkan meningkat, mengingat sapi yang didatangkan merupakan bibit unggul dengan produktivitas tinggi.
Sementara itu, Direkur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Imron Suandy, memastikan seluruh sapi perah yang diimpor telah melewati prosedur karantina dan pemeriksaan kesehatan ketat sebelum dan setelah tiba di Indonesia. Hal ini dilakukan untuk memastikan keamanan dan kesehatan ternak sebelum didistribusikan ke peternakan mitra.
Importasi sapi perah masih akan berlanjut, pada Juni 2025 mendatang, importasi bibit sapi perah tahap ketiga akan kembali dilakukan dengan jumlah yang sama, yakni 1.250 ekor. (INF)
GEJALA ANTRAKS MUNCUL DI GUNUNG KIDUL, TIM RESPONS CEPAT
![]() |
Tim langsung merespons cepat dengan melakukan penelusuran dan pengambilan sampel kasus antraks di Gunung Kidul. (Foto: Istimewa) |
Ia menambahkan, tim BBVet Wates juga terus berkoordinasi dengan Dinas PKH Kabupaten Gunung Kidul dan meminta untuk berkoordinasi lintas sektor dengan Dinas Kesehatan setempat dalam melakukan pemantauan dan cek kesehatan pada pemilik ternak atau yang memiliki riwayat kontak dengan ternak sakit.
Sementara itu, Kepala BBVet Wates, Hendra Wibawa, mengatakan tim BBVet Wates dan Dinas PKH Kabupaten Gunung Kidul telah melakukan disinfeksi secara menyeluruh pada kandang yang terdampak untuk memastikan dekontaminasi kuman, sehingga potensi penyebaran penyakit dapat dihilangkan.
“Ternak-ternak yang masih ada di kandang diisolasi, tidak boleh dikeluarkan, dan pembatasan akses keluar masuk, serta kandang terus dijaga biosekuritinya agar ternak tidak terpapar penyakit,” jelas Hendra.
“Pengobatan antibiotik pada ternak yang sekandang juga telah dilakukan dan akan dilanjutkan vaksinasi antraks pada ternak tersebut setelah masa kerja/residu antibiotik berakhir. Untuk di luar lokasi kasus, vaksinasi antraks dapat dilakukan secepatnya pada ternak-ternak yang sehat untuk mencegah penularan.”
Sampai berita ini diturunkan, pemerintah menyatakan tidak ditemukan penularan kasus pada ternak lain dan juga tidak ditemukan kasus klinis pada manusia. Kementan akan terus melakukan pemantauan dan penanganan kasus antraks untuk mencegah penyebaran penyakit, serta melindungi kesehatan hewan dan manusia. (INF)
IMPLEMENTASI ANIMAL WELFARE PADA PETERNAKAN SAPI PERAH
Ada lima prinsip dari kesejahteraan hewan (5 freedom) yang meliputi bebas rasa lapar dan haus, bebas dari rasa tidak nyaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari rasa takut dan stres, serta bebas untuk mengekspresikan tingkah laku alamiah (animal behavior). Hal ini sangat relevan dengan semboyan dokter hewan Indonesia “Manusya Mriga Satwa Sewaka” yang memiliki arti mengabdi untuk kesejahteraan manusia melalui dunia hewan.
Prinsip animal welfare tersebut harus diimplementasikan pada peternakan sapi perah rakyat, mengingat masih banyak praktik budi daya sapi perah yang belum memenuhi unsur-unsur tersebut.
• Bebas dari Lapar dan Haus
Hasil utama peternakan sapi perah adalah produksi susu dan pedet, dengan hasil sampingan lain seperti daging dan kotoran kandang. Sebagaimana yang pernah penulis jelaskan bahwa peternakan sapi perah berprinsip pada more feed more milk. Kondisi sapi perah rakyat memang tidak sampai pada kondisi kelaparan, namun asupan bahan kering pakan belum optimal. Dry matter intake (DMI) merupakan hal yang sangat dominan terhadap produksi susu. DMI adalah asupan bahan kering pakan (konsentrat, rumput, dan pakan tambahan lain) dari berat badan sapi (BB). Beberapa rumus umum DMI yang dipakai peternak sapi perah adalah (2,5% + 10% produksi susu) yang diharapkan dari total BB. Sapi BB 400 kg untuk mendapatkan 20 liter susu/hari dengan rumus tersebut membutuhkan DMI (2,5%) + (10% x 20) dari 400 kg. Maka DMI-nya adalah 2,5% + 2%, yaitu 4,5 % dari 400 kg atau 18 kg. Rumus lainnya yang sering digunakan, nutrisi sapi perah didapatkan dari konsentrat sebanyak (2% dari BB) + hijauan (10% dari BB).
Selain itu, prinsip lainnya yakni menyediakan air yang cukup untuk ternak sangat penting bagi kesehatan dan produksi. Kehilangan 10% cairan tubuh berakibat fatal bagi kebanyakan ternak domestik. Air menyumbang lebih dari 98% dari semua molekul dalam tubuh. Air bermanfaat untuk regulasi suhu tubuh, pertumbuhan, reproduksi, laktasi, pencernaan, pelumasan sendi, dan penglihatan.
Kebutuhan air ternak sangat bervariasi tergantung jenisnya. Konsumsi air dipengaruhi sejumlah faktor, termasuk usia, tingkat pertumbuhan, kebuntingan, laktasi, aktivitas, jenis pakan, asupan pakan, dan suhu lingkungan. Ternak mendapatkan air untuk memenuhi kebutuhannya dari sumur, sumber mata air, air permukaan, dan kadar air yang ditemukan di bahan pakan.
Kebutuhan air minum pada sapi perah secara umum 10% dari berat badan ditambah dengan 5 liter setiap produksi susu 1 liter. Contoh sapi berat 400 kg dengan produksi susu 20 liter membutuhkan (10% x 400) + (5 x 20) = 140 liter air minum.
Fakta-fakta yang ada di peternak, tempat pakan tersedia namun masih ditemukan waktu kosong tanpa pakan. Data menyebutkan asupan bahan kering pakan sapi perah berkisar 2-3% dan masuk dalam kategori untuk sapi laktasi rendah atau masa kering. Begitu juga pada tempat minum walau sudah didisain secara otomatis dan adlibitum, namun terkendala dengan masalah suplai dan kebersihan tempatnya. Musim kemarau di beberapa peternak sapi perah menunjukan minimnya suplai air minum dan sanitasi. Tempat minum yang kotor atau macet menjadi pemicu minimnya asupan air minum.
![]() |
Rasa sakit dan penyakit menjadi faktor yang secara langsung berpengaruh negatif pada produksi. |
TAHAP AWAL, 124 RIBU DOSIS VAKSIN PMK DISALURKAN
Ia menjelaskan bahwa Pusvetma sebagai laboratorium rujukan PMK nasional telah menjadi produsen utama vaksin milik pemerintah. Sebelumnya pada Desember 2024, vaksin hibah sebanyak 51.200 dosis telah disalurkan ke delapan provinsi, selain 65.000 dosis vaksinasi mandiri yang dilakukan di berbagai wilayah. Pada 2025, Kementan menyiapkan 4 juta dosis vaksin PMK yang akan didistribusikan secara bertahap ke 25 provinsi dengan kasus PMK.
Distribusi vaksin dilakukan secara bertahap sesuai permintaan dinas provinsi. Kementan menargetkan 400.000 dosis didistribusikan pada Januari, kemudian 1,2 juta dosis pada Februari, dan 400.000 dosis lagi pada Maret. Sedangkan alokasi 2 juta dosis lagi direncanakan untuk vaksinasi periode kedua pada Juli-September 2025.
Kepala Pusvetma, Edy Budi Susila, menambahkan bahwa pendistribusian vaksin diharapkan dapat segera diaplikasikan untuk menekan angka PMK di Indonesia.
GERCEP TANGANI PMK, VAKSINASI MASSAL DIGELAR SERENTAK
“Vaksin diterima oleh Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Situbondo didampingi pejabat otoritas veteriner (POV) kabupaten, petugas dinas provinsi, Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari, dan Ketua DPD APPSI Jatim untuk didistribusikan ke petugas kesehatan hewan dan langsung disuntikkan pada hewan sehat untuk menjaga dan membatasi penyebaran PMK,” ujar Edy sambil melakukan vaksinasi pada beberapa ternak.
Ia menambahkan, distribusi vaksin PMK mencapai 2.000 botol atau 50.000 dosis yang disebar ke berbagai wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, Bogor, Banten, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, dan Lampung. Untuk Jawa Timur, distribusi vaksin sejumlah 12.500 dosis diserahkan ke Dinas Kabupaten Kediri, Blitar, Tulungagung, Jombang, Situbondo, Bondowoso, Banyuwangi, dan Jember.
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan (PPHNAK) Makmun, yang didampingi Kepala BBIB Singosari Akbar, langsung mengawal distribusi vaksin di wilayah Kediri. Disampaikan bahwa bantuan vaksin ini merupakan komitmen nyata dari pemerintah untuk melakukan pengendalian PMK di lapangan. Selain vaksin, Kementan juga menyediakan bantuan berupa obat-obatan, antibiotik, dan disinfektan untuk membantu peternak mengatasi potensi penyakit lainnya.
Sebelumnya, Dirjen PKH, Agung Suganda, mengingatkan perlunya meningkatkan kesiapsiagaan terkait potensi meningkatnya penyakit hewan. Menurutnya, kesehatan ternak merupakan faktor penting dalam mendukung peningkatan produksi ternak nasional.
“Vaksinasi adalah langkah preventif yang sangat penting untuk menjaga kesehatan ternak dan mencegah penularan penyakit, termasuk PMK. Pengendalian penyakit hewan sangat diperlukan untuk mendukung ketahanan pangan hewani dan memperkuat subsektor peternakan di Indonesia,” katanya di Jakarta, Jumat (27/12/2024).
Sinergi antara pemerintah, produsen obat hewan, dan stakeholder terkait lainnya, lanjut Agung, menjadi kunci dalam mengatasi wabah PMK. Dengan kerja sama yang solid, diharapkan penyebaran PMK dapat dikendalikan, sehingga subsektor peternakan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional. (INF)
PMK KEMBALI MEWABAH, ASOHI GALANG BANTUAN OBAT HEWAN
Untuk itu ASOHI mengajak kepada para anggotanya untuk berpartisipasi dalam penggalangan bantuan berupa disinfektan, vitamin injeksi, obat luka, antibiotika injeksi, analgesik, antipiretik, antiinflamasi, dan antihistamin, serta obat-obatan lainnya untuk hewan besar yang dapat digunakan untuk pencegahan maupun pengobatan PMK.
“Obat-obatan yang disumbangkan harus sudah memiliki nomor registrasi dari Kementerian Pertanian dengan spesifikasi obat hewan yang dibutuhkan,” sebut ASOHI dalam surat resminya.
Adapun spesifikasi obat hewan dalam rangka kedaruratan PMK, di antaranya:
1. Desinfektan Cair
• Komposisi minimal mengandung zat aktif glutaraldehyde/formaldehide/sodium hypocloride/didecyl dimethyl ammonium chloride/alkyl dimethyl benzil ammonium chloride/hypochloride acid/sodium hydroxide/sodium carbonate/sodium dicloroisocianurate/potasium peroksi monosulfate/pentopotassium bis (peroksomonosulfat) bis (sulfat)/sodium chloride/hypochlorous acid/HOCl/iodine;
• Memiliki nomor pendaftaran obat hewan yang masih berlaku; dan
• Terdapat leaflet tentang petunjuk penggunaan disinfektan.
2. Disinfektan padat
• Komposisi minimal mengandung zat aktif glutaraldehyde/formaldehide/sodium hypocloride/didecyl dimethyl ammonium chloride/ alkyl dimethyl benzil ammonium chloride/hypochloride acid/sodium hydroxide/sodium carbonate/sodium dicloroisocianurate/potasium peroksi monosulfate/pentopotassium bis (peroksomonosulfat) bis (sulfat)/sodium chloride/hypochlorous acid/HOCl/iodine;
• Memiliki nomor pendaftaran obat hewan yang masih berlaku; dan
• Terdapat leaflet tentang petunjuk penggunaan disinfektan.
3. Vitamin B komplek
• Bentuk sediaan cairan injeksi;
• Komposisi minimal paling kurang mengandung zat aktif vitamin B1, B2, B5, B12, nicotinamide, dan d-pathenol;
• Memiliki nomor Pendaftaran Obat Hewan yang masih berlaku; dan
• Terdapat leaflet tentang petunjuk penggunaan vitamin B komplek.
4. Multivitamin
• Bentuk sediaan cairan injeksi;
• Komposisi minimal paling kurang mengandung zat aktif vitamin A, D3, dan E;
• Memiliki nomor Pendaftaran Obat Hewan yang masih berlaku; dan
• Terdapat leaflet tentang petunjuk penggunaan multivitamin.
5. Antibiotic long acting broad spectrum
• Bentuk sediaan cairan injeksi;
• Komposisi obat mengandung antibiotik yang memiliki indikasi mengatasi infeksi sekunder yang ditimbulkan akibat PMK, seperti antibiotik golongan tetracyclin (antara lain oxytetracycline minimal 200 mg/mL dan lain-lain), golongan quinolon (antara lain enrofloxasin minimal 100mg/ml, dan lain-lain), golongan betalaktam (antara lain amoxicilin minimal 100mg/ml, cepalosporin minimal 100mg/ml dan lain- lain), dan lain-lain;
• Memiliki nomor Pendaftaran Obat Hewan yang masih berlaku; dan
• Terdapat leaflet tentang petunjuk penggunaan antibiotic long acting broad spectrum.
6. Analgesik, antipiretik, antiinflamasi, dan antihistamin
• Bentuk sediaan cairan injeksi;
• Obat hewan yang memiliki indikasi analgesik/antipiretik/antiinflamasi/antihistamin dan/atau lebih dari satu indikasi tersebut, seperti dipyron, diphenhydramine, meloxicam, flunixin, dan lain-lain;
• Memiliki nomor Pendaftaran Obat Hewan yang masih berlaku; dan
• Terdapat leaflet tentang petunjuk penggunaan analgesik, antipiretik, antiinflamasi, dan antihistamin.
7. Penguat otot (ATP)
• Bentuk sediaan cairan injeksi;
• Komposisi mempunyai indikasi penguat otot, seperti bio ATP (bio ATP dan kombinasinya), biophosphan, atau senyawa sejenis yang terdaftar di obat hewan;
• Memiliki nomor pendaftaran obat hewan yang masih berlaku; dan
• Terdapat leaflet tentang petunjuk penggunaan penguat otot (ATP).
Bantuan tersebut dikumpulkan mulai 27 Desember 2024 melalui ASOHI Daerah terkait dan untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi ASOHI Pusat: Koordinator ASOHI Pusat, Rezki Eko Nugroho (+62 812-9776-5559). (INF)
SEBANYAK 50 EKOR SAPI PERAH IMPOR TIBA DI TANAH AIR
“Kedatangan sapi perah bunting ini merupakan wujud komitmen nyata sektor swasta untuk berperan dalam percepatan investasi di Indonesia. Kami mengapresiasi PT Juang Jaya Abdi Alam yang telah memulai investasi strategis ini,” kata Agung saat menyaksikan kedatangan sapi perah di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Selasa (3/12/2024).
Ia menambahkan, impor akan dilakukan secara bertahap dan diharapkan dapat menjadi contoh bagi investor lain untuk turut berkontribusi dalam pembangunan subsektor peternakan.
Sapi perah dalam keadaan bunting antara 3 hingga 7 bulan ini rencananya akan ditempatkan di Lampung untuk mendukung penyediaan susu di provinsi tersebut. “Harapannya selain menghasilkan pedet, sapi-sapi ini juga akan mulai memproduksi susu untuk kebutuhan lokal pada pertengahan tahun depan,” ucap Agung.
Selain sapi perah bunting, pada kesempatan yang sama juga didatangkan 600 ekor bibit domba dan kambing perah, yang terdiri dari 400 ekor domba Droper dan 200 ekor kambing perah jenis Saanen. Bibit ternak ini milik PT Samana Agri Yasa dan rencananya akan dikirim ke instalasi karantina di Cilacap, Jawa Tengah.
Kedatangan sapi perah bunting, domba, dan kambing perah ini merupakan langkah dalam mempercepat investasi sapi perah nasional, sekaligus mendukung program MBG. (INF)
KOMISI IV DPR RI DUKUNG ADANYA PERPRES UNTUK KEMAJUAN PETERNAK
WASPADAI PARAMPHISTOMIASIS SAAT MUSIM HUJAN
![]() |
Paramphistomum sp., ditemukan pada kerongkongan kerbau yang mati karena SE (dok. kasus lapangan/istimewa) |
Melalui kajian beberapa ahli kesehatan hewan, pemerintah telah menetapkan beberapa penyakit strategis. Kajian atau penilaian, pembobotan beberapa aspek parameter penilaian yang telah dilakukan terhadap beberapa jenis penyakit, di antaranya seberapa sering menimbulkan wabah, penularan atau penyebarannya, aspek zoonosisnya, kerugian ekonomi yang ditimbulkannya, serta beberapa parameter penting lainnya.
Salah satu dari penyakit strategis yang ditetapkan pemerintah adalah kecacingan, yang bisa disebabkan oleh cacing nematoda, trematoda, maupun cestoda. Kecacingan pada ternak ditetapkan sebagai salah satu penyakit strategis karena bobot kerugian ekonomi yang ditimbulkan sangat besar. Penurunan bobot badan, penghambatan pertumbuhan, memicu infeksi penyakit lainnya yang menimbulkan kematian.
Trematoda yang merupakan salah satu kelompok kecacingan sering menjadi perhatian saat pemeriksaan di rumah pemotongan hewan (RPH) adalah infestasi cacing hati. Di antara kelompok trematoda selain cacing hati, yang tidak kalah pentingnya adalah paramphistomiasis, yang disebabkan oleh infestasi Paramphistomum sp. Cacing dewasa jenis ini bisa ditemukan di lipatan-lipatan selaput lendir rumen dan retikulum, sedangkan yang muda bisa ditemukan pada usus halus. Parasit dewasa lebih banyak ditemukan pada rumen dari ruminansia.
Paramphistomiasis pada infestasi sedang hingga berat menyebabkan kekurusan bahkan kematian. Parasit saluran pencernaan ini mempunyai mulut pengisap yang menempel erat ke dinding mukosa usus. Melalui dua mulut pengisapnya di bagian depan dan bawah, parasit melekat erat pada mukosa usus, mengisap darah, dan menyebabkan kerusakan mukosa.
Parasit mengisap makanan dan darah, menyebabkan ternak ruminansia menjadi kurus, pucat atau anemis, lemah, dan mati. Parasit bisa menginfestasi ternak (sapi, kerbau, kambing, domba), dan satwa liar (rusa, pelanduk). Kemetian bisa terjadi pada ternak karena kekurusan, kekurangan darah, serta infeksi agen penyakit lainnya. Pada saat bedah bangkai pada ternak yang mati, bisa ditemukan adanya parasit ini dalam jumlah yang banyak dengan kondisi hidup di usus besar ternak.
Distribusi Paramphistomiasis
Paramphistomiasis merupakan parasit yang umum ditemukan pada... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Oktober 2024.
TERNAK SAPI MATI SECARA MISTERIUS DI GORONTALO, DINAS TERKAIT SULIT AMBIL TINDAKAN
![]() |
Salah Satu Sapi Yang Mati Milik Peternak (Foto : Istimewa) |
Kematian ternak sapi milik warga di kecamatan paguyaman, kabupaten boalemo sejak beberapa tahun terakhir terus menjadi momok menakutkan dikalangan peternak. Banyaknya laporan dan keluhan warga, membuat bidang peternakan dinas pertanian provinsi gorontalo angkat bicara dan akan melakukan penelusuran lebih lanjut.
Meski sudah terjadi sejak tahun 2014, bidang peternakan Provinsi mengaku tak pernah mendapatkan informasi atas kematian puluhan sapi milik warga ini. Kini, bidang peternakan Provinsi telah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Boalemo untuk melakukan pendataan dan investigasi awal.
Kabid peternakan Provinsi Gorontalo pun menegaskan akan segera menindaklanjuti kejadian ini dan segera mengungkap penyebab pasti matinya puluhan ternak sapi di Paguyaman ini. Sementara itu, UPTD Laboratorium Veteriner Gorontalo pun mengaku akan segera melakukan uji Laboratorium terhadap ternak sapi yang ada di Paguyaman.
Sayangnya saat ini, petugas belum bisa melakukan uji laboratorium karena bangkai sapi yang mati telah dijual dan tidak ada sampel yang bisa diperiksa. Hingga kini, Laboratorium Veteriner juga belum bisa memastikan penyebab matinya ternak sapi milik warga, namun ada dua kemungkinan yakni benar benar sengaja diracuni atau terpapar wabah Antraks.
Bidang peternakan dan Laboratorium Veteriner Gorontalo meminta dan menghimbau agar segera melaporkan jika kasus kematian ternak sapi kembali terjadi, agar bisa dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Warga pun diharapkan dapat lebih menjaga dan memperhatikan ternak sapi yang ada, mulai dari pemberian pakan dan tidak melepas liarkan ternak sapi. Sebelumnya, warga mengaku sudah lebih dari 50 ekor ternak sapi di Kecamatan Paguyaman yang mati dengan kondisi perut mengembung hingga mengeluarkan busa di bagian mulut dan hidung.
Bahkan beberapa kali warga mengaku menemukan racun dibagian perut ternak sapi yang mati. Kejadian itu pun membuat sejumlah peternak mengalami kerugian hingga Puluhan Juta Rupiah. (INF)
WABAH JEMBRANA DI SULTRA, KEMENTAN TEGASKAN PERKETAT LALU LINTAS TERNAK
![]() |
Vaksinasi adalah metode pengendalian paling efektif untuk mengatasi penyakit Jembrana. (Foto: Istimewa) |
INVESTOR ASAL VIETNAM DIAJAK MENTAN TINJAU LAHAN
“Investornya alhamdulillah mereka tertarik berinvestasi di Kabupaten Poso. Kami mendapatkan arahan dari presiden untuk kita membangun peternakan, dairy cattle untuk produksi susu di sini,” terang Mentan Amran saat meninjau lahan investasi di Napu, Poso, Rabu (25/9/2024).
Investasi ini merupakan tindak lanjut kerja sama dari hasil lawatan Mentan Amran saat ke Vietnam beberapa waktu lalu. “Ini (investor) merupakan perusahaan terbesar dalam memproduksi susu, kalau investasinya lancar, tiga sampai lima tahun target produksinya 1,8 juta ton,” katanya.
Saat ini Indonesia masih memenuhi kebutuhan susu dalam negeri dengan memasukkan produk susu dari luar negeri sebanyak 3,7 juta ton. Mentan berharap, pemerintah daerah dan pengambil kebijakan terkait menjadi perpanjangan tangan dari pemerintah pusat untuk mendukung program tersebut. Sehingga perlu dilakukan akselerasi agar investor tidak pindah ke lain hati.
“Kepada masyarakat Poso, masyarakat Sulawesi Tengah agar mengawal dengan baik. Perusahaan ini sudah memiliki cabang di Amerika, New Zeland, Rusia, Australia, perusahaan ini perlu kita sambut dengan baik,” imbuhnya.
Sementara itu, Duta Besar RI untuk Vietnam, Denny Abdi, menyebutkan bahwa investasi perusahaan Vietnam untuk membangun Indonesia emas yang dicita-citakan bergantung kepada lahan yang dipersiapkan.
“Lahan yang available ada sekitar enam ribu hektare, kemudian bisa diperluas menjadi 60 ribu hektare. Bahkan bisa diperluas menjadi 100 ribu hektare. Dengan 100 ribu hektare dapat memproduksi 1,8 juta ton dengan nilai investasi mendekati satu miliar dolar,” tutur Denny.
Camat Lore Timur, Poso, Ferdianto Tarakolo, menyambut baik gagasan investasi dan mengucapkan apresiasinya, serta berkomitmen mendukung program ini ke depannya.
“Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada pemerintah untuk mengunjungi wilayah kami yang mempunyai potensi pengembangan sapi perah, dengan langkah awal menggunakan lahan HPL. Sebagai pemerintah daerah dan mewakili masyarakat kami merespons positif rencana ini karena akan membuka lapangan pekerjaan dan memperbaiki gizi,” katanya. (INF)
DI RAKERNAS APPSI, MENTAN AJAK SUKSESKAN PROGRAM MAKAN BERGIZI GRATIS
Amran meyakini bahwa APPSI dapat membantu pemerintah mewujudkan swasembada daging, sehingga ke depan Indonesia tak perlu lagi melakukan impor. Artinya, tugas yang diemban ke depan hanya fokus pada pengembangbiakan dan penggemukan sapi nasional.
"Jadi ke depan untuk kita mencapai swasembada itu harus memiliki mimpi dan juga aksi. Ingat, ini momentum emas, di mana ada presiden memiliki perhatian luar biasa terhadap peternak," ucapnya.
Ketua Umum APPSI, Dadang, menyampaikan apresiasinya atas dukungan Kementerian Pertanian terhadap penggemukan sapi di Indonesia. Mengenai hal itu, Dadang mengaku siap memberikan berkontribusinya.
"Kami tentu mendukung program makan bergizi gratis. Alhamdulillah saat ini kita juga sudah mengangkat Ketua Dewan Pembina yaitu Bapak Ahmad Muzani yang Insyaallah kita akan sinergi dengan program pemerintah untuk kemajuan para peternak sapi di Indonesia," ujar Dadang.
Ia turut mengungkapkan bahwa program tersebut adalah program strategis masa depan untuk kemajuan Indonesia melalui pemenuhan daging dan sapi nasional. Dia pun mengaku siap mengkoordinasikan program tersebut dengan para peternak lain.
"APPSI berdiri sejak 2019 dan kami sudah menggelar kontes sekitar delapan kali di seluruh wilayah kepulauan Jawa. Ke depan kita ingin menaikkan taraf hidup atau penyemangat untuk para peternak sapi di Indonesia agar lebih dihargai bukan hanya berdasarkan nilai daging karkasnya saja, tetapi dari aspek lainnya termasuk pemenuhan daging untuk program makan bergizi gratis," tandasnya.
Pada kegiatan Rakernas tersebut dihadiri Dewan Pembina APPSI Ahmad Muzani, Anggota Komisi IV DPR RI TA. Khalid, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Supratman Andi Agtas, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, dan sejumlah pengurus APPSI dari beberapa daerah. (INF)
PENGEMBANGAN TERNAK PERAH UNTUK PENUHI KEBUTUHAN SUSU
Dari data yang ia paparkan, produksi susu pada 2022 (sebelum PMK) mencapai 1.780.000 kg/hari, perlahan menurun menjadi 1.391.000 kg/hari pada 2023, dan 1.219.652 kg/hari pada 2024, berkurang hingga 171.000 kg/hari.
Hal yang sama juga terjadi pada populasi sapi perah, dimana pada 2022 (sebelum PMK) jumlah populasi sebanyak 239.196 ekor, menjadi 226.829 ekor pada 2023, dan turun kembali menjadi 204.741 ekor di 2024, berkurang sebanyak 22.088 ekor.
Selain itu lanjut Dedi, adapun persoalan hijauan pakan ternak (HPT), hingga ketersediaan bibit unggul yang juga masih menjadi tantangan. Dijelaskan dedi dari segi pakan, terjadi kekurangan lahan penanaman HPT, ketersediaan bahan baku yang terbatas, harga bahan baku fluktuatif, sampai persaingan dengan sektor ternak lain.
“Oleh karena itu diperlukan regulasi tentang penggunan lahan Perhutani dan Perkebunan untuk penanaman HPT. Ini sudah sering saya sampaikan. Selain itu, diperlukan bibit rumput unggul dan pengelolaan HPT oleh BUMN bisa menjadi solusi,” paparnya.
Sementara dari segi bibit, terbatasnya ketersediaan bibit sapi perah berkualitas dan masalah pemotongan sapi produktif masih kerap terjadi. “Perbanyak balai pembibitan milik pemerintah dan ketersediaan semen beku bibit unggul. Atau bisa melalui kebijakan impor bibit sapi untuk penambahan populasi sapi perah berkualitas, juga penyelenggaraan kontes ternak agar semakin menggairahkan peternak dalam menghasilkan bibit sapi berkualitas,” ungkap Dedi.
Sebab menurutnya, peluang bisnis peternakan sapi perah masih cukup tinggi. Apalagi kini masyarakat mulai meningkatkan kesadaran minum susu hingga rencana program minum susu gratis dari presiden terpilih.
“Sekitar 16 juta liter susu diperlukan untuk program susu gratis, ini membutuhkan effort yang tinggi dari seluruh stakeholder. Diharapkan ini menjadi perkembangan industri sapi perah yang lebih baik,” tukasnya.
Agar kebutuhan susu secara nasional terpenuhi, BRIN juga menyoroti budi daya pengembangan kambing perah yang dinilai potensial dan lebih murah. “Budi daya kambing perah sangat potensial, karena kemampuannya beradaptasi dengan pakan lokal yang sangat bervariasi,” kata Peneliti dari BRIN, Dwi Yuliastiani.
Dijelaskan, budi daya kambing tidak hanya mengandalkan HPT, tetapi dengan pakan lokal hasil samping tanaman pangan, buah, umbi, hingga hasil samping perkebunan bisa digunakan. “Harus tetap diperhatikan pemberiannya, karena dengan manajemen pakan yang tepat maka akan didapat produksi dan kualitas susu yang baik,” sebutnya. (RBS)
ARTIKEL POPULER MINGGU INI
-
Cara Menghitung FCR Ayam Broiler. FCR adalah singkatan dari feed convertion ratio, yaitu konversi pakan terhadap daging. FCR digunakan untuk...
-
Sumber: Balitbangtan Kementan Ayam KUB adalah ayam kampung galur (strain) baru, merupakan singkatan dari Ayam Kampung Unggul Balitbangtan. A...
-
Di dunia ini terdapat beberapa jenis ayam terbesar di dunia. Baik dari segi tinggi badannya, ukuran badannya, maupun berat badannya. Di anta...
-
Produk pangan asal hewan yang beredar di masyarakat telah melalui sistem pengawasan yang ketat dan aman untuk dikonsumsi. (Foto: Istimewa) K...
-
Salah satu ciri telur asin yang berkualitas adalah bagian kuning telurnya yang tampak masir. (Foto: Istimewa) Bukan hanya cara menyimpannya,...
-
Prof Dr Ismoyowati SPt MP, dari Unsoed, membawakan materi Mekanisme Kemitraan dalam Budidaya Ayam Broiler, dalam webinar Charoen Pokphand In...
-
Ayam abang adalah ayam ras petelur yang sudah memasuki masa “pensiun” bertelur. (Foto: Dok. Infovet) Ayam abang menjadi salah satu bisnis “s...
-
Salah satu komponen penting beternak bebek petelur adalah memilih jenis bebek petelur yang tepat. Tingginya produktivitas bukan satu-satunya...
-
Foto bersama dalam pembukaan Indo Livestock 2025. (Foto-foto: Dok. Henri/INF) Surabaya (2/7/2025), pameran tahunan Indo Livestock 2025 Expo ...
-
Dalam dunia peternakan bebek, proses penetasan telur menjadi salah satu kunci utama keberhasilan produksi Day Old Duck (DOD). Terdapat dua c...