-->

PERLAKUAN SUSU SEGAR AGAR RASA TAK PUDAR

Susu segar, sumber protein bagi tubuh. (Foto: Getty Images/iStockphoto/oykuozgu)

Susu segar, sumber protein hewani ini harus segera diolah setelah diperah. Jika tidak, tak hanya rasa yang berubah, tetapi kualitas susu juga menurun. Ada dua perlakuan yang bisa dilakukan agar susu segar tidak pudar rasa dan awetnya.

Cuaca di sekitaran Kampung Kandang, Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat, pagi itu masih diwarnai rintik hujan. Meski hujan tak sederas malam sebelumnya, namun udara masih terasa dingin. Kesibukan di Kandang Sapi Perah Mahesa Perkasa Farm sudah mulai terlihat, para pekerja sedang melayani beberapa pembeli susu segar.

Kebanyakan perempuan yang membeli susu segar di peternakan ini. Hampir setiap hari kesibukan seperti ini terlihat di sini. “Kebanyakan mereka untuk dijual lagi atau untuk bahan pembuatan kue. Ada juga yang sengaja beli buat kebutuhan keluarga,” tutur pengelola Mahesa Perkasa Farm, Joko Arianto, kepada Infovet

Menurut Joko, dalam sehari peternakannya menyiapkan sedikitnya 100 liter susu segar untuk kebutuhan pelanggan. Selain produksi susu segar, Mahesa Perkasa Farm juga menyediakan sapi potong jenis sapi Bali. Dimana pada hari-hari biasa hanya separuh kandang yang dihuni sapi, sekitar 50 ekor. Namun saat menjelang Hari Raya Idul Adha, jumlahnya bisa mencapai lima kali lipat untuk memenuhi permintaan para pekurban.

“Kalau yang rutin ada pelanggan di sini, ya susu segar,” ujar Joko. Susu yang dijual hari itu, merupakan hasil perahan hari itu juga. Menurut sarjana peternakan ini, susu segar khususnya yang baru saja diperah dari sapi akan sangat cepat basi. Maka dari itu, diperlukan penanganan yang cepat agar susu segar punya daya simpan yang lebih lama.

Ada beberapa cara penyimpanan dengan baik yang bisa dilakukan. Joko menyarankan cara pertama untuk menjaga kesegaran susu adalah menyimpannya di lemari pendingin atau kulkas. Agar benar-benar awet, menyimpan susu segar diusahakan pada suhu di bawah 5°. Sebab, secara alami susu begitu keluar dari ambing hewan sudah mengandung antara ribuan bakteri per mili, namun hal itu normal.

Ambing hewan adalah kelenjar dalam payudara yang mengeluarkan air susu. Begitu susu segar kontak dengan udara, mesin perah, saringan, serta tangan manusia, itu akan meningkat bakterinya. Untuk menekan bakteri tidak berkali lipat, maka perlu didinginkan.

“Kalau kami di peternakan jarang sekali menyimpan susu segar. Soalnya begitu sudah diperah dari kandang, para loper sudah menunggu dan langsung dibawa untuk segera mereka olah untuk dijual kembali,” kata Joko.

Menurutnya, “umur” susu segar sapi hanya beberapa jam saja sejak diperah dari ambing. Maka itu, harus segera diolah begitu sudah berpindah ke tempat lain. Paling tidak, diproses pasteurisasi dengan dimasak. Tujuannya agar bisa lebih awet jika disimpan.

“Ini kita asumsikan kalau susu segar itu didapat dari peternakan rakyat. Berbeda dengan peternakan skala industri, mereka punya teknologi yang memadai untuk menyimpan susu menjadi lebih lama waktu simpannya,” urainya.

Dipanaskan, Lalu Simpan
Cara mengonsumi susu segar jika diperoleh dari kandang peternakan sapi perah bukan industri, tidak terlalu sulit. Sebelum dikonsumsi agar aman untuk diminum, susu segar juga perlu dipanaskan lebih dahulu atau dipasteurisasi. Cukup panaskan susu dengan suhu 75° C selama beberapa menit saja, agar susunya tidak rusak. Jika sudah, sebaiknya susu harus langsung diminum.

Namun jika tak habis, bisa juga disimpan di lemari pendingin. Susu yang sudah dipasteurisasi dan disimpan di lemari pendingin, bisa bertahan lebih kurang tiga hari. “Satu minggu juga ada yang bisa, tapi supaya aman lebih baik maksimal tiga hari. Simpan di botol atau tumblr tertutup di kulkas,” jelas Joko.

Satu hal yang paling penting, lanjut dia, jangan menyimpan susu segar yang belum dipasteurisasi di tempat bersuhu ruangan. Di suhu ruang terbuka, bakteri dalam susu akan mudah bertambah dan mudah terkontaminasi bakteri lainnya.

Jika ingin menyimpan susu lebih lama, bisa juga dibekukan dalam freezer. Membekukan susu tidak akan mengurangi zat gizinya. Masukkan susu ke dalam wadah tertutup seperti botol atau tumblr, lalu simpan ke dalam freezer. Susu bisa bertahan sekitar 3-6 bulan dalam keadaan seperti ini.

“Kalau besoknya mau diminum, turunkan dulu ke kulkas biasa. Jangan ke suhu ruang. Sehingga pas besok pagi mau diminum, susu yang di dalam kulkas itu sudah cair kembali. enggak boleh di suhu ruang karena bakteri nanti akan sangat cepat naiknya,” tambahnya.

Bisa Awet dalam Hitungan Bulan
Cukup banyak referensi untuk menyimpan susu segar agar tetap awet. Mengutip laman Good Housekeeping, sebenarnya ada cara untuk membuat susu lebih tahan lama, yakni dengan cara dibekukan. Food and Drug Administration (FDA) dari Amerika Serikat merekomendasikan mengonsumsi susu dalam waktu tiga bulan dibekukan dengan cara penyimpanan yang benar.

Pertama, tuang susu ke dalam plastik sebelum dibekukan. Sebelum membekukan susu, periksa terlebih dahulu tanggal kadaluarsa yang ada pada susu. Jika tanggalnya belum lewat, bisa gunakan susu tersebut. Berbeda dengan air, susu akan mengembang saat beku. Menyimpan susu di dalam botol kaca dan karton, memiliki kemungkinan pecah dan membuat freezer menjadi berantakan nantinya.

Anda bisa membekukan susu yang berada dalam botol galon plastik. Namun yang direkomendasikan adalah tuang susu ke dalam 2-3 plastik yang aman untuk dibekukan. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah proses pencairan susu.

Hanya saja, susu diketahui dapat menyerap aroma makanan apapun yang disimpan di dekatnya walaupun tempat penyimpanan berbahan tebal. Susu beku paling baik untuk dikonsumsi dalam waktu satu bulan. Ada baiknya juga simpan susu jauh dari ikan beku, daging, dan makanan beraroma tajam lainnya.

Kedua, cairkan susu dengan menaruhnya ke dalam mangkuk berisikan air dingin. Memindahkan susu dari freezer ke dalam kulkas semalaman memang bisa dilakukan. Namun jika memperhitungkan waktu, terdapat satu cara yang bisa dilakukan. Anda bisa isi sebuah mangkuk besar dengan air dingin. Selanjutnya, taruh plastik yang berisikan susu beku ke dalam mangkuk. Jika suhu air telah berubah, segera ganti kembali dengan air dingin.

Jangan pernah cairkan susu beku pada suhu ruangan. Hal tersebut berisiko merusak susu yang dengan susah payah diawetkan. Susu beku harus segera dikonsumsi dalam dua sampai tiga hari setelah mencair.

Ketiga, susu mengalami perubahan setelah dibekukan. Tidak seluruh susu dapat membeku secara merata. Misalnya, susu berbahan dasar nabati seperti susu almond, oat, kedelai, dan rami. Jenis susu tersebut diketahui akan menjadi kasar setelah dibekukan karena adanya pemisahan lemak. Beda halnya dengan susu sapi atau kambing. Kedua susu tersebut mungkin akan mengalami pemisahan. Namun karena mereka rendah lemak, susu skim dan susu bebas lemak dapat beku dengan baik. Kendati susu beku mempertahankan seluruh nutrisi aslinya, namun pemisahan lemak dapat memberi tekstur kasar saat susu dicairkan.

Perlakuan Susu UHT
Lain susu segar, lain pula perlakuannya untuk susu UHT (Ultra High Temperature). Susu UHT adalah jenis susu yang diproses dengan pemanasan tinggi untuk membunuh bakteri dan mikroorganisme berbahaya. Proses ini membuat susu UHT memiliki umur simpan yang lebih panjang dibandingkan susu biasa, bahkan tanpa harus disimpan di kulkas sebelum dibuka.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai penyimpanan susu UHT. Di antaranya susu UHT yang masih tersegel tidak perlu disimpan di kulkas. Ini karena proses pemanasan tinggi telah memastikan susu tersebut steril dan aman dari kontaminasi bakteri. Cukup disimpan di tempat yang sejuk dan kering, jauh dari sinar matahari langsung. Umur simpan susu UHT yang belum dibuka biasanya berkisar antara enam hingga sembilan bulan.

Kemudian jika kemasan susu UHT sudah dibuka, kondisi penyimpanannya berubah. Susu yang sudah terbuka harus disimpan di dalam kulkas untuk menjaga kesegaran dan mencegah pertumbuhan bakteri, juga menjaga kualitas rasa dan nutrisinya. Susu UHT yang sudah terbuka sebaiknya dikonsumsi dalam waktu tiga hingga lima hari. ***


Ditulis oleh:
Abdul Kholis
Koresponden Infovet daerah Depok,
Konsultan media dan penulis buku,
Writing Coach Griya Menulis (Bimbingan Menulis Buku & Jurnalistik),
Juara I Lomba Jurnalistik Tingkat Nasional (Unsoed, 2021) & Juara I Kompetisi Menulis Artikel Tingkat Nasional dalam rangka HATN, 2022

TAHAP AWAL, 124 RIBU DOSIS VAKSIN PMK DISALURKAN

Vaksin PMK yang akan disalurkan. (Foto: Istimewa)

Untuk menanggulangi kenaikan kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada Desember 2024, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) mengalokasikan pengadaan vaksin PMK buatan lokal yang diproduksi Balai Besar Veteriner Farma (Pusvetma).

“Sebanyak 124.225 dosis vaksin telah didistribusikan ke tujuh provinsi dan unit perbibitan, termasuk Jawa Barat (20.000 dosis), Sumatra Barat (20.000 dosis), Sumatra Selatan (10.000 dosis), Sulawesi Barat (10.000 dosis), Jawa Tengah (40.000 dosis), Bali (17.000 dosis), Bangka Belitung (4.000 dosis), dan unit perbibitan ternak (3.225 dosis),” ujar Dirjen PKH, Agung Suganda, usai mengikuti Rapat Koordinasi Bidang Pangan di Palembang, Senin (13/1/2024).

Ia menjelaskan bahwa Pusvetma sebagai laboratorium rujukan PMK nasional telah menjadi produsen utama vaksin milik pemerintah. Sebelumnya pada Desember 2024, vaksin hibah sebanyak 51.200 dosis telah disalurkan ke delapan provinsi, selain 65.000 dosis vaksinasi mandiri yang dilakukan di berbagai wilayah. Pada 2025, Kementan menyiapkan 4 juta dosis vaksin PMK yang akan didistribusikan secara bertahap ke 25 provinsi dengan kasus PMK. 

Distribusi vaksin dilakukan secara bertahap sesuai permintaan dinas provinsi. Kementan menargetkan 400.000 dosis didistribusikan pada Januari, kemudian 1,2 juta dosis pada Februari, dan 400.000 dosis lagi pada Maret. Sedangkan alokasi 2 juta dosis lagi direncanakan untuk vaksinasi periode kedua pada Juli-September 2025.

Kepala Pusvetma, Edy Budi Susila, menambahkan bahwa pendistribusian vaksin diharapkan dapat segera diaplikasikan untuk menekan angka PMK di Indonesia.

“Pusvetma siap memenuhi kebutuhan dalam negeri dan menjamin kualitas vaksin telah sesuai dengan standar nasional sehingga dijamin aman dan memiliki efikasi sebagaimana yang dipersyaratkan,” kata Edy. (INF)

GERCEP TANGANI PMK, VAKSINASI MASSAL DIGELAR SERENTAK

Vaksinasi PMK pada ternak milik warga. (Foto Istimewa)

Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian (Kementan), berkolaborasi dengan dinas peternakan provinsi, serta dinas yang membidangi fungsi peternakan di kabupaten/kota, bersama Asosiasi Peternak dan Penggemuk Sapi Indonesia (APPSI), pada 28-29 Desember 2024, telah melakukan distribusi dan vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) ke berbagai wilayah di Indonesia.

Kepala Balai Besar Veteriner Farma (BBVF) Pusvetma Surabaya, Edy Budi Susila, yang langsung mengkoordinasikan kegiatan di lokasi peternakan sapi Kabupaten Situbondo, menjelaskan bahwa vaksin PMK yang didistribusikan adalah produksi BBVF Pusvetma Kementan dan telah teruji serta mendapat persetujuan penggunaan oleh Ditjen PKH dalam pengendalian PMK.

“Vaksin diterima oleh Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Situbondo didampingi pejabat otoritas veteriner (POV) kabupaten, petugas dinas provinsi, Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari, dan Ketua DPD APPSI Jatim untuk didistribusikan ke petugas kesehatan hewan dan langsung disuntikkan pada hewan sehat untuk menjaga dan membatasi penyebaran PMK,” ujar Edy sambil melakukan vaksinasi pada beberapa ternak.

Ia menambahkan, distribusi vaksin PMK mencapai 2.000 botol atau 50.000 dosis yang disebar ke berbagai wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, Bogor, Banten, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, dan Lampung. Untuk Jawa Timur, distribusi vaksin sejumlah 12.500 dosis diserahkan ke Dinas Kabupaten Kediri, Blitar, Tulungagung, Jombang, Situbondo, Bondowoso, Banyuwangi, dan Jember.

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan (PPHNAK) Makmun, yang didampingi Kepala BBIB Singosari Akbar, langsung mengawal distribusi vaksin di wilayah Kediri. Disampaikan bahwa bantuan vaksin ini merupakan komitmen nyata dari pemerintah untuk melakukan pengendalian PMK di lapangan. Selain vaksin, Kementan juga menyediakan bantuan berupa obat-obatan, antibiotik, dan disinfektan untuk membantu peternak mengatasi potensi penyakit lainnya.

Sebelumnya, Dirjen PKH, Agung Suganda, mengingatkan perlunya meningkatkan kesiapsiagaan terkait potensi meningkatnya penyakit hewan. Menurutnya, kesehatan ternak merupakan faktor penting dalam mendukung peningkatan produksi ternak nasional.

“Vaksinasi adalah langkah preventif yang sangat penting untuk menjaga kesehatan ternak dan mencegah penularan penyakit, termasuk PMK. Pengendalian penyakit hewan sangat diperlukan untuk mendukung ketahanan pangan hewani dan memperkuat subsektor peternakan di Indonesia,” katanya di Jakarta, Jumat (27/12/2024).

Sinergi antara pemerintah, produsen obat hewan, dan stakeholder terkait lainnya, lanjut Agung, menjadi kunci dalam mengatasi wabah PMK. Dengan kerja sama yang solid, diharapkan penyebaran PMK dapat dikendalikan, sehingga subsektor peternakan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional. (INF)

PMK KEMBALI MEWABAH, ASOHI GALANG BANTUAN OBAT HEWAN

Ilustrasi PMK. (Foto: ANTARA)

Sehubungan dengan adanya informasi meningkatnya kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) yang kembali mewabah awal Desember 2024, Kementerian Pertanian melakukan koordinasi dengan Asosasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) dalam rangka penyediaan obat hewan melalui skema Corporate Social Responsibility (CSR).

Dalam surat keterangan resminya, ASOHI menyampaikan permohonan bantuan obat-obatan terkait keperluan darurat untuk menunjang sarana dan prasarana biosekuriti yang ketat agar wabah PMK tidak menyebar luas di daerah yang terdampak, meliputi Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Sumatra Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo.

Untuk itu ASOHI mengajak kepada para anggotanya untuk berpartisipasi dalam penggalangan bantuan berupa disinfektan, vitamin injeksi, obat luka, antibiotika injeksi, analgesik, antipiretik, antiinflamasi, dan antihistamin, serta obat-obatan lainnya untuk hewan besar yang dapat digunakan untuk pencegahan maupun pengobatan PMK.

“Obat-obatan yang disumbangkan harus sudah memiliki nomor registrasi dari Kementerian Pertanian dengan spesifikasi obat hewan yang dibutuhkan,” sebut ASOHI dalam surat resminya.

Adapun spesifikasi obat hewan dalam rangka kedaruratan PMK, di antaranya:
1. Desinfektan Cair
• Komposisi minimal mengandung zat aktif glutaraldehyde/formaldehide/sodium hypocloride/didecyl dimethyl ammonium chloride/alkyl dimethyl benzil ammonium chloride/hypochloride acid/sodium hydroxide/sodium carbonate/sodium dicloroisocianurate/potasium peroksi monosulfate/pentopotassium bis (peroksomonosulfat) bis (sulfat)/sodium chloride/hypochlorous acid/HOCl/iodine;
• Memiliki nomor pendaftaran obat hewan yang masih berlaku; dan
• Terdapat leaflet tentang petunjuk penggunaan disinfektan.

2. Disinfektan padat
• Komposisi minimal mengandung zat aktif glutaraldehyde/formaldehide/sodium hypocloride/didecyl dimethyl ammonium chloride/ alkyl dimethyl benzil ammonium chloride/hypochloride acid/sodium hydroxide/sodium carbonate/sodium dicloroisocianurate/potasium peroksi monosulfate/pentopotassium bis (peroksomonosulfat) bis (sulfat)/sodium chloride/hypochlorous acid/HOCl/iodine;
• Memiliki nomor pendaftaran obat hewan yang masih berlaku; dan
• Terdapat leaflet tentang petunjuk penggunaan disinfektan.

3. Vitamin B komplek
• Bentuk sediaan cairan injeksi;
• Komposisi minimal paling kurang mengandung zat aktif vitamin B1, B2, B5, B12, nicotinamide, dan d-pathenol;
• Memiliki nomor Pendaftaran Obat Hewan yang masih berlaku; dan
• Terdapat leaflet tentang petunjuk penggunaan vitamin B komplek.

4. Multivitamin
• Bentuk sediaan cairan injeksi;
• Komposisi minimal paling kurang mengandung zat aktif vitamin A, D3, dan E;
• Memiliki nomor Pendaftaran Obat Hewan yang masih berlaku; dan
• Terdapat leaflet tentang petunjuk penggunaan multivitamin.

5. Antibiotic long acting broad spectrum
• Bentuk sediaan cairan injeksi;
• Komposisi obat mengandung antibiotik yang memiliki indikasi mengatasi infeksi sekunder yang ditimbulkan akibat PMK, seperti antibiotik golongan tetracyclin (antara lain oxytetracycline minimal 200 mg/mL dan lain-lain), golongan quinolon (antara lain enrofloxasin minimal 100mg/ml, dan lain-lain), golongan betalaktam (antara lain amoxicilin minimal 100mg/ml, cepalosporin minimal 100mg/ml dan lain- lain), dan lain-lain;
• Memiliki nomor Pendaftaran Obat Hewan yang masih berlaku; dan
• Terdapat leaflet tentang petunjuk penggunaan antibiotic long acting broad spectrum.

6. Analgesik, antipiretik, antiinflamasi, dan antihistamin
• Bentuk sediaan cairan injeksi;
• Obat hewan yang memiliki indikasi analgesik/antipiretik/antiinflamasi/antihistamin dan/atau lebih dari satu indikasi tersebut, seperti dipyron, diphenhydramine, meloxicam, flunixin, dan lain-lain;
• Memiliki nomor Pendaftaran Obat Hewan yang masih berlaku; dan
• Terdapat leaflet tentang petunjuk penggunaan analgesik, antipiretik, antiinflamasi, dan antihistamin.

7. Penguat otot (ATP)
• Bentuk sediaan cairan injeksi;
• Komposisi mempunyai indikasi penguat otot, seperti bio ATP (bio ATP dan kombinasinya), biophosphan, atau senyawa sejenis yang terdaftar di obat hewan;
• Memiliki nomor pendaftaran obat hewan yang masih berlaku; dan
• Terdapat leaflet tentang petunjuk penggunaan penguat otot (ATP).

Bantuan tersebut dikumpulkan mulai 27 Desember 2024 melalui ASOHI Daerah terkait dan untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi ASOHI Pusat: Koordinator ASOHI Pusat, Rezki Eko Nugroho (+62 812-9776-5559). (INF)

SEBANYAK 50 EKOR SAPI PERAH IMPOR TIBA DI TANAH AIR

Sapi perah bunting jenis Frisian Holstein asal Australia yang tiba di Indonesia. (Foto: Istimewa)

Sebanyak 50 ekor sapi perah bunting jenis Frisian Holstein asal Australia tiba di Indonesia, menandai dimulainya upaya percepatan investasi di subsektor peternakan dan diharapkan dapat mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Minum Susu yang digaungkan pemerintah.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Agung Suganda, menegaskan bahwa kedatangan sapi perah bunting ini merupakan bagian dari rencana blueprint Kementerian Pertanian untuk mendorong peran investor dalam meningkatkan populasi sapi perah di Indonesia. Rencana ini sejalan dengan target pemerintah untuk menambah 1 juta ekor sapi perah dalam lima tahun ke depan.

“Kedatangan sapi perah bunting ini merupakan wujud komitmen nyata sektor swasta untuk berperan dalam percepatan investasi di Indonesia. Kami mengapresiasi PT Juang Jaya Abdi Alam yang telah memulai investasi strategis ini,” kata Agung saat menyaksikan kedatangan sapi perah di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Selasa (3/12/2024).

Ia menambahkan, impor akan dilakukan secara bertahap dan diharapkan dapat menjadi contoh bagi investor lain untuk turut berkontribusi dalam pembangunan subsektor peternakan.

Sapi perah dalam keadaan bunting antara 3 hingga 7 bulan ini rencananya akan ditempatkan di Lampung untuk mendukung penyediaan susu di provinsi tersebut. “Harapannya selain menghasilkan pedet, sapi-sapi ini juga akan mulai memproduksi susu untuk kebutuhan lokal pada pertengahan tahun depan,” ucap Agung.

Selain sapi perah bunting, pada kesempatan yang sama juga didatangkan 600 ekor bibit domba dan kambing perah, yang terdiri dari 400 ekor domba Droper dan 200 ekor kambing perah jenis Saanen. Bibit ternak ini milik PT Samana Agri Yasa dan rencananya akan dikirim ke instalasi karantina di Cilacap, Jawa Tengah.

Kedatangan sapi perah bunting, domba, dan kambing perah ini merupakan langkah dalam mempercepat investasi sapi perah nasional, sekaligus mendukung program MBG. (INF)

INDONESIA - AUSTRALIA PERKUAT KERJA SAMA INDUSTRI PETERNAKAN SAPI

Sapi Potong Asal Australia di Salah Satu Feedlot Indonesia
(Foto : Istimewa)


Pemerintah Australia mendukung penguatan kerja sama biosekuriti antara industri peternakan sapi negaranya dan indonesia.

Pemerintah Australia mengumumkan hibah baru kepada Meat and Livestock Australia (MLA) untuk Program Dukungan Biosekuriti Indonesia. Program ini mendukung kerja sama antara industri peternakan sapi kedua negara untuk memperkuat kemampuan dalam menangani penyakit hewan seperti penyakit mulut dan kuku (PMK) dan penyakit lumpy skin disease (LSD).

“Australia dan Indonesia memiliki kerja sama pertanian yang telah lama terjalin dan kemitraan industri yang kuat," kata Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams dalam keterangannya pada Kamis (21/11/2024).

MLA adalah asosiasi industri daging merah di Ausralia. Program ini juga dibantu perusahaan kesehatan hewan Ausvet.

"Kami terus berupaya bersama untuk meningkatkan kapasitas biosekuriti hewan di kawasan ini,” kata Williams.

Pendanaan baru ini ditujukan untuk mendukung pengembangan kerangka kerja akreditasi bagi tempat penggemukan sapi dengan praktik biosekuriti yang kuat, pembentukan konsultan usaha penggemukan sapi yang dipimpin oleh Indonesia, dan perluasan program untuk peningkatan biosekuriti ke perusahaan susu.

Program ini sebelumnya telah mendukung pelaksanaaan asesmen risiko dan rencana pengelolaan biosekuriti bagi 33 tempat penggemukan sapi di Indonesia, serta berhasil menyelenggarakan lokakarya bagi industri Indonesia dalam menerapkan tindakan biosekuriti yang hemat biaya. (INF)

KOMISI IV DPR RI DUKUNG ADANYA PERPRES UNTUK KEMAJUAN PETERNAK

Komisi IV DPR RI saat kunjungan kerja ke KPSBU Lembang. (Foto: Istimewa)

Komisi IV DPR RI menyatakan dukungan penuh terhadap penyusunan Peraturan Presiden (Perpres) yang bertujuan memperkuat subsektor peternakan nasional, khususnya peternakan sapi perah.

Dukungan tersebut disampaikan dalam kunjungan kerja ke Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang, Kamis (21/11/2024). "Kami di Komisi IV akan mendorong pemerintah untuk segera mengeluarkan regulasi yang mendukung keberlanjutan peternakan dan berpihak pada peternak,” ujar Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Soeharto.

Ia juga menegaskan, peningkatan nutrisi masyarakat berbasis protein hewani menjadi program yang sangat penting. “Seperti susu gratis untuk anak-anak sekolah dapat menjadi solusi untuk mencegah stunting sekaligus meningkatkan kualitas pangan berbasis protein hewani,” katanya.

Menurutnya, program pengembangan peternakan sapi perah berpotensi besar mendorong pertumbuhan subsektor ini dari hulu ke hilir. Namun, ia juga mengingatkan adanya tantangan yang perlu diatasi, mulai dari perubahan iklim dan lingkungan, fluktuasi harga pakan, hingga regenerasi peternak.

Pada kesempatan yang sama, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, memaparkan bahwa produksi susu lokal saat ini baru bisa memenuhi 19-20% kebutuhan nasional. Kondisi ini, lanjut dia, tidak seharusnya menjadi alasan bagi industri pengolahan susu (IPS) untuk tidak menyerap produksi peternak lokal.

“Kami sedang menyusun peraturan yang mewajibkan IPS menyerap susu lokal, sesuai arahan Menteri Pertanian dan Menteri Sekretaris Negara. Harapannya, regulasi ini bisa mengembalikan ketentuan seperti sebelum 1998, dimana penyerapannya diatur lebih ketat,” kata Agung.

Ia mengungkapkan, perlunya sinergi antara pemerintah, DPR, dan pelaku industri untuk menciptakan kebijakan yang mendukung keberlanjutan sektor ini. “Melalui regulasi kita ingin mengurangi ketergantungan impor sekaligus meningkatkan kesejahteraan peternak,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua KPSBU Lembang, Dedi Setiadi, menyambut baik rencana penerbitan Perpres tersebut. Menurutnya, kebijakan ini menjadi solusi atas berbagai isu yang dihadapi peternak, seperti rendahnya penyerapan susu oleh industri dan persoalan harga jual.

“Alhamdulillah, pemerintah cepat tanggap. Dengan regulasi ini IPS wajib menyerap susu peternak lokal, sehingga peternak tidak lagi menghadapi kesulitan menjual hasil produksinya,” kata Dedi.

Ia pun optimis regulasi akan berdampak positif pada keberlanjutan sektor peternakan sapi perah. “Jika regulasi ini diterapkan, peternak pasti lebih bersemangat. Produksi susu pun akan meningkat, sehingga mendukung program gizi nasional,” ucapnya.

Diharapkan kunjungan kerja tersebut menjadi momentum penting untuk memperkuat koordinasi lintas sektor demi keberlanjutan peternakan sapi perah. Dengan dukungan regulasi dan akses teknologi, sektor ini diharapkan mampu berkontribusi lebih besar terhadap pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat Indonesia. (INF)

WABAH JEMBRANA DI SULTRA, KEMENTAN TEGASKAN PERKETAT LALU LINTAS TERNAK

Vaksinasi adalah metode pengendalian paling efektif untuk mengatasi penyakit Jembrana. (Foto: Istimewa)

Menyusul kali pertama terjadinya wabah penyakit Jembrana yang menyerang sapi Bali di Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Kementerian Pertanian (Kementan) mengimbau agar setiap daerah memperketat upaya pencegahan dengan meningkatkan pengawasan terhadap lalu lintas ternak.

Langkah tersebut diharapkan dapat mencegah penyebaran penyakit yang telah menginfeksi ratusan sapi di beberapa kabupaten di Sultra.

Kementan melalui Balai Besar Veteriner Maros telah mengonfirmasi tujuh sampel positif Jembrana dari 55 sampel yang diuji pada 11 Oktober 2024. Berdasarkan data dari Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sultra yang diperoleh melalui iSIKHNAS, terdapat 422 ekor sapi yang terlapor terjangkit, tersebar di enam kabupaten yakni Bombana, Kolaka, Kolaka Timur, Konawe, Konawe Selatan, dan Konawe Utara.

Meskipun angka kematian ternak kini mulai melandai berkat langkah biosekuriti dan pengobatan, Kementan tetap memperingatkan pentingnya pengawasan dan pengendalian penyakit.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan, Agung Suganda, menyatakan bahwa vaksinasi adalah metode pengendalian paling efektif untuk mengatasi penyakit Jembrana, di samping pemberian vitamin, obat-obatan, dan disinfektan di area peternakan.

“Kami telah mengirimkan pasokan obat-obatan, vitamin, dan disinfektan ke Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Provinsi Sultra pada 24 Oktober 2024 lalu,” ungkapnya.

Agung menekankan pentingnya pelaksanaan Permentan No. 17/2023 tentang Tata Cara Pengawasan Lalu Lintas Hewan, Produk Hewan, dan Media Pembawa Penyakit Hewan Lainnya di Dalam Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Peraturan ini adalah tulang punggung ketahanan sistem kesehatan hewan di Indonesia. Kita harus belajar dari pengalaman wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada 2022. Upaya pencegahan akan selalu lebih efektif dibandingkan penanganan setelah wabah terjadi,” ujarnya.

Ia juga menambahkan, aturan terkait pengawasan lalu lintas ternak telah dirancang berbasis digital untuk memudahkan implementasi dan menjadi standar nasional dalam upaya pengendalian risiko. Pemerintah Provinsi Sultra juga telah mengambil langkah pencegahan dengan mengimbau peternak untuk mengandangkan ternak mereka, memisahkan hewan yang sakit dari yang sehat, serta menerapkan biosekuriti seperti sanitasi, pembersihan, dan disinfeksi kandang.

Pemerintah Provinsi Sultra juga telah mengalokasikan 15.000 dosis vaksin Jembrana untuk 2025. Diharapkan Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) dapat menjalankan pelayanan kesehatan hewan yang andal dan profesional demi memastikan penanganan kesehatan ternak yang lebih baik. (INF)

DISPERTAN KAUR LAKUKAN VAKSINASI PENYAKIT NGOROK

Pelaksanaan vaksinasi SE di Desa Selasih Kecamatan Kaur Selatan Oleh Petugas
(Foto : Dinas Pertanian Kabupaten Kaur)


Setelah melakukan berbagai upaya akhirnya Dinas Pertanian Kabupaten Kaur mendapatkan pasokan vaksin penyakit sapi ngorok  atau Septicaemia Epizootica (SE) dari Kementrian Pertanian. Dimana jumlah vaksin yang diterima sebanyak 1000 dosis.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kaur Kastilon Sirad melalui Kabid Peternakan Rahmat Fajar  mengatakan vaksin ini akan diberikan kepada hewan ternak yang berada di Kecamatan Kaur Selatan hingga Kecamatan Nasal.

"Alhamdulillah akhirnya kita dapat suplay vaksin  SE  dari kementrian ya untuk jumlahnya cukup lumayan yakni 1000 dosis dan hari ini kita sudah mulai laksanakan vaksinasi,"ungkapnya

Rahkmat Fajar menjelaskan sapi atau kerbau yang dapat diberikan vaksin ini ialah yang sedang tidak sakit serta sudah berusia lebih dari 3 bulan.  Sementara untuk sapi  atau kerbau yang  sedang hamil diperbolehkan untuk diberikan vaksin.

Penyakit sapi ngorok atau   septicaemia epizootica  (SE) merupakan penyakit yang penularannya terhadap hewan ternak  sangat cepat. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri pasteurella multocida yang menyerang saluran pernapasan dan akan menyebabkan kematian pada hewan ternak.

Sementara itu Kepala Desa Selasih Iskandar Muda menyabut baik dengan adanya pemberian vaksin sapi ngorok massal ini. Menurutnya ini sangat membantu  para peternak sehingga  hewan ternaknya terhindar dari penyakit sapi ngorok yang sangat merugikan peternak ini.

"Kami sangat berterima kasih kepada dinas terkait yang telah menurunkan tim ke  desa kami untuk memberikan vaksin  karena ini sangat membantu, " ungkapnya

Warga yang memiliki hewan ternak yang belum terserang penyakit sapi ngorok dihimbau untuk bekerja sama dalam mengkondisikan hewan ternaknya agar diberikan vaksinasi. Sehingga pelaksananya vaksin massal dapat  berjalan dengan optimal. (INF)

DPN BERI PENGHARGAAN “BAPAK PETERNAKAN SAPI PERAH DAN KOPERASI SUSU”

Foto bersama pemberian penghargaan kepada Alm. Letjen TNI (Purn) Bustanil Arifin SH oleh Dewan Persusuan Nasional di Auditorium Kementerian Koperasi dan UKM. (Foto: Dok. Infovet)

Dewan Persusuan Nasional (DPN) memberikan penghargaan gelar “Bapak Peternakan Sapi Perah dan Koperasi Susu” kepada Alm. Letjen TNI (Purn) Bustanil Arifin SH, dalam rangka penghormatan dan mengenang jasanya mengembangkan industri susu di Tanah Air agar bisa bangkit dari keterpurukan.

Ketua DPN, Teguh Boediyana, pada kesempatan tersebut menyampaikan bahwa pihaknya sudah mencermati perjalanan peternakan sapi perah rakyat dan koperasi susu di Tanah Air sejak zaman Belanda. Meski saat itu sudah eksis, tetapi perkembangan yang signifikan terjadi pada 1978.

“Bisa dikatakan sebagai tonggak kemajuan peternakan sapi perah rakyat dan koperasi susu yang bermula ketika Pak Bustanil Arifin diangkat oleh Presiden Soeharto sebagai Menteri Muda Urusan Koperasi dan tetap merangkap sebagai Kabulog,” ujar Teguh.

Ia bercerita bagaimana Bustanil mengembangkan industri sapi perah dan koperasi susu yang dipelajarinya dari kesuksesan koperasi susu di India. Untuk menunjang program tersebut, Bustanil menerbitkan Surat Keputusan tentang Pembentukan Tim Pengembangan Persusuan Nasional.

“Langkah kebijakan pertama dari Pak Bustanil di awal 1978 itu dan menjadi dasar kuat perkembangan peternakan sapi perah dan koperasi susu di Indonesia adalah suatu keberanian politik yang luar biasa. Beliau ‘memaksa’ Industri Pengolahan Susu (IPS) saat itu untuk menyerap susu yang dihasilkan peternak rakyat dengan harga Rp 150-180 per liternya. Sebelumnya beberapa IPS yang menyerap susu peternak dalam jumlah sangat kecil dengan harga Rp 60 per liternya,” kenang Teguh.

Dengan adanya kebijakan itu, lanjut Teguh, adanya kepastian pasar dan harga yang layak menjadi panacea dan dengan sangat cepat mampu menggerakkan peternak sapi perah rakyat bangkit dan membenahi usahanya.

Ia juga menambahkan, pengembangan peternakan sapi perah dan wadah koperasi susu semakin diperkuat dengan payung hukum yang semakin kokoh. pada 1985, untuk menjamin perkembangan peternakan sapi perah dan persusuan, khususnya sapi perah rakyat dan koperasi susu, diterbitkan Inpres No. 2/1985 tentang Koordinasi Pembinaan dan Pengembangan Persusuan Nasional.

Dalam Inpres tersebut secara jelas tersurat bahwa pengembangan persusuan ditujukan untuk meningkatkan dan memanfaatkan potensi susu dalam negeri sehingga terjadi peningkatan produksi susu untuk mememnuhi permintaan dalam negeri, mengurangi impor, meningkatkan pendapatan, menciptakan lapangan kerja, dan kesempatan berusaha sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani/peternak.

“Namun krisis moneter yang terjadi di sekitar pada 1997 menjadi titik balik yang tragis. Melalui Inpres No. 4/1998, Inpres No. 2/1985 dicabut dan tidak diberlakukan lagi. Peternak sapi perah dan koperasi susu tak lagi punya payung hokum, dimana sebelumnya pemerintah dapat mengintervensi gesekan antara koperasi dengan IPS,” ungkapnya.

“Sejak 1998, peternak sapi perah dan koperasi susu memasuki kancah liberalisasi tanpa proteksi. Meskipun pihak IPS menjamin untuk menyerap susu segar, tetapi posisi tawar peternak sapi perah/koperasi yang menggantungkan pasar produksinya sebagai bahan baku kepada IPS menjadi lemah.”

Saat ini perkembangan produksi susu segar relatif stagnan di bawah 20% dari kebutuhan nasional. Jumlah koperasi primer susu juga menyusut dan tercatat tinggal 65 buah. Dari koperasi yang ada itu hanya beberapa yang mengelola susu segar dalam jumlah besar.

“Semoga dengan penghargaan ini bisa menjadi motivasi bagi industri susu untuk kembali menggeliat seperti sebelum terjadinya krisis moneter, dimana industri dan koperasi susu mampu memberikan kontribusi dalam penyediaan susu nasional,” katanya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Rochadi Tawaf yang juga pengurus DPN sekaligus Dewan Pakar PPSKI. Ia menyatakan untuk kembali memperkuat wadah koperasi susu dan menjadikan susu sebagai konsumsi bagi anak-anak sekolah, seperti yang telah dikiprahkan oleh Bustanil Arifin.

“Koperasi susu kita saat ini sudah turun jauh sekali, saat ini hanya sekitar 50-an dari 200-an koperasi susu sebelumnya. Oleh karena itu seperti yang tadi saya sampaikan, penguatan koperasi susu itu yang sangat penting,” kata Rochadi ditemui Infovet.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Sulistyo, perwakilan peternak rakyat sapi perah dari GKSI Jawa Timur, bahwa apa yang telah dilakukan oleh Butanil Arifin adalah sebuah realita, mengingat koperasi susu menjadi hal yang sangat penting untuk memperkuat perekonomian, utamanya dari sektor sapi perah. (RBS)

INVESTOR ASAL VIETNAM DIAJAK MENTAN TINJAU LAHAN

Mentan saat membawa investor dari Vietnam meninjau lokasi di Sulteng. (Foto: Istimewa)

Kementerian Pertanian (Kementan) membawa investor dari Vietnam untuk berinvestasi sektor peternakan di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, menjelaskan investasi tersebut berbentuk pembangunan industri sapi perah dan industri pengolahan susu.

“Investornya alhamdulillah mereka tertarik berinvestasi di Kabupaten Poso. Kami mendapatkan arahan dari presiden untuk kita membangun peternakan, dairy cattle untuk produksi susu di sini,” terang Mentan Amran saat meninjau lahan investasi di Napu, Poso, Rabu (25/9/2024).

Investasi ini merupakan tindak lanjut kerja sama dari hasil lawatan Mentan Amran saat ke Vietnam beberapa waktu lalu. “Ini (investor) merupakan perusahaan terbesar dalam memproduksi susu, kalau investasinya lancar, tiga sampai lima tahun target produksinya 1,8 juta ton,” katanya.

Saat ini Indonesia masih memenuhi kebutuhan susu dalam negeri dengan memasukkan produk susu dari luar negeri sebanyak 3,7 juta ton. Mentan berharap, pemerintah daerah dan pengambil kebijakan terkait menjadi perpanjangan tangan dari pemerintah pusat untuk mendukung program tersebut. Sehingga perlu dilakukan akselerasi agar investor tidak pindah ke lain hati.

“Kepada masyarakat Poso, masyarakat Sulawesi Tengah agar mengawal dengan baik. Perusahaan ini sudah memiliki cabang di Amerika, New Zeland, Rusia, Australia, perusahaan ini perlu kita sambut dengan baik,” imbuhnya.

Sementara itu, Duta Besar RI untuk Vietnam, Denny Abdi, menyebutkan bahwa investasi perusahaan Vietnam untuk membangun Indonesia emas yang dicita-citakan bergantung kepada lahan yang dipersiapkan.

“Lahan yang available ada sekitar enam ribu hektare, kemudian bisa diperluas menjadi 60 ribu hektare. Bahkan bisa diperluas menjadi 100 ribu hektare. Dengan 100 ribu hektare dapat memproduksi 1,8 juta ton dengan nilai investasi mendekati satu miliar dolar,” tutur Denny.

Camat Lore Timur, Poso, Ferdianto Tarakolo, menyambut baik gagasan investasi dan mengucapkan apresiasinya, serta berkomitmen mendukung program ini ke depannya.

“Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada pemerintah untuk mengunjungi wilayah kami yang mempunyai potensi pengembangan sapi perah, dengan langkah awal menggunakan lahan HPL. Sebagai pemerintah daerah dan mewakili masyarakat kami merespons positif rencana ini karena akan membuka lapangan pekerjaan dan memperbaiki gizi,” katanya. (INF)

DI RAKERNAS APPSI, MENTAN AJAK SUKSESKAN PROGRAM MAKAN BERGIZI GRATIS

Mentan saat memberikan sambutan pada Rakernas APPSI di Tangerang, Banten. (Foto: Istimewa)

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, mengajak Asosiasi Peternak dan Penggemuk Sapi Indonesia (APPSI) mendukung program makan bergizi gratis, salah satunya dengan menyediakan daging dan susu sapi berkualitas dan berkelanjutan.

"Ayo kerja keras dukung program makan bergizi gratis. Mulai hari ini kita harus mengubah mindset untuk sukses swasembada kalau kita bergerak bersama," kata Mentan dalam acara Rakernas APPSI, di Serpong, Tangerang, Banten, Jumat (20/9/2024).

Amran meyakini bahwa APPSI dapat membantu pemerintah mewujudkan swasembada daging, sehingga ke depan Indonesia tak perlu lagi melakukan impor. Artinya, tugas yang diemban ke depan hanya fokus pada pengembangbiakan dan penggemukan sapi nasional.

"Jadi ke depan untuk kita mencapai swasembada itu harus memiliki mimpi dan juga aksi. Ingat, ini momentum emas, di mana ada presiden memiliki perhatian luar biasa terhadap peternak," ucapnya.

Ketua Umum APPSI, Dadang, menyampaikan apresiasinya atas dukungan Kementerian Pertanian terhadap penggemukan sapi di Indonesia. Mengenai hal itu, Dadang mengaku siap memberikan berkontribusinya.

"Kami tentu mendukung program makan bergizi gratis. Alhamdulillah saat ini kita juga sudah mengangkat Ketua Dewan Pembina yaitu Bapak Ahmad Muzani yang Insyaallah kita akan sinergi dengan program pemerintah untuk kemajuan para peternak sapi di Indonesia," ujar Dadang.

Ia turut mengungkapkan bahwa program tersebut adalah program strategis masa depan untuk kemajuan Indonesia melalui pemenuhan daging dan sapi nasional. Dia pun mengaku siap mengkoordinasikan program tersebut dengan para peternak lain.

"APPSI berdiri sejak 2019 dan kami sudah menggelar kontes sekitar delapan kali di seluruh wilayah kepulauan Jawa. Ke depan kita ingin menaikkan taraf hidup atau penyemangat untuk para peternak sapi di Indonesia agar lebih dihargai bukan hanya berdasarkan nilai daging karkasnya saja, tetapi dari aspek lainnya termasuk pemenuhan daging untuk program makan bergizi gratis," tandasnya.

Pada kegiatan Rakernas tersebut dihadiri Dewan Pembina APPSI Ahmad Muzani, Anggota Komisi IV DPR RI TA. Khalid, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Supratman Andi Agtas, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, dan sejumlah pengurus APPSI dari beberapa daerah. (INF)

MENTAN AMRAN AJAK VIETNAM BERINVESTASI DI INDONESIA

Foto bersama saat kunjungan Mentan Amran ke Vietnam. (Foto: Istimewa)

Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman, berhasil menarik minat Vietnam untuk berinvestasi di Indonesia, khususnya di peternakan sapi. Dalam kunjungan resminya ke Vietnam Rabu, (25/7/2024), Amran bertemu dengan Wakil Menteri Pertanian Vietnam dan sejumlah pengusaha.

Saat ini Indonesia sedang berupaya meningkatkan produksi dan produktivitas ternak sapi, agar dapat memenuhi kebutuhan pangan untuk program pemerintahan berikutnya, yaitu penyediaan makan siang bergizi dan minum susu gratis bagi anak sekolah.

“Kami bekerja secara intensif untuk meningkatkan produksi daging sapi dan susu domestik melalui pengembangan industri perbibitan sapi dan meningkatkan kapasitas peternak,” kata Amran pada kesempatan tersebut.

Amran menyebut bahwa Indonesia dan Vietnam telah memiliki MoU bidang pertanian yang telah ditandatangani pada 19 Mei lalu. Salah satu fokus utama dari kerja sama tersebut adalah promosi investasi dan perdagangan di sektor pertanian antara kedua negara.

“Saya meyakini bahwa pemerintah kedua negara akan mendorong dan memfasilitasi kerja sama investasi dan perdagangan Indonesia-Vietnam,” ungkapnya. 

Amran juga menambahkan, Indonesia bercita-cita menjadi pemasok pangan global pada tahun 2033 mendatang. Untuk mencapai tujuan tersebut, peningkatan produksi pangan sangat penting.

Sementara Wakil Menteri Pertanian dan Pengembangan Pedesaan Vietnam, Phung Dec Tien, menyambut baik kedatangan Indonesia. Secara khusus, ia menghargai perhatian besar Indonesia terhadap sektor pertanian, termasuk upaya menyediakan kebutuhan susu dalam negerinya.

Menurut Phung Dec, pengembangan peternakan sapi perah di Vietnam juga sempat dihadapkan banyak tantangan di masa lalu. “Tapi dengan pengembangan industri perbibitan dan penggunaan teknologi yang tepat, pengembangan peternakan sapi perah kami bisa berkembang dengan baik,” katanya.

Dia pun optimistis kerja sama antara Indonesia dan Vietnam di peternakan sapi perah akan berdampak positif pada produksi dan konsumsi susu di Indonesia. “Susu sangat baik bagi nutrisi anak-anak, sehingga fisik mereka akan bisa berkembang dengan baik,” ucapnya.

Adapun salah satu pengusaha yang ditemui Amran adalah Pendiri dan Ketua TH Group, Madam Thai Huong. Pengusaha terkenal ini sangat berpengaruh di Vietnam dan menunjukkan ketertarikannya berinvestasi di Indonesia.

Madam Thai Huong membuka peluang tersebut, terutama di bidang peternakan sapi perah dan industri susu. Ia bahkan menyampaikan apresiasinya kepada Presiden Indonesia terpilih yang telah memberikan perhatian besar terhadap kesehatan dan kebutuhan nutrisi anak-anak di Indonesia.

“Saya merasa sangat tersentuh. Saya sudah sampaikan kepada Duta Besar bahwa kita harus membantu Pemerintah Indonesia dalam mewujudkan program tersebut,” tuturnya.

Dengan semangat kerja sama dan inovasi, Madam Thai Huong dan TH Group menyatakan siap mendukung upaya peningkatan kesehatan dan gizi anak-anak di Indonesia. “Kami akan secepatnya berkunjung ke Indonesia dan mengajak tim untuk melakukan survei Lokasi,” tukasnya. (INF)

DIARE GANAS SAPI BISA MENGGANAS

Anak sapi bisa mengalami infeksi persiten BVDV dari induk terinfeksi. (Foto: Dok. Sulaxono)

Penyakit diare ganas pada sapi (DGS) atau bovine viral diarrhea (BVD) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus BVD. Penyakit viral ini bisa menyerang pada semua jenis dan ras sapi pada semua tingkatan umur dan jenis kelamin.

Penyakit ini masih menimbulkan wabah pada beberapa daerah di Indonesia, terutama pada saat sapi mengalami stres karena perubahan cuaca atau akibat perjalanan jauh.

Infeksi BVDV menyebabkan kerugian ekonomi akibat kematian dan penurunan harga jual sapi saat terjadi wabah. Penurunan harga terjadi karena kepanikan peternak, ketakutan peternak terhadap kematian sapi, sehingga dimanfaatkan oleh pedagang yang membeli dengan harga murah.

Bila terjadi infeksi BVDV saat sapi betina bunting akan menyebabkan penularan vertikal pada fetus. Kematian bisa terjadi pada fetus atau kecacatan pada pedet. Infeksi BVDV saat sapi betina bunting menyebabkan terjadinya infeksi persisten pada pedet yang lahir.

Virus BVD merupakan pestivirus yang termasuk keluarga flaviviridae. Sapi yang terinfeksi BVDV akan mengalami diare profus atau diare encer, lemas, dan mati. Kematian akan terjadi karena sapi mengalami kekurangan cairan elektrolit akibat diare hebat.

Penyakit cepat menular di antara populasi sapi pada satu area padang penggembalaan. Beberapa sapi akan menunjukkan gejala klinis yang sama yaitu diare profus, diare dengan tinja encer, dan pada tahap akhir diikuti bau busuk, berwarna gelap, bahkan bercampur darah akibat kerusakan lapisan mukosa usus dan kerusakan pada vili-vili usus.

BVDV menimbulkan infeksi persisten pada sapi karena virus dapat menular ke fetus sapi saat induk terinfeksi virus ini dalam kondisi bunting. Fetus sapi terinfeksi melalui plasenta induk dan infeksi pada induk yang bunting berpotensi menimbulkan adanya infeksi persisten pada pedet (Jaruvan K. et al., 2007; Camilia C. M, et al., 2016).

Beberapa hasil penelitian mengungkap bahwa BVDV masih bisa ditemukan pada pedet walaupun sudah mendapatkan kolostrum dari induknya. Virus BVD ditemukan juga pada pedet-pedet yang terlahir dari induk bunting yang terinfeksi. Kondisi ini yang disebut dengan terjadinya infeksi persisten, tertular dari induk ke anaknya.

Infeksi BVDV pada sapi bisa berdampak pada reproduktif sapi, disamping terjadinya kematian pada sapi terserang dan penularan pada sapi lain yang sehat. Infeksi BVDV juga bisa mengakibatkan terjadinya keguguran atau keluron pada sapi bunting. Keluron pada sapi bunting dapat mencapai angka hingga 22% (Brownlie J. et al., 1998). Kerugian ekonomi pada sapi potong akibat infeksi BVDV mencapai angka 18-40% (McGowan M. A. et al., 1995).

Infeksi BVDV bisa mengakibatkan munculnya infeksi skunder bakterial atau terganggunya hasil vaksinasi penyakit lainnya karena sifat imunosupresif seperti penyakit Jembrana. Kegagalan vaksinasi penyakit lain, tidak terbentuknya kekebalan hasil penyakit lainnya akibat dari adanya infeksi BVDV, imunitas vaksinasi penyakit lain bisa gagal karena adanya infeksi BVDV, menekan terbentuknya antibodi hasil vaksinasi.

Kenali Gejala Klinis
Berbeda dengan penyakit Jembrana yang hanya menyerang sapi Bali dan juga sama-sama ditandai dengan terjadinya diare, infeksi BVDV menyerang... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Mei 2024.

Ditulis oleh:
Ratna Loventa Sulaxono
Medik Veteriner Pertama, Loka Veteriner Jayapura
&
Sulaxono Hadi
Medik Veteriner Madya, purna tugas di Kota Banjarbaru

KABUPATEN SIGI BUKA SPR BARU UNTUK TINGKATKAN PRDOUKSI TERNAK

Peternak Memberi Makan Sapi - Sapi di SPR Baru Kabupaten Sigi 
(Foto : Istimewa)

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi Sulawesi Tengah (Sulteng), meningkatkan produksi peternakan dengan penambahan Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) di wilayah itu.

"Dinas Peternakan Sigi tentunya segera melakukan program pembentukan SPR baru dan pembenahan UPT perbibitan," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sigi Ihsan di Sigi, Selasa (21/5) yang lalu.

Ia mengemukakan salah satu cara menambah produksi peternakan yaitu pemenuhan sarana pengolahan pakan ternak secara tepat.

"Pemenuhan sarana pengolahan pakan yang sangat dibutuhkan kelompok serta masyarakat peternakan sehingga usaha ternak di Sigi dapat berhasil dan menghasilkan sapi serta kambing berkualitas, " ucapnya.

Kata dia, keberhasilan usaha peternakan di Sigi ditentukan oleh ketersediaan dan kualitas pakan ternak tersebut.

"Sekitar 85 persen keberhasilan usaha peternakan di pengaruhi oleh ketersediaan pakan serta pembentukan tim reaksi cepat penanggulangan penyakit hewan," ujar dia.

Ia menambahkan saat ini jumlah Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) di Kabupaten Sigi sebanyak tiga terletak di Marawola, Dolo Selatan dan Palolo.

"SPR di Sigi masih ada tiga yaitu di Dolo Selatan, Marawola dan Palolo. Tahun ini rencana dibuka di Kecamatan Sigi Biromaru, " tuturnya.

Menurut dia, sektor peternakan di Kabupaten Sigi berperan membantu untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.

"Pemerintah daerah setiap tahun memberikan bantuan sosial ternak kepada masyarakat setiap tahun minimal 1.000 ekor ternak terdiri dari 500 ekor sapi, 300 ekor kambing dan 200 babi," kata Ihsan.

Bantuan itu diberikan ke masyarakat sebagai bentuk upaya pemerintah membantu meningkatkan produktivitas peternakan di kabupaten itu

"Ini adalah salah satu upaya dari pemerintah bisa memberikan stimulan kepada masyarakat karena memang warga di Sigi banyak mau beternak sebab potensi sumber daya alam cukup mendukung untuk peternakan," ucapnya. (INF)

TURUNKAN TIM KE LAPANGAN, KEMENTAN RESPONS CEPAT LAPORAN ANTRAKS DI YOGYAKARTA

Tim saat mengambil sampel di peternakan warga karena adanya laporan kasus antraks. (Foto: Istimewa)

Merespons laporan kasus antraks di Kabupaten Sleman dan Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pada 8 Maret 2024, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Kementerian Pertanian (Kementan), langsung menurunkan tim ke lapangan.

“Tim kami dari Balai Besar Veteriner Wates telah melakukan investigasi dan pengujian laboratorium dengan hasil positif antraks dari sampel darah sapi dan tanah yang berasal dari Desa Serut, Kecamatan Gedangsari, Gunung Kidul dan sampel tanah dari Desa Gayamharjo, Kecamatan Prambanan, Sleman,” ujar Dirjen PKH, Kementan, Nasrullah, dalam siaran resminya di Jakarta, Selasa (12/3/2024).

Untuk mencegah tambahan kasus, ia sampaikan bahwa Kementan segera mengirimkan bantuan berupa vaksin sebanyak 1.000 dosis, 100 botol antibiotik, dan 1.000 botol vitamin untuk diberikan ke ternak di wilayah terdampak di DIY.

"Bantuan tersebut akan disalurkan untuk penanganan kejadian antraks yang dilaporkan dari Sleman, Gunung Kidul, dan wilayah terancam lainnya," ucapnya.

Sementara terkait adanya kasus antraks, Direktur Kesehatan Hewan, Kementan, Nuryani Zainuddin, menerangkan bahwa penyakit tersebut merupakan salah satu penyakit hewan yang dapat menular ke manusia (zoonosis).

"Saya minta masyarakat tetap waspada dan tidak menjual atau memotong hewan sakit, apalagi mengonsumsinya," imbuhnya. Sebab, adanya kasus pada masyarakat disebabkan karena mereka mengonsumsi ternak yang sakit dan dicurigai antraks.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa timnya bersama dinas setempat telah melakukan dekontaminasi dan disinfeksi pada lingkungan yang tercemar, yaitu lokasi penyembelihan, kandang dan area penguburan ternak, pengobatan antibiotik dan roboransia, serta KIE bersama dengan UPT Puskesmas. Sedangkan vaksinasi akan segera dilakukan setelah pengobatan.

“Tim kami akan terus melakukan penanganan di lapang dan dalam waktu dekat kita akan adakan pertemuan lintas sektor termasuk kesehatan yang dikoordinir oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi DIY,” pungkasnya. (INF)

PETERNAKAN SAPI MILIK MILENIAL INI BEROMSET MILIARAN RUPIAH

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani tijau peternakan sapi beromset miliaran rupiah yang digawangi anak muda di Banyuwangi
(Sumber : Istimewa)


Presiden Joko Widodo dan Wapres Ma’ruf Amin pernah membeli sapi dari peternakan “Enzo Farm” Banyuwangi, Jawa Timur untuk dikurbankan pada hari raya Idul Adha. 

Ternyata peternakan ini digawangi oleh anak muda, dan baru didirikan tiga tahun lalu. Meski peternakan itu masih baru, namun peternakan di Desa Dasri, Kecamatan Tegalsari tersebut telah beromset miliaran rupiah.

Adalah Adam Sugandha, pemuda 28 tahun yang mulai merintis usaha ternak sapi tiga tahun lalu. Berawal dari coba-coba merawat lima ekor sapi pada 2020 lalu, kini Enzo Farm memiliki 50 ekor sapi. Sapi-sapi milik Adam mayoritas merupakan sapi jenis unggul dengan berat mencapai 1.200 kg.

Ada jenis Limosin dan Simental. Kami juga punya Pegon dan Madura untuk konsumen yang menginginkan harga ekonomis,” kata Adam, Sabtu (20/1/2024).

Adam menceritakan, awal membeli sapi saat istrinya mengandung anak pertama di 2020. “Waktu itu istri lagi ngidam ingin beli sapi. Makanya saya beli 5 ekor. Itupun tidak saya rawat sendiri, melainkan dititipkan ke orang lain sembari ingin belajar beternak sapi,” ujarnya.

Setelah mengetahui seluk beluk beternak sapi, enam bulan kemudian Adam memutuskan untuk merawat sendiri sapi miliknya. Adam juga mulai berbisnis jual beli sapi. Selain sapi potong, adam juga jual beli sapi kontes dengan harga fantastis.

“Semakin serius menggeluti, saya semakin hobi. Saya mulai tertarik mengikuti kontes sapi di berbagai daerah. Alhamdulillah sering juara. Dari sanalah, relasi dan jaringan saya bertambah sehingga pasar saya juga semakin luas,” ungkapnya.

Adam menjelaskan sistem yang dia lakukan adalah penggemukan. “Biasanya saya beli yang bobot 400-500 kg, kemudian saya gemukkan sendiri. Saya rawat 1-4 bulan baru dilepas, tergantung permintaan konsumen mau yang bobot berapa,” ujarnya.

Adam menyebut, dalam setahun dirinya mampu menjual sebanyak 300 ekor sapi dengan omzet mencapai Rp5 miliar. Selain Banyuwangi, permintaan datang dari Jakarta, Bogor, Kediri, dan beberapa daerah di Jawa Tengah. Harganya pun bervariasi antara Rp15 – Rp150 juta.

“Momen Idul Adha itu paling ramai. Seperti tahun lalu, Pak Presiden dan Wapres juga beli sapi dari kami. Milik Pak Jokowi 1,2 ton jenis Simental, sedangkan milik Pak Ma’ruf Amin 1,1 ton jenis Limosin,” ujarnya.

Tak selalu mulus, Adam mengaku pernah mengalami kerugian dalam menjalankan bisnis peternakannya. “Pernah ada yang mati 5 ekor. Per ekornya seharga Rp 30-50 juta,” ungkapnya.

Namun hal itu tidak membuat Adam putus asa. Sebaliknya dia terus menjalankan usahanya dengan sepenuh hati sehingga menghasilkan sapi berkualitas tinggi. (INF)

INDONESIA TERIMA BANTUAN VAKSIN LSD TAHAP KEDUA

Nuryani Zainuddin (kiri) saat penyerahan bantuan vaksin LSD tahap dua melalui Dane Roberts. (Foto: Istimewa)

Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) menerima bantuan vaksin lumpy skin disease (LSD) tahap kedua sebanyak 500.000 dosis dari Australia.

Vaksin tersebut diberikan secara resmi kepada Kementan dalam kegiatan serah terima pada Senin (8/1/2024), di Gudang cold chain  PT Kiat Ananda, untuk disimpan sebelum didistribusikan. Simbolis penyerahan bantuan vaksin dilakukan oleh Dane Roberts (Konselor Pertanian Australia), kepada Nuryani Zainuddin (Direktur Kesehatan Hewan, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan).

Pada kesempatan tersebut Nuryani mengatakan, kemitraan antara Indonesia dan Australia sangatlah penting untuk terus berkolaborasi dalam melawan penyakit LSD yang telah terkonfirmasi di 17 provinsi di Indonesia.

Penyerahan vaksin ini merupakan bagian keseluruhan donasi 1 juta dosis vaksin LSD yang telah disepakati di 2023, yang diberikan oleh Departemen Pertanian, Perikanan, dan Perhutanan Australia untuk membantu Indonesia dalam menangani LSD.

Sebelumnya, tahap pertama vaksin LSD sebanyak 500.000 dosis telah didonasikan pada Mei 2023 dan telah terdistribusi ke beberapa provinsi tertular.

“Dengan tambahan donasi 500 ribu dosis vaksin LSD, tahun ini vaksinasi akan dilakukan lebih intensif utamanya di provinsi-provinsi sentra ternak seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Lampung," ujar Nuryani, melalui siaran resminya, Rabu (10/1/2024).

Ia menambahkan bahwa harus dilakukan percepatan vaksinasi LSD dengan menyasar populasi rentan di provinsi baru tertular, ternak yang belum mendapatkan vaksin, dan untuk vaksinasi ulang tahunan di daerah tertular.

Menurutnya, dukungan dari Australia akan sangat membantu memperkuat kemampuan untuk mengendalikan dan mencegah perluasan penyebaran LSD di Indonesia.

“Pemerintah Indonesia mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Australia atas pendekatan proaktif dan dukungan akan pentingnya kesehatan hewan dalam mempromosikan pertanian berkelanjutan, serta ketahanan pangan bagi masyarakat di Indonesia," ucapnya.

Sementara, Dane Roberts turut menyampaikan komitmen kerja sama antara Indonesia dan Australia dalam penanganan LSD sudah ada sejak awal wabah.

“Kami memiliki hubungan kerja yang sangat erat dengan Indonesia dalam menyediakan dukungan upaya pengendalian penyakit hewan darurat, dan kami akan terus melanjutkan keterlibatan kami dalam memberikan dukungan teknis dan berbagai program lainnya," kata Dane. (INF)

MENYIAPKAN KONSENTRAT BERKUALITAS UNTUK SAPI PERAH

Ternak sapi perah memerlukan asupan pakan yang baik, berkualitas dan tersedia sepanjang tahun. (Foto: Dok. Fapet UGM)

Untuk dapat mengoptimalkan produktivitas ternak sapi perah, pakan konsentrat sapi perah harus memenuhi syarat kualitas dan kuantitas yang baik, serta berasal dari bahan baku pakan yang tepat, sehingga tidak hanya terjaga performa ternaknya, peternak pun dapat meraih margin keuntungan yang nyata dari budi daya sapi perah.

Pakan adalah campuran dari beberapa bahan baku pakan, baik yang sudah lengkap maupun yang masih akan dilengkapi, yang disusun secara khusus dan mengandung zat gizi yang mencukupi kebutuhan ternak untuk dapat dipergunakan sesuai dengan jenis ternaknya. Adapun konsentrat, merupakan pakan yang kaya akan sumber protein dan/atau sumber energi, serta dapat mengandung pelengkap pakan dan/atau imbuhan pakan.

Dalam memilih bahan baku pakan dalam penyusunan konsentrat harus memperhatikan beberapa persyaratan, seperti memiliki kandungan nutrien yang baik, tersedia dalam jumlah banyak dan mudah diperoleh, harga relatif murah, serta tidak mengganggu kesehatan ternak. Bahan pakan penyusun konsentrat untuk sapi perah berasal dari bahan pakan sumber energi, yakni berasal dari pakan butiran (serealia), ubi-ubian, hasil samping industri-agro, serta bahan pakan sumber protein yang berasal dari kacang-kacangan dan hasil samping industri-agro.

Kelebihan dan kekurangan berbagai bahan baku pakan sumber energi. (Sumber: Hernaman, 2021)

Kelebihan dan kekurangan berbagai bahan baku pakan sumber protein. (Sumber: Hernaman, 2021)

Maksimum penggunaan berbagai bahan baku dalam konsentrat. (Sumber: Hernaman, 2021)

Dalam sebuah pendampingan manajemen pakan untuk peternak sapi, pengurus Asosiasi Ahli Nutrisi dan Pakan Indonesia (AINI), Dr Iman Hernaman IPU, menjelaskan tentang penggunaan bahan baku pakan untuk ternak sapi perah yang tidak boleh berasal dari hewan, seperti meat bone meal (MBM) atau tepung tulang dan daging.

Hal itu mengacu pada regulasi yang ada, yakni Peraturan Menteri Pertanian No. 19/Permentan/OT.140/4/2009 tentang syarat dan tata cara pendaftaran pakan. Pada Pasal 8 ayat 4 dalam Permentan disebutkan, untuk pakan konsentrat ternak ruminansia tidak diperbolehkan menggunakan bahan baku pakan asal hewan ruminansia seperti tepung daging dan tulang.

Di samping itu, penggunaan bahan baku pakan juga harus memperhatikan kelebihan dan kekurangan masing-masing bahan baku digunakan, karena agar dapat mengoptimalkan manfaat nutrisi yang terkandung di dalamnya, hal itu juga untuk mengantisipasi adanya zat anti-nutrisi yang ada. Zat anti-nutrisi adalah senyawa yang terdapat dalam pakan, yang sistem kerjanya adalah mengganggu metabolisme nutrien. Oleh karena itu, para ahli telah merekomendasikan penggunaan maksimum berbagai bahan baku pakan dalam penyusunan ransum.

Pembuatan konsentrat pada sapi perah dibedakan atas umur dan statusnya, hal itu untuk menyesuaikan kebutuhan nutrisinya, sehingga pemberian pakan dapat berjalan optimal dan ekonomis. Jenis-jenis konsentrat itu di antaranya:

• Konsentrat dara, yakni pakan konsentrat untuk sapi perah umur lebih dari enam bulan sampai dengan umur 12 bulan dan/atau sudah dikawinkan.

• Konsentrat laktasi, yakni pakan konsentrat untuk periode sapi perah setelah beranak sampai bunting lagi dengan umur kebuntingan tujuh bulan.

• Konsentrat produksi tinggi, yakni pakan konsentrat untuk periode sapi perah setelah beranak sampai sapi bunting lagi dengan umur kebuntingan tujuh bulan, dengan produksi susu rata-rata lebih dari 15 liter/hari.

• Konsentrat kering bunting, yakni pakan konsentrat untuk periode sapi perah dua bulan sebelum beranak kedua dan seterusnya setelah periode laktasi selama 10 bulan.

• Konsentrat pemula-1, yakni pakan konsentrat untuk pedet yang baru lahir sampai dengan umur tiga minggu.

• Konsentrat pemula-2, yakni pakan konsentrat untuk sapi perah umur lebih dari tiga minggu sampai dengan enam bulan.

• Konsentrat pejantan, yakni pakan konsentrat yang diperuntukkan untuk sapi pejantan.

Cara Pemberian Konsentrat
Untuk metode pemberian konsentrat pada sapi perah, Iman Hernaman menyarankan pemberiannya berkisar pada 1-2% dari bobot sapi, dengan waktu dua kali sehari yakni pagi dan sore. Adapun perbandingan komposisi jumlah konsentrat dan hijauan dalam ransum sapi perah atas dasar bahan kering yang disarankan adalah 60% hijauan dan 40% konsentrat, serta komposisi tersebut tergantung kualitas hijauan. Sebaiknya pemberian pakan konsentrat sebelum pakan hijauan dan diberikannya ada jeda. Tujuannya untuk merangsang pertumbuhan mikroba rumen. Konsentrat juga sebaiknya diberikan dalam bentuk kering, dengan penyediaan air tidak dibatasi.

Hal lain yang harus diperhatikan yakni pemberian konsentrat harus diberikan secara bertahap selama enam minggu pertama laktasi dan konsentrat dapat diberikan pada sapi perah laktasi sebanyak 50% dari tampilan produksi susunya, atau dengan perbandingan 1:2.

Periode kolostrum (sejak lahir sampai tujuh hari). Diberikan kolostrum selama 5-7 hari sejak lahir, maksimum dua jam setelah lahir diberikan kolostrum sebanyak dua liter. Selanjutnya dalam jangka waktu delapan jam setelah pemberian pertama diberikan sebanyak dua liter dan pada hari kedua sampai hari ketujuh diberikan kolostrum 2-4 kali sehari sebanyak minimum empat liter. Apabila kurang dari empat liter dan/atau mutu kolostrum kurang dari yang dipersyaratkan, dapat menggunakan kolostrum dari induk lainnya dalam bentuk segar atau kolostrum beku yang sudah dicairkan. Pencairan kolostrum dilakukan dengan cara merendam dalam air dengan suhu 60° C hingga kolostrum mencair sampai suhu 40° C.

Adapun metode tahapan pemberian konsentrat untuk hasil terbaik, maka sebaiknya mengacu pada Permentan No. 100/Permentan/OT.140/7/2014 tentang pedoman pemberian pakan sapi perah, yang diklasifikasikan dalam tujuh periode, yakni:

• Periode kolostrum (sejak lahir sampai tujuh hari). Diberikan kolostrum selama 5-7 hari sejak lahir, maksimum dua jam setelah lahir diberikan kolostrum sebanyak dua liter, selanjutnya dalam jangka waktu delapan jam setelah pemberian pertama diberikan sebanyak dua liter dan pada hari kedua sampai hari ketujuh diberikan kolostrum 2-4 kali sehari sebanyak minimum empat liter. Apabila kurang dari empat liter dan/atau mutu kolostrum kurang dari yang dipersyaratkan, dapat menggunakan kolostrum dari induk lainnya dalam bentuk segar atau kolostrum beku yang sudah dicairkan. Pencairan kolostrum dilakukan dengan cara merendam dalam air dengan suhu 60° C hingga kolostrum mencair sampai suhu 40° C.

• Periode pedet pra-sapih (umur delapan hari sampai tiga bulan). Diberikan susu atau susu pengganti sebanyak 4-8 liter/hari dengan pengaturan berkurang secara bertahap sampai dengan tidak diberikan susu pada umur tiga bulan, pada umur satu bulan mulai diberikan serat berkualitas secukupnya, seperti rumput star grass atau rumput lapangan, diberikan pakan padat dalam bentuk calf starter (konsentrat pedet) berkualitas dengan kandungan protein kasar (PK) 18-19%, dan total digesti nutrien (TDN) 80-85% dengan jumlah pemberian mulai 100 gram dan meningkat sampai mampu mengonsumsi 1,5 kg/ekor/hari, serta diberikan air minum tidak terbatas (adlibitum).

• Periode pedet lepas sapih (umur di atas 3-12 bulan). Diberikan pakan konsentrat berkualitas PK 16% dan TDN 75% sebanyak 1,5 kg/ekor/hari dan meningkat sampai mampu mengonsumsi 2 kg/ekor/hari pada umur 12 bulan, diberikan hijauan pakan berkualitas sebanyak 7 kg/ekor/hari dan ditingkatkan secara bertahap sampai mampu mengonsumsi 25 kg/ekor/hari pada umur 12 bulan (atau 10% dari berat badan), dan diberikan air minum tidak terbatas.

• Periode dara siap kawin (umur 12-15 bulan). Diberikan hijauan pakan sebanyak 25-35 kg/ekor/hari, diberikan konsentrat berkualitas minimum PK 15%, dan TDN 75% dengan jumlah 2-3 kg/ekor/hari. Pemberian konsentrat di bawah PK 15%, diberikan penambahan sumber pakan lain sebagai protein seperti ampas tahu dan bungkil kedelai, serta diberikan air minum secara adlibitum.

• Periode dara bunting (setelah umur 15 bulan sampai beranak pertama 24 bulan). Diberikan hijauan pakan minimum 10% dari berat badan dan konsentrat berkualitas PK 16%, serta TDN 75% sebanyak 2-3 kg/hari dan diberikan air minum secara adlibitum.

• Periode laktasi (setelah beranak sampai dengan kering kandang). Diberikan hijauan pakan minimum 10% dari berat badan sebelum sapi diberi konsentrat untuk menghindari asidosis, diberikan konsentrat sesuai periode laktasi (produksi susu) dengan PK 16-18%, dan TDN 70-75% sebanyak 1,5-3% dari berat badan, serta pemberian air minum tidak terbatas.

• Periode bunting kering/kering kandang (setelah tidak diperah sampai beranak). Diberikan hijauan pakan berkualitas dalam jumlah adlibitum, diberikan konsentrat minimum PK 14% dan TDN 65% sebanyak 2 kg/ekor/hari sampai dengan dua minggu sebelum beranak, serta mulai ditingkatkan secara bertahap sampai mampu mengonsumsi konsentrat sesuai estimasi produksi sapi laktasi awal dan diberikan air minum tidak terbatas (adlibitum). ***


Ditulis oleh:
Andang S. Indartono
Pengurus Asosiasi Ahli Nutrisi dan Pakan Indonesia (AINI)

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer