-->

WASPADAI PARAMPHISTOMIASIS SAAT MUSIM HUJAN

Paramphistomum sp., ditemukan pada kerongkongan kerbau yang mati karena SE (dok. kasus lapangan/istimewa)

Beberapa daerah di Indonesia pada Oktober 2024 memasuki musim penghujan. Perubahan dari musim kemarau ke penghujan bisa menimbulkan stres pada beberapa ruminansia. Stres akan memicu penurunan daya tahan tubuh ternak yang mendorong kemunculan beberapa penyakit strategis.

Wabah bisa terjadi dan muncul kembali pada beberapa penyakit strategis bila imunitasnya tidak cukup baik. Musim penghujan juga menimbulkan kelembapan tinggi pada lingkungan pemeliharaan ternak, yang menimbulkan suasana yang nyaman bagi berkembangnya agen penyakit strategis yang siap menginfeksi.

Melalui kajian beberapa ahli kesehatan hewan, pemerintah telah menetapkan beberapa penyakit strategis. Kajian atau penilaian, pembobotan beberapa aspek parameter penilaian yang telah dilakukan terhadap beberapa jenis penyakit, di antaranya seberapa sering menimbulkan wabah, penularan atau penyebarannya, aspek zoonosisnya, kerugian ekonomi yang ditimbulkannya, serta beberapa parameter penting lainnya.

Salah satu dari penyakit strategis yang ditetapkan pemerintah adalah kecacingan, yang bisa disebabkan oleh cacing nematoda, trematoda, maupun cestoda. Kecacingan pada ternak ditetapkan sebagai salah satu penyakit strategis karena bobot kerugian ekonomi yang ditimbulkan sangat besar. Penurunan bobot badan, penghambatan pertumbuhan, memicu infeksi penyakit lainnya yang menimbulkan kematian.

Trematoda yang merupakan salah satu kelompok kecacingan sering menjadi perhatian saat pemeriksaan di rumah pemotongan hewan (RPH) adalah infestasi cacing hati. Di antara kelompok trematoda selain cacing hati, yang tidak kalah pentingnya adalah paramphistomiasis, yang disebabkan oleh infestasi Paramphistomum sp. Cacing dewasa jenis ini bisa ditemukan di lipatan-lipatan selaput lendir rumen dan retikulum, sedangkan yang muda bisa ditemukan pada usus halus. Parasit dewasa lebih banyak ditemukan pada rumen dari ruminansia.

Paramphistomiasis pada infestasi sedang hingga berat menyebabkan kekurusan bahkan kematian. Parasit saluran pencernaan ini mempunyai mulut pengisap yang menempel erat ke dinding mukosa usus. Melalui dua mulut pengisapnya di bagian depan dan bawah, parasit melekat erat pada mukosa usus, mengisap darah, dan menyebabkan kerusakan mukosa.

Parasit mengisap makanan dan darah, menyebabkan ternak ruminansia menjadi kurus, pucat atau anemis, lemah, dan mati. Parasit bisa menginfestasi ternak (sapi, kerbau, kambing, domba), dan satwa liar (rusa, pelanduk). Kemetian bisa terjadi pada ternak karena kekurusan, kekurangan darah, serta infeksi agen penyakit lainnya. Pada saat bedah bangkai pada ternak yang mati, bisa ditemukan adanya parasit ini dalam jumlah yang banyak dengan kondisi hidup di usus besar ternak.

Distribusi Paramphistomiasis
Paramphistomiasis merupakan parasit yang umum ditemukan pada... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Oktober 2024.

Ditulis oleh:
Ratna Loventa Sulaxono
Medik Veterner Ahli Pertama
Balai Veteriner Jayapura
&
Sulaxono Hadi
Purna tugas Medik Veteriner Ahli Madya
di Kota Banjarbaru

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer