Kesehatan saluran pencernaan unggas, penting untuk dijaga |
Sistem penceraan pada unggas merupakan salah satu komponen penting yang dapat mempengaruhi performa. Untuk itu sangat penting agar saluran pencernaan ternak unggas dalam keadaan sehat agar performa tetap prima.
PT Sehat Cerah Indonesia bersama principal-nya Norel Animal Nutrition menggelar webinar tentang urgensi kesehatan saluran pencernaan unggas pada Rabu (28/7) yang lalu melalui daring Zoom Meeting. Webinar yang bertemakan "A healthy gut : The Key In Maximizing Genetic Potential" tersebut menghadirkan Prof. Budi Tangendjaja dan Allan Junsay sebagai narasumber.
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Budi Tangendjaja yang merupakan peneliti BALITNAK dan konsultan nutrisi ternak menjadi pembicara pertama. Presentasinya membahas lebih dalam mengenai konsep menyehatkan saluran pencernaan unggas, terlebih lagi pada masa kini dimana antibiotik sudah dilarang digunakan sebagai growth promoter.
Dirinya juga sedikit menyinggung kebijakan dilarangnya AGP yang pada 2018 lalu, dimana menurut Prof. Budi yang seharusnya dilarang bukanlah penggunaan AGP, melainkan peningkatan pengawasan terhadap penggunaan antibiotik sebagai medikasi yang masih serampangan di lapangan.
"AGP bekerja lokal pada saluran cerna saja, tidak diserap sampai ke daging. Berbeda dengan antibiotik yang memang digunakan untuk pengobatan, kalau tidak tepat penggunaannya pasti akan terjadi residu dan menyebabkan kerugian bagi manusia. Sudah begitu, bakteri juga jadi resisten terhadap antibotik seperti yang sekarang lagi ramai - ramainya diberitakan di Kompas tuh," tutur Prof. Budi.
Prof. Budi juga menyinggung masalah lain berkaitan dengan pelarangan AGP dan kesehatan saluran pencernaan, yakni pentingnya penerapan biosekuriti yang baik di farm. Dirinya berkata bahwa salah satu cara meningkatkan performans dikala AGP dilarang yakni dengan meningkatkan dan mengaplikasikan program biosekuriti yang baik di farm, itulah poin utamanya. Sisanya yakni bagaimana kita cermat memilih bahan apa yang dapat digunakan dalam menggantikan AGP.
Pada presentasinya juga Prof. Budi mengkaji lebih dalam terkait penggunaan asam butirat sebagai pengganti AGP. Disitu beliau menekankan agar sebaiknya penggunaan asam butirat dalam pakan sebaiknya menggunakan sediaan yang sudah dienkapsulasi. Karena selain mencegah baunya yang menyengat, penggunaan asam butirat dalam bentuk raw biasanya tidak akan menunjukkan efek apa - apa karena asam butirat dapat dinetralisasi di dalam pakan baik oleh komposisi lainnya dan pemrosesan.
Presentasi kedua dibawakan oleh Allan Junsay yang merupakan Technical Support Manager Norel Animal Nutrition Asia Pacific. Allan mendalami lebih jauh mengenai penggunaan asam butirat dalam ransum ternak, terutama unggas dan monogastrik.
Kata Allan, salah satu fungsi dari asam butirat yakni efek bakterisidal yang cukup luas baik pada bakteri gram negatif maupun positif. Selain itu secara umum dijelaskan oleh Allan bahwa asam butirat juga dapat meningkatkan kesehatan saluran cerna melalui berbagai fungsi yakni memperpanjang ukuran villi usus, memperkuat tight junction pada usus, meningkatkan produksi sel mucin, yang berujung pada meningkatnya sistem imun pada saluran pencernaan.
Hal ini tentunya menurut Allan bukan hal yang sembarangan diklaim olehnya. Norel Animal nutrition beserta jajaran ahlinya telah melakukan penelitian mendalam terkait penggunaan asam butirat pada ternak terutama unggas. Oleh karenanya ia juga menyarankan agar peternak dan formulator yang bingung dalam memilih substituen AGP untuk mencoba beralih menggunakan asam butirat terutama yang diproduksi oleh Norel Animal Nutrition. (CR)