(Sumber : Istimewa)
Presiden Prabowo Subianto resmi memulai pelaksanaan Program makan bergizi gratis (MBG) pada 6 Januari 2025 yang pada implementasinya menargetkan dapat menyelesaikan sejumlah persoalan pangan RI termasuk memperbaiki rantai pasok komoditas pangan, menciptakan lapangan kerja, hingga menambah daya dorong pertumbuhan ekonomi.
Namun demikian, sebulan berjalan peternak ayam yang tergabung dalam Gabungan Organisasi Peternak Ayam Indonesia (GOPAN) belum merasakan dampak MBG untuk mengatasi oversupply ayam.
Sekjen Gabungan Organisasi Peternak Ayam Indonesia (GOPAN), Sugeng Wahyudi mengatakan program MBG berharap dilibatkannya UMKM peternak ayam agar dapat menyerap produksi ayam sehingga peternak bisa mendapatkan harga jual yang di atas harga pokok produksi (HPP).
GOPAN berharap pemerintah dapat terus menyerap produksi ayam dari peternak kecil lewat program MBG bisa melibatkan peternak kecil mengingat sudah 10 tahun peternak merugi akibat kelebihan supply pasokan ayam. Diharapkan jumlah dapur makan bergizi atau satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) diperbanyak sehingga bisa banyak menyerap ayam dari peternak.
Sugeng yang juga mewakili peternak agar berharap Badan Gizi Nasional (BGN) dapat berkoordinasi langsung dan melibatkan peternak dalam program MBG.
"Kami berharap juga untuk dilibatkan secara langsung, karena ini merupakan program yang sebenarnya potensial untuk menanggulangi over supply di sektor perunggasan," tuturnya.
Broiler Masih Merugi
Sementara itu, Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (PINSAR) Indonesia melaporkan bahwa program makan bergizi gratis (MBG) yang diharapkan menyerap stok daging ayam dalam jumlah besar belum berjalan optimal. Hal ini menyebabkan peternak ayam broiler mengalami kerugian akibat harga jual yang merosot.
Sementara itu peternak ayam petelur yang tergabung dalam Koperasi Peternak Unggas Sejahtera (KPUS) Jawa Tengah dilanda kebingungan lantaran janji pemerintah pusat yang akan menyerap pasokan telur untuk kebutuhan makan bergizi gratis (MBG) tak kunjung terealisasi. Berdasarkan catatan produksi dari KPUS Jawa Tengah, keseluruhan produksi telur ayam di 12 kabupaten/kota mampu mencukupi keperluan program MBG.
Ketua KPUS Jawa Tengah, Suwardi mengatakan dalam sehari pihaknya sanggup memproduksi telur ayam sebanyak 12 juta ton.
Produksi telur sebanyak itu dihasilkan 1.600 peternak yang sebarannya ada di Kabupaten Kendal, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Semarang, Kota Semarang, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Brebes, Kabupaten Kendal.
"Tapi nyatanya fakta di lapangan pelaksanaan MBG hanya euforia belaka. Kami yang tadinya akan dilibatkan kegiatan MBG, sampai sekarang tidak ada kabarnya lagi. Semua peternak unggas se-Jawa Tengah tidak dirangkul sama sekali. Adapun pelaksanaan hanya ada di ranah kodim-kodim," kata Suwardi, dikutip dari IDN Times.
Ia juga bilang sebetulnya menjadi hal yang mudah bagi peternak ayam petelur untuk memasok kebutuhan telur untuk kegiatan MBG. Sebab apabila diestimasikan satu sekolah yang menggelar kegiatan MBG bisa dipasok 3.000 butir telur.
Kemudian jika kebutuhannya untuk seminggu, maka jumlah pasokan telur sebanyak 600 ribu butir. Secara keseluruhan pihaknya memastikan Jawa Tengah sudah dalam taraf swasembada telur.
"Karena produksi sehari saja sudah 12 juta ton, Mas. Suplai kita sangat cukup. Kita surplus telur dan tidak ada kendala sama sekali," akunya.
Oleh karenanya, pihaknya menyatakan kesiapan penuh bila peternak ayam petelur diminta membantu memasok kebutuhan telur.
"Kita kemarin dalam forum resmi dengan Pak Mentan (Amran Sulaiman) juga sudah menyampaikan kalau untuk makan bergizi, harga telur yang kita siapkan Rp1.350 per butir. Kami sudah hitung dengan harga segitu bisa masuk ke anggaran makan bergizi," tuturnya.
Kendati begitu saat mengikuti rapat koordinasi dengan Kementerian Koperasi (Kemenkop), Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie tetap meminta peternak ayam petelur turut aktif mendukung pelaksanaan MBG.
"Kita tetap diminta sama pak menteri untuk dukung kelancaran MBG. Makanya niat baik kami harus direspon oleh pusat. Karena kita juga butuh kejelasan apakah memang kami dilibatkan atau tidak," tandasnya.
Perasaan yang sama juga dirasakan oleh para peternak ayam petelur di Kabupaten Blitar. Mereka menginginkan program unggulan Presiden RI Prabowo Subianto yakni makan bergizi gratis (MBG) bisa menyerap maksimal produksi telur. Apalagi, Kabupaten Blitar termasuk daerah pemasok telur terbesar di Indonesia.
Hal ini dikatakan oleh Ketua Koperasi Peternak Unggas Sejahtera Kabupaten Blitar, Sukarman usai menerima kunjungan Menteri Perdagangan (Mendag) RI di kandang ayam petelur miliknya pada Selasa (4/2/2025).
Dia menyebut, sejak program makan bergizi gratis (MBG) digulirkan pada 13 Januari 2025 lalu, pihaknya belum menerima pesanan yang masuk mengenai kegiatan program MBG itu.
"Kalau sampai saat ini memang belum ada pesanan yang masuk di koperasi kami. Boleh saya bilang, koperasi telur ini merupakan pemasok 30 persen kebutuhan telur di Indonesia," kata dia, Selasa (4/2/2025).
Meski begitu, Sukarman tetap menyambut baik dan positif dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Ia pun berharap penggunaan telur sebagai salah satu menu MBG bisa dipesan di koperasi peternak Blitar. Jika pesannya di pedagang, maka yang dapat untuk hanya pedagang. Namun, jika pesan melalui koperasi peternak akan membatu meningkatkan aktivitas produksi peternak ayam petelur.
"Kalau beli lewat koperasi peternak, tentu keuntungan yang dapat bisa kembali ke peternak sebagai SHU," ujarnya.
Terkait dengan hal ini, Menteri Perdagangan (Mendag) RI Budi Santoso mengaku akan melakukan koordinasi lebih lanjut. Artinya, Kementrian Perdagangan (Kemendag) mengupayakan pemesanan telur untuk kebutuhan MBG bisa melalui koperasi peternak ayam petelur.
"Kami inginya, semua bisa merasakan manfaat dari program MBG. Salah satunya untuk peternak ayam petelur," ucap Menteri.
Lebih lanjut Mendag RI berharap peternak ayam petelur khususnya di Kabupaten Blitar bisa meningkatkan produksinya. Karena dengan adanya program MBG, kebutuhan telur dipastikan akan meningkat dan agar bisa memenuhi stok dalam negeri. (CR)