-->

KOMISI PERSAINGAN AFRIKA SELATAN MEMERIKSA RANTAI NILAI UNGGAS

Laporan Pemantauan Harga Pangan Esensial Maret 2023 yang diterbitkan oleh Komisi Persaingan Afrika Selatan telah memberikan wawasan tentang rantai nilai unggas di negara tersebut, menyoroti peran unggas sebagai makanan pokok di Afrika Selatan.

Komisi Persaingan di Afrika Selatan adalah badan hukum yang dibentuk oleh pemerintah untuk menyelidiki, mengendalikan, dan mengevaluasi praktik bisnis untuk mencapai pemerataan dan efisiensi dalam ekonominya. Sejak pandemi dimulai pada Maret 2020, pihaknya telah memantau harga pangan pokok, dan laporan terbarunya menyoroti sektor perunggasan.

Unggas adalah makanan penting, catat laporan tersebut, menyoroti dampak kenaikan harga pada konsumen lokal. “Karena ayam merupakan produk pokok, kenaikan harga ayam sangat regresif karena 10% rumah tangga termiskin membelanjakan hingga 7% dari total pengeluaran mereka untuk produk ayam, dibandingkan dengan 1% yang dibelanjakan oleh 10% rumah tangga terkaya.”

Pasar lokal telah mengalami pergeseran dari daging sapi dan domba ke ayam, yang merupakan sumber protein yang lebih murah, untuk mengurangi kendala anggaran. Menurut laporan tersebut, potongan ayam bertulang adalah produk pilihan konsumen Afrika Selatan, terhitung 60% dari total permintaan ayam.

Industri unggas lokal Afrika Selatan dijelaskan oleh Komisi sebagai sangat terkonsentrasi dan didominasi oleh perusahaan yang terintegrasi secara vertikal, mencatat bahwa 2 produsen teratas menguasai 50% pasar.

Laporan tersebut mencatat bahwa struktur pasar seperti itu menimbulkan kekhawatiran bahwa perusahaan-perusahaan ini dapat menggunakan kekuatan pasar mereka untuk mencapai harga anti-persaingan. Laporan USDA baru-baru ini tentang masalah tersebut menggambarkan situasi bahwa bisnis yang terintegrasi secara vertikal menghasilkan volume pakan yang signifikan untuk konsumsi internal dan menjual kelebihannya kepada peternak unggas yang tidak terintegrasi.

Produsen utama pakan ayam pedaging sebagian besar adalah bagian dari perusahaan yang juga memproduksi unggas, menciptakan apa yang oleh Komisi disebut sebagai kekhawatiran potensial karena memberi perusahaan yang terintegrasi secara vertikal tingkat pengaruh atas saingan mereka yang tidak terintegrasi, yang dapat disalahgunakan untuk kepentingan mereka. (via Poultryworld)

DSM-FIRMENICH DILUNCURKAN DENGAN UNIT KESEHATAN HEWAN

DSM-Firmenich telah mengonfirmasi keberhasilan penggabungan DSM dan Firmenich dan menghasilkan peluncuran perusahaan baru di bidang nutrisi hewan dan kesehatan serta kecantikan manusia.

Dengan tim beranggotakan hampir 30.000 orang dan kemampuan gabungan, DSM-Firmenich mengatakan bahwa mereka bertujuan untuk menjadi perintis dalam penemuan kembali, manufaktur, dan kombinasi nutrisi, rasa, dan wewangian. Perusahaan baru ini berusaha untuk mengatasi ketegangan antara apa yang dibutuhkan masyarakat, apa yang diinginkan orang secara individu, dan apa yang dituntut oleh planet ini di bidang nutrisi, kesehatan, dan kecantikan.

Perusahaan baru tersebut telah disusun menjadi 4 bisnis, salah satunya adalah nutrisi dan kesehatan hewan. Menurut perusahaan, unit ini bertujuan untuk menghasilkan protein hewani yang sehat secara efisien dan berkelanjutan, memanfaatkan kekuatan data untuk membuat praktik peternakan lebih berkelanjutan, produktif, dan transparan.

“Kami memiliki misi untuk membantu industri peternakan memberi makan populasi yang terus bertambah secara berkelanjutan. Solusi farm-to-fork kami membantu petani mengurangi dampak lingkungan mereka, meningkatkan kinerja dan kesejahteraan hewan, serta mengamankan mata pencaharian yang berkelanjutan. Sambil meletakkan protein hewani berkualitas tinggi di piring kita: protein yang sehat, bergizi, aman, dan terjangkau,” kata perusahaan. (via Poultryworld)

TANTANGAN YANG DIHADAPI SEKTOR PERUNGGASAN INGGRIS

Brexit, ditambah dengan flu burung dan masalah lainnya, telah menjadi bencana bagi industri perunggasan Inggris, dengan ekspor daging menurun dari 375.000 ton pada tahun 2020 menjadi 275.000 pada tahun 2021 dan hanya 200.000 ton tahun lalu, mewakili penurunan sebesar 46%.

Nilai ekspor ternak pembibitan telah turun lebih jauh dari £180 juta pada tahun 2020 menjadi lebih dari £120 juta pada tahun 2021 dan sedikit £50 juta tahun lalu. Jika ini terus berlanjut, Inggris akan kehilangan posisinya sebagai pusat global untuk stok pembibitan bernilai tinggi. Lebih dari 70% unggas (ayam, kalkun, dan bebek) yang dikonsumsi secara global berasal dari peternakan Inggris. Hilangnya pasar ekspor juga bisa menyebabkan hilangnya pekerjaan.

Dua tahun setelah Brexit, sektor unggas masih menunggu Perjanjian Hewan SPS yang telah lama dijanjikan untuk meringankan beban perdagangan dan pengenalan Kontrol Impor Perbatasan. Pengenalan bertahap kontrol impor dari UE dan seluruh dunia telah berulang kali ditunda dan sekarang akan mulai berlaku pada akhir tahun ini.

Sektor ayam pedaging juga harus belajar untuk hidup dengan flu burung, berurusan dengan serangkaian masalah operasional, kebijakan dan perdagangan yang sedang berlangsung yang meliputi sumber daya, zona, pembersihan sekunder dan disinfeksi, kompensasi, undang-undang darurat, kebebasan negara, regionalisasi dan vaksinasi. (via Poultryworld)

KUALITAS PAKAN SEBELUM DIKONSUMSI TERNAK MENENTUKAN PENAMPILAN PRODUKSI

Penampakan fisik bungkil kedelai dapat menunjukan perbedaan kualitas. (Foto: Istimewa)

Apa yang disebut kualitas pakan? Tiap orang sering kali mempunyati persepsi sendiri tergantung tujuannya. Bagi peternak tertentu, pakan yang berkualitas adalah yang berbau “wangi tepung ikan”, tetapi bagi peternak broiler mungkin yang diperlukan adalah performa produksi yang maksimal. Bagi petani ikan, pakan yang baik mungkin pakan bentuk pellet yang tidak ada debunya (finenya). Kualitas sendiri didefinisikan sebagai sifat-sifat atau atribut tertentu yang dikehendaki pelanggan untuk suatu batasan waktu dan harga. Jadi ada harga ada kualitas, kalau menghendaki kualitas yang baik maka harganya pun akan lebih mahal.

Kualitas Pakan Ternak
Pakan ternak merupakan istilah umum yang diberikan kepada suatu bahan yang akan diberikan kepada ternak. Kenyataan di lapangan menunjukan bahwa pakan ternak dihasilkan oleh pabrik pakan atau oleh peternak yang mencampur pakan sendiri (self-mix) dengan bentuk beragam yaitu ada pakan komplit berupa ransum siap diberikan kepada ternak, ada pakan konsentrat yang harus dicampur dahulu dengan bahan lain berupa jagung giling dan dedak padi dengan perbandingan tertentu sehingga menjadi ransum komplit. Bahan pakan merupakan bahan baku yang digunakan untuk menyusun ransum, baik komplit maupun konsentrat.

Kualitas ransum yang diberikan kepada ternak akan ditentukan oleh empat hal, yaitu bahan baku pakan yang menyusunnya, formulasi sesuai kebutuhan ternak yang dituju, teknik produksi ransum dan penyimpanan setelah ransum diproduksi.

• Bahan pakan. Tidak ada ransum yang berkualitas baik berasal dari bahan baku berkualitas buruk, karena ransum hanyalah campuran bahan pakan dalam proporsi tertentu sehingga kualitas bahan baku yang menyusunnya sangat menentukan kualitas ransum akhir. Sebagai contoh, bahan baku yang sudah busuk tidak akan menghasilkan ransum yang berkualitas baik, malahan akan membahayakan kesehatan ternak yang memakannya. Kualitas ransum dimulai dari pemilihan bahan baku yang akan digunakan, oleh karena itu pengendalian kualitas (quality control) harus dilakukan dalam membuat ransum untuk ternak.
Setiap pabrik pakan atau yang memproduksi ransum harus membuat sistem pengendalian mutu yang akan diterapkan ketika akan membeli bahan baku. Sistem pengendalian mutu bahan pakan harus berisi daftar pemasok bahan baku yang dapat dievaluasi, kontrak pembelian yang jelas, spesifikasi penerimaan dan penolakan bahan baku, skema dan peralatan pengambilan contoh, cara pengujian mutu bahan baku, baik cara fisik, kimia maupun biologis. Suatu buku mengenai pengendalian mutu bahan pakan harus disusun dan menjadi pegangan petugas pengendalian mutu. Buku ini penting untuk dibuat agar dapat digunakan sebagai pegangan, meskipun petugas pengendali mutu berubah atau berganti orang. Kebanyakan pabrik pakan sudah mempunyainya tetapi peternak yang mencampur pakan sendiri sering kali tidak diperlengkapi dengan buku tersebut.

• Formulasi ransum. Umumnya... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi April 2023.

Ditulis oleh:
Prof Budi Tangendjaja
Konsultan Nutrisi Ternak Unggas

OPTIMALISASI POTENSI GENETIK LEWAT KEAMANAN PAKAN AWAL

Dari sudut keamanan pakan, salah satu kontaminan yang patut dicermati adalah bakteri Salmonella, terutama Salmonella enteritidis dan/atau Salmonella typhimurium. Pada realita lapangan, infeksi yang umumnya terjadi via fecal-oral ini kebanyakan berlangsung secara subklinis dan sangat bandel terhadap beberapa preparat antibiotika yang ada di lapangan.

Oleh: Tony Unandar (Anggota Dewan Pakar ASOHI - Jakarta)

Keamanan pakan awal sudah tidak diragukan lagi dari sudut pandang para peneliti dan praktisi lapangan terkait nutrisi awal pada ayam modern. Adanya peranan penting mikroba khususnya bakteri dalam proses pencernaan ayam modern sudah terang benderang. Sesuai kodratnya ayam yang termasuk coprophagic animals memberikan sinyal yang adekuat terkait krusialnya peranan mikroba sejak awal proses pencernaannya pasca menetas (hatching). Tulisan singkat ini menjadi layak untuk disimak, karena merupakan hasil observasi lapangan yang dihubungkan atau dilengkapi dengan publikasi ilmiah mutakhir.

Proses Adaptasi Awal
Segera setelah menetas, sejumlah mikroba atau bakteri dari berbagai sumber (air minum, pakan, lingkungan hidup ayam) tertelan dan kelak akan menjadi mikrobiota usus yang menentukan kualitas kehidupan selanjutnya dari seekor DOC. Bakteri generasi pertama ini menetap dalam usus dan segera melakukan kolonisasi di sekitar sel-sel epitelium usus tanpa perlu berkompetisi, bertumbuh dan berkembang biak, serta menciptakan lingkungan dalam lumen usus yang ideal baginya (Stecher et al., 2011; Edward, 2017). Ternyata populasi bakteri ini mempunyai pengaruh tahap lanjut yang sangat subtansial, khususnya dalam perkembangan fungsi sistem imunitas ayam dan keseluruhan kemampuan ayam untuk bertumbuh (Stecher et al., 2011; Edward, 2017).

Berdasarkan data penelitian, walaupun belum mencapai kondisi optimum, mikrobiota usus ayam umumnya mulai stabil pada hari ketiga ke atas (Apajalahti et al., 2004). Disamping itu, kematangan kondisi mikrobiota usus biasanya diikuti daya tahan yang relatif kuat terhadap beberapa perubahan pada level tertentu (Stanley et al., 2013).

Realita ilmiah pada ayam modern telah membuktikan bahwa pemberian pakan dini selain penting sebagai sumber nutrisi awal bagi anak ayam, tetapi juga krusial bagi status awal mikrobiota usus (Stanley et al., 2013; Baldwin et al., 2018; Thofner et al., 2021). Pakan alias nutrisi awal tidak saja disediakan bagi pertumbuhan lanjut DOC, tetapi juga merupakan nutrisi yang dibutuhkan bagi mikrobiota yang baik (good bacteria) serta menjadi komponen esensial yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen pada hari-hari awal pasca menetas. Melalui strategi ini, pemberian pakan awal ternyata mempunyai kontribusi penting dalam membentuk kolonisasi awal dan keseimbangan komunitas mikrobiota usus di awal kehidupan ayam yang kelak sangat menentukan performa akhir (Stanley dan Bajagai, 2022).

Dalam realita lapangan peternakan ayam modern, proses adaptasi awal tersebut tidak selalu terjadi secara kondusif. Ada beberapa faktor krusial yang sudah terbukti memengaruhi proses kolonisasi awal dan stabilitas lanjut (kematangan) mikrobiota saluran cerna ayam, yaitu: a) Status dan beragamnya antibodi induk alias maternal derived antibody khususnya IgY (Rehan et al., 2022); b) Interaksi atau komunikasi via produk metabolik antara ayam dan mikrobiota (Shealy et al., 2021); c) Realita resistensi kolonisasi (Ducarmon et al., 2019); d) Faktor genetik dan atau asal DOC (Paul et al., 2021); e) Perbedaan jenis kelamin jantan dan betina (Lee et al., 2017); f) Keterpaparan ayam dengan mikroba yang sangat erat kaitannya dengan model pemeliharaan (Sztandarski et al., 2022); g) Faktor-faktor lingkungan lainnya seperti kualitas air minum (Pan dan Yu, 2014).

Fase Kritis Kolonisasi Awal
Pasca pakan non-AGP, kualitas pakan awal yang memberikan… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi April 2023. (toe)

GRATIS BUKU MOTIVASI MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI


Kabar gembira untuk Anda. Dalam rangka Ulang Tahun Majalah Infovet yang ke-31 bulan Mei 2023 , penerbit buku GITA Pustaka memberikan Gratis kepada Anda buku motivasi karya Bambang Suharno (Pemred Majalah Infovet, Info Akuakultur dan Cat & Dog) yang berjudul Menggali Berlian di Kebun Sendiri. Buku terbitan 2019 ini digratiskan untuk Anda dalam versi digital yang bisa dibuka kapan saja melalui hp dan laptop. Berbeda dengan versi pdf, buku digital adalah buku yang ditampilkan sebagaimana layaknya sebuah buku cetak tapi bisa dibawa kemana-mana dalam genggaman hp. Untuk membuka halaman buku tinggal usap layar ke kiri (hp/tablet) atau klik layar (untuk laptop).

Buku ini mendapat endorsement dari motivator no.1 Indonesia Andrie Wongso dan sejumlah tokoh nasional lainnya.

Anda berminat mendapatkan buku tersebut? Silakan isi form di bawah ini :


GRATIS BUKU "MENGGALI BERLIAN"

Buku "Menggali Berlian di Kebun Sendiri" karya Bambang Suharno, mendapat endorsement dari motivator no 1 Indonesia Andrie Wongso. Gratis (versi digital) untuk Anda. Isi form berikut.

PETERNAK UNGGAS RUSIA KHAWATIR EKSPOR CHINA MENINGKAT

Di sisi lain, peternak unggas Rusia mengungkapkan kekhawatiran bahwa ekspor unggas China ke Rusia juga meningkat. Sergey Lakhtyukhov, direktur umum serikat produsen unggas nasional Rusia, mengatakan kepada pers lokal bahwa peningkatan impor yang stabil dari China tampaknya seperti wake up call untuk industri ini. Dia menambahkan bahwa jika tren ini berlanjut, hal itu dapat menurunkan harga di pasar unggas Rusia dan berdampak negatif terhadap daya tarik investasi industri tersebut.

Analis pasar pertanian Rusia berbagi ketakutan ini. Leonid Kholod, seorang pakar lokal, mengklaim bahwa kekhawatiran ini, menurut pendapatnya, beralasan karena masuknya unggas murah dari China tidak hanya dapat merusak profitabilitas rata-rata di industri ini, tetapi juga memicu kebangkrutan di kalangan peternak unggas Rusia. Dia menjelaskan bahwa situasinya tampak mengancam karena sebagian petani di Rusia sudah berada di ujung tanduk. (via Poultryworld)

KEUNTUNGAN PERDAGANGAN UNGGAS RUSIA-CINA MENINGKAT

Produsen unggas terbesar Rusia, Cherkizovo, telah mengirimkan batch pertama daging unggas ke China dengan kereta api, menjajaki peluang logistik yang menjanjikan. Sementara itu, pengolah unggas Rusia membunyikan lonceng peringatan karena pasokan dari arah yang berlawanan juga meningkat.

Cherkizovo telah mengirimkan gelombang pertama 50 ton ceker ayam ke China dalam wadah kulkas kereta api. Rute ini diharapkan menjadi alternatif transportasi laut karena waktu pengiriman berkurang dari 45 menjadi hanya 15 hari.

Mulai Juni, Cherkizovo berencana untuk mengirim, rata-rata, 3 kereta dengan produk ayam ke China per bulan, dan jumlah kontainer di masing-masing harus bertambah dari 30 pada pengiriman pertama menjadi 41. “Sejauh ini, ini adalah pengiriman uji, tapi perusahaan tentu tertarik untuk mengembangkan pengiriman kereta api langsung ke China sebagai alternatif logistik yang lebih kompleks dan panjang menggunakan jalur laut,” kata Cherkizovo, menambahkan bahwa kereta api memungkinkan perusahaan untuk mengirimkan produk langsung ke pelanggannya.

China adalah pasar penjualan utama untuk Cherkizovo. Pada 2022, perusahaan menjual 40.000 ton produk ayam dan kalkun ke China. Tahun ini, pengiriman kereta api harus mencapai sekitar 10% dari semua pengiriman, perkiraan perusahaan. (vis Poultryworld)

BANTUAN FAO DAN PEMERINTAH AUSTRALIA UNTUK TANGANI WABAH PENYAKIT HEWAN DI INDONESIA

Sapi Yang Terinfeksi LSD 
(Sumber: FAO 2023)

Merespon wabah Penyakit Kulit Berbenjol (Lumpy Skin Disease / LSD) dan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) baru-baru ini pada ternak di Indonesia, Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) dan Pemerintah Australia berkolaborasi untuk mendukung pemerintah Indonesia untuk menghentikan dan mengendalikan penyebaran penyakit ternak berdampak ekonomi tinggi ini.


Pemerintah Australia juga memberikan kontribusinya berupa dana sebesar AUD 1 200 000 (USD 792 000 atau sekitar 12 milyar rupiah). FAO bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia meningkatkan kapasitas para petugas kesehatan hewan di lapangan dan para peternak untuk membantu mencegah dan mengendalikan wabah LSD dan PMK, serta memperkuat komunikasi risiko pada target kelompok-kelompok peternak yang ternaknya berisiko tinggi untuk tertular penyakit tersebut.

“Warga Australia memiliki sejarah yang membanggakan untuk membantu tetangga dekat kami, dan kami sangat senang untuk  membantu menghentikan penyebaran lebih lanjut penyakit kaki dan mulut (PMK) dan LSD di wilayah ini. Upaya ini membutuhkan sumber daya yang signifikan, keahlian teknis dan kolaborasi, dan kami akan terus bekerja sama untuk saling mendukung dan berbagi pengetahuan,” ujar Murray Watt, Menteri Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Australia.

“Kami berharap dengan dukungan tambahan dari Australia ini, melalui rekan-rekan kami di FAO, dapat membantu mengurangi dampak negatif penyakit ini terhadap ketahanan pangan dan mata pencaharian peternak Indonesia, sekaligus melindungi industri peternakan di negara lain, termasuk Australia," tambahnya.

Sangat menular, berakibat fatal, dan sangat merugikan

Meskipun tidak mengancam kesehatan manusia, LSD dan PMK adalah penyakit virus yang sangat menular yang menyerang sapi dan hewan ternak lainnya. Lebih dari 600.000 hewan di Indonesia telah terinfeksi PMK dan lebih dari 11.000 telah mati dan peternak terpaksa memotong  15.000 ternak lainnya. Indonesia telah bebas dari PMK selama lebih dari 30 tahun, tetapi pada September 2022, pemerintah melaporkan bahwa wabah PMK telah terdeteksi di 24 dari 34 Provinsi. Sejak itu, tiga provinsi lainnya telah tertular. Sementara itu, LSD telah menginfeksi lebih dari 22.000 hewan di 13 provinsi di Indonesia, seiring dengan berlanjutnya wabah.

Potensi kerugian ekonomi setiap tahun akibat wabah PMK bisa mencapai 1 triliun Rupiah. Hal ini cukup buruk bagi perekonomian negara secara keseluruhan, dan menghancurkan perekonomian peternak dan keluarganya.

"Peternakan adalah komponen penting dari banyak ekonomi pedesaan, menyediakan makanan, pendapatan, dan mata pencaharian bagi jutaan orang di seluruh dunia. Mengontrol dan memberantas penyakit seperti PMK dan LSD sangat penting untuk melindungi mata pencaharian ini dan memastikan masa depan yang berkelanjutan bagi masyarakat pedesaan," kata Rajendra Aryal, Perwakilan FAO di Indonesia dan Timor-Leste.

“FAO berkomitmen penuh untuk mendukung negara-negara anggota kami dalam mencapai tujuan ini."

Dukungan dari pemerintah Australia terhadap penanganan PMK dan LSD ini dinamai “Mengurangi Dampak Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan Penyakit Kulit Berbenjol (LSD) dan Membangun Kapasitas Respon Terhadap Wabah Ini di Indonesia” akan dilaksanakan selama periode satu tahun. (INF)

MEMAKSIMALKAN UPAYA PENGAMANAN DAN KUALITAS PAKAN

Jagung, bahan baku pakan yang rentan tercemar mikotoksin. (Foto: Istimewa)

Pakan merupakan faktor utama dalam budi daya perunggasan, 70 sampai 80% biaya budi daya dalam beternak berasal dari pakan. Dalam menghasilkan pakan yang berkualitas tentu didukung penggunaan bahan baku berkualitas dan serangkaian proses tertentu.

Apalagi dikala kondisi saat ini yang bisa dibilang harus lebih efisien dikarenakan kenaikan harga berbagai bahan baku yang secara langsung mendongkrak harga pakan. Kualitas pakan menjadi harga mati para produsen pakan agar produk tetap digemari penggunanya.

Risiko di Dalam Pakan
Pakan yang baik dan berkualitas harus memenuhi persyaratan mutu mencakup kualitas nutrisi, kualitas teknis, keamanan pakan dan nilai bioekonomis penggunaan pakan. Keamanan pakan adalah bagian dari keamanan pangan, karena pakan merupakan salah satu mata rantai awal dari keseluruhan mata rantai makanan.

Dalam sebuah seminar perunggasan, Tony Unandar selaku konsultan perunggasan berujar bahwa selain udara dan lingkungan, pakan juga dapat menjadi pintu masuk bagi mikroba patogen ke dalam tubuh ayam. Artinya, pakan yang tercemar mikroba patogen atau kualitasnya buruk akan membawa dampak buruk bagi pertumbuhan, kesehatan dan performa ayam.

Menurut Guru Besar Fakultas Peternakan IPB University, Prof Dewi Apri Astuti, kualitas pakan berbanding lurus dengan kualitas bahan bakunya. Dalam menjaga kualitas bahan baku, produsen terkendala dari bahan pakan yang bersifat sensitif dan rentan kerusakan akibat perubahan kondisi lingkungan. Ada beberapa kerusakan sering terjadi akibat kesalahan penanganan dan penyimpanan, antara lain:… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi April 2023. (CR)

RESENSI BUKU: ANTARA CITA-CITA DAN REALITA


Buku setebal 517 halaman akhirnya sampai di ruang kerja saya. Judulnya “Faterna; Antara Cita-Cita dan Realita. Sebuah Catatan Bersama Alumni Fakultas Peternakan Universitas Mataram”. Pengirimnya adalah editor buku tersebut, Bambang Mulyantono yang dikenal dengan nama Bamton. Ia adalah alumni Faterna Unram angkatan 1986 yang juga dikenal sebagai penulis handal.

Melihat buku setebal itu, saya langsung komentar, "ini buku yang sangat berbobot". Maksudnya bobotnya lumayan berat saking tebalnya hehe. Tatkala saya baca isinya, memang ini buku yang langka, dan menjadi berbobot isinya, karena sejauh ini saya belum pernah membaca buku yang ditulis ramai ramai oleh para alumni Fakultas Peternakan di kampus lain, dengan kualitas yang sedemikian  bagus.

Pastinya buku kumpulan artikel sangat perlu seorang editor berpengalaman. Apalagi yang menulis dari banyak kalangan yang sebagian, mungkin sebagian besar tidak terbiasa menulis artikel populer. Dalam hal ini Bamton, sang editor , pastinya punya peran yang besar mengarahkan penulis dan mengedit artikel menjadi sajian tulisan yang mudah dicerna, ada yang mengharukan, ada yang unik, bahkan yang bikin tertawa. Semua diolah menjadi rangkaian cerita para alumni mengasyikan.

Bamton menginformasikan, buku ini adalah buku kedua yang digagasnya dengan mengajak rekan-rekan sealumni untuk menulis secara bersama-sama. Buku pertama berjudul "FATERNA Seribu Cemara Sejuta Rasa" menceritakan tentang apa saja yang dikerjakan di masa-masa kuliah. Sayang sekali buku pertama ini  hanya disambut oleh 11 alumni dari Angkatan masuk 1986 saja. Ditambah 2 Catatan Dosen. Untuk menggenapi halaman sehingga 'layak terbit' sebagai sebuah buku, maka kepada rekan alumni yang biasa menulis, Bamton mempersilahkan untuk menulis 4, 3, dan 2 judul tulisan.

Begitu buku pertama terbit dan dibagikan kepada dosen-dosen yang sudah pensiun maupun yang masih aktif di kampus, dan bahkan sejumlah teman seangkatan, kakak tingkat atau adik tingkat yang menjadi dosen dan pejabat di kampus, apresiasi muncul dari para pembaca. Buku beredar dan menjadi bahan obrolan para alumni, sepertinya  ini menjadi media bernostalgia bagi mereka.

"Aku juga pingin nulis!" kata mereka menanggapi terbitnya buku Seribu Cemara Sejuta Rasa.

Maka mengalirlah proses penerbitan buku kedua ini.

Prosesnya diawali dengan zoom meeting yang diikuti penulis buku pertama dan calon penulis buku kedua,  termasuk dosen dan adik kelas yang menjadi dekan. Dalam rapat ini  konsep buku kedua disepakati bulat mengambil judul FATERNA Antara Cita-Cita dan Realita, mengisahkan 'keseruan' dilema antara semangat meraih cita-cita ketika masa-masa kuliah dan realitanya meniti karir di dunia kerja.

Penulis pada buku kedua ini adalah 28 orang alumni, 3 orang Profesor yang masih aktif mengajar memberi Catatan Dosen, plus Sambutan Rektor Universitas Mataram, Sambutan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, serta Sambutan Dekan Fakultas Peternakan UNRAM. Mereka berasal dari beragam profesi antara lain pelaku usaha peternakan/non peternakan, dosen, aktivis NGO serta alumni yang di dunia seni sinematografi, videografi dan lainnya.

Dari tulisan mereka terungkap mata kuliah di fakultas peternakan itu lengkap mempelajari banyak hal yang bermanfaat untuk berkarir dan berbisnis di bidang apapun. Banyak alumni yang sengaja atau tidak sengaja mengabdi di bidang non peternakan, namun faktanya mereka mampu mengukir kesuksesan. Ilmu dan semangat belajar dari kampus membuat alumni mampu menggali ilmu di dunia nyata dan disertai semangat sebagai alumni Unram, mereka berhasil dalam berbagai bidang kehidupan.

Salah seorang alumni menulis, setelah lulus baru menyadari mata kuliah di fakultas peternakan itu lengkap mempelajari banyak hal biologi, sosiologi, botani/agrostologi. Bahkan biologinya lebih dirinci lagi; fisiologi, imunologi, reproduksi, meskipun utamanya perihal hewan, namun prinsip-prinsip dasar pada makhluk hidup seperti pada manusia juga dipelajari.

Ilmu pertanian juga cukup dalam dipelajari ketika mengambil mata kuliah wajib Agrostologi, ilmu rumput-rumputan dan leguminosa. Mahasiswa harus mengumpulkan minimal seratus jenis rumput dan leguminosa dalam herbarium layaknya seorang botanis lengkap diberi nama latin dan identitas lainnya serta harus hafal. 

Selain analisa laboratorium, ilmu sosiologi pedesaan juga dipelajari. Tidak heran jika, lulusan Peternakan bisa berkarya di berbagai bidang.

Buku ini menjadi penting bagi para alumni Unram , juga bagi para orang tua dan pelajar yang sedang bingung menetapkan fakultas pilihan untuk masa depan. Selamat dan sukses untuk Bamton dan para penulis buku  “Faterna; Antara Cita-Cita dan Realita”.***

Bams***


MENJAGA KEAMANAN DAN KUALITAS PAKAN

Ancaman mikotoksin dari bahan baku biji-bijian. (Foto: Istimewa)

Sebagaimana dipahami bersama bahwa pakan memegang peranan penting mendukung pertumbuhan dan produksi ternak. Oleh sebab itu, pakan yang diberikan harus senantiasa dijaga kualitasnya. Hal-hal yang berkaitan dengan manajemen pengadaan, penanganan dan penyimpanan bahan baku serta pakan jadi dan cara pemberian pakannya, memegang peran penting untuk memastikan pakan yang diberikan pada ternak tetap terjaga kualitasnya.

Di lapangan, banyak jenis bahan baku pakan yang dapat digunakan. Bahan baku pakan yang umum digunakan berasal dari tumbuhan dan produk asal hewan, baik dalam bentuk olahan maupun produk sampingannya (by products). Beberapa bahan baku yang bersifat umum digunakan dalam formulasi pakan merupakan sumber dari berbagai komponen nutrein yang dibutuhkan ternak. Dimana antara bahan baku pakan yang satu dengan yang lain saling melengkapi dan digunakan dalam komposisi ideal untuk memperoleh keseimbangan nutrisi yang dibutuhkan ternak.

Penanganan bahan baku pakan yang kurang baik, terutama bahan baku pakan asal biji-bijian seperti jagung, mulai dari panen sampai penyimpanannya, sering ada masalah terkait pencemaran mikotoksin. Pada ternak, kejadian toksikosis yang bersifat akut atau kronis dapat terjadi dari pencemaran pakan oleh toksin yang diproduksi berbagai saprophytic atau phytopathogenic jamur selama masa pertumbuhannya pada biji-bijian, jerami, rumput atau pada beberapa jenis bahan baku pakan lainnya.

Mikotoksikosis sendiri disebabkan oleh zat beracun dari hasil metabolit jamur atau fungi yang umum tumbuh dalam bahan baku atau pakan jadi. Mikotoksin akan sangat cepat dihasilkan jamur atau fungi, bila kelembapan dan temperatur lingkungan serta kadar air bahan baku atau dalam pakan, mendukung tumbuh dan berkembangnya jamur penghasil mikotoksin. Jamur penghasil mikotoksin mudah tumbuh pada kelembapan lebih dari 75% dan temperatur di atas 20° C dan dengan kadar air bahan baku pakan di atas 16%, terutama pada bahan baku pakan asal biji-bijian.

Untuk kondisi Indonesia saat ini terutama pada saat musim hujan, masih cukup banyak ditemukan adanya jagung yang tercemar mikotoksin. Hal ini berkaitan dengan kelemahan pada sistem penanganan pasca panen. Bila panen jagung bertepatan dengan musim hujan, dimana umumnya petani hanya mengandalkan sinar matahari untuk mengeringkan jagung, membuat petani kesulitan mengeringkan jagungnya, sehingga jagung menjadi mudah ditumbuhi jamur penghasil mikotoksin.

Permasalahan yang ada di lapangan, peternak kerap… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi April 2023.

Ditulis oleh:
Drh Bayu Sulistya
Technical Department Manager
PT ROMINDO PRIMAVETCOM
JL. DR SAHARJO NO. 264, JAKARTA
Tlp: 021-8300300

LOWONGAN KERJA TECHNICAL SALES REPRESENTATIVE JABOTABEK

PT Novindo Agritech Hutama adalah perusahaan importir dan distributor produk kesehatan hewan dan kesehatan lingkungan, membutuhkan calon pegawai yang kompeten, profesional dan berintegritas. Maka bergabunglah dengan tim kami:

LOWONGAN KERJA SALES MANAGER PT NOVINDO AGRITECH HUTAMA

PT Novindo Agritech Hutama adalah perusahaan importir dan distributor produk kesehatan hewan dan kesehatan lingkungan, membutuhkan calon pegawai yang kompeten, profesional dan berintegritas. Maka bergabunglah dengan tim kami:

RDP DPRD SULSEL MEMBAHAS PERSAINGAN TIDAK SEHAT DI INDUSTRI PERUNGGASAN

Komisi B DPRD provinsi Sulawesi Selatan mengadakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Forum Komunikasi Peternak Broiler (FKPB) Sulawesi Selatan pada Jumat, 14 April 2023. Dalam RDP tersebut dibahas dugaan adanya persaingan tidak sehat di industri perunggasan. DPRD juga mengundang Kakanwil VI KPPU, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kepala Dinas Perdagangan, dan Kepala Dinas Perindustrian Sulsel.

RDP berawal dari diskusi informal antara komunitas peternak ayam broiler di Makassar melalui wadah yang disebut sebagai Forum Komunikasi Peternak Broiler (FKPB) Sulsel. Kemudian mengerucut FKPB Sulsel mengadukan perihal merosotnya harga ayam hidup di tingkat peternak yang sudah berlangsung selama sepuluh bulan, pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel.

Dinas PKH Sulsel menindaklanjutinya dengan mempertemukan stakeholder terkait dalam sebuah forum diskusi pada 29 Maret 2023. Meliputi para pelaku industri peternakan broiler di Sulsel termasuk Balai Karantina Hewan, Biro Perekonomian dan Pembangunan Sulsel, KPPU, Tim Pengendali Inflasi Bank Indonesia, dan Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak Kementerian Pertanian.

Kemudian pada (14/4) diadalan RDP dimana Forum Kemitraan Peternak Ayam Broiler (FKPAB) Makassar menyampaikan aspirasi terkait akan terjadinya oligopoli atau monopoli usaha peternakan oleh pebisnis kapitalis. Sehingga akan menyebabkan inflasi karena industri ayam broiler menjadi tidak sehat.

FKPB Sulsel berharap pemerintah segera mengambil tindakan yang diperlukan untuk menyelesaikan permasalah yang ada. Termasuk menstabilkan harga ayam. (NDV)

RUTE EKSPOR BARU DIPERLUKAN UNTUK BIJI-BIJIAN UKRAINA

Amerika dan Uni Eropa sedang mencari cara baru untuk mengekspor biji-bijian dari Ukraina. Komisi Eropa telah mencapai kesepakatan dengan Polandia, Hongaria, Rumania, Bulgaria, dan Slovakia tentang ekspor melalui wilayah mereka, tetapi para diplomat di Brussel menyadari bahwa cara baru harus ditemukan.

Dalam beberapa minggu terakhir, Komisi Eropa harus bernegosiasi keras dengan 5 yang disebut negara depan untuk memastikan bahwa biji-bijian dapat diekspor dari Ukraina. Di Polandia, khususnya, ekspor menimbulkan banyak masalah di pasar lokal. Banyak biji-bijian murah masuk ke pasar di berbagai negara. Hal itu membahayakan mata pencaharian petani Polandia karena mereka tidak dapat bersaing dengan produk dari Ukraina.

Pada akhirnya, negara-negara yang ingin memboikot biji-bijian Ukraina menyetujui tambahan €100 juta untuk petani mereka dan menjamin bahwa tidak ada lagi biji-bijian yang “jatuh dari gerobak” di sepanjang jalan. Dengan kata lain, semuanya juga masuk ke pelabuhan untuk diekspor ke pasar dunia. Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, menanggapi dengan antusias ,“Dengan cara ini kami dapat terus menyediakan makanan bagi dunia, Ukraina dapat mengekspor dan pendapatan petani tidak terancam.” (via Poultryworld)

INGGRIS MENINGKATKAN KUOTA IMPOR UNTUK AYAM BRAZIL

Inggris meningkatkan kuota impor daging unggas dari Brasil sebesar 20,7%, dari 79.900 menjadi 96.500 ton per tahun, menurut Asosiasi Protein Hewani Brasil (ABPA).

Entitas menghitung peningkatan pendapatan bagi eksportir Brasil setidaknya sebesar US$60 juta tahun ini. Kesepakatan tersebut diumumkan beberapa hari setelah kunjungan Menteri Pertanian dan Peternakan Brasil, Carlos Fávaro, ke Inggris.

Pada 19 April, menteri berpartisipasi dalam rapat kerja dengan Sekretaris Negara untuk Urusan Lingkungan, Pangan, dan Pedesaan Inggris, Thérèse Coffey, dengan fokus membuka pasar Inggris untuk protein hewani.

Menurut presiden ABPA, Ricardo Santin, perubahan tersebut merupakan pencapaian penting Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertanian Brasil.

“Hal ini akan menghasilkan dampak positif yang signifikan pada keseimbangan umum pengiriman unggas di negara tersebut akhir tahun ini, selain mengkonsolidasikan Brasil sebagai pemasok besar ke pasar Inggris,” Santin menilai. (via Poultryworld)

VAKSIN RABIES PERORAL PERTAMA DI DUNIA DISETUJUI WOAH

Vaksinasi Pada Anjing Penting Untuk Mencegah Rabies

Sejumlah vaksin rabies oral, baik virus yang dilemahkan maupun rekombinan, telah dikembangkan dan dilisensikan untuk satwa liar, akan tetapi belum ada satu pun vaksin yang mendapatkan persetujuan regulatory untuk anjing.


Seperti untuk satwa liar, perlu dipastikan bahwa vaksin rabies oral, serta umpannya, harus memiliki efektivitas, aman, dan menarik untuk anjing. Sebagian besar kandidat vaksin potensial hanya digunakan secara eksperimental pada anjing, baik di laboratorium maupun di lapangan.

Baru-baru ini, vaksin rabies oral pertama untuk anjing dilaporkan menunjukkan efikasi, imunogenisitas, dan tingkat keamanan yang tinggi baik pada riset yang dilakukan di laboratorium maupun di lapangan. Vaksin ini sedang dalam proses persetujuan penggunaan atau regulatory secara luas.

Vaksin yang aman dan memiliki efikasi yang baik, baik berupa virus hidup yang dimodifikasi (modified live) atau hasil bioteknologi, merupakan pilar utama program ORV untuk anjing. Dilansir dari website miliknya, World Organisation of Animal Health (WOAH) telah menetapkan standar internasional yang ketat terkait efikasi dan keamanan vaksin rabies oral baik untuk satwa liar maupun anjing.

Sehubungan dengan vaksin untuk anjing, standar WOAH melebihi persyaratan untuk target satwa liar dan mencakup penilaian risiko pada manusia yang mempertimbangkan kemungkinan seseorang melakukan kontak dengan vaksin, serta potensi dampak kesehatan akbiat kontak tersebut. (WF)

PROVINCIAL BRIDGING WORKSHOP UNTUK MEMPERKUAT PROGRAM PENGENDALIAN RABIES DI BALI


Provincial Bridging Diharapkan Dapat Membantu Pemerintah Tanggulangi Rabies

Berbagai Organisasi Non Pemerintah (NGO) seperti FAO, WHO, WOAH, GARC, FLI Jerman, dan Tim Kesiapsiagaan Epidemi Jerman mengadakan provincial bridging workshop untuk pengendalian rabies di Bali dari tanggal 12 hingga 14 April 2023. Tujuannya tentu saja untuk  mendukung Pemerintah Indonesia dalam pengendalian penyakit rabies terutama di Bali. 

Pada lokakarya ini, peserta diajak membahas status penyakit rabies di Bali saat ini, strategi pengendaliannya, serta mengidentifikasi kegiatan lintas sektoral untuk mencapai target pemberantasan rabies global "zero by 2030". Metodologi International Health Regulations dan Performance of Veterinary Services (IHR-PVS) diadaptasi untuk memfasilitasi kolaborasi lintas sektor untuk kegiatan strategis dalam pencegahan dan pengendalian rabies di seluruh wilayah di Bali.

Ada beberapa rekomendasi dan tindak lanjut yang dihasilkan dari kegiatan ini, antara lain pembentukan tim koordinasi pencegahan dan pengendalian zoonosis dan penyakit menular baru (emerging infectious diseases) di Bali, menyusun program tematik penganggulangan rabies, serta mengadopsi hasil lokakarya dalam bentuk roadmap bersama untuk pemberantasan rabies sebagai rencana kerja lintas sektoral di Bali. Sebagai catatan, Indonesia merupakan negara kedua yang menjadi percontohan lokakarya ini selain Ghana. (WF)

MENJAGA KUALITAS PAKAN

Pakan harus bisa memenuhi kebutuhan ayam untuk berproduksi dengan optimal, baik dari segi kualitas dan kuantitas. (Sumber: allaboutfeed.net)

Pakan menjadi komponen usaha peternakan sangat penting. Menduduki biaya tertinggi dalam usaha peternakan, mencapai 75-85%. Pakan yang berkualitas sangat menentukan pencapaian performa ayam yang optimal, baik pertumbuhan daging maupun produksi telur.

Pakan harus bisa memenuhi kebutuhan ayam untuk berproduksi dengan optimal, baik dari segi kualitas dan kuantitas (feed intake). Kontrol kualitas pakan harus dilakukan dengan tepat dan ketat, mulai dari penerimaan bahan baku, proses produksi (penggilingan sampai pencampuran) sampai pengemasan dan distribusi ke lokasi peternakan.

Kontrol Kualitas Pakan dengan Tepat dan Ketat
Pakan yang dibeli maupun yang diformulasikan sendiri (self mixing) harus melalui tahapan kontrol kualitas saat datang di kandang. Perlu adanya personel khusus yang ditugaskan untuk mengecek kualitas pakan maupun bahan baku pakan yang diterima. Kontrol kualitas yang bisa dilakukan antara lain:

• Kontrol kualitas fisik dan sensorik. Mudah dilakukan karena menggunakan panca indera. Penglihatan bisa mengidentifikasi warna, tekstur, bentuk partikel maupun adanya kontaminasi bahan lainnya. Indera pendengaran bisa mendengarkan suara biji-bijian untuk memprediksikan tingkat kekeringannya. Hidung bisa mengecek aroma dari pakan maupun bahan baku. Pengukuran bulk density (berat bahan baku atau pakan per satuan volume) juga bisa dilakukan sebagai kontrol kualitas fisik.

Agar kontrol kualitas fisik dan sensorik ini optimal, maka perlu adanya sampel pertinggal dari masing-masing bahan baku atau pakan yang digunakan sebelumnya. Tujuannya agar bisa menjadi pembanding atau standar untuk pengecekan bahan baku atau pakan yang akan diterima. Sampel pertinggal ini bisa disimpan dalam wadah plastik maupun kaca sehingga mampu menjaga kualitasnya.

• Kontrol kualitas... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi April 2023.

Ditulis oleh:
Hindro Setyawan SPt
Technical Support-Research and Development
PT Mensana Aneka Satwa

POTENSI SAPI SUMBA ONGOLE

Sapi SO sebagai potensi sapi lokal memiliki beberapa kelebihan. (Foto: Infovet/Joko)

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) 2022, ketersediaan daging sapi dan kerbau di Indonesia masih mengalami defisit sebesar 258,69 ribu ton. Defisit ini disebabkan rendahnya produksi daging sapi dan kerbau yakni sebesar 436,70 ribu ton dibanding kebutuhan daging sapi dan kerbau sebesar 695,39 ribu ton.

Supply dan demand daging sapi dan kerbau memperlihatkan bahwa secara umum dan hampir menyeluruh di enam pulau besar di Indonesia, kebutuhan (demand) daging sapi dan kerbau lebih tinggi dibandingkan ketersediaannya. Namun di Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara justru mengalami surplus masing-masing sebesar 3,57 ribu ton dan 18,36 ribu ton. Hal ini dapat terjadi mengingat pulau-pulau tersebut merupakan sentra produksi daging sapi dan kerbau di Indonesia. Defisit tertinggi terjadi di pulau dengan penduduk terpadat yaitu Jawa. Produksi daging sapi dan kerbau yang hanya sebesar 258,17 ribu ton ternyata tidak mampu memenuhi permintaan konsumen sebanyak 500,43 ribu ton, sehingga terjadi defisit sebesar 242,26 ribu ton. Hal serupa terjadi juga di Sumatra, Kalimantan, Maluku dan Papua. Namun, ternyata surplus yang terjadi di pulau-pulau sentra produksi daging sapi dan kerbau belum dapat memenuhi kebutuhan daging secara nasional.


Sapi lokal untuk bakalan penggemukan semakin langka, setelah sapi PO, Simental, Limousine sekarang banyak peternak penggemukan mencari bakalan dari jenis sapi Bali, Madura, Kupang, dan Sumba Ongole. Sapi Sumba Ongole (SO) adalah sapi Ongole asli Indonesia berasal dari Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur dengan perawakan seperti sapi Ongole (Jawa), warna asli putih, memiliki rangka dan perfoma produksi yang lebih baik dari sapi Ongole. Frame yang tinggi panjang, bertanduk, perototan dan pertulangan kuat. Di daerah asalnya sapi ini dipelihara di lahan penggembalaan (ranch) di area ribuan hektare, pemilik sapi biasanya memiliki puluhan hingga ratusan ekor sapi dan menandai sapinya dengan sobekan di telinga atau cap bakar di paha.

Sapi SO sebagai potensi sapi lokal memiliki beberapa kelebihan, yaitu pemeliharaan ekstensif menggunakan pejantan memiliki produktivitas sangat baik, perfoma reproduksi angka kebuntingan lebih dari 85%. Biaya produksi rendah (low cost) karena di musim penghujan rumput tersedia melimpah dan mendukung biaya produksi pedet rendah. Sapi SO memiliki daya tahan tubuh yang sangat baik. Hingga saat ini sapi tersebut bebas dari beberapa jenis penyakit menular strategis seperti Brucellosis, Antrax, Penyakit Mulut dan Kuku, Lumpy Skin Disease dan penyakit lainnya. Pemeliharaan secara intensif di feedlot menghasilkan pertumbuhan berat badan sangat baik 1,4-2,0 kg/hari  dengan karkas berkelas premium lebih dari 53%.

Kelebihan lainnya pemeliharaan sistem ekstensif di ranch adalah pembentukan rangka yang kuat dan panjang, exercise cukup, mendapatkan vitamin D cukup dari sinar matahari dan mendapatkan sebagian mineral (Ca) dari tanah atau bebatuan di sekitar ranch. Perkawinan dengan kawin alami juga menghasilkan angka kebuntingan dan angka panen pedet cukup tinggi. Hidup di alam terbuka dengan tingkat kelembapan rendah sangat baik untuk kesehatan ternak.

Kelemahan dari sistem ranch pada musim kemarau akan sangat kekurangan air, akibat dari asupan air yang rendah akan terjadi kekurangan rumput, rendahnya perfoma reproduksi dan produksi, meningkatnya kematian pedet karena susu indukan kurang mencukupi. Berkurangnya rumput dan air pada musim kemarau menyebabkan turunnya kondisi fisik sapi, sehingga kejadian penyakit meningkat seperti demam tiga hari (Bovine Epiferal Fever), kekurusan (skinny) dan kelemahan (weakness). Saat musim kemarau terjadi peningkatan kejadian masuknya benda asing (kain, plastik, kayu, lidi, paku, kawat) ke dalam tubuh sapi yang dapat mengganggu fungsi alat pencernaan, jantung, paru paru dan sistem organ lain. Selain itu, tingginya kejadian inbreeding, recording reproduksi dan produksi relatif sulit, susahnya kontrol penyakit parasiter (cacing), sapi kecil akan selalu kalah dalam kompetisi perebutan pakan.

Pemeliharaan sapi SO oleh masyarakat di Sumba Timur masih dikelola secara tradisional bergantung pada alam. Pada musim kemarau tidak ada pakan, hingga saat ini belum ada teknologi pengembangan pakan untuk cadangan pakan ataupun pakan tambahan. Sumber air minum kering di musim kemarau juga belum dilakukan intervensi untuk penyediaannya. Sistem pemeliharaan ternak juga masih sebatas tabungan tahunan ataupun tabungan untuk acara adat setempat. Penjualan sapi-sapi jantan dilakukan untuk penghasilan tahunan, sementara sapi betina jarang dijual kecuali kondisi sangat membutuhkan. Semua sapi dipelihara dengan pola yang sama rata sama rasa, sehingga golden moment sapi-sapi jantan tidak tersentuh maksimal dan pedet sering menjadi objek penderita dalam hal perebutan pakan.

Sumba Ongole Perlu Sentuhan Teknologi dan Manajemen
Pengembangan breeding dialihkan dari ekstensif ke semi intensif. Sapi dipelihara di ranch dan akan dievaluasi produktivitas, reproduksi dan status kesehatannya secara berkala. Sapi-sapi bunting tua di musim kemarau akan dipelihara intensif di kandang dengan asupan nutrisi cukup agar pedet lahir sehat dan cukup air susu induk. Kelahiran pedet hingga masa sapih di musim kemarau dilakukan di dalam kandang. Pedet yang lahir di ranch secara alami memiliki risiko mati lebih tinggi daripada dipelihara intensif. Kondisi cuaca ekstrem di musim kemarau, minimnya ketersediaan suplai air dan rumput berisiko menyebabkan kematian. Di musim hujan, kondisi hujan lebat menyebabkan stres pada pedet memicu masuknya penyakit seperti diare, pernapasan, demam dan permasalahan tali pusar. Pedet jantan akan dipanen setelah masa sapih tiga bulan masuk ke dalam kandang rearing (pembesaran).

Pengembangan peternakan pola pembesaran dan penggemukan sapi jantan menjadi hal yang harus dilakukan. Selama ini perkembangan pedet jantan sangat fluktuatif juga sesuai dengan musim. Pertumbuhan pedet jantan hingga lepas sapih dan masuk ke periode bakalan penggemukan belum bisa terukur dan tertarget. Pedet jantan lepas sapih sebaiknya dipelihara intensif dengan pakan tambahan seperti konsentrat atau pelet dengan target berat badan pada umur 18 bulan mencapai 350 kg. Selanjutnya sapi umur 18 bulan masuk fase penggemukan dengan masa penggemukan 3-6 bulan dengan pemeliharaan dan pakan tambahan seperti konsentrat penggemukan. Sistem penggemukan bakalan sapi SO sudah banyak dilakukan di Jawa dan Lampung dengan hasil perfoma yang memuaskan.

Hal lain yang perlu dilakukan adalah teknologi pengolahan pakan untuk peningkatan produktivitas ternak. Lahan-lahan yang memiliki tekstur yang cocok akan dilakukan penanaman beberapa jenis hijauan pakan ternak seperti jagung, barley, king grass, odot, pakcong, indigofera dan lainnya. Jenis pakan ternak tersebut selanjutnya diberikan secara langsung melalui proses pencoperan dan juga diproses menjadi silase untuk cadangan pakan musim kemarau. Rumput sabana yang berlebih di musim penghujan dengan ketinggian 60 cm dilakukan pemanenan untuk disimpan dalam bentuk haylage sebagai cadangan pakan saat musim kemarau. Proses pembuatan pakan konsentrat dengan bahan bahan pakan yang tersedia seperti dedak, polard, bran, tetes tebu, premix, mineral, garam dan lainnya. Pakan konsentrat digunakan untuk mempercepat pertumbuhan sapi pada program rearing dan fattening. ***

Ditulis oleh:
Drh Joko Susilo MSc
Koresponden Infovet Lampung
Mahasiswa Doktoral Sain Veteriner UGM

EKSPOR MHP BANGKIT KEMBALI

MHP, pengolah unggas terbesar di Ukraina, mengklaim berhasil membangun kembali logistik yang sangat terpengaruh oleh konflik dan memulihkan operasi ekspor. Dikatakan bahwa ekspor unggas pada kuartal keempat tahun 2022 meningkat sebesar 6% tahun-ke-tahun, terutama didorong oleh penurunan stok unggas yang disengaja di gudang non-penduduk, yang terakumulasi dalam volume yang signifikan selama tahun 2022 untuk mengamankan kontrak ekspor yang stabil.

“Setelah mengubah pengaturan logistik sebagai tanggapan terhadap keadaan masa perang yang berkembang, perusahaan kembali mengekspor ke lebih dari 70 negara, menyediakan biji-bijian, minyak sayur, dan daging unggas di seluruh dunia. Sampai saat ini, fasilitas MHP sendiri tidak mengalami kerusakan fisik akibat perang,” tambah MHP. (via Poultryworld)

MHP MEMBUKUKAN KERUGIAN US$231 JUTA UNTUK TAHUN 2022

Pengolah unggas terbesar di Ukraina, MHP, mengalami kerugian bersih sebesar US$231 juta pada tahun 2022 dibandingkan laba bersih sebesar US$393 juta pada tahun sebelumnya, kata perusahaan itu dalam laporan tahunannya. Namun, perusahaan kembali ke profitabilitas, menghasilkan laba bersih US$38 juta pada kuartal keempat tahun 2022.

MHP memperkirakan bahwa biaya terkait perang yang substansial sejak invasi Rusia pada 24 Februari 2022 mencapai US$69 juta tahun lalu. Angka ini termasuk sumbangan dukungan masyarakat, penghapusan inventaris dan aset biologis, dan pengeluaran khusus terkait perang lainnya.

Bekerja dengan sukarelawan sejak awal permusuhan, MHP telah memberikan bantuan kemanusiaan yang ekstensif, termasuk pasokan gratis sekitar 12.000 ton produk unggas kepada penduduk Ukraina.

Karena konflik tidak menunjukkan tanda-tanda akan reda, MHP mengatakan ada risiko lebih lanjut terhadap operasinya pada tahun 2023.

“Perang di Ukraina berlanjut dan dapat meningkat lebih jauh dalam beberapa bulan mendatang. Ada risiko berkelanjutan terhadap operasi perusahaan karena serangan berulang terhadap infrastruktur kritis Ukraina. Namun Fasilitas produksi MHP di Ukraina terus beroperasi mendekati kapasitas penuh,” kata MHP dalam laporan tersebut. (via Poultryworld)

DAYA SAING PERDAGANGAN UNGGAS UE MENURUN

Daya saing ekspor UE yang lebih rendah akan terus berlanjut, karena perang Ukraina/Rusia tetapi juga karena peningkatan impor dari Brasil. Brasil lebih kompetitif untuk pakan dan energi, sehingga terus memperdagangkan daging unggas dengan harga lebih murah. Secara keseluruhan, impor UE diperkirakan akan meningkat sebesar 7% lagi pada tahun 2023 untuk memenuhi pertumbuhan permintaan tambahan di UE.

Dan meskipun ada tren penurunan harga UE yang diamati, kemungkinan beberapa pasar lain, terutama Brasil, mungkin tetap lebih kompetitif, sehingga ekspor UE dapat turun lebih jauh, sebanyak 5%, laporan itu menyimpulkan. (via Poultryworld)

PEMULIHAN PRODUKSI UNGGAS UE

Didorong oleh pasokan yang terbatas dan permintaan yang baik, harga ayam pedaging UE terus meningkat dan telah mencapai tingkat yang tinggi dalam beberapa bulan terakhir.

Sejak awal tahun, harga telah stabil dan dengan biaya pakan dan energi yang sekarang mulai turun dari tingkat yang sangat tinggi yang diamati tahun lalu, beberapa pemulihan produksi dapat terjadi tahun ini.

Diperkirakan produksi unggas UE kemungkinan akan tumbuh sekitar 1,1%, dengan permintaan unggas diuntungkan dari harganya yang lebih murah bagi konsumen dibandingkan dengan daging sapi dan babi. Ini dapat mendukung pertumbuhan konsumsi unggas UE hingga 2,5% tahun ini. (via Poultryworld)

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer