Saluran pencernaan merupakan penghalang pertama terhadap bahan kimia yang tertelan, kontaminan pakan, dan racun alami. Setelah menelan pakan yang terkontaminasi mikotoksin, sel epitel usus dapat terpapar racun yang menyebabkan kerusakan usus secara langsung.
MIKOTOKSIN, BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO
Saluran pencernaan merupakan penghalang pertama terhadap bahan kimia yang tertelan, kontaminan pakan, dan racun alami. Setelah menelan pakan yang terkontaminasi mikotoksin, sel epitel usus dapat terpapar racun yang menyebabkan kerusakan usus secara langsung.
PENGURUS AINI PERIODE 2025-2029 RESMI DILANTIK
Acara yang sekaligus menjadi ajang halalbihalal tersebut, mengukuhkan Prof Bambang Suwignyo dari Fapet UGM sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) AINI periode 2025-2029, kemudian menunjuk Prof Anuraga Jayanegara dari Fapet IPB sebagai Wakil Ketua Umum, dan Dr Rusmana Wijaya Setia Ningrat dari Fapet UNAND sebagai Sekretaris Jenderal.
Bambang Suwignyo dalam sambutannya menyampaikan harapannya kepada para pengurus AINI yang baru saja dilantik untuk mematuhi dan melaksanankan AD/ART AINI serta keputusan hasil Kongres AINI VI pada 23 Oktober 2024.
“Selamat bekerja, semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan bimbingan, kekuatan dan petunjuk-NYA kepada kita semua dalam membina kehidupan organisasi AINI dengan sebaik-baiknya,” katanya. (INF)
INDO LIVESTOCK 2025 EXPO & FORUM PERLUAS RELASI DAN BISNIS DI BANGKOK
![]() |
Kunjungan tim Indo Livestock ke Bangkok menjadi momen penting untuk memperkenalkan Indo Livestock 2025 Expo & Forum serta Indonesia di kancah internasional. (Foto: Istimewa) |
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, Agung Suganda, juga menyampaikan bahwa produksi daging ayam nasional pada 2024 tercatat mencapai 3,84 juta ton, melebihi kebutuhan domestik sebesar 3,72 juta ton. Surplus ini menegaskan bahwa Indonesia tidak hanya mandiri dalam sektor pangan unggas, tetapi juga siap menjadi salah satu negara penyokong kebutuhan pangan global.
Kunjungan tim Indo Livestock 2025 ke Bangkok, menjadi momen penting untuk memperkenalkan Indo Livestock 2025 Expo & Forum serta Indonesia di kancah internasional, sehingga diharapkan para pelaku di sektor peternakan, pakan ternak, pengolahan susu, dan kesehatan hewan dapat merasakan manfaat dari penyelenggaraan Indo Livestock sebagai pameran internasional yang terdepan di Asia Tenggara.
Indo Livestock diselenggarakan bersamaan dengan Indo Feed, Indo Dairy, Indo Agrotech, Indo Vet, dan Indo Fisheries 2025 Expo & Forum, pameran ini akan diselenggarakan pada 2-4 Juli di Grand City Convex (GCC), Surabaya.
Indo Livestock 2025 Expo & Forum diharapkan menjadi titik pertemuan bagi para ahli dan pebisnis dari seluruh penjuru dunia, bersatu untuk mengeksplorasi, berinovasi, dan mengembangkan industri peternakan, pakan ternak, pengolahan susu, pertanian, kesehatan hewan, alat-alat kedokteran hewan, perikanan, dan akuakultur.
Akan ada lebih dari 300 peserta dari 30 negara, 10 paviliun negara, dan 15.000 pengunjung diharapkan dapat berpartisipasi dan meramaikan Indo Livestock 2025 Expo & Forum yang akan diselenggarakan selama tiga hari. (INF)
PAKAN AMAN DARI ANCAMAN TOKSIN
![]() |
Mikotoksin sangat merugikan jika sudah mengontaminasi bahan baku pakan maupun pakan jadi. (Sumber: poultrynews.co.uk) |
Jamur, cendawan, atau kapang tumbuh di mana dan kapan saja, terutama ketika kondisi lingkungan menguntungkan bagi mereka. Yang lebih berbahaya lagi, kebanyakan jamur biasanya tumbuh pada tumbuhan yang digunakan sebagai bahan baku pakan, jagung dan kacang kedelai.
Kedua jenis tanaman tersebut merupakan unsur penting dalam formulasi ransum. Jagung digunakan sebagai sumber energi utama dalam ransum, sedangkan kedelai sebagai sumber protein. Persentase jagung dan kacang kedelai dalam suatu formulasi ransum unggas di Indonesia sangat tinggi. Jagung digunakan 50-60%, sedangkan kedelai bisa sampai 20%. Bayangkan ketika keduanya terkontaminasi mikotoksin, tentu sangat mengkhawatirkan.
Kontaminasi mikotoksin dalam bahan baku pakan ternak pun bisa dibilang tinggi. Data dari Biomin pada 2017, menunjukkan bahwa 74% sampel jagung dari Amerika Serikat (AS) terkontaminasi deoksinivalenol/DON (vomitoksin) pada tingkat rata-rata (untuk sampel positif) sebesar 893 ppb. Sedangkan 65% dari sampel jagung yang sama terkontaminasi FUM pada tingkat rata-rata 2.563 ppb. Selain itu, ditemukan 83% sampel kacang kedelai AS terkontaminasi DON pada tingkat rata-rata 1.258 ppb. Kesemua angka tersebut di atas sudah melewati ambang batas pada standar yang telah ditentukan.
Jika sudah mengontaminasi bahan baku pakan apalagi pakan jadi, tentu sangat merugikan produsen pakan maupun peternak. Menurut Tony Unandar, selaku konsultan perunggasan yang juga anggota dewan pakar ASOHI, mikotoksikosis klinis bukanlah kejadian umum di lapangan.
Kasus mikotoksikosis subklinis yang justru sering ditemukan. Gejalanya klinisnya sama dengan penyakit lain misalnya imunosupresi yang mengarah pada penurunan efikasi vaksin, hati berlemak, gangguan usus akibat kerusakan fisik pada epitel usus, produksi bulu yang buruk, dan pertumbuhan yang tidak merata, juga kesuburan dan daya tetas telur yang menurun.
“Kita harus berpikir begitu dalam dunia perunggasan, soalnya memang kadang gejalanya mirip-mirip dan kadang kita enggak kepikiran begitu,” ujarnya.
Dirinya juga mengimbau agar jika bisa setiap ada kejadian penyakit di lapangan, sebaiknya diambil sampel berupa jaringan dari hewan yang mati, sampel pakan, dan lain sebagainya.
“Ancaman penyakit unggas kebanyakan tak terlihat alias kasat mata, dokternya juga harus lebih cerdas, periksakan sampel, cek ada apa di dalam jaringan, di dalam pakan, bisa saja penyakit bermulai dari situ, makanya kita harus waspada,” jelasnya.
Manajemen Risiko Wajib Hukumnya
Beragam alasan mendasari mengapa mikotoksin harus dan wajib diwaspadai. Menurut Global Technical/Commercial Manager Mycotoxin Risk Management Program, Selko, Dr Swamy Haladi, bahwa mikotoksin dapat... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Februari 2025. (CR)
MIKOTOKSIN DAN ANCAMANNYA TERHADAP KESEHATAN AYAM
![]() |
Aflatoksikosis akan menyebabkan memar di daerah paha (kiri), kerusakan hati (tengah), dan penurunan kualitas kerabang telur (kanan). (Foto-foto: Dok. Mensana, 2024) |
1. Aflatoksin
Aflatoksin diproduksi oleh Aspergillus flavus, Aspergillus nomius, dan Aspergillus parasiticus. Di antara jenis mikotoksin, aflatoksin bersifat sangat beracun, karsinogenik, dan menyebabkan kontaminasi yang parah (Manafi, 2012).
Aflatoksikosis adalah penyakit yang terjadi ketika kadar aflatoksin dalam bahan baku pakan berada dalam level tinggi. Kondisi ini akan menyebabkan keracunan akut pada ayam dan mengancam kesehatan ayam karena kerusakan hati yang ditimbulkan.
Aflatoksikosis pada ayam pedaging ditandai dengan memar terutama di daerah paha dan kondisi ini sangat rentan terhadap ayam muda. Dari laporan penelitian juga dijelaskan bahwa ayam petelur yang berproduksi tinggi akan sangat rentan terhadap aflatoksikosis. Hal ini dikarenakan hati yang bertanggung jawab atas sintesis prekursor lipid kuning dan putih telur yang terkandung dalam telur menjadi lebih berat kerjanya. Dalam jangka pendek, pengaruh aflatoksin dengan kadar rendah hingga sedang terhadap produksi telur adalah penurunan berat telur, tetapi untuk produksi masih bisa dipertahankan.
Aflatoksikosis kronis dapat memengaruhi kekuatan kerabang telur karena laju konversi vitamin D3 (cholecalciferol) dari pakan ke bentuk metabolik aktif berkurang. Hal ini menurunkan efisiensi penyerapan kalsium karena aktivitas protein pengikat kalsium di usus berkurang. Penyerapan karbohidrat dan nutrisi lipid juga terganggu karena berkurangnya produksi amilase pankreas dan lipase. Selain itu, efek merugikan dari aflatoksin antara lain:
• Performan yang buruk (penurunan produksi dan berat telur)
• Penurunan daya tetas
• Imunosupresif (peningkatan kerentanan terhadap infeksi penyakit) yang bermanifestasi sebagai septikemia dan peritonitis
• Peningkatan lemak hati dan penurunan aktivitas beberapa enzim hati
• Perubahan bobot organ
• Penurunan kadar protein serum
• Memar pada karkas dan pigmentasi yang buruk (Manafi et al., 2018)
2. T-2 Toksin
T-2 toksin termasuk dalam golongan mikotoksin tricothechenes yang paling beracun. Tricothechenes merupakan... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Februari 2025.
MUSIM BERGANTI, TOKSIN MENGINTAI
Masalahnya, jamur tersebut dapat tumbuh pada tanaman bebijian seperti jagung dan kedelai yang merupakan bahan baku pakan. Tak bisa dipungkiri bahwa sebagian besar bebijian yang digunakan sebagai bahan pakan sangat rentan terhadap kontaminasi toksin yang dihasilkan jamur tersebut.
Faktor iklim yang dimiliki Indonesia serta kualitas manajemen dan handling di lapangan, membuat mikotoksin tidak bisa dielakkan, sehingga mengakibatkan potensi kerugian yang besar.
Sejatinya, toksin dapat diartikan sebagai senyawa beracun yang diproduksi di dalam sel atau organisme hidup, dalam dunia veteriner disepakati terminologi biotoksin dalam menyebut mikotoksin maupun toksin lainnya, karena toksin diproduksi secara biologis oleh mahluk hidup memalui metabolisme bukan artificial (buatan).
Dalam industri pakan ternak sering didengar istilah mikotoksin (racun yang dihasilkan oleh kapang/jamur). Sampai saat ini cemaran dan kontaminasi mikotoksin dalam pakan ternak masih membayangi tiap unit usaha peternakan, tidak hanya di negeri ini tetapi juga di seluruh dunia.
Berbeda Macam Tetap Sama Bahayanya
Dalam industri pakan setidaknya ada tujuh jenis mikotoksin yang sangat ditakuti mencemari bahan baku maupun pakan jadi, ketujuhnya kerap mengontaminasi dan menyebabkan masalah pada ternak. Terkadang dalam satu kasus, tidak hanya satu mikotoksin yang terdapat dalam sebuah sampel.
Menurut Nutrisionis BEC Feed Solution, Mega Pratiwi Saragi, masalah mikotoksin merupakan masalah... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Februari 2025. (CR)
CEMARAN MIKOTOKSIN ANCAMAN KESEHATAN
Mikotoksin adalah toksin yang diproduksi oleh jamur seperti Fusarium sp, Aspergillus sp, Penicillium sp, Claviceps sp, dan lain-lain. Mikotoksin merupakan hasil metabolit sekunder yang diproduksi di bawah kondisi lingkungan yang sangat mendukung dan terdapat pada hampir seluruh komoditas pertanian di seluruh dunia.
Saat ini ada ratusan jenis mikotoksin telah diidentifikasi, dimana mikotoksin mempunyai sifat kimiawi sangat stabil, tahan terhadap temperatur tinggi, tahan terhadap penyimpanan, dan tahan terhadap kondisi prosesing. Lebih dari 25% biji-bijian seluruh dunia terkontaminasi mikotoksin.
Adapun faktor-faktor yang memicu pembentukan mikotoksin pada fase produksi tanaman biji-bijian, antara lain kondisi cuaca dari saat tanam sampai panen, adanya manifestasi insekta, kerapatan tanaman, varietas biji-bijian yang digunakan, dan proses pemupukan. Setelah masa panen kemudian dilakukan penyimpanan dan distribusi, pembentukan mikotoksin pun masih berjalan tergantung dari berapa kadar air saat di simpan, kematangan saat dipanen, juga kondisi saat distribusi.
Diagnosis mikotoksikosis sangat sulit karena gejala klinis yang ditimbulkan sangat bervariasi. Mikotoksikosis bisa terjadi pada konsentrasi toksin di bawah batas deteksi dan adanya “masked mycotoxin” serta efek sinergistik dari masing-masing mikotoksin. Masalah yang terkait dengan mikotoksin tergantung pada struktur mikotoksin, distribusi dan lama paparan, spesies (ruminan, monogastrik), strain, jenis kelamin, umur, status imun dan kesehatan, serta manajemen farm dan infeksi lapangan.
Berikut efek yang ditimbulkan oleh mikotoksin terhadap makluk hidup yang terpapar:... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Februari 2025.
PRINSIP NUTRISI YANG PRESISI PADA PAKAN RENDAH PROTEIN
PAKAN BERKUALITAS JADI IDAMAN
![]() |
Inspeksi keamanan pakan, dengan menjaga keamanan pakan akan menentukan kualitasnya. (Foto: Istimewa) |
Kualitas pakan juga bergantung pada lingkungan, hal ini karena lingkungan dapat memengaruhi kualitas dari suatu bahan baku pakan. Contoh keadaan iklim dan musim, dikala musim penghujan tiba, produsen biasanya ketar-ketir dengan kualitas beberapa bahan baku yang cenderung tercemar mikotoksin yang tinggi.
Hal tersebut pernah diungkap oleh Nutrition and Technical Support Section Head PT Charoen Pokphand Indonesia Lampung, Viko Azi Cahya. Ketika kelembapan cenderung tinggi dan terjadi penurunan suhu, hal tersebut akan memengaruhi kadar air suatu bahan pakan. Setiap bahan pakan memiliki standar mutu level kadar air, namun selama penyimpanan, level kadar air bahan pakan tidak selalu konstan.
Air di dalam bahan pakan dan udara saling membentuk keseimbangan, yang disebut juga dengan equilibrium moisture content (EMC). Oleh karena itu selama penyimpanan, agar kadar air selalu terjaga tidak mencapai level yang bisa membuat tumbuhnya mikroorganisme penyebab kerusakan, harus dijaga kelembapan udara di tempat penyimpanannya.
“Oleh karena itu dalam memilih bahan baku misalnya jagung, kita juga mempertimbangkan kadar air yang terkandung di dalamnya, ini akan memengaruhi kualitas dari bahan baku itu sendiri. Formulator dan nutrisionis harus pintar menyiasatinya,” kata Viko.
Memanfaatkan Data, Jaringan, & Teknologi
Sebelum memilih bahan baku pakan terutama bahan baku impor, produsen juga harus mengetahui hal teknis yang terjadi dan dapat memengaruhi kualitas bahan baku. Beberapa perusahaan supplier feed additive biasanya memberikan... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Oktober 2024.
MENJAGA KEAMANAN & KUALITAS PAKAN
Risiko di Dalam Pakan
Pakan yang baik dan berkualitas harus memenuhi persyaratan mutu yang mencakup kualitas nutrisi, kualitas teknis, keamanan pakan, dan nilai bioekonomis penggunaan pakan. Keamanan pakan adalah bagian dari keamanan pangan, karena pakan merupakan salah satu mata rantai awal dari keseluruhan mata rantai makanan.
Dalam sebuah seminar perunggasan, Tony Unandar selaku konsultan perunggasan pernah berujar bahwa selain udara dan lingkungan, pakan juga dapat menjadi pintu masuk bagi mikroba patogen ke dalam tubuh ayam.
Artinya, pakan yang tercemar oleh mikroba patogen atau kualitasnya buruk akan membawa dampak buruk pula bagi pertumbuhan, kesehatan, dan performa ayam. Alih-alih untung, peternak bisa jadi buntung akibat hal tersebut.
Sementara menurut Guru Besar Fakultas Peternakan IPB University, Prof Dewi Apri Astuti, kualitas pakan berbanding lurus dengan kualitas bahan bakunya. Dalam menjaga kualitas bahan baku pakan, produsen terkendala dari bahan pakan yang bersifat sensitif dan rentan terhadap kerusakan akibat perubahan kondisi lingkungan. Ada beberapa kerusakan kerap terjadi akibat kesalahan penanganan dan penyimpanan, antara lain:
• Kerusakan fisik: Diakibatkan oleh kesalahan handling saat panen, mesin, atau transportasi. Misalnya kerusakan pada biji jagung (broken kernel). Biasanya kerusakan fisik tidak memengaruhi kualitas, tetapi lebih kepada estetika.
• Kerusakan biologis: Disebabkan oleh serangan hama seperti tikus, burung, kutu, dan lain-lain. Misalnya ketika bungkil kedelai diserang hama kutu, maka nutrisi dari bahan tersebut akan berkurang.
• Kerusakan mikrobiologis: Diakibatkan oleh mikroorganisme seperti jamur dan bakteri, yang dapat menyerap nutrisi dalam bahan pakan dan menghasilkan substansi yang bersifat racun bagi ternak (toksin). Contoh jagung yang terserang jamur, maka jamur tersebut menyerap nutrisi dari jagung dan akan menghasilkan berbagai jenis toksin yang berbahaya bagi ternak mulai dari penurunan produktivitas hingga kematian.
• Kerusakan kimiawi: Biasanya terjadi pada beberapa jenis imbuhan pakan, yang berubah susunan kimia aktifnya akibat kesalahan penyimpanan (tidak sesuai rekomendasi). Contoh, apabila bahan seperti asam organik yang disimpan tidak sesuai dengan rekomendasi, menyebabkan caking (akibat dari reaksi hidrolisis). Apabila asam organik sudah caking biasanya sangat rentan menguap karena sifat asam organik yang volatil.
“Apalagi di tengah kondisi sekarang ini, selain harga bahan baku yang melonjak, kualitasnya terkadang tidak stabil. Oleh karena itu, sangat penting mendapatkan bahan baku dengan kualitas yang baik dan stabil,” kata Dewi.
Ia memberi contoh, misalnya... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Oktober 2024.
KONTROL KUALITAS PAKAN SECARA MENYELURUH
Pakan yang berkualitas harus mampu memenuhi kebutuhan nutrisi ternak dan memiliki palatabilitas tinggi. Pakan yang baik juga harus memiliki kecernaan yang tinggi guna memastikan nutrisi yang terkandung pada pakan dapat dimanfaatkan dengan optimal oleh ternak.
Selain itu, pakan yang berkualitas harus terbebas dari racun (toxin) maupun zat anti-nutrisi yang dapat memberikan dampak merugikan dalam mencapai performa optimal. Oleh karena itu, kontrol kualitas pakan menjadi poin penting untuk memastikan bahwa pakan yang dikonsumsi ternak memiliki kualitas yang baik.
Kontrol kualitas atau quality control (QC) pada pakan merupakan proses yang dilakukan guna memastikan pakan yang diberikan telah memenuhi standar dan spesifikasi yang telah ditetapkan.
Kontrol kualitas pakan harus dilakukan mulai dari penerimaan dan penyimpanan bahan baku, proses pencampuran bahan baku (mixing), dan pemberian pakan itu sendiri. Pada proses tersebut dilakukan berbagai macam pemeriksaan dan juga pengawasan guna memastikan bahwa pakan yang dihasilkan memiliki kualitas yang diharapkan.
Kontrol Kualitas Saat Penerimaan Bahan Baku
Penerimaan bahan baku merupakan gerbang utama dalam program pengendalian mutu pada pabrik pakan maupun di peternak. Hal ini sangat penting untuk memastikan bahwa bahan baku yang diterima memiliki spesifikasi yang sesuai.
Khususnya pada peternak self mixing, kontrol kualitas bahan baku sangat penting untuk memastikan bahan baku yang digunakan sesuai dengan bahan baku yang dimasukan ke dalam perhitungan formulasi.
Pada saat penerimaan bahan baku, sebaiknya dilakukan uji fisik maupun uji kimia. Karakteristik fisik ditentukan agar dalam penerimaan bahan baku dapat diseleksi apakah suatu bahan dapat diterima atau ditolak. Sedangkan uji kimia dapat menghasilkan nilai analitis yang dapat digunakan sebagai dasar dalam memformulasikan pakan.
Uji fisik meliputi uji organoleptik yang merupakan metode pengujian suatu bahan menggunakan panca indera secara kualitatif. Pengujian organoleptik yang diamati adalah warna, tekstur, aroma, dan ada atau tidaknya kontaminan.
Salah satu bahan baku pakan yang dominan digunakan adalah... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Oktober 2024.
PENTINGNYA KONTROL KUALITAS PAKAN
Kontrol kualitas bahan baku utamanya adalah mengendalikan kandungan kualitas yang bervariasi. Variasi bahan baku di antaranya berpengaruh terhadap kandungan protein dan komposisi asam amino. Keduanya (protein dan AA) merupakan komponen nutrisi paling mahal dalam menyusun pakan unggas.
Selanjutnya adalah energi (metabolik) dan fosfor yang memberikan beban biaya termahal dalam formulasi pakan. SBM/bungkil kedelai merupakan sumber protein paling ekonomis diandalkan karena kandungan protein yang tinggi (46-48%) dan komposisi/profil asam amino konsisten. Perbedaan asal sehingga dikenal SBM Brasil, SBM Argentina, SBM USA, SBM India membuktikan variasi nyata yang ada di antara jenis bahan baku tersebut. Dalam operasional sehari-hari penerimaan SBM dari satu asal saja bisa memperlihatkan adanya perbedaan dalam kandungan nutrisinya. Adapun factor-faktor yang berkontribusi terhadap variasi tersebut bisa disebabkan cara prosesing (derajat cooking yang pada kondisi ekstrem menyebabkan under-cooked dan over-cooked).
Produk yang tiba di feedmill bisa saja berasal dari beberapa pabrik yang mempunyai cara pengolahan berbeda. Faktor lain yang tidak boleh dilupakan adalah teknik sampling, karena tekstur SBM tidaklah sangat homogen, terkadang ditemukan kontaminan hull atau patahan batang. Mengingat SBM dan jagung merupakan bahan baku sumber protein yang digunakan dalam persentase tinggi, maka perubahan kecil dalam nilai nutrisi kedua bahan baku tersebut yang tidak diantisipasi akan berdampak pada performa unggas.
Kecuali masalah-masalah di atas dalam kontrol bahan baku yang digunakan dalam pembuatan pakan memenuhi standar kualitas, maka masih banyak hal-hal yang perlu diperhatikan agar pakan yang dihasilkan berkualitas baik:... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Oktober 2024.
INOVASI KEKINIAN PAKAN TERNAK KAMBING FAPET UNJA
![]() |
Mengolah Batang Pisang Untuk Alternatif Hijauan (Foto : FAPET UNJA) |
Tim pengabdian Fakultas Peternakan Universitas Jambi (UNJA) mengimplementasikan teknologi pakan inovatif berupa fermentasi batang pisang sebagai alternatif hijauan untuk ternak sapi, kegiatan ini berlangsung di Desa Kota Baru, Kecamatan Geragai, Tim kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini terdiri atas Prof. Dr. Ir. Adriani, Msi., Prof. Ir.Darlis, MS.c, Ph.D, Prof. Dr.Ir. M. Afdal, MS.c. Dr. Ir Mairizal, MP. Dan Jul Andayani, SPt. MP
Prof. Dr. Ir. Adriani, Msi Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak dalam pengolahan pakan fermentasi dari batang pisang cavendis yang banyak tersedia didesa Kota Baru sebagai penganti hijauan pakan, sehingga peternak tidak lagi mencari rumput setiap hari. Kegiatan ini merupakan Upaya dari perguruan tinggi dalam melakukan transfer hasil-hasil penelitian yang sudah berhasil dilakukan dan diterapkan dimasyarakat.
“Mitra yang menjadi sasaran kegiatan adalah anggota kelompok tani Suka Maju, mitra kegiatan ini memiliki 82 ekor sapi dan 37 ekor kambing, disisi lain banyak tersedia limbah batang pisang cavendis yang belum dimanfaatkan, bahkan menjadi limbah yang mencemari lingkungan disekitar perkebunan,”ujar Prof. Adriani.
Prof. Adriani juga mengatakan peternak ruminansia (sapi dan kambing) sering kesulitan mendapatkan hijauan pakan karena lahan yang ada sudah menjadi perkebunan kelapa sawit dan pertanian.
“Para petani belum memanfaatkan limbah batang pisang cavendis untuk ternak ruminansia, padahal banyak tersedia dilokasi kegiatan. Potensi batang pisang cavendis di desa Kota Baru lebih dari 10 ha, kondisi ini menghasilkan batang pisang 555-666 ton permusim atau lebih kurang 8 bulan. Berdasarkan permasalahan tersebut maka dilakukan diskusi dan koordinasi dengan mitra dan disepakati usulan kegiatan berupa pelatihan fermentasi batang pisang sebagai pakan ternak ruminansia untuk sapi dan kambing,”ungkap Prof. Adriani.
Prof. Adriani menambahkan bahwa pendekatan yang digunakan pada kegiatan pengabdian ini adalah partycipatory rural approach (PRA) yaitu proses pendidikan dan tranfer ilmu pengetahuan melalui cara penyuluhan, pelatihan, praktek pembuatan batang pisang fermentasi dan pemberian batang fermentasi untuk ternak sapi.
“Kegiatan pengabdian dimulai dari koordinasi dengan kelompok tani untuk menyepakati teknis kegiatan, kegiatan penyuluhan dilakukan pada kelompok tani mengenai potensi limbah untuk pakan ternak, dan proses fermentasi batang pisang cavendis. Setelah kegiatan penyuluhan, dilanjutkan dengan praktek pembuatan batang pisang fermentasi. Komposisi pakan yang dibuat terdiri atas batang pisang cavendis yang sudah dicacah sebanyak 90% ditambah dengan dedak sebanyak 10%. sebagai aktivator untuk proses fermentasi digunakan EM4 1%,”tambah Prof. Adriani.
Prof. Adriani juga menceritakan proses persiapan pakan ini dimulai dengan batang pisang tercacah terlebih dahulu dan dilakukan dengan baik lalu dilakukan pengurangan kadar air dengan cara dipress menggunakan mesin press sampai kadar air sekitar 60%. Semua bahan dimasukan kedalam drum dengan cara dipadatkan. Setelah padat dilakukan penutupan dengan rapat untuk menjaga proses fermentasi secara anaerop. Semua bahan diaduk rata, kemudian dilakukan proses fermentasi salama 15-21 hari. Setelah itui pakan batang pisang fermentasi sudah bisa diberikan kepada sapi atau kambing yang sebelumnya diangin-anginkan terlebih dahulu.
“Keuntungan dari pakan fermentasi adalah mengandung bakteri menguraikan dalam pakan, sehingga ternak dapat mencerna makanan dengan lebih mudah dan efektif., membantu meningkatkan nilai nutrisi dalam pakan dan bisa disimpan dalam waktu lama yang bisa digunakan sebagai cadangan penganti hijauan,”kata Prof. Adriani.
Kegiatan pengabdian masyarakat di kelompok tani Suka Maju berlangsung sukses, dengan partisipasi aktif dari peserta dalam penyuluhan, praktik, dan pemberian pakan fermentasi kepada ternak mereka. (INF).
SMOKLIN: ASAP INOVATIF PEMBASMI JAMUR
BBPTU-HPT BATURRADEN RAIH PENGHARGAAN DARI KEMENTERIAN PANRB
Pada kesempatan tersebut, Menteri PANRB, Abdullah Azwar Anas, menyampaikan harapan bahwa Gebyar Pelayanan Prima dapat memperkuat sinergi antar instansi pemerintah dalam memberikan layanan publik yang lebih baik.
“Bagaimana kita ini mewujudkan reformasi birokrasi berdampak sehingga masyarakat benar-benar merasakan kehadiran pemerintah,” ujar Anas.
Kementerian PANRB memberikan sejumlah penghargaan dalam acara tersebut, yang meliputi 10 Penghargaan Pembinaan Pelayanan Publik Ramah Kelompok Rentan, kemudian sebanyak 21 Penghargaan Pemantauan dan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pelayanan Publik, serta 75 Penghargaan Pemantauan Keberlanjutan dan Replikasi Inovasi Pelayanan Publik.
Sementara itu, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Agung Suganda, saat dikonfirmasi terpisah menyampaikan apresiasinya terhadap pencapaian BBPTU-HPT Baturraden.
“Penghargaan ini menjadi bukti komitmen kami untuk meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat,” katanya.
Ia juga mengimbau untuk terus bekerja keras dan inovasi berkelanjutan dalam menghadapi tantangan di bidang peternakan.
Sebagai informasi, Indeks Pelayanan Publik (IPP) Nasional 2023 mencatat skor 3,78 dari skala 5, menempatkannya dalam kategori “baik.” Sementara itu, Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Nasional mencapai skor 3,53 dari skala 4. (INF)
YEAMOS, PROFESSIONAL ENHANCED TOXIN BINDER INGREDIENT
KOLABORASI USSEC DAN FAPET UNSOED, GELAR WORKSHOP PENTINGNYA NUTRISI PADA TERNAK
Dekan Peternakan Fapet Unsoed, Prof Dr Ir Triana Setyawardani SPt MP IPU ASEAN Eng, mengungkapkan tujuan dilaksanakannya kegiatan ini ialah untuk mengedukasi mahasiswa perihal pentingnya nutrisi pada sektor peternakan.
Ia menambahkan bahwa tahun ini menjadi tahun yang istimewa bagi Fapet Unsoed dapat menjadi bagian dalam menyelenggarakan kegiatan workshop bersama USSEC. “Kegiatan ini terselenggara berkat kolaborasi USSEC dengan Fapet Unsoed. Diharapkan kegiatan ini akan berlanjut pada kerja sama antara USSEC dan Fapet Unsoed,” ungkapnya.
Lebih lanjut disampaikan, workshop ini mengharapkan agar mahasiswa dapat menyerap ilmu yang diperoleh selama kegiatan, mengingat materi yang diberikan belum ada di dalam dunia usaha dan dunia industri, terutama untuk mahasiswa menambah wawasan dan ilmu sebagai bekal di masa yang akan datang.
“Semoga materinya bermanfaat untuk membekali mahasiswa sebagai bekal di masa depan dan bisa mereka gunakan ketika mereka kerja,” terangnya.
Sementara itu Ir Yahya menuturkan, “Fapet Unsoed tahun ini menjadi bagian dari perguruan tinggi lain yang berkesempatan menjadi tuan rumah untuk pelaksanaan workshop. Ada dua perguruan tinggi yang kebagian sebagai penyelenggara, yaitu Fapet Unsoed sama salah satu perguruan tinggi di jawa timur.”
Pada kesempatan itu, narasumber pertama yakni Nanik Setiyaningsih membawakan materi “Feed Raw Material Quality Control”, dilanjutkan Prof Budi dengan materi “The Principles of Feed Formulation”. Pada sesi berikutnya paparan dilanjutkan secara pararel, Prof Budi melanjutkan paparan di Ruang Aula dengan peserta mahasiswa, sedangkan kelompok dosen mengikuti paparan dari Conrado U. Bulanhagui dengan tema “The Principles of Good Feed Manufaturing”.
Pada hari terakhir workshop, lima narasumber menyampaikan materi secara estafet yang diakhiri dengan sesi tanya jawab dan penutupan workshop, yang dilanjutkan sesi foto bersama. (fapet.unsoed.ac.id/INF)
ARTIKEL POPULER MINGGU INI
-
Cara Menghitung FCR Ayam Broiler. FCR adalah singkatan dari feed convertion ratio, yaitu konversi pakan terhadap daging. FCR digunakan untuk...
-
Sumber: Balitbangtan Kementan Ayam KUB adalah ayam kampung galur (strain) baru, merupakan singkatan dari Ayam Kampung Unggul Balitbangtan. A...
-
Di dunia ini terdapat beberapa jenis ayam terbesar di dunia. Baik dari segi tinggi badannya, ukuran badannya, maupun berat badannya. Di anta...
-
Artikel ini membahas secara singkat anatomi ayam (struktur tubuh ayam) meliputi bagian tubuh ayam dan fungsinya. Juga organ tubuh ayam dan f...
-
Prof Dr Ismoyowati SPt MP, dari Unsoed, membawakan materi Mekanisme Kemitraan dalam Budidaya Ayam Broiler, dalam webinar Charoen Pokphand In...
-
Salah satu komponen penting beternak bebek petelur adalah memilih jenis bebek petelur yang tepat. Tingginya produktivitas bukan satu-satunya...
-
Dalam dunia peternakan bebek, proses penetasan telur menjadi salah satu kunci utama keberhasilan produksi Day Old Duck (DOD). Terdapat dua c...
-
Ayam abang adalah ayam ras petelur yang sudah memasuki masa “pensiun” bertelur. (Foto: Dok. Infovet) Ayam abang menjadi salah satu bisnis “s...
-
Menjadi salah satu terobosan dalam dunia peternakan bebek, bebek hibrida adalah hasil perkawinan silang antara bebek Peking jantan dan bebek...
-
Hijauan kering dan jerami kering Berbagai hijauan pakan yang sengaja dipanen dan dikeringkan serta berbagai jerami kering yang sengaja dipan...