-->

BERBAGAI MODEL DAN JENIS BAHAN ATAP KANDANG

Atap menyesuaikan jenis dan konstruksi kandang yang didirikan. (Foto: Dok. Andy)

Kandang merupakan salah satu komponen penting dalam menentukan keberhasilan usaha peternakan. Jika tidak direncanakan dengan baik, akan sangat mempengarui keberhasilan pemeliharaan ternak tersebut.

Hal yang perlu diketahui sebelum mendirikan perkandangan adalah menentukan pembangunan kandang tertutup atau kandang terbuka, menentukan arah membujur kandang (barat dan timur), dimensi kandang (panjang dan lebar), maupun pemilihan bahan baku untuk kandang seperti kayu, bambu, ataupun dengan solid wall dengan bata ringan atau piu untuk kandang tertutup.

Hal yang tidak kalah penting adalah menentukan penggunaan bahan untuk atap kandang. Karena atap akan menyesuaikan jenis dan kontruksi kandang yang akan didirikan.

Atap merupakan struktur bangunaan bagian atas yang berfungsi sebagai penutup bangunan untuk melindungi struktur yang ada di bawahnya. Oleh karena itu, pemilihan bahan jenis atap cukup menentukan kenyamanan ayam, khususnya sistem kandang terbuka.

Fungsi utama atap adalah melindungi bangunan dari  suhu panas akibat radiasi sinar matahari,  tampias hujan, petir, mengurangi pergerakan angin dan debu, serta sebagai pelindung dan penutup ruangan juga berfungsi pula sebagai estetika bangunan.

Bentuk atap yang sering digunakan untuk atap bangunan kandang adalah bentuk pelana, yaitu tersusun dari dua bidang miring yang bertemu di tepi atas dalam satu garis lurus. Di daerah tropis dengan suhu dan kelembapan tinggi, banyak peternak menggunakan kandang dengan memakai monitor untuk mengantisipasi suhu udara dan memperbaiki sirkulasi udara dalam kandang (Gambar 1).

Gambar 1. Kandang dengan monitor.

Berbagai macam jenis atap yang sering dipakai untuk kandang adalah genteng, rumbia/kayu, asbes (campuran fiber semen dan pulp), seng warna, galvalum/spandek (galvanis aluminium), PVC berongga (PVC Twinwall).

Genteng adalah atap yang terbuat dari tanah liat, cukup baik dibandingkan bahan baku lainya. Hal ini dikarenakan nilai koefisien konduksi dari tanah liat relatif kecil.

Tanah liat juga memiliki kemampuan menyimpan panas, sehingga lebih cocok digunakan sebagai atap kandang di daerah dingin. Sebagian peternak menggunakan atap genteng karena lebih baik dalam melindungi ayam dari radiasi panas sinar matahari. Disamping itu genteng terbuat dari tanah liat, sehingga tidak mudah terbakar. Namun disisi lain dalam pembuatan kandang diperlukan banyak bahan untuk menopang genteng, disamping itu kontruksi bangunan harus kokoh karena harus menahan beban genteng yang relatif berat.

Gambar 2. Atap kandang genteng, asbes, galvalum (spandec).

Atap PVC berongga (PVC Twinwall) cukup baik digunakan untuk menahan radiasi dan panas, karena didalamnya terdapat rongga udara yang didesain khusus sehingga menjadi penghantar panas yang rendah. Udara adalah penahan panas alamiah yang sangat baik sehingga atap jenis ini juga dapat dijadikan pilihan untuk atap kandang di daerah tropis.

Keunggulan atap jenis ini adalah ringan, praktis dan menarik dari sisi estetika namun mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi jika digunakan untuk kandang dan kelemahan atap jenis ini adalah mudah terbakar.

Seperti diketahui bersama, iklim tropis dengan fluktuasi suhu yang cukup lebar dan kelembapan tinggi akan sangat berpengaruh terhadap produksi ayam, baik pencapaian bobot ayam pedaging (broiler) maupun hen day produksi pada ayam petelur (layer). Hal ini menjadi kesulitan tersendiri bagi peternak untuk mencapai potensi genetik dari broiler maupun layer.

Dengan kemajuan genetik layer maupun broiler yang semakin pesat dewasa ini, dibutuhkan struktur perkandangan dan equipment yang bisa mendukung perkembangan genetik tersebut. Perkandangan sistem closed house (CH) menjadi pilihan utama peternak untuk mendapatkan hasil maksimal dalam budidaya saat ini. Hal ini dikarenakan dengan sistem CH, peternak bisa mengatur suhu dan kelembapan, serta kecepatan angin sesuai kebutuhan ayam.

Tabel 1. Suhu dan kelembapan yang nyaman bagi ayam
Broiler
Layer
Umur (Hari)
Suhu (°C)
Kelembapan (%)
Umur (Hari)
Suhu (°C)
Kelembapan (%)
1
32-29
60-70
0-3
33-31
55-60
3
30-27
60-70
4-7
32-31
55-60
6
28-25
60-70
8-14
30-27
55-60
9
27-25
60-70
15-21
28-26
55-60
12
26-25
60-70
22-24
25-23
55-60
>15
24-25
60-70
>25
25-23
55-60

Sumber : Info Medion.

Table 2. Pengaruh kelembapan terhadap suhu yang dirasakan ayam
Suhu Efektif yang Dirasakan Ayam °C
Kelembapan pada Thermohygro (%)
40%
50%
60%
70%
Suhu Kandang pada Thermohygro (°C)
30
36
33,2
30,8
29,2
28
33,7
31,2
28,9
27,3
27
32,5
29,9
27,7
26
26
31,3
28,6
26,7
25
25
30,2
27,8
25,7
24
24
29
26,8
24,8
23

Sumber: Info Medion.

Dengan mengetahui suhu dan kelembapan yang nyaman bagi ayam, maka hal terpenting adalah bagaimana mengondisikan lingkungan dalam kandang sesuai dengan kebutuhan ayam.

Untuk mendapatkan suhu ideal dalam kandang, adakalanya bisa dengan mengatur ketinggian atap dengan jarak batrei teratas (cages) atau dengan lantai (postal) khususnya pada kandang terbuka. Semakin tinggi jarak atap dengan posisi ayam akan semakin baik.

Selain itu juga kipas diperlukan jika kondisi/suhu dalam kandang masih tinggi. Prinsipnya dengan mengalirkan udara dalam kandang akan semakin meningkatkan suplai oksigen dalam kandang, sehingga lebih sejuk dan nyaman.

Sebagian besar suhu tinggi di dalam kandang diakibatkan oleh radiasi sinar matahari dan panas dari tubuh ayam itu sendiri. Radiasi sinar matahari yang sampai ke atap akan ditransmisikan sebagian dipantulkan dan sebagian diserap material atap. Transmisivitas dan reflektivitas dipengaruhi oleh sudut datang radiasi matahari. Sedangkan besarnya absorsivitas hampir konstan untuk semua sudut datang sinar matahari dari 0-90° (Takakura,1989).

Untuk mengurangi radiasi panas dari sinar matahari bisa juga dengan mengatur sudut/kemiringan atap. Semakin besar nilai sudut datang radiasi maka semakin kecil radiasi yang ditransmisikan ke dalam ruangan (Maztalers, 1977). Kemiringan atap normal yang lebih efisien dalam mentransmisikan radiasi sinar matahari yaitu 25-30° (Wulandari 2005) kandang terbuka. Sedangkan sudut atap 10° sudah lazim digunakan pada kandang closed house.

(kiri) Gambar 3. Sudut atap 25°. (kanan) Gambar 4. Sudut atap 10°.

Penambahan plafon juga bisa menjadi pilihan untuk mengurangi efek radiasi dalam kandang. Hal ini dikarenakan pada ruangan yang terbentuk antara penutup atap dengan plafon akan terjadi perpindahan panas secara konveksi, dimana udara panas akan mengalir keluar celah plafon karena perbedaan tekanan udara yang lebih tinggi.

Kandang yang berada di dataran tinggi pada saat malam hari dimana suhu cukup rendah, ini bisa diantisipasi dengan pengaturan tirai kandang dan menjaga ketebalan litter dan menjaga  tetap kering. Prinsipnya menjaga kondisi dalam kandang tetap berada pada suhu ideal dengan memperhatikan sirkulasi yang baik. Jika diperlukan bisa menambahkan pemanas dalam kandang seperti saat periode brooding (1-2 mg). Atap genteng direkomendasikan untuk kandang di daerah dingin karena sifat dari genteng dapat menyimpan panas saat siang hari, sehingga cukup hangat saat suhu dingin di malam hari.

Namun penyesuaian berbagai jenis dan model atap kandang saat ini tidaklah cukup untuk mengatasi problem suhu dan kelembapan, serta sirkulasi udara, dengan kemajuan teknologi yang semakin maju perlu dipertimbangkan aspek manajemen dan sistem perkandangan untuk  mendukung dan meningkatkan hasil produksi.

Pada prinsipnya pembangunan kandang harus mempertimbangkan hal yang paling mendasar berkaitan dengan iklim dan keadaan lingkungan yang variatif, sehingga perlu dilakukan analisis dan keputusan untuk mengatasi dampak tersebut melalui perencanaan strategis jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Inovasi perlu dilakukan dalam rangka mengantisipasi problem tersebut.

Inovasi sederhana dengan hasil optimal perlu dilakukan untuk mengatasi cuaca ekstrem seperti pembuatan cooling net sederhana dan tunnel door sederhana dengan pendekatan tunnel door curtain system dan inovasi sederhana lainnya. Sedangkan jangka panjang pembangunan kandang mutlak menggunakan full closed house. ***

Drh Andy Siswanto
Manager Operational Kopkar Comfeed Makmur

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

ARTIKEL POPULER BULAN INI

ARTIKEL POPULER TAHUN INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer