-->

PEMERINTAH GELAR OPERASI PASAR MURAH, HARGA DIBAWAH HET

Mentan Amran saat Kick Off Operasi Pasar Pangan Murah di Jakarta. (Foto: Istimewa)

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bersama Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, dan pimpinan kementerian/lembaga terkait pangan menggelar operasi pasar murah di seluruh Indonesia dengan harga terjangkau di bawah harga eceran tertinggi (HET).

Dalam operasi pasar kali ini, daging kerbau beku dijual Rp 75.000/kg dari HET Rp 80.000/kg, lebih rendah dibandingkan harga daging kerbau dan sapi saat ini di pasaran. “Bapak Presiden Prabowo ingin agar masyarakat nyaman menjalankan ibadah puasa dan mendapatkan pangan yang terjangkau. Harga bahan pokok di operasi pasar di bawah HET. Dan saya ingatkan sekali lagi, jangan ada pengusaha yang menjual di atas HET. Itu ada pasal-pasalnya jika melanggar bisa disegel bahkan terancam penjara,” kata Mentan Amran usai melakukan Kick Off Operasi Pasar Pangan Murah di Kantor Pos Fatmawati, Jakarta Selatan, Senin (24/2/2025).

Pada kesempatan tersebut, ia juga menyampaikan kondisi stok komoditas pangan Indonesia relatif aman dibandingkan negara-negara lain seperti Malaysia, Filipina, dan Jepang yang saat ini tengah mengalami krisis pangan, khususnya beras.

”Kita patut bersyukur karena kita telah mempersiapkan diri dan bergerak cepat. Di saat negara lain mengalami krisis pangan, kita punya cadangan beras yang kuat. Bahkan parlemen Malaysia minta Kementerian Pertanian Malaysia belajar ke Indonesia. Itulah kebanggaan kita,” ucapnya.

Ia pun berharap agar semua pihak terus mempertahankan sinergitas untuk mewujudkan Indonesia yang semakin maju, termasuk mencapai swasembada pangan. Operasi pasar melibatkan Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Kementerian Pertanian, Kementerian BUMN, Kementerian Perdagangan, Kementerian Dalam Negeri, Badan Pangan Nasional, dan Satgas Pangan.

Seperti diketahui, Operasi Pasar Pangan Murah merupakan kolaborasi pemerintah dan BUMN Pangan untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok selama Ramadan dan Idulfitri. Harga bahan pokok dijual di bawah HET. Selain daging kerbau, daging ayam ras beku dijual Rp 34.000/kg dari HET Rp 40.000/kg, Minyakita dijual Rp 14.700/liter dari HET Rp 15.700/liter, gula konsumsi Rp 15.000/kg dari HET Rp 18.500/kg, bawang putih Rp 32.000/kg dari HET Rp 40.000/ kg, dan beras SPHP Rp 12.000-12.600/kg dari HET Rp 12.500-13.500/kg.

Adapun pasokan pangan disediakan sejumlah jaringan asosiasi petani dan pengusaha komoditas, serta BUMN Pangan seperti Perum BULOG, PT RNI, PTPN, PT Berdikari, dan PT PPI.

Untuk memasifkan pelaksanaan operasi pasar kali ini, pemerintah juga menggandeng PT Pos Indonesia dan akan memanfaatkan jaringan BUMN Pangan serta Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementan di berbagai daerah. (INF)

PENGUSAHA VIETNAM KUNJUNGI MENTAN, SIAP BERINVESTASI DI PETERNAKAN SAPI

Pertemuan Mentan dengan Madam Thai Huong di Jakarta. (Foto: Istimewa)

Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman, menerima kunjungan dari Chairman TH Group Vietnam, Madam Thai Huong, dalam rangka menjajaki peluang investasi di sektor industri susu Indonesia. Pertemuan berlangsung pada Kamis (13/2/2025), di Jakarta.

Mentan Amran menegaskan bahwa Indonesia memiliki kebutuhan susu dan daging sapi yang cukup besar. Saat ini, produksi susu segar dalam negeri hanya mampu memenuhi sekitar 20% dari kebutuhan nasional, dengan defisit mencapai 4,9 juta ton. Angka ini semakin meningkat dengan adanya program Makan Bergizi Gratis dari pemerintah baru, yang menambah kebutuhan sebesar 3,6 juta ton susu segar.

“Indonesia harus bisa meningkatkan kapasitas produksi susu dan daging sapi, yaitu sekitar 4,9 juta ton untuk susu segar dan 0,83 juta ton untuk daging sapi. Dengan tambahan kebutuhan dari program Makan Bergizi Gratis, kekurangan produksi menjadi 8,5 juta ton untuk susu segar dan 0,88 juta ton untuk daging sapi,” kata Amran.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, pemerintah berkomitmen mendukung investasi luar negeri di sektor susu, khususnya dengan mitra terpercaya seperti TH Group Vietnam. Mentan Amran menegaskan bahwa pemerintah siap memberikan berbagai insentif kebijakan, mulai dari pembebasan bea impor untuk ternak dan peralatan industri susu, hingga skema pendanaan dengan bunga kompetitif dan asuransi usaha peternakan.

Sebagai bentuk fasilitasi, Kementerian Pertanian (Kementan) telah menyiapkan tiga lokasi strategis untuk investasi peternakan susu skala besar, yaitu Wajo-Sidrap Sulawesi Selatan, Barito Utara-Barito Selatan Kalimantan Tengah, dan Poso (Lembah Napu) Sulawesi Tengah.

Selain penyediaan lahan, pemerintah juga memastikan infrastruktur pendukung seperti akses jalan, listrik, air bersih, serta layanan kesehatan dan pendidikan bagi pekerja di kawasan peternakan.

“Keberhasilan investasi industri susu tidak hanya bergantung pada lahan, tetapi juga infrastruktur yang memadai. Oleh karena itu, pemerintah berkomitmen membangun akses jalan yang lebih baik, memastikan pasokan listrik stabil, serta menyediakan fasilitas kesehatan dan pendidikan bagi pekerja di sektor ini,” jelas Amran.

Pemerintah saat ini terus mendorong masuknya investasi luar negeri untuk peternakan sapi. Upaya ini dilakukan sebagai salah satu langkah strategis mewujudkan swasembada pangan. Tahun ini Kementan menargetkan bisa mendatangkan 200 ribu ekor sapi perah dan 200 ribu ekor pedaging.

Mentan pun berharap kerja sama investasi antara Indonesia dan TH Group Vietnam dapat segera terealisasi, sehingga mampu meningkatkan produksi susu segar dalam negeri dan memperkuat ketahanan pangan nasional. (INF)

AKSI PROTES, MENTAN PERTEMUKAN PETERNAK DAN INDUSTRI PENGOLAHAN SUSU

Konferensi pers Mentan Amran usai pertemukan peternak dan industri pengolahan susu di kantornya. (Foto: Istimewa)

Aksi protes peternak dan pengepul kepada industri pengolahan susu akhirnya berujung damai. Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, mempertemukan peternak sapi perah, pengepul, dan industri pengolahan susu. Dalam mediasi tersebut, semua pihak bersepakat bekerja sama agar produksi susu dalam negeri dapat terserap.

“Kami sudah mempertemukan industri, peternak, dan pengepul. Semuanya sudah sepakat untuk berdamai,” ujar Amran, saat konferensi pers usai pertemuan di Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, Senin (11/11/2024).

Sebagai langkah konkret, Kementan akan mengubah regulasi untuk mewajibkan industri susu menyerap susu dari peternak lokal. “Seluruh industri wajib menyerap susu peternak. Kami sudah sepakati, tandatangani, dan kirim surat ke dinas peternakan provinsi dan kabupaten untuk ditindaklanjuti,” ucapnya.

Dengan adanya kebijakan ini, industri pengolahan susu nasional harus bisa meyerap semua susu peternak, kecuali susu memang mengalami kerusakan. Amran meyakini, kebijakan ini akan berdampak pada meningkatnya gairah para peternak sapi perah dalam berproduksi.

“Kami harapkan industri bersama pemerintah turun tangan untuk membina para peternak dan membantu meningkatkan kualitas susu dalam negeri. Ini sesuai dengan visi Presiden Prabowo Subianto yang meminta pemerintah untuk hadir di tengah-tengah industri dan peternak bisa tumbuh bersama,” ungkapnya.

Pihaknya pun berjanji akan melakukan evaluasi ketat terhadap pelaksanaan kebijakan ini. Untuk sementara, lima perusahaan pengolahan susu ditahan izin impornya untuk memastikan mereka memenuhi kewajiban menyerap produksi peternak.

“Saya yakin industri akan mematuhi kebijakan kami. Tapi jika mereka menolak, kami akan cabut izin impor mereka selamanya. Ini ketegasan kami pemerintah untuk melindungi peternak,” tegas Amran.

Kebijakan Kementan tersebut akan diikuti Peraturan Presiden (Perpres) yang mewajibkan industri menyerap produksi susu dalam negeri. Aturan ini diharapkan dapat membalikkan kebijakan yang berlaku sejak krisis ekonomi tahun 1997/1998, saat Inpres No. 2/1985 tentang Koordinasi Pembinaan dan Pengembangan Persusuan Nasional dicabut karena mengikuti letter of intent antara Pemerintah RI dengan IMF. Sejak saat itu, ketergantungan pada impor meningkat drastis, dari 40% pada 1997 menjadi 80% saat ini.

Mensesneg Prasetyo Hadi, yang turut hadir dalam pertemuan, turut menyampaikan apresiasinya kepada Kementan yang sigap mencari solusi.

“Inilah yang menurut saya harus kita galakkan, meskipun ada permasalahan kita mencari solusi bersama-sama, tumbuh bersama teman-teman industri dan peternak susu. Menurut saya ini energi positif, karena industri ini vital, semua membutuhkan asupan gizi termasuk susu,” kata Prasetyo.

Sementara menurut salah satu pengepul susu asal Pasuruan, Bayu Aji Handayanto, yang turut melakukan aksi membuang susu kemarin, sangat berterima kasih kepada pemerintah yang telah menggelar mediasi.

"Semua berjalan lancar. Saya mewakili peternak sapi perah merasa terharu. Kami seperti mendapat sosok bapak baru, inspirasi kami kini didengar oleh Bapak Menteri Pertanian, Mensesneg, dan Wamentan yang telah merespons cepat," katanya.

Ia menambahkan bahwa selama ini tuntutan peternak hanya satu, namun dalam pertemuan mediasi mereka mendapat banyak perhatian dari pemerintah. Salah satu langkah yang sangat diapresiasi adalah akan dimasukkannya susu ke dalam daftar Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting (Bapokting), yang menurutnya akan memberi perlindungan lebih bagi peternak lokal. (INF)

MENTAN AMRAN AJAK VIETNAM BERINVESTASI DI INDONESIA

Foto bersama saat kunjungan Mentan Amran ke Vietnam. (Foto: Istimewa)

Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman, berhasil menarik minat Vietnam untuk berinvestasi di Indonesia, khususnya di peternakan sapi. Dalam kunjungan resminya ke Vietnam Rabu, (25/7/2024), Amran bertemu dengan Wakil Menteri Pertanian Vietnam dan sejumlah pengusaha.

Saat ini Indonesia sedang berupaya meningkatkan produksi dan produktivitas ternak sapi, agar dapat memenuhi kebutuhan pangan untuk program pemerintahan berikutnya, yaitu penyediaan makan siang bergizi dan minum susu gratis bagi anak sekolah.

“Kami bekerja secara intensif untuk meningkatkan produksi daging sapi dan susu domestik melalui pengembangan industri perbibitan sapi dan meningkatkan kapasitas peternak,” kata Amran pada kesempatan tersebut.

Amran menyebut bahwa Indonesia dan Vietnam telah memiliki MoU bidang pertanian yang telah ditandatangani pada 19 Mei lalu. Salah satu fokus utama dari kerja sama tersebut adalah promosi investasi dan perdagangan di sektor pertanian antara kedua negara.

“Saya meyakini bahwa pemerintah kedua negara akan mendorong dan memfasilitasi kerja sama investasi dan perdagangan Indonesia-Vietnam,” ungkapnya. 

Amran juga menambahkan, Indonesia bercita-cita menjadi pemasok pangan global pada tahun 2033 mendatang. Untuk mencapai tujuan tersebut, peningkatan produksi pangan sangat penting.

Sementara Wakil Menteri Pertanian dan Pengembangan Pedesaan Vietnam, Phung Dec Tien, menyambut baik kedatangan Indonesia. Secara khusus, ia menghargai perhatian besar Indonesia terhadap sektor pertanian, termasuk upaya menyediakan kebutuhan susu dalam negerinya.

Menurut Phung Dec, pengembangan peternakan sapi perah di Vietnam juga sempat dihadapkan banyak tantangan di masa lalu. “Tapi dengan pengembangan industri perbibitan dan penggunaan teknologi yang tepat, pengembangan peternakan sapi perah kami bisa berkembang dengan baik,” katanya.

Dia pun optimistis kerja sama antara Indonesia dan Vietnam di peternakan sapi perah akan berdampak positif pada produksi dan konsumsi susu di Indonesia. “Susu sangat baik bagi nutrisi anak-anak, sehingga fisik mereka akan bisa berkembang dengan baik,” ucapnya.

Adapun salah satu pengusaha yang ditemui Amran adalah Pendiri dan Ketua TH Group, Madam Thai Huong. Pengusaha terkenal ini sangat berpengaruh di Vietnam dan menunjukkan ketertarikannya berinvestasi di Indonesia.

Madam Thai Huong membuka peluang tersebut, terutama di bidang peternakan sapi perah dan industri susu. Ia bahkan menyampaikan apresiasinya kepada Presiden Indonesia terpilih yang telah memberikan perhatian besar terhadap kesehatan dan kebutuhan nutrisi anak-anak di Indonesia.

“Saya merasa sangat tersentuh. Saya sudah sampaikan kepada Duta Besar bahwa kita harus membantu Pemerintah Indonesia dalam mewujudkan program tersebut,” tuturnya.

Dengan semangat kerja sama dan inovasi, Madam Thai Huong dan TH Group menyatakan siap mendukung upaya peningkatan kesehatan dan gizi anak-anak di Indonesia. “Kami akan secepatnya berkunjung ke Indonesia dan mengajak tim untuk melakukan survei Lokasi,” tukasnya. (INF)

SERTIJAB MENTERI PERTANIAN, AMRAN: SYAHRUL TEGAS, DISIPLIN DAN PEKERJA KERAS

Serah Terima Jabatan Menteri Pertanian yang dilakukan Jumat pagi, (25/10/2019), di Gedung Auditorium Kementerian Pertanian. (Foto: Infovet/Ridwan)

Serah Terima Jabatan (Sertijab) Menteri Pertanian (Mentan) dari Andi Amran Sulaiman kepada Syahrul Yasin Limpo resmi dilakukan di Gedung Auditorium Kementerian Pertanian (Kementan), Jumat (25/10/2019).

Dalam acara Sertijab, Amran menegaskan, kehadiran Syahrul menjadi Menteri Pertanian baru periode 2019-2024 diyakini akan membawa Kementerian Pertanian menjadi lebih baik. “Kita sering berdiskusi, beliau itu sudah menjadi kakak saya. Saya yakin Kak Syahrul akan membawa pertanian menjadi jauh lebih baik lagi. Beliau tegas, disiplin dan pekerja keras,” tegas Amran.

Ia pun meminta seluruh jajaran di Kementan memberi dukungan penuh terhadap Syahrul dalam lima tahun ke depan. “Saya minta beri dukungan penuh. Kami juga siap kapan saja dipanggil untuk membantu Kementerian Pertanian,” ucap dia.

Pada kesempatan tersebut, Mentan Syahrul, mengapresiasi kerja keras yang telah dilakukan Amran beserta jajarannya selama lima tahun kemarin. “Saya hanya menyambung apa yang sudah dilakukan. Keberhasilan yang sudah dicapai itu suksesnya dari bawah. Semoga ke depan kita bisa kerja sama-sama dan bekerja secara cepat,” kata Syahrul.

Di awal masa kepemimpinannya, dalam waktu dekat Syahrul akan berupaya memperbaiki data pertanian yang selama ini masih berpolemik. “Dalam tiga sampai empat bulan ke depan data pertanian ini harus sudah selesai, harus ada pertanggung jawaban ke Pak Presiden,” jelasnya.

Untuk itu, ia pun meminta jajarannya bekerja dengan penuh tanggung jawab dan disiplin. “Untuk para pejabat struktural di Kementerian Pertanian, saya butuh leadership yang smart dan disiplin, agar kita bisa membangun kerjasama yang kuat dan berprestasi,” tandasnya. (RBS)

MENTAN HARAPKAN PROGRAM DITJEN PKH BERMANFAAT LEBIH UNTUK MASYARAKAT



Kegiatan arahan Mentan untuk pejabat struktural Ditjen PKH (Foto: Humas Kementan)  

Memberikan arahan kepada seluruh pejabat struktural Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengharapkan Program Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Kementan dapat memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat Indonesia.  

“Saya ingin program Ditjen PKH dan pegawai memberikan nilai tambah untuk masyarakat dan lingkungan sekitarnya,” kata Amran di Gedung C Kementan, Jakarta, Senin (5/8).   

“Program BEKERJA dan SIWAB harus terus dilakukan untuk memberikan manfaat bagi masyarakat,” tegas Amran, seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima Infovet.

Menurut Amran, kebutuhan masyarakat terhadap pangan asal hewan tidak hanya berasal dari daging ayam atau sapi namun banyak pilihan seperti telur, kambing, domba, dan produk peternakan lainnya.

Amran menyampaikan dalam pemenuhan hak atas pangan bagi masyarakat berkualitas gizi baik dengan cara produksi dengan sistem pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, sehingga diperlukan tata kelola peternakan yang sinergi mulai dari aspek hulu, off farm, hilir sampai dengan pemanfaatan produk di tingkat masyarakat.

Lebih lanjut disampaikan, langkah terpenting dari pemerintah saat ini adalah bagaimana membuat daging tersebut mudah diakses oleh masyarakat dan terjangkau harganya.

"Untuk ini sejak tahun 2018 kita melakukan program BEKERJA (Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera)," ungkap Amran.

Melalui program ini, pemerintah mendorong masyarakat miskin untuk melakukan usaha budidaya ayam kampung. Terbukti dari pemberian stimulan 50 ekor bibit ayam kampung untuk rumah tangga miskin, pendapatan masyarakat meningkat secara signifikan.

Selain pemberian ayam ini dikaitkan dengan program pemgurangan kemiskinan, pemberian ayam kampung ini juga terkait tradisi budidaya ayam bagi penduduk pedesaan.

Ditjen PKH memiliki kewajiban dalam penyediaan pangan asal hewan termasuk daging yang memiliki gizi (protein) tinggi dengan harga yang terjangkau, mudah diakses, dan dijamin kemanan, kesehatan, keutuhan, dan kehalalannya (ASUH).

IB Ujung Tombak UPSUS SIWAB

Pada kesempatan itu, Amran meminta secara khusus agar Ditjen PKH memperkuat komitmen 5 tahun mendatang dalam perencanaan Kemandirian Pakan sehingga dapat menyediakan pakan secara mandiri, dalam mendukung program BEKERJA.

“Jangan sampai masyarakat menjadi ketergantungan. Oleh karena itu, kita mendorong masyarakat harus bisa produksi pakan sendiri dengan memanfaatkan sumber daya bahan pakan lokal, mandiri bibit, dan diedukasi serta didampingi hingga hilir untuk pengolahan dan pemasaran sehingga produksinya bisa terjual di pasar-pasar modern serta retail-retail besar” jelas Amran.

Selain itu, Amran juga mengingatkan untuk kegiatan Inseminasi Buatan (IB) sebagai ujung tombak UPSUS SIWAB pada Program Ditjen PKH terus ditingkatkan dalam mendongkrak jumlah populasi sapi di Indonesia.

"Saya minta untuk IB tidak boleh turun selama 5 tahun ke depan," pinta Amran. (Rilis/NDV)



KEMENTAN GELAR SILATURAHMI DAN BUKA PUASA BERSAMA

Mentan Amran saat memberi santunan pada acara silaturahmi dan buka puasa bersama, Senin (27/5/2019). (Foto: Dok. Infovet)

Bulan Ramadan merupakan bulan yang penuh keberkahan dan kemuliaan yang banyak digunakan untuk saling berbagi rezeki. Kementerian Pertanian (Kementan) memanfaatkan momen tersebut dengan menggelar acara silaturahmi dan buka puasa bersama (Bukber), yang dilaksanakan di Auditorium Gedung F Kementerian Pertanian, Senin (27/5/2019).

Dalam sambutannya, Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih terhadap kinerja seluruh jajarannya yang telah berkontribusi dengan baik. “Terima kasih kepada semuanya yang sudah bekerja di bulan Puasa ini,” ujar Amran.

Ia menyebut, berkat kerja keras yang dilakukan pihaknya selama Ramadan, harga komoditas pertanian strategis bisa terjaga. “Harga pangan kita aman selama Ramadan, ini berkat kerja keras kita semua,” katanya.

Usai sambutan, Bukber bertajuk “Pererat Ukhuwah Islamiah di Era Industri 4.0” langsung disambung dengan tausiyah yang dibawakan Ustaz Yusuf Mansur dan sekaligus dilakukan pemberian santunan secara langsung oleh Mentan Amran kepada masyarakat yang membutuhkan. (RBS)

Panen Raya Jagung, Petani Siap Suplai Kebutuhan Peternak

Jagung untuk kebutuhan pakan ternak. (Foto: Infovet/Ridwan)

Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman, menghadiri acara panen raya jagung di Desa Mojorejo, Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan, Rabu (6/2). Kabupaten Lamongan merupakan salah satu sentra pertanaman jagung di wilayah Jawa Timur.

Dengan tibanya masa panen jagung ini, Mentan Amran berharap para petani dapat mensuplai kebutuhan jagung peternak.

“Kami harap Bulog dapat membantu menyerap jagung petani, sehingga dapat menjadi buffer stock,” kata Menteri Amran.

Untuk memenuhi kebutuhan peternak, utamanya wilayah Kabupaten Blitar yang merupakan sentra ternak ayam petelur, Mentan secara spontan berinisiatif membuat kesepakatan antara kedua Kabupaten. Kesepakatan pembelian jagung ini akan menjembatani keduanya, dengan Bulog berada di tengah untuk mengatur penyerapan jagung dan pasokan dari Lamongan ke Blitar.

“Ini model baru, enggak usah pulang ambil stempel. Kertas kesepakatan ini tolong masing-masing dibawa pulang. Traktor dan dryer kami bantu kirim ke sini, hasilnya kirim ke Blitar,” ungkap Amran.

Untuk memperlancar kesepakatan tersebut, Mentan Amran menyiapkan minimal 20 dryer dengan kekuatan 10 ton per 8 jam. Kendali mesin ada di Dinas Pertanian dan Bulog, sehingga dapat dipastikan jagung petani diserap Bulog dan hasilnya dikirim ke peternak di wilayah Blitar. Selain dryer, Mentan juga memastikan pemerintah memberikan bantuan 10 traktor roda empat serta lima unit alat panen.

“Ini semua untuk rakyat, bukan tengkulak. Kami tidak ingin dipermainkan. Ini solusi konkret dan permanen,” tegasnya. 

Pada kesempatan yang sama, Wakil Bupati Lamongan, Kartika Hidayati, menyampaikan, panen raya jagung ini sebagai wujud syukur memasuki musim panen. “Kami berterima kasih kepada Menteri Pertanian karena petani kami pada tahun 2018 telah banyak dibantu untuk pengembangan jagung,” katanya.

Sepanjang 2018, Kementerian Pertanian telah memberikan bantuan berupa UPPO (Unit Pengolah Pupuk Organik) sebanyak 17 unit, dryer UV sebanyak 10 unit dan rice milling unit (RMU) modern. 

Dari laporan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Lamongan, memperkirakan panen jagung di Kabupaten Lamongan hingga pekan ketiga Februari 2019 seluas 11.395 hektar. Titik lokasi panen berada di Kecamatan Modo, Bluluk, Ngimbang, Sambeng, Sukorame, Mantup dan Solokuro.

Luas lahan jagung di Kecamatan Modo sendiri 1.627 hektar yang dimiliki oleh beberapa kelompok tani dengan rata-rata kepemilikan 0,5 ha per orang. Sedangkan luas hamparan jagung di lokasi panen saat ini mencapai 496 hektar.

Menurut Wakil Bupati Lamongan, Kartika, harga jagung di tingkat petani saat ini untuk tongkol berkisar antara Rp 2.000-2.200 per kg, sementara pipilan basah Rp 3.500-3.800 per kg dan pipilan kering Rp 4.800-5.000 per kg.

Ia menyebut, saat ini pihaknya memiliki program inovasi tanam Jagung dan peternakan yang terkenal dengan sebutan Tersapu Jagat (Ternak Sapi Usaha Jagung Meningkat).
“Berkat inovasi ini, kita manfaatkan kotoran sapi menjadi pupuk organik untuk tanaman jagung, sehingga jagung yang dihasilkan menjadi dua kali lipat provitasnya menjadi rata-rata sebanyak 10,3 ton per hektar, yang biasanya hanya rata-rata 5-6 ton,” pungkasnya. (INF)

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer