-->

SEDIAAN HERBAL UNTUK MENJAGA KESEHATAN HEWAN

Kunyit, salah satu jenis tanaman obat yang banyak dimanfaatkan sebagai obat hewan. (Foto: Istimewa)

Di masa kini tren penggunaan sediaan herbal kian menjamur. Bukan hanya pada manusia, dunia medis veteriner pun juga sejak lama menggunakan sediaan herbal untuk menjaga kesehatan dan performa hewan, bagaimana lika-likunya?

Seiring berjalannya waktu, ilmu pengetahuan dan teknologi pun ikut berkembang termasuk dalam dunia medis veteriner. Berbagai obat-obatan, serta peralatan dan teknologi lain yang mendukung sektor medis veteriner pun ikut berkembang. Namun begitu, isu-isu yang dihadapi juga berbanding lurus dengan perkembangan yang ada.

Sebut saja isu resistensi antimikroba dan larangan penggunaan AGP di peternakan. hingga kini isu resistentsi antimikroba masih menjadi momok menakutkan di dunia medis manusia maupun hewan. Selain itu larangan penggunaan AGP membuat produsen obat hewan berlomba-lomba mencari alternatif untuk menggantikan antibiotik sebagai growth promoter.

Warisan Nenek Moyang
Sejak dulu manusia telah banyak memanfaatkan berbagai jenis tanaman yang terbukti memiliki khasiat untuk menyembuhkan dan mencegah penyakit. Sebut saja temulawak, sambiloto, jahe, beras kencur, tentunya masyarakat sudah familiar dengan beberapa jenis tumbuhan tersebut karena khasiatnya.

Nyatanya sebagai Negara Mega Biodiversity, Indonesia memiliki ratusan jenis tanaman obat yang berpotensi digunakan dalam dunia medis manusia maupun hewan. Hal ini dikemukakan oleh Drh Slamet Raharjo, praktisi dokter hewan sekaligus peneliti dan staf pengajar dari FKH UGM.

“Ada ratusan bahkan ribuan jenis tanaman obat yang tersedia di negara ini dan banyak belum termanfaatkan dengan maksimal dalam hal ini pada sektor medis veteriner," tutur Slamet kepada Infovet.

Pria kelahiran Kebumen tersebut kemudian menjelaskan beberapa penelitian sederhananya. Misalnya ketika ia meneliti potensi daun sambiloto pada luka dibeberapa jenis hewan seperti domba dan anjing.

“Ini berawal dari pengalaman pribadi saya, ketika mengalami kecelakaan, saya mencoba pada diri saya. Lalu berpikir bahwa seharusnya pada hewan juga memiliki efek yang sama dan saya mencobanya, ternyata bisa,” tutur dia.

Selain daun binahong, Slamet juga menyebut beberapa jenis tumbuhan obat lain yang telah banyak digunakan sebagai obat pada hewan. Misalnya kunyit dan meniran yang dikombinasikan sebagai imunomodulator pada ayam petelur yang telah terbukti dapat meningkatkan ketahanan tubuh ayam terhadap AI.

Salah satu peternak yang rajin menmberikan sediaan herbal kepada ayamnya adalah Kusnadi, peternak broiler kemitraan asal Bogor. Kusnadi rutin memberikan jejamuan kepada ayamnya agar tetap prima. “Kalau chick-in biasanya orang pada memberikan air gula, kalau saya air gula itu saya campur lagi sama kunyit dan beras kencur,” ujar Kusnadi.

Kepada Infovet ia mengaku telah melakukan praktik tersebut sebelum AGP dilarang. Bukan hanya sejak chick-in, Kusnadi juga mengatakan rutin memberikan jamu kepada ayam pasca vaksinasi gumboro atau ketika terjadi pergantian musim, bahkan saat cuaca ekstrem. Menariknya setiap fase pemeliharaan ia memberikan racikan yang berbeda.

“Kalau pas cuaca ekstrem, musim hujan, biasanya saya kasih jahe sama temulawak. Biar mereka juga fit dan enggak kedinginan,” pungkasnya. Namun sayang, ketika ditanya mengenai dosis pemberian ia mengakui hanya mengira-ngira berdasarkan pengalaman. Beruntung tidak pernah terjadi efek negatif pada ayamnya.

“Alhamdulillah enggak ada yang aneh-aneh, saya cuma manfaatin yang ada saja, kearifan lokal. Kalau kebanyakan kimia saya takut,” tutup Kusnadi.

Penelitian terkait penggunaan herbal untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap AI telah dilakukan oleh Prof Bambang Pontjo, salah satu staf pengajar FKH IPB. Salah satu penelitian yang beliau lakukan adalah dampak pemberian jamu untuk menangkal serangan AI pada broiler.

Dalam penelitian tersebut, Prof Bambang menggunakan empat jenis tanaman obat yang sudah familiar, di antaranya temulawak (Curcuma xanthorrhiza), meniran (Phyllanthus niruri L), sambiloto (Andrographis paniculata), dan temuireng (Curcuma aeruginosa). Keempat tanaman diekstrak sedemikian rupa lalu diberikan kepada ayam broiler yang diberi perlakuan menjadi empat, perlakukannya adalah sebagai berikut:


Uji tantang dilakukan selama 10 hari, sementara parameter yang digunakan pada penelitian adalah persen proteksi, yaitu persentase ayam yang hidup setelah uji tantang dilakukan. Hasil penelitian dari uji tantang didapatkan jumlah sisa ayam hidup yang berbeda-beda setiap harinya, seperti ditunjukkan pada tabel di bawah ini:


Berdasarkan data hasil penelitian di atas dapat diamati bahwa ayam broiler yang dapat bertahan sampai hari terakhir adalah ayam pada kelompok perlakuan formula 3 (F3) dan formula 1 (F1), dimana masing-masing kelompok terdapat sisa satu ekor ayam.

Tingkat kematian ayam yang berbeda-beda pada tiap kelompok perlakuan menandakan adanya aktivitas yang terjadi akibat pemberian formula yang berasal dari temulawak dan temuireng. Menurut Prof Bambang, temulawak dan temuireng merupakan tanaman obat yang memproduksi senyawa fenolik kurkuminoid sebagai hasil metabolit sekunder.

“Kurkuminoid atau kurkumin ini memiliki aktivitas farmakologi berupa anti-inflamasi, anti-imunodefisiensi, antivirus (termasuk virus AI), antibakteri, antijamur, antioksidan, anti-karsinogenik, dan antiinfeksi, kalau dari literatur yang saya baca begitu,” tukasnya.

Dirinya juga menegaskan bahwasanya menggunakan sediaan herbal selain meminimalisir efek samping yang negatif, juga merupakan salah satu bentuk pengejawantahan dari melestarikan warisan nenek moyang.

Perlu Perhatian
Apakah pengunaan sediaan herbal selalu memberikan feedback positif dan memiliki tingkat kesembuhan yang tinggi? Belum tentu, setidaknya dalam memberikan sediaan herbal untuk terapi medis veteriner, ada beberapa hal yang juga perlu diperhatikan.

Menurut Drh Slamet Rahardjo, yang pertama kali harus diperhatikan adalah spesies atau jenis hewan yang hendak diobati. Ia memberi contoh, hewan karnivora misalnya kucing, secara fisiologis memiliki kemampuan lebih rendah dalam mencerna sediaan herbal ketimbang hewan omnivora seperti anjing dan unggas. Oleh karena itu, pemberian sediaan peroral untuk karnivora sebaiknya tidak dilakukan. Namun begitu, sediaan-sediaan herbal yang pengunaannya topikal masih dapat digunakan.

Selain itu Slamet juga menambahkan bahwa dokter hewan juga harus dapat mengidentifikasi jenis herbal yang harus digunakan sampai ke bagian-bagiannya. Misalnya saja kunyit, bagian dari kunyit yang dipakai untuk terapi yakni bagian rimpang atau umbinya.

“Di bagian tertentu suatu tanaman tentunya ada zat aktif yang dapat dimanfaatkan. Nah bagian-bagian itulah yang kita manfaatkan, salah menggunakan bagian nanti malah enggak ada efeknya, atau malah jadi racun, jadi harus hati-hati,” ungkap Slamet.

Ia menambahkan bahwa setiap zat aktif yang ada pada tanaman obat diperlukan volume tertentu (dosis) yang terukur agar menunjukkan khasiatnya. Oleh karena itu, sebaiknya para dokter hewan yang hendak memberikan sediaan herbal harus mengetahui dosis efektif dari sediaan tersebut. Akan lebih baik lagi apabila menggunakan sediaan herbal yang sudah teruji dan terbukti secara de facto dan de jure memiliki khasiat obat.

“Jadi hewan juga jangan dijadikan objek percobaan. Misalnya kita ketemu tanaman A, terus belum ada penelitian apa-apa langsung kita pakai di pakan ayam, niatnya biar ngurangi nyekrek misalnya, itu salah. Kenapa enggak pakai yang sudah ada literatur dan sudah terbukti saja, kan enak. Jadi yang pasti aja, jangan coba-coba,” ucapnya.

Slamet juga mengingatkan agar sediaan herbal digunakan sesuai rute penggunaan obat. Dokter hewan harus memahami rute pemberian obat herbal yang terbaik, jangan sampai salah rute dan tidak ada efek medis yang dihasilkan. Kombinasi antara sediaan herbal dan konvensional menurut Slamet sebaiknya digunakan.

“Jadi pasien tetap kita kasih obat konvensional, tetapi kita support dengan herbal agar mempercepat kesembuhannya, sekarang banyak yang seperti itu,” pungkasnya. ***

Ditulis oleh:
Drh Cholillurahman
Redaksi Majalah Infovet

KALENDER BISNIS PETERNAKAN 2024 TAMPILKAN DATA BISNIS DAN AGENDA INTERNASIONAL

Iakarta, MajalahInfovet.comMajalah Infovet kembali menerbitkan Kalender Bisnis Peternakan (KBP) yang beredar luas di kalangan dunia usaha dan pemerintahan bidang peternakan dan kesehatan hewan. Kalender meja ini terasa istimewa karena menampilkan data bisnis terbaru serta kalender kegiatan nasional dan internasional. Data bisnis yang ditampilkan antara lain data kinerja bisnis peternakan tahun ini (2023) dan prediksi bisnis peternakan tahun depan (2024). 

Adapun kalender kegiatan antara lain pameran internasional (Indolivestock Expo, International Production & Processing Expo/IPPE-Atlanta dan lain-lain), seminar internasional di berbagai negara, serta hari-hari besar peternakan, misalnya Hari Ayam dan telur , World Egg Day, Hari Susu Nusantara, Hari Rabies  serta hari penting lainnya, termasuk ulang tahun asosiasi peternakan. Tentu saja hari besar nasional juga ditampilkan sebagaimana kalender umum.

Beberapa pelaku bisnis dan pimpinan lembaga pemerintah merespon positif adanya kalender ini karena memudahkan mereka dalam mengagendakan kegiatan sesuai bidang kerjanya.

Penasaran? Silakan klik https://anyflip.com/vmkqs/gihb/ , usap ke kiri/kanan utk pindah halaman. Bisa juga klik di bawah ini:


 

UPAYA MENGATASI KASUS KERDIL PADA UNGGAS

Penanganan DOC yang kurang optimal pada periode awal akan memengaruhi pertumbuhan bobot ayam pada periode berikutnya. Foto: (ANTARA/HO-WAP)

Ada beberapa upaya yang harus lebih diperhatikan agar ayam tidak mengalami kekerdilan dan tumbuh dengan normal. Beberapa di antaranya tentu saja faktor manajemen dan upaya kontrol yang lebih ketat.

Perlu diingat bahwa dampak yang muncul dari kekerdilan dapat menimbulkan kerugian ekonomi sehubungan dengan gangguan pertumbuhan dan pencapaian bobot panen yang rendah, peningkatan konversi ransum, serta peningkatan jumlah ayam afkir. Hasil penelitian Hidayat (2014), menyebutkan bahwa sindrom ini dibagi menjadi beberapa kategori:
• Jika terjadi sebanyak 5-10% dari populasi, termasuk kategori ringan.
• Jika kejadian mencapai > 10-30% dari populasi, termasuk kategori buruk.
• Jika kejadian mencapai > 30% dari populasi, termasuk dalam kategori bencana besar.

Kasus ayam kerdil sendiri di lapangan sering kali terbagi menjadi dua kategori, yaitu jika dalam waktu lima minggu bobot ayam kurang dari 200 gram setiap ekornya maka dikategorikan sebagai kasus “runting”. Namun jika kekurangan bobotnya antara 200 gram sampai 1 kg maka dikategorikan sebagai kasus “stunting”.

Perhatikan Manajemen Brooding
Menurut salah seorang konsultan perunggasan, Carlim, kejadian pada broiler kebanyakan 50% adalah stunting. “Kalau dulu waktu saya masih pegang broiler itu kalau brooding enggak benar, sehabis diangkat itu brooder pasti langsung kelihatan, keciri pokoknya. Makanya saya bilang ‘ritual’ brooding itu sangat sakral, kalau enggak bisa lewati itu dengan baik pasti hancur,” kata Carlim.

Pasalnya lanjut dia, pada masa ini sering disebut dengan masa kritis karena terjadi pertumbuhan yang pesat, dimana terjadi pembelahan (hiperplasia) dan pembesaran (hipertropi) sel-sel tubuh ayam. Perkembangan organ yang terjadi meliputi sistem kekebalan, pencernaan, pernapasan, maupun termoregulasi.

Ketersediaan ransum saat chick-in dan tercapainya feed intake berpengaruh terhadap besar dan panjangnya usus, pengaturan suhu tubuh anak ayam, dan tingkat kepadatan. Penanganan DOC yang kurang optimal pada periode ini akan memengaruhi pertumbuhan bobot ayam pada periode berikutnya.

Kualitas Pakan Harus Jempolan
Pertumbuhan ayam sangat cepat tentu dipengaruhi kecukupan dan kandungan nutrisi ransum. Hal yang kadang terlewat dari pantauan adalah mengontrol keberadaan jamur atau toksinnya. Kualitas ransum dapat berkurang akibat adanya jamur dan mikotoksin.

Jika terdapat jamur di dalam kandungan ransum, nilai nutrisi yang berada di dalam ransum akan turun, sehingga nilai nutrisi yang diberikan kepada ayam tidak optimal. Selain itu, jangan lupa bahwa jamur juga akan menghasilkan metabolit sekunder yakni mikotoksin yang akan mengiritasi saluran pencernaan, sehingga penyerapan nutrisi terganggu. Lama penyimpanan ransum juga berpengaruh pada kandungan nutrisi. Vitamin dalam ransum akan menurun seiring masa penyimpanan.

Selain kualitas ransum, kuantitas/kecukupan asupan ransum dan minum juga berpengaruh pada pertumbuhan ayam. Kekurangan ransum dan air minum akan menyebabkan kompetisi antar ayam. Dampaknya, jumlah ransum yang masuk ke tubuh ayam kurang dan membuat pertumbuhan bobot badannya tidak seragam.

Masalah ransum inilah yang paling sensitif dan kerap kali disalahkan para peternak, pabrik pakan pun sering menjadi sasaran. Menjawab hal tersebut Nutrisionis dan Formulator PT Agrosari Nusantara, Intan Mustika Herfiana, mengatakan bahwa hal tersebut adalah suatu yang klise.

“Saya mengerti sekali masalah ini, tapi sebagaimana kita ketahui kalau semua pabrik pakan pasti sudah menguji kualitas pakan yang diproduksi, enggak mungkin kalau jelek akan dijual. Kalau masalah nutrisinya kurang, karena pakan juga ada grade-nya, kalau pakannya yang paling rendah grade-nya masa mau bagus? Ada faktor lain yang harus diusut dan ditelusuri,” tuturnya kepada Infovet.

Oleh karenanya, Ika-sapaannya, mengimbau peternak agar tidak buru-buru menyalahkan pakan yang digunakan apabila terjadi sindroma kekerdilan. Sebaiknya peternak menguji ulang pakan yang digunakan, baik dari segi nutrisi dan kualitasnya.

“Ini sulit diubah, mindset peternak sudah terbiasa begitu, kalau sudah begitu terus mau pakai pakan merek apapun kalau tiba-tiba drop performanya sama saja bohong,” ucapnya.

Meminimalisir Stres dan Imunosupresi
Stres adalah kondisi yang harus dihindari. Namun, hewan tidak bisa begitu saja terhindar dari stres, hal ini berkaitan dengan proses pemeliharaan. Dalam kondisi stres ayam akan memproduksi adrenocorticotropic hormone (ACTH) dalam jumlah berlebihan, sehingga akan menghambat proses metabolisme tubuh dan penurunan penyerapan nutrisi ransum.

Dalam hal ini ayam akan tetap banyak makan tetapi tidak diikuti dengan peningkatan bobot badan yang optimal. Stres juga membuat ayam mengalami imunosupresi, sudah penyerapan nutrisi berkurang, konsumsi pakan menurun ditambah imunosupresi, ayam akan semakin rentan tidak hanya terhadap kekerdilan, tetapi juga penyakit infeksius.

Dalam suatu webinar, Drh Jumintarto dari PT Kertamulya Saripakan, pernah menyampaikan bahwa untuk mengecek kondisi ayam di kandang dalam keadaan stres atau tidak, yang paling terlihat adalah pada bulu bagian sayap.

“Ayam yang berada dalam kondisi yang baik, pertumbuhan bulu di sayapnya akan terlihat rapih, teratur, konformasinya jelas dan enak dilihat. Tetapi kalau dia stres, bulu akan terlihat kusut, tidak teratur, sedikit mengalami penjarangan (kebotakan), dan batangnya mudah patah,” tuturnya.

Dia menjelaskan bahwa apabila gejala seperti itu terlihat, maka seorang dokter hewan harus dapat mengidentifikasi kesalahan dalam manajemen pemeliharaan. Segera setelah ditemukan, dilakukan perbaikan secara menyeluruh untuk menyelamatkan flock tersebut dari stres.

Selain beberapa faktor di atas, kualitas DOC juga memegang peranan penting. Layaknya pakan, DOC juga memiliki grade tertentu. Biasanya grade terbawah memiliki kualitas kurang baik ketimbang grade di atasnya.

Jauhkan Ayam dari Infeksi
Seperti yang sudah disebutkan, beberapa agen infeksius turut berperan penting dalam kasus kekerdilan, antara lain reovirus, entero-like virus, dan picornavirus. Sementara agen bakterial yang terlibat dalam kasus ini umumnya yang menginfeksi saluran pencernaan, seperti E. coli (colibacillosis) maupun clostridium perfringens (necrotic enteritis).

Keberagaman dan kompleksitas agen penyebab sindrom kekerdilan ini menyebabkan kesulitan dalam melakukan diagnosis secara pasti, ditambah dengan gejala klinis yang diperparah oleh faktor eksternal, misalnya stres akibat brooding yang kurang optimal.

Oleh karena itu, dalam menjauhkan ayam dari penyakit infeksius diperlukan pengaplikasian biosekuriti yang baik di peternakan. Praktik biosekuriti yang wajib dilakukan yakni mengendalikan lalu lintas kendaraan dan sarana peternakan yang keluar/masuk kandang. Kemudian pengaturan kunjungan operator maupun manajer kandang, contohnya kunjungan dilakukan dari ayam sehat kemudian ke ayam yang sakit. Intinya terapkan biosekuriti secara baik dan benar, agar ayam dan manusia terhindar dari berbagai jenis penyakit infeksius yang membahayakan. ***

Ditulis oleh:
Drh Cholillurahman
Redaksi Majalah Infovet

PABRIK PAKAN BARU DI KALTENG DIHARAPKAN DAPAT MENEKAN HARGA PRODUK PERUNGGASAN

Pakan, Komponen Biaya Utama Dalam Budi Daya Peternakan

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng melalui Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (TPHP) menyampaikan bahwa penyebab utama kenaikan harga daging dan telur ayam ras adalah karena naiknya harga pakan ternak.

Kepala Dinas TPHP Provinsi Kalteng, Sunarti membenarkan hal tersebut berdasarkan hasil pemantauan satuan tugas (satgas) pangan beberapa hari lalu.

“Berdasarkan pemantauan, tingginya harga pakan memang menjadi penyebab utama kenaikan harga daging ayam dan telur di Kalteng," katanya, Minggu, 24 Desember 2023.

Ia memaparkan, tingginya harga pakan, terjadi karena peternak lokal saat ini masih bergantung pada pasokan pakan dari luar daerah, seperti dari Pulau Jawa dan Kalimantan Selatan (Kalsel). 

Oleh karena itu, pihaknya bersama-sama melakukan langkah jangka panjang, membangun pabrik pakan di Kecamatan Parenggean, Kabupaten Kotawaringin Timur. 

"Pabrik pakan ini diyakini mampu memproduksi pakan ternak dengan kapasitas produksi 30 ton per jam. Sehingga, peternak kita tidak bergantung lagi pada pakan dari luar daerah," ungkapnya. (INF)

DINKES MUKOMUKO TANGANI 115 KASUS GIGITAN HEWAN PENULAR RABIES SEPANJANG 2023



Anjing, Salah Satu Hewan Penular Rabies 

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, selama periode Januari sampai dengan 22 Desember 2023 menangani 115 kasus gigitan hewan penular rabies (HPR).

"Jumlah pasien gigitan HPR per 22 Desember 2023 sebanyak 115 orang yang tersebar di sejumlah wilayah daerah ini," kata Kasi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko Ruli Herlindo di Mukomuko, Minggu.

Ia mengatakan, jumlah itu berdasarkan hasil pendataan kasus gigitan HPR hingga per 22 Desember 2023 dari seluruh puskesmas yang tersebar di 15 kecamatan di daerah ini. Dirinya juga menyebutkan, dari sebanyak 115 kasus gigitan HPR, empat orang di antaranya digigit dua anjing yang dinyatakan positif rabies. Namun, orangnya tidak positif rabies. Empat orang dari wilayah Kecamatan Pondok Suguh itu digigit dua anjing yang positif rabies pada kurun waktu yang berbeda.

"Dua anjing yang menggigit empat orang di wilayah ini dinyatakan positif rabies berdasarkan hasil pemeriksaan otak hewan tersebut di laboratorium di Kota Bengkulu," ujarnya.

Ruli juga menyebutkan bahwa orang yang digigit sudah ditangani dan diberikan vaksin antirabies (VAR). Kemudian pihaknya meminta puskesmas melakukan penyelidikan epidemiologi (PE), dan puskesmas memastikan pasien menerima VAR lengkap.

Selanjutnya, pihaknya mengimbau warga agar mewaspadai anjing dengan ciri mengidap rabies dan menghindari anjing yang memiliki ciri tersebut. Selain itu, kata dia, warga sebaiknya tidak mengganggu anjing liar apalagi ketika hewan tersebut berada di kawanannya karena biasanya anjing yang menggigit itu yang terganggu.

"Kami juga sosialisasikan kepada warga untuk mencegah penularan penyakit rabies. Selain itu, tugas bidang peternakan dan kesehatan hewan untuk memberikan vaksin rabies kepada hewan penular rabies," kata Ruli. (INF)

MENGENAL AYAM KUB (KUB-1 DAN KUB-2), KELEBIHANNYA DIBANDING AYAM KAMPUNG BIASA

Ayam KUB
Sumber: Balitbangtan Kementan

Ayam KUB adalah ayam kampung galur (strain) baru, merupakan singkatan dari Ayam Kampung Unggul Balitbangtan. Ayam KUB persilangan dari sesama ayam kampung yang seleksi genetiknya dilakukan sebanyak 6 generasi, sejak tahun 1997-2010 oleh tim Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) di Ciawi, Bogor. Menggunakan ayam kampung yang berasal dari Bogor, Cianjur, Depok, dan Majalengka.

Sehingga menghasilkan ayam KUB generasi pertama yang secara resmi disebut ayam KUB-1. Galur Ayam KUB dilepas Menteri Pertanian pada 2014 dengan SK Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 274/Kpts/ SR.120/2/2014.

Menurut website repository.pertanian.go.id tim pemulia (breeder) ayam KUB-1 adalah Tika Sartika, Sofyan iskandar, Benny Gunawan, Heti Resnawati, dan Desmayanti. Mereka menggunakan bibit ayam kampung dari  Balai Penelitian Ternak, Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Ayam KUB dapat digunakan sebagai ayam petelur, ayam pedaging, dan parent stock indukan DOC ayam kampung. Dibanding dengan ayam kampung biasa, ayam KUB menghasilkan lebih banyak telur dan masa mengeramnya lebih pendek (90% tidak mengeram) sehingga bisa cepat bertelur lagi.

Juga lebih tahan terhadap penyakit. Pembudidayaannya tidak begitu berbeda dengan budidaya ayam kampung, namun diperlukan pakan yang lebih tinggi kandungan protein dan kalsiumnya untuk pembentukan cangkang telur.

Karakteristik, Perbandingan dan Keunggulan Ayam KUB dengan Ayam Kampung Biasa

Penampilan ayam KUB seperti ayam kampung pada umumnya, mempunyai warna bulu yang beragam namun lebih tebal. Meski demikian ayam KUB-1 sebagian besar (64%) warna bulunya adalah hitam.

Warna paruhnya kuning hingga kehitaman, warna kaki sebagian besar abu-abu hingga hitam. Kepalanya lonjong dengan jengger yang umumnya berbentuk tunggal dan sebagian kecilnya berbentuk kacang polong (pea).

Berat badan pertama bertelur 1,2-1,5 kg. Pada umur 20 minggu yang jantan mencapai berat 1,6 kg + 0,65 kg, sedangkan betina ,5 kg + 0,38 kg.

Berat telur ayam KUB antara 34-45 gam, produksi telur harian (hen day) 50%, dan puncak produksi telur 65-70%.

 Ayam kampung biasa mulai bertelur pada umur 20-24 minggu, sedangkan ayam KUB bisa lebih cepat yaitu umur 20-22 minggu. Ayam kampung mampu bertelur sekitar 146 butir per tahun dengan frekuensi bertelurnya 7 kali dalam setahun. Sedangkan ayam KUB menghasilkan 160-180 butir telur per tahun dengan frekuensi bertelur setiap hari.

Konsumsi pakan ayam kampung lebih besar dari ayam KUB, yaitu 80-100 gram per hari. Ayam KUB hanya memerlukan 80-85 gram per hari. FCR atau konversi pakan ayam KUB 3,8 lebih bagus dari konversi pakan ayam kampung yang mencapai 4,9-6,4.

Daya tetas telur ayam kampung maupun ayam KUB relatif sama. Untuk mortalitas, ayam KUB bisa dibilang jauh lebih rendah.

Ayam KUB juga memenuhi syarat jika dipelihara sebagai ayam kampung pedaging. Karena pertumbuhan berat badannya lebih cepat dari ayam kampung biasa, dapat dipanen pada umur 70-90 hari. Lebih cepat dari ayam kampung biasa yang siap dipanennya saat umur 5 bulan.

Fase umur ayam KUB:

  • Starter: 0-6 minggu.
  • Grower: 6-12 minggu.
  • Developer: 12-16 minggu.
  • Layer/rooster: 18-68 minggu.

Ayam KUB 2 Janaka

Balitbangtan terus berusaha menghasilkan ayam KUB yang lebih baik. Ayam KUB-1 dikembangkan lebih lanjut dan menghasikan ayam KUB-2 yang dinamakan Janaka.

Dibanding ayam KUB 1, kelebihan ayam KUB 2 adalah mampu bertelur hingga 200 butir per tahun. Mulai bertelur pada umur 20-21 minggu. Sifatnya mengeramnya lebih rendah dibanding ayam KUB-1. Lebih ideal sebagai ayam kampung pedaging, karena pada umur 10 minggu bisa mencapai berat badan 0,9 kg untuk jantan dan 0,7 kg untuk betina.

Umur panen jika akan diambil dagingnya hanya 70 hari. Selain itu ayam KUB-2 juga lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan dan tidak mudah stres.

Referensi:

  • https://distanpangan.baliprov.go.id/budidaya-ayam-kub/
  • https://jatim.kemenkumham.go.id/berita-upt/20790-miliki-potensi-yang-tinggi-berikut-keunggulan-peternakan-ayam-kub-di-lapas-lamongan
  • BUDIDAYA AYAM KUB (Ayam Kampung Unggul Balitbangtan) KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN RIAU 2019
  • Buletin Ketahanan Pangan dan Peternakan | Desember 2020
  • https://bbppkupang.bppsdmp.pertanian.go.id/blog/kelebihan-dan-kekurangan-ternak-ayam-kub
  • https://pertanian.kulonprogokab.go.id/detil/1059/prospek-cerah-budidaya-ayam-kampung-unggul-balitbangtan-ayam-kub
  • https://repository.pertanian.go.id/server/api/core/bitstreams/00944040-67f4-483f-9bd4-30b6c65789e7/content
  • https://pustaka.setjen.pertanian.go.id/index-berita/janaka-kub-2-ayam-petelur-unggul

GURU BESAR UNPAD UBAH LIMBAH PETERNAKAN JADI SUMBER ENERGI TERBARUKAN

Fese Dari Peternakan Sapi, Bisa Dimanfaatkan Sebagai Sumber Energi Alternatif


Guru Besar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Prof. Ellin Herlia, mengatakan, saat ini, limbah peternakan masih menjadi masalah. Sebab, masyarakat banyak yang enggan mengolah limbah tersebut sehingga kerap terjadi pencemaran lingkungan.

Berkaitan dengan hal tersebut, Prof. Ellin melakukan riset mengenai pemanfaatan limbah peternakan untuk dijadikan sumber energi terbarukan. Hal tersebut disampaikan Prof. Ellin saat menjadi narasumber dalam Hard Talk di kanal YouTube Unpad. 

Salah satu temuannya adalah biogas yang dihasilkan dari feses ternak dan batu bara muda atau lignit. Karena kalor yang rendah, lignit jarang digunakan. Prof. Elin pun memanfaatkannya bersama feses ternak untuk menghasilkan gas metan.

Penelitian ini dilakukan melalui hibah Academic Leadership Grant (ALG) Unpad sejak tahun 2015, dengan turut melibatkan sejumlah peneliti Fapet dan peneliti Fakultas Teknik Geologi Unpad.

Dijelaskan Prof. Elin, pori-pori dalam batu bara dapat menyimpan bakteri dan memiliki sifat biogenik sehingga memiliki sumber makanan untuk bakterinya.

Dalam penelitiannya, ia  memasukkan feses kerbau dan batubara lignit ke dalam digester biogas berkapasitas 35 liter. Lalu, dikeringkan hingga membentuk bioblock sebagai substrat biogas portable.

“Dikeringkan sehingga memudahkan dalam hal distribusi, memudahkan dalam menyimpan,” jelas Prof. Elin.

Nantinya, diharapkan biogas portabel bisa digunakan untuk sumber energi dalam kebutuhan sehari-hari, terutama untuk daerah terpencil . Salah satu pemanfaatan biogas bagi masyarakat adalah untuk memasak.

Saat ini, penelitian tersebut terus dikembangkan, terutama dalah hal pengemasan dan pendistribusian.

Selain itu, penelitian yang ia lakukan terkait pemanfaatan limbah peternakan yaitu pengolahan limbah industri kelapa sawit, seperti tandan kosong kelapa sawit, palm press fiber (PPF), dan pome sebagai substrat biogas. Dari limbah industri susu, penelitian juga dilakukan untuk memproduksi bioetanol.

Kedepannya, Prof. Ellin berharap penggunaan energi terbarukan yang dihasilkan dari limbah peternakan dan industri peternakan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Sebab, ada banyak kelebihan yang bisa diperoleh dari energi alternatif tersebut.

“Kita berharap energi alternatif ini akan dimanfaatkan oleh masyarakat. Ini ‘kan energinya bersih. Manfaat lain misalnya, dia bisa mengurangi biaya untuk membeli gas,” kata Prof. Ellin. (INF)

PJ GUBERNUR BABEL PASTIKAN STOK DAGING SAPI AMAN SELAMA NATARU

Safrizal (kanan), kala berdiskusi dengan seorang peternak


Pj Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Safrizal memastikan stok daging cukup dan harga stabil jelang Natal 2023 dan  Tahun Baru 2024. Hal ini terungkap setelah orang  nomor satu di Babel itu mengunjungi salah satu peternakan sapi di  Petaling, Mendo Barat, Kabupaten Bangka pada Jumat (22/12/2023)

"Saya ke peternakan sapi bali punya Pak Priyono  yang memiliki puluhan sapi yang digemukkan. Masih ada peternakan sapi di tempat lain sehingga stok daging terpenuhi pada akhir tahun ini," kata Safrizal,  Jumat (22/12/2023) di Bangka.

Safrizal menuturkan dalam dialog dengan Priyono terungkap kesulitan mendapatkan  pakan. Pasalnya, konsentrat seperti ampas ubi, onggok, bungkil sawit, dedak padi didatangkan  dari Lampung. Sementara di Babel tidak ada lagi  pabrik ubi karena  sudah ditutup. Masalah lain peternak sapi beralih ke sapi pengembangan (sapi yang dilepas). Sehingga untuk penjual tidak menentu karena sapi ini bukan sapi  penggemukan.

"Setelah mendengar kendala yang dihadapi peternakan sapi, kami  akan kolaborasi dan bersinergi dengan berbagai pihak untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi peternakan sapi," jelas Safrizal. (INF)


11 JENIS AYAM TERBESAR DI DUNIA

Di dunia ini terdapat beberapa jenis ayam terbesar di dunia. Baik dari segi tinggi badannya, ukuran badannya, maupun berat badannya. Di antaranya adalah 11 jenis ayam paling besar di dunia berikut ini.

Ayam Jersey Giant

Ayam Jersey Giant
Sumber: Pixabay

Ayam Jersey Giant merupakan jenis ayam terbesar di dunia. Berasal dari New Jersey, Amerika Serikat, beratnya bisa mencapai sekitar 5,9 kg.

Ayam ini dikenal jinak dan mempunyai temperamen yang bagus. Namun pertumbuhannya terhitung lambat. Warna bulunya biasanya hitam, putih, atau kebiruan.

Saat musim dingin ayam ini produktif bertelur, menghasilkan telur besar berwarna coklat. Jersey Giant juga dikenal sebagai induk ayam yang baik.

Ayam Brahma

Ayam Brahma
Sumber: Pixabay

Ayam Brahma juga berasal dari Amerika dan beratnya mencapai sekitar 5,4 kg. Kebanyakan ayam ini bulunya merupakan warna kombinasi. Putih dengan “kerah” leher dan ekor hitam, kuning tua dengan kerah dan ekor hitam, abu-abu gelap dengan kerah hitam putih dan ekor hitam.

Selain diambil dagingnya ayam Brahma juga menghasilkan telur yang banyak. Bisa tumbuh dengan baik dalam iklim dingin karena bulunya yang tebal. Sifatnya tenang namun tidak suka dikurung, lebih suka dibiarkan berkeliaran.

Ayam Dong Tao

Ayam Dong Tao
Sumber: Wikipedia

Ayam Dong Tao adalah jenis ayam langka yang berasal dari wilayah Dong Tao, Vietnam. Kakinya sangat besar bisa sebesar pergelangan tangan manusia dan bersisik kemerahan. Karena itu ayam ini disebut juga ayam naga, sebab kakinya mirip dengan kaki naga dari mitologi Asia.

Beratnya bisa mencapai 5,4 kg. Yang jantan biasanya berwarna coklat kemerahan sedangkan betina biasanya berbulu putih. Sayangnya ayam betinanya sering berdiri di atas telur dengan kakinya yang besar, membuat telurnya pecah, karena itu penetasannya dilakukan di inkubator.

Ayam Dong Tao dulunya hanya dimasak untuk keluarga bangsawan. Tapi sekarang menu masakan ayam Dong Tao bisa dengan mudah ditemukan di restoran mahal.

Ayam Cochin

Ayam Cochin
Sumber: Pixabay

Ayam Cochin berasal dari Cina dan awalnya dikenal dengan nama ayam Shanghai. Warna bulunya beragam, salah satu ciri khasnya adalah mempunyai banyak bulu di bagian kaki sampai-sampai seolah kakinya tertutupi.

Beratnya bisa mencapai 5 kg, temperamennya ramah dan tenang. Yang betina bisa menjadi induk yang baik, karena mau mengerami semua telur bahkan telur unggas lain seperti kalkun atau bebek.

Ayam Indio Gigante

Ayam Indio Gigante
Sumber: Wikipedia

Ayam Indio Gigante, disebut juga Indian Giant, adalah jenis ayam kampung yang berasal dari Brasil. Dikembangkan di negara bagian Minas Gerais dan Goias pada sekitar akhir 1980an atau awal 1990an.

Berasal dari persilangan ayam ras Malayoid seperti Shamo dan Malay dengan ayam Caipira. Yang jantan mempunyai tinggi minimal 105 cm dan berat minimal 4,5 kg saat dewasa. Yang betina minimal mempunyai tinggi 90 cm dan berat minimal 3 kg saat dewasa.

Ayam Cornish

Ayam Cornish
Sumber: Pixabay

Ayam Cornish berasal dari Cornwall, Inggris, dan juga cukup populer di Australia dan Amerika. Beratnya bisa mencapai sekitar 4,7 kg. Kakinya pendek, badannya kekar dengan dada besar.

Bulunya halus dan tipis, biasanya berwarna hitam atau coklat tua. Ayam ini bagus untuk diambil dagingnya, namun telur yang dihasilkan rendah sekitar 80 butir per tahun.

Ayam Australorp

Ayam Australorp
Sumber: Pixabay

Ayam Autralorp berasal dari Australia, dikenal sebagai salah satu ayam petelur paling produktif di dunia. Mampu menghasilkan lebih dari 300 butir per tahunnya.

Beratnya bisa mencapai 4,5 kg dan tingginya bisa mencapai sekitar 68,5 cm. Warna bulunya kebanyakan dominan hitam.

Ayam Orpington

Ayam Orpington
Sumber: Pixabay

Ayam Orpington pertama kali dikembangkan di Inggris dengan menyilangkan ras Minorcas, Langshan, dan Plymouth Rock. Tujuannya untuk menghasilkan ayam besar untuk pedaging dan petelur.

Ayam ini beratnya bisa mencapai 4,5 kg sedangkan tingginya sekitar 40 cm. Penampilannya seolah galak dengan badan kekar yang rendah hampir menempel ke tanah. Namun sesungguhnya ayam ini karakternya tenang dan jinak.

Sekarang menjadi salah satu jenis ayam yang populer di dunia, bulunya lembut dengan beragam warna. Saat ini lebih sering dijadikan sebagai ayam hias.

Ayam German Langshan

Ayam German Langshan
Sumber: Wikipedia

Ayam German Langshan beratnya bisa mencapai 4 kg, berasal dari Jerman pada abad ke-19. Tubuhnya besar, kakinya panjang, dan ekornya sangat pendek. Variasi warna bulunya kurang beragam.

Karena ukurannya ayam ini sering dipelihara untuk diambil dagingnya. Namun bisa menjadi ayam petelur yang baik, dengan kemampuan bertelur sekitar 200 butir per tahun.

Ayam Malay

Ayam Malay
Sumber: Wikipedia

Ayam Malay beratnya bisa mencapai 4 kg dan tingginya bisa mencapai sekitar 90 cm. Berasal dari Inggris, tepatnya Devon dan Cornwall, hasil persilangan dari ayam-ayam yang didatangkan dari India dan wilayah Asia lainnya.

Termasuk jenis ayam aduan yang awalnya digunakan hanya sebagai ayam aduan. Namun saat ini lebih sering digunakan untuk ayam show dan petelur dengan kemampuan bertelur hingga 20 butir per tahun.

Ayam Rhode Island Red

Ayam Rhode Islan Red
Sumber: Pixabay

Berasal dari Rhode Island, Amerika Serikat pada akhir abad kesembilan belas. Adalah salah satu ras ayam yang paling populer karena karakternya yang baik dan bisa dipelihara sebagai pedaging maupun petelur.

Beratnya bisa mencapai 4 kg. Mempunyai ciri bulu merah yang khas dengan variasi coklat kemerahan muda hingga hampir hitam. Jengger dan pialnya berwarna merah, kakinya biasanya berwarna kuning.

KAZAKHSTAN MENOLAK MENGHIDUPKAN KEMBALI PERSILANGAN DOMESTIK

Pemerintah Kazakhstan telah menolak usulan anggota parlemen untuk mengalokasikan uang dari anggaran negara guna memberikan kesempatan kedua bagi persilangan domestik era Soviet.

Pada bulan November 2023, sekelompok anggota Parlemen Kazakh mengajukan permintaan kepada pemerintah yang menyarankan agar negara tersebut mengurangi ketergantungannya pada genetika unggas asing. Mengingatkan bahwa pada masa Soviet, lembaga pengembangan industri unggas Kazakh mengerjakan beberapa persilangan dalam negeri, termasuk bebek persilangan Medeo, ayam petelur persilangan Atalay, dan ayam persilangan Kaisar.

Selain itu, institut tersebut mengembangkan hibrida kalkun dan bebek, kenang anggota parlemen. Semua kemajuan penelitian tersebut telah hilang karena institut tersebut ditutup tidak lama setelah runtuhnya Uni Soviet.

Gedung institut ini masih berdiri, semua peralatan telah dilestarikan, dan terdapat ilmuwan muda yang siap mengabdikan diri mereka pada kebangkitan genetika unggas bersama dengan peneliti berpengalaman.

Kazakhstan setiap tahun mengimpor 7,7 juta ekor DOC dan 67,7 juta telur tetas untuk memenuhi permintaan peternakan unggas. Untuk mengatasi ketergantungan yang besar pada impor, Kazakhstan tidak hanya membutuhkan basis ilmiah tetapi juga mendirikan setidaknya 2 peternakan, satu di selatan dan satu lagi di bagian utara negara itu. (Via Poultryworld)

SEKDA KALTENG BERHARAP PABRIK PAKAN BARU DAPAT MENDORONG INVESTASI DI SEKTOR PETERNAKAN

Sekda Kalteng Kala Meninjau Lokasi Pabrik Pakan


Sekertaris Daerah Kalimantan Tengah, Nuryakin berharap hadirnya pabrik pakan Kalteng dapat menjadi solusi peternakan unggas mandiri.

"Kehadiran pabrik pakan di Kalteng diharapkan menjadi solusi bagi permasalahan usaha peternakan unggas mandiri," ungkap Nuryakin dalam keterangannya, Rabu malam, 20 Desember 2023. 

Selain itu dia berharap pabrik pakan dapat menarik minat investasi dalam pengembangan usaha peternakan lainnya.

Nuryakin menyampaikan pihaknya sengaja melakukan peninjauan pembangunan di beberapa wilayah Kalteng pada akhir tahun 2023 untuk memastikan pembangunan berjalan dengan baik.

Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) ini menyampaikan harapannya agar program pembangunan bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Pemprov Kalteng berkomitmen akan terus melakukan pembangunan di Kalteng salah satu yang menjadi program prioritas tahun 2023 adalah pembangunan pabrik pakan di Desa Bukit Harapan. 

Sebagai informasi, pabrik pakan yang dibangun di Desa Bukit Haparan, Kecamatan Parenggean ini mempunyai kapasitas produksi 10 ton/jam. Melalui laju produksi tersebut ditargetkan pabrik mampu memproduksi 80 ton/hari, yang memproduksi pakan untuk ternak unggas, ruminansia dan ikan. (INF)

KINERJA RUMEN DAN KEJADIAN ASIDOSIS

Peternak rakyat memberikan comboran berlebih memicu asidosis. (Foto: Dok. Joko)

Nutrisi ternak harus diberikan secara berimbang, karena kekurangan salah satu komponen tersebut akan mengganggu kerja sistem pencernaan. Ternak ruminansia membutuhkan air, energi, protein, mineral, vitamin, dan serat yang efektif. Beberapa lemak juga dibutuhkan, tetapi jika terlalu banyak mengganggu fermentasi dalam rumen.

Sapi merupakan ternak ruminansia yang berlambung ganda, yaitu rumen, reticulum, omasum, dan abomasum. Rumen memiliki kapasitas besar hingga 120 liter, tempat terjadinya proses pemecahan karbohidrat protein oleh mikrobia menjadi substrat yang bisa dicerna. 

Sapi di Asia mengonsumsi air minum sekitar 40 liter per ekor setiap hari hingga 100 liter pada cuaca panas. Air minum bersih dan segar harus tersedia sepanjang waktu, jika konsumsi tidak mencukupi menimbulkan dehidrasi ringan menyebabkan konsumsi nutrisi sedikit dan pertumbuhan tidak maksimal. Kualitas air dipengaruhi oleh garam-garam yang terlarut di dalam air dan ada tidaknya cemaran kuman E. coli dan colifrom. Peternakan sapi harus memastikan persediaan air bersih setiap saat, memiliki persediaan setidaknya untuk dua hari bagi seluruh tempat bak minum kandang dan menguji air minum berkala untuk mengetahui kandungan garam (tidak melebihi 5000 ppm), serta bebas cemaran kuman. Pembersihan bak air dilakukan rutin setiap hari dan diganti dengan air segar dan bebas dari kuman, sampah, dan jamur.

Jika konsumsi air minum tidak cukup, maka komponen nutrisi lainnya tidak akan tercerna sempurna. Sebaliknya jika air tersedia cukup, namun asupan energi tidak tercukupi, maka penambahan protein juga tidak banyak memberikan manfaat. Ketersediaan dan kualitas pasokan air sangat penting. Air tidak dianggap sebagai nutrisi tetapi penting karena sistem pencernaan nutrisi ruminansia terdiri dari 85-90% air. Air diperlukan untuk banyak proses meliputi sebagai substrat fermentasi, untuk mengangkut mineral dan metabolit, untuk kesehatan seluruh sel tubuh, untuk mengeluarkan zat beracun dan tidak diinginkan, serta untuk semua fungsi homeostatis, termasuk keseimbangan darah dan pengaturan suhu.

Rumen merupakan lambung terbesar di antara tiga lainnya, dimana cairan rumen mengandung mikrobia kompleks bakteria, jamur, dan protozoa. Rumen berisi 85-90% air yang terdiri dari mikrobia (bakteri, jamur, dan protozoa). Suhu rumen dijaga agar stabil antara 38-40° C dan sebagian besar adalah anaerob. Derajat keasaman (pH) rumen stabil pada 5.5-6.5 yang efisien untuk proses pencernaan. Mikrobia tersebut berfungsi memproses selulosa dan biji-bijian menjadi volatile fatty acid (VFA) sebagai sumber energi. Mikrobia menggunakan karbohidrat dan nitrogen untuk menjadikan protein untuk reproduksi mikrobia baru. Protein mikrobial ini selanjutnya dicerna masuk ke saluran pencernaan berikutnya.

Mikrobia rumen mendegradasi sumber nitrogen menjadi protein yang dapat digunakan untuk ternak. Mikrobia juga memanfaatkan karbohidrat pada dinding sel tumbuhan (lignin, selulosa, dan hemiselulosa) sebagai sumber energi. Mikrobia mengonversi biji-bijian dan rumput menjadi VFA sebagai sumber energi. VFA mensuplai hampir 70% energi untuk ternak. Tiga jenis VFA yang memiliki peran utama meliputi asam propionik (paling efisien digunakan, dihasilkan oleh pencernaan pati/biji-bijian), asam butirat, dan asam asetat (kurang dimanfaatkan secara efisien, dihasilkan oleh proses pencernaan serat). VFA ini diserap oleh rumen kemudian ditransportasikan menuju hati untuk digunakan dalam beberapa macam fungsi metabolisme. Mikrobia rumen memproduksi kelompok vitamin B yang digunakan ternak untuk metabolisme glukosa menjadi energi. Produksi VFA yang terlalu cepat dari konsumsi biji-bijian (konsentrat) berlebih tanpa diimbangi serat dari rumput, akan menurunkan pH rumen secara cepat, menyebabkan asidosis.

Perbanyakan mikrobia juga terjadi karena mengonsumsi protein yang dihasilkan mikrobia di dalam abomasum. Tingginya populasi mikrobia di dalam rumen menunjukan... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Desember 2023.

Ditulis oleh:
Drh Joko Susilo MSc
Koresponden Infovet Lampung
Mahasiswa Doktoral Sain Veteriner UGM

MENINJAU INTEGRASI SAPI-SAWIT PT SISKA

Kunjungan Lapang ke PT SISKA, Kalimantan Selatan

Swasembada daging sapi sudah digaungkan sejak tahun 2000. Saat itu pemerintah memperkirakan pada tahun 2005 Indonesia akan mampu mencapai swasembada daging sapi. Namun hingga kini, impian Indonesia belum tercapai dalam hal tersebut. 

Hal tersebut dikatakan oleh Prof Nachrowi, Ketua Centras IPB sekaligus Guru Besar IPB University pada kunjungan bersama para stakeholder (perguruan tinggi, LSM, dan media)Kegiatan tersebut diinisasi oleh Center for Tropical Animal Studies (CENTRAS) IPB berkolaborasi dengan SISKA Supporting Program (SPP).

Mereka menggelar kegiatan Field Visit integrasi Sawit Sapi di PT. Simbiosis Karya Agroindustri (SISKA), yang berlokasi di Kecamatan Satui, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Kegiatan tersebut berlangsung selama Rabu – Kamis, 20 - 21 Desember 2023. Kegiatan tersebut bertema "Revitalisasi Pastura untuk Perbanyakan Sapi Pedaging".

Prof. Nahrowi kemudian mengatakan, bahwa tujuan utama dari kegiatan ini adalah memberikan wawasan mendalam terkait model bisnis budidaya sapi yang terintegrasi dengan perkebunan kelapa sawit dengan PT SISKA sebagai salah satu role model.

“Peternak dihadapkan dengan berkurangnya luas dan kualitas lahan untuk budidaya sapi pedaging di Indonesia, terutama di Pulau Jawa. Kami melakukan langkah strategis dalam bentuk revitalisasi pastura menjadi kunci penting untuk meningkatkan efisiensi produksi dan memperkuat ketahanan pangan nasional,” kata dia.

Ia mengharapkan agar kegiatan ini dapat menjadi inspirasi dan potensi lokasi riset yang dapat meningkatkan produksi sapi pedaging secara berkelanjutan, sehingga mimpi swasembada daging sapi bisa diwujudkan. 

Selain itu nantinya menurut Nahrowi para dosen dan peneliti diharapkan dapat melakukan replikasi program SISKA dengan menjadi penggerak dan pendorong di daerahnya masing - masing, sehingga menimbulkan harmonisasi dalam program SISKA. 

Nahrowi juga menambahkan bahwa nantinya mahasiwa akan dilibatkan dalam kegiatan tersebut secara mendalam dengan menggelar workshop, pelatihan, maupun magang terkait budidaya sapi terintegrasi sawit. Sehingga nantinya mahasiswa akan lebih tertarik dan memiliki kompetensi ketika nantinya mereka lulus dan bekerja di sektor tersebut. 

Keterlibatan lembaga lain seperti Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) juga diharapkan dapat memberikan perspektif lain yang dapat bermanfaat dari sisi sosial. Sinergi dan harmonisasi ini tentunya akan menghadirkan banyak manfaat bagi perkembangan industri peternakan sapi serta pemberdayaan masyarakat. (CR)

 

 

 


6 JENIS AYAM PEDAGING DI INDONESIA YANG POPULER

jenis ayam pedaging

Dari sekian banyak jenis ayam pedaging, berikut adalah 6 dari jenis-jenis ayam pedaging yang populer di Indonesia. Artinya cukup banyak diternakkan dan menjadi konsumsi masyarakat sehari-hari.

Ayam Broiler

Ayam broiler adalah jenis ayam pedaging yang paling populer dan paling banyak dibudidayakan di Indonesia. Bahkan diternakkan dalam skala industri yang besar.

Jika dipelihara dengan baik pertumbuhannya sangat cepat dan konversi pakannya sangat efisien. Sehingga bisa dipanen dalam waktu sangat singkat dengan hasil daging yang tinggi.

Harga jualnya pun cukup murah. Karena itu saat ini ayam broiler adalah jenis ayam pedaging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat.

Ayam Kampung

Ayam kampung sudah sejak lama, lebih lama dari ayam broiler dan mungkin ayam pedaging lainnya, menjadi ayam yang dipelihara masyarakat Indonesia untuk diambil daging dan telurnya. Biasanya dipelihara oleh masyarakat pedesaan secara tradisional dan sederhana (diumbar) dengan pakan seadanya pula.

Ayam ini mempunyai rasa daging yang lebih enak dari broiler. Namun pertumbuhannya jauh lebih lambat dan harganya cukup mahal. Meski demikian daging ayam kampung masih cukup populer dikonsumsi oleh masyarakat.

Ayam Pejantan (Ayam Petelur Jantan)

Ayam pejantan adalah ayam petelur jantan yang tidak dibudidayakan sebagai ayam petelur karena tidak bisa bertelur. Biasanya DOC ayam petelur jantan dijual sebagai ayam pedaging dengan harga yang lebih murah dari DOC ayam petelur betina. Kemudian oleh peternak dipelihara sebagai ayam pedaging.

Ayam pejantan sejauh yang kami tahu termasuk jenis ayam pedaging di Indonesia yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Baik konsumsi rumah tangga maupun diolah menjadi masakan untuk dijual.

Ayam Sentul

Ayam Sentul disebut juga ayam Kulawu, adalah ayam lokal asli kabupaten Ciamis. Banyak dibudidayakan oleh masyarakat pedesaan, terutama di Ciamis, sebagai ayam pedaging. Meski demikian ayam ini juga bisa dipelihara untuk diambil telurnya.

Umur panennya cukup singkat, jika dipelihara secara tradisional kurang lebih umur 12 minggu sudah bisa dipanen. Jika dipelihara secara intensif maka umur panennya bisa lebih pendek lagi.

Ayam Joper

Ayam Joper (Jowo Super) adalah hasil persilangan ayam kampung jantan dengan ayam petelur betina. Pertumbuhannya lebih cepat dari ayam kampung biasa dan dapat diproduksi secara massal.

Ayam Joper bisa dipelihara sebagai petelur maupun pedaging. Jika diternak untuk diambil dagingnya pada usia 60 hari beratnya bisa mencapai 1 kg atau lebih dan sudah bisa dipanen.

Ayam KUB

Ayam KUB adalah hasil persilangan dari beberapa ayam kampung yang dilakukan oleh Balitbangtan. Menghasilkan ayam kampung unggul yang diberi nama ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB).

Ayam KUB bisa dipelihara sebagai petelur juga pedaging. Pertumbuhannya lebih cepat dari ayam kampung biasa, lebih tahan penyakit, dan konversi pakannya juga lebih bagus. Saat ini ada dua jenis ayam KUB yaitu KUB-1 dan KUB-2 yang dikembangkan setelah KUB-1 dengan performa yang lebih baik.

MENINGKATNYA TANTANGAN DALAM INDUSTRI SUSU HUNGARIA

Perusahaan susu Hungaria memperingatkan tentang kondisi pasar yang buruk akibat melonjaknya impor dan berkurangnya permintaan pada bulan-bulan sebelumnya. Impor susu Hungaria meningkat dan inflasi menghambat konsumsi, menurut laporan yang dirilis oleh Dewan Produk Susu Hungaria pada Oktober 2023.

Para peternak susu Hungaria menghadapi penurunan harga di tingkat peternak, yaitu 32% di bawah harga pada bulan Januari 2023 dan 17% lebih rendah dibandingkan pada bulan Oktober 2022, kata organisasi tersebut.

“Tren ini sebagian disebabkan oleh surplus susu yang muncul sebagai akibat dari perluasan produksi susu di Eropa, serta menurunnya konsumsi susu dan produk susu oleh rumah tangga di seluruh Eropa sebagai akibat dari tingginya inflasi,” tambah organisasi tersebut.

Impor keju dan susu dari Uni Eropa ke Hungaria melonjak pada tahun 2023, kata dewan produk susu, tanpa memberikan angka pastinya. Dalam beberapa kasus, produk-produk tersebut masuk ke Hungaria dengan harga yang jauh di bawah biaya produksi, yang menurut laporan tersebut menghancurkan harga lokal.

Untuk mengatasi krisis ini, industri susu Hungaria membutuhkan bantuan negara. (Via Dairyglobal.net)

SUBSIDI UE DAN NEGARA UNTUK INDUSTRI SUSU HUNGARIA

Perusahaan-perusahaan susu Hungaria menerima beberapa putaran subsidi Uni Eropa dan nasional, yang akan membantu mereka bertahan dalam masa sulit.

Dalam beberapa minggu terakhir, perusahaan susu Hungaria menerima bantuan negara sebesar HUF15 miliar (€39,2 juta) selain HUF9 miliar (€23,2 juta) yang diberikan pada bulan September. Namun, subsidi nasional tersebut dianggap minimal jika dibandingkan dengan bantuan UE sebesar €8,1 miliar yang diperoleh pada bulan Oktober-November.

Perusahaan susu Hungaria menyambut baik keputusan tersebut, yang akan berdampak pada 3.600 operasinya.

Zsolt Feldman, Menteri Pertanian Hungaria, sebelumnya mengatakan bahwa dukungan moneter bukanlah satu-satunya alat yang dirancang untuk membantu bisnis susu. Selain itu, para peternak berhak mendapatkan pinjaman lunak dengan tingkat bunga subsidi di bawah program Agrár Széchenyi Kártya.

Selama 2 tahun terakhir, setiap sektor peternakan Hungaria menghadapi kesulitan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak terduga, kata Feldman, menjelaskan alasan di balik pemberian bantuan keuangan. Selain itu, sejak Agustus 2023, pemerintah Hungaria telah mengabaikan batasan harga yang diberlakukan pada tahun 2022 untuk mengatasi inflasi pangan. Pihak berwenang menjelaskan bahwa hal ini dilakukan untuk meningkatkan profitabilitas produsen ternak. (Via Dairyglobal.net)

MANAJEMEN BROODING UNTUK TEKAN RISIKO NE

Menjaga kesehatan saluran pencernaan bukan perkara mudah, sebab terdapat sejumlah penyakit yang senantiasa mengancam. (Foto: Istimewa)

Masa brooding menjadi fase yang sangat krusial dan menjadi penentu keberhasilan dalam pemeliharaan broiler. Hal ini cukup beralasan karena pada masa ini terjadi proses perbanyakan sel (hiperplasia) dan perkembangan sel (hipertropi) yang sangat cepat pada organ penting anak ayam.

Di sisi lain pada masa brooding, sistem termoregulasi (pengaturan suhu tubuh) anak ayam belum berkembang sempurna, sehingga tugas peternak adalah menciptakan lingkungan yang nyaman dan sesuai kebutuhan anak ayam.

Head of Unit Madiun BroilerX, Drh Nanang Seno Utomo, mengatakan bahwa manajemen brooding menjadi penentu keberhasilan performa broiler. Terdapat lima titik kritis yang harus benar-benar diperhatikan peternak, di antaranya manajemen pakan, temperatur, kualitas udara, pencahayaan, dan air minum.

“Terkait pakan saya sarankan untuk menggunakan pakan starter berbentuk fine crumble. Dengan ukuran kecil akan lebih memudahkan anak ayam berkenalan dengan pakan. Pemberian pakan harus diberikan dengan segera setelah DOC datang, secara cukup baik tempat, jumlah, dan kualitasnya,” ujar Nanang saat menjadi narasumber dalam acara webinar Indonesia Livestock Club (ILC) edisi ke-31, pada November kemarin, bertajuk “Manajemen Brooding untuk Menekan Risiko Penyakit Necrotic Enteritis”.

Ia menambahkan, “Dengan segera mengonsumsi pakan, usus ayam bisa segera tergetak dan reseptor usus segera mengenal pakan, sehingga vili-vili dapat tumbuh maksimal dan saluran pencernaan bisa berkembang dengan baik.”

Mengenai manajemen pakan, Nanang melihat bahwa penting untuk mengatur tata letak jalur pakan dan minum agar mudah dijangkau ayam. Penempatan tempat pakan/feeder tube harus sedikit lebih rendah dari tembolok ayam jika ayam berdiri tegak. Kemudian untuk memberi stimulasi ayam agar makan, maka pakan harus tetap tersedia dan terus ditambah (top dress). Hal ini bertujuan agar pakan yang tersedia tetap segar. Selanjutnya dalam 6-8 jam, sekitar 95% DOC harus sudah makan dan minum. Hal ini bisa dilihat dengan mengecek tembolok, minimal 1% dari populasi yang tersebar di berbagai titik kandang.

“Titik kritis selanjutnya adalah... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Desember 2023. (INF)

INGGRIS: KONTROL IMPOR BARU PADA PANGAN DAN PAKAN

Pengendalian impor baru terhadap pangan dan pakan yang masuk ke Inggris dari UE, akan memungkinkan Badan Standar Makanan untuk memeriksa pengendalian yang diterapkan untuk membantu menegakkan standar pangan dan pakan Inggris, serta melindungi kesehatan masyarakat.

Badan Standar Makanan Inggris (FSA) mengatakan awal bulan ini bahwa penyelidikan terhadap beberapa strain Salmonella yang terkait dengan produk unggas yang diimpor ke Inggris dari Polandia sedang berlangsung. Tahun ini terdapat lebih dari 200 kasus Salmonella Enteritidis pada manusia yang dikaitkan dengan produk unggas, seperti daging dan telur.

FSA sedang berdiskusi dengan para pejabat di Polandia dan UE untuk memastikan semua langkah yang diperlukan telah diambil untuk meningkatkan keamanan telur dan unggas yang diimpor dari Polandia. Pihaknya juga mengingatkan konsumen menjelang Natal untuk berhati-hati saat menangani dan memasak unggas. (Via Poultryworld)

PRODUKSI TURUN AKIBAT PMK, WAMENTAN HARAP PETERNAK LIBATKAN KUD

Wamentan Harvick Hasnul Qolbi saat menghadiri kegiatan di KUD Sembada, di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. (Foto: Istimewa)

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi, mengatakan penyakit mulut dan kuku (PMK) turut memberikan dampak turunnya produksi susu nasional hingga 30-40 persen. Menurut Wamentan, hal tersebut disebabkan banyaknya populasi sapi yang mati.

Hal ini disampaikan saat meninjau peternakan sapi perah yang dikelola Koperasi Unit Desa (KUD) Sembada, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Jumat (15/12/2023). “Pasca PMK kemarin, populasi sapi perah mengalami penurunan, termasuk di Kabupaten Pasuruan. Ini tentu sangat berdampak pada produksi susu kita," kata Wamentan melalui siaran resminya.

Wamentan Harvick berharap para peternak di Pasuruan terus meningkatkan produksi susu melalui penambahan populasi dari masyarakat atau KUD melalui pembelian KUR. Sehingga, peternak dapat mengangsur dari bank pemerintah.

Selain itu, pihaknya juga akan merumuskan regulasi kepada Industri Pengolahan Susu (IPS) untuk mengutamakan koperasi yang melakukan pembinaan kepada peternak. “Padahal Pasuruan menjadi salah satu daerah penyumbang susu terbesar di Jawa Timur. Untuk itu saya meminta agar peternak dapat melibatkan KUD untuk menambah populasi sapi perah demi meningkatkan kembali produksi susu,” ucapnya.

Ketua KUD Sembodo Puspo, Purwo Budi Setiawan, mengungkapkan saat ini jumlah peternak sapi di koperasinya mencapai 3 ribu orang dengan rata-rata produksi susu mencapai 27 ton per hari.

Meski demikian, ia berharap pemerintah dapat memberikan kebijakan yang berpihak dan melindungi para peternak rakyat di Jawa Timur. “Sehingga program pemerintah untuk swasembada susu dapat berjalan,” katanya.

Sementara, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan, Ainur Alfiah, mengatakan populasi sapi perah di Kabupaten Pasuruan mengalami penurunan hingga 7%, dari 97.101 ekor di 2021 menjadi 90.304 ekor di 2022.

“Sehingga dampaknya pada produktivitas susu juga turun hingga 30 persen. Pada 2021, produksi susu sapi di Kabupaten Pasuruan mencapai 137.590 ton. Untuk di 2022 turun hingga 30% menjadi 96.385 ton,” tukasnya. (INF)

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer