|
Tulang ayam biasanya untuk campuran membuat sayur. (Foto: Shutterstock) |
Di pasar-pasar tradisional di pelosok, tulang ayam masih ada harganya. Pembelinya bukan cuma kalangan “dompet tipis”, namun para pemilik “dompat tebal” banyak yang gemar membelinya. Asal pintar mengolahnya, bisa jadi hidangan nikmat.
Pagi itu jarum jam masih menunjukkan angka 6. Pelataran depan Pasar Randudongkal, Kota Pemalang, Jawa Tengah, sudah sesak pedagang dan pembeli. Hari itu, Selasa (9/4), satu hari sebelum Lebaran Idul Fitri 1445 H. Seperti tahun-tahun sebelumnya, sehari jelang lebaran pasar penuh.
Di deretan los penjual daging ayam, hampir semua pedagang dipenuhi pembeli. Dari sekian banyak pedagang daging ayam, ada satu pemilik lapak yang menarik perhatian Infovet. Seorang ibu setengah baya tampak sibuk membungkus tulang-tulang ayam dengan tas kresek putih. Setiap kantong plastik berisi 1 kg.
Meski tak seramai lapak penjual daging ayam, namun pembeli di lapak tulang ayam ini lumayan banyak. “Yang beli tulang ayam biasanya buat campuran bikin sayur. Murah, sekilo cuma Rp 15 ribu,” tutur Sutarmi, penjual tulang ayam di pasar tradisonal ini.
Ia menceritakan, di hari-hari biasa, pembeli tulang ayam juga lumayan banyak. Rata-rata pembelinya ibu-ibu yang tidak mampu beli daging ayam utuh, yang harganya dua kali lipat lebih. Balungan ayam menjadi pilihan bagi masyarakat yang ingin tetap menikmati “rasa ayam”, namun kondisi keuangannya terbatas.
“Di pasar ini cuma ada beberapa yang jualan tulang ayam seperti saya, yang lain kebanyakan jualan daging ayam utuh,” ujar Sutarmi. Di hari-hari biasa, dalam sehari, wanita ini bisa menjual 10 kg lebih. Tetapi jika puasa atau menjelang lebaran, ia mengaku bisa menjual sampai 25 kg.
Pedagang ini mengatakan, tulang-tulang ayam itu dibelinya dari para distributor daging ayam di sekitar Randudongkal. Para distributor memisahkan dagingnya untuk kebutuhan bahan pembuatan bakso, sosis, dan menu makanan siap olah lainnya. Tulang-tulang ini ternyata masih bisa dijual dan banyak peminatnya.
Nurkhikmah (35), adalah salah satu penggemar tulang ayam. Meski tidak setiap hari membeli, namun dalam sebulan ibu rumah tangga ini mengaku sering membeli tulang ayam untuk campuran sayur. “Saya biasanya beli untuk campuran sayur sop. Kaldunya yang saya ambil, rasanya gurih sama seperti daging ayam,” ujarnya.
Bagi warga Kota Pemalang ini, selain murah, kalau hanya untuk campuran masak sayur, balungan ayam sudah terasa nikmat. Asal tahu cara mengolahnya, kaldu yang dihasilkan dari balungan ayam rasanya gurih, tak kalah rasa dengan kaldu daging ayam. Nurkhikmah, juga sering menggunakan kaldu dari tulang ayam untuk bahan olahan lainnya.
“Untuk sebagian orang mungkin masih ada rasa gengsi beli tulang ayam, tapi kalau saya lebih pada tujuannya, mau diolah apa. Jadi, enggak perlu gengsi lah, wong hidup di kampung, yang penting kalau sudah diolah rasanya enak,” ungkap ibu empat anak ini kepada Infovet sambil tersenyum.
Manfaat Kaldu Ayam
Nurkhikmah termasuk konsumen yang cerdas. Selain mampu mengatur uang belanja, ia juga pintar memasak. Dengan bahan yang sederhana Nurkhikmah setiap hari memasak menu yang nikmat untuk hidangan keluarga. Urusan kandungan gizi, ia juga termasuk cermat karena rajin membaca artikel-artikel kesehatan dan seputar kuliner.
“Sebagai ibu, saya perlu memperhatikan asupan gizi buat keluarga. Makanya saya senang baca artikel-artikel yang membahas soal bahan-bahan makanan dan kandungan gizinya. Termasuk kaldu dari balungan ayam tadi,” katanya.
Menurut Nurkhikmah, kaldu ayam bisa menjadi penyedap makanan pengganti MSG (Monosodium Glutamat). Rasanya yang gurih dan nikmat sangat disukai oleh banyak orang. Selain itu, nyatanya kaldu ayam juga kaya nutrisi dan kaya manfaat untuk kesehatan.
Kaldu ayam selain cita rasanya gurih, juga memiliki nutrisi lengkap yang sangat dibutuhkan tak hanya untuk orang dewasa, namun juga anak-anak. Dikutip dari Egafood.co.id, kandungan gizi dalam kaldu ayam per 1 gelas atau 240 ml, adalah 24 mg sodium; 24 mg kalium; 0,29 gram lemak; 0,122 gram lemak tak jenuh tunggal; 0,097 gram lemak tak jenuh ganda; 0,073 gram lemak jenuh; 0 mg kolesterol; 1,51 gram karbohidrat; dan 0,95 gram protein.
Dengan kandungan gizi tersebut, kaldu ayam memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan. Pertama, menjaga kekuatan otot, sendi, dan tulang. Kaldu ayam juga menjadi sumber gelatin yang mampu terurai dalam tubuh dan menjadi kolagen. Dalam sebuah studi yang dilakukan pada 2017, disebutkan jika konsumsi gelatin mampu meningkatkan jumlah kolagen yang akan membantu melindungi sendi dari stres.
Kedua, melawan osteoartritis. Selain baik untuk sendi, kolagen tipe 2 dalam kaldu ayam mampu memperbaiki gejala yang ditimbulkan pada bagian sendi seperti kaku, nyeri, serta penurunan fungsi fisik pada mereka yang menderita osteoartritis.
Ketiga, menyehatkan sistem pencernaan. Manfaat kaldu ayam untuk kesehatan selanjutnya adalah menjaga kesehatan sistem pencernaan. Hal ini disebabkan kandungan asam amino yang terdapat dalam tulang ayam. Selain itu, kandungan glutamin yang ada dalam kaldu ayam disebut mampu mengatasi berbagai masalah seperti usus bocor. Diketahui jika salah satu penyebab usus bocor adalah kurangnya kandungan asam amino, sehingga kaldu ayam adalah solusi terbaik untuk meningkatkan asam amino dalam tubuh.
Keempat, membantu tidur nyenyak. Asam amino disebut mampu meningkatkan kualitas tidur seseorang. Untuk itu bagi yang memiliki masalah tidur yang tidak nyenyak, cobalah mengonsumsi kaldu ayam saat makan malam. Selain membantu tidur lebih nyenyak, juga akan bangun lebih segar.
Kelima, membantu menurunkan berat badan. Kaldu ayam memiliki kandungan protein yang tinggi sehingga mampu membuatmu kenyang lebih lama. Kamu bisa membuat sup dengan kaldu tulang ayam untuk membuat perutmu kenyang lebih lama serta menambahkan protein lebih banyak ke dalam makanan agar tubuh lebih bertenaga.
Tips Menyimpan Kaldu Ayam
Karena kaldu buatan sendiri tidak menggunakan bahan pengawet, tentu saja akan cepat basi. Kaldu ayam yang telah matang hanya akan bertahan beberapa jam saja ketika dibiarkan disuhu ruangan. Namun jika disimpan dengan benar di lemari es, maka bisa bertahan lebih lama.
Umumnya menyimpan kaldu ayam harus dilakukan ketika kaldu masih berbentuk cair. Kaldu ayam lambat laun akan mengental sehingga sulit disimpan dalam wadah-wadah kecil. Untuk itu disarankan mulai memilahnya dalam wadah sekitar satu jam setelah kaldu ayam matang.
Untuk daya tahannya sendiri bergantung dari tempat penyimpanannya. Jika disimpan dalam lemari pendingin biasa, kaldu ayam hanya akan bertahan sekitar tiga hari. Namun jika disimpan dalam freezer bisa bertahan hingga tiga bulan.
Olahan Kaldu Ayam
Rasanya yang gurih, kaldu ayam bisa dijadikan bahan masakan yang nikmat. Salah satunya diolah untuk membuat sup krim ayam. Sup ini bisa dibuat dengan mudah dengan cara memanaskan kaldu ayam lalu tambahkan wortel, jagung, dan suwiran daging ayam. Bumbui dengan merica dan garam lalu tambahkan susu untuk mengentalkannya.
Bisa juga digunakan untuk campuran bubur ayam. Jika punya stok kaldu, bisa membaginya menjadi dua bagian. Satu bagian untuk memasak bubur dan bagian lain untuk memasak kuah kuning. Tak hanya memberi rasa nikmat, adanya stok kaldu ini juga membuat lebih hemat waktu dan praktis.
Ada juga yang memanfaatkan untuk masak soto ayam Lamongan. Ini adalah jenis kaldu yang cukup populer dengan kuah bewarna kuning dan taburan bubuk koya yang gurih. Untuk membuat soto ayam Lamongan, memerlukan kaldu ayam kampung yang telah kamu buat di kulkas.
Panaskan hingga cair, lalu masukkan repah seperti lengkuas, jahe, serai, daun salam, dan daun jeruk. Selain itu, tambahkan pula tumisan bumbu halus yang terdiri dari bawang merah, bawang putih, ketumbar, kunyit, dan merica. Aduk dan masak kuah hingga mendidih lalu tuangkan kuah dalam mangkok yang telah diisi dengan suwiran ayam, sohun, kol, dan bubuk koya.
Selain beberapa olahan di atas, juga bisa menggunakan kaldu ayam untuk memasak mie godog Jawa, batagor kuah, sup makaroni, capjay, ataupun sapotahu. Pokoknya, bisa digunakan untuk olahan masakan sesuai selera. ***
Abdul Kholis
Koresponden Infovet daerah Depok,
Konsultan media dan penulis buku,
Writing Coach Griya Menulis (Bimbingan Menulis Buku & Jurnalistik),
Juara I Lomba Jurnalistik Tingkat Nasional (Unsoed, 2021) & Juara I Kompetisi Menulis Artikel Tingkat Nasional dalam rangka HATN, 2022