Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Ayam | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH MELINDUNGI KEBERLANGSUNGAN HIDUP PETERNAK UNGGAS RAKYAT

Foto Bersama Narasumber Seminar

KPUN (Komunitas Peternak Unggas Nasional) berklobrasi bersama PSP3-IPB dan Saspri Nasional yang mewadahi para peternak unggas mandiri melaksanakan Seminar Perunggasan mengangkat tema “Tanggung Jawab Pemerintah Dalam Melindungi Keberlangsungan Hak Usaha Perunggasan Nasional”.

Acara tersebut dihelat di IICC Botani Square,Kota Bogor pada hari Rabu,(24/01/2024). Narasumber yang hadir diantaranya drh Agung Suganda Direktur Pakan Ternak, Ditjennakkeswan, Dr I Gusti Ketut Astwa Deputi 1 Bapanas RI, Alvino Antonio, Ketua KPUN, Dr Prabianto Mukti Wibowo, Komisioner Komnas HAM, dan Yeka Hendra Fatika yang merupakan Komisioner Ombudsman RI. Seminar juga dimoderatori oleh Prof Muladno yang merupakan mantan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, sekaligus pendiri Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) dan Ketua PSP3 – IPB.

Dalam presentasinya, Drh Agung Suganda yang mewakili pemangku kebijakan memaparkan tentang arah kebijakan dan langkah-langkah kementerian pertanian dalam pelindungan dan peningkatan kesejahteraan Masyarakat perunggasan.

“Kami saat ini sedang melakukan perubahan-perubahan sebagaimana diperintahkan oleh Pak Menteri, tujuan utamanya bukan hanya bagaimana meningkatkan produksi daging unggas dan telur ayam kita.

Ia juga menyebut saat ini Kementan mendorong pemberdayaan perlindungan terhadap peternak rakyat. Dimana peningkatan kesejahteraan masyarakat termasuk juga para peternak mandiri yang melakukan usaha budidaya saat ini juga diperhatikan. 

Sedangkan Ketua KPUN Alvino Antonio dalam paparannya menyatakan rasa terima kasihnya atas terselenggaranya seminar ini. Dimana melalui seminar ini ada beberapa masukan dari instansi pemerintah lintas sektoral yang dapat diambil tindakan secepatnya.

"Tadi dijelaskan ada beberapa hal yang perlu diperbaiki diantaranya undang-undang dan beberapa aturan lain yang masih berpotensi merugikan peternak mandiri. Tentunya hal tersebut perlu dibahas lebih lanjut dan lebih mendalam bila perlu secepatnya. Hal yang akan disampaikan dan dibahas bersama lintas sektoral tadi diharapkan bisa menemukan jalan yang terbaik dan tercepat bagi industri perunggasan di Indonesia."tegas Alvino.

Masih menurut Alvino, peternak mandiri sejatinya telah terfokus meminta bantuan kepada pemerintah melalui kementan dan Kemendag, agar dapat berkonsolidasi mengangkat harga ayam dari peternak dengan harga yang sesuai. Karena harga ayam hidup itu jauh di bawah harga biaya produksi yang sekarang.

"Saat ini kami tidak bisa berbuat banyak karena harga pakan ternak terbilang tinggi harganya menyentuh Rp.10.000, untuk itu kami meminta pemerintah untuk bisa menekan harga pokok produksi khususnya pakan agar kami bisa menjual ayam dengan harga yang lebih baik,," ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Komisioner Ombudsman, Yeka Hendra Fatika menegaskan pemerintah wajib memberikan perlindungan yang nyata bagi peternak unggas baik di tingkat kebijakan dan implementasi.

Yeka mengatakan, Ombudsman telah menerima berbagai aduan dari para peternak di antaranya terkait rendahnya harga jual ayam hidup di kandang, tingginya biaya sarana produksi peternak hingga permasalahan PKPU antara Peternak dengan Perusahaan Pakan.

Di sisi lain para peternak mandiri juga mengadu soal terhambatnya proses pembayaran dalam Program Pencegahan Stunting oleh Pemerintah kepada Peternak.

Menurutnya, upaya jangka menengah dan jangka panjang yang dapat dilakukan pemerintah adalah dengan mendorong diskon pasar produk dari integrator dengan peternak rakyat/mandiri.

Sementara itu Prabianto Mukti Wibowo, Komisioner Komnas HAM menyoroti masalah Rekomendasi dan Pengembangan Industri Perunggusan Nasional yang Berkelanjutan serta Berkeadilan. (CR)


11 JENIS AYAM TERBESAR DI DUNIA

Di dunia ini terdapat beberapa jenis ayam terbesar di dunia. Baik dari segi tinggi badannya, ukuran badannya, maupun berat badannya. Di antaranya adalah 11 jenis ayam paling besar di dunia berikut ini.

Ayam Jersey Giant

Ayam Jersey Giant
Sumber: Pixabay

Ayam Jersey Giant merupakan jenis ayam terbesar di dunia. Berasal dari New Jersey, Amerika Serikat, beratnya bisa mencapai sekitar 5,9 kg.

Ayam ini dikenal jinak dan mempunyai temperamen yang bagus. Namun pertumbuhannya terhitung lambat. Warna bulunya biasanya hitam, putih, atau kebiruan.

Saat musim dingin ayam ini produktif bertelur, menghasilkan telur besar berwarna coklat. Jersey Giant juga dikenal sebagai induk ayam yang baik.

Ayam Brahma

Ayam Brahma
Sumber: Pixabay

Ayam Brahma juga berasal dari Amerika dan beratnya mencapai sekitar 5,4 kg. Kebanyakan ayam ini bulunya merupakan warna kombinasi. Putih dengan “kerah” leher dan ekor hitam, kuning tua dengan kerah dan ekor hitam, abu-abu gelap dengan kerah hitam putih dan ekor hitam.

Selain diambil dagingnya ayam Brahma juga menghasilkan telur yang banyak. Bisa tumbuh dengan baik dalam iklim dingin karena bulunya yang tebal. Sifatnya tenang namun tidak suka dikurung, lebih suka dibiarkan berkeliaran.

Ayam Dong Tao

Ayam Dong Tao
Sumber: Wikipedia

Ayam Dong Tao adalah jenis ayam langka yang berasal dari wilayah Dong Tao, Vietnam. Kakinya sangat besar bisa sebesar pergelangan tangan manusia dan bersisik kemerahan. Karena itu ayam ini disebut juga ayam naga, sebab kakinya mirip dengan kaki naga dari mitologi Asia.

Beratnya bisa mencapai 5,4 kg. Yang jantan biasanya berwarna coklat kemerahan sedangkan betina biasanya berbulu putih. Sayangnya ayam betinanya sering berdiri di atas telur dengan kakinya yang besar, membuat telurnya pecah, karena itu penetasannya dilakukan di inkubator.

Ayam Dong Tao dulunya hanya dimasak untuk keluarga bangsawan. Tapi sekarang menu masakan ayam Dong Tao bisa dengan mudah ditemukan di restoran mahal.

Ayam Cochin

Ayam Cochin
Sumber: Pixabay

Ayam Cochin berasal dari Cina dan awalnya dikenal dengan nama ayam Shanghai. Warna bulunya beragam, salah satu ciri khasnya adalah mempunyai banyak bulu di bagian kaki sampai-sampai seolah kakinya tertutupi.

Beratnya bisa mencapai 5 kg, temperamennya ramah dan tenang. Yang betina bisa menjadi induk yang baik, karena mau mengerami semua telur bahkan telur unggas lain seperti kalkun atau bebek.

Ayam Indio Gigante

Ayam Indio Gigante
Sumber: Wikipedia

Ayam Indio Gigante, disebut juga Indian Giant, adalah jenis ayam kampung yang berasal dari Brasil. Dikembangkan di negara bagian Minas Gerais dan Goias pada sekitar akhir 1980an atau awal 1990an.

Berasal dari persilangan ayam ras Malayoid seperti Shamo dan Malay dengan ayam Caipira. Yang jantan mempunyai tinggi minimal 105 cm dan berat minimal 4,5 kg saat dewasa. Yang betina minimal mempunyai tinggi 90 cm dan berat minimal 3 kg saat dewasa.

Ayam Cornish

Ayam Cornish
Sumber: Pixabay

Ayam Cornish berasal dari Cornwall, Inggris, dan juga cukup populer di Australia dan Amerika. Beratnya bisa mencapai sekitar 4,7 kg. Kakinya pendek, badannya kekar dengan dada besar.

Bulunya halus dan tipis, biasanya berwarna hitam atau coklat tua. Ayam ini bagus untuk diambil dagingnya, namun telur yang dihasilkan rendah sekitar 80 butir per tahun.

Ayam Australorp

Ayam Australorp
Sumber: Pixabay

Ayam Autralorp berasal dari Australia, dikenal sebagai salah satu ayam petelur paling produktif di dunia. Mampu menghasilkan lebih dari 300 butir per tahunnya.

Beratnya bisa mencapai 4,5 kg dan tingginya bisa mencapai sekitar 68,5 cm. Warna bulunya kebanyakan dominan hitam.

Ayam Orpington

Ayam Orpington
Sumber: Pixabay

Ayam Orpington pertama kali dikembangkan di Inggris dengan menyilangkan ras Minorcas, Langshan, dan Plymouth Rock. Tujuannya untuk menghasilkan ayam besar untuk pedaging dan petelur.

Ayam ini beratnya bisa mencapai 4,5 kg sedangkan tingginya sekitar 40 cm. Penampilannya seolah galak dengan badan kekar yang rendah hampir menempel ke tanah. Namun sesungguhnya ayam ini karakternya tenang dan jinak.

Sekarang menjadi salah satu jenis ayam yang populer di dunia, bulunya lembut dengan beragam warna. Saat ini lebih sering dijadikan sebagai ayam hias.

Ayam German Langshan

Ayam German Langshan
Sumber: Wikipedia

Ayam German Langshan beratnya bisa mencapai 4 kg, berasal dari Jerman pada abad ke-19. Tubuhnya besar, kakinya panjang, dan ekornya sangat pendek. Variasi warna bulunya kurang beragam.

Karena ukurannya ayam ini sering dipelihara untuk diambil dagingnya. Namun bisa menjadi ayam petelur yang baik, dengan kemampuan bertelur sekitar 200 butir per tahun.

Ayam Malay

Ayam Malay
Sumber: Wikipedia

Ayam Malay beratnya bisa mencapai 4 kg dan tingginya bisa mencapai sekitar 90 cm. Berasal dari Inggris, tepatnya Devon dan Cornwall, hasil persilangan dari ayam-ayam yang didatangkan dari India dan wilayah Asia lainnya.

Termasuk jenis ayam aduan yang awalnya digunakan hanya sebagai ayam aduan. Namun saat ini lebih sering digunakan untuk ayam show dan petelur dengan kemampuan bertelur hingga 20 butir per tahun.

Ayam Rhode Island Red

Ayam Rhode Islan Red
Sumber: Pixabay

Berasal dari Rhode Island, Amerika Serikat pada akhir abad kesembilan belas. Adalah salah satu ras ayam yang paling populer karena karakternya yang baik dan bisa dipelihara sebagai pedaging maupun petelur.

Beratnya bisa mencapai 4 kg. Mempunyai ciri bulu merah yang khas dengan variasi coklat kemerahan muda hingga hampir hitam. Jengger dan pialnya berwarna merah, kakinya biasanya berwarna kuning.

6 JENIS AYAM PEDAGING DI INDONESIA YANG POPULER

jenis ayam pedaging

Dari sekian banyak jenis ayam pedaging, berikut adalah 6 dari jenis-jenis ayam pedaging yang populer di Indonesia. Artinya cukup banyak diternakkan dan menjadi konsumsi masyarakat sehari-hari.

Ayam Broiler

Ayam broiler adalah jenis ayam pedaging yang paling populer dan paling banyak dibudidayakan di Indonesia. Bahkan diternakkan dalam skala industri yang besar.

Jika dipelihara dengan baik pertumbuhannya sangat cepat dan konversi pakannya sangat efisien. Sehingga bisa dipanen dalam waktu sangat singkat dengan hasil daging yang tinggi.

Harga jualnya pun cukup murah. Karena itu saat ini ayam broiler adalah jenis ayam pedaging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat.

Ayam Kampung

Ayam kampung sudah sejak lama, lebih lama dari ayam broiler dan mungkin ayam pedaging lainnya, menjadi ayam yang dipelihara masyarakat Indonesia untuk diambil daging dan telurnya. Biasanya dipelihara oleh masyarakat pedesaan secara tradisional dan sederhana (diumbar) dengan pakan seadanya pula.

Ayam ini mempunyai rasa daging yang lebih enak dari broiler. Namun pertumbuhannya jauh lebih lambat dan harganya cukup mahal. Meski demikian daging ayam kampung masih cukup populer dikonsumsi oleh masyarakat.

Ayam Pejantan (Ayam Petelur Jantan)

Ayam pejantan adalah ayam petelur jantan yang tidak dibudidayakan sebagai ayam petelur karena tidak bisa bertelur. Biasanya DOC ayam petelur jantan dijual sebagai ayam pedaging dengan harga yang lebih murah dari DOC ayam petelur betina. Kemudian oleh peternak dipelihara sebagai ayam pedaging.

Ayam pejantan sejauh yang kami tahu termasuk jenis ayam pedaging di Indonesia yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Baik konsumsi rumah tangga maupun diolah menjadi masakan untuk dijual.

Ayam Sentul

Ayam Sentul disebut juga ayam Kulawu, adalah ayam lokal asli kabupaten Ciamis. Banyak dibudidayakan oleh masyarakat pedesaan, terutama di Ciamis, sebagai ayam pedaging. Meski demikian ayam ini juga bisa dipelihara untuk diambil telurnya.

Umur panennya cukup singkat, jika dipelihara secara tradisional kurang lebih umur 12 minggu sudah bisa dipanen. Jika dipelihara secara intensif maka umur panennya bisa lebih pendek lagi.

Ayam Joper

Ayam Joper (Jowo Super) adalah hasil persilangan ayam kampung jantan dengan ayam petelur betina. Pertumbuhannya lebih cepat dari ayam kampung biasa dan dapat diproduksi secara massal.

Ayam Joper bisa dipelihara sebagai petelur maupun pedaging. Jika diternak untuk diambil dagingnya pada usia 60 hari beratnya bisa mencapai 1 kg atau lebih dan sudah bisa dipanen.

Ayam KUB

Ayam KUB adalah hasil persilangan dari beberapa ayam kampung yang dilakukan oleh Balitbangtan. Menghasilkan ayam kampung unggul yang diberi nama ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB).

Ayam KUB bisa dipelihara sebagai petelur juga pedaging. Pertumbuhannya lebih cepat dari ayam kampung biasa, lebih tahan penyakit, dan konversi pakannya juga lebih bagus. Saat ini ada dua jenis ayam KUB yaitu KUB-1 dan KUB-2 yang dikembangkan setelah KUB-1 dengan performa yang lebih baik.

MENANGKAL ISU DAGING AYAM BERHORMON

Ilustrasi daging ayam. (Foto: Istimewa)

Pemilihan Umum 2024 tinggal menghitung waktu, meskipun Komisi Pemilihan Umum menetapkan bahwa kampanye baru boleh dimulai tahun depan. Kendati demikian, ada saja kampanye hitam yang terus konsisten digaungkan. Korbannya bukan Capres dan Cawapres, melainkan daging ayam.

Terakhir jagat maya dihebohkan dengan pernyataan seorang dokter di media sosial yang secara eksplisit mengatakan bahwa daging ayam broiler mengandung hormon yang membahayakan kesehatan manusia.

Black campaign seperti ini tentu tak asing untuk masyarakat, bagi yang berkecimpung di sektor peternakan awalnya mungkin marah dan jengkel, namun lama-kelamaan menjadi bosan mendengarnya. Beragam upaya juga telah ditempuh oleh stakeholder perunggasan untuk menampik hal ini, namun isu-isu seperti itu selalu saja ada setiap tahun.

Seakan-akan semua yang dilakukan oleh para stakeholder kurang efektif untuk menangkal kampanye hitam. Bahkan profesi sekelas dokter saja masih banyak yang menganggap bahwa ayam broiler tumbuh secara cepat akibat diberikan asupan hormon pertumbuhan.

Dari sini kita harus mengintrospeksi diri, sudah efektifkah sosialisasi yang kita lakukan? Mengapa hal ini terus berulang? Mengapa isu ini tidak pernah berakhir? Bagaimana meningkatkan kepercayaan masyarakat bahwa daging ayam broiler tidak mengandung hormon? Kamipun mencoba menganalisisnya dan mungkin ini bisa menjadi masukan bagi para stakeholder di dunia perunggasan.

Selama isu-isu ini beredar dan terus menyebar, apa yang dilakukan oleh stakeholder kebanyakan adalah menangkalnya dengan halus, seperti melakukan kampanye gizi, membuat sanggahan (counter) berita, seminar, dan lain sebagainya. Namun pernahkah ada upaya untuk menggandeng pihak-pihak penyebar hoaks tersebut?

Sebab selama ini banyak isu ayam berhormon dari kalangan  dokter, intelektual, bahkan influencer sosial media. Seharusnya stakeholder misalnya PDHI atau ISPI berkolaborasi dengan swasta mengajak asosiasi seperti IDI, atau influencer media sosial, artis, orang terkenal, bahkan si penyebar hoaks untuk melakukan semacam pertemuan ilmiah yang diakhiri dengan kunjungan ke farm.

Dari situ bisa dibeberkan semua data-data mengenai daging ayam. Jika memungkinkan bisa sekaligus dilakukan open kitchen agar mereka bisa mengetahui bagaimana “dapur peternakan” kita dengan melihat sendiri proses produksinya dan bisa bertanya mengenai setiap detailnya dari hulu sampai hilir.

Dengan harapan mereka menjadi tahu dan mengubah pola pikirnya bahwa daging ayam broiler sama sekali tidak mengandung hormon. Pertemuan tersebut bisa menjadi berita besar yang disebar melalui media massa dan media sosial. Hal itu tentu akan lebih mudah menyebar ke masyarakat luas, karena orang-orang yang berpengaruh tadi turut diajak bekerja sama untuk berkomitmen menyebarkannya di media sosial mereka bahwa daging ayam broiler aman untuk dikonsumsi.

Lalu mengapa kita tidak menggunakan para ahli dari sektor kita? Dari segi expertise ilmu mungkin mereka lebih hebat, namun dari segi pengaruh kepada masyarakat dan faktor ketenaran, bukan apple to apple untuk dibandingkan. Contohnya begini, kita sudah sangat mengenal Dr Tony Unandar sebagai salah satu pakar kesehatan unggas, namun masyarakat akan lebih kenal dengan Atta Halilintar.

Karena menurut pengamatan kami tren yang ada saat ini cenderung begitu, masyarakat akan lebih berkenan mengikuti para influencer yang sudah sangat terkenal di media sosial, layar kaca, dan sebagainya. Memanfaatkan ketenaran mereka sebagai media kampanye tentu akan lebih mudah dalam manggaet atensi masyarakat.

Selain itu, konsep mengubah lawan menjadi kawan seharusnya sangat menguntungkan bagi stakeholder di perunggasan. Kampanye yang sangat massif dapat terus digaungkan dan diramaikan tanpa henti, tinggal di klik dan share saja.

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa dibutuhkan banyak biaya, tenaga, dan waktu untuk dapat melakukannya. Namun hal tersebut tak ada salahnya dicoba demi menangkal isu-isu negatif soal perunggasan yang terus ada tiap tahunnya dan kerap berulang.

Kami mengutip salah satu pepatah dari Afrika yang berbunyi “If you want to go fast, go alone. But if you want to go far, go together”. Oleh karena itu, jika perunggasan ingin terus melangkah jauh, berkolaborasilah, agar perunggasan Indonesia tetap lestari. ***

Ditulis oleh Drh Cholillurahman
Redaksi Majalah Infovet

AYAM SEHAT DAN PRODUKTIF DENGAN VITESEL C

PT ITA KONSISTEN HADIRKAN BIBIT AYAM LOKAL BERKUALITAS

DOC Ayam KUB-2 Janaka


Gelaran Indo Livestock 2022 juga merupakan ajang unjuk gigi bagi produsen bibit ayam lokal PT Intama Taat Anugrah (PT ITA). Dalam gelaran tersebut PT ITA dengan bangga mempromosikan ayam lokal KUB-2 Janaka karya dari peneliti Balai Penelitian Ternak (BALITNAK) Ciawi.

PT ITA juga sudah memegang lisensi ayam lokal tersebut sehingga berhak untuk melakukan pengembangan produksi, promosi, distribusi dan pemasaran ayam KUB Janaka tersebut. 

Zainuddin selaku Technical Service Manager PT ITA mengatakan, dalam melaksanakan proses produksi, selain memiliki hak - hak tadi pelisensi juga berkewajiban mengikuti SOP yang telah ditetapkan, dan terus mempertahankan kualitas. Balitnak akan menurunkan tim untuk terus mengawasi quality control yang telah dilaksanakan.

Ayam KUB-2 Janaka sendiri merupakan galur Ayam KUB yang telah memiliki perbaikan performa dari Ayam KUB-1 melalui seleksi genetik yang dilakukan oleh peneliti dari Kementerian Pertanian, Dr. Tike Sartika dkk. Performa yang ingin ditingkatkan antara lain produksi telur, sifat mengeram, dan warna shank (betis).

"Performa yang ditingkatkan dari KUB-1 menjadi KUB-2 adalah Produksi Telur (Hen day) yang semula 50% menjadi 60%, puncak produksi yang meningkat dari 65-70% menjadi 70-75%, produksi pertahun meningkat dari 160 -180 butir per tahun menjadi 180-220 butir per tahun, sifat mengeram yang semula 10% dapat berkurang hingga 5%, umur pertama bertelur yang lebih muda 1 hingga 2 minggu lebih awal, serta warna shank (kaki) yang berwarna kuning untuk pejantan," kata Zainuddin.

Diharapkan nantinya Ayam KUB-2 ini dapat menjadi salah satu alternatif bagi peternak ditengah buntunya harga ayam broiler. Selain itu kemampuan Ayam KUB-2 dalam produksi telur meskipun tidak seproduktif ayam petelur ras, juga dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk meningkatkan ekonomi masyarakat (CR).

TETAP AMAN KIRIM FROZEN FOOD DENGAN APLIKASI INI

Salah Satu Armada Cool Jek

Bisnis makan beku (frozen food) beberapa tahun belakangan ini semakin menggeliat. Hal ini juga merupakan "berkah" yang didapat dari pandemi Covid-19. Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI) mencatat pada tahun 2020, nilai pasar frozen food telah mencapai Rp.80 triliun dan tahun 2021  mencapai Rp. 95 triliun. Diperkirakan pada tahun 2025 nilainya melesat mencapai Rp. 200 triliun.

Meskipun menjanjikan cuan yang menggiurkan, namun begitu bukan berarti tidak ada masalah yang dihadapi dalam menekuni bisnis tersebut. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh para pelaku UMKM di bidang tersebut yakni pada bidang delivery. Kerap kali customer mengeluhkan kualitas dari barang yang menurun akibat pengirimannya tidak sesuai standar dan mengesampingkan kaidah rantai dingin (cold chain) yang sesuai standar. 

Berlandaskan kekhawatiran tersebut Nathanael Christopher membangun bisnis ojek online khusus frozen bernama Cool Jek. Bisnis ini baru ia rintis pada awal tahun 2022 tepatnya di bulan Januari. Pada dasarnya Cool Jek layaknya aplikasi ojek online biasa, yang membedakan adalah pengguna aplikasi ini hanya dapat mengantar barang terutama frozen food seperti ikan, daging, sayuran, bahkan pangan olahan seperti chicken nugget, dll. 

Pengguna aplikasi yang mungkin pelaku UMKM juga dapat langsung berhubungan B to B dengan Cool Jek apabila hendak mengantar barang ke lebih dari satu titik, tentunya penawaran yang diberikan juga akan lebih menarik dengan harga yang lebih murah.

"Nanti kita buatkan rutenya, rencana pengirimannya, dalam sehari pengiriman, jadi misalnya sehari ada beberapa barang yang didrop, atau dalam seminggu atau sebulan ada pengiriman yang terencana ke siapa dan mana saja, bisa kita atur itu skema perjalanannya akan seperti apa," tutur Nathanael.

Pengguna juga tidak perlu khawatir karena sistem rantai dingin yang diterapkan oleh Cool Jek dapat dipantau selalu melalui aplikasi, sehingga barang yang dibawa akan tetap terjaga kualitasnya.

"Kita range suhu pengiriman itu -20s/d 10C, tergantung barang apa yang mau dikirim. Pokoknya kita pastikan suhu ini akan tetap terjaga selama pengiriman. Jadi enggak pernah ada juga customer yang complain kalau barangnya berkurang kualitasnya. Paling complain lama sampenya, kalau itu maklum sih mungkin macet, hehe," kelakar Nathanael.

Harga yang ditawarkan pun relatif murah hanya Rp. 2.500 per kilometer saja,  dan ada tambahan handling fee sebesar Rp. 5.000 per titik drop. Dengan harga segitu baik pembeli dan penjual tidak perlu khawatir lagi dengan kualitas barang, hal ini karena Cool Jek sangat berkomitmen dalam menjaga sistem rantai dinginnya.

"Untuk sementara ini kami hanya melayani kapasitas maksimal antaran hingga 5kg (berat volume) saja, namun kalau untuk B to B atau kalau bermitra dengan kita, bisa lebih dari itu kapasitasnya, kita batasi antaran biasa kapasitasnya segitu agar kualitas tetap terjaga," tukas Nathanael.

Founder aplikasi Cool Jek tersebut juga menuturkan bahwa hingga saat ini aplikasi tersebut sudah diunduh lebih dari 500 kali oleh pengguna yang lebih dari 50%-nya merupakan pelaku bisnis UMKM di bidang frozen food.

"Saat ini kita sedang banyak melakukan promosi dan pendekatan B to B kepada para customer, masyarakat biasa juga bisa kok mengunduh aplikasi ini, jadi kita terbuka untuk semua yang memang mau mengirim frozen food," kata Nathanael.

Hingga kini Cool Jek baru tersedia di DKI Jakarta saja, rencananya bulan depan Nathanael akan mengembangkan bisnisnya ke Kota Depok, Tangerang, dan Bogor. (CR)

SELKO INTELLIBOND® C : MEMAKSIMALKAN PERFORMA DAN PRODUKSI TERNAK MONOGASTRIK

Selko Intellibond® C : Memaksimalkan produksi ternak monogastrik

Tembaga, atau dalam bahasa inggris disebut dengan copper, yang dalam bahasa latin disebut dengan cuprum (Cu) merupakan salah satu unsur kimia yang namanya sering kita dengar. Nyatanya copper memiliki efek bakterisidal dan fungisidal dalam konsentrasi tertentu sehingga dapat dimanfaatkan sebagai substituen antibiotik pemacu pertumbuhan (AGP) terutama pada ternak monogastrik seperti babi dan unggas.

Hal tersebut dibahas secara mendalam oleh Prof. Hans Stein, peneliti dari Illinois University dan Alice Hibbert Global Program Manager - Trace Mineral Trouw Nutrition dalam sebuah webinar bertajuk "Effect of hydroxy copper chloride on growth performance of monogastric animals" Rabu (28/7) lalu yang diadakan oleh PT Trouw Nutrition Indonesia

Menggali Manfaat Copper Pada Ternak Monogastrik

Prof. Hans Stein

Prof. Hans Stein lebih dulu menjabarkan secara detil efek pemberian hidroksi copper klorida sebagai imbuhan pakan pada babi. Dari kacamata nutrisi ternak, copper memiliki beberapa fungsi seperti antibakteri, sebagai mikronutrien, membantu dalam beberapa reaksi metabolisme, dan sebagai komponen dari metaloenzim (enzim yang berkaitan dengan logam). 

Lebih lanjut dalam presentasinya Prof. Stein menjabarkan berbagai hasil penelitian yang dilakukan oleh timnya pada babi. Dimana copper dalam bentuk sediaan hidroksi copper klorida teruji dan terbukti dapat meningkatkan performa pertumbuhan, meningkatkan kecernaan nutrisi, meningkatkan performa bakteri baik pada saluran cerna, dan berfungsi dalam metabolisme lemak. 

Gambar 1. Penambahan Copper (Cu) pada ransum babi, mereduksi kasus diare (Espinosa et al, 2017)

"Intinya copper ini memiliki potensi yang jika diberikan dalam ransum babi dalam jumlah yang tepat, dapat membantu dalam meningkatkan kesehatan saluran cerna dan meningkatkan performa sistem imun babi," tukas Prof Stein.

Gambar 2. Efek Penambahan Copper pada kenaikan bobot badan babi (Espinosa et. al, 2017)


Selko Intellibond® C: Substituen AGP Kaya Manfaat

Alice Hibbert

Senada dengan Prof Stein, Alice Hibbert juga menjabarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh timnya di berbagai negara terkait efek copper sebagai imbuhan pakan pada ayam. Ia mengatakan bahwa ayam merupakan sumber protein hewani terbanyak yang dikonsumsi oleh manusia di dunia. Namun sayangnya, penggunaan antibiotik pada ayam di seluruh dunia merupakan yang kedua terbesar setelah babi, yakni 150 mg/1 kg ternak.

Selain itu Alice juga menyinggung mengenai isu Antimicrobial Resistance yang sudah mendunia dimana kita tahu bahwa salah satu penyebabnya adalah penggunaan antibiotik yang kurang terkontrol di sektor peternakan, terutama ayam.

“Kami dan tim berusaha mencari solusi dari sini dan memaksimalkan potensi copper agar dapat digunakan untuk mensubtitusi AGP. Kami juga telah banyak melakukan trial pada ayam, hasilnya pun bisa dibilang sangat baik dengan produk yang kami miliki yakni Selko Intellibond® C,” tutur Alice.

Selko Intellibond® C merupakan produk imbuhan pakan berbasis Copper Chlorida yang diproduksi dengan teknologi canggih agar dapat diserap dalam jumlah yang cukup oleh ternak. Produk ini telah melalui pengembangan selama lebih dari 20 tahun dan telah terbukti di seluruh dunia dapat meningkatkan performa ternak monogastrik seperti babi dan unggas.

Selko Intellibond® C memastikan kesehatan hewan dan produktivitasnya dengan bekerja secara langsung mendukung integritas jaringan, proses enzimatik, meningkatkan pertumbuhan bobot badan dan produktivitas, serta meningkatkan fungsi sistem imun.

Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh tim Trouw Nutrition menjabarkan manfaat yang didapat ketika menambahkan Selko Intellibond® C pada pakan ayam. Salah satunya terlihat pada Tabel 1 di bawah ini, dimana Selko Intellibond® C dapat menekan pertumbuhan bakteri E.coli dan C. perfringens (penyebab nekrotik enteritis).

Tabel 1. Efek penggunaan Selko Intellibond® C pada pakan ayam




Tidak hanya itu, dalam kondisi adanya Nekrotik Enteritis pun, penggunaan Selko Intellibond® C juga terbukti bahwa ayam tetap dapat memberikan performa terbaik. Hal ini sebagaimana terlihat pada Tabel 2. di bawah ini. 

Tabel 2. Penggunaan Selko Intellibond® C pada ayam yang terinfeksi NE

Bahkan, dalam trial lainnya, Alice juga membuktikan bahwa Selko Intellibond® C juga bekerja lebih baik ketimbang AGP yakni BMD dan sediaan sejenis yang berupa Copper Sulfat. Dengan demikian Alice mengatakan bahwa Selko Intellibond® C dapat menjadi bahan alternatif dalam mengurangi penggunaan antibiotik baik sebagai growth promoter maupun terapi suportif medikasi.

"Copper sulfat mungkin harganya lebih murah, tetapi sifatnya sangat reaktif ketimbang produk kami. BMD juga merupakan AGP yang sudah lama digunakan dalam pakan, namun karena isu keamanan pangan (food safety) penggunaannya mulai ditinggalkan, Selko Intellibond® C menawarkan sesuatu yang lebih baik dengan harga yang lebih terjangkau, jadi, mengapa harus ragu untuk beralih ke Selko Intellibond® C,” tutup Alice. (adv).




PENYAKIT VIRUS: TIDAK MENGENAL MUSIM

Serangan penyakit viral pada ternak broiler modern tak kenal musim. (Foto: Dok. Infovet)

Beternak ayam memang susah-susah gampang, mungkin begitulah keluhan yang sering didengar dari beberapa peternak. Berbagai aspek menjadi alasan dalam sulitnya beternak, salah satunya penyakit. Peternak sudah tidak asing lagi dengan penyakit-penyakit seperti Avian Influenza (AI), Newcastle Disease (ND), Gumboro, Marek’s dan lain sebagainya.

Selain itu, ada faktor lain yang dapat mempengaruhi kejadian penyakit, misalnya perubahan cuaca yang tidak menentu dan ekstrem, sanitasi dan biosekuriti yang kurang baik, serta kesalahan dalam manajemen pemeliharaan dapat menyebabkan ayam lebih sering terinfeksi penyakit.

Mengantisipasi Musim Kering
Berdasarkan lokasi dan posisinya, Indonesia merupakan Negara tropis dimana hanya terdapat dua musim, hujan dan kemarau. Kedua musim tersebut memiliki potensi yang sama pada serangan penyakit.

Berdasarkan data terbaru BMKG (2021), puncak musim kemarau diperkirakan terjadi pada Agustus 2021. Hal tersebut disampaikan oleh Drh Eko Prasetyo dari Tri Group dalam sebuah webinar mengenai perunggasan. 

Menurut Eko, perubahan musim yang ekstrem dari musim penghujan menuju musim kemarau atau sebaliknya menjadi salah satu faktor predisposisi terjadinya serangan penyakit infeksius seperti virus, terutama bagi ayam broiler modern.

Hal ini tentu saja berkaitan dengan genetik broiler modern, dimana mereka memiliki beberapa karakteristik peka dengan pergantian suhu dan kelembapan di lingkungannya. “Jika terjadi perubahan suhu sangat ekstrem, misalnya di musim kemarau suhunya sangat tinggi dan perbedaan suhu antara malam dan siang mencapai lebih dari 8° C, bisa dipastikan ayam akan mudah stres,” tutur Eko.

Lebih lanjut, ketika terjadi pergeseran keseimbangan antara lingkungan, hospes (ayam) dan agen infeksius (bakteri, virus, parasit dan sebagainya), maka yang akan terkena dampak negatif adalah hospes. Terlebih lagi stres dapat mengakibatkan sistem imun ayam tidak bekerja maksimal.

Dijelaskan bahwa stres akan memicu sekresi hormon Adenocorticotropin pada kelenjar pituitary yang kemudian akan meningkatkan sekresi hormon Kortikosteron yang mempengaruhi fungsi sistem imun. Jika sudah begini penyakit akan mudah masuk karena imunosupresi.

Berdasarkan pengalama Eko, di musim kering alias kemarau ketika diawali adanya… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Juli 2021. (CR)

MENGGALI LEBIH DALAM POTENSI COPPER HIDROKLORIDA SEBAGAI IMBUHAN PAKAN




Tembaga, atau dalam bahasa inggris disebut dengan copper, yang dalam bahasa latin disebut dengan cuprum (Cu) merupakan salah satu unsur kimia yang namanya sering kita dengar. Nyatanya copper memiliki efek bakterisidal dan fungisidal dalam konsentrasi tertentu sehingga dapat dimanfaatkan sebagai substituen antibiotik pemacu pertumbuhan (AGP) terutama pada ternak monogastrik seperti babi dan unggas.

Hal tersebut dibahas secara mendalam oleh Prof. Hans Stein, peneliti dari Illinois University dan Alice Hibbert Global Program Manager - Trace Mineral Trouw Nutrition dalam sebuah webinar bertajuk "Effect of hydroxy copper chloride on growth performance of monogastric animals" Rabu (28/7) lalu.

Prof. Hans Stein lebih dulu menjabarkan secara detil efek pemberian hidroksi copper klorida sebagai imbuhan pakan pada babi. Dari kacamata nutrisi ternak, copper memiliki beberapa fungsi seperti anitbakteri, sebagai mikronutrien, membantu dalam beberapa reaksi metabolisme, dan sebagai komponen dari metaloenzim (enzim yang berkaitan dengan logam). 

Lebih lanjut dalam presentasinya Prof. Stein menjabarkan berbagai hasil penelitian yang dilakukan oleh timnya pada babi. Dimana copper dalam bentuk sediaan hidroksi copper klorida teruji dan terbukti dapat meningkatkan performa pertumbuhan, meningkatkan kecernaan nutrisi, meningkatkan performa bakteri baik pada saluran cerna, dan berfungsi dalam metabolisme lemak. 

"Intinya copper ini memiliki potensi yang jika diberikan dalam ransum babi dalam jumlah yang tepat, main goal -nya adalah copper dapat membantu dalam meningkatkan kesehatan saluran cerna dan meningkatkan performa sistem imun babi," tukas Prof Stein.

Senada dengan Prof Stei, Alice Hibbert juga menjbarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh timnya di berbagai negara terkait efek copper sebagai imbuhan pakan pada ayam. Ia mengatakan bahwa ayam merupakan sumber protein hewani terbanyak yang dikonsumsi oleh manusia di dunia.

Selain itu Alice juga menyinggung mengenai isu Antimicrobial Resisstance yang sudah mendunia dimana kita tahu bahwa salah satu penyebabnya adalah penggunaan antibiotik yang kurang terkontrol di sektor peternakan, terutama ayam.

Oleh karenanya Alice mengatakan bahwa copper dapat menjadi bahan alternatif dalam mengurangi penggunaan antibiotik baik sebagai growth promoter maupun medikasi. Hal ini bukan tanpa alasan, karena dalam beberapa hasil penelitian yang dijabarkan oleh Alice, copper dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen pada unggas seperti C. perfringens, S. enteritidis, dan S. gallinarum.

"Kami juga sudah membandingkan penggunaan copper vs AGP (BMD) pada ayam, dan hasilnya penggunaan hidroksi copper klorida bisa berefek sama bahkan lebih baik dari BMD, selain itu cost yang dikeluarkan lebih rendah, dan yang terpenting performa juga tetap terjaga," tutur Alice. (CR)


KEMENTAN TINGKATKAN PENGAWASAN OBAT HEWAN TERKAIT BAKTERI RESISTEN ANTIBIOTIK PADA UNGGAS

Resistensi Antimikroba, sudah menjadu isu global di seluruh dunia

Menyikapi pemberitaan tentang adanya temuan bakteri resisten antibiotik tertentu pada sampel produk ayam di beberapa lokasi, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Kementerian Pertanian, Nasrullah menegaskan bahwa langkah-langkah pencegahan dan pengendalian resistensi antimikroba terus dilakukan oleh pihaknya.

"Pemerintah Indonesia telah menyusun dan melaksanakan Rencana Aksi Nasional Pengendalian Resistensi Antimikroba (AMR) lintas sektor sejak tahun 2017," ungkap Nasrullah (17/07/2021).

Menurutnya, ancaman AMR tidak bisa dihindari dan dapat terjadi secara alamiah. Saat ini semua negara, termasuk Indonesia terus berupaya untuk dapat memperlambat laju perkembangan resistensi antimikroba yang sedang terjadi akibat dari penggunaan yang tidak bijak, berlebihan, dan tidak mengikuti aturan.

"Langkah penting yang telah kita lakukan adalah dengan membuat Peraturan Menteri Pertanian No. 14 Tahun 2017 yang secara tegas melarang penggunaan antibiotik untuk tujuan pemacu pertumbuhan (antibiotic growth promoter/AGP)," tambah Nasrullah.  

Hal tersebut dilakukan Kementan untuk mencegah adanya residu dan gangguan kesehatan bagi manusia, serta mencegah timbulnya bakteri resisten antibiotik.

"Baru-baru ini, pengawasan itu kita perkuat lagi dengan menerbitkan Peraturan Menteri Pertanian No. 16 Tahun 2021 tentang Kajian Lapang dan Pengawasan Obat Hewan," imbuhnya.

Aturan baru tersebut menurut Nasrullah sangat tegas mengatur bahwa antibiotik sebagai obat keras hanya bisa dipakai dengan resep dokter hewan, dan digunakan di bawah pengawasan dokter hewan, bahkan melarang penggunaan obat hewan tertentu pada ternak yang produknya dikonsumsi manusia.

Lanjut dijelaskannya, antibiotik yang beredar di Indonesia telah terdaftar di Kementerian Pertanian, sehingga dapat dipastikan keamanan, khasiat, dan mutunya.

"Semua aturan tersebut telah kita sosialisasikan, diskusikan, bahkan kita latihkan ke semua pemangku kepentingan terkait. Ini dilakukan untuk memastikan pemahaman juga pelaksanaan di lapang," jelas Nasrullah.

Dalam implementasinya sendiri, Kementan bersama petugas dari dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan serta pemangku kepentingan terjun langsung melakukan pengawasan di lapang.

"Apabila ada penyimpangan dan pelanggaran, selain dibina, kita bisa juga secara tegas menerapkan sanksi sesuai  peraturan perundangan. Jadi jangan ragu, segera laporkan saja ke kami ke WA 082288887076 dan email keswan@pertanian.go.id," tegas Nasrullah. (INF)

AYAM WHITE STAR PETELUR PRODUKTIF

Ayam White Star
Via Domesticfowltrust.co.uk

Ayam White Star merupakan ayam petelur yang produktif. Dalam setahun mereka bisa menghasilkan sekitar 300 hingga 320 butir telur.

Toleran terhadap panas, ayam ini hasil persilangan dari 4 strain berbeda dari White Leghorn keturunan Italia.

Ukuran tubuhnya relatif kecil dengan ekor berbentuk kipas yang indah. Ayam ini cukup lincah, apalagi waktu usianya masih muda.

Karakternya termasuk jinak. Telur yang dihasilkan berukuran sedang dan berwarna putih bersih.

AYAM WELSUMMER DARI BELANDA

Ayam Welsummer


Ayam Welsummer dibiakkan sejak awal 1900an. Merupakan persilangan dari ayam Rhode Island Red, Barnevelder, Partridge Leghorn, Cochin, dan Wyandotte.

Asalnya dari Belanda, dipelihara untuk diambil daging dan telurnya. Ayam ini kuat, toleran pada berbagai iklim, dan pengendali hama yang baik.

Karakternya jinak, bisa dipanen pada umur 8-9 minggu. Telurnya besar, menghasilkan sekitar 180 butir per tahun.

AYAM PRAIRIE BLUEBELL EGGER

Ayam Prairie Bluebell Egger


Ayam Prairie Bluebell Egger ukuran tubuhnya agak besar. Bulunya indah berwarna biru abu-abu, kakinya relatif panjang.

Telurnya berwarna biru dan kualitasnya cukup baik. Mampu bertelur sekitar 260 butir per tahun.

Merupakan persilangan antara Araucana dan White Leghorn. Dipelihara untuk diambil daging dan telurnya.

Toleran terhadap berbagai iklim dan berkarakter jinak serta pendiam. Bisa dipanen pada umur 16 hingga 20 minggu.

(Image via Spikesfeed.com)

AYAM OLIVE EGGER

Ayam Olive Egger


Ayam Olive Egger merupakan ayam yang unik. Telurnya indah berwarna zaitun.

Merupakan hasil persilangan ayam petelur dengan telur coklat gelap dan ayam petelur dengan telur biru (abu-abu). Selain diambil telurnya ayam ini juga dipelihara untuk diambil dagingnya.

Produksi telurnya tidak terlalu banyak, sekitar 150-200 butir per tahun. Mampu beradaptasi dengan beragam iklim.

Karakternya tenang namun individual. Bisa dipanen pada umur 16-20 minggu.

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer