![]() |
Vaksinasi Brucellosis Pada Ternak Untuk Mencegah Penularan (Sumber : Istimewa) |
Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Aceh
melalui Dinas Peternakan mengambil langkah cepat dalam upaya pencegahan
penyebaran penyakit zoonosis Brucellosis dengan menurunkan tim khusus ke
berbagai kabupaten/kota. Tindakan ini merupakan tindak lanjut dari instruksi
Penjabat (Pj) Gubernur Aceh untuk memantau serta memeriksa kesehatan ternak
guna mencegah penyebaran penyakit berbahaya ini yang dapat mengancam
kesejahteraan ekonomi peternak.
Kepala Dinas
Peternakan Aceh, Zalsufran, menyatakan bahwa tim telah disebar ke berbagai
wilayah, termasuk Nagan Raya, Aceh Barat, Aceh Selatan, dan beberapa kabupaten
lainnya. Menurut Zalsufran, pengalaman dari penanganan Penyakit Mulut dan Kuku
(PMK) sebelumnya menjadi motivasi utama untuk mencegah Brucellosis sejak dini.
Walaupun Aceh tercatat sebagai wilayah yang tercepat dalam mengatasi PMK,
kerugian yang diderita para peternak masih sangat besar. Oleh karena itu,
penanganan Brucellosis, yang juga berpotensi menimbulkan dampak ekonomi yang
signifikan, perlu dilakukan dengan lebih serius.
"Dari total
populasi sapi dan kerbau di Aceh yang mencapai lebih dari 560 ribu ekor, sampel
darah akan diambil dari 4.376 ternak yang tersebar di 21 kabupaten/kota,"
jelas Zalsufran. Ia juga menambahkan bahwa langkah preventif, seperti sanitasi
kandang, vaksinasi, dan pemisahan ternak yang terinfeksi, sangat diperlukan
untuk menekan potensi penyebaran.
Tim Dinas
Peternakan juga menyarankan para peternak untuk secara aktif memeriksa
kesehatan ternak mereka, terutama saat mendatangkan ternak baru. Pemeriksaan di
laboratorium sebelum ternak tersebut digabungkan dengan ternak lain di kandang
menjadi langkah yang sangat penting.
Jika ditemukan
kasus positif Brucellosis, pemotongan bersyarat akan dilakukan dengan
pengawasan ketat. Hal ini guna memastikan penyakit tidak menyebar lebih luas
dan ternak yang terinfeksi dapat ditangani dengan cepat.
Sari, Sub
Koordinator Pengawasan Penyakit Hewan Dinas Peternakan Aceh, menjelaskan bahwa
Brucellosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
bakteri Brucella dan dapat menular dari hewan ke
manusia (zoonosis). Penyakit ini dapat menyebabkan kerugian besar
bagi peternak karena dapat menimbulkan kemandulan pada ternak, keguguran, penurunan
produksi susu, dan bahkan kematian.
Untuk mencegah
hal ini, pemerintah Aceh menjadikan Simeulue dan Sabang sebagai contoh daerah
yang berhasil bebas dari Brucellosis. Upaya ini bertujuan untuk menjaga
keberlanjutan kesehatan hewan di seluruh wilayah Aceh, sekaligus memastikan
perekonomian peternak tetap stabil.
Langkah konkret
yang diambil oleh Dinas Peternakan Aceh termasuk pengambilan sampel darah dan
pemberian vitamin pada ternak di berbagai desa, seperti yang dilakukan pada
ternak milik Ridwan di Gampong Latong dan Azhari di Gampong Alue Seupeung.
Sampel darah tersebut akan diuji di laboratorium guna memastikan tidak ada
penyebaran Brucellosis.
Selama lima hari
ke depan, tim lapangan akan terus melakukan pemeriksaan menyeluruh di berbagai
desa untuk memastikan seluruh ternak di Aceh tetap dalam kondisi sehat.
Intinya,
pemerintah Aceh berkomitmen untuk menjaga kesehatan ternak dan melindungi
peternak dari ancaman penyakit zoonosis yang dapat merugikan
perekonomian lokal. Dengan langkah cepat dan terkoordinasi, Aceh berharap dapat
mengendalikan penyebaran Brucellosis dan menjaga kesejahteraan para
peternak di wilayah tersebut. (INF)