-->

ADA APA DI BALIK KENIKMATAN KULIT SAPI?

Di rumah makan Padang, gulai kikil sapi atau yang disebut tunjang, biasanya jadi rebutan pembeli. (Sumber: Detikfood)

Olahan kulit sapi dipercaya memiliki sejumlah manfaat kesehatan. Kulit sapi bisa diolah menjadi ragam menu makanan yang menggoda selera, seperti tunjang, oseng kikil, kerupuk kulit dan lainnya. Namun hati-hati, di balik nikmatnya itu tetap ada kolesterol yang mengintai.

Pada Maret lalu musim hujan masih mengguyur di sebagian wilayah dari pagi hingga siang, bahkan kadang hingga menjelang sore. Saat hujan turun, paling nikmat jika saat makan siang dihidangkan menu berkuah panas. Olahan kulit sapi dengan kuah santan yang masih mengepul terasa nikmat jika disantap dengan nasi putih hangat.

Di rumah makan Padang, gulai kikil sapi atau yang disebut tunjang, biasanya jadi rebutan pembeli. Bagi para penikmatnya, olahan yang satu ini menjadi menu favorit. Meski hanya kulit tebal yang membalut tulang kaki sapi, namun harga seporsi tunjang setara dengan daging rendang.

Ada sebagian orang yang enggan makan olahan kulit sapi. Alasannya, kepikiran saat melihat kaki sapi yang belum diolah, geli. Ada juga yang memercayai kandungan kolesterol yang tinggi, apalagi diolah dengan kuah santan. Dan masih banyak lagi alasan lain yang membuat orang enggan menyantapnya.

Kadang, di balik nikmatinya hidangan olahan kulit sapi, memang masih tersisip anggapan masyarakat yang kurang tepat. Masih banyak orang yang menganggap bahwa kikil mengandung kolesterol tinggi. Sehingga tak sedikit orang yang mengurangi atau menghindari konsumsi menu ini.

Dietisien di Rumah Sakit Umum Pemerintah Fatmawati (RSUP Fatmawati), Akromah SGz RD, menyebutkan kulit sapi merupakan sumber protein hewani yang cukup tinggi kandungannya. Dalam 100 gram kulit sapi, memiliki kandungan protein 10 gram. Sementara kandungan lemaknya tak terlalu tinggi.

Menurut ahli gizi ini, kandungan kolesterol pada kulit sapi juga tidak terlalu tinggi. Masih aman untuk dikonsumsi dalam porsi yang wajar. “Tapi prinsipnya, sumber pangan hewani itu mengandung kolesterol. Namun pada kulit sapi tidak terlalu tinggi,” ujarnya kepada Infovet.

Akromah menyebut wajar apabila ada orang yang takut mengonsumsi olahan kikil, karena ketidaktahuan mereka akan kandungan gizinya. Yang terbayang hanya kandungan kolesterol yang menghantui. “Selama porsinya wajar, tidak berlebihan, tidak masalah. Baik-baik saja konsumsi olahan kulit sapi,” tambahnya.

Ada dua jenis kolesterol yang ada dalam tubuh manusia, yakni LDL (Low Density Lipoprotein) atau yang biasa disebut sebagai kolesterol nakal (jahat) dan HDL (High Density Lipoprotein) atau yang biasa disebut kolesterol baik. Kondisi tubuh akan tidak bagus jika prosentase koleterol LDL lebih banyak di dalam tubuh dibanding kolesterol HDL.

Menurut Akromah, kedua jenis koleterol tersebut (HDL dan LDL) sama-sama dibutuhkan tubuh. Namun kondisi tubuh akan baik jika perbandingan antara keduanya sesuai dengan kebutuhan di dalam tubuh. “Kalau kosumsi sumber lemak hewani terlalu banyak, maka jumlah kolesterol jahatnya pun akan banyak juga,” ujarnya.

Mitos yang Mengganggu
Ketakutan sebagian orang mengonsumsi olahan kulit sapi menjadi wajar, karena belum paham tentang kandungan gizi di dalamnya. Yang terbayang bahwa makanan ini mengandung kolesterol tinggi. Bahkan ada pula yang takut terserang asam urat dan penyakit menyeramkan lainnya.

Menurut dokter spesialis gizi, Dr med dr Maya Surdjaja MS SpGK, hal tersebut ialah mitos. Menurutnya, di masyarakat masih banyak yang keliru dengan kikil. “Jadi kikil itu dari sapi, dari kaki. Karena dia tidak sama dengan jeroan lainnya. Ini bukan jeroan, ini lokasinya di kaki ada uratnya, dia mengandung kolesterol tapi tidak seram,” kata Maya seperti yang disampaikan dalam Program Sehat yang ditayangkan salah satu stasiun televisi swasta nasional.

Banyak literatur yang menyebut bahwa olahan kulit sapi, baik dibuat menjadi kerupuk, gulai, maupun sop, memiliki kandungan protein hewani. Kerupuk kulit meskipun sudah kering dan digoreng, di dalamnya masih terkandung protein. Protein tersebut merupakan protein hewani karena kerupuk diolah dari kulit hewan sapi atau kerbau.

Protein hewani ini merupakan kandungan gizi yang baik untuk tubuh. Beberapa manfaat dari protein hewani diantaranya untuk pertumbuhan dan regenerasi sel-sel tubuh, meningkatkan pembentukan energi tubuh, meningkatkan ketahanan tubuh dan meningkatkan massa otot.

Sebuah laman Fastsecret Indonesia yang mengulas seputar gizi menyebutkan dalam 100 gram olahan kulit sapi terdapat 100 kalori, dengan rincian 40% lemak, 16% karbohidrat dan 43% protein.

Nutrisi dan Manfaatnya
Dalam banyak literatur, ada beberapa manfaat mengonsumsi olahan kulit sapi. Pertama, manfaat untuk elastisitas kulit. Kikil sapi punya kandungan protein berbentuk kolagen. Kolagen berguna untuk melindungi organ dalam tubuh dan membantu elastisitas kulit. Karena itu, jika ingin mempertahankan elastisitas kulit, bisa secara rutin mengonsumsi kikil. Tetapi jangan berlebihan alias sesuai porsinya. Tidak harus setiap hari, mungkin bisa sekali dalam seminggu, agar manfaat yang didapat juga maksimal.

Kedua, manfaat antioksidan. Dalam kikil sapi ini juga mengandung mineral selenium yang diperlukan tubuh untuk membuat enzim selenoprotein, diantaranya enzim glutathione peroksidas yang berfungsi sebagai antioksidan alami dalam membantu mencegah risiko terjadinya penyakit degeneratif yang muncul seiring bertambahnya usia.

Ketiga, manfaat membantu regenerasi sel dalam tubuh. Selain kolagen, kandungan kalsium dari kikil sapi ini juga cukup besar. Nah, dengan mengonsumsi kikil sapi secara baik dan benar, maka asupan mineral seperti kalsium kalogen untuk tubuh akan tercukupi. Sehingga membuat tulang dan gigi kuat, tidak mudah kropos karena asupan kalsiumnya seimbang. Kalsium dan fosfor sangat bagus untuk perkembangan tulang. Nutrisi ini lebih tepat untuk remaja yang sedang dalam masa tumbuh kembang.

Keempat, manfaat membantu jaga stamina. Dengan penambahan rempah seperti jahe merah pada olahan kikil sapi, dipercaya bisa membantu meningkatkan stamina. Tentunya selain jahe, ada sejumlah rempah lainnya yang bisa dikreasikan seperti cabai jawa atau cabai puyang.

Ragam Olahan Nikmat 
Banyak jenis olahan berbahan kulit sapi yang lazim di tengah masyarakat. Pertama, sayur krecek. Sayur krecek adalah masakan dari kulit sapi yang banyak dijumpai. Umumnya, sayur krecek dinikmati dengan makanan gudeg, bersama bumbunya yaitu sambal goreng.

Kikil merupakan bagian kulit pada kaki sapi atau kerbau. Kikil memiliki tekstur kenyal dan berwarna putih dan kekuningan. Sup kikil adalah makanan khas Jawa Timur. Sup kikil menjadi lebih lezat karena adanya cita rasa kulit kikil yang bercampur dengan hangatnya kaldu sapi.

Kedua, gulai kikil. Gulai kikil adalah kuliner bersantan dan bisa dicicipi di daerah Sumatra Barat. Di daerah ini lazim disebut tunjang. Selain memiliki rasa gurih, gulai kikil juga memiliki rasa yang agak sedikit pedas, yang dapat menambah selera makan. Bahan untuk membuat gulai kikil terdiri dari banyak rempah-rempah. Mengolahnya bisa mencampur santan dengan bawang merah dan putih, kemiri, lengkuas, ketumbar dan daun salam, ditambah daun serai dan daun jeruk. Gulai kikil akan lebih lezat disantap dengan nasi hangat, bersama sayur daun singkong rebus serta sambel hijau.

Ketiga, kerupuk kulit. Ini mungkin merupakan olahan yang sangat mudah ditemui dan banyak dikonsumsi masyarakat dari ragam daerah. Kerupuk kulit punya nama lain yaitu kerupuk rambak atau jange. Kerupuk kulit terbuat dari kulit sapi atau kerbau, dengan cita rasa gurih dan renyah, karena telah diolah dan diberi bumbu rempah dan penambah rasa. Makan kerupuk kulit paling nikmat jika mengonsumsinya sebagai cemilan dengan sambal petis atau sambal kecap. Sensasi pedas manisnya menambah rasa kerupuk ini.

Nah, mulai sekarang jangan takut konsumsi olahan berbahan kulit sapi. Selain nikmat, juga terdapat kandungan gizi di dalamnya, namun dengan konsumsi yang tidak berlebihan. (AK)

SELEKSI SAPI PEJANTAN UNGGUL BERBASIS PROTEOMIK

Selain betina, selektif dalam memilih sapi pejantan unggul agar kualitas anakan baik dan stabil. (Foto: Dok. Infovet)

Peningkatan produktivitas dan mutu genetik ternak tidak hanya ditentukan fertilitas ternak betina, namun juga fertilitas pejantan. Selain memiliki betina yang produktif, amatlah penting agar lebih selektif lagi memiliki pejantan yang unggul agar kualitas anakan baik dan stabil.

Memahami Pentingnya Fertilitas Pejantan
Fertilitas pejantan adalah kemampuan spermatozoa untuk dapat membuahi dan mengaktivasi sel telur dan mendukung perkembangan embrio. Faktor tersebut penting dalam memengaruhi proses reproduksi dan efisiensi produksi ternak, serta fertilitas pada jantan dan betina dapat dinilai berdasarkan angka kelahiran.

Fertilitas pejantan dapat dinilai sejak perkawinan (IB) sampai lahirnya pedet. Parameter penilaian efisiensi reproduksi antara lain non-return rate (NRR), conception rate (CR), service per conception (S/C) dan calving rate. Penilaian efisiensi reproduksi di Indonesia terutama adalah CR dan S/C. Nilai NRR sering bias dan calving rate membutuhkan waktu lama.

Metode penilaian fertilitas pejantan yang sering digunakan selama ini adalah breeding soundness examination (BSE). Penilaian pejantan dengan metode BSE meliputi pemeriksaan biometrik non-reproduksi (panjang badan, tinggi gumba, lebar kepala, panjang kepala, serta lingkar pelvis dan reproduksi) dan Biometrik organ reproduksi (volume testis dan lingkar skrotum). Penilaian BSE juga dilakukan terhadap libido dan evaluasi kualitas semen segar. Evaluasi kualitas semen, khususnya penilaian motilitas, konsentrasi dan abnormalitas spermatozoa. Kondisi di lapang ditemukan pejantan dengan libido tinggi namun memiliki kualitas semen segar yang buruk, libido rendah memiliki kualitas semen baik, namun dapat juga ditemukan libido dan kualitas semen yang rendah.

Penilaian fertilitas pejantan berdasarkan libido pejantan maupun motilitas spermatozoa, oleh karena itu belum cukup untuk menggambarkan kemampuan fertilitas pejantan yang sebenarnya. Penelitian yang dilakukan Abdullah, dkk. (2021), mendapatkan bahwa parameter kualitas semen dan libido dapat dinilai dengan pengujian konsentrasi hormon testosteron, akan tetapi dalam aplikasinya pengujian ini masih perlu dikombinasikan dengan penilaian kualitas semen dan karakteristik fisik pejantan untuk menggambarkan fertilitas pejantan.

Fisiologi spermatozoa dan kemampuan fertilisasi normal bukan saja ditentukan faktor intrinsik spermatozoa, tetapi juga dimodulasi faktor ekstrinsik yang berasal dari plasma semen yang dapat memengaruhi kualitasnya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa peran spermatozoa berhubungan dengan pewarisan meteri genetik yang dapat memediasi perkembangan embrio. Disamping itu, ketika spermatozoa diejakulasikan akan bercampur dengan plasma semen yang dapat memelihara dan menjamin kualitas semen di dalam saluran reproduksi betina ataupun ketika diproses menjadi semen beku. Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Maret 2023.

Ditulis oleh: 
Dr Abdullah Baharun, dkk.

PETERNAK EROPA KHAWATIR IMPOR UNGGAS TAK TERBATAS DARI UKRAINA

Sejak awal tahun 2023, Uni Eropa mengalami lonjakan impor daging dan telur broiler dari Ukraina. Hal ini dimungkinkan setelah blok tersebut mencabut kuota impor untuk mendukung negara yang dilanda perang, tetapi pada saat yang sama, masuknya produk unggas memicu kekhawatiran di antara produsen unggas UE.

Dalam 8 minggu pertama tahun ini, Ukraina mengekspor 94% lebih banyak daging broiler ke negara-negara anggota UE dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sebanyak 32.306 ton mencapai pasar internal UE, menurut perkiraan Asosiasi Pengolah Unggas dan Perdagangan Unggas di negara-negara UE, atau AVEC. Segmen daging broiler beku mengalami pertumbuhan yang menakjubkan sebesar 171% menjadi 16.663 ton, sementara di segmen yang didinginkan, volume meningkat sebesar 40% menjadi 12.439 ton.

Peningkatan ekspor daging hampir dibayangi oleh peningkatan ekspor telur. Ukraina berhasil menjual telur dalam jumlah yang mengesankan ke negara-negara anggota UE. Setelah 8 minggu pertama tahun 2023, impor telur ke UE mencapai 4.457 ton, meningkat 1.370% dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini termasuk 3.317 ton telur meja, naik 2.570% dibandingkan dengan 8 minggu pertama tahun 2022.

Data statistik baru memicu diskusi yang cukup intens antara beberapa organisasi bisnis unggas Eropa tentang apakah ekspor unggas Ukraina mengancam dinamika pasar lokal. (via Poultryworld)

PMK MASIH MENGANCAM, DISNAKKESWAN PASURUAN LAKUKAN INI

Petugas Disnakkeswan Melakukan Pemeriksaan Pada Sapi Perah

Meskipun secara nasional kasusnya terus menurun, namun jumlah ternak di Kabupaten Pasuruan yang terserang penyakit mulut dan kuku (PMK) masih ada hingga kini.

Dari catatan harian Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan hingga 9 april 2023, setidaknya ada 199 ekor sapi yang terinfeksi PMK. Dari jumlah tersebut, 25 ekor diantaranya masih dalam kondisi sakit, 155 ekor sembuh, 6 ekor mati, 8 ekor dijual dan 5 ekor dipotong paksa.

Plt Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan, Diana Lukita Rahayu menjelaskan, dari ratusan sapi yang terinfeksi PMK, kejadian paling banyak di wilayah Kecamatan Lumbang, Prigen dan Kejayan.

Namun karena para peternak sudah memahami cara mengantisipasi agar tak tertular ke ternak yang lain, sehingga lebih banyak yang sembuh.

"Kalau dulu mungkin kaget dan panik. Tapi sekarang sudah pinter-pinter para peternaknya," kata Diana di sela-sela kesibukannya, Selasa (11/04/2023).

Selain pemahaman para peternak, Pemkab Pasuruan juga sudah menyebarkan banyak obat-obatan, vitamin plus vaksin dan desinfektan ke semua kecamatan. Utamanya di wilayah yang kasus PMK nya masih mendominasi.

Kata Diana, distribusi vaksin, obat dan vitamin sudah dilakukan sejak akhir desember, lantaran untuk dapat mencover kebutuhan di tribulan awal tahun ini.

"Sebelum desember sudah dropping vaksin, desinfektan sampai obat dan vitamin. Harapannya bisa mengcover awal 2023 sembari juga menunggu dari propinsi," jelasnya.

Saat ditanya perihal 199 ternak terbilang banyak atau sedikit kejadian di satu daerah, Diana menegaskan bahwa hampir di semua wilayah di Indonesia masih ada kasus PMK. 

Namun karena penanganannya sudah bagus plus antisipasi dan pencegahan dimaksimalkan, maka resiko kematian ternak juga bisa ditekan.

"Memang mulai naik tapi tidak di Kabupaten Pasuruan saja. Melainkan di hampir semua wilayah di Indonesia. Namun resiko kematiannya sedikit karena penanganan, pencegahan juga cepat," ucapnya. 

Demi bisa semakin menekan kasus PMK, Dinas Peternakan terus bersosialisasi ke kecamatan hingga desa, dan mengajak seluruh tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk sama-sama membantu agar kasus PMK bisa segera nol kasus.

"Kita intens sosialisasi pencegahan PMK ke kecamatan sampai pelosok desa. Dan ahamdulillah juga dibantu toga dan tomas," akunya. (INF)

IRAN: IMPOR UNGGAS RUSIA DAPAT MEMPERBURUK KELEBIHAN PASOKAN

Beberapa peternak unggas Iran dan serikat bisnis menyuarakan kekhawatiran bahwa dengan mengizinkan impor unggas dari Rusia, pemerintah berisiko menimbulkan banyak kerugian pada operasi lokal.

Saat ini, peternak unggas Iran berjuang melawan krisis kelebihan pasokan karena penurunan konsumsi domestik menyusul reformasi industri kontroversial yang dimulai oleh pemerintah pada akhir tahun 2022. Pasar mengalami kelebihan pasokan antara 500 dan 1.000 ton daging ayam baru-baru ini.

Konstantin Korneev, direktur eksekutif perusahaan konsultan Rusia Rincon Management, dikutip oleh Eghtesad Online mengatakan bahwa saat ini, “Hampir semua eksportir ayam Rusia sedang bernegosiasi untuk memasuki pasar Iran”.

Habib Asadollahnejad, CEO Persatuan Nasional Peternak Daging Unggas, mengatakan bahwa mengijinkan perusahaan asing baru masuk ke pasar unggas di mana terjadi surplus pasokan telah menimbulkan kerugian bagi peternak Iran tidak dapat dibenarkan, pihak berwenang harus menjelaskan alasan di balik langkah ini.

Fakta bahwa Iran terus mengimpor ayam beku sementara pasar mengalami kelebihan pasokan telah dikritik tajam oleh peternak lokal. Beberapa pemain pasar yang mengimpor daging broiler beku dalam jumlah besar tahun lalu bergegas menjualnya dalam beberapa bulan terakhir, sebelum akhir masa simpan, yang memberi tekanan lebih besar pada pasar.

Serikat peternak unggas nasional mengatakan bahwa karena kesalahan besar dalam mengatur pasar unggas domestik oleh pemerintah, industri unggas Iran menderita kerugian 150 miliar toman per hari (US$350.000). (via Poultryworld)

PETERNAK DI JAWA: LUMPHY SKIN DISEASE BEBAN BARU SETELAH PMK

Sapi perah dengan gejala LSD berat. (Foto: Infovet/Joko)

Belum setahun berlalu wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) melulu-lantahkan peternakan Indonesia. Hingga saat ini, PMK masih meninggalkan PR cukup banyak terkait rendahnya produktivitas dan perfoma reproduksi.

Belum selesai itu, saat ini peternak harus menerima musibah yang tidak kalah berat, yaitu penyakit Lumphy Skin Disease (LSD). Penyakit yang disebabkan oleh virus pox ini awalnya masuk ke Indonesia terdeteksi di wilayah Sumatra bagian tengah, sebelum PMK masuk ke Indonesia. Selama terjadinya wabah PMK di Indonesia, lalu lintas ternak diatur begitu ketat oleh tim Satgas Nasional PMK melalui zonasi (hijau-kuning-merah). Hal ini mendukung fakta yaitu seharusnya tidak ada lalu lintas ternak dari Sumatra bagian tengah ke Jawa. Faktanya beberapa bulan lalu, LSD terdeteksi di beberapa daerah di Jawa Tengah dan saat ini hampir merata di seluruh daerah di Jawa.

Gejala klinis umum LSD meliputi demam tinggi, hipersalivasi, keluarnya leleran hidung, penurunan nafsu makan. Gejala menciri biasanya diawali dengan munculnya alergi kulit sebesar kancing baju di beberapa bagian tubuh, tumbuh membesar sebagai bentol-bentol ukuran 1-2,5 cm yang merupakan fase viremia (beredarnya virus keseluruh tubuh).

Bentol disertai keradangan, membesar seperti bisul disertai demam. Bisul tersebut akan berkembang menjadi abses berbagai ukuran dan menimbulkan jejas-jejas di kulit, tembus hingga bisa sampai ke daging. Penampilan luar sapi yang terkena LSD sangat buruk, sehingga apabila dijual harganya pun sangat rendah. Bisul akan pecah dengan tampilan kulit terlihat berlubang, terkadang basah dan berakhir menghitam.

Pada sapi perah, gejala klinis tersebut diikuti penurunan produksi susu. Demam tinggi, alergi di seluruh tubuh termasuk di ambing dan puting, penurunan nafsu makan menjadi faktor menurunya produksi susu.

Penanganan yang terlambat menjadi penyebab... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Maret 2023.

Ditulis oleh:
Drh Joko Susilo MSc
Koresponden Infovet Lampung
Mahasiswa Doktoral Sain Veteriner UGM

MEMURNIKAN AIR HUJAN AGAR DIGUNAKAN DI PETERNAKAN

Ayam juga memerlukan air minum yang berkualitas untuk menghasilkan protein hewani berupa daging. (Foto: Istimewa)

Setiap periode pemeliharaan ayam menggunakan cukup banyak air untuk minum maupun membersihkan kandang. Sering kali air yang digunakan adalah air tanah. Untuk wilayah dengan air berlimpah seperti Indonesia, hal itu tidak menjadi masalah.

Tapi bagaimana dengan daerah yang sulit mendapatkan air? Atau jika suatu saat ketersediaan air tanah di suatu daerah menipis? Berpaling pada sumber air yang berkelanjutan adalah solusi yang baik, yaitu air hujan. Melansir dari situs poultryworld.net, Kamis (26/1), berikut ulasannya.

Proyek Inovasi Penghematan Air
Experimental Poultry Centre (EPC) di Belgia telah mengarahkan fokus penelitiannya pada penggunaan air hujan sebagai air minum untuk ayam pedaging. Di bawah program pendanaan Eropa LIFE, EPC akan mendemonstrasikan tiga inovasi penghematan air yang berbeda selama periode lima tahun.

Di EPC konsorsium perusahaan, lembaga dan pemerintah daerah bekerja sama dalam skema LIFE Aclima. Proyek ini terdiri dari tiga bagian yaitu pemantauan konsumsi air selama pendinginan, pemurnian air hujan sehingga dapat digunakan sebagai air minum unggas, serta penggunaan air bersih secara sirkuler di kandang broiler melalui penggunaan pengolahan air secara biologis.

LIFE Aclima dimulai pada 1 Juli 2021 dan proyek akan berlangsung selama lima tahun, berakhir pada 1 Juli 2026. EPC adalah lembaga penelitian unggas terbesar di Belgia dan memiliki total 36.000 ayam petelur Isa Brown dan Dekalb White dan 42.000 ayam pedaging Ross 308, yang dibagi menjadi berbagai kelompok eksperimen dan di sistem perkandangan yang berbeda.

Peneliti EPC di Geel, Belgia, Peter Bleyen, menjelaskan bahwa tujuan LIFE Aclima adalah membuat sektor pertanian lebih tangguh dan fleksibel dalam penggunaan air. Bleyen terlibat dalam proyek ini bersama rekannya Neil van den Broeck.

Pendinginan Suhu di Kandang
Bagian pertama dari LIFE Aclima adalah tentang pendinginan suhu di kandang unggas. Bleyen mengatakan, “Kami telah memasang pad cooling dan cooling melalui atomisasi, yang dikenal sebagai spray cooling. Hanya spray cooling yang dipasang di kandang layer, sedangkan kedua sistem dipasang di kandang broiler.”

Penelitian sedang dilakukan antara lain untuk memantau penggunaan air dari dua sistem pendingin dan untuk memvisualisasikan aliran air yang berbeda di kandang unggas. Bleyen menambahkan, “Selain itu, dengan mendinginkan kandang Anda juga dapat memastikan bahwa unggas minum lebih sedikit, sehingga Anda juga membutuhkan lebih sedikit air minum berkualitas tinggi. Kami memasukkan ini ke dalam data pemantauan kami.”

Pemurnian Air Hujan
Tujuan penelitian kedua adalah untuk memverifikasi apakah air hujan dapat dimurnikan menjadi air minum untuk unggas. “Keuntungan besar dari air hujan adalah sifatnya yang berkelanjutan. Saat ini, air tanah adalah sumber air utama untuk peternakan unggas di Flanders. Cadangan air tanah di wilayah ini semakin menipis dan isi ulangnya melambat. Oleh karena itu, di Flanders bisnis pertanian baru wajib memasang penyimpanan air hujan, sehingga air hujan tersedia untuk berbagai aplikasi,” jelas Bleyen.

EPC memiliki 173 m3 penyimpanan air bawah tanah. Air hujan dari cekungan bawah tanah dimurnikan menggunakan teknik yang berbeda hingga memenuhi standar air minum untuk unggas.

Untuk dapat menjernihkan air hujan, EPC memasang dua sistem penjernihan air yaitu nano ultrafiltration (NUF) dan teknik penjernihan dengan berbagai langkah. Sistem NUF menggunakan filter dialisis ginjal yang sebelumnya digunakan di rumah sakit. Prinsip kerjanya seperti mesin cuci darah.

 “Berkelanjutannya lagi, karena filter ini masih bekerja dengan baik setelah digunakan. Filter menghilangkan 100% partikel yang lebih besar dari 0,03 mikron. Air hujan dipompa dari cekungan bawah tanah ke bejana penyangga berukuran 300 liter. Dari sana dipompa melalui filter NUF dan disimpan lagi di bejana penyangga lainnya,” ujarnya.

Teknik pemurnian lainnya terdiri dari proses filtrasi, UV treatment, disinfeksi, penyaringan pasir, penyaringan karbon, disinfeksi berikutnya dan terakhir UV treatment lainnya. Pengaturan eksperimental dengan dua metode pemurnian, kata Blayen, sudah mulai beroperasi.

“Pertama-tama kami akan melakukan uji coba dengan kedua teknik tersebut sebelum kami memberikan air hujan yang telah dimurnikan kepada ternak. Kami ingin mendapatkan hasil analisis yang memadai. Jika kami dapat menjamin kualitas air yang berkelanjutan, kami akan memulai uji coba yang sebenarnya tahun depan,” ucap dia.

Dalam uji coba yang sebenarnya, air hujan yang dimurnikan dan air ledeng akan digunakan sebagai air minum untuk unggas dengan efek kesehatan dan performa teknis yang dianalisis.

Air Adalah Isu global
Bleyen dan Neil mencatat bahwa kecukupan air dengan kualitas yang baik untuk semua jenis keperluan adalah masalah dunia, dengan penekanan pada kualitas air yang baik. Besi terlarut dan polusi dalam air tanah dan air permukaan tampaknya menjadi isu dunia.

Neil berkata, “Keunggulan air hujan adalah tidak mengandung mineral terlarut seperti magnesium, kalsium atau besi. Jika Anda dapat membersihkan air dari polutan dan patogen lain, Anda akan mendapatkan sumber air minum yang cocok untuk unggas.”

Tahun depan, air hujan murni akan dialirkan ke ayam petelur dan ayam pedaging EPC. Neil menjelaskan bahwa mereka akan mengevaluasi efisiensi dan kualitas hasil metode pemurnian.

Teknik pemurnian termurah juga akan diidentifikasi, tetapi para peneliti sadar bahwa peternak unggas pada akhirnya akan memutuskan metode mana yang paling hemat biaya.

Proyek LIFE Aclima juga memperhitungkan fakta bahwa penelitian ini mencakup dua kelompok hewan, ayam pedaging dan petelur. “Broiler sangat sensitif terhadap kontaminasi mikroba pada fase awal kehidupan mereka. Sebaliknya, siklus produksi ayam petelur dapat bertahan hingga sekitar 80 minggu yang membutuhkan aliran air minum yang lebih kontinu dan konstan,” kata Neil.

Para peneliti tidak mempertimbangkan hal ini secara khusus saat memilih teknik pemurnian untuk setiap kelompok hewan. Tetapi Bleyen mencatat bahwa mungkin metode pemurnian tertentu lebih cocok untuk kelompok hewan tertentu daripada yang lain.

Penggunaan Air Bersih Secara Sirkular
Area ketiga dari proyek LIFE Aclima di EPC adalah penggunaan air bersih secara sirkular dari kandang broiler. Untuk melakukan ini, air yang digunakan untuk membersihkan kandang dikumpulkan di reservoir bawah tanah.

“Kami masih bekerja untuk memasangnya dan memulainya, tetapi segera setelah pabrik pengolahan air biologis siap, kami dapat mulai memurnikan gelombang pertama air bersih,” ucap Bleyen.

EPC sedang mengerjakan ini bersama dengan perusahaan Belgia BelleAqua dari Wuustwezel. Setelah dibersihkan, air digunakan kembali untuk membersihkan kandang-kandang di EPC. Bagian dari proyek ini akan memakan waktu lima tahun dan waktu itu akan digunakan untuk mengoptimalkan semuanya. (NDV)

ITALIA, NEGARA PERTAMA YANG MELARANG DAGING DAN PAKAN LABORATORIUM?

Pemerintah Italia telah menyetujui undang-undang yang melarang penggunaan makanan dan pakan ternak yang diproduksi di laboratorium karena bertujuan untuk melindungi warisan pertanian pangan negara tersebut.

“Produk laboratorium, menurut kami, tidak menjamin kualitas, kesejahteraan, dan perlindungan budaya kami, tradisi kami,” kata Menteri Pertanian Francesco Lollobrigida.

Pemerintahan Perdana Menteri Giorgia Meloni telah berjanji untuk melindungi makanan Italia dari inovasi teknologi yang dianggap berbahaya, dan tahun lalu mengganti nama kementerian pertanian menjadi Kementerian Pertanian dan Kedaulatan Pangan.

Francesco Lollobrigida mengatakan, “Italia adalah negara pertama di dunia yang menolak makanan sintetis.”

Jika disahkan oleh parlemen, makanan atau pakan dari kultur sel atau jaringan yang berasal dari hewan vertebrata tidak akan diizinkan. Kegagalan untuk mematuhi dapat mengakibatkan denda hingga €60.000. Administrasi Meloni juga menentang promosi serangga sebagai alternatif makanan.

Namun, tidak semua orang menyambut baik berita tersebut. Alice Ravenscroft dari Good Food Institute Europe mengatakan bahwa pengesahan undang-undang semacam itu akan menjadi langkah mundur tidak hanya untuk kemajuan ilmiah tetapi juga untuk mitigasi iklim dan pilihan konsumen.

“Italia akan tertinggal saat seluruh Eropa dan dunia maju menuju sistem pangan yang lebih berkelanjutan dan aman. Dan 54% orang Italia yang sudah ingin mencoba daging budidaya, akan dilarang melakukannya,” kata Ravenscroft.

Sementara itu, jaringan perusahaan makanan, Cellular Agriculture Europe, setuju, mencatat bahwa banyak konsumen di Italia mengkhawatirkan kesejahteraan hewan dan dampak lingkungan dari pilihan makanan mereka, dan ini akan membatasi pilihan mereka. (via Poultryworld)

INOVATOR PETERNAKAN SIAP-SIAP TERIMA PENGHARGAAN INDO LIVESTOCK AWARD 2023

Penganugerahan Indolivestock Awards pada pameran Indolivestock Expo & Forum 2019 silam di Surabaya. (Foto: Dok. Infovet)

Jakarta, (5/4/2023). Yayasan Pengembangan Peternakan Indonesia (YAPPI) bekerja sama dengan PT Napindo Media Ashatama akan menyelenggarakan kegiatan penganugerahan Indo Livestock Awards kepada para insan peternakan dan kesehatan hewan yang sukses mengembangkan institusi/perusahaan/lembaga dan berperan besar dalam pengembangan peternakan di Indonesia.

Ketua Umum YAPPI, Desianto Budi Utomo, melalui siaran persnya menjelaskan, penghargaan tersebut akan diberikan dalam acara pembukaan Indo Livestock Expo & Forum pada 26 Juli 2023 mendatang di Grand City Convex, Surabaya, dengan mengusung tema “Inovasi di Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan.”

Inovasi bidang peternakan dan kesehatan hewan sendiri merupakan suatu produk, proses atau program baru atau yang diperbarui dalam ruang lingkup bidang peternakan dan kesehatan hewan yang dapat membawa dampak positif bagi pembangunan,

Penilaian bagi calon penerima award dilakukan secara objektif dan terukur sehingga hasil penilaian dapat memberikan kepuasan kepada pihak yang terpilih maupun pihak yang tersisih. Adapun kriteria penilaian meliputi: Pertama, kebaruan (inovasi harus menunjukkan hal baru di luar kebiasaan yang ada atau hal yang sudah dikenal sebelumnya), bersifat orisinil (genuine) dan memiliki keunikan (uniqueness).

Kedua, hak kekayaan intelektual (penilaian diutamakan kepada inovasi yang sudah terdaftar yang dibuktikan dengan sertifikat Hak Kekayaan Intelektual dari Ditjen Kekayaan Intelektual).

Ketiga, implementasi (telah diterapkan di masyarakat dan menunjukkan adanya dampak positif bagi usaha peternakan dan masyarakat luas).

Keempat, keberlanjutan (menunjukkan indikasi kuat dalam hal kesinambungan dalam mengimplementasikan karya inovasi tersebut).

Dari kriteria tersebut akan ditentukan penentuan penerima award melalui mekanisme seleksi dengan empat tahapan, diantaranya seleksi administrasi, pemilihan 10 besar (nominee), verifikasi dan penetapan pemenang. Pada tahap penetapan pemenang ini, Dewan Juri menetapkan tiga pemenang terbaik berdasarkan kriteria yang disepakati.

Penyerahan award akan diberikan kepada para pemenang bersamaan dengan acara pembukaan pameran Indo Livestock Expo & Forum 2023. Dalam rangka memperkenalkan dan mendiskusikan inovasinya, penerima award akan diundang menjadi narasumber dalam seminar “Hilirisasi Inovasi: Tingkatkan Daya Saing Peternakan dan Kesehatan Hewan” yang akan dilaksanakan di hari pertama pameran. Pembaca Infovet yang memiliki karya inovasi peternakan dan kesehatan hewan dapat mendaftarkan diri ke sekretariat YAPPI: Bapak Winarno SP MSi (Hp: 0813-1036-9438) atau email: teamyappi@gmail.com   (INF)

POLANDIA HARAPKAN PENINGKATAN PRODUKSI UNGGAS

Polandia diperkirakan akan mengalami kenaikan produksi daging unggas sebesar 1,5% pada tahun 2023 karena situasi pasar yang terlihat membaik dalam beberapa bulan terakhir.

Pada tahun 2022, Polandia memproduksi hampir 3 juta ton unggas, naik 8,2% dibandingkan tahun sebelumnya. Lebih dari setengah jumlah itu diekspor.

Saat ini, beberapa peternakan Polandia sedang mempertimbangkan untuk memperluas produksi, mengambil keuntungan dari dinamika pasar yang menguntungkan, karena harga di tingkat peternakan mencapai PLN5,71 (US$1,31) per kg pada Februari 2023. Pada 2017-2022, rata-rata harga pembelian bulanan ayam broiler di Februari berkisar antara PLN3,18-4,57 (US$0,73 – 1,05) per kg. (via Poultryworld)

JUMLAH WABAH FLU BURUNG POLANDIA BERKURANG

Sejak awal tahun, Polandia mencatat 56 wabah flu burung di peternakan unggas dan 35 wabah di antara burung liar, perkiraan Kepala Inspektorat Veteriner, menambahkan bahwa biasanya bulan Maret adalah bulan ketika migrasi musim semi burung liar terjadi, itulah sebabnya periode ini dikaitkan dengan tingginya risiko wabah flu burung.

“Risiko flu burung pada musim saat ini masih tinggi, meskipun wabah penyakit ini tercatat lebih sedikit dalam beberapa minggu terakhir dibandingkan dengan awal tahun. Virus flu burung hadir di lingkungan, sebagaimana dibuktikan dengan wabah yang dilaporkan pada burung liar, ” klaim Inspektorat Veteriner.

Selain itu, inspektorat menegaskan tidak memiliki informasi yang memastikan bahwa jenis flu burung yang saat ini menyebar di Polandia menimbulkan ancaman langsung terhadap manusia. Menurut ilmuwan Polandia, “Sejauh ini, virus flu burung yang diisolasi di negara tersebut belum menunjukkan potensi zoonosis”. (via Poultryworld)

EKSPOR UNGGAS POLANDIA TETAP AMAN

Polandia mengekspor daging unggas terutama ke negara anggota Uni Eropa lainnya. Berkat ini, epidemi flu burung yang sedang berlangsung di negara itu belum berdampak nyata pada penjualan ke pelanggan asing, karena ekspor berlanjut dari daerah yang tidak terkena wabah.

“Di UE, Polandia mungkin akan tetap menjadi pemimpin dalam hal ekspor unggas ke negara ketiga pada tahun 2023,” Dr Dorota Pasinska, seorang sarjana dari Institut Pertanian dan Ekonomi Pangan, berasumsi, meskipun mengakui bahwa flu burung akan tetap menjadi faktor risiko yang signifikan untuk sektor ini.

Konsumsi unggas di Polandia mungkin akan tetap pada tingkat yang relatif tinggi, setidaknya tidak di bawah angka tahun 2022, kata Pasinska. Penjualan di pasar domestik sebagian besar didukung oleh sejumlah besar pengungsi dari Ukraina, tambahnya. (via Poultryworld)

SUDAH SAATNYA PETERNAK MANDIRI BERTRANSFORMASI

Disarankan agar peternak membangun hilirnya dahulu meskipun dalam skala kecil. (Foto: Shutterstock)

Peternak broiler mandiri sering menghadapi berbagai permasalahan. Bagaimana caranya agar bisnis ayam pedaging bisa memberikan keuntungan yang layak dan stabil untuk mereka? Infovet mewawancara Nurul Ikhwan, peternak ayam asal Tasikmalaya, yang mempunyai ide-ide menarik untuk memperbaiki profit peternak mandiri.

Efisiensi Peternakan Mandiri, Memungkinkan?
“Efisiensi dari sisi biaya kadang kita tidak bisa mengendalikan misalnya ABK, upah, UMR. Harga yang menentukan pihak ketiga kecuali kita seperti perusahaan besar, dimana integrasi mereka sudah sempurna, sangat mampu untuk menekan itu semua,” kata Nurul Ikhwan yang kerap disapa Iwang ini.

Iwang mengatakan, solusi untuk peternak mandiri adalah dengan mengoptimalkan IP. Ada korelasi antara IP dengan FCR dan deplesi. Kuncinya adalah menekan FCR di angka 1,4, angka yang ideal dan masuk akal karena akan agak sulit jika menargetkan FCR di bawah 1,4.

Gangguan Eksternal
Peternak mandiri dihadapkan pada kemungkinan adanya gangguan eksternal. Misalnya pencurian, demo warga, binatang buas pemangsa, banjir dan lainnya. Menurut Iwang, hal tersebut bisa dicegah dengan cara sebelum membuka peternakan di sebuah kawasan dilakukan kajian keilmuan, peraturan dan sosial masyarakat.

Ada beberapa gangguan eksternal yang timbul jika tidak dilakukan kajian keilmuan. Seperti struktur lahan yang ternyata tidak cocok, transportasi sulit, termasuk daerah yang rawan banjir dan masih banyaknya binatang liar yang bisa mengganggu. “Setiap daerah mempunyai peraturan kawasan mana yang masuk area peternakan, perkebunan, pemukiman dan sebagainya,” kata Iwang.

“Ketika kita sudah memenuhi semua peraturan dan persyaratan di daerah tersebut dan sampai keluar izin, itu berarti sudah ditempuh analisis risikonya dari SKPD atau Satuan Kerja Perangkat Daerah.”

Kemudian perlu dilakukan juga kajian sosial masyarakat dengan melakukan pendekatan sebelum kandang mulai dibangun, atau bahkan sebelum tanah dibeli. Jelaskan dengan baik pada warga sekitar bagaimana dampak positif dan negatifnya dengan keberadaan peternakan untuk lingkungan mereka.

Perlu ada komitmen dengan warga tentang dampak positifnya. Bisa dengan memberikan kompensasi lingkungan, keterlibatan masyarakat sebagai tenaga kerja, sehingga sedikit banyak warga merasa ikut memiliki usaha peternakan.

Masalah eksternal tetap akan ada, namun jika pencegahannya sudah diterapkan dengan baik maka masalah yang akan datang tidak akan signifikan. Penyelesaiannya relatif mudah dan bisa didiskusikan dengan baik.

Pencatatan Keuangan
Pencatatan keuangan yang baik untuk sebuah usaha adalah hal yang wajib dilakukan. “Kami membangun sebuah usaha walaupun skalanya UMKM, pencatatan keuangan itu perlu. Solusinya merekrut yang paham accounting dan tax, serta kita pun harus mengerti tentang pembukuan meskipun tidak menguasai,” terang Iwang.

Menurutnya, jika diperlukan bisa juga memakai jasa konsultan, supaya bisa menentukan kebijakan dengan lebih baik. Untuk pencatatan bisa menggunakan Microsoft Excel yang sudah mencukupi untuk usaha peternakan mandiri.

Penyebab Penundaan Panen
Terkadang peternak terpaksa menunda panen. Iwang mengatakan, kebanyakan peternak mandiri menghasilkan dan menjual live bird. Ketika live bird dikeluarkan ke pasaran akan berlaku hukum pasar. Jika harga pasar tidak sesuai HPP, peternak bisa enggan dan menunda panen sehingga harus mengeluarkan cost tambahan.

“Kalau di atas HPP semua orang tidak akan menunda, karena pakan yang dimakan ayam ketika panen ditunda akan menambah biaya. Penundaan panen karena peternak menjualnya live bird, karena lebih gampang dijual, kalau harus memotong dulu di-add value itu perlu cost. Modal peternak terbatas, ketika besar dan kecil sama-sama keluar di situ terjadi ketidaksesuaian harga,” katanya.

Ketua Koperasi Peternak Milenial Jawa Barat ini mencoba menawarkan solusi berupa skema bisnis dari bawah ke tengah. Yaitu dengan menyiapkan dulu pasarnya. Bisnis broiler adalah bisnis rantai pasok. Untuk mengurai permasalahan peternak ayam pedaging, maka peternak harus mampu menguasai rantai pasok.

Perusahaan besar sangat kuat secara finansial dan bisnisnya, karena sudah sempurna rantai pasoknya. Peternak sebelum menambah populasi seharusnya menyiapkan dulu pasarnya, jangan sampai menambah produksi per periode tapi pasarnya itu-itu saja.

Jika menguasai rantai pasok meskipun dalam skala kecil, penundaan panen bisa dihindari. Peternak bisa bergabung menjadi beberapa kelompok untuk membangun rantai pasok. Integrasinya bisa secara vertikal jika bergabung di perusahaan yang sama. Atau secara horizontal, contohnya ada peternak yang khusus pembibitan GPS, khusus pembibitan FS, khusus RPA, khusus olahan dan seterusnya, sehingga semua mendapatkan profit.

Skala integrasi tidak harus besar, farming integration secara mikro akan sangat membantu peternak. Karena itu lanjut Iwang, penting bagi peternak memiliki jaringan pertemanan dengan visi yang sama. Membangun jaringan tersebut tidak terlepas dari membangun kepercayaan, konsepnya adalah jujur, saling mendukung dan saling terbuka.

Prospek Konsumen yang Menguntungkan
“Pendapat saya ritel, hotel dan semacamnya akan bisa terganggu cash flow-nya. Saya lebih menyukai menguasai kawasan pemukiman konsumen ibu rumah tangga dan mereka tidak akan berhutang,” jelas dia.

Disarankan agar peternak membangun hilirnya dahulu meskipun dalam skala kecil. Paling tidak hilir atau end user dibentuk selama setahun, memang cukup lama merintisnya tetapi lebih aman secara cash flow bagi peternak. End user yang terbaik bagi peternak adalah yang membayar kontan tanpa tempo, contohnya ibu-ibu rumah tangga.

“Kalau bisa memotong sendiri, punya mini RPA, bisa dijadikan add value di situ. Misalnya harga ayam parting lebih mahal dari ayam utuh, harga ayam marinasi lebih mahal dari yang parting,” lanjut dia.

Jika customer ritel, peternak harus siap dengan pembayaran tempo dan akan melalui rantai pasok yang panjang. Peternak bisa berada pada putaran uang yang besar namun sebagiannya dihutang sehingga cash flow menjadi merah. Jika menjual selapis di atas end user, yaitu pengepul pun selain tempo juga bisa terjadi terlambat bayar atau bahkan gagal bayar.

Dengan memiliki mini RPA peternak sangat mungkin bisa menjual karkas eceran pada ibu-ibu rumah tangga di daerahnya. Karena harganya akan lebih murah dibanding pasar karena memotong rantai pasok. Dari sisi konsumen pun merasa lebih aman karena bisa melihat sendiri RPA tempat ayam dipotong.

“Seharusnya peternak ke arah sana. Cuma mungkin sudah terlanjur dengan pola yang lama dengan putaran-putaran cash flow merah terpaksa muter daripada ‘mati’. Mau tidak mau harus bertransformasi menjadi peternak yang memiliki visi ke depan, serta membuat role model bisnis dengan menyesuaikan pada kebutuhan konsumen plus penyesuaian dengan aturan yang ada,” tambah Iwang.

Lebih lanjut Iwang mengatakan, peternak bisa mendapatkan keuntungan lebih jika bisa menambah variasi dan nilai pada karkas yang dijualnya. Bisa dijual dalam bentuk fresh, frozen, berbumbu, bahkan dengan konsep farm to table, dimana peternak menjual produk yang langsung bisa dikonsumsi.

“Kita bisa menjiplak role model bisnis yang bagus, misalnya dari perusahaan besar tapi kita adaptasi dengan model yang mini. Jangan memperbanyak populasi tapi jualan live bird itu sudah ketinggalan zaman. Jangan lupa juga buka pasar ekspor, konsepnya mudah tapi pelaksanaannya sulit, tapi bukan tidak mungkin untuk dilakukan,” pungkasnya. (NDV)

RAHASIA MURAHNYA TEPUNG TELUR INDIA

Meskipun surplus telur, kondisi ini ternyata tidak lantas membuat produk olahan telur ikut surplus. (Foto: Istimewa)

Pepatah mengatakan, “Tak ada asap, jika tak ada api.” Demikian pula dengan murahnya harga tepung telur asal India yang membuat industri makanan olahan berbahan baku telur Indonesia kesengsem. Menurut data Kementerian Perdagangan, nilai impor tepung telur pada Januari-November 2022 sebesar US$9,95 juta, naik 17,97% (year on year/yoy). Sementara volumenya mencapai 1,71 ribu ton, naik 3,12% dibanding tahun sebelumnya.

Keberhasilan India memproduksi tepung telur berharga murah tak lepas dari harga telur ayamnya yang murah. Sementara harga telur yang murah disebabkan bahan baku pakan ayam di India  juga murah. Berbeda dengan bahan baku pakan di Indonesia yang paling mahal di Asia. Demikian ungkap Musbar Mesdi, Ketua Asosiasi Peternak Layer Nasional (PLN) kepada CNBC Indonesia, Rabu (1/2). “Bahan baku impor kita mahal. Kita hanya bisa swasembada jagung, tetapi kedelai kita enggak bisa swasembada,” kata Musbar.

Ketersediaan sumber pakan utama pakan, yaitu jagung dan kedelai, membuat harga telur ayam di India stabil. Tak hanya memenuhi kebutuhan dalam negerinya, India bahkan mampu melakukan ekspor kedelai.

“India kan bisa memproduksi kedelai sendiri. Itu yang salah satunya diekspor ke Indonesia. Nah, jadi kalau India bisa swasembada kedelai, di Indonesia kita belum, belajar bagaimana caranya swasembada kedelai. Karena kebutuhan buat tahu tempe saja kita masih menggantungkan pada kedelai GMO. Sebelum 1995-1996, kita swasembada kedelai. Sekarang kok kita jadi importir kedelai terbesar di tingkat Asia,” lanjut Musbar, “Kalau (harga tepung telur) India bisa murah, karena mereka bisa swasembada kedelai. (sedangkan) Indonesia kedelainya 100% impor.”

Menimbang Peluang Dalam Keterbatasan
Mengingat umur simpan produk tepung telur yang lama, harga komoditas ini seharusnya tidak terlalu terpengaruh pada fluktuasi harga aktual telur segar. Pasalnya, distribusinya bisa diatur sesuai kondisi pasar sehingga industri tepung telur diharapkan bisa menyerap telur peternak saat kondisi surplus. Dengan begitu, harga telur bisa cenderung stabil.

Sebaliknya, pada saat harga telur cenderung tinggi, tepung telur bisa didistribusikan sesuai kebutuhan pasar sehingga industri roti dan makanan lain tak perlu menjerit akibat harga telur melangit.

Lebih jauh, Supriadi mengatakan bahwa ada beberapa strategi pengembangan industri pengolahan telur. Pertama, mendorong pembentukan sistem kemitraan dengan harga kontrak antara industri dengan peternak ayam petelur.

Kedua, perlunya fasilitas tax allowance dan investement allowance bagi industri baru dan perluasan industri pengolahan telur.

Ketiga, pemberian tax deducation sesuai PMK No. 128/2019 dan PMK No. 153/2020. Keempat, pembebasan bea masuk atas impor mesin serta barang dan bahan dalam rangka penanaman modal industri. “Pembebasan bea masuk impor mesin dan barang bagi industri baru bisa dilakukan selama dua tahun,” katanya.

Pendapat senada juga diungkapkan Koordinator Pengolahan, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan (PPHNak), Ditjen PKH Kementan, Boethdy Angkasa. Selama ini, kendala membangun industri tepung telur adalah harga telur cair impor sekitar Rp 13.000-14.000/kg, sementara HPP telur dalam negeri Rp 19.000/kg.

“Ini menjadi tantangan bagi pemerintah dan pelaku usaha,” katanya dilansir dari tabloidsinartani.com. “Perlu ada win-win solution, yang mana industri butuh harga telur relatif terjangkau untuk pengolahan telur dan peternak juga tidak terpaku pada HPP.”

Menurutnya, salah satu jalan agar industri pengolahan telur tumbuh yaitu bersinergi dengan peternak melalui kemitraan. Industri pengolahan telur siap menyerap telur dalam negeri sebesar 10%  dari kelebihan produksi. Selain itu, impor berbagai item olahan telur ke depan akan dibatasi seperti impor telur cair beku.

Upaya mengawali tumbuhnya industri tepung telur sudah dimulai pada acara peletakan batu pertama pembangunan pabrik tepung telur di Desa Srengat, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, pada Jumat, 13 Oktober 2022, oleh Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi. Berada di salah satu sentra produsen telur ayam ras pemasok 30% kebutuhan telur nasional, keberadaan industri telur olahan di Blitar ini diharapkan membantu menyerap kelebihan pasokan telur dari peternak. Dengan begitu, kestabilan harga telur di tingkat peternak bisa terjadi. (RA)

SEKTOR PETERNAKAN UKRAINA MEMBUTUHKAN BANTUAN PASCA-PERANG

Sektor peternakan di Ukraina saat ini menderita kerugian besar akibat perang yang ditimbulkan oleh Rusia. Pada pertemuan baru-baru ini menjadi jelas bahwa Ukraina akan membutuhkan bantuan global yang besar untuk pulih ketika permusuhan berakhir.

Perang telah mempengaruhi setiap sektor peternakan di Ukraina. Dan itu masih terjadi, karena penembakan terus-menerus terhadap pertanian dan agrobisnis oleh Rusia. Diperkirakan bahwa Ukraina akan kehilangan sekitar 30% dari total ternaknya pada saat perang ini berakhir.

Sebelum perang, sektor pertanian di Ukraina menyumbang lebih dari 17% dari PDB-nya dan menghasilkan lebih dari 40% dari pendapatan devisa negara. Namun, sejak perang dimulai, ekspor pertanian dari Ukraina menjadi sangat lambat sejak Rusia membom pelabuhan-pelabuhan utama. Skenario itu membaik, dengan koridor ekspor yang diizinkan saat ini beroperasi untuk memungkinkan pengiriman biji-bijian dan produk lainnya meninggalkan Ukraina. Hal ini memungkinkan ekspor 1,5 hingga 2 juta ton per bulan, turun secara signifikan dari angka sebelum perang sebesar 6 hingga 7 juta ton per bulan.

Selama pameran perdagangan EuroTier di Jerman pada November 2022, sejumlah pertemuan pemangku kepentingan diadakan untuk menunjukkan dukungan bagi Ukraina. Mereka menguraikan situasi industri pertanian saat ini di sana dan rencana untuk menghidupkannya kembali.

Kementerian Kebijakan Agraria dan Pangan Ukraina memperkirakan sektor pertanian saja telah kehilangan US$ 40 miliar. Sejumlah asosiasi pertanian Ukraina mempresentasikan 'Rencana Marshall' kepada audiens petani.

Pertemuan tersebut diselenggarakan oleh UAC, Asosiasi Produsen Susu, Asosiasi Peternak Babi Ukraina, dan dana amal SAVEUA. Semuanya menyerukan prioritas investasi yang signifikan di sektor pertanian setelah perang usai. (via Poultryworld)

SIASATI SURPLUS PRODUKSI DENGAN INDUSTRI TEPUNG TELUR

Diperkirakan produksi telur ayam surplus. (Foto: Dok. Infovet)

Dengan stok awal telur ayam ras di 2023 sebanyak 43.907 ton, ditambah perkiraan produksi dalam negeri sebanyak 6,08 juta ton, diperkiraan produksi daging ayam ras dan telur ayam ras 2023 melebihi kebutuhan tahunan.

Demikian ungkap Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) dalam prognosa neraca pangan, seperti ditulis dalam nasional.kontan.co.id (13/2). Pasalnya, kebutuhan telur ayam ras tahunan 2023 hanya sekira 5,8 juta ton. Lebih lanjut disebutkan, sebagai upaya menjaga stabilitas harga telur ataupun daging ayam, Badan Pangan Nasional mendorong BUMN pangan dan juga perusahaan mitra untuk membantu menyerap jika terjadi produksi berlebih.

Bukan hal baru jika ketersediaan stok telur melimpah akan menurunkan harga jual, baik di tingkat peternak maupun konsumen. Pada kondisi ini, pedagang dan konsumen gembira, sedangkan peternak merana. Tak hanya menggerus keuntungan peternak, jatuhnya harga bisa membuat peternak gulung tikar.

Sebaliknya, ketika permintaan telur melonjak, harga telur akan terkerek naik. Terlebih pada momen spesial seperti Bulan Ramadan, Hari Raya Idul Fiti dan Nataru. Jelas, untung usaha peternak dan pedagang akan terasa “legit”, tapi giliran konsumen yang menjerit. Sektor yang paling terdampak adalah usaha kuliner berbahan telur. Begitu pula dengan produsen makanan olahan seperti produsen mie, kue dan roti. Jika harga disesuaikan dan dinaikkan, konsumen enggan. Jika harga dipertahankan, jelas keuntungannya bisa jadi setipis tisu.

Lumbung Telur, Tapi Impor Tepung Telur
Meskipun surplus telur, kondisi ini ternyata tidak lantas membuat produk olahan telur ikut surplus. Seperti ditulis dalam cnbcindonesia.com, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa impor produk olahan telur terus naik dari tahun ke tahun. Sebagai contoh, impor tepung kuning telur dan putih telur pada 2015 sebesar 1.310,33 ton. Pada 2018, volume impor meningkat menjadi 1.785,1 ton. Sementara pada 2020, impor tepung telur mencapai 2.148 ton.

Peningkatan volume impor menunjukkan bahwa penggunaan tepung telur semakin masif. Dalam industri roti, tepung telur banyak dimanfaatkan sebagai substitusi telur segar karena kepraktisan, kemudahan pemanfaatan, serta karakternya yang sama dengan telur segar.

Dalam industri roti, telur berfungsi untuk pengembangan volume, kelembutan, struktur dan kualitas nutrisi karena kandungan proteinnya tinggi. Telur juga mampu membentuk jaringan yang kuat dan kompleks dengan gluten karena kemampuan atau daya mengikatnya.

“Bagian kuning telur mengandung lesitin dan lipid yang tinggi yang memberikan efek pelunak dan pengemulsi pada produk. Telur membantu menstabilkan emulsi, menahan gas yang dihasilkan oleh ragi dan mencegah penggabungan sel udara dalam adonan, menghasilkan tekstur yang diinginkan dan butiran remah halus,” ujar Christina Winarti, Peneliti BB Pascapanen, dilansir dari swadayaonline.com.

Tepung putih telur banyak dimanfaatkan untuk pelapis kue dan bahan pada kue yang membutuhkan daya busa tinggi dalam pembuatannya. Tepung putih telur juga banyak digunakan industri permen, membuat krim nouggat, atau sebagai bahan perekat.

Adapun tepung kuning telur banyak digunakan dalam pembuatan mayonaise, kue lapis, roti, donat dan kebutuhan lainnya. Sementara tepung telur utuh dibutuhkan dalam pembuatan kue, makanan bayi, mie telur, telur dadar, mayonaise, makanan kaleng dan beragam makanan ringan lainnya.

Dilansir dari tabloidsinartani.com, Direktur Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan, Kementerian Perindustrian, Enny Ratnaningtyas, mendukung pengembangan industri tepung telur di Indonesia sebagai bentuk hilirisasi. “Kenapa telur harus kita olah sebagai tepung telur? Terutama untuk meningkatkan lama waktu penyimpanan, mempermudah penggunaan dan efisiensi  penyimpanan,” tuturnya.

Produksi Mudah, Tapi Terkendala
Dilihat dari kemudahan pengolahannya, bukan hal mustahil bagi pelaku usaha dalam negeri untuk terjun di industri tepung telur. Seperti diungkapkan Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian (BB Pascapanen) Badan Litbang Pertanian, Prayudi Syamsuri, bahwa tepung telur merupakan salah satu produk olahan telur yang mudah dan tidak memerlukan teknologi yang rumit. Sebagaimana dilansir dari ekbis.sindonews.com.

“Prinsipnya adalah mengeringkan telur sampai kadar air di bawah 10%. Alat pengering bisa menggunakan pengering yang sederhana maupun pengering dengan oven, pengering tipe rak, drum dryer dan molen dryer,” tuturnya.

Dengan dibuat menjadi tepung telur, umur simpan telur bisa diperpanjang hingga satu tahun. Selain itu, penyimpanannya lebih mudah, kandungan gizi dan sifat fungsionalnya tetap terjamin, serta jangkauan pemasarannya lebih luas.

Sayangnya, kebutuhan industri roti dan makanan lain berbahan baku telur yang besar tak lantas menjadi prospek usaha yang mendapat sambutan antusias di kalangan pelaku usaha. Hingga saat ini, kebutuhan tepung telur dalam negeri dipenuhi dari impor, utamanya dari India dan Ukraina.

Bukan tanpa sebab, “nyandu impor” tepung telur ini ditengarai akibat harga telur dalam negeri yang masih tergolong mahal dan fluktuatif. Direktur Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Supriadi, mencontohkan bahwa di India sebagai negara asal impor tepung telur, harga telurnya berkisar Rp 12.300-12.400/kg. Sementara di Indonesia, harga acuan telur ayam di tingkat peternak pada Permendag No. 7/2020 sebesar Rp19.000-21.000/kg.

“Memang masalahnya di harga. Investor pasti mempertimbangkan suplai bahan baku. Apalagi di Indonesia harga telur berfluktuasi. Biasanya, mendekati hari raya Lebaran meningkat, kemudian jatuh pada akhir tahun seperti ini,” kata Supriadi dalam webinar Mengupas Peluang Industri Pengolahan Telur di Indonesia, November 2022, dilansir dari ekbis.sindonews.com.

Pendapat senada juga diungkapkan salah satu peternak Pardjuni, seperti dilansir dari CNBC Indonesia, Rabu (1/2). Menurutnya, membangun pabrik pengolahan tepung telur di dalam negeri masih menjadi hal yang mustahil. Hal ini disebabkan harga telur di dalam negeri masih tergolong mahal dan harganya fluktuatif.

“Seperti kemarin harganya sampai Rp 25.000 per kg. Tapi pada saat tertentu sampai Rp 15.000 per kg. Begitu telur mahal, mesin (pengolah tepung telur) itu pasti berhenti,” kata Pardjuni. (RA)

BBPMSOH SELENGGARAKAN BIMTEK PENINGKATAN KAPASITAS PETERNAK

Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Peternak Provinsi Banten (Foto: BBPMSOH)

Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan (BBPMSOH), 29 – 31 Maret 2023 menyelenggarakan pendampingan kegiatan “Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kapasitas Peternak” kepada para peternak lingkup kota dan kabupaten Serang Provinsi Banten.

Acara tersebut diselenggarakan di Hotel Puri Kayana Serang, Banten. Berlangsung selama tiga hari, bimtek ini merupakan kolaborasi antara Legislatif dan Eksekutif dalam rangka meningkatkan kapasitas petenak.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi IV Hj Nuraeni, SSos, MSi menggandeng Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (DitJen PKH) melalui BBPMSOH telah mengupayakan dan bersinergi dengan Kementerian Pertanian dalam menyelenggarakan kegiatan ini.

Bimtek Peningkatan Kapasitas Peternak ini menghadirkan para narasumber dan praktisi yang berkompeten di bidang peternakan. Hadir dalam pembukaan acara ini diantaranya Hj Nuraeni SSos, M.Si (Anggota DPR RI Komisi IV) dan Dr drh Kresno Suharto MP (Kepala BBPMSOH).

Menghadirkan narasumber dari Dinas Pertanian Provinsi Banten, Dinas Pertanian Kota / Kabupaten Serang, serta Praktisi Peternakan.

Dalam sambutannya Nuraeni menyampaikan agar para peternak senantiasa meningkatkan kapasitas dan pengetahuannya. Dengan meningkatkan keahlian dan disertai kemauan serta komitmen dan usaha yang keras, maka kesuksesan akan dapat diraih tanpa mengenal batas umur.

Begitupun dengan Kepala BBPMSOH, Kresno Suharto dalam sambutan pembukaannya menyampaikan apresiasinya kepada Hj Nuraeni yg telah mengupayakan terselenggaranya kegiatan ini.

Kresno juga memperkenalkan tugas dan fungsi BBPMSOH sebagai UPT yang melakukan Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan di Indonesia. Para peternak diharapkan dapat memanfaatkan pelatihan ini dengan sebaik baiknya.

“Subsektor peternakan merupakan subsektor yang sangat menjanjikan terbukti pada masa pandemi COVID--19. Peternakan sangat perlu didukung dengan pengembangan teknologi, sehingga dapat terus berkembang sesuai kebutuhan,” tutur Kresno.

Bimtek yang dilaksanakan selama 3 hari ini melibatkan 5 Angkatan selama pelaksanaannya dengan jumlah peserta sebanyak 75 orang pada setiap angkatannya. Selain pemberian materi, acara Bimtek juga diisi dengan tanya jawab dan diskusi dari peserta kepada narasumber.

Beberapa praktisi peternakan yang dihadirkan dalam kegiatan bimtek ini diantaranya, Drs Jerry A Yakhriana dengan materi “Cerita Sukses Pengelolaan Ternak Sapi (Susu)” ; Anani Syarif – “Cerita Sukses Pengelolaan Peternakan Ayam dan Kerbau”; Bangun Wibowo – “Cerita Sukses Pengelolaan Ternak Domba / Kambing Jawara Farm, Baros”.

Selain itu terdapat pemaparan materi “Biosecurity Pada Peternakan  dan Juga Dukungan Pemerintah Daerah Terhadap Pengembangan Ternak di Provinsi Banten, serta “Dukungan Kabupaten Serang Terhadap Pengembangan Ternak”. (Sumber: Facebook BBPMSOH/INF)

 

WASPADA PENYAKIT PESTE DES PETIT RUMINANTS (PPR)

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian mengeluarkan surat edaran dengan Nomor 24093/PW.020/F/03/2023 tanggal 24 Maret 2023 perihal Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Peste des Petit Ruminants (PPR). 

Penyakit Peste des Petit Ruminants (PPR) berpotensi menyebabkan wabah yang menyebar cepat dan menimbulkan kerugian bagi peternakan ruminansi kecil seperti kambing dan domba di Indonesia. Pada situasi terburuk, PPR memiliki tingkat kesakitan hingga 100% dan tingkat kematian 90% dari populasi rentan.

Kejadian penyakit PPR masih dilaporkan di dunia dan Asia yaitu negara Israel dan Mongolia. Di Indonesia, pada Maret 2023 telah dilaporkan dugaan kasus PPR yang terdeteksi secara serologis pada 2 (dua) kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu Kabupaten Kulonprogo dan Bantul. 

Mengingat ancaman masuknya penyakit tersebut ke Indonesia cukup besar dan dapat berdampak kerugian ekonomi tinggi, maka diperlukan peningkatan kewaspadaan, tindakan monitoring, dan mitigasi risiko mencegah masuknya penyakit PPR ke wilayah Republik Indonesia.

Dengan demikian, antisipasi munculnya penyakit eksotis ini perlu dilakukan dan semakin ditingkatkan. Terutama kepada peternak kambing dan domba agar melaporkan kepada petugas dinas atau Puskeswan (Pusat Kesehatan Hewan) di wilayahnya jika ditemukan kasus sakit pada ternaknya.

Mengutip dari laman Balai Besar Veteriner Wates PPR pertama kali ditemukan pada tahun 1942 di Pantai Gading, Afrika Barat. PPR adalah penyakit virus yang menyerang ruminansia kecil. 

Virus PPR termasuk dalam genus Morbillivirus dan family Paramyxoviridae. Virus bermateri genetik RNA ini memiliki empat galur, dimana galur 1-3 mendominasi wilayah Afrika hingga Timur Tengah dan galur 4 yang mendominasi wilayah Asia.

Di wilayah Asia, PPR ditemukan di berbagai negara seperti China, India dan Mongolia. Pada bulan Februari 2021, kasus PPR dilaporkan di Thailand dan menjadi kasus PPR pertama di wilayah Asia Tenggara.

Morbiditas dan Mortalitas Tinggi

Office International des Epizooties (OIE) menetapkan PPR sebagai salah satu penyakit yang masuk dalam daftar penyakit yang wajib dilaporkan (OIE List of Notifable Diseases). Penyakit ini memiliki morbiditas dan mortalitas yang tinggi sehingga sangat berpengaruh terhadap keadaan ekonomi wilayah yang bergantung pada produksi ruminansia, khususnya ruminansia kecil. Morbiditas PPR dapat mencapai 90% hingga 100% dan mortalitasnya dapat mencapai 50% hingga 100%. Morbiditas dan mortalitas PPR dilaporkan lebih tinggi pada ternak muda dan di wilayah non-endemik.

PPR tidak memiliki vektor atau tidak ditularkan secara mekanis. Penularan utama terjadi melalui aerosol dan kontak langsung terhadap ternak terinfeksi. Penularan juga dapat terjadi secara tidak langsung melalui peralatan kendang, pakan, wadah air minum, dan peralatan lainnya.

Masa inkubasi PPR adalah 3-6 hari. Gejala awal yang muncul adalah demam dengan suhu mencapai 41 derajat celcius, diikuti dengan depresi atau ternak menunjukkan tanda-tanda gelisah dan anoreksia. Demam ini dapat terjadi selama 3 sampai 5 hari. Selain itu, ditemukan leleran hidung serous hingga mukopurulen, konjungtivitis, diare berat (dengan bentuk feses yang cair hingga berdarah), batuk, dispneu, dan stomatitis disertai halitosis. Setelah 5 hari, ternak akan mengalami dehidrasi berat, hipotermia, kesulitan bernapas yang berat dan berujung pada kematian. Pada kasus perakut (umumnya pada kambing), sering terjadi kematian mendadak yang ditandai dengan demam tinggi dan depresi.

Gejala Klinis

Tanda-tanda klinis PPR sangat mirip dengan penyakit rinderpest. Namun, pada PPR sering ditemukan krusta di sepanjang bibir ternak dan adanya pneumonia pada kasus akut. Dua gejala ini umumnya tidak ditemukan pada penyakit rinderpest.

Tanda klinis hewan terinfeksi PPR. Leleran hidung pada domba (a) dan kambing (b), leleran mukopurulen yang mongering pada kambing (c), diare pada domba (d) (Sumber: Kinimi et al., 2020)

Pada pemeriksaan post mortem, PPR ditandai dengan adanya hemoragi, ulser, erosi dan nekrosis pada usus, kongesti pada kolon dan rektum. DItemukan pula bronkopenumonia, ptekie pada hidung, laring dan trakea. Pada limpa dan hati dapat terjadi kongesti dan pembesaran.

Diagnosis PPR dilakukan berdasarkan pengamatan gejala klinis dan data historis terkait asal usul ternak. Namun, untuk mendapatkan diagnosis definitif harus dilakukan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mengkonfirmasi kasus PPR antara lain dengan deteksi gen virus PPR melalui RT-PCR (Reverse Transcriptase-Polymerase Chain Reaction), isolasi dan identifikasi virus PPR dengan kultur sel, secara serologis melalui uji AGID (Agar Gel Immunodiffusion Assay), kompetitif ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay), dan uji VN (Virus Neutralisation).

Sampel yang dapat digunakan antara lain swab konjungtiva, swab hidung, darah (whole blood), dan serum. Pada hewan mati dapat diambil sampel berupa limpa, paru-paru, usus halus, dan limfonodus khususnya limfonodus mesenterika dan bronkial.

Diagnosis banding dari PPR adalah Rinderpest, Contagious caprine pleuropneumonia, Bluetongue, Pasteurellosis (dapat terjadi bersama PPR), Contagious ecthyma, Foot and mouth disease, Coccidiosis dan keracunan mineral.

Hingga saat ini, tidak ada pengobatan spesifik untuk PPR. Namun, pengobatan untuk infeksi sekunder dan secara suportif dilaporkan dapat menurunkan tingkat kematian. Vaksin PPR tersedia sebagai bagian dari pencegahan.

Untuk wilayah yang belum ada laporan mengenai kasus PPR seperti Indonesia, sangat penting untuk melakukan tindakan pencegahan masuknya virus PPR, mengontrol lalu-lintas ternak, meningkatkan kapasitas pengujian dan diagnosis serta melakukan monitoring dan surveilans terhadap penyakit ini. (INF)

FAPET UGM ADAKAN PELATIHAN KELOLA USAHA PETERNAKAN SAPI KOMERSIAL

 

Sebanyak 30 peternak sapi mengikuti pelatihan yang diselenggarakan Fapet UGM dan RMCP. (Foto: Istimewa)

Fakultas Peternakan (Fapet) UGM bekerja sama dengan Indonesia - Australia Red Meat and Cattle Partnership (RMCP) menggelar Pelatihan Pengelolaan Usaha Peternakan Sapi Komersial Skala Kecil #Batch 5 pada 13 - 19 Maret 2023. Kegiatan ini berlangsung di tiga kota yaitu Yogyakarta, Ngawi, dan Blitar.

Sebanyak 30 peternak mengikuti kegiatan pelatihan yang difokuskan untuk membekali peternak dengan aspek teknis serta finansial pengelolaan usaha peternakan. Selain itu juga diharapkan peternak dapat menjalankan usaha peternakan mereka secara komersial dan berorientasi pada keuntungan.

“Mengingat tingginya peluang usaha ternak sapi potong di Indonesia, kegiatan pelatihan seperti ini sangat berperan penting bagi para peternak rakyat. Dalam jangka panjang perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui hasil dari pelatihan,” ujar Dekan Fapet UGM, Prof Ir Budi Guntoro, dalam keterangan resmi yang diterima Infovet, Jumat (31/3).

Maria Verica selaku Program Officer RMCP mengemukakan peran peserta sebagai peternak rakyat tentu sangat penting sebagai pemasok dan pengembang usaha peternakan di Indonesia.

Dalam hal ini peternak memerlukan kemampuan, keterampilan serta dasar ilmu yang tepat dalam manajemen, perencanaan dan analisis usaha sehingga dapat bersifat komersial.

Selain memperoleh materi pelatihan, para peserta juga melakukan praktikum mengenai penyiapan pakan dan pengolahan limbah.

Setelah itu para peserta melakukan kunjungan ke Sawojajar Farm di Ngawi dan Melati Farm di Blitar. Tujuan dilakukan kunjungan, agar para peserta dapat berdiskusi sekaligus memperoleh wawasan usaha peternakan secara langsung.

Akhir rangkaian acara pelatihan, para peserta diminta untuk membuat perencanaan dan pemaparan rencana implementasi setelah pelatihan. (INF)

 

 

 

 

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer