-->

JELANG RAMADAN, PEMERINTAH SIAPKAN OPERASI PASAR UNTUK STABILKAN HARGA

Rapat Koordinasi Ketersediaan Bahan Pokok bersama kementerian, lembaga, dan BUMN Pangan, di Kantor Pusat Kementan. (Foto: Istimewa)

Menjelang Ramadan pemerintah siapkan langkah strategis guna memastikan ketersediaan dan stabilitas harga bahan pokok di seluruh Indonesia. Salah satu langkah utama dengan menggelar operasi pasar di berbagai daerah dalam menekan potensi lonjakan harga pangan.

”Sesuai arahan Bapak Presiden Prabowo, kita harapkan harga bahan pokok stabil, bila perlu harganya lebih rendah daripada tahun sebelumnya,” kata Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, sekaligus Menko Pangan Ad Interim saat memimpin Rapat Koordinasi Ketersediaan Bahan Pokok bersama kementerian, lembaga, dan BUMN Pangan, di Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan), Senin (17/2/2025).

Mentan Amran mengungkapkan, pemerintah telah menyiapkan mekanisme operasi pasar, termasuk rencana volume komoditas yang didistribusikan, penentuan harga berbagai komoditas pada operasi pasar, hingga penentuan lokasi.

”Kita akan lakukan operasi pasar besar, khususnya komoditas daging, gula pasir, minyak goreng, dan seterusnya. Hari ini kita masih rapatkan dan keputusan terakhir itu pada 19 Februari 2025,” ucapnya.

Lebih lanjut disampaikan, pemerintah akan cermat dalam menentukan harga komoditas pada operasi pasar ataupun harga eceran tertinggi (HET) komoditas secara umum yang akan diumumkan pada 19 Februari 2025 nanti.

”Kita ingin di bulan suci Ramadan semua yang melaksanakan ibadah puasa tersenyum karena harga stabil. Tugas kita sebagai regulator dan pengatur kebijakan, bagaimana produsen dalam hal ini petani dan peternak tersenyum, konsumen bahagia, dan pengusaha tetap untung,” ungkapnya.

Mentan juga memastikan ketersediaan bahan pokok mencukupi jelang Ramadan. ”Beras aman, itu yang paling penting, beras aman karena ini kontribusinya kepada inflasi. Daging, bawang, insyaallah kita aman, stok aman. Intinya stok kita siapkan sekarang, kita sudah pantau, kita sudah rapat koordinasi tadi, stok aman, jumlahnya cukup,” tukasnya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya, turut menyampaikan akan memberikan dukungan untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok selama Ramadan. Salah satunya koordinasi dengan Dinas Perdagangan agar kegiatan operasi pasar menjangkau lapisan masyarakat di daerah.

”Atas arahan Bapak Menteri Pertanian, kami akan langsung berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan dan PD Pasar, terutama di daerah yang mengalami indikasi kenaikan agar bisa dikendalikan dan turun operasi pasar di sana dengan komoditas yang sudah ditentukan, juga dengan titik-titik yang telah ditentukan berdasarkan laporan,” katanya. (INF)

WASPADALAH! KONTEN VIDEO MAKAN AYAM YANG MENYESATKAN

Ilustrasi daging ayam. (Foto: Istimewa)

Video singkat tentang konsumsi ayam ras berdampak pada pria jadi lemah gemulai seperti perempuan sedang viral di media sosial. Kontennya meresahkan masyarakat dan merugikan dunia peternakan ayam ras.

Dunia peternakan ayam kembali dihebohkan oleh unggahan di media sosial yang menyebutkan makan daging ayam dianggap berbahaya karena kandungan lisin dan metionin sitentik. Konten video berdurasi kurang dari satu menit itu jelas-jelas berisi kampanye negatif.

Iwan Benny Purwowidodo, “aktor” dalam konten video tersebut menjelaskan secara ngawur dan menyesatkan. Dia mengaku sebagai sarjana peternakan, namun justru salah dalam menjelaskan tentang ayam broiler. Artinya, orang ini tidak paham dengan dunia peternakan, khususnya ayam.

Kampanye negatif Iwan memicu reaksi banyak kalangan, terutama para pelaku bisnis di peternakan ayam dan penelitinya. Masyarakat awam yang menonton video pendek ini dikhawatirkan akan terpengaruh dengan konten yang dianggap berbahaya.

“Video ini harus segara di-counter. Kalau tidak bisa membuat masyaraat bingung dan merugikan dunia peternakan ayam,” ujar Prof Dr Ir Budi Tangendjaja, peneliti senior bidang peternakan sekaligus pakar di bidang pakan ternak, kepada Infovet.

Menurut Budi, jika masyarakat “termakan” dengan apa yang disampaikan dalam konten video ini, maka bisa takut makan daging ayam sebagai sumber protein hewani. Ujung-ujungnya, bisa merugikan para peternak. Bahkan bisa merugikan negara, karena peternakan merupakan salah satu pilar ekonomi nasional.

Budi Tangendjaja

Banyak versi reaksi yang beredar di masyarakat terkait munculnya video ini. Ada yang menduga ini hanya “ngawur yang kebangetan” pengisi konten videonya karena dangkal ilmu. Ada juga yang menduga ini beraroma politis terkait program makan gratis dari pemerintah. Konten video ini dianggap untuk menggiring opini, agar lauk dalam program makan gratis tidak menggunakan daging ayam, tapi diganti dengan lauk lain.

“Dulu juga pernah ada kampanye yang menyesatkan macam ini, katanya ayam disuntik hormon dan berdampak laki-laki jadi kayak perempuan, dan isu negatif lainnya. Jadi memang sering orang bikin kampanye sesat soal telur dan daging ayam,” ungkap Budi.

Menurutnya, sejak dulu orang makan daging dan telur ayam ras sering diributkan, mulai dari isu suntik hormon, ada antibiotik, dan lainnya. Banyak kampanye negatif yang berseliweran yang dilakukan orang yang tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi pada perkembangan genetik ayam selama 100 tahun lebih.

“Mereka tidak paham bahwa ilmu genetik dan ilmu nutrisi itu terus berkembang dan berubah. Mereka hanya mengira ayam cepat besar dan banyak telur itu gara-gara disuntik hormon. Akibatnya, muncullah kampanye negatif bahwa pakan ayam itu jelek dan dianggap berbahaya,” ujarnya.

Di sinilah perlunya mendidik konsumen agar paham bahwa ayam dan telur itu adalah makanan sehat, bernutrisi tinggi, dan harga terjangkau. Konsumen perlu diberi pemahaman agar tidak terpengaruh dengan kampanye negatif yang berseliweran di banyak platform media sosial.

Dokter Perlu Diedukasi
Menurut Budi, ketidaktahuan perkembangan dunia peternakan ayam ras tak hanya dialami oleh masyarakat awam. Tetapi, di kalangan orang berpendidikan tinggi dan aktif di dunia kesehatan pun banyak yang belum paham.

“Yang memprihatikan, masih banyak juga dokter yang terpengaruh dan berpikiran keliru tentang daging dan telur ayam. Masih ada dokter-dokter yang mengatakan bahwa ayam broiler itu jelek dan jangan dimakan,” ujarnya.

Para dokter manusia ini tidak mengerti apa yang terjadi pada perkembangan dunia peternakan ayam dan dengan mudah terpengaruh oleh kampanye negatif. Celakanya, para dokter kerap memberikan informasi yang salah kepada pasiennya. Mereka melarang pasiennya untuk tidak mengonsumsi daging ayam broiler, namun tidak memiliki dasarnya.

“Dokter-dokter ini harus dididik agar tahu apa yang terjadi pada ayam broiler yang sudah berkembang sejak 100 tahun lalu, bagaimana ilmu genetika berkembang, dan bagaimana nutrisi yang terkandung pada pakan, sehingga menghasilkan ayam yang ada sekarang ini,” ungkapnya.

Pasalnya, omongan dokter sangat berpengaruh pada pasiennya dan juga pada masyarakat. Maka, dokter manusia perlu diberikan pemahaman bahwa ayam broiler tidak ada hubungannya dengan suntik hormon dan suntik antibiotik. Jadi salah besar jika ada yang menyebut konsumsi daging ayam broiler bisa berkibat laki-laki menjadi gemulai seperti perempuan.

“Jadi harus dijelaskan bahwa ayam broiler cepat tumbuh besar karena murni gara-gara genetika, yaitu melalui proses seleksi dan pengetahuan nutrisi yang makin berkembang, sehingga kita bisa memberikan pakan pada ayam dengan nutrisi yang benar,” ungkapnya.

Lisin dan metionin yang diceritakan oleh Iwan Benny Purwowidodo dalam konten video di media sosial itu dijelaskan secara ngawur, makanya jadi kampanye negatif. Menurut Budi, penggunaan lisin dan metionin sudah puluhan tahun. Pemakaian metionin sudah dijalankan sejak 1950-an. Untuk memberikan pakan ayam itu dibutuhkan 20 jenis asam amino yang esesnial dan non-esensial. Asam amino itu yang dipakai untuk membentuk telur dan daging ayam. Asam amino itu harus diperoleh dari makanan.

“Kebutuhan protein yang begitu banyak dalam pakan, maka dengan penemuan asam amino sintetik, baik itu lisin dan metionin, bisa mengurangi protein di dalam pakan ayam. Sehingga lebih efisien,” terangnya.

Nutrisi Pakan Ayam
Sebagai pakar perunggasan, wajar jika Budi geram dengan konten video kampanye negatif tentang ayam. Sebab, yang bicara di video tersebut mengaku sebagai sarjana peternakan, tapi sama sekali tidak paham dengan daging ayam.

“Kalau memang benar dia sarjana peternakan, mestinya tahu dong tentang perkembangan ternak ayam. Ini malah bikin konten video yang ngawur,” ucapnya.

Budi mengakui, masih banyak orang-orang yang kuliah di fakultas peternakan tetapi tidak mempelajari secara mendalam. Mereka hanya belajar “kulit-kulitnya” saja. Akibatnya, saat menjelaskan tentang daging ayam jadi keliru. Itulah fakta yang terjadi.

Pakan ayam yang diproduksi pabrikan banyak mengandung nutrisi yang dibutuhkan ayam. Tidak ada hubungannya dengan estrogen yang dimakan oleh manusia, lalu dianggap berdampak pada gemulainya laki-laki seperti perempuan. Maka itu, menurut Budi, konten video kampanye negatif yang viral ini benar-benar teori yang tidak jelas dan tidak berdasar.

Peneliti senior ini mengimbau agar masyarakat jangan terpengaruh dengan pernyatan yang ada dalam video kampanye negatif yang tersebar di media sosial. Daging ayam dan telur adalah makanan sehat dan sangat baik untuk kesehatan manusia.

“Maka itu, ini ada maksud apa di balik pembuatan konten video soal ayam broiler dan disebar di media sosial. Padahal, ayam ras ini kan sudah berkembang sejak tahun 1950, kok masih muncul pemikiran-pemikiran yang negatif seperti ini, ini aneh,” ungkapnya.

Yang harus dilakukan masyarakat dalam menyikapi seringnya muncul kampanye negatif di media sosial seputar ayam broiler, masyarakat harus dididik dan diberikan informasi yang tepat. Termasuk dokter-dokter manusia, harus diberikan pemahaman tentang perkembangan peternakan ayam broiler.

Pendamping ASI
Viralnya video yang diunggah Iwan Benny Purwowidodo di media sosial tersebut juga mengundang reaksi dari pakar nutrisi dr RR. Ratih Dewanti Sari dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Tengah. Menurutnya, daging ayam ras dan telur merupakan sumber protein hewani yang sehat dan dibutuhkan tubuh. Dengan harga yang terjangkau, kebutuhan nutrisi masyarakat bisa terpenuhi dengan baik.

Telur dan daging ayam sangat baik dikonsumsi kaum ibu hamil dan menyusui. Selain murah, kandungan gizi dalam sebutir telur sangat bermanfaat bagi pertumbuhan janin di dalam kandungan, maupun anak balita dalam mencegah terjadinya stunting.

Ratih Dewanti Sari

Ahli nutrisi ini menyebut, kampanye negatif tentang konsumsi daging ayam ras dan telur sudah sering terjadi. Bisa berdampak buruk, jika tidak segera dinetralisir. “Inilah satu salah alasan pentingnya edukasi kepada masyarakat akan pentingnya mengonsumsi makanan yang menjadi sumber protein hewani, seperti telur dan daging ayam,” ujarnya kepada Infovet.

Menurutnya, kandungan asam amino yang ada di dalam telur juga cukup bagus untuk kesehatan tubuh. Asam amino berperan penting karena membantu pembentukan protein sebagai bahan dasar pembentuk sel, otot, serta sistem kekebalan tubuh. Sebab itu, menjadikan telur dan daging ayam sebagai makanan pendamping air susu ibu (ASI) sangat baik dan bisa dimulai sejak awal ibu-ibu menyusui bayinya hingga anaknya mengonsumsi makanan padat.

Sedangkan daging ayam mengandung protein, zat besi, magnesium, vitamin, dan fosfor. Kandungan ini sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang si kecil. Tak hanya itu, kandungan kolin dan vitamin C-nya dapat meningkatkan perkembangan otak anak.

Jadi, bisa disimpulkan bahwa mengonsumsi daging dan telur ayam ras jelas sangat baik bagi tubuh, tak perlu takut dan terpengaruh dengan banyaknya konten video yang berisi kampanye ngawur soal dua protein hewani tersebut. Selama konsumsi dalam jumlah yang tidak berlebihan, tetap sehat. ***

Ditulis oleh:
Abdul Kholis
Koresponden Infovet daerah Depok,
Konsultan media dan penulis buku,
Writing Coach Griya Menulis (Bimbingan Menulis Buku & Jurnalistik),
Juara I Lomba Jurnalistik Tingkat Nasional (Unsoed, 2021) & Juara I Kompetisi Menulis Artikel Tingkat Nasional dalam rangka HATN, 2022

KONSUMSI TELUR, PERCEPAT KESEMBUHAN PASCA OPERASI

Ilustrasi telur rebus. (Foto: Shutterstock/Nelea33)

Kandungan protein tinggi dalam telur berkhasiat merekatkan lebih cepat jaringan kulit yang dijahit. Cocok untuk pasien pasca operasi atau yang memiliki luka sayatan.

Ini kisah nyata, yang terjadi di Kota Semarang, Jawa Tengah. Wajah Sri Haryati, pasien Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang, siang itu tampak cerah. Senyumnya mulai tampak, setelah sebulan menjadi “penghuni” Ruang Rawat Cendrawasih. Tak seperti sebulan sebelumnya, wajahnya terlihat sayu, sedih, dan menahan rasa takut, saat menghuni ruang rawat menunggu kepastian jadwal operasi.

Awal November lalu, perempuan 53 tahun itu menjalani operasi tumor dan kista yang bersarang di ovarium. Tumor dan kista yang berukuran hampir sebesar kepala bayi berhasil diangkat oleh Tim Dokter Rumah Sakit Dr. Kariadi, setelah melalui lebih dari dua jam tindakan operasi.

Sebelum pulang, dr Edi Wibowo Ambari yang menangani tindakan operasi berpesan soal makanan kepada pasiennya itu. Pesannya, perbanyak konsumsi telur ayam selama proses pemulihan di rumah. Tentu, tetap konsumsi obat-obat yang sudah diresepkan dan menu makanan lainnya. “Ibu usahakan setiap hari makan telur ya, biar luka bekas jahitan di perut cepat kering,” ucap dr Edi.

Dokter spesialis Ongkologi Ginekologi ini juga memberikan penjelasan kepada keluarga pasien bahwa telur memiliki kandungan protein dan nutrisi baik lainnya yang cukup tinggi. Konsumsi telur bisa membantu percepatan proses penyembuhan luka bekas operasi.

“Enggak ada pantangan makanan lain, tapi usahakan konsumsi telur jangan ditinggalkan. Telur bagus buat dimakan orang yang sehat maupun yang dalam masa proses pemulihan, setelah operasi,” pesannya.

Sepulang dari rumah sakit, keluarga selalu menyiapkan dua butir telur rebus untuk pendamping sarapan. Setelah seminggu hasilnya mulai berasa, ibu rumah tangga ini mulai merasa lebih nyaman di bagian bekas operasi.

Pesan yang disampaikan dr Edi selaras dengan informasi nutrisi yang diposting di laman elektronik Vinmec International Hospital (Vietnam). Pada informasi nutrisi berjudul “What should you not eat when you have an open wound?” yang di-publish pada 2022, menyebutkan nutrisi memegang peranan sangat penting dalam proses penyembuhan luka. Telur merupakan salah satu produk hewani yang mengandung nutrisi yang dimaksud.

Hanya saja, fakta di lapangan masih banyak masyarakat yang terpengaruh dengan informasi yang hanya bersumber pada “mitos”. Masih ada orang yang beranggapan bahwa konsumsi telur pada pasien yang memiliki luka bekas operasi atau luka sayatan, justru akan berakibat jadi borok.

Imronudin, suami dari pasien Sri Haryati, termasuk salah satu orang yang terpengaruh mitos tersebut. Kepada Infovet menceritakan, dirinya mendapat saran agar istrinya jangan konsumsi telur selama masa pemulihan.

“Ada yang bilang ke saya kalau punya luka terbuka, misalnya setelah operasi atau akibat sayatan, jangan makan telur dulu. Soalnya bisa bikin luka terbuka menjadi susah sembuh, bahkan bisa jadi borok,” ungkapnya.

Tiga Fase
Dalam postingan Vinmec International Hospital tadi dijelaskan, penyembuhan luka adalah proses yang kompleks yang terdiri dari tiga fase. Pertama, fase peradangan. Pada fase ini, pembuluh darah akan mengencang untuk mencegah kehilangan darah dan trombosit menggumpal menjadi gumpalan darah. Sel darah putih juga akan bergerak ke tempat cedera untuk menghancurkan bakteri dan alergen lainnya.

Kedua, fase fibrolas. Protein yaitu serat kolagen mulai tumbuh di dalam luka. Pertumbuhan kolagen akan membantu merangsang tepi luka untuk berkontraksi dan menutup. Di lokasi luka, pembuluh darah kecil terbentuk untuk menyuplai darah ke sel kulit yang baru terbentuk.

Ketiga, fase regeneratif. Tubuh terus mengisi kembali kolagen dan menghaluskan area yang terluka dan membantu memudarkan bekas luka.

Selain pengobatan dan perawatan luka yang tepat, nutrisi juga penting untuk penyembuhan luka terbuka. Bila mendapatkan nutrisi yang tepat selama proses penyembuhan luka, proses tersebut akan berlangsung cepat dan tidak meninggalkan bekas luka.

Salah satu nutrisi yang dibutuhkan untuk penyembuhan luka adalah protein. Nah, telur merupakan sumber protein yang baik. Nutrisi ini sangat penting untuk pemeliharaan dan perbaikan jaringan tubuh. Kekurangan protein justru akan menyebabkan penurunan perkembangan kolagen, sehingga memperlambat proses penyembuhan luka. Sebaliknya, kadar protein yang cukup akan membantu luka untuk sembuh secara optimal.

Asupan energi secara keseluruhan juga penting. Karena bila kebutuhan energi tidak terpenuhi, maka tubuh akan menggunakan protein untuk energi daripada untuk penyembuhan luka.

Susu dan Ikan Gabus
Masih terkait dengan khasiat telur untuk penyembuhan luka, dalam seminar tentang nutrisi di Jakarta yang didokumentasikan Infovet tiga tahun lalu, pakar gizi Universitas Indonesia, Saptawati Bardosono, menyarankan untuk mengonsumsi putih telur. Menurutnya, putih telur tinggi akan protein albumin.

“Satu butirnya mengandung 10 gram protein. Ini sangat bagus untuk mempersingkat proses penyembuhan luka,” katanya saat menjadi salah satu narasumber seminar tersebut.

Selain telur, untuk mempercepat proses penyembuhan pasca operasi, konsumsi ikan gabus juga baik dilakukan. Dalam 100 gram ikan gabus mengandung energi sebesar 80 kilokalori dan protein sebanyak 16,2 gram. Ikan gabus juga memiliki kandungan asam amino tinggi dan mikronutrien seperti zinc dan iron. Selain mempercepat kesembuhan, ini juga membantu meningkatkan kadar darah dalam tubuh. Sehingga mengembalikan lagi darah yang terbuang pasca operasi ke angka normal.

Kemudian, minum susu juga menjadi salah satu saran yang disampaikan ahli nutrisi ini. Menurutnya, susu bisa menjadi alternatif untuk dikonsumsi. Saptawati menjelaskan bahwa keduanya kaya akan protein dan enzim sehingga dapat mencegah penggumpalan darah pasca operasi.

Lalu, berapa lama harus konsumsi telur pasca operasi? Menurutnya, tidak ada patokan yang pasti, karena sangat tergantung dari kondisi pasien. Untuk berapa lamanya, terlepas dari pentingnya protein dalam proses penyembuhan luka, asupan protein dalam jumlah yang cukup juga penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Sehingga sangat disarankan untuk mengonsumsi protein dalam jumlah cukup setiap hari. Biasanya dokter akan menyarankan agar konsumsi makanan mengandung protein tinggi menjadi kebiasaan sehat sehari-hari.

Dengan demikian, kepercayaan sebagian orang yang mengatakan mengonsumsi telur bisa membuat luka menjadi borok adalah mitos. Mengonsumsi telur justru baik untuk penyembuhan luka.

Selain telur, sumber protein lainnya yang juga bisa dikonsumsi antara lain daging merah, ayam, ikan, produk susu (susu, keju, dan yoghurt), kacang kedelai, kacang-kacangan dan biji-bijian.

Yang Harus Dijaga
Proses pemulihan luka bekas operasi memang berbeda dengan luka lainnya. Menyimak kasus yang dialami oleh Sri Haryati, operasi yang dijalani hampir sama dengan operasi caesar pada ibu melahirkan atau persalinan.

Sebelum pulang dari rumah sakit, biasanya dokter akan mengedukasi kepada pasien tentang cara merawat luka operasi caesar atau sejenisnya. Agar luka sayatan tersebut cepat kering dan tidak menimbulkan komplikasi seperti infeksi, berikut adalah beberapa cara merawat luka operasi caesar yang perlu diperhatikan.

Pertama, hindari pakaian ketat. Mengenakan pakaian yang ketat dapat menyebabkan pasien mudah berkeringat yang berisiko mengenai luka operasi caesar dan menyebabkan iritasi. Di samping itu, pakaian yang ketat juga berpotensi menimbulkan gesekan dengan luka sehingga memicu peradangan.

Kedua, menghindari aktivitas berat. Setelah menjalani operasi, pasien disarankan untuk lebih banyak beristirahat dan membatasi aktivitas fisik yang berat agar tidak kelelahan. Sebab, aktivitas berlebihan dapat menyebabkan peningkatan tekanan pada area operasi. Dampaknya proses pemulihan bisa menjadi lebih lama. Hindari juga membawa barang berat selama beberapa waktu.

Ketiga, hindari memberikan tekanan berlebih pada perut. Ini jadi salah satu pantangan yang harus ditaati. Misalnya, jika ingin bersin atau batuk, pastikan untuk tidak bersin atau batuk terlalu keras agar perut tidak menegang. Hindari pula tertawa dengan keras karena dapat menyebabkan luka operasi terbuka kembali karena adanya tekanan berlebihan dari dalam perut.

Keempat, hindari mandi air panas dan air terlalu dingin. Meski begitu, pasien tetap bisa mandi seperti biasanya. Setelah terkena air, segera keringkan tubuh dengan handuk bersih.

Kelima, menjaga kebersihan area bekas luka. Tujuannya untuk mencegah timbulnya infeksi pada luka. Cara membersihkan luka operasi caesar adalah dengan mengusap bagian luka di perut dengan kain yang sudah dibasahi air bersih. Setelah itu, keringkan dengan handuk bersih dengan cara menepuknya secara perlahan. Biasanya, dokter juga akan memberitahu cara yang tepat untuk membersihkan luka jahitan secara mandiri selama masa penyembuhan di rumah. ***

Ditulis oleh:
Abdul Kholis
Koresponden Infovet daerah Depok,
Konsultan media dan penulis buku,
Writing Coach Griya Menulis (Bimbingan Menulis Buku & Jurnalistik),
Juara I Lomba Jurnalistik Tingkat Nasional (Unsoed, 2021) & Juara I Kompetisi Menulis Artikel Tingkat Nasional dalam rangka HATN, 2022

RANGKAIAN SEMINAR MENYAMBUT HATN DAN WED 2024

Foto bersama usai seminar di Balai Joglo, Solo. (Foto-foto: Panitia HATN)

Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (PINSAR) menggelar rangkaian seminar dalam rangka menyambut Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN) dan World Egg Day (WED) 2024.

Di antaranya seminar bertajuk “Chicken & Egg For Better Life” yang diselenggarakan di Balai Joglo, Kalurahan Joglo, Solo, pada Sabtu (21/9/2024).

Seminar ini termasuk rangkaian kegitan HATN dan WED 2024, yang sebelumnya diawali dengan seminar peternakan di Hotel Megaland yang diikuti ratusan peternak dari Solo Raya.

“Dilanjutkan hari ini (Sabtu) seminar gizi di Kelurahan Joglo dengan peserta ibu-ibu PKK dan juga seminar start-up yang melibatkan 100 mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS),” ujar Ketua PINSAR Surakarta, Agus Eko Sulistyo.

Pembicara dalam semiar gizi.

Ia mengungkapkan bahwa seminar ini bertujuan untuk mensosialisasikan peningkatan gizi masyarakat dan mendukung program pemerintah dalam meredam angka stunting.

“Ini guna mengedukasi masyarakat tentang pentingnya mengonsumsi protein hewani, dengan harapan agar masyarakat memiliki kesadaran pentingnya makan ayam dan telur,” ungkapnya. Selain juga untuk menghapus isu- isu negatif tentang telur yang mengandung kolesterol dan daging ayam yang katanya disuntik hormon.

Seminar peternakan di Hotel Megaland yang diikuti ratusan peternak.

Ketua Bidang Promosi PINSAR Indonesia, yang juga Ketua Panitia HATN, Ricky Bangsaratoe, turut menyampaikan bahwa seminar tersebut digelar dalam rangka menyambut peringatan HATN dan WED yang rutin tiap tahun dilaksanakan.

“Seminar ini penting meski hanya setahun sekali memberi edukasi kepada masyarakat tentang telur,” kata Ricky.

Rencananya puncak acara HATN dan WED akan dilaksanakan pada Oktober mendatang, di kawasan car free day Jl. Slamet Riyadi Solo. “Diperingati tanggal 13 Oktober di car free day, kalau di kota yang ada car free day-nya,” ucapnya.

Pada kegiatan tersebut, rencananya juga akan diadakan pemecahan rekor MURI yang melibatkan siswa SD dengan membawa makan daging ayam dan telur, menandai kampanye pentingnya gizi dari kedua produk unggas tersebut. (INF)

TELUR CEPLOK SARAPAN RUTIN SANG JUARA

Telur ceplok plus sambal kecap yang menggugah selera. (Foto: Istimewa)

Dua butir telur ceplok tiap sarapan menjadi sumber energi mahasiswa ini mengikuti aktivitas di kampus. Selain praktis, harga telur juga terjangkau bagi anak kosan.

Perawakannya tinggi besar dan cenderung pendiam. Mahasiswa Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, ini baru saja memenangkan kompetisi karya tulis ide bisnis berbasis Information Technology (IT). Ia berhasil memperoleh juara pertama lomba tingkat nasional yang diadakan Fakultas Teknologi Informasi dan Sains Data, Universitas Sebelas Maret Solo (UNS), Solo, Jawa Tengah, bulan lalu.

Namanya Muhammad Faiz Ramadhan. Mahasiswa Fakultas Komputer semester 8 ini sudah dua kali meraih juara satu dan satu kali juara dua tingkat nasional di lomba yang serupa. Ayahnya seorang konsultan di Kementerian Ketenagakerjaan juga kerap mendapat penghargaan. Mungkin karena bakat turunan atau mungkin dasarnya ia anak yang cerdas.

Akan tetapi, kecerdasan anak ini tak lepas dari terpenuhinya gizi setiap hari. Faiz, begitu ia biasa disapa, mengaku tak terlalu suka dengan makanan siap saji. Namun ia juga kurang doyan dengan sayur. Ia mengaku paling suka makan telur ceplok plus sambal kecap.

“Tiap pagi sarapan selalu pakai telur ceplok sama sambel kecap. Praktis bikinnya, karena pagi-pagi harus berangkat kuliah,” ujarkan kepada Infovet.

Dalam sekali sarapan minimal dua telur ceplok ia makan, bahkan kadang sampai tiga butir. Faiz mengaku kadang berasa bosan, tapi dalam seminggu rata-rata lima hari sarapan dengan telur ceplok. “Kalau pas lagi bosan paling ganti tempe atau tahu sama sambel kecap,” ujarnya.

Menurutnya, kesibukan jadwal kuliah di pagi hari membuatnya harus berpikir simpel dalam urusan sarapan. Kebetulan di tempat kosnya ada dapur untuk dipakai bersama mahasiswa lainnya. Cukup lima menit bikin telur ceplok, selesai.

Bukan tanpa alasan Faiz menyukai telur ceplok. Selain alasan hemat, menurutnya kandungan nutrisi dalam satu butir telur mewakili banyak gizi yang dibutuhkan tubuh. Selain memenuhi nutrisi untuk kecerdasan otak, nutrisi dalam telur juga cukup bagus buat daya tahan tubuh.

“Selain murah, ya itu, saya baca di literatur kandungan gizinya sangat banyak dan hampir semua yang dibutuhkan tubuh ada di telur, termasuk untuk kecerdasan otak,” katanya.

Kisah Faiz mengingatkan Infovet terhadap sosok Daffa Maheswara Wiryawan, siswa Kelas XI Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Pondok Pinang, Jakarta, yang juga sering mendapat juara satu tingkat nasional dalam kompetisi robotik. Kisahnya pernah dimuat di Majalah Infovet pada 2017 lalu. Daffa juga penggemar ayam goreng dan telur sambal balado.

Umur Daffa saat itu baru 15 tahun, namun postur tubuhnya tinggi besar. Menunjukkan asupan gizi anak berprestasi ini sangat terpenuhi. Menurut ayahnya, Didik Tri Cahyo, sang anak paling gemar makan ayam goreng dan telur bumbu pedas.

“Anak saya kreatif, karena saya kasih gizi yang cukup baik. Dia doyan banget makan ayam goreng dan telur bumbu pedas. Jarang sekali saya memberi tambahan suplemen atau vitamin,” tutur sang ayah.

Didik menceritakan, hampir setiap hari istrinya menyediakan ayam goreng kesukaan buah hatinya. Terkadang, memasak telur sambal pedas sebagai pelengkap. Tentu saja sayuran tidak dilupakan.

Kenapa ayam dan telur? ”Daging ayam dan telur kan gizinya tinggi dan mudah didapat. Bisa dibeli di pasar atau di tukang sayur yang lewat depan rumah,”katanya.

Bisa jadi asupan gizi dua menu (telur dan daging ayam) inilah yang membuat Faiz dan Daffa memiliki otak yang encer. Dalam berbagai literatur tentang gizi dan kesehatan menyebutkan bahwa ayam dan telur mengandung asam amino esensial yang bermanfaat untuk kesehatan dan kecerdasan otak.

Konsumsi Masih Rendah
Rahasia kecerdasan Faiz dan Daffa semestinya bisa menginspirasi masyarakat, khususnya kaum ibu untuk menyediakan menu daging ayam atau telur sebagai menu harian di keluarganya. Kalaupun tak bisa setiap hari, setidaknya tiga kali dalam seminggu.

Dibandingkan dengan harga bahan lauk pauk lainnya, per kilogramnya tidaklah jauh beda. Namun, untuk urusan kandungan nutrisi, tetap saja telur dan daging ayam lebih baik. Dari sisi rasa juga bisa lebih nikmat, tergantung cara mengolahnya.

Tingkat konsumsi telur ayam di Indonesia sampai saat ini memang masih belum menunjukkan angka yang menggembirakan. Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), rata-rata orang Indonesia mengonsumsi sekitar 6,69 kg telur ayam ras/kapita/tahun pada 2023. Level konsumsi tersebut turun 5,5% dibanding 2022 (year-on-year/yoy), tapi masih lebih tinggi dibanding lima tahun lalu.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, orang Indonesia setiap bulannya mengonsumsi telur sebanyak 10,09 butir dengan nilai pengeluaran setara Rp 18.623/bulan/kapita. Telur dimaksud adalah telur ayam ras, telur ayam kampung, telur itik, telur puyuh, telur asin, telur penyu, dan telur angsa. Dikutip dari publikasi BPS, “Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia per Provinsi” berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2023, disebutkan bahwa konsumsi telur terbanyak adalah warga DKI Jakarta dengan porsi mencapai 13,64 butir. Dengan nilai pengeluaran untuk konsumsi telur mencapai Rp 24.524/kapita/bulan.

Secara nilai, konsumsi telur terendah terjadi di Gorontalo dengan nilai hanya Rp 9.653/kapita/bulan, sedangkan secara volume terendah dilaporkan terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang hanya 3,94 butir/kapita/bulan.

Suntik Hormon?
Banyak faktor memang yang menjadi pemicu rendahnya konsumsi telur dan daging ayam di Indonesia. Tingkat daya beli (kesejahteraan) masyarakat dan masih adanya mitos-mitos yang belum runtuh. Mitos tentang konsumsi telur bisa munculkan bisul pada anak, konsumsi telur dapat menaikkan kolesterol, dan lain sebagainya masih tetap “di hati” sebagian masyarakat.

Masih banyak orang  takut makan telur karena kolesterol. Ada juga yang beranggapan bahwa daging ayam broiler juga mengandung suntikan hormon yang berbahaya jika dikonsumsi. Tapi anehnya, mereka tidak takut merokok yang jelas-jelas ada peringatan bahwa rokok itu berbahaya bagi kesehatan jatung, paru-paru, ibu hamil, dan lainnya.

Isu negatif semacam ini memang harus dijernihkan. Anggapan bahwa ayam pedaging (broiler) bisa cepat besar karena disuntik hormon sama sekali tidak beralasan. Sebab harga satu dosis hormon sekali suntik bisa mencapai 5 U$D (Rp 65.000), padahal harga ayam di pasar masih berkisar Rp 30.000/ekor. Jelas tidak masuk akal peternak menyuntik ayamnya dengan hormon.

Di sisi lain, mitos masyarakat bahwa telur penyebab bisul juga harus “dianulir”. Kasus ini hanya terjadi pada orang-orang  tertentu yang  menderita alergi telur yang jumlahnya sedikit sekali.

Orang yang tidak memiliki riwayat alergi pada telur tidak perlu khawatir, karena justru telur mengandung protein hewani dengan asam animo yang sangat lengkap dan bermanfaat untuk pertahanan tubuh, perbaikan sel-sel tubuh dan sel-sel otak, sehingga manfaatnya untuk kesehatan dan juga kecerdasan.

Telur mengandung kolesterol baik, bukan kolesterol jahat. Banyak kasus kolesterol di masyarakat pada umumnya bukanlah karena telur maupun komoditi peternakan lainnya, melainkan karena cara masaknya yang menggunakan minyak secara berulang-ulang, hingga menghasilkan kolesterol jahat.

Peneliti Nutrisi Telur asal Amerika Serikat, Dr. Don Mc Namara, dalam sebuah tulisannya pernah menyebutkan bahwa telur dalam menu makanan akan dapat mengurangi risiko sakit jantung, kanker payudara dan usus, penyakit mata, kehilangan massa otot pada manula, membantu menjaga berat badan, serta meningkatkan kecerdasan otak. ***


Ditulis oleh:
Abdul Kholis
Koresponden Infovet daerah Depok,
Konsultan media dan penulis buku,
Writing Coach Griya Menulis (Bimbingan Menulis Buku & Jurnalistik),
Juara I Lomba Jurnalistik Tingkat Nasional (Unsoed, 2021) & Juara I Kompetisi Menulis Artikel Tingkat Nasional dalam rangka HATN, 2022

MENGATUR PRODUKSI TELUR TETAP SUBUR

Ternak ayam petelur. (Foto: Dok. Infovet)

Pemerintah menargetkan penurunan angka kasus stunting pada 2024 menjadi 14%, sebuah angka yang sangat optimis untuk bisa tercapai. Langkah-langkah untuk menurunkannya sudah disiapkan dengan memberikan makanan tambahan berupa protein hewani pada anak usia 6-24 bulan. Jenis protein hewani yang sangat murah berasal dari unggas, salah satunya adalah telur, dimana mengonsumsi sebutir telur dalam sehari pada anak umur 6-24 bulan mampu menurunkan resiko stunting.

Program penurunan stunting akan sukses apabila kerja sama pemerintah dalam hal ini BKKBN dengan organisasi-organisasi yang berkecimpung di bidang perunggasan sering mengadakan acara sosialisasi program konsumsi telur minimal satu butir per hari. Sehingga kebutuhan secara nasional telur yang saat ini 5,9 juta ton per tahun akan semakin meningkat dan harga telur akan terjaga di atas BEP.

Melihat semangat pemerintah dalam mengatasi permasalahan stunting dengan sosialisasinya, maka peternak ayam pertelur bersemangat pula dalam mengatur agar produksi telurnya tetap subur. Subur di sini dalam artian tetap optimal sesuai standar guiden masing-masing strain yang saat ini dikisaran 470 butir jumlah produksi telur dari umur 18-100 minggu.

Di sini para peternak pasti sudah membuat strategi-strategi untuk menjaga dan meningkatkan produksi telur tetap subur, ditunjang dengan perkembangan genetik yang semakin baik. Penulis mencoba menyampaikan pengalaman di lapangan akan strategi-strategi yang dijalankan peternak dalam menjaga produksinya.

Strategi pertama dan utama bagi peternak adalah keseimbangan nutrisi yang tepat. Di tengah gejolak harga bahan baku pakan yang sulit di dapat dan harga yang mahal, maka perlu strategi dalam memformulasikan pakan agar efisien tetapi ada keseimbangan nutrisi yang dibutuhkan.

Keseimbangan nutrisi sangat penting apalagi menghadapi tantangan potensi genetik yang semakin berkembang, dimana potensi genetik saat ini menggambarkan tingkat konsumsi semakin sedikit, berat organ cerna semakin turun, tetapi kapasitas produksi telur semakin meningkat. Intervensi nutrisi atau strategi nutrisi harus dilakukan menyesuaikan parameter kebutuhan sesuai standar masing-masing strain.

Keseimbang nutrisi di awali pada fase starter pada umur 0-8 minggu karena nutrisi pada fase ini sangat berperan dalam perkembangan sistem pencernaan, sistem kekebalan, dan sistem perototan. Sistem pencernaan pada awal ayam menetas merupakan transisi enterosit dari yolk sac ke pakan dan perkembangannya lebih cepat dari organ lain karena konsumsi pakan memacu perkembangan struktur dan beratnya. Pakan yang dikonsumsi juga sebagai “antigen” awal mengaktifkan kekebalan dan memacu respon terhadap patogen, serta untuk replikasi dan diferensiasi sel kekebalan, maka dibutuhkan keseimbangan nutrisi di awal pemeliharaan.

Target keseimbangan nutrisi di awal pemeliharaan ayam adalah memaksimalkan pertumbuhan, standar bobot badan tercapai, keseragaman (CV <5%), dan mortalitas minimal sebagai rangka dasar untuk membentuk ayam mencapai produksi telur optimal nantinya saat fase produksi.

Potensi permasalahan pada fase awal pemeliharaan antara lain... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Maret 2024.

Ditulis oleh:
Drh Damar Kristijanto
Business Manager Feed Additive
PT Romindo Primavetcom
agus.damar@romindo.net
Jl. Dr Sahardjo, No. 264 Jakarta
HP: 081286449471

MEMPERSIAPKAN AYAM PETELUR TETAP PRIMA

Vaksinasi untuk mencegah penyakit. (Foto: Dok. Infovet)

Persiapan menjelang produksi dalam pemeliharaan ayam petelur harus dipersiapkan dengan tepat sehingga produksi telur yang dihasilkan akan optimal. Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum masuk masa produksi tersebut.

Selain genetik, nutrisi, dan faktor manajemen, lingkungan juga turut andil dalam memengaruhi performa dan produksi ternak. Performa dan produksi ternak, serta keuntungan finansial adalah aspek yang menjadi parameter kesuksesan dalam beternak. Untuk mencapai parameter keberhasilan tersebut, maka produksi telur yang dilihat dari kuantitas dan kualitasnya harus mampu dicapai dengan maksimal.

Penyakit Bikin Tambah Rumit
Selain faktor non-infeksius seperti yang disebutkan dalam artikel sebelumnya, faktor infeksius serta lingkungan juga akan sangat krusial untuk diperhatikan dalam manajemen pemeliharaan.

Penyakit-penyakit infeksius tentu menjadi tantangan bagi peternak dalam membudidayakan ayam petelur, terlebih karena masa pemeliharannya yang panjang. Otomatis rintangan ini harus dapat dihadapi dengan kesiapsiagaan.

Menyoal penyakti infeksius pada ayam petelur, fokus utamanya adalah penyakit yang mampu merusak atau menganggu kinerja sistem reproduksi. Infeksi agen infeksius tersebut menyebabkan penurunan produksi dan kualitas telur.

Beberapa penyakit penyebab penurunan tersebut yakni newcastle disease (ND), avian influenza (AI), infectious bronchitis (IB), dan egg drop syndrome (EDS). Veterinary Service Manager Ceva Animal Health Indonesia, Drh Fauzi Iskandar, menuturkan bahwa penurunan produksi telur akibat serangan virus IB bisa mencapai 70%. Hal tersebut berdasarkan data yang timnya kumpulkan selama beberapa tahun di seluruh Indonesia.

Selain IB, penyakit seperti EDS dapat menurunkan produksi telur sekitar 20-40% dan AI bisa mencapai 80%, sedangkan pada kasus ND produksi telur mengalami penurunan bervariasi mulai dari 7-60% (Medion, 2021).

Untuk serangan AI masih didominasi low pathogenic avian influenza (LPAI) yakni subtipe H9N2 yang cenderung menyerang sistem reproduksi dan pada serangan tunggal, hal tersebut disampaikan oleh Technical Education & Consultation Manager PT Medion, Drh Christina Lilis selaku.

“AI H9N2 ini tidak menimbulkan angka kematian yang tinggi. Pada perkembangannya, virus AI memiliki dua mekanisme dalam mengganggu organ reproduksi ayam, yaitu pembendungan pembuluh darah di ovarium dan rusaknya permukaan ovarium pada saat budding exit atau keluarnya virus dari sel. Kedua mekanisme ini akan mengakibatkan penurunan bahkan menghentikan produksi telur,” tutur Lilis.

Ia melanjutkan, infeksi AI juga memengaruhi kualitas telur. Serangannya menyebabkan telur kehilangan... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Maret 2024. (CR)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PRODUKSI TELUR

Keseragaman bobot pullet harus terjaga sampai fase puncak produksi. (Foto: Dok. Infovet)

Budi daya ayam petelur di Indonesia masih menjanjikan. Karena telur dinilai sebagai salah satu sumber protein hewani yang harganya terjangkau bagi masyarakat. Meskipun begitu, peternak kian dihadapkan tantangan dalam beternak ayam petelur, bagaimana agar tetap profit dan efisien?

Kenyataannya di lapangan masih banyak peternak ayam petelur yang mengeluhkan sulitnya mencapai standar performa ayam sesuai dengan guideline tiap strain-nya. Berbagai permasalahan yang biasa dikemukakan seperti produksi tidak mencapai puncak, produksi kurang persisten (cepat turun), kualitas dan berat telur di bawah standar sehingga mengakibatkan konversi ransum membengkak yang pada akhirnya mengganggu laju pendapatan.

Infovet mencoba menjabarkan beberapa hal yang menjadi kunci keberhasilan dalam beternak ayam petelur. Setidaknya ada beberapa faktor seperti genetik, nutrisi, manajemen pemeliharaan, serta lingkungan.

Memanfaatkan Potensi Genetik Secara Maksimal
Ayam petelur modern merupakan ayam dengan genetik yang terseleksi dengan berbagai teknik pemuliaan. Dimana tiap ras saling mengklaim memiliki potensi yang mampu menghasilkan telur dalam jumlah banyak (hen day tinggi) dengan intensitas waktu yang lama (persistensi produksi telur baik), serta memiliki tingkat konversi pakan yang baik. Hal tersebut disampaikan oleh Director PT ISA Indonesia, Henry Hendrix.

“Kini layer modern bisa berproduksi dengan baik hingga mencapai umur 100 minggu, dimana yang sebelumnya siklus produksi hanya sekitar 80 minggu,” tutur dia dalam sebuah seminar di BSD.

Meskipun telah didesain sedemikian rupa, ayam petelur modern memiliki beberapa sisi kekurangan. Salah satunya yaitu relatif sulit mencapai berat badan standar terutama ketika fase starter dan memasuki awal produksi hingga puncak.

Selain itu, ketertinggalan berat badan tersebut sulit dikompensasi saat fase pemeliharaan berikutnya. Ayam petelur modern saat ini juga lebih sensitif terhadap perubahan lingkungan dan ransum.

Hal ini disampaikan oleh Senior Specialist Poultry De Heus Indonesia, Jan Van De Brink, dalam suatu webinar. Menurutnya saat ini di lapangan yang sering terjadi adalah over maupun under weight pada pullet yang hendak memasuki fase produksi.

“Keseimbangan dan keseragaman bobot badan menjelang fase produksi ini sangatlah penting. Ini yang kerap banyak gagal terjadi di peternak, kalau tidak kelebihan, ya bobotnya kurang, dan ketika masuk fase produksi jadi kurang optimal,” kata Jan.

Ketika ayam sudah memiliki potensi unggul tetapi tidak didukung lingkungan yang memadai, maka hasilnya tidak akan maksimal. Manajemen yang baik tentu akan menghasilkan produksi telur yang baik atau meningkat. Begitupun sebaliknya, manajemen buruk maka hasilnya tidak akan bagus.

Lebih lanjut Jan mengatakan, pertumbuhan dan fase rearing pada ayam petelur seharusnya tidak selesai di umur 16 minggu, melainkan sampai umur 30 minggu. “Kita harus mempersiapkannya karena ini sangat krusial, kita ingin produk optimal pada saat ayam memulai bertelur hingga fase puncak,” tambahnya.

Sebab apabila ayam sudah mencapai umur 18 minggu, yang bisa diperbaiki… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Maret 2024. (CR)

TELUR INFERTIL, BISA HEMAT BIAYA JADI TAMBAHAN PAKAN

Telur infertil ternyata bisa dimanfaatkan sebagai tambahan pakan. (Foto: Istimewa)

Banyak cara yang dilakukan peternak ayam, khususnya peternak skala kecil untuk menambahkan nutrisi pada pakan ayam peliharaanya. Ada yang menggunakan aneka rempah, dedaunan, dan lainnya sebagai pakan tambahan. Setiap peternak dipastikan akan berusaha agar pengeluaran biaya pakan lebih hemat.

Pola pemberian pakan tambahan dengan menggunakan bahan-bahan non-pabrikan, lazimnya dilakukan para peternak ayam buras, baik ayam kampung biasa, ayam KUB (Kampung Unggulan Balitnak), ayam Joper, dan varian lainnya. Sementara untuk peternak ayam ras broiler maupun ras petelur, umumnya mereka menggunakan pakan pabrikan.

Jika ada peternak ayam yang memberikan pakan tambahan berupa limbah tahu (ampas tahu), itu sudah banyak yang melakukan. Tapi bagaimana jika pakan tambahan yang diberikan berupa telur ayam yang dihasilkan dari kandang ayam yang sama? Amankah?

“Aman. Dari pengalaman saya selama ini tidak ada masalah. Saya sering memberikan pakan tambahan untuk ayam Joper dan KUB saya pakai telur-telur yang gagal menetas atau infertil,” tutur Zulkarnaen Nasution, peternak ayam kampung mandiri di Kota Asahan, Sumatra Utara, kepada Infovet.

Kendati demikian, dengan diberi pakan telur dari kandang yang sama, apakah tidak memunculkan sifat kanibal pada ayam? Karena ayam memakan bagian yang dikeluarkan dari dirinya sendiri. Menurut zulkarnaen hal itu tidak terjadi. “Saya sudah praktikkan bertahun-tahun dan aman-aman saja,” sebutnya.

Zulkarnaen adalah peternak ayam kampung jenis KUB dan Joper. Usaha peternakannya dimulai sejak empat tahun lalu. Masih tergolong baru, namun omzet dan keuntungan yang dinikmati tergolong besar. Masih sedikitnya peternak yang ada di daerahnya, menjadikan aparatur sipil negara (ASN) ini leluasa mengembangkan usahanya karena minim persaingan.

Usaha ternak yang dijalani Zulkarnaen tergolong mandiri. Ia tak hanya memiliki kandang pembesaran, tetapi juga usaha penetasan. Bahkan, belakangan ia merambah ke penjualan telur yang siap tetas (fertil). Pelanggannya tak hanya berasal dari Kota Asahan, tapi juga dari luar kota.

Di lahan pekarangan yang cukup luas di belakang rumahnya, Zulkarnaen memiliki lebih dari 10 kandang indukan. Satu kotak kandang berisi lima indukan betina dan satu pejantan. “Alhamdulillah, selain panen ayam kampung pedaging, bisa panen telur tetas juga,” ujarnya.

Dengan jumlah indukan 100 ekor, dalam sehari produksi telur fertil antara 50-60 butir. Sebagai peternak yang tak mau merugikan pelanggan atau mitranya, Zulkarnaen memberikan garansi 85% telur menetas. Artinya, jika telur yang diserahkan kepada mitra hanya menetas 75%, maka selisihnya yang 10% akan diganti.

“Jadi, misalnya orang beli 100 butir, maka yang digaransi adalah 85 butir benar-benar dibuahi oleh pejantan. Tentu saja dengan catatan mesin tetasnya bagus dan tidak bermasalah,” ucap dia.

Pakan Tambahan
Sebagian telur tetasnya di masukkan ke dalam mesin tetas dan sebagian lagi dikemas untuk dikirim para pemesannya. Untuk mengirim telur, Zulkarnan ekstra hati-hati dalam pengemasannya. Mengemas telur sangat berbeda dengan mengemas produk lain.

“Harus sangat hati-hati, karena telur mudah pecah. Makanya setiap 100 butir telur yang dikirim, saya kasih lebihan dua butir untuk jaga-jaga jika ada yang pecah selama pengiriman,” ungkapnya.

Sementara untuk yang akan ditetaskan, telur-telur yang sudah dibersihkan masuk ke dalam mesin tetas. Seperti biasa, di hari keempat Zulkarnaen melakukan pengecekan kualitas telur, memastikan semua telur tersebut layak tetas (fertil) atau tidak (infertil).

Dengan menggunakan lampu pijar, telur yang tampak kemerahan dan ada semacam serat berwarna merah (menyerupai bentuk akar tanaman) di dalam telur dimasukkan kembali ke dalam mesin tetas. Telur-telur tersebut dipastikan sebagai telur fertil atau telur yang dibuahi oleh sperma ayam pejantan. Telur ini dipastikan bisa ditetaskan dengan baik.

Sedangkan telur yang tampak terang dan tak terlihat ada serat warna merah, dikeluarkan dari mesin tetas. Beberapa telur yang infertil segera dipisahkan di keranjang. Telur infertil merupakan telur yang tidak dibuahi oleh sperma pejantan dan tidak dapat ditetaskan.

Telur-telur yang gagal tetas akan dipisahkan. Telur infertil yang sudah empat hari masuk ke mesin tetas, belum mengalami perubahan komposisi kuning dan putih telurnya. Artinya telur masih aman untuk dikonsumsi. Sebab itu, banyak para peternak yang tak membuang telur yang baru empat hari berada di dalam mesin tetas.

Zulkarnaen memanfaatkan telur infertil yang sudah empat hari di mesin tetas sebagai sumber protein ayam indukan pejantan. “Ini bisa jadi sumber protein yang bagus untuk ayam pejantan,” katanya.

Selain telur infertil yang masih bagus, Zulkarnaen juga mencampur dengan telur yang sudah bercampur bagian kuning dan putihnya. Cara ini tentu saja akan mengurangi biaya pakan untuk ayam-ayam di kandangnya.

“Saya kan peternak, kalau jumlah telurnya yang infertil terlalu banyak enggak mungkin dimakan semua. Makanya sebagian saya jadikan puding dan dikasih ke ayam pejantan. Ayamnya lebih sehat,” ungkapnya.

Peternak ini mengaku tak tahu persis berapa nilai penghematannya setelah memanfaatkan telur-telur infertil sebagai pakan tambahan indukan pejantan miliknya. Yang pasti, asupan nutrisi untuk pejantan indukan terpenuhi dan ayam-ayamnya tergolong sehat.

“Sampai saat ini saya tidak pernah hitung berapa persentase penghematannya. Yang penting begitu ada telur yang gagal tetas, saya olah jadi puding untuk pakan tambahan ayam indukan,” ujarnya.

Pahami Arti Infertil
Bagi para peternak pemula, sebutan telur fertil dan infertil masih terdengar asing. Pemahaman jenis telur fertil dan infertil ini penting dimiliki oleh para peternak, khususnya peternak pemula, agar terhindar kerugian yang terlalu besar.

Untuk para peternak pemula yang memilih membeli telur fertil, sebaiknya perlu memahami lebih dulu istilah telur fertil dan infertil. Kalau telur fertil mudah dipahami, yakni telur yang dibuahi oleh ayam pejantan dan kemungkinan besar bisa menetas.

Lalu, apa itu telur infertil? Bagi peternak pemula, bisa mengecek laman Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian. Di laman ini dijelaskan secara rinci tentang telur infertil. Secara definisi, telur infertil bisa dikatakan telur yang tidak mengalami pembuahan (fertilisasi) oleh sel sperma dari ayam jantan.

Infertilitas bisa juga disebut sebagai kemandulan, yaitu istilah dapat juga diartikan sebagai kegagalan, tidak berhasil, atau tidak dapat membentuk. Ada dua jenis telur infertil yang dibedakan berdasarkan asal sumber telurnya.

Jenis telur infertil yang pertama yaitu telur infertil bersumber dari ayam ras petelur atau layer komersial hasil budi daya atau telah lazim disebut telur konsumsi. Bukan telur hasil pembibitan, dalam pemeliharaannya tidak dicampur dengan pejantan. Telur ini merupakan telur infertil yang aman dan sehat untuk dikonsumsi, serta tidak dicirikan oleh warna cangkang tertentu. Warna cangkang atau kerabang telur dari semua strain ayam layer yang dibudidayakan di Indonesia umumnya cokelat. Warna kerabang sendiri dipengaruhi deposit pigmen induk selama proses pembentukan telur dan ditentukan oleh genetik ayam.

Sedangkan telur infertil jenis kedua yaitu telur infertil hasil dari breeding farm ayam ras. Telur infertil ini adalah telur tetas atau hatching egg (HE) yang tidak dibuahi oleh sel sperma dari ayam jantan. Pembuahan telur HE melalui inseminasi buatan (IB) atau pencampuran dengan pejantan dalam pemeliharaannya. Telur infertil ini merupakan ayam ras yang telah melewati masa inkubasi 18 hari (dalam mesin setter/inkubator).

Dengan menguasai informasi ilmiah ini, para peternak pemula bisa lebih cermat dan hemat dalam pemberian pakan kepada ternak ayamnya. Meski angka penghematannya tak terlalu besar, setidaknya tidak ada kata mubazir dengan memanfaatkan telur infertil untuk pakan tambahan ternak. ***

Ditulis oleh:
Abdul Kholis
Koresponden Infovet daerah Depok,
Konsultan media dan penulis buku,
Writing Coach Griya Menulis (Bimbingan Menulis Buku & Jurnalistik),
Juara I Lomba Jurnalistik Tingkat Nasional (Unsoed, 2021) & Juara I Kompetisi Menulis Artikel Tingkat Nasional dalam rangka HATN, 2022

RAHASIA DI BALIK TELUR REBUS TIGA PEREMPAT MATANG

Kandungan nutrisi dalam sebutir telur amat menakjubkan. (Sumber: Istimewa)

Sebuah video pendek berisi konten cara makan telur yang sehat beredar dan menjadi viral di kalangan pengguna media sosial. Konten video berdurasi empat menit itu cukup menginspirasi bagi yang gemar mengonsumsi telur rebus. Video ini juga cukup menggugah bagi orang yang kurang suka mengonsumsi telur.

Tak jelas persis siapa yang menjadi narasumber dalam video tersebut. Namun dari cara penyampaiannya, menunjukkan dia orang yang tahu tentang nutrisi. Narasumber dalam video tersebut menyebutkan, cara merebus telur yang baik adalah pada kondisi tiga perempat matang (tingkat kematangannya 75%), bukan telur sampai terlalu matang.

Kalau telur dipanasi terus-menerus, kuning telur akan berubah menjadi hitam, karena vitamin pada kuning telur sudah rusak. Bagian hitam ini, kata si narasumber tersebut, mengandung kolesterol tinggi dan menjadi penyebab kanker.

“Yang baik warna kuning telur masih terlihat kemerahan. Ini telur yang matang sempurna. Kalau telur ini kita makan akan menghailkan nutrisi yang paling tinggi dan kolesterol paling rendah. Setiap haripun kita boleh makan, jangan takut kolesterol naik,” ujarnya.

Telur memiliki kandungan kolesterol low-density lipoprotein (LDL) dan high-density lipoprotein (HDL) atau kolesterol “baik” sekaligus. Telur yang direbus terlalu matang, maka LDL akan lebih tinggi dan HDL rendah. Sebaliknya, jika telur direbus tiga perempat matang, maka LDL rendah dan HDL tinggi. “Kandungan omeganya juga masih bagus dan proteinnya tinggi,” kata si narasumber.

Dalam video tersebut juga dijelaskan, ada riset di University of Kansas, Amerika Serikat, terhadap orang berumur 70 tahun. Sebelumnya, orang ini memiliki kadar kolesterol sampai 420. Selama enam bulan oleh para dokter yang melakukan riset diminta untuk makan tiga telur rebus setiap hari. Telur yang dikonsumsi direbus tiga perempat matang. Seminggu sekali pasien ini dicek darahnya. Hasilnya kolesterolnya turun menjadi 150.

“Kesimpulan dari riset ini dengan mengonsumsi telur tiga perempat matang malah menurunkan kolesterol, menurunkan asam urat, dan menurunkan trisida pada orang tersebut,” ujar si narasumber dalam video.

Tubuh Butuh HDL dan LDL
Mengonsumsi telur secara terus-menerus setiap hari, apalagi sampai tiga butir per hari tentu akan menimbulkan kebosanan. Salah satu cara untuk menghindari kebosanan adalah dengan diselingi mengonsumsi protein lain, misal dalam seminggu divariasi dengan ikan, daging, atau yang lainnya.

Ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Dr Ir Ali Khomsan, menyarankan bagi lansia mengonsumsi tiga butir telur seminggu sudah cukup, karena dampak buruk akan kolesterol yang kurang bersahabat selalu menyertai.

Selain mengonsumsi telur, ada berbagai cara lain yang bisa dilakukan untuk meningkatkan imunitas tubuh. “Termasuk menerapkan pola hidup sehat, menghindari stres, hingga mengonsumsi suplemen agar sistem kekebalan tubuh tetap prima,” ujarnya.

Sementara menurut Dietisien dari Rumah Sakit Umum Pemerintah Fatmawati (RSUP Fatmawati), Akromah, SGz, RD, berpendapat bahwa kedua jenis koleterol (HDL dan LDL) sama-sama dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kondisi tubuh akan baik jika perbandingan antara keduanya sesuai kebutuhan. “Kalau konsumsi sumber lemak hewani terlalu banyak, maka jumlah kolesterol jahatnya akan banyak juga,” ujarnya kepada Infovet.

Jika dicermati, kandungan nutrisi dalam sebutir telur amat menakjubkan. Dalam berbagai literatur nustrisi, telur mengandung air, karbohidrat, lemak, protein, bermacam vitamin dan mineral, serta trace element lainnya yang berfungsi mensinergi tubuh sehingga telur disebut sebagai wonderful food.

Dosen Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB), Dr Ir Manik Eirry Sawitri MS, seperti yang dilansir dari situs resminya, menyebutkan kandungan protein hewani pada telur ternyata bisa berfungsi untuk meningkatkan imunitas tubuh.

“Telur disamping padat gizi juga mengandung lemak pada bagian kuningnya (yolk) yang disebut HDL, yang selama ini dikenal sebagai asam lemak baik. Serta omega 3, omega 6, bahkan omega 9 yang terakumulasi pada bagian yolk-nya dan dapat memperbaiki respon imun,” kata ahli gizi itu.

Cara Rebus yang Baik
Kembali ke telur rebus tiga perempat matang. Selain video pendek tadi, cukup banyak literatur lain yang mengulas mengonsumsi telur tiga perempat matang dan setengah matang. Laman Boldsky yang ditulis pada 2014, mengungkapkan bahwa telur rebus setengah matang itu menyehatkan.

Beberapa ahli kesehatan menyebutkan bahwa kuning telur rebus setengah matang memiliki manfaat kesehatan yang tinggi. Mengonsumsi telur setengah matang dipercaya mengurangi risiko kontaminasi makanan akibat bakteri Salmonella.

Meski sehat, para ahli kesehatan tidak menganjurkan wanita hamil dan orang-orang yang memiliki kekebalan tubuh rendah untuk sering mengonsumsi telur setengah matang karena nutrisi pada orang tersebut harus lebih banyak. Menurut Asosiasi Jantung AS (American Heart Association), telur rebus memiliki 6,3 protein yang mendukung fungsi sistem kekebalan tubuh. Tapi kandungan kolesterol dan lemaknya seiring kali menurunkan nilai gizinya.

Untuk mendapatkan telur rebus tiga perempat matang yang sempurna, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan. Pertama, didihkan air yang cukup membenamkan seluruh telur. Setelah mendidih masukkan telur secara perlahan, bisa menggunakan centong atau saringan. Apabila telur dari kulkas, masak telur selama 6 menit 30 detik. Jika telur bukan dari kulkas, masak selama enam menit. Gunakan api sedang (tapi tetap mendidih).

Kedua, agar kuning telur berada di tengah, di tiga menit pertama dengan menggunakan sumpit gulingkan telur perlahan-lahan. Pertahankan api terus dalam keadaan mendidih.

Ketiga, matikan api setelah 6 menit 30 detik, tiriskan telur dan segera benamkan di air yang dingin. Telur di dalam cangkang akan menciut dalam sekejap sehingga akan memudahkan mengupas telur. Selanjutnya, telur siap disantap. ***


Ditulis oleh:
Abdul Kholis
Koresponden Infovet daerah Depok,
Konsultan media dan penulis buku,
Writing Coach Griya Menulis (Bimbingan Menulis Buku & Jurnalistik),
Juara I Lomba Jurnalistik Tingkat Nasional (Unsoed, 2021) & Juara I Kompetisi Menulis Artikel Tingkat Nasional dalam rangka HATN, 2022

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer