-->

BEBEK HIBRIDA, PEDAGING YANG DINANTI PASAR

Peluang pasar usaha bebek hibrida masih terbuka. (Foto: jagadtani.com)

Asal ada niat, siap kerja keras, dan tak gengsi dengan bau kandang, ternak unggas ini bisa menjadi pilihan para peternak pemula. Pelaku usahanya masih sedikit dan peluang pasarnya terbuka.

Pernah mendengar sebutan bebek hibrida? Mungkin sering. Bebek hibrida merupakan salah satu dari banyak jenis bebek pedaging yang diternakkan di Indonesia. Dengan cita rasa daging gurih dan empuk, bebek jenis ini juga mulai bertelur lebih awal dibandingkan bebek jenis lain.

Sesuai namanya, bebek hibrida dihasilkan melalui perkawinan silang antara bebek Peking pejantan dan bebek petelur jenis Khaki Campbell betina. Berbeda dengan bebek peking yang cenderung berwarna putih rata, persilangan pertama ini dapat menghasilkan anakan dengan tiga jenis warna, yaitu putih, hitam, dan cokelat.

Dari hasil peranakan pertama ini, dilakukan seleksi lanjutan dengan mengambil anakan berwarna putih. Selanjutnya, anakan berwarna putih dikawinkan kembali dengan bebek peking, hingga selanjutnya menghasilkan anakan yang berwarna putih rata.

Sejumlah keunggulan itu tampaknya yang menjadi sumber inspirasi bagi orang ingin membuka usaha ternak bebek. Terlebih, pelaku usaha ternak bebek pedaging tak sebanyak usaha ternak bebek petelur. Artinya, potensi pasar masih terbuka.

Melihat adanya potensi yang menjanjikan membuat pria asal Tangerang Selatan, Syaugi tertarik untuk terjun menjadi peternak bebek pedaging. Prinsip Syaugi, selama kebutuhan makan dari setiap masyarakat masih ada, maka peluang bisnis di sektor pertanian dan peternakan sangat menjanjikan.

Apalagi disaat banyaknya pengangguran saat ini, beternak bebek pedaging bisa menjadi salah satu jawaban untuk tetap meraih keuntungan. “Modal awal saya dulu sekitar Rp 60 juta, alhamdulillah sekarang sudah balik modal,” tuturnya.

Cepat Dipanen
Peternak lain yang menekuni usaha ternak bebek hibrida adalah Maharli di Kediri, Jawa Timur. Usaha yang ditekuni peternak ini sudah berlangsung lebih dari lima tahun. Salah satu yang menginspirasi Maharli membuka usaha ternak bebek pedaging adalah karena peluang pasarnya besar.

Menurutnya, seiring waktu minat masyarakat atas bebek pedaging di pasaran terus meningkat. Saat ini produk olahan makanan dari bebek pedaging yang beragam juga mengalami peningkatan permintaan, seperti bebek panggang, bebek penyet, bebek goreng, dan olahan lainnya.

Selain dagingnya yang lebih empuk, berkat perpaduan dengan karakteristik bebek peking, bebek hibrida memiliki sejumlah keunggulan lain. Jika dibandingkan dengan bebek lokal, keunggulan bebek hibrida pedaging di antaranya memiliki masa panen lebih singkat dan pertumbuhan bobotnya cepat.

Baik Maharli maupun Syaugi, memilih jenis bebek hibrida sebagai ladang usahanya karena terbilang cukup cepat untuk dipanen. Maharli menuturkan, bebek jenis hibrida termasuk usaha yang cepat dalam mendapatkan keuntungan.

Mudah Perawatannya
Berbeda dengan Maharli yang tergolong peternak skala besar, Syaugi justru memilih skala sedang. Maklum, lokasi ternak milik Syaugi masih di dalam kota. Dengan ternak skala sedang, jumlah bebek tak lebih dari 5.000 ekor, bau yang ditimbulkan dari peternakan bebeknya tak terlalu mengganggu masyarakat sekitar. “Saya hanya fokus di pembesaran, hasilnya juga lumayan,” ujarnya.

Syaugi membeli bibit bebek hibrida dari produsen di Kediri. Setelah sampai di kandang peternakan maka dilanjutkan pemeliharaan untuk pembesaran. Ketika memasuki masa panen, peternak ini mendapatkan keuntungan yang lumayan, di mana saat ini harga bebek per kilogramnya masih stabil diharga Rp 25.000 di kadang. Ia tak perlu repot dalam hal pemasarannya, sebab banyak pengepul yang langsung datang ke kandang.

Syaugi dan Maharli sependapat, bahwa perawatan bebek hibrida terbilang mudah. Bebek hibrida memiliki ketahanan tubuh cukup kuat terhadap penyakit, sehingga jarang sekali ditemui bebek yang sakit ataupun harus bergantung pada jenis obat-obatan tertentu.

“Tapi kita juga harus tetap rutin menjaga kebersihan kandang dan ketersediaan pakan minumnya. Pakan bebek menjadi yang terpenting dalam tahap pembesaran ini, kurang pakan bisa rendah bobot ketika dipanen,” ujar Syaugi.

Sedangkan untuk mengurangi bau di kandang, ia menggunakan sekam dan secara rutin membalik tanah selama dua hari sekali. Sehingga menjaga kondisi tanah tetap kering dan membuat populasi bebek di kandang lebih nyaman.

Untuk penyemprotan disinfektan, dilakukan ketika DOD (bibit bebek) sebelum dimasukkan ke kandang. Lalu, dilanjutkan nanti ketika bebek sudah memasuki usia remaja ke dewasa selama dua minggu sekali.

Keunggulan Bebek Hibrida
Putra Perkasa Genetika, perusahaan yang berkiprah di industri peternakan dan pembibitan unggas sejak 1988, dalam situsnya menuliskan lima keunggulan daging bebek hibrida. Lima keunggulan ini menjadi salah satu parameter bahwa peluang pasar daging unggas yang satu ini memiliki prospek cerah.

Pertama, tekstur dagingnya lebih empuk. Berbeda dengan jenis bebek lainnya yang biasanya memiliki daging cenderung alot dan juga keras. Jika diperhatikan lebih jauh, tekstur daging hibrida memiliki kemiripan dengan ayam kampung. Banyak pedagang lebih memilih antara keduanya karena banyak disukai sebagian besar pembeli. Bahkan, peminat dari jenis ini telah tersebar mulai dari skala rumahan, warung pinggir jalan, hingga restoran mewah. Jadi, tidak heran jika permintaannya cenderung naik dari tahun ke tahun.

Kedua, rasanya lebih gurih. Daging bebek memiliki rasa lebih gurih dari daging ayam. Namun, beberapa orang justru tidak menyukai daging bebek karena beberapa alasan. Terlepas dari hal tersebut, secara umum daging bebek hibrida pedaging memiliki tekstur daging lebih gurih. Bahkan, cita rasanya memiliki kecocokan yang tinggi terhadap lidah masyarakat lokal.

Ketiga, rendah kolesterol. Hasil persilangan antara jenis peking dan lokal ini ternyata memiliki kandungan kolesterol rendah. Memang ada fakta, bahwa bebek memiliki kandungan kolesterol lebih tinggi dari ayam. Namun, berbeda dengan tipe hibrida yang kandungan kolesterolnya sangat rendah. Lemak dalam daging pun cenderung lebih rendah. Saat diolah, jenis bebek ini tidak ada gumpalan lemak yang terlihat.

Keempat, cocok untuk beragam olahan. Kebanyakan orang akan mengolahnya dengan cara digoreng dan bakar. Namun, banyak warung makan memberikan varian masakan berbeda. Hal tersebut karena tipe pedaging memiliki kemungkinan lebih banyak untuk dikreasikan. Beberapa warung makan menggunakannya sebagai bahan dasar rica-rica saus pedas. Ada juga yang menyediakan olahan dengan cara digoreng kemudian ditambahkan saus pedas manis.

Kelima, populer di kalangan peternak. Bebek hibrida pedaging saat ini populer di kalangan peternak. Permintaan pasarnya sangat tinggi dari waktu ke waktu. Melihat hal ini, tentu banyak peternak mulai tertarik untuk membudidayakannya. Pasarnya masih terbuka karena minimnya persaingan.

Dengan sejumlah keunggulan tersebut, maka bebek hibrida pedaging memiliki potensi yang menarik untuk menjadi ladang usaha bagi masyarakat. Jenis bebek ini juga bisa menjadi peluang bisnis, karena tingkat keuntungan yang cukup tinggi. Masa panennya bisa cukup 40 hari, asal pakan dan perwatannya bagus.

Dengan daya tahan yang lebih kuat dibandingkan ayam. Ternak bebek hibrida dinilai cocok dicoba bagi peternak pemula. ***

Ditulis oleh:
Abdul Kholis
Koresponden Infovet daerah Depok,
Konsultan media dan penulis buku,
Writing Coach Griya Menulis (Bimbingan Menulis Buku & Jurnalistik),
Juara I Lomba Jurnalistik Tingkat Nasional (Unsoed, 2021) & Juara I Kompetisi Menulis Artikel Tingkat Nasional dalam rangka HATN, 2022

MEMILIH SUKSES: NABUNG CEMPE ATAU MEMULAI DARI 10 INDUKAN

Usaha peternakan kambing. (Foto: Istimewa)

Ladang usaha di bidang peternakan dari dulu hingga ke depan masih tetap menjanjikan keuntungan. Selama orang masih mau konsumsi daging dan telur, usaha peternakan akan tetap ada. Asal mau bekerja keras, ulet, dan pantang menyerah, usaha sektor ini bisa dijadikan ladang rezeki yang berlimpah.

Bagi yang masih takut membuka usaha ternak ayam petelur atau pedaging broiler, karena harga sering jatuh-bangun, maka usaha ternak kambing dan domba bisa jadi pilihan.

Untuk pemula, banyak peternak yang sudah berhasil menyarankan memulainya dari ternak penggemukan. Menjadi breeder atau penyedia bibit sebaiknya dilakukan pada tahap berikutnya, karena banyak seluk-beluk dan risiko yang menghadang.

Di media sosial saat ini muncul tren istilah “Nabung Cempe”, artinya menabung anak kambing. Di wilayah Banyuwangi, Jawa Timur, sudah banyak masyarakat yang menjalani nabung cempe. Dengan memelihara anak kambing umur sekitar lima bulan, lalu dijual kembali setelah ternak berumur satu tahun, hasilnya cukup besar. Dengan modal 10 ekor cempe harga Rp 500 ribu/ekor, dalam waktu tiga tahun bisa jadi jutawan. Bagaimana bisa?

“Hitungan sederhananya begini. Modal saya Rp 5 juta untuk 10 ekor cempe, cari harga cempe yang rata-rata Rp 500 ribu. Dibesarkan selama enam bulan, bisa dijual Rp 1 juta per ekor dan hasilnya Rp 10 juta. Uang ini saya belikan lagi 20 ekor cempe, setelah enam bulan bisa dijual semua Rp 20 juta. Begitu seterusnya, asal uangnya terus diputar dan jangan diambil dulu, insyaallah hasilnya besar,” ujar Mardani, warga Banyuwangi yang kini sudah membuktikan nabung cempe, kepada Infovet.

Sekilas terlihat sepele, namun hitungan nabung cempe ini sangat masuk akal. Tentu saja untuk bisa mencapai hasil ratusan juta, peternak harus memiliki lahan yang cukup untuk kebutuhan kandang dan ladang rumput. Akan lebih baik jika di sekitar lokasi kandang banyak tersedia rumput liar.

Menurut Mardani, di kotanya nabung cempe sudah mulai banyak dijalani. Butuh kesabaran, keuletan, dan kerja keras untuk bisa nabung cempe yang sukses. Kedisiplinan untuk tidak menggunakan uang hasil penjualan kambing juga harus ditanamkan, agar perputaran uang tidak terganggu.

“Makanya ini akan berhasil kalau dijadikan usaha sampingan dulu. Kita harus punya penghasilan utama, biar nabung cempenya berhasil. Hambatan yang paling berat biasanya peternak tidak bisa mengelola uang, karena ada kebutuhan uang lalu dipakai,” tambahnya.

Mulai dari 10 Ekor
Untuk menjadi peternak kambing yang berhasil, tidak harus dengan modal besar. Asal ada niat untuk sukses, memulia dari 10 ekor kambing pun bisa menjadi peternak besar. Dengan memulai dari jumlah sedikit, jika terjadi kegagalan tidak akan terasa berat menanggung kerugiannya.

Secara bertahap, sembari mempelajari seluk-beluk kesehatan dan teknik beternak yang baik, maka proses berkembangnya bisa menjanjikan. Seperti yang dilakoni oleh Sudarmaji, warga Kelurahan Jogotirto, Kecamatan Berbah, Sleman, Yogyakarta. Pria yang dikenal ulet dan pekerja keras ini tergolong sukses menjadi peternak kambing dan domba.

Ia memulai usaha ternaknya dari 10 ekor kambing pada 2017 silam. Kini jumlah kambing dan domba di el Farm miliknya sudah mencapai ratusan ekor. Jiwa kreatif pria yang akrab disapa Gojis ini terus mencuat, ketika peternakan miliknya sudah berkembang dan dikenal, ia menjadikan eL Farm bukan sekadar peternakan biasa, tapi juga sebagai wahana wisata edukasi.

Ada yang unik dari perjalanan usaha ternak yang ditekuni Gojis. Meski latar belakangnya ilmu teknik sipil, ia tertarik dengan dunia peternakan. Lingkungan sekitar kampungnya menginspirasi pria alumnus FNT Jurusaan Teknik Sipil UGM angkatan 1992 ini.

Ia baru memulai bisnisnya beternak kambing secara serius beberapa tahun lalu. Dengan perjuangannya yang gigih dan pantang menyerah, usahanya berbuah manis. “Intinya, beternak kambing itu harus ulet dan pantang menyerah, karena banyak seluk-beluk yang harus dipelajari,” ujarnya.

Prinsip Hidup Mandiri
Sebenarnya dunia Gojis tidak jauh dari dunia konstruksi. Sejak di bangku kuliah ia sangat menyukai ilmu yang dipelajarinya. Bahkan begitu diwisuda pada 1996, ia langsung merantau ke Jakarta dan diterima bekerja di Grup Ciputra.

Pada 2012, ia memutuskan balik ke kampung halaman, karena sejak awal merantau ia sudah merencanakan sebelum usia 40 tahun sudah harus balik dan hidup mandiri. Untuk menyambung hidupnya ia memulai usaha kontraktor kecil-kecilan, dengan modal tabungannya selama bekerja di Jakarta.

Beberapa tahun kemudian Gojis mulai terlibat dengan kelompok warga di desanya yang beternak kambing. Lama-lama ia sendiri ingin juga memelihara kambing secara serius, namun kendalanya saat itu ia belum punya kandang sendiri.

“Waktu itu saya juga berpikir mengenai kebutuhan pakan basah berupa rumput segar yang tidak gampang diperoleh di sini,” katanya.

Gojis kemudian sering main dan banyak belajar kepada para peternak kambing di seputaran Yogyakarta. Kesimpulannya, memelihara kambing itu tidak sulit. Ia juga jadi tahu ada solusi pakan kering untuk substitusi pakan basah yang susah diperoleh, yaitu kangkung kering bisa dibeli dari wilayah Jawa Timur dan kulit kacang ijo kering dari Grobogan.

Setelah ilmunya dirasa cukup, pada Oktober 2017 pembangunan tahap pertama kandang dimulai, di lahan 1.000 m2 milik kakak Gojis tepat di depan rumahnya yang disewanya.

“Kapasitas kandang sebenarnya cukup untuk 100 kambing, tapi karena modal terbatas saya isi 10 kambing dulu,” kenangnya.

Sejak awal Gojis memang ingin beternak kambing secara non-konvensional, sehingga kandangnya dibikin modern. Listriknya menggunakan tenaga surya. Instalasinya menggunakan 8 panel dan 6 accu, menghasilkan daya listrik 1.500 watt yang mampu mencukupi kebutuhan listrik sehari-sehari. Suatu terobosan yang sangat menghemat pengeluaran biaya operasional kandang.

Pelan-pelan Gojis mengembangkan usaha peternakannya yang diberi nama eL Farm. Dari hanya 10 kambing berkembang menjadi ratusan. Dengan kandang yang tak mampu lagi menampung jumlah kambing yang ada, perluasan kandang dilakukan secara vertikal atau dibuat bertingkat.

“Nah, karena tetap tidak mencukupi juga, saya menyewa tanah saudara seluas 400 meter persegi. Lokasinya tidak jauh dari tempat kandang pertama ke arah utara. Sekarang ada dua lokasi peternakan dengan kandang kapasitas 600 kambing dan berisi sekitar 400-an kambing dewasa dan anakan,” ungkapnya.

Dari 400-an kambing yang dimiliki Gojis tersebut terdiri dari bermacam jenis. Untuk jenis kambing ada Jawa Randu, PE (Peranakan Etawa), dan Sapera (persilangan antara kambing Saanen dan PE). Ada juga jenis domba Garut dan Merino.

Menurut Gojis, merawat kambing itu gampang termasuk merawat kesehatannya. Ia dan anak buahnya mampu menyuntik sendiri untuk mengobati cacing, anti-parasit, dan kadang-kadang antibiotik. Untuk faktor kendalanya nyaris tidak ada, kecuali untuk pengadaan anakan kambing yang sementara ini belum mencukupi dan harus mendatangkan dari daerah Jawa Barat.

Breeding & Milking 
Bisnis Gojis lewat eL Farm saat ini meliputi penggemukan kambing untuk diambil dagingnya. Pelanggannya yang rutin adalah rumah jagal dan warung-warung sate. Kalau yang sifatnya insidentil konsumen membeli kambingnya untuk akikah dan kurban.

Selain usaha penggemukan, peternak ini juga melakukan breeding dan milking. Untuk pembibitan ia menjual cempe atau anakan kambing, sedangkan untuk milking adalah menjual susu kambing yang sudah diperah. Ada juga produk sampingan yang sanggup mendulang pundi-pundi uang, yaitu menjual limbah kotoran kambing yang diolah jadi pupuk kandang.

Lelaki ini termsuk peternak cerdas, suka berpikir out of the box. Melihat kondisi kandangnya yang bagus dan bersih, serta lingkungannya dikelilingi pertanian yang subur, ia menemukan ide baru yang inovatif. Ia membuka wisata edukasi untuk anak-anak PAUD dan SD.

Anak-anak kecil tersebut diajari pengenalan pertanian dan peternakan, seperti bagaimana memberi makan ternak, memberi susu untuk bayi kambing, melihat pemerahan susu, serta pencukuran bulu domba dan lainnya. Ternyata banyak lembaga pendidikan yang tertarik untuk membawa anak didiknya ke peternakan eL Farm.

Peternak ini tampaknya memiliki hati mulia. Ia mengaku ilmu yang didapatnya saat awal memulai usahanya dulu prosesnya nyaris tanpa mengeluarkan biaya. Karena itu setelah suksespun ia juga murah hati untuk berbagi ilmu.

“Kalau ada yang ingin belajar beternak kambing dengan senang hati saya dan tim siap berbagi ilmu dan pengalaman,” pungkasnya.

Peternak ini berpesan, untuk siapapun yang ingin memulai usaha ternak, jangan takut untuk memulai dan jangan takut gagal. Kuncinya ada pada mau bekerja keras, tekun, dan pantang menyerah. ***


Ditulis oleh:
Abdul Kholis
Koresponden Infovet daerah Depok,
Konsultan media dan penulis buku,
Writing Coach Griya Menulis (Bimbingan Menulis Buku & Jurnalistik),
Juara I Lomba Jurnalistik Tingkat Nasional (Unsoed, 2021) & Juara I Kompetisi Menulis Artikel Tingkat Nasional dalam rangka HATN, 2022

KINERJA PERUSAHAAN PUBLIK PETERNAKAN 2023 DAN PREDIKSI 2024

Pergerakan saham sektor perunggasan
Pergerakan saham sektor perunggasan (Bloomberg, BRIDS)

Kinerja perusahaan publik peternakan dapat menjadi gambaran kinerja bisnis peternakan secara keseluruhan. Pada 28 Mei 2024 Infovet mengadakan webinar Membedah Kinerja Perusahaan Publik Peternakan 2023 dan Prediksi 2024, dengan nara sumber Victor Stefano, Analis Emiten Agribisnis, Research Analyst BRI Danareksa Sekuritas.

Narasumber
Victor Stefano dan Bambang Suharno (host)
Peserta
Peserta webinar

Share Price dan Performa Finansial Sektor Perunggasan

Pergerakan saham di industri unggas cukup fluktuatif. Dari 2010 sampai 2013 terjadi commodity boom yang menyebabkan harga saham emiten-emiten perunggasan mengalami kenaikan yang cukup signifikan saat itu yaitu hampir tiga kali lipat. Namun kemudian pada 2013 terjadi triple deficit, harga komoditas mulai turun, dan terjadi over supply. Sehingga harga saham tertekan cukup dalam dari 2014 sampai 2015.

Belum begitu lama pada 2020 terjadi wabah Covid-19 yang juga menyebabkan penurunan harga saham yang cukup signifikan. Meski demikian dalam beberapa bulan berikutnya harga saham sudah mengalami kenaikan kembali.

Kondisi terakhir, dari 2022 sampai 2023 emiten peternakan mengalami tekanan yang diakibatkan kenaikan harga bahan baku pakan, yaitu jagung dan soybean meal (SBM). Penyebabnya ada banyak faktor contohnya geopolitik dimana terjadi perang Ukraina dengan Rusia. Naiknya harga bahan baku pakan berakibat kepada rendahnya margin dari perusahaan-perusahaan integrator yang listed di Bursa Efek Indonesia (BEI).

“Jadi kondisi sekarang memang masih belum pulih dari tekanan raw material, harga saham masih belum pulih masih ada relatively di bawah,” kata Victor.

Pendapatan perusahaan emiten peternakan sendiri dari 2013 sampai 2023 terlihat ada kenaikan. Memang ada periode dimana mengalami penurunan yaitu dari 2018 ke 2020. Diakibatkan over supply sehingga pada 2019 mulai banyak dilakukan afkir dini, yang mengakibatkan penjualan turun. Pada 2020 ada Covid-19 yang menyebabkan pelemahan daya beli yang cukup signifikan.

Namun dari 2020 sampai 2023 pendapatan mengalami kenaikan yang cukup stabil. Diperkirakan pendapatan perusahaan-perusahaan emiten peternakan akan terus naik di 2024 dan juga 2025.

“Pendapatannya kecenderungannya naik, tapi untuk keuntungan atau net profit yang didapatkan perusahaan ternyata fluktuasinya lebih tinggi dibanding pendapatannya,” jelas Victor. “Karena di bisnis peternakan ini ternyata marginnya cukup kecil. Jadi pergeseran atau perubahan sedikit dari margin keuntungan akan mengakibatkan net profit atau keuntungan perusahan menjadi fluktuatif.”

Belanja modal perusahaan ke depannya tidak akan terlalu tinggi dan akan lebih diarahkan ke downstream seperti RPA, cold storage, dan processing plant. Sehingga aktivitas di breeding farm akan lebih pelan.

Kinerja Tiga Perusahaan Integrator Terbesar

Quarterly margin sektor perunggasan
Quarterly margin sektor perunggasan (Perusahaan, BRIDS)

Perusahaan integrator perunggasan terbesar di Indonesia antara lain Charoen Pokphand, Japfa Comfeed Indonesia, dan Malindo Feedmill. Ketiganya mempunyai saham yang listed di BEI. Pendapatan ketiga perusahaan tersebut sekitar 40-60% dari penjualan pakan ternak, 20-30% dari broiler atau commercial farming, dari DOC 8-16%, dan sisanya dari bisnis-bisnis lain termasuk makanan olahan.

Kinerja Charoen Pokphand di kuartal pertama 2024 membukukan keuntungan 711 miliar. Kuartal sebelumnya, yaitu kuartal keempat tahun 2023 mengalami kerugian sebesar 357 miliar. Sedangkan kuartal pertama 2023 net profit-nya 241 miliar. Kenaikan keuntungan disebabkan oleh margin yang naik terutama dari DOC dan live bird yang harganya naik cukup tinggi.

Japfa membukukan keuntungan 665 miliar di kuartal pertama 2024. Kuartal keempat 2023 rugi 8 miliar dan kuartal pertama 2023 rugi 250 miliar. Naiknya keuntungan Japfa juga disebabkan kenaikan margin dari kenaikan harga DOC dan live bird.

Malindo membukukan keuntungan 88 miliar pada kuartal pertama 2024. Sebelumnya pada kuartal keempat 2023 keuntungannya hanya 18 miliar. Sedangkan pada kuartal pertama 2023 rugi sebesar 173 miliar. Margin Malindo juga naik karena harga DOC dan live bird yang naik.

Victor mengatakan, “Jadi memang salah satu yang membuat industri poultry ini profitnya naik di first quarter itu karena supply demand yang cukup bagus. Mungkin selain karena ada bansos juga ada efek dari pengurangan produksi, dan juga ada demand yang cukup baik selama bulan puasa di Maret 2024 kemarin.”

Keseimbangan Supply Demand yang Lebih Baik

Korelasi GDP dengan industri perunggasan (BI, perusahaan, BRIDS, berbagai sumber)
Korelasi GDP dengan industri perunggasan (BI, perusahaan, BRIDS, berbagai sumber)

Ke depannya industri perunggasan masih mempunyai prospek yang cukup bagus. Secara ekonomi korelasi antara GDP dengan pendapatan industri perunggasan cukup kuat. Dimana biasanya sekitar 2 sampai 3 kali dari GDP growth akan diterjemahkan menjadi pendapatan.

Diperkirakan GDP growth Indonesia akan ada di sekitar 5-5,1% di 2024 dan di tahun 2025 masih berada di sekitar 5%. GDP growth yang positif akan berdampak positif pula untuk emiten industri peternakan, dimana ekspektasinya pendapatan akan terus tumbuh mengikuti pertumbuhan GDP ke depannya.

Inflasi juga masih relatif cukup stabil di sekitar 2,5-3,5% baik di 2024 maupun 2025. Tidak terlalu tinggi sehingga tidak menyebabkan tekanan di daya beli.

“Belanja modal akan lebih turun di 2 tahun ke depan, karena pemerintah sendiri menurut info yang saya dapatkan akan menurunkan kuota dari impor GPS,” Victor memperkirakan. “Karena pemerintah melihat bahwa kondisi sekarang masih over supply di broiler, jadi permintaan itu ternyata masih cukup lemah.”

Penurunan kuota impor GPS dampaknya tidak langsung tapi baru akan terasa 1 sampai 2 tahun ke depan. Belanja modal perusahaan-perusahaan akan diturunkan juga, karena kapasitas produksi yang mereka miliki saat ini masih cukup untuk memenuhi produksi di 2 sampai 3 tahun ke depan. Efeknya akan positif karena dengan supply yang lebih sedikit akan menyebabkan harga live bird lebih stabil dan memberikan profit untuk perusahaan.

Karena yang menyebabkan perusahaan sering merugi adalah harga live bird yang sering dijual di bawah harga pokok produksi. Sehingga keuntungan perusahaan sering sekali terpakai untuk menutupi kerugian di bisnis commercial farming. Sehingga dengan harga yang lebih stabil ke depan diharapkan profit perusahaan bisa tumbuh, didukung oleh harga broiler yang bagus dan harga bahan baku pakan yang akan turun.

Victor mencontohkan harga live bird di Jawa Barat dari 2020 sampai 2024. Dimana sebelum Covid-19 ada di level sekitar 16-19.000, tapi di awal Covid-19 di 2020 harga jatuh cukup rendah bisa di bawah 15.000.

Setelah Covid-19 ada beberapa kali supply adjustment dengan dilakukannya program culling meski tidak terus-menerus. Hasilnya harga cukup membaik.

Pada Juli 2021 (masa-masa Covid Delta) harga live bird sempat turun cukup dalam namun setelah supply adjusment ada perbaikan. Pada akhir 2023 ada kekosongan supply adjusment sehingga harga cenderung turun lagi. Baru pada 2024 kembali dilakukan supply adjusment, karena perusahaan melihat kondisi demand yang buruk sehingga produksi dikurangi untuk mengurangi kerugian.

“Jadi dengan adaanya supply adjustment di 2024 ini ternyata harga live bird jadi lebih tinggi bisa di atas 20.000. Bahkan sekarang kondisinya masih di sekitar 21.000. Jadi posisi harga yang masih tinggi ini bakal membuat keuntungan dari perusahaan-perusahaan masih cukup tinggi diperkirakan di kuartal kedua tahun ini.” Victor menjelaskan.

Harga Raw Material yang Lebih Rendah Mendukung Margin

Harga jagung lokal 2022-2024 (BRIDS, Kementan, berbagai sumber)
Harga jagung lokal 2022-2024 (BRIDS, Kementan, berbagai sumber)

Harga bahan baku pakan kedudukannya penting karena pakan ternak merupakan salah satu bahan baku utama dari seluruh bisnis perunggasan. Penurunan harga bahan baku pakan akan berdampak positif dan cukup signifikan untuk margin keuntungan perusahaan-perusahaan.

Margin pakan ternak sendiri sebelum Covid-19 perusahaan-perusahaan bisa membukukan rata-rata sekitar 10,4%. Tapi setelah Covid-19 karena kenaikan harga bahan baku pakan menyebabkan rata-rata margin pakan ternak turun ke 8,9%.

Untuk margin breeding farm rata-rata sebelum Covid-19 2,7% dan setelah Covid-19 turun di angka 0,6%. Commercial farming atau broiler, yang memberikan keuntungan paling signifikan untuk perusahaan, sebelum Covid-19 marginnya kurang lebih hampir break event kadang untung kadang rugi, dengan membukukan keuntungan rata-rata 0,2%. Setelah Covid-19 karena rendahnya daya beli masyarakat rata-rata margin keuntungan selama 4 tahun terakhir -2,2%.

Victor memperkirakan harga bahan baku pakan akan turun. Pada 2022 dan 2023 memang terjadi kenaikan harga bahan baku pakan. Dimana harga pembelian jagung rata-rata dari 5.281 naik ke 6.000 di tahun 2023. Karena adanya El Nino yang menyebabkan kemarau ekstrim sehingga jagung banyak mengalami gagal panen.

Pada 3 bulan pertama 2024 harga jagung bertambah parah dengan harga pembelian rata-rata naik ke 7.300 bahkan sempat sempat menyentuh angka 9.000 di bulan Januari.

Victor mengatakan kenaikan harga jagung tersebut masih disebabkan oleh El Nino yang mengakibatkan gagal panen dan juga banyak panen yang mundur. Sehingga di bulan Januari dan Februari jagung lokal produksinya cukup terbatas. Perusahaan-perusahaan peternakan akan membeli jagung di harga berapapun di waktu itu, karena mereka membutuhkan jagung untuk memproduksi pakan ternak baik untuk dijual maupun memberi makan ternak sendiri.

Saat ini El Nino sudah memudar dan harga jagung mulai membaik, sempat turun ke 6.000 di bulan Maret dan bahkan di bawah 5.000 di bulan April dan Mei. BMKG sendiri memprediksi bahwa El Nino akan digantikan La Nina yang tidak seekstrim El Nino. Produksi jagung akan bisa stabil karena kemarau tidak akan terlalu kering dan hujan juga tidak terlalu basah. Harga jagung kalau bisa stabil 5.000 atau di bawah 5.000 akan memberikan margin keuntungan yang lebih bagus untuk perusahaan-perusahaan peternakan.

Untuk soybean meal (SBM) harganya di 5 bulan pertama 2024 cenderung di bawah harga 2 tahun terakhir. Dimana pada 2 tahun terakhir harganya di atas $400 bahkan sempat sampai $500 per tonnya.

“SBM ini kan sekitar 25% atau seperempat dari komposisi pakan ternak di broiler. Sehingga dengan rendahnya harga SBM yang terlihat di 5 bulan pertama ini juga akan memberikan margin keuntungan, karena biaya pakan ternak akan turun sehingga biaya produksi untuk DOC dan broiler juga akan turun.” Victor menyampaikan.

Argentina 2 tahun terakhir ini mengalami cukup banyak gagal panen kedelai. Namun saat ini produksi kedelainya sedang recovery dan produksinya naik. Sedangkan di Amerika Serikat, salah satu eksportir terbesar jagung dan SBM, penanaman kedelai lebih cepat dari jadwal sudah mencapai sekitar 25%. Kedua hal tersebut akan menurunkan harga SBM ke depannya.

Valuasi Saham

“Kalau dari saham sendiri yang penting dilihat itu valuasi,” jelas Victor. “Dimana valuasi ini membandingkan antara harga saham dengan kinerja perusahaan.”

Rata-rata di 5 tahun terkahir untuk price earnings ratio (PE ratio), atau harga saham dibandingkan keuntungan, dari Charoen Pokphand sendiri mempunyai valuasi 30,4 kali. Sedangkan saat ini valuasinya 26 kali.

PE ratio Japfa untuk 5 tahun terakhir adalah 12,4. Sedangkan posisi sekarang ada di sekitar 10.

Untuk Malindo, Victor menggunakan EV/EBITDA ratio, enterprise value to EBITDA (earning before interest, tax, depreciation, and amortization). Yaitu rasio valuasi yang digunakan untuk menilai mahal murahnya suatu perusahaan berdasarkan kemampuannya menghasilkan laba usaha atau kas operasi. Di 5 tahun terakhir terlihat valuasi Malindo adalah 7,4. Sedangkan kondisi saat ini berada di posisi lebih bawah.

Kesimpulannya bisa dikatakan untuk ketiga perusahaan tersebut saat ini masih under value.

“Untuk heatmap-nya sendiri tahun ini kinerja dari perusahaan-perusahaan emiten perunggasan cukup bagus dibandingkan dengan JCI. Dimana sektor perunggasan sudah naik 12% year to date sedangkan JCI negatif 3%, sehingga ada performance sekitar 14% dibandingkan dengan JCI,” jelas Victor.

Namun memang pada 3 tahun atau 5 tahun terakhir, bahkan dari 2014, heatmap emiten perunggasan cenderung banyak merahnya. Tapi ke depan dengan adanya penurukan kuota impor GPS akan mengakibatkan keseimbangan yang lebih baik. Ditambah dengan produksi jagung yang sudah lepas dari belenggu El Nino, recovery produksi SBM di Argentina, dan produksi SBM di Amerika Serikat. Maka diperkirakan keuntungan perusahaan untuk 2 tahun ke depan bisa meningkat signifikan dan hal ini seharusnya juga diikuti dengan pergerakan harga saham yang naik.

“Sehingga memang untuk year to date performance ini menurut kita masih bisa dilanjutkan karena performa yang membaik selama 2 tahun ke depan,” demikian Victor di akhir presentasinya. (NDV)

RISIKO MASA KEEMASAN PADA USAHA PEMBESARAN AYAM

Saat ini marak usaha peternakan ayam buras skala rumahan. (Foto: Istimewa)

Meski memelihara ayam kampung dianggap mudah, namun beternak untuk pembesaran yang dimulai dari DOC tetap memiliki risiko. Salah memilih bibit dan manajemen pemeliharaan anak ayam bisa berakibat fatal. Bagaimana agar berhasil?

Supriyadi terkejut begitu melihat kondisi kandang anak ayam di samping rumahnya. Puluhan ekor DOC miliknya mati dalam semalam. Beberapa ekor ayam lainnya tampak lemas dan bergerombol di sudut-sudut kandang. Lampu-lampu pijar di enam skat kandang DOC yang semuanya dihuni 300 ekor anak ayam ternyata mati semua.

Sementara bagian dalam kandang terlihat basah akibat hujan semalam. Rupanya asbes atap bocor dan air hujan masuk ke dalam kandang. “Nyesek rasanya, saya kurang perhatikan kondisi atap kandangnya, ternyata bocor sampai air hujan masuk,” cerita Supriyadi kepada Infovet.

Ia memang bukan peternak yang berpengalaman. Karyawan perusahaan swasta di Bogor, Jawa Barat, ini baru memulai beternak ayam kampung. Sekitar 300 DOC yang ia beli dari seorang peternak di Bogor, niatnya untuk usaha sampingan. “Tapi apes, baru mulai hampir separuh ayam saya sudah mati dalam seminggu. Semalam puluhan ekor mati karena kehujanan,” ucap dia.

Meski mengalami kerugian, Supriyadi mengaku tidak kapok untuk terus menekuni usaha sampinganya itu. Ia mengaku masih kurang mempelajari teknik beternak pembesaran mulai dari DOC dan ternyata tidak mudah. Selama ini hanya bertanya-tanya sekilas ke peternak tempat ia membeli DOC dan menyimak tayangan dari YouTube.

Bisa jadi, Supriyadi bukan satu-satunya peternak pemula yang mengalami kegagalan dalam usaha pembesaran ayam kampung. Banyak kisah di luar sana yang mengalami hal serupa. Apalagi memelihara anak ayam umur sehari, bukan hal yang mudah bagi pemula.

Tulisan yang mengulas seputar masa brooding sudah cukup banyak ditampilkan di berbagai media. Brooding merupakan masa sejak menetas hingga anak ayam berumur tiga atau empat minggu. Ini adalah fase paling kritis bagi para peternak ayam. Di kalangan peternak, fase ini dianggap sebagai fase penuh risiko dan butuh kehati-hatian ekstra.

“Masa brooding biasa disebut masa keemasan. Dan ini menjadi titik awal seorang peternak pembesaran berhasil atau tidak. Kalau gagal di masa brooding, ditahap selanjutnya jadi berat,” ujar Krisna Verawati dari Hobiternak.com, penyedia beragam jenis DOC.

Hobiternak.com merupakan platform edukasi teknik beternak unggas, melalui informasi seputar usaha peterternakan. Di platform ini juga menawarkan beragam DOC, mulai dari DOC ayam petelur, ayam kampung unggulan, hingga merpati. Pelanggannya tak hanya di sekitar Pulau Jawa, tapi juga hingga luar Jawa.

Menurut Verawati, salah satu kunci pemeliharaan ayam pada masa brooding adalah soal pencahayaan di dalam kandang. Dalam satu kandang, idealnya untuk anak ayam yang baru menetas hingga berumur tiga minggu, dibutuhkan pencahayaan lampu 60 watt yang dibagi menjadi tiga titik, masing-masing 20 watt dalam satu boks berukuran sekitar 200 cm x 70 cm x 70 cm.

Pemanas cukup penting untuk kelangsungan anak ayam, karena dengan adanya pemanas buatan maka anak ayam akan merasa hangat dan nyaman. Ayam yang kurang pemanas akan mengakibatkan proses perkembangan saluran pencernaannya tidak bagus dan berakibat serapan pakan nantinya tidak sempurna dan ayam tumbuh kerdil.

Jika anak ayam merasa kedinginan maka bisa mengakibatkan kematian karena stamina anak ayam masih cukup rendah dibandingkan ayam yang sudah indukan.

Nyaman atau tidaknya anak ayam di dalam kandang bisa dilihat dari lampu yang ada. Saat malam hari jika anak ayam lebih banyak bergerombol di sekitar lampu, pertanda ayam merasa kedinginan.

“Nah, sebaliknya kalau anak ayam menjauhi lampu, itu pertanda anak ayam kepanasan. Makanya pemasangan titik lampu harus dibuat tepat, agar pesebaran anak ayam di kandang merata,” jelas Verawati.

Menurutnya, selain lampu, alas kandang untuk DOC juga harus diperhatikan. Bisa menggunakan kertas koran bekas atau menggunakan sekam, keduanya sama-sama dianjurkan. Sementara untuk menjaga kebersihan bisa dilakukan penggantian alas seminggu sekali.

Untuk menentukan waktu yang tepat dalam melakukan pelepasan brooding (lampu pemanas) tergantung dari suhu sekitar kandang dan kondisi ayam yang berada di dalam boks khusus.

Jadi yang utama bukan dari umur ayam, namun sejauh mana ayam bisa menyesuaikan diri dengan suhu sekitarnya. Pada ayam yang mempunyai kondisi sehat dan staminanya yang kuat maka brooder dapat dilepaskan pada umur 14-21 hari.

Sebelum melakukan pelepasan brooding, ayam dapat dilatih secara bertahap agar ayam dapat menyesuaikan diri dengan udara sekitar. Jika pelepasan dilakukan secara langsung, maka dikhawatirkan anakan ayam tidak bisa menyesuaikan diri dengan suhu sekitarnya. “Ini menjadi tantangan bagi para peternak pemula yang memulai usahanya dari DOC,” ujarnya.

Keunggulan Bibit
Setiap peternak pemula yang akan ternak ayam pembesaran sudah tentu dihadapkan pada risiko. Ayam sakit atau bahkan mati karena sebab tertentu bisa terjadi. Risiko macam ini lumrah saja, namun jika semangat untuk menjadi peternak yang sukses tetap ada, apapun risikonya akan tetap dihadapi.

Salah satu tips yang sering disampaikan para peternak berpengalaman kepada para peternak pemula adalah soal pemilihan bibit ayam. Jika ayam kampung menjadi pilihan usahanya, kini sudah cukup banyak varian bibit ayam dengan keunggulan masing-masing. Ada ayam Joper, ayam Ulu, dan ayam KUB, di kalangan peternak disebut jenis ayam unggulan.

Salah satu peternak di Blitar, Jawa Timur, Riko Saputro, menyebutkan kualitas DOC menentukan pertumbuhan secara keseluruhan. Jika DOC dan manajemen pemeliharaan awal bagus, maka hasil akhirnya akan bagus. Krusial pemeliharaan DOC hanya sampai 14 hari, pemeliharaan ayam itu meskipun ini klise tapi harus kerja dengan hati. Kalau peternak tidak senang di kandang, pasti susah untuk berhasil.

Yang harus dilakukan ketika pertama kali DOC datang ke kandang adalah memastikan semua sarana produksi mulai dari kandang, pakan, minum, pemanas dalam keadaan baik. Kenyamanan ayam di dalam kandang menjadi yang paling utama. Jika dalam dua atau tiga hari sejak masuk kandang, ayam sibuk makan dan minum berarti sudah aman.

Untuk bibit ayam kampung, ada sejumlah kelebihan dari ayam kampung jenis unggulan. Dari sisi pemeliharaan pada umur  60 hari ayam bisa dipanen, asalkan pemberian pakannya tepat. Masing-masing jenis ayam ini memiliki kelebihan dan kekurangan. “Namun dari pengalaman saya, dibanding dengan ayam broiler, pemeliharaan ayam hasil silangan ini relatif lebih mudah,” kata Riko kepada Infovet.

Salah satu kelebihannya dari sisi daging, ayam Ulu juga termasuk gurih saat dimasak, sehingga banyak disukai orang. Kelebihan ayam Ulu lainnya adalah dagingnya memiliki rasa seperti ayam kampung. Namun daging ayam Ulu lebih banyak dibandingkan ayam kampung biasa. Walaupun harganya lebih mahal, minat terhadap ayam jenis ini terus meningkat.

Ayam jenis ini dapat menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan daging ayam kampung. Tapi karena masih tergolong baru, jenis ayam ini mulai banyak diternakkan. Riko menyebut permintaan pasarnya cukup besar.

Menurut dia, maraknya usaha peternakan ayam kampung unggulan skala rumahan, berdampak positif pada penyediaan bibit (DOC). Selain ayam Joper dan ayam Ulu, membuka usaha ayam Arab saat ini mulai menjadi tren di kalangan peternak ayam skala kecil.

Tetapi rupanya masih belum banyak informasi yang tersedia mengenai budi daya ayam Arab. Karena itu, tak heran jika banyak pengusaha pemula merasa bingung akan seluk-beluk usaha perternakan ayam jenis ini. “Perusahaan kami merupakan salah satu tempat yang mampu membantu suplai DOC ayam Arab hingga kuantitas besar ke seluruh Indonesia,” ujarnya.

Pengusaha muda ini memastikan tak hanya membantu menyediakan suplai DOC, tetapi juga sanggup membantu untuk memberi penjelasan tentang perkiraan modal usaha, keuntungan, serta tips-tips dalam membudidayakan ayam Arab petelur hingga menghasilkan nilai jual yang bermanfaat. ***


Ditulis oleh:
Abdul Kholis
Koresponden Infovet daerah Depok,
Konsultan media dan penulis buku,
Writing Coach Griya Menulis (Bimbingan Menulis Buku & Jurnalistik),
Juara I Lomba Jurnalistik Tingkat Nasional (Unsoed, 2021) & Juara I Kompetisi Menulis Artikel Tingkat Nasional dalam rangka HATN, 2022

SLUDGE BIOGAS, NILAI TAMBAH USAHA PETERNAKAN AYAM

Jamur tiram putih merupakan salah satu jenis jamur kayu yang biasa dikonsumsi masyarakat Indonesia. (Foto: Istimewa)

Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis jamur kayu yang biasa dikonsumsi masyarakat Indonesia. Nutrisi utama yang terkandung di dalam jamur ini beragam, di antaranya karbohidrat (selulosa, hemiselulosa dan lignin), protein, lemak, mineral, dan vitamin.

Jamur tiram putih termasuk dalam komoditas pangan, dengan kandungan protein tinggi yang aman untuk dikonsumsi dan tidak beracun. Selain aman, jelasnya jamur tiram merupakan salah satu bahan makanan yang bernutrisi tinggi. Komposisi dan kandungan nutrisi lainnya antara lain bahan organik, lemak, dan serat kasar.

Di laman resmi Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Gadjah Mada (UGM), mengungkap hasil penelitian Suwito (2006), menyatakan bahwa manfaat yang dimiliki jamur tiram putih adalah sebagai antibakteri dan antitumor. Itu sebabnya jamur tiram putih banyak dimanfaatkan untuk pengobatan berbagai macam penyakit, mulai dari diabetes, lever, dan lainnya.

Proses tanam jamur tiram putih selama ini umumnya para petani hanya menggunakan media tanam berupa serbuk kayu dan serbuk kulit kelapa yang dicampur dengan pupuk. Ada juga petani jamur yang memanfaatkan pupuk kandang sebagai campuran.

Kotoran unggas, terutama ayam, kini bukan sekadar menjadi pupuk tambahan. Setelah melalui proses tertentu, limbah unggas bisa dimanfaatkan sebagai media tanam jamur tiram putih. Limbah unggas ini menjadi alternatif media tanam bagi jamur tiram. Hasilnya, jamur tiram putih tumbuh jauh lebih berkualitas dibanding menggunakan media tanam biasanya berupa serbuk kayu.

Pengolahan kotoran unggas sebagai media tanam ini sudah dilakukan melalui penelitian di Fakultas Peternakan UGM beberapa tahun lalu. Para peneliti kampus ini melakukan terobosan mengubah limbah unggas atau sludge biogas dari kotoran ayam menjadi media tanam bagi jamur tiram putih berkualitas.

Adalah Prof Dr Ambar Pertiwiningrum dari Departemen Teknologi Hasil Ternak Fapet UGM yang melakukan penelitian ini. “Kami sudah lama melakukan penelitian tentang pengolahan lain dari limbah untuk dapat menghasilkan nilai tambah bagi para petani, khusunya petani jamur,” ujarnya kepada Infovet.

Tinggi Protein
Jamur tiram putih menjadi pilihan dalam penelitian ini, mengingat tingkat konsumsi jamur di dalam negeri jumlahnya cukup besar. Hasil olahan jamur tiram putih tergolong jenis sayuran yang digemari masyarakat. Kini hasil olahannya juga makin bervariasi, bukan hanya dijadikan sayur untuk lauk, tetapi juga diolah menjadi olahan kering sebagai camilan.

Menurut Ambar, kandungan gizi jamur tiram putih cukup tinggi. Berdasarkan penelitian sebelumnya, protein pada jamur tiram setiap 100 gram kandungan sebesar 27% atau lebih tinggi dibanding protein pada kedelai tempe sebesar 18,3% setiap 100 gram. “Serat jamur sangat baik untuk pencernaan, kandungan seratnya mencapai 7,4-24,6% sehingga cocok untuk tubuh,” ungkapnya.

Maka itu, perlu memperoleh komposisi yang baik untuk dapat menggantikan bahan penyusun media jamur, yang selama ini digunakan para petani yakni bekatul. Menurut Ambar, limbah kandang ayam ini bisa dimanfaatkan sebagai bahan penyusun media jamur, pengganti dedak yang harganya cukup mahal dan berkompetisi untuk pakan ternak.

Temuan lain dari hasil penelitian yang dilakukan Ambar, kualitas media jamur tiram putih dengan penggunaan sludge biogas 100% bisa menjadikan hasil yang terbaik. Sebab meningkatkan kadar C-organik, kadar Nitrogen (N), kadar P (P2O5), dan kadar K (K2O). Artinya, limbah unggas kini tidak lagi menjadi sampah, tetapi justru dapat meningkatkan kesehatan dan perekonomian masyarakat.

Perlu Perlakuan Khusus 
Untuk memanfaatkan limbah ternak unggas menjadi media tanam jamur tiram putih, tidak serta merta digunakan layaknya para petani menggunakannya sebagai pupuk kandang selama ini. Ada perlakuan khusus atau proses yang dilalui agar menghasilkan media tanam dan hasil panen jamur yang bagus.

Peneliti senior ini menjelaskan, sludge ekskreta ayam yang keluar dari bak penampungan dikeringkan terlebih dahulu selama 2-3 hari hingga teksturnya menyerupai tanah dengan kadar air sekitar 10%.

Saat penelitian dilakukan, sludge ekskreta ayam yang telah kering diambil sekitar 4.000 g, kemudian dihaluskan dengan menggunakan mesin grinder. Sludge ekskreta ayam yang telah halus dibungkus dengan kertas koran lalu dioven dalam suhu 55° C selama 3-5 hari, kemudian dipindahkan ke tempat untuk selanjutnya disterilisasi pada suhu 121° C dengan tekanan 15 psi.

Selain membuat media jamur sebagai substitusi dedak oleh limbah biogas kotoran ayam, Ambar juga menggunakan limbah cangkang telur yang dapat digunakan sebagai pengganti kapur yang lebih ramah lingkungan.

Dalam penggunaannya pada media tanam, menurut Ambar, komposisi limbah unggas dapat dilakukan tanpa penambahan dedak maupun dilakukan dengan penambahan bahan lain. “Keduanya memang berperan sebagai sumber protein pada jamur tiram pada media tanam jamur,” jelasnya.

Ia menambahkan, selama ini sludge sebagai luaran dari hasil proses pembuatan biogas masih sangat minim pemanfaatannya. Bahkan hanya menjadi tumpukan limbah buangan biogas di dekat digester, tanpa makna dan bernilai.

“Umumnya sludge digunakan sebagai pupuk organik untuk tanaman di lahan pekarangan atau area pertanian skala kecil. Kini, dengan pemanfaatan sludge biogas sebagai bahan substitusi dedak pada media jamur tiram putih, dapat meningkatkan nilai guna dari sludge yang dihasilkan dan nilai tambah bagi pengembangan produk jamur tiram putih. Artinya, sludge biogas kini punya value added,” kata Ambar.

Indonesia memiliki potensi sludge biogas melimpah yang dapat diolah optimal dan lebih bermanfaat dalam meningkatkan kesehatan, perekonomian masyarakat, serta pelestarian lingkungan.

Peternakan merupakan salah satu subsektor pertanian yang sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, terutama kecukupan gizi protein hewani dan juga sumber pendapatan masyarakat pedesaan. Inilah terobosan mengubah limbah menjadi bermanfaat dan bernilai.

Murah Biaya Tanam
Penggunaan sludge biogas sebagai media tanam jamur tiram putih ini memiliki nilai ekonomi yang lebih menguntungkan, jika diterapkan oleh para petani jamur. Nilai ekonomi yang dapat dihitung jika hanya dengan memanfaatkan limbah unggas ini hanya mampu mensubstitusi peran dedak sebesar 15% pada setiap media.

Jika diasumsikan harga dedak Rp 8.000/kg, maka hanya dapat dimanfaatkan hanya dalam 6-7 media dan dalam satu kali produksi, biasanya para petani jamur akan memproduksi minimalnya 500 baglog (media tanam jamur).

Menurut Ambar, jika dihitung nilai ekonominya, total biaya yang dapat dihemat jika menggunakan limbah unggas untuk pengganti dedak, maka 500 baglog dapat menghemat biaya dedak sebesar Rp 600 ribuan. “Dengan catatan 1 kilogram dedak dapat digunakan pada 6 baglog dalam berat 1 kg pada masing-masing baglog,” ujarnya.

Sedikit membedah faedah limbah unggas. Selama ini, publik umumnya mengenal kotoran ayam merupakan bahan baku penting dalam pembuatan kompos jamur dan komposter karena merupakan sumber nitrogen terbesar. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kualitas tetap konsisten dan setinggi mungkin. Namun kualitas kotoran ayam tidak begitu penting bagi peternak, baginya hanya merupakan limbah.

Mayoritas komposter menggunakan kotoran ayam kering. Jenis yang paling cocok adalah pupuk kandang dari ayam pedaging. Ini mengandung persentase kotoran yang lebih tinggi dibandingkan dengan bahan lain seperti serbuk gergaji.

Kandungan kalsiumnya yang tinggi dalam kotoran ayam dapat meningkatkan kesehatan tanaman secara keseluruhan. Hal itu juga sangat dapat mengurangi pembusukan ujung bunga selama musim tanam. Selain itu, kotoran ayam juga dapat mengusir banyak binatang yang menganggu tanaman seperti tupai, tikus, dan lainnya.

Dengan sebegitu banyak kandungan di limbah unggas, yang menjadi salah satu penggugah Ambar melakukan penelitian untuk dijadikan media tanam jamur tiram putih. Hasil penelitian yang dilakukan oleh pakar Animal Products Technology UGM ini sudah beberapa tahun lalu dilakukan.

Sekarang, ilmu terapannya sudah dimanfaatkan oleh para petani jamur di beberapa wilayah Jawa Tengah. Meski untuk menerapkan hasil temuan ini lumayan rigit, namun untuk mencapai hasil yang maksimal dari budi daya jamur tiram putih para petani kini sudah banyak yang menikmati hasilnya. ***


Ditulis oleh:
Abdul Kholis
Koresponden Infovet daerah Depok,
Konsultan media dan penulis buku,
Writing Coach Griya Menulis (Bimbingan Menulis Buku & Jurnalistik),
Juara I Lomba Jurnalistik Tingkat Nasional (Unsoed, 2021) & Juara I Kompetisi Menulis Artikel Tingkat Nasional dalam rangka HATN, 2022

TELUR INFERTIL, BISA HEMAT BIAYA JADI TAMBAHAN PAKAN

Telur infertil ternyata bisa dimanfaatkan sebagai tambahan pakan. (Foto: Istimewa)

Banyak cara yang dilakukan peternak ayam, khususnya peternak skala kecil untuk menambahkan nutrisi pada pakan ayam peliharaanya. Ada yang menggunakan aneka rempah, dedaunan, dan lainnya sebagai pakan tambahan. Setiap peternak dipastikan akan berusaha agar pengeluaran biaya pakan lebih hemat.

Pola pemberian pakan tambahan dengan menggunakan bahan-bahan non-pabrikan, lazimnya dilakukan para peternak ayam buras, baik ayam kampung biasa, ayam KUB (Kampung Unggulan Balitnak), ayam Joper, dan varian lainnya. Sementara untuk peternak ayam ras broiler maupun ras petelur, umumnya mereka menggunakan pakan pabrikan.

Jika ada peternak ayam yang memberikan pakan tambahan berupa limbah tahu (ampas tahu), itu sudah banyak yang melakukan. Tapi bagaimana jika pakan tambahan yang diberikan berupa telur ayam yang dihasilkan dari kandang ayam yang sama? Amankah?

“Aman. Dari pengalaman saya selama ini tidak ada masalah. Saya sering memberikan pakan tambahan untuk ayam Joper dan KUB saya pakai telur-telur yang gagal menetas atau infertil,” tutur Zulkarnaen Nasution, peternak ayam kampung mandiri di Kota Asahan, Sumatra Utara, kepada Infovet.

Kendati demikian, dengan diberi pakan telur dari kandang yang sama, apakah tidak memunculkan sifat kanibal pada ayam? Karena ayam memakan bagian yang dikeluarkan dari dirinya sendiri. Menurut zulkarnaen hal itu tidak terjadi. “Saya sudah praktikkan bertahun-tahun dan aman-aman saja,” sebutnya.

Zulkarnaen adalah peternak ayam kampung jenis KUB dan Joper. Usaha peternakannya dimulai sejak empat tahun lalu. Masih tergolong baru, namun omzet dan keuntungan yang dinikmati tergolong besar. Masih sedikitnya peternak yang ada di daerahnya, menjadikan aparatur sipil negara (ASN) ini leluasa mengembangkan usahanya karena minim persaingan.

Usaha ternak yang dijalani Zulkarnaen tergolong mandiri. Ia tak hanya memiliki kandang pembesaran, tetapi juga usaha penetasan. Bahkan, belakangan ia merambah ke penjualan telur yang siap tetas (fertil). Pelanggannya tak hanya berasal dari Kota Asahan, tapi juga dari luar kota.

Di lahan pekarangan yang cukup luas di belakang rumahnya, Zulkarnaen memiliki lebih dari 10 kandang indukan. Satu kotak kandang berisi lima indukan betina dan satu pejantan. “Alhamdulillah, selain panen ayam kampung pedaging, bisa panen telur tetas juga,” ujarnya.

Dengan jumlah indukan 100 ekor, dalam sehari produksi telur fertil antara 50-60 butir. Sebagai peternak yang tak mau merugikan pelanggan atau mitranya, Zulkarnaen memberikan garansi 85% telur menetas. Artinya, jika telur yang diserahkan kepada mitra hanya menetas 75%, maka selisihnya yang 10% akan diganti.

“Jadi, misalnya orang beli 100 butir, maka yang digaransi adalah 85 butir benar-benar dibuahi oleh pejantan. Tentu saja dengan catatan mesin tetasnya bagus dan tidak bermasalah,” ucap dia.

Pakan Tambahan
Sebagian telur tetasnya di masukkan ke dalam mesin tetas dan sebagian lagi dikemas untuk dikirim para pemesannya. Untuk mengirim telur, Zulkarnan ekstra hati-hati dalam pengemasannya. Mengemas telur sangat berbeda dengan mengemas produk lain.

“Harus sangat hati-hati, karena telur mudah pecah. Makanya setiap 100 butir telur yang dikirim, saya kasih lebihan dua butir untuk jaga-jaga jika ada yang pecah selama pengiriman,” ungkapnya.

Sementara untuk yang akan ditetaskan, telur-telur yang sudah dibersihkan masuk ke dalam mesin tetas. Seperti biasa, di hari keempat Zulkarnaen melakukan pengecekan kualitas telur, memastikan semua telur tersebut layak tetas (fertil) atau tidak (infertil).

Dengan menggunakan lampu pijar, telur yang tampak kemerahan dan ada semacam serat berwarna merah (menyerupai bentuk akar tanaman) di dalam telur dimasukkan kembali ke dalam mesin tetas. Telur-telur tersebut dipastikan sebagai telur fertil atau telur yang dibuahi oleh sperma ayam pejantan. Telur ini dipastikan bisa ditetaskan dengan baik.

Sedangkan telur yang tampak terang dan tak terlihat ada serat warna merah, dikeluarkan dari mesin tetas. Beberapa telur yang infertil segera dipisahkan di keranjang. Telur infertil merupakan telur yang tidak dibuahi oleh sperma pejantan dan tidak dapat ditetaskan.

Telur-telur yang gagal tetas akan dipisahkan. Telur infertil yang sudah empat hari masuk ke mesin tetas, belum mengalami perubahan komposisi kuning dan putih telurnya. Artinya telur masih aman untuk dikonsumsi. Sebab itu, banyak para peternak yang tak membuang telur yang baru empat hari berada di dalam mesin tetas.

Zulkarnaen memanfaatkan telur infertil yang sudah empat hari di mesin tetas sebagai sumber protein ayam indukan pejantan. “Ini bisa jadi sumber protein yang bagus untuk ayam pejantan,” katanya.

Selain telur infertil yang masih bagus, Zulkarnaen juga mencampur dengan telur yang sudah bercampur bagian kuning dan putihnya. Cara ini tentu saja akan mengurangi biaya pakan untuk ayam-ayam di kandangnya.

“Saya kan peternak, kalau jumlah telurnya yang infertil terlalu banyak enggak mungkin dimakan semua. Makanya sebagian saya jadikan puding dan dikasih ke ayam pejantan. Ayamnya lebih sehat,” ungkapnya.

Peternak ini mengaku tak tahu persis berapa nilai penghematannya setelah memanfaatkan telur-telur infertil sebagai pakan tambahan indukan pejantan miliknya. Yang pasti, asupan nutrisi untuk pejantan indukan terpenuhi dan ayam-ayamnya tergolong sehat.

“Sampai saat ini saya tidak pernah hitung berapa persentase penghematannya. Yang penting begitu ada telur yang gagal tetas, saya olah jadi puding untuk pakan tambahan ayam indukan,” ujarnya.

Pahami Arti Infertil
Bagi para peternak pemula, sebutan telur fertil dan infertil masih terdengar asing. Pemahaman jenis telur fertil dan infertil ini penting dimiliki oleh para peternak, khususnya peternak pemula, agar terhindar kerugian yang terlalu besar.

Untuk para peternak pemula yang memilih membeli telur fertil, sebaiknya perlu memahami lebih dulu istilah telur fertil dan infertil. Kalau telur fertil mudah dipahami, yakni telur yang dibuahi oleh ayam pejantan dan kemungkinan besar bisa menetas.

Lalu, apa itu telur infertil? Bagi peternak pemula, bisa mengecek laman Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian. Di laman ini dijelaskan secara rinci tentang telur infertil. Secara definisi, telur infertil bisa dikatakan telur yang tidak mengalami pembuahan (fertilisasi) oleh sel sperma dari ayam jantan.

Infertilitas bisa juga disebut sebagai kemandulan, yaitu istilah dapat juga diartikan sebagai kegagalan, tidak berhasil, atau tidak dapat membentuk. Ada dua jenis telur infertil yang dibedakan berdasarkan asal sumber telurnya.

Jenis telur infertil yang pertama yaitu telur infertil bersumber dari ayam ras petelur atau layer komersial hasil budi daya atau telah lazim disebut telur konsumsi. Bukan telur hasil pembibitan, dalam pemeliharaannya tidak dicampur dengan pejantan. Telur ini merupakan telur infertil yang aman dan sehat untuk dikonsumsi, serta tidak dicirikan oleh warna cangkang tertentu. Warna cangkang atau kerabang telur dari semua strain ayam layer yang dibudidayakan di Indonesia umumnya cokelat. Warna kerabang sendiri dipengaruhi deposit pigmen induk selama proses pembentukan telur dan ditentukan oleh genetik ayam.

Sedangkan telur infertil jenis kedua yaitu telur infertil hasil dari breeding farm ayam ras. Telur infertil ini adalah telur tetas atau hatching egg (HE) yang tidak dibuahi oleh sel sperma dari ayam jantan. Pembuahan telur HE melalui inseminasi buatan (IB) atau pencampuran dengan pejantan dalam pemeliharaannya. Telur infertil ini merupakan ayam ras yang telah melewati masa inkubasi 18 hari (dalam mesin setter/inkubator).

Dengan menguasai informasi ilmiah ini, para peternak pemula bisa lebih cermat dan hemat dalam pemberian pakan kepada ternak ayamnya. Meski angka penghematannya tak terlalu besar, setidaknya tidak ada kata mubazir dengan memanfaatkan telur infertil untuk pakan tambahan ternak. ***

Ditulis oleh:
Abdul Kholis
Koresponden Infovet daerah Depok,
Konsultan media dan penulis buku,
Writing Coach Griya Menulis (Bimbingan Menulis Buku & Jurnalistik),
Juara I Lomba Jurnalistik Tingkat Nasional (Unsoed, 2021) & Juara I Kompetisi Menulis Artikel Tingkat Nasional dalam rangka HATN, 2022

DI BALIK PENGGEMUKAN, ADA LIMBAH KERBAU YANG MENGUNTUNGKAN

Kotoran kerbau di kandang bisa dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman. (Foto: Shutterstock)

Dengan perlakuan khusus namun sederhana, limbah kerbau bisa memperbaiki profil tanah dan menyuburkan tanaman. Meski musim kemarau panjang, tanamaan jagung dan sayur tetap tumbuh dan subur. Salah satu berkah dari metode penggemukan kerbau secara intensif.

Pertengahan Oktober lalu udara di sekitar perkebunan jagung di Kampung Sepang Tatakan, Kota Serang Banten, masih terasa panas. Padahal jarum jam sudah menunjukkan angka tiga. Musim kemarau yang menyengat tahun ini memang begitu terasa teriknya hingga jelang matahari terbenam.

Di perkebunan jagung yang bersebelahan dengan kandang kerbau, tampak Sudayat sibuk membersihkan rumput dan menebar pupuk dari kotoran kerbau yang sudah dikeringkan. Kotoran kerbau yang sudah berubah warna keabu-abuan itu di tebarkan di sekitar pangkal tanaman jagung.

Meski tanah di perkebunan milik lelaki 60 tahun ini kering, namun daun tanaman jagung dan sayuran terlihat hijau dan segar. Tak mengering atau layu, seperti yang terjadi di kebun lainnya. Apa rahasianya?

“Saya pakai pupuk kotoran kerbau yang sudah dikeringkan selama 40 hari. Cukup ditebar di sekitaran tanaman, jagung dan sayuran di kebun saya tetap tumbuh subur, meskipun kekurangan air,” ujar Sudayat kepada Infovet pada Oktober lalu.

Profesi Sudayat sebenarnya bukan petani, melainkan peternak kerbau. Sudah 40 tahun lebih warga Kampung Sepang Tatakan ini menjalani usaha ternak kerbau. Kini di kandangnya yang tampak sederhana terdapat 50 ekor kerbau dengan postur yang semuanya gemuk.

“Dulu kerbau saya enggak segemuk ini. Dulu kurus, ada juga yang agak gemuk, tapi enggak segemuk seperti sekarang. Ini saya dibimbing sama Pak Hilal, beliau yang ngajarin saya cara pelihara kerbau biar cepat gemuk,” tuturnya.

Proses penggemukan yang dilakukan Sudayat menggunakan metode yang diterapkan oleh Samsu Hilal, praktisi penggemukan kerbau. Kotoran kerbau di kandangnya dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman di ladang kebunnya yang ditanami jagung dan sayuran, setelah melalui proses pengeringan.

“Alhamdulillah, meskipun kemarau dan kesulitan air buat siram tanaman, saya pakai kotoran kerbau ini, tanaman tetap subur meskipun tidak seperti di musim hujan. Daun jagung dan sayuran tetap hijau dan hasilnya tetap bagus,” ungkapnya.

Di lokasi yang sama, Infovet juga berbincang dengan Samsu Hilal tentang seputar pemanfaatan limbah kerbau dari kandang penggemukan milik Sudayat. Praktisi penggemukan kerbau yang juga Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Banten ini menjelaskan, kotoran kerbau dari hasil penggemukan sangat baik untuk perbaikan kondisi tanah secara fisik.

“Unsur hara dalam tanah akan pulih dengan baik setelah beberapa kali digunakan untuk bertanam. Singkatnya, limbah kerbau ini juga berfungsi untuk perbaikan profil tanah,” kata Hilal.

Untuk mendapatkan hasil pupuk kandang yang maksimal pemanfaatannya, limbah kerbau yang sudah dikumpulkan dijemur hingga kering dengan ditutup Jerami. Dijemur selama 40 hari, menurut Hilal, tujuannya agar amoniak di dalam kotoran bisa keluar dan sifat dingin dari limbah kerbau sudah muncul setelah melalui proses jemur.

Dengan proses yang sederhana tersebut, setelah 40 hari, sudah bisa langsung diaplikasikan ke berbagai jenis tanaman, seperti jagung, sayuran, dan lainnya. Dengan menggunakan pupuk limbah kerbau ini, tanaman tumbuh subur meskipun di musim kemarau dan kekurangan air seperti sekarang. Ini sudah terbukti dilakukan para petani di wilayah Banten di bawah bimbingan Hilal.

“Ternak dengan proses penggemukan yang saya terapkan, limbahnya pun bisa dimanfaatkan. Ini model pengelolaan pertanian dan peternakan yang terintegrasi. Kerbaunya bisa cepat gemuk, kotorannya bisa dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman yang sangat subur dan aman dari pestisida,” ucap Hilal yang juga CEO Rumah Kerbau Indonesia ini.

Sistem Dry Lot
Hilal memaparkan, pada zaman dulu kerbau menjadi simbol kekayaan masyarakat di pedesaan. Orang desa yang memiliki lebih dari 50 ekor kerbau bisa disebut sebagai “juragan kerbau”. Pola beternak yang dilakukan pada zaman dulu sangat sederhana, hanya disediakan pakan dan minum yang cukup, ternak kerbau bisa menghasilkan.

Saat ini, sudah tak mudah lagi mendapati peternak kerbau dalam jumlah besar. Di desa-desa umumnya hanya beternak tak lebih dari 10 ekor. Hanya orang-orang yang memiliki modal besar dan minat beternak yang mau menjalankan usaha ruminansia ini.

Menurut Hilal, usaha-usaha untuk mengembangkan ternak kerbau sudah banyak dilakukan. Tetapi usaha penggemukan kerbau belum banyak, sehingga belum memenuhi kebutuhan sebagai sumber ternak potong. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, kata dia, diperlukan metode khusus agar usaha pengembangan ternak dapat berhasil dan efisien.

“Saya memiliki metode penggemukan kerbau yang sudah diuji dan alhamdulillah hasilnya bagus. Usaha penggemukan kerbau harus diterapkan secara serius, agar dapat mencapai bobot sesuai yang diharapkan dengan jangka waktu target 90 hari atau tiga bulan,” tegasnya.

Metode penggemukannya memiliki kesamaan dengan sistem penggemukan kereman atau dry lot, tetapi tingkatnya masih sangat sederhana dan alamiah. Sekadar informasi, dry lot fattening merupakan sistem penggemukan modern yang diterapkan pada ternak sapi yang dilakukan dengan memperbanyak pemberian pakan konsentrat. Pakan hijauan diberikan hanya sedikit sehingga peternak dapat mengefisiensikan biaya pakan.

Proses penanganan tidak dilakukan di alam liar, tetapi di dalam kandang atau di karantina. Hilal menjelaskan, ada dua persiapan yang dilakukan, yakni pembuatan kandang karantina dan teknik pemeliharaan penggemukan ternak kerbau.

Beternak yang Efisien
Beternak kerbau dengan menerapkan metode penggemukan yang Hilal lakukan, bukan hanya menguntungkan dari sisi penjualan kerbaunya yang memiliki bobot tinggi. Metode yang ia temukan ini juga membentuk siklus dalam manajemen beternak yang efisien.

Siklusnya, limbah kerbau bisa digunakan sebagai pupuk kandang rumput gajah atau sumber pakan ternak lainnya. Rumput gajah akan tumbuh sangat subur dengan menggunakan limbah kerbau yang telah melalui proses pengeringan. Hasil rumput diberikan kepada kerbau selama masa proses penggemukan. Siklus ini tentu saja akan mengurangi biaya pakan bagi ternak.

Menurut Hilal, pakan yang segar itu pilihan lebih baik untuk konsumsi setiap saat dan kebutuhan pakan kerbau kontinu diberikan sampai kerbau berhenti makan karena kenyang. Dalam program penggemukan ini, kerbau yang sehat memiliki kemampuan menghabiskan pakan rata-rata 25 kg/ekor/hari.

“Tanda kerbau yang mudah untuk gemuk biasanya saat kenyang makan akan berbaring atau tidur dan hal ini dikondisikan agar berat bobot dapat meningkat karena aktivitas kerbau yang tidak terlalu banyak,” ujarnya.

Untuk menghasilkan bobot kerbau yang maksimal, Hilal juga menerapkan rutinitas kerbau berendam di air. Pengondisian kerbau untuk berendam di air kubangan menjadi aktivitas penting.

“Ini dilakukan untuk membantu kerbau menjaga suhu tubuhnya. Disarankan aktivitas kerbau berendam dilakukan sehari dua kali, pagi dan sore, selama satu hingga dua jam sekali berendam. Biasanya kalau sudah puas berendam kerbau akan kembali ke kandang untuk makan dan istirahat,” jelasnya.

Selain itu, pengasapan di kandang juga penting dilakukan. Aktivitas tidur kerbau penting untuk diperhatikan karena merupakan bagian dari rangkaian proses dalam penggemukan. Maka itu, kandang dibuat senyaman mungkin dengan menghilangkan pengganggu tidur kerbau.

Metode beternak kerbau yang efektif ini jika diterapkan konsisten, diyakini akan menghasilkan keuntungan ganda. Keuntungan pertama, hasil penggemukan kerbau akan menaikkan harga kerbau perekornya. Keuntungan kedua, dengan pengelolaan limbah dari kandang kerbau bisa menghasilkan tanaman perkebunan, baik jagung maupun sayuran dan bisa lebih maksimal hasil panennya. ***

Ditulis oleh:
Abdul Kholis
Koresponden Infovet, tinggal di Depok

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer