Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Fapet UGM | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

ISTAP X DIHADIRI RATUSAN PESERTA DARI TUJUH NEGARA

ISTAP X yang digelar Fakultas Peternakan UGM. (Foto: Istimewa)

The 10th International Seminar on Tropical Animal Production (ISTAP X) yang digelar Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) sukses diselenggarakan pada 8-9 November 2023, diikuti 117 peserta dari tujuh negara, antara lain Indonesia, Thailand, Filipina, Vietnam, Arab Saudi, Bangladesh, dan Jepang.

Dalam gelaran internasional yang rutin digelar tiap dua tahun tersebut, memperkirakan akan banyak penemuan dalam penelitian ilmu peternakan dan bidang terkait lainnya. Tujuan utama acara ini adalah untuk mengembangkan proyek percontohan yang berfokus pada sistem produksi hewan yang lebih efisien dan berkelanjutan, menentukan bukti berdasarkan penelitian dan pengalaman masyarakat, serta mengomunikasikannya dengan tujuan untuk menginspirasi implementasi lebih lanjut.

Karena permintaan akan produk-produk hewani terus meningkat, terdapat kebutuhan mendesak untuk mengatasi dampak lingkungan dari peternakan, termasuk isu-isu seperti emisi gas rumah kaca, penggunaan lahan, dan konsumsi air. Dengan tema “Sustainable Animal Productivity and Environmental Footprint Toward Global Halal and Food Security”, ISTAP X menyoroti strategi inovatif, teknologi, dan praktik terbaik yang dapat menyelaraskan kapasitas produktif ternak dengan konservasi lingkungan, sehingga menawarkan jalan menuju sistem pangan yang lebih berkelanjutan.

Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof Ir Budi Guntoro SPt MSc PhD IPU ASEAN Eng, menyampaikan apa yang bisa dilakukan para ahli terkait produktivitas hewan ternak dan isu lingkungan. Kontribusi para ahli di berbagai bidang, termasuk pertanian, peternakan, teknologi pangan, dan ilmu lingkungan, memberikan perspektif holistik mengenai tantangan dan peluang di bidang produktivitas hewan berkelanjutan dalam produksi pangan halal.

“Hal ini memacu eksplorasi teknik-teknik inovatif untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan hewan, mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya, dan mengurangi jejak ekologis produksi pangan,” kata Budi dalam keterangan resminya, Sabtu (11/11/2023).

Sementara Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Keuangan UGM, Prof Supriyadi MSc PhD CMA CA Ak, turut menambahkan, “Sangat penting bagi kita untuk mencari cara-cara inovatif dan berkelanjutan untuk memenuhi tuntutan tanpa mengorbankan kesejahteraan planet atau hewan yang memainkan peran penting dalam sistem produksi pangan. Oleh karena itu, manfaatkan seminar ini sebaik-baiknya, jalin koneksi, dan ambil ilmu yang bisa diterapkan. Bersama-sama kita dapat membentuk masa depan yang lebih berkelanjutan, aman, dan manusiawi bagi dunia kita.”

ISTAP X dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama adalah sesi plenari (Plenary Sessions) dengan menghadirkan narasumber Prof Matthias Gauly (Free University of Bozen-Bolzano Italy), Prof Metha Wanapat (University of Khonkaen Thailand), Prof Heather Burrow (University of New England Australia), Dr Awis Qurni Sazili (Universiti of Putra Malaysia), Dr Maja Slingerland (Wageningen University & Research The Netherlands), Prof Nanung Agus F. (UGM), dan Dr Jasper Heerkens (Aeres University of Applied Sciences Netherlands). Sdangkan sesi kedua adalah sesi paralel, para peserta mempresentasikan hasil penelitian. (INF)

FAPET UGM ADAKAN PELATIHAN KELOLA USAHA PETERNAKAN SAPI KOMERSIAL

 

Sebanyak 30 peternak sapi mengikuti pelatihan yang diselenggarakan Fapet UGM dan RMCP. (Foto: Istimewa)

Fakultas Peternakan (Fapet) UGM bekerja sama dengan Indonesia - Australia Red Meat and Cattle Partnership (RMCP) menggelar Pelatihan Pengelolaan Usaha Peternakan Sapi Komersial Skala Kecil #Batch 5 pada 13 - 19 Maret 2023. Kegiatan ini berlangsung di tiga kota yaitu Yogyakarta, Ngawi, dan Blitar.

Sebanyak 30 peternak mengikuti kegiatan pelatihan yang difokuskan untuk membekali peternak dengan aspek teknis serta finansial pengelolaan usaha peternakan. Selain itu juga diharapkan peternak dapat menjalankan usaha peternakan mereka secara komersial dan berorientasi pada keuntungan.

“Mengingat tingginya peluang usaha ternak sapi potong di Indonesia, kegiatan pelatihan seperti ini sangat berperan penting bagi para peternak rakyat. Dalam jangka panjang perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui hasil dari pelatihan,” ujar Dekan Fapet UGM, Prof Ir Budi Guntoro, dalam keterangan resmi yang diterima Infovet, Jumat (31/3).

Maria Verica selaku Program Officer RMCP mengemukakan peran peserta sebagai peternak rakyat tentu sangat penting sebagai pemasok dan pengembang usaha peternakan di Indonesia.

Dalam hal ini peternak memerlukan kemampuan, keterampilan serta dasar ilmu yang tepat dalam manajemen, perencanaan dan analisis usaha sehingga dapat bersifat komersial.

Selain memperoleh materi pelatihan, para peserta juga melakukan praktikum mengenai penyiapan pakan dan pengolahan limbah.

Setelah itu para peserta melakukan kunjungan ke Sawojajar Farm di Ngawi dan Melati Farm di Blitar. Tujuan dilakukan kunjungan, agar para peserta dapat berdiskusi sekaligus memperoleh wawasan usaha peternakan secara langsung.

Akhir rangkaian acara pelatihan, para peserta diminta untuk membuat perencanaan dan pemaparan rencana implementasi setelah pelatihan. (INF)

 

 

 

 

PELETAKAN BATU PERTAMA PEMBANGUNAN INTERNATIONAL TRAINING CENTER FOR CAGE FREE FARM MODEL

 

Seremoni pembangunan pusat pelatihan internasional produksi dan manajemen telur cage free (Foto: Istimewa)

Selasa, 7 Juni 2022 telah berlangsung acara peletakan batu pertama dimulainya pembangunan Gedung Internasional Training Center for Cage Free Farm Model di Dusun Kalijeruk, Sleman Yogyakarta.

Pembangunan gedung tersebut sudah dirintis sejak satu tahun yang lalu. Namun, karena terjadi pandemi COVID-19 maka terpaksa ditunda. Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof Ir Budi Guntoro SPt MSi PhD IPU ASEAN Eng mengatakan pembangunan gedung ini dimaksudkan untuk kepentingan akademik. 

"Bagaimana percontohan ini bisa kita bangun supaya menjadi pusat pelatihan internasional di Asia Pasifik,” kata Budi dalam sambutannya di acara peletakan batu pertama, Selasa, diliput melalui kanal YouTube resmi Fakultas Peternakan UGM.

Dalam sambutannya, Budi memberikan apresiasi kepada pihak universitas dalam pendampingannya untuk mencari lahan, mengingat pembangunan gedung ini harus dapat segera dilakukan. Apabila tidak maka proyek percontohan ini akan dialihkan ke universitas lain atau negara lain.

Sejauh ini, peternakan ayam dengan sistem umbaran baru dapat dilakukan di Cina. UGM menjadi universitas pertama yang terpilih untuk menjadi percontohan sistem tersebut  di kawasan Asia Tenggara. Budi juga menjelaskan, hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas telur yang dihasilkan oleh ayam umbaran berbeda jauh dengan ayam yang dipelihara menggunakan sistem kandang baterai.

Selain bekerja sama dengan Global Food Patners, UGM juga menggandeng Universitas Aeres, Belanda untuk memberikan pelatihan. Hal ini dikarenakan Universitas Aeres telah memiliki pengalaman dalam program peternakan dengan sistem umbaran. (NDV)

FAKULTAS PETERNAKAN UGM DAN PT TROUW NUTRITION INDONESIA JALIN KERJA SAMA

 

Prof Budi Guntoro dan Presiden Direktur Trouw, Wully Wahyuni (Foto: Humas UGM) 

Fakultas Peternakan (Fapet) UGM dan PT Trouw Nutrition Indonesia menjalin kerja sama di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Penandatanganan nota kesepahaman bersama dilaksanakan Kamis, 20 Januari 2022 oleh Dekan Fapet UGM, Prof Ir Budi Guntoro SPt MSc PhD IPU ASEAN Eng dan Presiden Direktur PT Trouw Nutrition Indonesia, Wully Wahyuni.

“Sesuai dengan mandat pemerintah, mahasiswa diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk melaksanakan studi, salah satunya di industri. Kerja sama dengan industri tidak selalu dalam dalam bentuk finansial, tetapi dapat berupa kegiatan akademik yang berjalan panjang. Fakultas juga dapat mengundang ahli di bidang industri untuk mengisi kuliah dengan fokus investasi pendidikan agar menjadi bekal mahasiswa,” jelas Prof Budi dalam siaran pers, Sabtu (22/1/2022).

Setelah penandatanganan nota kesepahaman bersama, Dekan berharap ada tindak lanjut kegiatan-kegiatan, misalnya magang mahasiswa yang dihargai dengan SKS. Penanggungjawab kerja sama adalah Laboratorium Biokimia Nutrisi Fakultas Peternakan.

Presiden Direktur PT Trouw Nutrition Indonesia berharap Fapet UGM dan PT Trouw Nutrition Indonesia dapat saling mengenal dan melengkapi.

“Sebagai pihak industri, kami membutuhkan penelitian dari para akademisi dan solusi untuk mengatasi tantangan. Untuk mendukung inovasi, diperlukan SDM dan future leaders yang andal,” ujar Wully.

Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Kerjasama Fakultas Peternakan, Prof Ir Yuny Erwanto SPt MP PhD IPM seusai acara penandatanganan mengatakan kerja sama diharapkan juga termasuk pembinaan peternak agar mampu menyusun ransum dengan tepat dan melakukan usaha peternakan yang presisi.

“Pengalaman Trouw Nutrition Indonesia dalam teknologi precision feed akan dilanjutkan ke precision farming, sehingga kesehatan dan produktivitas ternak meningkat serta keamanan pangan terjamin,” ujar Yuny. (INF)

PELATIHAN PEMBELAJARAN SUKSES BAGI RANCHER MUDA

Pelatihan Pembelajar Sukses bagi Mahasiswa Baru (PPSMB) Rancher yang dilaksanakan Fapet UGM melalui daring. (Foto: Istimewa)

Fakultas Peternakan (Fapet), Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta kembali menyelenggarakan rangkaian Pelatihan Pembelajar Sukses bagi Mahasiswa Baru (PPSMB) Rancher pada 4-5 Juli 2021, untuk menyambut 334 mahasiswa baru (Rancher Muda). Tahun ini, tema yang diangkat dalam PPSMB adalah “Rancher Muda Berwawasan sebagai Agen Perubahan dalam Harmoni Dinamika Transisi.”

Rancher muda diharapkan mengetahui lebih mendalam tentang Fakultas Peternakan UGM dan peran strategis bidang peternakan dalam pembangunan Indonesia. Adanya pandemi COVID-19 membuat PPSMB Rancher dilaksanakan secara online dengan pembelajaran secara asynchronous dan synchronous.

Materi pembelajaran meliputi pengenalan Fapet UGM, sistem layanan akademik dan kemahasiswaan, bincang alumni mengenai peluang mahasiswa peternakan di bidang industri dan kewirausahan, serta inaugurasi sebagai penutup rangkaian kegiatan PPSMB 2021.

Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof Dr Ir Ali Agus DAA DEA IPU ASEAN Eng, menyampaikan bahwa Fapet UGM menyediakan fasilitas dan sistem pendidikan yang didukung oleh tenaga pendidik berkompeten, sehingga dapat membantu mahasiswa baru menjadi insan peternakan yang unggul dan membanggakan.

Hal tersebut terbukti bahwa program studi ilmu dan industri peternakan mendapatkan akreditasi tinggat internasional yakni ASIIN (Akkreditierungsagentur für Studiengänge der Ingenieurwissenschaften, der Informatik, der Naturwissenschaften und der Mathematik), merupakan lembaga akreditasi internasional dari Jerman untuk displin ilmu rekayasa, matematika dan sains, pertanian, biologi.

“Lapangan pekerjaan di dunia industi peternakan yang menghasilkan daging, susu, telur, madu dan hasil turunannya sangat dibutuhkan masyarakat Indonesia. Oleh sebab itu, jangan disia-siakan atas kesempatan yang dimiliki sebagai bagian dari mahasiswa Fapet UGM,” kata Ali Agus.

“Mahasiswa Fapet UGM harus berprestasi dan bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu, sehingga mampu bersaing dan adaptif di era disruption ini.” (IN)

LAWAN COVID-19, GERAKAN NASIONAL PETERNAK PETELUR BERBAGI TELUR

Aksi Peduli PPN berbagi telur untuk nakes di RSUD Sleman, Yogyakarta

Berbagai pihak saling bahu membahu melawan COVID-19. Aksi kepedulian kepada sesama ini diwujudkan dalam kegiatan Gerakan Nasional Peternak Petelur. Gerakan ini dengan membawa jargon “Ayo Jaga Sedulur, Jangan Lupa Makan Telur”.

Gerakan Nasional Peternak Petelur ini telah berlangsung dalam satu pekan, sejak 17 Juli hingga 26 Juli 2021. Aksi kepedulian dengan menyerahkan sumbangan telur ke tenaga kesehataan maupun unit kesehatan setempat, yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

Aksi kepedulian ini dilaksanakan Fakultas Peternakan UGM bekerjasama dengan beberapa asosiasi mitra seperti Pinsar Petelur Nasional (PPN), Keluarga Alumni Fakultas Peternakan UGM (KAPGAMA) dan beberapa koperasi peternak petelur di berbagai wilayah/provinsi.

PPN Lampung berkolaborasi dengan Polres berbagi telur dan sembako

Dalam satu pekan ini sudah disalurkan telur dengan sasaran para tenaga kesehatan (nakes), relawan, dan warga yang tengah menjalankan isolasi mandiri. Penyaluran dilakukan serempak di 6 provinsi, 22 kabupaten kota, kemudian lebih dari 46 rumah sakit, dinas daerah, Satgas COVID-19, komunitas relawan, dan Polres,” urai Dekan Fapet UGM, Prof Dr Ali Agus DAA DEA IPU ASEAN Eng, pada Konferensi Pers yang berlangsung Senin (26/7).

Gerakan ini merupakan murni kesadaran para pelaku peternakan khususnya peternak ayam petelur untuk mendukung perjuangan para nakes dan masyarakat yang sedang terpapar untuk meningkatkan imunitas tubuh dengan mengonsumsi telur sebagai sumber protein.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Asosiasi PPN Yudianto Yosgiarso sangat mengapresiasi teman-teman peternak ayam petelur yang turut serta dalam bertanggung jawab atas bangsa dan masyarakat di situasi pandemi seperti sekarang

“Harapan kami bantuan telur ini dapat menambah semangat sekaligus imunitas para nakes, relawan, dan masyarakat. Di tengah isu maupun informasi tidak benar yang menyebutkan telur adalah sumber kolesterol. Semoga dengan kegiatan ini kami turut berkiprah dalam membuktikan bahwa telur merupakan salah satu sumber makanan sarat gizi dan protein, mudah diperoleh, harganya murah,” terang Yudi.

PPN Malang membagikan telur untuk nakes di RSUD Lawang

Gerakan ini telah berhasil mengumpulkan telur sejumlah 10 ton lebih dan sudah disalurkan ke berbagai target nakes dan faskes setempat. Berikut data lengkapnya:

  1. PPN Lampung bersama Keluarga Alumni UGM (KAGAMA) Bandar Lampung menyampaikan ke nakes secara langsung di Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari, Natar, maupun tidak langsung karena melalui Polres Lampung Timur dan Polres Lampung Tengah. Aksi ini sangat di apresiasi oleh Wali Kota Metro Wahdi Sirajuddin, demikian disampaikan Ketua PPN Lampung sekaligus pengurus KAGAMA Lampung Ir Jenny Soelistiani.
  2. Informasi dari Solo Raya, telah menyampaikan sumbangan telur kepada para tenaga kesehatan di RSGM Soelastri Solo, Puskesmas Mojosongo, RSJD Solo, RS Bung Karno Semanggi. Demikian informasi disampaikan oleh Ketua PPN Soloraya, Joko Surono dan Ketua Penasehat PPN, Robby Susanto.
  3. PPN Kendal bersama dengan Koperasi Unggas Sejahtera Kendal menyumbang telur untuk empat Puskesmas di Kendal yaitu Sukorejo, Patean, Plantungan dan Pageruyung. Aksi ini mengundang haru dan sangat di apresiasi oleh para nakes yang diwakili oleh masing-masing kepala puskesmas. Demikian disampaikan oleh Ketua Koperasi Unggas Sejahtera Kenda, H Suwardi.
  4. Temanggung Jawa Tengah, Bantuan telur disampaikan ke Dinas Kesehatan, RSUD Temanggung, PMI Temanggung, RSK Ngesti Waluyo Temanggung, PKU Muhammadiyah Temanggung, RS Gunung Sawo Temanggung.
  5. Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, bantuan di sampaikan ke RS Margono, Dapur Umum Bp Sodik, Rusunawa UNSOED, Pengemudi ambulan RS.
  6. Kota Semarang, Jawa Tengah disampaikan ke Dinas Kesehatan Kota Semarang.
  7. Jawa Timur ke RSUD Srengat Blitar, Puskesmas Pakis dan RSUD Lawang Kabupaten Malang.
  8. Sulawesi Tengah, disampaikan ke UPT RSUD Madani, RS Wirabuana Palu, RS se kota Palu.
  9. Sulawesi Selatan, RS di Sindenreng Rappang, Pinrang, Pare-pare, dan beberapa RS Rujukan di Kota Makasar.
  10. Propinsi DIY ada beberapa lokasi. Kabupaten Gunung Kidul (RSUD Wonosari, RS Saptosari, RS Pantirahayu), Sleman (Relawan Perum Jambusari Indah, RSA UGM, RSUD Sleman), Bantul (PKU Muhammadiyah Bantul, Kecamatan Triwidadi, Puskesmas Pajangan).

*(NDV)

PENYEMBELIHAN HEWAN KURBAN DI KALA PANDEMI


Ilustrasi penyembelihan hewan kurban (Foto: Humas Fapet UGM) 

Fakultas Peternakan (Fapet) UGM melalui Halal Research Center membagikan teknik penyembelihan hewan kurban yang halal dengan tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19.

Ir Nanung Danar Dono SPt MP PhD IPM ASEAN Eng selaku dosen Fapet UGM dan Direktur Halal Research Center Fakultas Peternakan dalam Pelatihan Penyembelihan Hewan Kurban yang diselenggarakan secara daring pada Rabu, 30 Juni 2021 mengungkapkan, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurai kerumunan pada saat menyembelih hewan Kurban.

Pertama, membatasi atau mengurangi jumlah panitia yang terlibat. Pengurus takmir masjid berwenang untuk menentukan jumlah panitia. Kedua, membatasi atau mengurangi jumlah ternak yang disembelih di lokasi. “Hewan kurban yang tidak dapat disembelih di masjid dapat dititipkan kepada lembaga AMIL yang amanah untuk dikirim ke daerah atau negara lain yang lebih membutuhkan,” tutur Nanung, dalam keterangan resminya. 

Ketiga, membagi waktu penyembelihan menjadi 3-4 hari. Panitia dapat memanfaatkan kesempatan menyembelih di Hari Tasyrik. Keempat, membagi lokasi penyembelihan menjadi 3-4 tempat. Lokasi penyembelihan dapat dibagi per wilayah RT.

Nanung menambahkan, panitia kurban juga harus menyediakan air dan sabun dan atau hand sanitizer secara cukup. Anak-anak dan warga lanjut usia (di atas 50 tahun) serta warga yang sakit hendaknya tidak dilibatkan dalam penyembelihan hewan. Selain itu, sohibul kurban tidak harus hadir di lokasi penyembelihan. Shohibul kurban dapat menyaksikan penyembelihan secara online, melalui ZOOM, Webex, Google Meet, YouTube, atau media lainnya.

Jika lokasi penyembelihan termasuk zona merah atau hitam, pilihan terbaik adalah hewan disembelih di rumah potong hewan resmi milik pemerintah. (INF)

FAPET UGM SELENGGARAKAN INTERNATIONAL JOINT GRADUATE SEMINAR ON ANIMAL SCIENCE 2021

Kegiatan International Joint Graduate Seminar secara daring (Foto: Humas UGM)

Fakultas Peternakan (Fapet) UGM menyelenggarakan The 2nd International Joint Graduate Seminar on Animal Science pada Sabtu, 12 Juni 2021 secara daring. Seminar yang digerakkan oleh Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Fakultas Peternakan UGM ini mengambil tema Exploring Links Among Livestock, Agricultural, Education And Tourism In Sustainable Development.

Dalam seminar ini, Fakultas Peternakan bekerja sama dengan Departement of Animal Science- Faculty of Agriculture - Universiti Putra Malaysia (Malaysia) , International College and Faculty of Animal Science and Technology Maejo University (Thailand), College of Agriculture and Food Science University of the Philippines Los Banos (Filipina), dan Institute of Agriculture Camiguin Polytechnic State College (Filipina).

Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof Dr Ir Ali Agus DAA DEA IPU ASEAN Eng ketika memberikan sambutan dalam acara tersebut mengatakan, seminar tersebut merupakan bukti kesungguhan Fakultas Peternakan UGM untuk mencapai tujuan South-East Asia Network of Animal Science (SEANAS), yaitu konsorsium yang digagas oleh Fakultas Peternakan UGM pada 2009.

SEANAS berperan sebagai jejaring Fakultas Peternakan UGM dan beberapa pendidikan tinggi bidang peternakan di kawasan ASEAN untuk mendukung pelaksanaan ASEAN single community. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh antara lain peluang berkolaborasi akademik dan penelitian yang lebih baik, peluang pertukaran mahasiswa dan staf diantara anggota SEANAS, peningkatan manajemen mutu, dan peningkatan kompetensi mahasiswa bidang peternakan.

Seminar ini menghadirkan 2 pembicara, yaitu Prof Dr Abdul Razak Alimon selaku dosen luar biasa di Fakultas Peternakan UGM and Prof Dr Henning Otte Hansen dari University of Copenhagen, Denmark.

Prof Dr Abdul Razak Alimon dalam presentasinya yang berjudul Future Trends in Livestock Feeding for Sustainable Production mengatakan, pakan memiliki andil besar dalam upaya meningkatkan peternakan berkelanjutan. Daerah tropis di negara-negara ASEAN memiliki potensi besar untuk penyediaan pakan yang efisien. Optimalisasi potensi tersebut dapat dilakukan dengan peningkatan penguasaan pengetahuan dan teknologi. Inovasi dan teknologi pakan harus berdasarkan kebutuhan ternak, sehingga produktivitas dapat tercapai secara maksimal. Di era industry 4.0, industri peternakan salah satunya harus memanfaatkan teknologi internet of things dan sensor untuk memudahkan pemantauan ternak, serta dapat memberikan lingkungan (pakan) berdasarkan kebutuhan ternak, sehingga didapatkan peternakan yang berkelanjutan (sustainable livestock farming).

Prof Dr Henning Otte Hansen dalam presentasinya yang berjudul Value Chains In Animal Production mengungkapkan bahwa value chain memiliki peran besar dalam peningkatan efisiensi dalam industri peternakan. Value chain membahas secara detail hubungan (link) antara proses dari produksi (on farm) hingga konsumen (to fork). Permasalahan yang membuat value chain dalam industri peternakan lemah adalah minimnya kolaborasi antara satu input dengan input lainnya. Oleh sebab itu, kunci mendasar dalam pembangunan value chain yang supaya kuat adalah kolaborasi antara masing-masing input. Hal ini dapat dilakukan dengan peningkatan inovasi dan teknologi serta proses transfer teknologi kepada peternak melalui pendampingan berkelanjutan (sustainable farmer advisory).

Ir Nafiatul Umami SPt MP PhD IPM ASEAN selaku ketua panitia seminar mengatakan, seminar yang terutama diikuti oleh 141 mahasiswa Magister dan Doktor tersebut bertujuan sebagai ajang untuk berbagi pengetahuan diantara para peneliti mahasiswa pascasarjana di Asia Tenggara, memperoleh wawasan dalam perspektif internasional, dan membangun jejaring diantara mahasiswa pascasarjana.  Terdapat 53 abstrak dari Iran, Filipina, Thailand, Malaysia, Taiwan, China, Kamboja, dan Indonesia.

 Ada 4 (empat) topik dalam seminar ini, yaitu: 1. Peternakan dengan subtopik: Ilmu Nutrisi dan Pakan Ternak, Pemuliaan dan Reproduksi Ternak, Teknologi Hasil Hewan, Produksi Hewan, dan Sosial Ekonomi Peternakan; 2. Pariwisata dengan subtopik: Wisata Hewan, Agrowisata, Tour Wisata Pedesaan dan Wisata Alternatif lainnya, 3. Pendidikan pertanian dengan subtopik: Inovasi Pertanian/Pedesaan, Intervensi Penyuluhan Pertanian, Pertanian Digital, dan Mata Pencaharian dan Keberlanjutan Pedesaan, 4. Pertanian dan Bisnis Peternakan.

Prof Budi Guntoro PhD selaku koordinator jejaring institusi Universitas di Southeast Asia, yang juga President of Asia Tourism Management Academic Association (ATMA), mengatakan bahwa seminar ini akan dilanjutkan tahun depan di The 3rd International Joint Graduate Seminar on Animal Science tahun 2022, dengan memperluas jaringannya ke luar Asia Tenggara. (Rilis/INF)

 

 

MOU FAPET UGM DAN GLOBAL FOOD PARTNERS KEMBANGKAN PUSAT PELATIHAN CAGE-FREE

 

Dekan Fapet UGM menunjukkan dokumen MoU usai ditandatangani (Foto: Istimewa) 

Tren pangan global atau Global Food Trend termasuk hasil pangan ternak yaitu telur, daging, susu dari waktu ke waktu para konsumen memperhatikan aspek kesejahteraan hewan ternak. Pernyataan tersebut disampaikan Dekan Fakultas Peternakan (Fapet) UGM Prof Dr Ir Ali Agus DAA DEU IPU ASEAN Eng dalam acara penandatanganan MoU dengan Global Food Partners di bidang pembentukan pusat pelatihan cage-free.  

Selain Global Food Partners, AERES University of Applied Science juga turut menjalin kerjasama untuk mengembangkan pusat pelatihan cage-free (model kandang umbaran) untuk ayam petelur yang pertama di Indonesia serta Asia, tepatnya di kampus Bulaksumur Yogyakarta.

Pusat pelatihan ini nantinya mempertemukan produsen telur dan pemangku kepentingan industri lainnya untuk meningkatkan keberlanjutan jangka panjang dan daya saing industri telur di Indonesia dan di seluruh Asia. Pusat pelatihan cage-free juga menawarkan praktik terbaik dalam manajemen dan produksi telur dengan sistem kandang umbaran, yang berperan sebagai peternakan model bagi produsen telur sistem kandang umbaran.

Fapet UGM akan menjadi tuan rumah pusat pelatihan, menyediakan tanah, bangunan, infrastruktur, staf, pemeliharaan harian, dan sumber daya lainnya untuk kerja sama ini.

Global Food Partners telah merancang konten kursus, menghadirkan keahlian teknologi dan akan memberikan dukungan berkelanjutan melalui tim ahlinya.

Dalam seremoni penandatanganan MoU secara virtual yang diadakan Senin (7/6) ini dihadiri Dr Kate Hartcher Sr, Animal Scientist di Global Food Partners serta peneliti dan dosen Ilmu Perunggasan di Aeres University of Applied Sciences, Dr Jasper Heerkens.  

Ketika sesi tanya jawab dengan media, Ali Agus mengungkapkan aspek kesejahteraan ternak dalam konteks ini ayam petelur menjadi isu global. Para peternak pun dituntut mengadopsi memelihara ayam petelur dengan sistem cage-free dan tidak di kandang battery seperti yang memang sudah dikembangkan selama puluhan tahun.  

Ali Agus melanjutkan, tren ini perlu diantisipasi disamping telur yang dihasilkan harus bebas antibiotik dan tentu terbebas dari pencemaran lainnya.

“MoU bersama Global Food Partners ini mengembangkan fasilitas laboratorium pengembangan cage- free pada ayam petelur kemudian training center lab dan pangan sebagai model. Nantinya contoh aspek ekonomi maupun teknis seperti apa kita adopsi,” jelasnya.  

Selain itu wujud kerjasama tersebut secara teknis disebutkan Ali Agus, bentuk konkritnya akan dikembangkan kurikulum cage-free, hingga kualitas telur pun akan dipelajari. “Mahasiswa juga perlu kita berikan bekal tentang model cage-free ini,” tambah Ali Agus.

Lebih lanjut Ali Agus mengemukakan, tujuan jangka menengah ke Panjang nantinya, menurutnya model cage-free ini efisien dan efektif untuk peternak skala kecil di bawah 1000 ekor atau 2000 ekor. “Kalau bisa dipraktikkan, model ini sangat menarik,” imbuhnya.

Peternak kecil diharapkan selalu mengambil peran di bidang peternakan layer tentunya dengan menentukan segmentasi pasar ke depannya.

Sementara tujuan jangka pendek, Ali Agus menambahkan pihaknya mengambil model cage-free sederhana dengan jumlah kepemilikan tidak banyak.

“Kita transfer teknologi ke peternak yang mau mengadopsi model ini dengan pola unik dan spesifik. MoU ini mudah-mudahan bermanfaat bagi ilmu pengembangan khususnya di bidang Layer Farming,” harap Ali Agus. (NDV)

 

 

 

 

 

 

 


FREE WEBINAR: APLIKASI TEKNOLOGI REPRODUKSI & MOLEKULER TERNAK

Obrolan Peternakan (OPERA), Seri ke 12 dimana Majalah INFOVET menjadi salah satu Media Partner itu Bertemakan "Aplikasi Teknologi Reproduksi dan Molekuler Genetik untuk Peningkatan Produktivitas Ternak" rencananya akan digelar dalam bentuk webinar secara gratis.

Diselenggarakan oleh Fakultas Peternakan (Fapet) UGM, acara dihelat pada Rabu 30 September 2020 mendatang, dimulai sejak pukul 09.00 sd 11.00 WIB dengan menghadirkan dua narasumber.

Adalah Ir. Diah Tri Widayati, SPt, MP, PhD, IPM dan Ir. Dyah Maharani,SPt, MP, PhD, IPM sebagai narasumber, dimoderatori oleh Ir. Riyan Nogroho Aji, SPt, MSc, IPP ketiganya merupakan dosen Fapet UGM.

Webinar yang ditayangkan melalui stream on zoom itu pesertanya dibatasi maksimal 500 seats saja. Peminat bisa mendaftarkan diri via http://ugm.id/OPERA12, atau melalui kontak narahubung dengan sdri Iswanti: HP +6285293153518; email: diskusi.fapet@ugm.ac.id

Selain ilmu pengetahuan, peserta akan memperoleh pula e-Sertifikat.

FAPET UGM SELENGGARAKAN KONTES SAPI PERAH SEMI VIRTUAL PERTAMA DI INDONESIA

Kontes sapi perah (Foto: Ist)


Fakultas Peternakan (Fapet) UGM bekerja sama dengan Koperasi Sekunder Sarana Usaha Warga Sejahtera Sleman menyelenggarakan kontes sapi perah semi virtual pertama di Indonesia pada 1—5 September 2020. Proses penjurian dan pengumuman pemenang dilakukan secara daring dan langsung dengan diikuti oleh 72 sapi milik peternak yang tergabung dalam Koperasi Sekunder Sarana Usaha Warga Sejahtera Sleman. Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka pelaksanaan Pengabdian Masyarakat skema Program Pengabdian Kepada Masyarakat Berbasis Pemanfaatan Hasil Penelitian dan Penerapan Teknologi Tepat Guna.

Dosen Fapet UGM, Ir Yuni Suranindyah MS PhD IPM selaku ketua kegiatan mengatakan pada Minggu (13/9), karena pandemi Covid-19, kontes diadakan secara semi virtual. Pada tahap awal, setiap kelompok peternak mengidentifikasi dan menyeleksi ternak yang akan diikutkan kontes dengan berdasarkan pada petunjuk teknis yang diunggah di Youtube. Petunjuk teknis ini berupa pengukuran kuantitatif dan kualitatif yang dibuat oleh pakar dengan memperhatikan Standar Nasional Indonesia (SNI) sapi perah. Cara ini diharapkan dapat melatih kemampuan peternak dalam mengambil data ukuran tubuh sapi perah dan sifat-sifat yang mencerminkan produksi susu.

Suranindyah menambahkan, kontes ternak ini diadakan untuk memotivasi peternak dalam memproduksi  bibit  sapi  perah  yang  berkualitas sekaligus mendampingi para peternak dalam melakukan penjaringan bibit di lingkup koperasi susu. Tujuan jangka panjang dari kontes ini adalah koperasi mampu membentuk pola pembesaran bibit sapi perah unggul dari peternak secara mandiri. Kualitas bibit yang disediakan secara mandiri lebih baik, dijamin sehat dan tidak tertular penyakit dari luar, serta dapat dipilih keturunan dari sapi dengan produksi susu tinggi.

Bupati Sleman, Drs H Sri Purnomo MSi yang hadir dalam acara pengumuman pemenang kontes pada Minggu (13/9/2020) mengatakan, Kabupaten Sleman menyambut baik diselenggarakannya kontes sapi perah dan setuju untuk diadakan kerja sama di masa yang akan datang. Sri Purnomo juga berharap kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh Fapet UGM di Sleman dapat ditingkatkan.

 Sri Purnomo mengatakan, Koperasi Sekunder Sarana Usaha Warga Sejahtera Sleman yang satu bulan yang lalu dikunjungi oleh Menteri Koperasi dan UKM masih perlu dioptimalkan agar mendapat dukungan berupa penguatan modal oleh pemerintah pusat. Dirinya berharap, dengan bimbingan dari Fapet UGM, sapi-sapi perah di Sleman berkualitas baik sehingga para peternak mendapatkan hasil yang lebih baik. Tim dari Fapet UGM dapat melihat langsung ke lereng Merapi untuk memilih sapi yang tidak hanya menghasilkan susu dalam jumlah lebih banyak tetapi juga berkualitas. Ketika susu banyak dan baik, dapat diserap pabrik susu di sekitar Merapi bahkan saat ini ada sebagian susu yang telah disetor ke pabrik susu di Surabaya.

Dekan Fapet UGM, Prof Dr Ir Ali Agus DAA DEA IPU ASEAN Eng yang juga hadir dalam acara tersebut mengatakan, pengabdian masyarakat merupakan komitmen UGM yang dilahirkan pada masa perjuangan untuk menegakkan kemerdekaan dan untuk membantu mencerdaskan masyarakat. Ilmu pengetahuan teknologi yang dikembangkan di Fapet UGM harus disampaikan ke masyarakat termasuk peternak sapi perah, apalagi UGM berada di Sleman. Oleh karena itu, Fapet berkomitmen untuk selalu mendukung transfer ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meingkatkan ketrampilan dan kesejahteraan masyarakat.

Fapet UGM turut gembira atas keberadaan dan kiprah Koperasi Sekunder Sarana Usaha Warga Sejahtera Sleman. Adanya koperasi ini  mempercepat langkah maju perekonomian dari sektor persusuan berbasis kerakyatan karena bekerja sama dengan peternak dan untuk saling menguatkan.

Ali Agus juga berharap kontes dapat diselenggarakan setiap tahun untuk memotivasi petani petenak di Sleman dalam mengelola usahanya, memilih bibit sapi yang unggul dengan produktivitas tinggi, sehingga akan meningkatkan keuntungan dan kesejateraan mereka. Saat pandemi Covid-19 ini, peternak sapi perah pun masih tetap eksis bahkan meningkat usahanya karena permintaan akan susu segar tetap ada bahkan cenderung meningkat.

Tim juri yang diketuai oleh Prof Dr Sumadi MS IPU dari Fakultas Peternakan UGM, beserta drh. Nanang Danardono selaku juri dari Dinas Pertanian Sleman melakukan penilaian dengan mendatangi peserta dengan menerapkan standar protokol kesehatan yang ketat. Sementara itu, drh. Samsu Fikar, juri dari BBPTU Baturraden, melakukan penilaian dari aspek kualitatif secara daring berdasarkan pada foto masing-masing sapi dan hasil penjaringan pengukuran data kuantitatif.

Pengumuman pemenang dilakukan secara semi virtual, yaitu melalui live streaming Youtube dan pertemuan langsung pada 13 September 2020 dengan jumlah terbatas dengan mematuhi protokol kesehatan di lingkungan koperasi Samesta, Ploso Kerep, Umbulharjo, Cangkringan. Selain memperoleh sertifikat dan uang pembinaan, sapi pemenang kontes didaftarkan untuk mendapatkan Surat Keterangan Layak Bibit (SKLB) dari Dinas Pertanian Kabupaten Sleman.

Menurut Suranindyah, dengan cara sistem semi virtual ini, sapi tidak perlu diangkut ke lokasi kontes sehingga tidak stres dan tidak terganggu produksinya. Peternak juga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk mengangkut ternak. Selain itu, penilaian riil di lokasi memungkinkan juri melihat kondisi sehari-sehari peternak.

Dari lomba tersebut, pada umumnya kondisi sapi baik bahkan ada sapi dengan tingkat produksi istimewa.  Namun, masih ditemui kendala, yaitu proses pemeliharaan selama pembesarannya yang kurang baik sehingga waktu beranaknya terlambat. Peternak sapi perah di Sleman mayoritas menyuplai kebutuhan susu di DIY dan sebagian disetor ke pabrik susu di Jawa Barat. Rata-rata setiap sapi menghasilkan 12 hingga 23 liter susu per hari bahkan ada yang dapat mencapai hingga 45 liter per hari.

Peserta kontes adalah anggota Koperasi Sekunder Sarana Usaha Warga Sejahtera yang terdiri   atas  4  koperasi  susu  yaitu  Warga Mulya, Sarono Makmur, Sapi Merapi Sejahterata (Samesta) dan Usaha Peternakan dan Pemerahan (UPP) Kaliurang. Kontes ternak dibagi menjadi 2 kategori, yaitu kategori sapi dara dan induk laktasi. Setiap kelompok mengajukan 1 sapi yang akan dinilai di setiap kategori.  Penentuan peserta kontes di setiap kelompok didampingi oleh pengurus koperasi susu.

Pemenang kontes kategori sapi dara juara I Suwondo dari Koperasi Sarono Makmur, juara II Sarijani dari Koperasi Sapi Merapi Sejahterata, juara III Suprapto dari Koperasi Sarono Makmur, juara harapan I Sukamto dari Koperasi Warga Mulya, dan juara harapan II Marsudi dari Koperasi Warga Mulya.

Pemenang kontes kategori induk laktasi, juara I Waji dari Boyong, juara II Pardi dari Boyong, juara III Sarijani dari Ngipiksari, juara harapan I Supriyanto dari Kemiri, dan juara harapan II Pardi Mulyo dari Boyong. (Humas UGM)

 

 


HIMPITAN PETERNAK UNGGAS DAN FEED ADDITIVE SEBAGAI SOLUSI PENGGANTI AGP

Webinar Obrolan Peternakan (Opera)


Pesatnya teknologi di bidang perunggasan, perlindungan terhadap peternakan unggas rakyat masih dihadapkan pada berbagai tantangan. Kebijakan pemerintah adalah salah satu faktor yang membuat peternak unggas makin terhimpit.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ir Adi Widiatmoko, Konsultan Marketing PT Cheil Jedang Super Feed dalam acara Obrolan Peternakan (Opera) Rabu, 2 September 2020 melalui Zoom. Adi mengatakan, kebijakan pemerintah berupa penyetopan impor jagung, pelarangan Antibiotic Growth Promoter (AGP), dan izin budidaya unggas komersial oleh pabrikan hingga 2% dinilai memberatkan peternak unggas.

Pada 2015, pemerintah menghentikan impor jagung yang menyebabkan harga jagung naik. Hal ini menjadi lebih parah karena penghentian impor dilakukan pada Oktober ketika tidak ada panen. 

Hasilnya, harga jagung naik secara drastis. Kemudian, pada 2018 pemerintah melarang penggunaan AGP yang menyebabkan risiko kematian tinggi dan turunnya performan, adanya necrotic enteristis dan dysbacteriosis (penyakit yang disebabkan oleh bakteri), wet litter, dan menaikkan biaya produksi. Sementara itu, pengganti AGP sangat mahal dan akan menyulitkan peternak.

Menurut Adi, pemerintah perlu berhati-hati dalam membuat kebijakan karena selama ini lebih berpihak ke konsumen. Pemerintah hendaknya membuat kebijakan yang juga menguntungkan untuk peternak.

Faktor lain yang menyulitkan peternak adalah perubahan strategi supplier berupa perubahan raw material yang diformulasikan oleh feedmill akan berefek cukup besar ke peternak. Selain itu,  frozen shop yang kini marak menjual produk dibawah harga normal juga akan menekan peternak.

Adi menambahkan, pengurusan registrasi NPP yang lama dan adanya SNI juga memberatkan peternak. Hal ini menyebabkan inovasi pakan menjadi sulit dan biaya produksi menjadi mahal karena tidak dapat memanfaatkan sumber lokal.

Kendati demikian, Adi mengungkapkan bahwa ada perbaikan signifikan yang dapat mendukung investasi bisnis selama 5 tahun mendatang yaitu stabilitas ekonomi yang terkontrol, kondisi politik yang kondusif, inflasi yang terjaga, dan pertumbuhan populasi.

Prof Dr Ir Zuprizal DEA IPU ASEAN Eng, dosen Fapet UGM yang juga menjadi narasumber dalam acara tersebut mengatakan, penggunaan AGP yang dilarang dapat digantikan dengan feed additive yang menggunakan teknologi nano yang dikembangkannya di laboratorium.

Menurut Zuprizal, permasalahan pakan unggas lebih rumit bila dibandingkan dengan permasalahan pakan ternak lain. Hal ini disebabkan beberapa faktor, yaitu proses pencernaan berjalan lebih cepat, waktu pernafasan dan sirkulasi darah lebih cepat, suhu tubuh 4-50C lebih tinggi (410C), bergerak lebih aktif, lebih sensitif terhadap pengaruh lingkungan, pertumbuhan lebih cepat, lebih cepat dewasa, dan produksi telur tinggi. Biaya pakan mencapai 70% dari variable cost produksi. Oleh karena itu, unggas membutuhkan nutrien yang cukup agar pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh dan produksinya tetap baik.

Teknologi nano yang digunakan Zuprizal dalam penelitiannya adalah memperkecil ukuran partikel dari feed additive yang akan diberikan. Nano teknologi adalah teknologi yang mempelajari objek yang berukuran 10-9 atau 1/1 miliar.

Zuprizal mengembangkan nano enkapsulasi untuk bahan yang sifatnya padatan, misalnya kunyit. Kunyit dipotong, dijemur, dan digiling sampai halus kemudian diberikan ke ayam. Pada tahap ini, bermacam-macam zat dalam kunyit jika diekstrak ada kurkumin. Kurkumin bisa dimanfaatkan sebagai antibiotik tapi jika diberikan begitu saja dapat merusak pencernaan sehingga dibuat nano enkapsulasi. Feed additive ini nantinya dimasukkan ke dalam air minum ternak unggas. Dengan ukuran partikel yang kecil, akan terserap dan berinteraksi dengan cepat di dalam tubuh.

Narasumber lain yaitu Dr Muhsin Al Anas SPt, dosen muda Fapet UGM mengatakan bahwa kinerja saluran cerna menentukan produktivitas ternak unggas. Gangguan yang menyebabkan kinerja usus atau saluran cerna tidak optimal karena senyawa racun seperti mikotoksin dan peningkatan bakteri patogen.

Bakteri patogen menghasilkan senyawa beracun seperti Lipopolisakarida (LPS) yang berbahaya bagi ternak. Adanya senyawa mikotoksin dan LPS menyebabkan pertumbuhan vili-vili usus tidak optimal, bahkan menyebabkan peradangan usus. Akhirnya pemanfaatan nutrien tidak optimal dan terjadi penurunan produksi ternak

Penambahan feed additive menjadi penting untuk meningkatkan kinerja saluran cerna sehingga absorbsi nutrien dapat maksimal. Feed additive yang ditambahkan dapat berupa essential oil, acidifier, toxin binder, enzim, dan anti-mikrobial peptide. (INF/NDV)

 

 

 

 

 

BINCANG BIOKIMIA SERI 1: FERMENTASI TINGKATKAN KUALITAS PAKAN

Webinar bertajuk BINCANG BIOKIMIA Seri 1 dengan topik “The Prospect of Microbes in Feed Fermentation”. (Foto: Istimewa)

Guru Besar Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (Fapet UGM), Prof Dr Zaenal Bachruddin, mengatakan bahwa proses fermentasi akan membuat kualitas pakan meningkat, serta berpengaruh terhadap produktivitas ternak dan kualitas produknya. 

Hal itu ia sampaikan dalam webinar bertajuk BINCANG BIOKIMIA Seri 1 dengan topik “The Prospect of Microbes in Feed Fermentation”, Kamis (27/8/2020). 

“Proses fermentasi menjadikan kualitas pakan meningkat dan berpengaruh terhadap produktivitas ternak serta kualitas produk. Penambahan bakteri asam laktat sebagai starter fermentasi tidak hanya berupaya menurunkan pH lebih cepat, akan tetapi juga dapat mencegah bakteri patogen yang berbahaya bagi ternak seperti E. coli,” ujar Prof Zaenal.

Ia yang memiliki banyak pengalaman dalam pengembangan pakan fermentasi dan aplikasinya pada ternak, telah mendapatkan bakteri Bacillus subtilis 11A yang diketahui memiliki kemampuan dalam proses fermentasi yang baik.

“Pemanfaatan bakteri tersebut dalam pakan fermentasi dapat menghasilkan domba dengan tingkat produktivitas yang lebih tinggi,” ucapnya.

Sementara pembicara lain yang juga memiliki pengalaman sama yakni Japan International Research Center for Agriculture Science, Yimin Cai, menambahkan bahwa pemanfaatan hijauan untuk membuat pakan fermentasi dapat dilakukan dengan penambahanan bakteri asam laktat.

“Pemanfaatan teknologi pakan fermentasi tidak hanya untuk menyediakan pakan bagi ternak, akan tetapi berkaitan dengan mendukung peternakan yang berkelanjutan (sustainable livestock production),” kata Cai.

Berdasarkan hasil penelitian yang ia lakukan, pakan fermentasi dapat menurunkan produksi metan pada ternak ruminansia. Tentu hal tersebut akan menguntungkan karena dapat menurunkan emisi gas rumah kaca yang berdampak terhadap global warming, selain itu meningkatkan optimalisasi nutrien pakan untuk produktivitas ternak. (IN)

HKTI YOGYAKARTA RINTIS KONSEP PELIHARA AYAM BAHAGIA

Pemberian bantuan ayam petelur kepada Pondok Pesantren Is Aswaja Lintang Songo. (Foto: Istimewa)

Ayam bahagia merupakan konsep budi daya ayam petelur yang mengedepankan kesejahteraan hewan (Kesrawan/animal welfare) dengan cara beternak umbaran untuk menghasilkan telur berkualitas. Hal ini juga didukung dengan teknologi pakan sesuai kebutuhan ternak.

Konsep budi daya ayam bahagia tersebut dirintis PT Widodo Makmur Unggas (WMU) dan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) cabang Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan memberikan bantuan 100 ayam petelur kepada Pondok Pesantren Is Aswaja Lintang Songo di Dusun Pagergunung I, Jl. Pagergunung No. 1, Sitimulyo, Piyungan, Bantul pada Kamis (6/8/2020).

Ayam petelur yang dibudidayakan dengan konsep ayam bahagia tersebut menurut Ketua HKTI Cabang DIY, Prof Ali Agus, yang juga Dekan Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (Fapet UGM), dapat menurunkan stres pada ayam dan meningkatkan kualitas telur. Sebab ayam petelur menghasilkan protein hewani untuk masyarakat dengan harga terjangkau.

Sementara Drs H. Heri Kuswanto, selaku pengurus pondok memberikan apresiasi terhadap program ayam bahagia tersebut. Pertanian dan peternakan menjadi program utama pengembangan pondok, selain ilmu agama yang diberikan kepada para santri.

“Peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola peternakan diharapkan dapat membekali para santri apabila nantinya sudah mulai hidup di masyarakat,” kata Heri.

Dalam hal teknis pendampingan budi daya ayam petelur di Pondok Pesantren Is Aswaja Lintang Songo, dilakukan oleh Laboratorium Biokimia Nutrisi, Fapet UGM. Pendampingan antara lain terdiri dari pembuatan pakan secara mandiri, manajemen budi daya ayam petelur, hingga penjualan. 

Ketua Laboratorium Biokimia Nutrisi Fapet UGM, Prof Lies Mira, yang turut serta dalam penyerahan bantuan memaparkan bahwa peternakan ayam petelur tentunya harus dapat dikelola dengan memperhatikan kaidah Kesrawan.

“Lebih dari itu, peternak perlu memperhatikan lingkungan, pengelolaan yang baik dari sisi pakan dan limbah dapat mengurangi cemaran lingkungan. Selain itu, peternakan juga dapat dijalankan secara efisien sehingga meningkatkan keuntungan,” ujar Lies.

Program pemberdayaan pondok pesantren dan kelompok masyarakat melalui pemberian ayam petelur dan pendampingan budi daya dengan konsep ayam bahagia tersebut juga direncanakan akan dilakukan di beberapa tempat, seperti Pondok Pesantren Irsyadul Anam, di Kalasan Prambangan dan Paguyuban Ibu-ibu Dasawisma Dewi Sari, di daerah Buyutan, Gadingsari, Sanden, Bantul, Yogyakarta. (IN)

DUA PENELITI FAPET UGM MEMPEROLEH PENGHARGAAN DARI MURI

Pendiri MURI, Jaya Suprana saat memberikan penghargaan kepada peneliti Fapet UGM secara daring

Dua peneliti Fakultas Peternakan (Fapet) UGM yaitu Prof Dr Ir Ali Agus DAA DEA IPU ASEAN Eng dan Ir Dyah Maharani SPt MP PhD IPM memperoleh penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) berkat penelitiannya dalam membuat teknologi fermentasi pakan komplet “burger pakan” dan alat penanda DNA. Penghargaan diserahkan secara daring pada Kamis (6/8/2020).

Ali Agus menjelaskan pada Kamis (6/8) bahwa teknologi fermentasi pakan komplet “burger pakan” telah dikembangkan sejak 15 tahun terakhir. Pengembangan teknologi pakan tersebut didasarkan pada fakta bahwa umumnya peternak sapi potong memberi pakan beru/pa jerami, tebon jagung, dan pakan konsentrat yang berasal dari limbah pertanian dan industri seperti dedak padi, kulit kopi, kakao, dan sebagainya yang memiliki kualitas nutrisi relatif rendah.

Untuk meningkatkan kualitas nutrisi pakan, Ali Agus mengembangkan burger pakan ditambah dengan multi mikrobia yang dinamai saos burger pakan untuk meningkatkan kualitas nutrisinya. Dengan demikian, ketika sapi mengonsumsi pakan dengan adanya penambahan/perlakuan saos burger pakan, maka nutrisi dan kecernaannya meningkat sehingga dapat lebih meningkatkan produktivitas ternak. Untuk sapi potong dapat mempercepat pertumbuhan ternak.

Ali mengatakan, burger pakan merupakan teknologi yang mudah, murah, aman dan baik. Burger pakan terbuat dari jerami, padi, dedak gandum, molase, dan larutan mikrobia. Jerami merupakan bahan yang mudah didapat dan murah. Proses fermentasi juga hanya berlangsung selama 24 jam.

Fapet UGM telah mengimplementasikan pembuatan burger pakan ketika terjadi erupsi Merapi pada 2010. Burger pakan ternak menjadi solusi penyediaan pakan ternak berkualitas untuk puluhan ribu sapi milik peternak terdampak erupsi.

Peneliti lain, Ir Dyah Maharani SPt MP PhD IPM mengungkapkan bahwa  pola makan modern cenderung mengonsumsi makanan yang memicu peningkatan kolesterol di dalam darah, dimana jika tidak berimbang dapat memicu penyakit degeneratif seperti jantung koroner, diabetes, dan darah tinggi.

Daging ayam diyakini memiliki kandungan asam lemak tidak jenuh yang berperan dalam menurunkan low-density lipoprotein (LDL) atau sering disebut sebagai kolesterol jahat. Oleh karena itu, Dyah Maharani melakukan penelitian yang menemukan suatu alat untuk menyeleksi ayam-ayam yang akan memproduksi daging dengan kandungan asam lemak tidak jenuh, yaitu dengan menggunakan marker DNA yang ada pada gen Stearoyl-CoA Desaturase (SCD) dimana gen ini berperan sebagai metabolisme asam lemak.

Marker DNA ini sudah dipatenkan di lembaga paten Korea dan bermanfaat untuk mempermudah para peternak ayam dalam memilih ayam-ayam yang akan dibudidayakan.  Dengan dilakukan seleksi, ayam-ayam tersebut akan memproduksi daging yang memiliki kandungan asam lemak tidak jenuh yang baik untuk kesehatan manusia. (Rilis)  

PENUTUPAN PROGRAM WBA BATCH #1: MENYIAPKAN SDM UNGGUL PERUNGGASAN

Webinar penutupan program WBA batch #1, Senin (10/8/2020). (Foto: Dok. Infovet)

Sehubungan berakhirnya program “Work Based Academy” (WBA) batch #1 atas kerja sama Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (Fapet UGM) dan PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI), dilaksanakan webinar penutup sekaligus presentasi dari beberapa peserta pada Senin (10/8/2020).

“Program ini menjadi terobosan dalam membangun sumber daya manusia (SDM) unggul untuk mengelola closed house di industri perunggasan. Program ini merupakan kolaborasi yang apik, karena tantangan ke depan adalah menyiapkan industri perunggasan secara efisien dan peran SDM sangat penting untuk menjawab tantangan itu,” ujar Koordinator WBA, Muhsin Al Anas dalam webinar penutupan WBA batch #1.

Pada kesempatan yang sama Presiden Direktur CPI, Dr Thomas Effendy, mengapresiasi suksesnya program WBA tersebut. “Program ini sangat luar biasa, karena industri perunggasan kalau ingin maju, arahnya sudah harus ke closed house untuk bersaing. Namun SDM kita masih sangat minim mengenai closed house, untuk itu dengan adanya program ini kita harap peserta mendapat pengalaman, serta menjadi SDM peternakan unggul dan bisa berkarya di bidang perunggasan khususnya closed house,” ujar Thomas.

Hal senada juga disampaikan Dekan Fapet UGM, Prof Ali Agus, yang turut hadir. Menurutnya program WBA ini merupakan sumbangsih insan peternakan untuk menyiapkan SDM perunggasan yang profesional.

“Di sini peserta mendapat banyak pengalaman untuk meningkatkan keterampilan, kompetensi dan kesiapan mereka mengenai budi daya ayam broiler pada kandang closed house. Dengan program ini kita turut membantu menyiapkan SDM unggul perunggasan dengan harapan mampu menghadapi persaingan global,” kata Prof Ali.

Adapun tiga peserta dari 20 peserta WBA terpilih turut memberikan presentasi mini project hasil dari program tersebut, diantaranya M. Tanifal alumni Fapet Andalas mengenai “Simulasi Analisa Hasil Produksi Peternakan,” kemudian Aryo Pujo Sakti alumni Fapet UGM soal “Manajemen Sexing dan Penjarangan Sesuai Kapasitas Kandang dan Planning Panen” dan Muhammad Yaser dari Institut Pertanian Bogor mengenai “Penggunaan Air Deflector untuk Meningkatkan Kecepatan Angin di Kandang.”

Program WBA sendiri memiliki tujuan mengisi kesenjangan kebutuhan industri peternakan ayam broiler terhadap profesional/tenaga kerja yang siap pakai, khususnya terkait budi daya closed house. Program juga memberikan pembekalan kepada peserta yang tidak didapatkan dalam bangku perguruan tinggi terkait praktik lapangan guna meningkatkan potensi alumni peternakan untuk tumbuh berkarir di industri yang terus berkembang ini.

Adapun materi pelatihan in class training WBA batch #1 mengenai manajemen closed house overview, bisnis broiler dan kemitraan, MKE (mekanik, kelistrikan dan energi), SHE (safety, health and environment), animal welfare, nutrisi dan manajemen pakan, pengenalan teknis dan sistem closed house, manajemen produksi, ventilasi, manajemen kasus, technical service, kepemimpinan, continues improvement dan lain sebagainya. Kemudian kegiatan on the job training dilakukan ke beberapa farm perusahaan, mitra maupun cabang.

Kesuksesan program kerja sama WBA ini akan terus dilanjutkan. Program WBA batch #2 masih akan digodok lebih lanjut dengan tetap fokus pada peningkatan SDM bidang peternakan.

“Kita akan godok lagi bersama Prof Ali Agus dan masukan dari peserta. Kita tetap fokuskan kepada peningkatan SDM unggul perunggasan. Semoga bisa ditingkatkan lagi khususnya jumlah peserta atau yang lainnya,” pungkas Thomas. (RBS)

STRATEGI PENGGEMUKAN TERNAK MENJELANG IDUL ADHA

Penggemukan ternak jelang hari raya Idul Adha (Foto: Ist)


Penggemukan ternak menjadi perhatian para peternak terutama menjelang momen-momen tertentu seperti Idul Adha. Dalam penggemukan ternak, pemberian pakan yang optimal menjadi kunci utama keberhasilan. Hal tersebut dikupas dalam Obrolan Peternakan edisi ke-3 tanggal 20 Juni 2020 yang merupakan persembahan dari Departemen Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan (Fapet) UGM.

Dr Ir Bambang Suwignyo SPt MP IPM ASEAN Eng, salah satu narasumber yang juga Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Kerja Sama Fapet UGM, mengatakan bahwa pelet pakan hijauan dapat menjadi pilihan pakan dengan berbagai keunggulan.

Gulma sebagai sumber bahan pakan utama untuk membuat pelet pakan hijauan adalah jenis bahan pakan yang lebih tahan terhadap situasi ekstrem, yaitu panas dan air yang sedikit (musim kemarau) dibandingkan dengan rumput konvensional sehingga hampir pasti tersedia/tumbuh sepanjang tahun.

Bambang menambahkan, pelet pakan hijauan juga mengandung serat protein kasar tinggi lebih dari 20%, karena campurannya dapat didesain dengan komponen utama yang dominan adalah rumput gulma bernutrisi tinggi. Kadar nutrisinya dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan pakan. Pada kadar protein kasar yang sama, pelet pakan hijauan lebih murah dibandingkan dengan konsentrat komersial. Pelet pakan hijauan dapat berupa murni hijauan atau dicampur bekatul atau konsentrat.

Pelet hijauan pakan memperkecil peluang pakan tersisa karena ternak tidak dapat memilih. Jika pakan diberikan dalam bentuk hijauan, akan banyak yang tersisa karena ternak memilih yang dimakan. Pakan yang tidak terpilih akan terinjak ternak, bercampur dengan kotoran, dan menumpuk.

Cara pembuatannya pun sangat mudah. Hijauan dicampur dan dimasukkan ke dalam mesin kemudian dikeringkan selama 2—3 hari jika panas terik. Setelah kering, warnanya menjadi hijau kecoklatan. Semakin tinggi kadar konsentrat, warna pelet makin cerah. Setelah itu, pelet paling baik disimpan di dalam drum plastik karena kedap air, kuat, dan ukuran dapat dipilih.

Bentuk pelet juga menjadi kompak tidak voluminous (rowa) sehingga mudah dipacking dan dimobilisasi. Sangat cocok untuk penanganan ternak dalam program rescue, misalnya bencana erupsi Merapi atau Gunung Agung beberapa waktu lalu.

Narasumber lain, Prof Dr Ir Ristianto Utomo SU, dosen di Laboratorium Teknologi Makanan Ternak Fapet UGM mengungkapkan alternatif lain pakan berkualitas adalah pakan komplet fermentasi.

Ini cara pembuatan pakan komplet fermentasi: (1) Hijauan dicacah dan dicampur. (2) Hijauan ditambahkan konsentrat sesuai formula dan diaduk hingga merata. (3) Hijauan dimasukkan dan dipadatkan di dalam drum plastik kemudian diperam sekitar satu minggu. (4) Setelah diperam, pakan siap diberikan kepada ternak.

Pakan komplet fermentasi merupakan hasil fermentasi dari pakan komplet dengan menggunakan mikrobia sebagai inokulan dan molases sebagai substrat. Proses fermentasi dapat menaikkan kecernaan pakan dan meningkatkan kualitas pakan. Selain itu, pakan komplet fermentasi dapat dibuat dalam jumlah yang banyak sehingga peternak memiliki cadangan pakan. Dengan demikian, peternak tidak perlu mencari pakan setiap hari.

Dalam kesempatan yang sama, Prof Dr Ir Zaenal Bachruddin MSc IPU ASEAN Eng, dosen di Laboratorium Biokimia Nutrisi Fapet UGM yang menjadi inventor dan pengembangan bakteri asam laktat, memaparkan tidak hanya secara ilmiah, namun juga pengalamannya mengimplementasikan hebatnya mikrobia ke dalam ternak domba.  

Bisnis pakan dengan konsep ada peran serta mikrobia ini dapat menjadi bisnis yang menjanjikan. Sementara itu sebagai pakan ternak, keberadaan mikrobia dalam pakan sangat menunjang kinerja produktivitas ternak. (Rilis/INF)  

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer