-->

INDO LIVESTOCK RESEARCH AND INNOVATION AWARD 2024

Foto para peraih Indo Livestock Research & Innovation Award 2024 bersama dewan juri dan panitia. (Foto: Istimewa)

Sebagai bentuk komitmen dalam industri pengembangan peternakan Indonesia, Yayasan Pengembangan Peternakan Indonesia (YAPPI), bekerja sama dengan Napindo selaku penyelenggara pameran Indo Livestock, memberikan penghargaan Indo Livestock Research and Innovation Award 2024 kepada para insan peternakan.

Penghargaan yang dibalut dalam acara Executive Gathering Indo Livestock yang digelar pada hari pertama pameran (17/7/2024), juga bekerja sama dengan Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan IPB University (PSP3-IPB), Asosiasi Fakultas Kedokteran Hewan (AFKHI), Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Peternakan Indonesia (FPPTPI), Solidaritas Alumni SPR Indonesia (Saspri), yang didukung oleh Ditjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek.

Indo Livestock Research & Innovation Award 2024 diikuti oleh 24 perguruan tinggi negeri dan swasta, melibatkan 20 magister, 24 doktor, dan 22 profesor yang mengikutsertakan 61 hasil karya penelitian.

Setelah melalui serangkaian proses penilaian oleh dewan juri, diputuskan lima penerima penghargaan dengan nama Widhi Catha Satwa Nugraha, sebagai berikut: (INF)

Pemenang Indo Livestock Research and Innovation Award 2024

Kategori Sapi Pedaging:
Prof. Dr. Mochamad Lazuardi (Universitas Airlangga)
Judul Penelitian/Inovasi: “Perangkat Uji Cepat Karkas Ayam dan Sapi Terhadap Kandungan Air Berlebih dan Proses Pembuatannya”

Kategori Sapi Perah:
Prof. Dr. Ir. Indah Prihartini, MP., IPU (Universitas Muhammadiyah Malang)
Judul Penelitian/Inovasi: “Probiotik Ternak Plus Inovasi Untuk Ketahanan, Keamanan Dan Keberlanjutan Peternakan Sapi Perah”

Kategori Kambing-Domba
(Universitas Gadjah Mada)
• Prof. Ir. Nafiatul Umami, SPt., MP., PhD., IPM., ASEAN Eng
• Prof. Dr. Ir. Bambang Suhartanto, DEA., IPU
• Dr. Teguh Wahyono, S.Pt, M.Si
Judul Penelitian/Inovasi: “Rumput Unggul Gama Umami (Pennisetum purpureum Var Gama Umami) sumber Biomasa Pakan Serat untuk Ruminansia”

Kategori Unggas:
(Universitas Wijaya Kusuma)
• Dr. drh. Siti Gusti Ningrum
• drh. Adhitya Yoppy Ro Candra, M.Si
• drh. Hana Cipka Pramuda Wardhani, M.Vet
• drh. Kartika Purnamasari, M.Si
• Dr.drh. Andreas Berny Yulianto, M.Vet
Judul Penelitian/Inovasi: “Aplikasi SEAMON sebagai Pembersih Sarang Burung Wallet di Dunia Industri”

Kategori Aneka Ternak:
(Universitas Mulawarman)
• Prof. Dr. Enos Tangke Arung, S.Hut, MP
• Prof. Dr. Irawan Wijaya Kusuma, S.Hut, MP
• Dr. dr. Swandari Paramita, M.Kes
• Ir. Julinda Romauli Manullang, MP
• Nurul Puspita Palupi, SP, MP
• Dr. Ir. Syafrizal, MP
Judul Penelitian/Inovasi: “Identifikasi dan Klasifikasi Senyawa Aktif Produk Lebah Tanpa Sengat (Trigona spp) untuk Bahan Obat dan Kosmetik”

PERAN PRODUK MANAJEMEN DALAM PENGEMBANGAN PERUSAHAAN OBAT HEWAN DI INDONESIA

Dedy Kusmanagandi (Foto: Istimewa)

Tidak ada yang tidak berubah di dunia ini, apalagi jika menyangkut bisnis, termasuk bisnis pangan dimana perunggasan termasuk di dalamnya. Beberapa perusahaan yang bergerak dalam bisnis perunggasan dan telah sukses selama 20 tahun bahkan 30 tahun lebih, dapat tumbang hanya dalam dua atau tiga tahun terakhir karena perubahan drastis yang terjadi. Ekosistem bisnis yang berubah telah menyebabkan pasar yang tidak ramah. Kondisi pasca pandemi menyebabkan permintaan menurun, pendapatan berkurang, daya beli jatuh, sehingga menyebabkan harga pasar produk yang dijual terpuruk. Realitas yang terjadi pada harga ayam broiler yang jatuh secara berkepanjangan dan harga telur ayam ras yang berada di bawah biaya produksi yang terjadi sampai dua kuartal, menyebabkan banyak peternakan ayam ras harus gulung tikar.

Tidak mudah menafsirkan peluang dan masa depan bisnis yang berkaitan dengan peternakan ayam ras di Indonesia. Namun, memang konsumsi rata-rata penduduk Indonesia terhadap protein hewani asal unggas masih terlampau rendah dibanding negara-negara jiran, sehingga permintaan diprediksi akan terus meningkat, sepanjang pertumbuhan ekonomi negara positif dan pemerataan kesejahteraan untuk masyarakat kelas menengah ke bawah dapat terjaga keseimbangannya. Karena itu, usaha perunggasan akan tetap tumbuh setidaknya dalam peningkatan populasi ternak dan produksi hasil ternak. Oleh sebab itu, perusahaan obat hewan sebagai komponen penting dalam industri perunggasan akan tetap diperlukan.

Kendati begitu, perusahaan obat hewan seperti apa yang mampu sukses dalam “era disrupsi” adalah jawaban penting dari pertanyaan semua CEO dan manajer perusahaan obat hewan di Indonesia. Secara umum ciri-ciri perusahaan yang sukses di abad ke-21 adalah perusahaan yang mampu terus berinovasi. Perkembangan teknologi yang sangat cepat menyebabkan perubahan dalam gaya hidup, konsumsi, distribusi, dan berbagai aktivitas masyarakat. Oleh karena itu, perusahaan yang tidak kreatif dan mampu berinovasi akan mengalami kerusakan, bahkan mungkin lenyap tergilas putaran roda zaman. Perusahaan yang tidak mampu mengikuti perubahan, cepat atau lambat akan mengalami penurunan sampai suatu titik dimana perdarahan dalam keuangan perusahaannya tidak memungkinkan lagi untuk beraktivitas.

Product Management 
Salah satu arsitek dan inovator perusahaan obat hewan yang memegang kunci penting adalah sumber daya manusia yang ada dalam gugus “product management”. Pengelola produk atau product management merupakan penentu kebijakan portofolio produk perusahaan mulai dari tahapan riset, perencanaan, produksi, promosi, hingga analisis prospek pemasaran produk, serta monitoring dan evaluasinya. Dalam praktik operasionalnya, pengelolaan produk ini sering bersanding atau berada di bawah koordinasi divisi pemasaran.

Dalam siatuasi pasar dibanjiri produk yang sama, bahkan sama persis komposisi utamanya, seperti yang terjadi saat ini di pasar obat hewan Indonesia yang dikenal dengan istilah “economics of relative plenty”, persaingan antar produsen sangat ketat dan kompetisi sangat tajam, maka peranan product management sangat penting untuk “keluar” dari zona merah buyer market yang sesak dengan perang harga. Kemampuan product manager membawa perusahaan hijrah menuju suasana pasar “blue ocean”, yaitu segmen pasar yang bebas dari “me too product”, dimana konsumen memiliki preferensi untuk memilih produk yang memiliki keunggulan otentik dan estetik. Keunggulan produk ini lahir karena inovasi yang seharusnya dapat di-launching setiap tahun karena ekosistem internal perusahaan memungkinkan. Oleh karena itu, maka produk manajemen harus memiliki beberapa syarat dan kriteria, di antaranya:

Struktur dan Sistem
Struktur organisasi produk manajemen harus memiliki otoritas dan kewenangan yang cukup untuk melakukan kebebasan dalam berkreasi, meneliti, mengamati, memiliki fasilitas, dan anggaran yang memadai untuk mengakses berbagai sumber ilmu pengetahuan maupun teknologi, pusat riset dan inovasi, jurnal sains, ataupun berbagai penerbitan yang relevan dengan industri dan bisnis obat hewan. Jika tidak memiliki tenaga ahli tetap yang mumpuni, maka sangat perlu mengikat expert atau adviser yang terus update mengikuti perkembangan teknologi farmasi veteriner dan kesehatan hewan. Product management juga berfungsi sebagai badan intelijen pemasaran yang melaporkan produk kompetitor, ancaman promosi, kondisi harga, serta tren produk baru, dan pelayanan teknis kesehatan yang memuaskan pelanggan. Oleh karena itu, sistem kerja product management harus memiliki keterpaduan, keserasian, dan harmonisasi dengan gugus pemasaran di lapangan, R&D, serta PPIC (Product Planning and Inventory Control/Perencanaan Produksi dan Kontrol Inventori).

Inovasi 
Inovasi yang merupakan domain manajemen produk adalah menetapkan portofolio produk. Keberagaman produk yang sesuai dengan berbagai kondisi segmen pasar membutuhkan informasi berbasis hasil riset. Sumber daya yang dimiliki perusahaan kemudian harus disandingkan dengan ide, kreativitas, dan metodologi yang tepat. Untuk menghadirkan inovasi yang tepat dan mampu mengantarkan keberhasilkan perusahaan dalam pemasaran produk memang tidak mudah. Berbagai instrumen seperti sumber daya manusia, metodologi, serta proses elaborasi ide dan kreativitas perlu dimaksimalkan. Perlu pemilihan metodologi yang tepat untuk menghasilkan inovasi yang sesuai dengan kekuatan internal dan peluang dari situasi eksternal.

Design Thinking
Adalah proses berulang guna memahami pengguna, menantang asumsi, dan mendefinisikan kembali masalah dalam upaya mengidentifikasi strategi dan solusi alternatif yang mungkin tidak langsung terlihat dengan tingkat awal pemahaman kita. Pada saat yang sama, design thinking menyediakan pendekatan berbasis solusi untuk menyelesaikan masalah. Ini adalah cara berpikir dan bekerja, serta kumpulan metode langsung.

Design thinking berfokus pada minat yang tinggi dalam mengembangkan pemahaman dari orang-orang yang menjadi tujuan perancangan produk atau layanan. Hal ini akan membantu mengamati dan mengembangkan empati dengan target pengguna. Design thinking membantu manajemen dalam proses bertanya: mempertanyakan masalah, mempertanyakan asumsi, dan mempertanyakan keterkaitannya.

Design thinking sangat berguna dalam mengatasi masalah-masalah yang tidak jelas atau tidak dikenal, dengan melakukan re-framing masalah dengan cara-cara yang berpusat pada manusia, menciptakan banyak ide dalam brainstorming, serta mengadopsi pendekatan langsung dalam pembuatan prototipe dan testing. Design thinking juga melibatkan eksperimen yang sedang berjalan: membuat sketsa, membuat prototipe, testing, dan mencoba berbagai konsep dan ide. Metode yang lebih akurat dalam design thinking ini dibantu oleh algoritma atau artificial inteligent yang sudah memperoleh input data dan informasi lengkap. Namun demikian, tetap saja yang menentukan keberhasilannya adalah product manager yang expert dalam masalah teknis produk beserta alternatifnya.

Portofolio Produk 
Menghadirkan unsur kebaruan pada produk sangatlah esensial. Unsur kebaruan menjadi karakteristik utama dari sebuah inovasi. Bila perusahaan selalu mampu menghadirkan kebaruan sesuai dengan eranya maka inovasi yang dihadirkan sudah selangkah lebih maju dan berpeluang besar mencapai keberhasilan. Oleh karena itu, produk manajemen harus peka terhadap era dan life cycle produk dan perubahannya agar bisa menghadirkan inovasi yang berdampak pada segmen yang diraih perusahaan. Manajemen harus memiliki kemauan, kemampuan, dan sumber daya untuk terus berinovasi dalam segala aspek.

Generic Lifecycle 
Produk-produk berbasis sulfa yang memiliki efek samping merugikan sudah mulai ditinggalkan. Demikian juga dengan produk-produk antibiotik yang sudah tidak mampu menaklukan bakteri yang kebal akan punah bahkan dilarang penggunaannya. Nasib yang sama akan dialami pula oleh produk-produk yang tidak sinergis atau antagonis dengan koksidiostat yang diperbolehkan oleh peraturan perundangan terbaru yang diberlakukan. Dengan demikian maka siklus hidup sebuah produk generik selain ditentukan oleh potensi yang dimilikinya juga ditentukan oleh peraturan perundangan yang dinamis berdasarkan fakta yang diperoleh di lapangan berupa efektivitas, efek samping, residu, serta kemanfaatan lain yang disandingkan dengan dampak negatif penggunaannya. Maka dari itu, produk manajemen harus peka dan memonitor situasi ini sebelum terjadi dampak yang merugikan perusahaan.

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 
Sejatinya product management adalah divisi ilmu pengetahuan dan teknologi sebuah perusahaan dan arsitek desain sumber pendapatan perusahaan. Oleh sebab itu, pola pikirnya harus merupakan sinergi antara sains teknologi dan bisnis. Jangan pernah berhenti mencari ilmu, jangan pernah berkeluh kesah dalam menambah pengetahuan. Seluruh fakultas peternakan dan kedokteran hewan di Indonesia telah menjadi Kampus Merdeka dan merdeka belajar bagi siapa saja dan terbuka bagi siapa saja yang ingin menambah ilmu pengetahuan. Pusat Riset Veteriner, Balai Besar Veteriner, dan Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan sangat mendukung industri obat hewan. Asosiasi profesi farmasi veteriner adalah tempat diskusi yang mengasyikan untuk menghasilkan obat hewan yang hebat. Namun, jangan pernah menghasilkan produk yang hebat tapi tidak terbeli konsumen, jangan pernah membuat produk untuk produksi telur tapi harga per dosisnya lebih mahal dari harga telur, dan yang terpenting jangan pernah membuat obat hewan yang tidak bermanfaat. ***

Ditulis oleh:
Dedy Kusmanagandi
Yayasan Pengembangan Peternakan Indonesia (YAPPI)

INOVATOR PETERNAKAN SIAP-SIAP TERIMA PENGHARGAAN INDO LIVESTOCK AWARD 2023

Penganugerahan Indolivestock Awards pada pameran Indolivestock Expo & Forum 2019 silam di Surabaya. (Foto: Dok. Infovet)

Jakarta, (5/4/2023). Yayasan Pengembangan Peternakan Indonesia (YAPPI) bekerja sama dengan PT Napindo Media Ashatama akan menyelenggarakan kegiatan penganugerahan Indo Livestock Awards kepada para insan peternakan dan kesehatan hewan yang sukses mengembangkan institusi/perusahaan/lembaga dan berperan besar dalam pengembangan peternakan di Indonesia.

Ketua Umum YAPPI, Desianto Budi Utomo, melalui siaran persnya menjelaskan, penghargaan tersebut akan diberikan dalam acara pembukaan Indo Livestock Expo & Forum pada 26 Juli 2023 mendatang di Grand City Convex, Surabaya, dengan mengusung tema “Inovasi di Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan.”

Inovasi bidang peternakan dan kesehatan hewan sendiri merupakan suatu produk, proses atau program baru atau yang diperbarui dalam ruang lingkup bidang peternakan dan kesehatan hewan yang dapat membawa dampak positif bagi pembangunan,

Penilaian bagi calon penerima award dilakukan secara objektif dan terukur sehingga hasil penilaian dapat memberikan kepuasan kepada pihak yang terpilih maupun pihak yang tersisih. Adapun kriteria penilaian meliputi: Pertama, kebaruan (inovasi harus menunjukkan hal baru di luar kebiasaan yang ada atau hal yang sudah dikenal sebelumnya), bersifat orisinil (genuine) dan memiliki keunikan (uniqueness).

Kedua, hak kekayaan intelektual (penilaian diutamakan kepada inovasi yang sudah terdaftar yang dibuktikan dengan sertifikat Hak Kekayaan Intelektual dari Ditjen Kekayaan Intelektual).

Ketiga, implementasi (telah diterapkan di masyarakat dan menunjukkan adanya dampak positif bagi usaha peternakan dan masyarakat luas).

Keempat, keberlanjutan (menunjukkan indikasi kuat dalam hal kesinambungan dalam mengimplementasikan karya inovasi tersebut).

Dari kriteria tersebut akan ditentukan penentuan penerima award melalui mekanisme seleksi dengan empat tahapan, diantaranya seleksi administrasi, pemilihan 10 besar (nominee), verifikasi dan penetapan pemenang. Pada tahap penetapan pemenang ini, Dewan Juri menetapkan tiga pemenang terbaik berdasarkan kriteria yang disepakati.

Penyerahan award akan diberikan kepada para pemenang bersamaan dengan acara pembukaan pameran Indo Livestock Expo & Forum 2023. Dalam rangka memperkenalkan dan mendiskusikan inovasinya, penerima award akan diundang menjadi narasumber dalam seminar “Hilirisasi Inovasi: Tingkatkan Daya Saing Peternakan dan Kesehatan Hewan” yang akan dilaksanakan di hari pertama pameran. Pembaca Infovet yang memiliki karya inovasi peternakan dan kesehatan hewan dapat mendaftarkan diri ke sekretariat YAPPI: Bapak Winarno SP MSi (Hp: 0813-1036-9438) atau email: teamyappi@gmail.com   (INF)

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

ARTIKEL POPULER BULAN INI

ARTIKEL POPULER TAHUN INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer