-->

HANCURNYA INDUSTRI BURUNG UNTA DI ZIMBABWE

Sejak pertengahan tahun 1980-an, burung unta leher biru Zimbabwe menjadi salah satu yang paling produktif di dunia, kedua setelah Afrika Selatan di benua Afrika. Namun kini industri senilai US$100 juta per tahun itu hampir punah.

Ekspor kulit, daging, dan bulu burung unta Zimbabwe menghasilkan US$9 juta per bulan. Berbeda dengan di Afrika Selatan, daging burung unta menjadi produk yang mudah dijumpai di supermarket Zimbabwe dan hidangan restoran yang dimasak. Hanya sejumlah kecil kulit yang diolah menjadi dompet, ikat pinggang, sepatu, dan tas.

Saat ini di Zimbabwe hampir tidak ada peternakan burung unta yang masih berfungsi, sebuah usaha yang membutuhkan lahan besar dan investasi jangka panjang. Rumah pemotongan hewan dan penyamakan kulit yang dulunya berkembang pesat dan disetujui oleh Uni Eropa (UE) kini hampir tidak berfungsi. Secara kumulatif kurangnya pasokan listrik, air bersih, transportasi, dan pakan telah berdampak buruk.

Dari 200 peternak yang memelihara burung unta secara komersial, beberapa peternakan yang tersisa dipisahkan ke dalam taman satwa liar swasta. Sebagian besar rumah potong hewan di kota sudah tidak berfungsi dalam pemotongan burung unta.

Salah satu dari sedikit peternak burung unta yang tersisa, P Cunningham, memiliki harapan untuk masa depan yang lebih cerah dan mengatakan dia hanya memelihara 150 pedigree karena keterbatasan lahan. Permohonan yang diajukan sebelumnya oleh Asosiasi Produsen Burung Unta Zimbabwe (TOPAZ) untuk membangun ceruk pasar telah diabaikan. Upaya untuk menghubungi Serikat Petani Komersial (CFU) tidak membuahkan hasil.

Jika kepercayaan investor pulih, mantan peternak diberi kompensasi atas perbaikan yang dilakukan, dan hubungan terbuka dengan inisiatif pertanian global dibangun kembali, terdapat kemungkinan bahwa industri burung unta Zimbabwe dapat bangkit kembali. Namun, hal ini memerlukan jaringan dukungan yang kuat, termasuk layanan kesehatan hewan, pertanian, pakan, konstruksi, dan konsultasi. (Via Poultryworld)

KUALITAS PULLET DAN GANGGUAN REPRODUKSI

Pemeliharaan pullet ayam petelur modern dengan sistem koloni dalam kandang tertutup ternyata selain mampu mengurangi kasus-kasus infeksius selama masa pullet, tetapi juga dapat membentuk kualitas pullet yang optimal dengan keseragaman yang tinggi.

Oleh: Tony Unandar (Private Poultry Farm Consultant-Jakarta)

Slogan "more eggs less feed" tampaknya sudah lengket dengan karakteristik umum ayam petelur modern. Sadar atau tidak, sekarang para peternak ayam petelur tengah berhadapan dengan ayam petelur “gaya baru”. Keengganan mengikuti perubahan tata laksana pemeliharaan yang seiring dengan perkembangan genetik ayam petelur modern tentu dapat memengaruhi total penampilan akhir ayam. Ujung-ujungnya, tidak saja menyebabkan keuntungan yang sudah di depan mata tereduksi, tetapi juga dapat menjadi faktor pencetus masalah baru yang kompleks dan terkesan misterius.

Dalam satu dekade terakhir, para praktisi lapangan yang jeli tentu dapat mengidentikasi meningkatnya kasus-kasus non-infeksius pada ayam petelur modern, khususnya gangguan reproduksi yang berkorelasi dengan metabolisme tubuh (penyakit metabolik). Pada kenyataannya, selain kasus yang tergolong dalam kelompok ini memang relatif sulit untuk didiagnosis secara cepat karena banyak faktor yang terlibat, juga rendahnya persentasi kesembuhan.

Dengan kata lain, kasus penyakit metabolik gangguan reproduksi pada ayam petelur modern umumnya bersifat semi permanen (non-reversible). Ini berarti, ayam yang sudah mengalami masalah umumnya mempunyai produktivitas sub-optimal pada sepanjang hayatnya.

Beberapa bentuk penyakit metabolik pada ayam petelur modern yang sering ditemukan di lapangan seperti tertera dalam tabel:

Kasus Non-infeksius (Metabolik) pada Ayam Petelur Modern

Problem yang Tampak

Efek

Prolapsus dan kanibalisme

Deplesi meningkat, % HH rendah

Kejang kalsium (calcium tetany)

Deplesi meningkat, % HH rendah

Egg-yolk peritonitis

Deplesi meningkat, % HH rendah

Kerabang telur tipis/bobot telur ringan

Bobot telur rendah, telur afkir meningkat

Kelelahan bertelur (cage layer fatigue)

Deplesi meningkat, % HH rendah

Osteoporosis

Deplesi meningkat, % HH rendah


Sekilas Tentang Ayam Petelur Modern
Perkembangan genetik ayam petelur modern memang sangat spektakuler. Jika diikuti dengan perbaikan tata laksana pemeliharaan yang sesuai, maka seekor ayam petelur modern mampu menghasilkan... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Juli 2023. (toe)

KENALI FAKTOR PENYEBAB GANGGUAN REPRODUKSI PADA UNGGAS

Ayam petelur, sebuah mesin biologis. (Foto: Istimewa)

Layaknya sistem organ lain, sistem organ reproduksi pada unggas juga memegang peran krusial. Mungkin pada broiler gangguan pada organ reproduksi jarang dibicarakan, namun bagi layer dan breeder, gangguan pada organ reproduksi akan sangat memengaruhi performa produksi.

Sebagai makhluk hidup ovipar, unggas juga berkembang biak dengan cara bertelur layaknya ikan dan reptil. Telur unggas merupakan salah satu sumber protein bagi manusia, baik diolah maupun tanpa diolah. Sebagai salah satu komoditas yang digemari masyarakat dunia, sangat penting agar produksi telur tetap terjaga.

Di era modern ini unggas petelur didesain sebagai mesin biologis penghasil telur yang sangat masif. Salah satu produsen bibit ayam petelur bahkan mengklaim bahwa ayam petelur keluaran mereka dapat bertelur sebanyak 500 butir lebih dalam kurun waktu 100 minggu, tentunya perkembangan yang luar biasa dari tahun ke tahun.

Kuantitas vs Kualitas Telur
Setidaknya ada dua aspek yang dinilai dari keberhasilan pencapaian produksi telur, yakni kuantitas dan kualitasnya. Kuantitas telur berkaitan dengan hen day (produksi telur), sedangkan kualitas terkait bentuk, ukuran, konsistensi, haugh unit, dan berbagai aspek lain dari telur yang dihasilkan. Keduanya amat penting untuk dijaga peternak.

Misalnya jika produksi telur dari satu peternakan melimpah, namun kualitasnya buruk (ukuran kecil, kisut, mudah pecah, dan bermasalah lain), tentu akan banyak telur yang diafkir dan tak terjual. Begitupun sebaliknya, jika kualitas telur sudah baik namun produksinya sedikit, peternak pun akan merugi.

Ayam petelur mulai berproduksi ketika mencapai umur 18 minggu. Pada umur tersebut, tingkat produksi telur baru mencapai sekitar 4-5% alias baru belajar bertelur. Selanjutnya produksi telur akan meningkat secara cepat hingga mencapai puncak produksi sekitar 96%, bahkan ada yang mengklaim 98% dalam kurun waktu ± 2 bulan (di umur 26 minggu).

Sesuai pola siklus bertelur, maka setelah mencapai puncak produksi, sedikit demi sedikit jumlah produksi mulai mengalami penurunan secara konstan. Pada saat ayam berumur 90-100 minggu, jumlah produksi telah berada di bawah angka 70% dengan jumlah telur per hen house 466 butir dan pada kondisi demikian bisa dikatakan ayam siap diafkir (HyLine Brown Management Guide, 2019).

Staf pengajar sekaligus ahli Kesmavet SKHB IPB University, Drh Denny Widaya Lukman, mengatakan bahwa untuk menentukan kualitas dari sebutir telur harus melihat... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Juli 2023. (CR)

FLU BURUNG BERKONTRIBUSI TERHADAP GEJOLAK HARGA UNGGAS RUSIA

Ekaterina Luchkina, ketua asosiasi pengolah daging Rusia, mengatakan bahwa awal musim barbekyu, serta musim liburan, dapat memicu peningkatan permintaan daging unggas. Sementara wabah flu burung yang sangat patogen sampai batas tertentu, menghambat produksi dalam negeri, meskipun hal ini belum tercermin dalam data statistik resmi. Sejak awal tahun, tercatat 54 wabah flu burung di Rusia.

“Tidak terkecuali Rusia, situasinya sulit di seluruh dunia dan sudah mulai menunjukkan gejala panzootik. Pada paruh pertama tahun ini, 60 negara melaporkan wabah baru flu burung kepada Organisasi Kesehatan Hewan Dunia,” kata Ekaterina, seraya menambahkan bahwa di beberapa wilayah seperti Kursk dan Voronezh, produksi unggas sedikit menurun sejak awal tahun. (Via Poultryworld)

PRODUSEN SOSIS RUSIA BERALIH DARI UNGGAS KE BABI

Pengolah daging Rusia telah mengubah resep sosis, sedapat mungkin meninggalkan penggunaan daging unggas dan memilih daging babi, kata Julia Parfenova, ketua Persatuan Pengolah Daging Rusia.

Kurangnya grosir unggas menyebabkan kenaikan harga di segmen pasar ini. Pengolah daging Rusia kini membeli daging unggas dengan harga 190 rubel per kg (US$2,09), sedangkan secara eceran, daging tersebut ditawarkan dengan harga 165 rubel (US$1,81) per kg.

“Ayam pertama-tama dikirim ke rantai ritel dan ke pengolah, berdasarkan sisa,” jelas Panferova. Ia menyatakan, penyebab kelangkaan sementara ini adalah lonjakan konsumsi daging ayam yang masih merupakan sumber protein paling terjangkau. Akibatnya, permintaan ayam di Rusia meningkat melebihi produksinya.

Yuri Kovalev, ketua Persatuan Produsen Daging Babi Rusia, juga mengakui bahwa harga daging babi menjadi lebih murah dibandingkan unggas di Rusia, dan menambahkan bahwa situasi paradoks ini diperkirakan hanya bersifat sementara.

Kementerian Pertanian Rusia mengatakan bahwa mereka tidak melihat adanya alasan untuk khawatir, dan menyatakan bahwa situasi di pasar pangan Rusia stabil, dan kenaikan harga dalam banyak kasus sesuai dengan tren inflasi secara umum. (Via Poultryworld)

ERP DARI BROILERX BERIKAN SOLUSI BAGI MANAJEMEN PETERNAKAN

Jati Pikukuh Memperkenalkan ERP di Indo Livestock 2023
(Foto : CR)

Di era kemajuan teknologi dan informasi seperti saat ini, keberadaan data yang lengkap dan akurat menjadi suatu hal yang fundamental bagi dunia usaha dan industri. Pasalnya, pendataan yang tertata dengan baik dan tepat bisa menjadi sebuah pedoman untuk mengambil suatu langkah strategi, bahan evaluasi bahkan bisa sebagai alat untuk mencegah kerugian atau inefisiensi dalam suatu kegiatan produksi. Tak terkecuali pada usaha perunggasan. Dimana bidang usaha penghasil protein hewani ini dihadapkan pada tantangan daya saing dan kompetisi yang begitu ketat, sehingga efisiensi usaha menjadi sebuah kunci untuk dapat tetap eksis di dalamnya.

Merespon hal tersebut, Chief Technology Officer (CTO) BroilerX Jati Pikukuh memperkenalkan sebuah sistem implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) dan data analisis untuk bisnis melalui bendera Erpana, yang merupakan bagian dari group BroilerX. 

"Dengan pengalaman mengembangkan dan mengimplementasikan software ERP pada module accounting, sales, purchasing, HR & payroll, inventory hingga manufaktur spesialis pada bisnis agriculture, membuat Erpana memiliki keahlian dan kompetensi yang memadai dalam memberikan solusi bisnis yang tepat sesuai kebutuhan,"kata Jati Pikukuh dalam presentasinya di seminar teknis pada pameran Indolivestock di Surabaya Grand City Convex, pada Rabu (26/7). 

Lebih jauh Jati Pikukuh memaparkan, untuk di industri perunggasan, sistem ini bisa diimplementasikan di berbagai lini usaha, baik di budidaya, kemitraan, rumah potong ayam, pengolahan daging dan lain sebagainya. Erpana menyediakan berbagai layanan, seperti pengembangan kustom perusahaan Odoo, integrasi data, manajemen proyek, konsultasi bisnis, analisis data, pengembangan al dan pembelajaran mesin, serta pelatihan dan implementasi pengguna.

“Hal ini menjadi sebuah hal yang penting guna mencapai good corporate governance (GCG). Good Corporate Governance (GCG) adalah sebuah konsep dan praktik tata kelola perusahaan yang baik dan transparan. GCG mencakup seperangkat prinsip, nilai, etika, kebijakan, dan prosedur yang bertujuan untuk mengelola dan mengarahkan perusahaan dengan cara yang berintegritas, adil, bertanggung jawab, dan akuntabel. Selain itu, keberhasilan penerapan sistem ini dapat menghindarkan sebuah usaha dari penolakan dari manajemen, kegagalan dalam penganggaran dana hingga kendala teknis lainnya,” jelas Jati Pikukuh.

Lebih lanjut, Jati menjelaskan bahwa dalam penyusunan sistem yang akan dibuat, tim Erpana akan terlebih dahulu melakukan survei dan diskusi dengan pelaku usaha, sehingga nantinya sistem yang akan dibuat sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, Erpana juga menjamin kualitas pelayanan yang baik dengan memberikan dukungan teknis yang cepat dan tanggap serta selalu siap membantu dalam penyelesaian masalah yang ada.

“Apabila saat ini banyak ERP yang ditawarkan dengan harga yang lumayan tinggi, maka Erpana menawarkan harga layanan Odoo Enterprise yang kompetitif dan terjangkau, sehingga perusahaan bisa mendapatkan solusi bisnis yang tepat tanpa harus mengeluarkan banyak biaya. Kemudian, secara fitur, Erpana secara rutin memperbarui dan menyempurnakan fitur Odoo Enterprise untuk memenuhi kebutuhan bisnis yang terus berkembang,” tandas Jati Pikukuh. (CR)

PERAN PRODUK MANAJEMEN DALAM PENGEMBANGAN PERUSAHAAN OBAT HEWAN DI INDONESIA

Dedy Kusmanagandi (Foto: Istimewa)

Tidak ada yang tidak berubah di dunia ini, apalagi jika menyangkut bisnis, termasuk bisnis pangan dimana perunggasan termasuk di dalamnya. Beberapa perusahaan yang bergerak dalam bisnis perunggasan dan telah sukses selama 20 tahun bahkan 30 tahun lebih, dapat tumbang hanya dalam dua atau tiga tahun terakhir karena perubahan drastis yang terjadi. Ekosistem bisnis yang berubah telah menyebabkan pasar yang tidak ramah. Kondisi pasca pandemi menyebabkan permintaan menurun, pendapatan berkurang, daya beli jatuh, sehingga menyebabkan harga pasar produk yang dijual terpuruk. Realitas yang terjadi pada harga ayam broiler yang jatuh secara berkepanjangan dan harga telur ayam ras yang berada di bawah biaya produksi yang terjadi sampai dua kuartal, menyebabkan banyak peternakan ayam ras harus gulung tikar.

Tidak mudah menafsirkan peluang dan masa depan bisnis yang berkaitan dengan peternakan ayam ras di Indonesia. Namun, memang konsumsi rata-rata penduduk Indonesia terhadap protein hewani asal unggas masih terlampau rendah dibanding negara-negara jiran, sehingga permintaan diprediksi akan terus meningkat, sepanjang pertumbuhan ekonomi negara positif dan pemerataan kesejahteraan untuk masyarakat kelas menengah ke bawah dapat terjaga keseimbangannya. Karena itu, usaha perunggasan akan tetap tumbuh setidaknya dalam peningkatan populasi ternak dan produksi hasil ternak. Oleh sebab itu, perusahaan obat hewan sebagai komponen penting dalam industri perunggasan akan tetap diperlukan.

Kendati begitu, perusahaan obat hewan seperti apa yang mampu sukses dalam “era disrupsi” adalah jawaban penting dari pertanyaan semua CEO dan manajer perusahaan obat hewan di Indonesia. Secara umum ciri-ciri perusahaan yang sukses di abad ke-21 adalah perusahaan yang mampu terus berinovasi. Perkembangan teknologi yang sangat cepat menyebabkan perubahan dalam gaya hidup, konsumsi, distribusi, dan berbagai aktivitas masyarakat. Oleh karena itu, perusahaan yang tidak kreatif dan mampu berinovasi akan mengalami kerusakan, bahkan mungkin lenyap tergilas putaran roda zaman. Perusahaan yang tidak mampu mengikuti perubahan, cepat atau lambat akan mengalami penurunan sampai suatu titik dimana perdarahan dalam keuangan perusahaannya tidak memungkinkan lagi untuk beraktivitas.

Product Management 
Salah satu arsitek dan inovator perusahaan obat hewan yang memegang kunci penting adalah sumber daya manusia yang ada dalam gugus “product management”. Pengelola produk atau product management merupakan penentu kebijakan portofolio produk perusahaan mulai dari tahapan riset, perencanaan, produksi, promosi, hingga analisis prospek pemasaran produk, serta monitoring dan evaluasinya. Dalam praktik operasionalnya, pengelolaan produk ini sering bersanding atau berada di bawah koordinasi divisi pemasaran.

Dalam siatuasi pasar dibanjiri produk yang sama, bahkan sama persis komposisi utamanya, seperti yang terjadi saat ini di pasar obat hewan Indonesia yang dikenal dengan istilah “economics of relative plenty”, persaingan antar produsen sangat ketat dan kompetisi sangat tajam, maka peranan product management sangat penting untuk “keluar” dari zona merah buyer market yang sesak dengan perang harga. Kemampuan product manager membawa perusahaan hijrah menuju suasana pasar “blue ocean”, yaitu segmen pasar yang bebas dari “me too product”, dimana konsumen memiliki preferensi untuk memilih produk yang memiliki keunggulan otentik dan estetik. Keunggulan produk ini lahir karena inovasi yang seharusnya dapat di-launching setiap tahun karena ekosistem internal perusahaan memungkinkan. Oleh karena itu, maka produk manajemen harus memiliki beberapa syarat dan kriteria, di antaranya:

Struktur dan Sistem
Struktur organisasi produk manajemen harus memiliki otoritas dan kewenangan yang cukup untuk melakukan kebebasan dalam berkreasi, meneliti, mengamati, memiliki fasilitas, dan anggaran yang memadai untuk mengakses berbagai sumber ilmu pengetahuan maupun teknologi, pusat riset dan inovasi, jurnal sains, ataupun berbagai penerbitan yang relevan dengan industri dan bisnis obat hewan. Jika tidak memiliki tenaga ahli tetap yang mumpuni, maka sangat perlu mengikat expert atau adviser yang terus update mengikuti perkembangan teknologi farmasi veteriner dan kesehatan hewan. Product management juga berfungsi sebagai badan intelijen pemasaran yang melaporkan produk kompetitor, ancaman promosi, kondisi harga, serta tren produk baru, dan pelayanan teknis kesehatan yang memuaskan pelanggan. Oleh karena itu, sistem kerja product management harus memiliki keterpaduan, keserasian, dan harmonisasi dengan gugus pemasaran di lapangan, R&D, serta PPIC (Product Planning and Inventory Control/Perencanaan Produksi dan Kontrol Inventori).

Inovasi 
Inovasi yang merupakan domain manajemen produk adalah menetapkan portofolio produk. Keberagaman produk yang sesuai dengan berbagai kondisi segmen pasar membutuhkan informasi berbasis hasil riset. Sumber daya yang dimiliki perusahaan kemudian harus disandingkan dengan ide, kreativitas, dan metodologi yang tepat. Untuk menghadirkan inovasi yang tepat dan mampu mengantarkan keberhasilkan perusahaan dalam pemasaran produk memang tidak mudah. Berbagai instrumen seperti sumber daya manusia, metodologi, serta proses elaborasi ide dan kreativitas perlu dimaksimalkan. Perlu pemilihan metodologi yang tepat untuk menghasilkan inovasi yang sesuai dengan kekuatan internal dan peluang dari situasi eksternal.

Design Thinking
Adalah proses berulang guna memahami pengguna, menantang asumsi, dan mendefinisikan kembali masalah dalam upaya mengidentifikasi strategi dan solusi alternatif yang mungkin tidak langsung terlihat dengan tingkat awal pemahaman kita. Pada saat yang sama, design thinking menyediakan pendekatan berbasis solusi untuk menyelesaikan masalah. Ini adalah cara berpikir dan bekerja, serta kumpulan metode langsung.

Design thinking berfokus pada minat yang tinggi dalam mengembangkan pemahaman dari orang-orang yang menjadi tujuan perancangan produk atau layanan. Hal ini akan membantu mengamati dan mengembangkan empati dengan target pengguna. Design thinking membantu manajemen dalam proses bertanya: mempertanyakan masalah, mempertanyakan asumsi, dan mempertanyakan keterkaitannya.

Design thinking sangat berguna dalam mengatasi masalah-masalah yang tidak jelas atau tidak dikenal, dengan melakukan re-framing masalah dengan cara-cara yang berpusat pada manusia, menciptakan banyak ide dalam brainstorming, serta mengadopsi pendekatan langsung dalam pembuatan prototipe dan testing. Design thinking juga melibatkan eksperimen yang sedang berjalan: membuat sketsa, membuat prototipe, testing, dan mencoba berbagai konsep dan ide. Metode yang lebih akurat dalam design thinking ini dibantu oleh algoritma atau artificial inteligent yang sudah memperoleh input data dan informasi lengkap. Namun demikian, tetap saja yang menentukan keberhasilannya adalah product manager yang expert dalam masalah teknis produk beserta alternatifnya.

Portofolio Produk 
Menghadirkan unsur kebaruan pada produk sangatlah esensial. Unsur kebaruan menjadi karakteristik utama dari sebuah inovasi. Bila perusahaan selalu mampu menghadirkan kebaruan sesuai dengan eranya maka inovasi yang dihadirkan sudah selangkah lebih maju dan berpeluang besar mencapai keberhasilan. Oleh karena itu, produk manajemen harus peka terhadap era dan life cycle produk dan perubahannya agar bisa menghadirkan inovasi yang berdampak pada segmen yang diraih perusahaan. Manajemen harus memiliki kemauan, kemampuan, dan sumber daya untuk terus berinovasi dalam segala aspek.

Generic Lifecycle 
Produk-produk berbasis sulfa yang memiliki efek samping merugikan sudah mulai ditinggalkan. Demikian juga dengan produk-produk antibiotik yang sudah tidak mampu menaklukan bakteri yang kebal akan punah bahkan dilarang penggunaannya. Nasib yang sama akan dialami pula oleh produk-produk yang tidak sinergis atau antagonis dengan koksidiostat yang diperbolehkan oleh peraturan perundangan terbaru yang diberlakukan. Dengan demikian maka siklus hidup sebuah produk generik selain ditentukan oleh potensi yang dimilikinya juga ditentukan oleh peraturan perundangan yang dinamis berdasarkan fakta yang diperoleh di lapangan berupa efektivitas, efek samping, residu, serta kemanfaatan lain yang disandingkan dengan dampak negatif penggunaannya. Maka dari itu, produk manajemen harus peka dan memonitor situasi ini sebelum terjadi dampak yang merugikan perusahaan.

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 
Sejatinya product management adalah divisi ilmu pengetahuan dan teknologi sebuah perusahaan dan arsitek desain sumber pendapatan perusahaan. Oleh sebab itu, pola pikirnya harus merupakan sinergi antara sains teknologi dan bisnis. Jangan pernah berhenti mencari ilmu, jangan pernah berkeluh kesah dalam menambah pengetahuan. Seluruh fakultas peternakan dan kedokteran hewan di Indonesia telah menjadi Kampus Merdeka dan merdeka belajar bagi siapa saja dan terbuka bagi siapa saja yang ingin menambah ilmu pengetahuan. Pusat Riset Veteriner, Balai Besar Veteriner, dan Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan sangat mendukung industri obat hewan. Asosiasi profesi farmasi veteriner adalah tempat diskusi yang mengasyikan untuk menghasilkan obat hewan yang hebat. Namun, jangan pernah menghasilkan produk yang hebat tapi tidak terbeli konsumen, jangan pernah membuat produk untuk produksi telur tapi harga per dosisnya lebih mahal dari harga telur, dan yang terpenting jangan pernah membuat obat hewan yang tidak bermanfaat. ***

Ditulis oleh:
Dedy Kusmanagandi
Yayasan Pengembangan Peternakan Indonesia (YAPPI)

PERANCIS BERSIAP KAMPANYE VAKSINASI FLU BURUNG PADA BEBEK

Pendanaan untuk 5 tindakan telah diumumkan di Perancis yang bertujuan untuk melengkapi sistem kompensasi yang dapat dimanfaatkan oleh para peternak dalam krisis epizootik tahun 2022-2023 dan untuk memastikan peluncuran kampanye vaksinasi flu burung untuk bebek.

Kementerian Pertanian dan Kedaulatan Pangan Perancis telah mencatat bahwa meskipun vaksinasi saja tidak akan mencegah epizootik baru, vaksinasi merupakan alat pencegahan tambahan, selain langkah-langkah yang telah diterapkan (keamanan hayati, pengawasan kesehatan, pengurangan kepadatan persediaan, dll). Oleh karena itu, Menteri Pertanian dan Kedaulatan Pangan Prancis, Marc Fesneau, telah mengumumkan 5 langkah tersebut.

Vaksinasi terhadap flu burung akan diwajibkan bagi semua peternakan bebek komersial di seluruh daratan Perancis (tidak termasuk Corsica) sepanjang tahun. Vaksinasi akan tetap bersifat sukarela untuk peternakan itik yang produksinya (unggas umur sehari atau telur tetas) ditujukan khusus untuk perdagangan nasional. Vaksinasi terhadap ternak itik yang produknya ditujukan untuk ekspor dilarang agar tidak menghambat arus perdagangan ekspor tertentu.

Setiap peternakan yang divaksinasi harus menjalani pemantauan kesehatan yang tepat melalui analisis rutin dan kunjungan bulanan oleh dokter hewan kesehatan. Kementerian Pertanian dan Kedaulatan Pangan Perancis akan bertanggung jawab atas 85% dari total biaya proyek ini. (Via Poultryworld)

MAJALAH INFOVET KINI TERSEDIA VERSI DIGITAL


Bagi Anda yang kesulitan mendapatkan majalah Infovet versi cetak, kini bisa berlangganan majalah versi digital. Tampilan maupun isi majalah versi digital sama persis dengan versi cetak. Cara membacanya tinggal klik link yang Anda terima dan input password yang anda miliki setelah berlangganan.

Selanjutnya usap ke kiri untuk berpindah halaman.

Rasakan kenyamanan membaca Infovet versi digital yang dapat dibaca melalui smartphone, tablet maupun laptop Anda.

Dengan adanya Infovet versi digital ini, Anda tak perlu repot membawa banyak majalah di tas Anda, karena hp anda bisa menyimpan puluhan edisi Infovet.

Silakan klik layar di atas untuk merasakan contoh majalah Infovet edisi digital. Untuk berlangganan hubungi Yaya https://wa.me/628111611477



 

KESIAGAAN MENGHADAPI GANGGUAN REPRODUKSI

Gambar kiri: Kerabang telur lunak (EDS). Gambar kanan: Albumin luar sangat encer. (Foto-foto: Dok. Romindo)

Untuk mencapai target produktivitas ayam petelur, faktor kesehatan harus selalu mendapat perhatian serius untuk mencapai performa genetik ayam yang optimal. Dengan semakin tingginya target produktivitas, menyebabkan ayam menjadi semakin sensitif terhadap perubahan lingkungan dan meningkatnya risiko penyakit, sehingga diperlukan manajemen kesehatan yang lebih baik.

Upaya yang dilakukan untuk menghindari penyakit penyebab gangguan produksi telur adalah dengan menghindari atau mengurangi faktor-faktor yang dapat mendukung terjadinya penyakit, antara lain iklim dan cuaca, fluktuasi temperatur, atau kelembaban yang tinggi dapat meningkatkan risiko terjadinya stres pada ayam. Risiko ini akan semakin tinggi pada kandang sistem terbuka, sehingga ayam akan semakin rentan terhadap infeksi penyakit.

Selain itu, kualitas air minum pada peternakan yang menggunakan air permukaan karena sulitnya mendapat air tanah yang dalam, kualitas air minum merupakan masalah utama yang sering menjadi faktor pendukung timbulnya penyakit, terutama cemaran koliform yang melebihi batas normal.

Selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah kualitas pakan. Bahan baku pakan asal biji-bijian yang tidak dikelola dengan baik, dapat menyebabkan tumbuhnya jamur yang menghasilkan toksin. Selain itu, tak kalah penting adalah program kesehatan dan pencegahan penyakit. Dengan semakin kompleksnya kejadian penyakit saat ini, program kesehatan dan pencegahan penyakit semakin banyak dan membutuhkan biaya tinggi, oleh sebab itu harus dilakukan pemilihan program kesehatan dan  biosekuriti yang tepat dan efisien.

Penurunan produksi pada ayam petelur dapat disebabkan beberapa faktor:

• Usia: Produksi telur biasanya mencapai puncak ketika ayam berusia 24-50 minggu. Setelah itu, produksi telur secara alami mulai menurun seiring bertambahnya usia ayam.

• Nutrisi: Kekurangan nutrisi atau gangguan dalam pemberian pakan dapat menyebabkan penurunan produksi telur. Ayam petelur membutuhkan asupan pakan seimbang, termasuk protein, vitamin, mineral, dan air yang cukup. Nutrisi yang tidak seimbang atau kekurangan pakan dapat memengaruhi kesehatan dan produksi telur ayam.

• Penyakit dan infeksi: Seperti infeksi saluran pernapasan, infeksi saluran reproduksi, atau penyakit menular lainnya dapat menyebabkan... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Juli 2023.

Ditulis oleh:
Drh Bayu Sulistya
Technical Department Manager
PT ROMINDO PRIMAVETCOM
JL. DR SAHARJO NO. 264, JAKARTA
Tlp: 021-8300300

EKSPOR UNGGAS BRASIL TUMBUH SEBESAR 8,5% MESKIPUN TERJADI FLU BURUNG

Ekspor daging ayam Brazil mencapai 2,629 juta ton pada paruh pertama tahun 2023, meningkat 8,5% dibandingkan 2,423 juta ton pada periode yang sama tahun lalu.

Pertumbuhan ini terjadi di bawah ancaman flu burung, yang pertama kali diidentifikasi di Brazil pada bulan Mei dan sejak itu telah berkembang menjadi 63 wabah yang terkonfirmasi.

Dari 63 kasus yang terkonfirmasi, 62 kasus terjadi pada burung liar dan hanya 1 pada hewan subsisten (pekarangan). Kasus-kasus ini tidak boleh menimbulkan konsekuensi komersial sesuai dengan perjanjian internasional, hanya kasus-kasus pada kelompok ternak komersial yang akan berdampak pada ekspor. Namun, Jepang menangguhkan impor produk unggas dari Espirito Santo. (via Poultryworld)

MALINDO EKSPOR PRODUK OLAHAN KE SINGAPURA

Acara soft launching ekspor produk olahan PT Malindo Food Delight di Cikarang. (Foto: Ist)


Menyusul disetujuinya oleh Singapore Food Agency (SFA) bahwa produk olahan dari PT Malindo Food Delight dan ayam beku dari PT Malindo Feedmill Tbk untuk ekspor ke Singapura yang dikeluarkan tanggal 22 Mei 2023 lalu, Malindo merealisasikan dengan melakukan pengiriman perdana ekspor produk olahan ke Singapura.

Soft launching dilakukan Jumat, 28 Juli 2023 di Pabrik PT Malindo Food Delight di Cikarang, Jawa Barat. Hadir dalam kesempatan ini Direktur PT Malindo Food Delight Rewin Hanrahan dan Rudy Hartono Husin serta perwakilan karyawan. Rewin Hanrahan yang dalam kesempatan ini juga mewakili management mengatakan bahwa kesempatan untuk bisa mengirimkan produk Indonesia ke Singapura bukanlah hal yang mudah. Proses audit yang dilakukan SFA begitu ketat,  mulai dari farm peternakan ayam pedaging, rumah potong hewan unggas (RPHU) sampai ke pabrik pengolahan. Persyaratan yang diminta diantaranya, sumber ayam yang digunakan harus berasal dari farm yang bebas penyakit Avian Influenza dan sudah memiliki sertifikat kompartemen bebas Avian Influenza.

“Pada hari ini dengan terealisasinya ekspor produk olahan PT Malindo Food Delight ke Singapura, menjadi momentum penting bagi kami, bahwa produk Malindo artinya produk Indonesia bisa menembus negara yang menjadi pusat perekonomian di Asia Tenggara bahkan dunia internasional. Sekaligus menambah deretan negara tujuan ekspor kami, setelah sebelumnya telah berhasil ekspor ke Jepang pada tahun 2020, “ujar Rewin Hanrahan.


Malindo optimis produk SunnyGold dan Ciki Wiki mendapat respon baik di Singapura. (Foto: Ist)

Produk olahan yang diekspor ke Singapura yaitu dengan merek SunnyGold dan Ciki Wiki, terdiri dari varian karage dan nuget dengan jumlah sekitar 6 ton. Malindo optimis produk SunnyGold dan Ciki Wiki akan mendapat respon pasar yang baik di Singapura, di tengah persaingan yang ketat dan tingkat ekonomi yang belum pulih sepenuhnya. Malindo selanjutnya menargetkan akan bisa merealisasikan ekspor  ayam beku ke Singapura dalam kuartal tiga tahun ini.

Sekilas pabrik PT Malindo Food Delight (MFD), terletak di Cikarang Jawa Barat. Berdiri tahun 2013 dan memiliki kapasitas 6.000 m3 ton. Pabrik MFD menggunakan mesin-mesin berstandar Eropa. Saat ini sudah terakreditasi ISO 9001:2015 Quality Management System dan ISO 22.000 : 2018 Food Safety Management System, memiliki sertifikat Halal dari Majelis Ulama Indonesia, BPOM dan Nomor Kontrol Veteriner (NKV). [Rilis]

 

 

 

 


PAKAN LIMBAH PEMBAWA BERKAH

Nasi aking atau karak bisa menjadi salah satu pakan alternatif. (Foto-foto: Infovet/Rochim)

Disebabkan harganya yang murah, nasi limbah dapur bisa digunakan untuk subtitusi dalam komposisi pakan. Namun jangan salah, untuk ternak mana bahan pakan murah ini cocok diberikan?

Dalam usaha ternak, sudah merupakan pengetahuan umum bahwa pakan menghabiskan sebagian besar dari modal usaha. Bagaimana tidak, sebagai makhluk hidup tentu ternak memerlukan nutrisi yang diperoleh dari makanan dan air minum agar dapat menjaga metabolisme tubuh tetap berjalan. Selain itu, agar ternak dapat bertumbuh kembang sesuai tahapan usianya. Dengan asupan nutrisi yang cukup, ternak dapat memberikan hasil optimal dari segi bobot maupun produksi telur, sehingga dapat menghasilkan keuntungan.

Memberi pakan ternak secara rutin dengan pakan berkualitas merupakan kewajiban agar usaha ternak dapat memberikan hasil menguntungkan. Namun, peternak juga harus mempertimbangkan anggaran modal, yang jika tidak disiapkan secara matang akan berakibat buruk bagi usaha. Di sisi lain, upaya menghemat pakan yang dilakukan dengan tidak cermat juga dapat menimbulkan kerugian performa dan produktivitas ternak. Demi menghindari berbagai hal tersebut, pemberian pakan harus dilakukan dengan cermat, baik dari sisi jenis, komposisi, maupun ekonomisnya.

Bagi ayam maupun bebek (pedaging atau petelur) terdapat jenis pakan formulasi khusus untuk ternak, yang sering disebut konsentrat atau voer. Pakan jenis ini merupakan hasil produksi pabrik pakan yang sudah diformulasi dari berbagai bahan yang lengkap. Umumnya, setiap jenis konsentrat sudah dilengkapi kandungan nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan ternak sesuai peruntukannya dan sesuai dengan standar SNI. Namun, di balik lengkapnya nutrisi yang terkandung dalam konsentrat pabrikan, persoalan harga kerap membuat peternak berpikir dua kali untuk mengandalkan sepenuhnya sebagai pakan ternak.

Sering kali harga konsentrat disiasati dengan menggunakan bahan pakan alternatif sebagai campuran. Di antara berbagai jenis bahan pakan, jagung, bekatul, ataupun dedak merupakan pilihan yang lazim digunakan. Ketersediaannya melimpah di pasaran dan kandungan nutrisinya mampu mencukupi kebutuhan ternak. Tak heran jika kedua bahan pakan tersebut menjadi andalan peternak. Meskipun demikian, jika satu atau kedua bahan tersebut sulit diperoleh atau mengalami kenaikan harga, otomatis peternak harus mencari bahan alternatif lain. Hal ini dilakukan agar kebutuhan nutrisi ternak tercukupi, tetapi dengan harga yang tetap terjangkau.

Menyiasati Harga Pakan
Bicara soal pakan ayam atau bebek yang murah dan tersedia banyak di pasaran, salah satunya... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Juli 2023. (RA)

INDO LIVESTOCK 2023 KEMBALI HADIR DI SURABAYA

Wamentan (ketiga dari kanan) Ketika Membuka Acara Indo Livestock 2023 di Surabaya
(Foto : CR)

Pameran internasional bidang industri peternakan di Indonesia Indo Livestock 2023 Expo & Forum resmi dibuka, Rabu (26/7/2023). Perhelatan ini berlangsung di Grand City Convex (GCC) Surabaya hingga 28 Juli 2023. Penyelenggaraan pameran untuk ke-16 kalinya ini dilaksanakan bersamaan dengan Indo Feed, Indo Dairy, Indo Agrotech, Indo Vet, dan Indo Fisheris. Pembukaan pameran diresmikan oleh PT Napindo Media Ashatama selaku professional exhibition organizer bersama Kementerian Pertanian RI.

Tahun ini, Indo Livestock mengangkat tema "Integrasi Sektor Pertanian Berkelanjutan : Mendorong Sinergi dalam Peternakan, Pertanian, Kesehatan Hewan, Perikanan, dan Akuakultur".

Lebih dari 300 peserta dari 23 negara mulai dari Indonesia, Thailand, Republik Rakyat Tiongkok, Taiwan, Korea Selatan, Australia, dan beberapa negara Eropa hadir untuk memamerkan teknologi dan inovasi terkini di dunia peternakan.

Wakil Menteri Pertanian RI, Ir. Harvick Hasnul Qolbi yang turut hadir dan memberikan sambutannya mengatakan sinergi, kolaborasi, partisipasi dan kontribusi semua pihak terkait sangatlah penting untuk mencapai tujuan bersama. Ajang tersebut memberikan kesempatan besar untuk mengetahui informasi industri peternakan, pertanian, pakan ternak, pengolahan susu, kesehatan hewan, alat-alat kedokteran hewan, perikanan, dan akuakultur serta inovasi digitalisasi.

Indo Livestock memberikan kesempatan besar untuk mengetahui informasi industri peternakan, pertanian, pakan ternak, pengolahan susu, kesehatan hewan, alat-alat kedokteran hewan, perikanan, dan akuakultur serta inovasi digitalisasi.

Masih menurut Harvick, berdasarkan data yang ia dapat dari Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat bahwa sektor pertanian mengalami pertumbuhan positif, baik secara lapangan usaha maupun distribusinya terhadap perekonomian Indonesia pada triwulan I 2023. Pertanian bahkan disebut sebagai sektor yang paling dominan dengan angka pertumbuhannya sebesar 0,34% serta kontribusi yang mencapai 11,77% terhadap total Produk Domestik Bruto (PDB). Terlepas dari capaian positif itu, saat ini pembangunan pertanian dihadapkan pada tantangan yang semakin berat, yaitu adanya perubahan iklim dan iklim ekstrem kekeringan (El-Nino).

"Pemerintah terus berupaya meningkatkan produksi berbagai komoditas pertanian dan menyiapkan pasokan pangan Indonesia yaitu dengan percepatan tanam, pengembangan pupuk organik, peningkatan ketersediaan air dengan membangun/memperbaiki embung dan parit, sumur dalam, sumur resapan, saluran irigasi, introduksi varietas lahan kering, diversifikasi pangan lokal, penyiapan sumber pakan hewan ternak, penguatan pelayanan kesehatan hewan dan pengembangan komoditas peternakan melalui closed loop," jelas Harvick, kepada wartawan. Langkah ini, lanjut harvick sejalan dengan dengan tema pameran Indo Livestock 2023.

Salah satu hal lain untuk mendorong sinergi tersebut, kali ini PT Napindo Media Ashatama juga menghadirkan Indonesian Livestock Industry Award 2023 sebagai bentuk apresiasi kepada para inovator di bidang peternakan dan kesehatan hewan.

"Kami ingin mendorong industri lokal untuk meningkatkan produktivitasnya dan mampu bersaing dengan kebutuhan dalam dan luar negeri (ekspor). Pada event kali ini kami akan memberikan anugerah yang dikemas dalam bentuk Indonesian Livestock Industry Award 2023. Apresiasi diberikan kepada para inovator di bidang peternakan dan kesehatan hewan untuk menunjukkan karya ciptanya kepada publik," ucap Project Director PT Napindo Media Ashatama, Agung Wicaksono.

Selain itu dengan mengikuti pameran tiga hari ini, partisipan dan pengunjung juga akan mendapatkan informasi dari pakar industri mengenai isu-isu terkini yang dapat mengembangkan bisnisnya.

Napindo juga menghadirkan beberapa program yang selalu mendukung program pemerintah misalnya Forkompedia dan Sosialisasi SDTI (Penyuluhan Susu Daging Telur Ikan) mengenai giat percepatan gizi seimbang.

Indo Livestock Award 2023

Pelaksanaan penganugerahan Indo Livestock Innovation Award 2023 merupakan kerja sama antara Yayasan Pengembangan Peternakan Indonesia (YAPPI) dan PT Napindo Media Ashatama serta Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi IPB University.

Ketua YAPPI Desianto Budi Utomo dalam paparannya menjelaskan, penghargaan ini diberikan kepada inovator terbaik bidang peternakan dan kesehatan. Terdapat 42 kandidat yang ikut seleksi yang berasal unsur Lembaga Riset, Perguruan Tinggi dan Perusahaan. Melalui tahapan proses penilaian, Dewan Juri menetapkan 3 inovator terbaik yaitu :

  1. Inovator dari Lembaga Riset. Diberikan kepada Dr, Ir. Tike Sartika, MSi dan tim dari Balai Penelitian Ternak (Balitnak) dengan inovasi ayam KUB 1 Merupakan inovasi riset pemuliaan ternak selama bertahun-tahun yang menghasilkan ayam kampung dengan produksi telur unggul dan telah tersebar di kalangan peternak di berbagai daerah di Indonesia.  
  2. Inovator dari Perguruan Tinggi, diberikan kepada Ir. Julinda R. Manullang MP dan Prof Dr Enos Tangke Arung PhD dari Universitas Mulawarman, Samarinda dengan inovasi "Formulasi Pakan Ayam Pedaging dengan menggunakan aditif daun Tahongai". Merupakan tanaman lokal yang mengandung bioaktif diteliti sejak tahun 2014, berperan sebagai anti bakteri, menurunkan FCR, menekan angka kematian. Produk inovasinya telah dimanfaatkan oleh para peternak di Kalimantan.
  3. Inovator dari Industri diberikan kepada PT Medion Farma Jaya dengan inovasi "Potensi Ekstrak Curcuma dan Morinda citrifolia (FASBRO) untuk meningkatkan performa ayam dan meningkatkan kualitas daging". Produk inovasi yang melalui proses penelitian bertahun-tahun ini telah terbukti meningkatkan performa ayam dan telah digunakan oleh peternak di berbagai daerah di Indonesia

Selamat kepada para inovator yang menerima penghargaan. (CR/Bams)


BERDAYA DI SKALA RUMAH TANGGA

Beternak puyuh bisa menjadi pilihan usaha. (Sumber: asian-agribiz.com)

Mudah dibudidayakan dan tidak banyak menguras biaya, beternak puyuh bisa menjadi alternatif usaha. Dengan skala rumah tangga bisa jadi solusi ikhtiar meraih rezeki di tengah PHK dan sulitnya mencari kerja.

Beternak puyuh petelur dilakoni Muhammad Aziz Basyarudin, biasa dipanggil Azis, sejak 2021 lalu. Pemuda yang berdomisili di Aryojeding, Rejotangan, Tulungagung, ini mengaku bahwa awalnya tidak berminat terjun ke usaha beternak puyuh. Namun, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga kecilnya, ia akhirnya menyambut tawaran temannya.
Kini, jumlah puyuh petelur produktif yang dimiliki Azis mencapai 2.000 ekor. “Setengahnya sudah mulai tua,” akunya.

Dimulai dari Pullet
Bagi pemula, memulai beternak puyuh petelur dari pullet akan lebih mudah. Selain itu, cara ini juga lebih cepat menghasilkan uang. Peternak cukup melakukan aktivitas harian berupa pemberian pakan dan air minum, membersihkan kandang, serta memanen telur. Ditambah dengan pengobatan jika diperlukan.

Ditanya soal alasan lebih memilih memulai usaha dari pullet dibandingkan DOQ, Azis mengungkapkan alasannya. “Saya langsung mulai dari puyuh siap telur untuk menghemat tempat dan kandang. Tidak perlu membeli kandang lagi, langsung di kandang baterai,” ungkapnya.

Masuk akal. Dengan kepadatan 20-25 ekor per meter persegi, beternak puyuh 1.000 ekor pada kandang empat susun hanya membutuhkan lahan kandang seluas 10m x 1m. Ditambah ruang untuk gerak operasional, penyimpanan pakan, bahan, dan peralatan lainnya.

Keuntungan memelihara puyuh dari pullet dibanding dari DOQ lainnya yaitu... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Juli 2023. (RA)

MENCENGANGKAN, PRIA INI TERNAK SAPI DI BALKON APARTEMEN

(Sumber : South China Morning Post 2023)

Peternakan adalah tempat terbaik untuk seseorang yang ingin memelihara hewan ternak dalam jumlah yang sangat banyak. Tak hanya soal lokasi, keberadaan peternakan juga harus jauh dari perumahan agar tidak mengganggu kenyaman anggota masyarakat lain.

Di peternakan, hewan-hewan ternak akan menghuni sebuah lahan kosong yang luas dan mudah untuk menemukan rumput sebagai makanan dan berkeliaran dengan bebas. Namun berbeda dengan yang dilakukan peternak sapi satu ini. Bukannya di lahan kosong atau padang rumput, ia `beternak` sapi di balkon apartemennya.

Kejadian ini membuat geger media sosial di China ketika sebuah keluarga diketahui memelihara sapi di balkon apartemen mereka. Tak cuma seekor, dalam video yang beredar, terlihat tujuh ekor sapi tengah menikmati makanan di balkon apartemen yang berada di Provinsi Sichuan, China.

Seorang penghuni apartemen mengatakan, hewan itu sudah seharian berada di balkon tersebut. Para tetangga akhirnya melaporkan kejadian tersebut kepada petugas karena merasa terganggu oleh lenguhan dan bau busuk yang dihasilkan dari `peternakan` tersebut. 

Kepolisian setempat akhirnya memindahkan hewan-hewan itu pada 14 Juli lalu. Sekretaris partai masyarakat, Zhang Dayou, mengatakan bahwa berat anak sapi masing-masing antara 10 kg dan 20kg. Sejak sapi-sapi itu disingkirkan, staf penjaga apartemen kerap memergoki penghuni itu kembali mencoba menyelundupkan mereka masuk.

Video itupun viral di media sosial hingga menuari beragam komentar warganet.

“ Saya yakin ternak tidak pernah membayangkan mereka bisa hidup di sebuah gedung suatu hari nanti,” kata seorang netizen.

" Anak sapi yang malang, terjepit di balkon sekecil itu," kata yang lain.

" Setidaknya itu membuktikan bahwa bangunan itu berkualitas baik." (INF)

MENEKAN PENYEBARAN PENYAKIT MENULAR PADA KAMBING

Kedatangan kambing baru perlu diamati setiap hari untuk melihat ada atau tidaknya penyakit menular. (Foto: Dok. Sulaxono)

Kambing merupakan ternak yang banyak dikembangkan di dunia, karena hewan tersebut mudah dikembangbiakan, pemeliharaannya gampang, mudah dijual, dan cita rasa dagingnya banyak digemari.

Di Indonesia, berbagai ras kambing pun telah dikembangkan, di antaranya kambing Kacang, Etawa, Peranakan Etawa, Jawa Randu, Kaligesing, Boer, Boerawa, Saanen, dan kambing lainnya. Jawa Tengah dan Jawa Timur merupakan provinsi dengan populasi kambing terbesar mencakup lebih dari 3,5 juta ekor kambing, disusul Lampung yang menduduki urutan ketiga. Total populasi kambing di Indonesia pada 2019 mencapai 18.975.955 ekor, sedikit mengalami penurunan dibanding 2015 yang mencapai 19.012.794 ekor (Buku Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2019).

Ternak kambing diperlukan masyarakat untuk berbagai keperluan, seperti kurban, akikah, maupun keperluan hajatan, hingga kuliner. Beberapa jenis kambing juga dikembangkan untuk produksi susunya. Lalu lintas antar pulau dalam rangka pengembangan dan pemenuhan kebutuhan saat hari raya besar hampir terjadi setiap tahun. Masyarakat bergairah beternak kambing karena harga jualnya naik dan juga terbukanya peluang ekspor.

Dalam budi daya kambing, masalah penyakit sering kali terabaikan. Sebagai ternak ruminansia, kambing juga bisa berperan menularkan berbagai penyakit ke manusia, seperti penyakit antraks, brucellosis, toxoplasmosis, dan scabies. Tingkat kejadian penyakit menular zoonosis ini tiap daerah berbada-beda, tergantung pada manajemen budi daya, komitmen  pengendalian penyakit, dan manajemen bioskuriti.

Apalagi menjelang hari besar keagamaan seperti Iduladha atau untuk kebutuhan akikah, pergerakan kambing yang dilalulintaskan antar pulau, provinsi, maupun antar kota/kabupaten, meningkat drastis. Dalam masa perjalanan jauh, kambing bisa mengalami kelelahan transportasi, stres, dan memunculkan penyakit menular. Pada awalnya di daerah asal, kambing tidak menampakan gejala klinis penyakit menular, namun karena kelelahan, stres, belum beradaptasi, dan perubahan manajemen pemeliharaan, penyakit menular secara klinis bisa muncul di tempat baru setelah beberapa hari, seperti penyakit... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Juli 2023.

Ditulis oleh:
Ratna Loventa Sulaxono, Medik Veteriner Ahli Pertama
& Sulaxono Hadi, Medik Veteriner Ahli Madya

KEKURANGAN TENAGA KERJA MENGHAMBAT EKSPOR PERTANIAN DAN UNGGAS RUSIA

Kurangnya personel adalah salah satu faktor utama yang menghambat ekspor pertanian Rusia, kata Sergey Yushin, kepala Asosiasi Daging Nasional Rusia, saat berbicara dalam konferensi Agro Outlook Russia 2023.

Selama 2 dekade terakhir, produksi daging dan unggas global melonjak hingga 45%, sementara di Rusia, melonjak hampir 150%. Pertumbuhan tersebut disertai dengan kenaikan konsumsi, dan untuk memenuhi permintaan yang meningkat, industri daging dan unggas global perlu meningkatkan produksi sebesar 40 juta ton pada tahun 2030, kata Yushin, mengutip perkiraan FAO.

Sebagai bagian dari agenda hijau, petani di negara maju akan mengalami penurunan kinerja produksi, kata Yushin, menambahkan bahwa Rusia memiliki sumber daya lahan yang cukup untuk produksi daging hampir dua kali lipat dari tingkat saat ini.

Namun, kekurangan tenaga kerja terus-menerus dipandang sebagai hambatan untuk pertumbuhan tersebut. “Persaingan antara pertanian dan industri lain, misalnya pembuatan mesin, menjadi bencana besar. Itu membuat operasi kami rentan, ”kata Yushin, menyarankan agar pemerintah menentukan sektor ekonomi prioritas dan membantu mereka dengan masalah tenaga kerja.

Gubernur Bank Sentral Rusia, Elvira Nabiullina, memperingatkan dalam sebuah pernyataan pada Desember 2022 bahwa negara itu menghadapi kekurangan tenaga kerja yang terus meningkat, yang disebabkan antara lain oleh wajib militer 300.000 warga sipil selama kampanye mobilisasi Kementerian Pertahanan tahun lalu.

Jumlah pekerja muda di Rusia telah turun ke salah satu level terendah dalam sejarah pasca-Soviet negara itu, menurut penelitian April 2023 yang dilakukan oleh firma konsultan Finexpertiza yang berbasis di Moskow.

Jumlah pekerja di bawah 35 tahun di Rusia turun 1,33 juta orang antara Desember 2021 dan Desember 2022 ke level terendah sejak dimulainya pengumpulan data pada 2006, kata Finexpertiza. Di antara alasan utama, para analis mencantumkan masalah demografis dan emigrasi. (via Poultryworld)

KOLABORASI PT BERDIKARI DAN ASOSIASI PETERNAK RAKYAT DEMI KOKOHKAN PERUNGGASAN TANAH AIR

 

Peternak rakyat yang tergabung dalam KPUN usai kegiatan FGD di Graha Berdikari, Jakarta (Foto: Istimewa) 

Melalui kegiatan Focus Group Discussion (FGD) pada Selasa (18/7) lalu, PT Berdikari dan asosiasi peternak rakyat menguatkan sinergi dan kolaborasi untuk memperkokoh dan meningkatkan jumlah peternak rakyat beserta populasi perunggasan Tanah Air yang dikelola peternak rakyat. FGD berlangsung di Graha Berdikari, Jakarta. 

Dalam FGD ini, Direktur Utama PT Berdikari Muhammad Syarkawi Rauf dalam keterangan resminya menyatakan. “Berdikari berkomitmen dan berupaya untuk mendorong dan memperkokoh peternak rakyat, siap menyediakan SAPRONAK (Sarana Produksi Peternakan) berupa DOC, pakan, vaksin, vitamin dan obat-obatan serta ekosistem yang mendukung kepastian penyerapan livebird (LB) dengan harga yang menguntungkan.”

Dalam kesempatan tersebut, Berdikari mendengarkan aspirasi gabungan asosiasi peternak yang meminta Berdikari harus mampu melindungi peternak saat harga DOC tinggi, dan saat harga LB rendah serta saat bahan pakan tinggi. 

Hal tersebut disambut baik Berdikari dengan RKAP 2023 Berdikari yang telah disetujui dalam RUPS tahun buku 2022 bahwa Berdikari merencanakan pembangunan pabrik pakan dan kandang DOC GPS, dalam mendukung penguatan Berdikari dalam menjaga buffer stock Nasional.

Adapun yang hadir diantaranya adalah perwakilan dari Komunitas Peternak Unggas Nasional (KPUN), dan para oeternak mandiri lainnya yang berasal dari Bogor dan Jawa Timur. (NDV/INF)

PETERNAKAN DISEGEL, 30 RIBU EKOR AYAM PETELUR TERANCAM MATI

Lokasi peternakan ayam PT Sube Rezeki Semesta di Serang, Banten.
(Sumber : Istimewa)

Sebanyak 30 ribu ekor ayam petelur di Desa Sukamenak, Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang, terancam mati di kandang usai adanya penyegelan peternakan oleh Pemerintah Kabupaten Serang, Banten.

Kepala Seksi Penindakan dan Pengawaaan Dinas Satpol PP Kabupaten Serang, Yogi Hernanto, mengatakan pihaknya melakukan penyegelan lantaran adanya aduan dari warga.

"Biar kondusif, kita (Dinas Satpol PP) lakukan penyegelan kembali. Kalau dipaksakan juga tidak bisa. Yang dikhawatirkan tidak kondusif," kata Yogi saat dikonfirmasi, Jumat, 21 Juli 2023.

Sementara penjaga kandang milik PT Sube Rezeki Baru Semesta, Ariah, mengatakan pihaknya telah menjelaskan  puluhan ribu ayam di kandang tidak bisa dibiarkan hidup begitu saja tanpa pasokan makanan dari mesin pakan. Menurutnya, Dinas Satpol PP juga sengaja menghentikan aliran air untuk minum unggas tersebut. 

"Saya pribadi sedih, karena harus meninggalkan ayam tanpa makan dan minum begitu. Pakan yang ada di kandang hanya bertahan sampai pagi nanti. Kemungkinan bisa mati separuhnya atau semua kalau dibiarkan," jelas Ariah.
 
Sebagai informasi sebelumnya Dinas Sat Pol PP telah melaksanakan kegiatan penutupan aktivitas peternakan tersebut beberapa bulan lalu lantaran dinilai melanggar peraturan daerah. (INF)

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer