Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini MENEKAN PENYEBARAN PENYAKIT MENULAR PADA KAMBING | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

MENEKAN PENYEBARAN PENYAKIT MENULAR PADA KAMBING

Kedatangan kambing baru perlu diamati setiap hari untuk melihat ada atau tidaknya penyakit menular. (Foto: Dok. Sulaxono)

Kambing merupakan ternak yang banyak dikembangkan di dunia, karena hewan tersebut mudah dikembangbiakan, pemeliharaannya gampang, mudah dijual, dan cita rasa dagingnya banyak digemari.

Di Indonesia, berbagai ras kambing pun telah dikembangkan, di antaranya kambing Kacang, Etawa, Peranakan Etawa, Jawa Randu, Kaligesing, Boer, Boerawa, Saanen, dan kambing lainnya. Jawa Tengah dan Jawa Timur merupakan provinsi dengan populasi kambing terbesar mencakup lebih dari 3,5 juta ekor kambing, disusul Lampung yang menduduki urutan ketiga. Total populasi kambing di Indonesia pada 2019 mencapai 18.975.955 ekor, sedikit mengalami penurunan dibanding 2015 yang mencapai 19.012.794 ekor (Buku Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2019).

Ternak kambing diperlukan masyarakat untuk berbagai keperluan, seperti kurban, akikah, maupun keperluan hajatan, hingga kuliner. Beberapa jenis kambing juga dikembangkan untuk produksi susunya. Lalu lintas antar pulau dalam rangka pengembangan dan pemenuhan kebutuhan saat hari raya besar hampir terjadi setiap tahun. Masyarakat bergairah beternak kambing karena harga jualnya naik dan juga terbukanya peluang ekspor.

Dalam budi daya kambing, masalah penyakit sering kali terabaikan. Sebagai ternak ruminansia, kambing juga bisa berperan menularkan berbagai penyakit ke manusia, seperti penyakit antraks, brucellosis, toxoplasmosis, dan scabies. Tingkat kejadian penyakit menular zoonosis ini tiap daerah berbada-beda, tergantung pada manajemen budi daya, komitmen  pengendalian penyakit, dan manajemen bioskuriti.

Apalagi menjelang hari besar keagamaan seperti Iduladha atau untuk kebutuhan akikah, pergerakan kambing yang dilalulintaskan antar pulau, provinsi, maupun antar kota/kabupaten, meningkat drastis. Dalam masa perjalanan jauh, kambing bisa mengalami kelelahan transportasi, stres, dan memunculkan penyakit menular. Pada awalnya di daerah asal, kambing tidak menampakan gejala klinis penyakit menular, namun karena kelelahan, stres, belum beradaptasi, dan perubahan manajemen pemeliharaan, penyakit menular secara klinis bisa muncul di tempat baru setelah beberapa hari, seperti penyakit... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Juli 2023.

Ditulis oleh:
Ratna Loventa Sulaxono, Medik Veteriner Ahli Pertama
& Sulaxono Hadi, Medik Veteriner Ahli Madya

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer