-->

INDO LIVESTOCK 2025 EXPO & FORUM PERLUAS RELASI DAN BISNIS DI BANGKOK

Kunjungan tim Indo Livestock ke Bangkok menjadi momen penting untuk memperkenalkan Indo Livestock 2025 Expo & Forum serta Indonesia di kancah internasional. (Foto: Istimewa)

Bangkok, (12/3/2025), pameran dan forum industri inovasi, teknologi modern, dan kerja sama bisnis bidang peternakan, pengolahan hasil ternak, dan kesehatan hewan ternak ke- 18, Indo Livestock 2025 Expo & Forum mengunjungi pameran peternakan di IMPACT Exhibition Center, Bangkok, Thailand pada 12-14 Maret 2025, sebagai bagian dari upaya memperkuat kolaborasi global dan mempromosikan potensi besar sektor peternakan, pakan ternak, pengolahan susu, dan pertanian Indonesia di kancah internasional.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia secara kumulatif pada periode Januari-Desember 2024 mencapai USD 264,70 miliar atau naik 2,29% dibanding periode yang sama di 2023. Sementara itu, ekspor kumulatif non-migas mencapai USD 248,83 miliar atau naik 2,46%.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, Agung Suganda, juga menyampaikan bahwa produksi daging ayam nasional pada 2024 tercatat mencapai 3,84 juta ton, melebihi kebutuhan domestik sebesar 3,72 juta ton. Surplus ini menegaskan bahwa Indonesia tidak hanya mandiri dalam sektor pangan unggas, tetapi juga siap menjadi salah satu negara penyokong kebutuhan pangan global.

Kunjungan tim Indo Livestock 2025 ke Bangkok, menjadi momen penting untuk memperkenalkan Indo Livestock 2025 Expo & Forum serta Indonesia di kancah internasional, sehingga diharapkan para pelaku di sektor peternakan, pakan ternak, pengolahan susu, dan kesehatan hewan dapat merasakan manfaat dari penyelenggaraan Indo Livestock sebagai pameran internasional yang terdepan di Asia Tenggara.

Indo Livestock diselenggarakan bersamaan dengan Indo Feed, Indo Dairy, Indo Agrotech, Indo Vet, dan Indo Fisheries 2025 Expo & Forum, pameran ini akan diselenggarakan pada 2-4 Juli di Grand City Convex (GCC), Surabaya.

Indo Livestock 2025 Expo & Forum diharapkan menjadi titik pertemuan bagi para ahli dan pebisnis dari seluruh penjuru dunia, bersatu untuk mengeksplorasi, berinovasi, dan mengembangkan industri peternakan, pakan ternak, pengolahan susu, pertanian, kesehatan hewan, alat-alat kedokteran hewan, perikanan, dan akuakultur.

Akan ada lebih dari 300 peserta dari 30 negara, 10 paviliun negara, dan 15.000 pengunjung diharapkan dapat berpartisipasi dan meramaikan Indo Livestock 2025 Expo & Forum yang akan diselenggarakan selama tiga hari. (INF)

INDO LIVESTOCK RESEARCH AND INNOVATION AWARD 2024

Foto para peraih Indo Livestock Research & Innovation Award 2024 bersama dewan juri dan panitia. (Foto: Istimewa)

Sebagai bentuk komitmen dalam industri pengembangan peternakan Indonesia, Yayasan Pengembangan Peternakan Indonesia (YAPPI), bekerja sama dengan Napindo selaku penyelenggara pameran Indo Livestock, memberikan penghargaan Indo Livestock Research and Innovation Award 2024 kepada para insan peternakan.

Penghargaan yang dibalut dalam acara Executive Gathering Indo Livestock yang digelar pada hari pertama pameran (17/7/2024), juga bekerja sama dengan Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan IPB University (PSP3-IPB), Asosiasi Fakultas Kedokteran Hewan (AFKHI), Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Peternakan Indonesia (FPPTPI), Solidaritas Alumni SPR Indonesia (Saspri), yang didukung oleh Ditjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek.

Indo Livestock Research & Innovation Award 2024 diikuti oleh 24 perguruan tinggi negeri dan swasta, melibatkan 20 magister, 24 doktor, dan 22 profesor yang mengikutsertakan 61 hasil karya penelitian.

Setelah melalui serangkaian proses penilaian oleh dewan juri, diputuskan lima penerima penghargaan dengan nama Widhi Catha Satwa Nugraha, sebagai berikut: (INF)

Pemenang Indo Livestock Research and Innovation Award 2024

Kategori Sapi Pedaging:
Prof. Dr. Mochamad Lazuardi (Universitas Airlangga)
Judul Penelitian/Inovasi: “Perangkat Uji Cepat Karkas Ayam dan Sapi Terhadap Kandungan Air Berlebih dan Proses Pembuatannya”

Kategori Sapi Perah:
Prof. Dr. Ir. Indah Prihartini, MP., IPU (Universitas Muhammadiyah Malang)
Judul Penelitian/Inovasi: “Probiotik Ternak Plus Inovasi Untuk Ketahanan, Keamanan Dan Keberlanjutan Peternakan Sapi Perah”

Kategori Kambing-Domba
(Universitas Gadjah Mada)
• Prof. Ir. Nafiatul Umami, SPt., MP., PhD., IPM., ASEAN Eng
• Prof. Dr. Ir. Bambang Suhartanto, DEA., IPU
• Dr. Teguh Wahyono, S.Pt, M.Si
Judul Penelitian/Inovasi: “Rumput Unggul Gama Umami (Pennisetum purpureum Var Gama Umami) sumber Biomasa Pakan Serat untuk Ruminansia”

Kategori Unggas:
(Universitas Wijaya Kusuma)
• Dr. drh. Siti Gusti Ningrum
• drh. Adhitya Yoppy Ro Candra, M.Si
• drh. Hana Cipka Pramuda Wardhani, M.Vet
• drh. Kartika Purnamasari, M.Si
• Dr.drh. Andreas Berny Yulianto, M.Vet
Judul Penelitian/Inovasi: “Aplikasi SEAMON sebagai Pembersih Sarang Burung Wallet di Dunia Industri”

Kategori Aneka Ternak:
(Universitas Mulawarman)
• Prof. Dr. Enos Tangke Arung, S.Hut, MP
• Prof. Dr. Irawan Wijaya Kusuma, S.Hut, MP
• Dr. dr. Swandari Paramita, M.Kes
• Ir. Julinda Romauli Manullang, MP
• Nurul Puspita Palupi, SP, MP
• Dr. Ir. Syafrizal, MP
Judul Penelitian/Inovasi: “Identifikasi dan Klasifikasi Senyawa Aktif Produk Lebah Tanpa Sengat (Trigona spp) untuk Bahan Obat dan Kosmetik”

KOLABORASI USSEC DAN INFOVET DI INDO LIVESTOCK 2024

Foto bersama panitia dan peserta seminar. (Foto-foto: Dok. Infovet)

Sustainability in Indonesia Poultry Industry Value Chain: Opportunities & Challenges” menjadi tema dalam seminar USSEC yang bekerja sama dengan Majalah Infovet dalam rangkaian pameran Indo Livestock Expo & Forum pada 17-19 Juli 2024, di JCC Senayan.

Mengambil tempat di ruang Theater 2 JCC Senayan, peserta dan pengunjung memadati ruangan seminar yang dilaksanakan pada Jumat (19/7). 

Dipandu oleh Technical Consultant USSEC, Alfred Kompudu, acara menghadirkan narasumber di antaranya Technical Consultant USSEC Prof Budi Tangendjaja, Sr Research Specialist Bank Mandiri Andre Simangunsong, dan VP ESG PT FKS Multiagro Beatrice Susanto.

Dari kiri: Alfred Kompudu, Beatrice Susanto, Andre Simangunsong, dan Prof Budi Tangendjaja.

Sambutan dari Pemimpin Redaksi Majalah Infovet, Ir Bambang Suharno, mengawali jalannya acara yang langsung dilanjutkan dengan pemaparan narasumber. Terkait tema yang diangkat, Prof Budi mengemukakan bahwa jika berbicara mengenai sustainability menurut FAO pada prinsipnya terdapat tiga hal penting yang harus diperhatikan, yakni Planet, People, dan Profit.

Dijelaskan Prof Budi, saat ini masyarakat banyak dituntut untuk bisa bertanggung jawab terhadap planet yang menjadi tempat tinggal manusia, guna menjaga keberlanjutan dalam hidup.

“Seperti contoh saya amati di Belanda, kalau kotoran dari peternakan ayam atau sapinya kelewat banyak, bisa berpotensi merusak lingkungan sehingga menjadi enggak berkelanjutan, ini didenda dan jadinya harus dibatasi. Nah, di Indonesia belum banyak bisa melakukan ini,” kata Prof Budi.

Lebih lanjut dipapakan, “Adapun terkait profit misalnya, apabila saya memelihara ayam tapi kalau tidak mendapat untung tentu itu tidak sustainable, itu tidak bisa berkelanjutan. Jadi salah satu patokan sustainability itu usahanya juga harus untung,” kata Prof Budi.

Contoh lainnya terkait people/manusia, juga berkaitan dengan peternakan ayam yang didemo akibat polusi bau yang menyebar ke lingkungan sekitar yang bisa membuat menjadi tidak berkelanjutan.

 “Nah tiga hal itulah yang harus diikuti jika berbicara mengenai sustainability, harus bicara kepada manusianya, bicara keuntungan bisnisnya, dan harus bicara soal lingkungan, supaya usaha kita juga bisa tetap berjalan,” imbuhnya.

Dalam paparannya tersebut, sustainability adalah dimana manusia dapat meningkatkan efisiensi dalam penggunaan sumber daya, kemudian tindakan langsung untuk melestarikan, melindungi, dan meningkatkan sumber daya alam, lalu melindungi dan meningkatkan penghidupan pedesaan, kesetaraan, dan kesejahteraan sosial, serta ketahanan manusia, komunitas, dan ekosistemnya, melalui mekanisme tata kelola yang bertanggung jawab dan efektif.

Peserta memadati ruangan seminar.

Dari sisi pelaku usaha, Beatrice Susanto juga sepakat dengan apa yang disampaikan oleh Prof Budi mengenai sustainability. Pihaknya juga sangat concern terhadap hal tersebut. “Kami sendiri juga sudah mempunyai divisi untuk mengatasi keberlanjutan usaha. Ini sangat penting buat kami, makannya masuk dalam strategi bisnis kami,” katanya.

Beberapa hal juga dilakukan FKS Multiagro dengan berbagi ilmu dan memberikan pembinaan kepada para petani/peternak untuk lebih aware kepada lingkungan. “Isu lingkungan juga menjadi perhatian, kami punya target bisa menurunkan angka emisi karbon sampai 20% dengan melakukan berbagai efisiensi dan berbagai upaya atau program-program untuk melestarikan lingkungan,” ungkapnya.

Foto bersama peserta yang berkesempatan mendapat cendera mata.

Hal senada juga disampaikan oleh Andre Simangunsong, untuk menjadi agen of change dalam mendorong sustainability, termasuk di industri peternakan.

“Dari kami juga sangat concern dengan hal itu, dengan mengajak peternak memerhatikan bagaimana manajemen pemeliharaan, kepadatan, pengelolaan limbah, hingga biosekuritinya. Dari sisi sustainability ini sangat penting,” ujarnya.

Ia juga menambahkan turut memonitor perusahaan-perusahaan yang bekerja sama dan akan bekerja sama dengan pihaknya terkait sustainability. “Salah satunya yang terkait dengan jejak karbon yang dihasilkan. Intinya jangan pernah takut untuk memulai sustainability, karena itu juga merupakan efisiensi dari keberlanjutan usaha,” tukasnya. (RBS)

PAMERAN INDO LIVESTOCK 2024 RESMI DISELENGGARAKAN HARI INI

Pembukaan pameran Indo Livestock 2024, di JCC Senayan Jakarta. (Foto-foto: Dok. Infovet)

PT Napindo Media Ashatama (Napindo) dengan bangga kembali menyelenggarakan pameran dan forum internasional yakni Indo Livestock berbarengan dengan Indo Feed, Indo Fisheries, Indo Dairy, Indo Agrotech, dan Indo Vet, pada 17-19 Juli 2024 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta.

Kolaborasi enam pagelaran tahun ini mencapai 12 paviliun negara, di antaranya Indonesia, Belanda, China, Eropa, India, Italia, Korea Selatan, Malaysia, Singapura, Spanyol, Taiwan, dan Vietnam.

"Kami berharap kolaborasi enam pameran ini bisa memberikan banyak manfaat dan memberikan banyak kesempatan untuk bertemu dengan mitra-mitra bisnis yang potensial," ujar Managing Director PT Napindo, Arya Seta Wiriadipoera, dalam pembukaan Indo Livestock, Rabu (17/7/2024).

Pada kesempatan tersebut, ia juga turut memberikan apresiasi kepada seluruh stakeholder dan pemerintah yang turut serta mendukung terselenggaranya pameran kali ini.

"Penghargaan tertinggi kami sampaikan kepada kementerian dan seluruh pihak yang turut mendukung penyelenggaraan pameran tahun ini. Diharapkan pameran ini menjadi sarana yang tepat untuk memajukan sektor pertanian, peternakan, dan akuakultur melalui sinergi yang tercipta demi meningkatkan perekonomian dan ketahanan pangan di Indonesia," ucapnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Deputi II Bidang Pangan, Agribisnis, dan Koordinasi Kemenko Bidang Perekonomian, Dida Gardera.

"Sinergi seluruh pihak ini menjadi momentum yang sangat baik, dimana pameran ini menggabungkan semuanya. Ini tentu harapannya menjadi titik temu berbagai pihak untuk sharing experience yang bisa kita maksimalkan di sini," kata Dida.

Sementara itu, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nasrullah, yang hadir mewakili Menteri Pertanian, sekaligus membuka acara secara resmi mengungkapkan, momentum pameran ini bisa dijadikan sarana untuk berbagi informasi kepada seluruh pihak jika ingin mengembangkan produk-produk yang diperlukan.

"Saya berharap para investor dan para pelaku usaha mari sama-sama kita wujudkan ketahanan pangan kita. Kami sangat apresiasi kepada Napindo dan seluruh pihak yang benar-benar bergandengan tangan untuk menjawab tantangan tersebut," tukasnya.

Dirjen PKH, Nasrullah, saat mengunjungi booth-booth yang tampil di pameran Indo Livestock.

Selama tiga hari ke depan, sekitar 18.000 pengunjung ditargetkan hadir pada pameran tahun ini. Adapun ratusan peserta pameran dari puluhan negara akan menunjukkan inovasi dan solusinya di bidang peternakan, pakan ternak, pengolahan susu, pertanian, kesehatan hewan, serta alat-alat peternakan, kedokteran hewan, perikanan, dan akuakultur.

Khusus untuk Paviliun Indonesia, tuan rumah menghadirkan enam paviliun, yaitu Paviliun Dairy oleh Kementerian Pertanian, Paviliun Indonesian Seafood oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, Paviliun Closed Loop oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dan Paviliun Kementerian Perindustrian, Paviliun Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, serta Paviliun PDHI (Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia).

Selain pameran, pengunjung juga dapat menikmati berbagai program unggulan lainnya, seperti seminar dan technical product presentation dari para peserta pameran, juga sosialisasi SDTI (Susu, Daging, Telur, dan Ikan) melalu berbagai program seperti Bazaar UMKM, Gelar Buah Nusantara 2024, demo cooking, talkshow, dan kegiatan anak dalam rangkaian SDTI Fun sebagai gerakan sosialisasi konsumsi protein hewani. (RBS)

KOLABORASI ENAM PAMERAN PETERNAKAN DAN FORUM INTERNASIONAL 2024

 

Konferensi pers sambut gelaran Indo Livestock 2024 (Foto: Istimewa)

Pameran bergengsi skala internasional Indo Livestock kembali digelar pada 17-19 Juli 2024 doi Jakarta Convention Center (JCC). Pada konferensi pers hari ini, Senin (15/7), PT Napindo Media Ashatama (Napindo) selaku penyelenggara mengumumkan enam kolaborasi penyelenggaraan pameran dan forum internasional selain Indo Livestock yakni Indo Feed ke-17, Indo Fisheries ke-14, Indo Dairy ke-15, Indo Agrotech ke-3, dan Indo Vet ke-4.

Lisa Rusli selaku Assistant Project Director PT Napindo Media Ashatama mengungkapkan kolaborasi enam pameran ini merupakan wujud dukungan akan terciptanya sebuah ketahanan pangan nasional sebagai stabilitas nasional.

“Pagelaran ini bertujuan untuk membantu meningkatkan produktivitas industri lokal agar mampu bersaing memenuhi kebutuhan dalam dan luar negeri. Dengan pengalaman Napindo yang mencapai 2 dekade, pagelaran tahunan ini terbukti selalu mendapat apresiasi dan antusiasme positif baik dari pemerintah, pengusaha, maupun masyarakat,” jelas Lisa.

Kolaborasi enam pagelaran ini telah melebihi target awal paviliun negara. Dari yang semula ditargetkan hanya 10 paviliun negara, kini telah mencapai 12 paviliun negara, termasuk Indonesia, Belanda, China, Eropa, India, Italia, Korea Selatan, Malaysia, Singapore, Spanyol, Taiwan, dan Vietnam.

Acara yang menargetkan sebanyak 600 peserta pameran dari 50 negara, menunjukkan kepercayaan luar biasa dari industri maupun komunitas dalam dan luar negeri terhadap inovasi dan solusi industri industri peternakan, pakan ternak, pengolahan susu, pertanian, kesehatan hewan, alat-alat kedokteran hewan, perikanan dan akuakultur.

Sementara itu, Tri Melasari Direktur PPHNAK Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan), mengungkapkan kegiatan ini menjadi kesempatan yang bagi pertumbuhan industri pertanian berkelanjutan dan menjadi wadah yang tepat bagi para pemangku kepentingan untuk saling bertukar informasi dan teknologi terkini dalam industri.

Selain menampilkan ragam produk peternakan dan kesehatan hewan berstandar internasional, Kementan menyiapkan ruang bagi para pelaku industri untuk berkonsultasi baik dari sisi produksi hewan, kesehatan, keamanan pangan, konsultasi ekspor, investasi perizinan usaha, dan juga pembiayaan kemitraan. “Kehadiran kami untuk memotivasi perusahaan dalam negeri lainnya untuk melakukan ekspor,” tutur Tri.

Khusus untuk Paviliun Indonesia, tuan rumah kali ini akan menghadirkan 6 paviliun yaitu Paviliun Dairy oleh Kementerian Pertanian, Paviliun Indonesian Seafood oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, Paviliun Closed Loop oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dan Paviliun Kementerian Perindustrian, Paviliun Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, dan Paviliun PDHI (Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia). Acara ini menargetkan dihadiri oleh 18.000 pengunjung selama rentang waktu 3 hari penyelenggaraan.

Selain pameran internasional, selama tiga hari pengunjung dapat menikmati berbagai program unggulan lainnya. Antara lain seminar dan technical product presentation.

Ajang tersebut menghadirkan The 2nd Sustainably Integrated Animal, Fishery, and Agribusiness Industry Forum dengan tema "Seminar Revolusi Pangan: Membangun Sistem Integrasi Horizontal Industri Pangan Bangsa" dan Seminar Nasional dengan tema "Strategi dan Kesiapan Dalam Mendukung Program Gerakan Minum Susu dan Makan Bergizi". Tidak hanya pameran dan seminar, Napindo bekerjasama dengan Yayasan Pengembangan Peternakan Indonesia (YAPPI) serta didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia menyelenggarakan Indo Livestock Research and Innovation Award 2024 dengan nama penghargaan Widhi Catha Satwa Nugraha. (INF)

 

INDO LIVESTOCK 2023 KEMBALI HADIR DI SURABAYA

Wamentan (ketiga dari kanan) Ketika Membuka Acara Indo Livestock 2023 di Surabaya
(Foto : CR)

Pameran internasional bidang industri peternakan di Indonesia Indo Livestock 2023 Expo & Forum resmi dibuka, Rabu (26/7/2023). Perhelatan ini berlangsung di Grand City Convex (GCC) Surabaya hingga 28 Juli 2023. Penyelenggaraan pameran untuk ke-16 kalinya ini dilaksanakan bersamaan dengan Indo Feed, Indo Dairy, Indo Agrotech, Indo Vet, dan Indo Fisheris. Pembukaan pameran diresmikan oleh PT Napindo Media Ashatama selaku professional exhibition organizer bersama Kementerian Pertanian RI.

Tahun ini, Indo Livestock mengangkat tema "Integrasi Sektor Pertanian Berkelanjutan : Mendorong Sinergi dalam Peternakan, Pertanian, Kesehatan Hewan, Perikanan, dan Akuakultur".

Lebih dari 300 peserta dari 23 negara mulai dari Indonesia, Thailand, Republik Rakyat Tiongkok, Taiwan, Korea Selatan, Australia, dan beberapa negara Eropa hadir untuk memamerkan teknologi dan inovasi terkini di dunia peternakan.

Wakil Menteri Pertanian RI, Ir. Harvick Hasnul Qolbi yang turut hadir dan memberikan sambutannya mengatakan sinergi, kolaborasi, partisipasi dan kontribusi semua pihak terkait sangatlah penting untuk mencapai tujuan bersama. Ajang tersebut memberikan kesempatan besar untuk mengetahui informasi industri peternakan, pertanian, pakan ternak, pengolahan susu, kesehatan hewan, alat-alat kedokteran hewan, perikanan, dan akuakultur serta inovasi digitalisasi.

Indo Livestock memberikan kesempatan besar untuk mengetahui informasi industri peternakan, pertanian, pakan ternak, pengolahan susu, kesehatan hewan, alat-alat kedokteran hewan, perikanan, dan akuakultur serta inovasi digitalisasi.

Masih menurut Harvick, berdasarkan data yang ia dapat dari Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat bahwa sektor pertanian mengalami pertumbuhan positif, baik secara lapangan usaha maupun distribusinya terhadap perekonomian Indonesia pada triwulan I 2023. Pertanian bahkan disebut sebagai sektor yang paling dominan dengan angka pertumbuhannya sebesar 0,34% serta kontribusi yang mencapai 11,77% terhadap total Produk Domestik Bruto (PDB). Terlepas dari capaian positif itu, saat ini pembangunan pertanian dihadapkan pada tantangan yang semakin berat, yaitu adanya perubahan iklim dan iklim ekstrem kekeringan (El-Nino).

"Pemerintah terus berupaya meningkatkan produksi berbagai komoditas pertanian dan menyiapkan pasokan pangan Indonesia yaitu dengan percepatan tanam, pengembangan pupuk organik, peningkatan ketersediaan air dengan membangun/memperbaiki embung dan parit, sumur dalam, sumur resapan, saluran irigasi, introduksi varietas lahan kering, diversifikasi pangan lokal, penyiapan sumber pakan hewan ternak, penguatan pelayanan kesehatan hewan dan pengembangan komoditas peternakan melalui closed loop," jelas Harvick, kepada wartawan. Langkah ini, lanjut harvick sejalan dengan dengan tema pameran Indo Livestock 2023.

Salah satu hal lain untuk mendorong sinergi tersebut, kali ini PT Napindo Media Ashatama juga menghadirkan Indonesian Livestock Industry Award 2023 sebagai bentuk apresiasi kepada para inovator di bidang peternakan dan kesehatan hewan.

"Kami ingin mendorong industri lokal untuk meningkatkan produktivitasnya dan mampu bersaing dengan kebutuhan dalam dan luar negeri (ekspor). Pada event kali ini kami akan memberikan anugerah yang dikemas dalam bentuk Indonesian Livestock Industry Award 2023. Apresiasi diberikan kepada para inovator di bidang peternakan dan kesehatan hewan untuk menunjukkan karya ciptanya kepada publik," ucap Project Director PT Napindo Media Ashatama, Agung Wicaksono.

Selain itu dengan mengikuti pameran tiga hari ini, partisipan dan pengunjung juga akan mendapatkan informasi dari pakar industri mengenai isu-isu terkini yang dapat mengembangkan bisnisnya.

Napindo juga menghadirkan beberapa program yang selalu mendukung program pemerintah misalnya Forkompedia dan Sosialisasi SDTI (Penyuluhan Susu Daging Telur Ikan) mengenai giat percepatan gizi seimbang.

Indo Livestock Award 2023

Pelaksanaan penganugerahan Indo Livestock Innovation Award 2023 merupakan kerja sama antara Yayasan Pengembangan Peternakan Indonesia (YAPPI) dan PT Napindo Media Ashatama serta Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi IPB University.

Ketua YAPPI Desianto Budi Utomo dalam paparannya menjelaskan, penghargaan ini diberikan kepada inovator terbaik bidang peternakan dan kesehatan. Terdapat 42 kandidat yang ikut seleksi yang berasal unsur Lembaga Riset, Perguruan Tinggi dan Perusahaan. Melalui tahapan proses penilaian, Dewan Juri menetapkan 3 inovator terbaik yaitu :

  1. Inovator dari Lembaga Riset. Diberikan kepada Dr, Ir. Tike Sartika, MSi dan tim dari Balai Penelitian Ternak (Balitnak) dengan inovasi ayam KUB 1 Merupakan inovasi riset pemuliaan ternak selama bertahun-tahun yang menghasilkan ayam kampung dengan produksi telur unggul dan telah tersebar di kalangan peternak di berbagai daerah di Indonesia.  
  2. Inovator dari Perguruan Tinggi, diberikan kepada Ir. Julinda R. Manullang MP dan Prof Dr Enos Tangke Arung PhD dari Universitas Mulawarman, Samarinda dengan inovasi "Formulasi Pakan Ayam Pedaging dengan menggunakan aditif daun Tahongai". Merupakan tanaman lokal yang mengandung bioaktif diteliti sejak tahun 2014, berperan sebagai anti bakteri, menurunkan FCR, menekan angka kematian. Produk inovasinya telah dimanfaatkan oleh para peternak di Kalimantan.
  3. Inovator dari Industri diberikan kepada PT Medion Farma Jaya dengan inovasi "Potensi Ekstrak Curcuma dan Morinda citrifolia (FASBRO) untuk meningkatkan performa ayam dan meningkatkan kualitas daging". Produk inovasi yang melalui proses penelitian bertahun-tahun ini telah terbukti meningkatkan performa ayam dan telah digunakan oleh peternak di berbagai daerah di Indonesia

Selamat kepada para inovator yang menerima penghargaan. (CR/Bams)


SEBANYAK 200 PESERTA IKUTI INDO LIVESTOCK 2022 EXPO & FORUM

Simbolis pembukaan Indo Livestock 2022 Expo & Forum. (Foto-foto: Infovet:/Ridwan)

PT Napindo Media Ashatama resmi membuka pameran dan forum internasional Indo Livestock 2022 Expo & Forum pada Rabu (6/7/2022) di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan.

Kegiatan akan terlaksana selama tiga hari terhitung mulai 6-8 Juli 2022 dengan menampilkan beragam informasi, teknologi dan solusi bisnis di bidang peternakan, pertanian, pakan ternak, pengolahan susu, kesehatan hewan, peralatan peternakan, kedokteran hewan dan perikanan.

“Total peserta tahun ini ada sebanyak 200 peserta dari 23 negara, dengan 4 paviliun negara diantaranya Indonesia, Belanda, China dan Korea. Dengan tetap memperhatikan protokol COVID-19, diharapkan pameran ini bisa menjadi solusi dari semua problema di dunia peternakan, pertanian dan perikanan,” ujar Managing Director Napindo, Arya Seta Wiriadipoera saat opening ceremony Indo Livestock 2022 Expo & Forum.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nasrullah saat meninjau pameran.

Ia tambahkan, “Pameran Business to Business ini yang pertama kali diselenggarkan di masa pandemi, karena Indonesia sudah memasuki masa transisi sehingga kita sudah mendapat izin untuk menggelar pameran yang sudah ditunggu-tunggu ini.”

Indo Livestock ke-15 ini digelar bersamaan dengan Indo Feed, Indo Dairy, Indo Agrotech, Indo Vet dan Indo Fisheries 2022 Expo & Forum, setalah vakum selama dua tahun akibat pandemi COVID-19.

“Kami selaku penyelenggara tetap mematuhi peraturan protokol pandemi agar kegiatan ini berjalan lancar. Terima kasih kepada semua atas dukungan terselenggaranya pameran ini dan masih mempercayai kami dalam melakukan promosi-promosi produk, teknologi dan informasi ter-update. Diharapkan pameran ini berperan dalam mendorong industri dan pemulihan ekonomi Indonesia,” tukasnya.

Foto bareng asosiasi bidang peternakan dan kesehatan hewan yang mendukung Indo Livestock 2022 Expo & Forum.

Pemberian Penghargaan
Pada kesempatan tersebut turut bekerja sama dengan Yayasan Pengembangan Peternakan Indonesia (YAPPI), diberikan beberapa penghargaan. Diantaranya kategori International Indo Livestock Loyalty Appreciation dianugerahkan kepada PT Van Aarsen Internasional. Didirikan pada 1949 di Belanda, Van Aarsen telah berpengalaman di beberapa industri dalam membangun pengetahuan dan pengalaman di bidang teknologi pakan dan premix, sehingga menjadi perusahaan terkemuka di dunia.

Foto bersama usai pemberian penghargaan.

Kemudian kategori Satya Karsa Satwapariwara diberikan kepada CV Adam Poultry Equipment. Perusahaan bergerak di bidang produksi, importir dan distributor peralatan peternakan unggas selama 28 tahun. Bekerja sama dengan berbagai perusahaan dari Eropa, HMV Group Plc England, SAT France, Luxenaier France, sehingga menghasilkan kualitas produk yang terstandar.

Serta penganugerahan Cipta Wahana Adhisatwapariwara diberikan kepada PT Napindo Media Ashatama, yang merupakan event organizer dalam kegiatan pameran dan konferensi skala internasional di sektor industri termasuk peternakan. Sejak 2002, telah menyelenggarakan pameran peternakan internasional bertajuk Indo Livestock Expo & Forum. Pameran yang melibatkan 18 asosiasi bidang peternakan dan kesehatan hewan ini didukung penuh oleh Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian. (RBS)

INDO LIVESTOCK 2022: OPTIMISME BANGKITKAN GAIRAH DUNIA PETERNAKAN, PERTANIAN, DAN PERIKANAN

Presiden Jokowi mengunjungi Pameran Indo Livestock 2018 Expo&Forum (Foto: Dok. Infovet)

Pagelaran terbesar berskala internasional Indo Livestock akan kembali diadakan pada 6-8 Juli 2022 mendatang. Pameran Indo Livestock yang nantinya berlangsung di di Jakarta Convention Center (JCC) digelar bersamaan dengan Indo Feed, Indo Dairy, Indo Agritech, Indo Vet, Indo Fisheries 2022 Expo&Forum. 

Selama tahun 2020 hingga tahun 2021, industri pameran di Tanah Air mengalami penurunan yang signifikan akibat pandemi COVID-19. “Dengan digelarnya pameran integrated ini diharapkan turut menjadi bagian dari kebangkitan industri MICE di Indonesia dan berperan efektif dalam pemulihan ekonomi nasional sekaligus dapat menggairahkan kembali dunia peternakan, pertanian, dan perikanan,” tutur Arya Seta Wiriadipura, Managing Director PT Napindo Media Ashatama dalam keterangan resminya, Senin (30/5).  

Mengusung tema “Sinergitas Menjaga Ketahanan dan Kedaulatan Pangan Menuju Swasembada Nasional” Indo Livestock 2022 Expo&Forum menjadi lebih berbobot dengan ditampilkannya serangkaian acara seperti Sustainably Integrated Animal Industry Forum mengangkat tema “PMK-Momentum Mengubah Strategi Pembangunan Peternakan” yang berlangsung selama dua hari, 7-8 Juli 2022. 

Selain itu akan diselenggarakan pula Konferensi Ilmiah Veteriner Nasional oleh Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI), Seminar Finansial Inklusif dan MUNAS Masyarakat Agribisnis Jagung (MAJ), dan puluhan technical product  presentation

Pameran juga akan diikuti oleh lebih dari 18 negara termasuk 4 negara paviliun yaitu Indonesia, Belanda, Korea Selatan, dan Tiongkok. (INF)

INDO LIVESTOCK VIRTUAL FORUM SERIES 1: BELAJAR DARI PETERNAK SUKSES


PT Napindo Media Ashatama dan Yayasan Pengembangan Peternakan Indonesia (YAPPI) menggandeng Majalah Infovet, Gita Organizer serta media peternakan lainnya, menyelenggarakan Indo Livestock Virtual Forum Series 1 pada Senin (31/8/2020). Webinar ini mengusung tema “Indo Livestock Award Winner Experiences dan Pandemi COVID-19 Sebagai Momentum Perbaikan Usaha Peternakan di Indonesia”.

Acara dibuka dengan sambutan dari jajaran manajemen PT Napindo Media Ashatama yaitu oleh Agung Wicaksono (Project Director), Devi Ardiatne (Project Manager Indo Livestock, Indo Feed, indo Dairy, Indo Fisheries  ), dan Lisa Rusli (Senior Project Manager Indo Agritech dan Indo Vet).


Agung Wicaksono


Devi Ardiatne


Lisa Rusli

Turut menyambut adalah Dr Desianto Budi Utomo MSc PhD, Ketua Umum YAPPI dan Dr Ir Nasrullah MSc, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI.

Dirjen PKH Dr. Ir. Nasrullah MSc

Dalam opening speech nya Nasrullah diantaranya mengatakan di masa pandemi ini masyarakat lebih memilih makanan yang ready to eat dan ready to cook. Hal itu adalah momentum yang semestinya dibuat langkah strategi bagaimana komoditas peternakan bisa menjawab kebutuhan masyarakat.  Webinar ini dipandu dengan apik oleh Agnes Nilam Sunardi sebagai host, dan Ir Setya Winarno, Pengurus YAPPI, sebagai moderator.

Pembicara pertama Prof Dr Ir Muladno MSA, membawakan tema “Pandemi COVID-19 Sebagai Momentum Perbaikan Usaha Peternakan di Indonesia”. Muladno membahas gambaran peternakan sapi dan unggas sebelum pandemi, dampak pandemi terhadap peternakan, prediksi peternakan Indonesia pascapandemi COVID-19, dan langkah-langkah usaha perbaikan yang perlu dilakukan.

Kedua pembicara selanjutnya adalah pemenang Indo Livestock Award Nastiti Adiguna Satwa Nugraha.

Hidayatur Rahman pemilik PT Jatinom Indah, membawakan tema “Upaya Diversifikasi Usaha Untuk Business Sustainability”. Hidayatur memaparkan diversifikasi usaha diperlukan agar usaha bisa berkelanjutan. Diversifikasi yang dipilih bisa yang sejalan atau berbeda dengan usaha yang sekarang digeluti. Asal benar-benar dipersiapkan SDM yang capable, manajemen yang diatur oleh sistem, membangun pasar, dan tidak kalah pentingnya punya energi untuk mengembangkan usaha.

Pembicara selanjutnya, Slamet Wuryadi dari Slamet Quail Farm membawakan tema “Mengembangkan Ekonomi Kerakyatan: Peluang Usaha Ternak Puyuh”. Slamet menjelaskan apa dan bagaimana peternak puyuh, serta bagaimana memulai beternak puyuh. Dia juga mengungkap data omset penjualan telur puyuh yang ternyata cukup besar yaitu sekitar 400-500 ribu rupiah per hari untuk tiap peternak.
Menurutnya keunggulan beternak puyuh adalah:
  • Telur puyuh belum pernah dijual di bawah BEP.
  • Demand akan telur puyuh masih lebih tinggi dari supply.
  • Puyuh tidak memerlukan tempat yang luas.
  • Tahan terhadap faktor penyakit.
  • Feses puyuh bisa digunakan untuk biogas, perikanan, dan pertanian.
Drh Dedy Kusmanagandi MBA, Wakil Ketua YAPPI menutup webinar dengan pembahasan tambahan terhadap materi-materi yang disampaikan sebelumnya. (NDV)


\

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer