-->

USES OF RENDERED PRODUCTS IN POULTRY NUTRITION

 


CEK KUALITAS BAHAN BAKU PAKAN TANPA HARUS KE LABORATORIUM?, BISA!

Demonstrasi NeoSpectra di Indo Livestock 2023
(Foto : CR)


Aspek kualitas pakan ternak tentunya tidak bisa dinomor duakan. Untuk menjamin ketersediaan nutrien yang terkandung dalam pakan sesuai dengan kebutuhan, tentunya dibutuhkan analisis proksimat secara menyeluruh pada bahan baku pakan. Terlebih lagi jika harus menggunakan teknologi Near Infra Red (NIR), tentunya akan memakan waktu yang tidak sebentar dan biaya yang besar. 

Dalam perhelatan Indo Livestock 2023 yang berlangsung di Surabaya 26-28 Juli 2023 yang lalu, hadir teknologi NIR dalam genggaman. Alat tersebut dapat mendeteksi dan menganalisis pakan jadi maupun bahan baku pakan secara instan, hanya dalam beberapa menit hasil analisis dari bahan baku dapat diketahui dengan tingkat akurasi lebih dari 95%.
Farhan Maulana selaku sales engineer PT Batuwais Dinamika selaku distributor alat tersebut mengatakan bahwa alat ini dinamakan NeoSpectra. NeoSpectra merupakan Platform dengan kombinasi unik dari tiga teknologi terkemuka: FT-NIR, mesin optik MEMS dalam sebuah chip, dan NeoSpectra Cloud.

"Keunggulannya tentu saja praktis, bisa dibawa kemana - mana, dan dapat menganalisis data dengan cepat kurang dari sepuluh menit saja tanpa harus ke laboratorium. Ini tentu menjadi suatu terobosan baru dalam industri pakan," tutur Farhan.

Ia melanjutkan bahwa alat tersebut sangatlah versatil alias dapat digunakan sesuai kebutuhan. Selain pakan jadi dan bahan baku pakan, alat ini dapat menganalisis bahan lainnya seperti bebijian, minyak, bahkan kain tekstil. Beberapa perusahaan besar di bidang pakan dan manufaktur di seluruh dunia telah banyak menggunakan alat ini. Sebut saja Cargill, DSM, ABVista, telah menggunakan alat ini. Selain itu alat ini juga sudah diujikan keakuratannya oleh berbagai perguruan tinggi dunia, misalnya University of Sydney, University of Alberta, Cornell University, dan Ohio State University.

Alat tersebut juga cukup mudah untuk dioperasikan, hanya dengan menyelupkan alat ini ke bahan yang hendak dianalisis, nyalakan aplikasinya di handphone, dan pilih jenis bahan baku yang hendak dianalisis di kolom aplikasi, lalu tunggu sekitar 3-5 menit, maka data hasil analisisnya akan keluar dengan akurasi lebih dari 95%. Bahkan dalam Indo Livestock 2023 tersebut, alat ini didemonstrasikan secara langsung untuk menganalisis bonggol jagung langsung dari pohon jagungnya, dan hasilnya voila! keluar hanya dalam 3-5 menit.

Farhan juga mengatakan bahwa alat seberat 1 kg ini bisa memiliki keunggulan lain seperti ketahanan terhadap air yang mengantongi sertifikat IP65, ergonomis, simpel, upgrade software gratis, pengisian baterai yang cepat (1 jam) dan yang jelas dapat menghemat waktu dan biaya terlebih dalam mengambil keputusan dengan cepat. 

Namun begitu alat ini juga memiliki kekurangan, salah satunya adalah alat ini tidak dapat mengecek cemaran mikotoksin yang ada dalam bahan yang hendak dianalisis. Harga yang dibanderol untuk alat ini berkisar antara 700 juta - 1 miliar rupiah tergantung spesifikasinya. Bagaimana, berminat dengan alat ini?. (CR)

MERAMU PAKAN MURAH DAN SEHAT UNTUK AYAM KAMPUNG PEDAGING

Maksud hati ingin berhemat, meramu pakan sendiri justru bisa menjadi bumerang jika dilakukan secara asal-asalan. (Foto: Istimewa)

Ayam cepat gemuk, tapi tulang kakinya kurang kuat? Awas, jangan asal meramu pakan.

Meramu pakan sendiri memang menjadi solusi alternatif agar bisa melanjutkan usaha berternak ayam. Apalagi saat harga pakan pabrikan tidak bersahabat. Meskipun tidak bisa menggantinya secara keseluruhan, setidaknya biaya pakan yang dikeluarkan bisa lebih dihemat.

“Hari ini tidak ada pakan yang harganya 300 ribuan,” Begitu protes salah seorang komentator di Masadhy Channel, saluran YouTube milik Mastur Adhy Sudrajat, biasa disapa Masadhy, peternak bebek dan ayam kampung dari Desa Jatinom, Kanigoro, Blitar. Untuk menunjukkan bahwa konten yang dibuat bukan abal-abal, Masadhy pun membuat video khusus saat membeli pakan di salah satu poultry shop di Kota Blitar.

Tak Ada Rotan, Akar pun Jadi
Bicara soal harga pakan memang tidak bisa dipukul rata. Antara satu daerah dengan daerah lainnya bisa saja berbeda. Begitu pula dengan bahan baku yang digunakan untuk pakan campuran. Semakin jauh peternakan dari sentra produksi pakan, harga semakin mahal. Maklum, ada biaya distribusi yang harus diperhitungkan.

Maksud hati ingin berhemat, meramu pakan sendiri justru bisa menjadi bumerang jika dilakukan secara asal-asalan. Hal ini disebabkan dalam setiap fase pertumbuhan ayam kampung pedaging membutuhkan nutrisi sesuai umurnya. Apalagi ada zat anti-nutrisi yang keberadaannya justru membuat produktivitas yang diharapkan tidak tercapai.

Untuk menyiasati harga pakan anakan ayam yang tinggi, Masadhy meramu sendiri pakan untuk anakan ayam kampungnya. Untuk kepentingan ini, ia menggunakan pakan untuk anakan bebek pedaging dari salah satu produsen pakan. Pakannya berwarna kecokelatan dan berbentuk crumble. Dari sisi harga jauh lebih murah dibanding harga pakan untuk anakan ayam pedaging pada umur yang sama.

“Saya sengaja menggunakan ini karena sudah merasakan. Beberapa periode saya gunakan untuk pakan DOC dan hasilnya… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Agustus 2023. (RA)

DARI SINILAH PRODUK IMBUHAN PAKAN BERKUALITAS DIHASILKAN

Foto bersama para peserta Plant Tour 
(Foto : CR)

Penggunaan imbuhan pakan merupakan salah satu elemen penting dalam peningkatan performa ternak dan efisiensi biaya pakan. Selain bahan aktif yang digunakan, aspek kualitas imbuhan pakan juga menjadi faktor penting yang harus diperhatikan.

Salah satu perusahaan produsen imbuhan pakan terkemuka di Indonesia yakni PT Trouw Nutrition Indonesia, mengajak para stakeholder-nya untuk mengunjungi "dapur" produksi mereka di Pasuruan, Jawa Timur. Mulai dari pelanggan, media, dan beberapa pemain penting di industri peternakan dalam kegiatan Plant Tour yang diadakan 26 – 27 Juli 2023 lalu.

Di sana para peserta dapat melihat secara langsung implementasi sistem sertifikasi ISO 22000:2018 oleh SGS, CPOHB dari Kementan, dan FAMI-QS dari DQS CFS GmbH. Perolehan sertifikasi tersebut merupakan sebuah bukti bahwa PT Trouw Nutrition Indonesia telah memiliki sistem feed to food safety yang setara dengan standar internasional dalam pengelolaan keamanan pakan dan ‘Good Manufacturing Practices’ mulai dari pemilihan bahan baku, hingga pengiriman.

Kualitas, Transparansi, dan Ketelusuran Yang Berkesinambungan

Yan Andria selaku Head of Quality and Business Development PT Trouw Nutrition Indonesia mengatakan bahwa dalam rangka memastikan kualitas produk dalam setiap batch produksi, Trouw menerapkan sistem Nutrace®, sistem tersebut merupakan sistem kendali milik Nutreco. 

Bahan baku yang digunakan pun pastinya "bukan kaleng - kaleng" alias tidak sembarangan. Dalam memilih pemasok bahan baku, mereka melakukan evaluasi dan analisa pengujian yang ketat untuk mendapatkan persetujuan dari global tim mereka yang berada di Negeri Kincir Angin, Belanda.

"Selain itu tim kami juga rutin melakukan pengendalian mulai dari bahan baku yang telah dipilih hingga produk jadi dan memiliki tata Kelola risiko jika terdapat temuan atau krisis. Kelebihan dari sistem ini adalah semua terekam pada database kami dan dapat dilakukan penelusuran dengan adanya sistem barcode untuk melakukan penelusuran dan menghindari terjadinya kontaminasi produk," ungkap Yan.

Yan juga menegaskan bahwa semua produk Trouw Nutrition dibuat berdasarkan riset termasuk formulasi dan spesifikasi yang dilakukan di sepuluh fasilias riset yang tersebar di berbagai negara dan bekerja sama dengan ratusan institusi riset di dua puluh sembilan negara. Proses produksi di Indonesia dilakukan keseluruhan secara otomatis dengan sistem produksi yang siap menghadapi era industri 4.0.
Trouw Nutrition didukung SDM dan mesin berteknologi tinggi
(Foto : Trouw)


Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT Trouw Nutrition Indonesia, Wully Wahyuni mengatakan bahwa menjaga kepercayaan konsumen bagi Trouw adalah hal yang sangat penting. Timnya ingin memastikan agar para pelanggan dapat menyaksikan langsung teknologi dan proses produksi imbuhan pakan dan premix di tempatnya. Selain itu, ini merupakan penegasan bahwa Trouw sangat memperhatikan kualitas, presisi dan keamanan dimulai dari penerimaan bahan baku, proses produksi sampai produk diantarkan ke lokasi pelanggan.

"Kami berkomitmen untuk menjaga produk kami sehingga memenuhi standar kualitas internasional dan aman untuk dikonsumsi, tidak hanya bagi ternak tapi juga bagi manusia yang mengonsumsi produk dari ternak tersebut," tutur Wully.

Dukungan Teknis Masterlab

Teknisi Masterlab Trouw melakukan pengujian produk untuk memastikan kualitas
(Foto : CR)

Sebagai upaya maksimal dalam menjamin kualitas produk yang dibutuhkan pelanggan,  Trouw Nutrition Indonesia juga memiliki Masterlab Asia  yang berdiri sejak tahun 2004. Fasilitas tersebut merupakan in-house laboratorium bahan baku pakan dan pakan jadi yang telah memiliki sertifikasi ISO 17025 oleh KAN. Bahkan saat ini Masterlab Asia telah dilengkapi dengan fasilitas uji asam amino yang belum tentu ada di laboratorium sejenis di Indonesia. Jika dulu sampel uji harus dikirim ke luar negeri untuk melakukan uji asam amino, kini  Masterlab Asia sudah bisa melakukannya.

"Masterlab yang kita miliki di Pasuruan ini bisa dibilang versi miniatur dari yang kita miliki di Cibitung. Ini karena yang di Pasuruan kebanyakan dipakai untuk memastikan kualitas produk internal kita saja sementara ini. Mungkin dalam beberapa waktu kedepan, fasilitas yang di Pasuruan ini akan kita upgrade seperti yang di Cibitung," tutur Wully.

Ia melanjutkan bahwa pengujian sampel oleh Masterlab juga merupakan service yang diberikan kepada pelanggan. Hal ini menegaskan sekali lagi bahwa Trouw benar - benar concern akan kepuasan para pelanggannya. 

Selain itu menurut Wully, kedepannya Trouw mungkin juga berencana mengembangkan Masterlab lebih jauh lagi. Misalnya ia menyebut bahwa mungkin kedepannya Masterlab tidak hanya melayani pengujian pakan jadi atau bahan baku pakan, tetapi juga bahan baku pangan dan pangan.

"Kita selalu melihat kesempatan itu, namun itu masih rencana. Yang jelas kapasitas Masterlab kami sangat mampu melakukan itu, namun ini masih sebatas rencana, doakan saja agar kita selalu bisa memberikan yang terbaik," tutupnya (CR).

PAKAN LIMBAH PEMBAWA BERKAH

Nasi aking atau karak bisa menjadi salah satu pakan alternatif. (Foto-foto: Infovet/Rochim)

Disebabkan harganya yang murah, nasi limbah dapur bisa digunakan untuk subtitusi dalam komposisi pakan. Namun jangan salah, untuk ternak mana bahan pakan murah ini cocok diberikan?

Dalam usaha ternak, sudah merupakan pengetahuan umum bahwa pakan menghabiskan sebagian besar dari modal usaha. Bagaimana tidak, sebagai makhluk hidup tentu ternak memerlukan nutrisi yang diperoleh dari makanan dan air minum agar dapat menjaga metabolisme tubuh tetap berjalan. Selain itu, agar ternak dapat bertumbuh kembang sesuai tahapan usianya. Dengan asupan nutrisi yang cukup, ternak dapat memberikan hasil optimal dari segi bobot maupun produksi telur, sehingga dapat menghasilkan keuntungan.

Memberi pakan ternak secara rutin dengan pakan berkualitas merupakan kewajiban agar usaha ternak dapat memberikan hasil menguntungkan. Namun, peternak juga harus mempertimbangkan anggaran modal, yang jika tidak disiapkan secara matang akan berakibat buruk bagi usaha. Di sisi lain, upaya menghemat pakan yang dilakukan dengan tidak cermat juga dapat menimbulkan kerugian performa dan produktivitas ternak. Demi menghindari berbagai hal tersebut, pemberian pakan harus dilakukan dengan cermat, baik dari sisi jenis, komposisi, maupun ekonomisnya.

Bagi ayam maupun bebek (pedaging atau petelur) terdapat jenis pakan formulasi khusus untuk ternak, yang sering disebut konsentrat atau voer. Pakan jenis ini merupakan hasil produksi pabrik pakan yang sudah diformulasi dari berbagai bahan yang lengkap. Umumnya, setiap jenis konsentrat sudah dilengkapi kandungan nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan ternak sesuai peruntukannya dan sesuai dengan standar SNI. Namun, di balik lengkapnya nutrisi yang terkandung dalam konsentrat pabrikan, persoalan harga kerap membuat peternak berpikir dua kali untuk mengandalkan sepenuhnya sebagai pakan ternak.

Sering kali harga konsentrat disiasati dengan menggunakan bahan pakan alternatif sebagai campuran. Di antara berbagai jenis bahan pakan, jagung, bekatul, ataupun dedak merupakan pilihan yang lazim digunakan. Ketersediaannya melimpah di pasaran dan kandungan nutrisinya mampu mencukupi kebutuhan ternak. Tak heran jika kedua bahan pakan tersebut menjadi andalan peternak. Meskipun demikian, jika satu atau kedua bahan tersebut sulit diperoleh atau mengalami kenaikan harga, otomatis peternak harus mencari bahan alternatif lain. Hal ini dilakukan agar kebutuhan nutrisi ternak tercukupi, tetapi dengan harga yang tetap terjangkau.

Menyiasati Harga Pakan
Bicara soal pakan ayam atau bebek yang murah dan tersedia banyak di pasaran, salah satunya... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Juli 2023. (RA)

AGAR KEAMANAN DAN KUALITAS PAKAN SENANTIASA TERJAGA

Penyimpanan pakan menentukan kualitasnya. (Foto: Istimewa)

Selain menjadi tanggung jawab produsen, keamanan dan kualitas pakan juga harus diupayakan oleh semua mata rantai yang terlibat, tentunya pakan berkualitas merupakan idaman bagi semua stakeholder.

Iklim vs Kualitas
Kualitas pakan juga bergantung pada lingkungan, hal ini karena lingkungan dapat memengaruhi kualitas dari suatu bahan baku pakan. Contoh keadaan iklim dan musim, dikala musim penghujan tiba, produsen biasanya ketar-ketir dengan kualitas beberapa bahan baku yang cenderung tercemar mikotoksin yang tinggi.

Hal tersebut diungkapkan Nutrisionis PT Farmsco Feed Indonesia, Intan Nursiam. Ketika kelembapan cenderung tinggi dan terjadi penurunan suhu, hal tersebut akan memengaruhi kadar air suatu bahan pakan. Setiap bahan pakan memiliki standar mutu level kadar air, namun selama penyimpanan, level kadar air bahan pakan tidak selalu konstan.

Air di dalam bahan pakan dan udara saling membentuk keseimbangan, yang disebut juga dengan Equilibrium Moisture Content (EMC). Oleh karena itu, selama penyimpanan agar kadar air selalu terjaga tidak mencapai level yang bisa membuat tumbuhnya mikroorganisme penyebab kerusakan, maka perlu dijaga kelembapan udara di tempat penyimpanannya.

“Oleh karena itu, dalam memilih bahan baku misalnya jagung, kita juga mempertimbangkan kadar air yang terkandung di dalamnya, ini akan memengaruhi kualitas dari bahan baku itu sendiri. Formulator dan nutrisionis harus pintar menyiasatinya,” kata Intan.

Bisa diambil contoh untuk jagung, apabila disimpan biasa saja pada musim penghujan (biasanya kelembapan mencapai 80%) maka kadar air bahan pakan akan menjadi 15.6%. Bila kondisi ini dibiarkan, maka akan berisiko meningkatnya pertumbuhan jamur. Agar hal tersebut tidak terjadi, maka kelembapan lingkungan perlu diatur supaya lebih rendah (di level 60-65%) supaya kadar air jagung menjadi lebih rendah (di bawah 14%).

Memanfaatkan Data dan Jaringan
Sebelum memilih bahan baku pakan terutama… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi April 2023. (CR)

PEMANFAATAN ENZIM PADA PAKAN

Usaha meningkatkan pemanfaatan zat gizi yang ada dalam bahan pakan dilakukan dengan memanfaatkan enzim dari luar tubuh ternak. (Foto: Istimewa)

Biaya pakan merupakan komponen terbesar dalam biaya produksi ternak, baik itu daging, susu maupun telur. Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pakan oleh ternak sehingga dapat menekan biaya produksi, apalagi di saat harga bahan baku pakan makin meningkat.

Usaha meningkatkan efisiensi penggunaan pakan biasanya dilakukan dengan formulasi pakan yang optimal dan seimbang sesuai kebutuhan gizi ternak, tetapi juga dilakukan dengan proses produksi dan sistem pemberian pakan yang benar dan efisien.

Dalam kurun waktu beberapa dekade, usaha meningkatkan pemanfaatan zat gizi yang ada dalam bahan pakan dilakukan dengan memanfaatkan enzim dari luar tubuh ternak, sehingga zat gizi dalam bahan pakan lebih banyak lagi dimanfaatkan ternak dan pada akhirnya mampu mengurangi biaya produksi ternak.

Berkembangnya teknologi untuk menghasilkan enzim secara ekonomis membuka kemungkinan penggunaan berbagai enzim yang dapat dimasukkan ke dalam ransum.

Sejarah
Penggunaan enzim untuk pakan sudah 100 tahun berjalan ketika pertama kali enzim pakan dilaporkan dengan nama Protozyme pada tahun 1920. Akan tetapi penggunaan enzim belum berkembang secara komersial sampai penemuan enzim untuk meningkatkan nilai gizi barley pada 1950-1960. Pada waktu itu dilaporkan bahwa pemberian barley pada ayam menimbulkan hambatan pertumbuhan, hal itu dapat ditanggulangi dengan proses pemeletan atau diberikan enzim glukanase yang memecah beta glukan yang terdapat dalam barley.

Penemuan dan pengembangan enzim fitase diawali dengan penelitian fitat dalam serealia yang menunjukkan bahwa fosfor dalam serealia tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal akibat tidak adanya enzim yang mampu melepaskan fosfor dari fitat. Pada 1970-an berkembanglah enzim fitase yang dapat digunakan untuk pakan monogastrik, meskipun masih dalam skala kecil.

Pengembangan enzim lebih lanjut terjadi… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi April 2022.

Ditulis oleh:
Prof Budi Tangendjaja
Konsultan Nutrisi Ternak Unggas

TAK SEKADAR MENAKAR MUTU PAKAN

Pada dasarnya, proses produksi pakan dalam suatu feedmill merupakan suatu kesatuan dan kualitas pakan yang tidak hanya ditentukan oleh pengaruhnya terhadap ternak yang bisa diukur. Di dalam feedmill terdapat banyak bagian untuk bekerja sama dalam menghasilkan pakan, mulai dari pembelian, proses penyimpanan di gudang bahan baku, proses produksi, proses penyimpanan di gudang pakan, dan pengirimannya sampai ke peternak. Kualitas pakan itu sendiri tidak hanya terbatas pada kandungan protein pakan yang seringkali dihubungkan dengan performans akhir yang bagus sehingga menimbulkan asumsi salah bahwa semakin tinggi protein pakan akan semakin baik meskipun peternak akan membayar lebih mahal untuk itu.

Produk pakan yang terbungkus rapi tercermin kualitas dan pengabdian kerja 
dari setiap bagian di feedmill.


Faktor Kualitas Pakan 
Pada dasarnya  kualitas pakan bisa dibagi atas 3 macam yaitu : (1) kualitas pakan berdasarkan kandungan nutrisinya yang diperkuat dari hasil analisa proksimat di laboratorium pabrik pakan, (2) kualitas pakan berdasarkan tampilan fisik yang bisa cepat dilihat dengan penciuman dan penglihatan biasa, dan (3) kualitas pakan berdasarkan kelengkapan bahan pendukung. Subyek nomor 3 misalnya kondisi berat pakan per karung, kualitas dan kondisi karung kemasan yang digunakan, cara menjahit karung kemasan, penggunaan label pada karung pakan, dan lain-lain.
Pada perusahaan tertentu ada yang telah memiliki sertifikat ISO. Apakah ada perbedaan antara feedmill dengan sertifikat ISO dengan yang tidak memperoleh akreditasi tersebut? Sertifikat ISO untuk feedmill mencerminkan kesungguhan segenap komponen dalam perusahaan pabrik pakan mulai dari manajemen puncak sampai kepada bawahan di tingkat produksi, quality control, pemasaran, keuangan, pembelian dan lain-lain untuk sesuai dengan bagian kerjanya masing-masing mengutamakan stabilitas mutu pakan yang dihasilkannya.

Faktor Kandungan Nutrisi 
Sesuai dengan klaim feedmill yang dicantumkan dalam label kemasan maka masing-masing nutrisi ditetapkan mempunyai batas maksimum atau minimum yang harus terdapat dalam produk pakan tersebut. Peternak sangat berkepentingan terutama dengan nilai protein yang terkandung dalam pakan. Apakah naiknya kandungan protein pakan disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan nutrisi spesies unggas modern sebagai akibat proses rekayasa genetis yang dilakukan di industri pembibitan?
Ayam modern lebih efisien dan lebih produktif dibandingkan varietas-varietas sebelumnya. Tetapi perubahan tersebut tidak serta merta diwujudkan dalam peningkatan kebutuhan protein, yang lebih penting adalah profil asam amino yang aman dan seimbang dalam pakan. Peternak semakin tergiur dengan pakan yang berprotein tinggi yang dibelinya, padahal belum tentu setara dengan profil asam amino di dalamnya. Teknis penentuan kadar protein di laboratorium berdasarkan jumlah N yang bisa ditangkap dikalikan faktor tetap 6,25 sedangkan sumber N bisa diperoleh darimana saja termasuk sumber-sumber protein “kosong” (kadar N tinggi atau protein tinggi tetapi profil asam amino sangat tidak lengkap dan tidak seimbang).
Jadi jangan terlalu terkecoh dengan protein ekstra tinggi dalam pakan, karena yang dipergunakan oleh ayam secara harian untuk pemeliharaan tubuh, pertumbuhan dan produksi adalah asam amino tercerna. Secara makro, pada unggas (ayam) petelur unsur protein dan kalsium/fosfor merupakan nutrisi kritis yang paling mudah dilihat dalam kaitannya dengan kualitas pakan sebagai produk dari pabrik pakan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian pakan diantaranya :

  1. Apabila menggunakan pakan konsentrat dan dicampur sendiri di farm, periksa ulang komposisi pencampuran.
  2. Periksa kualitas jagung dan katul yang dipergunakan. Jagung dan katul masing-masing mengandung 9 dan 11 % protein. Mengingat keduanya dipakai dalam jumlah besar maka penurunan kualitas bahan tersebut akan cukup berpengaruh terhadap perubahan kualitas pakan. 
  3. Apabila menggunakan pakan komplit maka penurunan kualitas merupakan pengaruh langsung dari fungsi produksi di pabrik seandainya hasil analisa lab bisa diandalkan.


Variasi Kualitas Pakan
Penyimpangan kualitas nutrisi pakan bisa dijelaskan sebagai kontribusi dari satu faktor atau lebih. Proses kerja di feedmill diawali dari proses pembelian yang menetapkan kondisi mutu barang yang bisa diterima di pabrik. Atas dasar perjanjian yang disanggupi oleh pemasok, maka setelah barang tiba di lokasi pabrik akan menjalani pemeriksaan mutu oleh quality control. Bagian quality control bekerja atas dasar kriteria mutu yang sama dan mempunyai kewenangan/kewajiban untuk menolak barang yang datang.

Permasalahan yang mungkin timbul adalah :

  1. Bagian quality control kurang teliti atau kurang tegas mempertahankan kriteria mutu yang sudah ditetapkan sehingga barang jelek bisa masuk ke dalam gudang 
  2. Pemasok secara sengaja atau tidak sengaja menempatkan bahan baku berkualitas lebih rendah pada timbunan yang sulit dijangkau pada waktu pemeriksaan pertama.
  3. Bahan baku mempunyai fluktuasi kandungan nutrisi yang cukup tinggi khususnya apabila bukan berasal dari limbah industri. Kadangkala nutrisionis atau formulator harus memperhitungkan variasi tersebut dalam kalkulasi formulasinya. 
  4. Kesalahan proses produksi di pabrik dimana terjadi kontaminasi antara bahan baku yang berbeda akibat penanganan di dalam gudang yang tidak sempurna, maupun penanganan mesin produksi yang tidak benar.

Faktor-faktor tersebut menyebabkan nilai aktual pakan tidak sama dengan yang seharusnya diinginkan dari formula. Bahan baku sumber protein antara lain dari kelompok tumbuhan yaitu bungkil kedele, corn gluten meal, bungkil kacang, ddgs; dari kelompok hewani misalnya meat bone meal, fish meal, poultry meat meal, bahkan feather meal yang tinggi protein meskipun rendah koefisien daya cerna.
Kontaminasi bahan rendah protein seperti katul atau tepung batu ke dalam bin penyimpanan bahan tinggi protein akan berdampak turunnya protein pakan karena meskipun proses produksi berjalan otomatis tetapi komputer tidak mampu membedakan kesalahan yang terjadi. Meskipun demikian in process QC apabila dijalankan secara ketat dapat menghindari terjadinya kesalahan tersebut, atau minimal menghindari pengiriman pakan salah ke peternak.
Sumber kesalahan bisa dimulai di gudang penyimpanan, dimana bahan tercecer di lantai gudang akibat karung bocor/sobek lalu sapuan yang dikumpulkan disatukan dengan bahan lain dan masuk ke bin penyimpanan yang salah. Ini adalah kesalahan yang umum terjadi dalam pabrik pakan ternak, sehingga diperlukan kejelian, kehati-hatian dan kejujuran dari operator yang bersangkutan.
Petugas QC bisa melakukan pemeriksaan isi bin dalam waktu yang teratur untuk memastikan ada tidaknya kontaminasi dalam setiap bin. Kontaminasi bisa terjadi antara pakan tinggi protein misalnya konsentrat 35% oleh pakan komplit rendah protein dimana sisa pakan secara tidak sengaja  bercampur ke dalam bin yang salah. Tetapi kesalahan ini hanya berakibat terbatas pada batch pakan dalam jumlah sedikit.
Sumber mineral makro khususnya kalsium dan fosfor biasa diperoleh dari tepung batu (limestone grit), di calcium phosphate, mono calcium phosphate, tepung tulang dll. Penyimpangan nutrisi kalsium bisa disebabkan oleh kasus yang serupa dengan yang bisa terjadi pada penyimpangan protein. Sumber kalsium mencemari bahan baku di bin atau sisa pakan rendah kalsium mencemari pakan tinggi kalsium seperti halnya konsentrat petelur. Kalsium dibutuhkan dalam jumlah besar pada fase produksi telur. Warna dan penampilan pakan kadang-kadang menjadi masalah bagi peternak. Ada peternak yang menyukai warna maupun bentuk jagung terlihat mencolok dalam pakan tetapi ada pula yang menyukai bentuk/ukuran yang lebih halus. Untuk pakan butiran/pellet   ukuran jagung harus sehalus mungkin. Biasanya menggunakan saringan 3 mm. Kehalusan jagung dan unsur bahan baku lainnya akan sangat membantu kualitas butiran/pellet yang dihasilkan.
Untuk pakan tepung ayam petelur dewasa, jagung digiling dengan saringan 4-5 mm sehingga butiran jagung masih terlihat di dalam campuran pakan tetapi tidak terlalu besar. Penyimpangan yang terjadi adalah apabila butiran jagung utuh atau bahan lainnya ditemukan di dalam pakan. Kondisi ini disebabkan oleh bocornya saringan yang sedang dipakai biasanya akibat benturan benda logam di dalam ruang grinding yang melubangi saringan.

Kualitas Pelayanan 
Bagaimana kualitas pelayanan pabrik terhadap peternak pelanggan maupun calon pelanggan? Apabila menelepon apakah langsung diberikan kepada petugas yang tepat ataukah dilempar kesana kemari yang selain membuang waktu juga mengeluarkan biaya pulsa telepon apabila menelepon interlokal. Apabila sudah tersambung ke petugas yang benar, apakah mendapat jawaban yang sopan, apakah petugas tersebut menguasai persoalan dan bisa memberikan jawaban yang jelas/akurat ?
Apakah keluhan pelanggan ditanggapi dengan cepat? Itu semua memberikan gambaran kemampuan perusahaan pakan ternak dalam melayani peternak pelanggan. Peternak paling sering mengeluh terhadap masalah kualitas pakan. Bagian marketing yang tanggap akan segera mengirimkan tenaga salesnya atau tenaga khusus ke lokasi peternak untuk menyelesaikan permasalahan. Apabila masalah terlalu rumit dan tidak mampu diselesaikan bisa diserahkan ke tingkat yang lebih tinggi. Paling penting adalah respon yang cepat karena ayam adalah barang hidup, dan penyimpangan yang dibiarkan akan semakin parah.
Tingkat produksi yang turun akan sulit mencapai posisi semula atau minimal membutuhkan waktu yang lama. “After sales service” juga termasuk dalam kualitas pakan secara tidak langsung. Apabila semua bagian dalam produksi dan penjualan pakan bekerja tidak hanya sesuai dengan deskripsi pekerjaannya secara benar tetapi juga mengerti betul paham memuaskan pelanggan dengan produk dan pelayanan yang prima, maka setidaknya peternak akan mengacungkan jempol untuk pakan yang berkualitas prima. Pada produk pakan yang terbungkus rapi tercermin kualitas dan pengabdian kerja dari setiap bagian di feedmill.

(Ditulis kembali dari artikel Suharja Wanasuria, http://feedindonesia.wordpress.com/2007/11/25/mengukur-kualitaspakan)

PAKAN DAN MANAJEMEN PERSONAL

Harus ada pembatasan pemberian pakan pada ayam petelur, dimulai sejak ayam umur sehari atau DOC, sedangkan manajemen pemeliharaan selalu dikaitkan dengan person atau manusia yang terlibat secara langsung dengan ayam.

Pakan Juga Ambil Peran

“Harus ada pembatasan pemberian pakan pada ayam petelur, pembatasan pemberian pakan ini dimulai sejak ayam umur sehari atau DOC,” tegas Prof DR Ir Tri Yuwanta SU DEA, pakar Produksi dan Reproduksi Unggas yang bermastutin (red; bekerja) di Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Lulusan program doktoral pada Universitas Rennes I Prancis ini mengatakan sejak umur 1-5 minggu, pemberian pakan dengan metode adlibitum atau pakan tersedia sepanjang waktu dalam kandang.
Kemudian di atas umur 5 minggu, pembatasan pemberian pakan mulai diterapkan, terutama untuk tipe-tipe ayam petelur dari strain loghman. Pada dasarnya, pembatasan pemberian pakan dikategorikan pada pembatasan pemberian pakan secara kuantitaif dan pembatasan pemberian pakan secara kualitatif.
Secara kuantitaif, ayam petelur hanya dibatasi pakannya semisal 70 gr/ekor/hari, sedang secara kualitatif berarti penurunan protein kasar atau crude protein (CP) terutama untuk leyer umur 13-17 minggu, hal ini ditujukan untuk menghambat dewasa kelamin ayam tersebut.
Sebagai batasan Tri memberikan gambaran kandungan CP pakan per periode umur pemeliharaan, yakni :

UMUR (MINGGU) % CP
0-6 18-20
6-12 17
13-17 13
> 18 16,5-17

Kemudian yang perlu juga diperhatikan peternak adalah memberikan kebebasan pada ayam untuk mengkonsumsi pakannya, baik dari segi kuantitas maupun kualitas pakan yang disuguhkan peternak, artinya pada usia 18 minggu ini pola pemberian pakan kembali ke sistem adlibitum, ini dibiarkan sampai ayam mulai berproduksi.
Setelah ayam berproduksi 25% dari total populasi, pemberian pakan secara adlibitum kembali dihentikan, dan pemberian pakan kembali dibatasi, yaitu 110-115 gr/ekor/hari.
Ini bertujuan agar ayam tidak gemuk, karena bila pakan yang diberikan pada layer melebihi kapasitas konsumsinya, maka dikuatirkan akan terjadi penumpukan lemak pada organ-organ reproduksinya, terutama yang perlu diwaspadai adalah pembentukan lemak abdominal, yang diduga sangat berpengaruh terhadap produksi telur layer.

Manajemen Personal Juga Perlu

Manajemen pemeliharaan selalu dikaitkan dengan person atau manusia yang terlibat secara langsung atau direct interaction dengan ayam. Dalam peristilahan awam sering disebut anak kandang yang melaksanakan semua kegiatan terkait pemeliharaan ayam layer tersebut.
Pekerjaan dimaksud seperti persiapan kandang sebelum dan sesudah panen, persiapan gudang pakan, persiapan semua peralatan dan perlengkapan kandang serta maintenance dari semua kegiatan tersebut secara periodik.

Menurut Prof drh Charles Rangga Tabbu MSc Ph D Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, aspek manajemen peternakan ayam petelur mencakup bibit, pakan, budidaya, kesehatan dan pemasaran produk ternak itu sendiri.

Aspek-aspek ini secara keseluruhan merupakan tugas peternak atau anak kandang, namun perlu di ingat bahwa ini dilakukan secara berjenjang atau paling tidak harus ada pengontrolan yang ketat dari pimpinan yang berkompeten dengan usaha peternakan tersebut.
Kejadian di lapangan sistem penjenjangan kerja ini yang masih kurang terutama untuk peternak layer skala menengan ke bawah yang sering memberikan kepercayaan penuh kepada anak kandang tanpa adanya pengontrolan, sehingga pada saat tertentu sering dijumpai tumpang tindihnya kegiatan anak kandang, dan sering terabaikan hal-hal yang terkait dengan manajemen usaha peternakan layer itu sendiri.

Ditambahkan Charles bahwa satu hal yang perlu diingat adalah pencatatan, disini apapun jenis kegiatan yang dilakukan anak kandang mulai dari terbit fajar sampai terbit fajar kembali perlu dibukukan atau dicatat. “Ya sebentuk diari gitu bung,” canda Guru Besar pakar Kesehatan Unggas FKH UGM ini.
Sementara itu menurut Hj Ir Elfawati MSi dosen Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau, pencatatan yang baik di usaha peternakan merupakan indikator yang dapat menghantarkan usaha tersebut meraih kesuksesan, karena manajemen yang baik itu sebenarnya tercermin pada recording yang tertib.

Ditambahkan Eva bahwa banyak hal yang dapat dicatat atau dibukukan dalam diari anak kandang tersebut, seperti jumlah populasi dari waktu kewaktu, penyusutan atau deplesi yang terkait dengan jumlah individu yang mati selama periode pemeliharaan, berat badan, program dan jumlah pemberian pakan, water intake, produksi telur, riwayat kesehatan atau medical record, stok barang dan lainnya.
Hal yang menarik soal manajemen personal ini juga dikemukakan Prof DR Ir Tri Yuwanta SU DEA. Menurutnya, arah manajemen personal lebih ke kreativitas peternak atau anak kandang untuk mengatur usahanya.

Ambil contoh soal berat badan ayam, kita kenal ada berat badan inisial, yakni berat badan yang ada pada tubuh ayam untuk menandai jumlah produksi telurnya. Dalam beberapa penelitian dikatakan bahwa semakin tinggi berat badan ayam petelur maka produksi ayam tersebut semakin rendah.
Kemudian soal dewasa kelamin, perlu juga diketahui bahwa ada dewasa kelamin biologis yang dicapai ayam pada umur 10 minggu dan dewasa kelamin komersial biasanya ditandai dengan masa peneluran pertama.

“Nah, peternak yang kreatif harus mampu membaca hal-hal seperti ini, kemudian diaplikasikan seperti bila terdapat berat badan tidak seragam dalam satu populasi, langsung dipisahkan, ayam dengan berat badan yang tinggi dengan berat badan yang rendah.
Kemudian soal pencahayaan juga bisa dijadikan topik pencataan di usaha peternakan layer. Dengan penerapan semua aspek manajemen yang telah direkomendasikan tadi, setidaknya peternak telah berbuat sesuatu berarti bagi ternaknya, yaitu animal walfare, ini penting,” pungkas Tri. (Daman Suska).

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

ARTIKEL POPULER BULAN INI

ARTIKEL POPULER TAHUN INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer