-->

HANCURNYA INDUSTRI BURUNG UNTA DI ZIMBABWE

Sejak pertengahan tahun 1980-an, burung unta leher biru Zimbabwe menjadi salah satu yang paling produktif di dunia, kedua setelah Afrika Selatan di benua Afrika. Namun kini industri senilai US$100 juta per tahun itu hampir punah.

Ekspor kulit, daging, dan bulu burung unta Zimbabwe menghasilkan US$9 juta per bulan. Berbeda dengan di Afrika Selatan, daging burung unta menjadi produk yang mudah dijumpai di supermarket Zimbabwe dan hidangan restoran yang dimasak. Hanya sejumlah kecil kulit yang diolah menjadi dompet, ikat pinggang, sepatu, dan tas.

Saat ini di Zimbabwe hampir tidak ada peternakan burung unta yang masih berfungsi, sebuah usaha yang membutuhkan lahan besar dan investasi jangka panjang. Rumah pemotongan hewan dan penyamakan kulit yang dulunya berkembang pesat dan disetujui oleh Uni Eropa (UE) kini hampir tidak berfungsi. Secara kumulatif kurangnya pasokan listrik, air bersih, transportasi, dan pakan telah berdampak buruk.

Dari 200 peternak yang memelihara burung unta secara komersial, beberapa peternakan yang tersisa dipisahkan ke dalam taman satwa liar swasta. Sebagian besar rumah potong hewan di kota sudah tidak berfungsi dalam pemotongan burung unta.

Salah satu dari sedikit peternak burung unta yang tersisa, P Cunningham, memiliki harapan untuk masa depan yang lebih cerah dan mengatakan dia hanya memelihara 150 pedigree karena keterbatasan lahan. Permohonan yang diajukan sebelumnya oleh Asosiasi Produsen Burung Unta Zimbabwe (TOPAZ) untuk membangun ceruk pasar telah diabaikan. Upaya untuk menghubungi Serikat Petani Komersial (CFU) tidak membuahkan hasil.

Jika kepercayaan investor pulih, mantan peternak diberi kompensasi atas perbaikan yang dilakukan, dan hubungan terbuka dengan inisiatif pertanian global dibangun kembali, terdapat kemungkinan bahwa industri burung unta Zimbabwe dapat bangkit kembali. Namun, hal ini memerlukan jaringan dukungan yang kuat, termasuk layanan kesehatan hewan, pertanian, pakan, konstruksi, dan konsultasi. (Via Poultryworld)

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer