-->

PETERNAK DIIMBAU JANGAN MALAS URUS SKKH UNTUK LALU LINTAS TERNAK

Sapi, Salah Satu Ternak Yang Sering Dikirim Ke Berbagai Daerah

Aktivitas pengiriman ternak dari Kabupaten Blitar ke luar daerah diduga banyak yang tidak dilengkapi surat keterangan kesehatan hewan (SKKH). Padahal, dokumen ini penting untuk mencegah penyebaran virus dan penyakit hewan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Blitar, Nanang Miftahudin. Ia mengatakan, harus ada pemeriksaan kesehatan hewan sebelum hewan dikirim ke luar daerah. Itu untuk membatasi penyebaran virus dan penyakit pada hewan.

Terkait pemeriksaan kesehatan hewan di Kabupaten Blitar, itu diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 17 Tahun 2023 tentang Tata Cara Pengawasan Lalu Lintas Hewan, Produk Hewan, dan Media Pembawa Penyakit Hewan lainnya di Dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Di dalamnya itu ada berbagai persyaratan. Salah satunya, rekomendasi penerimaan dari daerah tujuan. Yang di mana persyaratan tersebut merupakan permintaan dari daerah tujuan. Biasanya itu ada surat keterangan bebas PMK,” terangnya.

Dalam praktiknya, dinas akan mengirimkan personel untuk melakukan pemeriksaan dan pengecekan hewan. Ada retribusi yang harus dibayar untuk pelayanan kesehatan hewan ini.

“Semua hewan itu kalau dikirim memerlukan SKKH, termasuk jangkrik, ulat hongkong, dan hewan lainya. Untuk biaya retribusinya macam-macam, yang saya ingat sapi, kuda, dan kerbau itu Rp 10 ribu per ekor. Lalu, kambing dan domba itu Rp 2 ribu per ekor, serta babi Rp 10 ribu per ekor,” kata dia.

Dalam sebulan, rata-rata ada 1.000 ekor kambing dan 250 ekor sapi yang keluar dari Bumi Penataran. Mayoritas daerah tujuannya adalah kota-kota di luar pulau Jawa.

Sebenarnya, sambung Nanang, ada banyak kota besar di Jawa yang juga menjadi tujuan pengiriman ternak dari Kabupaten Blitar. Misalnya, wilayah Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jabodetabek. Sayangnya, para peternak atau pedagang enggan mengurus SKKH untuk pengiriman lokal Jawa ini.

Nanang mengaku sudah berkoordinasi dengan aparat kepolisian dan dinas perhubungan untuk memantau mobilitas ternak antardaerah yang tidak dilengkapi dengan SKKH. Jika tidak membawa hasil pemeriksaan kesehatan hewan, ternak tersebut akan disita.

Sayangnya, pengendalain penyebaran virus dan penyakit ini tidak mudah. Ada banyak jalan tikus yang bisa digunakan untuk menghindari operasi. Selain itu, pemerintah juga tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk melakukan pengendalian.

“Untuk area controling cek poin itu hanya ada beberap titik, SDM-nya juga terbatas. Makanya dalam satu pulau banyak yang lolos. Untuk daerah Jawa Timur saja hanya ada di Ngawi dan Tuban. Sehingga banyak penjual yang menghindari titik tersebut,” ujarnya.

Nanang menambahkan, mayoritas penggunaan SKKH di Kabupaten Blitar untuk pengiriman day old chicken (DOC) alias anakan ayam, anakan puyuh, anakan bebek, dan anakan kalkun. “Yang paling banyak itu DOC, biasanya dikirim ke seluruh NKRI,” bebernya. (INF)

PETERNAK DI KABUPATEN TABALONG BUTUH FASILITAS KESEHATAN HEWAN

Salah Satu Peternakan Sapi Milik Warga Desa Uwie, Kabupaten Tabalong

Keberadaan layanan Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan)  menjadi kebutuhan para peternak dan pemilik hewan peliharaan di Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan.  Harapan keberadaan Puskeswan ini sempat diutarakan oleh sejumlah peternakan di Desa Masingai II, Kecamatan Upau, Kabupaten Tabalong, Kalsel. 

Wardiyono misalnya, Ketua Kelompok Ternak Rukun Jaya Masingai II mengharapkan adanya Puskeswan di Kecamatan Upau. Apalagi selama ini untuk penanganan medis hewan ternak, khususnya sapi, kelompok ternak di Masingai II harus menghubungi menteri hewan yang jarak tempat tinggalnya cukup jauh. 

Jarak tersebut dianggap menjadi kendala, karena penanganan pun tidak bisa cepat. Namun tak jarang pula mentri hewan datang untuk pemeriksaan secara rutin. Adanya Puskeswan di kecamatan kata Mardiyono tentu akan mempermudah layanan kesehatan hewan di desa-desa.

Sebenarnya,  Puskeswan ini juga telah menjadi program yang akan dijalankan oleh Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Tabalong. Sebagaimana yang diutarakan oleh Kepala Disbunak Kabupaten Tabalong, Saleh, pihaknya sudah menyiapkan rencana untuk ketersediaan Puskeswan pada tiap kecamatan. Keberadaan Puskeswan ini dilakukan secara bertahap dan memanfaatkan bangunan milik Disbunak yang sudah tidak digunakan. 

"Pengadaan Puskeswan akan kami lakukan secara bertahap. Tahap pertama  ini mulai di Kecamatan Tanta, Murung Pudak dan Tanjung, lalu berlanjut di Kecamatan Upau, Desa Masingai dan Kecamatan Haruai," kata Saleh, Selasa (22/11/2023).

Di Puskeswan nantinya pula kata Saleh akan menjadi tempat tinggal bagi medik veteriner yang belum memiliki tempat tinggal. Sementara untuk dokter hewan dijadwalkan datang seminggu sekali. Sementara ini ujar Saleh, karena Puskeswan belum merambah ke kecamatan, pelayanan pun berjalan di Kantor Dinas Peternakan dan Perkebunan. Selain itu mengerahkan PPL secara berkala untuk layanan kesehatan hewan. (INF)


ALAMI KERUGIAN, PETERNAK AYAM DI SUMBAR MENGADU KEPADA DPRD

Peternak Ayam Mengadukan Keluhannya Kepada Anggota DPRD


Setelah hampir empat periode panen menanggung rugi, akhirnya puluhan peternak ayam yang tergabung dalam Asosiasi Peternakan Close House (APCHADA) Sumbar mengadukan nasibnya ke komisi II DPRD Sumbar,  Selasa (21/11) di Ruang rapat, DPRD Sumbar.

Kedatangan mereka disambut Komisi II DPRD yang membidangi sektor ekonomi, salah satunya peternakan. Hadir juga Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumbar, Sukarli dan perwakilan Biro Perekonomian Serdaprov Sumbar.

Marlis, Ketua Apchada Sumbar mengatakan bahwa anggotanya yang bermitra dengan salah satu perusahaan rata-rata menderita kerugian. Ada beberapa persoalan yang menyebabkan kerugian bagi peternak ayam tersebut.

Pertama, menjembatani pertemuan antara peternak ayam dengan mitra/perusahaan inti yang memasok bibit serta Kedua, meminta pemerintah daerah membentuk lembaga koordinasi dan menyosialisasikan perda nomor 40 Tahun 2015. Ketiga, meminta pemerintah daerah melakukan evaluasi kualitas pakan dan DOC.

Keempat, lakukan verifikasi pada kandang secara profesional. Jika tak layak maka stop operasionalnya. Kelima, menghentikan pembangunan kandang baru untuk mencegah over populasi dan keenam, menghentkikan operasional kandang milik perusahaan inti karena menurut Marlis, setahunya perusahaan inti tak diperbolehkan memiliki kandang sendiri.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumbar, Sukarli mengatakan telah menindaklanjuti keluhan yang disampaikan Apchada sebelumnya. Hasil uji laboratorium dari Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Pakan di Bekasi menyatakan pakan tersebut memenuhi standar SNI.

Namun, dinas akan tetap mencari akar permasalahan tersebut. Dalam waktj dekat saat panen akan diadakan uji ternak. Sementara itu, untuk penghentian pembuatan kandang baru, wewenangnya berada di dinas perizinan kabupaten/kota.

Mewakili Komisi II hadir Ketua Komisi II Mochklasin dan Sekretaris Komisi II, Jefri Masrul. Jefri juga merupakan pengusaha ternak ayam namun dengan pola open house.

“Saya sangat memahami kesulitan peternak karena merugi. Apalagi banyak yang masih perlu membayar cicilan hutang modal ke bank. Kami di Komisi II akan tindaklanjuti aspirasi dan keluhan ini,” katanya.

Ketua Komisi II, Mochklasin mengatakan hal serupa. Komisi II, kata dia, akan segera menjembatani pertemuan guna mencari sumber permasalhan dan mencarikan solusi.

“Kami juga akan mengadakan pertemuan lanjutan dengan Dinas terkait untuk membahas permasalahan ini dengan lebih mendetail,” katanya.

Mukhlasin juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih pada Apchada yang telah merangkul para peternak. Selain juga telah memberikan informasi sehingga Komisi II mengetahui ada persoalan yang dihadapi peternak ayam closed house. (INF)

RUSIA BERENCANA UNTUK MEMPERPANJANG KERINGANAN IMPOR KEDELAI TRANSGENIK

Pemerintah Rusia telah menerbitkan rancangan keputusan yang memperbolehkan impor kedelai hasil rekayasa genetika ke dalam negeri selama 2 tahun tambahan hingga 1 Januari 2026. Gejolak harga di pasar unggas mungkin menjadi salah satu alasan langkah ini.

Pemerintah Rusia memberi lampu hijau pada impor kedelai hasil rekayasa genetika pada bulan April 2020, yang membenarkan langkah ini dengan adanya kebutuhan untuk mendukung industri pakan dalam negeri. Keringanan yang semula dirancang untuk satu tahun, telah diperpanjang beberapa kali dan kini dijadwalkan berakhir pada 1 Januari 2024.

Kementerian Pertanian Rusia berjanji akan mewajibkan semua kedelai hasil rekayasa genetika untuk melakukan registrasi negara – sebuah alat yang secara teknis akan menghalangi produk-produk tersebut memasuki pasar negara tersebut – segera setelah produksi Rusia melebihi 5,5 juta ton. Pada tanggal 8 November, produksi kedelai Rusia mencapai 6,5 juta ton, dibandingkan 5,3 juta ton tahun lalu, menurut data resmi.

Larangan impor kedelai hasil rekayasa genetika dapat memicu peningkatan pasar unggas Rusia, kata AB-Center, sebuah konsultan yang berbasis di Moskow. Dalam beberapa bulan terakhir, produk ayam dan kalkun Rusia menjadi lebih mahal karena lonjakan harga vitamin pakan.

Dalam latar belakang ini, pemerintah Rusia mulai mempertimbangkan beberapa langkah yang bertujuan untuk membatasi kenaikan harga, termasuk larangan ekspor unggas dan telur selama 6 bulan. (Via Poultryworld)

PEMKAB BOJONEGORO SIAP GELAR KONTES DAN PAMERAN TERNAK 2023

Kontes Ternak, Ajang Unjuk Gigi Ternak Unggulan

Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) akan menggelar Kontes dan Pameran Ternak Tahun 2023. Acara itu bakal digelar di pasar hewan Desa Kedungbondo, Kecamatan Balen selama dua hari, Selasa dan Rabu (21-22/11/2023).

Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Pengolahan, dan Pemasaran Hasil Peternakan, Disnakkan Bojonegoro, drh Lutfi Nurahman mengungkapkan tujuan dari kegiatan ini untuk merangsang sekaligus menambah wawasan masyarakat dalam pengembangan usaha peternakan.

“Acara ini juga bertujuan mengukur kemajuan perkembangan usaha peternakan di Bojonegoro, meningkatkan populasi dan produktivitas sektor peternakan, serta merangsang pertumbuhan hilirisasi mandiri melalui inovasi olahan produk hasil peternakan,” kata Lutfi Senin (20/11/2023). 

Adapun hewan ternak yang dikonteskan lanjut Lutfi adalah sapi dengan beberapa kategori. meliputi kategori Jantan Cross, Jantan Peranakan Ongole (PO), Induk Peranakan Ongole (PO), Bakalan Jantan Cross dan Calon Induk Peranakan Ongole (PO).

"Sedangkan pameran ternak meliputi sapi unggulan Belgian Blue, Sapi Wagyu, sapi hasil transfer embrio, produk olahan hasil peternakan, dan produk olahan hasil perikanan," terangnya. 

Kemudian, untuk peserta kontes dan pameran ternak ini dapat diikuti oleh seluruh peternak di Kabupaten Bojonegoro dengan sejumlah syarat. Para peserta tidak hanya berkesempatan memamerkan ternak saja, tetapi juga memiliki peluang memenangkan hadiah menarik, diantaranya uang tunai, tropi, dan piagam penghargaan.

"Untuk hadiah uang tunai Juara 1 sebesar Rp 5 juta , Juara 2 Rp 4,5 juta, Juara 3 Rp 4 juta dan Juara Harapan 1 Rp 3,5 juta," bebernya.

Lutfi berharap kegiatan kontes dan pameran ternak ini dapat menjadi momentum bagi peternak untuk bersaing sekaligus saling belajar, menciptakan komunitas peternakan yang semakin maju dan berinovasi.

"Acara ini juga menjadi ajang promosi potensial bagi produk peternakan lokal Bojonegoro, menggambarkan keberhasilan dan kemajuan dalam dunia peternakan modern," pungkas Lutfi. (INF)




DINAS PERTANIAN ACEH BESAR TETAP WASPADAI PMK

Petugas Keswan Distan Aceh Besar Melakukan Vaksinasi PMK


Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Besar Jakfar SP MSi mengimbau para peternak tetap mewaspadai  munculnya gejala Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), agar hewan ternak yang mereka miliki dapat terbebas dari virus yang berbahaya tersebut. 

“Kami selalu mengimbau kepada para peternak agar melaporkan segera kepada petugas peternakan atau petugas Kesehatan Hewan, bila hewan ternak mereka mengalami gejala yang diduga PMK,” ujar Jakfar pada apel pagi, Senin (20/11).

Terkait  adanya  dugaan PMK terhadap hewan ternak masyarakat di Kecamatan Darul Kamal dalam beberapa hari terakhir, dijelaskan Jakfar, pihaknya langsung menerjunkan petugas dari Distan dan tim Keswan di kecamatan tersebut. Petugas juga didukung oleh Muspika setempat. 

“Alhamdulillah, para petugas sudah memberikan vaksin dan penyemprotan di lokasi kandang peternak. Petugas kita di lapangan juga akan terus memberikan penyuluhan dan pendampingan kepada peternak,” katanya.

Menurut Jakfar, selama ini para petugas di lapangan tetap memantau terus kondisi di lapangan. Diimbau juga kepada para peternak agar segera memberikan informasi kepada petugas sehingga ternak dapat segera diberikan vaksin, dilakukan penyemprotan kandang, dan bahkan mengkandangkan ternaknya supaya petugas dapat memantau kondisi kesehatan hewan ternak milik masyarakat.

Secara khusus, Kadistan Aceh Besar itu menyampaikan apresiasi kepada Forkopimda, Forkopimcam, petugas Keswan, aparatur gampong, dan semua pihak yang selama ini sudah bekerja keras sehingga penanganan PMK di Aceh Besar dapat dilakukan dengan baik. Namun demikian, ia tetap mengharapkan agar ke depan petugas Keswan selalu memantau terus kondisi di lapangan untuk mencegah PMK terjadi lagi.   

Jakfar menjelaskan, tahun lalu kasus PMK di Aceh Besar dapat ditangani sampai tuntas  dengan dukungan semua pihak. Ketika itu, tak kurang ada 12.000 kasus PMK yang dihadapi peternak di wilayah tersebut.

Menyikapi hal ini, pihak Forkopimda, dan semua petugas Keswan langsung bekerja keras untuk menangani PMK tersebut, termasuk dengan melakukan pemberian vaksinasi, penyemprotan kandang, dan sosialisasi kepada para peternak untuk mencegah PMK berlanjut. (INF)

ASOHI KEMBALI GELAR SEMINAR NASIONAL OUTLOOK BISNIS PETERNAKAN 2024

Foto bersama dalam Seminar Nasional ASOHI Outlook Bisnis Peternakan 2024. (Foto-foto: Dok. Infovet)

Sejak 2014, Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) konsisten menyelenggarakan Seminar Nasional Outlook Bisnis Peternakan. Tahun ini mengangkat tema "Potret Bisnis Peternakan di Tahun Politik" seminar ini diharapkan menjadi referensi penting bagi kalangan pelaku usaha peternakan dalam menyusun rencana dan melakukan evaluasi bisnis.

Tahun politik diperkirakan akan berdampak pada dinamika kebijakan yang turut memengaruhi perkembangan ekonomi masyarakat termasuk bidang peternakan.

"Tahun depan tantangannya pasti lebih menarik, karena selain situasi global, kita juga menghadapi situasi politik. Akan sangat challenging," kata Ketua Umum ASOHI, Drh Irawati Fari. "Kita harapkan pemilu bisa berjalan sukses dan perekonomian kita positif. Intinya harapan kita semua tahun depan industri peternakan akan lebih baik."

Harapan senada juga disampaikan oleh Drh Budi Angkasa, yang hadir mewakili Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan. Ia juga harapkan ekspor dan investasi di bidang peternakan bisa meningkat.

Pembicara pada sesi pertama.

Usai sambutan, seminar sesi pertama langsung diawali pemaparan oleh tiga pembicara pimpinan asosisasi di antaranya Ketua GPPU Achmad Dawami, Ketua GPMT Desianto Budi Utomo, dan Ketua Harian Pinsar Indonesia Edy Wahyudin, yang masing-masing mengulas potret dan prospek bisnis perunggasan dan pakan ternak di tahun depan. Kemudian dilanjutkan dengan penjabaran pembicara tamu pakar ekonomi Dr Aviliani. Hadirnya pembicara tamu yang ahli ekonomi dan berpengalaman diharapkan memberikan informasi penting bagi para peserta.

Pembicara di sesi kedua.

Pada sesi kedua dilanjutkan pemaparan oleh Ketua AMI Sauland Sinaga, Wakil Sekjen DPP HPDKI Nuryanto, Ketua PPSKI Nanang Purus Subendro, dan Ketua ASOHI Irawati Fari, yang masing-masing juga menyampaikan data prospek bisnis tahun depan. (RBS)

REGENERASI FORMULATOR MELALUI PELATIHAN FORMULASI PAKAN DENGAN ALLIX SOFTWARE DI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Pelatihan formulasi pakan Cita Indonesia di Universitas Brawijaya
Foto bersama pemateri dan peserta pelatihan. (Foto: Dok. Cita Indonesia)

Bekerja sama dengan Allix System, Cita Indonesia mengadakan pelatihan formulasi pakan di Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya pada Jumat, (13/10).

Dekan Fakultas Perternakan Universitas Brawijaya, Prof DR Ir Muhammad Halim Natsir SPt MP IPM ASEAN Eng, ketika memberikan sambutan mengatakan ilmu formulasi pakan merupakan kompetensi yang sangat penting untuk mahasiswa peternakan. Dia berharap peserta pelatihan mampu menyerap ilmu formulasi pakan dengan baik.

"Kami sangat berterima kasih pada Cita Indonesia serta software WebAllix,” kata Halim. “Setidaknya ilmu formulasinya itu kena sehingga nanti menggunakan software apapun bisa beradaptasi.

Dasar Formukasi Pakan

Sesi pelatihan pertama diisi oleh Manager of Feed Technology PT Sinta Prima Feedmill, Bayu Sesarahardian SPt MP MSc, yang mengajarkan dasar-dasar formulasi pakan. Bayu mengatakan bahwa formulasi pakan penting untuk dipelajari.

“Karena jumlah nutrisionis profesional terbatas, masih sedikit. Formulator pakan mempunyai jenjang karir yang jelas dan terukur, dapat membuka usaha mandiri atau menjadi konsultan, dan memiliki peluang menguasai bisnis industri pakan ternak secara keseluruhan,” kata Bayu.

Formulasi pakan dilakukan oleh formulator dan nutrisionis. Kedua profesi tersebut sama namun nutrisionis berada pada jenjang yang lebih tinggi. Mempunyai wewenang yang lebih besar dari formulator terkait dengan pengambilan keputusan.

Menurut Bayu jumlah formulator dan nutrisionis tidak banyak, karena peluang kerja yang dibuka juga tidak banyak. Mereka memegang beberapa rahasia perusahaan seperti formula pakan, standar dan spesifikasi bahan baku dan pakan, serta proses produksi pakan dan sebagainya. Maka perusahaan pakan ternak sangat selektif dalam merekrut karyawan untuk posisi tersebut. Selain itu, juga butuh kompetensi tinggi dan pengalaman yang mumpuni.

Banyak hal yang diajarkan Bayu, antara lain bahwa formulasi pakan bukanlah resep yang mati, ia bisa berubah seiring perkembangan zaman. Dia juga memaparkan tugas nutrisionis dan formulator. Bagaimana mencari tahu komposisi nutrisi pakan yang baik, teknik dan alur penyusunan formulasi pakan, serta evaluasi formula pakan yang sudah diproduksi.

Praktik Menyusun Formulasi Pakan Menggunakan Allix Software

Sesi kedua pelatihan diisi oleh Feed Formulator Cita Indonesia, Nurfebrian Ahlul Bait SPt, yang mengajak para peserta untuk praktik menyusun formulasi pakan menggunakan WebAllix software. Allix adalah software formulasi pakan yang dikembangkan perusahaan Allix System dari Versailles, Prancis. Sudah digunakan oleh pabrik pakan di hampir 70 negara di dunia, baik untuk pakan ternak maupun hewan kesayangan. Di Indonesia Allix software didistribusikan oleh Cita Indonesia.

“Kenapa kita memilih Allix karena memiliki versi desktop dan versi web. Versi desktop untuk menyiapkan semuanya kemudian diunggah ke versi web,” jelas Nurfebrian. “Versi web berbasis cloud, jadi fleksibel, mudah diakses kapan pun dan di mana pun selama ada internet.”

Menurut Nurfebrian, interface Allix juga lebih mudah dimengerti dan dioperasikan. Bisa mengimpor data dari software formulasi pakan manapun. Versi desktop bisa disambungkan dengan versi web sehingga memudahkan pekerjaan.

Sesi tanya jawab pelatihan formulasi pakan
Antusiasme peserta saat mengajukan pertanyaan. (Foto: Dok. Cita Indonesia)

Sambil menjelaskan, Nurfebrian memandu peserta mengenali dan menggunakan fitur-fitur WebAllix software. Dari menu raw material dimana bisa melihat nutrien masing-masing bahan, menu price list yang berisi data harga masing-masing bahan, hingga praktik membuat formulasi pakan ternak.

“Kalau kita mengurangi quantity atau menurunkan speknya itu akan menurunkan harga pakan,” kata Nurfebrian saat menerangkan fitur price list. “Cuma kita sebagai formulator atau nutrisionis tidak bisa seenaknya sendiri untuk hanya mengejar harga murah. Itu semua ada kalkulasinya karena kita harus menganut SNI atau spek yang ada di management guide pada menu nutrien.”

Pelatihan ditutup dengan sesi tanya jawab yang diikuti dengan antusias oleh para peserta. (ADV)

PERDANA MENGIKUTI ILDEX, BBPMSOH PROMOSIKAN PRODUK DAN LAYANAN

Tim BBPMSOH di hari pertama gelaran ILDEX 2023.
Tim BBPMSOH di hari pertama gelaran ILDEX 2023.

Tahun ini adalah pertama kalinya Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertjfjkasi Obat Hewan (BBPMSOH) mengikuti pameran peternakan ILDEX Indonesia, yang diselenggarakan pada 20-22 September 2023.

“ILDEX sebagai ajang promosi agar masyarakat luas dapat mengenal BBPMSOH tentang produk dan layanan yang diberikan, yaitu prosedur pengujian obat hewan secara online melalui SIHAPSOH dalam rangka mendukung registrasi dan pengawasan obat hewan,” jelas Plt Kepala BBPMSOH, Drh Makmun MSc.

“Serta go internasional mengingat BBPMSOH telah terakreditasi ASEAN, khususnya dalam pengujian vaksin hewan. Selain itu menginformasikan tentang peran aktif BBPMSOH dalam pengendalian dan penanggulangan penyakit PMK.”

Diminati Perusahaan, Peternak, dan Mahasiwa

Selain perusahaan-perusahaan yang terkait dengan industri peternakan khususnya obat hewan, booth BBPMSOH juga diminati dan dikunjungi oleh peternak dan mahasiswa.

Di booth BBPMSOH peternak bisa mengakses informasi tentang pelayanan teknis obat hewan. Sehingga mereka dapat mengetahui kualitas obat hewan yang mereka gunakan, yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas produksi peternakan.

Mahasiswa merupakan salah satu stakeholder BBPMSOH. Cukup banyak mahasiswa yang mengunjungi booth BBPMSOH dan mengajukan beberapa pertanyaan. “Mereka bertanya BBPMSOH itu lembaga apa. Apa saja kegiatannya dan BBPMSOH itu fungsinya untuk apa,” kata Makmun.

BBPMSOH memberikan dukungan dalam meningkatkan kompetensi SDM untuk dunia kerja. BBPMSOH bekerja sama dengan beberapa universitas seperti IPB University, Universitas Brawijaya, dan beberapa instansi pendidikan lainnya. Dalam rangka mendekatkan para mahasiswa dengan dunia kerja sebagai langkah persiapan karir. Mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengasah kemampuan sesuai bakat dan minat mereka melalui program kampus merdeka.

Promosikan Program dan Layanan

BBPMSOH mempunyai program bimbingan teknis untuk perusahaan obat hewan dan dinas yang membidangi peternakan dan kesehatan hewan. Bimbingan teknis untuk perusahaan merupakan aksi BBPMSOH dalam meningkatkan kompetensi pengujian obat hewan pada pelaku usaha dalam negeri. Sehingga diharapkan perusahaan terjaga kevaliditasan dalam pengujian obat hewan, yang berdampak meningkatnya kualitas mutu obat hewan yang diproduksi.

Sedangkan bimbingan teknis untuk dinas, diharapkan dinas dapat melakukan pengujian obat hewan sesuai dengan kemampuan laboratoriumnya, dalam mendukung pengawasan obat hewan di daerahnya. Sehingga dapat melakukan aksi gerak cepat bila terdapat obat hewan yang tidak memenuhi syarat.

Selain promosi di ILDEX, ke depannya diseminasi informasi tentang layanan bimbingan teknis tersebut akan lebih digiatkan. Sehingga kualitas mutu obat hewan yang beredar terjaga, yang membuat masyarakat penggunanya dapat merasa aman.

Pada pagelaran ILDEX juga dipromosikan aplikasi SIHAPSOH (Sistem Informasi Hasil Pengujian Mutu dan Sertjfikasi Obat Hewan). SIHAPSOH merupakan upaya peningkatan layanan di antaranya terkait percepatan waktu.

Dokumen pra permohonan yang diajukan melalui SIHAPSOH akan dipelajari oleh bagian lab. Jika untuk pengujian dibutuhkan bahan-bahan standar akan diinformasikan melalui aplikasi. Selain itu tim BBPMSOH juga akan menyiapkan hewan yang akan digunakan untuk pengujian produk vaksin.

Pengembangan aplikasi SIHAPSOH-BBPMSOH dilakukan dari waktu ke waktu, agar proses permohonan pengujian semakin lancar, sederhana, dan transparan dari awal permohonan hingga terbitnya sertifikat hasil uji.

Dikunjungi Dirjen PKH

Nasrullah saat mengunjungi booth BBPMSOH.
Nasrullah saat mengunjungi booth BBPMSOH.

Booth BBPMSOH sempat dikunjungi oleh Dirjen PKH, Dr Ir Nasrullah MSc. Usai membuka secara resmi pameran ILDEX, Nasrullah berkeliling meninjau booth para peserta pameran dan berkunjung ke booth BBPMSOH. Berbincang sejenak dengan tim BBPMSOH, Nasrullah mengapresiasi keikusertaan BBPMSOH di ILDEX dan berharap layanan BBPMSOH semakin dikenal luas. (ADV)

SEMINAR NASIONAL TERNAK LOKAL DALAM RANGKA LUSTRUM KE-XII FAPET UNIVERSITAS ANDALAS

Pembicara Utama (kanan ke kiri): Ir Sukarli (Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumatra Barat), Ir Yosarwardi (Kadis Kehutanan Sumatra Barat), dan Dr Ir Hendri sebagai moderator. (Foto: Infovet/Sadarman)

Sabtu (18/11/2023), bertempat di Gedung Peternakan Convention Center (PCC), Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Andalas Padang, digelar Seminar Nasional Ternak Lokal ke-3. Acara ini menjadi bagian penting dari rangkaian perayaan Lustrum ke-XII, memperingati keberhasilan dan dedikasi dalam bidang peternakan selama 60 tahun.

Dengan tema "Akselerasi Pengembangan Ternak Lokal Unggul Menuju Indonesia Emas 2045" seminar mengundang praktisi ternak lokal terkemuka untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan inovasi apik di bidang ternak lokal.

Ketua Panitia Pelaksana, Prof Dr Ir Husmaini, menyampaikan apresiasinya kepada semua pihak yang mendukung terselenggaranya kegiatan ini.

“Penyelenggaraan seminar ini merupakan upaya para pemikir dari Universitas Andalas Padang, mencakup perkandangan, bibit, pakan, pencegahan dan pengobatan penyakit, serta pascapanen yang fokusnya pada sosial ekonomi budi daya ternak lokal, baik di Provinsi Sumatra Barat maupun di provinsi lainnya,” ujarnya.

Sementara Dekan Fapet Universitas Andalas Padang, Dr Ir Adrizal, mengungkapkan bahwa budi daya ternak lokal masih memiliki potensi besar. Hal ini terkait tingginya minat masyarakat terhadap produk ternak lokal yang dianggap memiliki kualitas lebih baik dibanding ternak non-lokal seperti ayam ras pedaging dan sapi dari berbagai negara yang telah diintroduksikan ke Indonesia.

Ia juga menekankan perhatian yang intensif dari pemerintah, peneliti di berbagai lembaga, dan perguruan tinggi yang berfokus pada bidang tersebut sangat diperlukan.

"Fakultas Peternakan Universitas Andalas memiliki dasar yang kuat untuk terus mengkaji pengembangan ternak lokal. Saat ini kita sudah memasuki tahun ketiga pelaksanaan Seminar Nasional Pengembangan Ternak Lokal, tujuannya mencari pola pengembangan ternak lokal yang optimal. Melalui kegiatan ini, kami undang para peneliti yang berfokus pada ternak lokal untuk berbagi hasil riset mereka, sehingga dapat memperkaya informasi dan pemahaman dalam pengembangan ternak lokal ke depannya," tutur Adrizal.

Selain itu, ia juga menyoroti beberapa poin tambahan yang dapat memperkuat pandangannya terkait potensi pengembangan ternak lokal. Menurutnya, keberlanjutan budi daya ternak lokal tidak hanya akan memberi manfaat ekonomi, tetapi juga berperan penting menjaga keberagaman genetika dan memelihara keberlanjutan lingkungan.

Adrizal merinci upaya pemerintah untuk memberikan dukungan finansial dan kebijakan yang memadai akan menjadi kunci sukses dalam menggerakkan sektor budi daya ternak lokal. "Selain itu, kolaborasi erat antara para peneliti, peternak, dan pihak-pihak terkait lainnya diharapkan dapat menciptakan inovasi baru dalam praktik budi daya ternak, yang pada akhirnya meningkatkan daya saing produk ternak lokal di pasaran," tukasnya.

Dengan mengundang para peneliti yang berfokus pada ternak lokal, Fapet Universitas Andalas berharap dapat menciptakan forum produktif untuk bertukar ide dan pengalaman. Di antaranya hadir Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Dr Ir Nasrullah, Kadis Kehutanan Sumatra Barat Ir Yosarwardi, Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumatra Barat Ir Sukarli, Dekan Fapet Universitas Andalas Padang Dr Ir Adrizal, Dekan Fapet UGM Prof Ir Budi Guntoro, Badan Riset & Inovasi Nasional Dr Ir Tike Sartika, dan dari Universitas Madura Dr Desi Kurniati Agustina, serta ada sebanyak 66 artikel pemakalah. (SADARMAN)

PAHAMI DISTRIBUSI AGAR BISNIS TELUR TIDAK MERUGI


Telur ayam merupakan salah satu bahan pangan dengan kepadatan nutrisi tinggi dan lengkap karena mengandung protein, vitamin, karbohidrat, dan kalori. Dengan kandungan nutrisi komplit, manfaat yang beragam, sebagai sumber nutrisi penting, serta untuk mengatasi stunting pada anak anak, sudah sewajarnya telur mendapatkan posisi harga yang harmonis dan pantas.

Pada peternakan ayam petelur komersial, waktu pungut telur dilakukan dua kali sehari, yakni pagi dan sore. Telur ditaruh di dalam egg trey plastik, dikumpulkan di dalam gudang telur, tersusun rapi sesuai asal kandangnya. Setelah selesai pencatatan, telur ditimbang dan dikemas menggunakan trey kertas atau peti masing-masing berisi 15 kg telur dan siap didistribusikan.

Selama penyimpanan menunggu terdistribusikan, telur secara alami akan... Simak cerita selengkapnya di kanal YouTube Majalah Infovet:


Agar tidak ketinggalan info konten terbaru, silakan kunjungi:
Subscribe, Like, dan Share. Anda juga bisa memberi komentar dan usulan konten lainnya di kolom komentar.

BERSAMA MENYUSUN STRATEGI BUDI DAYA AYAM PETELUR YANG EFEKTIF

Foto Bersama Para Peserta Seminar
(Sumber : CR)

Di masa kini, sektor peternakan khususnya unggas petelur banyak dihadapkan dengan berbagai masalah. Mulai dari harga bahan baku pakan yang meroket, iklim dan cuaca yang tidak menentu, hingga penyakit infeksius yang masih mengancam. Namun begitu bukan berarti peternak dan stakeholder harus kehilangan akal sehat dalam beternak dan menyerah begitu saja. 

Kesemua masalah tersebut dibahas dalam sebuah seminar bertajuk Layer Solutions Day yang diprakarsai oleh 3 perusahaan yakni PT BEC Feed Solutions Indonesia, PT Big Dutchman Agriculture Indonesia, dan Hendrix Genetic. Bertempat di Swiss-Belhotel Serpong, pada Selasa (14/11) yang lalu seminar tersebut dilangsungkan. 

Dalam sambutannya, Eric Borren selaku Managing Director PT Big Dutchman Agriculture Indonesia mengatakan bahwa para pelaku bisnis budi daya selain dihadapkan dengan berbagai macam tantang juga harus memikirkan strategi agar lebih efisien. Oleh karenanya salah satu tujuan seminar ini adalah memberikan solusi dan berbagai macam opsi yang dapat dilakukan dalam mengefisienkan operasional peternakan. 

Dalam kesempatan yang sama General Manager Hendrix Genetics Indonesia, Henry Hendrix  mengatakan bahwa peningkatan genetik pada ras ayam petelur harus betul - betul bisa dimaksimalkan oleh para peternak. Dimana menurut dia, tiap negara memiliki tantangan yang berbeda dalam berbagai aspek, namun ia yakin peternak dan pelaku industri di Indonesia mampu mengatasinya dengan cara masing - masing. 

Sementara itu, Anjasmoro Diono selaku National Sales & Marketing Manager PT BEC Feed Solutions Indonesia menyampaikan terima kasih dan mengapresiasi kehadiran para peserta. Menurutnya ini adalah pertama kalinya BEC melakukan seminar di kawasan Jabodetabek, karena sebelumnya lebih banyak berseminar di sentra - sentra peternakan layer di daerah. Menurutnya animo peserta di Jabodetabek tidak kalah tinggi ketimbang di sentra peternakan layer lainnya. 

Pembicara dalam seminar tersebut yakni Paul Grignon Dumoulin (Global Poultry Veterinarian dari Hendrix Genetics), Ansyar (Area Sales Manager Sumatra PT Big Dutchman Indonesia), Edi Hidayat (Area Sales Manager of West Java PT Big Dutchman Indonesia), dan Mega Saragi (Nutritionist PT BEC Feed Solutions Indonesia).

Dalam presentasinya Paul Grignon banyak membicarakan masalah manajemen pemeliharaan ayam petelur untuk memaksimalkan potensi genetik. Secara khusus ia menekankan kepada maintencance bobot badan layer saat fase sexual maturity.

"Bobot telur yang dihasilkan oleh ayam ditentukan oleh berat badan mereka saat memasuki sexual maturity. Apabila berat badan ayam pada saat itu stabil dan cukup, maka telur yang dihasilkan sampai afkir nanti akan memiliki bobot yang stabil juga. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa modifikasi berat badan 80 gram pada sexual maturity menginduksi variasi berat telur sebesar 1 gram," tutur dia. 

Sementara itu Ansyar banyak menjelaskan mengenai isu lingkungan yang kerap dihadapi oleh peternak. Isu yang dimaksud adalah bau yang dihasilkan oleh peternakan ayam, yang bahkan sampai membuat suatu peternakan ditutup karenanya. 

Untuk itu kini Big Dutchman merekomendasikan kandang closed house dengan sistem kandang baterai yang berbentuk H-frame dengan tempat pengumpul kotoran di dalam kandang. Dimana model ini memudahkan peternak untuk membersihkan kotoran. Bahkan, ada juga tempat pengumpul kotoran yang bergerak secara otomatis ke suatu tempat penampung untuk diolah lebih lanjut, sehingga dapat mengurangi isu bau tak sedap tersebut. 

Setelahnya Edi Hidayat berfokus pada pembicaraan mengenai kebersihan dan kualitas air minum. Dimana menurutnya saat ini masalah biofilm yang terbentuk pada saluran air minum sangat sukar untuk dienyahkan. Oleh karenanya Big Dutchman memberikan solusi dengan cara penggunaan teknologi ultrasonik yang selain dapat mengenyahkan masalah biofilm, dapat pula mengurangi pemakaian disinfektan untuk air minum. 

Mega Saragi dalam presentasinya membahas mengenai kestabilan vaksin yang diberikan melalui air minum. Menurut berbagai hasil penelitian, susu skim yang sering dijadikan penstabil vaksin memiliki berbagai macam kekurangan, sehingga sudah jarang digunakan. 

BEC memiliki produk penstabil vaksin yang dapat menggantikan susu skim tersebut. Efek yang didapatkan pada penggunaan produk tersebut yakni dapat menstabilkan pH air minum, menambah efektivitas vaksin, dan mengurangi risiko kegagalan vaksin yang dilakukan melalui air minum (CR). 

TEKANAN UNTUK MELARANG KANDANG BATERAI DI TAIWAN

Pada tanggal 26 Oktober, Masyarakat Lingkungan & Hewan Taiwan (EAST) mendirikan mural di luar Gedung Eksekutif Yuan yang menuntut pelarangan kandang baterai di Taiwan. Mural tersebut terdiri dari lebih dari 10.000 kartu pos yang ditandatangani untuk mendukung kampanye dan berisi pesan ‘Biarkan Ayam Bebas’.

Lebih dari 300 tokoh, individu, dan merek terkemuka telah mendukung kampanye penghapusan kandang baterai, termasuk anggota parlemen, juru masak, dokter hewan, dan petani, kata EAST. Tsai Ing-Wen, presiden Taiwan, dimana lebih dari 85% ayam petelurnya dipelihara dalam kandang baterai, juga mendukung prinsip-prinsip kampanye ini. EAST melaporkan bahwa dia telah meminta pihak berwenang untuk mempercepat transisi.

Kampanye ‘Biarkan Ayam Bebas’ menyerukan penghentian pembangunan kandang baterai baru, penghapusan kandang baterai yang sudah ada secara bertahap pada tahun 2030, dan peningkatan kesejahteraan hewan dalam pendidikan pertanian. (Via Poultryworld)

PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA UNGGAS DAN TELUR DI INGGRIS MASIH RENDAH

Penggunaan antibiotik pada ayam broiler dan ayam petelur di Inggris masih berada di bawah target penggunaan antibiotik yang ditetapkan oleh Responsible Use of Medicines in Agriculture Alliance pada tahun 2022.

Data dari British Poultry Council Antibiotic Stewardship, yang mewakili 90% industri daging unggas, melaporkan penggunaan 16,4 ton bahan aktif, yang digabungkan untuk ayam pedaging dan unggas pada tahun 2022. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 5% (0,9 ton) sejak tahun 2021 dan penurunan sebesar 74% (47,1 ton) sejak data pertama kali dipublikasikan pada tahun 2014.

Jika disesuaikan dengan jumlah populasi hewan, antara tahun 2021 dan 2022, penggunaan antibiotik di sektor ayam pedaging sedikit meningkat sebesar 0,4 mg/kg menjadi 14,1 mg/kg, namun angka ini masih menunjukkan penurunan sebesar 71% (34,7 mg/kg) sejak tahun 2014 dan masih jauh di bawah target sektor 25 mg/kg. (Via Poultryworld)

GPMT PERKIRAKAN INDUSTRI PAKAN NASIONAL TAHUN DEPAN TUMBUH 5 PERSEN

Foto bersama dalam seminar yang digelar GPMT di Cibubur. (Foto: Dok. Infovet)

Industri pakan nasional diperkirakan akan tumbuh sekitar 5% pada 2024 mendatang. Hal itu disampaikan Ketua Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT), Desianto Budi Utomo, dalam seminar GPMT bertema “Sustainability Feed Industry in Indonesia 2024”, yang dilaksanakan di Avenzel Hotel Cibubur, Selasa (14/11/2023).

Melalui kalkulasi pihaknya menyebutkan pertumbuhan produksi tersebut mencapai 19 juta ton dari tahun sebelumnya yang hanya sekitar 18 juta ton. Desianto juga menjelaskan beberapa faktor yang mendasari estimasi pertumbuhan tersebut di antaranya pada 2024 mendatang merupakan tahun politik yang diharapkan tumbuhnya ekonomi masyarakat dan banyaknya program pemerintah yang akan disalurkan kepada masyarakat, termasuk produk protein hewani.

“Tahun depan juga diharapkan kita sudah tidak menghadapi El Nino, sehingga kebutuhan jagung untuk pabrik dapat terpenuhi,” katanya. Adapun faktor lainnya, lanjut dia, yakni program pemerintah untuk melakukan peningkatan produksi salah satunya jagung.

“Ketersediaan jagung sebagai bahan pakan utama perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah, terutama terkait data produksi, stabilitas ketersediaan, dan harga,” ucapnya. Selain itu, ia juga berharap ada regulasi tentang pengaturan BMAD dan juga PPN bagi bahan pakan yang lebih berpihak kepada industri pakan.


Dari data yang ia jabarkan, Desianto juga turut menyampaikan proyeksi kebutuhan jagung per bulan rata-rata mencapai sekitar 600-800 ribu ton atau sekitar 8.350.202 ton pada 2024, dengan asumsi dan prediksi penggunaan jagung di formulasi sebesar 47,9%.

Sebagai informasi di 2023, Desianto mengungkapkan industri pakan ternak tumbuh 1-3%, dengan total kebutuhan jagung sebesar 8.343.649 ton, adapun total realisasi hingga September 2023 mencapai 5.645.483 ton, dengan rata-rata 627 ribu ton per bulan, dan asumsi kebutuhan formulasi 43%. (RBS)

AYAM SAKIT AKIBAT KEPADATAN SEMU


Kapasitas kandang merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam pengendalian penyakit unggas dengan pola holistik, agar unggas tetap tumbuh sempurna, sehat, dan produktif.

Tetapi fakta lapangan ditemukan bahwa munculnya penyakit yang serupa dengan manifestasi penyakit akibat Over Capasity juga terjadi pada kandang dengan kapasitas 12 kg ayam hidup/meter persegi. Kenapa bisa terjadi? bagaimana mengatasinya agar kasus tidak terulang kembali?

Simak cerita selengkapnya di kanal YouTube Majalah Infovet:

Agar tidak ketinggalan info konten terbaru, silakan kunjungi:
Subscribe, Like, dan Share. Anda juga bisa memberi komentar dan usulan konten lainnya di kolom komentar.

PETERNAK UNGGAS SERBIA INGIN MEMASUKI PASAR EROPA

Akses ke pasar unggas Eropa secara efektif dapat melipatgandakan produksi unggas Serbia, menurut perkiraan asosiasi unggas lokal.

Produksi unggas di Serbia berkembang pesat, terutama jika dilihat dari industri peternakan lokal, Ivan Stanojlović, ketua asosiasi peternak unggas Serbia, mengatakan. Meskipun virus demam babi Afrika telah mendatangkan malapetaka pada industri babi, dan peternakan sapi mengalami kesulitan selama beberapa dekade, namun para peternak unggas menunjukkan kinerja yang sangat baik.

Peternak unggas saat ini hampir sepenuhnya memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri. Untuk mendapatkan dorongan baru bagi pembangunan, sektor ini perlu mengungkap potensi ekspornya, menurut Stanojlović.

“Masalah terbesarnya adalah kami, sebagai industri, saat ini belum diberi izin untuk mengekspor daging ayam, anak ayam umur sehari, atau telur ke Uni Eropa,” kata Stanojlović, seraya menambahkan bahwa asosiasi anggotanya berupaya keras untuk mendapatkan izin tersebut.

“Saya percaya bahwa secara teknologi, kami sudah siap untuk Eropa, dan mengingat produk makanan kami lebih terjangkau, kami juga bisa bersaing dalam hal harga,” klaim Stanojlovic.

Pembukaan pasar Eropa bagi peternak unggas Serbia akan meningkatkan produksi unggas Serbia hampir dua kali lipat, menurut perkiraan Stanojlović. Negara juga akan mendapatkan keuntungan, memperoleh uang dari pajak tambahan dan mempekerjakan lebih banyak tenaga kerja di peternakan unggas baru.

Meskipun negosiasi ekstensif mengenai masalah ini telah berlangsung selama beberapa tahun, Serbia belum termasuk dalam daftar positif negara-negara UE yang memenuhi syarat untuk mengekspor daging unggas.

Pada tahun 2021, asosiasi peternak unggas Serbia mengumumkan bahwa Serbia menerima persetujuan teknis untuk mengekspor daging ayam ke UE, karena semua persiapan telah selesai. Namun, pengiriman sebenarnya diperkirakan tidak akan segera dimulai, karena ada beberapa “rintangan dalam perjalanan” dan negara tersebut masih perlu menyelaraskan kerangka legislatifnya dengan peraturan kedokteran hewan Eropa. (Via Poultryworld)

IN OVO MENERIMA INVESTASI UNTUK MENGAKHIRI CULLING ANAK AYAM JANTAN

Bank Investasi Eropa (EIB) telah memberikan pinjaman sebesar €40 juta kepada perusahaan Belanda In Ovo, sebuah inovator teknologi pertanian yang bertujuan untuk mengakhiri pemusnahan massal anak ayam jantan di industri unggas.

Pendanaan ini, yang juga akan digunakan untuk berinvestasi dalam inovasi lebih lanjut di sektor perunggasan, akan mendorong perluasan Ella, sebuah teknologi yang cepat dan akurat untuk menentukan jenis kelamin telur tetas pada tahap awal, kata perusahaan tersebut. Dengan menerapkan teknologi ini, hatchery hanya bisa menetaskan anak ayam betina. Hal ini membuat pemusnahan anak ayam jantan umur sehari tidak perlu dilakukan dan meningkatkan keberlanjutan secara keseluruhan.

Pinjaman ini tidak hanya akan digunakan untuk mengembangkan Ella lebih lanjut, tetapi juga akan digunakan untuk ‘Eve’, platform sensor inovatif In Ovo yang mengoptimalkan proses penetasan penuh. Hal ini memungkinkan hatchery untuk menghasilkan anak ayam yang lebih banyak dan sehat.

Menurut In Ovo, secara global diperkirakan 6,5 miliar anak ayam jantan dimusnahkan setiap tahunnya dalam produksi ayam petelur. (Via Poultryworld)

ISTAP X DIHADIRI RATUSAN PESERTA DARI TUJUH NEGARA

ISTAP X yang digelar Fakultas Peternakan UGM. (Foto: Istimewa)

The 10th International Seminar on Tropical Animal Production (ISTAP X) yang digelar Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) sukses diselenggarakan pada 8-9 November 2023, diikuti 117 peserta dari tujuh negara, antara lain Indonesia, Thailand, Filipina, Vietnam, Arab Saudi, Bangladesh, dan Jepang.

Dalam gelaran internasional yang rutin digelar tiap dua tahun tersebut, memperkirakan akan banyak penemuan dalam penelitian ilmu peternakan dan bidang terkait lainnya. Tujuan utama acara ini adalah untuk mengembangkan proyek percontohan yang berfokus pada sistem produksi hewan yang lebih efisien dan berkelanjutan, menentukan bukti berdasarkan penelitian dan pengalaman masyarakat, serta mengomunikasikannya dengan tujuan untuk menginspirasi implementasi lebih lanjut.

Karena permintaan akan produk-produk hewani terus meningkat, terdapat kebutuhan mendesak untuk mengatasi dampak lingkungan dari peternakan, termasuk isu-isu seperti emisi gas rumah kaca, penggunaan lahan, dan konsumsi air. Dengan tema “Sustainable Animal Productivity and Environmental Footprint Toward Global Halal and Food Security”, ISTAP X menyoroti strategi inovatif, teknologi, dan praktik terbaik yang dapat menyelaraskan kapasitas produktif ternak dengan konservasi lingkungan, sehingga menawarkan jalan menuju sistem pangan yang lebih berkelanjutan.

Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof Ir Budi Guntoro SPt MSc PhD IPU ASEAN Eng, menyampaikan apa yang bisa dilakukan para ahli terkait produktivitas hewan ternak dan isu lingkungan. Kontribusi para ahli di berbagai bidang, termasuk pertanian, peternakan, teknologi pangan, dan ilmu lingkungan, memberikan perspektif holistik mengenai tantangan dan peluang di bidang produktivitas hewan berkelanjutan dalam produksi pangan halal.

“Hal ini memacu eksplorasi teknik-teknik inovatif untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan hewan, mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya, dan mengurangi jejak ekologis produksi pangan,” kata Budi dalam keterangan resminya, Sabtu (11/11/2023).

Sementara Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Keuangan UGM, Prof Supriyadi MSc PhD CMA CA Ak, turut menambahkan, “Sangat penting bagi kita untuk mencari cara-cara inovatif dan berkelanjutan untuk memenuhi tuntutan tanpa mengorbankan kesejahteraan planet atau hewan yang memainkan peran penting dalam sistem produksi pangan. Oleh karena itu, manfaatkan seminar ini sebaik-baiknya, jalin koneksi, dan ambil ilmu yang bisa diterapkan. Bersama-sama kita dapat membentuk masa depan yang lebih berkelanjutan, aman, dan manusiawi bagi dunia kita.”

ISTAP X dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama adalah sesi plenari (Plenary Sessions) dengan menghadirkan narasumber Prof Matthias Gauly (Free University of Bozen-Bolzano Italy), Prof Metha Wanapat (University of Khonkaen Thailand), Prof Heather Burrow (University of New England Australia), Dr Awis Qurni Sazili (Universiti of Putra Malaysia), Dr Maja Slingerland (Wageningen University & Research The Netherlands), Prof Nanung Agus F. (UGM), dan Dr Jasper Heerkens (Aeres University of Applied Sciences Netherlands). Sdangkan sesi kedua adalah sesi paralel, para peserta mempresentasikan hasil penelitian. (INF)

MENANGKAL ISU DAGING AYAM BERHORMON

Ilustrasi daging ayam. (Foto: Istimewa)

Pemilihan Umum 2024 tinggal menghitung waktu, meskipun Komisi Pemilihan Umum menetapkan bahwa kampanye baru boleh dimulai tahun depan. Kendati demikian, ada saja kampanye hitam yang terus konsisten digaungkan. Korbannya bukan Capres dan Cawapres, melainkan daging ayam.

Terakhir jagat maya dihebohkan dengan pernyataan seorang dokter di media sosial yang secara eksplisit mengatakan bahwa daging ayam broiler mengandung hormon yang membahayakan kesehatan manusia.

Black campaign seperti ini tentu tak asing untuk masyarakat, bagi yang berkecimpung di sektor peternakan awalnya mungkin marah dan jengkel, namun lama-kelamaan menjadi bosan mendengarnya. Beragam upaya juga telah ditempuh oleh stakeholder perunggasan untuk menampik hal ini, namun isu-isu seperti itu selalu saja ada setiap tahun.

Seakan-akan semua yang dilakukan oleh para stakeholder kurang efektif untuk menangkal kampanye hitam. Bahkan profesi sekelas dokter saja masih banyak yang menganggap bahwa ayam broiler tumbuh secara cepat akibat diberikan asupan hormon pertumbuhan.

Dari sini kita harus mengintrospeksi diri, sudah efektifkah sosialisasi yang kita lakukan? Mengapa hal ini terus berulang? Mengapa isu ini tidak pernah berakhir? Bagaimana meningkatkan kepercayaan masyarakat bahwa daging ayam broiler tidak mengandung hormon? Kamipun mencoba menganalisisnya dan mungkin ini bisa menjadi masukan bagi para stakeholder di dunia perunggasan.

Selama isu-isu ini beredar dan terus menyebar, apa yang dilakukan oleh stakeholder kebanyakan adalah menangkalnya dengan halus, seperti melakukan kampanye gizi, membuat sanggahan (counter) berita, seminar, dan lain sebagainya. Namun pernahkah ada upaya untuk menggandeng pihak-pihak penyebar hoaks tersebut?

Sebab selama ini banyak isu ayam berhormon dari kalangan  dokter, intelektual, bahkan influencer sosial media. Seharusnya stakeholder misalnya PDHI atau ISPI berkolaborasi dengan swasta mengajak asosiasi seperti IDI, atau influencer media sosial, artis, orang terkenal, bahkan si penyebar hoaks untuk melakukan semacam pertemuan ilmiah yang diakhiri dengan kunjungan ke farm.

Dari situ bisa dibeberkan semua data-data mengenai daging ayam. Jika memungkinkan bisa sekaligus dilakukan open kitchen agar mereka bisa mengetahui bagaimana “dapur peternakan” kita dengan melihat sendiri proses produksinya dan bisa bertanya mengenai setiap detailnya dari hulu sampai hilir.

Dengan harapan mereka menjadi tahu dan mengubah pola pikirnya bahwa daging ayam broiler sama sekali tidak mengandung hormon. Pertemuan tersebut bisa menjadi berita besar yang disebar melalui media massa dan media sosial. Hal itu tentu akan lebih mudah menyebar ke masyarakat luas, karena orang-orang yang berpengaruh tadi turut diajak bekerja sama untuk berkomitmen menyebarkannya di media sosial mereka bahwa daging ayam broiler aman untuk dikonsumsi.

Lalu mengapa kita tidak menggunakan para ahli dari sektor kita? Dari segi expertise ilmu mungkin mereka lebih hebat, namun dari segi pengaruh kepada masyarakat dan faktor ketenaran, bukan apple to apple untuk dibandingkan. Contohnya begini, kita sudah sangat mengenal Dr Tony Unandar sebagai salah satu pakar kesehatan unggas, namun masyarakat akan lebih kenal dengan Atta Halilintar.

Karena menurut pengamatan kami tren yang ada saat ini cenderung begitu, masyarakat akan lebih berkenan mengikuti para influencer yang sudah sangat terkenal di media sosial, layar kaca, dan sebagainya. Memanfaatkan ketenaran mereka sebagai media kampanye tentu akan lebih mudah dalam manggaet atensi masyarakat.

Selain itu, konsep mengubah lawan menjadi kawan seharusnya sangat menguntungkan bagi stakeholder di perunggasan. Kampanye yang sangat massif dapat terus digaungkan dan diramaikan tanpa henti, tinggal di klik dan share saja.

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa dibutuhkan banyak biaya, tenaga, dan waktu untuk dapat melakukannya. Namun hal tersebut tak ada salahnya dicoba demi menangkal isu-isu negatif soal perunggasan yang terus ada tiap tahunnya dan kerap berulang.

Kami mengutip salah satu pepatah dari Afrika yang berbunyi “If you want to go fast, go alone. But if you want to go far, go together”. Oleh karena itu, jika perunggasan ingin terus melangkah jauh, berkolaborasilah, agar perunggasan Indonesia tetap lestari. ***

Ditulis oleh Drh Cholillurahman
Redaksi Majalah Infovet

EKSISTENSI PPUN MENDUKUNG PETERNAKAN RAKYAT

Pelantikan & Pengukuhan Pengurus PPUN 2023-2028


Meskipun keberadannya kian terkikis, peternak unggas mandiri nyatanya masih eksis. Hal tersebut dibuktikan dengan berkumpulnya para peternak yang tergabung dalam Peternak Pembudidaya Unggas Niaga PPUN di IPB International Convention Center, Bogor pada Rabu (8/11) yang lalu. 

Dalam agendanya kali ini PPUN melangsungkan pelantikan dan pengukuhan pengurus periode 2023-2028.  Wismarianto resmi dilantik dan dikukuhkan sebagai Ketua Umum PPUN beserta para perangkatnya oleh Maino Dwi Hartono, selaku Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan, Badan Pangan Nasional (Bapanas).

Ketika ditemui Infovet Wismarianto mengatakan bahwa dalam waktu dekat ini PPUN akan segera melakukan koordinasi bersama pemerintah serta para integrator perunggasan untuk duduk bersama dan mencari solusi mendongkrak harga jual live bird yang layak diatas harga pokok produksi (HPP). 

"Kita harus duduk bersama untuk menguraikan benang kusut ini, semua pemain baik peternak, pemerintah, perusahaan besar serta akademisi harus mau mencari solusi. PPUN sendiri berharap peternak kecil bisa tumbuh dan berkembang, begitupun pada perusahaan yang besar, mereka juga harus tetap tumbuh,” tegasnya.

Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwasanya PPUN juga telah memberikan beberapa usulan yang  ditujukan kepada pemerintah dan perusahaan integrasi agar usaha peternakan bisa berkelanjutan dan berdaya saing dengan negara lain.

Usulan - usulan tersebut diantaranya adalah : 

1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Permentan No 32 Tahun 2017, dengan cara mengaudit jumlah populasi ayam broiler skala nasional sehingga bisa diseimbangkan dengan permintaan pasar.

2. Mendorong pelaksanaan Permentan No 32 Tahun 2017, khususnya kuota DOC FS 50 persen untuk peternak mandiri dan 50 persen untuk perusahaan besar agar bisa dilaksanakan secara benar.

3. Mendorong agar pelaksanaan pembangunan RPA untuk mengamankan 100 persen Live Bird bagi perusahaan yang sudah diperintahkan sejak 2017 dengan janji penyesuaian selama 2 tahun segera bias direalisasikan.

4. Dengan adanya kuota GPS di hulu , seharusnya tidak disertai dengan kebijakan SE di hilir (final stock) dengan pertimbangan kuota di hulu sudah mencerminkan supply demand di final stock. (CR)

INGGRIS MEMASUKI PASAR UNGGAS JEPANG

Konsumsi daging unggas terus meningkat di Jepang dalam beberapa dekade terakhir dan negara ini masih mengimpor sekitar 40% pasokan daging ayam.

Meskipun sebagian besar unggas yang diimpor ke Jepang berasal dari pemasok berbiaya rendah di Brasil, Thailand, dan Tiongkok, negara ini juga mengimpor sejumlah besar kaki ayam dan kalkun beku dari AS. Tahun lalu, USDA mengatakan pihaknya mengekspor unggas dan telur senilai US$75 juta ke Jepang, menjadikan negara tersebut sebagai pasar luar negeri terbesar ke-14.

Dan sekarang, Inggris memasuki pasar Jepang berkat kesepakatan akses pasar baru yang diperkirakan industri dapat bernilai £10 juta selama 5 tahun ke depan.

Kesepakatan telah dicapai 2 tahun yang lalu namun karena wabah flu burung, pembatasan hingga saat ini telah membatasi perdagangan. Perjanjian terbaru ini memungkinkan perdagangan daging unggas yang dimasak menjadi lebih lancar.

Jepang juga merupakan pasar yang berharga bagi peternakan unggas di Inggris, dengan perjanjian akses pasar lebih lanjut yang telah ditandatangani dalam beberapa minggu terakhir. Perjanjian tersebut memastikan bahwa wabah flu burung di masa depan hanya akan mengakibatkan pembatasan sementara terhadap ekspor dari daerah yang terkena dampak, dan bukan larangan nasional. Kesepakatan itu akan memungkinkan perusahaan-perusahaan Jepang untuk terus memiliki akses terhadap saham-saham berkualitas tinggi di Inggris. (Via Poultryworld)

PEMERINTAH RUSIA MEMBERLAKUKAN LARANGAN EKSPOR UNGGAS

Kementerian Pertanian Rusia telah menerbitkan rancangan keputusan yang melarang ekspor unggas dan telur dari negara tersebut selama 6 bulan ke depan untuk memberikan keringanan harga ke pasar domestik.

Langkah ini diluncurkan tak lama setelah pertemuan pemerintah di mana Presiden Rusia Vladimir Putin mempertanyakan alasan ekonomi di balik kenaikan harga eceran unggas sebesar 27% di negara tersebut dalam beberapa bulan terakhir.

Dalam catatan penjelasan atas keputusan tersebut, Kementerian menyatakan bahwa kenaikan harga terutama disebabkan oleh penurunan kinerja produksi dalam beberapa bulan terakhir dan kenaikan biaya produksi di tengah melemahnya nilai tukar rubel Rusia.

Analis independen Rusia mengaitkan gejolak harga di pasar unggas terutama terkait dengan serangkaian wabah flu burung yang tercatat di negara tersebut pada tahun ini.

Dalam pertemuan tersebut, Putin menyarankan pemerintah Rusia harus melakukan intervensi untuk mengendalikan situasi harga, termasuk melalui impor dari negara-negara tetangga. Menanggapi hal ini, Dmitry Patrushev, Menteri Pertanian Rusia, mengatakan bahwa negaranya telah mulai membeli unggas di Belarus dan Kazakhstan. (Via Poultryworld)

PETERNAK BRAZIL MENDAPAT KEUNTUNGAN BESAR DARI AYAM JANTAN RAKSASA

Foto: Wikipedia

Seorang peternak unggas asal Brazil menjadikan hobinya beternak ayam jantan raksasa asal India yang tingginya mencapai 1,2 meter menjadi bisnis yang sangat menguntungkan di sektor peternakan unggas.

Sekitar 20 tahun yang lalu, ketika Rubens Braz mulai beternak unggas, dia tidak dapat membayangkan skala yang bisa dicapai dari beternak unggas ini baik dari segi pendapatan finansial maupun ukuran hewannya.

Peternak tersebut mengatakan bahwa perusahaannya Avicultura Gigante (atau 'Peternakan Unggas Raksasa') memproduksi unggas yang dapat dijual seharga €4,000 sebagai ras murni. Ini sekitar seribu kali lipat harga ayam biasa.

Indio Gigante (atau Giant Indian) adalah jenis ayam domestik yang dikembangkan di Brazil. Merupakan salah satu ras ayam terbesar di dunia, terutama dari segi tinggi badannya yang merupakan hasil persilangan ras ayam domestik dengan ras aduan. Menurut Braz, ras ini memiliki tingkat produktivitas daging dan telur yang luar biasa.

Ras ini, yang merupakan salah satu ras terberat di dunia, direkomendasikan untuk hewan hias dan persilangan dengan ras lain guna meningkatkan stok pembiakan. Yang jantan tingginya mencapai 1,2 m, sedangkan betina mencapai tinggi 1 m.

Unggas berukuran raksasa ini, yang menunggu pengakuan formal sebagai ras baru, menarik minat banyak produsen di Brasil.

“Awalnya hanya sekedar hobi. Kemudian peternak lain menjadi tertarik dan saat ini kami mempunyai operasi komersial yang menguntungkan,” kata Braz dalam sebuah wawancara di salah satu peternakannya di negara bagian Goias.

Mempertahankan hobinya selama beberapa dekade, ia beternak ayam jantan raksasa untuk peternakan skala kecil dan mencari nafkah dari penjualan yang meningkat di seluruh negeri. Mengenai harga, selusin telur berharga €60, sedangkan ayam berumur 6 bulan berharga €70. (Via Poultryworld)

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer