Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini UGM | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

ISTAP X DIHADIRI RATUSAN PESERTA DARI TUJUH NEGARA

ISTAP X yang digelar Fakultas Peternakan UGM. (Foto: Istimewa)

The 10th International Seminar on Tropical Animal Production (ISTAP X) yang digelar Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) sukses diselenggarakan pada 8-9 November 2023, diikuti 117 peserta dari tujuh negara, antara lain Indonesia, Thailand, Filipina, Vietnam, Arab Saudi, Bangladesh, dan Jepang.

Dalam gelaran internasional yang rutin digelar tiap dua tahun tersebut, memperkirakan akan banyak penemuan dalam penelitian ilmu peternakan dan bidang terkait lainnya. Tujuan utama acara ini adalah untuk mengembangkan proyek percontohan yang berfokus pada sistem produksi hewan yang lebih efisien dan berkelanjutan, menentukan bukti berdasarkan penelitian dan pengalaman masyarakat, serta mengomunikasikannya dengan tujuan untuk menginspirasi implementasi lebih lanjut.

Karena permintaan akan produk-produk hewani terus meningkat, terdapat kebutuhan mendesak untuk mengatasi dampak lingkungan dari peternakan, termasuk isu-isu seperti emisi gas rumah kaca, penggunaan lahan, dan konsumsi air. Dengan tema “Sustainable Animal Productivity and Environmental Footprint Toward Global Halal and Food Security”, ISTAP X menyoroti strategi inovatif, teknologi, dan praktik terbaik yang dapat menyelaraskan kapasitas produktif ternak dengan konservasi lingkungan, sehingga menawarkan jalan menuju sistem pangan yang lebih berkelanjutan.

Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof Ir Budi Guntoro SPt MSc PhD IPU ASEAN Eng, menyampaikan apa yang bisa dilakukan para ahli terkait produktivitas hewan ternak dan isu lingkungan. Kontribusi para ahli di berbagai bidang, termasuk pertanian, peternakan, teknologi pangan, dan ilmu lingkungan, memberikan perspektif holistik mengenai tantangan dan peluang di bidang produktivitas hewan berkelanjutan dalam produksi pangan halal.

“Hal ini memacu eksplorasi teknik-teknik inovatif untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan hewan, mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya, dan mengurangi jejak ekologis produksi pangan,” kata Budi dalam keterangan resminya, Sabtu (11/11/2023).

Sementara Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Keuangan UGM, Prof Supriyadi MSc PhD CMA CA Ak, turut menambahkan, “Sangat penting bagi kita untuk mencari cara-cara inovatif dan berkelanjutan untuk memenuhi tuntutan tanpa mengorbankan kesejahteraan planet atau hewan yang memainkan peran penting dalam sistem produksi pangan. Oleh karena itu, manfaatkan seminar ini sebaik-baiknya, jalin koneksi, dan ambil ilmu yang bisa diterapkan. Bersama-sama kita dapat membentuk masa depan yang lebih berkelanjutan, aman, dan manusiawi bagi dunia kita.”

ISTAP X dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama adalah sesi plenari (Plenary Sessions) dengan menghadirkan narasumber Prof Matthias Gauly (Free University of Bozen-Bolzano Italy), Prof Metha Wanapat (University of Khonkaen Thailand), Prof Heather Burrow (University of New England Australia), Dr Awis Qurni Sazili (Universiti of Putra Malaysia), Dr Maja Slingerland (Wageningen University & Research The Netherlands), Prof Nanung Agus F. (UGM), dan Dr Jasper Heerkens (Aeres University of Applied Sciences Netherlands). Sdangkan sesi kedua adalah sesi paralel, para peserta mempresentasikan hasil penelitian. (INF)

SISWA MAN 1 KUDUS JUARA 1 LOMBA KARYA ILMIAH UGM

Smart farm karya siswa MAN 1 Kudus

Siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kudus menorehkan prestasi. Tim riset MAN 1 Kudus menjadi yang terbaik pada Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) tingkat Nasional Upchance 2022 yang diselenggarakan oleh Universitas Gadjah Mada. 

Tim riset MAN 1 Kudus terdiri atas  Muhammad Zaky Rahmawan dan Muhammad Jazaus Sakho.

Upchance 2022 merupakan serangkaian acara menarik, di antaranya LKTI Nasional dan lomba Poster tingkat Mahasiswa serta Tingkat SMA/Sederajat. Selain itu, ada juga  Pelatihan Karya Tulis Ilmiah dan Talkshow. Tema utama dari seluruh rangkaian kegiatan tersebut adalah “The Future of Artificial Intelligence”. 

Salah satu panitia lomba, Niken, mengatakan, tema terkait Artificial Intelligence dipilih seiring adanya tren perkembangan transformasi teknologi di era 5.0, yang memerlukan AI sebagai solusi permasalahan sosial-ekonomi, seperti pemulihan ekonomi pasca COVID-19 maupun peningkatan efisiensi dan kemajuan di berbagai sektor bisnis kata. 

Semua rangkaian kegiatan pada LKTI Upchance 2022 dilaksanakan secara daring. LKTI Upchance 2022 terdiri dari 3 babak, yakni seleksi abstrak, seleksi full paper, dan seleksi babak final presentasi. “Babak final dilaksanakan pada 6 November, dan hasilnya diumumkan pada 13 November 2022,’’ terang Sakho di Kudus, Kamis (17/11/2022).

Sakho dan Zaky menampilkan riset berjudul ‘Pengelolaan Peternakan Ayam Cerdas Berbasis IoT’. Zaky mengisahkan bahwa masuknya tim MAN 1 Kudus ini melalui seleksi ketat yang diadakan oleh UGM Yogjakarta. 

Dijelaskan Muhammad Zaky Rahmawan, pembuatan alat ciptaannya tak lepas dari pengamatannya selama ini tentang pengelolaan kandang ayam yang masih konvensional. Untuk itu, dia bersama anggotanya memiliki ide membuat peternakan yang memanfaatkan teknologi Internet of Things.  

“Alatnya terbukti dapat mengontrol suhu kandang, kontrol pakan, dan bau pada peternakannya,’’ papar Zaky, panggilan akrabnya, di Kudus.

Menurut Sakho, alat yang diciptakannya sangat bermanfaat apabila diterapkan di masyarakat. Desain kandang cerdas yang menarik dan dilengkapi kendali jarak jauh menjadi keuntungan sendiri, sehingga dapat dikontrol kapan pun dan di mana pun.

“Semoga penelitian yang telah dikembangkan siswa MAN 1 Kudus ini dapat digunakan dan didaftarkan hak patennya. Adanya hak paten dapat menjadi pelindung karya-karya siswanya,” kata Ahmad dan Arif selaku Guru Pembimbing.

Kepala MAN 1 KUDUS Taufik bersyukur dan mengapresiasi prestasi tingkat nasional yang diraih Sakho dan Zaky. Dia berharap pencapaian ini menambah motivasi seluruh siswa untuk terus berprestasi baik kancah nasional maupun internasional. (INF)

GURU BESAR FKH UGM MERAIH PENGHARGAAN BESTARI AWARD



Prof. Michael (tengah) bersama perwakilan PDHI dan Tim Qilu Pharmaceutical 

Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan UGM Prof. Dr. Drh Michael Haryadi Wibowo M.P. dinobatkan sebagai peraih penghargaan Bestari Award oleh PDHI bersama Qilu Pharmaceutical pada Sabtu (27/11) yang lalu.

Kepada Infovet ketika ditemui di Grha Dokter Hewan Indonesia yang berlokasi di jalan JOE Jakarta Selatan, Prof. Michael mengutarakan rasa syukur dan terima kasihnya atas penghargaan tersebut.

"Ini merupakan suatu hal yang istimewa dan luar biasa bagi saya, terima kasih untuk berbagai pihak yang telah memberikan support, terutama PDHI dan Qilu Pharmaceutical atas kepercayaannya kepada saya. Mudah - mudahan ini menjadi penambah motivasi saya dalam berkarya dan terus memajukan negeri ini dari sektor kesehatan hewan," tuturnya.

Prof. Michael dinilai layak mendapatkan penghargaan tersebut atas prestasi, inovasi, kreasi, dan kontribusinya bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang peternakan. Hal tersebut diutarakan oleh Dr. Heriyanti O. Utoro MA, Corporate Public Relation Qilu Pharmaceutical dalam kesempatan yang sama.

"Kami Qilu Pharmaceutical peduli akan perkembangan sains dan teknologi di bidang kesehatan dan nutrisi hewan, penghargaan ini tentunya merupakan pengejawantahan hal tersebut. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Prof. Michael atas kontribusinya di bidang kesehatan hewan," kata wanita yang akrab disapa Ibu Oyen tersebut.

Ia melanjutkan bahwa Bestari Award juga memiliki filosofi tersendiri dimana makna dari kata Bestari yakni merujuk pada seseorang yang memiliki pengetahuan luas, berpendidikan baik, memilki budi pekerti yang luhur serta memiliki prakarsa, gagasan orisinal, inovatif, dan tentunya profesional. 

"Biasanya ungkapan bestari disandingkan dengan kalimat bijak bestari, yang memiliki makna cerdas dan bijaksana. Bestari ini bagi kita juga merupakan akronim yakni belajar, beramal seperti semangat matahari, dan kata Bestari pun sudah dibakukan dalam KBBI," tuturnya. 

Heryati juga menuturkan bahwasanya Bestari award nanti juga akan dianugerahkan kepada orang dari bidang lain seperti agribisnis, nutrisi ternak, bahkan bidang kebudayaan yang dinilai memiliki kriteria seperti di atas. 

Ketua Umum PB PDHI Dr. Drh Muhammad Munawaroh MM. memberikan sedikit testimonialnya terkait terpilihnya Prof. Michael sebagai peraih Bestari Award.

"Beliau merupakan salah satu orang yang berkontribusi dalam mitigasi wabah AI di Indonesia pada tahun 2003, yang sekarang sudah banyak lahir vaksin AI dari hasil mitigasi beliau. Selain itu beliau juga yang proaktif dalam meneliti bahkan menemukan beberapa penyakit unggas lainnya di tanah air seperti IB Varian, IBH, dan lainnya. Jangan juga dilupakan peran beliau dalam membantu peternak dan kontribusi beliau di dunia pendidikan, tentunya ini merupakan suatu hal yang luar biasa dan layak diapresiasi," kata Munawaroh.

Webinar Koksidiosis

Koksidiosis merupakan salah satu momok bagi peternak lantaran dapat menyebabkan hambatan dalam pencapaian performa ayam maksimal. Hingga kini koksidiosis menjadi momok menakutkan bagi peternak ayam baik broiler, layer, bahkan untuk level indukan (PS dan GPS).

Atas dasar tersebut Qilu Pharmaceutical bersama PDHI menyelenggarakan webinar dengan tema "Strategi Pengendalian Koksidiosis dan Efektivitas Antikoksidia" di hari yang sama melalui daring zoom meeting. Tercatat lebih dari 800 orang menghadiri webinar tersebut.

Bertindak sebagai keynote speaker dalam webinar tersebut yakni Dr Drh Muhammad Munawaroh MM. Pembicara yang dihadirkan pun merupakan konsultan dan juga guru besar FKH UGM yankni Prof. Charles Rangga Tabbu dan Prof. Gao Xing dari pihak Qilu Pharmaceutical Group. Webinar berdurasi lebih dari dua jam tersebut dimoderatori oleh praktisi perunggasan Drh Eko Prasetyo.

Prof. Charles memaparkan presentasinya sebanyak dua kali, dimana pada presentasi pertama beliau menjelaskan mengenai strategi pengendalian koksidiosis dan dalam presentasi kedua beliau memaparkan mengenai efektivitas sediaan antikoksidia dan aplikasinya. Sementara Prof. Gao Xing dalam presentasinya membawakan presentasi terkait pendekatan praktis dalam mengendalikan koksidia di peternakan broiler. 

Prof. Charles Rangga Tabbu memberikan materi webinar

Qilu Pharmaceutical merupakan perwakilan Qilu Pharmaceutical group di Indonesia yang merupakan salah satu produsen berbagai jenis produk Animal Health & Agricultural Solution terbesar di dunia. Dengan teknologi yang canggih dan muktahir, Qilu Pharmaceutical menghasilkan produk-produk yang berkualitas yang menguasai 50% market share Pharmaceutical dunia untuk produk Salinomycin, Monensin, Maduramicin, Ceftiofur, Apramycin, Tylosin, Tilmicosin, Neomycin dan lain-lain.

Selain itu, untuk produk Biopestisidanya juga menguasai 60% market share dunia seperti Abamectin dan Spinosad.

Dengan hadirnya Qilu Pharmaceutical di Indonesia, diharapkan dapat turut menyumbang peran dalam membangun dunia peternakan dan agrikultural Indonesia yang lebih baik. (CR)



BANTU KELOMPOK TERNAK PRODUKSI PAKAN KONSENTRAT

Pendampingan pengembangan pakan konsentrat di Kelompok Ternak Ayo Angon, Yogyakarta. (Foto: Istimewa)

Pakan merupakan komponen sangat penting dalam usaha peternakan yang menyumbang hampir 70% dari keseluruhan biaya produksi. Manajemen pakan berkualitas akan menentukan keberhasilan usaha peternakan. Kekurangan pakan ternak yang kerap terjadi di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, menjadi salah satu permasalahan besar yang dihadapi peternak.

Kekurangan sumber pakan ternak menyebabkan produktivitas menurun dan ongkos pakan meningkat yang berdampak pada kerugian. Salah satu solusi menyelesaikan permasalahan tersebut adalah transfer teknologi pembuatan pakan konsentrat ruminansia dengan bahan baku lokal yang dilakukan tim dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang diketuai Prof Dr Lies Mira Yusiati dan para ahli nutrisi, mendampingi Kelompok Ternak Ayo Angon, Desa Ngalang, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.

Program bertajuk “Program Pengabdian Berbasis Pemanfaatan Hasil Penelitian dan Penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG)” itu dilaksanakan sejak Juni-Oktober 2021.

“Pendampingan pengembangan pakan di Kelompok Ternak Ayo Angon sebenarnya sudah dilakukan tahun sebelumnya. Akan tetapi masih sekadar pelatihan atau peningkatan pengetahuan peternak terkait cara pembuatan pakan konsentrat. Tahun ini program lebih dikembangkan untuk produksi skala besar. Selain itu, pakan konsentrat yang dihasilkan diperkaya dengan tambahan suplemen Rumen Undedradable Nutrient (RUN),” kata Lies yang juga Kepala Laboratorium Biokimia Nutrisi, Fakultas Peternakan UGM, Minggu (26/9/2021).

Lies menjelaskan, selain peningkatan keterampilan dan pengetahuan terkait pakan, juga dilakukan program pengembangan mini pabrik pakan yang dilengkapi mesin pencampur pakan kapasitas satu ton.

“Diharapkan program ini dapat meningkatkan kemandirian kelompok ternak dalam menghasilkan pakan konsentrat yang tidak hanya digunakan sendiri tetapi dapat dijual kepada peternak lainnya,” ucapnya.

Bukan hanya pakan konsentrat biasa, pembuatan tersebut diperkaya dengan teknologi RUN, yang merupakan suplemen pakan mengandung proteksi asam lemak dengan asam amino yang telah dikembangkan di Laboratorium Biokimia Nutrisi, Fakultas Peternakan UGM. Diharapkan pakan konsentrat tersebut dapat memiliki nilai lebih untuk meningkatkan produktivitas ternak dan keuntungan peternak.

Staf Pengajar Fakultas Peternakan UGM yang juga menjadi anggota tim TTG, Dr Muhsin Al Anas, menambahkan bahwa kegiatan yang dijalankan terdiri dari empat program, yakni sosialisasi untuk transfer pengetahuan manajemen pakan, pembuatan pakan konsentrat, serta teknologi RUN.

“Juga pembuatan mesin mixer untuk produksi pakan konsentrat, pelatihan pembuatan teknologi suplemen pakan RUN dan pembuatan konsentrat ternak yang mengandung teknologi RUN,” katanya. (IN)

BELAJAR DARI JEPANG OPTIMALKAN KUALITAS BAHAN PAKAN

Workshop Optimalisasi Teknologi Pakan dalam Peningkatan Kualitas Pakan Lokal. (Foto: Istimewa)

Untuk memenuhi ketersediaan pasokan bahan pakan dalam negeri, limbah tanaman pertanian banyak digunakan untuk bahan pakan. Di Jepang, tanaman umbi-umbian seperti ketela digunakan sebagai pakan ternak. Namun hijauan dari tanaman tersebut tidak begitu sering digunakan sebagai pakan karena tingginya kelembapan, rendahnya kandungan nutrisi dan biaya pemrosesannya.

Hal itu diuraikan pakar nutrisi ternak dari Hiroshima University, Jepang, Prof Taketo Obitsu dalam Workshop Optimalisasi Teknologi Pakan dalam Peningkatan Kualitas Pakan Lokal, Sabtu (18/9/2021), yang diselenggarkan secara daring oleh Fakultas Peternakan UGM.

Dalam pemaparannya, Obitsu menggarisbawahi bahwa produksi pakan ternak dengan limbah pertanian dan mitigasi dampak lingkungan perlu diperhatikan. Dikatakan, beberapa bahan pakan, terutama konsentrat di Jepang masih diimpor.

Data 2019 menunjukkan bahwa 77% dari total hijauan di Jepang telah mampu dicukupi dari produksi dalam negeri, sementara konsentrat hanya berkisar 12%. Untuk sapi perah dan sapi potong, mayoritas kebutuhan konsentrat masih diimpor. “Berdasarkan hal tersebut, Jepang berusaha mengembangkan teknologi pakan dengan menggunakan bahan-bahan lokal,” kata Obitsu.

Untuk meningkatkan swasembada pakan, teknologi baru untuk menghasilkan silase tanaman jagung dan padi (termasuk dengan bijinya) telah dilakukan dengan dukungan pemerintah. Jepang mengembangkan silase tongkol jagung dan padi yang ditanam oleh peternak sapi perah.

“Silase tongkol jagung mulai dikenalkan di Jepang. Jagung yang akan digunakan untuk silase ditanam dengan sistem rotasi pada lahan subur. Jagung yang terdiri dari tongkol, kulit tongkol dan kernel diawetkan menjadi silase gulung dan dapat digunakan untuk menggantikan penggunaan biji jagung dalam ransum,” tukasnya. (IN)

MAHASISWA UGM KEMBANGKAN SUPLEMEN PAKAN RUN

Tim mahasiswa UGM yang mengembangkan inovasi suplemen pakan RUN untuk ternak domba. (Foto: Istimewa)

Rumen Undegradable Nutrient (RUN) merupakan suplemen pakan ternak ruminansia yang dikembangkan menggunakan teknologi proteksi, sehingga tidak didegradasi atau dicerna oleh mikroba rumen. Nutrien atau bahan yang digunakan sebagai penyusun RUN adalah lemak yang berasal dari crude palm oil (CPO) dan asam amino (arginin, metionin dan lisin).

Inovasi suplemen pakan RUN dilakukan oleh tim mahasiswa UGM dalam ajang Program Kreativitas Mahasiswa yang diselenggarakan Direktorat Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaam, Riset dan Inovasi 2021.

Inovasi ini dilakukan dengan melihat fakta bahwa pakan memiliki peran besar dalam produktivitas ternak. Hanya saja, sebagian besar pakan yang diberikan kepada ternak ruminansia berasal dari limbah pertanian dengan kualitas rendah, karena tinggi serat dan rendah protein. Apalagi di negara tropis seperti Indonesia, menyebabkan kandungan serat dalam hijauan pakan ternak menjadi tinggi, sehingga sulit dicerna ternak. Kondisi ini menyebabkan kebutuhan nutrien tidak terpenuhi, sehingga produktivitas ternak kurang optimal.

Mahasiswa UGM yang terdiri dari Muhammad Evan Magistrama, Rizqi Rahadian Pramana, Jason Saut Hamonangan Siregar dan Almas Aufar Zhafran Romala Nabila, melakukan inovasi berdasarkan penelitian yang telah dilakukan untuk menghasilkan RUN tersebut.

Ketua tim peneliti, Muhammad Evan Magistrama di Yogyakarta, Selasa (14/9), menyampaikan penggunaan asam lemak dari CPO dapat menjadi sumber energi. Hal ini didukung dengan keberadaan asam amino. Arginin merupakan asam amino potensial dalam metabolisme kreatin untuk pembentukan otot. Selain itu, metionin dan lisin berperan dalam metabolisme energi untuk mendukung produktivitas ternak.

“Analisis ekonomi yang telah kami lakukan menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi RUN dapat meningkatkan keuntungan 50% lebih besar dibanding perlakuan kontrol. Hal ini didapat karena terjadi peningkatan efisiensi dari budi daya domba yang dilakukan, yakni PBBH yang signifikan dengan konversi pakan yang rendah,” kata Evan.

Ia menambahkan, apabila domba yang dipelihara berjumlah 100 ekor, penggunaan RUN dalam waktu 21 hari mampu meningkatkan keuntungan lebih besar, yakni 6-7 juta dibandingkan tanpa penambahan RUN.

“Teknologi RUN dapat menjadi salah satu upaya meningkatkan keuntungan peternakan rakyat. Diharapkan hasil penelitian ini tidak sekadar menjadi penelitian semata, akan tetapi perlu dikembangkan menjadi inovasi bernilai ekonomi yang dikemas dalam bentuk start-up mahasiswa,” pungkasnya. (IN)

ISAINI KE-6 DIIKUTI PARA AHLI NUTRISI DAN PAKAN KELAS DUNIA

Kegiatan ISAINI ke-6 yang dilaksanakan secara daring. (Foto: Istimewa)

Asosiasi Ahli Nutrisi dan Pakan Indonesia (AINI) bekerja sama dengan Departemen Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai tuan rumah menyelenggarakan The 6th International Seminar of Animal Nutrition and Feed Science (ISAINI), 7-8 Juli 2021, melalui daring. Seminar internasional tersebut merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan AINI setiap dua tahun sekali.

ISAINI kali ini mengangkat tema “Sistem Produksi Ternak Tropis dan Kesejahteraan Ternak untuk Pencapaian Pembangunan Berkelanjutan.” Sebagaimana dilaporkan ketua Panitia ISAINI ke-6, Bambang Suwignyo, peserta ISAINI berasal dari delapan negara yang meliputi Indonesia, Australia, Netherlands, Malaysia, Perancis, Filipina, Timor Leste dan Tiongkok. Para peserta mempresentasikan hasil riset mereka sesuai dengan tema yang diangkat.

Seminar yang dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Dr Ika Dewi Ana, menyampaikan apresiasinya dan sangat mendukung adanya kegiatan ISAINI ini.

“Seminar internasional turut mendukung capaian UGM tidak hanya dalam menghasilkan publikasi berkualitas (publisher terindex), namun juga adanya suplai ide-ide segar yang dihasilkan dari riset yang telah di jalankan oleh para peneliti,” kata Ika.

Sementara Deputi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof Dr Ismunandar, yang turut hadir menyinggung salah satu tema penelitian “Transition to Circular-Bio Economy” sebagai salah satu upaya mendayagunakan hasil samping atau by product pertanian khususnya hasil samping peternakan. Peternakan memiliki peran penting dalam pergerakan perekonomian mulai dari hulu hingga hilir, sehingga dalam pelaksanaannya diperlukan pendekatan teknologi untuk mengoptimalkan hasilnya.

“Seminar ini menjadi sarana bagi UGM dan seluruh pihak terkait dalam membantu Indonesia mengembangkan peternakan di daerah tropis dengan riset terbarukan. Harapannya peternakan di Indonesia bisa menjadi lebih maju dan menjadi terdepan,” kata Ismunandar.

Selain mengundang BRIN, turut hadir pula para pembicara ahli yang berasal dari empat negara, diantaranya Prof Dr Ali Agus sebagai perwakilan akademisi di Indonesia, Marlina dan Ferdy selaku perwakilan industri pakan di Indonesia, Prof Dr Yutaka Uyeno (Jepang), Dr Karen Harper (Australia) dan Dr Chung Ki Yong (Korea). (IN)

GAMAVET GELAR WEBINAR DALAM RANGKA LUSTRUM KE-15 FKH UGM

Webinar Gamavet soal update manajemen dan penyakit ternak layer terkini. (Sumber: Istimewa)

Sabtu, 3 April 2021. Para alumni Gadjah Mada Veterinarian (Gamavet) menggelar webinar yang dihadiri 184 peserta dari seluruh pelosok Tanah Air dengan topik “Diskusi Update Manajemen Layer dan Kasus Penyakit pada Layer” dalam rangka menyambut Lustrum ke-15 Fakultas Kesehatan Hewan Universitas Gadjah Mada (FKH UGM).

Bertindak sebagai moderator, Ketua III Gamavet, Drh Andi Wijanarko dan dibuka oleh Wadek I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FKH UGM, Drh Agung Budiyanto, yang mengharapkan webinar ini menjadi penyegaran keilmuan di bidang kesehatan layer dan agar para alumnus di Gamavet maupun PDHI (Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia) berkontribusi maksimal dalam kesehatan ternak layer.

Sementara Ketua Umum PDHI Drh M. Munawaroh, yang juga Sekretaris Jenderal Gamavet, menyampaikan bahwa produk layer berupa telur konsumsi saat ini mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, namun tetap perlu dipertahankan dengan manajemen dan kiat pencegahan penyakit terkini.

Hadir sebagai narasumber, vetenarian PT Kerta Mulya Sejahtera-Jakarta, Drh Roniyus H. Teopilus, membahas tentang seluk beluk manajemen layer, dimana dijelaskan periode umur 1-16 minggu adalah masa sulit dan sangat menentukan hasil produksi telur di masa depan.

Oleh karena itu, lanjut dia, perlu diperhatikan secara serius menyangkut seleksi dan culling (saat DOC-in), feed intake, bobot badan, keseragaman dan penyusutan. Pada kandang close house perlu perhatian khusus terhadap kerja dari alarm AC/DC dan kerja genset, karena bila tidak terkontrol sangat membahayakan keselamatan ayam. Juga lighting system dengan menggunakan lampu LED 14 watt perlu beroperasi sesuai SOP, karena berpengaruh pada feed intake ayam. Selain perhatian pada kualitas air minum, kebersihan silo, cooling fan dan rodent control.

Sementara mengenai penyakit dibahas Drh Wintolo, yang merupakan alumnus ’92 FKH UGM. Ia mengemukakan bahwa dari hasil pengamatan di lapangan ternyata terdapat 13 jenis penyakit viral yang selalu mengancam ternak layer.

Sedangkan dikatakan Drh Junaedi seorang praktisi layer yang membahas update penyakit mengungkapkan, berdasarkan pengamatan enam bulan terakhir ditemukan bahwa beberapa penyakit masih mengancam ternak layer, yakni Newcastle Disease (ND), Avian Influenza (AI), Necrotic Enteritis (NE), Kolibasilosis, Aspergilosis, Mikotoksin, Leucocytozoon dan parasit gurem. Namun kasus yang paling menonjol periode November 2020 sampai Februari 2021 ialah penyakit Coryza.

“Dengan pemicu munculnya penyakit-penyakit tersebut antara lain musim penghujan, tata laksana yang buruk dan kualitas bahan baku pakan yang menurun,” katanya. Adapun tindakan yang perlu dilaksanakan ialah identifikasi kasus, isolasi/disinfeksi/penurunan mobilitas, terapeutik-suportif, koleksi sampel dan organ, booster vaksin dan nutrisi. Sedangkan recovery kasus menyangkut monitoring bobot badan, seleksi, nutrisi, suportif, penegakkan diagnosis dan traceability berkaitan dengan audit feedmill.

Hal senada juga disampaikan Guru Besar Mikrobiologi FKH UGM, Prof Michael Hariyadi Wibowo, yang melengkapi temuan lapangan dari sudut ilmu mikrobiologi. Kesimpulan dari pembahasan tersebut bahwa kasus penyakit masih didominasi oleh penyakit imunosupresi dan pengaruh musim penghujan. (SA)

UGM & PARTNERSHIP GELAR PELATIHAN MANAJEMEN PAKAN SAPI

Pelatihan manajemen pakan sapi kerja sama UGM dan Partnership. (Foto: Istimewa)

Sebuah pelatihan tentang manajemen pemberian pakan untuk sapi digelar pada 15-25 Maret 2021 dan diikuti oleh 25 peserta dari 108 pendaftar. Pelatihan yang diselenggarakan Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan Indonesia-Australia Red Meat Cattle Partnership tersebut bertujuan memberikan pengetahuan dan keterampilan bidang industri sapi potong.

Agriculture Counsellor Kedutaan Australian Jakarta, George Hughes, mengatakan bahwa pelatihan tersebut dimaksudkan untuk membekali peserta dengan pemahaman lengkap mengenai praktik manajemen pakan dan pakan ternak bersamaan dengan kemampuan mengembangkan rasio biaya pakan rendah untuk meningkatkan produktivitas dan keuntungan.

“Juga diharapkan agar peserta saling belajar, berbagi ilmu dan pengalaman dengan para peserta pelatihan lainnya,” ujar Hughes.

Materi pelatihan meliputi supply chain bahan baku pakan, manajemen gudang pakan, formulasi pakan yang efisien, peran penting mineral dan vitamin, hijauan makanan ternak, manajemen pasture dan manajemen penyakit yang berkaitan dengan pakan. Pelatihan dilakukan secara online melalui pembelajaran asynchronous menggunakan platform eLOK UGM dan pembelajaran secara synchronous menggunakan zoom meeting.

Peserta dapat mengakses materi sebelum pembelajaran langsung (asynchronous), sehingga pembelajaran langsung dengan pemateri menggunakan studi kasus yang dibuat oleh pemateri untuk meningkatkan keaktifan peserta dalam diskusi dan menghubungkan studi kasus dengan materi yang telah didapatkan dalam pembelajaran asynchronous. Peserta juga mendapatkan online practice yang terdiri dari materi kontrol kualitas bahan baku pakan dan pembuatan formulasi pakan dengan Least Cost Ratio (LCR).

Metode pelatihan juga menggunakan Focus Group Discussion (FGD) untuk mengembangkan model pembelajaran dari peserta ke peserta. Para peserta secara aktif berbagi pengetahuan dari pengalaman peternakan yang selama ini mereka jalankan. Setelah memperoleh materi pelatihan, para peserta akan membuat mini project terkait perencanaan manajemen pakan yang akan dilakukan pada perusahaan atau peternakan peserta. Proyek tersebut bertujuan agar peserta dapat menerapkan ilmu yang didapatkan selama pelatihan untuk menyelesaikan permasalahan manajemen pakan dan meningkatkan produktivitas ternak.

“Pelatihan manajemen pakan diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman peserta sehingga meningkatkan kompetensi untuk mendukung produktivitas peternakan atau perusahaan masing-masing. Selain itu, pelatihan ini dapat menambah jaringan antar peserta dan meningkatkan kolaborasi di masa sekarang atau mendatang,” kata Guru Besar Fakultas Peternakan UGM, Prof Dr Zaenal Bachruddin, yang juga koordinator progam pelatihan tersebut. (IN)

WORK BASED ACADEMY, PROGRAM MAGANG TINGKATKAN KETERAMPILAN SARJANA PETERNAKAN

Yesakh Ryan saat magang pada peternakan broiler unit Kalimantan Tengah. (Foto: Istimewa)

Mencari pengalaman sebelum bekerja menjadi hal penting bagi sebagian besar manusia. Banyak cara untuk mendapatkan pengalaman, salah satunya melalui magang. Begitu pula dengan Yesakh Ryan, lulusan Universitas Palangka Raya program studi (prodi) Peternakan yang menjadi salah satu peserta Work Based Academy (WBA) batch 2.

WBA merupakan program kerja sama antara Fakultas Peternakan UGM dengan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. Yesakh Ryan sendiri saat ini ditempatkan pada peternakan broiler unit Kalimantan Tengah.

Ia bercerita sempat pesimis saat mendaftar program WBA. Hal ini karena banyak pendaftar lain yang berasal dari universitas ternama di Indonesia.

“Tetapi keinginan saya yang besar untuk berkarir di dunia perunggasan membuat saya semangat dan tetap maju. Saya berpikir, meskipun akhirnya tidak lolos, setidaknya saya pernah mencoba,” ucap Yesakh Ryan, saat sesi monitoring evaluasi rutin WBA yang dilakukan melalui daring, Jumat (15/1/2021).

Berkat usaha dan tekad yang besar, Yesakh dinyatakan lolos menjadi bagian WBA batch 2. Banyak hal yang sudah ia didapatkan, terutama pada materi yang kemudian diterapkan saat magang di lapangan. Pemahaman akan situasi lapangan dan cara mengatasi permasalahan menjadi pembelajaran yang didapatkan. Disana, ia juga mendapat bimbingan langsung oleh mentor berpengalaman di bidang perunggasan.

“Sebagian peternak belum semua mengetahui mengenai manajemen pemeliharaan kandang closed house yang sesuai dengan standar perusahaan. Hal ini mengakibatkan saat proses pemeliharaan kurang maksimal. Tetapi kendala tersebut dapat diatasi dengan mendiskusikan segala permasalahan dengan tim atau mentor saat di lapangan,” ucapnya.

Tentunya dengan pengalaman yang diperoleh saat magang, menjadikan Yesakh lebih unggul dan siap menghadapi dunia pekerjaan serta mampu bersaing dengan SDM dari dalam maupun luar negeri.

“Saya bersyukur bisa mendapat kesempatan luar biasa ini dan menjadikan saya tidak menyesal telah terjun di bidang peternakan,” ungkap Yesakh.

General Manager Human Capital PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Ir M. Syafri Afriansyah, memaparkan bahwa setiap peserta WBA mendapatkan pendampingan dari mentor atau senior selama magang enam bulan.

“Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman peserta dalam budi daya broiler menggunakan sistem closed house. Sehingga setiap peserta benar-benar mengetahui bagaimana business process dalam peternakan broiler yang dijalankan secara efisien,” tutur Syafri.

Sementara Dekan Fakultas Peternakan UGM sekaligus penggagas program WBA, Prof Dr Ir Ali Agus DAA DEA IPU ASEAN Eng, menjelaskan bahwa lulusan program studi peternakan harus mampu menjawab tantangan perkembangan industri 4.0 atau disruption era.

“Adaptasi dengan adanya perubahan pola tersebut harus mampu dihadapi dengan bijaksana, yakni dengan meningkatkan keterampilan sesuai kebutuhan saat ini. Complex problem solving menjadi target keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap peserta program WBA,” kata Prof Ali. (IN)

SELAMAT JALAN PROF SOERIPTO



In Memoriam

Prof Drh Soeripto MVsc PhD dikenal sebagai Peneliti Utama di lembaga penelitian Balai Besar Penelitian Veteriner (BBLITVET UI) Bogor telah wafat meninggalkan para teman sejawatnya para dokter hewan, yang tak habis pikir dan sangat terkejut di pagi hari tanggal 30 November 2020.

Soeripto sejatinya adalah dokter hewan lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) tahun 1974. Meniti karier pertama sebenarnya di Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Kemudian melanjutkan studi S2-nya di Melbourne University Australia dalam bidang Patologi Veteriner selesai pada 1977.

Setelah menyelesaikan studi S2, Soeripto dikembalikan ke Balai Penelitian Ternak Bogor sebagai Veterinary Services. Bekerja beberapa saat di tempat itu, akhirnya ia memutuskan untuk meneruskan studi S3-nya di universitas yang sama. Kali ini dipilih bidang Bacteriology. Praktis beliau sesudah 5 tahun (masuk program PhD tahun 1982 dan selesai tahun 1987) menyelesaikan studi S3. Bidang yang ditekuninya adalah Bacteriology khususnya Mycoplasma.

Prestasi yang sangat luar biasa dari Soeripto menurut catatan dari lembar SDM Badan Litbang adalah menjadi penerima royalty dari Melbourne University sampai saat ini untuk pengembangan vaksin TS11 pencegahan CRD pada ayam yang beredar di seluruh dunia termasuk Indonesia.

Hampir seluruh hidupnya didekasikan untuk penelitian. Terbukti ia telah menghasilkan 91 karya tulis, 47 dalam bentuk buku, 3 buah artikel makalah berbahasa inggris, 10 buah artikel berbahasa inggris, 16 buah makalah berbahasa Indonesia dan 15 artikel ilmiah populer majalah peternakan.

Per 1 Desember 2004, Soeripto meraih jabatan Jenjang Fungsional sebagai APU, Ahli Peneliti Utama bidang penyakit unggas.

Berkat segala prestasi dan ketekunannya sebagai peneliti, maka pada 11 Agustus 2009 lalu pemerintah memberikan Profesor Riset kepada Soeripto. Ini juga sebenarnya sebagai hadiah ulang tahunnya yang jatuh sehari sesudahnya. Soeripto lahir pada 12 Agustus 1946. Judul orasi guru besarnya adalah “Teknologi Vaksin Mutan MTGS 11: Solusi Tepat Program Penyakit Menahun pada Ayam.”

Soeripto adalah sosok yang selalu gembira, optimis dan selalu siap membantu. Dari pengalaman Penulis yang pernah meneliti di Balai Penelitian Veteriner di tahun 1988, beliau sempat memberikan arahan bagaimana mengambil sampel penelitian ayam kampung secara proporsional untuk penyusunan tesis nantinya.

Pria berputra tiga orang dan dianugerahi enam orang cucu ini bersaudara 12 orang sebagai anak keempat warisan orang tua yang tergolong generasi baby boomers, banyak anak. Lulusan SMA Teladan 1 Yogyakarta, sebagai dokter hewan tak lupa menyenangi majalah peternakan dan kesehatan hewan semisal Infovet, Poultry Indonesia, Trobos, Cat&Dog seperti yang Soeripto tulis dalam akun Facebook-nya.

Soeripto resmi purna tugas pada 1 September 2011. Ia dianggap sebagai contoh seorang peneliti yang tekun sampai akhir hayatnya. Tidak menyangka secepat itu dan mendadak sakit di seputar perutnya. Sakit sebentar, dibawa ke RS Senior di Tajur dan langsung menghembuskan napas terakhirnya tanpa meninggalkan pesan apapun. Tentu keluarga terdekat paling merasakan kehilangan sosok seorang ayah, suami dan eyang bagi anak, isteri dan cucunya.

Tapi kita semua dokter hewan, khususnya para peneliti merasa kehilangan seorang tokoh inovatif di bidang vaksin unggas. Semoga akan terus bermunculan sosok Soeripto muda di kalangan veteriner yang terus berinovasi membangun sektor peternakan dan kesehatan hewan Indonesia. Selamat jalan prof, Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un. ***

Depok, 30 November 2020
M. Chairul Arifin

PROGRAM MAGANG BERBASIS AKADEMIK DIGELAR DI YOGYAKARTA

Foto bersama dalam kegiatan program magang bertajuk Work-Based Academy (WBA) di Fakultas Peternakan UGM. (Foto: Istimewa)

Sebuah program magang bagi lulusan sarjana peternakan yang dilaksanakan atas kolaborasi antara universitas dan industri yang apik dimaksudkan untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) terampil dalam industri perunggasan.

Program magang bertajuk Work-Based Academy (WBA) yang mengambil tema “Manajemen Closed House Broiler” dilangsungkan selama enam bulan, sejak Februari hingga Agustus 2020 mendatang, merupakan hasil kerjasama antara Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, dengan PT Charoen Pokphand Indonesia.  

Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof Ali Agus, menjelaskan bahwa WBA adalah kegiatan pembelajaran bekerja yang berlangsung selama enam bulan untuk memberikan keterampilan pada lulusan baru sarjana peternakan di industri perunggasan, terutama dalam hal teknis budidaya ayam broiler dengan menggunakan teknologi perkandangan closed house.

“Negara tropis seperti Indonesia dengan kelembapan dan temperatur yang tinggi sering menyebabkan ayam stres, sehingga produktivitas menjadi rendah. Adanya kandang closed house membuat lingkungan dapat disesuaikan dengan kebutuhan ternak, sehingga produktivitas ternak akan lebih baik,” ujar Ali Agus pada kegiatan tersebut Senin (10/2/2020), di Kampus Fakultas Peternakan UGM, Bulaksumur, Yogyakarta. 

Program WBA Batch #1 ini menjadi inovasi penting dalam membangun SDM unggul untuk mengelola closed house. Andi Magdalena Siadari, yang merupakan Sekjen Charoen Pokphand Foundation Indonesia, mengemukakan bahwa program WBA akan memberikan pemahaman kepada para peserta terkait business process dalam suatu industri perunggasan.

Ia menambahkan, peserta mendapatkan keterampilan teknis dalam pengelolaan teknologi closed house sehingga mendukung operasional pemeliharaan broiler. “Lebih dari itu, para peserta program WBA diharapkan dapat diserap secara langsung oleh industri sektor perunggasan setelah mengikuti program ini. Program WBA membantu industri dalam menyiapkan SDM (man power) yang sesuai kebutuhan,” jelas Magdalena. 

Sementara menurut salah satu peserta program WBA, Alif Fahmi Amrulloh, dirinya mengaku sangat antusias dan bersyukur bisa menjadi salah satu peserta dari program tersebut.

“Selain mendapatkan keterampilan terkait closed house yang nantinya dapat digunakan dalam pemeliharaan broiler, saya berharap dapat pula meningkatkan jejaring dengan lulusan baru dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia,” ucap Alif. 

Koordinator program WBA, Muhsin Al Anas, menambahkan, program tersebut diikuti oleh 20 orang fresh graduate program studi peternakan yang berasal dari tujuh universitas di Indonesia dan diseleksi dari 139 orang pendaftar.

Program in class training berlangsung pada 10-15 Februari 2020 di Fakultas Peternakan UGM, kemudian dilanjutkan kegiatan internship selama enam bulan, berakhir pada Agustus 2020,” katanya. (IN)

SEMINAR PURNA TUGAS, PERAN PETERNAKAN HASILKAN PRODUK PANGAN SEHAT

Dr Ir Setiyono SU saat menyampaikan materinya pada Seminar Purna Tugas di Fakultas Peternakan UGM, Bulaksumur, Yogyakarta. (Foto: Istimewa)

Daging merupakan salah satu komoditi peternakan dengan permintaan yang tinggi untuk konsumsi manusia sebagai sumber pangan yang tinggi akan protein.

Pertimbangan konsumen dalam memilih bahan pangan adalah dari kandungan gizi, cita rasa, aspek kesehatan dan keamanan pangan. Hal itu disampaikan oleh Dosen Fakultas Peternakan UGM (Universitas Gadjah Mada), Dr Ir Setiyono SU, dalam sebuah Seminar Purna Tugas bertajuk “Peran Peternakan dalam Menghasilkan Produk Pangan yang Sehat” di Fakultas Peternakan UGM, Bulaksumur, Yogyakarta, Selasa (7/1/2020).

Dijelaskan oleh Setiyono bahwa ada beberapa aspek penting yang sangat mempengaruhi kualitas daging, yakni ragam pakan yang diberikan pada ternak dan cara pemeliharannya.

“Pakan yang baik adalah yang memenuhi kesehatan ternak, baik untuk pertumbuhan dan kenaikan berat badan, serta tujuan pemeliharaan ternak. Sehingga produk hasil ternak itu menjadi bahan pangan yang menyehatkan,” kata Setiyono. Oleh karenanya, pakan yang diberikan harus bebas dari residu pestisida, bebas residu antibiotik dan bebas residu logam berat.

Selain dari pemberian pakan, lanjut dia, produk pangan asal hewan yang dihasilkan juga tergantung dari cara pemeliharaan ternak yang dilakukan. Ia mencontohkan, ternak yang dipelihara di daerah pembuangan sampah, tentunya akan memiliki kualitas daging yang buruk, yakni banyak mengandung logam berat dan cemaran-cemaran dari mikrobia, baik itu aflatoksin, dioksin maupun residu pestisida.

“Cemaran-cemaran tersebut harus dihilangkan dengan cara memelihara minimum selama tiga minggu dengan pemberian pakan yang baik dan berkualitas dan bebas dari cemaran-cemaran berbahaya,” pungkasnya. (AS)

FAKULTAS PETERNAKAN UGM KEMBALI ADAKAN KULIAH GRATIS

Dekan Fapet UGM, Prof Ali Agus, ketika membuka kegiatan kuliah gratis 2017 silam. (Dok. UGM)

Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali memberikan kuliah gratis “Bagimu Petani Kami Mengabdi” pada Jumat (13/9) di Auditorium Drh R. Soepardjo Fapet UGM.

Dalam keterangan tertulis yang diterima Infovet, Dekan Fapet UGM, Prof Ali Agus, mengatakan bahwa kuliah gratis bertujuan untuk membantu menyebarkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat di bidang peternakan secara masif. Kehadiran Fapet UGM dalam rangka ulang tahun ke-50 dan Lustrum X, harus mampu membantu mencerdaskan banyak pihak.

Ketua Pusat Kajian Pembangunan Peternakan (PKPP) Fapet UGM, sekaligus penanggung jawab kegiatan kuliah gratis, Dr Ir  Sigit Bintara, mengatakan, jumlah peserta yang melakukan konfirmasi untuk mengikuti kuliah perdana pada Jumat (13/9), mencapai 353 orang dari berbagai daerah, diantaranya Yogyakarta, Klaten, Magelang, Demak, Purworejo, Wonogiri, Madiun, Situbondo, Ponorogo, Jakarta, Tangerang, Lampung hingga Sulawesi Selatan. 

Adapun tema kuliah gratis yang ditawarkan meliputi aneka ternak potong, ternak perah, ternak unggas, pakan ternak dan sistem peternakan terpadu. Kuliah gratis ini dilaksanakan setiap Jumat siang mulai 13 September hingga 11 Oktober 2019. (INF)

RAHASIA MENYIMPAN DAGING AGAR AWET DAN SEGAR

Menyimpan daging di freezer dengan cara yang tepat akan mempertahankan kualitas daging dengan baik. (Sumber: Istimewa)

Perayaan hari raya Idul Adha sebentar lagi tiba. Bagi umat Islam, hari raya ini bukan sekadar perayaan biasa. Ada momentum sakral yang ditunggu banyak orang, khususnya bagi mereka kaum yang tidak mampu. Di hari yang dikenal dengan sebutan Idul Kurban ini, prosesi pemotongan hewan kurban berupa sapi, kerbau, onta, kambing atau domba dilakukan hampir di seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia.

Baik pekurban maupun penerima daging kurban sama-sama bisa menikmati daging di hari raya ini. Pesta bakar sate atau olahan lain daging pun lazim dilakukan pada malam harinya, setelah seharian melakukan pemotongan dan pembagian daging kurban. Aroma kepulan asap bakaran sate menyeruak hampir di setiap teras rumah warga. Kondisi semacam ini sudah dimaklumi semua orang.

Pesta setahun sekali ini memang sering dinantikan. Namun tak sedikit pula yang enggan langsung mengolah daging kurban pada hari itu juga. Mereka lebih memilih menyimpan daging kurban terlebih dahulu, untuk diolah pada hari berikutnya. Menyimpan daging kurban tidak terlalu sulit, namun tidak bisa dilakukan secara asal-asalan. Kalau tak tahu cara menyimpan yang tepat, daging bisa tak sedap lagi saat akan dimasak. 

Oleh karena itu, jika disimpan di dalam kulkas, Anda harus tahu cara menyimpan yang benar. Hal ini dilakukan agar dapat menjaga kualitas sembari meningkatkan masa simpan daging. “Menyimpan di dalam lemari es, merupakan salah satu cara menyimpan yang baik untuk daging. Semua daging hewan yang sudah dipotong, dagingnya harus dipertahankan dengan rantai dingin, di bawah empat derajat celcius,” kata ahli gizi dari Universitas Gadjahmada (UGM), Dr Ir Edi Suryanto, kepada Infovet.

Jangan Asal Simpan
Ada empat cara yang disarankan untuk menyimpan daging di kulkas agar tetap sehat dan awet, diantaranya:
1. Lakukan pengecekan kondisi kulkas atau freezer. Sebelum meletakkan daging kurban, penting untuk melakukan pengcekan kondisi kulkas atau freezer dengan memperhatikan kondisi kebersihan tempat penyimpanan. Pengecekan dilakukan dengan melihat kondisi rak kulkas atau freezer secara fisik, baik pada tempat yang terlihat atau di sela rak. Jika perlu, bersihkan dengan cairan pembersih terlebih dahulu sebelum menyimpan daging. Hal ini penting agar bakteri yang mungkin ada pada rak kulkas dan freezer tidak mengontaminasi daging. Selain itu, suhu kulkas dan freezer juga perlu diperhatikan. Suhu memiliki peran penting untuk menjaga kualitas dan keamanan daging selama disimpan. Pastikan suhu freezer berada di bawah 10°C dan kulkas di bawah 4°C. Suhu penyimpanan yang tidak tepat akan membuat daging mudah rusak saat disimpan.

2. Siapkan wadah sebelum daging disimpan. Salah satu langkah yang dilakukan adalah mempersiapkan wadah yang harus bersih dan kedap udara atau tertutup. Hal ini penting agar daging tetap bersih dan cairan dari daging mentah tidak mengontaminasi bahan makanan lain saat penyimpanan. Selain wadah, memotong daging sebaiknya dilakukan saat masih segar.Lebih baik lagi jika daging dipotong-potong dan membaginya dalam wadah-wadah untuk ukuran satu saji atau satu kali masak, sehingga daging yang diambil adalah daging yang diperlukan saja dan daging lainnnya bisa tetap terjaga kualitasnya. Selain itu, jangan cuci daging sebelum disimpan. Kebanyakan orang menganggap mencuci daging akan membuatnya bersih. Faktanya, Anda tak perlu mencuci daging saat akan disimpan di kulkas. Selain tidak dianjurkan mencuci daging, hal ini justru membuat kadar air dalam daging meningkat dan menyebabkan paparan dengan mikroba yang lebih besar.

3. Perlunya mencatat tanggal atau memberi label. Setelah menyimpan daging di kulkas, cara menyimpan daging di kulkas yang penting dilakukan adalah memberi label atau tanggal penyimpanan daging. Hal ini bertujuan agar kita bisa mengontrol dengan tepat mulai kapan waktu penyimpanan daging dan apa jenis daging yang disimpan. Mencatat waktu penyimpanan juga akan memudahkan mengontrol masa simpan. Pada suhu standar kulkas, daging merah seperti daging sapi, kambing, domba, bisa disimpan 4-5 hari.Pada suhu freezer, daging merah bisa disimpan hingga 4-12 bulan.

4. Menjaga kualitas daging saat akan digunakan. Cara menyimpan daging di kulkas yang terakhir adalah memerhatikan kapan akan digunakan daging tersebut. Jika akan digunakannya dalam 1-2 hari, maka menyimpan daging, sesuai porsi yang dibutuhkan, dalam kulkas bisa jadi pilihan yang tepat.

Perlakuan Sebelum Dimasak
Jika ingin menggunakan daging yang telah disimpan dalam freezer, maka lakukan persiapan dengan mencairkan daging tersebut dalam kulkas selama setengah sehari. Hal ini penting agar daging beku yang tetap terjaga kualitasnya ketika dicairkan. Jangan mencairkan daging beku di suhu ruang karena rentan terkontaminasi bakteri. Selain itu, jangan pula membekukan kembali daging yang telah dicairkan sebelumnya.

Menurut ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Ali Khomsan, harus ada perlakuan beda dalam mengolah daging beku, sebelum sampai ke meja makan. Ali Khomsan menyarankan, proses pencairan daging beku dapat dilakukan dengan beberapa cara. Yakni bisa disimpan di ruang suhu kamar, maka daging beku akan kembali menjadi daging segar untuk siap diolah. Kemudian ada juga pencairan daging beku dengan cara direndam dalam air biasa, sehingga lama-kelamaan bekuan-bekuan esnya akan meleleh. 

Selama ini, masih ada masyarakat yang melakukan pencairan daging beku langsung dengan merendam atau menyiramkan air panas. Memang, cara ini mempercepat waktu melelehkan bekuan es pada daging. Namun, cara ini sangat tidak disarankan. 

“Sebaiknya pencairan daging beku tidak dengan merendam pada air panas, karena performa dan tekstur dagingnya menjadi beda. Pencairan yang baik secara bertahap, melalui rendaman air biasa atau di ruang suhu kamar,” ujarnya. 

Jika pencairan dilakukan dengan cara memanaskan daging beku, maka akan merusak performa dan tekstur daging. Selain itu, kandungan gizi pada daging akan mengalami  penurunan drastis. (Abdul Kholis)

PARTNERSHIP GANDENG UGM BERI PELATIHAN PETERNAK SAPI

Peserta pelatihan pembiakkan dan manajemen sapi komersial. (Istimewa)

Kemitraan Indonesia Australia dalam Ketahanan Pangan di Sektor Daging Merah dan Sapi (Partnership) bekerjasama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, menyelenggarakan Program Pelatihan Pembiakkan dan Manajemen Sapi Komersial tahap III Senin, (1/4).

Pelatihan diikuti 20 peserta dari seluruh Indonesia yang merupakan pelaku industri sapi potong, pelaku integrasi sapi-sawit dan peternak sapi komersial. Pelatihan akan dilaksanakan selama tiga minggu di Indonesia (1-12 April) dan Australia (21-30 April). Pelatihan berupa kelas dan kunjungan lapangan ke pembiakkan sapi komersial di Jawa, Kalimantan dan Queensland.

Dalam keterangan pers yang diterima Infovet, Team Leader Advisory and Support Group Partnership, Muhamad Isradi Alireja, menyatakan, tujuan pelatihan ini untuk mendorong model usaha pembiakkan sapi yang lebih menguntungkan dan berkelanjutan di Indonesia.

“Melalui pelatihan ini diharapkan terjadi proses transfer pengetahuan dan pertukaran pengalaman antara akademisi dan sesama pelaku industri untuk menemukan keahlian dan pengetahuan yang paling cocok bagi Indonesia dalam mencapai kompetensi dan daya saing global,” katanya.

Sebagai mitra sekaligus fasilitator pelatihan, Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof Ali Agus, mengemukakan kerjasama ini adalah bentuk kontribusi civitas akademi dan penguatan peningkatan sektor peternakan di Indonesia, khususnya sektor pembiakkan sapi komersial.

Program pelatihan ini diselenggarakan dan didanai Indonesia-Australia Partnership on Food Security in the Red Meat and Cattle Sector. Program yang diinisiasi pada 2013 akan berlangsung hingga 2023 mendatang, dengan alokasi dana sebesar AUD 60 juta. Sejak 2015, Partnership telah mengalokasikan dana sebesar AUD 4,2 juta untuk peningkatan kapasitas dalam sektor daging merah dan sapi di Indonesia. (INF)

UGM Gandeng PT Ciomas Adisatwa Resmikan Laboratorium

Laboratorium Pasca Panen Peternakan UGM bekerjasama

dengan PT Ciomas Adisatwa (Japfa Group).

Pada 18 Desember 2017, Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman dan PT Ciomas Adisatwa (Japfa Group), meresmikan pengoprasionalan Laboratorium Pasca Panen Peternakan. Laboratorium yang dikhususkan untuk pengolahan pasca panen daging ayam ini berdiri di atas area seluas 14.527 meter persegi di kawasan Agro Science Techno Park, Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) berlokasi di Desa Madurejo, Prambanan, Sleman.
Dr Hargo Utomo, selaku Direktur Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM pada peresmian mengungkapkan, mengenai ide tentang pembangunan Laboratorium Pasca Panen Peternakan berawal dari diskusi informal di pelataran Grha Sabha Pramana UGM yang pada saat itu juga melibatkan dosen-dosen dari Fakultas Peternakan UGM tentang kegalauan terkait upaya universitas dalam rangka meningkatkan pendidikan dan pembelajaran, khususnya di bidang peternakan agar para mahasiswa dan dosen serta peneliti lain memperoleh bekal pengalaman praktek dan sekaligus kajian-kajian empirik yang sekarang dibutuhkan oleh industri.
“Tindak lanjut dari obrolan tersebut kemudian dilakukan diskusi formal antara UGM dan PT Ciomas Adisatwa, 19 September 2013 silam dan menyusun langkah serta persiapan untuk merealisasikan kegiatan proses selanjutnya, kemudian langkah dilakukan dengan sosialisasi, kajian lingkungan dan serangkaian perlengkapan proses administrasi dan perizinan untuk pembangunan Laboratorium Pasca Panen Peternakan,” ujar Hargo Utomo.
Untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar sarana dan prasarana yang dibangun dengan adanya kerjasama ini diantaranya, gedung utama pabrik (Rumah Potong Ayam/RPA), gedung administrasi, ruang kuliah, mess mahasiswa, mess manajer, mushola, kantin, ruang parkir dan peristirahatan ayam. Pabrik ini memiliki 200 ton storage dengan kapasitas produksi 28 ribu ekor per hari atau 2.000 ekor per jam. Pembangunan laboratorium ini menghabiskan dana Rp 35 milliar.
Pada kesempatan serupa, Rektor UGM, Prof Ir Panut Mulyono, dalam pidatonya menyatakan, ada pergeseran paradigma perguruan tinggi di mana dahulu perguruan tinggi hanya berfokus pada pendidikan saja, namun saat ini lebih ke arah research university. Perguruan tinggi tidak hanya mendidik tetapi melakukan penelitian yang juga menjadi fokus. Hasil riset dari perguruan tinggi digunakan untuk pembelajaran dan dimanfaatkan disektor industri. Saat ini paradigma perguruan tinggi bergeser menjadi jembatan transfer ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya, di mana pemerintah mengharapkan perguruan tinggi harus menjadi agent of innovation menghasilkan karya-karya nyata yang dapat dihilirisasi ke ranah industri.
“Perguruan tinggi bisa berkontribusi langsung pada penggairahan iklim ekonomi di Indonesia dan ini sudah sangat tepat kalau UGM bekerjasama dengan Pemda Sleman dan industri, sehingga ketersentuhan perguruan tinggi dan dunia nyata semakin kuat. Dengan adanya Laboratorium Pasca Panen Peternakan kiprah mahasiswa dan peneliti dapat langsung bersentuhan dengan dunia industri, sehingga hasil penelitian yang dilakukan dapat dihilirisasi dan dijadikan produk fungsional yang dapat di pasarkan,” kata Prof Panut.
Sementara, Direktur PT Ciomas Adisatwa, Drh Widihartomo Tri Kuncoro, menyampaikan rasa bangga dengan adanya kerjasama ini, agar mahasiswa terkait siap ketika memasuki dunia kerja. “Kita banyak terima dari fakultas-fakultas (karyawan) yang kita harus mendidik terlebih dahulu 3-4 tahun hingga benar-benar matang,” ungkapnya.
Drh Widihartomo Tri Kuncoro
Ia menambahkan, adanya pembangunan RPA (Laboratorium) yang ke-16 dari PT Ciomas yang merupakan sinergi antara pelaku industri, pemerintah daerah dan universitas, bisa terus bermanfaat dan saling menguntungkan, selain perekonomian masyarakat yang akan lebih bergairah.
Hal senada juga disampaikan oleh Bupati Sleman, Drs Sri Purnomo. Menurutnya, masyarakat yang tinggal di kawasan PIAT UGM (masyarakat Berbah, Prambanan dan Kalasan) diharapkan bisa memanfaatkan Labroratorium Pasca Panen Peternakan sebagai peluang.
Kegiatan peresmian pun ditandai dengan pemencetan tombol yang dilakukan oleh Rektor UGM, Bupati Sleman dan Direktur PT Ciomas Adisatwa, yang dilanjutkan dengan pemotongan pita dan kunjungan pabrik oleh para tamu undangan yang dihadiri oleh rektor beserta jajarannya, petinggi PT Ciomas Adisatwa, dinas terkait, jajaran dekan, pimpinan MWA UGM dan dewan guru besar. (WB/AAS)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer