Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Layer Solutions Day | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

BERSAMA MENYUSUN STRATEGI BUDI DAYA AYAM PETELUR YANG EFEKTIF

Foto Bersama Para Peserta Seminar
(Sumber : CR)

Di masa kini, sektor peternakan khususnya unggas petelur banyak dihadapkan dengan berbagai masalah. Mulai dari harga bahan baku pakan yang meroket, iklim dan cuaca yang tidak menentu, hingga penyakit infeksius yang masih mengancam. Namun begitu bukan berarti peternak dan stakeholder harus kehilangan akal sehat dalam beternak dan menyerah begitu saja. 

Kesemua masalah tersebut dibahas dalam sebuah seminar bertajuk Layer Solutions Day yang diprakarsai oleh 3 perusahaan yakni PT BEC Feed Solutions Indonesia, PT Big Dutchman Agriculture Indonesia, dan Hendrix Genetic. Bertempat di Swiss-Belhotel Serpong, pada Selasa (14/11) yang lalu seminar tersebut dilangsungkan. 

Dalam sambutannya, Eric Borren selaku Managing Director PT Big Dutchman Agriculture Indonesia mengatakan bahwa para pelaku bisnis budi daya selain dihadapkan dengan berbagai macam tantang juga harus memikirkan strategi agar lebih efisien. Oleh karenanya salah satu tujuan seminar ini adalah memberikan solusi dan berbagai macam opsi yang dapat dilakukan dalam mengefisienkan operasional peternakan. 

Dalam kesempatan yang sama General Manager Hendrix Genetics Indonesia, Henry Hendrix  mengatakan bahwa peningkatan genetik pada ras ayam petelur harus betul - betul bisa dimaksimalkan oleh para peternak. Dimana menurut dia, tiap negara memiliki tantangan yang berbeda dalam berbagai aspek, namun ia yakin peternak dan pelaku industri di Indonesia mampu mengatasinya dengan cara masing - masing. 

Sementara itu, Anjasmoro Diono selaku National Sales & Marketing Manager PT BEC Feed Solutions Indonesia menyampaikan terima kasih dan mengapresiasi kehadiran para peserta. Menurutnya ini adalah pertama kalinya BEC melakukan seminar di kawasan Jabodetabek, karena sebelumnya lebih banyak berseminar di sentra - sentra peternakan layer di daerah. Menurutnya animo peserta di Jabodetabek tidak kalah tinggi ketimbang di sentra peternakan layer lainnya. 

Pembicara dalam seminar tersebut yakni Paul Grignon Dumoulin (Global Poultry Veterinarian dari Hendrix Genetics), Ansyar (Area Sales Manager Sumatra PT Big Dutchman Indonesia), Edi Hidayat (Area Sales Manager of West Java PT Big Dutchman Indonesia), dan Mega Saragi (Nutritionist PT BEC Feed Solutions Indonesia).

Dalam presentasinya Paul Grignon banyak membicarakan masalah manajemen pemeliharaan ayam petelur untuk memaksimalkan potensi genetik. Secara khusus ia menekankan kepada maintencance bobot badan layer saat fase sexual maturity.

"Bobot telur yang dihasilkan oleh ayam ditentukan oleh berat badan mereka saat memasuki sexual maturity. Apabila berat badan ayam pada saat itu stabil dan cukup, maka telur yang dihasilkan sampai afkir nanti akan memiliki bobot yang stabil juga. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa modifikasi berat badan 80 gram pada sexual maturity menginduksi variasi berat telur sebesar 1 gram," tutur dia. 

Sementara itu Ansyar banyak menjelaskan mengenai isu lingkungan yang kerap dihadapi oleh peternak. Isu yang dimaksud adalah bau yang dihasilkan oleh peternakan ayam, yang bahkan sampai membuat suatu peternakan ditutup karenanya. 

Untuk itu kini Big Dutchman merekomendasikan kandang closed house dengan sistem kandang baterai yang berbentuk H-frame dengan tempat pengumpul kotoran di dalam kandang. Dimana model ini memudahkan peternak untuk membersihkan kotoran. Bahkan, ada juga tempat pengumpul kotoran yang bergerak secara otomatis ke suatu tempat penampung untuk diolah lebih lanjut, sehingga dapat mengurangi isu bau tak sedap tersebut. 

Setelahnya Edi Hidayat berfokus pada pembicaraan mengenai kebersihan dan kualitas air minum. Dimana menurutnya saat ini masalah biofilm yang terbentuk pada saluran air minum sangat sukar untuk dienyahkan. Oleh karenanya Big Dutchman memberikan solusi dengan cara penggunaan teknologi ultrasonik yang selain dapat mengenyahkan masalah biofilm, dapat pula mengurangi pemakaian disinfektan untuk air minum. 

Mega Saragi dalam presentasinya membahas mengenai kestabilan vaksin yang diberikan melalui air minum. Menurut berbagai hasil penelitian, susu skim yang sering dijadikan penstabil vaksin memiliki berbagai macam kekurangan, sehingga sudah jarang digunakan. 

BEC memiliki produk penstabil vaksin yang dapat menggantikan susu skim tersebut. Efek yang didapatkan pada penggunaan produk tersebut yakni dapat menstabilkan pH air minum, menambah efektivitas vaksin, dan mengurangi risiko kegagalan vaksin yang dilakukan melalui air minum (CR). 

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer