Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Seminar | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH MELINDUNGI KEBERLANGSUNGAN HIDUP PETERNAK UNGGAS RAKYAT

Foto Bersama Narasumber Seminar

KPUN (Komunitas Peternak Unggas Nasional) berklobrasi bersama PSP3-IPB dan Saspri Nasional yang mewadahi para peternak unggas mandiri melaksanakan Seminar Perunggasan mengangkat tema “Tanggung Jawab Pemerintah Dalam Melindungi Keberlangsungan Hak Usaha Perunggasan Nasional”.

Acara tersebut dihelat di IICC Botani Square,Kota Bogor pada hari Rabu,(24/01/2024). Narasumber yang hadir diantaranya drh Agung Suganda Direktur Pakan Ternak, Ditjennakkeswan, Dr I Gusti Ketut Astwa Deputi 1 Bapanas RI, Alvino Antonio, Ketua KPUN, Dr Prabianto Mukti Wibowo, Komisioner Komnas HAM, dan Yeka Hendra Fatika yang merupakan Komisioner Ombudsman RI. Seminar juga dimoderatori oleh Prof Muladno yang merupakan mantan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, sekaligus pendiri Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) dan Ketua PSP3 – IPB.

Dalam presentasinya, Drh Agung Suganda yang mewakili pemangku kebijakan memaparkan tentang arah kebijakan dan langkah-langkah kementerian pertanian dalam pelindungan dan peningkatan kesejahteraan Masyarakat perunggasan.

“Kami saat ini sedang melakukan perubahan-perubahan sebagaimana diperintahkan oleh Pak Menteri, tujuan utamanya bukan hanya bagaimana meningkatkan produksi daging unggas dan telur ayam kita.

Ia juga menyebut saat ini Kementan mendorong pemberdayaan perlindungan terhadap peternak rakyat. Dimana peningkatan kesejahteraan masyarakat termasuk juga para peternak mandiri yang melakukan usaha budidaya saat ini juga diperhatikan. 

Sedangkan Ketua KPUN Alvino Antonio dalam paparannya menyatakan rasa terima kasihnya atas terselenggaranya seminar ini. Dimana melalui seminar ini ada beberapa masukan dari instansi pemerintah lintas sektoral yang dapat diambil tindakan secepatnya.

"Tadi dijelaskan ada beberapa hal yang perlu diperbaiki diantaranya undang-undang dan beberapa aturan lain yang masih berpotensi merugikan peternak mandiri. Tentunya hal tersebut perlu dibahas lebih lanjut dan lebih mendalam bila perlu secepatnya. Hal yang akan disampaikan dan dibahas bersama lintas sektoral tadi diharapkan bisa menemukan jalan yang terbaik dan tercepat bagi industri perunggasan di Indonesia."tegas Alvino.

Masih menurut Alvino, peternak mandiri sejatinya telah terfokus meminta bantuan kepada pemerintah melalui kementan dan Kemendag, agar dapat berkonsolidasi mengangkat harga ayam dari peternak dengan harga yang sesuai. Karena harga ayam hidup itu jauh di bawah harga biaya produksi yang sekarang.

"Saat ini kami tidak bisa berbuat banyak karena harga pakan ternak terbilang tinggi harganya menyentuh Rp.10.000, untuk itu kami meminta pemerintah untuk bisa menekan harga pokok produksi khususnya pakan agar kami bisa menjual ayam dengan harga yang lebih baik,," ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Komisioner Ombudsman, Yeka Hendra Fatika menegaskan pemerintah wajib memberikan perlindungan yang nyata bagi peternak unggas baik di tingkat kebijakan dan implementasi.

Yeka mengatakan, Ombudsman telah menerima berbagai aduan dari para peternak di antaranya terkait rendahnya harga jual ayam hidup di kandang, tingginya biaya sarana produksi peternak hingga permasalahan PKPU antara Peternak dengan Perusahaan Pakan.

Di sisi lain para peternak mandiri juga mengadu soal terhambatnya proses pembayaran dalam Program Pencegahan Stunting oleh Pemerintah kepada Peternak.

Menurutnya, upaya jangka menengah dan jangka panjang yang dapat dilakukan pemerintah adalah dengan mendorong diskon pasar produk dari integrator dengan peternak rakyat/mandiri.

Sementara itu Prabianto Mukti Wibowo, Komisioner Komnas HAM menyoroti masalah Rekomendasi dan Pengembangan Industri Perunggusan Nasional yang Berkelanjutan serta Berkeadilan. (CR)


SEMINAR AYAM PETELUR BERGENGSI KEMBALI DIGELAR

Para Pembicara di Layer QFeed Quality Conference

Untuk kesekian kalinya Buletin Asian Agribiz kembali menyelenggarakan seminar tahunan terkait manajemen pemeliharaan ayam petelur yakni Layer Feed Quality Conference. Pada edisi 2023 kali ini, acara tersebut diselenggarakan di Hilton Garden Inn, Jakarta Barat pada 27-28 November 2023 yang lalu. Kali ini tema yang dibahas mengenai pullet management, heat stress, dan berbagai tren kekinian dalam pakan ayam petelur. 

David Faulkner selaku Chairman Asian Agribiz menyatakan dalam sambutannya bahwa acara tahunan ini digelar untuk mengikuti isu - isu kekinian di bidang ayam petelur. Ia juga bilang bahwa dalam seminar tersebut diharapkan peserta dapat mengetahui isu - isu kekinian di bidang manajemen pemeliharaan ayam petelur dan menjadi ajang berdiskusi terutama di bidang teknis antar peserta dan pembicara. 

Pada hari pertama acara tersebut ada tiga sesi yang dibahas yakni pemahaman mengenai nutrisi yang tepat pada fase pullet dan produksi, formulasi yang tepat untuk menunjang produksi telur, dan titik kritis serta manajeen yang tepat agar produksi tetap optimal. 

Para pembicara yang dihadirkan juga merupakan expert di bidangnya misalnya saja Erwan Julianto, Technical Service Manager Hendrix Genetics Indonesia dan Filipina, Doug Korver seorang konsutlan dari Alpine Poultry Nutrition sekaligus Profesor Emeritius dari University of Alberta, dan Xabier Arbe, dan lain sebagainya. 

Para peserta yang hadir dalam seminar tersebut kebanyakan berasal dari kalangan formulator dan nutrisionis dari produsen pakan terkemuka di Indoensia, banyak juga peternak mandiri yang ikut hadir dalam acara tersebut untuk memperoleh informasi, bertanya, dan bahkan berkonsultasi tentang dinamika yang dihadapinya di farm agar lebih efektif dan efisien. (CR)

BERSAMA MENYUSUN STRATEGI BUDI DAYA AYAM PETELUR YANG EFEKTIF

Foto Bersama Para Peserta Seminar
(Sumber : CR)

Di masa kini, sektor peternakan khususnya unggas petelur banyak dihadapkan dengan berbagai masalah. Mulai dari harga bahan baku pakan yang meroket, iklim dan cuaca yang tidak menentu, hingga penyakit infeksius yang masih mengancam. Namun begitu bukan berarti peternak dan stakeholder harus kehilangan akal sehat dalam beternak dan menyerah begitu saja. 

Kesemua masalah tersebut dibahas dalam sebuah seminar bertajuk Layer Solutions Day yang diprakarsai oleh 3 perusahaan yakni PT BEC Feed Solutions Indonesia, PT Big Dutchman Agriculture Indonesia, dan Hendrix Genetic. Bertempat di Swiss-Belhotel Serpong, pada Selasa (14/11) yang lalu seminar tersebut dilangsungkan. 

Dalam sambutannya, Eric Borren selaku Managing Director PT Big Dutchman Agriculture Indonesia mengatakan bahwa para pelaku bisnis budi daya selain dihadapkan dengan berbagai macam tantang juga harus memikirkan strategi agar lebih efisien. Oleh karenanya salah satu tujuan seminar ini adalah memberikan solusi dan berbagai macam opsi yang dapat dilakukan dalam mengefisienkan operasional peternakan. 

Dalam kesempatan yang sama General Manager Hendrix Genetics Indonesia, Henry Hendrix  mengatakan bahwa peningkatan genetik pada ras ayam petelur harus betul - betul bisa dimaksimalkan oleh para peternak. Dimana menurut dia, tiap negara memiliki tantangan yang berbeda dalam berbagai aspek, namun ia yakin peternak dan pelaku industri di Indonesia mampu mengatasinya dengan cara masing - masing. 

Sementara itu, Anjasmoro Diono selaku National Sales & Marketing Manager PT BEC Feed Solutions Indonesia menyampaikan terima kasih dan mengapresiasi kehadiran para peserta. Menurutnya ini adalah pertama kalinya BEC melakukan seminar di kawasan Jabodetabek, karena sebelumnya lebih banyak berseminar di sentra - sentra peternakan layer di daerah. Menurutnya animo peserta di Jabodetabek tidak kalah tinggi ketimbang di sentra peternakan layer lainnya. 

Pembicara dalam seminar tersebut yakni Paul Grignon Dumoulin (Global Poultry Veterinarian dari Hendrix Genetics), Ansyar (Area Sales Manager Sumatra PT Big Dutchman Indonesia), Edi Hidayat (Area Sales Manager of West Java PT Big Dutchman Indonesia), dan Mega Saragi (Nutritionist PT BEC Feed Solutions Indonesia).

Dalam presentasinya Paul Grignon banyak membicarakan masalah manajemen pemeliharaan ayam petelur untuk memaksimalkan potensi genetik. Secara khusus ia menekankan kepada maintencance bobot badan layer saat fase sexual maturity.

"Bobot telur yang dihasilkan oleh ayam ditentukan oleh berat badan mereka saat memasuki sexual maturity. Apabila berat badan ayam pada saat itu stabil dan cukup, maka telur yang dihasilkan sampai afkir nanti akan memiliki bobot yang stabil juga. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa modifikasi berat badan 80 gram pada sexual maturity menginduksi variasi berat telur sebesar 1 gram," tutur dia. 

Sementara itu Ansyar banyak menjelaskan mengenai isu lingkungan yang kerap dihadapi oleh peternak. Isu yang dimaksud adalah bau yang dihasilkan oleh peternakan ayam, yang bahkan sampai membuat suatu peternakan ditutup karenanya. 

Untuk itu kini Big Dutchman merekomendasikan kandang closed house dengan sistem kandang baterai yang berbentuk H-frame dengan tempat pengumpul kotoran di dalam kandang. Dimana model ini memudahkan peternak untuk membersihkan kotoran. Bahkan, ada juga tempat pengumpul kotoran yang bergerak secara otomatis ke suatu tempat penampung untuk diolah lebih lanjut, sehingga dapat mengurangi isu bau tak sedap tersebut. 

Setelahnya Edi Hidayat berfokus pada pembicaraan mengenai kebersihan dan kualitas air minum. Dimana menurutnya saat ini masalah biofilm yang terbentuk pada saluran air minum sangat sukar untuk dienyahkan. Oleh karenanya Big Dutchman memberikan solusi dengan cara penggunaan teknologi ultrasonik yang selain dapat mengenyahkan masalah biofilm, dapat pula mengurangi pemakaian disinfektan untuk air minum. 

Mega Saragi dalam presentasinya membahas mengenai kestabilan vaksin yang diberikan melalui air minum. Menurut berbagai hasil penelitian, susu skim yang sering dijadikan penstabil vaksin memiliki berbagai macam kekurangan, sehingga sudah jarang digunakan. 

BEC memiliki produk penstabil vaksin yang dapat menggantikan susu skim tersebut. Efek yang didapatkan pada penggunaan produk tersebut yakni dapat menstabilkan pH air minum, menambah efektivitas vaksin, dan mengurangi risiko kegagalan vaksin yang dilakukan melalui air minum (CR). 

DAMPAK EL NINO PADA PERFORMA AYAM MODERN

Tony Unandar menjelaskan masalah heat stress dalam seminar ADHPI
(Foto : CR)

El Nino, istilah tersebut kerap kali kita dengar beberapa waktu belakangan. El nino sendiri merupakan sebuah fenomena cuaca yang terjadi akibat peningkatan suhu permukaan air di Samudra Pasifik Tengah dan Timur yang menjadi lebih hangat dari biasanya. Fenomena alami ini menyebabkan perubahan pola cuaca global, yang berdampak signifikan pada iklim di berbagai wilayah di dunia, termasuk di Indonesia.

Nyatanya El Nino juga memiliki dampak pada ternak, salah satunya yakni pada performa ayam modern. Asosiasi Dokter Hewan Perunggasan Indonesia (ADHPI) bergerak cepat menangkap isut tersebut, berbarengan dengan Indo Livestock, mereka menggelar seminar terkait dampak El Nino pada ayam modern di Indo Livestock 2023 pada 28 Juli 2023 lalu.

Ketua Umum ADHPI Drh Dalmi Triyono dalam sambutannya mengatakan bahwasanya iklim dan cuaca merupakan faktor penting yang harus diperhatikan karena terkait dengan lingkungan. Perubahan pada aspek tersebut pastinya memiliki dampak, oleh karenanya penting dibahas bagi para praktisi perunggasan.

"Kami hadir di forum ini dengan narasumber yang tidak tanggung - tanggung, langsung kami hadirkan praktisi sekaligus pakar kami, Pak Tony. Dengan pengalaman beliau dan ilmu yang dimilikinya kita bisa memahami dan sharing ilmu yang berguna untuk diaplikasikan di farm masing - masing," tuturnya.

El Nino : Ditakuti Sektor Pertanian Secara Luas

Tony Unandar selaku narasumber tunggal menjelaskan dampak negatif El Nino pada sektor pertanian secara umum, dimana keadaan El Nino yang menyebabkan peningkatan suhu lingkungan dapat berimbas pada kekeringan karena rendahnya curah hujan. Selain itu, karena kekeringan, produktivitas tanaman pertanian khususnya pangan akan menurun sehingga kondisi krisis pangan makin rentan terjadi.

Bukan hanya itu, meningkatnya suhu udara juga akan berimbas pada fisiologi ayam modern. Dimana sebelumnya Tony mengatakan bahwa ayam ras modern sangat peka akan hal ini. Secara performa ayam modern memang sangat tinggi produktivitasnya baik petelur dan pedaging, namun semakin peka akan perubahan lingkungan dan mudah stress akibat perubahan tersebut, termasuk dengan adanya fenomena El Nino.

"Yang perlu diwaspadai ketika El Nino seperti ini adalah heat stress, ini tentu akan sangat sering terjadi kejadian mungkin stress lalu kemudian mati mendadak karena suhu sangat panas di lingkungan," tutur Tony.

Bagi ayam kenaikan suhu dapat mengakibatkan heat stress yang dapat menurunkan performa. Karena ketika heat stress terjadi siklus hormonal ayam yang bahkan dapat merusak sampai ke tingkat sel. Mulai dari lambat tumbuh, rentan terserang agen infeksius, sampai kepada kematian mendadak massal, hal tersebut seringkali ditemui di lapangan.

Tony Mengimbau kepada seluruh praktisi perunggasan di lapangan agar lebih jeli melihat hal ini. Melakukan manajemen ventilasi yang baik, memperketat biosekuriti, bahkan memberikan treatment khusus terkait manajemen stress pada ayam yang dirasa perlu. Karena jika salah dalam mengatur, kerugian menanti di depan mata. (CR)

MIPI BEBERKAN PENGGUNAAN IMBUHAN PAKAN PADA UNGGAS UNTUK TINGKATKAN PRODUKTIVITAS

Seminar MIPI di Indolivestock 2023

Dalam menghadapi perubahan zaman dan mengatasi tantangan terhadap usaha budidaya perunggasan dibutuhkan upaya ekstra. Salah satu upaya yang biasanya dilakukan oleh para peternak adalah dengan memaksimalkan utilisasi dari pakan untuk meningkatkan poduksi dari ternak. Atas daras tersebut, Perkumpulan Masyarakat Ilmu Perunggasan Indonesia (MIPI) menyelenggarakan seminar dengan tema “Imbuhan Pakan Meningkatkan Produktivitas, Efisiensi Penggunaan Pakan dan Mutu Produk Unggas” pada gelaran Indo Livestock Expo and Forum, Jumat (28/7) di Grand City Convex, Surabaya.

Arnold P Sinurat selaku Ketua MIPI – WPSA Indonesia menjelaskan bahwa Kali ini pihaknya ingin membagikan ilmu dari para narasumber ahli di bidang perunggasan berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang sudah mereka alami kepada para peserta seminar yang hadir.

“Oleh karenanya kami mengangkat tema “Imbuhan Pakan Meningkatkan Produktivitas, Efisiensi Penggunaan Pakan dan Mutu Produk Unggas” yang cakupannya cukup luas. Dengan tema ini juga kami berharap supaya bisa memperkaya para peserta seminar dengan pengetahuan yang berkaitan dengan tema yang diusung,” ujarnya.
Sebagai narasumber pertama hadir Darwin Horyanto selaku perwakilan dari Bioproton Pty. Australia yang menjelaskan tentang tema kolonisasi bakteri probiotik basilus untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan. Ia mengatakan bahwa saluran pencernaan dan mikrobiota usus memegang peran penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan dari unggas.
“Studi di Australia menunjukkan bahwa dari jenis pakan yang sama saja akan menghasilkan komunitas mikroflora usus yang berbeda, sehingga pakan menjadi salah satu faktor yang memengaruhi komunitas mikrobiota dari unggas. Tentu kita ingin mikroflora yang berada di dalam usus merupakan mikroflora yang menguntungkan bagi pertumbuhan,” ungkap Darwin.
Selanjutnya, hadir pula Dr Si Trung Tan selaku perwakilan dari Ew Nutrition yang membicarakan mengenai kaitan kualitas telur dengan beberapa faktor. Utamanya Dr Tran membahas mengenai ancaman kontaminasi mikotoksin  yang dapat menurunkan produktivitas dari ayam ras petelur. Sehingga penting bagi para pelaku usaha budidaya petelur memperhatikan kualitas dari pakan yang diberikan kepada ternaknya.
“Mikotoksin dapat menurunkan titer antibodi dari unggas setelah divaksin, selain itu serangan mikotoksin juga dapat memengaruhi kesehatan dengan mengganggu kapasitas penyerapan kalsium dari unggas yang dipelihara,” ungkap Si Trung Tan.
Setelahnya, Rahmad Setiadi dari PT Adisseo menjabarkan terkait penggunaan teknologi analisis bahan baku pakan yang mendalam dalam membuka potensi maksimal dari bahan pakan alternatif. 
“Penggunaan NIR, dan PNE merupakan suatu keharusan untuk memahami variasi dan kualitas dari bahan baku secara presisi, cepat, dan tepat. Tidak hanya proksimat tetapi cakupannya bisa lebih banyak lagi. Penggunaan analisa tersebut juga bisa membantu kita dalam keputusan apakah akan menggunakan bahan baku tersebut atau tidak,” papar Rahmad.
Dirinya menambahkan bahwa dalam versi yang lebih ekstrem, pembeli bahan pakan bisa langsung membuat penialaian apakah bahan pakan tersebut memiliki kualitas yang bagus atau tidak. Kedua, penggunaan enzim yang tepat dapat melepaskan nutrisi yang terperangkap oleh zat antinutrisi sehingga akan meningkatkan kecernaan bahan Pakan. Penggunaan bahan pakan alternatif jika dipadukan dengan enzim tertentu akan mengkompensasikan performa yang kita harapan sekaligus memberikan keuntungan yang diharapkan. (CR)

SEMINAR DAN BRAINSTORMING SESSION PT SADITA

Sesi Foto Bersama Para Peserta

Sebuah perusahaan dapat diibaratkan sebagai sistem yang saling terkait satu sama lain. Setiap divisi memilki peranan penting dalam menunjang performa dari suatu perusahaan. Oleh karenanya untuk meningkatkan performa agar tidak kendor, sesekali perlu dilakukan maintenance

Seperti yang dilakukan oleh PT Satwa Medika Utama (SADITA) beberapa waktu yang lalu. Bertempat di Wisma Puspiptek, Jumat (13/5) yang lalu PT SADITA mengadakan Seminar dan Brainstorming Session bagi staff non marketingnya. 

Direktur PT SADITA Drh Ilsan Arvan Nurgas dalam sambutannya mengatakan acara tersebut merupakan sesi brainstorming, atau bisa dibilang upgrading, training soft skill, serta refreshing otak bagi para karyawan dari divisi non marketing. 

"Biasanya acara seperti ini kan untuk divisi marketing, kalau kita tidak hanya itu, karena kita merasa semua karyawan adalah aset dan harus terus bersinergi. Antar divisi punya peran masing - masing dan tetap harus menjaga kerjasama dan kekompakannya. Ini juga jadi bukti bahwa kita memberikan training ke semua karyawan kita baik marketing maupun non marketing," tutur pria alumni FKH IPB tersebut.

Menghadirkan Pembicara Berpengalaman dengan Suasana Menyenangkan

Turut hadir sebagai pembicara pada acara tersebut yakni Drh Dedi Kusmanagandi selaku Poultry Business Consultant, sekaligus mantan ketua umum Asosiasi Dokter Hewan Perunggasan Indonesia. Pada sesinya yang berjudul "Membangun Bisnis Dengan Orientasi Aku dan Produktivitas" Dedi banyak membicarakan pentingnya aktualisasi diri dan pemahaman soft skill kepada para peserta.

"Kita harus tahu potensi diri kita, seperti misalnya SADITA nih, kalau saya boleh berakronim ini SADITA artinya Satu Dalam Iman dan Takwa. Jadi selain tempat mencari nafkah perusahaan juga tempat mencari berkah," tuturnya. 

Ia juga menuturkan bahwa bisnis yang dijalankan oleh SADITA yang harus benar - benar dipahami adalah bukan bisnis obat hewan, akan tetapi bisnis di bidang kesehatan hewan. Oleh karenanya integritas karyawan baik dari divisi produksi sampai ke marketing harus memiliki jiwa melayani, sehingga bekerja terasa ikhlas, menghasilkan produk berkualitas terbaik, dan bermanfaat bagi kesehatan hewan dan kesejahteraan customer (peternak).

Selain Dedi Kusmanagandi hadir juga sebagai pemateri yakni Drh Aris Ahmad Jaya, motivator kawakan yang dijuluki master sugesti Indonesia sekaligus founder PT ABCo Sugesti Motivatindo. Dalam materinya Aris banyak memberikan contoh softskill yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan, misalnya komunikasi, jiwa melayani, keikhlasan, dan etos kerja. 

Aris juga memberikan banyak sugesti dan masukan positif bagi para karyawan agar bekerja bukan hanya karena gaji, melainkan karena keinginan untuk berguna dan bermanfaat bagi orang lain di sekitar kita. 

Semua materi yang dibawakan oleh para pembicara disambut dengan sangat antusias oleh para peserta yang hadir. Hal tersebut terlihat dari sikap para peserta yang sangat semangat menyimak, bahkan merespon para pembicara dengan gelak tawa dan pertanyaan.

Mempertahankan Esksitensi Bisnis

Kepada Infovet Direktur PT Sadita Drh Ilsan Arvan Nurgas juga menyatakan bahwa saat ini perusahaannya hendak melakukan inspeksi di sektor akuakultur. Hal ini tentu dilakukan agar lini bisnis PT Sadita semakin berkembang dan variasi produk yang dapat dimanfaatkan semakin banyak.

"Kami dalam beberapa tahun ke depan akan membentangkan sayap di sektor akuakultur, perkembangan di sana cukup baik, dan sepertinya kami akan melangkah ke sana. Dengan segala sumber daya yang kami miliki rasanya kami masih bisa berkontribusi di sektor sana," kata Ilsan.

Jenis produk yang hendak dikembangkan oleh SADITA menurut Ilsan yakni produk probiotik untuk perikanan dan juga vaksin untuk beberapa penyakit pada komoditas akuakultur. Ia juga mengatakan bahwa roadmap menuju ke sana sudah ada, namun begitu masih dibutuhkan keputusan yang tepat untuk mengeksekusinya. (CR)

PENTINGNYA KECUKUPAN TRACE MINERAL DALAM MENUNJANG PERFORMA TERNAK

Peluncuran Intellbond, Berlangsung Semarak 
(Sumber : Infovet)

Rabu (1/3) yang lalu bertempat di Episode Hotel Serpong, PT Trouw Nutrition Indonesia menggelar seminar bertajuk “Elevate your Investment Strategy with Advanced Trace Minerals”. Diharapkan dengan adanya seminar ini dapat menambah wawasan para stakeholder yang berkecimpung di dunia perunggasan akan pentingnya peran mineral dalam menunjang performa ternak. 

Dalam kesempatan tersebut Prof Budi Tangendjaja, konsultan sekaligus pakar nutrisi pakan ternak hadir sebagai pembicara. Dirinya memaparkan bahwa keberadaan mineral dalam suatu formulasi pakan sejatinya sering dipandang sebelah mata, padahal mineral memiliki banyak fungsi yang krusial bagi performa ternak.

Prof Budi memaparkan bahwa mineral memliki beberapa fungsi bagi ternak, mulai dari perannya pembentukan tulang dan kerabang telur, mempertahankan tekanan osmotik dan homeostasis tubuh, serta sebagai kofaktor dalam berbagai reaksi kimia yang terjadi dalam tubuh ternak.

"Saya beri contoh misalnya ayam, peningkatan kualitas genetik ayam modern dewasa ini juga diiringi dengan peningkatan kebutuhan mineral mereka. Oleh karena itu sangat penting untuk memenuhi asupan mineral mereka baik secara kualitas dan kuantitas," tuturnya.

Ia juga mengingatkan akan reaksi enzimatis yang terjadi dalam metabolisme tubuh ayam dimana pada saat proses tersebut terjadi, mineral sangat berperan terutama sebagai kofaktor bagi enzim - enzim di saluran pencernaan ayam untuk dapat bekerja maksimal. 

Sedangkan menurut Scott Fry Selko Global Business Director Trace Mineral perusahaannya sudah sejak lama concern dengan hal tersebut. Melalui lini produk mereka yang bernama Intellibond, para stakeholder di sektor peternakan tidak perlu khawatir akan kasus defisiensi mineral pada ternak.

"Intellibond merupakan lini produk imbuhan pakan kami yang berbasis trace mineral dengan bahan aktif yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya. Intellibond memiliki berbagai macam keunggulan dibanding produk lain yang sejenis," tuturnya.

Pertama Intellibond merupakan hydroxy trace mineral pertama di dunia. Teknologi trace mineral termutakhir yang ada pada Intellibond hadir dalam struktur kristalin yang unik, selain itu Intellibon memiliki tingkat solubilitas rendah di atas pH >4.0 yang membuatnya memiliki efikasi yang lebih baik dibanding mineral inorganik.

Ditambah lagi Intellibond semakin unik karena memiliki konsentrasi tinggi dan tidak reaktif terhadap zat lainnya sehingga aman digunakan. Selain itu Intellibond dilengkapi dengan teknologi OptiSize Di dalam food chain, IntelliBond memiliki traceability serta standar kualitas yang baik. Sedangkan bagi ternak, IntelliBond mampu memberi performans yang baik serta memberikan nilai ekonomi yang efektif.

“Kualitas selalu menjadi prioritas bagi kami. Untuk mendapatkan kualitas produk yang terbaik, kami memaksimalkan semua potensi yang kami miliki untuk memastikan kualitas IntelliBond. Kami juga didukung oleh tim terbaik yang bekerja pada departemen quality, dimana sebanyak lebih dari 250 pengecekan sampel dilakukan setiap harinya. Tidak hanya itu, IntelliBond juga didukung oleh lebih dari 200 data validasi yang memastikan efikasi dan efektivitasnya bagi ternak,” tutup Scott.

Kinasih Sekarlangit Selaku Trace Mineral Program Manager PT Trouw Nutrition Indonesia yang hadir dalam acara tersebut dalam presenstasinya banyak menjabarkan berbagai khasiat dan manfaat penggunaan Intellibond pada ternak. 

“Penggunaan IntelliBond pada layer di masa pullet mampu meningkatkan performans pullet serta mendukung tingkat keseragaman yang lebih baik, karena dengan asupan trace minerl yang presis, sistem muskuloskeletal ayam berkembang dengan baik. Hal tersebut pun turut mempengaruhi biaya pakan yang dikeluarkan, sehingga lebih efisien.

Ia juga menambahkan penggunakan Intellibond pada ayam broiler bukan hanya memperbaiki performa produksi, tetapi juga meningkatkan kualitas karkas dari segi breast dan tight yield, sehingga keuntungan yang didapatkan oleh peternak lebih maksimal.

Drh Yana Ariana sebagai Director Feed Additive & Animal Health PT Trouw Nutrition Indonesia mengatakan bahwa Selko merupakan salah satu brand imbuhan pakan terkemuka yang dimiliki oleh Trouw. Beriringan dengan ditutupnya acara tersebut kini IntelliBond telah siap dipasarkan dan bersaing di market industri nutrisi peternakan Indonesia.

“Bersama Selko, kami menyediakan solusi feed addtive yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi yang ada. Selko memiliki portfolio lengkap pada keseluruhan feed-to-food value chain, dimulai dari feed safety, Salmonella control, gut health, antimicrobial resistance, hingga trace mineral optimisation. Dimulai dengan peluncuran IntelliBond pada hari itu, dirinya berharap IntelliBond dapat menjadi salah satu merek trace mineral terbesar di Indonesia, mengikuti jejak kesuksesannya di Amerika Serikat yang telah digunakan oleh 6 dari 10 integrator broiler terbesar di sana. (CR)


NUTRICELL LUNCURKAN APLIKASI GUT HEALTH COMPASS

Suasana Launching Aplikasi Gut Health Compass

Bertempat di Pullman Vimala Hills & Resort pada Rabu (23/11) November yang lalu PT Nutricell Pacific secara resmi meluncurkan aplikasi Gut Health Compass. Dalam sambutannya Director Animal Health Nutricell Veterinaria Drh Ahmad Wahyuddin menyampaikan bahwa aplikasi tersebut merupakan alat yang dapat membantu peneguhan diagnosis para dokter hewan di perunggasan.

"Ini merupakan bentuk kinerja kami dalam membantu para praktisi di lapangan untuk mempercepat, mempermudah, dan mengefisienkan pekerjaan mereka. Aplikasi ini akan sangat membantu dalam hal peneguhan diagnosis," tutur Ahmad.

Lebih lanjut ia jelaskan bahwa aplikasi ini tercipta atas kerjasama nutricell bersama dengan beberapa instansi seperti ITB, Vetworks, dan para praktisi di lapangan, sehingga hasilnya didapatkanlah aplikasi yang efisien, efektif, dan akurat dalam membantu peneguhan dianosis.

Para pengguna dapat mengunduh aplikasi Gut Health Compass tersebut melalui Appstore atau Playstore. Kemudian setelah melakukan login, pengguna dapat menggunakan aplikasi tersebut dengan cara memasukkan foto hasil nekropsi (terutama di saluran pencernaan), lalu kemudian mengkliknya.

Aplikasi tersebut akan memproses foto berdasarkan database dan menganalisisnya sehingga nanti akan keluar hasil berupa warna merah, kuning, atau hijau. Dimana merah mengindikasikan bahwa kesehatan saluran pencernaan buruk, kuning mengindikasikan kerusakan minor pada saluran pencernaan tetapi masih dalam sifat yang bisa ditolerir, dan hijau mengindikasikan bahwa saluran pencernaan dalam keadaan baik.

"Ini tentunya membantu praktisi di lapangan, karena biasanya kan ketika nekropsi dalam jumlah besar kadang penglihatan kita jadi bias. Oleh karenanya aplikasi ini diharapkan dapat membantu praktisi agar diagnosis yang diperoleh tepat," tutur Ahmad.

Selain merilis aplikasi Gut Health Compass, Nutricell juga menyelenggarakan seminar dan workshop. Pembicara yang diundang yakni Maarten De Gussem, konsultan perunggasan yang sudah terkenal di Eropa.

Dalam presentasinya Maarten berfokus pada beberapa hal seperti pentingnya menjaga saluran pencernaan tetap prima, Infeksi bakterial dan penanganan yang holistik, serta strategi dalam mendalikan koksidiosis yang baik dan benar.

Selain seminar nantinya peserta juga akan melakukan workshop terkait kesehatan saluran pencernaan berikut dengan pelatihan nekropsi yang berlokasi di Balai Penelitian Ternak (BALITNAK) Ciawi pada Kamis (24/11). (CR)

BEGINI CARA MAKSIMALKAN POTENSI GENETIK BROILER

De Heus Mengajak Peternak Memaksimalkan Potensi Genetik Ayam Broiler

Berkat seleksi breeding yang baik selama lebih dari 100 tahun ayam broiler mengalami perkembangan genetik yang sangat pesat. Hasilnya ayam broiler di masa kini semakin efektif dalam mengonversi pakan menjadi bobot padan sehingga menghasilkan daging yang lebih banyak yang tentunya dapat memenuhi keinginan pasar.  

Namun begitu perkembangan pesat di sisi genetik harus dibarengi dengan pengaplikasian yang apik dari berbagai aspek agar potensi genetik si ayam maksimal. De Heus Indonesia selaku produsen pakan ternak paham betul akan hal ini, bersama dengan Cobb - Vantress Indonesia mereka mengadakan seminar dengan tema “Dealing With Genetic Changes”. Seminar ini dilaksanakan secara daring via Zoom dan luring di IPB International Convention Center, Bogor, Kamis (29/9) lalu.

Bagus Pekik selaku Head of Poultry Value Change De Heus Indonesia menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasinya kepada para peserta yang menghadiri acara tersebut. Terlebih lagi pasca pandemi, dimana menurutnya kini dirinya bertatap muka langsung dengan para peserta. Selain itu dirinya juga mempromosikan konsep baru model bisnis De Heus yang diberi nama De Heus Broiler Model.

Konsep dari model bisnis ini kata Bagus serupa tapi tak sama dengan integrator lain, yakni membudidayakan ayam broiler dengan sistem kemitraan sampai menghasilkan produk berupa karkas. 

"Yang membedakan, kami menghitungnya dari harga karkas (hilir), yang lainnya menghitung mulai dari hulu (DOC,sapronak, pakan, dll). Ketika harga kontrak karkas dihitung duluan, maka harga sapronak dll dapat lebih terukur karena siapapun akan berlomba untuk lebih efisien, sehingga keuntungan yang didapat terasa lebih adil. Ini tentunya akan memperkecil rasa persaingan dan ini adalah solusi bagi fluktuatifnya harga live bird di tingkat peternak. Kolaborasi di sini akan terjadi ketimbang persaingan, dan inilah yang kita butuhkan dimasa yang penuh ketidakpastian ini," tutur Bagus.

Pada sesi pertama dijabarkan mengenai perkembangan genetik ayam broiler oleh Amin Suyono selaku Key Account Technical Manager Cobb Asia Pacific. Ia menjabarkan mengenai perkembangan genetik ayam broiler sejak tahun 1950-an hingga kini. Dimana pada tahun 1950-an presentase daging dada yang dihasilkan oleh karkas hanya 11,5%, sedangkan di masa kini presentasenya meningkat 2,5x lipatnya. 

Meskipun begitu menurut Amin, dibutuhkan manajemen pemeliharaan yang baik untuk memenuhi potensi genetik yang luar biasa tersebut. Yang apabila ada satu aspek yang gagal dipenuhi, potensi tersebut tidak termanfaatkan secara maksimal.

Yang tidak kalah penting dalam suatu manajemen pemeliharaan adalah pakan. Hal ini disampaikan oleh Suttisak Boonyoung Nutritionist Cobb Asia Pacific. Menurutnya komposisi pakan harus dapat memenuhi kebutuhan dari ayam itu sendiri untuk dapat tumbuh. Ia menyinggung keterkaitan antara kebutuhan protein (asam amino) dengan pertumbuhan ayam.

"Beberapa asam amino misalnya lisin dan metionin berperan dalam pertumbuhan daging dan produksi telur. Jangan lupa pula kebutuhan fosfor dan mineral esensial untuk pertumbuhan frame alias kerangka yang menunjang otot," tuturnya.

Pentingnya pakan baik dari segi kualitas dan kuantitas juga dijabarkan oleh Patrick Van Vugt selaku International Product Manager Royal De Heus. Berdasarkan hasil penelitian, kata Patrick program pemberian pakan pada broiler harus berdasarkan pada genetik, manajemen pemeliharaan, nutrisi dan target produksi. Pada tahap awal proses ayam mulai belajar mencerna  hal terpenting yaitu feed intake alias asupan pakan.

"Jika ayam tidak diberikan pakan dalam bentuk dan ukuran yang tidak tepat akan terlihat pada organ proventriculus dan gizzard, dimana pemberian pakan dalam bentuk yang tepat di setiap fase pemeliharaan akan memberikan efek yang baik bagi perkembangan kedua organ tersebut," tutur Patrick.

Dalam kesempatan yang sama,Technical Manager Breeding De Heus Indonesia, Sofin Faiz  memaparkan sistem housing (kandang) broiler yang aplikatif terhadap kondisi iklim di Indonesia. Dalam paparannya, Ia meyakini bahwa investasi kontrol iklim mikro adalah investasi untuk meningkatkan performa dan aspek finansial.
“Kandang closed house bukan cuma menerapkan sistem ventilasi tunnel dan side saja. Pada kandang yang hanya menggunakan ventilasi tunnel, sangat sulit untuk mendapatkan sirkulasi udara yang tepat dan temperatur yang merata, sehingga kombinasi ventilasi dari samping dan tunnel adalah solusi terbaik untuk kandang di iklim tropis,” tutur Faiz. (CR)

MEMAKSIMALKAN UTILISASI PROTEIN DALAM BAHAN BAKU PAKAN

Demi Estacio memaparkan materi

Tidak bisa dipungkiri bahwa biaya pakan merupakan komponen terbesar dalam suatu usaha budidaya peternakan. Berdasarkan data dari GPMT, biaya pakan mencakup 65-70% dari seluruh biaya operasional di suatu peternakan. 

Terlebih lagi di masa kini dimana harga bahan baku pakan mengalami kenaikan akibat banyak faktor mulai dari pandemi Covid-19 sampai konflik Rusia - Ukraina. Tentunya ini semakin membuat para produsen pakan harus memutar otak lebih keras dalam mencapai efisiensi.

Selain jagung sebagai sumber energi, di dalam suatu formulasi pakan ternak komponen yang tidak kalah penting lainnya adalah protein. Dalam kondisi terkini, harga bahan baku pakan sumber protein seperti bungkil kedelai dan tepung ikan pun juga mengalami kenaikan yang juga akan berdampak pada kenaikan harga pakan.

Namun begitu, dengan kemajuan teknologi di bidang formulasi pakan masalah tersebut dapat diatasi dengan baik. Hal tersebut disampaikan oleh Demi Estacio, Techincal Service Specialist Jefo Nutrition Inc. 

Dalam paparannya Demi menyebut bahwa dunia sedang mengalami defisit dalam bidang pertanian. Berbagai komoditi pertanian di pasar dunia langka sedangkan permintaan cenderung meningkat sehingga, banyak dari komoditas pertanian harganya meroket.

"Jagung, tepung ikan, bungkil kedelai, kacang kedelai, MBM, kenaikan pada harga komoditas ini akan juga mengangkat harga pakan, jadi bagaimana solusinya?," tutur Demi.

Ia pun merekomendasikan produsen pakan agar lebih maksimal dalam memaksimalkan nutrien dalam bahan baku terutama sumber protein, dengan menggunakan enzim protease.

"Enzim digunakan untuk memaksimalkan nutrien yang ada pada bahan baku, dengan menggunakan enzim nutrien di dalam bahan baku semisal protein dapat terutilisasi dengan baik. Sehingga dapat diserap lebih maksimal oleh ternak," tuturnya.

Ia melanjutkan bahwa penggunaan enzim protease juga dapat menekan cost pakan. Misalnya ketika dalam suatu formulasi digunakan fish meal dan Soybean meal dalam jumlah 20%, komposisinya penggunaannya dapat ditekan bahkan hampir setengahnya, sehingga cost dari harga pakan semakin irit.

Bukan hanya itu, penggunaan enzim juga dapat mengurangi zat anti nutrisi yang berada di dalam pakan sehingga pakan memiliki kualitas yang lebih baik. Performa dari ternak pun akan tetap terjaga tanpa ada kekhawatiran. (CR)

AINI BAHAS OPTIMALISASI PALM KERNEL MEAL UNTUK BAHAN BAKU PAKAN TERNAK

Ketersedian PKM di Indonesia melimpah, tetapi pemanfaatannya masih minim


Indonesia dan Malaysia dikenal dunia sebagai dua negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Salah satu produk sampingan dari kelapa sawit adalah bungkil inti sawit alias palm kernel meal yang ternyata dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan ternak.

Potensi ini sepertinya belum banyak dimanfaatkan oleh produsen pakan Indonesia. Asosiasi Ilmu Nutrisi Indonesia (AINI) melihat ini sebagai peluang dikala lesunya industri pakan karena wabah Covid-19. Mereka juga membahas hal ini dalam webinarnya pada Kamis (1/10) melalui aplikasi zoom. Seminar tersebut membahas mengenai pemanfaatan palm kernel meal sebagai bahan baku pakan ternak dari mulai unggas, ruminansia, babi, dan bahkan satw akuatik. Animo peserta yang hadir ternyata sangat tinggi, hal ini terlihat dari jumlah peserta yang mencapai lebih dari 350 orang.

Seminar dibuka dengan opening speech dari Ketua Umum AINI yang juga guru besar FAPET IPB, Prof. Nahrowi. Dalam sambutannya Nahrowi menyebutkan bahwa Indonesia menurut data USDA Indonesia menghasilkan 10,7 juta ton PKM pada tahun 2019, atau 57% produksi dunia.

"Tentunya ini merupakan potensi, kita penghasil PKM terbesar di dunia tetapi kurang memanfaatkan PKM. Padahal kandungan nutrisi PKM dapat dimanfaatkan, namun begitu karena beberapa kendala kita jadi enggan menggunakannya, oleh karena itu diharapkan seminar ini dapat membedah PKM secara dalam dan menambah khazanah kita mengenai PKM," tukas Nahrowi.

Narasumber yang dihadirkan pun juga bukan sembarangan, Prof Arnold Sinurat dari BALITNAK adalah salah satunya. Dalam presentasi berdurasi dua puluh menit, Prof Arnold banyak menjabarkan berbagai hasil penelitian terkait penggunaan PKM sebagai bahan baku bakan di berbagai jenis hewan ternak.

"Rerata di feedmil PKM digunakan 2-3%, paling banyak 5%. banyak orang yang enggan menggunakannya karena beberapa hal, Salah satunya kandungan Mannan yang merupakan Non Starch Poliscaharide yang menyebabkan vsikositas usus meningkat," tuturnya.

Selain itu secara struktur, PKM kandungan nutrisi yang berguna dan dapat dimanfaatkan dalam PKM "terkunci" di dalam. Butuh beberapa treatment yang tepat untuk mengeluarkannya agar dapat dimanfaatkan oleh hewan ternak.

Beberapa perlakuan yang dapat diberikan untuk mengakalinya menurut Arnold yakni dengan melakukan fermentasi dan melakukan penambahan enzim eksogen untuk dapat membuka "kunci" tersebut.

Sementara itu Drh Agus Prastowo dari PT Elanco Animal Health yang bertindak sebagai narasumber kedua menuturkan bahwa kandungan β - mannan yang terdapat dalam PKM sangat tinggi. β - mannan merupakan zat NSP yang bisa dibilang bersifat anti nutrisi, namun begitu jika β - mannan dipecah maka hasilnya adalah Mannan Oligosakarida (MOS) yang dapat berguna sebagai prebiotik untuk bakteri yang menguntungkan di saluran cerna.

"β - mannan jika dipecah akan menjadi MOS dan beberapa jenis gula yang dapat menjadi prebiotik dan sumber energi dari suatu ransum. Oleh karenanya perlu penambahan enzim eksogen semisal β - mannanase, selulase, dan lainnya untuk menguraikan harta karun tersembunyi tersebut," tutur Agus.

Lebih jauh Agus menjelaskan bahwa penambahan enzim semisal β - mannanase dalam susatu ransum yang menggunakan PKM sebagai bahan baku juga dapat meningkatkan produktivitas, kecernaan, feed intake, dan meningkatkan kesehatan saluran cerna pada unggas. (CR)

ADVANCING ANIMAL PRODUCTION SYSTEM FOR RURAL DEVELOPMENT AND ENVIROMENTAL SUSTAINABILITY

The 2nd Animal Science and Food Technoloy Conference (AnSTC) 2020

Konferensi Ilmu Hewan dan Teknologi Pangan ke-2 (AnSTC) 2020

The 2nd Animal Science and Food Technology Conference (AnSTC) 2020 adalah Seminar Internasional tentang kenyataan bahwa hingga saat ini industri peternakan masih memainkan peran penting di banyak negara di kawasan tropis seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, dan lainnya.

Salah satu pertanyaan yang menarik adalah apa saja tantangan dan peluang bagi industri peternakan di daerah tropis dengan datangnya revolusi industri keempat (Industri 4.0). Juga, penting untuk menemukan perspektif yang tepat tentang bagaimana industri peternakan agar dapat mendukung peningkatan produksi ternak untuk mengatasi kemiskinan dan ketahanan pangan dinegara tropis.

The 2nd AnSTC ini menawarkan forum yang menarik bagi para peneliti, akademisi, profesional, pegawai pemerintah, dan mahasiswa pascasarjana untuk berinteraksi dan berbagi pengetahuan mereka di berbagai bidang ilmu dan industri peternakan. Penelitian yang berkualitas dalam semua aspek ilmu peternakandan kerja sama internasional antara peneliti, pembuat kebijakan dan industri perlu diikat bersama untuk membangun perspektif yang tepat dalam peningkatan produksi ternak guna mengatasi kemiskinan dan ketahanan pangan di negara tropis.

Pelaksanaan The 2nd AnSTC disinergikan bersamaan dengan perhelatan Dies Nastalis Fakultas Peternakan Unsoed (Universitas Jenderal Soedirman) Purwokerto yang ke 54 tahun 2020. Para peneliti, pembuat kebijakan, industri, dan mahasiswa pascasarjana yang terlibat dalam bidang peternakan diundang dalam konferensi internasional ini untuk membahas perkembangan terbaru dan inovasi di bidang Ilmu Peternakan serta untuk menciptakan peluang baru, termasuk membangun kolaborasi baru.

Output dari buah pemikiran peneliti dan ahli/pakar dalam Seminar Internasional ini diharapkan mampu menjadi refrensi bagi pengembangan industri dan bisnis peternakan di wilayah tropis.

The 2nd AnSTC akan dilaksanakan secara daring. Para akademisi, pengusaha, serta pemangku kebijakan terkait industri peternakan akan berbagi ilmu dan memperluas jejaring dalam sebuah forum daring. Meski demikian, panitia berpegang teguh untuk menyelenggarakan forum daring secara profesional sehingga tidak mengurangi kualitas The 2ndAnSTC.

Tujuan:
1. Menyediakan forum untuk sharing atau berbagi pengetahuan tentang perkembangan terbaru dan isu-isu dalam ilmu dan industripeternakan, khususnya yang di daerah tropis.
2. Membahas dan menemukan perspektif tentang bagaimana industri peternakandapat mendukung peningkatan produksi ternak untuk mengatasi kemiskinan dan ketahanan pangan di negara tropis.
3. Mengembangkan jaringan di antara akademisi, profesional, dan pemerintah.

Manfaat:

1.Meningkatkan paradigma berpikir sesuai kepakaran.
2.Terjalinnya komunikasi antar pakar keilmuan.
3.Diperolehsolusi atas permasalahan pada pengembangan industri peternakanditinjau dari produksi, nutrisi, sosial-ekonomi,danteknologi.
4.Diperoleh solusi pada peningkatan produksi ternak untuk mengatasi kemiskinan dan ketahanan pangan di negara tropis.

BENTUK KEGIATAN

 Tema: Fakultas Peternakan sebagai lembaga pendidikan tinggi berkontribusi dalam pembangunan peternakandi daerah tropis. Oleh karena itu tema Seminar Internasional pada Dies Natalis ke 54 tahun 2020 ini adalah “Advancing Animal Production System for Rural Development and Environmental Sustainability”.

Kegiatan: Pelaksanaan The 2nd Animal Science and food Technology Conference (AnSTC) 2020 merupakan serangkaian kegiatan seminar yang akan dilaksanakan pada hari Rabu-Kamis, Tanggal 4-5 November 2020 secara daring.

Peserta: Target total peserta adalah 200 orang yang terdiri atas dosen, peneliti, mahasiswa S1, S2, S3, pakar/professional, pebisnis dan pemerintahan.

Narasumber pada Plenary Session adalah:
a. Prof. Todor Vasiljevic (Victoria University, Australia)
b. Prof. Dr. Vu Dinh Ton (Vietnam National University of Agriculture, Vietnam)
c. Assoc. Prof. Dr. Yanin Opatpatanakit (Maejo University,Thailand).
d. Assoc. Prof. Henny Akit, Ph.D (Universiti Putra Malaysia, Malaysia).
e. Prof. Dr. Budi Guntoro (Universitas Gadjah Mada, Indonesia).
f. Prof. Dr. Edy Kurnianto (Universitas Diponegoro, Indonesia).
g. Prof. Dr. Suyadi (Universitas Brawijaya, Indonesia).
h. Assoc. Prof. Juni Sumarmono, Ph.D (Universitas Jenderal Soedirman, Indonesia).
i. Assoc. Prof. Dr. Triana Setyawardani (Universitas Jenderal Soedirman, Indonesia)

Output Kegiatan
Output kegiatan berupa terbitnya prosiding IOP (terindeks SCOPUS).

Narahubung: Dr. Ir. Elly Tugiyanti, M.P.(08154881 8474)

****(DARMA)

ZOOM SEMINAR: PELUANG INCOME JUTAAN RUPIAH DENGAN AFFILIATE MAREKTING KAMUS ONLINE


Setelah sukses menerbitkan kamus online Peternakan dan Kesehatan Hewan (http://kamusrumuspeternakan.com) , GITA Pustaka memberikan kesempatan kepada kaum milenial dan siapa saja yang ingin menambah income dengan mempraktekkan ilmu Affiliate Marketing untuk memasarkan ebook kamus online. 

Affiliate Marketing menjadi peluang besar bagi generasi milenial dan siapa saja yang ingin mendapatkan income tak terbatas. Bagaimana langkah-langkahnya? Bagaimana peluang kamus online dan produk affiliate marketing lainnya untuk menambah income jutaan rupiah per bulan?

Ikuti Zoom seminar 
"Peluang Income Jutaan Rupiah dengan Affilliate Marketing Kamus Online"

- Hari,  tanggal  : Jumat 10 Juli 2020
- Pukul              : 13.30-16.00 WIB
- Tempat           : Di rumah saja (menggunakan aplikasi zoom)
- Biaya              : Hanya Rp, 75.000, peserta mendapatkan ebook online Kamus & Rumus Peternakan dan Kesehatan Hewan senilai Rp. 167.000 beserta bonus-bonusnya yang senilai Rp. 1,5 juta
Narasumber :
Bambang Suharno (Direktur Utama PT Gallus Indonesia Utama/GITA Pustaka, penerbit Kamus Peternakan online dan buku-buku lainnya)
Aditya Maulana (Creator affiliate marketing)

Moderator : Wawan Kurniawan (Manager GITA Pustaka)

Materi seminar :
  1. Potensi Market kamus online khususnya Kamus & Rumus Peternakan dan Kesehatan Hewan
  2. Memanfaatkan akun medsos dan  group medsos untuk mempromosikan produk affilliate
  3. Pengertian affiliate marketing dan peluangnya di era digital
  4. Cara mendaftar menjadi affiliate marketer
  5. Cara sukses menjalankan affiliate marketing
  6. Kendala dan cara mengatasinya
Pendaftaran :
Hubungi achmad : hp/wa : 0896 1748 4158  dan 0857 7267 3730

Untuk melihat kamus online silakan klik http://kamusrumuspeternakan.com/


HARUS TAHU LEBIH TENTANG RESISTENSI ANTIMIKROBA

Mencegah AMR dengan bijak menggunakan antibiotik (Foto : CR)

Dalam dunia medis dan peternakan isu resistensi antimikroba merupakan isu yang sangat seksi untuk dibicarakan. Namun begitu, masyarakat luas kurang mengetahui akan pentingnya isu ini. Padahal ancaman resistensi antimikroba setingkat dengan bio terorisme. Atas inisiatif inilah ReAct bersama Yayasan Orangtua Peduli dan FAO menggelar seminar resistensi antimikroba di Jakarta, 14 November lalu.

Narasumber dalam acara tersebut adalah drh Wayan Wiryawan dan dr Purnamawati Sp.A(K). Wayan Wiryawan dari Asosiasi Dokter Hewan Perunggasan Indonesia mengatakan, penggunaan antimikroba yang serampangan dalam dunia peternakan ridak hanya akan merugikan usahanya sendiri tetapi juga konsumen yang mengkonsumsi produknya. “Tentunya ini akan berbahaya bagi semuanya, bukan hanya yang beternak saja”, katanya.

Wayan juga menyampaikan bahwa pemakaian antibiotik yang tidak bijak menjadi tantangan dalam beberapa tahun belakangan karena banyak mikroorganisme yang sudah resisten terhadap antimikroba tertentu.

“Saya selalu bilang pada peternak pemakaian antibiotik bukan untuk pencegahan tapi untuk mengobati. Jadi tidak baik untuk kesehatan hewan itu sendiri. Selain itu saya juga selalu mengingatkan peternak agar menerapkan biosekuriti yang baik serta penerapan Good Farming Practices”, ujarnya.

Senada dengan Wayan, Purnamawati juga menekankan bahwa penggunaan antimikroba untuk penyakit - penyakit yang ringan seperti flu, radang tengorokan dan diare tanpa lendir atau darah sebaiknya tidak dilakukan.

"Kami sudah bekerjasama bahkan sudah sampai ke KEMENKES isu ini, sejak beberapa tahun lalu. Namun memang sangat sulit ya mengubah mindset masyarakat kita tentang antibiotik ini. Mereka masih menganggap antibiotik ini sebagai obat dewa, tetapi mengkonsumsinya seperti "dewa mabuk"," tukas Purnamawati.

Maksudnya adalah ketika memang dibutuhkan antibiotik dalam medikasi, masyarakat tidak bijak dan disiplin dalam mengonsumsinya (tidak sampai tuntas), sehingga timbul resistensi antimikroba. Selain itu fakta lain yang mengejutkan yang dipaparkan oleh Purnamawati adalah bahwa sejak tahun 1980-an tidak lagi ditemukan antimikroba jenis baru, sehingga ini mempersempit drug of choice terhadap infeksi bakterial atau parasitik.

Guna mencegah "bencana" yang lebih besar akibat resistensi antimikroba, baik Wayan maupun Purnamawati mengajak serta masyarakat Indonesia agar menggunakan antimikroba dengan bijak dan cerdas. Karena jika hal ini kerap berlanjut, bukan tidak mungkin akan jatuh lebih banyak korban akibat resistensi antimikroba.

Perlu juga peran dari media sebagai penyambung kepada masyarakat agar mengamplifikasi pengetahuan kepada masyarakat awam akan pentingnya isu ini, karena menurut Purnamawati dan Wayan di masa kini, apa yang muncul dari media lebih dipercaya oleh masyarakat ketimbang pendapat para ahli (CR).


 

IKUTI WORKSHOP BIOSEKURITI BERSAMA FAO ECTAD INDONESIA


HEMAT BIAYA PAKAN ALA FARMA SEVAKA NUSANTARA


Tidak bisa dipungkiri bahwa dalam usaha peternakan, pakan merupakan komponen penyumbang biaya tertinggi. Oleh karenanya dibutuhkan berbagai macam trik dalam mengakali biaya pakan agar lebih efisien.

PT Farma Sevaka Nusantara merasa terpanggil untuk membantu peternak dan produsen pakan dalam menyelesaikan persoalan tersebut. Bertempat di Hotel Harris Surabaya, Selasa 2 Juli 2019 PT Farma Sevaka Nusantara mengadakan seminar yang bertajuk Optimization of Nutrient Digestibility & Feed Mixing Cost by Novel Enzymes. Seminar tersebut dihadiri oleh peternak, produsen pakan dan praktisi perunggasan.

Drh I Wayan Wiryawan selaku Direktur PT Farma Sevaka Nusantara mengingatkan akan pentingnya kualitas pakan dalam menunjang performa ternak. “Kita harus memberikan pakan yang berkualitas dan harus bisa terserap sepenuhnya oleh ternak kita dengan biaya yang murah. Bicara nutrisi bukan melulu soal kadar protein, tetapi juga kandungan gizi lainnya,” tukas Wayan. Ia melanjutkan bahwa jika ternak tercukupi kebutuhan nutrisinya, maka selain performanya akan baik produksi akan maksimal pula. Oleh karenanya ia bersama timnya concern untuk memberikan edukasi berkelanjutan utamanya pada peternak akan hal ini.

Peserta dan Narasumber berfoto bersama (Foto : CR)


Pentingnya Suplementasi Enzim

Seminar kemudian diisi oleh Prof. Dr. Ir. Nahrowi, M.Sc Ketua Umum Asosiasi Ahli Nutrisi dan Pakan Indonesia. Dalam presentasinya Prof. Nahrowi banyak menjelaskan mengenai zat – zat antinutrisi serta potensi bahan baku pakan yang tidak termanfaatkan dengan baik dalam suatu formulasi ransum.

Oleh karenanya beliau mengingatkan kepada para peserta tentang pentingnya penggunaan enzim secara ekosgen dalam memecah substrat yang tidak dapat dicerna oleh ternak, utamanya monogastrik. Beliau juga berbicara banyak mengenai potensi bahan baku alternatif seperti Palm Kernel Meal (PKM). “Saya sedang fokus di PKM, karena Negara kita penghasil sawit terbesar, potensinya sangat baik sebagai bahan baku alternatif dan jumlahnya yang banyak di Negara kita, harganya pun murah,” kata Prof. Nahrowi. Namun menurut beliau memang dibutuhkan trik khusus dalam mengloah PKM agar dapat termanfaatkan dengan baik secara menyeluruh.

Memilih Enzim Yang Tepat

Suplementasi enzim yang tepat akan menghasilkan ransum yang berkualitas baik dengan energi metabolism yang mencukupi bagi ternak. Dengan kecenderungan kenaikan harga bahan baku pakan disertai dengan menurunnya kualitas bahan pakan, rasanya menggunakan enzim untuk meningkatkan kualitas serta mengefisienkan formulasi di masa kini adalah suatu keharusan.

Dr. Saurabh Agarwal dari Alivira Animal Health menjabarkan lebih jauh mengenai prinsip penggunaan enzim, fungsi – fungsi enzim, serta tips dalam memilih enzim. “Pemilihan enzim yang tepat ini penting, karena enzim harus digunakan pada substrat yang tepat. Enzim juga harus tahan pada segala kondisi pH dan tidak gampang terdegradasi oleh suhu pelleting,” pungkasnya.

Dengan memanfaatkan enzim sebagai katalisator dalam suatu ransum, harapannya produsen pakan dan peternak selfmixing dapat membuat pakan dengan kualtas yang prima namun harganya murah dan tetap efisien. (CR)



ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer