|
Deddy F. Kurniawan |
“Keinginan saya saat menjelang kelulusan kuliah, ingin bekerja di tempat atau di perusahaan terbaik di bidang sapi.” Pernyataan ini tercetus dari pria pemilik nama lengkap Drh H Deddy Fachruddin Kurniawan, di tengah-tengah wawancara dengan redaksi Infovet.
Dalam perjalanan menuju kelulusannya menuntut ilmu di Fakultas Kedokteran Hewan IPB, founder Dairy Pro Indonesia dan CEO Sapimoo ini banyak mengikuti program magang di bidang persapian.
Saat itu, bekerja di Greenfields adalah impian setiap dokter hewan. Oleh karenanya dia sangat bersyukur sesudah resmi menyandang gelar dokter hewan, dia langsung diterima sebagai pegawai tetap di perusahaan susu terbesar di Asia Tenggara dan Indonesia itu.
“Berkat doa bapak juga pasti, setelah lulus langsung bekerja,” tutur ayah empat anak ini. Ada sebuah perjalanan hidup yang kemudian diungkapkan Deddy kepada Infovet.
Pria kelahiran Kota Batu, Malang ini mengaku kurang bisa fokus belajar di semester awal mengikuti perkuliahan di kedokteran hewan. “Dulu malah sibuk demo dan aktif di organisasi sebagai ketua Badan Eksekutif Mahasiswa. Saya sama sekali enggak belajar meski nilai ujian semester tetap bagus. Sampai akhirnya ada kakak tingkat yang mendatangi saya dan memberi nasihat,” ungkapnya.
Deddy masih mengingat dengan persis kakak kelasnya mengatakan bahwa “Mau tidak mau, suka tidak suka kita pada sesuatu, akan tetapi karena sudah menjadi pilihan kita bagaimanapun harus dipertanggungjawabkan.”
Memasuki semester lima, passion Deddy muncul untuk berkarir di bidang sapi. “Ketika ada orang bertanya kok kenapa sapi, saya jawab ya suka aja sama sapi,” kata Deddy diselingi tawa.
Impian terbesar Deddy adalah suatu hari jika ada orang yang berbicara tentang sapi, harus mengenal namanya sebagai trainer andal dari sisi edukasi. Motto simple action for significant improvement menjadi pegangannya, karena untuk menghasilkan perkembangan yang signifikan diperlukan tindakan sederhana agar mudah dilaksanakan dan justru tidak menjadi hambatan.
Jam Terbang
Berbagai pengalaman dan jam terbang yang dimiliki Deddy mengantarnya menjadi seorang konsultan dengan mendirikan Dairy Pro Indonesia. Sebuah perusahaan konsultan yang mengkhususkan layanan profesional di bidang manajemen dan bisnis peternakan sapi perah.
Cerita-cerita berkesan pun disampaikannya kepada Infovet. Pada 2004-2008, Deddy pernah dipercaya mengelola bagian reproduksi di Livestock Improvement Corporation, New Zealand. Selanjutnya di 2008-2010, Deddy mendapat tawaran menjadi konsultan peternakan sapi di Pakistan. Di sana ia dipercaya sebagai farm manager dan bertanggung jawab merancang konsep perencanaan farm serta melatih tenaga kerja.
Ada pengalaman sewaktu melatih tenaga kerja di Pakistan yang sampai saat ini masih melekat di ingatan Deddy. “Waktu itu staf saya 90% orang Pakistan, 10% dari Filipina. Karena mereka tidak mengerti bahasa Inggris, saya menempuh cara lain untuk dekat dengan mereka. Setiap pagi saya kumpulkan semua, selama kurang lebih 30 menit saya nyerocos saja dalam bahasa Inggris campur bahasa Indonesia, mereka paham atau tidak saya lepas aja,” cerita Deddy.
Selama tiga bulan Deddy melakukan kegiatan tersebut di Pakistan. Sampai Deddy dan stafnya merasakan kedekatan dan mereka memahami apa yang dia ajarkan. Menurut Deddy, keterampilan dan kepandaian saja tidak cukup untuk menjadi leader dan konsultan.
“Selain mumpuni dalam suatu bidang, kita harus secara terus-menerus atau konsisten mengajarkannya kepada orang lain,” tandas Ketua PDHI Jawa Timur ini.
Nothing to Lose
Dalam berbagi ilmu atau transfer knowledge kepada orang lain, Deddy juga menerapkan prinsip nothing to lose atau tanpa berharap lebih.
“Kewajiban saya menyampaikan ilmu dengan berpegang teguh pada konsistensi. Kalau kita melakukan sekali dua kali tidak kena, karena chemistry terbentuk dengan dilakukan berulang sampai interaksi terjalin natural,” tambah penggemar lagu-lagu Coldplay ini.
Penulis buku “Fundamental Dairy Farming” ini menambahkan, di dalam kehidupan sering ditemui orang dengan bermacam karakter. “Dari berbagai acara seminar maupun kegiatan penyuluhan saya mengetahui pentingnya kontak mata dan intonasi saat berbicara di hadapan peserta. Misalnya, ketika mereka cuek atau kurang fokus, saya mesti bagaimana, dari situlah saya belajar,” jelas dia.
Integrated Business System
Dairy Pro Indonesia didirikan Deddy pada 2012, kini telah berkembang pesat dan dikenal sebagai perusahaan konsultan yang kompeten di bidang penggemukan sapi dan persusuan. Mengusung konsep integrated business system, Dairy Pro mengedepankan farm entrepreneur.
Seperti di negara-negara maju, peternak sapi terlibat pada tahap pengolahan dan pemasaran produk. Peternak sapi menjadi bagian dari pabrik pengolahan dengan mempunyai saham, jadi ketika pabrik pengolahan untung, peternak pun langsung menerima keuntungan juga.
“Indonesia masih berbeda karena masih terdapat pengepul, koperasi dan pabrik yang dimiliki pihak lain. Jadi masih ada saling menggencet, yang menjadi sasaran empuk pasti peternak sehingga kesejahteraan mereka masih jauh dicapai,” ujarnya.
Pada intinya, peternak harus dapat memahami secara teknis serta bisnis. Deddy pun memulai semua dari nol. Mulanya beternak sapi kecil-kecilan, membeli pedet umur satu minggu dan berpindah-pindah tempat karena belum memiliki lahan memadai. Populasi sapi di peternakannya mulai meningkat dengan tetap menjalankan peran sebagai konsultan.
Kini sukses hingga membangun obyek wisata edukasi Kampung Sapi Adventure terletak di Kota Batu, Jawa Timur. Imbuh Deddy, Dairy Pro fokus dengan sistem SOP, mengukur performa serta pembenahan manajemen. Masa-masa pandemi COVID-19 tidak memengaruhi bisnis konsultan yang dijalankannya. Karena sejak awal dirintis, digital marketing telah dibentuk dan pengembangan website sudah dilakukan.
“Kita sudah fokus di sosial media sejak dulu, jadi di saat pandemi seperti sekarang saya dan tim rutin mengadakan pelatihan secara online dalam kemasan Farminar (Farm Management Online Seminar). Nama ini sudah kita patenkan,” pungkasnya. (NDV)