-->

KEMENTAN DISTRIBUSIKAN BANTUAN OBAT HEWAN UNTUK PETERNAK TERDAMPAK BENCANA SUMBAR

Kepala Disnakkeswan Sumbar, Sukarli menerima bantuan obat hewan dari pemerintah pusat untuk peternak terdampak banjir dan galodo. (Foto: Istimewa)

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumatera Barat (Disnakkeswan Sumbar) menerima 5.631 paket obat-obatan dari Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) RI. Bantuan obat-obatan untuk ternak tahap pertama, yang diserahkan langsung oleh Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto pada Minggu, 30 November 2025. Wakil Gubernur Sumbar Vasko Ruseimy turut menyaksikan penyerahan tersebut.

Kepala Disnakkeswan Sumbar, Sukarli, mengatakan stok obat darurat sangat dibutuhkan karena banyak ternak warga mengalami luka, stres, hingga hilang akibat bencana. Sukarli menuturkan distribusi bantuan diprioritaskan ke daerah dengan dampak paling berat.

“Bencana tidak hanya menghancurkan rumah warga, tetapi juga menyerang sumber penghidupan mereka. Banyak ternak yang terluka, terinfeksi, atau terpapar lingkungan tidak higienis. Bantuan dari Ditjen PKH ini sangat membantu proses penyelamatan dan pemulihan ternak masyarakat,” ujar Sukarli dalam keterangan resminya.

Hingga Minggu (30/11/2025), tercatat 5.230 ekor ternak terdampak banjir bandang dan galodo di Sumatera Barat. 

Data tersebut mencakup ternak sapi, kerbau, kambing, domba, hingga unggas. Bantuan obat diberikan untuk menekan angka kematian, mencegah penyebaran penyakit, dan mempercepat pemulihan ternak.

Dia menyebut laporan kerugian masuk dari delapan kabupaten/kota meliputi 37 kecamatan dan 103 nagari/desa/kelurahan.

Sapi tercatat paling terdampak dengan 159 ekor mati, 10 sakit atau terluka, dan 17 terlantar akibat kandang terendam banjir. Pada unggas, terdapat 2.150 ekor mati dan 200 ekor hilang.

Ternak kerbau tercatat dua ekor mati dari 32 ekor terdampak. Sementara kambing dan domba mengalami 13 ekor mati dari total 187 ekor terdampak. Kondisi ini memengaruhi aktivitas puluhan peternak di berbagai wilayah.

Sukarli mengimbau peternak menjaga kebersihan kandang serta memastikan pakan dan air bersih tersedia. Bantuan 5.631 paket obat diharapkan dapat mempercepat pemulihan ternak yang terdampak dan membantu peternak kembali beraktivitas.

Bantuan obat-obatan untuk ternak diserahkan langsung oleh Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto.

Bantuan obat yang disalurkan mencakup antibiotik, analgesik, antihistamin, vitamin injeksi, disinfektan cair, spray luka, hingga obat cacing, dengan jumlah mencapai ribuan botol dan unit. Balai Veteriner Bukittinggi juga mengirim obat tambahan serta ribuan spuit dan jarum suntik untuk mempercepat penanganan di lapangan.

Tim dokter hewan Kementan bersama tim medis Disnakkeswan Sumbar kini bergerak ke sejumlah titik terdampak—Agam, Tanah Datar, dan Limapuluh Kota—untuk pemeriksaan kesehatan, penanganan luka, dan pendataan kebutuhan lanjutan.

Wakil Gubernur Vasko Ruseimy menyampaikan apresiasinya atas gerak cepat Kementan. Dia menilai bantuan tersebut penting untuk menjangkau peternak yang kehilangan sumber ekonomi akibat bencana.

Sementara itu, Titiek Soeharto menyinggung pentingnya memastikan pemulihan menyentuh semua aspek kehidupan warga, termasuk ternak yang menjadi penopang ekonomi keluarga.

“Pemulihan ini bukan hanya soal bangunan, tapi juga tentang mengembalikan kehidupan warga,” katanya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, menegaskan bahwa Kementan akan terus memperkuat dukungan untuk subsektor peternakan di wilayah terdampak.

“Fokus kami adalah memastikan ternak yang selamat tetap sehat dan dapat kembali produktif. Penanganan kesehatan hewan menjadi bagian penting dari pemulihan, karena ternak adalah sumber ekonomi keluarga. Kami akan menambah bantuan sesuai kebutuhan lapangan,” ujar Agung setelah mendampingi Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, melakukan konferensi pers di Jakarta (28/11/2025).

Kementan memastikan tambahan bantuan akan disalurkan setelah evaluasi kebutuhan medis ternak di lokasi-lokasi terdampak selesai dilakukan. (INF)

PRODUKSI TELUR BELGIA TERANCAM MENURUN DI TENGAH PENGHAPUSAN KANDANG

Belgia tidak akan lagi swasembada dalam produksi telur. Penghapusan kandang akibat peraturan kesejahteraan hewan yang lebih ketat, akan menyebabkan penurunan kapasitas produksi yang lebih signifikan.

Transisi ke sistem alternatif hampir mustahil karena semakin ketatnya persyaratan hukum terkait iklim dan lingkungan, organisasi sektoral Landsbond Pluimvee memperingatkan.

“Pasokan menurun drastis sementara permintaan telur meningkat dari tahun ke tahun,” kata organisasi tersebut. “Konsumen lebih sering memilih telur sebagai alternatif daging. Kekhawatiran sebelumnya tentang kolesterol sebagian besar telah hilang dan peningkatan jumlah penganut fleksitarian memperkuat tren ini.”

Landsbond Pluimvee juga memperingatkan risiko persaingan tidak sehat dari negara-negara seperti Ukraina dan Brasil. “Kita harus bertanya pada diri sendiri, apakah konsumen menginginkan produk dasar seperti telur semakin banyak berasal dari luar negeri, di mana kesejahteraan hewan, lingkungan, dan penggunaan antibiotik tidak ditanggapi dengan serius.”

Serikat produsen Belgia yakin harga telur hampir mencapai puncaknya. Saat ini, telur ayam cokelat seberat 62,5 g dihargai 18,46 sen euro, hampir 300% lebih tinggi daripada 5 tahun lalu.

“Tren kenaikan menjelang Natal sudah biasa, tetapi tren tahun ini lebih kuat karena wabah flu burung di seluruh dunia. Kita mungkin hampir mencapai puncaknya, tetapi kita tidak akan pernah melihat kembalinya harga rendah seperti sebelumnya. Namun, telur masih merupakan sumber protein yang terjangkau. Harga telur setara dengan €3,20 per kg, sementara ayam dalam jumlah yang sama, daging termurah, harganya €9,70 per kg,” kata Landsbond Pluimvee.

Menurut organisasi tersebut, konsumen seringkali lebih menyukai telur daripada daging, dan penting bagi para pembuat kebijakan untuk menanggapi sinyal dari sektor ini dengan serius.

INOVASI DAN DIGITALISASI KUNCI DAYA SAING INDUSTRI PETERNAKAN

Peserta Seminar dalam PLI Forum 2025. (Foto: Infovet-DS)

Jakarta, 28 November 2025 – Seminar bertajuk “Inovasi dan Digitalisasi untuk Daya Saing Industri Peternakan Indonesia” yang digelar dalam rangkaian Poultry & Livestock Innovation (PLI) Forum 2025 di JIEXPO Kemayoran berhasil menghadirkan pembahasan menarik seputar arah dan strategi pengembangan sektor peternakan nasional.

Acara yang berlangsung dari pukul 08.30 hingga 11.30 WIB ini menghadirkan sejumlah narasumber ahli dari institusi dan organisasi terkemuka, yakni Dr. Dipl.-Ing. Mulyadi Sinung Harjono, M.T., dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dedi Setiadi dari Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI), serta Ir. H Sugeng Wahyudi, Sekretaris Jenderal Garda Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN).

Sesi tanya jawab menjadi momen paling menyita perhatian ketika drh Rakhmat Nuriyanto mengangkat pentingnya pengembangan obat herbal yang hingga kini masih minim di Indonesia. Ia menekankan perlunya peran BRIN dalam melakukan riset mendalam, pengembangan, serta menjalin kerja sama dengan industri terkait agar inovasi herbal bisa lebih berkembang. Menanggapi hal tersebut, Dr. Sinung menegaskan bahwa pengembangan obat herbal memang memerlukan waktu sekitar dua hingga tiga tahun. Meski industri kerap merasa prosesnya panjang, banyak hasil riset BRIN yang lain sudah sukses ditindaklanjuti menjadi produk yang siap masuk pasar.

Ir Bambang Suharno (di Podium) moderator dalam Seminar PLI Forum 2025. Dari ki-ka: Ir Sugeng Wahyudi, DR Sinung Harjono dan Dedi Setiadi (Foto: Infovet-DS)

Topik perubahan iklim dan mitigasi gas rumah kaca juga tak luput dari pembahasan. Dedi Setiadi memaparkan konsep “jual beli karbon” yang kini tengah diteliti sebagai solusi pemanfaatan limbah ternak. Ia menjelaskan setiap ekor sapi dapat menghasilkan 8–12 kg gas metana yang jika diolah menjadi energi bio gas, dapat menjadi sumber energi alternatif. “Rumah saya sudah sepenuhnya menggunakan bio gas yang berasal dari kotoran sapi,” ujar Dedi, memberi contoh nyata pemanfaatan limbah ternak untuk energi bersih.

Sebagai moderator, Ir. Bambang Suharno-Direktur Gallus sekaligus Pimpinan Redaksi Infovet—menekankan pentingnya kolaborasi antara lembaga riset seperti BRIN dan stakeholder industri. Ia mendorong adanya forum khusus untuk menindaklanjuti sinergi agar banyak inovasi dapat lebih cepat diaplikasikan dan berdampak pada perkembangan industri.

Sementara itu, Sugeng Wahyudi yang mewakili GOPAN, menggarisbawahi pesatnya perkembangan industri peternakan ayam broiler/pedaging selama 25 tahun terakhir. Menurutnya, kemajuan ini tidak lepas dari hasil riset, penerapan teknologi dan digitalisasi inovatif yang menyentuh seluruh mata rantai, dari hulu hingga hilir aspek produksi unggas khususnya ayam pedaging.

Seminar dalam PLI Forum 2025 yang mencerahkan ini menjadi salah satu wahana penting bagi sektor peternakan Indonesia yang akan terus dinantikan pelaku industri dalam menggali inovasi, memacu digitalisasi, serta memperkuat daya saing, khususnya dalam menghadapi tantangan pasar dan isu lingkungan global. Acara terselenggara atas kerjasama PT Songolas Event dan PT Gallus Indonesia Utama (GALLUS) dengan Majalah Infovet sebagai Official Media Partner sekaligus mitra penyelenggara dan event ini sepenuhnya dihelat gratis, memberi kesempatan luas bagi pelaku industri dan akademisi untuk terus ikut berkontribusi pada kemajuan peternakan nasional.*(DS)

UNI EROPA MENGIZINKAN IMPOR UNGGAS BRASIL PASCAWABAH FLU BURUNG

Uni Eropa kembali mengizinkan impor daging ayam dari Brasil, mencabut penangguhan selama 4 bulan yang dimulai setelah kasus pertama flu burung di negara itu terdeteksi pada Mei 2025. Kini, Brasil mengincar izin serupa dari Tiongkok.

Keputusan ini diresmikan dalam Jurnal Resmi Uni Eropa dan diumumkan oleh Kementerian Pertanian, Peternakan, dan Pasokan Pangan Brasil (Mapa).

Dari Januari hingga Mei, sebelum penangguhan, Brasil mengirimkan 125.300 ton ayam ke Uni Eropa, menurut Asosiasi Protein Hewani Brasil (ABPA). Volume ini 20,8% lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun 2024, menghasilkan pendapatan sebesar US$386,3 juta, meningkat 38% dibandingkan tahun sebelumnya. “Sudah ada komitmen dari Uni Eropa dengan Menteri Carlos Fávaro, tetapi sekarang pengakuannya resmi. Perusahaan-perusahaan telah diberi izin untuk memproduksi untuk Eropa,” kata Ricardo Santin, Presiden ABPA.

Brasil menyatakan diri bebas dari flu burung pada 18 Juni setelah menyelesaikan masa bebas sanitasi – masa wajib di mana fasilitas dibiarkan kosong untuk pembersihan dan disinfeksi. Pengakuan Eropa menyusul kurang dari sebulan kemudian, pada 4 September.

Mapa melaporkan bahwa ekspor akan dilanjutkan secara bertahap. Seluruh wilayah Brasil, kecuali Rio Grande do Sul, telah diizinkan untuk mengekspor produk yang diproduksi mulai 18 September dan seterusnya.

Negara bagian tersebut, tempat wabah pertama terjadi di Montenegro, dapat melanjutkan pengiriman pada 2 Oktober, kecuali untuk peternakan yang terletak di dekat episentrum wabah. Di tempat-tempat ini, dalam radius 10 kilometer, ekspor dijadwalkan akan dimulai kembali pada 16 Oktober.

BANTUAN BAGI PETERNAK TERDAMPAK ERUPSI GUNUNG SEMERU

Petugas membantu membawa ternak milik warga. (Foto: Istimewa)

Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) sigap menanggulangi dampak erupsi Gunung Semeru terhadap peternak di Kabupaten Lumajang.

Rapat koordinasi penanganan bencana berlangsung pada Rabu, 26 November 2025, melibatkan berbagai unit di antaranya Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Lumajang, serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang.

Sebagai tindak lanjut permohonan bantuan, Kementan menyalurkan pakan sebanyak 14 ton berupa hijauan segar (rumput dan legum), silase, serta complete feed secara bertahap melalui UPT Ditjen PKH. Bantuan pakan disalurkan mulai akhir November hingga awal Desember oleh BBIB Singosari, BBPTUHPT Baturraden, dan Balai Embrio Ternak Cipelang.

Selain pakan, disalurkan juga bantuan obat-obatan, vitamin, disinfektan, dan alat pelindung diri untuk petugas lapangan yang disediakan Direktorat Kesehatan Hewan, BBVET Wates, dan Pusvetma.

"Kami memastikan penanganan hewan yang terdampak bencana dilaksanakan dengan menerapkan prinsip kesejahteraan hewan dan mengutamakan keselamatan bagi petugas di lapangan untuk mencegah dampak lebih lanjut," kata Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner, I Ketut Wirata, di kantornya, Rabu (26/11/2025).

Kementan juga menyiapkan kandang penampungan sementara yang dikelola Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan (BPMSPH) untuk membantu ternak terdampak.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Lumajang, Endra Novianto, mengungkapkan, "Kerja sama lintas sektor ini sangat penting untuk pemulihan cepat peternakan dari dampak erupsi. Kami mengapresiasi respons cepat Kementan dalam menyediakan kebutuhan esensial bagi peternak." (INF)

PENURUNAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI SEKTOR UNGGAS INGGRIS TERUS BERLANJUT

British Poultry Council melaporkan penurunan penggunaan antibiotik total sebesar 83% sejak 2012, dengan menyatakan bahwa penurunan tersebut didasari oleh 'prinsip desain'.

Merilis Laporan Pengelolaan Antibiotik 2025, yang menyoroti kepemimpinan berkelanjutan sektor ini dalam penggunaan antibiotik yang bertanggung jawab, British Poultry Council menyatakan bahwa penggunaan antibiotik yang aman telah diprioritaskan oleh industri daging unggas sejak 2011.

Sektor ini merupakan yang pertama secara sukarela mengembangkan strategi untuk penggunaan yang bertanggung jawab dan tetap berada di bawah target spesifik spesies yang disetujui pemerintah, yaitu Penggunaan Obat yang Bertanggung Jawab (RUMA).

Kolaborasi yang berkelanjutan dan komunikasi terbuka di seluruh sektor tetap menjadi kunci keberhasilan. Berbagi data di seluruh rantai pasok telah menghasilkan:

  • Penurunan penggunaan antibiotik total sebesar 83,22% sejak 2012
  • Penurunan penggunaan Antibiotik Kritis sebesar 99,34% sejak 2012
  • Nol penggunaan antibiotik pencegahan

Angka-angka untuk tahun lalu sangat mengesankan. Sektor daging unggas memiliki target industri sebesar 25mg/pcu dan angka tahun ini adalah 11,33mg/pcu, turun dari 13,54mg/pcu pada tahun 2023. Angka ini merupakan yang terendah kedua di sektor ini sejak skema dimulai pada tahun 2014. Angka terendah yang tercatat adalah pada tahun 2017 sebesar 9,85mg/pcu.

Penurunan ini cukup mengesankan mengingat jumlah antibiotik yang digunakan pada unggas mencapai 48,75mg/pcu pada awal inisiatif (2014).

BERSAMA LAWAN RABIES TANPA ADA YANG TERTINGGAL

Vaksinasi rabies. (Foto: Istimewa)

Kampanye Rabies Inklusif di SLB-B Tunas Kasih 2 Kota Bogor
Rabies masih menjadi ancaman nyata di Indonesia. Penyakit zoonosis ini hamper selalu berakibat fatal bila gejala klinis sudah muncul. Namun, kabar baiknya rabies bisa dicegah. Vaksinasi hewan penular rabies, edukasi masyarakat, dan penerapan perilaku yang tepat adalah kunci pencegahannya.

Sayangnya, tidak semua kelompok masyarakat mendapat akses informasi yang sama. Salah satunya adalah anak-anak penyandang disabilitas, khususnya tuna rungu.

Berangkat dari keprihatinan inilah, Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan (BBPMSOH) Kementerian Pertanian bersama mitra menggelar Kampanye Rabies Inklusif di Sekolah Luar Biasa (SLB)-B Tunas Kasih 2 Kota Bogor pada September kemarin, mengusung tema “Bersama Lawan Rabies, Tanpa Ada yang Tertinggal.” Kegiatan ini dirancang agar pesan pencegahan rabies bisa sampai juga kepada anak-anak tuna rungu, kelompok yang kerap luput dari sasaran kampanye kesehatan.

Edukasi dengan Cara yang Ramah Disabilitas
Kegiatan berlangsung interaktif sejak pagi hingga siang. Setelah sambutan dari berbagai pihak, siswa-siswi SLB-B Tunas Kasih 2 diajak mengenal rabies melalui presentasi sederhana yang disertai bahasa isyarat, pemutaran video edukasi, serta ice breaking berupa kuis berhadiah. Guru dan orang tua turut dilibatkan, sehingga edukasi tidak berhenti di sekolah, tetapi berlanjut hingga ke rumah.

Yang menarik, sebelum dan sesudah sesi edukasi, anak-anak diberikan pre dan post-test. Hasilnya cukup mengejutkan. Dari 45 siswa, awalnya hanya sembilan anak yang memperoleh nilai 100. Namun setelah kampanye, jumlah tersebut melonjak menjadi 34 anak. Artinya, lebih dari 50% siswa menunjukkan peningkatan pengetahuan yang signifikan.

Foto bersama siswa/siswi SLB Tunas Kasih 2 Bogor. (Foto: Dok. Penulis)

Kolaborasi Multipihak
Kampanye ini juga menegaskan pentingnya kerja sama lintas sektor. Hadir dalam kegiatan ini Direktur Kesmavet Kementan secara daring, Kepala BBPMSOH, perwakilan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor, Ketua Umum ASOHI, serta mitra strategis dari KONEKSI. Kolaborasi seperti ini membuktikan bahwa pengendalian rabies tidak bisa dilakukan sendiri, melainkan butuh sinergi semua pihak, termasuk sekolah dan komunitas disabilitas.

Menyentuh Hati, Membuka Mata
Bagi tim pelaksana, salah satu momen paling berkesan adalah ketika seorang siswa dengan penuh semangat menggunakan bahasa isyarat untuk menjelaskan kembali bagaimana cara mencegah rabies. Sederhana, tapi bermakna, pesan kampanye benar-benar terserap. Di sinilah letak pentingnya pendekatan inklusif, pesan kesehatan bisa diterima, dipahami, dan diterapkan oleh semua kalangan.

Kegiatan ini hanyalah langkah awal. Harapannya, model kampanye rabies inklusif dapat direplikasi di sekolah luar biasa lain, terutama di wilayah endemik rabies. Karena melawan rabies berarti melindungi semua tanpa ada yang tertinggal. ***

Ditulis oleh:
Muhammad Zahid
Analis Kebijakan - Kementerian Pertanian

ILDEX INDONESIA RESMI MELUNCUR LAGI TAHUN DEPAN

Foto bersama dalam Launching Moment 8th ILDEX Indonesia 2026. (Foto: Dok. Infovet)

Setelah sukses pada pelaksanaan ILDEX Indonesia 2025 yang menghadirkan 278 peserta dan menarik 12.880 pengunjung dari 43 negara, serta 2.107 peserta konferensi, ILDEX Indonesia resmi mengumumkan kehadirannya di tahun depan.

“Insyaallah kami akan kembali mengadakan ILDEX Indonesia yang kedelapan pada 16-18 September 2026 yang lokasinya masih di ICE BSD City,” ujar Direktur PT Permata Kreasi Media (PKM), Fitri Nursanti Poernomo, dalam acara Launching Moment 8th ILDEX Indonesia 2026, Selasa (25/11/2025), di Aether Cibis Park Jakarta.

Lebih lanjut disampaikan, kesuksesan ILDEX Indonesia di tahun kemarin mendapat respons yang sangat positif dari para stakeholder peternakan. Oleh karena itu, pihaknya akan kembali menggelar pameran yang sebelumnya dilaksanakan dua tahun sekali. 

“Banyak juga permintaan dari para exhibitor di dalam maupun luar negeri, dan kami juga melihat industri peternakan ini sedang seksi, apalagi dengan adanya program MBG dari pemerintah, jadi banyak hal dan tantangan yang perlu dikembangkan ke depannya,” ungkapnya.

Ia berharap melalui ILDEX Indonesia ini dapat menjadi platform kolaborasi untuk saling berbagi informasi dan inovasi bagi seluruh masyarakat di bidang peternakan.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT PKM, Ruri Sarasono, mengungkapkan bahwa ILDEX Indonesia 2026 melanjutkan kolokasi dengan Horti & Agri Indonesia serta memperkenalkan Dairy Pavillion yang berfokus pada rantai suplai produksi dan pengolahan susu.

“Tingginya permintaan dari industri peternakan, baik nasional maupun internasional membuat penyelenggaraan ILDEX Indonesia diadakan lebih cepat untuk menjawab kebutuhan industri yang terus berkembang,” ujarnya.

Ia menambahkan, industri peternakan saat ini sangat strategis karena pemerintah tengah memperkuat fokus pada kemandirian pangan asal ternak, sekaligus mendorong pasokan program Makan Bergizi Gratis (MBG), serta percepatan pembangunan sektor persusuan Tanah Air.

Bincang Perunggasan
Kendati demikian, penguatan kedaulatan pangan tak lepas dari beragam tantangan. Salah satunya diungkapkan oleh Ketua Gabungan Perusahaan Makan Ternak (GPMT), Desianto Budi Utomo, dalam Bincang Perunggasan pada acara tersebut.

“Dengan adanya kebijakan tarif 0% untuk produk Amerika Serikat yang masuk ke Indonesia, dikhawatirkan ancamannya adalah masuknya CLQ (chicken leg quarter). Kalau itu sudah masuk tentu negara lain pasti antre, ini bisa menjadi disaster bagi perunggasan Indonesia,” ungkapnya.

Sebab, jika industri perunggasan kolaps, berpengaruh pada bisnis pakan karena dari 110 pabrik pakan anggota GPMT, 90% di antaranya memproduksi pakan unggas.

Sementara dari sisi produksi unggas dinilai masih aman. Ketua IV Gabungan Perusahaan Perbibitan Unggas (GPPU), Asrokh Nawawi, menyebut potensi genetik unggas saat ini sangat luar biasa, dalam lima tahun terakhir satu ekor GPS (grand parent stock) bisa menghasilkan 30-40 ekor PS (parent stock), dan satu ekor PS bisa menghasilkan 120-130 ekor FS (final stock).

“Sehingga kebutuhan daging ayam di Indonesia dapat tercukupi secara nasional tanpa perlu melakukan importasi,” tukasnya. (RBS)

MUNGKINKAH AYAM-AYAM AUSTRALIA MENDAPATKAN MANFAAT DARI ALTERNATIF KEDELAI LOKAL?

Sebuah studi oleh University of Queensland telah mengidentifikasi alternatif lokal untuk bungkil kedelai impor, komponen penting pakan ayam.

Sekitar 90% kedelai diproduksi hanya di 5 negara, yaitu Brasil, AS, Argentina, Tiongkok, dan India. Australia saat ini mengimpor 1,2 juta ton bungkil kedelai setiap tahunnya untuk pakan ayam komersial.

“Australia bergantung pada bungkil kedelai impor yang membuat industri ini rentan terhadap tarif, pandemi, dan menciptakan emisi gas rumah kaca yang sangat besar,” kata Dr Elham Assadi Soumeh, dosen senior Ilmu dan Produksi Peternakan di School of Agriculture and Food Sustainability. “Tidak masuk akal untuk mengimpor bungkil kedelai jika ada bahan-bahan Australia yang bisa kita gunakan.”

Ia mencatat bahwa rata-rata orang Australia mengonsumsi lebih dari 50 kg ayam setiap tahun dengan 70% rumah tangga mengonsumsi ayam dua kali seminggu. "Kita perlu memastikan bahwa kita mampu terus memenuhi kebutuhan ayam di negara ini dan memastikan produsen Australia yang menyediakan daging tersebut," tambahnya.

Penelitian Soumeh menemukan alternatif yang layak untuk bungkil kedelai dengan menambahkan asam amino kristalin ke dalam campuran bungkil kanola, bungkil biji lupin, bungkil daging dan tulang, bungkil bunga matahari, dan larva lalat tentara hitam.

Larva lalat tentara hitam yang dibudidayakan dari limbah makanan merupakan bahan alternatif yang sedang berkembang dalam pakan ternak dengan potensi untuk menggantikan hingga 30% bungkil kedelai dalam pakan seimbang untuk ayam broiler, catat universitas tersebut.

"Teknologi canggih telah memungkinkan produksi asam amino kristalin melalui fermentasi dan kami menambahkannya ke bahan-bahan alternatif untuk menghasilkan pakan yang seimbang," kata Soumeh. "Australia sudah menanam kanola lebih dari cukup untuk menggantikan bungkil kedelai, kita hanya perlu mengolahnya lebih banyak di sini, alih-alih mengekspornya."

Tim peneliti memberi makan beberapa kelompok ayam dengan pakan yang berbeda selama uji coba untuk mengukur kinerja mereka. "Pola makan alternatif ini tidak memiliki efek buruk pada produksi telur atau daging, berat atau kualitas telur, kualitas daging, atau kandungan asam lemak. Ini adalah pilihan yang layak secara finansial dan ramah lingkungan, dan industri tertarik," tambah Soumeh.

WAMENTAN SUDARYONO TEGASKAN PUSVETMA JADI MOTOR PRODUKSI VAKSIN NASIONAL

Wamentan Sudaryono (tengah) didampingi Dirjen PKH Agung Suganda (kiri) saat meninjau fasilitas Pusvetma. (Foto: Istimewa)

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, menegaskan pentingnya menjadikan Balai Besar Veteriner Farma (BBVF) Pusvetma sebagai motor produksi vaksin hewan nasional.

Hal itu ia sampaikan saat melakukan kunjungan kerja ke fasilitas Pusvetma pada Jumat (21/11/2025), sebagai bagian dari upaya memperkuat subsektor peternakan dalam rangka mencapai swasembada pangan.

Sudaryono mengungkapkan bahwa penguatan komunikasi dan kolaborasi antar lembaga di lingkungan Kementerian Pertanian (Kementan) merupakan kunci percepatan kinerja. “Kementan memiliki sumber daya yang luar biasa, balai-balai yang kuat, para ahli yang kompeten. Jika semua saling terhubung, hasilnya akan jauh lebih optimal,” katanya. 

Ia juga menekankan pentingnya Pusvetma memperluas kemitraan dengan akademisi dan perguruan tinggi untuk mempercepat inovasi riset dan produksi vaksin hewan. Wamentan Sudaryono juga meminta Pusvetma meningkatkan kapasitas produksi vaksin untuk mendukung stabilitas kesehatan hewan nasional.

“Produktivitas vaksin harus terus ditingkatkan. Kalau Pusvetma makin kuat, produksi naik, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga ikut meningkat. Ini berdampak langsung pada penguatan subsektor peternakan dan mendukung tujuan presiden untuk swasembada pertanian,” tegasnya.

Pada kesempatan tersebut, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Agung Suganda, menyampaikan bahwa jajarannya berkomitmen memberikan kontribusi nyata melalui peningkatan produksi vaksin hewan. 

“Kami ingin menjadi bagian dari kontribusi dengan memproduksi vaksin berkualitas untuk mendukung program pemerintah. Kesehatan ternak berhubungan langsung dengan produktivitas, sehingga produksi vaksin dalam negeri sangat penting bagi tercapainya swasembada pertanian, khususnya di sektor peternakan,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa ketersediaan vaksin produksi dalam negeri akan mempercepat penanganan penyakit hewan dan mengurangi ketergantungan impor, sehingga meningkatkan ketahanan peternakan nasional. Ia menyebut vaksin sebagai instrumen vital dalam menjaga stabilitas produksi protein hewani.

Pada kunjungan tersebut, Agung mendampingi Wamentan Sudaryono meninjau fasilitas produksi vaksin. Wamentan pun menyampaikan apresiasinya atas kesiapan Pusvetma dalam mengembangkan berbagai jenis vaksin strategis yang dibutuhkan untuk memperkuat kesehatan ternak.

“Pusvetma harus terus berinovasi, sering berdiskusi dengan kampus dan lembaga riset. Kalau produksi vaksin meningkat, sektor peternakan kita makin tangguh,” pungkas Sudaryono. (INF)

BUPATI JEMBER DAN ACEH BESAR KUNJUNGI BET CIPELANG

Foto bersama setelah pertemuan Bupati Aceh Besar dan Kepala BET Cipelang Bogor Deasy Zaman, bersama Wartawan Infovet Drh Heru (dua kiri), dan Drh Rii Nugroho dari Dinas Peternakan Jember. (Foto: Dok. Heru)

Rabu (12/11/2025), Bupati Jember dan Bupati Aceh Besar berkunjung ke Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang untuk melakukan kerja sama kegiatan di 2026 mendatang.

Bupati Aceh Besar, Muharram Idris, mengungkapkan kepada Kepala BET Cipelang, Deasy Zaman SPt MSi, melihat potensi peternakan yang cukup besar di wilayah Kabupaten Aceh Besar ingin ada keterlibatan instansi pusat seperti BET Cipelang guna membantu pengembangan ternak sapi lokal sebagai sumber benih, bibit, dan pelestarian plasma nutfah.

“Agar peternakan di Aceh Besar bisa lebih maju lagi. Kita lihat peluang ternak sapi apa yang bisa dikembangkan di Aceh, kemungkinan apakah IB atau TE karena orang Aceh sangat fanatik dengan sapi Aceh untuk pemenuhan daging saat acara-acara,” ujarnya.

Menanggapi hal itu, ke depan akan diadakan sosialisasi oleh BET Cipelang di Aceh Besar. Kepala BET Cipelang juga memperkenalkan Drh Heru Rachmadi, ahli bedah sesar sapi di Indonesia yang juga wartawan Infovet, dan juga pernah mengajarkan ilmu bedah sesar sapi untuk dokter hewan dan paramedik veteriner BET Cipelang pada 2017.

Mendengar penjelasan tersebut, Bupati Aceh Besar pun berencana mengundang Drh Heru untuk membagikan dan mengajarkan ilmu sesar pada sapi kepada dokter hewan yang ada di Aceh.

Sedangkan Bupati Jember melalui timnya Drh Rii Nugroho MVet, yang didampingi konsultan ahli Drh Heru, menindaklanjuti kunjungan Menteri Pertanian untuk lebih mengembangkan lagi potensi peternakan Jember dengan melakukan MoU selama lima tahun agar Jember dapat menjadi andalan sentra peternakan sapi potong Jawa Timur.

Adapun pengembangan rumpun sapi Belgian Blue, Brahman, PO, Siemental, dan Limousine sangat diminati masyarakat Jember, yang diharapkan pada 2027, dari kerja sama tersebut bisa terlihat keberhasilan pengembangan peternakan sapi tersebut di Jember. (HR)

PRANCIS: FLU BURUNG HAMPIR HILANG SETELAH VAKSINASI

Jumlah kasus flu burung di sektor perunggasan Prancis telah menurun hingga 96% sejak pemerintah memulai kampanye vaksinasi besar-besaran 2 tahun lalu, menurut Lembaga Penelitian Nasional untuk Pertanian, Pangan, dan Lingkungan, Inrae.

Belum lama, gelombang ketiga vaksinasi ribuan bebek di sebuah peternakan dimulai. Namun, ada satu perubahan: Departemen Pertanian hanya membayar 40% dari biaya vaksin, sementara tahun lalu 70% dan 85% pada tahun dimulainya kampanye.

Pada tahun-tahun sebelumnya, Prancis mengalami beberapa wabah besar flu burung, dengan ratusan peternakan terdampak dan jutaan bebek atau unggas lainnya dimusnahkan.

Pada bulan Oktober 2023, departemen tersebut memulai kampanye vaksinasi pertamanya, yang pertama di dunia, menurut otoritas Prancis. Kampanye ini didukung oleh Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WOAH) dan Komisi Eropa.

“Vaksinasi telah diakui oleh WOAH sebagai alat tambahan untuk mengendalikan penyakit ini, yang harus didasarkan pada pengawasan ketat untuk menunjukkan tidak adanya sirkulasi virus,” Departemen Pertanian mengutip dalam sebuah dokumen terbaru. “Penerapan vaksinasi tidak boleh menimbulkan konsekuensi negatif bagi perdagangan internasional selama negara-negara anggota mematuhi standar WOAH.”

Sebagai hasil dari vaksinasi, hanya terdapat 11 kasus flu burung pada unggas komersial, dibandingkan dengan 396 pada tahun 2022/2024 dan bahkan 1.378 pada tahun sebelumnya, menurut data Inrae. Prancis secara resmi dinyatakan bebas flu burung pada bulan Februari tahun ini dan telah mempertahankan 'tingkat risiko rendah' sejak bulan Mei.

Namun, platform pengawasan epidemiologi kesehatan hewan Prancis (ESA) memperingatkan bahwa risiko infeksi flu burung dari burung liar masih tinggi.

CARA BIJAK MEMILIH DAN MENGOLAH TELUR RETAK

Harga telur retak yang murah jadi pilihan disaat harga telur melambung. (Foto: Shutterstock)

Jika terpaksa harus membeli telur retak, karena telur utuh lebih mahal, maka perlu hati-hati dalam memilihnya. Risiko mengonsumsi telur retak bisa dihindari jika bijak cara memilih dan mengolahnya.

Kenaikan harga telur ayam yang terjadi dalam sebulan terakhir, ternyata memunculkan fenomena tersendiri di tengah masyarakat. Kaum ibu rumah tangga, terutama yang kondisi ekonominya pas-pasan, tak kurang akal untuk menyiasati kebutuhan lauk keluarganya. Khususnya bagi mereka yang menjadikan telur ayam sebagai menu wajib di rumahnya.

Jika selama ini di rumah mereka selalu sedia telur dalam lemari es, kini mulai mengurangi belanjanya. Kenaikan harga telur yang sebelumnya berkisar Rp 26.000-28.000/kg, menjadi  Rp 31.000-33.000/kg, menjadi beban. Bisa dimaklumi, bagi kaum ibu rumah tangga, selisih harga Rp 5.000 akan menjadi pertimbangan untuk memilih yang lebih murah dalam berbelanja.

Kini dengan melambungnya harga, mereka membeli telur retak karena harganya lebih murah. Pepatah mengatakan, “tak ada rotan akar pun jadi”. Di beberapa pasar tradisional, harga telur retak hanya berkisar Rp 1.000-1.250/butir. Jika dihitung-hitung bisa 30% lebih murah dibandingkan telur utuh.

Bagi yang berpenghasilan atau jatah uang belanja mencukupi, kenaikan harga telur yang mencapai Rp 4.000-5.000/kg mungkin tak masalah. Tetapi bagi yang uang belanjanya pas-pasan, akan berpikir ulang untuk membelinya.

“Apalagi buat saya yang sehari-harinya bikin kue, telur retak juga enggak masalah. Yang penting harganya lebih murah dan enggak kotor telurnya,” tutur Winarti, pedagang roti bolu di Sawangan, Depok, Jawa Barat.

Dalam sehari, sedikitnya pelaku usaha kecil ini membutuhkan 3 kg telur untuk kebutuhan produksi roti bolunya. Hasil produksinya ia titipkan ke warung-warung setiap pagi. Menurutnya, kalau tetap menggunakan telur utuh, kenaikan harga telur saat ini berdampak pada keuntungan usahanya, meskipun kecil.

“Kan namanya orang dagang ya, walaupun selisihnya enggak banyak, tetap saja dihitung. Makanya, saya siasati beli telur retak,” ujarnya.

Hal serupa juga dilakukan oleh Lilis Wahyuni, pelaku usaha kecil aneka kue di Sawangan, Depok. Dalam sehari, kebutuhan telur untuk campuran pembuatan kuenya lebih dari 3 kg. Demi tak menaikkan harga jual kuenya, ia pun mau tak mau membeli telur retak untuk kebutuhan usahanya.

“Kalau dilihat per kilonya memang kelihatan kecil naiknya, tapi kalau dijumlah dalam sebulan, kalau pakai telur utuh dan harga yang tinggi, akan terasa tambahan biaya produksinya,” ujar Lilis.

Bagi Lilis dan Winarti, menaikkan harga kue buatannya bukan langkah yang tepat. Mereka khawatir pembeli jadi berkurang, dan berakibat turunnya omzet dagangannya. Maka, siasat yang dilakukan adalah dengan membeli telur retak yang tetap “aman” dari kontaminasi kotoran. Toh, kalau harga telur sudah normal lagi, mereka akan kembali membeli telur utuh untuk kebutuhan usahanya.

Risiko Memilih Telur Retak 
Dari sisi hitung-hitungan harga, membeli telur retak sudah tentu lebih murah. Akan tetapi seberapa amankah mengonsumsi olahan telur retak? Cukup banyak artikel di media online yang mengulas masalah ini. Secara umum, artikel berbasis kesehatan menuliskan sebaiknya hindari telur retak, karena bakteri dapat masuk melalui retakan dan mengontaminasi isinya, membuat telur tidak layak dikonsumsi dan busuk lebih cepat.

Studi yang dipublikasikan dalam Asian-Australian Journal of Animal Science,yang dipublikasikan pada 2020, menyebutkan telah membuktikan bahwa terjadi penurunan kualitas pada telur yang sudah retak kulitnya. Tidak hanya itu, telur yang telah pecah pun dikatakan akan meningkatkan risiko terjadinya kontaminasi.

Food and Drug Administration (FDA), lembaga pengawas makanan dan obat Amerika Serikat, dalam publikasinya mengungkapkan bahwa telur yang pecah sangat rentan terkontaminasi bakteri Salmonella, yang mengakibatkan terjadinya keracunan makanan. 

Gejala yang muncul ketika seseorang mengalami keracunan makanan seperti muntah, diare, demam, dan nyeri atau kram perut. Gejala ini akan muncul antara 12-72 jam setelah makanan dikonsumsi dengan lama waktu hingga satu minggu. Bahkan, beberapa kelompok orang akan memiliki risiko yang lebih serius hingga membahayakan nyawa. Ini termasuk ibu hamil, lansia, anak berusia kurang dari lima tahun, dan orang-orang dengan imunitas tubuh yang lemah.

Tips Mengolah Telur Retak
Bagaimana jika terpaksa harus membeli telur retak karena pertimbangan harga lebih murah dibandingkan telur utuh? Secara umum, para narasumber Infovet menyarankan, jika terpaksa memilih telur retak, gunakan segera dan simpan di kulkas setelah dipecah.

“Karena kalau terlalu lama disimpan dalam kondisi cangkang sudah retak, bisa keluar bau tak sedap. Malah bisa bau busuk,” kata Novana Istiani, pedagang telur ayam di Desa Bantarbolang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.

Kepada Infovet, Novana memberikan tips mengolah telur retak. Jika ada telur yang retak dalam perjalanan pulang dari membeli di warung atau pasar, jangan membiarkan atau menyimpannya hanya karena belum pecah.

“Ibu-ibu perlu tahu, telur retak juga menurunkan kualitasnya. Bukan tidak mungkin kontaminasi bakteri terjadi. Sebaiknya, segera olah atau kalau mau disimpan, pecahkan telur yang retak dalam wadah dan tutup wadah rapat-rapat lalu simpan dalam lemari pendingin selama kurang lebih dua hari,” ungkapnya. 

Jika ingin langsung mengolahnya, sebaiknya pastikan telur tersebut dimasak sampai matang sepenuhnya. Bisa memasaknya hingga bagian putih maupun kuningnya mengeras sempurna. Ini bertujuan guna menghindari terjadinya keracunan makanan karena kontaminasi bakteri.
Pedagang telur ini juga memberikan tips memilih telur yang sehat. Pertama, periksa cangkang, pastikan cangkang telur utuh, tidak ada retakan, lendir, bintik hitam, atau jamur. Cangkang yang retak atau kotor merupakan celah masuk bakteri.

Kedua, cek kondisi telur, telur yang sudah tua atau tidak segar akan mengapung jika direndam di air. Telur yang segar akan tenggelam.

Ketiga, jika membeli telur dalam kemasan, lihat tanggal kedaluwarsa untuk memilih telur yang paling segar.

Keempat, cara menyimpan telur retak (jika terpaksa), segera pecahkan telur retak dan simpan isinya dalam wadah tertutup rapat. Masukkan wadah berisi telur tersebut ke dalam kulkas dengan suhu kurang dari 4 °C. Dan, gunakan telur tersebut dalam waktu maksimal dua hari.

Membran Harus Utuh
Sebagian orang yang merasa khawatir mengonsumsi telur retak bisa dimaklumi. Kelompok ini memiliki prinsip bahwa menjaga kesehatan “tak bisa ditawar”. Maka itu, di tengah ramainya isu kaum ibu rumah tangga lebih memilih telur retak, kelompok masyarakat tadi lebih memilih menghindari dan mengganti bahan makanan lainnya.

Menurut Novana, telur retak akan aman dikonsumsi jika membrannya masih utuh. Membran melindungi telur dari bakteri. Agar lebih aman, sekali lagi ia menyarankan, sebaiknya segera memecahkan telur ke dalam mangkuk, membungkusnya dengan plastik, dan menggunakannya dalam dua hari.

Namun jika kondisi membran juga sudah koyak maka telur tak aman dikonsumsi. Meski demikian, dianjurkan tidak langsung membuang telur tersebut, karena masih bisa digunakan sebagai bahan kompos. Kalsium pada cangkang baik untuk tanah.

Para ibu rumah tangga atau pelaku usaha kecil yang rutin membeli telur untuk kebutuhan campuran pembuatan roti atau kue, cangkang telur juga sebaiknya jangan langsung dibuang. Bisa dijadikan kompos tanaman hias atau buah di sekitar pekarangan rumah.

Dalam berbagai literatur disebutkan, kompos cangkang telur adalah kompos yang diperkaya dengan cangkang telur yang sangat baik sebagai pupuk karena mengandung kalsium untuk memperkuat tanaman.

Untuk membuatnya, cuci bersih cangkang, keringkan, lalu hancurkan hingga menjadi serpihan atau bubuk. Campurkan bubuk cangkang telur ke dalam tumpukan kompos bersama sisa dapur lainnya atau taburkan di atas tanah di sekitar tanaman. Ibarat pohon kelapa, telur juga bisa dimanfaatkan semua bagiannya. ***

Ditulis oleh:
Abdul Kholis
Koresponden Infovet Daerah Depok,
Konsultan media dan penulis buku

RP 20 TRILIUN UNTUK PETERNAK RAKYAT: AMRAN SULAIMAN SIAPKAN "JURUS SAKTI" TEKAN HARGA PAKAN & STABILKAN TELUR

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman beserta jajarannya dalam press conference di gedung Kementerian Pertanian-Ragunan, Jakarta. (Foto: Dok. Humas Kementan)

Jakarta – Revolusi besar-besaran di sektor peternakan rakyat Indonesia akan segera bergulir. Pemerintah, melalui Kementerian Pertanian (Kementan), telah mengonfirmasi suntikan dana jumbo sebesar Rp 20 triliun melalui PT Danantara. Dana fantastis ini disiapkan secara khusus untuk memberdayakan dan memperkuat daya saing 3,7 juta peternak kecil di seluruh pelosok negeri.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, dalam berbagai kesempatan, menegaskan bahwa langkah strategis ini adalah upaya konkret pemerintah untuk mengatasi persoalan klasik yang selama ini membelit peternak rakyat: tingginya biaya produksi, terutama harga pakan, dan fluktuasi harga jual yang ekstrem.

Infrastruktur Hulu Jadi Kunci: Membangun Pabrik Pakan di 30 Titik
Fokus utama dari gelontoran dana Rp 20 triliun ini adalah pembangunan infrastruktur di sektor hulu peternakan rakyat. Mentan Amran Sulaiman secara gamblang menjelaskan rencana pembangunan pabrik pakan mandiri yang berlokasi strategis di daerah sentra peternakan.

"Kami fokus di hulu peternakan rakyat. Ini yang menjadi masalah utama selama ini. Peternak kita tertekan oleh harga pakan yang tidak stabil. Maka, kami putuskan untuk membangun industri pabrik pakan," ujar Mentan Amran, seperti yang dikutip dari laporan Antara dan siaran pers resmi Humas Pertanian.

Proyek pembangunan pabrik pakan ini akan dilakukan dalam dua tahap: Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, dalam berbagai kesempatan, menegaskan bahwa langkah strategis ini adalah upaya konkret pemerintah untuk mengatasi persoalan klasik yang selama ini membelit peternak rakyat: tingginya biaya produksi, terutama harga pakan, dan fluktuasi harga jual yang ekstrem.

Proyek pembangunan pabrik pakan ini akan dilakukan dalam dua tahap: 1. Tahap Pertama: Pembangunan di 12 titik lokasi. 2. Tahap Kedua: Dilanjutkan dengan pembangunan di 18 titik tambahan. Secara total, akan ada 30 titik pabrik pakan yang akan beroperasi untuk memenuhi kebutuhan pakan 3,7 juta peternak rakyat. Dengan adanya pabrik pakan mandiri ini, diharapkan ketergantungan peternak pada pakan impor atau pakan dari perusahaan besar dapat berkurang drastis, yang pada akhirnya akan menekan Harga Pokok Produksi (HPP) peternak.

Stabilisasi Harga Pakan, DOC, dan Obat-obatan
Selain pabrik pakan, investasi besar Danantara ini juga dialokasikan untuk memproduksi sarana produksi utama lainnya, seperti day old chick (DOC) atau anak ayam usia sehari dan sarana produksi lainnya (Saprodi), termasuk vaksin dan obat-obatan.

Mentan Amran Sulaiman menekankan, ketersediaan DOC dan obat-obatan yang stabil dan terjangkau di seluruh Indonesia adalah bagian integral dari upaya stabilisasi. Selama ini, kelangkaan dan tingginya harga DOC dan obat-obatan sering kali menjadi penyebab kegagalan panen dan kerugian yang dialami peternak kecil.

"Kita pastikan, harga pakan, harga vaksin, dan obat-obatan akan stabil di seluruh Indonesia. Tidak boleh lagi ada perbedaan harga yang terlalu jauh antara satu wilayah dengan wilayah lain. Ini demi keadilan bagi peternak rakyat," tegasnya, sebagaimana dilaporkan oleh Kompas dalam liputan mereka mengenai kebijakan pangan nasional.

Menjaga Stabilitas HPP Telur dan Ayam
Langkah jangka panjang dari program Rp 20 Triliun ini adalah menjaga agar HPP (Harga Pokok Penjualan) telur dan daging ayam tidak terlalu fluktuatif, khususnya menjelang hari-hari besar keagamaan atau liburan panjang.

Dengan terkontrolnya biaya produksi (pakan, DOC, obat) di sektor hulu, maka HPP peternak akan lebih stabil dan rendah. Hal ini akan memberikan dua dampak positif: 1. Peternak Untung: Margin keuntungan peternak rakyat terjaga dan tidak tergerus oleh kenaikan harga pakan. 2. Konsumen Senang: Harga jual di pasaran akan lebih stabil dan terjangkau, sehingga inflasi yang disebabkan oleh komoditas pangan hewani dapat dikendalikan.

Para pengamat ekonomi pertanian menyambut baik kebijakan ini. Menurut Dr. Purbaya, seorang Ekonom dari Universitas Gadjah Mada (UGM), jika program ini terlaksana dengan baik, ini akan menjadi 'Game Changer' yang akan membuat peternak rakyat setara dengan peternak skala besar.

"Ini adalah upaya hilirisasi sekaligus hulu-isasi yang luar biasa. Pemerintah mengambil peran kunci dalam mengontrol suplai input peternakan, yang selama ini didominasi pihak tertentu. Danantara sebagai agen perubahan memiliki mandat besar untuk membuat harga lebih rasional bagi rakyat," jelasnya, merujuk pada analisis yang ia sampaikan kepada detikcom.

Program Rp 20 triliun ini bukan hanya sekadar dana bantuan, melainkan sebuah investasi strategis untuk mewujudkan kemandirian pangan hewani nasional, sekaligus memberikan kepastian usaha dan kesejahteraan bagi 3,7 juta peternak rakyat Indonesia. (INF)

MEMPERSIAPKAN FASE BROODING YANG EFEKTIF

DOC membutuhkan perawatan khusus dalam beberapa minggu pertama untuk membantu mereka tumbuh menjadi ayam yang sehat. (Foto: Dok. Infovet)

Sebelum berbicara masalah perawatan anak ayam usia minggu pertama, langkah awalnya adalah sebaiknya tentukan dahulu ayam apa yang akan dipelihara.

Saat ini banyak pilihan strain ayam yang bisa dipilih berdasarkan pencapaian performa genetik sebagai acuannya. Bisa dilihat dalam tabel beberapa data genetik yang sudah terpublikasi untuk ayam pedaging (broiler) maupun petelur komersil (layer).

Apabila ingin lebih mengenal potensi genetik dari masing-masing strain, sebaiknya minta manual guide dari penjual. Setelah mengerti dan memahami tentang ayam yang akan dipelihara dan bagaimana cara memeliharanya dengan baik, agar sesuai harapan sebagian besar potensi genetiknya bisa keluar, maka satu tahap secara pemahaman teori sudah terlewati.

Jadilah ahli dalam seni merawat anak ayam, pelajari cara mempersiapkan brooder (induk buatan), merawat anak ayam yang baru datang, mengontrol suhu, memantau perilaku, dan mendapatkan tips penting untuk menjaga kesehatan ayam  di minggu-minggu awal.

Menerima atau mendapatkan anak ayam baru adalah momen yang menggembirakan bagi setiap peternak. Anak ayam umur sehari/DOC (day old chick) membutuhkan perawatan khusus dalam beberapa minggu pertama untuk membantu mereka tumbuh menjadi ayam yang sehat.

Brooder untuk Anak Ayam 
Brooder merujuk pada menjaga anak ayam tetap hangat, aman, dan nyaman selama tahap awal kehidupan mereka. Peternak dapat memberikan awal kehidupan terbaik bagi DOC dengan menyiapkan lingkungan yang optimal dan dengan kehati-hatian memenuhi kebutuhannya.

Dengan mengikuti teknik pemeliharaan ayam yang tepat, maka... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi November 2025

Ditulis oleh:
Drh Arief Hidayat
Praktisi perunggasan

DISNAKKESWAN SUMBAR RAIH ANUGERAH KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

Seremoni pemberian penghargaan (Foto: istimewa)

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) memperoleh Anugerah Keterbukaan Informasi Publik dari Komisi Informasi Provinsi Sumbar. Pemberian penghargaan terlaksana pada Selasa, 18 November 2025.

“Selama ini, kami telah berupaya meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan, terutama dalam hal keterbukaan informasi publik. Tentunya sangat senang dan bangga menerima Anugerah Keterbukaan Informasi Publik oleh Komisi Informasi Sumatera Barat untuk kategori OPD informatif,” jelas Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Provinsi Sumbar, Ir Sukarli SPt MSi IPU.

Sukarli menambahkan, pihaknya akan terus meningkatkan kualitas pelayanan publik dan transparansi informasi, sehingga masyarakat dapat lebih mudah mengakses informasi yang dibutuhkan.

“Harapan kami, dengan adanya transparansi dan akuntabilitas, kita dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah. Kami juga berharap bahwa penghargaan ini dapat menjadi contoh bagi OPD lainnya untuk meningkatkan keterbukaan informasi publik,” tandasnya.

Penilaian dari Komisi Informasi Sumatera Barat meliputi beberapa aspek seperti kualitas informasi yang disediakan, kemudahan akses informasi, transparansi dalam pengambilan keputusan, partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan, dan kualitas pelayanan informasi.

Digitalisasi

Tim Disnakkeswan Sumbar saat presentasi di Komisi Informasi Sumbar

Sebelum pemberian penghargaan tersebut, Sukarli didampingi Kepala Bidang Bina Usaha Disnakkeswan Sumbar, Ir Nirmala SPt MSi telah melaksanakan tahap presentasi di Komisi Informasi Sumbar dalam meningkatkan keterbukaan informasi publik.

Dalam pengelolaan pelayanan dan informasi publik, Disnakkeswan Provinsi Sumbar mempunyai Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) yang sudah dibentuk melalui SK Kepala Dinas Nomor 800/07/DPKH-SB-2025 tanggal 23 Juni 2025.

Penanganan pengaduan publik dan layanan informasi publik, menyediakan desk layanan Informasi publik baik secara online maupun offline.

Guna memenuhi dan melayani permintaan dan kebutuhan pemohon atau pengguna informasi publik, pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi melalui desk layanan informasi publik melakukan layanan langsung/tatap muka.

Selain itu terdapat layanan melalui media diantaranya email: Disnakprovsumbar21@gmail.com, telp/fax: 0751 (28060) dan website http://disnak.sumbarprov.go.id. (NDV)

BAGAIMANA ROBOTIKA DAPAT MEMBANTU MANAJEMEN PETERNAKAN UNGGAS

Berupaya mempermudah dan mengurangi beban kerja, para peneliti telah mengembangkan robot otonom bernama Poultry Patrolman. Robot ini dirancang untuk bergerak melalui jalur sempit di kandang unggas bertingkat dengan kepadatan tinggi dan memeriksa lingkungan secara mandiri.

Para peneliti dari Key Laboratory of Smart Agriculture, China Agriculture University, Bejing, menggunakan sensor 2D LiDAR agar robot dapat "melihat" lingkungan sekitarnya. Robot kemudian mengonversi data sensor ke dalam format yang dapat digunakan dan mengoreksi kesalahan pergerakan. Algoritma cerdas bernama Full Samples Consensus (F-SAC) kemudian membantu robot mendeteksi tepi jalur secara akurat, sehingga robot tahu ke mana harus bergerak.

Para peneliti ingin robot tetap berada di jalurnya dan menggunakan metode optimasi khusus Collaborative Hybrid Genetic-Particle Swarm Optimization (CHGAPSO), yang menyempurnakan sistem kemudi robot. Hal ini kemudian dikombinasikan dengan sistem kontrol (EKF-PID) yang membantu robot mengikuti jalurnya secara presisi dan mulus.

Hasil eksperimen menunjukkan bahwa algoritma F-SAC mencapai kesalahan sudut absolut maksimum sebesar 2,328°, kesalahan sudut rata-rata sebesar 0,116°, dan akurasi pencocokan garis sebesar 98,3%.

Hasilnya, algoritma CHGAPSO mengungguli metode lain dalam mengoptimalkan parameter kontrol di 4 jenis lintasan: garis lurus, kurva sinusoidal, kurva komposit, dan garis lurus yang terganggu. Sistem kontrol EKF-PID menunjukkan kinerja mengikuti lajur yang stabil, secara konsisten mempertahankan kesalahan steady-state lateral dalam radius 2 cm pada berbagai pose awal dengan kecepatan 0,2 m/s, 0,4 m/s, dan 0,6 m/s.

KONDISI AWAL, PERFORMA, DAN KAPASITAS ADAPTASI

Kesalahan pada penanganan awal telah terbukti mengakibatkan penampilan ayam selanjutnya menjadi tidak prima. (Foto: Dok. Infovet)

Oleh:
Tony Unandar (Private Poultry Farm Consultant - Jakarta)

Pemeliharaan awal ayam modern, khususnya pada dua minggu pertama merupakan fase investasi biologis yang krusial (golden period). Masa brooding tidak hanya sekadar adaptasi awal DOC pada kondisi dan situasi yang ada, tetapi juga merupakan blue print genetik ayam modern untuk pertumbuhan dan fungsi semua sistem tubuh, peletup ekspresi potensi genetik atas metabolisme tubuh, dan bahkan menentukan perilaku ayam pada usia lanjut terutama dalam konteks kapasitas adaptasi. Ibarat kebijaksanaan kuno, awal yang baik akan memberikan hasil yang baik, maka kearifan ini juga berlaku pada aktivitas pemeliharaan ayam modern.

Kesalahan pada penanganan awal telah terbukti mengakibatkan penampilan ayam selanjutnya menjadi tidak prima alias kurang “tokcer” pada pertumbuhannya. Jadi, merawat kehidupan awal (early life) ayam modern ibarat merancang kualitas kondisi kehidupan selanjutnya (lifetime programming) yang lebih prima.

Fase Awal Kehidupan
Penelitian-penelitian ilmiah yang dilakukan selama lebih dari dua dekade telah membuktikan bahwa ada hubungan erat dan signifikan antara kondisi awal kehidupan ayam modern dengan penampilan akhirnya (total performance) dan kapasitas adaptasi pada usia selanjutnya.

Keberhasilan merawat atau membentuk awal kehidupan ayam yang optimal juga menentukan pembentukan tiga buah fondasi penting bagi kehidupan ayam selanjutnya, yaitu fondasi fisiologis, imunologis, dan laju metabolisme tubuh yang sangat memengaruhi pertumbuhan muskuloskeletal di kemudian hari.

Fondasi Fisiologis
Kondisi kehidupan awal ayam modern meletakan dasar pertumbuhan organ (secara anatomis dan fisiologis) dan sistem tubuh yang berkualitas, pembentukan mikrobiota saluran cerna yang sehat, serta perkembangan sistem termoregulasi dan metabolisme energi yang optimum.

Sebagai contoh, pada usia tujuh hari pertama panjang usus ayam meningkat kurang lebih 4-5 kali lipat dibandingkan panjang usus DOC waktu tiba di farm komersil. Jumlah dan tinggi villus juga berkembang pesat yang secara bertahap akan mencapai rasio optimum antara ketinggian villus (villus height) dan kedalaman kripta (crypt depth) di atas enam kali. Pertumbuhan awal usus yang optimum jelas sangat menentukan kualitas proses pencernaan dan absorpsi unsur-unsur nutrisi dari lumen usus yang selanjutnya jelas akan menentukan efisiensi pakan (FCR).

Pemberian pakan sedini mungkin segera setelah menetas selain untuk menggertak penyerapan sisa kuning telur secara optimum, juga akan mempercepat maturasi sel-sel enterosit (yang sangat penting untuk absorpsi nutrisi dan fungsi barier) serta pembentukan mikrobiota yang sehat.

Ayam muda (terutama umur satu minggu ke bawah) belum bisa mengatur suhu tubuh secara sempurna. Dengan pemberian pakan sedini mungkin pasca menetas jelas akan memberikan kesempatan bagi ayam untuk menghasilkan energi panas sendiri via metabolisme tubuh. Dengan demikian, ketergantungan pada sumber panas eksternal (heater) tidak terlalu tinggi.
Kesalahan dalam tata laksana suhu indukan buatan (terlalu dingin atau panas) terbukti dapat memicu stres metabolik yang sifatnya permanen serta mereduksi pertumbuhan muskuloskeletal pada fase kehidupan berikutnya.

Dari data penelitian ilmiah terakhir, ditemukan indikasi bahwa ayam muda yang kehidupan awalnya berada dalam kondisi nyaman (zone of thermal neutrality) secara signifikan akan menunjukkan... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi November 2025. (toe)

MHP MEMPROYEKSIKAN LABA BERSIHNYA MELONJAK PADA TAHUN 2025

Meskipun produksi dan ekspor divisi Ukraina-nya mengalami dinamika negatif, MHP, perusahaan pengolah unggas terbesar di Ukraina, mencatat lonjakan laba bersih yang signifikan sebesar 67% menjadi US$75 juta pada paruh pertama tahun 2025.

Kinerja cabang Eropa yang kuat dan fluktuasi nilai tukar mata uang berperan penting dalam pergeseran positif ini.

Produksi daging unggas MHP di Ukraina menurun sebesar 7% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 341.940 ton selama paruh pertama, dengan tren yang tampaknya semakin cepat. Selama kuartal kedua, produksi turun sebesar 14% menjadi 161.071 ton, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Ekspor daging unggas dari Ukraina sedikit menurun dari 185.854 ton dalam 6 bulan pertama tahun 2024 menjadi 185.589 ton dalam 6 bulan pertama tahun 2025. Cabang MHP di Eropa menunjukkan kinerja yang jauh lebih baik, dengan produksi daging unggas meningkat sebesar 5% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 73.118 ton.

Namun, dinamika harga unggas lebih menguntungkan di pasar Ukraina, di mana harga rata-rata daging broiler melonjak 16% menjadi US$2,29 per kg. Harga rata-rata di segmen Eropa juga meningkat sebesar 4% menjadi €3,62 per kg.

Secara keuangan, kinerja MHP beragam. Pendapatan perusahaan naik 10% menjadi US$1,635 miliar pada paruh pertama tahun 2025.

Perusahaan mengaitkan kenaikan laba bersih ini terutama dengan keuntungan valuta asing non-tunai sebesar US$14 juta dalam 6 bulan pertama tahun 2025. Sebaliknya, pada periode yang sama di tahun 2024, fluktuasi mata uang nasional Ukraina mengakibatkan kerugian bersih sebesar US$81 juta bagi MHP.

NICE PIK 2 TANGERANG JADI VENUE BARU INDO LIVESTOCK 2026

Grand Launching Indo Livestock Expo & Forum 2026. (Foto: Istimewa)

Perpindahan venue pagelaran Indo Livestock Expo & Forum pada 16 - 18 Juni 2026 mendatang di Nusantara International Convention Exhibition (NICE), PIK 2, Tangerang menjadi tonggak sejarah bagi pameran peternakan paling berpengaruh di Tanah Air ini. 

Arya Seta selaku Managing Director PT Napindo Media Ashatama (Napindo) mengemukakan bahwa keberhasilan penyelenggaraan pameran ini merupakan buah dari kepercayaan, kerja sama dan semangat kolaborasi yang luar biasa dari seluruh stakeholder.

Venue baru ini bukan hanya sekadar lokasi baru, namun juga menjadi simbol semangat baru. Tempat di mana para pelaku usaha, akademisi, pemerintah dan asosiasi, serta seluruh peserta pameran akan melanjutkan perjalanan bersama memperkuat industri Indonesia menuju masa depan yang lebih modern dan sumber daya manusia yang lebih berkualitas serta berdaya saing,” jelas Arya dalam acara Grand Launching Indo Livestock Expo & Forum 2026, Kamis (13/11) di Tangerang. 

Dalam sambutannya Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dr Drh Agung Suganda MSi menyampaikan, “Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan dengan PT Napindo Media Ashatama menegaskan komitmen bersama dalam pengembangan sektor peternakan. Kami mengucapkan selamat atas langkah strategis PT Napindo Media Ashtama yang telah meningkatkan kualitas dan skala pameran dengan meluncurkan Indo Livestock 2026 di lokasi baru, NICE PIK 2.”  

Venue baru ini menawarkan suasana yang lebih segar, modern, berstandar internasional, didukung akses luas dan fasilitas memadai.  

Grand Launching dan Skala Acara 

Site Tour Indo Livestock 2026. (Foto: Istimewa)

Acara grand launching dihadiri secara eksklusif oleh perwakilan Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan, bersama dengan asosiasi pendukung, peserta, calon peserta pameran, pihak venue, serta awak media. Momen ini menegaskan kesiapan infrastruktur untuk menyambut acara pada Juni 2026. 

Pameran peternakan berskala internasional ini diproyeksikan menghadirkan lebih dari 600 peserta pameran dari 40 negara, termasuk 12 paviliun negara resmi. 

Ajang ini menargetkan kehadiran 20.000 pengunjung profesional yang terdiri dari para pemimpin industri, inovator, pembuat kebijakan, distributor, akademisi, peneliti, pelaku usaha, dan buyers internasional. 

Indo Livestock 2026 secara khusus akan menghadirkan program unggulan terbaru Zona Farmpreneurship yaitu sebuah ruang inspiratif bagi perusahaan, startup, dan lembaga pelatihan yang menawarkan paket usaha peternakan modern dengan menampilkan produk sekaligus solusi unggulan kepada calon pengusaha muda dan investor. 

Selain itu, akan hadir pula Fisheries Buyers Program yang dirancang khusus untuk mempertemukan eksportir perikanan Indonesia dengan pembeli internasional. Meliputi buyers dari Amerika, Asia Tengah, China, Jepang, Korea, dan Uni Eropa dalam bentuk akses business matchmaking. (NDV)

BELARUS BERHARAP SWASEMBADA GENETIKA UNGGAS

Belarus berharap dapat meninggalkan genetika impor dalam peternakan unggas dalam 5-7 tahun ke depan, ungkap Presiden Belarus Alexander Lukashenko dalam sebuah pertemuan pemerintah di Minsk pada 3 Oktober.

Ketergantungan pada impor, yang sebagian besar bersumber dari Uni Eropa, tidak menjamin stabilitas operasional peternakan unggas, tegas Lukashenko. "Setiap pengiriman impor mengandung risiko penularan infeksi baru, serta gangguan pasokan, yang sangat relevan," tambah Lukashenko.

Para ilmuwan Belarus mungkin ditugaskan untuk segera mulai mencari cara beralih ke genetika domestik dalam industri unggas, menurut Lukashenko.

Lukashenko menyatakan bahwa ia telah memerintahkan pemerintah untuk mendirikan pusat seleksi dan pemuliaan pada tahun 2023, yang diharapkan dapat memenuhi sepenuhnya permintaan materi genetik. Namun, presiden Belarus mengakui bahwa proyek tersebut sedang berjalan, tetapi jauh lebih lambat dari yang direncanakan, dengan hanya 3% konstruksi yang telah selesai sejauh ini.

Belarus mengalami kerugian rata-rata sekitar €1,5 juta per tahun akibat impor anak ayam, ungkap Yuri Gorlov, Menteri Pertanian dan Pangan Belarus, dalam pertemuan tersebut. Harga rata-rata anak ayam impor mencapai €6,2. Anak ayam yang diternakkan di Belarus harganya sekitar €5,2 per ekor, ujar Gorlov.

Industri unggas Belarus secara teknis siap untuk sepenuhnya beralih ke genetika domestik, ujar Gorlov. Untuk menghilangkan ketergantungan impor, Belarus perlu membangun peternakan pembibitan untuk induk ayam, dengan perkiraan biaya proyek antara US$5 hingga US$7 juta.

Dengan menetapkan target untuk mengurangi ketergantungan pada genetika asing, Belarus mengikuti jejak Rusia. Rusia telah mengurangi ketergantungannya pada telur tetas untuk industri unggasnya hingga kurang dari 10%, menurut perkiraan Sergey Lakhtyukhov, direktur jenderal Persatuan Produsen Unggas Rusia.

Impor, yang diperkirakan mendekati 700 juta telur tetas per tahun, turun menjadi 400 juta pada tahun 2022 dan 300 juta pada tahun 2023, ungkap Lakhtyukhov.

ARTIKEL POPULER MINGGU INI


Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer