-->

INOVASI DAN DIGITALISASI KUNCI DAYA SAING INDUSTRI PETERNAKAN

Peserta Seminar dalam PLI Forum 2025. (Foto: Infovet-DS)

Jakarta, 28 November 2025 – Seminar bertajuk “Inovasi dan Digitalisasi untuk Daya Saing Industri Peternakan Indonesia” yang digelar dalam rangkaian Poultry & Livestock Innovation (PLI) Forum 2025 di JIEXPO Kemayoran berhasil menghadirkan pembahasan menarik seputar arah dan strategi pengembangan sektor peternakan nasional.

Acara yang berlangsung dari pukul 08.30 hingga 11.30 WIB ini menghadirkan sejumlah narasumber ahli dari institusi dan organisasi terkemuka, yakni Dr. Dipl.-Ing. Mulyadi Sinung Harjono, M.T., dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dedi Setiadi dari Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI), serta Ir. H Sugeng Wahyudi, Sekretaris Jenderal Garda Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN).

Sesi tanya jawab menjadi momen paling menyita perhatian ketika drh Rakhmat Nuriyanto mengangkat pentingnya pengembangan obat herbal yang hingga kini masih minim di Indonesia. Ia menekankan perlunya peran BRIN dalam melakukan riset mendalam, pengembangan, serta menjalin kerja sama dengan industri terkait agar inovasi herbal bisa lebih berkembang. Menanggapi hal tersebut, Dr. Sinung menegaskan bahwa pengembangan obat herbal memang memerlukan waktu sekitar dua hingga tiga tahun. Meski industri kerap merasa prosesnya panjang, banyak hasil riset BRIN yang lain sudah sukses ditindaklanjuti menjadi produk yang siap masuk pasar.

Ir Bambang Suharno (di Podium) moderator dalam Seminar PLI Forum 2025. Dari ki-ka: Ir Sugeng Wahyudi, DR Sinung Harjono dan Dedi Setiadi (Foto: Infovet-DS)

Topik perubahan iklim dan mitigasi gas rumah kaca juga tak luput dari pembahasan. Dedi Setiadi memaparkan konsep “jual beli karbon” yang kini tengah diteliti sebagai solusi pemanfaatan limbah ternak. Ia menjelaskan setiap ekor sapi dapat menghasilkan 8–12 kg gas metana yang jika diolah menjadi energi bio gas, dapat menjadi sumber energi alternatif. “Rumah saya sudah sepenuhnya menggunakan bio gas yang berasal dari kotoran sapi,” ujar Dedi, memberi contoh nyata pemanfaatan limbah ternak untuk energi bersih.

Sebagai moderator, Ir. Bambang Suharno-Direktur Gallus sekaligus Pimpinan Redaksi Infovet—menekankan pentingnya kolaborasi antara lembaga riset seperti BRIN dan stakeholder industri. Ia mendorong adanya forum khusus untuk menindaklanjuti sinergi agar banyak inovasi dapat lebih cepat diaplikasikan dan berdampak pada perkembangan industri.

Sementara itu, Sugeng Wahyudi yang mewakili GOPAN, menggarisbawahi pesatnya perkembangan industri peternakan ayam broiler/pedaging selama 25 tahun terakhir. Menurutnya, kemajuan ini tidak lepas dari hasil riset, penerapan teknologi dan digitalisasi inovatif yang menyentuh seluruh mata rantai, dari hulu hingga hilir aspek produksi unggas khususnya ayam pedaging.

Seminar dalam PLI Forum 2025 yang mencerahkan ini menjadi salah satu wahana penting bagi sektor peternakan Indonesia yang akan terus dinantikan pelaku industri dalam menggali inovasi, memacu digitalisasi, serta memperkuat daya saing, khususnya dalam menghadapi tantangan pasar dan isu lingkungan global. Acara terselenggara atas kerjasama PT Songolas Event dan PT Gallus Indonesia Utama (GALLUS) dengan Majalah Infovet sebagai Official Media Partner sekaligus mitra penyelenggara dan event ini sepenuhnya dihelat gratis, memberi kesempatan luas bagi pelaku industri dan akademisi untuk terus ikut berkontribusi pada kemajuan peternakan nasional.*(DS)

ARTIKEL POPULER MINGGU INI


Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer