Sebuah studi oleh University of Queensland telah mengidentifikasi alternatif lokal untuk bungkil kedelai impor, komponen penting pakan ayam.
Sekitar 90% kedelai diproduksi hanya di 5 negara, yaitu Brasil, AS, Argentina, Tiongkok, dan India. Australia saat ini mengimpor 1,2 juta ton bungkil kedelai setiap tahunnya untuk pakan ayam komersial.
“Australia bergantung pada bungkil kedelai impor yang membuat industri ini rentan terhadap tarif, pandemi, dan menciptakan emisi gas rumah kaca yang sangat besar,” kata Dr Elham Assadi Soumeh, dosen senior Ilmu dan Produksi Peternakan di School of Agriculture and Food Sustainability. “Tidak masuk akal untuk mengimpor bungkil kedelai jika ada bahan-bahan Australia yang bisa kita gunakan.”
Ia mencatat bahwa rata-rata orang Australia mengonsumsi lebih dari 50 kg ayam setiap tahun dengan 70% rumah tangga mengonsumsi ayam dua kali seminggu. "Kita perlu memastikan bahwa kita mampu terus memenuhi kebutuhan ayam di negara ini dan memastikan produsen Australia yang menyediakan daging tersebut," tambahnya.
Penelitian Soumeh menemukan alternatif yang layak untuk bungkil kedelai dengan menambahkan asam amino kristalin ke dalam campuran bungkil kanola, bungkil biji lupin, bungkil daging dan tulang, bungkil bunga matahari, dan larva lalat tentara hitam.
Larva lalat tentara hitam yang dibudidayakan dari limbah makanan merupakan bahan alternatif yang sedang berkembang dalam pakan ternak dengan potensi untuk menggantikan hingga 30% bungkil kedelai dalam pakan seimbang untuk ayam broiler, catat universitas tersebut.
"Teknologi canggih telah memungkinkan produksi asam amino kristalin melalui fermentasi dan kami menambahkannya ke bahan-bahan alternatif untuk menghasilkan pakan yang seimbang," kata Soumeh. "Australia sudah menanam kanola lebih dari cukup untuk menggantikan bungkil kedelai, kita hanya perlu mengolahnya lebih banyak di sini, alih-alih mengekspornya."
Tim peneliti memberi makan beberapa kelompok ayam dengan pakan yang berbeda selama uji coba untuk mengukur kinerja mereka. "Pola makan alternatif ini tidak memiliki efek buruk pada produksi telur atau daging, berat atau kualitas telur, kualitas daging, atau kandungan asam lemak. Ini adalah pilihan yang layak secara finansial dan ramah lingkungan, dan industri tertarik," tambah Soumeh.


0 Comments:
Posting Komentar