-->

BAGAIMANA MEMANFAATKAN ENZIM DALAM PAKAN?

Gambaran kerja enzim seperti gembok dan kuncinya, sehingga harus cocok. (Sumber: saylordotorg.github.io)

Enzim adalah biokatalis yang dapat mempercepat reaksi kimia. Tanpa adanya enzim, reaksi kimia akan berjalan lambat, tetapi dengan dibantu enzim maka reaksi kimia akan berjalan cepat. Sebagai contoh, perubahan nasi menjadi glukosa dalam sistem pencernaan manusia akan berjalan lambat, tetapi dengan adanya enzim amilase di dalam saluran pencernaan maka pati yang ada dalam nasi akan berubah menjadi glukosa dalam waktu cepat dan akan digunakan sebagai sumber energi dalam kehidupan.

Penggunaan enzim sudah lama dikenal dalam industri pangan maupun obat-obatan, sebagai contoh penggunaan enzim pektinase agar dapat menjernihkan jus buah yang tadinya keruh akibat adanya pektin dalam buah, menjadi molekul rantai pendek (glukoronat) sehingga jus buah menjadi lebih jernih. Dalam bidang pengobatan, tablet enzim diberikan kepada pasien yang menderita gangguan pencernaan karena masalah dalam lambungnya. Pemberian tablet campuran enzim akan membantu meningkatkan kemampuan mencerna makanan di dalam lambungnya.

Penggunaan enzim dalam pakan berkembang pesat dalam kurun waktu 30 tahun terakhir, diawali dengan penemuan enzim fitase yang dapat mempercepat pemecahan fitat menjadi fosfor inorganik, sehingga ternak dapat memanfaatkan fosfor yang ada di dalam pakan tumbuhan. Sebab jika tidak diberikan enzim fitase, maka fosfor dalam fitat sedikit sekali dapat dipecah oleh enzim yang ada di dalam saluran pencernaan ternak monogastrik.

Pemakaian enzim yang terus meningkat dalam pakan ternak diakibatkan kemajuan teknologi untuk menghasilkan enzim yang makin efisien dan makin murah. Berbagai jenis enzim dikembangkan tidak hanya fitase, tetapi juga enzim lainnya seperti xylanase, beta glukanase, protease, lipase, mananase, amilase, dan sebagainya. Dalam tulisan ini diuaraikan bagaimana memanfaatkan enzim secara optimal sehingga dapat meningkatkan daya guna pakan dan juga mengurangi biaya pakan yang pada akhirnya mengurangi biaya produksi untuk menghasilkan daging maupun telur.

Mekanisme Kerja
Enzim merupakan senyawa protein dengan rantai peptida yang panjang dan bentuknya tiga dimensi. Dalam bentuk tiga dimensi, ada lokasi yang dikenal dengan lokasi aktif (active site) yang ketika enzim ”nempel” dengan substrat yang sesuai maka enzim akan bekerja untuk memecah substrat yang cocok tersebut. Sehingga enzim biasanya digambarkan sebagai gembok dan substrat yang akan dipecah adalah kunci. Kunci hanya bisa membuka gembok manakala sesuai, sehingga enzim hanya dapat bekerja ketika substrat yang menjadi target pemecahan enzim sesuai. Sebagai contoh enzim fitase akan memecah senyawa fitat, tetapi apabila suatu bahan pakan tidak mengandung fitat seperti meat bone meal, maka fitase tidak ada fungsinya atau enzim mananase diberikan pada ransum yang bahan bakunya tidak ada manan tetapi yang tersedia adalah amilum, maka enzim mananase tidak akan mampu memecah amilum yang struktur kimia berbeda dengan manan.

Oleh karena itu, penting untuk diperhatikan manakala ada suatu tawaran untuk menggunakan enzim, apakah enzim yang ditawarkan akan ”bekerja” pada ransum yang akan dipakai dan bahan baku pakan yang terdapat di dalamnya mempunyai senyawa kimia yang menjadi target penggunaan enzim tersebut. Enzim tidak berlaku umum, tetapi spesifik terhadap substrat yang ada dalam bahan baku pakan.

Di samping jenis enzim dan subsrat yang sesuai, enzim juga akan bekerja ketika... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Juni 2024.

Ditulis oleh:
Prof Budi Tangendjaja
Konsultan Nutrisi Ternak Unggas

DISNAKKESWAN SUMBAR SELENGGARAKAN SOSIALISASI SERTIFIKASI PUPUK ORGANIK ENTREPRENEUR MILENIAL

 

Antusiasme peserta kegiatan Sosialisasi Sertifikasi Pupuk Organik.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Sukarli SPt MSi, membuka kegiatan Sosialisasi Sertifikasi Pupuk Organik Entrepreneur Milenal yang diselenggarakan secara daring, Kamis (4/7).  

“Melalui sosialisasi ini, kami perlu sampaikan setiap peredaran produk hasil pertanian diwajibkan memiliki sertifikasi untuk memastikan mutu produk yang dihasilkan,” kata Sukarli.

Pupuk organik, salah satu bahan bakunya adalah dari limbah peternakan yang kemudian dimanfaatkan menjadi pupuk kompos.

“Setiap bahan baku yang dihasilkan oleh limbah peternakan jika diolah dengan SOP, maka dapat dimanfaatkan menjadi pupuk kompos. Apakah pupuk kompos itu kemudian bisa otomatis menjadi pupuk organik, maka peran sertifikasi ini yang kami sosialisasikan,” imbuh Sukarli.

Sesi berikutnya adalah pemaparan Lembaga Sertifikasi Organik (LSO) Sumbar yang hari ini hadir sebagai pembicara yaitu Pastaliza STP MSi. Dipandu moderator Nirmala SPt MSi, Kepala Bidang Bina Usaha Disnakkeswan Sumbar sekaligus Ketua Panitia kegiatan ini.  

Pupuk organik sering disebut pupuk kompos adalah bahan yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, hijauan tanaman, kotoran hewan (padat dan cair) yang telah mengalami proses dekomposisi, serta digunakan untuk memasok hara tanaman dan memperbaiki ingkungan tumbuh tanaman.

“LSO dalam hal ini sebagai lembaga yang bertanggung jawab melakukan sertifikasi maupun verifikasi bahwa produk yang dijual atau dilabel sebagai ‘organik’ telah diproduksi, diolah, disiapkan, ditangani dan diimpor sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI)," jelas Pastaliza.

Lebih lanjut dijelaskan mengenai peraturan dan standar yang digunakan dalam kegiatan sertifikasi pupuk organik diantaranya SNI 6729:2016 tentang Sistem Pertanian Organik; Permentan 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian Organik; Permentan No 1 Tahun 2019 tentang Pendaftaran Pupuk Organik, Pupuk Hayati Pembenah Tanah; Kepmentan 261 Tahun 2019 tentang Persyaratan Teknis Minimal Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah; Kepmentan 262 Tahun 2019 tentang Lembaga Uji Mutu dan Uji Efektifitas Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah.

Pastaliza menerangkan persyaratan sertifikasi pupuk organik antara lain SOP harus mengacu ke SNI 6729:2016 dan Permentan 64 tahun 2013 kemudian tidak boleh menggunakan bahan kimia sama sekali. “Jika akan menggunakan dekomposer pabrikan, harus sudah disertifikasi organik,” tandasnya.

Menyoroti kondisi tanah yang semakin padat dan keras sekaligus ketersediaan pupuk kimia yang langka karena harganya mahal, solusi untuk menghindari ketergantungan pemakaian pupuk kimia pada budidaya tanaman adalah dengan penggunaan pupuk organik. (NDV)

 

 

 

 

PERAN ENZIM PADA AYAM MODERN

Sistem pencernaan pada ayam modern terdiri dari saluran yang memanjang dari rongga mulut sampai kloaka dan komponen pelengkap seperti kelenjar ludah, hati, kelenjar empedu, dan pankreas.

Penambahan enzim-enzim tertentu (exogenous enzymes) dalam pakan ayam modern selain untuk mengoptimalkan kecernaan komponen nutrisi rantai panjang dalam bahan baku pakan, juga untuk mereduksi efek komponen yang mengganggu proses pencernaan dan/atau penyerapan unsur nutrisi pada saluran cerna ayam (anti-nutritive factors). Tulisan singkat ini memberikan gambaran sekilas terkait peranan exogenous enzymes dalam perjuangan optimalisasi performa ayam modern di tengah gonjang-ganjing ketersediaan dan kualitas bahan baku pakan.

Fisiologi Gastrointestinal Ayam
Sebelum masuk ke dalam lambung kelenjar alias proventrikulus via esofagus bawah (kerongkongan bawah), pakan yang dikonsumsi oleh ayam akan disimpan untuk sementara waktu di dalam tembolok atau krop. Krop sendiri merupakan divertikulum (pelebaran) dari kerongkongan yang berfungsi sebagai tempat proses pelunakan awal pakan oleh air minum, air liur yang kaya akan enzim amilase, serta ditopang oleh aktivitas beberapa bakteri komensal.

Di sisi lain, proventrikulus merupakan lambung ayam yang kaya akan sel-sel kelenjar yang menghasilkan asam lambung (HCl) dan enzim pepsin. Berhubung ayam kodratnya tidak mempunyai gigi-geligi dalam rongga mulutnya, maka setelah pakan mengalami proses asidifikasi (pengasaman) dan penguraian awal enzimatis di dalam proventrikulus, selanjutnya akan mengalami proses penghalusan partikel pakan secara mekanik yang terjadi di dalam gizzard atau lambung otot (Sturkie et al., 2015).

Secara mendasar proses pencernaan ayam sebenarnya mirip dengan hewan monogastrik lainnya. Sekresi cairan empedu oleh organ hati yang berfungsi untuk proses emulsifikasi komponen lemak pakan serta sekresi enzim-enzim pankreas seperti amilase, tripsinogen, lipase pankreas, kemotripsinogen, dan prokarboksipeptidase yang selanjutnya akan mengubah pakan menjadi bentukan kime (chyme) yang secara bertahap akan berjalan meninggalkan usus dua belas jari (duodenum) menuju ke usus penyerapan (jejunum).

Beberapa enzim lainnya baik yang disekresikan oleh sel-sel epitelium usus halus maupun berupa metabolit sekunder mikrobiom (microbiome) saluran cerna seperti maltase, isomaltase, sukrase, enterokinase, lipase, dan peptidase juga mempunyai kontribusi yang signifikan dan tidak bisa diabaikan pada tahap akhir proses pencernaan ayam (Oakley et al., 2014; Oakley dan Kogut, 2016).

Ayam mempunyai sepasang usus buntu (ceca) yang merupakan tempat terjadinya proses fermentasi ampas pakan oleh mikrobiom yang menetap di dalamnya (resident microbiome) dan menghasilkan beberapa asam lemak rantai pendek (short chain fatty acids) yang dapat digunakan oleh ayam sebagai sumber energi maupun untuk kesehatan epitelium mukosa saluran cerna itu sendiri (gut health).

Dari penjelasan fisiologis pencernaan ayam di atas, maka tak pelak bahwa kualitas fungsional sistem gastrointestinal (gut health) ayam sangatlah... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Juni 2024.


Ditulis oleh:
Tony Unandar (Anggota Dewan Pakar ASOHI-Jakarta)

MENGURANGI RISIKO ANCAMAN VIBRIOSIS MELALUI DIET DENGAN ASAM ORGANIK

Trouw Nutrition hadir di Asia-Pacific Aquafeed 2024 di Surabaya
(Foto : Wida)

Selko, merk produk Feed Additives dari Trouw Nutrition, akan mengungkap hasil penelitian terbarunya mengenai intervensi pakan untuk mengurangi ancaman Vibriosis dalam budidaya udang. Hasil studi akan dipresentasikan dalam acara Asia-Pacific Aquafeed 2024 di Surabaya, Indonesia, yang berlangsung dari 2 hingga 5 Juli 2024.

Saravanan Subramanian, Global Technical Commercial Manager Aquafeed at Selko®, akan membagikan hasilpenelitian mengenai efek diet aditif pakan berbasis asam organik (Selko® Selacid® GG) dalam mendukung udang yang mengalami Vibriosis.

Peneliti di Central Institute of Brackishwater Aquaculture, ICAR, India, melakukan penelitian terhadap kelangsungan hidup udang dan total beban Vibrio di hepatopankreas (HP) tujuh hari setelah diberikan Vibrio sp.

Udang dalam tiga kelompok perlakuan diberikan pakan dengan tingkat inklusi spesifik dari campuran asam organik Selacid® GG (0,1%, 0,2%, 0,3%) dan hasil penelitian dari setiap kelompok perlakuan akan dibandingkan dengan udang dalam kelompok kontrol positif dan negatif yang menerima pakan yang sama tanpa campuran asam organik. 

Dalam penelitian diperiksa parameter pertumbuhan termasuk final body weight, weight gain, specific growth rate, and survival rate dan didapatkan hasil bahwa udang yang diberi diet campuran asam organik 0,2% memiliki nilai yang signifikan lebih tinggi daripada kelompok kontrol positif. Selain itu, analisis mikroskopis menunjukkan adanya degenerasi dan nekrosis yang relatif lebih sedikit dari tubulus HP dan sel epitel HP, bersama dengan indikator peradangan yang lebih sedikit, di antara kelompok yang menerima campuran asam organik 0,2%.

Kelompok udang yang menerima campuran asam organik pada konsentrasi 0,2% dalam pakan memiliki nilai temuan Vibrio yang signifikan lebih rendah di HP diikuti dengan peningkatan imunitas, pertumbuhan, dan kelangsungan hidup dibandingkan dengan kelompok kontrol positif. Temuan ini menunjukkan bagaimana pengaruh intervensi nutrisi dapat membantu mengelola tantangan biologis yang mengancam pertumbuhan berkelanjutan dan ekonomi peternakan udang di seluruh dunia.

Dengan biaya finansial yang besar, kerugian tahunan yang terkait dengan Vibriosis di peternakan udang di India adalah $39,3 juta antara 2018-19. Karena asam organik memiliki sifat antimikroba, sehingga memberikan alternatif yang lebih baik daripada antibiotik dalam mengurangi pertumbuhan bakteri patogenik dan meningkatkan respons imunudang.

Subramanian mengatakan, "Penyakit yang disebabkan oleh Vibriosis bersama dengan patogen lainnya merupakan ancaman konstan bagi bisnis petambak udang, yang mengakibatkan tingginya angka mortalitas dan menyebabkan pertumbuhan lambat bagi udang. Penelitian ini lebih lanjut menunjukkan bukti terhadap penggunaan asam organik sebagai alternatif bagi produsen pakan dan petambak udang dalam mengelola tekanan penyakit dalam budidaya udang".

Pengunjung acara Asia-Pacific Aquafeed 2024 dapat mempelajari lebih lanjut tentang penelitian dan solusi Selko di stan Trouw Nutrition nomor 197 dan 19. (Wida)

IKUTI SEMINAR GRATIS SUSTAINABILITY IN INDONESIA POULTRY INDUSTRY VALUE CHAIN: OPPORTUNITIES & CHALLENGES

Bapak/Ibu/Saudara/i, dalam rangka memeriahkan gelaran 🌏🐔🐓🐟🦐🍳🥚🍗🕵🧑‍💼🤵🧕🙋 Indolivestock Expo dan Forum 2024 , PT. Gallus Indonesia Utama (Majalah Infovet) dan USSEC Indonesia akan menyelenggarakan Seminar/Talkshow "Sustainability in Indonesia Poultry Industry Value Chain: Opportunities & Challenges" pada:

🗓Hari/Tanggal: Jumat, 19 Juli 2024

⏱Jam : 13.00 WIB - selesai

🏢Lokasi : Ruang Theater 2 (Jakarta Convention Center, Senayan)

💰Biaya : GRATIS

Seminar/Talkshow ini akan menghadirkan pakar di bidang pakan yakni, Prof. Budi Tangendjaja serta narasumber hebat lainnya dan akan dipandu oleh Ir. Alfred Kompudu, S.Pt. MM. ASEAN Eng. (moderator).

🔊Segera daftarkan diri Anda! melalui link : https://bit.ly/seminar_takshow_INFOVET2024 (Kapasitas terbatas dan peserta terpilih akan kami hubungi)

Informasi: 📱 Mariyam 08777 829 6375

MENGOPTIMALKAN PENGGUNAAN ENZIM PADA PAKAN

Pakan ternak. (Sumber: neighborwebsj.com)

Pakan merupakan komponen biaya terbesar dalam suatu usaha peternakan. Kurang lebih 60-70% cost yang dikeluarkan dalam suatu budi daya peternakan berasal dari pakan. Pasalnya kini produsen pakan serta peternak dihadapkan oleh masalah harga dan ketersediaan bahan baku pakan yang memungkinkan turunnya kualitas pakan.

Tentunya insan peternakan di Indonesia sudah tahu betul mengenai problem kenaikan harga dan ketersediaan bahan baku pakan yang selalu fluktuatif. Ditambah lagi kini berbagai problem tersebut diperkeruh dengan adanya faktor pasca pandemi COVID-19, perubahan iklim, krisis moneter dan pangan, serta masalah lainnya.

Dalam kondisi dunia yang tengah mengalami disrupsi dan ketidakpastian iklim bisnis, tentunya para produsen pakan dan peternak self mixing dituntut agar lebih efisien dalam formulasi pakan tanpa mengurangi kualitasnya.

Di tengah permasalahan tersebut hadir sebuah solusi dalam formulasi pakan, yakni dengan menggunakan feed additive dalam bentuk sediaan enzim. Seperti apakah penggunaan enzim dalam formulasi pakan? Bagaimanakah formulasinya? Serta enzim apa saja yang bisa digunakan dalam suatu formulasi?

Enzim Sang Katalisator Reaksi Kimia
Guru Besar Fakultas Peternakan IPB University, Prof Nahrowi, menerangkan kepada Infovet bahwa enzim yakni  senyawa protein yang berfungsi sebagai katalisator bermacam reaksi kimia yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup. Yang dimaksud dengan katalisator yakni zat yang dapat mempercepat reaksi kimia, tetapi tidak mengubah keseimbangan reaksi atau tidak memengaruhi hasil akhir reaksi.

“Oleh karena itu enzim digadang-gadang bahwa dapat menjadi salah satu bahan alternatif yang dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas pakan ternak yang sudah banyak terbukti aman untuk ternak, manusia yang mengonsumsi hasil ternak, maupun bagi lingkungan,” tutur Nahrowi.

Lebih lanjut dijelaskan, berbagai macam fungsi enzim seperti:

• Memecah faktor anti-nutrisi yang terdapat dalam campuran pakan. Kebanyakan dari senyawa tersebut tidak mudah dicerna oleh enzim endogenous sehingga dapat mengganggu kelangsungan sistem pencernaan ternak dan berdampak buruk pada kesehatan serta performa ternak.

• Meningkatkan ketersediaan pati, protein, dan garam mineral yang terdapat pada dinding sel yang kaya serat, karena itu tidak mudah dicerna oleh enzim pencernaan sendiri atau terikat dalam ikatan kimia sehingga ternak tidak mampu mencerna.

• Merombak ikatan kimia khusus dalam bahan baku pakan yang biasanya tidak dapat dirombak oleh enzim yang dihasilkan ternak itu sendiri (enzim endogenous).

• Sebagai suplemen tambahan dari enzim yang diproduksi oleh ternak muda, dimana sistem pencernaannya belum sempurna sehingga enzim endogenous kemungkinan belum mencukupi.

Prof Nahrowi mengakui dengan penambahan enzim, produsen pakan dan peternak self mixing dapat... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Juni 2024.

Ditulis oleh:
Drh Cholillurahman
Redaksi Majalah Infovet

AMUNISI BARU HIPRA CEGAH SWOLLEN HEAD SYNDROME

 

Foto Bersama Para Peserta Seminar
(Sumber : CR)

Salah satu produsen vaksin terkemuka asal Spanyol, HIPRA kembali melakukan acar launching produk vaksin terbarunya di IPB International Convention Center (IICC), Bogor pada Senin (24/6) yang lalu.

Acara tersebut dikemas dalam sebuah seminar bertajuk “Avian Metapneumovirus & Avisan SHS Vaccine Launch”. Dimana Bogor didapuk menjadi kota pertama dalam serangkaian roadshow mereka. Setelahnya, acara serupa bakal digelar di Solo, Blitar, dan Surabaya dari 24-28 Juni 2024.

Prof. I Wayan Teguh Wibawan, sebagai salah satu narasumber  menyampaikan bahwa pada kasus suatu infeksi yang diakibatkan oleh satu jenis virus maka akan menjadi gerbang bagi infeksi mikroba pathogen jenis lainnya. Maka penting untuk melakukan vaksinasi dalam rangka mencegah infeksi agen lainnya.

Ia juga menekankan bahwa tidak semua penyakit tidak dapat dicegah dengan tindakan biosekuriti, khususnya yang menyebar secara aerosol. Untuk penyakit yang bersifat aerosol ia menyebut bahwa tindakan vaksinasi memegang peran utama.

Selanjutnya kata Wayan, secara imunologis antibodi hanya akan bekerja saat virus itu belum masuk kedalam sel, sehingga penting untuk menciptakan herd immunity.

“Semakin banyak ayam yang memiliki imunitas yang baik maka lingkungan akan semakin baik pula. Karena lingkungan tercemar akibat shedding, dan shedding dapat dicegah dengan antibodi yang baik dan memperkecil paparan dengan virus pathogennya,” tegas Wayan.

Narasumber lainnya yakni  Dr Juan Luis Criado selaku Global Product Manager Hipra menyampaikan bahwa dalam rangka membasmi kontaminasi Swollen Head Syndrome (SHS) yang disebabkan oleh Avian Metapneumo Virus (AMPV) diperlukan solusi yang tepat.

Gejala klinis umum yang terlihat dari infeksi AMPV biasanya ngorok disertai nasal discharge, pembengkakan pada kepala yang kadang diikuti kematian. Selain itu kadang disertai dengan infeksi bakteri yang memicu kegagalan pada pemberian antibiotik kerap terjadi, dan juga banyaknya produksi telur pucat pada ayam petelur komersil maupun breeder.

“Untuk mengetahui infeksi virus kita harus menganalisis data dari laboratorium untuk hasil yang lebih pasti, tetapi secara visual gejala klinis dapat dilihat dari kualitas kerabang. Telur yang dihasilkan dari ayam yang terinfeksi AMPV memiliki kerabang yang lunak. Hasil penggunaan vaksinasi ini berpengaruh nyata terhadap performa ayam, antara kelompok ayam yang divaksin dan tidak divaksin dapat dilihat perbedaan dari jumlah produksi telur per ekor, rataan bobot telur yang dihasilkan, jumlah kilogram telur per ekor, telur sehat per ekor, telur pucat per ekor dan rasio konversinya,” tegas Juan.

Diperkuat oleh Dr Ong Shyong Wey selaku Regional Technical Marketing Manager HIPRA yang memaparkan bahwa mutasi virus AMPV yang semakin meluas, sehingga harus disertai pula dengan pembaruan strategi pembasmiannya.  AMPV dapat menyebabkan penyakit pada unggas di setiap umur dan dapat menyerang ayam broiler, layer dan breeder. Terjadi akibat replikasi Avian Metapneumovirus di saluran pernapasan bagian atas dan di saluran reproduksi setelah fase viremia pada layer dan breeder.

“Di Indonesia HIPRA lebih dulu mengenalkan vaksin killed sebelum mengenal vaksin live, sehingga peternak dalam pencegahan virus itu banyak yang menggunakan vaksin killed. Sekarang vaksin live sudah masuk ke Indonesia melalui launching vaksinasi hari ini. Penggunaan vaksin live dan killed dengan strain yang sama sebagai priming dan booster akan memaksimalkan imunitas dan proteksi pada ayam”.

Sebagai penutup, Drh Aditya Fuad Risqianto selaku Technical Service Manager Hipra Indonesia menampilkan data hasil studi prevalensi AMPV di Indonesia. Hasil Surveillance pada farm tanpa vaksinasi aMPV pada tahun 2022-2023 itu 94% positive. Apabila dibiarkan tentu akan mempengaruhi performa dan pendapatan. Apalagi bila disertai dengan double infection virus tentu akan mengakibatkan efek yang lebih besar.

“Program vaksin yang sudah ada hanya menggunakan vaksin kill saja, dengan penggunaan vaksin live ini menurunkan shedding agen patogen dan menghasilkan proteksi jangka panjang. Sehingga diharapkan tercipta herd immunity dan membuat ternak kebal terhadap serangan virus dan bakteri yang selama ini menghantui”. (CR)

 

FORUM KOMUNIKASI PELAYANAN PUBLIK BBPMSOH DUKUNG PRODUK OBAT HEWAN BERKUALITAS

 

Partisipasi aktif pelaku usaha dalam forum daring BBPMSOH
..

Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan (BBPMSOH) menyelenggarakan Forum Komunikasi Pelayanan Publik, Jumat (28/6) secara daring. Sekitar 90 partisipan bergabung yang sebagian besar adalah para pelaku usaha obat hewan, anggota Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI).

Selain perusahaan obat hewan, juga diikuti oleh dinas peternakan dan pertanian terkait sekaligus akademisi.  

Drh Hasan Abdullah Sanyata selaku Kelapa BBPMSOH saat membuka acara mengemukakan beberapa poin penting. “BBPMSOH mempunyai tugas pokok melaksanakan pengujian mutu, sertifikasi, pengkajian dan pemantauan obat hewan. Mendukung program Kementerian Pertanian dalam hal ini kami turut menyampaikan pemerintah menggelar karpet merah, jadi monggo bagi bapak ibu sekalian untuk konsisten dalam menghadirkan produk obat hewan berkualitas hingga menambah nilai ekspor,” jelasnya.

Hasan menambahkan, dimulai dari sekarang kita harus bersiap terkait mendukung program presiden RI terpilih Prabowo yaitu makan siang dan susu gratis.

“Skema program makan siang gratis ini erat kaitannya dengan target percepatan penurunan stunting di mana akan membutuhkan sayur-mayur yang banyak, daging serta susu. Permintaan akan produk asal hewan diperkirakan meningkat hingga prediksi tumbuhnya peternakan di negeri kita,” urai Hasan.

Imbuhnya, dengan pertumbuhan kegiatan budidaya ternak, tentu membutuhkan produk-produk obat hewan yang berkualitas dan aman.

Agenda acara berikutnya yakni pemaparan Kepala Bagian Umum, Drh Cynthia Devy Irawati MM yang menginformasikan bahwa pada Juli – Oktober 2024 nantinya akan diadakan kegiatan Survei Penilaian Integritas oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Kegiatan tersebut bertujuan mencapai sertifikasi SNI ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP).

“Pimpinan dan seluruh pegawai BBPMSOH berkomitmen secara konsisten untuk mewujudkan penerapan SNI tentang Sistem Manajemen Anti Penyuapan dalam rangka mendukung upaya penecegahan praktik suap dalam bentuk apapun, dengan menerapkan tata nilai akhlak amanah dalam menjalankan tugaas dan fungsi,” terang Cynthia.

Dalam public hearing hari ini juga dijelaskan diantaranya Standar Pelayanan Publik Bimbingan Teknis Pengujian Obat Hewan, Standar Pelayanan Publik Layanan Informasi dan Dokumentasi, kemudian Sosialisasi Layanan Produk Perolehan Hasil Pertanian BBPMSOH serta Sosialisasi Monev Pelayanan Publik BBPMSOH. (NDV)

 

 

 

PENGEMBANGAN TERNAK PERAH UNTUK PENUHI KEBUTUHAN SUSU

Webinar Risnov Ternak #4. (Foto: Dok. Infovet)

“Konsumsi Susu Meningkat, Pengembangan Ternak Perah Terhambat?”, menjadi tema yang diangkat dalam webinar Risnov Ternak #4, Kamis (27/6/2024), yang merupakan kerja sama antara Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dengan Majalah Infovet.

“Tema yang diangkat sangat pas sekali dengan fakta di lapangan, dimana tantangan penyakit PMK membuat produksi dan populasi sapi perah menurun, namun permintaan susu kini meningkat sekitar 5 persen pertahun,” ujar Ketua Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI), Dedi Setiadi, yang menjadi pembicara.

Dari data yang ia paparkan, produksi susu pada 2022 (sebelum PMK) mencapai 1.780.000 kg/hari, perlahan menurun menjadi 1.391.000 kg/hari pada 2023, dan 1.219.652 kg/hari pada 2024, berkurang hingga 171.000 kg/hari.

Hal yang sama juga terjadi pada populasi sapi perah, dimana pada 2022 (sebelum PMK) jumlah populasi sebanyak 239.196 ekor, menjadi 226.829 ekor pada 2023, dan turun kembali menjadi 204.741 ekor di 2024, berkurang sebanyak 22.088 ekor.

Selain itu lanjut Dedi, adapun persoalan hijauan pakan ternak (HPT), hingga ketersediaan bibit unggul yang juga masih menjadi tantangan. Dijelaskan dedi dari segi pakan, terjadi kekurangan lahan penanaman HPT, ketersediaan bahan baku yang terbatas, harga bahan baku fluktuatif, sampai persaingan dengan sektor ternak lain.

“Oleh karena itu diperlukan regulasi tentang penggunan lahan Perhutani dan Perkebunan untuk penanaman HPT. Ini sudah sering saya sampaikan. Selain itu, diperlukan bibit rumput unggul dan pengelolaan HPT oleh BUMN bisa menjadi solusi,” paparnya.

Sementara dari segi bibit, terbatasnya ketersediaan bibit sapi perah berkualitas dan masalah pemotongan sapi produktif masih kerap terjadi. “Perbanyak balai pembibitan milik pemerintah dan ketersediaan semen beku bibit unggul. Atau bisa melalui kebijakan impor bibit sapi untuk penambahan populasi sapi perah berkualitas, juga penyelenggaraan kontes ternak agar semakin menggairahkan peternak dalam menghasilkan bibit sapi berkualitas,” ungkap Dedi.

Sebab menurutnya, peluang bisnis peternakan sapi perah masih cukup tinggi. Apalagi kini masyarakat mulai meningkatkan kesadaran minum susu hingga rencana program minum susu gratis dari presiden terpilih.

“Sekitar 16 juta liter susu diperlukan untuk program susu gratis, ini membutuhkan effort yang tinggi dari seluruh stakeholder. Diharapkan ini menjadi perkembangan industri sapi perah yang lebih baik,” tukasnya.

Agar kebutuhan susu secara nasional terpenuhi, BRIN juga menyoroti budi daya pengembangan kambing perah yang dinilai potensial dan lebih murah. “Budi daya kambing perah sangat potensial, karena kemampuannya beradaptasi dengan pakan lokal yang sangat bervariasi,” kata Peneliti dari BRIN, Dwi Yuliastiani. 

Dijelaskan, budi daya kambing tidak hanya mengandalkan HPT, tetapi dengan pakan lokal hasil samping tanaman pangan, buah, umbi, hingga hasil samping perkebunan bisa digunakan. “Harus tetap diperhatikan pemberiannya, karena dengan manajemen pakan yang tepat maka akan didapat produksi dan kualitas susu yang baik,” sebutnya. (RBS)

LAWAN STUNTING, DISNAKKESWAN SUMBAR DAN JAPFA KOLABORASI PROGRAM CSR

Penyerahan simbolis bantuan telur untuk masyarakat Sumbar
Penyerahan simbolis bantuan telur untuk masyarakat Sumbar

Komitmen Pemerintah Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) tidak pernah kendur dalam mengupayakan percepatan penurunan stunting. Berkolaborasi dengan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Provinsi Sumbar mendistribusikan bantuan 10.000 telur untuk masyarakat di Kabupaten Pasaman Barat, Kota Padang, Kota Solok, dan Kabupaten Agam.

Penyerahan bantuan secara simbolis dilakukan oleh perwakilan Japfa kepada Wakil Gubernur (Wagub) Sumbar Dr Ir Audy Joinaldy SPt MSc MM IPM ASEAN Eng, pada Selasa (14/5), kemudian akan disalurkan kepada masyarakat melalui Disnakkeswan Sumbar.

Kepala Disnakkeswan Sumbar, Sukarli SPt MSi, hadir mendampingi Wagub. Pada hari yang sama terdapat agenda pertemuan dengan perwakilan Japfa membahas dukungan Japfa dalam pengembangan UPT Unggas Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan.

“Tahapnya masih penjajakan terkait program kerja sama dinas dengan Japfa dalam program unggulan pengembangan unggas di Sumbar,” ungkap Sukarli di ruang rapat kantor Wagub.

Kepala Bidang Bina Usaha dan Kelembagaan, Nirmala SPt MSi, yang turut hadir mengemukakan program CSR Japfa dalam penanganan stunting akan dilakukan secara berkala. Selain itu, Disnakkeswan Sumbar memprioritaskan ketersediaan pangan dan produk peternakan untuk warga yang terdampak musibah banjir lahar hujan serta longsor.

“Harapannya kontribusi yang kami berikan ini dapat membantu pemerintah untuk penanganan stunting demi menciptakan generasi yang unggul,” katanya.

Perwakilan Japfa lainnya datang dalam pertemuan antara lain Andriawan Yudihananto (Head of Unit Padang), Nanang Andono (Head of Sales), dan Moch. Rais Aziz (Head of Marketing & Sales North Sumatera Poultry Breeding).

Penyediaan Pengembangan Sarana Pertanian

Lebih lanjut Sukarli mengungkapkan, Disnakkeswan Sumbar juga merealisasikan Program Penyediaan Pengembangan Sarana Pertanian.

Program tersebut bertujuan untuk menambah produktivitas masyarakat, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menambah populasi ternak di Sumbar, terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan bahan pangan asal hewan, dan mewujudkan Sumbar Madani.

Salah satu perwujudan program ini dengan menyerahkan bantuan ayam KUB, pada Rabu (1/5). Penyerahan bantuan ayam KUB kepada kelompok tani di Kabupaten Pasaman Barat dilakukan langsung oleh Gubernur Sumbar, H. Mahyeldi Ansharullah SP, didampingi oleh Sukarli.

Secara keseluruhan program bantuan untuk kelompok tani ternak yang tersebar di 19 kabupaten/kota di Provinsi Sumbar antara lain bantuan ayam KUB 75.000 ekor (150 kelompok), itik 37.500 ekor (75 kelompok), puyuh 50.000 ekor (10 kelompok), kambing 600 ekor (20 kelompok), sapi 100 ekor (10 kelompok), mesin tetas kapasitas 500 butir (43 kelompok), dan mesin APPO (12 kelompok).

Sukarli menambahkan, selain bantuan yang disebutkan, peternak dalam budidaya dan pengolahan pupuk organik akan mendapatkan pendampingan, pembinaan, serta pengawasan.

“Terkait kemitraan dalam pengembangan unggas, kami bekerja sama dengan Japfa. Seperti sudah kita ketahui bersama, Japfa merupakan inti yang memiliki banyak mitra usaha dengan masyarakat di Sumbar dalam pengembangan unggas,” pungkasnya.

MEMBURUKNYA KINERJA KEUANGAN BAGI PENGOLAH UNGGAS TERBESAR DI UKRAINA

Pengolah unggas terbesar di Ukraina, MHP, mengalami penurunan laba bersih hampir tiga kali lipat akibat devaluasi hryvnia dan lonjakan biaya terkait konflik.

Selama kuartal pertama tahun 2024, MHP menghasilkan laba bersih sebesar US$16 juta dibandingkan dengan US$49 juta pada tahun sebelumnya, kata perusahaan dalam laporan triwulanannya.

Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh devaluasi tajam mata uang lokal Ukraina, hryvnia, yang mengakibatkan kerugian selisih kurs sebesar US$40 juta dibandingkan dengan keuntungan sebesar US$4 juta pada kuartal pertama tahun 2023, kata perusahaan tersebut.

Hryvnia secara konsisten kehilangan nilainya selama setahun terakhir. Pada akhir Mei 2024, Bank Nasional Ukraina menaikkan nilai tukar resmi dolar di atas 40 hryvnia – nilai tertinggi dalam sejarah – untuk pertama kalinya. Pada Mei 2023, kursnya mendekati 36 hryvnia per dolar.

“Perang terus berdampak besar pada operasi perusahaan,” kata MHP, mengutip serangan drone dan roket yang terus berlanjut serta pemadaman listrik sebagai tantangan utama. “Kami telah membuat pengaturan untuk pemadaman listrik dan menyiapkan alternatif lain untuk menggantikan pasokan dari jaringan energi nasional yang terus-menerus berada di bawah ancaman pemboman.”

Serangan udara dalam beberapa bulan terakhir telah menyebabkan negara tersebut hanya memiliki kurang dari setengah kapasitas pembangkit listriknya, yang menyebabkan pemadaman listrik setiap hari selama 10 jam atau lebih, menurut perkiraan pejabat pemerintah.

MHP juga melaporkan bahwa akibat penembakan di wilayah Odessa, sebuah gudang yang sebagian disewakan oleh perusahaan untuk menyimpan produk daging ayam beku MHP hancur total, mengakibatkan hilangnya produk unggas senilai US$8 juta. Akibatnya, perusahaan menderita biaya terkait perang sebesar US$10 juta pada kuartal pertama tahun 2024, menurut perhitungan MHP.

PERAN ENZIM DALAM BERBAGAI SITUASI

Mekanisme kerja enzim. (Sumber: Antonio Blanco, Gustavo Blanco, in Medical Biochemistry, 2017)

Kondisi ketersediaan dan harga bahan baku pakan yang sulit diprediksi sangat memengaruhi pengambilan keputusan dalam menyusun formulasi pakan ayam. Menyusun ransum dengan harga terjangkau dan kualitas yang sesuai kebutuhan ayam menjadi tantangan tersendiri.

Hal tersebut membutuhkan “seni” meracik pakan yang tepat dengan menerapkan teknologi pakan. Salah satuya adalah pemakaian enzim untuk meningkatkan kecernaan nutrisi oleh tubuh ayam. Enzim merupakan jenis protein yang terdapat pada semua organisme hidup, yang memfasilitasi percepatan reaksi kimia. Enzim bekerja pada molekul tertentu (substrat, red) yang akan diubah menjadi molekul berbeda yang lebih mudah diserap oleh tubuh.

Jenis Enzim
Ada dua jenis enzim dalam tubuh ayam, yaitu endogen dan eksogen. Enzim endogen diproduksi oleh berbagai organ pencernaan di dalam tubuh. Lain halnya dengan enzim eksogen yang ditambahkan dari luar tubuh ayam.

Contoh enzim endogen di antaranya amilase dan lipase (lipase asam, netral, dan fosfolipase). Sedangkan enzim eksogen yang sering ditambahkan dalam pakan ayam antara lain fitase, xylanase, glukanase, protease, selulase, dan pektinase. Enzim eksogen ini dapat diberikan secara tunggal maupun enzim campuran (multi-enzim atau koktail enzim).

Penambahan enzim eksogen diharapkan dapat meningkatkan kecernaan dan ketersediaan nutrien bagi ternak. Selain itu, penambahan enzim eksogen juga diharapkan bisa mengurangi biaya pakan, meningkatkan fleksibilitas dalam formulasi pakan, memperbaiki kesehatan usus, dan kotoran menjadi lebih kering.

Enzim eksogen yang baik perlu memperhatikan beberapa hal, di antaranya ketersediaan substrat yang cukup dalam bahan baku pakan, ternak harus mampu memanfaatkan produk hasil kerja enzim, enzim harus berinteraksi secara efektif dan efisien dengan subtrat targetnya, serta yang tidak kalah penting enzim harus stabil selama dan setelah pengolahan pakan sampai di dalam saluran pencernaan... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Juni 2024.

Ditulis oleh:
Nurhadi Baskoro Murdonugroho SPt

KOTORAN AYAM DALAM PAKAN TERNAK MENJADI SOROTAN DI AS

Kekhawatiran mengenai penyebaran flu burung pada sapi perah di AS telah mendorong Senator AS untuk memperkenalkan undang-undang yang bertujuan untuk menghilangkan praktik pabrik peternakan yang menambahkan kotoran hewan ke dalam pakan ternak.

Senator Demokrat AS Cory Booker (New Jersey) baru-baru ini memperkenalkan No Stools in Herds’ Troughs Act, yang secara khusus menargetkan praktik pemberian kotoran ayam kepada sapi di tempat penggemukan dan perusahaan susu skala besar.

Praktik peternakan yang rutin dilarang di Inggris menyusul epidemi Bovine spongiform encephalopathy (BSE), dan di Kanada, namun diperbolehkan di AS, meskipun praktik tersebut telah meningkatkan kekhawatiran kesehatan masyarakat karena risiko penyebaran penyakit dari ayam ke sapi.

PODODERMATITIS PADA BROILER

Pododermatitis terjadi pada broiler dan ayam buras. (Foto: Istimewa)

Industri ayam broiler telah tumbuh dengan baik di Indonesia. Kandang-kandang broiler dapat ditemukan dengan mudah di berbagai sentra produksi. Jawa Barat merupakan provinsi dengan populasi broiler terbesar di Indonesia, disusul Jawa Tengah dan Jawa Timur. Populasi broiler di Indonesia pada 2022 mencapai 3.114.028.000 ekor, mengalami peningkatan dibandingkan dengan 2021 yang berjumlah 2.899.208.000 ekor.

Industri broiler telah mampu mendongkrak perekonian di Indonesia, mulai dari industri hulu, breeding farm, hatchery, pabrik pakan, hingga ke hulu dan meja makan. Broiler telah mampu menyediakan ketersediaan kebutuhan protein bagi masyarakat karena dapat diproduksi dan dipanen dalam waktu yang singkat kurang lebih sebulan.

Tumbuh pesatnya industri broiler juga turut mengangkat bisnis kuliner berbahan daging ayam ras. Tak hanya itu, bagian ceker/kaki ayam pun juga tak luput dari buruan masyarakat. Ceker biasanya digunakan sebagai pelengkap menu sajian kuliner. Bagian tersebut juga memainkan peran penting secara ekonomi.

Terlepas dari ceker sebagai bahan kuliner, kaki ayam merupakan organ tubuh yang penting dalam menunjang mobilitas saat masih hidup. Organ tersebut berfungsi sebagai alat gerak dan menunjang bobot tubuh. Ayam memerlukan kaki yang sehat agar bisa mencapai tempat pakan dan minum, beraktivitas, dan lain sebagainya.

Erosi dan Infeksi pada Tapak Kaki
Broiler dapat mengalami erosi dan infeksi pada telapak kaki akibat berbagai faktor. Kondisi demikian disebut pododermatitis, foot pad pododermatitis (FPD), bumblefoot, atau bubulan, yang mengakibatkan kepincangan saat berjalan, malas berjalan, dan sering kali terlihat duduk di lantai kandang tanpa mau berpindah tempat dengan kondisi bobot badan yang menyusut.

Apabila ayam dengan kondisi tersebut jika diperhatikan telapak kakinya akan terlihat terjadinya edema, pembengkakan telapak kaki, erosi pada telapak kaki, ulcerasi atau perlukaan pada permukaan telapak kaki.

Kasus terjadinya ulcerasi pada bantalan tapak kaki bervariasi dari ringan sampai berat. Pada kasus ringan akan terlihat bantalan telapak kaki ayam bengkak kemerahan yang berlanjut munculnya warna kehitaman berupa titik. Perlukaan pada bantalan kaki yang meluas pada kasus berat bisa mengundang terjadinya infeksi kuman patogen.

Pododermatitis secara ekonomi merugikan peternak karena bobot tubuh ayam bisa menurun tidak sesuai dengan umurnya. Kondisi ini dapat dimaklumi karena broiler menjadi malas bergerak karena nyeri pada telapak kaki yang mengakibatkan konsumsi pakan tidak optimal. Broiler juga enggan mencapai tempat minum. Food conversion ratio (FCR) pada ayam yang mengalami pododermatitis juga meningkat, yang akan memengaruhi meningkatnya FCR populasi.

Kerugian ekonomi dialami peternak karena meningkatkan... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Juni 2024.

Ditulis oleh:
Ratna Loventa Sulaxono
Medik Veteriner Ahli Pertama pada
Loka Veteriner Jayapura
&
Sulaxono Hadi
Medik Veteriner Ahli Madya
Purna tugas di Kota Banjarbaru

CEO AYAM KAMPUNG ANDALAS SABET GELAR YOUNG AMBASSADOR AGRICULTURE 2024

Febroni Purba, Duta Muda Pertanian 204, CEO Ayam Kampung Andalas
(Foto : Istimewa)

Febroni Purba,CEO startup Ayam Kampung Andalas yang mengkhususkan diri dalam peternakan ayam kampung di DKI Jakarta, berhasil terpilih sebagai salah satu Duta Muda Pertanian 2024. Pengumuman ini disampaikan dalam Grand Final Program Duta Muda Pertanian YESS yang diselenggarakan di Bogor pada Minggu, 23 Juni 2024.

Proses seleksi yang ketat dimulai dengan 1140 pendaftar, kemudian disaring menjadi 92 peserta untuk evaluasi lebih lanjut. Akhirnya, 55 individu dipilih sebagai Duta Muda Pertanian 2024.

Febroni, yang mewakili DKI Jakarta, berhasil menonjol berkat keahliannya dalam sektor hilir peternakan ayam lokal, sebuah usaha yang telah ia tekuni sejak tahun 2020 dengan penuh semangat.

Usahanya, yang dikenal dengan merek Ayam Kampung Andalas, mencakup dari pembiakan dan pembesaran ayam, hingga produksi telur dan berbagai produk olahan seperti fillet, daging giling, sayap, tulang, dan ceker. Inovasinya meliputi ayam bumbu marinasi dan kaldu yang cocok untuk makanan pendamping ASI (MPASI), kini telah tersedia di pasar modern seperti supermarket, toko bahan makanan online, warung daging segar, dan restoran.

Kementerian Pertanian memilih Duta Muda ini untuk mewakili berbagai latar belakang, termasuk gender, keterbatasan fisik, dan keragaman sosio-ekonomi. Inisiatif ini, yang dikelola oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) di bawah Kementerian Pertanian, bertujuan untuk menginspirasi generasi muda dan mengubah persepsi tentang pertanian sebagai profesi yang menarik dan menguntungkan.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman menegaskan komitmennya untuk mendukung upaya inovatif para petani muda dalam memajukan pertanian Indonesia. "Melalui YAA, para pemimpin muda pertanian akan memberikan kontribusi signifikan dalam mencapai kedaulatan pangan nasional," katanya dalam pernyataan resmi.

Plt Kepala BPPSDMP Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi, menambahkan bahwa program ini lebih dari sekadar pengakuan; ini merupakan panggilan untuk bertindak. "Duta Muda Pertanian 2024 akan aktif dalam mendidik dan menginspirasi generasi muda untuk terlibat dalam transformasi positif sektor pertanian," pungkasnya. (INF)

PETERNAKAN DI PADANG PARIAMAN LESU, POPULASI MENURUN

Sektor peternakan di Padang Pariaman mengalami fluktuasi dalam 5 tahun belakang. Namun, umumnya grafik perkembangannya mengalami penurunan signifikan dibandingkan peningkatan.

Penurunan populasi peternakan di Padang Pariaman sudah tentu berimbas pada  produktivitas peternakan itu sendiri. Misalnya sapi dan kerbau. Penurunan jumlahnya secara langsung membuat  daging kedua mamalia itu berkurang produksinya di Padang Pariaman.

Begitu juga dengan  unggas. Penurunannya tidak saja dari produksi daging seperti ayam potong (pedaging) yang terjadi signifikan. Tetapi, teluar yang dihasilkan di Padang Pariaman juga berkurang akibat penurunan populasi  unggas ini.

Data ini dirangkum dari Kabupaten Padang Pariaman dalam Angka 2024, yang dipublikasi oleh BPS Padang Pariaman. Dalam data itu tampak peternakan di Padang Pariaman jenis mamalia, seperti sapi, kerbau dan kambing, serta unggas dominan menurun.

Untuk lebih jelasnya, semua akan diulas berdasarkan data-data tersebut. Berikut rangkuman perkembangan peternakan di Padang Pariaman dalam 5 tahun terakhir:

Untuk sektor peternakan  unggas, penurunan paling signifikan terjadi pada populasi  ayam pedaging atau ayah ras. Tahun 2023, populasinya 3.523.500 ekor. Jumlah yang turun jauh dibandingkan tahun 2022 yang mencapai 9.832.735 ekor.

Populasi  ayam ras di Padang Pariaman dalam 5 tahun terakhir, terbanyak di tahun 2022, yakni 11.150.979 ekor. Sedangkan tahun 2021 sebanyak 6.600.941 ekor, dan di 2020 berjumlah 6.115.346 ekor.

Penurunan populasi ayam ras yang signifikan di tahun 2023, menjadi gambaran sangat melesunya bisnis ayam pedaging ini. Bahkan, dapat disimpulkan bahwa 2023 menjadi kondisi tersulit dalam 5 tahun terakhir.

Untuk peternakan  unggas lainnya, seperti ayam buras atau ayam kampong, ayam petelur, serta itik, juga mengalami penurunan. Untuk ayam buras dan petelur, angkanya mengalami naik turun dalam 5 tahun terakhir. Sedangkan itik, terus mengalami penurunan populasi. Berikut rinciannya:

Sumber : Datiak.com, 2024



Penurunan populasi  unggas  produktif tentunya juga berefek pada telur yang dihasilkan. Dalam 5 tahun terakhir, jumlah produksi telur  ayam ataupun itik di Padang Pariaman terus mengalami penurunan. Data lengkapnya pada gambar di bawah ini:

Sumber : Datiak.com, 2024

Perkembangan Peternakan Mamalia

Peternakan jenis mamalia juga melihatkan tren yang agak melesu dalam 5 tahun terakhir. Berkurangnya populasi sapi dan kerbau, sudah tentu berdampak menurunnya produksi  daging di Padang Pariaman. Berikut data populasi dan produksi  daging sapi serta kerbau di Padang Pariaman periode 2019-2023:

Sumber : Datiak.com, 2024

Dalam lima tahun belakangan, penurunan populasi kambing juga terjadi di Padang Pariaman. Terbanyak terjadi di tahun 2022. Angka pengurangan jumlah kambing ini, sudah tentu berimplikasi pada jumlah kambing yang dipotong. Berikut data lengkapnya:

Sumber : Datiak.com, 2024

Kondisi peternakan di Padang Pariaman tak terkorelasi dengan pertanian yang dominannya melesu. Padi sebagai sumber ketahanan pangan, mengalami penurunan produksi padi dalam 5 tahun. Sedangkan sektor perkembunan, hanya kelapa yang mengalami sedikit pertumbuhan produksi.

Padahal, jika mengutip dari keterangan resmi Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman beberapa waktu lalu, pertanian dan peternakan dianggap sebagai salah satu sektor yang berkontribusi untuk meningkatkan ekonomi. (INF)

DESA AIK RUAY SIAP KEMBANGKAN PETERNAKAN AYAM PETELUR

Peternakan Ayam Petelur, Penyumbang Protein Hewani
(Sumber : Istimewa)

Sebagai upaya mendukung Ketahanan Pangan, Pemerintah Desa Aik Ruay, Kecamatan Pemali, Kabupaten Bangka mengembangkan usaha peternakan ayam layer atau ayam petelur.

Kepala Desa Aik Ruay, Rozali, mengatakan, pengembangan usaha ayam petelur yang akan dikelola oleh kelompok masyarakat, mempertimbangkan kebutuhan konsumsi telur di masyarakat yang terbilang cukup tinggi.

"Untuk mengembangkan usaha ayam layer, kami menyediakan anggaran yang bersumber dari dana desa," kata Rozali, Senin (24/6/2024).

Budidaya ayam petelur merupakan salah satu usaha Pemerintah Desa Air Ruay setelah sebelumnya berhasil mengembangkan usaha sewa rumah toko di depan pasar Higienis.

"Ada empat unit ruko yang kami sewakan dan dibangun menggunakan dana desa bantuan langsung tunai," jelasnya.

Desa Air Ruay terletak strategis berada di sebelah Barat Kota Sungailiat, menjadi desa penyangga ekonomi daerah karena terdapat pusat perekonomian masyarakat atau Pasar Higienis.

Pasar Higienis satu-satunya pusat ekonomi di Kabupaten Bangka selain pasar tradisional yang lain di daerah itu.

Sementara usaha yang dikembangkan BUMDes kata Rozali, memilih pada sektor jasa seperti, sewa tenda kursi, orgen tunggal, gas elpiji tiga kilogram, foto copi, dan penjualan ATK dan jasa yang lain.

Bersumber dari laman Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi Republik Indonesia, Direktur Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan, Sugito mengatakan minimal 20 persen dari penggunaan dana desa diutamakan untuk mendukung penguatan ketahanan pangan nabati dan hewani. 

Langkah yang dapat dilakukan dalam pemanfaatan dana desa untuk ketahanan pangan antara lain: memastikan program/kegiatan disepakati dalam musdes, masuk dalam RKP Desa dan APB Desa, serta RKP Desa dan APB Desa dipublikasikan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Dalam mewujudkan ketahanan pangan di desa tidak hanya menjadi kewajiban perangkat desa saja melainkan perlu adanya kerja sama antar stakeholder yang terlibat dalam pembangunan desa.

Ketahanan pangan desa adalah kemampuan suatu desa atau komunitas desa untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduknya secara mandiri dan berkelanjutan, dengan memperhatikan ketersediaan, keterjangkauan, kualitas, serta nilai gizi dari pangan yang dihasilkan. 

Hal ini mencakup produksi, distribusi, dan konsumsi pangan yang berkelanjutan, serta upaya-upaya untuk membangun kemandirian dan kedaulatan pangan di tingkat lokal. (INF)

KOMISI EROPA MENDAPATKAN DOSIS VAKSIN FLU BURUNG YANG BERSIFAT ZOONOSIS

Ratusan ribu dosis vaksin influenza zoonosis untuk mencegah flu burung telah diambil oleh Komisi Eropa sebagai bagian dari mandat kesiapsiagaan.

Otoritas Kesiapsiagaan dan Respon Darurat Kesehatan Komisi, atas nama 15 negara anggota yang berpartisipasi, telah menandatangani kontrak untuk penyediaan hingga 665,000 dosis vaksin Seqirus sebelum pandemi. Mereka juga telah menandatangani opsi tambahan 40 juta dosis selama durasi kontrak 4 tahun. Vaksin pertama akan dikirim ke Finlandia untuk pekerja yang berisiko terpapar. Pengiriman ke negara peserta lainnya akan menyusul.

Vaksin ini ditujukan bagi mereka yang paling terpapar potensi penularan flu burung dari unggas atau hewan, seperti pekerja peternakan unggas dan dokter hewan. AS, Kanada, dan Inggris juga sedang dalam proses mendapatkan vaksin pencegahan. Meskipun penularannya jarang terjadi, penyakit ini terjadi dengan setidaknya 3 peternak sapi perah terinfeksi di AS dalam beberapa minggu terakhir dan 2 pekerja unggas terinfeksi di Inggris pada tahun lalu.

MENAIKKAN “DERAJAT” JEROAN JADI CAMILAN ISTIMEWA

Usus ayam bisa dijadikan camilan istimewa dan enak. (Sumber: sweetrip.id)

Jeroan ayam (terutama usus) yang oleh sebagian orang dianggap sepele, bisa diolah jadi camilan istimewa. Bahkan bagi yang mau “berkeringat”, usus ayam bisa jadi ladang usaha yang beromzet jutaan rupiah. Tertarik?

Pagi itu suasana Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur, nampak padat para calon penumpang. Jarum jam tangan masih menunjuk pukul 7 lewat 14 menit, Infovet yang akan terbang ke Jakarta masih harus menunggu jadwal penerbangan sekitar 1 jam lebih. Sembari menunggu, Infovet masuk ke salah satu toko oleh-oleh yang berada di lantai dua ruang tunggu.

Beragam macam camilan tersedia di sini. Dari beragam macam roti hingga keripik ada. Dari sekian banyak olahan kuliner, ada satu camilan yang menarik. Kripik usus ayam dengan kemasan lumayan mewah. Harganya sudah pasti mahal. Kemasan 250 gr harganya Rp 77.500.

Entah karena kemasannya yang mewah atau karena lokasi tokonya di bandara yang menjadikan camilan usus ayam krispi ini mahal. Bisa jadi karena dua-duanya. Namun, setelah dicoba, memang rasanya luar biasa nikmat, terasa gurih, tidak ada bau amis, dan benar-benar renyah.

Infovet berkesimpulan, ternyata usus ayam yang banyak disepelekan orang, bahkan sebagian orang merasa jijik dengan jeroan ini, bisa menjadi camilan istimewa dan enak. Kuncinya, kemampuan mengolah dan mengemasnya.

Fakta ini bisa menginspirasi banyak orang yang mau bekerja keras untuk mendulang rupiah dari usaha berbahan baku usus ayam. Setidaknya itulah yang sudah dilakukan Winarti, warga Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat. Bermula dari coba-coba, ibu rumah tangga ini meneruskan olahan usus renyahnya menjadi usaha skala rumahan.

“Awalnya agak ribet ngolah usus ayam jadi camilan. Selain bau anyir waktu mentah, prosesnya agak lama, enggak seperti ngolah daging ayam,” ujar Winarti.

Ia belum lama menjalani usaha usus renyah. Baru setahun lebih dan pemasarannya hanya sebatas tetangga dan teman-temannya. Omzetnya juga masih kecil, karena memang belum ditekuni secara serius. “Belum jadi usaha yang serius, karena lebih sering buat camilan sendiri,” ucapnya.

Di Sawangan, menurutnya, warga yang menekuni usaha camilan usus renyah terbilang banyak. Masing-masing memiliki pelanggan dan jaringan warung tempat menitip produknya, dengan label sesukanya. Meski hanya skala rumahan dan kapasitas produksinya masih di bawah 10 kg per minggu, namun cukup membantu keuangan keluarga.

“Di sini kan dekat sama Pasar Parung. Mungkin usus mentahnya lebih banyak yang ambil ke sana. Kalau saya biasanya pesan sama tukang sayur, jadi enggak perlu ke pasar,” kata dia.

Tak Sulit Mengolahnya
Bagi ibu rumah tangga yang enggan menjadikan ladang usaha, olahan usus renyah bisa dijadikan camilan untuk keluarga. Bisa juga dijadikan lauk. Menurut Winarti, sebenarnya tak terlalu sulit mengolah usus ayam menjadi camilan renyah. Namun perlu kehati-hatian dalam proses pengolahannya.

Mengutip dari jurnal unwdha.ac.id, usus ayam adalah bahan makanan hewani yang banyak mengandung protein. Usus ayam merupakan organ bagian dalam ayam yang berfungsi sebagai organ pencernaan, sehingga banyak bakteri yang bersarang di dalam usus.

Winarti pun berbagi resep dan cara mengolah usus renyah kepada Infovet. Bahan-bahan yang disiapkan antara lain usus ayam, air perasan jeruk nipis, tepung terigu, dan tepung maizena. Sedangkan untuk bumbu disiapkan bawang putih, kemiri, kunyit, ketumbar, kaldu bubuk, garam, dan merica. Takaran bumbu disesuaikan dengan banyaknya usus renyah yang akan dibuat.

Cara membuatnya cuci bersih usus di air mengalir sampai benar-benar bersih. Potong-potong usus kurang lebih 3-4 cm sesuai selera masing-masing. Rendam usus yang sudah dipotong dengan perasan jeruk nipis dan garam secukupnya selama 15 menit agar bau amis menghilang.

Supaya lebih bersih dan benar-benar steril, cuci kembali usus, lalu tiriskan dan lumuri dengan bumbu halus, kemudian diamkan selama 15 menit agar bumbu meresap. Panaskan minyak, lumuri usus dengan campuran tepung sambil ditekan-tekan. Goreng usus sampai kekuningan dengan api kecil supaya hasilnya renyah, kriuk, dan awet, pastikan minyak benar-benar panas saat menggoreng.

“Jangan lupa masukkan usus krispi ke toples kedap udara supaya tetap awet seharian. Mudah kok,” ujar Winarti.

Khasiat Usus Ayam
Bagi sebagian orang, mengonsumsi jeroan ayam memang pantangan, karena memicu asam urat atau penyakit lainnya. Dalam berbagai literatur kesehatan, jeroan ayam mengandung kadar purin yang cukup tinggi, sehingga jumlah konsumsinya harus dibatasi.

Purin merupakan unsur yang dapat memicu peningkatan kadar asam urat dalam darah. Jika tidak dikontrol, tingginya purin dapat menyebabkan terbentuknya kristal pada sendi yang merupakan cikal bakal penyakit asam urat.

Wajar jika masih banyak yang takut mengonsumsinya. Namun demikian, jika konsumsinya tak berlebihan dipastikan aman. Bahkan, mengonsumsi jeroan dalam batas yang wajar menyehatkan. Laman Medical News Today, pernah memuat satu artiket berjudul Are Organ Meats Good for You? pada 2020 lalu.

Media online khusus kesehatan berkantor redaksi di Amerika Serikat ini mengulas sejumlah manfaat konsumsi jeroan ayam. Makanan yang sering kali dipandang menjijikan ini ternyata mengandung sejumlah vitamin dan mineral yang baik bagi tubuh.

Pertama, mengandung vitamin. Jeroan ayam mengandung tinggi vitamin A yang baik bagi sistem kekebalan tubuh, karena dapat merangsang pertumbuhan sel darah putih. Selain itu, jeroan juga mengandung vitamin B12 yang berperan sebagai pendukung kesehatan bagi sistem saraf tubuh.

Kedua, mengandung seng dan zat besi. Tak hanya vitamin A yang dibutuhkan dalam menjaga sistem imunitas tubuh, begitupun seng dan zat besi. Tak hanya mendukung sistem imunitas tubuh terjaga dengan baik, kedua kandungan tersebut juga berperan dalam membantu penyembuhan luka lebih cepat.

Ketiga, mengandung protein. Protein dengan kandungan yang pas terkandung dalam jeroan ayam. Protein merupakan salah satu kandungan terpenting yang harus ada dalam tubuh. Selain membantu tubuh dalam memenuhi kebutuhan energi, protein juga berperan dalam mengisi sel-sel yang nantinya akan membentuk otot dan jaringan pada tubuh.

Keempat, kandungan kalori rendah. Seperti tidak mungkin jika jeroan mengandung kalori yang rendah, bukan? Faktanya, kalori rendah memang terkandung pada bagian usus ayam, jika dibandingkan dengan bagian jeroan yang lain. Tak hanya rendah kalori, bagian usus yang juga mengandung zat penting lainnya, seperti zat besi, vitamin A, fosfor, vitamin B, dan kalsium.

Kelima, mencegah penyakit. Anemia merupakan kondisi yang terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat, atau kondisi ketika sel darah merah dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik. Seperti yang telah dijabarkan, jeroan mengandung zat besi yang baik untuk mencegah terjadinya anemia.

Nah, bagi Anda yang punya keinginan menjadikan jeroan ayam ini untuk ladang usaha, segera memulai. Di luar sana sudah banyak kisah sukses dari usaha olahan usus ayam. Dari yang semula iseng-iseng, akhirnya dijadikan ladang usaha dengan omzet jutaan.

Anda bisa memproduksi usus renyah dengan varian rasa, mulai dari original, pedas, barbeku, dan pilihan rasa lainnya yang menarik pembeli. Buatlah kemasan yang menarik agar pembeli tertarik dan harga jadi lebih tinggi. Dengan desain kemasan yang mewah, camilan jeroan ayam ini bisa jadi produk istimewa. ***


Ditulis oleh:
Abdul Kholis
Koresponden Infovet daerah Depok,
Konsultan media dan penulis buku,
Writing Coach Griya Menulis (Bimbingan Menulis Buku & Jurnalistik),
Juara I Lomba Jurnalistik Tingkat Nasional (Unsoed, 2021) & Juara I Kompetisi Menulis
Artikel Tingkat Nasional dalam rangka HATN, 2022

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer