-->

PERAN ENZIM DALAM BERBAGAI SITUASI

Mekanisme kerja enzim. (Sumber: Antonio Blanco, Gustavo Blanco, in Medical Biochemistry, 2017)

Kondisi ketersediaan dan harga bahan baku pakan yang sulit diprediksi sangat memengaruhi pengambilan keputusan dalam menyusun formulasi pakan ayam. Menyusun ransum dengan harga terjangkau dan kualitas yang sesuai kebutuhan ayam menjadi tantangan tersendiri.

Hal tersebut membutuhkan “seni” meracik pakan yang tepat dengan menerapkan teknologi pakan. Salah satuya adalah pemakaian enzim untuk meningkatkan kecernaan nutrisi oleh tubuh ayam. Enzim merupakan jenis protein yang terdapat pada semua organisme hidup, yang memfasilitasi percepatan reaksi kimia. Enzim bekerja pada molekul tertentu (substrat, red) yang akan diubah menjadi molekul berbeda yang lebih mudah diserap oleh tubuh.

Jenis Enzim
Ada dua jenis enzim dalam tubuh ayam, yaitu endogen dan eksogen. Enzim endogen diproduksi oleh berbagai organ pencernaan di dalam tubuh. Lain halnya dengan enzim eksogen yang ditambahkan dari luar tubuh ayam.

Contoh enzim endogen di antaranya amilase dan lipase (lipase asam, netral, dan fosfolipase). Sedangkan enzim eksogen yang sering ditambahkan dalam pakan ayam antara lain fitase, xylanase, glukanase, protease, selulase, dan pektinase. Enzim eksogen ini dapat diberikan secara tunggal maupun enzim campuran (multi-enzim atau koktail enzim).

Penambahan enzim eksogen diharapkan dapat meningkatkan kecernaan dan ketersediaan nutrien bagi ternak. Selain itu, penambahan enzim eksogen juga diharapkan bisa mengurangi biaya pakan, meningkatkan fleksibilitas dalam formulasi pakan, memperbaiki kesehatan usus, dan kotoran menjadi lebih kering.

Enzim eksogen yang baik perlu memperhatikan beberapa hal, di antaranya ketersediaan substrat yang cukup dalam bahan baku pakan, ternak harus mampu memanfaatkan produk hasil kerja enzim, enzim harus berinteraksi secara efektif dan efisien dengan subtrat targetnya, serta yang tidak kalah penting enzim harus stabil selama dan setelah pengolahan pakan sampai di dalam saluran pencernaan... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Juni 2024.

Ditulis oleh:
Nurhadi Baskoro Murdonugroho SPt

IMBUHAN PAKAN DAN KLASIFIKASINYA

Imbuhan pakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri. (Foto: Istimewa)

Imbuhan pakan berbeda dengan pelengkap pakan. Menurut Kepmen No. 240/Kpts/OT.210/4/2003, imbuhan pakan (feed additive) didefinisikan sebagai suatu zat yang secara alami tidak terdapat dalam pakan, yang tujuan pemakaiannya terutama sebagai pemacu produksi ternak. Sedangkan pelengkap pakan (feed supplement) adalah suatu zat yang secara alami sudah terkandung dalam pakan, tetapi jumlahnya perlu ditingkatkan dengan menambahkannya dalam pakan.

Jadi pelengkap pakan adalah bahan sumber zat gizi yang ditambahkan ke dalam pakan untuk melengkapi kekurangan zat gizi yang ada di dalam pakan. Sebagai contoh asam amino sintetis seperti DL Metionin, vitamin atau mineral mikro (trace element) yang kesemuanya merupakan zat gizi untuk ternak. Sedangkan imbuhan pakan merupakan bahan tambahan dalam pakan (bukan sumber zat gizi), yang berguna meningkatkan pemanfaatan dan penerimaan pakan oleh ternak atau bermanfaat untuk kesehatan/metabolisme ternak/meningkatkan daya guna pakan. Jadi, imbuhan pakan bukan hanya berfungsi sebagai pemacu produksi ternak.

Klasifikasi Imbuhan Pakan
Menurut fungsinya imbuhan pakan dibagi dalam empat kelompok:

1. Imbuhan yang memengaruhi kestabilan pakan, proses produksi pakan dan sifat-sifat pakan. Imbuhan ini ditujukan untuk mempertahankan pakan lebih awet untuk disimpan/tidak cepat mengalami kerusakan. Contohnya bahan pengawet antijamur dan antioksidan. Bahan lainnya yakni imbuhan yang meningkatkan kapasitas/kemampuan dalam produksi pakan, contoh untuk menghasilkan pellet yang lebih baik ditinjau dari kekuatannya, seringkali pabrik pakan menggunakan bahan pengikat pellet untuk meningkatkan nilai PDI (Pellet Durability Index). Disamping itu untuk mengurangi kesusutan produksi karena rendahnya kadar air dalam pakan, pabrik pakan dapat menambahkan imbuhan lain yang dapat meningkatkan kadar air tanpa menimbulkan pengaruh negatif terhadap daya simpan dan bersamaan waktunya mengurangi pemakaian energi karena imbuhan pakan yang ditambahkan mempunyai sifat “pelumas” sehingga proses pemeletan lebih mudah dikerjakan.

2. Imbuhan yang memperbaiki pertumbuhan, efisiensi penggunaan pakan, metabolisme dan penampilan ternak. Dahulu yang termasuk dalam kelompok ini adalah AGP (antibiotic growth promoter) untuk mencegah penyakit bakteri di saluran pencernaan sehingga memperbaiki efisiensi penggunaan pakan. Dengan munculnya aturan pelarangan AGP dalam pakan, maka berbagai alternatif dikembangkan. Disamping itu penggunaan senyawa hormon yang dapat memengaruhi metabolisme dalam tubuh hewan sehingga memengaruhi deposisi protein dan lemak dalam karkas, juga dijual di pasaran dengan tujuan memperbaiki kualitas karkas, seperti mengurangi tebal lemak/meningkatkan otot sehingga karkas lebih memenuhi permintaan konsumen.

3. Imbuhan yang memengaruhi kesehatan ternak. Imbuhan kelompok ini umumnya berupa obat yang digunakan untuk memperbaiki kesehatan ternak, sehingga dapat berproduksi secara optimal. Contoh imbuhan kelompok ini adalah obat koksi dan obat cacing. Penyakit koksi merupakan penyakit umum pada ayam broiler karena bibit penyakitnya (Eimeria sp.) terdapat dimana-mana dan sulit dihilangkan, padahal ayam dipelihara dalam kandang yang tidak dapat steril manakala makan/minum dan pengeluaran kotoran di lokasi yang sama. Oleh karenanya penyakit koksi akan selalu muncul, maka pakan ditambahkan anti-koksi maupun berupa bahan kimia. Selain itu, penambahan obat cacing juga sering dilakukan secara berkala dalam pakan untuk menekan perkembangan parasit ini. Pada pakan untuk pembibitan, obat cacing diberikan terus-menerus agar cacing tidak berkembang dalam usus.

4. Imbuhan yang memengaruhi penerimaan konsumen. Imbuhan jenis ini ditujukan agar konsumen yang mengonsumsi daging, susu, telur mempunyai senyawa yang lebih bermanfaat. Salah satu contoh adalah telur omega yang dihasilkan dari petelur yang pakannya mengandung asam lemak omega 3 tinggi, sehingga omega 3 dapat dipindahkan ke dalam telur dan dapat memenuhi kebutuhan konsumennya. Dalam pemasaran telur juga banyak konsumen yang menghendaki agar kuning telur berwarna kuning cerah sehingga menarik. Untuk menghasilkan telur dengan warna lebih cerah/kuning/sedikit kemerahan, maka di dalam pakan ayam petelur ditambahkan imbuhan pakan alami maupun sintetis yang dapat masuk ke dalam kuning telur sehingga warnanya memikat hati konsumen.

Sifat Imbuhan Pakan
Umumnya imbuhan pakan mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

• Jumlahnya kecil. Imbuhan pakan umumnya diberikan dalam jumlah kecil (5 kg/ton pakan). Pemberian yang terlalu banyak akan menggangu formulasi pakan, karena ruangan formula pakan total hanya 100%, sehingga penambahan imbuhan dalam jumlah besar akan mengurangi pemakaian bahan baku pakan yang umumnya diberikan dalam jumlah besar.

• Hasil sintesa kimia/fermentasi/ekstrak bahan alami. Imbuhan pakan banyak dihasilkan dari proses fermentasi untuk menghasilkan bahan aktif seperti enzim atau mikrobanya itu sendiri sebagai probiotik. Beberapa imbuhan pakan merupakan hasil ekstraksi dari tanaman, dimana bahan aktif tanaman digunakan sebagai imbuhan pakan. Beberapa imbuhan pakan merupakan hasil sintesa bahan kimia seperti antioksidan dan lain sebagainya. Oleh karena itu, imbuhan pakan seharusnya mengandung bahan aktif yang memang memberikan daya guna bagi pakan. Imbuhan pakan yang tidak diketahui bahan aktifnya/komponen utamanya akan sulit didaftarkan dan sulit diterima peternak/pabrik pakan.

Dari Van Der Klis, 2019.

• Bentuknya tepung atau cairan. Karena penggunaan imbuhan pakan adalah dicampur ke dalam ransum, maka untuk memudahkan pencampuran, imbuhan pakan diproduksi dalam bentuk tepung sehingga dapat dicampur dengan premix lain dan dimasukkan ke dalam mixer besar. Kadang kala imbuhan pakan juga diproduksi dalam bentuk cair dan dimasukkan ke dalam mixer dengan cara penyemprotan melalui nozzle.

• Stabil dalam penyimpanan. Untuk dapat digunakan dalam pakan, imbuhan harus mempunyai kestabilan selama penyimpanan sebelum digunakan. Perusahaan imbuhan pakan harus memberikan patokan mengenai penyimpanan.

• Keamanan selama pemakaian. Material Safety Data Sheet (MSDS) harus dikeluarkan oleh pabrik imbuhan pakan karena MSDS memberikan petunjuk mengenai keamanan dan penanggulangan ketika terjadi “kecelakaan” dalam pemakaian/menangani imbuhan pakan tersebut yang ditujukan untuk pekerja.

Keamanan Konsumen
Keamanan pakan merupakan bagian dari keamanan untuk melindungi konsumen, baik pada ternaknya maupun konsumen yang mengonsumsi hasil ternak. Masalah residu akibat ternak diberi pakan yang mengandung imbuhan pakan perlu dibuktikan dengan penelitian. Imbuhan pakan seperti halnya antibiotika bahan aktifnya dapat tersimpan dalam organ ternak, bahkan dapat menimbulkan residu dalam daging, susu maupun telur. Perlu dikemukakan bahwa produk alami dari tanaman juga tidak semuanya aman digunakan. Semua bahan alami dari tanaman juga merupakan bahan kimia yang dapat memengaruhi kesehatan ternak atau manusia yang mengonsumsi hasil ternak. Keamanan imbuhan pakan akan dipengaruhi konsentrasi, lama pemakaian, metabolisme dalam tubuh ternak, bahkan mungkin interaksi dengan bahan lain. Sudah banyak diteliti bahwa suatu senyawa kimia dalam tanaman akan memberi pengaruh positif pada konsentrasi rendah, tetapi ketika konsentrasinya dinaikan menimbulkan efek samping yang tidak dikehendaki.

Untuk mencegah timbulnya efek samping imbuhan pakan pada ternak, maka peraturan pemakaiannya harus diikuti secara ketat. Peraturan biasanya dibuat atas dasar fakta dari penelitian. Di Indonesia peraturan dari Ditjen Produksi Ternak bisa dilihat dalam Ringkasan Imbuhan Pakan edisi II. Apabila ingin mengikuti aturan di Amerika dan Canada bisa dilihat dalam Feed Additive Compendium yang diterbitkan setiap tahun oleh Miller Publ.Co. untuk Eropa, atau Annex. 1 dari Official Journal of the European Economic Community.

Pemakaian Dalam Pakan
Sebelum imbuhan pakan digunakan dalam pembuatan pakan, maka pabrik pakan terlebih dahulu harus mengikuti kaidah-kaidah tertentu seperti Good Manufacturing Practice (GMP) atau Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) beserta traceability-nya. Pedoman cara pembuatan pakan yang baik sudah diatur dalam Kepmentan No 240/Kpts/OT.210?4/2003. Pada prinsipnya Kepmentan atau GMP mengatur berbagai hal berupa bangunan, higiene dan sanitasi, bahan baku, proses pembuatan pakan, pengendalian mutu, audit dan personalia dalam menghasilkan pakan termasuk konsentrat yang bermutu dan memenuhi standar sesuai tujuannya dan melindungi konsumen dari kerugian. Sayangnya Kepmentan No. 240 kurang merinci mengenai proses produksi yang menggunakan imbuhan pakan.

GMP merupakan keharusan dalam menggunakan imbuhan pakan. (Foto: Istimewa)

Dalam membuat peraturan pemakaian imbuhan pakan, maka beberapa informasi di bawah ini sangat diperlukan:

• Uraian produk
• Metode analisis produk
• Stabilitas penyimpanan maupun dalam proses pembuatan pakan
• Resistensi terhadap bakteri
• Penelitian input-output (balance studies), penyerapan dan metabolisme
• Penelitian residu dalam ternak dan produk metabolitnya
• Mekanisme kerja imbuhan pakan (misalnya menghambat sintesa protein atau pembelahan sel dan lain sebagainya)
• Pengaruhnya terhadap lingkungan
• Dosis pemberian
• Kontraindikasi

Informasi tersebut harus disediakan produsen imbuhan pakan ketika bahan tersebut didaftarkan untuk diedarkan. Bagi perusahaan yang akan memproduksi imbuhan pakan dalam negeri, maka segala informasi harus disiapkan. Informasi di atas harus ditunjang dengan data penelitian yang dibuat sesuai dengan metodologi yang bisa dipertanggungjawabkan. ***


Ditulis oleh:
Prof Budi Tangendjaja
Konsultan Nutrisi Ternak Unggas

AWAS! ANTINUTRISI BUAT AYAM SULIT BERISI

Pemberian pakan yang tidak mencukupi jumlahnya menjadi salah satu penyebab berkurangnya jumlah nutrisi yang dapat dimanfaatkan tubuh ternak. (Foto: RBI)

Dalam pakan berstandar SNI, masalah serapan nutrisi pakan akibat zat antinutrisi sudah diatasi. Namun, bagi peternak yang hendak membuat formulasi pakan campuran mandiri, keberadaan zat antinutrisi patut diwaspadai.

Agar dapat tumbuh berkembang dan menjaga fungsinya dengan baik, tubuh memerlukan beragam zat atau nutrisi yang berguna dalam proses pembentukan sel, jaringan, maupun organ. Hal ini berlaku bagi semua jenis makhluk hidup, termasuk manusia, tanaman dan hewan ternak seperti ayam.

Secara garis besar, nutrisi merupakan sekumpulan zat yang diperoleh ayam dari makanan yang dikonsumsi. Meskipun terdapat banyak unsur terkandung dalam makanan, hanya unsur zat yang bermanfaat bagi fungsi dan perkembangan tubuh yang dapat disebut sebagai zat nutrisi. Disebabkan peran pentingnya, kekurangan nutrisi dapat mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan hingga berbagai gangguan fungsi pada tubuh. Bahkan, tidak terpenuhinya nutrisi penting dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan kematian.

Pemberian pakan yang tidak mencukupi jumlahnya menjadi salah satu penyebab berkurangnya jumlah nutrisi yang dapat dimanfaatkan tubuh ternak. Untuk mengatasi hal tersebut, peternak dapat menambah jumlah pakan yang diberikan. Namun, selain kurangnya jumlah pakan, penyebab tidak optimalnya pertumbuhan ayam disebabkan jumlah nutrisi yang terkandung dalam pakan itu sendiri yang kurang mencukupi.

Selain jumlah pakan dan zat nutrisi yang tekandung di dalamnya, keberadaan zat antinutrisi dalam bahan pakan juga menjadi faktor yang perlu diperhitungkan sebagai penyebab buruknya performa pakan ternak. Singkatnya, zat antinutrisi merupakan kebalikan dari zat nutrisi yang menjadi bahan bakar metabolisme tubuh dan mendorong pertumbuhan.

Mengetahui peranan nutrisi dan kebutuhannya pada tubuh ayam dapat membantu peternak mengambil tindakan tepat untuk mengantisipasi hingga mengatasi keberadaan zat antinutrisi yang merugikan.

Kebutuhan Nutrisi Ayam
Di antara berbagai macam zat nutrisi, terdapat beberapa nutrisi yang dipandang sebagai kebutuhan mendasar bagi tubuh ayam sehingga sering dijadikan patokan dalam menentukan kualitas pakan. Pertama, zat yang umum disebut sebagai makronutrien, yaitu protein, karbohidrat dan lemak. Kedua, zat nutrisi mikronutrien seperti vitamin dan mineral, di antaranya kalsium, zat besi, fosfor dan mikronutrien lainnya yang penting untuk pemeliharaan fungsi organ dan perkembangan tubuh ayam.

Perbedaan utama antara... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Mei 2023. (MFR/RA)

MENGUNCI PERFORMA INDUKAN BABI AGAR TETAP STABIL

Dr Mauro Di Benedetto


Memiliki indukan babi yang produktif merupakan impian semua peternak dan pembibit babi di dunia. Namun begitu tdalam mencapai hal tersebut nampaknya sangatlah berat, apalagi ditengah disrupsi yang terjadi saat ini. Hal tersebut disampaikan oleh Dr Mauro di Benetto konsultan dari Kemin Agrifood Italia dalam presentasinya pada gelaran Pig Quality Conference 2022 secara daring pada (15/9) yang lalu.

Ia memberi contoh misalnya terkait harga bahan baku pakan yang kian hari semakin meroket yang diakibatkan oleh berbagai penyebab. Hal ini tentu saja akan semakin menambah cost dari produksi karena sebagaimana kita ketahui bahwa pakan merupakan komponen biaya paling utama dalam suatu budidaya peternakan.

"Efisiensi biaya pakan memang suatu keniscayaan namun begitu ada satu solusi lagi meskipun biaya pakan tidak dapat ditekan yakni kenaikan performa dari ternak itu sendiri, menaikkan performa ternak dengan biaya pakan yang tetap juga merupakan suatu keharusan," tuturnya.

Lalu kemudian ia memberi pemahaman mengenai indukan babi hyperprolific. Secara umum indukan hyperprolific dapat diartikan sebagai indukan yang dapat melahirkan anak babi melebihi jumlah puting susu yang dimiliki.

"Pernah di Eropa suatu perusahaan breeding merilis satu ras babi yang dapat melahirkan lebih dari 41 ekor anak babi dalam setahun, artinya dalam satu siklus sekitar 16-18 ekor anak babi dilahirkan. Dan ras ini sempat populer, namun masalahnya bukan pada seberapa banyak anak babi yang dilahirkan," tutur dia.

Dr Mauro mengatakan problem utama dari indukan hyperprolific yakni pada kecukupan gizi anak yang dilahirkan. Setidaknya menurut beliau, indukan dengan 13 anak babi harus dapat memproduksi susu sebanyak 390 liter hingga anak babi disapih, hal  ini dibutuhkan agar anak babi mendapatkan nutrisi yang cukup dari induk.

"Yang kebanyakan terjadi di lapangan, induk babi hampir tidak dapat mencukupi kebutuhan tersebut, sehingga nutrisi dari anakan tidak terpenuhi, bobot setelah disapih tidak mencapai target, sehingga pertumbuhan kedepannya menjadi kurang maksimal," kata Mauro.

Lalu bagaimana solusinya?, dalam berbagai riset yang telah ia lakukan, kombinasi penggunaan enzim dan emulsifier adalah solusi terbaik dalam meningkatkan utilisasi nutrisi dalam pakan serta menjaga kesehatan saluran pencernaan induk babi.

Enzim yang dapat digunakan yakni fitase, protease, dan karbohidrase. Sementara emulsifier yang dimaksud yakni lisolecitin. Enzim akan bekerja memecah zat yang sulit dicerna menjadi partikel lebih kecil sehingga lebih mudah dicerna, sementara emulsifier membantu kinerja enzim lipase serta meningkatkan kemampuan absorpsi usus dalam menyerap nutrisi.

"Berbagai trial yang kami lakukan di beberapa negara produsen babi terbesar telah berhasil menjawab tantangan ini, hasilnya susu yang dilahirkan induk lebih banyak dengan nilai FCR yang baik. Selain itu jumlah anak babi yang bertahan hidup setelah penyapihan meningkat, dan bobot targetnya tercapai," tutupnya. (CR)


JANGAN SAMPAI LAYER KEKURANGAN NUTRISI

Penuhi Kebutuhan Nutrisi Agar Performa Optimal


Memenuhi kecukupan nutrisi ayam layer merupakan kewajiban yang harus ditunaikan oleh peternak agar performa ternaknya maksimal. Namun sayangnya tidak semua peternak paham dan dapat memenuhi nutrisi ternaknya, ancaman penyakit dan performa yang anjlok pun kerap menghantui peternak akibat tidak terpenuhinya nutrisi.

Dengan tujuan untuk mengedukasi dan menambah wawasan di bidang tersebut, PT Medion melangsungkan technical education melalui daring instagram secara livestreaming pada Rabu (6/10). bertindak sebagai narasumber yakni Hindro Setiawan dan dimoderatori oleh Drh Amir Muhammad.

Dalam presentasinya Hindro Setiawan dari dvisi technical education & consultation PT Medion memaparkan beberapa hal penting terkait komponen nutrisi yang mutlak harus dipenuhi oleh peternak agar ternaknya sehat dan produksinya maksimal.

Ia juga menyinggung beberapa unsur esensial yang luput dipenuhi kebutuhannya dalam pakan seperti Ca, Mg, dan vitamin D. Akibatnya ayam yang mengalami defisiensi akan menunjukkan kelainan pada kualitas telur.

"Kadang kalau kualitas telur menurun, kerabang tidak sempurna, kita sudah curiga duluan dengan penyakit EDS, AI, dll. Padahal yang sering luput adalah kurangnya nutrisi terutama mineral dan vitamin D, ini sering kita temui di lapangan," tutur Hindro.

Ia juga menyinggung terkait kualitas bahan baku pakan yang bisa saja tercemar toksin. Untuk itu dirinya menghimbau kepada peternak agar tidak segan mengujikan sampel pakan maupun bahan bakunya ke laboratorium Medion agar lebih terjamin kualitasnya.

Sesi tanya jawab pun berjalan sangat interaktif dimana para peserta dapat lebih memahamai permasalahnnay dengan mudah dan solutif. Selain itu Medion juga membagikan doorprize menarik bagi para peserta yang beruntung. (CR)


IKUTI WEBINAR PENGELOLAAN DAN OPTIMALISASI LAMTORO UNTUK SAPI




PENGELOLAAN DAN OPTIMALISASI PEMAKAIAN LAMTORO PADA SAPI

Asosiasi Ahli Nutrisi dan Pakan Indonesia (AINI) kembali akan menggelar Seminar Webinar bertajuk Pengelolaan dan Optimalisasi Pemakaian Lamtoro pada Sapi. Organisasi perhimpunan profesi dan keilmuan para ahli di bidang Nutrisi dan Teknologi Pakan ini menhadirkan setidaknya tiga narasumber pakar di bidangnya, yaitu: DR IR Tanda S. Panjaitan, MSc. Peneliti SPTP Balitbangtan NTB., Prof DR IR Dahlanuddin, MRurSc,Guru Besar Univ. Mataram dan Prof Max Shelton dari Univ of Queensland, Australia.

Dimoderatori olaeh IR Triastuti Andajani, MSi., Program Manager IP2FC ISPI. Acara yang rencananya berlagsung pada Kamis 6 Agustus 2020 mulai pukul 09.00 WIB melalui daring Zoom Meeting yang bisa anda akses dengan Narahubung Febrinita dan Asmadini sebagaimana tercantum di dalam Flayer.

Berita selengkapnya terkait kegiatan tersebut dapat anda simak di Infovet sebagai Media Parner dan ikuti terus di web: http://www.majalahinfovet.com

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

ARTIKEL POPULER BULAN INI

ARTIKEL POPULER TAHUN INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer