Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Charoen Pokphand Indonesia | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

PERESMIAN TEACHING FARM CLOSED HOUSE FAPET UNPAD

Peresmian teaching farm closed house. (Foto: Istimewa)

Rabu (14/9/2022), di mulai pukul 10:30 WIB, di Desa Ciparangge, Jatinangor, Sumedang, diselenggarakan Peresmian Teaching Farm Closed House Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Padjajaran (Unpad), yang merupakan hibah dari PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI).

Hibah kandang closed house ini merupakan hibah ke-13 dari PT CPI yang dibangun selama delapan bulan dengan berbagai fasilitas pendukung yang diperlukan, seperti kandang dengan kapasitas 23.000 ekor, akses jalan beton menuju farm, kantor, gudang pakan ternak dan bangunan penunjang lainnya.

Dalam sambutannya Dekan Fapet Unpad, Rahmat Hidayat, menyatakan bahwa teaching farm closed house ini nantinya diharapkan memiliki lima manfaat, antara lain sebagai percontohan budi daya broiler yang ramah lingkungan, laboratorium lapangan bagi mahasiswa, meminimalisir gap antara industri dan pendidikan, tempat uji kompetensi untuk sertifikat keahlian, serta dapat diakses oleh masyarakat umum.

Sementara Wakil Dekan Fapet Unpad Bidang Pembelajaran, Kemahasiswaan dan Riset, Indrawati Yudha Asmara, menyatakan kegiatan ini sejalan dengan jargon yang digunakan saat ini, yakni “Unpad Bergerak” dan “Kampus Merdeka” dengan tujuan meningkatkan kualitas SDM melalui rangkaian kegiatan salah satunya penerapan teknologi baru dengan menghadirkan kandang closed house.

Rektor Unpad, Prof Rina Indiastuti, yang juga hadir turut mengemukakan bahwa kehadiran kandang closed house ini merupakan aset dan kebanggaan bagi Unpad. “Diharapkan perlu juga tersedia magang bagi mahasiswa di toko hasil produksi peternakan, sehingga alumni siap untuk berwirausaha, disamping mendorong mahasiswa selalu menghadiri pameran teknologi peternakan skala nasional maupun internasional,” katanya.

Harapan senada juga disampaikan oleh Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jawa Barat, Indriantari, mewakili Kepala Dinas DKPP. “Berharap kehadiran teaching farm Fapet Unpad ini kelak terjadi sinergi antara peternakan rakyat dan industri peternakan, khususnya di bidang perunggasan. Dan terciptanya model pengembangan ayam ras pedaging di Jawa Barat, serta membentuk petani-peternak milenial,” harapnya.

Pada kesempatan tersebut juga turut dihadiri Presiden Direktur PT CPI Tjiu Thomas Effendy, Ketua BEM Fapet Unpad Tama Mahardika, serta Staf Khusus Menteri Koperasi dan UMKM Agus Santoso. Pada acara peresmian itu juga dilakukan peninjauan ke dalam kandang closed house yang berisi 23.000 DOC broiler. (SA)

PENGIRIMAN PERDANA 50 TON PRODUK UNGGAS KE SINGAPURA

Pelepasan ekspor perdana ke Singapura. (Foto: Istimewa)

Sebanyak 50 ton karkas ayam berupa ayam beku dan olahan senilai Rp 2 miliar melenggang ke pasar Singapura. Pelepasan ekspor perdana ini dilakukan Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL).

Pasar Singapura dikenal memiliki standar keamanan pangan yang tinggi. Keberhasilan produk unggas Tanah Air ini bukan kali pertama, berbagai produk peternakan asal Indonesia telah rutin di ekspor ke Jepang dan Timor Leste.

Bersamaan dengan pelepasan ekspor ke Singapura, Mentan juga melepas produk olahan unggas ke Jepang dan karkas ayam ke Timor Leste dengan masing-masing volume 12 ton atau setara Rp 1 miliar.

“Kita sama-sama berbahagia, karena produk dan komoditi pertanian termasuk peternakan kita berhasil dilepas ke pasar ekspor Singpura, Jepang dan Timor Leste” ungkap Syahrul dalam keterangan tertulisnya saat melepas ekspor di Kantor Pusat PT Charoen Pokhpand Indonesia (CPI), Tbk di Jakarta, Rabu (13/7/2022).

Keberhasilan ekspor ke Singapura, lanjutnya, menjadi bukti bahwa produk peternakan Indonesia memiliki jaminan keamanan pangan berkualitas dan layak tembus di pasar internasional. Ekspor ini diharapkan membuka jalan bagi produk peternakan Indonesia untuk menembus pasar ekspor negara-negara lain.

Presiden Komisaris PT CPI, Hadi Gunawan, menyampaikan berkat dukungan dan dorongan pemerintah, maka perusahaan berhasil membuka jalur pasar ekspor untuk produk olahan unggas, pakan ternak dan DOC. 

“Produk kami telah tersertifikasi oleh standar yang diakui internasional seperti Sertifikasi Halal, GMP (Good Manufacturing Practice), FSSC 22000 dan memiliki NKV (Nomor Kontrol Veteriner), sehingga dapat masuk ke Jepang, Papua Nugini, Timor Leste dan Qatar,” kata Hadi.

Ditambahkan, berkat kerja sama Kementan dengan Singapore Food Agency (SFA), maka telah ditandatangani kesepakatan kerja sama untuk pemenuhan daging ayam dan produk olahannya ke Singapura. CPI telah menandatangani kesepakatan kerja sama dengan pihak importir Singapura sebanyak 1.000 ton yang akan dikirim bertahap hingga akhir 2022 dan akan terus bertambah menyesuaikan kondisi di Singapura.

“Kami ucapkan terima kasih kepada Kementan atas dukungannya, sehingga ekspor ini dapat terealisasi. Kami berharap hal ini akan menjadi jalan pembuka bagi produk-produk unggas untuk menembus pasar dunia,” pungkasnya. (INF)

CHAROEN POKPHAND INDONESIA PERKENALKAN PAKAN AYAM HIAS DI INDO LIVESTOCK 2022

 

Elliot Pheasant, salah satu import ornament chicken. (Foto: Shutterstock)

Penyelenggaraan Indo Livestock 2022 di hari kedua, Kamis (7/7) terdapat serangkaian seminar Sustainably Integrated Animal Industry Forum dengan berbagai tema menarik salah satunya mengupas ayam hias.

Nasril Surbakti PhD, Feed Technology Division PT Charoen Pokphand Indonesia memaparkan materi berjudul “Maximize Ornament Chicken Performance Through Nutrition

Dijelaskan Nasril, ayam hias membutuhkan nutrisi yang berupa sumber energi, protein (amino acid), lemak, mineral, vitamin, dan air.

Nutrisi tersebut diantaranya dibutuhkan untuk kesehatan dan keindahan bulu ayam, yang menjadi salah satu daya tarik utama ayam hias. Bulu ayam sendiri menutupi 75% tubuh ayam dan dibentuk 90% dari protein.

"Asam amino yang dibutuhkan ayam hias adalah lysine untuk meningkatkan kesehatan bulu, methionine dan cystine untuk membangun protein bulu," kata Nasril.

Arginine atau methionine bisa menaikkan berat bulu. Kekurangan arginine, valine, leucine, isoleucine, tryptophan, phenylalanine dan tyrosine bisa menyebabkan abnormalitas pada perkembangan bulu.

Sedangkan kekurangan vitamin B (pantothenic acid, folic acid, biotin niacin) dapat menyebabkan abnormalitas pada bulu. Vitamin D3 bermanfaat untuk perkembangan follicle dan hair cycle. Kekurangan vitamin E bisa menyebabkan abnormalitas perkembangan bulu.

"Kekurangan zinc menyebabkan bulu berjumbai terutama pada bulu primer sayap. Ayam juga membutuhkan mineral lain seperti vanadium, chromium, nickel, dan tin (Sn)," ujarnya. 

Pada kesempatan ini, Charoen Pokphand 599 Aurora Feed terbuat dari bahan berkualitas dan diproses dengan baik, menghasilkan pakan ayam hias yang berkualitas, diperkenalkan kepada peserta forum.

Mengandung probiotik dan herbal spesial untuk kesehatan organ pencernaan dan imunitas. Kandungan protein dan mineralnya yang lengkap dan seimbang bermanfaat untuk pertumbuhan dan kesehatan tubuh ayam juga kualitas bulu baik ketebalan, ketajaman warna dan keleunturannya. (NDV)

 

 

KOLABORASI CHAROEN POKPHAND INDONESIA BERSAMA UNPAD

Foto bersama usai penandatanganan perjanjian kersajama antara CPI dan Unpad


PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI) kembali menjalin kerjasama bersama perguruan tinggi di negeri ini, kali ini mereka merajut kerjasama dengan Universitas Padjajaran (Unpad). Nota kesepahaman kerjasama antara CPI dan Unpad ditandatangani di Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Jawa Barat (13/1) yang lalu. Kerjasama tersebut nantinya berupa pembangunan Closed Housed  dan pengembangan kewirausahaan yakni Enterpreneur Training Center (ETC).

 

Dalam sambutannya Dekan Fakultas Peternakan Unpad Dr. Ir. Rahmat Hidayat menjelaskan, PT Charoen Pokphand Indonesia memberikan hibah berupa pembangunan closed house bernilai Rp 2,235 miliar sebagai media pembelajaran dan riset bagi Fapet Unpad, khususnya budidaya unggas.

 

“Closed house ini merupakan bagian dari rencana besar Fapet untuk pengembangan laboratorium lapangan untuk berbagai komoditas dan bidang ilmu peternakan yang terintegrasi dalam suatu sistem sustainable livestock technopark,” kata Rahmat.

 

Unggas sendiri menjadi bidang ilmu prioritas di Fapet Unpad. Lebih lanjut Rahmat menjelaskan, kurang lebih sebanyak dua persen lulusan Fapet Unpad terserap di industri perunggasan. Selain itu, banyak guru besar dan jabatan akademik dosen yang dilahirkan dari riset mengenai perunggasan.

 

Rahmat juga mengatakan, selain wadah pengembangan budidaya unggas, closed house ini juga bermanfaat sebagai sarana Merdeka Belajar-Kampus Merdeka, penambahan fasilitas pembelajaran modern, hingga peningkatan keterampilan kompetensi mahasiswa dan lulusan di bidang budidaya ayam broiler.

 

Dalam kesempatan yang sama Tjiu Thomas Effendy selaku Presiden Direktur PT CPI sekaligus Ketua Umum Charoen Pokphand Foundation Indonesia mengatakan bahwa CPI berkomitmen mendukung pembelajaran di perguruan tinggi melalui pembuatan closed house maupun teaching farm. Selain mendukung kegiatan perguruan tinggi, pembangunan closed house bertujuan untuk menyiapkan lulusan fakultas peternakan yang siap pakai dalam industri perunggasan.

 

“Selain materi perkuliahan, mahasiswa juga harus dibekali skill dan jiwa enterpreneur,” kata Thomas.

 

Karena itu, kerja sama ini juga dibarengi dengan implementasi program ETC. Tujuannya agar mahasiswa dapat memperoleh bekal mengenai pengelolaan budidaya unggas hingga mengelola unsur komersial yang diperoleh dari hasi budidaya tersebut. Bentuk lain kerja sama antara CPI dan Unpad adalah pemberian beasiswa bagi mahasiswa yang memiliki nilai akademik baik namun kurang mampu secara finansial.

 

Rektor  Unpad Prof. Rina Indiastuti pun mengapresiasi terjalinnya kerja sama dengan CPI. Ia berharap pembangunan closed house diharapkan menjadi prototipe pembelajaran mahasiswa dalam mengelola budidaya unggas. Selain itu, fasilitas ini juga harus dapat mendukung peningkatan kualitas penelitian khususnya di Fapet Unpad.

 

Selain pembangunan closed house dan pengembangan ETC penandatanganan perjanjian kerjasama antara CPI dan Unpad juga terjalin dibidang kemitraan dengan anak perusahaan CPI yakni PT Multi Sarana Pakanindo dan PT Primafood International (CR).

 

 


SAMBANGI CPI DI ANCOL, PETERNAK CURHAT

Peternak layer sambangi PT Charoen Pokphand Indonesia. (Foto: Istimewa)

Sebanyak sekitar 200 orang peternak layer yang bergabung dalam Paguyuban Peternak Rakyat Nusantara (PPRN), berkunjung ke kantor pusat PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI) di daerah Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, Senin (11/10/2021). Dalam kunjungan tersebut para peternak yang berasal dari Jawa Timur (Jatim) mengeluh atas harga telur yang tak kunjung membaik.

Disambut baik oleh jajaran Direksi dan Manajemen PT Charoen Pokphand Indonesia, pertemuan tersebut merupakan rangkaian dari diterimanya para peternak layer oleh Presiden di Istana Negara, Rabu (15/9/2021) kemarin. Dimana peternak layer mengeluhkan tingginya harga jagung dan rendahnya harga telur di tingkat peternak.

Seperti diketahui bersama tingginya harga jagung di pasaran membuat peternak layer, yang sebagian besar peternak self-mixing membutuhkan jagung sebagai bahan campuran pakan lebih besar dibanding peternak ayam pedaging, sehingga dengan kenaikan harga jagung membuat biaya produksi meroket.

Sebenarnya PT Charoen Pokphand Indonesia sendiri sebagai salah satu perusahaan di industri perunggasan turut merasakan dampak tingginya harga jagung, dimana jagung merupakan 50% bahan baku utama dari pakan, kenaikan ini turut menyebabkan harga pakan melambung.

Suryono salah satu peternak layer dalam aksi tersebut meminta agar budi daya layer bisa sepenuhnya diserahkan peternak rakyat. “Kami berharap budi daya layer ini 100% bisa diserahkan kepada kami para peternak rakyat. Para perusahaan besar tidak perlu ikut berbudidaya,” kata Suryono melalui keterangan tertulis PPRN.

Sejalan dengan hal tersebut, Sugeng, peternak layer lain juga meminta bahwa telur HE (Hatching Egg) tidak beredar dijual ke pasar. “Kami meminta jangan sampai telur HE ini dijual ke pasar, karena bisa merusak harga pasar dan menyebabkan harga telur merosot. Dan ini membuat mental kami semakin jatuh,” kata Sugeng. 

Selain itu, keinginan peternak lainnya juga disampaikan Kholil, peternak asal Blitar. Ia meminta bahwa jangan sampai harga telur terus menurun yang tentu menambah kerugian peternak.

“Diharapkan harga telur ini bisa terus stabil dalam kondisi yang baik, bukan hanya naik satu atau dua minggu saja dan setelahnya turun lagi. Peternak berharap dapat solusi dari permasalahan ini,” sebut Kholil.

Kejadian serupapun pernah terjadi pada 2017, dimana peternak layer merasakan jatuhnya harga telur di pasaran hingga Rp 13.800/kg. Pada saat itu Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) mencoba memediasi pertemuan antara peternak ayam layer, produsen pakan ternak, pemerintah dan universitas di Yogyakarta. Dalam kesempatan tersebut PT CPI memberikan solusi menurunkan harga pakan komplit dan konsentrat, serta membeli sebanyak 20 ton telur dari peternak Blitar dengan harga Rp 1.700/kg lebih tinggi dari pasaran dan pembelian telur sampai saat ini masih berlanjut.

Dalam diskusi dengan Manajemen PT CPI yang diwakili General Manager Marketing PT CPI, Agoes Haryoko, menyampaikan beberapa solusi, antara lain membeli telur langsung dari peternak di Jawa Timur dan Jawa Tengah Rp 2.000/kg di atas harga pasar di kandang peternak dan akan melanjutkan pemberian subsidi pakan sebesar Rp 100/kg, seperti yang dilakukan sebelumnya.

“PT CPI berharap solusi yang diberikan dapat memberikan dampak nyata kepada peternak, walaupun tidak sebanyak yang diharapkan. Namun dengan begitu bisa terjalin hubungan yang baik dengan para peternak yang merupakan mitra kerja PT CPI untuk melewati masa krisis ini bersama-sama,” katanya. (INF)

CPI KIRIM PRODUK OLAHAN PERDANANYA KE QATAR

Acara pelepasan ekspor perdana PT Charoen Pokphand Indonesia ke Qatar. (Foto: Istimewa)

PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI) sukses mengekspor produk olahan perdananya ke Qatar yang secara langsung dilepas oleh Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) secara daring, Rabu (24/2/2021).

"Saya berbangga hati bahwa kita akan melepas ekspor perdana produk olahan unggas Indonesia pertama yang berhasil menembus negara Qatar dari PT Charoen Pokphand Indonesia," ujar Mentan Syahrul dalam keterangan tertulisnya.

Dijelaskan, ekspor perdana ke Qatar ini dilakukan sebanyak 3,29 ton dengan nilai Rp 220 juta dari total kontrak 21,6 ton untuk 2021 yang telah disepakati antara CPI dan pihak Qatar.

Mentan berharap, ekspor perdana ke Qatar bisa menjadi pintu masuk produk-produk olahan unggas asal Indonesia ke kawasan Timur Tengah.

Selain Qatar, adapun ekspor lanjutan ke Jepang. Pengiriman produk olahan unggas ke Jepang sebanyak 6 ton dengan nilai Rp 250 juta. Ini merupakan repeat order kesekian kalinya sejak 2018 ke PT Charoen Pokphand Indonesia.

Selain produk olahan unggas, dilakukan juga ekspor lanjutan enam kontainer pakan unggas ke Timor Leste sekitar 120.000 kg dengan nilai Rp 740 juta.

"Repeat order ini menunjukkan bahwa produk Indonesia semakin digemari. Saya juga ingin mengucapkan selamat dan apresiasi kepada PT Charoen Pokphand Indonesia atas realisasi ekspor unggas dan produknya pada 2020 sebesar 2 juta USD ke Jepang, Papua Nugini dan Timor Leste," ungkap Syahrul.

Ke depannya, ia berharap CPI bisa terus meningkatkan kuantitas maupun kualitas produk siap ekspor dan menjadi memotivasi bagi pelaku usaha lain untuk tetap berupaya melakukan percepatan ekspor komoditas peternakan.

"Sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada PT Charoen Pokphand Indonesia dan semua pihak terkait atas dukungan terhadap upaya ekspor komoditas peternakan Indonesia," pungkasnya.

Selama masa pandemi COVID-19, seluruh dunia mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi. Namun untuk urusan pangan, dunia tidak dapat menunda pemenuhannya. Oleh karena itu, kebutuhan ini perlu ditangkap sebagai peluang Indonesia dapat memenuhi kebutuhan pangan dunia.

Berbagai komoditas peternakan Indonesia saat ini telah mampu menembus pasar global. Misalnya, daging ayam olahan, sarang burung walet, pakan ternak, obat hewan, produk susu olahan, ternak babi, kambing dan domba hidup sampai ke produk larva kering.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja ekspor komoditas peternakan periode Januari-Desember 2020, tercatat mencapai 325.442 ton dengan nilai USD 964.653.078 atau setara Rp13,5 triliun.

Catatan tersebut menunjukkan bahwa volume ekspor meningkat sebesar 14,45% dan nilai ekspor meningkat sebesar 38,89%.

Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019 (YoY), dimana volume mencapai 284.349 ton dengan nilai setara Rp10,4 triliun. (INF)

WORK BASED ACADEMY, PROGRAM MAGANG TINGKATKAN KETERAMPILAN SARJANA PETERNAKAN

Yesakh Ryan saat magang pada peternakan broiler unit Kalimantan Tengah. (Foto: Istimewa)

Mencari pengalaman sebelum bekerja menjadi hal penting bagi sebagian besar manusia. Banyak cara untuk mendapatkan pengalaman, salah satunya melalui magang. Begitu pula dengan Yesakh Ryan, lulusan Universitas Palangka Raya program studi (prodi) Peternakan yang menjadi salah satu peserta Work Based Academy (WBA) batch 2.

WBA merupakan program kerja sama antara Fakultas Peternakan UGM dengan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. Yesakh Ryan sendiri saat ini ditempatkan pada peternakan broiler unit Kalimantan Tengah.

Ia bercerita sempat pesimis saat mendaftar program WBA. Hal ini karena banyak pendaftar lain yang berasal dari universitas ternama di Indonesia.

“Tetapi keinginan saya yang besar untuk berkarir di dunia perunggasan membuat saya semangat dan tetap maju. Saya berpikir, meskipun akhirnya tidak lolos, setidaknya saya pernah mencoba,” ucap Yesakh Ryan, saat sesi monitoring evaluasi rutin WBA yang dilakukan melalui daring, Jumat (15/1/2021).

Berkat usaha dan tekad yang besar, Yesakh dinyatakan lolos menjadi bagian WBA batch 2. Banyak hal yang sudah ia didapatkan, terutama pada materi yang kemudian diterapkan saat magang di lapangan. Pemahaman akan situasi lapangan dan cara mengatasi permasalahan menjadi pembelajaran yang didapatkan. Disana, ia juga mendapat bimbingan langsung oleh mentor berpengalaman di bidang perunggasan.

“Sebagian peternak belum semua mengetahui mengenai manajemen pemeliharaan kandang closed house yang sesuai dengan standar perusahaan. Hal ini mengakibatkan saat proses pemeliharaan kurang maksimal. Tetapi kendala tersebut dapat diatasi dengan mendiskusikan segala permasalahan dengan tim atau mentor saat di lapangan,” ucapnya.

Tentunya dengan pengalaman yang diperoleh saat magang, menjadikan Yesakh lebih unggul dan siap menghadapi dunia pekerjaan serta mampu bersaing dengan SDM dari dalam maupun luar negeri.

“Saya bersyukur bisa mendapat kesempatan luar biasa ini dan menjadikan saya tidak menyesal telah terjun di bidang peternakan,” ungkap Yesakh.

General Manager Human Capital PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Ir M. Syafri Afriansyah, memaparkan bahwa setiap peserta WBA mendapatkan pendampingan dari mentor atau senior selama magang enam bulan.

“Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman peserta dalam budi daya broiler menggunakan sistem closed house. Sehingga setiap peserta benar-benar mengetahui bagaimana business process dalam peternakan broiler yang dijalankan secara efisien,” tutur Syafri.

Sementara Dekan Fakultas Peternakan UGM sekaligus penggagas program WBA, Prof Dr Ir Ali Agus DAA DEA IPU ASEAN Eng, menjelaskan bahwa lulusan program studi peternakan harus mampu menjawab tantangan perkembangan industri 4.0 atau disruption era.

“Adaptasi dengan adanya perubahan pola tersebut harus mampu dihadapi dengan bijaksana, yakni dengan meningkatkan keterampilan sesuai kebutuhan saat ini. Complex problem solving menjadi target keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap peserta program WBA,” kata Prof Ali. (IN)

INI PERSYARATAN BERGABUNG MENJADI MITRA PETERNAK CHAROEN POKPHAND INDONESIA

Prof Dr Ismoyowati SPt MP, dari Unsoed, membawakan materi Mekanisme Kemitraan dalam Budidaya Ayam Broiler, dalam webinar Charoen Pokphand Indonesia: Broiler Production with Closed House Management. Dilaksanakan Kamis 10 September 2020, dalam webinar itu Ismoyowati juga menyampaikan tentang program kemitraaan Charoen Pokphand Indonesia.

Sistem Kemitraan Charoen Pokphand Indonesia

Bentuk kemitraannya: inti-plasma. Pola kerjasamanya yaitu perusahaan sebagai penyedia sarana produksi peternakan (sapronak) di bidang peternakan ayam pedaging (broiler) yang disebut inti dan peternak yang disebut plasma.

Prinsip Dalam Kemitraan Charoen Pokphand Indonesia

Saling memerlukan, saling mempercayai, saling memperkuat, dan saling menguntungkan inti/plasma secara sadar, bebas, dan tanpa paksaan atau tekanan dari pihak manapun.

Peran dan Tanggung Jawab Perusahaan Inti

  1. Memberikan know how berupa bimbingan teknis pemeliharaan atau budidaya ayam, bimbingan manajemen dan administrasi usaha, dan bantuan pemasaran hasil budidaya/peternakan, bantuan manajemen keuangan, antara lain dengan cara menugaskan seorang petugas Technical Service (TS) untuk sewaktu-waktu mengajar dan membimbing pekerja peternakan peternak.
  2. Menyediakan atau memasok sarana produksi peternakan meliputi pakan, anak ayam umur sehari (Day Old Chicks/DOC) dan obat-obatan.
  3. Membantu mengelola penggunaan sapronak, termasuk memediasi pengalihan sapronak yang tidak digunakan kepada pihak lain melalui mekanisme jual beli, tukar-menukar, ataupun dengan cara lainnya.
  4. Membeli ayam hasil produksi/budidaya peternak.
  5. Membantu plasma dalam administrasi keuangan dan pengelolaan hutang piutang.

Peran dan Tanggung Jawab Plasma

  1. Menyediakan lahan peternakan dan tenaga kerja.
  2. Membangun kandang ayam dan menyediakan perlengkapan/peralatannya sesuai standar.
  3. Melaksanakan budidaya atau pemeliharaan ayam menurut petunjuk-petunjuk dan tata cara budidaya/pemeliharaan ayam yang ditetapkan oleh perusahaan inti.
  4. Menjalankan prosedur administrasi dan tata cara panen yang ditetapkan dan menjaga keamanan kandang dan sapronak.
  5. Menjalankan biosecurity (sistem pengamanan hayati) yang ketat, tidak mencampur ayam dari luar kandang/farm dan tidak memasukkan pakan yang tidak direkomendasikan ke kandang/farm.
  6. Melapor secara periodik perkembangan budidaya ayam kepada inti melalui media Laporan Pemeliharaan Ayam Broiler (LPAB).
  7. Menjual ayam hasil budidaya kepada inti menurut syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang disepakati.
  8. Dalam tempo kurang dari 12 jam segera memberitahu atau melapor kepada inti apabila terjadi berjangkitnya penyakit unggas.

Prosedur dan Syarat Penerimaan Mitra di Charoen Pokphand Indonesia

  • Peternak mendaftarkan diri ke pihak perusahaan untuk bergabung menjadi mitra yang kemudian akan ditindaklanjuti oleh PPL dengan diadakannya survei lokasi secara langsung.
  • Jika peternak merupakan peternak yang telah dipilih langsung oleh PPL area peternak mendapatkan pilihan untuk bergabung atau tidak dengan PT Charoen Pokphand.
  • Peternak menyerahkan syarat-syarat berupa fotokopi KTP, KK, buku rekening, dan NPWP.
  • Peternak menyerahkan jaminan berupa sertifikat tanah/BPKB disertakan uang Rp 1.000/ekor. Peternak menandatangani surak perjanjian/kesepakatan kerjasama.

Untuk webinar selengkapnya bisa dilihat ulangannya di:




PENUTUPAN PROGRAM WBA BATCH #1: MENYIAPKAN SDM UNGGUL PERUNGGASAN

Webinar penutupan program WBA batch #1, Senin (10/8/2020). (Foto: Dok. Infovet)

Sehubungan berakhirnya program “Work Based Academy” (WBA) batch #1 atas kerja sama Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (Fapet UGM) dan PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI), dilaksanakan webinar penutup sekaligus presentasi dari beberapa peserta pada Senin (10/8/2020).

“Program ini menjadi terobosan dalam membangun sumber daya manusia (SDM) unggul untuk mengelola closed house di industri perunggasan. Program ini merupakan kolaborasi yang apik, karena tantangan ke depan adalah menyiapkan industri perunggasan secara efisien dan peran SDM sangat penting untuk menjawab tantangan itu,” ujar Koordinator WBA, Muhsin Al Anas dalam webinar penutupan WBA batch #1.

Pada kesempatan yang sama Presiden Direktur CPI, Dr Thomas Effendy, mengapresiasi suksesnya program WBA tersebut. “Program ini sangat luar biasa, karena industri perunggasan kalau ingin maju, arahnya sudah harus ke closed house untuk bersaing. Namun SDM kita masih sangat minim mengenai closed house, untuk itu dengan adanya program ini kita harap peserta mendapat pengalaman, serta menjadi SDM peternakan unggul dan bisa berkarya di bidang perunggasan khususnya closed house,” ujar Thomas.

Hal senada juga disampaikan Dekan Fapet UGM, Prof Ali Agus, yang turut hadir. Menurutnya program WBA ini merupakan sumbangsih insan peternakan untuk menyiapkan SDM perunggasan yang profesional.

“Di sini peserta mendapat banyak pengalaman untuk meningkatkan keterampilan, kompetensi dan kesiapan mereka mengenai budi daya ayam broiler pada kandang closed house. Dengan program ini kita turut membantu menyiapkan SDM unggul perunggasan dengan harapan mampu menghadapi persaingan global,” kata Prof Ali.

Adapun tiga peserta dari 20 peserta WBA terpilih turut memberikan presentasi mini project hasil dari program tersebut, diantaranya M. Tanifal alumni Fapet Andalas mengenai “Simulasi Analisa Hasil Produksi Peternakan,” kemudian Aryo Pujo Sakti alumni Fapet UGM soal “Manajemen Sexing dan Penjarangan Sesuai Kapasitas Kandang dan Planning Panen” dan Muhammad Yaser dari Institut Pertanian Bogor mengenai “Penggunaan Air Deflector untuk Meningkatkan Kecepatan Angin di Kandang.”

Program WBA sendiri memiliki tujuan mengisi kesenjangan kebutuhan industri peternakan ayam broiler terhadap profesional/tenaga kerja yang siap pakai, khususnya terkait budi daya closed house. Program juga memberikan pembekalan kepada peserta yang tidak didapatkan dalam bangku perguruan tinggi terkait praktik lapangan guna meningkatkan potensi alumni peternakan untuk tumbuh berkarir di industri yang terus berkembang ini.

Adapun materi pelatihan in class training WBA batch #1 mengenai manajemen closed house overview, bisnis broiler dan kemitraan, MKE (mekanik, kelistrikan dan energi), SHE (safety, health and environment), animal welfare, nutrisi dan manajemen pakan, pengenalan teknis dan sistem closed house, manajemen produksi, ventilasi, manajemen kasus, technical service, kepemimpinan, continues improvement dan lain sebagainya. Kemudian kegiatan on the job training dilakukan ke beberapa farm perusahaan, mitra maupun cabang.

Kesuksesan program kerja sama WBA ini akan terus dilanjutkan. Program WBA batch #2 masih akan digodok lebih lanjut dengan tetap fokus pada peningkatan SDM bidang peternakan.

“Kita akan godok lagi bersama Prof Ali Agus dan masukan dari peserta. Kita tetap fokuskan kepada peningkatan SDM unggul perunggasan. Semoga bisa ditingkatkan lagi khususnya jumlah peserta atau yang lainnya,” pungkas Thomas. (RBS)

CEGAH HARGA ANJLOK LAGI, AYAM MILIK PETERNAK MANDIRI DISERAP

Perusahaan unggas besar (integrator) membeli ayam milik peternak mandiri. (Foto: Humas PKH)

Implemantasi kerja sama antar Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), dengan perusahaan unggas besar untuk membeli ayam broiler peternak mandiri mulai dijalankan.

Hal ini dilakukan untuk menjaga keseimbagan supply-demand dan mengangkat harga unggas hidup (livebird) yang jatuh ditingkat peternak hingga menyentuh Rp 4.000/kg.

“Rabu (22/4/2020) kemarin, PT Japfa Comfeed sudah melakukan pembelian livebird di farm broiler peternak mandiri milik Sugeng (anggota GOPAN) di Dramaga Tanjakan Bogor,” kata Dirjen PKH, I Ketut Diarmita, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (23/4/2020). 

Ia menjelaskan bahwa pembelian livebird tersebut sebanyak 1.920 ekor dengan harga Rp 15.000/kg dan akan didistribusikan ke RPHU di wilayah Parung, Ciomas, Bogor. “Ini bagian dari komitmen perusahaan tersebut untuk membeli livebird sebanyak 700.000 ekor,” terang dia.

Pembelian ternak unggas mandiri juga dilakukan oleh PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI). Berdasarkan informasi dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah, CPI membeli ayam broiler dari kandang Eri, seorang peternak mandiri yang berdomisili di Desa Ngabean Boja, Kendal. 

Disebutkan bahwa jumlah ayam yang dibeli CPI pada Rabu (22/4/2020) sebanyak 4.000 ekor dengan harga 15.000/kg berat hidup. Sementara harga kesepakatan Pinsar Indonesia di pasaran adalah 10.000/kg, jadi masih ada selisih Rp 5.000 yang bisa didapatkan peternak.

“Ini juga bagian dari komitmen 1 juta ekor ayam yang akan dibeli oleh PT CPI di Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur,” ujar Ketut terkait informasi ini.

Pembelian oleh PT CPI ditargetkan sebanyak 20.000 ekor/hari yang selanjutnya akan dipotong di RPHU yang berada di Salatiga. Karkas yang dihasilkan akan diolah menjadi produk olahan ayam. 

Sementara Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak, Ditjen PKH, Sugiono, saat dihubungi menjelaskan bahwa tujuan kerja sama untuk menyerap ayam broiler dari peternak mandiri tersebut untuk membantu mengurangi supply ayam ke pasar sehingga dapat menyeimbangkan supply-demand. “Kita harap harga akan meningkat dan peternak bisa menikmati hasil,” ucap Sugiono.

Lebih lanjut ia meminta agar semua pemangku kepentingan dapat saling membantu dan berbagi dalam situasi sulit saat ini seperti adanya pandemi COVID-19, khususnya membantu peternak mandiri melalui fasilitasi pemasaran.

Sebelumnya, pada Senin (20/4/2020) di Kantor Pusat Kementerian Pertanian diselenggarakan penandatanganan kerjasama antara perusahaan dan asosiasi peternak dalam pembelian ayam ras siap potong. Total ada 22 perusahaan yang akan membantu menyerap livebird sebanyak 4.119.000 ekor di Pulau Jawa. (INF)

PROGRAM MAGANG BERBASIS AKADEMIK DIGELAR DI YOGYAKARTA

Foto bersama dalam kegiatan program magang bertajuk Work-Based Academy (WBA) di Fakultas Peternakan UGM. (Foto: Istimewa)

Sebuah program magang bagi lulusan sarjana peternakan yang dilaksanakan atas kolaborasi antara universitas dan industri yang apik dimaksudkan untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) terampil dalam industri perunggasan.

Program magang bertajuk Work-Based Academy (WBA) yang mengambil tema “Manajemen Closed House Broiler” dilangsungkan selama enam bulan, sejak Februari hingga Agustus 2020 mendatang, merupakan hasil kerjasama antara Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, dengan PT Charoen Pokphand Indonesia.  

Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof Ali Agus, menjelaskan bahwa WBA adalah kegiatan pembelajaran bekerja yang berlangsung selama enam bulan untuk memberikan keterampilan pada lulusan baru sarjana peternakan di industri perunggasan, terutama dalam hal teknis budidaya ayam broiler dengan menggunakan teknologi perkandangan closed house.

“Negara tropis seperti Indonesia dengan kelembapan dan temperatur yang tinggi sering menyebabkan ayam stres, sehingga produktivitas menjadi rendah. Adanya kandang closed house membuat lingkungan dapat disesuaikan dengan kebutuhan ternak, sehingga produktivitas ternak akan lebih baik,” ujar Ali Agus pada kegiatan tersebut Senin (10/2/2020), di Kampus Fakultas Peternakan UGM, Bulaksumur, Yogyakarta. 

Program WBA Batch #1 ini menjadi inovasi penting dalam membangun SDM unggul untuk mengelola closed house. Andi Magdalena Siadari, yang merupakan Sekjen Charoen Pokphand Foundation Indonesia, mengemukakan bahwa program WBA akan memberikan pemahaman kepada para peserta terkait business process dalam suatu industri perunggasan.

Ia menambahkan, peserta mendapatkan keterampilan teknis dalam pengelolaan teknologi closed house sehingga mendukung operasional pemeliharaan broiler. “Lebih dari itu, para peserta program WBA diharapkan dapat diserap secara langsung oleh industri sektor perunggasan setelah mengikuti program ini. Program WBA membantu industri dalam menyiapkan SDM (man power) yang sesuai kebutuhan,” jelas Magdalena. 

Sementara menurut salah satu peserta program WBA, Alif Fahmi Amrulloh, dirinya mengaku sangat antusias dan bersyukur bisa menjadi salah satu peserta dari program tersebut.

“Selain mendapatkan keterampilan terkait closed house yang nantinya dapat digunakan dalam pemeliharaan broiler, saya berharap dapat pula meningkatkan jejaring dengan lulusan baru dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia,” ucap Alif. 

Koordinator program WBA, Muhsin Al Anas, menambahkan, program tersebut diikuti oleh 20 orang fresh graduate program studi peternakan yang berasal dari tujuh universitas di Indonesia dan diseleksi dari 139 orang pendaftar.

Program in class training berlangsung pada 10-15 Februari 2020 di Fakultas Peternakan UGM, kemudian dilanjutkan kegiatan internship selama enam bulan, berakhir pada Agustus 2020,” katanya. (IN)

LANJUTAN EKSPOR CHAROEN POKPHAND INDONESIA, GENAP KE-200

Mentan Syahrul saat melepas keberangkatan ekspor 16 kontainer produk ternak milik CPI. (Foto: Infovet/Ridwan)

Minggu (24/11/2019), bertempat di Kantor Pusat, Jalan Ancol Barat VIII, Ancol, Jakarta Utara, PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI) kembali melaksanakan ekspor produk ternak sebanyak 16 kontainer yang ditujukan ke Jepang dan Timor Leste, dengan total nilai Rp 2,5 miliar. Pengiriman kali ini menandakan genapnya ekspor CPI ke-200 kontainer.

Presiden Komisaris CPI, T. Hadi Gunawan, dalam kegiatan tersebut mengatakan, ekspor ini merupakan lanjutan dari ekspor yang sudah dilakukan pada 2017 lalu ke Papua New Guinea dan pada 2018 sebanyak 3 kontainer produk olahan dan griller ayam, 20 kontainer pakan ayam dan 82.000 ekor DOC ke Timor Leste dan produk olahan ayam ke Jepang.

“Pada waktu itu ibarat ekspor tersebut sebagai lilin kecil yang baru nyala dan terus kami upayakan secara konsisten. Saat ini lilin kecil itu telah berubah menjadi obor kecil yang terus menyala dan akan kami kobarkan untuk menjadi obor yang besar,” kata Hadi dalam sambutannya dihadapan ratusan tamu undangan.

Ekspor ini, lanjut dia, akan terus dikembangkan pihaknya ke beberapa negara lain. “Kami ingin terus berkembang bukan hanya ke tiga negara langganan itu saja. Dengan dukungan pemerintah dan stakeholder, kami yakin bisa memperluas pasar seperti ke Singapura, Hongkong, Timur Tengah dan negara lain, sehingga kita dapat mengharumkan nama Indonesia dan menambah devisa negara,” tambah dia.

Sementara, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, yang turut hadir dan melepas keberangkatan ekspor, menyambut baik hal tersebut dan menegaskan produk ternak Indonesia tidak boleh kalah dari negara lain.

“Kami tidak bisa berjalan sendiri, pemerintah butuh saudara untuk membangun industri peternakan ini, kita jangan mau kalah dengan Malaysia atau Thailand, kita harus lebih maju dan merdeka,” ujar Mentan Syahrul.

Ia pun menegaskan, pengembangan sektor peternakan harus dikerjakan dengan serius demi memenuhi kebutuhan dalam maupun luar negeri. “Kalau kita tidak serius, bagaimana kita bisa penuhi kebutuhan pangan masyarakat kita? Bagaimana kehidupan mereka nanti? Inilah yang harus memicu adrenalin kita untuk bersama-sama membangun pertanian dan peternakan Indonesia,” pungkasnya.

Sebagai informasi, kali ini CPI menambah rentetan ekspor sebanyak 16 kontainer dengan total produk griller dan olahan ayam 64,77 ton dan pakan berisi 200 ton, yang terbagi menjadi 5 kontainer griller ayam dan 10 kontainer pakan ayam ke Timor Leste, serta 1 kontainer produk olahan ayam ke Jepang. (RBS)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer