-->

GPPU KEMBALI SELENGGARAKAN SEMINAR NASIONAL

Foto Bersama Para Peserta Seminar
(Sumber : CR)

Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU) kembali menggelar seminar nasional di Hotel Atria Gading Serpong, Kabupaten Tengerang pada Selasa (26/9) yang lalu. Tema yang diusung dalam seminar kali ini adalah "Perunggasan Indonesia Menuju Mandiri Pangan". 

Dalam sambutannya Ketua Umum GPPU Achmad Dawami mengatakan bahwasanya Indonesia sudah dapat dikatakan negara yang mandiri alias sudah Swasembada dalam produk perunggasan seperti daging dan telur unggas. 

"Kita sudah bisa mandiri dan dapat mencukupi kebutuhan daging dan telur terutama ayam. Tidak tergantung pada impor, namun begitu tetap saja ada beberapa isu yang menjadi tantangan dalam sektor ini kedepannya," tutur Dawami.

Beberapa isu yang dimaksud olehnya diantaranya adalah peningkatan jumlah penduduk yang berimbas pada keseimbangan produksi dan konsumsi, perubahan iklim, krisis pangan, pandemi covid-19 dan penyakit lainnya, serta pembatasan kegiatan ekspor - impor.

Ia memberi contoh misalnya ketika pandemi covid-19 di tahun 2020 lalu yang berimbas pada penurunan ekonomi Indonesia sebanyak 2,07%. Pada keadaan itu pendapatan masyarakat dan konsumsi ayam perkapita masyarakat juga ikut turun. Dampak mirisnya yakni meningkatnya angka stunting pada balita yang mencapai 6,07%. 

Dawami juga menjabarakan review fluktuasi harga ayam hidup di pasaran terkait dengan isu - isu tadi serta kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Selama beberapa tahun belakangan yang dianggap masih butuh kebijakan yang lebih ciamik lagi untuk mengatasi hal tersebut. 

Ia juga mengatakan bahwasanya kondisi di Indonesia memiliki fluktuasi yang sebenarnya dapat diperkirakan berdasarkan musim dan custom alias adat istiadat. Tentunya seharusnya untuk menstabilkan harga komoditas perunggasan semua paramater dapat diprediksi karena uniknya pola - pola tersebut. 

Selain itu Dawami juga menggarisbawahi neraca rugi-laba beberapa perusahaan yang bergerak di bidang perunggasan dimana rerata pada kwartal satu tahun 2023 mengalami kerugian yang cukup banyak. Tentunya ini juga tidak bisa dibiarkan.

"Sesuai UU No.3 tahun 2014 tentang perindustrian yang tertulis bahwa pemerintah menjaga keberlangsungan usaha industri dalam negeri, oleh karena itu ini juga menjadi tanggung jawab pemerintah. Oleh karenanya kita harus melakukan konsolidasi dan kolaborasi agar keberlangsungan usaha dan industri tetap seimbang," tutup Dawami. 

Menanti Komitmen Stakeholder

Mewakili Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan yang berhalangan hadir, Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Drh Agung Suganda mengapresiasi acara seminar tersebut. Menurutnya yang dikatakan oleh Achmad Dawami sudah betul semuanya.

Berdasarkan data yang ia miliki, produksi komoditas unggas telah berkontribusi sebanyak 80,8% terhadap total produksi peternakan dan menyerap lebih dari 13 juta (10%) tenaga kerja nasional, dengan omzet kurang lebih Rp 700 triliun pertahunnya. Sehingga menjadikan industri perunggasan bukan industri kaleng - kaleng dan sangat strategis sehingga pemerintah di rezim manapun akan sangat memperhatikan industri ini agar tetap stabil. 

Agung juga menyinggung isu over supply di perunggasan Indonesia yang menurutnya saat ini menjadi "berkah" karena keberlimpahan ini dapat menjadi senjata bagi Indonesia di kemudian hari. Dimana saat ini pemerintah mulai mendorong para pelaku industri perunggasan untuk melakukan ekspor ke negara -negara yang memang membutuhkan dan tertarik dengan produk perunggasan Indonesia. 

"Alhamdulillah angka ekspor kita meningkat tiap tahunnya di sektor perunggasan, peluang juga masih terbuka lebar potensi ekspor kita ke negara - negara lain. Saat ini kita sedang menjajaki dengan Arab Saudi dimana kebutuhan protein meningkat ketika musim haji dan jamaah umroh," tutur Agung. 

Namun begitu Agung menyebut bahwa daya saing produk perunggasan Indonesia masih kurang kompetitif dibanding produk dari negara produsen lain. Pemerintah juga tidak bisa sendirian mengatasi ini, oleh karena kembali ia menyarankan agar semua stakeholder yang terkait harus bergandengan tangan dalam mengatasinya. 

Ia juga menyebut bahwa sesungguhnya permasalahan di sektor perunggasan dalam negeri ini masih sangat banyak. Mulai dari masalah supply - demand produksi dan konsumsi, kenaikan harga bahan baku pakan, kesenjangan antara peternak mandiri dan kemitraan integrator, serta rantai tata niaga yang terlalu panjang sehingga mengakibatkan harga di tingkat konsumen akhir cukup melonjak tinggi daripada harga acuan. 

Terkait masalah produksi dan penyediaan indukan (GPS), ia juga mengatakan bahwa pemerintah sangat penuh ketelitian dalam menentukan kuota impornya. Hal tersebut perlu dilakukan secara hati - hati karena nantinya juga akan menyangkut masalah stok dalam negeri. 

"Kami rapat dengan semua stakeholder, ini yang biasa kita lakukan rutin ya, kita kan selalu tahu kalau pemerintah selalu menyediakan buffer sekitar 8-10% untuk berjaga- jaga. Dan pemerintah merasa bahwa akan lebih mudah mengendalikan stok apabila kita dalam keadaan surplus ketimbang kekurangan, ini juga yang harus kita pahami bersama," kata Agung. 

Selanjutnya mengenai harga di tingkat peternak dan konsumen, Agung berujar bahwa Kementan tidak memiliki wewenang untuk mengatur harga, hanya pada keseimbangan produksi dan supply - demand. Ketika fluktuasi harga terjadi, adalah wewenang Kementerian Perdagangan untuk kembali menyeimbangkannya. 

"Kementan hanya mengendalikan pengendalian dengan cara cutting. Namun kita sekarang sudah meninggalkan itu, kita melakukan afkir dini karena kalau cutting dampaknya bisa satu bulan kedepan, tetapi kalau afkir (PS) bisa tiga bulan kedepan. Kita juga terus melakukan evaluasi, apakah afkir dan cutting ini sudah sesuai dengan tujuan kita, dan ini kembali lagi pada komitmen pada integrator yang melakukan kegiatan tersebut, pemerintah tidak punya kemampuan untuk mengawasi satu per satu kegiatan afkir dan cutting ini, jadi kita minta komitmen dan kejujurannya," kata Agung. 

Dirinya juga menyadari kekurangan yang dimiliki pemerintah dalam melakukan pengawasan ini, oleh karenanya pemerintah meminta dilakukan cross monitoring antar pelaku usaha dalam melakukan afkir dan cutting. Itupun menurut Agung masih terdapat banyak kelemahan di berbagai aspek. Oleh karenanya Agung meminta komitmen dari semua pelaku usaha agar kebijakan yang diambil dapat dirasakan secara maksimal. 

Agung juga menyebut bahwa Kementan memiliki data terkait perusahaan - perusahaan mana saja yang tidak patuh dalam melaksanakan kebijakan pemerintah tadi, hal tersebut terasa karena dampak yang dirasakan masih belum cukup efektif. Ia pun tidak ragu bahwa Kementan mengantongi sejumlah nama perusahaan yang dinilai masih "nakal" tidak menjalankan kebijakan afkir - cutting sebagaimana mustinya. 

"Kami mohon komitmennya kepada para perusahaan pembibit agar memgang komitmennya, karena berdasarkan data yang tadi dipaparkan oleh pak Ketua, dampak dari kebijakan ini belum terasa. Semoga ini bisa menjadi komitmen dan tanggung jawab kita bersama," tutup Agung.

Outlook Ekonomi 2024 & Dampak Bagi Perunggasan

Salah satu pembicara dalam seminar tersebut yakni Prof Azam Noer Achsani dari Sekolah Bisnis IPB University. Dalam pemaparannya Prof Azam menjabarkan kondisi global perekonomian dunia dan Indonesia beserta faktor - faktor yang mempengaruhinya serta pengaruhnya bagi sektor perunggasan Indonesia. 

Salah satu faktor pemicu dinamika perekonomian dunia menurut Prof Azam yakni perang antara Rusia dan Ukraina. Ia menyebutkan bahwa akibat peperangan kedua negara tersebut hampir seluruh negara - negara di dunia mengalami pergolakan di sektor ekonominya. Dampak paling terasa yakni bekeniakan harga berbagai macam bahan baku kebutuhan pakan, pangan, dan industri. 

Hal ini ditandai dengan terjadinya inflasi yang tinggi di beberapa negara di penjuru dunia, bahkan Prof Azam tidak segan menyebut bahwa dengan kondisi perang saat ini, Amerika Serikat adalah satu diantara banyak negara yang terancam akan mengalami resesi ekonomi. Bahkan menurut data Prof Azam, salah satu negara kuat di Eropa yakni Jerman, terdampak ekonominya akibat peperangan tersebut sampai disebut dengan "the sickman". Lalu bagaimana dengan negara kita?. Apakah negara kita juga berpotensi mengalami resesi seperti negara - negaral lainnya?.

Berdasarkan data dan hasil analisis Prof Azam setidaknya Indonesia pernah beberapa kali mengalami resesi ekonomi yakni pada tahun 1963, 1998, dan 2020 dengan faktor penyebabnya masing - masing. Pada resesi ekonomi tahun 2020, ekonomi Indonesia tumbuh negatif selama 4 periode berturut-turut (triwulan II-2020 s.d triwulan I - 2021). Sejak triwulan II 2021 ekonomi kembali tumbuh positif di level 7,1% . Tahun 2022 secara keseluruhan ekonomi tumbuh 5,31% sedangkan tahun 2023  dan 2024 diproyeksikan tumbuh sekitar 5,0% dan 5,15%.

Berdasarkan data Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) sebuah organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi yang terdiri dari beberapa negara di dunia, Leading Economic Growth Indonesia menunjukkan kondisi yang cenderung melambat sejak Bulan Juni 2022 dan stabil sejak awal tahun 2023. Selain itu berdasarkan data BPS, neraca perdagangan barang Indonesia cenderung stabil, padahal isu pelemahan dan resesi global tengah marak.

Selain itu menurut Prof Azam produk-produk ekspor utama Indonesia didominasi oleh komoditas yang bersifat substitusi terhadap komoditas yang mengalami shortage akibat dinamika Global, sehingga hal tersebut sedikit banyak menolong Indonesia dari jurang resesi.

"Beberapa indikator tadi sesungguhnya menguatkan fakta bahwa negara kita cenderung aman dari resesi, namun begitu apabila kebijakan yang diambil salah, bukan tidak mungkin juga negara kita bisa jatuh ke jurang resesi, ini yang menjadi sangat penting kedepannya," tukas Prof Azam.

Tidak hanya itu, Prof Azam juga menyebut bahwa sektor transportasi dan pergudangan, informasi dan komunikasi, penyediaan akomodasi dan makanan-minuman, serta jasa kesehatan dan kegiatan sosial diperkirakan akan menjadi sektor-sektor yang akan tumbuh tinggi di 2024. Dimana perunggasan berada pada sektor penyediaan makanan dan minuman.

Dalam pemaparannya Prof Azam juga pernah diminta FAO untuk memproyeksikan konsumsi kebutuhan protein hewani Indonesia beberapa tahun kedepan. Dengan menggunakan berbagai metode,analisis, asumsi, dan berbagai macam permodelan diproyeksikan bahwa konsumsi unggas menunjukkan peningkatan tertinggi dibandingkan produk hewani lainnya, yaitu sebesar 22,1 persen pada tahun 2025 menjadi 9,13 kilogram per kapita per tahun dan 29,3 persen pada tahun 2045 menjadi 9,66 kilogram per kapita per tahun (dengan base data Sensus Ekonomi Nasional (2017) dimana rerata konsumsi daging unggas Indonesia senilai 7,5kg/kapita/tahun.

"Perunggasan seharusnya baik - baik saja, yang terpenting adalah menyadarkan masyarakat juga bahwa konsumsi protein hewani itu penting dan yang paling murah dalah telur dan daging ayam. Kebanyakan alokasi budget rumah tangga di Indonesia yang saya tahu itu paling banyak untuk pulsa dan rokok, artinya masyarakat belum sadar akan pentingnya konsumsi protein hewani," tutup Prof Azam.

Selain Prof Azam, terdapat 3 pemibcara lainnya Dominick Elfick dari Aviagen, Amin Suyono dari Cobb, dan Chai Yew Fai dari Novogen. Ketiganya banyak membahas mengenai dinamika perkembangan genetik pada broiler dan layer modern saat ini serta manajemen pemeliharaan yang harus dilakukan agar dapat mencapai potensi genetik maksimal.

Dari segi teknis kesehatan hewan pembicara yang dihadirkan yakni Drh Ayatullah Natsir dari PT Ceva Animal Health Indonesia yang secara meyeluruh menjabarkan tren vaksinasi unggas kekinian serta perkembangan teknologi di bidang vaksinasi perunggasan.

Di akhir acara para peserta yang hadir juga berkesempatan mendapatkan door prize mulai dari telepon genggam, sepeda lipat, dan bahkan hadiah utama berupa smart television berukuran 100 inchi. (CR)





RAKOR KOPERASI BERKAH TELUR BLITAR GERAKKAN EKONOMI DARI DESA

BLITAR, Ahad 24 Sebtember 2023. Koperasi Berkah Telur Blitar menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) antar pengurus dan anggota bertempat di Balai desa Plumbangan Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar.

Ketua Koperasi Berkah Telur, Yesi Yuni Astuti menyampaikan kepada Infovet bahwa tujuan Rakor kali ini antara lain untuk tujuan: 1) mengedukasi dasar tentang koperasi kepada semua anggota, 2) Penguatan internal dalam persamaan visi-misi koperasi, 3). Membangun semua anggota agar memiliki komitmen bersama, kemudian dilanjutkan materi ke 4) Membahas tentang program kerja koperasi sebagaimana AD/ART koperasi “Berkah Telur” ini.

Untuk kegiatan tersebut maka menggerakkan ekonomi kerakyatan di area Blitar Timur yang berbasis peternakan adalah potensi yang perlu terus dicermati untuk berkembang yang kemudian diharapkan punya andil dalam turut mensejahterakan masyarakat sekitar.

Dan cita-cita sebagaimana visi-misi itu tentu banyak tantangan yang harus dihadapi bersama. “Seperti situasi yang sudah lebih dari tiga pekan harga telur on farm yang ada di bawah Harga Pokok Produksi (HPP). Yakni untuk di kandang Blitar harga berkisar Rp 19.000 - 21.500, artinya peternak sejatinya sudah merugi mencapai sekira Rp 6000/kg nya.” Jelas Yesi.

Kemudian Yesi menambahkan terkait harga jagung yang melambung. Harga jagung mencapai kisaran Rp 6.200 - 6.500 tentu membuat peternak makin ‘berdarah-darah’. Dan itu semua kita perlu carikan solusinya bersama-sama. Ibarat luka para peternak akibat dua tahun dilibas Pandemi Covid-19 belum pulih benar, namun situasi usaha seperti saat ini tentu akan memperparah keadaan.

“Kekuatan peternak kecil itu ada di kekompakannya dan kebersamaannya. Semoga Rakor ini menjadikan kinerjanya lebih tangguh.” Tambah Yeni lagi. Maka ia akan terus menyikapi semuanya dengan tetap optimis yakni dengan bersama-sama menghidupkan koperasi yang akan menggerakkan ekonomi kerakyatan dari desa ke desa.

Dan hal ini pula menurut Yeni bahwa kegiatannya menunjukkan peternak-peternak dalam koperasi 'Berkah Telur' adalah anggota koperasi yang tangguh, mempunyai hubungan baik dan diakui oleh pemerintah dari tingkat yang terendah (di desa) serta menyatu dengan masyarakat setempat untuk saling memberikan dukungan.*(DS)

KONTES AYAM KETAWA NASIONAL 2023 SUKSES DIGELAR

Suasana Kontes Ayam Ketawa 
(Foto : HIMPRO Ornithologi dan Unggas SKHB IPB)

Himpunan Minat Profesi Ornithologi dan Unggas SKHB IPB University menyelenggarakan Kontes Ayam Ketawa Nasional (KAKNAS) 2023 pada Minggu 17 September 2023 di Lapangan Rektorat IPB University. 

Ketua Pelaksana KAKNAS 2023 Siti Nursaumawati mengatakan bahwa acara tersebut merupakan acaran tahunan yang sudah dilaksanakan secara rutin sejak tahun 2012, tujuannya untuk mengenalkan ayam ketawa kepada Masyarakat awam karena ayam ketawa merupakan kegiatan kontes ciri khas dari Himpunan Minat Profesi Ornithologi dan Unggas SKHB IPB University.

Ia melanjutkan bahwa KAKNAS 2023 atau Kompetisi Ayam Ketawa Nasional  merupakan ajang bergengsi kompetisi kokok ayam ketawa dengan pendaftar yang berasal dari seluruh daerah di Indonesia. Acara KAKNAS 2023 merupakan hasil dengan kolaborasi dari HIMPRO Ornithologi dan Unggas SKHB IPB University dan komunitas ayam ketawa Indonesia (P3AKSI).

Pada kesempatan yang sama dalam sambutannya Dekan SKHB IPB University Drh Amrozi PhD mengatakan bahwa SKHB IPB University menyambut para peserta KAKNAS 2023 yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dengan sangat terbuka dan gembira.

"Kami sangat senang bahwa ajang ini dapat kembali digelar untuk kesekian kalinya, semoga dengan terselenggaranya acara ini minat masayarakat terhadap ayam ketawa semakin meningkat dan dapat menumbuhkan rasa memiliki masyarakat terhadap ayam ketawa yang juga plasma nutfah asli Indonesia," kata Amrozi.

Salah satu perwakilan P3AKSI Ratro mengatakan bahwa acara kaknas berlangsung sangat luar biasa, penyambutan dari panitia kepada komunitas juga sangat antusias.

"Lokasi yang dipilih menurut saya sangat luar biasa karena langsung di area kampus IPB Bogor. Kalau bisa kaknas dijadikan sebagai event tahunan, P3AKSI sangat membutuhkan dan menantikan acara ini tiap tahunnya. Kami sangat senang atas terselenggaranya acara ini," kata dia.

Keluar sebagai pemenang dalam kontes tersebut yakni ayam dengan nama Kapten Boy milik H. Dani asal Cijantung, ayamnya menyandang gelar Grand Champion dalam gelaran kaknas 2023.

Menurut dia acara Kaknas ini sudah sangat bagus penyelenggaraannya namun begitu masih ada beberapa aspek yang harus diperbaiki. Misalnya pendampingan senior atau alumni yang pernah terlibat dalam event seharusnya dilakukan, karena pengalaman mereka dibutuhkan dalam mengatasi hal - hal tak terduga di lapangan.

"Saya berharap acara ini perlu ada keberlanjutan setiap tahunnya karena ditunggu-tunggu pecinta Ayam Ketawa. Selain itu harapannya acara ini bisa lebih baik kedepannya dan lebih matang . Salut untuk semua pihak yang telah mendukung keberlangsungan acara ini, " tutur Dani.

Pada tahun ini KAKNAS 2023 juga bergabung dengan acara  Agrisymphony, yaitu rangkaian acara untuk memeriahkan perayaan DIES NATALIS IPB ke-60. Hal ini ikut menambah pamor dan audiens acara KAKNAS 2023  karena juga diramaikan dari civitas dan alumni serta keluarga besar alumni IPB University. Rangkaian acara KAKNAS 2023 termasuk diantaranya: lomba kokok ayam ketawa (untuk masyarakat umum) dan lomba fotografi online/offline (untuk mahasiswa se-Indonesia). (CR)



PENYELENGGARAAN SYMPOSIUM IVSA KE 72 OLEH ISMAKAHI

Ikatan Mahasiswa Kedokteran Hewan Indonesia (IMAKAHI) bersiap untuk acara tahunan IVSA (International Veterinary Students Association) pada 18-26 Januari 2024 mendatang di Jimbaran (Bali) sebagai tuan rumah. Sebanyak 150 delegasi mahasiswa kedokteran hewan dari berbagai negara akan hadir dalam acara ini. Tema utama acara ini adalah “Vets for Global One Health Security”.

IVSA Symposium terdiri dari beberapa agenda utama yaitu General Assembly, Lectures, Workshops, Tourism & Visit, Cultural Evening, juga Formal Dinner. Agenda General Assembly digunakan sebagai wadah mahasiswa kedokteran hewan internasional untuk membahas rencana strategis ke depan serta musyawarah terkait pemilihan Presiden IVSA Global untuk periode berikutnya. Selain itu, IVSA Symposium akan dimeriahkan dengan acara keilmuan berupa kuliah, workshop berkaitan dengan seputar keilmuan kedokteran hewan, serta acara kultural berupa kunjungan tempat-tempat wisata di Bali. Rangkaian acara 72nd IVSA Symposium yang bertemakan “Vets for Global One Health Security” dilatarbelakangi oleh ancaman kesehatan global yang dewasa ini kembali meningkat, emerging dan re-emerging disease perlu ditangani dengan kolaborasi, koordinasi, dan komunikasi dari sektor-sektor yang berbeda termasuk sektor kesehatan hewan yang mana mahasiswa kedokteran hewan perlu memiliki keterlibatan aktif di dalamnya.

IMAKAHI telah siap dan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menyelenggarakan 72nd IVSA Symposium di tahun 2024. “Kegiatan ini adalah kesempatan bagi mahasiswa kedokteran hewan dunia untuk bersilaturahmi dan berbagi informasi ilmiah. Saya optimis FKH-FKH dunia akan mengirim delegasi mereka. Semoga pertemuan ini dapat menghasilkan kerjasama untuk meningkatkan pendidikan kedokteran hewan dan berjalan sukses,” kata Dr. drh. Muhammad Munawaroh, M.M., Ketua PB PDHI yang mendukung penuh acara ini.

Panitia 72nd IVSA Symposium: Indonesia mengajak instansi dan lembaga di Indonesia untuk menjadi sponsor acara mahasiswa kedokteran hewan internasional ini. Panitia menawarkan enam kategori sponsorship dengan keuntungan promosi nasional dan internasional melalui media fisik dan digital.

Saluran komunikasi penyelenggara: Email: 72ndivsasymposium@gmail.com; Instagram: @72ndivsasymposium.indonesia; Contact person: Elis (Ketua Panitia) +62 85777624469; Arfin (Sponsor) +62 8787709055. (DS)

FLUKTUASI HARGA MENGGILA BIKIN PUSING PETERNAK BABI DI BALI

Ternak Babi di Bali, Fluktuasi Harganya Merugikan Peternak
(Foto : Detik)

Gabungan Usaha Peternakan Babi Indonesia (GUPBI) Bali mengeluhkan anjloknya harga babi yang tak kunjung mendapatkan atensi dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali. Peternak frustasi karena harga babi sudah anjlok sejak tiga bulan terakhir.

Ketua GUPBI Bali I Ketut Hari Suyasa mengungkapkan harga babi saat ini Rp 28 ribu per kilogram (kg), sementara harga pokok produksi menyentuh Rp 40 ribu. Menurutnya, salah satu faktor anjloknya harga ternak itu akibat isu meningitis di Gianyar yang disebut-sebut sebagai akibat mengonsumsi daging babi.

"Dari harga Rp 42 ribu menjadi Rp 33 ribu per kg, hingga jatuh pada titik terendah (Rp 28 ribu per kg). Isu meningitis bisa kami kendalikan, tapi dikeluarkan lagi isu meningitis di Singaraja dan Klungkung," keluh Hari ketika dikonfimasi wartawan, Sabtu (23/9/2023).

Menurut Hari, para peternak di Bali semakin frustasi karena harga bibit babi juga jatuh ke titik terendah, yakni dari Rp 1,2 juta menjadi Rp 500 ribu. "Mereka menganggap sama sekali tidak ada upaya penyelamatan dari pemerintah," sebut Hari.

Di sisi lain, Hari mengakui terjadi over populasi babi di Bali yang saat ini berjumlah 1.600 ekor. Ia juga menduga telah terjadi kompetisi atau persaingan bisnis yang tidak sehat oleh pengirim babi di wilayah tujuan.

"Tiga bulan lalu sudah kami minta ke Bapak (Wayan) Koster selaku Gubernur Bali pada saat itu untuk melakukan normalisasi harga atau penetepan harga. Sehingga konflik-konflik di luar ini tidak menimbulkan efek kepada peternak," imbuhnya.

GUPBI Bali, kata Hari, sudah menjadwalkan bertemu Koster sebanyak tiga kali saat masih menjabat sebagai Gubernur Bali. Hanya saja, pertemuan tersebut selalu dibatalkan.

"Pemerintah tidak ada tindak lanjut. Tapi kami terus mencoba mengkomunikasikan kepentingan-kepentingan peternak," keluhnya.

Hari sempat menyarankan pemerintah agar melaksanakan mepatung (urunan membeli babi untuk dikonsumsi) massal. Menurutnya, mepatung massal dapat menjadi solusi agar tidak terjadi panic selling di tingkat peternakan rakyat.

Dengan mepatung, Heri melanjutkan, kepentingan peternak yang ingin harga babi mahal dan kepentingan konsumen daging babi murah dapat bertemu. Menurutnya, kegiatan tersebut sempat dilakukan oleh warga Desa Taro, Gianyar, beberapa waktu lalu.

Ia berharap Penjabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya dapat melakukan penyelamatan keluhan para peternak babi tersebut. "Itu anjuran kami. Yang kami sayangkan anjuran dari GUPBI ke pemerintah malahan yang melakukan rakyat. Kan lucu pemerintah tidak pernah berkaca," tandas Heri. (INF)


KEKURANGAN BIBIT UNGGUL, PERKEMBANGAN PETERNAKAN KAMBING PERAH TERGANGGU

Prof Tri Eko Susilorini (paling kiri) Pada Acara
Sidang Terbuka Profesor Baru Universitas Brawijaya
(Foto : ANTARA)

Pakar Produksi Ternak Perah Fakultas Peternakan (FAPET) Universitas Brawijaya (UB), Prof Dr Tri Eko Susilorini mengemukakan bahwa pengembangan peternakan kambing perah di Tanah Air saat ini masih kekurangan bibit unggul. Hal tersebut disampaikan dalam orasi ilmiahnya dalam Sidang Terbuka Senat Akademik Universitas Brawijaya dalam acara Pengukuhan Profesor Sabtu (16/9) lalu.

"Permasalahan pengembangan peternakan kambing perah sampai saat ini adalah belum tersedianya bibit dengan mutu genetik tinggi yang tersedia secara kontinyu, masih kekurangan bibit unggul," kata Prof Tri Eko di Malang, Jawa Timur, Sabtu.  

Untuk itu, katanya, dibutuhkan peran perguruan tinggi untuk melakukan kajian tentang hal tersebut. Namun, menurut Prof Tri Eko, perbaikan manajemen pemeliharaan dan peningkatan mutu genetik serta kemampuan produksi kambing perah, bisa melalui tiga langkah.

Langkah pertama, perbaikan manajemen untuk mencapai standar kualitas. Kedua, peningkatan populasi melalui seleksi berdasar marka gen yang berasosiasi dengan litter size dan ketiga, peningkatan mutu genetik melalui seleksi berdasarkan dendogram dari berbagai bangsa kambing lokal Jawa Timur.

Ia mengatakan morfologi dari seekor ternak dapat menunjukkan sifat karakteristiknya, sehingga dapat meningkatkan standar ternak sebagai bibit. Biomolekuler adalah teknologi yang dapat digunakan untuk mendeteksi ternak sampai pada tingkat DNA.

“Teknologi morfobiomol dapat memberikan informasi fenotipik dan genotipik ternak secara akurat dan efisien, sehingga morfobiomol ini bisa digunakan untuk menghasilkan populasi yang memiliki karakteristik sesuai dengan tujuan pemeliharaan," katanya.

Menurutnya, berdasarkan teknologi morfobiomol kambing PE, kambing Senduro dan kambing Pote mempunyai potensi untuk menambah produksi susu segar dalam negeri.

“Penemuan penelitian kami, kambing Pote memiliki kesamaan secara molekuler dengan Kambing Senduro, sehingga kambing Pote dapat dikembangkan sebagai kambing tipe perah untuk dataran rendah,” imbuhnya.

Keunggulan dari teknologi morfobiomol, lanjutnya, dapat digunakan sebagai metode seleksi secara cepat sejak dini pada ternak dengan berdasar pada gen pananda dan tidak tergantung pada silsilah atau catatan keluarga.

"Hanya, metode ini membutuhkan laboratorium khusus dan tenaga terampil (tidak dapat dilakukan oleh peternak), dan membutuhkan keahlian dalam menentukan gen penanda yang tepat karena sifat kuantitatif dipengaruhi oleh banyak gen," katanya. (INF)

15 JENIS BEBEK PETELUR UNGGUL DAN TERBAIK

jenis bebek petelur

Salah satu komponen penting beternak bebek petelur adalah memilih jenis bebek petelur yang tepat. Tingginya produktivitas bukan satu-satunya acuan namun perlu dipertimbangkan juga ketahanan bebek terhadap penyakit, kemampuan beradaptasi, harga bibit, dan sebagainya. Sehingga akan didapatkan jenis bebek petelur terbaik yang sesuai dengan budget, target produksi, hingga lingkungan peternakan.

Berikut adalah jenis-jenis bebek petelur yang populer diternakkan di Indonesia maupun dunia.

Bebek Alabio

Merupakan jenis bebek petelur unggul yang berasal dari Kalimantan Selatan. Mampu bertelur 200-250 butir per tahun dengan warna telur putih kehijauan.\

Tubuhnya besar dengan warna bulu hitam pada badan dan kehijauan pada bagian sekitar kepala. Alabio bebek yang cukup tahan penyakit, mudah beradaptasi dengan lingkungan, dan mudah dipelihara. Bebek ini juga bisa diambil dagingnya.

Dari bebek Alabio yang diseleksi dan melalui proses breeding didapatkan galur Alabimaster-1 Agrinak.

Bebek Bali

Bebek yang berasal dari Bali ini juga merupakan jenis bebek petelur unggulan. Penampilannya unik karena memiliki jambul putih seperti kapas di kepalanya.

Sudah mulai berproduksi saat umur 5,5 hingga 6 bulan. Menghasilkan sekitar 150-220 butir telur berwarna putih per tahunnya. Bebek Bali juga bisa dipelihara sebagai bebek pedaging dan bebek hias.

Bebek Buff Duck

Bebek ini berasal dari Inggris, dipelihara sebagai bebek petelur atau pedaging. Kemampuan produksi telurnya sekitar 180-245 butir per tahun.

Bebek Cirebon (Rambon)

Merupakan hasil persilangan antara bebek Alabio dengan bebek Tegal. Bebek Cirebon menghasilkan telur berwarna biru kehijauan. Bisa dipelihara juga sebagai bebek pedaging.

Bebek Hibrida Master

Jenis bebek petelur yang baik ini merupakan persilangan dari Mojomaster-1 Agrinak dengan Alabimaster-1 Agrinak. Bisa memberikan profit hingga 2 siklus produksi.

Bebek Indian Runner

Meski namanya menggunakan bahasa asing bebek ini adalah jenis bebek petelur dari Indonesia. Cara jalannya konon dengan berlari.

Kemampuan bertelurnya sekitar 300-350 butir per tahun. Mulai berproduksi pada umur sekitar 6 bulan, banyak dibiakkan di Lombok, Jawa, dan Bali.

Bebek Jawa

Berasal dari Jawa Timur. Jenis bebek petelur yang bagus ini, mampu menghasilkan 180-200 telur per tahun dengan ukuran telur yang cukup besar dan berwarna biru kehijauan.

Bebek Jawa mulai bertelur pada umur 6 bulan dengan masa produksi 11 bulan. Biasanya warna bulunya putih dengan warna hitam pada bagian kepala dan leher.

Bisa beradaptasi baik dengan iklim dan lingkungan yang berbeda. Dagingnya juga enak sehingga bebek afkir bisa diambil dagingnya.

Bebek Khaki Campbell

Berasal dari Inggris, bebek ini termasuk jenis bebek petelur unggul dengan kemampuan bertelur sekitar 300 butir per tahun. Merupakan persilangan dari bebek Rouen, Indian Runner, dan bebek liar. Mulai bertelur pada umur sekitar 7 bulan.

Bebek Magelang

Berasal dari Secang, Magelang, kemampuan bertelurnya sekitar 170 butir per tahun. Bebek ini juga bisa dipelihara sebagai bebek pedaging.

Bebek Mojosari

Jenis bebek petelur unggulan yang berasal dari Mojosari, Mojokerto, Jawa Timur. Mampu bertelur sekitar 180-220 butir per tahun.

Pertumbuhannya termasuk cepat, berbulu kombinasi coklat kehitaman dan putih. Bebek Mojosari juga dikenal mempunuai daging yang enak.

Dari bebek Mojosari setelah melalui seleksi dan proses breeding dikembangkan galur Mojomaster-1 Agrinak.

Bebek Muscovy

Bebek Muscovy berasal dari Amerika Selatan. Mampu memproduksi telur sekitar 100-180 butir per tahun. Juga dikenal memiliki daging yang enak dan rendah lemak.

Bebek Peking

Jika menginginkan hasil telur yang besar, maka ini adalah jenis bebek petelur yang bagus karena ukuran telurnya memang besar. Mampu bertelur sekitar 150 butir per tahun. Mudah dipelihara dan tahan cuaca dingin, sering juga dibudidayakan sebagai bebek pedaging karena ukuran tubuhnya yang besar dan dagingnya yang enak.

Bebek Runner

Bebek yang cukup tahan penyakit dan berasal dari Amerika Selatan. Mampu bertelur sebanyak sekitar 200-250 butir per tahun.

Bebek Tegal

Berasal dari daerah Brebes dan Tegal, Jawa Tengah dengan kemampuan bertelur sekitar 170-250 butir per tahun. Termasuk jenis bebek petelur yang baik, umur sekitar 5,5 bulan sudah mulai bertelur dan juga memiliki daging yang enak.

Bebek tegal mudah beradaptasi, cukup tahan terhadap penyakit, dan mudah dipelihara. Penyebarannya di Tegal dan daerah sekitarnya.

Bebek Toulouse

Bebek Toulouse berasal dari Prancis, mampu bertelur sekitar 100-150 butir per tahun. Tubuhnya besar dan bisa juga dipelihara sebagai bebek hias.

BASKORO TAWARKAN POLA HOLISTIK DALAM PENGENDALIAN PENYAKIT UNGGAS

Jakarta, ICE BSD Hall 3 dalam gelaran ILDEX pada Jumat 22 September 2023. Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan, INFOVET berkolaborasi dengan Drh Baskoro Tri Caroko (BTC), National Poultry Consultant yang menghelat Seminar bertajuk "Strategi Pengendalian Penyakit Unggas Terbaik dengan Pola Holistik".

Dihadiri peserta lebih dari 60 kursi yang tersedia, seminar berjalan komunikatif dengan intensi tanya jawab BTC sebagai narasumber tunggal dengan beberapa audien yang datang dari beragam profesi, seperti praktisi maupun akademisi. Ada breeding farm, peternak komersial, feedmill, perusahaan obat hewan, perguruan tinggi, lembaga pemerintah, mahasiswa dan lain-lain.

Seminar yang didukung oleh PT SADITA itu dimulai tepat pukul 10.00 WIB dibuka oleh Ir Bambang Suharno, Pimpinan Redaksi Infovet dan Direktur PT Gallus Indonesia Utama (Gallus). Dalam kesempatan singkat, Bambang menyempatkan untuk memperkenalkan Gallus, selain ada unit usaha penerbitan majalah (Infovet, InfoAKUAKULTUR, InfoCAT&DOG), Gallus memiliki GITAPustaka, sebagai penerbit buku-buku peternakan dan kesehatan hewan. Ada pula unit usaha Event Organizer (GITA EO), Dan GITAConsultant untuk melayani konsultasi bisnis industri peternakan dan kesehatan hewan, serta didukung untuk aspek produksi tayangan medosos dengan GITA STUDIO.

Kemudian memulai paparannya, BTC menyampaikan dalam konsep “Pola Holistik” hal penting untuk diketahui semua pihak khususnya bagi para praktisi, akademisi, peneliti, pemegang regulasi, otoritas veteriner, peternak mandiri, Technical Service (TS) Pakan, TS Obat, kepala produksi, Supervisor, tim produksi, kepala kandang, operator dan juga perlu dipelajari oleh mahasiswa Kedokteran, Kedokteran Hewan, Biologi, Farmasi, dan Agrobisnis, serta program studi lainnya.

Konsep Pola Holistik ini diharapkan akan diaplikasikan sebagai strategi manajemen pola baru dalam pengendalian penyakit mengatasi emerging disease dan re emerging disease di peternakan unggas komersial. Tentunya konsep ini ditawarkan dalam rangka menghasilkan produk telur dan daging unggas yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh, Dan Halal) serta bebas dari residu antibiotik untuk kesejahteraan masyarakat. Sehingga dapat berkontribusi dalam membangun generasi sehat, cerdas dan berkualitas, menuju kedaulatan pangan Indonesia dalam konstelasi One Health.

Sebagai info tambahan bagi pembaca, bahwa BTC bersama INFOVET telah berkolaborasi dalam rangka framing positif industri peternakan unggas komersial di Indonesia, serta menangkal isu-isu negatif terhadap produk sehat industri perunggasan berupa tayangan Short Video dengan tema-tema yang merupakan bagian dari keseluruhan Pola Holistik dimaksud. Selengkapnya informasi short video BTC-INFOVET dapat disimak pada kanal medsos sbb:i>https://www.youtube.com/watch?v=QJgLSGzVb50; https://www.instagram.com/majalahinfovet_official/

BTC pada akhir presentasinya juga menyampaikan bagi pihak-pihak pribadi maupun lembaga yang akan berkonsultasi lebih lanjut tentang aplikasi Pola Holistik di Farm, dapat menghubungi langsung ke Tim Infovet/GITA Consultant dengan sdri Mariyam pada no 0813-2497-7287 atau 0877-7829-6375.
Kemudian acara ditutup dengan pemberian hadiah buku Motivasi “Menggali Berlian Di Kebun Sendiri” terbitan GITAPustaka bagi tiga penanya terbaik. Semua peserta juga akan menerima file presentasi narasumber melalui email masing-masing peserta yang telah menuliskannya dalam daftar hadir.*(DS)

KONTRIBUSI FAPET UNPAD MEMAJUKAN PETERNAKAN DI DESA SAYANG

Para Staff Pengajar FAPET UNPAD Memberikan Pelatihan Peternakan
(Foto : UNPAD)

Dalam upaya meningkatkan mutu dan kualitas peternakan rakyat serta alih teknologi di bidang peternakan domba, Pemerintah Desa Sayang Kecamatan Jatinangor menggandeng Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran untuk memberikan pelatihan pakan ternak domba dan pemanfaatan limbah peternakan menjadi pupuk di Demplot Rumah Pangan Lestari, Jatinangor, Selasa (19/9/2023). 

Dalam sambutannya, Kepala Desa Sayang Dodi Kurnaedi menyampaikan harapannya untuk pelatihan ini dapat meningkatkan mutu dan kualitas peternak terutama di dalam pembuatan pakan dan pemanfaatan limbah peternakan untuk dijadikan pupuk. Hal ini pun bertujuan untuk lebih mempermudah dan meningkatkan proses produksi, baik peternak breeding, usaha penggemukan ternak, serta pertanian. 

“Dengan (adanya) pelatihan ini bisa merubah pola pikir peternak yang biasanya beternak secara tradisional beralih ke peternak ke arah modern dalam pembuatan pakan ternak dan pengolahan limbah peternakan menjadi pupuk. Mudah-mudahan dengan diadakan pelatihan ini (dapat) mendorong semangat peternak dan petani untuk menembangkan perternakannya,” ujar Dodi.

Pemerintah Desa Sayang dan Fapet Unpad menghadirkan sejumlah narasumber yang terdiri dari Ir. Atun Budiman, M.Si., Dr. Lin Susilawati, S.Pt., MP., Lizah Khaerani, S.Pt., MT., M.Agr., Dr. Ir. Eulis Tanti Marlina, S.Pt., M.P., IPM., dan Deden Zam Zam Badruzaman, S.Pt., M.S. 

Dalam materinya yang bertajuk “Cara Membuat Pakan Hijauan dan Wawan Silase” Atun menjelaskan dengan gambar mengenai macam-macam rumput untuk pakan ternak dan cara membuat pakan ternak ruminansia fermentasi.

“Hijauan pakan adalah produk yang dihasilkan dari tanaman pakan atau tumbuhan lain yang menghasilkan biomasa dan berklorofil yang dapat berfungsi sebagai hijauan pakan, sehingga hijauan pakan dapat diperoleh dari semua tanaman pakan atau tanaman lain seperti jagung, jerami padi, kakao, pelepah kelapa sawit, pelepah pisang, pelepah sagu, dan lain-lain,” ujar Atun.

Lebih lanjut Atun juga menjelaskan bahwa hijauan pakan berperan sangat penting baik secara strategis maupun teknis dalam upaya mengembangkan ternak ruminansia. Sebagai sumber utama serat kasar, pakan hijauan dari jenis rumput dan legume mampu menyuplai kebutuhan protein bagi ternak sapi untuk hidup pokok, pertumbuhan, produksi daging, dan reproduksi.

Berkaitan dengan pengolahan limbah peternakan menjadi pupuk, DedenBadruzaman dalam pemaparannya menyampaikan limbah peternakan merupakan produk dari usaha peternakan, yang keberadaannya tidak dikehendaki sehingga harus dibuang. Limbah peternakan terdiri dari banyak jenis sesuai ternak yang menghasilkannya.

Deden juga menjelaskan bahwa salah satu upaya yang dapat ditempuh dalam meminimalisir dampak yang ditimbulkan oleh limbah ternak (khususnya kotoran sapi) secara sederhana dan cepat serta memberikan manfaat ekonomis bagi para peternak adalah melakukan proses pengolahan dengan menggunakan bantuan EM4 (Effective Microorganism 4).

Dalam hal ini, kotoran ternak sapi dapat dijadikan bahan utama pembuatan kompos karena memiliki kandungan nitrogen, potassium, dan materi serat yang tinggi. Kotoran ternak ini perlu penambahan bahan-bahan seperti serbuk gergaji, abu, kapur dan bahan lain yang mempunyai kandungan serat yang tinggi untuk memberikan suplai nutrisi yang seimbang pada mikroba pengurai. Selain proses dekomposisi dapat berjalan lebih cepat, hal ini juga dapat dihasilkan kompos yang berkualitas tinggi.

“Dengan pelatihan ini diharapkan masyarakat dapat tertarik untuk beternak domba, karena beternak domba sangat menguntungkan bagi peningkatan perekonomian masyarakat, kalau dikelola dan di-manage peternakan dombanya dengan baik. Serta masyarakat dapat memanfaatkan dagingnya maupun limbahnya untuk dapat meningkatkan ekonomi yang produktif, serta dengan memanfaatkan ilmu dan teknologi yang dapat diterapkan di masyarakat,” ucap Deden. (INF/UNPAD)


MENTAN AJAK PETERNAK MAKSIMALKAN PENYERAPAN KREDIT USAHA RAKYAT

Syahrul Yasin Limpo Disela Kunjungannya ke Boyolali
(Foto :Detik.com)

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengajak para peternak Indonesia untuk memperkuat hilirisasi pangan asal ternak sebagai kekuatan utama masa depan bangsa. Menurutnya peternakan tak hanya untuk makan saja, tetapi sekaligus menjadi lapangan kerja.

"Peternakan adalah sesuatu yang sangat penting, karena itu terkait dengan nutrisi yang ada dan peternakan tidak hanya untuk makan tetapi sekaligus lapangan kerja. Dan bisa dilakukan oleh rakyat secara langsung," ujar Syahrul kepada para wartawan dalam puncak peringatan bulan bakti peternak dan kesehatan hewan ke-187 di Asrama Haji Donohudan, Kabupaten Boyolali, Jumat (22/9/2023).

Mentan juga mengatakan bahwa Presiden sudah mempersiapkan dana untuk membantu permodalan masyarakat yakni melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pihaknya bersama jajaran tingkat kabupaten siap membantu untuk memfasilitasi masyarakat yang akan menggunakan fasilitas KUR di dalam program peternakan.

Lebih lanjut ia menuturkan, Kementan memiliki banyak program unggul serta layanan kredit usaha rakyat yang bisa diakses para peternak dalam memperkuat modal usaha. Selain itu, Kementan juga memiliki program Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri atau disingkat Si Komandan.

"Program Si Komandan mampu melahirkan 8 juta ekor. Modalnya hanya 1,8 triliun (rupiah) tapi hasilnya bisa mencapai 41 triliun. Kenapa? Karena peternak ayam hanya 40 hari, telur cuma 2 bulan. Domba juga begitu. Kambing juga begitu. Jadi maukah kita membangun ternak kita untuk Indonesia. Oleh karena itu saya berharap di momentum bulan bakti ini kita lebih banyak konsolidasi memperbaiki budi daya dan serap akses KUR peternakan yang baru 21 triliun," katanya.

Melalui peringatan bulan peternak dan kesehatan hewan ini, lanjut dia, menjadi bagian-bagian untuk melakukan konsolidasi berbagai konsep dan program. Baik yang sementara ini berlangsung difaktualisasi dengan melihat hasil-hasil yang ada.

"Ada yang sangat berhasil, tentu ada yang sedang-sedang saja dan tentu banyak PR-PR dari hasil kita berada di Boyolali ini (peringatan hari bakti peternakan dan kesehatan hewan)," imbuh dia.

Capaian bidang peternakan tahun ini, kata Syahrul, menunjukkan tren yang cukup baik. Baik dari produksi dan budidaya, industrisasi dan hilirisasi sampai dengan prospek ekspornya yang terus meningkat. (INF)


PAKAN ALTERNATIF UNGGAS DARI SISA MAKANAN MANUSIA, KOK BISA?

Harga Pakan Unggas Relatif Meningkat Seiring Kenaikan Harga Bahan Baku
(Foto CR)


Pakan merupakan komponen utama dalam pembiayaan sebuah usaha peternakan. Namun begitu, kenaikan harga bahan baku pakan akibat berbagai faktor menjadikan harga pakan semakin tak terjangkau. Selain itu ada banyak isu lain yang kini banyak disoroti termasuk penggunaan AGP dan jejak karbon. 

Para peneliti di University of New England di Australia berupaya mengatasi hal tersebut dengan menciptakan pakan ayam murah yang dapat menghemat hampir USD500 juta per tahun bagi industri perunggasan sekaligus mengurangi polusi yang menyebabkan pemanasan global sebesar 5%.

Temuan ini tentu akan membuat para peternak lebih efisien dalam biaya pakan. Dikutip dari The Cool Down, Kamis (21/9/2023), penelitian dilakukan oleh Food Recycle Ltd. dan Poultry Hub Australia, meneliti dampak pemberian makanan daur ulang pada ayam petelur berusia 24 hingga 34 minggu yang dibuat dari sisa makanan yang dibuang dari tempat pembuatan bir, panti jompo, dan organisasi masyarakat lainnya.

Sisa makanan tersebut diolah dan diubah menjadi pakan ayam dalam bentuk bubuk menggunakan teknologi Food Recycle Limited. Para peneliti kemudian menyimpulkan bahwa pakan tersebut tidak berdampak pada kualitas telur maupun kesehatan ayam.

Dengan mengalihkan sebagian besar limbah makanan yang seharusnya dibuang ke tempat pembuangan sampah, maka akan mengurangi jumlah uang yang dikeluarkan dan emisi yang dihasilkan oleh perusahaan pakan, sekaligus mengurangi jumlah makanan yang beredar melalui aliran limbah.

“Mendaur ulang sisa makanan menjadi pakan unggas akan membantu peternak menghemat biaya pakan, menghasilkan peningkatan signifikan dalam efisiensi pakan, mengurangi dampak lingkungan dari produksi unggas, dan membantu industri unggas Australia untuk memenuhi permintaan unggas yang lebih berkelanjutan dan rendah produksi karbon,” tulis peneliti Thi Hiep Dao. 

Kemitraan ini memperkirakan bahwa pakan berbasis limbah akan tersedia secara global di lebih dari 20 negara. Chief executive officer Food Recycle Ltd., Norm Boyle, mengatakan dalam waktu lima tahun, pakan sisa makanan daur ulang akan menjadi solusi terbaik secara global untuk industri unggas , babi, dan akuakultur. (INF)





KELINCI AMERICAN SABLE

Foto: Arba.net

Kelinci American Sable dibiakkan di Amerika Serikat sejak tahun 1931. Kelinci ini digunakan untuk show namun dapat juga diambil dagingnya.

Pengembangan ras American Sable dimulai pada tahun 1924 dengan kelinci Chinchilla berbulu khas dari peternakan Otto Brock di San Gabriel, California. Pada tahun 1931, peternak kelinci telah menemukan variasi warna Chinchilla yang berbeda dan dapat diprediksi.

Penampilan keseluruhan dari American Sable adalah kelinci berukuran sedang, bertelinga tegak dengan warna seperti kucing Siam. Bulunya berwarna coklat sepia di bagian telinga, muka, punggung, kaki, dan ekor bagian atas, dengan warna coklat muda di bagian lain. Bulunya halus dengan lapisan bawah yang lembut dan padat.

Kelinci American Sable menurun drastis pada tahun 1970-an, meskipun bulunya berkualitas tinggi. Kelinci ini diselamatkan dari kepunahan oleh Al Roerdanz dari Kingsville, Ohio, pada awal 1980-an, ketika ia menemukan tujuh purebred American Sable. Ras ini masih jarang ditemukan tetapi tidak lagi berada di ambang kepunahan.

KELINCI AMERICAN CHINCHILLA

Foto: Animalcorner.org

Kelinci American Chinchilla berasal dari Amerika Serikat, mulai dikenal sejak tahun 1924. Kelinci yang beratnya bisa mencapai 5,5 kg ini dibiakkan untuk diambil daging dan bulunya.

Bulunya yang halus mirip dengan bulu chincilla, hewan pengerat liar. Kelinci American Chinchilla modern adalah cabang dari pendahulunya yang disebut juga American Chinchilla (sekarang jadi Standard Chinchilla).

Pada tahun 1920-an, para peternak Amerika, dengan menerapkan logika pemasaran “lebih besar lebih baik”, mencari versi yang lebih besar dari Chinchilla yang relatif kecil, ras yang diimpor dari Perancis. Pemikirannya, ras yang lebih besar akan memiliki daya tarik yang lebih besar baik di pasar bulu maupun daging. Perkembangbiakan selektif dengan cepat menciptakan ras Kelinci Chinchilla yang jauh lebih besar dibandingkan nenek moyangnya.

Namun, dengan menurunnya permintaan bulu kelinci dan meningkatnya preferensi untuk menggunakan kelinci berbulu putih untuk diambil dagingnya, minat terhadap American Chinchilla berkurang setelah Perang Dunia II. Saat ini kelinci ini adalah salah satu ras kelinci yang paling terancam punah di Amerika Utara.

DIVERSIFIKASI BISNIS MHP

Kemitraan MHP Ukraina dengan DHV Arab Saudi baru-baru ini, bertujuan untuk lebih mengembangkan diversifikasi dan pertumbuhan MHP secara internasional serta meningkatkan ketahanan pangan dan swasembada produk unggas di Arab Saudi.

Dr John Rich, ketua eksekutif dewan MHP, mengatakan bahwa perjanjian baru ini meletakkan dasar bagi pengembangan lebih lanjut MHP di Arab Saudi.

“Kami berkomitmen terhadap hubungan jangka panjang dan bermanfaat yang akan bermanfaat bagi organisasi kami dan seluruh Kerajaan Arab Saudi dan kawasan. Kami akan terus mengejar peluang strategis di kawasan ini, berupaya memanfaatkan keahlian kami,” kata Rich.

Bisnis MHP sangat terkena dampak invasi Rusia ke Ukraina, kata perusahaan itu dalam laporan tahunannya. MHP mengalami rugi bersih sebesar US$231 juta pada tahun 2022 dibandingkan laba bersih sebesar US$393 juta pada tahun sebelumnya. Setelah kemerosotan awal, ekspor perusahaan kembali meningkat menjelang akhir tahun 2022, sehingga kinerja keuangan membaik.

MHP juga menekankan bahwa semua persetujuan yang diperlukan, termasuk izin dari Otoritas Umum untuk Persaingan Arab Saudi dan yurisdiksi terkait lainnya, telah diperoleh. (via Poultryworld)

MHP AKAN BERINVESTASI PADA PETERNAKAN UNGGAS DI ARAB SAUDI

Pengolah unggas terbesar di Ukraina, MHP, telah menandatangani perjanjian pemegang saham dengan Desert Hills Veterinary Services Company Limited (DHV), anak perusahaan Tanmiah Food Company, produsen makanan yang berbasis di Saudi, untuk berinvestasi dalam usaha patungan di Arab Saudi.

Kemitraan ini akan membuat DHV dan MHP bekerja sama untuk berinvestasi lebih dari SAR200 juta (US$53,3 juta) dalam operasi peternakan dengan kapasitas lebih dari 1 juta induk yang diperkirakan akan menghasilkan sekitar 175 juta telur tetas setiap tahunnya. Juga tempat pembenihan dan pabrik pakan unggas.

DHV akan memegang 55% saham, sedangkan MHP memiliki 45% saham di perusahaan patungan tersebut. (via Poultryworld)

KELINCI BEVEREN

Foto: Livestockconservancy.org

Kelinci Beveren berasal dari Belgia, beratnya bisa mencapai 5,5 kg dan dibiakkan untuk diambil bulu dan dagingnya.

Nama Beveren diambil dari kota asal Belgia, kemungkinan besar pada akhir tahun 1890-an. Kelinci Beveren adalah salah satu dari beberapa ras biru yang dikembangkan di daerah tersebut, termasuk St Nicholas Blue dan Flemish Giant. Beveren diimpor pada tahun 1910 ke Amerika Serikat, di mana ras ini bergabung dengan enam ras biru lainnya.

Beveren adalah kelinci outdoor yang baik. Cuaca dingin akan membuat bulu mereka yang lebat dan berkilau menjadi lebih tebal.

KELINCI ARGENTE BRUN

Foto: Livestockconservancy.org

Kelinci Argente Brun berasal dari Perancis, selain diambil dagingnya kelinci ini juga menjadi hewan peliharaan dan untuk kontes. Beratnya bisa mencapai 4,8 kg.

Di Amerika dikembangkan oleh Charmaine Wardrop menggunakan ras yang pertama kali dikembangkan pada akhir 1800-an di Perancis. Para peternak di Inggris mengimpor ras ini pada tahun 1920-an, namun ras ini memiliki daya tarik yang kecil, ras ini dengan cepat tidak lagi disukai dan menghilang.

Orang Inggris merekayasa ulang ras ini pada awal Perang Dunia II, sebuah upaya yang dipimpin oleh H. D. Dowle, yang mencampurkan Crème d’Argentes, Argente Bleus, dan Havanas dalam program pemuliaan. Belakangan, penambahan Beveren coklat ke dalam garis keturunannya membuat ras ini memiliki bulu yang lebih panjang dan warna yang lebih kaya.

Brun versi Amerika, dengan ciri khas bulu berwarna coklat, pertama kali muncul secara kebetulan, di antara Argente Champagnes pada tahun 2005. Para peternak secara selektif membiakkan kelinci tersebut, dan kelinci lain yang memiliki bulu serupa, untuk menciptakan Argente Brun bercita rasa Amerika, yang sangat berbeda yang lebih besar dari nenek moyangnya di Eropa.

PRODUKSI DAN PERFORMA LEBIH EFISIEN BERSAMA NOVUS

Anne Fe Rose 
(Foto : CR)


ILDEX 2023 menjadi ajang bagi para exhibitor dalam memberikan edukasi kepada stakeholder maupun khalayak lainnya. Salah satu yang ikut andil dalam kegiatan tersebut yakni PT Novus International. Melalui Seminarnya pada gelaran ILDEX 2023 yang dihelat di ICE BSD, rabu (20/9) lalu, Novus mengajak para stakeholder agar dapat lebih efisien dalam produksi dan performa.Pembicara dalam seminar tersebut yakni Anna Fe Rose Gullen Perrino selaku Novus Poulty Solution Manager. 

Dalam presentasinya ia menyebutkan bahwa saat ini dunia peternakan juga menghadapi masalah berupa disrupsi yang menyebabkan harga dari bahan baku pakan terus naik yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti iklim, wabah Covid-19, dan geopolitik dunia (konflik Rusia - Ukraina).

Oleh karenanya menurut Anne produsen pakan dituntut untuk lebih efisien dalam meracik ransum tanpa mengurangi nilai gizi yang terkandung dalam pakan sehingga ternak tetap dapat menunjukkan performa dan produktivitas yang baik.

"Kami Novus berusaha memberi solusi dari dampak kenaikan harga beberapa bahan baku pakan yang tak dapat dihindari tersebut. Berbagai macam portofolio produk kami dapat digunakan dalam menunjang kualitas pakan dengan lebih efisien, namun begitu efisiensi dalam pakan tidak serta merta mempengaruhi performa ternak di lapangan," tutur dia.

Ia juga menjabarkan program solusi dari Novus yang telah terbukti ampuh dalam mengefisinekan produksi tanpa mengurangi performa misalnya Scale up program. Melalui program ini Novus mengkalim dapat meningkatkan kualitas karkas dan produksi daging secara kontinu. 

Ada juga save more program yang dapat memberikan solusi dalam memaksimalkan utilisasi protein dan asam amino pada ransum sehingga penggunaan bahan baku pakan sumber protein menjadi lebih efisien.

"Melalui berbagai program yang kita tawarkan, seyogianya dapat menjadi solusi bagi para stakholder dalam menghadapi era disrupsi seperti sekarang ini, oleh karenanya jangan ragu untuk menjadikan kami sebagai partner," tutup Anne. (CR)

TIPS MENGENDALIKAN IB QX DI LAPANGAN ALA VAKSINDO

Teguh Prajitno Memaparkan Materi 
(Foto : CR)

Penyakit Infectious Bronchitis bisa dibilang masih menjadi momok bagi sektor perunggasan di Indonesia. Penyakit yang  disebabkan oleh avian coronavirus tersebut memiliki tropisme yang luas, tidak hanya menyerang saluran pernafasan IB juga dapat menyerang saluran urogenital. Dampaknya selain menyebabkan kematian, peternak juga dirugikan karena kualitas telur memburuk dan menurunnya fertilitas ayam. Hal tersebut disampaikan oleh Dr Teguh Prajitno President Director SBU ANIMAL Health And Livestock Equipment PT Japfa Comfeed dalam sebuah seminar pada event ILDEX 2023 di ICE BSD, (20/9/2023). 

Terlebih lagi lanjut Teguh virus IB memiliki serotipe yang cukup banyak, diantaranya yakni Massachusetts klasik dan sejumlah varian seperti 793B, QX, D274 dan Arkansas. Selain itu, virus IB cenderung lebih mudah bermutasi yang membuatnya sulit untuk dikendalikan.

"Karena mudahnya mereka bermutasi menyebabkan komponen penyusun virus jadi berubah - ubah. Selain itu dalam pengendaliannya banyak produk vaksin dari IB tidak sepenuhnya efektif mengatasi infeksi IB. Kekebalan silang pun kadang tidak begitu efektif sehingga dokter hewan di farm harus banyak memutar otak untuk menghadapinya," tutur Teguh.

Sebenarnya menurut Teguh, untuk mengendalikan dan membunuh virus di lingkungan sangat mudah. Virus IB mudah hancur oleh panas dan desinfektan biasa. Pada ayam muda, penambahan suhu brooder sangat membantu dan mengoptimalkan kondisi lingkungan. Namun begitu, ketika infeksi terjadi pada ayam, untuk melakukan eradikasi sangatlah sulit, oleh karena sebisa mungkin virus ini harus benar - benar dicegah agar tidak menginfeksi ayam.

Teguh menegaskan bahwa cara pencegahan terbaik dari peternak yang bisa dilakukan adalah menerapkan biosekuriti yang ketat dan kontinu dalam manajemen beternak. Selain biosekuriti yang baik, upaya vaksinasi harus dilakukan agar dapat betul - betul memastikan bahwa ayam berada dalam kondisi sehat. 

"Kami menyarankan agar peternak senantiasa memilih vaksin terbaik untuk mencegah IB, apalagi varian QX yang paling banyak tersebar di nusantara. Saat ini kami sudah mengembangkan produk vaksin yang dapat memberikan perlindungan menyeluruh pada semua varian IB, aman bagi ayam, juga lingkungan," tutup Teguh. (CR)


ILDEX INDONESIA YANG KEENAM RESMI TERSELENGGARA

Pembukaan The 6th ILDEX Indonesia 2023. (Foto-foto: Dok. Infovet)

International Livestock, Dairy, Meat Processing, and Aquaculture Exposition (ILDEX) Indonesia 2023, resmi terselenggara untuk yang keenam kalinya, pada 20-22 September 2023, di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tanggerang.

Pameran peternakan berskala internasional ini diinisiasi oleh Federasi Masyarakat Perunggasan Indonesia (FMPI), bekerja sama dengan VNU Asia Pacific, dan didukung oleh Kementerian Pertanian, bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta asosiasi bidang peternakan dan kesehatan hewan.

Direktur Marketing PT Permata Kreasi Media, Ir Ruri Sarasono, mengatakan dalam opening ceremony bahwa tahun ini ILDEX Indonesia mencatatkan sebanyak 203 peserta pameran dari 25 negara.

"ILDEX diharapkan dapat menjadi ajang promosi dan bertemunya para pelaku industri peternakan. Ini juga menjadi ajang bertukar informasi, teknologi, perdagangan, dan berdampak positif terhadap industri perunggasan di Indonesia yang secara langsung berpengaruh pada konsumsi produk unggas," ujar Ruri.

Ia juga menambahkan, "Nantinya pameran ini bisa dirasakan oleh industri dan UMKM di indonesia, sehingga ILDEX dapat berkontribusi dalam peningkatan bisnis peternakan Indonesia yang berdaya saing."

Sementara Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nasrullah, yang hadir mewakili Wakil Menteri Pertanian, menyambut baik atas terselenggaranya ILDEX keenam ini.

"Kami dari pemerintah sangat mengapresiasi ILDEX ini. Apalagi saat ini banyak tantangan di industri peternakan terkait perubahan iklim dan krisis pangan, semoga melalui ILDEX bisa ikut menjawab tantangan tersebut," kata Nasrullah.

Dirjen PKH, Nasrullah, saat kunjungan booth di ILDEX Indonesia 2023.

The 6th ILDEX Indonesia 2023 ditargetkan akan dihadiri kurang lebih 10.000 pengunjung dengan beragam kegiatan, seperti seminar teknis dengan 46 pembahasan yang akan diisi oleh 84 pembicara internasional/nasional.

Selain itu, ILDEX juga berkolaborasi dengan Aquatica Asia sebagai pameran yang mengangkat sektor perikanan, sehingga memberi peluang bisnis untuk meningkatkan perekonomian industri perikanan.

Hal itupun mendapat sorotan dari Dirjen Perikanan dan Budi Daya KKP, TB. Haeru Rahayu, yang turut hadir memberikan sambutannya.

"Kami datang dengan bangga di sini agar industri perikanan juga berkembang sama seperti peternakan. Kami sangat apresiasi, semoga industri peternakan semakin berkembang seiring majunya komoditas perikanan," ucap Haeru.

Selama tiga hari, pemeran akan menampilkan berbagai sektor bisnis, di antaranya farm production yang menampilkan teknologi canggih di bidang peternakan dan pertanian berkelanjutan. Hal itu seperti disampaikan Managing Director VNU Exhibitions Asia Pacific, Igor Palka.

Kemudian juga dari feed ingredient & additives yang akan menyajikan inovasi dalam nutrisi hewan; consultancy dan association yang menawarkan panduan dari berbagai ahli; kesehatan hewan yang fokus pada kesehatan dan pencegahan penyakit; feed-tech & crop-tech menampilkan teknologi inovatif di bidang peternakan dan pertanian; serta meat processing mengenai perkembangan teknologi terbaru untuk meningkatkan nilai tambah produk olahan daging; adapun breeding & hatching menampilkan inovasi di bidang genetik; egg processing & handling menyajikan teknologi efisien dalam sektor petelur; waste management mengenai penanggulangan limbah agrikultur; serta dairy farm yang berbagi wawasan tentang praktik modern dan inovasi dalam industri susu. (RBS)

IKUTI SEMINAR INFOVET-ILDEX "STRATEGI PENGENDALIAN PENYAKIT UNGGAS DENGAN POLA HOLISTIK


Dalam rangka meramaikan gelaran Ildex yang berlangsung 20 – 22 September 2023 di ICE BSD Tangerang, Majalah Infovet menyelenggarakan Seminar "Strategi Pengendalian Penyakit Unggas Terbaik dengan Pola Holistik" pada:

  • Hari/Tanggal : Jum'at, 22 September 2023
  • Waktu : 09.30 - 10.50 WIB
  • Tempat         : Conference Hall 3, ICE BSD Tangerang
  • Narasumber : Drh. Baskoro Tri Caroko (National Poultry Consultant)
  • Biaya Peserta : GRATIS, ruang terbatas 
Deskripsi seminar : Konsep POLA HOLISTIK penting diketahui bagi para praktisi, akademisi, peneliti, pemegang regulasi, otoritas veteriner, peternak mandiri, TS pakan,TS Obat, kepala produksi, supervisor, tim produksi, kepala kandang, operator dan perlu dipelajari oleh mahasiswa Kedokteran, Kedokteran Hewan, Biologi, Farmasi, dan Agrobisnis, juga prodi lainnya, sebagai strategi manajemen pola baru dalam pengendalian penyakit mengatasi emerging disease dan re emerging disease di peternakan unggas komersial. Tujuannya menghasilkan produk telur dan daging unggas yang Aman, Sehat, Utuh, Dan Halal dan bebas dari residu antibiotik untuk kesejahteraan masyarakat, membangun generasi sehat, cerdas dan berkualitas, menuju kedaulatan pangan Indonesia dalam konstelasi One Health.

Penjelasan YouTube klik di sini 

Untuk visitor pameran Ildex bisa melakukan pendaftaran dengan klik : https://bit.ly/PreRegist-ILDEX2023 

Pendaftaran Seminar Infovet klik : https://bit.ly/SEMINARINFOVET_ILDEX


PENYAKIT MENGANCAM TANPA KENAL JAM DAN MUSIM

Risiko masalah kualitas air pada musim pancaroba harus diwaspadai. (Foto: Dok. Infovet)

Dalam setiap musim, baik kemarau dan penghujan tentunya ancaman yang berbeda akan dihadapi peternak. Baik dari segi penyakit dan lingkungan, ancaman dan hambatan tersebut memerlukan strategi yang juga berbeda.

Ayam Gampang Geuring karena Cuaca Kering
Di musim kemarau biasanya pada peternakan broiler akan ditemukan kejadian hampir semua ayam yang dipelihara (terutama di kandang terbuka) mengalami panting kemudian mati secara tiba-tiba, terutama pada ayam berukuran besar. Biasanya kejadian tersebut merupakan indikasi ayam mengalami heat stress.

Kematian akibat heat stress cenderung menimpa ayam dewasa karena secara alami tubuh ayam akan menghasilkan panas (hasil metabolisme), ditambah suhu lingkungan yang semakin panas terutama disaat kemarau, sehingga panas dari dalam tubuh tidak bisa distabilkan. Dan dampak akhirnya dari kejadian tersebut ialah kematian.

Ironisnya, kejadian heat stress  tidak hanya terjadi pada ayam broiler, namun juga layer. Yang menjadi pertanyaan selanjutnya ialah seiring adanya perubahan iklim akibat pemanasan global, apakah memang kasus heat stress semata-mata hanya disebabkan oleh faktor suhu dan kelembapan di lingkungan?

Technical Education and Consultation PT Medion, Drh Christina Lilis, menjelaskan bahwa heat stress sudah menjadi problematika utama di dunia perunggasan. Stres akan muncul ketika ayam tidak bisa membuang panas dari dalam tubuhnya akibat tingginya cekaman suhu.

“Ayam komersial modern yang selama ini kita pelihara termasuk hewan homeotermal, yaitu mampu mengatur suhu tubuhnya sendiri karena memiliki sistem termoregulator. Ayam modern juga lebih sensitif terhadap perubahan suhu, oleh karenanya butuh trik khusus dalam manajemen pemeliharaan,” tutur Christina.

Ia melanjutkan, banyak faktor lain yang memengaruhi kondisi suhu panas di kandang yang membuat ayam stres karena panas, misalnya… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi September 2023. (CR)

KONTES KETANGKASAN DOMBA GARUT SEMARAKKAN SILATNAS PETERNAK DOMBA KAMBING KE-9

 

Ketua Umum DPP HPDKI berfoto bersama para pemenang Kontes Ketangkasan Domba Garut 2023 (Foto: InspiratvID)

Silaturahmi Nasional Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia (Silatnas HPDKI) ke-9 di di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten  Bandung Jawa Barat pada hari Sabtu dan Minggu, 16-17 September 2023 sukses digelar. Silatnas HPDKI ini juga disiarkan secara live melalui channel YouTube InspiratvID.  

Penyelenggaraan Silatnas HPDKI tahun ini dimeriahkan dengan berbagai kegiatan seperti tahun-tahun sebelumnya, diantaranya Kontes Ketangkasan Domba Garut Piala Presiden 2023 serta Workshop Sharing Experience "How to Be a Stud Breeder".

Ketua Umum DPP HPDKI, Ir Yudi Guntara Noor SPt IPU dalam sambutannya mengemukakan kegiatan silatnas ini memiliki tujuan untuk menjalin tali silaturahmi dan mempertahankan seni tradisi Jawa Barat.

Selain itu juga memotivasi para peternak domba dan kambing seluruh indonesia, agar semakin maju dan dikenal luas oleh masyakarat.

“Sungguh kita sangat bersyukur, dapat berkumpul kembali dengan teman-teman peternak yang sebelumnya terbatasi dengan berbagai musibah akibat pandemi COVID-19,” ungkapnya.


Ir Yudi Guntara Noor, Ketua Umum DPP HPDKI


Pada kesempatan yang sama Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Bandung Ir H Tisna Umaran MP mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi kegiatan Silatnas HPDKI ke-9.

Kegiatan dillanjutkan dengan agenda Ketua DPP HPDKI beserta rombongan melihat stan-stan yang disediakan mulai dari para UMKM Susu, produsen obat bagi kambing, dan masih banyak lainnya. 

Kementan Apresiasi Program Strategis HPDKI

Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) memberikan apresiasi kepada HPDKI yang berupaya mengakselerasikan peran strategis pengembangan peternakan domba dan kambing di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dr Ir Nasrullah MSc yang turut menghadiri Silatnas HPDKI.

Nasrullah mengatakan, HPDKI sebagai salah satu asosiasi saat ini telah berhasil meningkatkan peran strategis pengembangan peternakan domba dan kambing dengan model closed loop sistem terintegrasi mulai dari pembibitan, pembiakan, dan penggemukan secara berkelanjutan.

“Saya mengapresiasi program-program strategis HPDKI yang selaras dengan kebijakan pemerintah dalam rangka mendorong pembangunan di subsektor peternakan dan kesehatan hewan,” tutur Nasrullah.

Perkembangan lima tahun terakhir industri peternakan domba dan kambing mengalami tren positif dengan terbukanya peluang pasar, baik domestik maupun ekspor.

Pertumbuhan dan pembukaan pasar di sektor hilir berdampak pada peningkatan nilai jual sekaligus daya tawar peternak.

Menurut Nasrullah, kambing dan domba sebagai ternak unggulan Indonesia karena berkontribusi penting dalam pemenuhan protein hewani masyarakat, terutama untuk kebutuhan keagamaan seperti Kurban dan Aqiqah dan kepentingan acara adat lainnya. (NDV)

 

CJ GROUP MELALUI SUJA KEMBALI EKSPOR TELUR TETAS KE MYANMAR

Dirjen PKH Bersama Jajaran PT SUJA Meresmikan Ekspor Telur Tetas
(Foto : CR)


Salah satu pemain besar dan integrator dalam industri perunggasan Indonesia, PT Super Unggas Jaya (SUJA) kembali melakukan ekspor telur tetas (Hatching Eggs) ke Myanmar. Kegiatan pelepasan ekspor tersebut berlangsung di unit Hatchery PT Super Unggas Jaya yang berletak di Cijeruk, Bogor, Jawa Barat pada hari Minggu (17/9) yang lalu. Dalam kegiatan ekspor yang ke-3 kali ini, SUJA mengekspor 58.000 butir telur tetas Parent Stock Male dan Female line yang berpotensi menghasilkan 18.000 ekor DOC Parent stock.

Sebagai pengingat CJ Group sebelumnya telah melakukan ekspor HE ke Myanmar pertama kali pada tahun 2020, dilanjutkan dengan ekspor yang ke-2 pada tahun 2021. Kini yang ke-3 pada 2023, tentunya ini menjadi ajang pembuktian bahwa produk yang dihasilkan di Indonesia telah diterima oleh negara lain dan mampu bersaing secara global.  

Direktur PT Super Unggas Jaya Hang Jun Kyu mengatakan bahwa kegiatan ekspor ini sangatlah penting bagi perusahaan yang ia pimpin karena menjadi salah satu tolak ukur dan tonggak keberhasilan atas kemajuan dari perusahaannya. 

“Dengan momen ini kami berharap supaya perusahaan kami dapat terus berkembang. Selain itu juga kami akan terus menjajaki potensi ekspor negara - negara lain seperti ekspor karkas ke Timor Leste, Singapura hingga potensi ekspor ke Korea Selatan,” jelas dia.

Lebih lanjut, dirinya ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak pemerintah yang selalu mendukung perusahaan untuk berkembang hingga pada akhirnya kegiatan ekspor dapat terlaksana dengan lancar.

“Kami sangat berterimakasih kepada pihak pemerintah yang sudah terlibat khususnya Ditjen PKH Kementan, kedepannya, kami mohon untuk dukungan dari Kementan agar potensi ekspor produk kami dapat terus berkembang sekaligus menambah jangkauan usaha peternakan kami,” tutur dia.

Dalam kesempatan yang sama Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Nasrullah mengapresiasi apa yang telah sepenuhnya dilakukan oleh SUJA. Dirinya juga kembali mengingatkan , sesuai arahan Presiden RI dan Menteri Pertanian bahwa investasi dan ekspor dalam kondisi saat ini adalah sesuatu yang harus dilakukan.

“Dalam kurun tiga - empat tahun terakhir tren ekspor unggas, produk pertanian dan sub sektor peternakan dengan berbagai produknya, seperti ayam hidup, karkas, telur tetas sangat positif. Surplus,” ungkapnya. Selain itu, kualitas produk kita memiliki value untuk bertarung dengan produk luar negeri. Negara seperti Jepang dan Singapura yang ketat menerapkan kualitas saja, sudah bisa tembus,” paparnya.

Nasrullah juga mengatakan dengan banyaknya ekspor produk pertanian dan peternakan khususnya unggas ke luar negeri, secara tidak langsung Indonesia berkontribusi dalam memberi makan warga dunia.

Ia juga mendoakan kepada CJ Group untuk terus melaju agar tidak hanya dapat mengekspor telur tetas saja, tetapi juga produk perunggasan lainnya. 

"Kami sudah berusaha membuka peluang bagi pemain lokal untuk go internasional. Saat ini yang terdekat yang sedang kami jajaki yakni Uni Emirat Arab. Mudah - mudahan nanti SUJA dapat berkontribusi juga agar produknya dapat merangsek kesana dan lagi - lagi mengharumkan nama bangsa Indonesia," tutup Nasrullah. (CR)


ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer