-->

KABUPATEN BLITAR RAIH PENGHARGAAN LOMBA AGRIBISNIS PETERNAKAN

Kabupaten Blitar raih dua penghargaan ketahanan pangan di ajang lomba agribisnis peternakan Jatim 2024.
(Foto : Istimewa)

Kabupaten Blitar kembali menorehkan prestasi gemilang dengan memborong dua penghargaan di ajang Lomba Penilaian Manajemen Kelompok Agribisnis Peternakan Provinsi Jawa Timur 2024. Penghargaan ini menjadi motivasi tersendiri bagi Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Blitar untuk terus meningkatkan kualitas sektor peternakan di wilayahnya. Ini sejalan dengan program strategis nasional yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto dalam upaya swasembada pangan, khususnya di sektor peternakan.

Penghargaan yang diraih oleh Kabupaten Blitar ini tidak hanya menjadi simbol pencapaian, tetapi juga menjadi dorongan bagi pemerintah daerah untuk terus mendukung peningkatan usaha di bidang peternakan. Hal ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan, khususnya dalam penyediaan populasi sapi pedaging dan sapi perah yang menjadi fokus utama.

“Penghargaan ini menjadi pemicu bagi kami di Disnakkan Kabupaten Blitar untuk terus mendorong masyarakat, kelompok ternak, dan juga investor untuk meningkatkan usahanya di bidang peternakan. Dengan demikian, kita bisa mendukung target swasembada pangan sektor peternakan yang diharapkan oleh pemerintah pusat,” ujar Nuraini Nadzifah, S.Pt., M.Pt., Kabid Budidaya dan Pengembangan Peternakan Disnakkan Kabupaten Blitar, dalam keterangannya, Rabu (23/10/2024).

Ajang Prestisius Berbasis Agribisnis

Lomba yang diselenggarakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur ini bertujuan untuk memberikan apresiasi kepada kelompok ternak yang berhasil menerapkan sistem agribisnis peternakan secara efektif. Berdasarkan DPA SKPD Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, program ini juga bertujuan untuk membina dan memotivasi para peternak agar dapat meningkatkan prestasi mereka melalui pembinaan berkelanjutan.

Lomba ini melibatkan beberapa kategori, di antaranya penilaian terhadap kelompok ternak sapi perah dan kambing/domba. Proses penilaian dilakukan melalui dua tahap, yaitu penilaian profil kelompok tani ternak dan verifikasi lapang. Aspek yang dinilai meliputi manajemen hulu, proses budidaya, aspek hilir, kelembagaan, serta inovasi yang diterapkan oleh kelompok ternak.

Kabupaten Blitar Borong Dua Penghargaan

Dalam kompetisi tersebut, Kabupaten Blitar berhasil membawa pulang dua penghargaan penting. Kelompok ternak Genjong Sinergi dari Dusun Genjong, Desa Ngadirenggo, Kecamatan Wlingi, dinobatkan sebagai juara kedua untuk kategori sapi perah. Sementara itu, kelompok tani Mugi Mulyo dari Desa Ploso, Kecamatan Selopuro, meraih juara kedua di kategori kambing/domba.

Kemenangan ini tidak terlepas dari kerja keras dan inovasi yang dilakukan oleh kedua kelompok tersebut. Menurut Nuraini, kelompok ternak yang berhasil memenangkan lomba ini memiliki keunggulan yang khas, baik dari segi kelembagaan maupun inovasi dalam budidaya.

“Keunggulan utama dari kelompok ternak yang juara adalah manajemen kelembagaannya yang bagus, budidayanya yang baik, serta inovasi-inovasi yang mereka miliki. Mereka mampu melakukan hal-hal yang tidak dimiliki oleh kelompok ternak lain, dan ini yang membuat mereka unggul,” jelas Nuraini.

Mendorong Inovasi dan Peningkatan Usaha

Keberhasilan Kabupaten Blitar dalam meraih dua penghargaan ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi kelompok ternak lainnya untuk terus meningkatkan usaha mereka. Nuraini berharap agar kelompok ternak pemenang mampu mempertahankan posisinya dan terus berinovasi di masa mendatang. Inovasi-inovasi baru diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap pengembangan usaha peternakan di Kabupaten Blitar, sehingga dapat berkontribusi lebih besar terhadap ketahanan pangan nasional.

“Harapannya, mereka bisa terus mempertahankan kinerja dan inovasi mereka, bahkan mampu menciptakan inovasi baru yang lebih baik. Dengan begitu, usaha mereka bisa semakin berkembang dan memberikan keuntungan yang lebih besar,” tambah Nuraini.

Penghargaan yang diraih Kabupaten Blitar ini merupakan bukti nyata dari komitmen daerah dalam mendukung ketahanan pangan, khususnya di sektor peternakan. Diharapkan dengan pencapaian ini, Kabupaten Blitar dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya meningkatkan kualitas agribisnis peternakan dan mendorong swasembada pangan di tingkat nasional. (INF)

SEMNAS ASOHI: KEBIJAKAN PEMERINTAH DIHARAP MAKIN KONDUSIF BAGI SEKTOR PETERNAKAN

Simbolis pemukulan gong oleh Kasubdit POH, Ni Made Ria Isriyanthi sebagai pembuka Semnas Bisnis Peternakan yang digelar ASOHI. (Foto: Infovet/Ridwan)

Bertempat di Menara 165 Jakarta, Rabu (20/11/2019), Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI), kembali menggelar acara rutin tahunannya yakni Seminar Nasional Bisnis Peternakan bertajuk “Bisnis Peternakan di Era Pemerintahan Jokowi Periode Kedua”.

Menurut Ketua Panitia, Drh Andi Wijanarko, sesuai tema mengingat tahun ini yang merupakan tahun politik, diperkirakan akan berdampak pada dinamika kebijakan yang akan mempengaruhi perkembangan ekonomi termasuk bidang peternakan.

"Memasuki Pemerintahan Presiden Jokowi periode kedua ini, masyarakat peternakan berharap kebijakan pemerintah makin kondusif untuk pelaku peternakan," kata Andi.

Sebab lanjut dia, diperkirakan pada 2020 mendatang situasi ekonomi global akan mengalami penurunan.

"Hal itu telah dilaporkan oleh United Nations Conference On Trade and Development (UNCTAD) yang memberi peringatan bahwa resesi global bisa terjadi di tahun 2020," jelasnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Umum ASOHI, Drh Irawati Fari. Menurutnya, dengan pemerintahan yang baru ini tentunya banyak harapan yang disampaikan pelaku bisnis peternakan.

"Namun sebagai pelaku usaha kita juga harus siap dengan berbagai kebijakan baru. Kita juga perlu melihat bagaimana kondisi ekonomi global dan nasional agar kita lebih siap dalam menghadapi tahun-tahun yang akan datang," ujar Ira.

Karena ke depannya, kata Ira, akan muncul banyak pertanyaan terkait kebijakan pemerintah, misalnya tentang impor daging kerbau, program swasembada daging sapi, swasembada jagung, program alih teknologi dan sebagainya.

"Kami harap lewat seminar ini kita dapat merekam opini dari masyarakat yang diwakili asosiasi yang nantinya akan kita sampaikan kepada pemerintah. Kami juga usulkan para pimpinan asosiasi nantinya dapat bersama-sama bertemu dengan Menteri Pertanian untuk menyampaikan hasil seminar ini dan mendiskusikan hal terkait lainnya," tandasnya.


Simbolis konsumsi daging dan telur ayam sebagai kampanye protein hewani. (Foto: Infovet/Ridwan)

Dalam kegiatan tersebut, ASOHI turut mengundang Kepala UPT Pusat Pelayanan Hewan dan Peternakan Dinas KPKP DKI Jakarta, Drh Renova Ida Siahaan, mewakili Gubernur DKI Jakarta, kemudian Kasubdit POH, Drh Ni Made Ria Isriyanthi mewakili Dirjen PKH, dan secara khusus mengundang pakar ekonomi Prof Dr Didiek J. Rachbini, serta sederet pimpinan asosiasi sebagai narasumber seminar, diantaranya ketua Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU), Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT), Pinsar Indonesia, Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI), Asosiasi Monogastrik Indonesia (AMI) dan ASOHI, serta tahun ini juga khusus mengundang ketua Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI), yang masing-masing membahas prospek dan tantangan industri peternakan. (RBS)

FAPET UGM KENALKAN PETERNAKAN SEBAGAI INDUSTRI BERTEKNOLOGI TINGGI

Siswa-siswi saat mengikuti open house Fapet UGM. (Foto: Dok. Fapet UGM)

Open house Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada (Fapet UGM), memperkenalkan industri peternakan modern sebagai industri biologis yang sarat teknologi tinggi pada kegiatan Lustrum X Fapet UGM, 26-28 Agustus 2019, yang diikuti oleh siswa SMA, SMK dan mahasiswa baru Fapet UGM angkatan 2019. 

Diawal kegiatan, peserta diberi suguhan video profil Fakultas Peternakan UGM dipandu oleh Sekretaris Prodi S1 Fapet UGM, Ir Ahmad Romadhoni Suryaputra dan materi peternakan dan kedaulatan bangsa yang dibawakan Panitia Lustrum X, Muhsin Al Anas SPt. Hadir pula sebagai narasumber dosen Fapet UGM, Dr Ir EndyTriannanto dan Dr Ir Siti Andarwati. Setelah mendengar materi, peserta diajak mengunjungi laboratorium dan kandang-kandang riset Fapet UGM. 

Dijelaskan Ahmad Romadhoni, bahwa peternakan merupakan industri biologis yang dijalankan menggunakan rakayasa bioteknologi. “Dari sudut pandang engineering, ternak adalah mesin biologis yang menghasilkan pangan berkualitas tinggi berupa daging, telur dan susu dari bahan baku berupa pakan biji-bijian dan hijauan,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Infovet, Kamis (29/8/2019).

Ia menambahkan, struktur industri peternakan juga lengkap, meliputi upstream berupa industri pembibitan, pakan, obat hewan dan peralatan tenak, serta downstream yang meliputi industri pengolahan dan distribusi hasil ternak.

Lebih lanjut dijelaskan, selain kuliah dan mengurus ternak di kandang, mahasiswa Fapet UGM juga mempelajari ilmu nutrisi dan pakan ternak, produksi ternak, pemuliaan dan reproduksi ternak, teknologi (pengolahan) hasil ternak dan sosial ekonomi peternakan.

“Untuk mata kuliah dasar, semua mahasiswa harus masuk ke kandang. Selanjutnya, mahasiswa bisa memilih mata kuliah sesuai konsentrasi yang dipilih. Banyak mata kuliah yang aktivitasnya di laboratorium, tidak selalu harus masuk kandang,” ucap dia.

Ahmad melanjutkan, bahwa teknologi pengolahan daging dan susu hanya dipelajari secara mendalam di Fapet UGM. Di sisi lain, ilmu ekonomi dan kewirausahaan juga dipelajari di Departemen Sosial dan Ekonomi Peternakan. “Di situ disediakan pula fasilitas laboratorium komputer dan audio visual,” tandasnya. (INF)

Bisnis Peternakan Menuju Generasi Industri 4.0

Ketua ASOHI Irawati Fari saat memukul gong pembukaan seminar bisnis peternakan 2018 didampingi para pengurus ASOHI. (Foto: Infovet/Ridwan)

“Meningkatkan Konsumsi Protein Hewani Menuju Generasi Industri 4.0” menjadi tema yang diangkat dalam Seminar Nasional Bisnis Peternakan 2018 yang diselenggarakan oleh Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI), Kamis (22/11).

“Kami mencermati isu yang berkembang di dunia bisnis tentang terjadinya era baru yang disebut revolusi industri 4.0, di mana teknologi semakin berkembang dan manusia dituntut lebih mengembangkan pikirannya,” ujar Ketua Panitia, Yana Ariana, ketika menyambut peserta seminar.

Ia menambahkan, dengan berkembangnya dunia bisnis, industri peternakan dituntut mampu membiasakan diri dengan hadirnya revolusi industri tersebut. Sebab industri peternakan merupakan penyedia protein hewani terbesar untuk masyarakat.

Pada kesempatan serupa, Ketua ASOHI, Irawati Fari, menyampaikan, dengan hadirnya revolusi industri stakeholder peternakan dituntut untuk lebih bersinergi. “Kita sebagai pelaku ingin industri ini berjalan dengan baik. Stakeholder peternakan merupakan mitra ASOHI dan kita harus ikut memberi support kepada pemerintah sebagai pemangku kebijakan. Agar industri peternakan menjadi lebih sehat dan lebih bergeliat,” kata Ira.

Hal tersebut juga disambut baik oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian (Kementan), I Ketut Diarmita, yang turut hadir pada seminar tahunan itu. Menurutnya, pelaku industri peternakan diharapkan mampu meningkatkan produksi dan mengembangkan produk-produk baru dengan pemanfaatan teknologi, guna meningkatkan konsumsi protein asal hewan.


Simbolis konsumsi telur sebagai kampanye peningkatan konsumsi protein hewani bersama para stakeholder peternakan, serta Duta Ayam dan Telur Indonesia (pojok kanan). (Foto: Infovet/Ridwan)

Seminar sehari ini turut menghadirkan pembicara tamu Pakar Ekonomi Pertanian, Bayu Krisnamurthi dan menghadirkan narasumber Direktur Pakan Sri Widayati, Direktur Perbibitan Sugiono yang diwakili Kasubdit Standarisasi dan Mutu Ternak, Muhammad Imran, Direktur Kesehatan Hewan Fadjar Sumping, Ketua ASOHI Irawati Fari, serta pandangan asosiasi peternakan diantaranya GPPU (Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas), GPMT (Gabungan Perusahaan Makanan Ternak), Pinsar Indonesia (Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat), GOPAN (Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional), PPSKI (Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia) dan AMI (Asosiasi Monogastrik Indonesia). (RBS)

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer