-->

INDONESIA PERKUAT JALINAN KERJA SAMA DENGAN TIMOR LESTE DIBIDANG PETERNAKAN

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi menerima kunjungan kerja Menteri Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Republik Demokratik Timor-Leste, Marcos da Cruz (23/11)

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi menerima kunjungan kerja Menteri Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Republik Demokratik Timor-Leste, Marcos da Cruz bersama rombongan di Gedung Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian, Jakarta, Kamis (23/11/2023).

Wamentan Harvick mengatakan Indonesia dan Timor Leste berkomitmen memperkuat kerjasama di subsektor peternakan dan kesehatan hewan, terutama dalam memenuhi kebutuhan pasokan pangan produk peternakan di ke dua negara.

“Dalam pertemuan yang penuh persahabatan ini, kami membahas penguatan kerjasama di subsektor peternakan yang telah terbangun dengan baik,” kata Wamentan Harvick.

Menurut Wamentan, pertemuan ini merupakan tindaklanjut Memorandum of Understanding (MoU) Kerjasama di Bidang Pertanian antara Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan Kementerian Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Republik Demokratik Timor-Leste yang telah ditandatangani oleh Menteri Pertanian kedua negara pada 19 Juli 2022 lalu.

Direktur Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Nasrullah mengungkapkan fokus kerjasama bidang peternakan tidak terbatas pada fasilitasi akses pasar komoditas peternakan dan kesehatan hewan, namun juga termasuk harmonisasi peraturan ekspor dan impor komoditas peternakan dan kesehatan hewan, serta peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia bidang peternakan dan kesehatan hewan.

“Kami sangat bersyukur dapat meningkatkan kerjasama untuk pemenuhan kebutuhan pangan di Timor Leste, terutama terhadap produk peternakan dan kesehatan hewan seperti Daging ayam olahan, Bahan Pakan, Pakan Jadi dan Obat Hewan dari Indonesia, serta DOC (Day Old Chicken),” ungkapnya.

Sebagai informasi, volume ekspor komoditas peternakan dan kesehatan hewan ke Timor Leste semester 1 tahun 2022 sebesar 6.796 ton atau mencapai USD 9.986.778.

Sementara itu, Menteri Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Republik Demokratik Timor-Leste, Marcos da Cruz menuturkan urgensi peningkatan kerjasama Indonesia di bidang peternakan sangat penting, mengingat wilayah Oecusse memiliki sumber daya peternakan yang melimpah.

“Kami berharap bahwa pertemuan ini dapat menciptakan gagasan inovatif, solutif, dan implementatif untuk mendukung potensi ekspor impor antara RI dan Timor-Leste di bidang peternakan,” ucapnya. (INF)

INDONESIA JALIN KERJASAMA INTERNASIONAL KENDALIKAN PMK

Petugas Teknis di Lapangan Memeriksa Sapi Terindikasi PMK

Indonesia tengah berupaya mengendalikan penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang nusantara. Hingga saat ini, vaksinasi telah diluncurkan di provinsi-provinsi tersebut, bersama dengan upaya nasional lainnya seperti karantina hewan dan peningkatan protokol biosekuriti 

  

Untuk meningkatkan upaya tersebut, Pemerintah Indonesia menjalin kerja sama internasional dengan menggandeng Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-bangsa (FAO) serta berbagai mitra internasional, seperti Pemerintah Australia. 

 

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL), mengatakan selain memaksimalkan vaksinasi sebagai agenda temporary dan permanen dalam penanganan PMK, pemerintah juga terus melakukan pengobatan dan penyemprotan kandang dengan disinfektan sebagai upaya penekanan penularan PMK.  Mengenai hal ini, Mentan menyampaikan terima kasih atas perhatian dan kontribusi besar semua pihak dalam menangani PMK.  

 

Terkait dengan kunjungan Menteri Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Australia, Mentan SYL mengatakan banyak hal yang didiskusikan terkait kerjasama antar dua negara dalam sektor pertanian. 

  

“Banyak hal yang kami diskusikan, isu global, tantangan-tantangan climate change, dan kebutuhan dua negara baik dalam pengamanan pertanian di Indonesia dan Australia,” ucap Mentan SYL 

  

Salah satu isu yang dibahas dengan serius dalam perjanjian kerja sama ini adalah masalah PMK. Australia sebagai negara yang memiliki letak geografis yang dekat dengan Indonesia memberikan perhatian khusus dalam masalah ini. 

 

“FAO telah bekerja sama erat dengan Pemerintah Indonesia sejak awal wabah untuk mengendalikan PMK yang mengancam rantai pasokan pangan dan mata pencaharian peternak”, kata Rajendra Aryal, Kepala Perwakilan FAO untuk Indonesia dan Timor Leste. 

  

Lebih lanjut, FAO telah memfasilitasi upaya kerjasama internasional, seperti memberikan 10 ribu dosis vaksin PMK dengan dukungan dari Pemerintah Australia melalui proyek bersama FAO-Australia-ASEAN untuk penguatan mekanisme kesehatan hewan di Asia Tenggara (SMART-ASEAN). Ini merupakan salah satu kloter vaksin pertama yang tiba di Indonesia untuk mengawali upaya vaksinasi nasional pada bulan Juni 2022 yang lalu.  

  

FAO juga telah memfasilitasi beberapa pertemuan konsultasi dengan pakar internasional dari berbagai negara untuk bertukar pengetahuan dan praktek terbaik untuk mengendalikan PMK. Baru-baru ini, FAO juga menerjunkan tim ahlinya dalam misi darurat ke beberapa provinsi yang terdampak PMK untuk memberi saran tentang tindakan jangka pendek dan jangka panjang kepada Pemerintah Indonesia. 

  

Selain itu, FAO telah memasok berbagai peralatan laboratorium tambahan untuk meningkatkan kapasitas deteksi PMK oleh balai-balai veteriner. FAO dan Pemerintah Indonesia juga berharap dapat segera meluncurkan program pelatihan virtual bagi sekitar 350 petugas lapangan kesehatan hewan di 34 provinsi untuk mengendalikan PMK secara cepat dengan menggunakan materi pembelajaran yang berstandar internasional. (INF)

 

KOLABORASI CHAROEN POKPHAND INDONESIA BERSAMA UNPAD

Foto bersama usai penandatanganan perjanjian kersajama antara CPI dan Unpad


PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI) kembali menjalin kerjasama bersama perguruan tinggi di negeri ini, kali ini mereka merajut kerjasama dengan Universitas Padjajaran (Unpad). Nota kesepahaman kerjasama antara CPI dan Unpad ditandatangani di Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Jawa Barat (13/1) yang lalu. Kerjasama tersebut nantinya berupa pembangunan Closed Housed  dan pengembangan kewirausahaan yakni Enterpreneur Training Center (ETC).

 

Dalam sambutannya Dekan Fakultas Peternakan Unpad Dr. Ir. Rahmat Hidayat menjelaskan, PT Charoen Pokphand Indonesia memberikan hibah berupa pembangunan closed house bernilai Rp 2,235 miliar sebagai media pembelajaran dan riset bagi Fapet Unpad, khususnya budidaya unggas.

 

“Closed house ini merupakan bagian dari rencana besar Fapet untuk pengembangan laboratorium lapangan untuk berbagai komoditas dan bidang ilmu peternakan yang terintegrasi dalam suatu sistem sustainable livestock technopark,” kata Rahmat.

 

Unggas sendiri menjadi bidang ilmu prioritas di Fapet Unpad. Lebih lanjut Rahmat menjelaskan, kurang lebih sebanyak dua persen lulusan Fapet Unpad terserap di industri perunggasan. Selain itu, banyak guru besar dan jabatan akademik dosen yang dilahirkan dari riset mengenai perunggasan.

 

Rahmat juga mengatakan, selain wadah pengembangan budidaya unggas, closed house ini juga bermanfaat sebagai sarana Merdeka Belajar-Kampus Merdeka, penambahan fasilitas pembelajaran modern, hingga peningkatan keterampilan kompetensi mahasiswa dan lulusan di bidang budidaya ayam broiler.

 

Dalam kesempatan yang sama Tjiu Thomas Effendy selaku Presiden Direktur PT CPI sekaligus Ketua Umum Charoen Pokphand Foundation Indonesia mengatakan bahwa CPI berkomitmen mendukung pembelajaran di perguruan tinggi melalui pembuatan closed house maupun teaching farm. Selain mendukung kegiatan perguruan tinggi, pembangunan closed house bertujuan untuk menyiapkan lulusan fakultas peternakan yang siap pakai dalam industri perunggasan.

 

“Selain materi perkuliahan, mahasiswa juga harus dibekali skill dan jiwa enterpreneur,” kata Thomas.

 

Karena itu, kerja sama ini juga dibarengi dengan implementasi program ETC. Tujuannya agar mahasiswa dapat memperoleh bekal mengenai pengelolaan budidaya unggas hingga mengelola unsur komersial yang diperoleh dari hasi budidaya tersebut. Bentuk lain kerja sama antara CPI dan Unpad adalah pemberian beasiswa bagi mahasiswa yang memiliki nilai akademik baik namun kurang mampu secara finansial.

 

Rektor  Unpad Prof. Rina Indiastuti pun mengapresiasi terjalinnya kerja sama dengan CPI. Ia berharap pembangunan closed house diharapkan menjadi prototipe pembelajaran mahasiswa dalam mengelola budidaya unggas. Selain itu, fasilitas ini juga harus dapat mendukung peningkatan kualitas penelitian khususnya di Fapet Unpad.

 

Selain pembangunan closed house dan pengembangan ETC penandatanganan perjanjian kerjasama antara CPI dan Unpad juga terjalin dibidang kemitraan dengan anak perusahaan CPI yakni PT Multi Sarana Pakanindo dan PT Primafood International (CR).

 

 


INDONESIA - FAO ERATKAN KERJASAMA UNTUK SISTEM PANGAN BERKELANJUTAN

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ketika melakukan pertemuan virtual bersama FAO

Pemerintah Republik Indonesia dan Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) tegaskan kerjasama yang lebih erat untuk sistem pangan yang berkelanjutan di Indonesia. Komitmen tersebut ditegaskan kembali dalam pertemuan virtual Kepala Perwakilan FAO yang baru Rajendra Aryal saat menyerahkan surat kepercayaan (credential letter) kepada Menteri Luar Negeri HE Retno Marsudi di Jakarta (13/9).

Marsudi menyoroti ketahanan Indonesia di sektor pertanian yang ditunjukkan dengan Pertumbuhan Produk Domestik (PDB) yang meningkat 2,19% year-on-year di tengah terjadi perlambatan ekonomi akibat pandemi COVID-19.

“Saya berharap FAO akan terus mendukung pembangunan pertanian di Indonesia dengan fokus pada bidang-bidang strategis seperti peningkatan kapasitas produksi, diversifikasi konsumsi pangan pokok, penguatan cadangan pangan dan sistem logistik, pengembangan pertanian modern dan promosi tenaga ahli pertanian," ujar Marsudi. 

Aryal mengakui pencapaian Indonesia dan menegaskan kembali komitmen FAO untuk memberikan lebih banyak dukungan dalam upaya teru menerus untuk melakukan transformasi sistem pangan Indonesia menjadi lebih berkelanjutan.

“Pemerintah Indonesia telah menunjukkan upaya luar biasa untuk mengatasi dampak negatif pandemi terhadap kehidupan masyarakat. FAO akan terus bekerja sama dengan pemerintah untuk memberikan perlindungan kepada petani kecil dan keluarganya, pekerja pangan di semua sektor, dan mereka yang sangat rentan,” kata Aryal.

Pertemuan tersebut juga menyoroti bahwa transformasi sistem pertanian pangan akan bertumpu pada digitalisasi pertanian seperti e-agriculture dan inovasi. “Kita perlu melihat bagaimana inovasi teknologi dan digitalisasi, seperti e-agriculture, dapat membantu petani dan konsumen mengatasi masalah kerawanan pangan, masalah gizi dan berkurangnya sumber daya alam,” tambah Aryal.

KolaborasiLebih Kuat dibawah Kerjasama Selatan-Selatan Dan Triangular (South -South and Triangular Cooperation)

Dalam pertemuan tersebut kedua belah pihak menyepakati pentingnya Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular. Menteri berharap FAO akan terus mempromosikan dan memfasilitasi kerjasama dengan negara-negara berkembang lainnya di seluruh dunia di bawah Kerjasama Selatan dan Selatan dan Triangular.

“Indonesia telah mencapai berbagai keahlian teknis di sektor pangan, pertanian, perikanan dan kehutanan, dan FAO berkomitmen terhadap keahlian dan praktik baik Indonesia melalui kerjasama selatan-selatan dan segitiga (triangular), tidak hanya di Kawasan Asia-Pasifik, tetapi secara global," kata Aryal.

Rajendra Aryal adalah seorang profesional pembangunan internasional dengan pengalaman lebih dari 26 tahun di semua (seluruh) aspek ketahanan pangan, mata pencaharian berkelanjutan, rantai nilai pertanian, pembangunan ketahanan, dan pemulihan di hampir 30 negara di Asia, Afrika, dan Eropa sebelum pindah ke Indonesia. Sebelumnya Aryal adalah Kepala Perwakilan FAO di Afghanistan, penasihat senior program ketahanan menghadapi bencana di Roma dan juga koordinator program ketahanan dalam menghadapi bencana di Indonesia pada tahun 2005. (CR)

MENTAN DORONG PEMDA KERJASAMA DENGAN PERBANKAN DAN INVESTOR UNTUK WUJUDKAN SWASEMBADA DAGING SAPI

Mentan Amran Sulaiman saat gelar jumpa wartawan usai acara. 
Jakarta (14/12/2017), Bertempat di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Menteri Andi Amran Sulaiman memfasilitasi pertemuan antara Bupati/Walikota dengan Perbankan hari ini Kamis tanggal 14 Desember 2017.

"Kami ingin mendorong peran aktif, serta sinergi antara Pemerintah Daerah dan Perbankan dengan Investor, dalam upaya akselerasi pengembangan peternakan sapi untuk mewujudkan swasembada daging sapi", kata Mentan Amran Sulaiman.

Menurut Amran, tahun 2045 diperkirakan akan terjadi krisis pangan dunia, untuk itu Indonesia telah merancang menjadi Lumbung Pangan Dunia dengan fokus pada komoditas pangan strategis yang meliputi padi, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai, gula dan daging sapi.

"Tahapan kerja untuk masing-masing komoditas telah disusun dan akan dilaksanakan secara konsisten, untuk mencapai target telah ditetapkan strategi oleh pemerintah", ucap Mentan Amran.

"Strategi penataan regulasi menjadi faktor penting dalam rangka mempercepat pelaksanaan program pembangunan dan peningkatan efektivitas pelaksanaan anggaran dan belanja pemerintah di sektor pertanian", ujarnya.

Amran menyampaikan, berbagai program pembangunan pertanian sudah menunjukkan hasil yang menggembirakan, yaitu produksi padi 2016 sebesar 79,1 juta ton GKG naik 11,7% dibandingkan 2014, produksi jagung 2016 juga naik 21,9%, bawang merah 11,3% dan cabai 2,3% dibanding 2014. Lebih lanjut dijelaskan, sejak 2016 tidak ada impor beras medium, cabai segar dan bawang merah konsumsi dan pada 2017 tidak ada impor jagung pakan ternak.

"Stabilitas harga sekarang dapat dicapai tanpa impor", tandasnya.

Amran mengatakan, dalam upaya meningkatkan populasi ternak, khususnya untuk meningkatkan produksi daging nasional, Kementerian Pertanian telah menyelenggarakan Upaya Khusus Sapi Induk Wajib Bunting (UPSUS SIWAB) yang merupakan kegiatan peningkatan produktivitas ternak sapi melalui Inseminasi Buatan.

"Berdasarkan laporan ISIKHNAS dapat kami sampaikan bahwa per tanggal 10 Desember 2017, realisasi IB sebanyak 3.720.791 ekor  atau 93,02% dari target 4 juta ekor; dan bunting 1.653.103 ekor atau  55,10% dari target 3 juta ekor; serta telah lahir 709.697 ekor", ungkap Amran.

Penandatangan nota kerjasama Pemda dan Perbankan
dalam mengimplementasikan kemitraan pengembangan ternak sapi
Amran menuturkan, dari laporan ISIKHNAS dalam 3 (tiga) tahun terakhir pemotongan rata-rata di atas 22 ribu ekor per tahun. Untuk itu, Kementerian Pertanian telah bekerjasama dengan Badan Pemelihara Keamanan (BAHARKAM) Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk melakukan pengendalian. "Hal tersebut tentunya masih memerlukan komitmen Bapak/Ibu Bupati untuk turut serta dalam upaya-upaya pencegahan dan pengawasan pemotongan betina produktif", kata Amran.

Lebih lanjut disampaikan, strategi penting lainnya bagi upaya peningkatan produksi pertanian adalah investasi dan hilirisasi, sehingga dibutuhkan partisipasi swasta untuk membangun pertanian dalam bentuk investasi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, serta hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah produk-produk pertanian dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani.

Amran mengungkapkan, usaha peternakan sapi memiliki karakteristik yang berbeda dengan ternak lainnya antara lain jangka waktu usaha yang panjang dan pembiayaan yang lebih besar. "Untuk itu peran swasta sebagai investor yang berperan sebagai avalis maupun off-taker sangat diperlukan dalam mengembangkan kemitraan dengan para peternak mengingat sebagian besar peternak sapi adalah peternak kecil dengan skala usaha 2-3 ekor sehingga harus didorong untuk dapat menciptakan korporasi peternak yg berorientasi bisnis dalam pengembangan usahanya", ucapnya.

"Saya juga mengajak pihak perbankan dan asuransi, agar memberi perhatian khusus bagi sektor peternakan. Jangan dibandingkan dengan industri jasa atau perdagangan", kata Amran.

Disampaikannya,  Pemerintah telah memberikan program bunga bersubsidi dengan Kredit Usaha Rakyat. "Untuk itu, perbankan kita harapkan dapat meningkatkan penyalurannya mengingat penyaluran KUR untuk sektor pertanian baru mencapai 19,3% (35,2 triliun rupiah) dari total penyaluran nasional sebesar 182,6 triliun rupiah", himbaunya.

Menurutnya, penyaluran KUR untuk sektor pertanian tersebut sebagian besar untuk usaha tanaman pangan, perkebunan dan hortikultura, untuk peternakan masih relatif kecil.

Amran kembali menegaskan, Pemerintah selama ini telah hadir melalui regulasi dan deregulasi, pembinaan dan pengawasan. Khusus dalam pengembangan peternakan sapi. "Saya berharap Bupati/Walikota berperan dalam penyediaan infrastruktur, penyediaan lahan dan kemudahan perijinan usaha,  mendorong pihak swasta sbg investor utk menanamkan investasi dlm pengembangan usaha peternakan sapi, serta mengoptimalkan peran pembinaan oleh satuan kerja pemerintah daerah dalam mendorong  kemitraan antara swasta dengan peternak yang berkeadilan untuk kemajuan bersama", pintanya.

"Saya ucapkan terimakasih atas kerjasama Pemerintah Daerah dan Pihak Perbankan yang telah mengimplementasikan kemitraan pada pengembangan ternak sapi. Saya percaya niat baik yang diikuti usaha yang sungguh-sungguh akan membawa kebaikan bagi masyarakat dan juga negara", kata Mentan Amran. "Saya optimis dengan kerja keras dan gotong royong kita semua mampu mewujudkan Indonesia Menjadi Lumbung Pangan Dunia 2045, sehingga tercipta pembangunan yang lebih baik dan berkeadilan untuk mewujukan kesejahteraan rakyat", tambahnya. (WK)

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer