Petugas Teknis di Lapangan Memeriksa Sapi Terindikasi PMK
Indonesia tengah berupaya mengendalikan penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang nusantara. Hingga saat ini, vaksinasi telah diluncurkan di provinsi-provinsi tersebut, bersama dengan upaya nasional lainnya seperti karantina hewan dan peningkatan protokol biosekuriti
Untuk meningkatkan upaya tersebut,
Pemerintah Indonesia menjalin kerja sama internasional dengan menggandeng Badan
Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-bangsa (FAO) serta berbagai mitra
internasional, seperti Pemerintah Australia.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo
(Mentan SYL), mengatakan selain memaksimalkan vaksinasi sebagai agenda temporary dan
permanen dalam penanganan PMK, pemerintah juga terus melakukan pengobatan dan
penyemprotan kandang dengan disinfektan sebagai upaya penekanan penularan
PMK. Mengenai hal ini, Mentan menyampaikan terima kasih atas
perhatian dan kontribusi besar semua pihak dalam menangani PMK.
Terkait dengan kunjungan Menteri
Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Australia, Mentan SYL mengatakan banyak hal
yang didiskusikan terkait kerjasama antar dua negara dalam sektor
pertanian.
“Banyak hal yang kami diskusikan, isu
global, tantangan-tantangan climate change, dan kebutuhan dua
negara baik dalam pengamanan pertanian di Indonesia dan Australia,” ucap Mentan
SYL
Salah satu isu yang dibahas dengan
serius dalam perjanjian kerja sama ini adalah masalah PMK. Australia sebagai
negara yang memiliki letak geografis yang dekat dengan Indonesia memberikan
perhatian khusus dalam masalah ini.
“FAO telah bekerja sama erat dengan
Pemerintah Indonesia sejak awal wabah untuk mengendalikan PMK yang mengancam
rantai pasokan pangan dan mata pencaharian peternak”, kata Rajendra Aryal,
Kepala Perwakilan FAO untuk Indonesia dan Timor Leste.
Lebih lanjut, FAO telah memfasilitasi
upaya kerjasama internasional, seperti memberikan 10 ribu dosis vaksin PMK
dengan dukungan dari Pemerintah Australia melalui proyek bersama
FAO-Australia-ASEAN untuk penguatan mekanisme kesehatan hewan di Asia Tenggara
(SMART-ASEAN). Ini merupakan salah satu kloter vaksin pertama yang tiba di
Indonesia untuk mengawali upaya vaksinasi nasional pada bulan Juni 2022 yang
lalu.
FAO juga telah memfasilitasi beberapa
pertemuan konsultasi dengan pakar internasional dari berbagai negara untuk
bertukar pengetahuan dan praktek terbaik untuk mengendalikan PMK. Baru-baru
ini, FAO juga menerjunkan tim ahlinya dalam misi darurat ke beberapa provinsi
yang terdampak PMK untuk memberi saran tentang tindakan jangka pendek dan
jangka panjang kepada Pemerintah Indonesia.
Selain itu, FAO telah memasok berbagai
peralatan laboratorium tambahan untuk meningkatkan kapasitas deteksi PMK oleh
balai-balai veteriner. FAO dan Pemerintah Indonesia juga berharap dapat segera
meluncurkan program pelatihan virtual bagi sekitar 350 petugas lapangan
kesehatan hewan di 34 provinsi untuk mengendalikan PMK secara cepat dengan
menggunakan materi pembelajaran yang berstandar internasional. (INF)
0 Comments:
Posting Komentar