-->

IMBUHAN PAKAN DAN KLASIFIKASINYA

Imbuhan pakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri. (Foto: Istimewa)

Imbuhan pakan berbeda dengan pelengkap pakan. Menurut Kepmen No. 240/Kpts/OT.210/4/2003, imbuhan pakan (feed additive) didefinisikan sebagai suatu zat yang secara alami tidak terdapat dalam pakan, yang tujuan pemakaiannya terutama sebagai pemacu produksi ternak. Sedangkan pelengkap pakan (feed supplement) adalah suatu zat yang secara alami sudah terkandung dalam pakan, tetapi jumlahnya perlu ditingkatkan dengan menambahkannya dalam pakan.

Jadi pelengkap pakan adalah bahan sumber zat gizi yang ditambahkan ke dalam pakan untuk melengkapi kekurangan zat gizi yang ada di dalam pakan. Sebagai contoh asam amino sintetis seperti DL Metionin, vitamin atau mineral mikro (trace element) yang kesemuanya merupakan zat gizi untuk ternak. Sedangkan imbuhan pakan merupakan bahan tambahan dalam pakan (bukan sumber zat gizi), yang berguna meningkatkan pemanfaatan dan penerimaan pakan oleh ternak atau bermanfaat untuk kesehatan/metabolisme ternak/meningkatkan daya guna pakan. Jadi, imbuhan pakan bukan hanya berfungsi sebagai pemacu produksi ternak.

Klasifikasi Imbuhan Pakan
Menurut fungsinya imbuhan pakan dibagi dalam empat kelompok:

1. Imbuhan yang memengaruhi kestabilan pakan, proses produksi pakan dan sifat-sifat pakan. Imbuhan ini ditujukan untuk mempertahankan pakan lebih awet untuk disimpan/tidak cepat mengalami kerusakan. Contohnya bahan pengawet antijamur dan antioksidan. Bahan lainnya yakni imbuhan yang meningkatkan kapasitas/kemampuan dalam produksi pakan, contoh untuk menghasilkan pellet yang lebih baik ditinjau dari kekuatannya, seringkali pabrik pakan menggunakan bahan pengikat pellet untuk meningkatkan nilai PDI (Pellet Durability Index). Disamping itu untuk mengurangi kesusutan produksi karena rendahnya kadar air dalam pakan, pabrik pakan dapat menambahkan imbuhan lain yang dapat meningkatkan kadar air tanpa menimbulkan pengaruh negatif terhadap daya simpan dan bersamaan waktunya mengurangi pemakaian energi karena imbuhan pakan yang ditambahkan mempunyai sifat “pelumas” sehingga proses pemeletan lebih mudah dikerjakan.

2. Imbuhan yang memperbaiki pertumbuhan, efisiensi penggunaan pakan, metabolisme dan penampilan ternak. Dahulu yang termasuk dalam kelompok ini adalah AGP (antibiotic growth promoter) untuk mencegah penyakit bakteri di saluran pencernaan sehingga memperbaiki efisiensi penggunaan pakan. Dengan munculnya aturan pelarangan AGP dalam pakan, maka berbagai alternatif dikembangkan. Disamping itu penggunaan senyawa hormon yang dapat memengaruhi metabolisme dalam tubuh hewan sehingga memengaruhi deposisi protein dan lemak dalam karkas, juga dijual di pasaran dengan tujuan memperbaiki kualitas karkas, seperti mengurangi tebal lemak/meningkatkan otot sehingga karkas lebih memenuhi permintaan konsumen.

3. Imbuhan yang memengaruhi kesehatan ternak. Imbuhan kelompok ini umumnya berupa obat yang digunakan untuk memperbaiki kesehatan ternak, sehingga dapat berproduksi secara optimal. Contoh imbuhan kelompok ini adalah obat koksi dan obat cacing. Penyakit koksi merupakan penyakit umum pada ayam broiler karena bibit penyakitnya (Eimeria sp.) terdapat dimana-mana dan sulit dihilangkan, padahal ayam dipelihara dalam kandang yang tidak dapat steril manakala makan/minum dan pengeluaran kotoran di lokasi yang sama. Oleh karenanya penyakit koksi akan selalu muncul, maka pakan ditambahkan anti-koksi maupun berupa bahan kimia. Selain itu, penambahan obat cacing juga sering dilakukan secara berkala dalam pakan untuk menekan perkembangan parasit ini. Pada pakan untuk pembibitan, obat cacing diberikan terus-menerus agar cacing tidak berkembang dalam usus.

4. Imbuhan yang memengaruhi penerimaan konsumen. Imbuhan jenis ini ditujukan agar konsumen yang mengonsumsi daging, susu, telur mempunyai senyawa yang lebih bermanfaat. Salah satu contoh adalah telur omega yang dihasilkan dari petelur yang pakannya mengandung asam lemak omega 3 tinggi, sehingga omega 3 dapat dipindahkan ke dalam telur dan dapat memenuhi kebutuhan konsumennya. Dalam pemasaran telur juga banyak konsumen yang menghendaki agar kuning telur berwarna kuning cerah sehingga menarik. Untuk menghasilkan telur dengan warna lebih cerah/kuning/sedikit kemerahan, maka di dalam pakan ayam petelur ditambahkan imbuhan pakan alami maupun sintetis yang dapat masuk ke dalam kuning telur sehingga warnanya memikat hati konsumen.

Sifat Imbuhan Pakan
Umumnya imbuhan pakan mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

• Jumlahnya kecil. Imbuhan pakan umumnya diberikan dalam jumlah kecil (5 kg/ton pakan). Pemberian yang terlalu banyak akan menggangu formulasi pakan, karena ruangan formula pakan total hanya 100%, sehingga penambahan imbuhan dalam jumlah besar akan mengurangi pemakaian bahan baku pakan yang umumnya diberikan dalam jumlah besar.

• Hasil sintesa kimia/fermentasi/ekstrak bahan alami. Imbuhan pakan banyak dihasilkan dari proses fermentasi untuk menghasilkan bahan aktif seperti enzim atau mikrobanya itu sendiri sebagai probiotik. Beberapa imbuhan pakan merupakan hasil ekstraksi dari tanaman, dimana bahan aktif tanaman digunakan sebagai imbuhan pakan. Beberapa imbuhan pakan merupakan hasil sintesa bahan kimia seperti antioksidan dan lain sebagainya. Oleh karena itu, imbuhan pakan seharusnya mengandung bahan aktif yang memang memberikan daya guna bagi pakan. Imbuhan pakan yang tidak diketahui bahan aktifnya/komponen utamanya akan sulit didaftarkan dan sulit diterima peternak/pabrik pakan.

Dari Van Der Klis, 2019.

• Bentuknya tepung atau cairan. Karena penggunaan imbuhan pakan adalah dicampur ke dalam ransum, maka untuk memudahkan pencampuran, imbuhan pakan diproduksi dalam bentuk tepung sehingga dapat dicampur dengan premix lain dan dimasukkan ke dalam mixer besar. Kadang kala imbuhan pakan juga diproduksi dalam bentuk cair dan dimasukkan ke dalam mixer dengan cara penyemprotan melalui nozzle.

• Stabil dalam penyimpanan. Untuk dapat digunakan dalam pakan, imbuhan harus mempunyai kestabilan selama penyimpanan sebelum digunakan. Perusahaan imbuhan pakan harus memberikan patokan mengenai penyimpanan.

• Keamanan selama pemakaian. Material Safety Data Sheet (MSDS) harus dikeluarkan oleh pabrik imbuhan pakan karena MSDS memberikan petunjuk mengenai keamanan dan penanggulangan ketika terjadi “kecelakaan” dalam pemakaian/menangani imbuhan pakan tersebut yang ditujukan untuk pekerja.

Keamanan Konsumen
Keamanan pakan merupakan bagian dari keamanan untuk melindungi konsumen, baik pada ternaknya maupun konsumen yang mengonsumsi hasil ternak. Masalah residu akibat ternak diberi pakan yang mengandung imbuhan pakan perlu dibuktikan dengan penelitian. Imbuhan pakan seperti halnya antibiotika bahan aktifnya dapat tersimpan dalam organ ternak, bahkan dapat menimbulkan residu dalam daging, susu maupun telur. Perlu dikemukakan bahwa produk alami dari tanaman juga tidak semuanya aman digunakan. Semua bahan alami dari tanaman juga merupakan bahan kimia yang dapat memengaruhi kesehatan ternak atau manusia yang mengonsumsi hasil ternak. Keamanan imbuhan pakan akan dipengaruhi konsentrasi, lama pemakaian, metabolisme dalam tubuh ternak, bahkan mungkin interaksi dengan bahan lain. Sudah banyak diteliti bahwa suatu senyawa kimia dalam tanaman akan memberi pengaruh positif pada konsentrasi rendah, tetapi ketika konsentrasinya dinaikan menimbulkan efek samping yang tidak dikehendaki.

Untuk mencegah timbulnya efek samping imbuhan pakan pada ternak, maka peraturan pemakaiannya harus diikuti secara ketat. Peraturan biasanya dibuat atas dasar fakta dari penelitian. Di Indonesia peraturan dari Ditjen Produksi Ternak bisa dilihat dalam Ringkasan Imbuhan Pakan edisi II. Apabila ingin mengikuti aturan di Amerika dan Canada bisa dilihat dalam Feed Additive Compendium yang diterbitkan setiap tahun oleh Miller Publ.Co. untuk Eropa, atau Annex. 1 dari Official Journal of the European Economic Community.

Pemakaian Dalam Pakan
Sebelum imbuhan pakan digunakan dalam pembuatan pakan, maka pabrik pakan terlebih dahulu harus mengikuti kaidah-kaidah tertentu seperti Good Manufacturing Practice (GMP) atau Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) beserta traceability-nya. Pedoman cara pembuatan pakan yang baik sudah diatur dalam Kepmentan No 240/Kpts/OT.210?4/2003. Pada prinsipnya Kepmentan atau GMP mengatur berbagai hal berupa bangunan, higiene dan sanitasi, bahan baku, proses pembuatan pakan, pengendalian mutu, audit dan personalia dalam menghasilkan pakan termasuk konsentrat yang bermutu dan memenuhi standar sesuai tujuannya dan melindungi konsumen dari kerugian. Sayangnya Kepmentan No. 240 kurang merinci mengenai proses produksi yang menggunakan imbuhan pakan.

GMP merupakan keharusan dalam menggunakan imbuhan pakan. (Foto: Istimewa)

Dalam membuat peraturan pemakaian imbuhan pakan, maka beberapa informasi di bawah ini sangat diperlukan:

• Uraian produk
• Metode analisis produk
• Stabilitas penyimpanan maupun dalam proses pembuatan pakan
• Resistensi terhadap bakteri
• Penelitian input-output (balance studies), penyerapan dan metabolisme
• Penelitian residu dalam ternak dan produk metabolitnya
• Mekanisme kerja imbuhan pakan (misalnya menghambat sintesa protein atau pembelahan sel dan lain sebagainya)
• Pengaruhnya terhadap lingkungan
• Dosis pemberian
• Kontraindikasi

Informasi tersebut harus disediakan produsen imbuhan pakan ketika bahan tersebut didaftarkan untuk diedarkan. Bagi perusahaan yang akan memproduksi imbuhan pakan dalam negeri, maka segala informasi harus disiapkan. Informasi di atas harus ditunjang dengan data penelitian yang dibuat sesuai dengan metodologi yang bisa dipertanggungjawabkan. ***


Ditulis oleh:
Prof Budi Tangendjaja
Konsultan Nutrisi Ternak Unggas

MEMANFAATKAN SEDIAAN HERBAL & MINYAK ESENSIAL UNTUK KESEHATAN TERNAK

Kunyit, salah satu herbal “langganan” digunakan untuk ternak. (Foto: Istimewa)

Ada sekitar 40 ribu spesies tanaman di dunia dan sekitar 30 ribu diantaranya ada di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Sekitar 9.600-an spesies tanaman tadi telah terbukti memiliki khasiat sebagai obat. Sedangkan 1.000-an diantaranya dimanfaatkan sebagai obat herbal tradisional (jamu) oleh masyarakat Indonesia.

Di Indonesia obat herbal lebih akrab disapa dengan sebutan jamu. Sejak zaman nenek moyang dulu, masyarakat Indonesia telah lama memanfaatkan herbal sebagai obat. Dari pengertiannya, obat herbal adalah obat yang zat aktifnya dari tanaman (daun, batang, akar, kayu, buah, ataupun kulit kayu). Obat herbal terkadang juga sering disebut sebagai jamu. Bahkan bisa dibilang jamu merupakan salah satu identitas bangsa ini.

Di masa kini tren gaya hidup manusia semakin berubah, termasuk dalam hal kesehatan. Manusia kini menganut tren back to nature alias kembali ke alam, sehingga banyak diantaranya yang mengonsumsi obat herbal dan jamu demi menunjang kesehatan. Begitupun dengan hewan khususnya ternak, kenyataannya sediaan herbal juga dapat digunakan sebagai terapi dalam kesehatan hewan ternak.

Herbal Bukan Cuma Jamu
Jamu memang sudah sangat akrab di telinga masyarakat Indonesia. Penggunaannya pun juga tidak terbatas hanya pada manusia saja, tetapi juga pada hewan. Seringkali didengar bahkan melihat ada kontes ternak, karapan sapi, atau event sejenisnya, pemilik hewan kerap memberikan jamu agar lebih prima kondisi ternaknya pada saat kontes.

Nah, sebenarnya sediaan herbal tradisional bukan cuma jamu, ada beberapa kategori sediaan berdasarkan pengelompokkannya. Seperti diutarakan dosen mata kuliah farmasi veteriner FKH IPB, Rini Madyastuti. Menurut Rini, obat herbal di Indonesia terdiri atas tiga golongan, yakni jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka.

Jamu merupakan obat bahan alam yang sediaannya masih berupa bentuk aslinya (daun, rimpang, batang dan lainnya). Setelah lolos uji pra-klinik, jamu naik kelas menjadi Obat Herbal Terstandar (OHT). Tingkat paling tinggi disebut sebagai fitofarmaka, dimana kemanan dan khasiat obat bahan alam sudah lolos uji pra-klinik dan uji klinik serta bahan baku dan produk jadinya sudah terstandarisasi. Namun begitu, pembagian tersebut hanya ada pada sediaan obat manusia.

“Untuk hewan mungkin sepertinya belum, tetapi saya lihat semakin kemari kayaknya makin banyak sediaan herbal, apalagi untuk ternak unggas. Tentunya ini indikasi positif untuk sediaan herbal, semoga semakin bergairah juga untuk industrinya menggunakan sediaan herbal,” tutur Rini.

Selain jamu, beberapa jenis tanaman dapat menghasilkan minyak esensial (essential oil) yang juga dapat digunakan dalam menjaga kesehatan manusia dan hewan. Minyak esensial inilah yang juga kemudian dimanfaatkan manusia sebagai sediaan obat maupun imbuhan pakan yang dikenal hingga sekarang ini.

Herbal dan Minyak Esensial (Semakin) Berkembang
Dilarangnya penggunaan antibiotik sebagai growth promoter (AGP) beberapa tahun lalu menyebabkan para produsen dan distributor obat hewan berpikir keras untuk menemukan alternatif penggantinya. Di sisi lain, beberapa jenis sediaan herbal dan minyak esensial dapat digunakan.

Perkembangan jenis produk herbal dan minyak esensial seperti dipaparkan Kasubdit POH, Ditjen PKH, Kementerian Pertanian (Kementan), Drh Ni Made Ria Isriyanthi. Hal ini ditandai dengan merebaknya produk herbal untuk ternak di pasaran. Ia menyebut, kini produsen obat hewan resmi di Indonesia mencapai 106 produsen.

Empat perusahaan telah memiliki sertifikat Cara Pembuatan Obat Hewan yang Baik (CPOHB) untuk obat alami, sembilan perusahaan memproduksi farmasetik, delapan perusahaan memproduksi sediaan biologik, satu perusahaan memproduksi bahan baku, dan 35 perusahaan memproduksi premiks.

“Obat alami di Indonesia sangat melimpah, selain karena AGP dilarang di Indonesia, penggunaan obat herbal seperti sudah menjadi budaya,” jelas Ria.

Namun begitu, ia mengingatkan agar peternak tetap menggunakan obat hewan herbal yang resmi yang sudah tersertifikasi di Kementan. Sebab obat herbal yang tersertifikasi dan melalui serangkaian uji, serta terbukti secara ilmiah dapat memberikan khasiat. Tak lupa Ria juga mengimbau agar produsen dan distributor obat hewan untuk melakukan registrasi terlebih dahulu sebelum menjual produknya di pasaran. Ia dan segenap pejabat di Kementan telah berkomitmen untuk mempermudah alur registrasi obat hewan herbal.

Sisi Bisnis Obat Herbal
Tidak bisa dipungkiri sisi bisnis juga bergairah dengan tumbuhnya pasar obat herbal untuk hewan di Tanah Air. Pengembangan produk herbal untuk hewan telah lama dijalankan oleh produsen obat hewan Indonesia. PT Medion Farma Jaya adalah satu diantara banyak produsen yang mengembangkan produknya secara progresif.

Medion mulai meluncurkan produk herbalnya sejak 2012, jauh sebelum pemerintah memutuskan palarangan penggunaan  AGP dalam pakan ternak. Pemasaran produk herbal tersebut dilatarbelakangi tren di banyak negara maju, seperti di Benua Biru dan Amerika Serikat yang sudah mulai melarang penggunaan antibiotic.

Corporate Communications & Marketing Distribution Director PT Medion Farma Jaya, Peter Yan, saat dihubungi Infovet mengakui bahwa penjualan produk herbal meningkat tajam dari 2017 hingga 2019, atau semenjak diberlakukannya pelarangan AGP pada 2018, dengan segmentasi konsumen lebih banyak digunakan pada ayam broiler.

Meskipun begitu bisnis tidak selalu berjalan mulus, Peter mengaku menemui berbagai kendala yang dihadapi Medion. Kendala mengenai ketersediaan bahan baku, standardisasi bahan baku dan registrasi.

Peter mengatakan bahwa sekitar 70% bahan baku untuk produk herbal didapatkan dari produksi dalam negeri, sisanya berasal dari impor. Hal ini disebabkan masih terbatasnya kajian ilmiah dari bahan baku yang digunakan tersebut. Selain itu, ketersediaan bahan baku dari dalam negeri belum sepenuhnya mampu mencukupi permintaan, sehingga impor terpaksa dilakukan.

Tantangan ini mengharuskan Peter dan timnya bekerja ekstra untuk mengekstrak dan menguji bahan baku secara mandiri. Faktor ini pula yang turut andil dalam memperpanjang masa pengembangan maupun produksi dari produk herbal yang dimiliki Medion.

Hal senada juga diungkapkan oleh Drh Akhmad Harris Priyadi dari ASOHI. Dirinya mengungkapkan, perlu ada kolaborasi dari tiga pilar untuk pengembangan produk herbal dan minyak esensial.

“Perguruan tinggi, swasta dan pemerintah harus berkolaborasi memajukan produk herbal, sehingga peternak bisa mendapatkan manfaat. Jadi, pengembangan produk herbal ini seperti proyek keroyokan, tapi semuanya dapat memetik manfaat,” kata Harris.

Pemerintah sebagai pemangku kebijakan menurut Harris, harus memberikan bantuan berupa dana maupun teknis kepada pihak lain yang mengembangkan sediaan herbal dan minyak esensial. Pengembangan produk herbal untuk sektor perunggasan di Indonesia memang masih memerlukan usaha dari berbagai pihak secara sistematik. Hal ini membutuhkan waktu lama, namun jika semua pihak terlibat berkeinginan kuat, maka Indonesia akan menjadi negara terdepan dalam riset maupun produksi produk herbal perunggasan untuk pasar di dalam maupun luar negeri.

Mengenai tren dari pasar imbuhan pakan, termasuk di dalamnya sediaan herbal atau fitogenik, dalam suatu webinar Drh Ahmad Wahyudin selaku Product Manager Kemin Asia Pasifik, menyebutkan total market size industri imbuhan pakan di seluruh dunia pada 2012 mencapai sekitar US$15 triliun dan diperkirakan akan tumbuh lebih besar pada 2020-2025. Ahmad mengatakan bahwa adoption rate dari feed additive fitogenic di indonesia sebesar 50%.

“Kami memperkirakan bahwa market size fitogenic feed additive di Indonesia sebesar US$17 juta. Angka yang cukup besar untuk diseriusi,” kata dia.

Berdasarkan analisis SWOT yang dipaparkan Ahmad, salah satu peluang tumbuhnya fitogenik di Indonesia yaitu kesadaran masyarakat terhadap bahaya residu antibiotik dan kesadaran akan pencemaran lingkungan.

Sementara, tantangan yang dihadapi yaitu keraguan konsumen akan efikasi sediaan fitogenik bagi ternak, harga dari sediaan fitogenik yang tidak terjangkau dan riset untuk pemanfaatan sumber daya.

“Indonesia memiliki sumber daya yang melimpah untuk dijadikan produk fitogenik, namun kelemahannya yaitu dari segi teknologi dan riset belum memadai,” tukasnya.

Ditulis oleh:
Drh Cholillurahman
Redaksi Majalah Infovet

HALAL BIHALAL DAN VET GATHERING PDHI JABAR 2


Halal Bihalal PDHI Cabang Jawa Barat 2 Memperkokoh Silaturahmi Antar Anggota
(Foto : Afdi)

Bertempat di Ruang Mulia Grand Ballroom, Hotel Bigland Bogor, Sabtu 18 Mei 2024 lalu telah diselenggarakan kegiatan Halal Bihalal dan Vet Gathering bagi anggota Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Jawa Barat 2.

Acara tersebut dihadiri oleh 157 peserta yang terdiri atas anggota PDHI Cabang Jawa Barat 2. Selain itu hadir juga tamu undangan yakni Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI), Perhimpunan Istri Dokter Hewan Indonesia (PIDHI), Lansia Veteriner, serta institusi dan stakeholder lainnya.

Pelaksanaan Halal Bihalal dan Vet Gathering bertujuan sebagai momentum silaturahmi bagi anggota PDHI Cabang Jawa Barat 2 pasca hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah. Selain itu juga diadakan seminar mengenai perizinan praktik dokter hewan di wilayah kerja PDHI Cabang Jawa Barat 2.

Seminar tersebut difasilitasi oleh narasumber dari Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Bogor dan DPMPTSP Kota Bogor sebagai dinas pengampu urusan perizinan. Dimana dalam seminar tersebut para peserta dapat beratanya dan melakukan pengaduan terkait masalah perizinan praktik dokter hewan di daerah lingkup PDHI Cabang Jawa barat 2. (Afdi)


PENYEBAB AYAM KURUS TAPI BANYAK MAKAN

Penyebab ayam kurus tapi banyak makan

Apa penyebab ayam kurus tapi banyak makan? Padahal ayam makannya lahap tapi pertambahan bobotnya tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Ayam Cacingan

Meskipun ayam makannya banyak tapi jika di dalam saluran pencernaannya terdapat cacing. Maka nutrisinya akan diserap oleh cacing, sehingga ayam tidak gemuk karena nutrisi yang diserap tubuhnya minim sekali. Bahkan jika ayam diberi pakan berkualitas sekalipun juga tidak begitu membantu pertambahan bobotnya.

Ayam cacingan salah satunya disebabkan oleh kandang yang kotor. Karena itu penting untuk selalu menjaga kebersihan kandang.

Untuk mengatasi ayam cacingan bisa menggunakan obat atau herbal. Patuhi aturan pemberian obat cacing. Sedangkan herbal yang bisa digunakan contohnya adalah daun pepaya.

Jangan lupa juga untuk membersihkan kandang. Agar ayam yang sudah sembuh dari cacingan tidak terserang cacing lagi.

Terlalu Banyak Bergerak

Ketika ayam terlalu banyak bergerak maka makin banyak energi yang dikeluarkan. Hal ini terjadi pada ayam yang dipelihara diumbar tanpa kandang. Bisa juga terjadi pada ayam yang dikandang namun kandangnya terlalu luas. Solusinya diberi kandang yang ideal di mana ayam leluasa bergerak namun tidak berlebihan.

Ayam Sakit

Bisa jadi ayam sedang sakit, sehingga kemampuan mencerna makanan dan menyerap nutrisi berkurang. Sehingga makan banyak sekalipun badannya tetap kurus.

Pakan yang Jelek

Kualitas pakan sangat berpengaruh pada pertumbuhan ayam. Jika ayam diberi pakan yang tidak berkualitas maka akan sulit bobotnya tercapai sesuai target.

Sebaiknya jangan cepat tergiur dengan harga pakan yang murah, teliti dulu apakah kandungan nutrisinya seimbang sesuai kebutuhan ayam. Pakan yang bagus biasanya lebih mahal, namun hasilnya juga akan sepadan.

Pemberian pakan juga bisa berpengaruh, misalnya jadwal pemberian pakan yang tidak teratur. Selain itu penting untuk memberi pakan sesuai dengan fase pertumbuhan ayam.

Faktor Genetik

Jika ayam memang potensi genetiknya misalnya maksimal bobotnya 1 kg. Maka diberi pakan sebagus apapun dan dipelihara sebaik apapun, bobotnya tidak akan melebihi potensi genetiknya.

Sebaliknya ayam yang potensi genetiknya bobotnya bagus juga bisa kurus jika DOC yang digunakan untuk bibit kualitasnya jelek. Misalnya membeli DOC dari pembibit rumahan yang kurang memahami bagaimana menghasilkan DOC yang bagus. Berbeda dengan DOC dari perusahaan pembibitan yang umumnya kontrol kualitasnya bagus.

KICK OFF FAT 2024, FMPI BERIKAN BANTUAN TELUR KEPADA MASYARAKAT BOGOR UNTUK MENCEGAH STUNTING

Penyerahan Bantuan Telur Ayam dari FMPI Kepada Masyarakat Bogor
(Foto : CR)

Festival Ayam dan Telur (FAT) 2024 resmi dimulai. Acara yang digelar rutin oleh Federasi Masyarakat Perunggasan Indonesia (FMPI) tersebut melangsungkan kick - off di pelataran Masjid Al - Kahfi, Kelurahan Curug, Kecamatan Bogor Barat pada 18 Mei 2024. 

Dalam sambutannya Ruri Sarasono selaku pelaksana sekaligus Direktur PT Global Permata Perkasa menyampaikan bahwa kegiatan tersebut rutin dihelat semenjak 2011 yang lalu. Tujuannya tentu saja untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya konsumsi daging dan telur ayam. Selain itu FAT juga dihelat dengan tujuan menekan angka dan mencegah kasus stunting alias kekurangan gizi pada masyarakat Indonesia. 

Yang spesial dalam event FAT di tahun ini adalah stakeholder di perunggasan akan membantu anak - anak penderita stunting di Kelurahan Curug Bogor melalui suplai telur ayam sebanyak 1 ton selama 3 bulan. Kemudian selama itu pula penderita stunting akan dipantau kondisinya, terutama perubahan fisik yang terjadi. 

”Kami ingin kegiatan FAT 2024 ini berdampak dan tepat sasaran yang berdasarkan data, karena itu kami memulai dengan intervensi pemberian telur pada anak penderita stunting di Kelurahan Curug Kota Bogor selama 3 bulan penuh dengan pemberian 2 butir telur per hari atau sekitar 1 ton telur selama 3 bulan” ungkap Ruri," tegas Ruri. 

Ruri melanjutkan, telur ayam dipilih karena merupakan sumber protein hewani yang kaya nutrisi dan memiliki kandungan asam amino yang diperlukan untuk tubuh. Telur juga elatif terjangkau dan mudah didapat dan diolah dalam banyak variasi menu makanan

Bicara mengenai stunting, di Kota Bogor sendiri berdasarkan data dari Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Bogor (DPPKB) pada sejak Agustus 2023 kasus stunting terus menurun. Dari 2363 menjadi 1849 kasus, turun sebanyak 514 kasus atau sekitar 21%, hal tersebut disampaikan oleh PJ Walikota Bogor Hery Antasari dalam sambutannya. 

Dirinya juga berterima kasih serta menyampaikan apresiasinya kepada pelaku usaha perunggasan dalam payung Federasi Masyarakat Perunggasan Indonesia (FMPI).

”Penyelesaian permasalahan serta dampak stunting sangat kompleks. Oleh karenanya pendekatan kolaboratif menjadi kunci dalam upaya menekan prevalansi stunting. Kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat perunggasan yang langsung menyasar objek stunting kami harap bisa ditiru dan dilakukan oleh pelaku usaha dan masyarakat lainnya” papar Hery.

Ia juga menyebut bahwa pencegahan stunting merupakan salah satu aspek penilaian kinerja oleh pemerintah pusat. Dimana diharapkan tiap daerah dapat mencegah serta menurunkan kasus stunting tiap tahunnya, bila perlu dihapuskan atau tidak terjadi sama sekali kasus stunting

"Berdasarkan data yang ada, laju prevalansi stunting di Kota Bogor yang tahun ini ditargetkan turun diangka 14%. Kami punya target besar agar Kota Bogor terbebas alias zero stunting dalam beberapa tahun kedepan. Oleh karenanya kami mengajak untuk pelaku usaha lain untuk berkolaborasi meniru apa yang dilakukan FMPI, kalau kerjasama kita baik, Insya Allah kasus stunting dapat diminimalisir atau dihapuskan secepat mungkin," tutur Hery. 

Selain kegiatan pemberian  bantuantelur pada anak penderita stunting, rangkaian FAT tahun ini direncanakan akan menggelar beberapa kegiatan dalam bentuk edukasi dan sosialisasi pentingnya konsumsi daging ayam dan telur.  Seperti talkshow daging ayam dan telur PentING (pencegah stunting), promosi daging ayam dan telur serta bazzar pangan dan protein hewani. (CR)


ESTONIA MENCETAK REKOR PRODUKSI SUSU BARU

Meskipun para peternak sapi perah di beberapa negara tetangga hampir tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, industri susu Estonia menunjukkan kinerja yang luar biasa.

Pada tahun 2023, Estonia memproduksi 895.000 ton susu mentah, 5% lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Ini merupakan angka tertinggi dalam 31 tahun terakhir, menurut laporan Departemen Statistik Estonia.

“Terakhir kali produksi susu lebih tinggi dari sekarang adalah pada tahun 1992, namun produktivitasnya 3 kali lebih rendah. Kalau 30 tahun lalu 1 ekor sapi menghasilkan 3.500 kg susu per tahun, sekarang rata-ratanya 10.600 kg,” ungkap Anton Kardakov, analis senior Departemen Statistik. Produktivitas rata-rata tahun lalu juga meningkat sebesar 5%.

“Data produksi susu tahun 2023 untuk negara UE lainnya belum dipublikasikan. Dibandingkan dengan data tahun 2022, hasil Estonia pada tahun 2023 akan mengungguli negara-negara termasuk Denmark dan Belanda,” tegas Departemen Statistik.

Jarva county, yang menyumbang 17% produksi susu dan 16% sapi perah di negara ini, merupakan pemimpin dalam hal produktivitas, diperkirakan mencapai 11.200 kg per sapi per tahun.

Peningkatan produktivitas tahunan mencapai 486 kg susu, yang merupakan rekor selama 20 tahun terakhir, menurut para analis. Secara umum, hasil ini dicapai oleh beberapa pemimpin pasar. Misalnya, Kaiu LT, sebuah perusahaan susu terkemuka di Estonia, telah mencapai kinerja rata-rata 14.500 kg susu.

Industri susu Estonia tidak hanya berkembang pesat di dalam negeri namun juga berhasil meraih kesuksesan di kancah global. Pada tahun 2023, negara ini mengekspor sekitar 211.000 ton susu mentah dan krim untuk diproses lebih lanjut, sehingga memperkuat posisinya sebagai eksportir susu yang signifikan di kawasan ini. Perdagangan yang kuat ini menyumbang hampir seperempat pendapatan pertanian Estonia, dengan nilai produk susu yang diproduksi di negara tersebut mencapai €375 juta pada tahun lalu.

Pada tahun 2023, 241.000 ton produk susu diproduksi dari susu mentah yang dibeli di Estonia, termasuk 104.000 ton susu minum, 52.000 ton keju dan keju cottage, 36.000 ton produk susu fermentasi, dan 4.600 ton mentega, menurut Departemen Statistik. Sebagian besar produk susu juga diekspor, terutama ke negara-negara lain di Uni Eropa.

MENGENAL LEBIH DALAM DISINFEKSI KANDANG, BAGIAN PENTING BIOSEKURITI

Drh Ramdhany Iryanto, Sales Area Senior Manager, PT Sehat Cerah Indonesia, saat diwawancara Infovet mengatakan dalam 5 tahun terakhir peternak sudah sangat menyadari pentingnya biosekuriti dalam menunjang performa produksi. Termasuk pentingnya disinfeksi yang menjadi salah satu bagian dari biosekuriti.

“Peternak juga sudah menerapkan program disinfeksi yang cukup baik pada saat kosong kandang maupun pada saat produksi. Namun tetap dibutuhkan edukasi berkala mengenai kandungan disinfektan dan positioning-nya di farm,” kata Ramdhany.

Custom atau Broad Spectrum?

Raymundus Genty Laras, Head of Department – Technical PT Behn Meyer Chemicals, menjelaskan biasanya orang mendefinisikan disinfektan yang bagus artinya produk yang dikehendaki memiliki kemampuan broad spectrum dengan harga yang relatif murah. Namun broad spectrum kandungan bahan aktifnya biasanya lebih dari satu sehingga harganya lebih mahal dari yang mengandung satu bahan aktif saja.

Bila tidak keberatan dengan harga maka disinfektan broad spectrum bisa menjadi pilihan yang bagus. Namun jika memertimbangkan harga, disinfektan custom bisa menjadi pilihan karena disesuaikan dengan infektan yang dihadapi peternak di farm sehingga bisa lebih hemat.

Prosedur pemilihan disinfektan harus dilakukan berdasarkan diagnosa yang layak dan pantas mengenai keadaan farm. Baru kemudian bisa diputuskan untuk memilih produk disinfektan yang sangkil dan mangkus untuk kendala infektan yang dihadapi oleh farm tersebut.

Ada tiga pihak yang terlibat dalam penerapan disinfeksi sehingga didapatkan produk yang tepat. Pertama dokter hewan mendiagnosa infektan jenis apa saja yang ada di kandang. Juga kemungkinan infektan apa saja yang berasal dari lingkungan atau farm tetangga agar bisa menentukan disinfektan yang tepat.

Animal nutritionist/chemist betugas mendiagnosa klimat (suhu dan kelembaban), permukaan bangunan kandang (apakah banyak pori, sedikit pori, atau tidak berpori sama sekali), kualitas air (pH/air sadah, dll), keamanan kandang (vektor hewan, pekerja, logistik), keadaan lingkungan sekitar (sejarah penyakit, pakan, gudang pakan, dll), dan pendalaman terhadap produk (isi, bahan aktif, dll) agar bisa mencari disinfektan yang tepat.

Sedangkan animal production (farm manager/anak kandang/procurement) mendiagnosa di antaranya sapronak, higienisasi  karyawan, dan cost in price atau informasi produk di market agar menemukan disinfektan yang tepat.

Kemudian agar benar-benar mendapatkan disinfektan yang bagus maka bisa dilakukan cross check pada produk.

”Langkah sederhana, menurut saya, bisa dimulai dengan melihat rekomendasi dari DEFRA, sebuah badan pemberi sertifikasi dari UK bagi produk-produk disinfektan yang beredar di dunia saat ini.” Raymundus menjelaskan.

“Kemudian cek juga substansi-substansi bahan aktif di dalamnya. Bila memiliki hanya satu bahan aktif umumnya bersifat specific spectrum (custom), namun bila memiliki sekumpulan substansi bahan aktif maka cenderung tergolong ke dalam broad spectrum disinfectant. Langkah terakhir kenali apakah disinfektan itu tergolong residual atau non residual, agar tidak keliru saat menggunakan produk-produk tersebut.”

Disinfektan adalah Bagian dari Cuci Kandang

Tergantung tantangan infektan yang dihadapi oleh peternak, makin banyak infektan (bakteri, jamur, virus, dll) maka diperlukan lebih dari satu jenis disinfektan. Hal yang penting diingat adalah disinfeksi hanyalah bagian dari cuci kandang.

Menurut Raymundus, langkah-langkah penerapan biosekuriti cuci kandang yang tepat pada tatalaksana budidaya perunggasan, adalah sebagai berikut:

  • Dry clean (sapu ijuk, sapu lidi, kemoceng, kain lap, vacuum cleaner, dsb).
  • Alkaline foaming detergent (kain pel + obat pel, dsb).
  • Rinse (bilas). Setelah dibilas dicek kembali permukaan keringnya, bila ada debu/bahan organik yang masih menempel pada permukaan, maka kembali lakukan bilas ulang.
  • Saluran air minum diberi disinfektan non residual sesuai dosis yang dianjurkan, pastikan bersih dari biofilm juga.
  • Terapkan semprot basah (wet spray) menggunakan non residual disinfektan dengan dosis yang dianjurkan oleh pembuat produk.
  • Terapkan residual disinfektan untuk penutup, bisa juga dilakukan dengan metode thermal fog.

Hal yang harus diingat adalah gunakan non residual disinfektan terlebih dahulu sebelum menerapkan residual disinfektan untuk menghindari resistansi infektan pada kandang.

Residual Chemistry

Raymundus menjelaskan, “Residual chemistry berarti sisa netto atau jumlah bersih bahan aktif atau saya biasanya pakai istilah biosida, yakni chlorine bebas atau chloramine atau chlorine dioxide dan atau ozone yang menjadi residu setelah proses disinfeksi usai dilakukan. Fungsinya tentu untuk memastikan proses reinfeksi menjadi lama untuk terjadi kembali. Hanya saja sisa molekul bebas ini karena sudah menurun dosisnya maka keampuhannya menjadi berkurang seiring waktu, hal inilah yang di kemudian hari mengakibatkan resistensi pada infektan.”

Untuk menangani resistensi infektan Raymundus menyarankan agar mengaplikasikan penggunaan non residual disinfektan sebelum residual disinfektan, tidak boleh terbalik. Dengan cara tersebut, sisa residual akan segera lenyap mengikuti prose lenyapnya non residual saat penerapan disinfeksi di kandang. Kalau langkahnya terbalik, maka akan menimbulkan resistensi pada infektan.

Waktu yang Tepat Melakukan Disinfeksi dan Penanganan Airborne Disease

Pada dasarnya disinfeksi adalah bagian dari biosekuriti. Filosofinya ada tiga saat menerapkan disinfeksi. Yaitu sebisa dan seharus mungkin mengurangi paparan infektan, sebisa dan seharus mungkin mengurangi kontak antara inang/ternak yang dibudidaya dengan infektan, sebisa dan seharus mungkin meningkatkan ketahanan inang terhadap infektan.

Kapan waktu yang tepat untuk menghindari sakit? Tentu dengan selalu menjaga kesehatan. Konsep ini juga berlaku pada peternakan.

Meskipun banyak yang tidak menyarankan, namun bila infektan hadir di masa produksi maka wajib cari dan pilih disinfektan yang aman diterapkan di masa produksi sesuai dosis yang disarankan. Bila tidak menemukan maka harus diingat bahwa vaksinasi, isolasi, karantina, kendali vektor hama, program suplementasi dan adisi juga bagian dari filosofi biosekuriti. Produk disinfektan hanya satu dari sekian senjata yang harus ada dalam konsep filosofi biosekuriti.

Untuk menangani airborne disease disinfeksi bisa diterapkan pada ventilator atau saluran udara kipas dengan catatan ternak sudah kenyang makan dan minum. Bisa juga diterapkan saat aplikasi misting (pengembunan) dengan jarak dua meter di atas ternak, tidak di-misting langsung ke ternaknya. Bisa menggunakan cold cell pad dengan sirkulasi berkesinambungan. Serta bisa menerapkan misting atap alias dari atas kandang dua kali sehari saat ternak terpapar infektan.

Disinfektan Seperti Apa yang Diinginkan Peternak?

“Jika dilihat dari sudut pandang peternak, pasti yang peternak inginkan adalah disinfektan yang aman bagi peternak, ternaknya dan lingkungannya,” jelas Ramdhany.

“Serta aplikasi yang mudah namun sangat efektif, apalagi jika bicara harga yang terjangkau namun efektif peternak pasti sangat suka. Namun jika bicara idealisme secara teori dan praktik ini yang masih harus diedukasikan kepada peternak secara berkala. Dan ini menjadi tugas kita semua sebagai stake holder di dunia peternakan.”

Produk-produk disinfektan yang beredar saat ini sudah banyak yang ramah lingkungan dan aman bagi penggunanya. Salah satunya adalah produk yang didistribusikan oleh SCI yaitu Neogen® Viroxide Super. (NDV)

KENAPA AYAM KANIBAL DAN CARA MENGATASINYA

Kanibalisme ayam memang merupakan sifat alami dari ayam agar bisa bertahan hidup. Namun ayam kanibal di peternakan akan menjadi masalah.

Ayam akan saling mematuk dengan ayam lain dan bahkan memakan telurnya sendiri. Sehingga sering didapati ayam yang kanibal tubuhnya luka-luka. Di sisi lain telur akan rusak sehingga mengurangi produktivitas.

Kenapa ayam kanibal? Ada beberapa penyebab mengapa ayam kanibal dan cara mengatasinya, yaitu berikut ini:

Kepadatan Tinggi

Jika kepadatan ayam dalam kandang tinggi maka suhu meningkat. Ayam akan berusaha mendapatkan tempat yang nyaman yang suhunya lebih rendah dan bisa berebut satu sama lain. Ketika berebut ayam akan saling mematuk untuk mengusir dan mencegah ayam lain mendapatkan tempat tersebut.

Cara mengatasinya lakukan penjarangan sehingga tercapai jumlah ideal ayam per meter perseginya. Maka ayam akan lebih nyaman hidup di bagian kandang manapun.

Umur Tidak Seragam

Ayam yang lebih dewasa biasanya cenderung menyerang ayam yang lebih muda. Karena itu sebaiknya ayam dipisah berdasarkan umurnya agar lebih seragam. Selain menghindari kanibalisme juga menghindari dominasi yang bisa mengakibatkan ayam muda kesulitan mendapatkan makan dan minum.

Suhu Kandang Terlalu Tinggi

Sehingga ayam terkena heat stress dan mereka mengatasinya salah satunya dengan berebut mencari tempat yang nyaman. Penyebab suhu kandang tinggi selain kepadatan juga bisa karena ventilasi yang buruk, jumlah kipas kurang, dsb. Cara mengatasinya jaga agar suhu dan kelembaban kandang selalu sesuai dengan kebutuhan ayam sehingga ayam selalu nyaman.

Ayam Kekurangan Mineral

Akibatnya pada ayam broiler akan mematuk pial, bulu, dan jari kaki ayam lainnya untuk mendapatkan tambahan kalsium. Dalam kasus yang parah kanibalisme ini bisa menyebabkan kematian. Sedangkan pada ayam petelur akan mematuk telur untuk mendapatkan tambahan kalsium.

Cara mengatasinya beri ayam pakan dan minum sesuai kebutuhan, baik jumlahnya maupun nutrisinya yang seimbang.

Tempat Makan dan Minum Tidak Mencukupi

Baik jumlahnya maupun persebarannya. Sehingga memicu ayam untuk berebut dan berkelahi saling mematuk memperebutkan akses ke tempat makan dan minum. Cara mengatasinya tentu dengan menyediakan tempat makan dan minum yang cukup dan diletakkan merata di seluruh kandang.

Terkena Parasit

Parasit yang ada di tubuh ayam seperti pinjal, kutu, dan sejenisnya akan membuat ayam terasa gatal tubuhnya. Sehingga dia akan mematuki tubuhnya sendiri dan bisa hingga berdarah. Solusinya jaga kebersihan dan biosekuriti, jika ayam terlanjur terkena parasit konsultasikan pada ahli untuk dicarikan solusi mungkin dengan pengobatan, disinfeksi dan semacamnya.

Faktor Genetik

Jika induk ayam bersifat kanibal maka kemungkinan sifatnya itu bisa menurun pada anak-anaknya. Faktor genetik ini berbeda dari satu kelompok dengan kelompok lain dari strain ayam yang sama, apalagi jika strain-nya berbeda. Cara mengatasinya adalah melakukan manajemen peternakan yang baik dan menjaga kandang selalu nyaman bagi ayam.

Jadwal Pemberian Pakan

Pemberian pakan yang tidak teratur waktunya bisa berpotensi membuat ayam menjadi kanibal. Salah satu sebabnya karena ayam bisa kelaparan, kekurangan nutrisi akibat jadwal makan yang berantakan. Solusinya tentu berikan ayam makan dan minum secara teratur sesuai rekomendasi ahli.

Selain beberapa solusi di atas juga ada cara lain untuk mengatasi dan mencegah ayam kanibal. Yatu potong paruh (debeaking), paruh ayam dipotong sedikit agar tidak melukai ayam lain ketika mematuk.

Debeaking juga untuk efisiensi pakan, dimana ayam makannya menjadi tidak berceceran pakannya. Lakukan debeaking dengan panduan ahli baik kapan waktunya dan seberapa paruh yang dipotong.

QATAR MENGOLAH LIMBAH MAKANAN UNTUK MENGURANGI KETERGANTUNGAN PADA PAKAN IMPOR

Sekelompok ilmuwan Qatar meluncurkan teknologi pengolahan sisa makanan, seperti buah-buahan dan sayuran, menjadi protein mikroba untuk industri pakan. Proyek ini merupakan secercah harapan bagi negara ini, yang sedang mencari cara untuk mengurangi ketergantungan pada pakan impor untuk industri peternakan yang sedang berkembang.

Dr Kashif Rasool, ilmuwan keberlanjutan dan lingkungan di Institut Penelitian Lingkungan dan Energi Qatar dan salah satu penggagas proyek menyatakan bahwa Qatar sangat membutuhkan sumber protein yang lebih berkelanjutan dan hemat biaya untuk produksi pakan ternak.

Dia menyatakan bahwa hampir sepertiga produk pangan dalam rantai pasokan global rusak sebelum sampai di meja bea cukai. Studi menunjukkan bahwa jumlah makanan yang dibuang oleh negara-negara kaya setara dengan total produksi pangan di Afrika dan Afrika Sub-Sahara.

Teknologi tersebut, yang pengembangannya didanai oleh Kementerian Kota dan Dana Penelitian Nasional Qatar, bertujuan untuk merevolusi praktik pengelolaan sampah dengan mengubah sampah organik menjadi pakan protein, katanya.

Solusi yang dikembangkan melibatkan penggunaan biogas sebagai substrat untuk fermentasi mikroba, mengubah biometana menjadi protein mikroba. Para ilmuwan belum memberikan rincian tambahan tentang teknologi mereka, termasuk jenis bakteri yang akan mereka gunakan.

“Dengan menggunakan metana sebagai bahan baku produksi protein mikroba, pendekatan ini mengatasi emisi dari pertanian dan menyediakan sumber protein yang berkelanjutan dan hemat biaya,” klaim Dr Rasool.

Para ilmuwan mengungkapkan bahwa mereka berencana untuk bekerja dengan masyarakat lokal, perusahaan dan pemangku kepentingan di sepanjang rantai nilai untuk menyelesaikan teknologi dan meluncurkan penggunaan industri, tanpa memberikan kerangka waktu yang konkret.

Karena langkanya sumber air dan lahan kering, Qatar mengimpor 90% makanannya. Negara ini telah lama berjuang untuk menurunkan angka ini. Negara ini memperkenalkan Program Ketahanan Pangan Nasional Qatar pada tahun 2009 dengan tujuan meningkatkan swasembada dari 10% menjadi 70% pada tahun 2023. Ambisi diturunkan menjadi 40-60% pada edisi berikutnya dari rencana tersebut, namun target tersebut pun tidak tercapai. .

Dr Rasool juga menekankan bahwa proyek ini merupakan teknologi paling menjanjikan bagi industri pakan di Qatar.

Dr Fares Al-Momani, profesor teknik kimia di Universitas Qatar dan salah satu penggagas proyek tersebut, mengatakan bahwa hasil uji coba pertama cukup menjanjikan. Teknologi tersebut terbukti efektif dalam memproduksi bioprotein dari campuran limbah pertanian, antara lain buah-buahan dan sayuran busuk.

“Protein mikroba adalah sumber protein berkualitas tinggi yang mudah dicerna dan mengandung semua asam amino esensial yang dibutuhkan hewan, yang berkontribusi terhadap peningkatan kesehatan dan kesejahteraan mereka, sehingga menghasilkan produktivitas dan profitabilitas yang lebih baik,” kata Dr Fares Al-Momani.

DINAS TPHP PROVINSI KALTENG TURUT MERIAHKAN KALTENG EXPO 2024

Sekretaris Dinas TPHP bersama Tim Dinas TPHP menjelang acara pembukaan

Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah (TPHP) turut serta memeriahkan Kalteng Expo Tahun 2024, melalui Pameran Produk-Produk Unggulan Daerah. Produk-produk unggulan ini dapat dilihat di stand Dinas TPHP pada area pameran Kalteng Expo di Jalan Temanggung Tilung, Palangka Raya mulai 11-15 Mei 2024. Kalteng Expo ini dibuka secara resmi oleh Wakil Gubernur Kalimantan Tengah H Edy Pratowo dan juga dihadiri oleh Sekda Prov Kalteng H Nuryakin.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menggelar Kalteng Expo yang merupakan agenda rutin tahunan dalam rangka memeriahkan Hari Jadi Provinsi Kalimantan Tengah ke-67 tahun. Kegiatan ini juga sekaligus upaya mendukung Program Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) dan Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI), serta sebagai ajang promosi dan informasi peluang investasi bagi komoditas unggulan daerah Kalimantan Tengah.

Kepala Dinas TPHP Prov. Kalteng Hj. Sunarti saat ditemui di sela-sela kegiatan pameran, Minggu (12/5/2024) menyampaikan bahwa keikutsertaan Dinas TPHP pada event Kalteng Expo tahun ini bukan hanya sekedar ikut rutinitas tahunan saja.

“Kami menampilkan tema Pertanian Tangguh, Maju, Mandiri dan Modern yang menampilkan produk-produk pertanian modern di Kalimantan Tengah,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Tanaman Hortikultura Dinas TPHP Prov. Kalteng, selaku koordinator Kalteng Expo dari Dinas TPHP Mukti Aji mengatakan bahwa produk-produk yang ditampilkan di stand adalah produk unggul dan bisa dibeli oleh pengunjung. Produk tersebut antara lain produk tanaman pangan (aneka beras); produk hortikultura (buah-buahan dan sayuran); produk peternakan (telur segar ayam ras dan telur asin), dan ragam produk lainnya.

“Untuk  produk yang dipajang di stan pameran kami, harganya lebih rendah dari harga pasar dan hanya berlaku selama pameran berlangsung. Kami juga menyediakan banyak sekali doorprize spesial yang akan kami undi pada saat malam penutupan,” pungkasnya.

Sumber: https://mmc.kalteng.go.id/berita/read/43554/dinas-tphp-prov-kalteng-turut-meriahkan-kalteng-expo-tahun-2024

RAPAT KOORDINASI LALU LINTAS TERNAK JELANG HARI RAYA IDUL ADHA 2024

Jumat, 26 April 2024, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB, Muhamad Riadi, SP, M.Ec.Dev menghadiri Rapat Koordinasi Lalu Lintas Ternak Jelang Hari Raya Idul Adha Tahun 2024 yang dilaksanakan di Ruang Rapat Anggrek Kantor Gubernur NTB, yang dibuka langsung oleh Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi NTB, Ibnu Salim, SH, MSi, CGCAE.

Rapat koordinasi ini bertujuan untuk menyamakan persepsi atau pemahaman yang sama terkait persyaratan lalu lintas ternak, untuk mengantisipasi penumpukan truck/tronton sebagai dampak pengiriman ternak dari Kabupaten/Kota di NTB ke wilayah Jabodetabek jelang hari raya Idul Adha tahun 2024, pemanfaatan Pelabuhan Lembar dan Gili Mas serta ketersediaan moda transportasi (kapal angkut) di kedua pelabuhan.

Sumber: https://disnakkeswan.ntbprov.go.id/rapat-koordinasi-lalu-lintas-ternak-jelang-hari-raya-idul-adha-tahun-2024/

PAKAR UGM BAGIKAN TIPS MENYIMPAN DAN MENGOLAH DAGING KURBAN

Idul Adha identik dengan daging kurban, baik itu daging sapi maupun kambing. Namun demikian, sampai saat ini masih banyak masyarakat yang melakukan kesalahan dalam menyimpan dan mengolah daging kurban tersebut.

Wakil Ketua Halal Center UGM, Ir Nanung Danar Dono SPt, MP, PhD, IPM, ASEAN Eng, mengatakan daging kurban harus segera dimasak atau disimpan setelah lepas dari tubuh, karena semakin lama dibiarkan akan semakin banyak mikroba hidup dan tumbuh di dalam daging tersebut.

“Jangan sampai mikroba tumbuh dalam daging sehingga segera masak atau simpan,”papar Nanung, Kamis (9/5).

Nanung mengingatkan ketika menyimpan daging kurban kualitasnya harus tetap dijaga. Caranya jika kotor segera cuci dengan air bersih dan segera dimasak. Jika kondisi daging masih bersih tidak perlu dicuci dan langsung bisa disimpan. Selain itu, saat menyimpan daging kurban diharapkan dipotong kecil-kecil terlebih dulu dan masukkan dalam plastik bening ukuran 1 kg.

“Jangan langsung memasukan daging dalam freezer. Biarkan transit dulu dalam kulkas 12-24 jam terlebih dulu,” kata dosen Fakultas Peternakan UGM ini.

Teknik Thawing

Thawing adalah proses atau usaha mengembalikan keempukan daging yang telah beku. Lalu, bagaimana proses thawing dengan benar?

Berikut tipsnya:

  1. Jangan memasak daging beku yang baru keluar dari freezer.
  2. Biarkan daging tetap utuh di dalam plastik pembungkusnya.
  3. Letakkan daging di bawah air kran (pada suhu normal).
  4. Jika sudah kembali empuk buka kantung, cuci bersih daging dan bilas beberaapa kali hingga daging benar-benar bersih.

Nanung juga mengingatkan agar masyarakat benar-benar jeli ketika memilih hewan kurban. Selain memilih hewan kurban yang sehat, masyarakat diimbau untuk tidak membeli hewan kurban yang dipelihara di tempat pembuangan sampah. “Waspadai mengonsumsi limbah logam berat,” pesan Nanung. (Sumber: Humas Fapet UGM)

SAMBUT IDUL ADHA 1445 H, KETERSEDIAAN HEWAN KURBAN DI LAMONGAN AMAN

Menjelang Idul Adha 1445 Hijriah, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lamongan menyatakan ketersediaan hewan kurban di Lamongan aman. Tidak hanya ketersediaan, kesehatan hewan kurban juga dinyatakan aman.

“Ketersediaan hewan kurban tahun ini dinyatakan aman. Yangmana perhitungannya ialah mengacu pada kebutuhan kurban pada tahun lalu yakni 2023,” tutur Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lamongan Shofiah Nurhayati, Senin (13/5) di Kantor Dinkeswan Lamongan.

Tercatat pada tahun 2024 populasi sapi di Kabupaten Lamongan ada 96.632 ekor. Dari jumlah tersebut, terdapat sapi yang siap untuk dipotong (dewasa, jantan, memenuhi kriteria kesehatan) sebanyak 8.074 ekor, dengan cadangan 3.234 ekor. Begitupun pada populasi kambing ada 94.635 ekor, sedangkan jumlah kambing yang siap dipotong ada 15.772 ekor dengan 1.276 ekor cadangan. Sedangkan populasi domba di Lamongan ada 70.238 ekor, dari jumlah tersebut terdapat 11 ribu ekor yang siap dipotong.

“Karena ketersediaan kita mengacu pada jumlah kebutuhan tahun lalu, maka jumlah ketersediaan kita berikan cadangan. Seperti kebutuhan kambing tahun lalu ada 14.490 ekor, tahun ini kita sediakan 15.772 ekor. Adapun cadangannya sejumlah 1.278 ekor, yangmana cadangan tersebut akan didistribusikan ke daerah lain seperti Gresik, Surabaya, dan Sidoarjo,” jelas Shofi.

Untuk menjamin kualitas kesehatan hewan kurban, tim lapangan dari Dinas Kesehatan Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lamongan sudah melakukan tindakan vaksinasi sejak Januari 2024 lalu. Hingga bulan Mei 2024, capaian vaksinasi pada ternak di Lamongan sudah mencapai 89 persen atau 86.700.

“Tim lapangan sudah bergerak sejak Januari lalu untuk memberikan vaksin pada ternak di Lamongan. Diharapkan dengan tindakan tersebut dapat meminimalisir terjadinya penyakit pada ternak jelang Idul Adha dan kerugian peternak,” kata Shofi.

Shofi menambahkan, selain pemberian vaksinasi, upaya menjamin kualitas kesehatan hewan kurban di Lamongan juga diwujudkan melalui pemberian disinfektan di dua pasar hewan yang ada di Lamongan. Dalam pelaksanaan upaya ini bekerjasama dengan pusat kesehatan hewan.

“Puskeswan ini bertugas untuk membantu peternak yang ada di pasar hewan untuk melakukan penyemprotan disinfektan hingga pengaduan kondisi ternak,” tambahnya.

Untuk memudahkan pembeli hewan kurban, Dinkeswan Kabupaten Lamongan telah menyediakan aplikasi Si Sapi. Melalui aplikasi ini, calon pembeli dapat memilih hewan kurban dan langsung terhubung dengan seluruh peternak yang ada di Kabupaten Lamongan. Tentu hewan kurban yang tersedia di Si Sapi sudah memenuhi standar kesehatan yang ditetapkan. (Sumber: https://lamongankab.go.id/beranda/portal/post/15394)

WAJIB IKUT! PELATIHAN PPJTOH ANGKATAN XXVI

Permentan 15 tahun 2021 menyebutkan bahwa Perusahaan Obat Hewan WAJIB mempunyai PJTOH (Penanggung Jawab Teknis Obat Hewan) yang bersertifikat. Perusahaan obat hewan yang dimaksud meliputi produsen, importir, eksportir, distributor, feedmill yang menggunakan obat hewan, pengecer (petshop, poultry shop, apotek veteriner, toko/depo obat hewan). Untuk itu Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) bekerja sama dengan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan akan mengadakan Pelatihan Penanggung Jawab Teknis Obat Hewan (PPJTOH) Bersertifikat  Angkatan XXVI di Surabaya.

🗓️ Selasa-Rabu , 21 - 22 Mei 2024

🕣 07.30 – 17.00 WIB

🏢 Hybrid form Mercure Gran Mirama Surabaya Jawa Timur 

🆔 Pendaftaran klik https://bit.ly/daftarppjtohXXVI

Materi pelatihan

  1. Peraturan perundang-undangan, Pakan, Karantina, PPNS
  2. Bahasan teknis : Biologik, Farmasetik, Premix
  3. Pemahaman etika dan organisasi. 

Narasumber

  1. Direktur Kesehatan Hewan
  2. Direktur Pakan
  3. Direktur Tindakan Karantina Hewan
  4. Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan 
  5. Koordinator Substansi Pengawasan Obat Hewan
  6. Prof Budi Tangendjaja
  7. Prof Widya Asmara
  8. Ketua Umum ASOHI
  9. dll

Jika ada yang kurang jelas hubungi https://wa.me/6287778296375 (Mariyam, GITA EO)

PROFESOR BISNIS DARI BRASIL SAMBANGI AYAM KAMPUNG ANDALAS

Profesor Douglas Yamashita (kedua dari kiri), Bersama Tim Ayam Kampung Andalas
(Foto : Roni)

Ayam Kampung Andalas salah satu startup yang bergerak di bidang perunggasan menerima tamu istimewa di markasnya yang berlokasi di Kabupaten Bogor Senin (13/5) yang lalu . Kali ini yang datang adalah Prof Douglas Yamashita yang merupakan pimpinan dari Business For Transformation Indonesia (B4T). Prof Douglas datang dalam rangka persiapan program sosial entrepreneurship, dimana dalam waktu dekat, Ayam Kampung Andalas akan berkolaborasi dengan B4T Indonesia. 

Social entrepreneurship atau kewirausahaan sosial adalah sebuah konsep bisnis yang tidak hanya mengejar profit tetapi juga bagaimana suatu bisnis berdampak nyata pada masyarakat dan lingkungan. Istilah kerennya 3P (people, planet, profit). Nantinya Ayam Kampung Andalas akan diberikan mentoring bisnis, oleh B4T.

Bagaimana konsep social entrepreneurship bisa diterapkan secara efektif di tengah lingkungan bisnis yang tidak pasti, naik turun, dan persaingan yang tidak sehat? Untuk itulah Ayam Kampung Andalas mencoba bekerjasama dengan B4T yang sudah berpengalaman puluhan tahun di beberapa negara seperti di dua benua yakni Afrika dan Asia (Malaysia, Myanmar).

Pendiri Ayam Kampung Andalas Febroni Purba mengatakan bahwa dirinya dan timnya mau terlibat dalam program ini juga bukan soal untuk keren-kerenan saja.

"Hari ini banyak konsumen sudah lebih sadar terhadap produk-produk yang dihasilkan. Banyak masyarakat di media sosial peduli apakah produk itu benar-benar memberikan dampak lingkungan dan sosial di sekitar?," katanya.

"Produk kami menyasar masyarakat kelas menengah atas. Kami ingin produk yang kami tawarkan ini benar-benar berdampak bagi sosial dan lingkungan," imbuhnya.

Di tempat yang sama, Prof Douglas mengemukakan bahwa B4T akan memberikan mentoring bisnis kepada Ayam Kampung Andalas yang bertujuan untuk memberikan keuntungan finansial. Tidak hanya itu, B4T juga akan mendampingi agar bisa memberikan dampak bagi lingkungan dan sosial. 

"Kami berharap ada dampak yang nyata nantinya misalnya, menjadikan produk peternakan yang ramah lingkungan, dan memberikan kesejahteraan bagi peternak-peternak sekitar yang berafiliasi dengan Ayam Kampung Andalas," ujarnya.(INF)

DR DRH AKBAR YASIN MP, HARUMKAN NAMA BBIB SINGOSARI DENGAN DEDIKASI

Dr Drh Akbar Yasin MP 

Mengukir prestasi dalam hidup diperlukan kerja keras serta dedikasi. Walau jalan terjal harus dilalui, tidak menyurutkan semangat Dr Drh Akbar Yasin MP untuk mengharumkan nama Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari.

Prestasi demi prestasi pun diraih BBIB Singosari, di antaranya penghargaan Perak dalam Anugerah SNI Award 2023 pada 16 November 2023. Kemudian BBIB Singosari juga meraih Juara I Website dan Juara II PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi) Kementerian Pertanian (Kementan) di tahun yang sama.

Drh Akbar Yasin MP dilantik pada 13 Januari 2023 sebagai Kepala BBIB Singosari. Pria kelahiran Sape, Bima, Nusa Tenggara Barat ini berprinsip bekerja memberikan yang terbaik untuk bangsa serta mengedepankan humanisme.

“Sosok pemimpin tidak hanya memiliki kualitas kepemimpinan, tetapi juga harus berjiwa sosial,” kata Akbar saat berbincang bersama Infovet.

Doktor lulusan Universitas Hasanuddin ini menjabarkan bahwa selain pengetahuan yang cukup tentang kepemimpinan antara lain integritas, kejujuran, kedisiplinan, semangat kerja, dan keteladanan, pemimpin juga diharapkan memiliki visi kepemimpinan yang kuat, punya jejaring internal maupun eksternal, hingga bisa mengayomi seluruh pegawai yang dipimpin.

Perjalanan Karir
Dokter hewan adalah profesi yang didambakan Akbar sejak kecil. Pada 1994, ayah tiga anak ini mendapatkan kesempatan masuk IPB melalui jalur USMI (Undangan Siswa Masuk IPB) atau jalur prestasi.

Lulus profesi dokter hewan di 2002, Akbar melanjutkan pendidikan S2 di Fakultas Ekonomi dan Manajamen IPB Jurusan Manajemen Pembangunan Daerah dan lulus pada 2011.

Kemudian ia mengawali karir CPNS di Inspektorat Jenderal, melalui perjalanan yang cukup panjang sampai memperoleh amanah sebagai Kepala BBIB Singosari.

Akbar pernah bertanggung jawab sebagai Kepala Subbagian Fasilitas Anggaran di Biro Perencanaan Kementan, Kasubag Administrasi Anggaran II Biro Perencanaan, Kepala Subbagian Pemantauan dan Evaluasi II Biro Perencanaan, Kepala Subbagian Evaluasi dan Pelaporan II di Biro Perencanaan, Kepala Subbidang Data Statistik Peternakan dan Perkebunan di Pusdatin Kementan, serta Kepala Bagian Anggaran di Biro Perencanaan.

Pria kelahiran 3 November 1975 ini kemudian melanjutkan dengan pendidikan S3 di Universitas Hassanudin Makassar, Jurusan Studi Pembangunan yang diselesaikan pada 2023 dengan lama pendidikan Doktor 2,5 tahun.

Strategi Swasembada Daging
BBIB Singosari punya peran penting dalam mengembangkan sektor peternakan sapi, sebagai upaya mendukung ketahanan pangan Tanah Air.

Lebih lanjut dijelaskan Akbar yaitu mengenai strategi swasembada daging melalui pengembangan semen beku sexing. Arah kebijakan ini adalah turunan dari visi BBIB Singosari yaitu terwujudnya pusat unggulan benih ternak dan layanan BLU inovatif secara berkelanjutan untuk mendukung peternakan Indonesia yang Maju, Mandiri, dan Modern.

Salah satu misi balai untuk mewujudkan visi tersebut adalah meningkatkan sumber daya dan teknologi benih ternak yang modern dan berkelanjutan.

Adapun program prioritas balai antara lain peningkatan produksi semen beku sexing, peningkatan kualitas produk dengan menerapkan standar ISO 17025, ISO 90001, ISO 37001, dan ISO 45001. Digitalisasi pelayanan BBIB Singosari juga menjadi keunggulan, replacement pejantan unggul, dan pemetaan DNA genomik pada pejantan.

“Produksi semen beku sapi lokal secara kuantitas mencukupi kebutuhan nasional seperti sapi Bali, PO, Aceh, Donggala, Madura, Brahman,” imbuhnya.

Menurutnya, BBIB Singosari mengerahkan berbagai upaya dalam mendukung tercapainya swasembada daging sapi di Tanah Air. Khususnya mengembangkan potensi sapi lokal dengan peningkatan produksinya.

“Wabah penyakit mulut dan kuku menjadi pemicu penurunan populasi sapi nasional, terutama pada sapi perah. Melalui penggunaan semen beku sexing sapi perah, diharapkan dapat meningkatkan jumlah angka kelahiran ternak betina yang akan digunakan sebagai akseptor untuk meningkatkan percepatan populasi ternak sapi perah nasional,” terang Akbar.

Balai yang berlokasi di Kecamatan Singosari, Malang ini telah memproduksi lebih dari 50 juta dosis semen beku dan disebarkan ke seluruh Indonesia. Dengan asumsi bahwa nilai keberhasilan inseminasi buatan (IB) 2 dosis per kebuntingan, maka berperan dalam menghasilkan 25 juta pedet.

“Melihat jumlah kelahiran tersebut, kami memiliki peran sentral dalam penambahan jumlah populasi ternak di Indonesia yang diikuti peningkatan kesejahteraan peternak,” ujarnya.

Kancah Internasional
Peran BBIB Singosari di kancah internasional yaitu sebagai implementing agencies di bidang IB untuk negara-negara berkembang dalam lingkup Kerjasama Selatan Selatan Triangular (KSST) sejak 2013 hingga sekarang.

Melatih lebih dari 300 peserta yang berasal dari 22 negara dan mengirimkan tenaga ahli ke delapan negara yaitu Jepang, Prancis, Kazakhstan, Myanmar, Kambodja, Kyrgyzstan, Suriname, dan Timor Leste.

Selain itu, menjalin kerja sama dengan Universitas Brawijaya dan Koperasi Agro Niaga (KAN) Jabung terkait pengembangan semen beku sexing pada sapi perah, guna membangkitkan kembali peternakan sapi di Tanah Air.

Dalam masa mendatang, Akbar mengungkapkan akan ada kegiatan pengembangan Singosari Artificial Insemination Technology Center yang masih dalam tahap perencanaan untuk direalisasikan di 2025 mendatang. “Rencana pelaksanaan di 2025 di antaranya pembangunan pusat pengembangan IB, stasiun IB, dan laboratorium modern,” pungkasnya.

Ditulis oleh:
Nunung Dwi Verawati
Redaksi Majalah Infovet

INVESTIGASI PAKAN SETELAH KASUS BSE DI SKOTLANDIA

Pengawasan rutin dan tindakan pengendalian yang ketat menghasilkan penemuan kasus klasik Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE) di sebuah peternakan di Ayrshire, Skotlandia minggu lalu.

Pemerintah Skotlandia mengatakan pembatasan pergerakan sebagai tindakan pencegahan telah diberlakukan di lokasi yang terkena dampak. Pembatasan ini juga mencakup hewan yang pernah melakukan kontak dengan kasus ini. Ini berarti bahwa 3 peternakan – peternakan asal hewan tersebut dan 2 peternakan lainnya dimana hewan memiliki akses terhadap pakan yang sama – berada dalam pembatasan.

Investigasi lebih lanjut untuk mengidentifikasi asal penyakit ini sedang berlangsung dan Pemerintah Skotlandia dengan cepat menekankan bahwa hewan tersebut tidak masuk dalam rantai makanan manusia, dan Food Standards Scotland mengonfirmasi bahwa tidak ada risiko terhadap kesehatan manusia.

Chief Veterinary Officer Sheila Voas mengatakan deteksi cepat ini adalah bukti bahwa sistem pengawasan di negara tersebut berfungsi dengan baik, “Kami bekerjasama dengan Badan Kesehatan Hewan dan Tumbuhan serta mitra lainnya untuk mengidentifikasi dari mana penyakit itu berasal. Saya ingin meyakinkan para peternak dan masyarakat bahwa risiko yang terkait dengan kasus terisolasi ini sangat kecil.”

TIONGKOK SEMAKIN BERGANTUNG PADA UNGGAS RUSIA

Rusia berhasil masuk ke dalam 3 besar pemasok daging unggas terbesar di pasar Tiongkok pada tahun 2023. Pencapaian ini diperkirakan akan membuka jalan bagi peningkatan volume yang besar di tahun-tahun mendatang, menandai perubahan signifikan dalam dinamika perdagangan unggas global.

Rusia menyumbang 10,5% dari impor unggas Tiongkok tahun lalu, diperkirakan mendekati 1,2 juta ton, Agroexport, sebuah lembaga Rusia yang memfasilitasi ekspor pertanian, melaporkan, mengutip data dari pemerintah Tiongkok.

Tiongkok telah menjadi pasar penting bagi eksportir unggas Rusia dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2023, 56% dari seluruh pengiriman ke negara-negara di luar wilayah pasca-Soviet ditujukan ke Tiongkok, menurut Persatuan Peternak Unggas Rusia. Hal ini menggarisbawahi pentingnya strategis pasar Tiongkok bagi industri unggas Rusia.

Maraknya unggas Rusia di pasar Tiongkok selanjutnya dipicu oleh penurunan pangsa pasar pemasok Amerika. Daria Podymova, kepala departemen perdagangan luar negeri di Persatuan Peternak Unggas Rusia, mencatat bahwa perusahaan-perusahaan Rusia berhasil memakan pangsa pasar yang dulunya milik pemasok AS. Pergeseran ini sebagian besar disebabkan oleh penurunan penjualan unggas Amerika ke Tiongkok sebesar 29,6% setelah serangkaian wabah flu burung yang sangat patogen.

INDONESIA INTERNASIONAL CAT CONFERENCE 2024 SUKSES DIGELAR UNTUK PERTAMA KALINYA

Indonesia International Cat Conference & Exhibition 2024 Sukses Digelar

Indonesia International Cat Conference & Exhibition 2024 (IICCE 2024) sukses digelar pada 11 - 12 Mei 2024 yang lalu di Smesco Convention Center, Jakarta Selatan. Acara tersebut merupakan salah satu event akbar internasional yang diinisiasi oleh PDHI yang berkolaborasi dengan event organizer PT Karya Inovasi Asia.

Acara tersebut merupakan sebuah konferensi akbar yang dihadiri oleh kurang lebih 350 orang dokter hewan baik lokal maupun mancanegara terutama dari kawasan Asia Tenggara seperti Malaysia, Brunei, dan Filipina. Acara tersebut membahas mengenai aspek medis kucing dengan tema All About Feline Disease and Medicine.

Perdana di Indonesia

Disampaikan oleh Ketua Umum PDHI Drh Muhammad Munawaroh dalam sambutannya, bahwasanya acara ini merupakan acara konferensi kucing berskala internasional yang pertama kali digelar di Indonesia. 

Dirinya menyebut bahwa kucing merupakan hewan peliharaan yang dominan dimiliki oleh orang indonesia. Berdasarkan hasil survey yang ia lakukan sebanyak 75% hewan pemeliharaan yang dimiliki oleh orang Indonesia adalah kucing. 

"Saya bertanya kepada kolega dokter hewan dari Sabang sampai Merauke, yang paling banyak datang berobat ke dokter hewan itu dominan kucing, lalu anjing, baru hewan - hewan lainnya," kata Munawaroh.

Ia melanjutkan bahwa sebagai negara dengan masyarakat mayoritas muslim tentunya kucing akan lebih banyak dipilih daripada anjing atau hewan lainnya. Sehingga menurutnya dokter hewan di Indonesia tentunya harus tahu banyak dan menguasai betul mengenai aspek - aspek medis dari hewan berkaki empat tersebut. 

"Tentunya acara ini digelar untuk meningkatkan kompetensi kolega se-profesi dibidang penyakit kucing dan aspek lainnya. Diharapkan IICC 2024 ini dapat memberi banyak manfaat untuk kolega kita baik secara lokal maupun internasional," tutur dia.

Manfaat Bagi Profesi dan Organisasi

Munawaroh juga menjelaskan bahwasanya IICC 2024 juga dapat terlaksana karena upaya yang apik dari semua stakeholder yakni PDHI, PT Karya Inovasi Asia, dan juga para sponsor. Menurutnya ini menjadi bukti bahwa Dokter Hewan Indonesia mampu menggelar konferensi sekelas internasional. 

"Awalnya saya melihat kok dokter hewan kita seneng banget ya pergi ke luar negeri menghadiri konferensi ini - itu, kenapa kita enggak buat sendiri saja?, akhirnya saya coba gulirkan wacana dan ide, dan sampai akhirnya ini tercapai dengan peserta yang melebihi target, Alhamdulillah," tukasnya. 

Dalam acara tersebut hadir beberapa pembicara dokter hewan baik dari dalam maupun luar negeri yang bisa dibilang bukan kaleng - kaleng. Nama - nama seperti Drh Cucu Kartini, Prof Drh Deni Noviana, Drh Herisman Hernadi merupakan nama yang sudah tak asing ditelinga para dokter hewan praktisi hewan kecil nasional. 

Selain itu acara menjadi semakin semarak dengan kehadiran narasumber seperti Dr Natasha Lee yang berasal dari Malaysia dan telah malang melintang di dunia internasional akan expertise nya di bidang medis kucing. Selain itu ada juga dokter hewan diaspora yang menempuh pendidikan, menetap, dan bekerja di Australia yakni Dr Wiliana Basuki. Kesemua narasumber memberikan presentasi berupa pengalaman, studi kasus, dan berbagai aspek lainnya yang tentunya menarik bagi para peserta dan menambah wawasan mereka. 

Selain itu kata Munawaroh acara ini cukup berkontribusi positif dalam mensupport organisasi PDHI secara finansial. Dengan begitu selain menambah wawasan para kolega, terselenggaranya acara ini juga semakin memantapkan PDHI sebagai organisasi profesi yang profesional dan mandiri. 

"Kedepannya mungkin kami akan coba arrange acara yang sama, mungkin kali ini untuk hewan anjing. Insya Allah kalau tidak ada kendala, di bulan Oktober tahun ini acara serupa yang mendalami anjing akan kami gelar, mohon do'a dan dukungannya," tutup Munawaroh. (CR)


CENGKRAMAN IB DI PERUNGGASAN

Gejala pada kasus IB varian saat dilakukan bedah bangkai terlihat adanya timbunan cairan di dalam oviduk. (Foto: Dok. Romindo)

Di tiga bulan terakhir sebanyak 14% kasus infectious bronchitis (IB) ditangani oleh tim lapangan PT Romindo Primavetcom dan ini merupakan kasus viral terbanyak kedua setelah kasus newcastle disease (ND).

Penyakit ini menimbulkan kerugian sangat besar bagi peternak, dimana penyakit ini menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas telur, serta pertumbuhan ayam terganggu. Penyakit IB merupakan penyakit saluran pernapasan atas dan urogenital pada ayam yang bersifat akut dan menular (KING dan CAVANAGH, 1991).

Pada anak ayam umur kurang dari enam minggu dapat menyebabkan kematian dengan tingkat mortalitas 10-30% (HOFSTAD, 1984), dan ditandai dengan gejala pernapasan seperti sesak napas, bersin-bersin, ngorok, serta menyebabkan pertumbuhan badan terhambat (DAVELAAR et al., 1986).

Pada ayam periode bertelur, penyakit IB dapat menyebabkan penurunan produksi hingga mencapai 60% dalam kurun waktu 6-7 minggu dan selalu disertai dengan penurunan mutu telur berupa bentuk telur tak teratur, kerabang telur lunak, dan albumin cair (HOFSTAD, 1984; DAVELAAR et al., 1986; MUNEER et al., 1986; CHUBB, 1988).

Etiologi dari penyakit IB disebabkan oleh virus yang termasuk ke dalam famili Coronaviridae dan hanya memiliki satu genus, yaitu Coronavirus (MURPHY dan KINGSBURY, 1990). Virus IB memiliki banyak serotipe (HOPKINS, 1974; DARBYSHIRE et al., 1979; HOFSTAD, 1984). Virus IB berbentuk pleomorphic, memiliki envelop (selaput luar) dengan diameter 90-200 nm, serta memiliki asam inti berutas tunggal asam ribonukleat (RNA) dengan berat molekul 8 x 106 Base pair (Bp) dan asam polyadenylic pada ujung 3’ (KING dan CAVANAGH, 1991).

Pada partikel virus IB ditemukan tiga macam protein struktural, yaitu protein nucleocapsid (N) yang berhubungan dekat dengan viral RNA, glikoprotein membran (M), dan glikoprotein spike (S) yang terletak pada permukaan virion dan terdapat dalam dua subunit S1 dan S2 (JACKWOOD et al., 1997; IGNJATOVIC et al., 1997). Sub unit S1 mengandung epitope yang spesifik serotipe dan bertanggung jawab dalam menetralisasi (GALLAGHER et al., 1990). Protein S1, S2 , M, dan N merupakan antigen yang dapat menimbulkan respons antibodi pada tubuh ayam yang terinfeksi (KING dan CAVANAGH).

Berdasarkan sifat kimia dan fisiknya, virus IB sangat labil dan sensitif terhadap bahan-bahan yang bersifat lipolitik (seperti ether dan chlorofrom), panas, dan berbagai bahan disinfektan (OTSUKI et al., 1979). Virus IB umumnya dapat diinaktif dengan menempatkannya pada suhu 56° C selama 15 menit dan 45° C selama 90 menit. Virus lebih lama bertahan pada pH 11 daripada pH 3 (ALEXANDER dan COLLINS, 1975).

Ayam yang terinfeksi virus dalam organ dapat terpelihara dengan baik dalam 50% gliserin NaCl physiologis. Sifat yang demikian memungkinkan pengiriman sampel ke laboratorium tanpa pendingin (HOFSTAD, 1984). Isolat virus IB dapat bertahan selama beberapa tahun bila disimpan pada suhu -30° C (HOFSTAD, 1984).

Faktor-faktor yang mendukung kejadian kasus IB di peternakan selama ini meskipun pencegahan dengan vaksinasi sudah dilakukan, namun kasus tetap muncul dikarenakan beberapa hal berikut:... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi April 2024.

Ditulis oleh:
Drh Damar
Technical Department Manager
PT ROMINDO PRIMAVETCOM
Jl. DR Saharjo No. 266, JAKARTA
Telp: 021-8300300

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer