-->

IMBUHAN PAKAN DAN KLASIFIKASINYA

Imbuhan pakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri. (Foto: Istimewa)

Imbuhan pakan berbeda dengan pelengkap pakan. Menurut Kepmen No. 240/Kpts/OT.210/4/2003, imbuhan pakan (feed additive) didefinisikan sebagai suatu zat yang secara alami tidak terdapat dalam pakan, yang tujuan pemakaiannya terutama sebagai pemacu produksi ternak. Sedangkan pelengkap pakan (feed supplement) adalah suatu zat yang secara alami sudah terkandung dalam pakan, tetapi jumlahnya perlu ditingkatkan dengan menambahkannya dalam pakan.

Jadi pelengkap pakan adalah bahan sumber zat gizi yang ditambahkan ke dalam pakan untuk melengkapi kekurangan zat gizi yang ada di dalam pakan. Sebagai contoh asam amino sintetis seperti DL Metionin, vitamin atau mineral mikro (trace element) yang kesemuanya merupakan zat gizi untuk ternak. Sedangkan imbuhan pakan merupakan bahan tambahan dalam pakan (bukan sumber zat gizi), yang berguna meningkatkan pemanfaatan dan penerimaan pakan oleh ternak atau bermanfaat untuk kesehatan/metabolisme ternak/meningkatkan daya guna pakan. Jadi, imbuhan pakan bukan hanya berfungsi sebagai pemacu produksi ternak.

Klasifikasi Imbuhan Pakan
Menurut fungsinya imbuhan pakan dibagi dalam empat kelompok:

1. Imbuhan yang memengaruhi kestabilan pakan, proses produksi pakan dan sifat-sifat pakan. Imbuhan ini ditujukan untuk mempertahankan pakan lebih awet untuk disimpan/tidak cepat mengalami kerusakan. Contohnya bahan pengawet antijamur dan antioksidan. Bahan lainnya yakni imbuhan yang meningkatkan kapasitas/kemampuan dalam produksi pakan, contoh untuk menghasilkan pellet yang lebih baik ditinjau dari kekuatannya, seringkali pabrik pakan menggunakan bahan pengikat pellet untuk meningkatkan nilai PDI (Pellet Durability Index). Disamping itu untuk mengurangi kesusutan produksi karena rendahnya kadar air dalam pakan, pabrik pakan dapat menambahkan imbuhan lain yang dapat meningkatkan kadar air tanpa menimbulkan pengaruh negatif terhadap daya simpan dan bersamaan waktunya mengurangi pemakaian energi karena imbuhan pakan yang ditambahkan mempunyai sifat “pelumas” sehingga proses pemeletan lebih mudah dikerjakan.

2. Imbuhan yang memperbaiki pertumbuhan, efisiensi penggunaan pakan, metabolisme dan penampilan ternak. Dahulu yang termasuk dalam kelompok ini adalah AGP (antibiotic growth promoter) untuk mencegah penyakit bakteri di saluran pencernaan sehingga memperbaiki efisiensi penggunaan pakan. Dengan munculnya aturan pelarangan AGP dalam pakan, maka berbagai alternatif dikembangkan. Disamping itu penggunaan senyawa hormon yang dapat memengaruhi metabolisme dalam tubuh hewan sehingga memengaruhi deposisi protein dan lemak dalam karkas, juga dijual di pasaran dengan tujuan memperbaiki kualitas karkas, seperti mengurangi tebal lemak/meningkatkan otot sehingga karkas lebih memenuhi permintaan konsumen.

3. Imbuhan yang memengaruhi kesehatan ternak. Imbuhan kelompok ini umumnya berupa obat yang digunakan untuk memperbaiki kesehatan ternak, sehingga dapat berproduksi secara optimal. Contoh imbuhan kelompok ini adalah obat koksi dan obat cacing. Penyakit koksi merupakan penyakit umum pada ayam broiler karena bibit penyakitnya (Eimeria sp.) terdapat dimana-mana dan sulit dihilangkan, padahal ayam dipelihara dalam kandang yang tidak dapat steril manakala makan/minum dan pengeluaran kotoran di lokasi yang sama. Oleh karenanya penyakit koksi akan selalu muncul, maka pakan ditambahkan anti-koksi maupun berupa bahan kimia. Selain itu, penambahan obat cacing juga sering dilakukan secara berkala dalam pakan untuk menekan perkembangan parasit ini. Pada pakan untuk pembibitan, obat cacing diberikan terus-menerus agar cacing tidak berkembang dalam usus.

4. Imbuhan yang memengaruhi penerimaan konsumen. Imbuhan jenis ini ditujukan agar konsumen yang mengonsumsi daging, susu, telur mempunyai senyawa yang lebih bermanfaat. Salah satu contoh adalah telur omega yang dihasilkan dari petelur yang pakannya mengandung asam lemak omega 3 tinggi, sehingga omega 3 dapat dipindahkan ke dalam telur dan dapat memenuhi kebutuhan konsumennya. Dalam pemasaran telur juga banyak konsumen yang menghendaki agar kuning telur berwarna kuning cerah sehingga menarik. Untuk menghasilkan telur dengan warna lebih cerah/kuning/sedikit kemerahan, maka di dalam pakan ayam petelur ditambahkan imbuhan pakan alami maupun sintetis yang dapat masuk ke dalam kuning telur sehingga warnanya memikat hati konsumen.

Sifat Imbuhan Pakan
Umumnya imbuhan pakan mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

• Jumlahnya kecil. Imbuhan pakan umumnya diberikan dalam jumlah kecil (5 kg/ton pakan). Pemberian yang terlalu banyak akan menggangu formulasi pakan, karena ruangan formula pakan total hanya 100%, sehingga penambahan imbuhan dalam jumlah besar akan mengurangi pemakaian bahan baku pakan yang umumnya diberikan dalam jumlah besar.

• Hasil sintesa kimia/fermentasi/ekstrak bahan alami. Imbuhan pakan banyak dihasilkan dari proses fermentasi untuk menghasilkan bahan aktif seperti enzim atau mikrobanya itu sendiri sebagai probiotik. Beberapa imbuhan pakan merupakan hasil ekstraksi dari tanaman, dimana bahan aktif tanaman digunakan sebagai imbuhan pakan. Beberapa imbuhan pakan merupakan hasil sintesa bahan kimia seperti antioksidan dan lain sebagainya. Oleh karena itu, imbuhan pakan seharusnya mengandung bahan aktif yang memang memberikan daya guna bagi pakan. Imbuhan pakan yang tidak diketahui bahan aktifnya/komponen utamanya akan sulit didaftarkan dan sulit diterima peternak/pabrik pakan.

Dari Van Der Klis, 2019.

• Bentuknya tepung atau cairan. Karena penggunaan imbuhan pakan adalah dicampur ke dalam ransum, maka untuk memudahkan pencampuran, imbuhan pakan diproduksi dalam bentuk tepung sehingga dapat dicampur dengan premix lain dan dimasukkan ke dalam mixer besar. Kadang kala imbuhan pakan juga diproduksi dalam bentuk cair dan dimasukkan ke dalam mixer dengan cara penyemprotan melalui nozzle.

• Stabil dalam penyimpanan. Untuk dapat digunakan dalam pakan, imbuhan harus mempunyai kestabilan selama penyimpanan sebelum digunakan. Perusahaan imbuhan pakan harus memberikan patokan mengenai penyimpanan.

• Keamanan selama pemakaian. Material Safety Data Sheet (MSDS) harus dikeluarkan oleh pabrik imbuhan pakan karena MSDS memberikan petunjuk mengenai keamanan dan penanggulangan ketika terjadi “kecelakaan” dalam pemakaian/menangani imbuhan pakan tersebut yang ditujukan untuk pekerja.

Keamanan Konsumen
Keamanan pakan merupakan bagian dari keamanan untuk melindungi konsumen, baik pada ternaknya maupun konsumen yang mengonsumsi hasil ternak. Masalah residu akibat ternak diberi pakan yang mengandung imbuhan pakan perlu dibuktikan dengan penelitian. Imbuhan pakan seperti halnya antibiotika bahan aktifnya dapat tersimpan dalam organ ternak, bahkan dapat menimbulkan residu dalam daging, susu maupun telur. Perlu dikemukakan bahwa produk alami dari tanaman juga tidak semuanya aman digunakan. Semua bahan alami dari tanaman juga merupakan bahan kimia yang dapat memengaruhi kesehatan ternak atau manusia yang mengonsumsi hasil ternak. Keamanan imbuhan pakan akan dipengaruhi konsentrasi, lama pemakaian, metabolisme dalam tubuh ternak, bahkan mungkin interaksi dengan bahan lain. Sudah banyak diteliti bahwa suatu senyawa kimia dalam tanaman akan memberi pengaruh positif pada konsentrasi rendah, tetapi ketika konsentrasinya dinaikan menimbulkan efek samping yang tidak dikehendaki.

Untuk mencegah timbulnya efek samping imbuhan pakan pada ternak, maka peraturan pemakaiannya harus diikuti secara ketat. Peraturan biasanya dibuat atas dasar fakta dari penelitian. Di Indonesia peraturan dari Ditjen Produksi Ternak bisa dilihat dalam Ringkasan Imbuhan Pakan edisi II. Apabila ingin mengikuti aturan di Amerika dan Canada bisa dilihat dalam Feed Additive Compendium yang diterbitkan setiap tahun oleh Miller Publ.Co. untuk Eropa, atau Annex. 1 dari Official Journal of the European Economic Community.

Pemakaian Dalam Pakan
Sebelum imbuhan pakan digunakan dalam pembuatan pakan, maka pabrik pakan terlebih dahulu harus mengikuti kaidah-kaidah tertentu seperti Good Manufacturing Practice (GMP) atau Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) beserta traceability-nya. Pedoman cara pembuatan pakan yang baik sudah diatur dalam Kepmentan No 240/Kpts/OT.210?4/2003. Pada prinsipnya Kepmentan atau GMP mengatur berbagai hal berupa bangunan, higiene dan sanitasi, bahan baku, proses pembuatan pakan, pengendalian mutu, audit dan personalia dalam menghasilkan pakan termasuk konsentrat yang bermutu dan memenuhi standar sesuai tujuannya dan melindungi konsumen dari kerugian. Sayangnya Kepmentan No. 240 kurang merinci mengenai proses produksi yang menggunakan imbuhan pakan.

GMP merupakan keharusan dalam menggunakan imbuhan pakan. (Foto: Istimewa)

Dalam membuat peraturan pemakaian imbuhan pakan, maka beberapa informasi di bawah ini sangat diperlukan:

• Uraian produk
• Metode analisis produk
• Stabilitas penyimpanan maupun dalam proses pembuatan pakan
• Resistensi terhadap bakteri
• Penelitian input-output (balance studies), penyerapan dan metabolisme
• Penelitian residu dalam ternak dan produk metabolitnya
• Mekanisme kerja imbuhan pakan (misalnya menghambat sintesa protein atau pembelahan sel dan lain sebagainya)
• Pengaruhnya terhadap lingkungan
• Dosis pemberian
• Kontraindikasi

Informasi tersebut harus disediakan produsen imbuhan pakan ketika bahan tersebut didaftarkan untuk diedarkan. Bagi perusahaan yang akan memproduksi imbuhan pakan dalam negeri, maka segala informasi harus disiapkan. Informasi di atas harus ditunjang dengan data penelitian yang dibuat sesuai dengan metodologi yang bisa dipertanggungjawabkan. ***


Ditulis oleh:
Prof Budi Tangendjaja
Konsultan Nutrisi Ternak Unggas

DARI SINILAH PRODUK IMBUHAN PAKAN BERKUALITAS DIHASILKAN

Foto bersama para peserta Plant Tour 
(Foto : CR)

Penggunaan imbuhan pakan merupakan salah satu elemen penting dalam peningkatan performa ternak dan efisiensi biaya pakan. Selain bahan aktif yang digunakan, aspek kualitas imbuhan pakan juga menjadi faktor penting yang harus diperhatikan.

Salah satu perusahaan produsen imbuhan pakan terkemuka di Indonesia yakni PT Trouw Nutrition Indonesia, mengajak para stakeholder-nya untuk mengunjungi "dapur" produksi mereka di Pasuruan, Jawa Timur. Mulai dari pelanggan, media, dan beberapa pemain penting di industri peternakan dalam kegiatan Plant Tour yang diadakan 26 – 27 Juli 2023 lalu.

Di sana para peserta dapat melihat secara langsung implementasi sistem sertifikasi ISO 22000:2018 oleh SGS, CPOHB dari Kementan, dan FAMI-QS dari DQS CFS GmbH. Perolehan sertifikasi tersebut merupakan sebuah bukti bahwa PT Trouw Nutrition Indonesia telah memiliki sistem feed to food safety yang setara dengan standar internasional dalam pengelolaan keamanan pakan dan ‘Good Manufacturing Practices’ mulai dari pemilihan bahan baku, hingga pengiriman.

Kualitas, Transparansi, dan Ketelusuran Yang Berkesinambungan

Yan Andria selaku Head of Quality and Business Development PT Trouw Nutrition Indonesia mengatakan bahwa dalam rangka memastikan kualitas produk dalam setiap batch produksi, Trouw menerapkan sistem Nutrace®, sistem tersebut merupakan sistem kendali milik Nutreco. 

Bahan baku yang digunakan pun pastinya "bukan kaleng - kaleng" alias tidak sembarangan. Dalam memilih pemasok bahan baku, mereka melakukan evaluasi dan analisa pengujian yang ketat untuk mendapatkan persetujuan dari global tim mereka yang berada di Negeri Kincir Angin, Belanda.

"Selain itu tim kami juga rutin melakukan pengendalian mulai dari bahan baku yang telah dipilih hingga produk jadi dan memiliki tata Kelola risiko jika terdapat temuan atau krisis. Kelebihan dari sistem ini adalah semua terekam pada database kami dan dapat dilakukan penelusuran dengan adanya sistem barcode untuk melakukan penelusuran dan menghindari terjadinya kontaminasi produk," ungkap Yan.

Yan juga menegaskan bahwa semua produk Trouw Nutrition dibuat berdasarkan riset termasuk formulasi dan spesifikasi yang dilakukan di sepuluh fasilias riset yang tersebar di berbagai negara dan bekerja sama dengan ratusan institusi riset di dua puluh sembilan negara. Proses produksi di Indonesia dilakukan keseluruhan secara otomatis dengan sistem produksi yang siap menghadapi era industri 4.0.
Trouw Nutrition didukung SDM dan mesin berteknologi tinggi
(Foto : Trouw)


Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT Trouw Nutrition Indonesia, Wully Wahyuni mengatakan bahwa menjaga kepercayaan konsumen bagi Trouw adalah hal yang sangat penting. Timnya ingin memastikan agar para pelanggan dapat menyaksikan langsung teknologi dan proses produksi imbuhan pakan dan premix di tempatnya. Selain itu, ini merupakan penegasan bahwa Trouw sangat memperhatikan kualitas, presisi dan keamanan dimulai dari penerimaan bahan baku, proses produksi sampai produk diantarkan ke lokasi pelanggan.

"Kami berkomitmen untuk menjaga produk kami sehingga memenuhi standar kualitas internasional dan aman untuk dikonsumsi, tidak hanya bagi ternak tapi juga bagi manusia yang mengonsumsi produk dari ternak tersebut," tutur Wully.

Dukungan Teknis Masterlab

Teknisi Masterlab Trouw melakukan pengujian produk untuk memastikan kualitas
(Foto : CR)

Sebagai upaya maksimal dalam menjamin kualitas produk yang dibutuhkan pelanggan,  Trouw Nutrition Indonesia juga memiliki Masterlab Asia  yang berdiri sejak tahun 2004. Fasilitas tersebut merupakan in-house laboratorium bahan baku pakan dan pakan jadi yang telah memiliki sertifikasi ISO 17025 oleh KAN. Bahkan saat ini Masterlab Asia telah dilengkapi dengan fasilitas uji asam amino yang belum tentu ada di laboratorium sejenis di Indonesia. Jika dulu sampel uji harus dikirim ke luar negeri untuk melakukan uji asam amino, kini  Masterlab Asia sudah bisa melakukannya.

"Masterlab yang kita miliki di Pasuruan ini bisa dibilang versi miniatur dari yang kita miliki di Cibitung. Ini karena yang di Pasuruan kebanyakan dipakai untuk memastikan kualitas produk internal kita saja sementara ini. Mungkin dalam beberapa waktu kedepan, fasilitas yang di Pasuruan ini akan kita upgrade seperti yang di Cibitung," tutur Wully.

Ia melanjutkan bahwa pengujian sampel oleh Masterlab juga merupakan service yang diberikan kepada pelanggan. Hal ini menegaskan sekali lagi bahwa Trouw benar - benar concern akan kepuasan para pelanggannya. 

Selain itu menurut Wully, kedepannya Trouw mungkin juga berencana mengembangkan Masterlab lebih jauh lagi. Misalnya ia menyebut bahwa mungkin kedepannya Masterlab tidak hanya melayani pengujian pakan jadi atau bahan baku pakan, tetapi juga bahan baku pangan dan pangan.

"Kita selalu melihat kesempatan itu, namun itu masih rencana. Yang jelas kapasitas Masterlab kami sangat mampu melakukan itu, namun ini masih sebatas rencana, doakan saja agar kita selalu bisa memberikan yang terbaik," tutupnya (CR).

MIPI BEBERKAN PENGGUNAAN IMBUHAN PAKAN PADA UNGGAS UNTUK TINGKATKAN PRODUKTIVITAS

Seminar MIPI di Indolivestock 2023

Dalam menghadapi perubahan zaman dan mengatasi tantangan terhadap usaha budidaya perunggasan dibutuhkan upaya ekstra. Salah satu upaya yang biasanya dilakukan oleh para peternak adalah dengan memaksimalkan utilisasi dari pakan untuk meningkatkan poduksi dari ternak. Atas daras tersebut, Perkumpulan Masyarakat Ilmu Perunggasan Indonesia (MIPI) menyelenggarakan seminar dengan tema “Imbuhan Pakan Meningkatkan Produktivitas, Efisiensi Penggunaan Pakan dan Mutu Produk Unggas” pada gelaran Indo Livestock Expo and Forum, Jumat (28/7) di Grand City Convex, Surabaya.

Arnold P Sinurat selaku Ketua MIPI – WPSA Indonesia menjelaskan bahwa Kali ini pihaknya ingin membagikan ilmu dari para narasumber ahli di bidang perunggasan berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang sudah mereka alami kepada para peserta seminar yang hadir.

“Oleh karenanya kami mengangkat tema “Imbuhan Pakan Meningkatkan Produktivitas, Efisiensi Penggunaan Pakan dan Mutu Produk Unggas” yang cakupannya cukup luas. Dengan tema ini juga kami berharap supaya bisa memperkaya para peserta seminar dengan pengetahuan yang berkaitan dengan tema yang diusung,” ujarnya.
Sebagai narasumber pertama hadir Darwin Horyanto selaku perwakilan dari Bioproton Pty. Australia yang menjelaskan tentang tema kolonisasi bakteri probiotik basilus untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan. Ia mengatakan bahwa saluran pencernaan dan mikrobiota usus memegang peran penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan dari unggas.
“Studi di Australia menunjukkan bahwa dari jenis pakan yang sama saja akan menghasilkan komunitas mikroflora usus yang berbeda, sehingga pakan menjadi salah satu faktor yang memengaruhi komunitas mikrobiota dari unggas. Tentu kita ingin mikroflora yang berada di dalam usus merupakan mikroflora yang menguntungkan bagi pertumbuhan,” ungkap Darwin.
Selanjutnya, hadir pula Dr Si Trung Tan selaku perwakilan dari Ew Nutrition yang membicarakan mengenai kaitan kualitas telur dengan beberapa faktor. Utamanya Dr Tran membahas mengenai ancaman kontaminasi mikotoksin  yang dapat menurunkan produktivitas dari ayam ras petelur. Sehingga penting bagi para pelaku usaha budidaya petelur memperhatikan kualitas dari pakan yang diberikan kepada ternaknya.
“Mikotoksin dapat menurunkan titer antibodi dari unggas setelah divaksin, selain itu serangan mikotoksin juga dapat memengaruhi kesehatan dengan mengganggu kapasitas penyerapan kalsium dari unggas yang dipelihara,” ungkap Si Trung Tan.
Setelahnya, Rahmad Setiadi dari PT Adisseo menjabarkan terkait penggunaan teknologi analisis bahan baku pakan yang mendalam dalam membuka potensi maksimal dari bahan pakan alternatif. 
“Penggunaan NIR, dan PNE merupakan suatu keharusan untuk memahami variasi dan kualitas dari bahan baku secara presisi, cepat, dan tepat. Tidak hanya proksimat tetapi cakupannya bisa lebih banyak lagi. Penggunaan analisa tersebut juga bisa membantu kita dalam keputusan apakah akan menggunakan bahan baku tersebut atau tidak,” papar Rahmad.
Dirinya menambahkan bahwa dalam versi yang lebih ekstrem, pembeli bahan pakan bisa langsung membuat penialaian apakah bahan pakan tersebut memiliki kualitas yang bagus atau tidak. Kedua, penggunaan enzim yang tepat dapat melepaskan nutrisi yang terperangkap oleh zat antinutrisi sehingga akan meningkatkan kecernaan bahan Pakan. Penggunaan bahan pakan alternatif jika dipadukan dengan enzim tertentu akan mengkompensasikan performa yang kita harapan sekaligus memberikan keuntungan yang diharapkan. (CR)

SENYAWA FITOGENIK ATAU BAHAN HERBAL

Penggunaan senyawa fitogenik berkembang ke peternakan karena pelarangan penggunaan antibiotika pemacu pertumbuhan (AGP) yang memengaruhi kesehatan ternak. (Foto: Istimewa)

Imbuhan pakan berupa senyawa fitogenik atau botanikal merupakan bahan ekstrak tanaman yang ketika ditambahkan dalam pakan dalam jumlah yang disarankan dapat memperbaiki penampilan ternak. Bahan ini berupa hasil ektraksi tanaman obat dalam berbagai bentuk senyawa, baik minyak atsiri (essential oil), ekstrak jamu-jamuan (herbal) atau dari rempah-rempah (spice).

Penggunaan ekstrak tanaman sudah lama dilakukan manusia, baik untuk pengobatan maupun meningkatkan kesehatan tubuh, seperti menaikkan kekebalan (immunity) atau sebagai tonik. Penggunaan senyawa fitogenik berkembang ke peternakan karena pelarangan penggunaan antibiotika pemacu pertumbuhan (AGP) yang memengaruhi kesehatan ternak. Hal ini dimulai dari negara-negara di Eropa yang lebih dulu melarang penggunaan AGP dan membatasi penggunaan antibiotika dalam pemeliharaan ternak, sehingga mencari alternatif yang dapat diperoleh dari alam. Mereka berpikir bahwa penggunaan bahan alami dianggap lebih aman untuk kesehatan dibanding antibiotika yang dapat menimbulkan resistensi, sehingga dikawatirkan nantinya akan berpengaruh terhadap kesehatan manusia.

Jenis Senyawa Fitogenik
Jenis senyawa fitogenik umumnya dari tanaman herbal yang secara tradisional banyak digunakan untuk meningkatkan kesehatan manusia. Kesehatan dalam hal ini tidak hanya untuk pengobatan terhadap suatu penyakit, tetapi juga untuk meningkatkan kecernaan dari makanan atau meningkatkan nafsu makan atau meningkatkan kekebalan tubuh ketika menghadapi perubahan cuaca maupun penyakit.

Awal mulanya jenis senyawa fitogenik pada ternak ditujukan untuk meningkatkan penerimaan konsumen untuk hasil ternak seperti telur. Konsumen menghendaki warna kuning telur yang cerah berwarna kuning sehingga dibuatlah imbuhan pakan dari tanaman yang berisi senyawa karotenoid berupa xantofil (oxygenated carotene) yang diperoleh dari wortel atau bunga marigold atau dari ganggang chlorella. Jenis xantofil yang digunakan berupa lutein yang juga terdapat dalam jagung kuning.

Kendati demikian konsumen juga menghendaki agar warna telur tidak hanya kuning tetapi juga menjadi jingga (oranye), maka ditambahkanlah senyawa astaxantin yang dapat memberikan warna merah. Penggunaan senyawa astaxantin juga banyak digunakan untuk menghasilkan daging ikan atau uadng yang berwarna merah. Disamping karotenoid diperoleh dari tanaman, beberapa perusahaan kimia juga membuat senyawa sintetisnya yang dapat dimasukkan ke dalam pakan.

Selanjutnya, penelitian terus berkembang untuk memanfaatkan senyawa fitogenik sebagai imbuhan pakan yang dapat memberikan pengaruh positif bagi ternak, termasuk perbaikan kualitas pakan.

Secara umum, imbuhan pakan fitogenik dapat dikelompokkan ke dalam:… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi September 2022.

Ditulis oleh:
Prof Budi Tangendjaja
Konsultan Nutrisi Ternak Unggas

MENGGALI LEBIH DALAM POTENSI COPPER HIDROKLORIDA SEBAGAI IMBUHAN PAKAN




Tembaga, atau dalam bahasa inggris disebut dengan copper, yang dalam bahasa latin disebut dengan cuprum (Cu) merupakan salah satu unsur kimia yang namanya sering kita dengar. Nyatanya copper memiliki efek bakterisidal dan fungisidal dalam konsentrasi tertentu sehingga dapat dimanfaatkan sebagai substituen antibiotik pemacu pertumbuhan (AGP) terutama pada ternak monogastrik seperti babi dan unggas.

Hal tersebut dibahas secara mendalam oleh Prof. Hans Stein, peneliti dari Illinois University dan Alice Hibbert Global Program Manager - Trace Mineral Trouw Nutrition dalam sebuah webinar bertajuk "Effect of hydroxy copper chloride on growth performance of monogastric animals" Rabu (28/7) lalu.

Prof. Hans Stein lebih dulu menjabarkan secara detil efek pemberian hidroksi copper klorida sebagai imbuhan pakan pada babi. Dari kacamata nutrisi ternak, copper memiliki beberapa fungsi seperti anitbakteri, sebagai mikronutrien, membantu dalam beberapa reaksi metabolisme, dan sebagai komponen dari metaloenzim (enzim yang berkaitan dengan logam). 

Lebih lanjut dalam presentasinya Prof. Stein menjabarkan berbagai hasil penelitian yang dilakukan oleh timnya pada babi. Dimana copper dalam bentuk sediaan hidroksi copper klorida teruji dan terbukti dapat meningkatkan performa pertumbuhan, meningkatkan kecernaan nutrisi, meningkatkan performa bakteri baik pada saluran cerna, dan berfungsi dalam metabolisme lemak. 

"Intinya copper ini memiliki potensi yang jika diberikan dalam ransum babi dalam jumlah yang tepat, main goal -nya adalah copper dapat membantu dalam meningkatkan kesehatan saluran cerna dan meningkatkan performa sistem imun babi," tukas Prof Stein.

Senada dengan Prof Stei, Alice Hibbert juga menjbarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh timnya di berbagai negara terkait efek copper sebagai imbuhan pakan pada ayam. Ia mengatakan bahwa ayam merupakan sumber protein hewani terbanyak yang dikonsumsi oleh manusia di dunia.

Selain itu Alice juga menyinggung mengenai isu Antimicrobial Resisstance yang sudah mendunia dimana kita tahu bahwa salah satu penyebabnya adalah penggunaan antibiotik yang kurang terkontrol di sektor peternakan, terutama ayam.

Oleh karenanya Alice mengatakan bahwa copper dapat menjadi bahan alternatif dalam mengurangi penggunaan antibiotik baik sebagai growth promoter maupun medikasi. Hal ini bukan tanpa alasan, karena dalam beberapa hasil penelitian yang dijabarkan oleh Alice, copper dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen pada unggas seperti C. perfringens, S. enteritidis, dan S. gallinarum.

"Kami juga sudah membandingkan penggunaan copper vs AGP (BMD) pada ayam, dan hasilnya penggunaan hidroksi copper klorida bisa berefek sama bahkan lebih baik dari BMD, selain itu cost yang dikeluarkan lebih rendah, dan yang terpenting performa juga tetap terjaga," tutur Alice. (CR)


TENTANG TAMBAHAN PAKAN TERNAK

Beberapa jenis imbuhan pakan yang diberikan pada ternak. (Foto: Istimewa)

Feed additive (imbuhan pakan) merupakan suatu bahan yang dicampurkan ke dalam pakan yang dapat mempengaruhi kesehatan, produktivitas, maupun keadaan gizi ternak, meskipun bahan tersebut bukan untuk mencukupi kebutuhan zat gizi (Adams, 2000).

Feed additive merupakan bahan makanan pelengkap yang dipakai sebagai sumber penyedia vitamin-vitamin, mineral-mineral dan/atau juga antibiotika (Anggorodi, 1985). Fungsi feed additive adalah untuk menambah vitamin, mineral dan antibiotika dalam ransum, menjaga dan mempertahankan kesehatan tubuh terhadap serangan penyakit dan pengaruh stres, merangsang pertumbuhan badan (pertumbuhan daging menjadi baik) dan menambah nafsu makan, meningkatkan produksi daging maupun telur.

Sedangkan feed supplement (pakan tambahan), merupakan bahan pakan tambahan yang berupa zat-zat nutrisi, terutama zat nutrisi mikro, seperti vitamin, mineral atau asam amino. (Drh Hermawan Prihatno).

A. Enzim

Enzim merupakan senyawa protein yang berfungsi sebagai katalisator untuk mempercepat reaksi pemecahan senyawa-senyawa yang komplek menjadi sederhana. Saat ini telah terindentifikasi lebih kurang 3.000 enzim. Walaupun dalam tubuh makhluk hidup enzim dapat diproduksi sendiri sesuai kebutuhan, penambahan enzim pada pakan kadang kala masih dibutuhkan. Hal ini disebabkan beberapa faktor seperti anti-nutrisi faktor pada bahan pakan (lectins dan trypsin inhibitor), rendahnya efesiensi kecernaan bahan pakan dan tidak tersedianya enzim tertentu dalam tubuh ternak. Xylanase dan ß-glucanase adalah contoh enzim yang digunakan pada ternak monogastrik untuk meningkatkan daya cerna ternak. Rendahnya kemampuan ternak muda untuk mencerna protein pada kacang kedele (glycin dan ß-conglycinin) dapat diatasi dengan penambahan enzim protease.

Jenis-jenis Enzim dalam Industri Pakan Ternak

Terdapat empat tipe enzim yang mendominasi pasar pakan ternak saat ini, yaitu enzim untuk memecah serat, protein, pati dan asam fitat (Sheppi, 2001).

1. Enzim Pemecah Serat

Keterbatasan utama dari pencernaan hewan monogastrik adalah bahwa hewan-hewan tersebut tidak memproduksi enzim untuk mencerna serat. Pada ransum makanan ternak yang terbuat dari gandum, barley, rye atau triticale (sereal viscous utama), proporsi terbesar dari serat ini adalah arabinoxylan dan ß-glucan yang larut dan tidak larut (White et al., 1983; Bedford dan Classen, 1992 diacu oleh Sheppy, 2001). Serat yang dapat larut dan meningkatkan viskositas isi intestin yang kecil, mengganggu pencernaan nutrisi dan karena itu menurunkan pertumbuhan hewan.

Kandungan serat pada gandum dan barley sangat bervariasi tergantung pada varitasnya, tempat tumbuh, kondisi iklim dan lain-lain. Hal ini dapat menyebabkan… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi September 2020 (MAS-AHD)


PILAH-PILIH IMBUHAN PAKAN TERBAIK

(Sumber: ru.all.biz)

Pada industri peternakan, pakan memegang peranan sangat penting, disamping aspek manajemen lainnya. Hal ini dikarenakan biaya pakan merupakan komponen terbesar, yakni 60-70% dari keseluruhan biaya produksi. Untuk itulah berbagai upaya telah dilakukan oleh para ahli nutrisi termasuk juga nutrisionist serta peternak guna meningkatkan efisiensi pemakaian pakan, dengan menggunakan berbagai jenis bahan baku pakan, premiks, pelengkap pakan (feed supplement) dan imbuhan pakan (feed additive) untuk pembuatan pakan jadinya.

Dengan pesatnya perkembangan teknologi, saat ini tersedia berbagai macam jenis pelengkap dan imbuhan pakan di pasaran yang dapat digunakan untuk saling melengkapi dalam menyediakan masing-masing zat gizi yang dibutuhkan ternak.

Pelengkap pakan (feed supplement) merupakan bahan pakan yang digunakan dalam jumlah kecil untuk melengkapi ransum ternak dalam rangka pencapaian target kandungan zat gizi, yaitu asam amino dan protein, mineral, multi vitamin dan lemak beserta turunannya.

Imbuhan pakan (feed additive) merupakan bahan pakan yang ditambahkan ke dalam pakan tetapi bukan merupakan sumber gizi, sehingga tidak bisa dipakai untuk menggantikan zat gizi pakan.

Imbuhan pakan berdasarkan Permentan No. 14/2017 termasuk dalam sediaan premiks, yang pemberiannya dicampurkan ke dalam pakan atau air minum dengan dosis dan penggunaan yang harus bermutu, aman dan berkhasiat.

Imbuhan pakan bukan merupakan bahan yang terdapat dalam pakan dan tidak mengandung zat gizi atau nutrisi (nutrient), namun apabila ditambahkan dalam pakan, akan memperbaiki kualitas pakan dan dapat meningkatkan efisiensi dari pakan, sehingga dapat meningkatkan produksi ternak. Imbuhan pakan seharusnya ditambahkan dalam jumlah kecil (<5 kg/ton), karena apabila dimasukkan dalam jumlah besar akan mendesak “ruangan” (space) dalam formulasi pakan. Perlu diingat bahwa dalam membuat formula pakan, total formula harus 100% sehingga penggunaan suatu imbuhan yang tinggi misalnya lebih dari 1% akan mengurangi bahan baku utama sehingga turut menurunkan fleksibilitas dalam menyusun formula.

Pemilihan imbuhan pakan bisa didasarkan pada… (Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi September 2020)


Oleh: Drh MG. Juniarti,

Technical Department Manager, PT ROMINDO PRIMAVETCOM

ASPEK EKONOMIS IMBUHAN PAKAN

Perlu dilakukan perhitungan matematis yang tepat dalam formulasi pakan beserta penggunaan feed additive. (Foto: Istimewa)

Bicara penggunaan feed additive konsumen tentu akan dihadapkan pada aspek fungsi dan ekonomisnya. Beragam alasan penggunaan feed additive dilontarkan, walaupun begitu ujung-ujungnya biaya yang berbicara

Siapa yang tidak ingin ternaknya sehat, produktif dan memiliki performa baik? Tentunya semua peternak dan pembudidaya dari segi komersil penggemukan maupun pembibitan menginginkan hal tersebut. 

Masalahnya tantangan di sektor peternakan unggas makin banyak dan persaingan di dalam dan luar negeri kian ketat. Intinya siapa pun yang paling efisien, dipastikan akan keluar sebagai pemenang dalam persaingan ini.

Lalu apa hubungannya dengan feed additive? Sebagaimana diketahui bahwa meskipun penggunaannya relatif sedikit dalam ransum, feed additive memiliki beberapa fungsi:

1. Mempengaruhi kestabilan pakan, proses produksi pakan dan sifat pakan

2. Memperbaiki pertumbuhan, efisiensi penggunaan pakan, metabolisme dan penampilan ternak

3. Mempengaruhi kesehatan ternak

4. Mempengaruhi penerimaan konsumen terhadap produk ternak (mempengaruhi warna kaki, kuning telur, kerabang telur, kandungan gizi telur)

Penggunaan feed additive sendiri tentunya akan berbanding lurus dengan cost. Semakin banyak feed additive yang digunakan, semakin ternama dan bagus pula kualitasnya, tentunya cost yang dikeluarkan akan semakin tinggi. Untuk itu perlu dilakukan perhitungan matematis yang tepat dalam formulasi pakan beserta penggunaan feed additive¬-nya.

Mencari Solusi Terbaik

Guru Besar Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Prof Nahrowi, mengatakan bahwa semakin zaman berkembang, maka semakin banyak pula ide dan inovasi yang muncul. Demikian pula dengan sediaan-sediaan feed additive yang ada di pasaran.

Namun begitu di Indonesia menurut Nahrowi, tren yang berkembang adalah penggunaan produk yang bisa menjadikan suatu ransum lebih efisien dalam penggunaan bahan baku pakan, terutama jagung dan kedelai sebagai sumber energi dan protein.

“Kita tahu kalau jagung dan kedelai (SBM) di Indonesia bisa dibilang kehadirannya semi gaib, harganya pun juga fluktuatif dan kita cenderung tergantung akan impor kedelai. Nah dengan adanya problem ini produk yang bisa memaksimalkan utilisasi penggunaan bahan baku akan laris manis di Indonesia,” kata Nahrowi.

Ia memberi mencontohkan produk enzim, di Indonesia penggunaan enzim dalam pakan sepertinya sudah menjadi suatu keniscayaan dalam mengatasi fluktuasi harga dan ketersediaan bahan baku. Sebut saja enzim yang sering digunakan yakni β-Manannase, β-glucanase, Xylanase, Protease dan lain sebagainya yang digunakan dalam memaksimalkan nutrien yang ada pada bahan baku.

“Kalau saya lihat kebanyakan formulasi di Indonesia itu corn-soy, proteinnya dari kedelai, energinya dari jagung. Di dalam kedelai ada zat namanya mannan yang jumlahnya lumayan tinggi tetapi tidak bisa digunakan oleh ayam secara endogen, jadi ditambahkanlah enzim β-Manannase yang dapat mengurai mannan menjadi MOS (Mannan Oligo Saccharida) dan energi. Kemarin pas langka jagung disubstitusi dengan tepung gandum, padahal gandum memiliki kandungan xylan tinggi, jadi mau tidak mau pakai enzim xylanase buat mengurainya, ini sebagian contoh efisiensi,” ungkap dia.

Contoh manfaat lain dari feed additive adalah bisa digunakannya… (Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi September 2020) (CR)

Sinkroniasi Pakan dan Imbuhannya

Pakan menjadi kebutuhan utama ternak yang dituntut
harus memiliki kualitas dan kuantitas yang baik. (Foto: huffingtonpost.com)
Semua mahluk hidup butuh makan, termasuk hewan ternak. Pakan merupakan kebutuhan utama hewan ternak, pakan harus mengandung nilai gizi yang seimbang agar mampu menunjang performa ternak tetap prima. Dari sisi lain, dalam suatu formulasi pakan terdapat zat additif di dalamnya, bagaimanakah mereka bersinkronisasi menjadi pakan dengan kualitas terbaik?.

Biaya terbesar dari suatu usaha peternakan berasal dari pakan, apapun jenis peternakannya biaya pakan biasanya mencapai lebih dari 60% total keseluruhan harga produksi. Jika ditelisik lebih dalam, pakan ternak zaman old mungkin hanya berupa rumput (ruminansia dan kuda) serta jagung (unggas). Namun, ketika era industrialisasi peternakan dimulai, banyak bermunculan pabrik pakan yang memproduksi beragam pakan ternak dengan klaim produk terbaik.

Seiring dengan kemajuan teknologi dan zaman, teknik dan formulasi pakan pun ikut berkembang. Jenis imbuhan pakan dewasa ini juga semakin beragam, namun imbuhan pakan secara garis besar digunakan untuk tujuan membantu meningkatkan pertumbuhan dan/atau produksi, mencegah serangan penyakit dan meningkatkan pemanfaatan pakan/nutrisi. Hingga titik ini, puluhan bahkan ratusan perusahaan baik produsen maupun distributor feed additive masih berlomba-lomba unjuk gigi dalam menyediakan berbagai jenis imbuhan pakan dengan keunggulan masing-masing.

Berbagai Macam Rupa dan Fungsi
Peternak mana yang tidak kenal imbuhan pakan? Sepertinya tidak ada. Setiap peternak kini sudah pasti tahu apa itu imbuhan pakan. Secara garis besar dalam ilmu nutrisi dan teknologi pakan, terdapat dua jenis imbuhan pakan, yakni feed additive dan feed suplement.

Feed additive merupakan zat tambahan yang belum terdapat dalam kandungan bahan baku ransum, biasanya feed additive bersifat non-nutritif (bukan termasuk zat nutrisi). Contohnya ialah antibiotik imbuhan pakan (Antibiotic Growth Promoters/AGP), enzim, antioksidan, toxin binder dan lain-lain. Peran feed additive dalam pakan tergantung dari jenis kandungan zat additive-nya.

Sedangkan feed suplement adalah bahan pakan tambahan yang berupa zat-zat nutrisi yang sebenarnya sudah ada pada kandungan bahan baku ransum, feed supplement biasanya terdiri atas zat nutrisi mikro seperti vitamin, mineral atau asam amino. Penambahan feed supplement dalam pakan berfungsi untuk melengkapi atau meningkatkan ketersediaan zat nutrisi mikro yang seringkali kandungannya dalam pakan kurang atau tidak sesuai standar.

Menurut Prof Nahrowi dari Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, baik feed additive maupun feed supplement komposisinya di dalam ransum tidaklah banyak. “Mungkin dalam ransum terutama ayam komposisi imbuhan pakan hanya sekitar 1-3% saja, kalah jauh dibanding bahan baku lainnya,” tutur Nahrowi.

Namun begitu, walaupun sedikit jangan pula mengenyampingkan benefit yang diberikan oleh imbuhan pakan tersebut. “Misalnya AGP, paling berapa sih dosisnya? Sedikit sekali kan kandungannya dalam pakan, tapi bisa lihat dari fungsinya. Lalu kita lihat juga contoh lainnya misalnya enzim yang lagi hits, ẞ-mannanase atau xylanase, dosisnya sedikit kan? Tapi kembali lagi bahwa fungsinya vital mereka itu,” pungkasnya.

Terkait ragam dan fungsi dari imbuhan pakan, Nahrowi berujar, bahwa setiap formulator pasti memiliki “resep” yang berebeda-beda dalam memilih imbuhan pakan karena meracik formulasi ransum juga merupakan salah satu “seni” dalam industri peternakan.

Dalam memilih imbuhan pakan yang tepat banyak faktor yang harus dipertimbangkan oleh seorang formulator. Formulator dari PT Gold Coin Indonesia, Sahera Nofyangtri, punya beberapa kiat dalam memilih imbuhan pakan dalam formulasinya. Pertama ia menyebutkan yakni efisien, hal ini penting karena dalam sebuah Teknik formulasi pakan selain menghasilkan pakan dengan kualitas yang baik, harganya pun harus murah agar terjangkau oleh peternak.

“Maksudnya efisien bukan dari harga, tetapi dari value sebuah produk, jadi kalau harga murah namun si produk tadi tidak memiliki value-nya buat apa? Memang kita selalu berpacu dengan cost, tapi kualitas juga tidak bisa dianggap remeh,” kata Sahera.

Kedua ia selalu menyesuaikan imbuhan pakan yang digunakan dengan bahan baku. Contohnya, ketika harga bahan baku (terutama jagung dan kedelai) naik, jika penggunaannya dikurangi atau disubtitusi dengan bahan baku lain nilai gizinya akan berubah, maka hendaknya di sinilah penggunaan enzim seperti ẞ-mannanase digunakan. “Walaupun di zaman now memang enzim ini sudah dipakai, namun itu hanya sebagai contoh saja,” ucapnya.

Ketiga legal, teruji dan terbukti. “Ini mungkin aspek standar ya, tapi penting. Legalitas itu penting, bukti dan hasil uji juga penting. Jadi jangan nantinya cuma beli produk karena beli klaim terbaik-terbaik aja tapi pas dipakai hasilnya hancur-hancuran,” katanya.

Ia menegaskan, sebelum menggunakan suatu produk imbuhan pakan secara komersil, sebaiknya dilakukan trial terlebih dahulu agar bisa diketahui seberapa jauh imbuhan pakan berpengaruh dan baik potensinya... *** (CR)


Selengkapnya baca Majalah Infovet edisi Juni 2018.

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

ARTIKEL POPULER BULAN INI

ARTIKEL POPULER TAHUN INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer