Klasifikasi Imbuhan Pakan
Menurut fungsinya imbuhan pakan dibagi dalam empat kelompok:
1. Imbuhan yang memengaruhi kestabilan pakan, proses produksi pakan dan sifat-sifat pakan. Imbuhan ini ditujukan untuk mempertahankan pakan lebih awet untuk disimpan/tidak cepat mengalami kerusakan. Contohnya bahan pengawet antijamur dan antioksidan. Bahan lainnya yakni imbuhan yang meningkatkan kapasitas/kemampuan dalam produksi pakan, contoh untuk menghasilkan pellet yang lebih baik ditinjau dari kekuatannya, seringkali pabrik pakan menggunakan bahan pengikat pellet untuk meningkatkan nilai PDI (Pellet Durability Index). Disamping itu untuk mengurangi kesusutan produksi karena rendahnya kadar air dalam pakan, pabrik pakan dapat menambahkan imbuhan lain yang dapat meningkatkan kadar air tanpa menimbulkan pengaruh negatif terhadap daya simpan dan bersamaan waktunya mengurangi pemakaian energi karena imbuhan pakan yang ditambahkan mempunyai sifat “pelumas” sehingga proses pemeletan lebih mudah dikerjakan.
2. Imbuhan yang memperbaiki pertumbuhan, efisiensi penggunaan pakan, metabolisme dan penampilan ternak. Dahulu yang termasuk dalam kelompok ini adalah AGP (antibiotic growth promoter) untuk mencegah penyakit bakteri di saluran pencernaan sehingga memperbaiki efisiensi penggunaan pakan. Dengan munculnya aturan pelarangan AGP dalam pakan, maka berbagai alternatif dikembangkan. Disamping itu penggunaan senyawa hormon yang dapat memengaruhi metabolisme dalam tubuh hewan sehingga memengaruhi deposisi protein dan lemak dalam karkas, juga dijual di pasaran dengan tujuan memperbaiki kualitas karkas, seperti mengurangi tebal lemak/meningkatkan otot sehingga karkas lebih memenuhi permintaan konsumen.
3. Imbuhan yang memengaruhi kesehatan ternak. Imbuhan kelompok ini umumnya berupa obat yang digunakan untuk memperbaiki kesehatan ternak, sehingga dapat berproduksi secara optimal. Contoh imbuhan kelompok ini adalah obat koksi dan obat cacing. Penyakit koksi merupakan penyakit umum pada ayam broiler karena bibit penyakitnya (Eimeria sp.) terdapat dimana-mana dan sulit dihilangkan, padahal ayam dipelihara dalam kandang yang tidak dapat steril manakala makan/minum dan pengeluaran kotoran di lokasi yang sama. Oleh karenanya penyakit koksi akan selalu muncul, maka pakan ditambahkan anti-koksi maupun berupa bahan kimia. Selain itu, penambahan obat cacing juga sering dilakukan secara berkala dalam pakan untuk menekan perkembangan parasit ini. Pada pakan untuk pembibitan, obat cacing diberikan terus-menerus agar cacing tidak berkembang dalam usus.
Dari Van Der Klis, 2019. |
GMP merupakan keharusan dalam menggunakan imbuhan pakan. (Foto: Istimewa) |